kementerian lingkungan hidup dan kehutanan republik...

88

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 2: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 3: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 4: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 5: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 6: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 7: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 8: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

RINGKASAN EKSEKUTIF

KPHP Model Muara Dua memiliki tugas mengelola 2 (dua) Kawasan HutanProduksi yaitu KHP Register 44 Sungai Muara Dua dan KHP Register 46 WayHanakau. Secara administratif pemerintahan berada di 3 (tiga) kabupaten yaituKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten LampungUtara, Provinsi Lampung. Luas wilayah KPHP Model Muara Dua Berdasarkan SuratKeputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.236/Menhut-II/2012 tanggal 10 Mei 2012adalah ± 49.134 ha. Terbagi menjadi dua blok yaitu blok pemanfaatan dan blokpemberdayaan. Untuk memudahkan kendali pengelolaan, telah terbagi ke dalam 4(empat) Resort Pengelolaan Hutan (RPH) yang ditentukan berdasarkan KHP(Register), wilayah berizin, dan wilayah administrasi.

Wilayah kelola KPHP Model Muara Dua memiliki potensi sumberdaya alamyang cukup tinggi. Secara umum dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu potensikayu, non kayu, serta jasa lingkungan dan wisata alam. Terdapat 2 (dua)perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan TanamanIndustri (IUPHHK-HTI) yaitu P.T. Inhutani V Unit Lampung dan P.T. Budi LampungSejahtera (BLS). Juga terdapat penggunaan kawasan hutan untuk kepentinganpembangunan non kehutanan yaitu pembangunan jaringan listrik 150 KV oleh P.T.PLN Pikitring Lampung – Bengkulu, pipanisasi gas bumi oleh P.T. Perusahaan GasNegara (Persero), pembangunan jalan lintas umum sepanjang ± 15,5 km, kerjasamaoperasional (KSO) antara P.T. Inhutani V Unit Lampung dengan P.T. Paramitra MuliaLanggeng, Kebun Penelitian Hanakau yang dikelola oleh Balai Penelitian KehutananPalembang seluas ± 100 ha.

Dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP ModelMuara Dua terdapat beberapa isu strategis yang dapat dikembangkan untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu (1) Tingginya gangguan hutan; (2)Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan budidaya dalam kawasanhutan produksi yang tidak hanya memperhatikan lestari ekonomi tetapi juga lestariekologi; (3) Masih rendahnya persepsi para pihak tentang KPH; (4) Operasional KPHbelum optimal; (5) Belum tergalinya potensi hasil hutan non kayu, konservasikeanekaragaman hayati, jasa lingkungan, dan wisata alam; (6) Belum terbangunnyakesepakatan dan mekanisme kolaborasi pengelolaan kawasan dengan pemegangizin dan para pihak.

Visi pengelolaan KPHP Model Muara Dua hingga tahun 2023 adalah“Pengembalian Fungsi Hutan Produksi Pada Wilayah Kelola KPHP Muara DuaBerbasis Pemberdayaan Masyarakat”. Misi pengelolaan hutan meliputi (1)Memantapkan penataan kawasan KPHP Model Muara Dua; (2) Mengembangkanpartisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan KPHP Model Muara Dua;(3) Meningkatkan produksi sumber bahan baku kayu dan non kayu pada kawasanhutan produksi; (4) Mewujudkan pemanfaatan jasa lingkungan dan potensikonservasi keanekaragaman hayati.

Hasil identifikasi faktor internal untuk kekuatan antara lain (1) Telahterbentuknya kelembagaan KPHP Model Muara Dua dengan kualifikasi SDM yangcukup memadai; (2) Telah adanya sarana dan prasarana yang cukup untukmenjalankan tugas operasional; dan (3) Banyaknya potensi SDH yang dapatdikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untukmendukung kemandirian KPH, yang meliputi potensi hasil hutan kayu / bukan kayu,jasa lingkungan, dan potensi wisata alam. Sedangkan hasil identifikasi faktor internaluntuk kelemahan antara lain (1) Belum adanya kemantapan wilayah kerja; (2) Belum

Page 9: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

ii

terpenuhinya kebutuhan SDM aparatur sesuai dengan kebutuhan; (3) Data dasartentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia secara cukup;dan (4) Masih rendahnya partisipasi para pihak dalam mendukung operasionalisasipengelolaan hutan.

Hasil identifikasi faktor eksternal untuk peluang antara lain (1) Pengelolaankolaboratif dengan para pihak terkait; (2) Adanya keinginan yang kuat darimasyarakat untuk ikut terlibat dalam pengelolaan kawasan hutan yang didukungadanya kelembagaan kelompok tani maupun lembaga swadaya masyarakat; (3)Adanya Tata Ruang Hutan Tanaman pada areal IUPHHK - HTI yang belumdimanfaatkan oleh pemegang izin; (4) Wilayah kerja merupakan salah satu DASprioritas di Provinsi Lampung sehingga diharapkan akan mendapat perhatian daribanyak pihak; (5) Adanya persepsi yang baik dari para petani penggarap tentangkawasan hutan.

Hasil identifikasi faktor eksternal untuk ancaman antara lain (1) Belumkomprehensifnya regulasi tentang KPH yang dapat mendukung operasionalisasi dankewenangan; (2) Tingginya gangguan hutan dari tindakan manusia yangmengancam kelestarian fungsi hutan produksi; (3) Tata hubungan kerja antara KPHdengan dinas yang membidangi kehutanan di kabupaten belum terdefinisi secarajelas; (4) Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisisecara jelas; dan (5) Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaranuntuk melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik.

Rencana Program Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHPModel Muara Dua meliputi (1) Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan PenataanHutan; (2) Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu; (3) PemberdayaanMasyarakat; (4) Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan PenggunaanKawasan Hutan pada Areal yang Berizin; (5) Rehabilitasi pada Areal Kerja di LuarIzin; (6) Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi di dalam Arealyang Berizin; (7) Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan KonservasiAlam; (8) Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar PemegangIzin; (9) Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait; (10)Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM; (11) PenyediaanPendanaan; (12) Pengembangan Data Base; (13) Rencana Rasionalisasi WilayahKelola; (14) Review Rencana Pengelolaan; dan (15) Pengembangan Investasi.

RPHJP KPHP Model Muara Dua diharapkan dapat mengatasi berbagaikendala dan permasalahan yang ada serta memberikan arahan dalam pengelolaanKPHP Model Muara Dua dalam waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan. Sehinggadengan rencana pengelolaan tersebut UPTD KPH Muara Dua memiliki kerangkakerja yang terpadu serta komprehensif dalam pelaksanaan pengelolaan yang lebihefektif, efisien, dan bermanfaat.

Page 10: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten
Page 11: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

iv

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ivDAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................. 3

1.3. Sasaran................................................................................................ 3

1.4. Ruang Lingkup ..................................................................................... 4

1.5. Batasan Pengertian.............................................................................. 5

BAB II. DESKRIPSI KAWASAN.................................................................... 8

2.1. Risalah Wilayah KPHP Muara Dua ........................................................ 8

2.1.1. Letak .............................................................................................. 8

2.1.2 Luas ............................................................................................... 8

2.1.3. Batas Wilayah KPHP Muara Dua.................................................. 9

2.1.4. Pembagian Blok ............................................................................. 9

A. Sesuai Fungsi Kawasan ........................................................... 9

B. Biofisik ...................................................................................... 10

C. Potensi Sumberdaya Alam ...................................................... 13

D. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar ......................................... 14

E. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan ....................................... 16

F. Penggunaan Kawasan Hutan ................................................... 17

2.1.5. Aksesibilitas Kawasan.................................................................... 17

2.1.6. Sejarah Wilayah ............................................................................ 19

2.2. Potensi Wilayah KPHP Muara Dua ........................................................ 20

2.2.1. Informasi Penutupan Vegetasi ....................................................... 20

2.2.2. Potensi Kayu ................................................................................ 22

2.2.3. Potensi Non Kayu ......................................................................... 24

2.2.4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka .......................................... 24

2.2.5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam ................................. 25

Page 12: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

v

2.3. Sosial Budaya ........................................................................................ 25

2.4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan ......................... 27

2.5. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan

Daerah..................................................................................................... 29

2.6. Isu Strategis, Kendala, Permasalahan ................................................... 31

BAB III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ........................................ 36

3.1. Visi ......................................................................................................... 36

3.2. Misi ......................................................................................................... 36

3.3. Tujuan ................................................................................................... 36

BAB IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ............................................................ 37

4.1. Analisis Data dan Informasi ................................................................... 37

4.1.1 Analisis Lingkungan Internal................................................................. 38

A. Kekuatan (Strength) ............................................................................ 38

B. Kelemahan (Weakness)...................................................................... 38

4.1.2 Analisis Lingkungan External ............................................................... 39

4.1.3. Peluang (Opportunity) ................................................................... 39

4.1.4. Ancaman (Threat)......................................................................... 39

4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah di Masa Mendatang........................................ 40

BAB V. RENCANA KEGIATAN STRATEGIS SELAMA JANGKAWAKTU PENGELOLAAN ................................................................ 44

5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan .................... 44

5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu ........................................... 45

5.3. Pemberdayaan Masyarakat .................................................................... 45

5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan

Kawasan Hutan pada Areal yang Berizin ............................................... 46

5.5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar Izin ............................................... 47

5.6. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi didalam

Areal yang Berizin .................................................................................. 47

5.7. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi

Alam ....................................................................................................... 47

5.8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar

Pemegang Izin ....................................................................................... 48

5.9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder terkait ............ 49

Page 13: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

vi

5.10.Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ....................... 49

5.11. Penyediaan Pendanaan ....................................................................... 51

5.12. Pengembangan Database .................................................................... 52

5.13. Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola ................................................ 53

5.14. Review Rencana Pengelolaan ............................................................. 53

5.15. Pengembangan Investasi ..................................................................... 54

BAB VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN ................ 66

6.1. Pembinaan ............................................................................................. 66

6.2. Pengawasan........................................................................................... 67

6.3. Pengendalian ......................................................................................... 67

BAB VII. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN.......................... 69

7.1. Pemantauan dan Evaluasi....................................................................... 69

7.2 Pelaporan................................................................................................ 69

BAB VIII. PENUTUP ...................................................................................... 71

Page 14: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Luas Kawasan Hutan Produksi yang Dikelola UPTD

KPH Muara Dua ........................................................................................ 8

2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, dan Kelembaban Rata-rata

di Sekitar Wilayah KPHP Muara Dua Tahun 2010................................... 10

3. Kualitas Air Sungai di Bagian Hilir Register 46 Way Hanakau .................. 12

4. Debit Bulanan Sub DAS Way Kanan dan Sub DAS Way Kiri.................... 13

5. Jumlah Rumah Tangga menurut Jenis Mata Pencaharian utama dari

Empat Desa Sampel di Sekitar Kawasan KPHP Muara Dua................... 15

6. Sarana Perekonomian yang Tersedia di Desa Sekitar Kawasan

KPHP Muara Dua..................................................................................... 15

7. Aksesibilitas Menuju KPHP Muara Dua (Reg. 46) dari Kota Bandar Lampung 18

8. Penutupan Lahan di Wilayah KPHP Muara Dua ...................................... 20

9. Tingkat Kekritisan Lahan di KHP Way Hanakau Register 46 ................... 21

10. Potensi Kayu pada Areal IUPHHK-HTI di Wilayah KPH Muara Dua ..... 23

11. Kondisi Kependudukan di Wilayah Adminitrasi Sekitar KPHP Muara Dua 27

12. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan di KPHP Muara Dua 29

13. Analisis SWOT Pengelolaan KPHP Muara Dua ..................................... 40

14. Ketersediaan dan Kebutuhan SDM KPHP Muara Dua ............................ 50

15. Matrik Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Hutan

di Wilayah KPHP Muara Dua ................................................................... 55

Page 15: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Potensi Tanaman Kayu Putih di KHP Register 46 Way Hanakau ............. 14

2. Potensi Tanaman Kayu Putih di KHP Register 46 Way Hanakau ............. 14

3. Kebun Penelitian Way Hanakau yang Dikelola oleh Badan Penelitian

Kehutanan Palembang ............................................................................. 17

4. Penggunaan Areal IUPHHK-HTU oleh Masyarakat untuk Perkebunan

Singkong .................................................................................................. 17

5. Pertanian Lahan Kering dengan Tanaman Singkong di Dalam Wilayah

KPHP Muara Dua.................................................................................... 21

6. Pertanian Lahan Kering dengan Tanaman Sawit di Dalam Wilayah

KPHP Muara Dua.................................................................................... 21

7. Potensi Karet (Hevea brasiliensis) di Wilayah KPHP Muara Dua............. 23

8. Potensi Mangium (Acacia mangium) di Wilayah KPHP Muara Dua ......... 23

9. Potensi Mahoni (S. Macrophylla) di Kebun Penelitian Hanakau ................ 24

Page 16: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Wilayah KPHP Muara Dua ........................................................... L-1

2. Peta Penutupan Lahan KPHP Muara Dua.............................................. L-2

3. Peta Batas Sub DAS – DAS Tulang Bawang ......................................... L-4

4. Peta Sebaran Potensi Wilayah KPHP Muara Dua dan Aksesibilitas ..... L-5

5. Peta Penataan Hutan Berupa Zona/Blok di Wilayah KPHP Muara Dua L-9

6. Peta Penggunaan Lahan Sesuai dengan Ketentuan ............................. L-11

7. Peta Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan

Kawasan Hutan........................................................................................ L-12

8. Peta Tanah, Iklim, dan Geologi .............................................................. L-14

Page 17: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

VIII. PENUTUP

Pengelolaan KPHP Muara Dua yang dilakukan oleh UPTD KPH Muara Dua,

Dinas Kehutanan Provinsi Lampung masih memiliki kendala dan permasalahan, baik

dari segi internal maupun eksternal. Disusunnya Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang KPHP Muara Dua diharapkan dapat mengatasi berbagai kendala

dan permasalahan tersebut serta memberikan arahan dalam pengelolaan KPHP

Muara Dua dalam waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan. Sehingga dengan rencana

pengelolaan tersebut UPTD KPH Muara Dua memiliki kerangka kerja yang terpadu

serta komprehensif dalam pelaksanaan pengelolaan yang lebih efektif, efisien, dan

bermanfaat. Semoga Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara

Dua ini mendapat dukungan dan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Page 18: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerusakan sumber daya hutan di Indonesia terus meningkat. Puncaknya

adalah sejak dimulainya era reformasi tahun 1998 sampai dengan 2004. Pada saat

itu perubahan kondisi politik yang dramatis tidak hanya menerpa perubahan tata

kelola pemerintah pusat dan daerah tetapi juga menerpa tata kelola kewenangan

dan pemanfaatan sumberdaya hutan.

Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah telah memberikan

kewenangan yang semakin luas kepada pemerintah daerah dalam pengurusan

hutan. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari seluruh kawasan hutan terbagi

dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kebijakan untuk menciptakan model

pengelolaan hutan yang optimal, efisien, dan lestari melalui pembentukan

kelembagaan pengelolaan hutan di tingkat tapak dalam bentuk Kesatuan

Pengelolaan Hutan (KPH) pada setiap fungsi kawasan hutan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo PP No. 3 tahun 2008 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan dijelaskan

bahwa Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disingkat KPH adalah wilayah unit

terkecil pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat

dikelola secara efisien dan lestari. Sesuai dengan PP No. 44 tahun 2004 pasal 32

ayat (1) bahwa institusi pengelola kehutanan bertanggung jawab terhadap

pengelolaan hutan yang meliputi antara lain perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengelolaan, serta pengendalian, dan pengawasan.

Pemerintah Provinsi Lampung telah menyusun Rancang Bangun KPH dan

Action Plan KPH Provinsi Lampung yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian

Kehutanan RI dengan menetapkan 16 (enam belas) wilayah yang terdiri dari 9

(sembilan) unit KPHL seluas ± 277.690 ha dan 7 (tujuh) unit KPHP seluas ± 241.223

ha melalui SK Menhut No. 68/Menhut-II/2010 tanggal 28 Januari 2010. Dengan

dibaginya kawasan hutan menjadi wilayah-wilayah KPH, diharapkan segera dibentuk

institusi pengelolaan hutan agar kawasan hutan dapat dikelola secara lebih baik.

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Muara Dua merupakan salah

KPHP di Provinsi Lampung yang penunjukkannya berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor SK. 236/Menhut-II/2012 tanggal 10 Mei 2012 tentang

Page 19: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

2

BUKUIPenetapan Wilayah KPHP Muara Dua (Unit IV) Provinsi Lampung dengan luas ±

49.134 ha. Pengelolaan KPHP Muara Dua berada pada Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD) KPH Muara Dua sesuai Peraturan Gubernur Lampung Nomor 27 Tahun

2010 Tanggal 6 Agustus 2010 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja

UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung.

Secara administrasi pemerintahan, wilayah KPHP Muara Dua berada di 3

(tiga) wilayah kabupaten di Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Way Kanan, Tulang

Bawang Barat, dan Lampung Utara. Kawasan Hutan Produksi (KHP) Register 44

Sungai Muara Dua di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Kabupaten Way Kanan

serta KHP Register 46 Way Hanakau di Kabupaten Way Kanan dan Lampung Utara.

Sebagai organisasi baru yang diberikan kewenangan mengelola hutan pada

tingkat tapak, maka KPHP Muara Dua perlu menyusun Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang (RPH-JP) untuk kurun waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan yang

bersifat komprehensif sebagai pedoman untuk melaksanakan program/kegiatan

strategis dan menjadi acuan bagi penyusunan rencana pengelolaan jangka pendek

serta rencana-rencana teknis lainnya. Mengingat wilayah KPHP Muara Dua secara

keseluruhan telah diberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan

Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) kepada pihak swasta dan terdapat masyarakat

yang memanfaatkan areal HTI untuk perladangan/perkebunan monokultur, maka

RPHJP KPHP Muara Dua memuat kegiatan yang bersifat kemitraan sebagai upaya

pemberdayaan masyarakat yang berada di dalam atau sekitar KHP dengan para

pemegang IUPHHK-HTI, agar pengelolaan hutan dapat berjalan baik dan mencapai

tujuan yang diharapkan serta memberikan manfaat bagi semua pihak.

Adapun operasionalisasi KPHP Muara Dua dilaksanakan setelah terbitnya SK.

236/Menhut-II/2012 tanggal 10 Mei 2012 tentang Penetapan Wilayah KPHP Muara

Dua (Unit IV) Provinsi Lampung, melalui berbagai kegiatan :

a. Prakondisi pengelolaan hutan : 1) Pengadaan sarana dan prasarana; 2) Tata

hutan, dan 3) Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan (RPH), yang difasilitasi

oleh BPKH II Palembang.

b. Konvergensi Kegiatan teknis pada lokasi KPH dari UPT Kementerian Kehutanan,

dan Dinas Kehutanan Provinsi/Kabupaten.

c. Mengingat pengesahan rencana pengelolaan yang diatur dengan permenhut

P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang KPHL/P baru terbit tahun 2013, dan hasil dari diskusi dengan

Page 20: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

3

BUKUIpara Kepala KPH lingkup Regional Sumatera, maka RPHJP KPHL/P disepakati

mulai periode 2014 – 2023

1.2. Tujuan

Manajemen sumberdaya hutan dalam lingkup KPH dimulai dengan

penyusunan dan penetapan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang. Maksud

dari penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara Dua

adalah mewujudkan rencana pengelolaan periode tahun 2014 - 2023 yang

pencapaiannya dilaksanakan oleh UPTD KPHP Muara Dua sebagai pemegang

kewenangan pengelolaan, bersama para pihak pemangku kepentingan yang terkait

dan bersinergi dalam pengelolaan. Tujuan penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang KPHP Muara Dua adalah :

1. Menemukenali isu-isu pokok dan permasalahan-permasalahan kunci yang dapat

memberikan pengaruh dan dampak yang bersifat penting dan strategis dalam

pengelolaan KPHP Muara Dua;

2. Merumuskan strategi pengelolaan KPHP Muara Dua yang rasional, efektif, efisien,

dan implementatif sehingga pemangku kepentingan dapat langsung melakukan

tindakan pengelolaan, monitoring dan evaluasi; dan

3. Menentukan prioritas kegiatan pengelolaan berdasarkan pada waktu, lokasi, dan

peran para pihak dalam mengelola KPHP Muara Dua sesuai dengan visi dan misi

KPHP Muara Dua, serta permasalahan-permasalahan aktual dan potensial yang

ada dalam wilayah KPHP Muara Dua.

1.3. Sasaran

Sasaran lokasi pengelolaan KPHP Muara Dua berdasarkan pada SK.

236/MENHUT-II/2012 tanggal 10 Mei 2012 tentang Penetapan Wilayah KPHP Muara

Dua (Unit IV) Provinsi Lampung meliputi KHP Reg 44 Sungai Muara Dua dan KHP

Reg 46 Way Hanakau seluas 49.134 hektar. Adapun sasaran yang hendak dicapai

adalah :

1. Tersusunnya arahan rencana pengelolaan wilayah KPHP Muara Dua yang

memuat tujuan pengelolaan yang akan dicapai secara jelas berdasarkan kondisi

biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya;

2. Tersusunnya arahan rencana yang memuat strategi serta kelayakan

pengembangan pengelolaan hutan yang meliputi rancangan tata hutan,

Page 21: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

4

BUKUIpemanfaatan, dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan

serta perlindungan hutan, konservasi alam, pengembangan dan penguatan

kapasitas masyarakat untuk mendukung pengelolaan kawasan hutan KPHP

Muara Dua; dan

3. Tersusunnya arahan rencana pengembangan kelembagaan KPHP Muara Dua

yang memuat pengembangan SDM, pengadaan sarana dan prasarana,

pembiayaan kegiatan, dan kegiatan lainnya menuju lembaga pengelolaan hutan

yang profesional, efektif, dan efisien.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara

Dua, meliputi :

1. Pendahuluan, berisi; latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar hukum,

ruang lingkup, dan batasan pengertian;

2. Deskripsi Kawasan KPHP Muara Dua, yang terdiri dari : a) Risalah wilayah

(letak, luas, aksesibilitas kawasan, batas-batas, sejarah wilayah, dan pembagian

blok), b) Potensi wilayah (penutupan vegetasi, potensi kayu dan bukan kayu,

keberadaan flora dan fauna langka, potensi jasa lingkungan dan wisata alam), c)

Data dan informasi sosial budaya masyarakat di dalam dan sekitar hutan

termasuk keberadaan masyarakat hukum adat, d) Data dan informasi izn-izin

pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan di dalam wilayah kelola, e)

Kondisi posisi KPHP Muara Dua dalam perspektif tata ruang wilayah dan

pembangunan daerah, dan f) Isu strategis, kendala, dan permasalahan;

3. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan, yang menguraikan tentang kondisi yang ingin

dicapai oleh KPHP Muara Dua di masa depan serta target capaian-capaian

utama yang diharapkan;

4. Analisis dan Proyeksi, meliputi : a) Analisis data dan informasi yang tersedia; b)

Proyeksi kondisi wilayah KPHP Muara Dua di masa yang akan datang;

5. Rencana Kegiatan, terdiri dari : a) Inventarisasi berkala wilayah kelola dan

penataan hutan, b) Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu, c) Pemberdayaan

masyarakat d) Pembinaan dan pemantauan (controlling) pada areal yang berijin,

e) Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal di luar izin, f) Pembinaan dan

pemantauan (controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang

sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan,

Page 22: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

5

BUKUIg) Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam, h) Koordinasi dan

sinkronisasi antar pemegang izin, i) Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan

stakeholder terkait, j) Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM,

k) Penyediaan pendanaan, l) Pengembangan database, m) Rasionalisasi wilayah

kelola, n) Review rencana pengelolaan (minimal 5 tahun sekali), dan

o) Pengembangan investasi;

6. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian;

7. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan;

8. Penutup; dan

9. Lampiran, meliputi : matriks rencana pengelolaan KPHP Muara Dua dan

berbagai jenis peta terkait.

1.5. Batasan Pengertian

1. Hutan adalah suatu kawasan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber

daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan.

2. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh

pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

3. Hutan Produksi adalah Kawasan Hutan yang mempunyai fungsi pokok

memproduksi hasil hutan.

4. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan penyusunan

rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan,

rehabilitasi dan reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

5. Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup

kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan

potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.

6. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada kesatuan pengelolaan hutan

yang memuat semua aspek pengelolaan hutan dalam kurun jangka panjang dan

pendek, disusun berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dan

memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi

lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk

memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari.

Page 23: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

6

BUKUI7. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah Rencana pengelolaan

hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama

jangka benah pembangunan KPHL dan KPHP.

8. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah Rencana Pengelolaan

Hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan operasional berbasis

petak dan/atau blok.

9. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah Wilayah Pengelolaan Hutan sesuai

fungsi pokok dan peruntukkannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

10. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) adalah KPH yang luas

wilayahnya seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari kawasan hutan produksi.

11. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah KPHL dan

KPHP yang merupakan bagian dari wilayah KPHL dan KPHP yang dipimpin oleh

Kepala Resort KPHL dan KPHP dan bertanggung jawab kepada Kepala KPHL

dan KPHP.

12. Blok Pengelolaan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah bagian dari wilayah

KPHL dan KPHP yang dibuat relatif permanen untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pengelolaan.

13. Petak adalah bagian dari Blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit usaha

pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan dan silvikultur yang

sama.

14. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di bidang

kehutanan.

15. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya

16. Penggunaan Kawasan Hutan adalah penggunaan atas sebagian kawasan hutan

untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah

status dan fungsi pokok kawasan hutan.

17. Penggunaan Kawasan Hutan Non Komersial adalah Penggunaan Kawasan

Hutan yang bertujuan tidak mencari keuntungan dan penggunaan barang/jasa

tidak di kenakan tarif.

Page 24: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

7

BUKUI18. Penggunaan Kawasan Hutan yang bersifat Komersial adalah Penggunaan

Kawasan Hutan yang bertujuan mencari keuntungan dan penggunaan

barang/jasa dikenakan tarif.

19. Hutan Tanaman Unggulan adalah Hutan Tanaman yang mempunyai daya saing

nilai jual dipasaran dan daya tumbuh dengan baik di suatu tempat dan secara

teknis telah dikuasai teknik-teknik dan atau bagian dari areal hutan tanaman.

20. Penutupan Vegetasi adalah kondisi permukaan bumi yang menggambarkan

kenampakan penutupan lahan dan vegetasi.

21. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seseorang

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatannya secara profesional, efektif dan efisien.

22. NSDHP adalah Neraca Sumber Daya Hutan Provinsi Kelolaan UPTD.

23. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan,

mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya

dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung system penyangga

kehidupan tetap terjaga.

24. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali

lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai

peruntukkannya.

25. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan

hutan, kerusakan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh manusia, ternak,

kebakaran, hama dan penyakit.

26. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan rencana

pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi

dan reklamasi hutan, serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

27. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,

memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu

serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

Page 25: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

8

BUKUIII. DESKRIPSI KAWASAN

2.1. Risalah Wilayah KPHP Muara Dua2.1.1. Letak

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KPH Muara Dua mengelola 2 (dua)

Kawasan Hutan Produksi (KHP) yaitu KHP Sungai Muara Dua Register 44 yang

terletak pada koordinat 040 12’00" - 040 19’00" LS, 1040 56’00" - 1040 01’00" BT dan

KHP Way Hanakau Register 46 yang terletak pada koordinat 040 34’42" - 040 35’37"

LS, 1040 58’00" s/d 1040 59’13" BT. Wilayah KPHP Muara Dua secara administratif

terletak di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang

Bawang Barat, dan Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

2.1.2. Luas

Luas Kawasan Hutan Produksi (KHP) Muara Dua Register 44 dan KHP Way

Hanakau Register 46 yang dikelola KPHP Muara Dua berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor SK.236/Menhut-II/2012 tanggal 10 Mei 2012 adalah

seluas ± 49.134 ha dengan rincian sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1. Luas Kawasan Hutan Produksi yang Dikelola UPTD KPH Muara Dua

No. WilayahAdministratif KHP/Register

Luas (Ha) Berdasarkan:Luas Areal

IUPHHKHTI

SK.Menhutbun

No.256/Kpts-II/2000

SK.236/Menhut-II/2012

1. KabupatenTulangBawang Barat

Sungai Muara DuaReg. 44

11.470,92 32.375 PT.Inhutani V

UnitLampung2. Kabupaten

Way KananSungai Muara Dua

Reg. 4421.172,58

JUMLAH I 32.643,50 32.3753. Kabupaten

Way KananWay hanakauReg. 46

20.017,29 10.055 PT.Inhutani V

UnitLampung9.600 PT.

BLS

4. KabupatenLampung Utara

Way hanakauReg. 46

177,71

JUMLAH II 20.195,00 19.655I + II 52.838,50 49.134 52.030

Page 26: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

9

BUKUI2.1.3. Batas Wilayah KPHP Muara Dua

Batas-batas wilayah KPHP Muara Dua adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Provinsi Sumatera Selatan,

- Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung,

- Sebelah Barat : Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung,

- Sebelah Timur : Kabupaten Tulang Bawang.

Batas wilayah KPHP Muara Dua terdiri dari batas buatan dan batas alam. Kondisi

batas di KHP Sungai Muara Dua Register 44 yaitu :

- Batas buatan sepanjang ± 58.859 m, dan

- Batas alam sepanjang ± 50.801 m.

Batas wilayah di KHP Way Hanakau Register 46 terdiri dari :

- Batas buatan sepanjang ± 53.337 m, dan

- Batas alam sepanjang ± 28.405 m.

2.1.4. Pembagian BlokA. Sesuai Fungsi Kawasan

Berdasarkan Peta Tata Hutan yang dibuat oleh BPKH II Palembang, wilayah

KPHP Muara Dua dibagi menjadi 2 (dua) blok, yaitu blok pemanfaatan dan blok

pemberdayaan sebagaimana pada Lampiran 2. Untuk memudahkan kendali

pengelolaan, wilayah KPHP Muara Dua telah dibagi ke dalam 4 (empat) Resort

Pengelolaan Hutan (RPH). Pembagian tersebut berdasarkan KHP/Register, wilayah

berizin, dan wilayah administrasi yang merupakan suatu kesatuan unit yang utuh

(dalam satu hamparan). Adapun keempat RPH tersebut adalah sebagai berikut :

- RPH 1 : Register 46 Way Hanakau yang merupakan wilayah izin PT. Budi

Lampung Sejahtera Kabupaten Way Kanan seluas 10.272 Ha.

- RPH 2 : Register 46 Way Hanakau yang merupakan wilayah izin PT.Inhutani V

meliputi wilayah administrasi Kabupaten Way Kanan dan sebagian kecil

Kabupaten Lampung Utara seluas 10.055 Ha.

- RPH 3 : Register 44 Sungai Muara Dua yang merupakan wilayah izin PT. Inhutani

V Unit Lampung, meliputi wilayah administrasi Kabupaten Way Kanan seluas

21.171 Ha.

Page 27: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

10

BUKUI- RPH 4 : Register 44 Sungai Muara Dua yang merupakan wilayah izin PT. Inhutani

V Unit Lampung, meliputi wilayah administrasi Kabupaten Tulang Bawang Barat

seluas 11.470,92 Ha.

B. Biofisik

Iklim di wilayah KPHP Muara Dua berdasarkan klasifikasi Schmidt dan

Ferguson termasuk tipe A. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika

Stasiun Masgar, rata-rata curah hujan di sekitar wilayah KPHP Muara Dua (Tulang

Bawang) selama tahun 2010 adalah 181,9 mm/bulan. Curah hujan rata-rata tertinggi

dicapai bulan Februari yaitu 295 mm/bulan, sedangkan rata-rata terendah tercapai

pada bulan September yaitu 99 mm/bulan. Suhu udara rata-rata selama periode

2010 adalah 26,94 0C dengan nilai suhu maksimum pada bulan Oktober yaitu 27,40C, sedangkan nilai suhu minimum tercapai pada bulan januari yaitu 26,1 0C.

Kelembaban relatif di sekitar wilayah KPHP Muara Dua menunjukkan variasi

sepanjang tahun yang rendah, dengan kisaran antara 72,0% - 83.0%.

Tabel 2. Data Curah Hujan, Suhu Udara, dan Kelembaban Rata-rata di SekitarWilayah KPHP Muara Dua

No BulanCurah Hujan

(mm)Suhu Udara

(⁰C)

KelembabanRelatif

(%)1 Januari 132 26,2 872 Februari 295 26,8 873 Maret 228 26,6 864 April 189 26,8 855 Mei 194 27,1 856 Juni 128 26,4 867 Juli 187 26,4 828 Agustus 174 26,3 819 September 99 27,1 79

10 Oktober 155 27,4 7811 November 181 27,1 8212 Desember 221 26,8 84

Sumber: BMG Stasiun Klimatologi Masgar, 2010

Wilayah KPHP Muara Dua berada pada ketinggian antara 30 - 108 mdpl.

Pemetaan kemiringan lereng di wilayah KPHP Muara Dua dilakukan dengan

menggunakan peta digital dalam format raster yang merepresentasikan ketinggian

Page 28: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

11

BUKUItempat (elevasi) pada tiap posisi pixel. Dengan menggunakan proses filtering, secara

otomatis dapat dihitung beda ketinggian antar pixel yang berdekatan pada arah

mendatar (horizontal) dan arah tegak (vertikal). Resultante beda tinggi arah

mendatar dan tegak dibagi dengan ukuran pixel yang bersangkutan (nilai tangen)

menunjukan kemiringan lereng pada pixel tersebut. Kemiringan lereng dinyatakan

dalam persentase (%). Peta kemiringan lereng disajikan pada Lampiran 9. Hasil

pemetaan kemiringan lereng menunjukkan bahwa wilayah KPHP Muara Dua

memiliki kemiringan lereng datar (< 8%) seluas 49.174 ha (100%).

Jenis tanah dominan di wilayah KPHP Muara Dua meliputi dystropepts

(inseptisol), tropudults (ultisol), dan haplorthox (oxisols). Sedangkan jenis batuan di

wilayah KPHP Muara Dua meliputi tefra berbutir halus, tufit, batu lumpur, batu lanau,

batu pasir, alluvium, pasir tua, dan kerikil (PT. Inhutani V, 2009). Dystropepts

termasuk ke dalam order tanah inceptisol, tropudults termasuk ke dalam order tanah

ultisol, dan haplorthox termasuk ke dalam order tanah ultisol.

Berdasarkan faktor dan proses pembentukan tanah, Inceptisol merupakan

tanah yang mulai berkembang dengan bahan induk yang sangat resisten terhadap

pelapukan. Ultisol adalah tanah yang telah tua, yang terbentuk pada daerah dengan

curah hujan yang tinggi yaitu berkisar antara 2500 - 3000 mm per tahun dengan

bahan induk campuran antara batuan gunung api dan sedimen seperti tufa asam,

batu pasir serta bahan-bahan endapan dari pasir asam. Tanah Oxisols adalah tanah

yang telah mengalami tingkat pelapukan lanjut akibat curah hujan yang tinggi. Ciri

utama tanah ini adalah adanya horison oksik pada kedalaman kurang dari 2 m atau

adanya lapisan plinthite secara kontinyu pada kedalaman kurang dari 30 cm, dan

berasal dari bahan induk yang telah tua.

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air di Desa Penumangan, Kecamatan

Tulang Bawah Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat yang merupakan salah

satu bagian hilir dari wilayah KPHP Muara Dua (Register 46 Way Hanakau) secara

umum kualitas air sungai masih relatif baik, kecuali untuk BOD dan COD

menunjukkan nilai di atas standar nilai yang ditetapkan SK Gubernur Lampung

Nomor: G/625/B.VII/HK/1995.

Page 29: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

12

BUKUITabel 3. Kualitas Air Sungai di Bagian Hilir Register 46 Way Hanakau

No Parameter Satuan Nilai1 Temperatur oC 29,72 Residu Terlarut mg/ L 18,3333 pH --- 6,404 BOD mg/L 7,0775 COD mg/L 16,2856 DO mg/L 4,6107 Total Fosfat sbg P mg/L 0,0888 NO3 sebagai N mg/L 0,6079 NH3-N mg/L 0,276

10 Sianida mg/L 0,013Sumber : BPLHD Provinsi Lampung, 2009

Kondisi hidrologi khususnya kuantitas dan distribusi air di wilayah KPHP

Muara Dua (Sub DAS Way Kanan dan Sub DAS Way Kiri) disajikan pada Tabel 3.

Debit aliran menggambarkan respon sistem DAS terhadap input curah hujan secara

keseluruhan. Besarnya debit aliran sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, luas

tutupan vegetasi, topografi dan curah hujan yang terjadi. Debit aliran yang disajikan

merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung pada

beberapa stasiun pengamatan aliran sungai. Data yang diperoleh kemudian diolah

dengan menggunakan persamaan “rating curve” dari masing-masing stasiun

pengamatan. Sehingga akan diperoleh debit rata-rata, debit rata-rata maximum,

debit rata-rata minimum serta besarnya rasio debit maximum dan minimum tahunan

yang terjadi.

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata perbandingan antara debit

maximum dan minimum adalah sebesar 12,7. Namun rata-rata perbandingan antara

debit ekstrim dan debit minimum adalah sebesar 32,6, nilai ini menunjukkan bahwa

Sub DAS di wilayah KPHP Muara Dua sudah mengalami degradasi. Asdak (2002)

menyatakan apabila bahwa rasio Qmax/Qmin > (30:1) menunjukkan suatu DAS telah

mengalami kerusakan.

Debit rata-rata maksimal terjadi di bulan Nopember - April, sedangkan debit

rata-rata minimum terjadi di bulan Agustus dan Oktober. Hal ini dipengaruhi oleh

besarnya curah hujan yang terjadi pada bulan-bulan tersebut, dan penutupan lahan

yang yang didominasi oleh pertanian lahan kering dan semak belukar, sedangkan

tutupan hutan hanya sedikit.

Page 30: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

13

BUKUITabel 4. Debit bulanan Sub DAS Way Kanan dan Sub DAS Way Kiri

No. Bulan

StasiunRata-rata

Way Kanan- Pakuan

Ratu

Way Kiri -GunungKatun

1 Januari 137,0 275,0 206,02 Februari 60,4 198,0 129,23 Maret 33,2 139,0 86,14 April 67,5 127,0 97,35 Mei 73,4 53,1 63,36 Juni 71,1 41,7 56,47 Juli 46,2 36,9 41,68 Agustus 46,6 23,9 35,39 September 37,9 18,4 28,2

10 Oktober 13,1 31,9 22,511 Nopember 71,5 157,0 114,312 Desember 60,3 194,0 127,2

Debit rata-rata tahunan 59,9 108,0 84,0Debit ekstrim yang pernahterjadi 606 345 475,5Rasio debit max/minimum 10,5 14,9 12,7Rasio debit extrim/minimum 46,3 18,8 32,6

Sumber: BPDAS Way Seputih Way Sekampung, 2003

C. Potensi Sumberdaya Alam

Wilayah kelola KPHP yang meliputi 2 (dua) Kawasan Hutan Produksi yaitu

KHP Sungai Muara Dua Register 44 dan KHP Way Hanakau Register 46 memiliki

potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi. Secara umum dapat dikategorikan

menjadi 3 (tiga) yaitu potensi kayu, non kayu, serta potensi jasa lingkungan dan

wisata alam.

Potensi kayu terdiri dari karet (Hevea brasiliensis) dan mangium (Acacia

mangium) yang berada di areal IUPHHK-HTI P.T. Budi Lampung Sejahtera. Juga

terdapat tegakan Kayu Putih berada di areal IUPHHK-HTI P.T. Inhutani V Unit

Lampung. Saat ini KPHP Muara Dua telah berupaya mendorong dan memfasilitasi

P.T. Inhutani V Unit Lampung untuk bekerjasama dengan Balai Perbenihan

Tanaman Hutan (BPTH) Sumatera di Palembang agar dapat dijadikan kebun/sumber

benih. Selain potensi kayu, terdapat juga potensi non kayu yaitu lebah madu yang

terdapat di Desa Serupa Indah, Kecamatan Pakuan Ratu, Kabupaten Way Kanan

Page 31: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

14

BUKUIyang letaknya berbatasan dengan KHP Way Hanakau Register 46. Juga terdapat di

Desa Bangun Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat

yang letaknya berbatasan dengan KHP Sungai Muara Dua Register 44. Sampai saat

ini KPHP Muara Dua telah memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan

budidaya lebah madu melalui pelatihan dan pemberian bantuan berupa bibit, bahan,

dan peralatan kerja yang dibutuhkan dalam budidaya lebah madu. Potensi jasa

lingkungan dan wisata alam terdapat pada areal IUPHHK-HTI P.T. Budi Lampung

Sejahtera. Berupa daerah rawa-rawa seluas ± 1.000 ha yang telah dialokasikan oleh

perusahaan tersebut sebagai areal konservasi.

Gambar 1. Gambar 2.

Keterangan : Gambar 1 dan 2. Potensi Tanaman Kayu Putih di KHP Reg. 46Way Hanakau

D. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar

Penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Muara Dua sebagian

besar memiliki mata pencaharian sebagai petani, baik petani ladang maupun petani

sawah, termasuk sub sektor perikanan dan peternakan sebesar 76,98%. Sektor

lainnya yang menjadi mata pencaharian penduduk adalah industri pengolahan

(11,56%), jasa listrik, gas, dan air (0,02%), jasa konstruksi dan bangunan (0,04%),

perdagangan (2,02%), perhubungan dan angkutan (0,05%), dan jasa lainnya

(9,37%). Etnis penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Muara Dua

bervariasi meliputi suku Lampung, Jawa, Bali, dll. Jumlah rumah tangga menurut

jenis mata pencaharian utama dan sarana perekonomian di wilayah KPHP Muara

Dua selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Page 32: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

15

BUKUITabel 5. Jumlah Rumah Tangga menurut Jenis Mata Pencaharian Utama dari

Empat Desa Sampel di Sekitar Kawasan KPHP Muara Dua .

No. Mata PencaharianDesa

BumiMulya

SerupaIndah

NegaraBatin

SaktiJaya

1234

5678

Petani (Sawah, ladang, kebun)Pemungut hasil hutanMenangkap ikanPegawai/Pensiunan(Negeri/swasta)PedagangPengrajin/Industri kecilJasa(Angkutan,tukang, dsb)Buruh dan lain-lain

61543

012

250300

6393229

11343651

2500

10031

2608

424

543001

10005

Kesejahteraan masyarakat di sekitar KPHP Muara Dua meningkat dengan

baik setelah mengusahakan kebun sawit, karet dan singkong. Jika pengusahaan

komoditi tersebut di dalam kawasan KPHP Muara Dua meningkat, hal ini dapat

memicu keinginan dari orang-orang yang berada diluar kawasan untuk ikut-ikutan

merambah hutan. Untuk menghindari hal yang demikian maka perlu adanya usaha

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada disekitar kawasan

hutan. Peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan tentang pengelolaan

lahan dan cara bercocok tanam yang baik dan mengajak masyarakat bermitra

dengan perusahaan dalam program pembangunan kehutanan adalah cara terbaik

yang dapat dilakukan untuk sementara ini.

Kemajuan ekonomi ini juga ditunjang dengan sarana dan prasarana

transportasi yang cukup berupa Bis dan Travel dari desa/kampung ke Ibukota

Kabupaten dan sebaliknya.

Tabel 6. Sarana Perekonomian yang Tersedia di Desa Sekitar Kawasan KPHPMuara Dua

No Sarana Perekonomian

DesaBumiMulya

SerupaIndah

NegaraBatin

SaktiJaya

1234567

PasarToko PakaianToko PertanianToko Bangunan,Warung/Kios sembakoWarung MakanPenggilingan Padi

-1-127--

-1744811

-1211-7

---3120-

Page 33: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

16

BUKUI8

91011121314151617181920

Pedagang PengumpulTruk/Mobil BarangMobil PenumpangPerahuMotor/KetintingListrik DesaListrik PLNListrik PeroranganBengkelKantor PosSalonPenjahitKoperasi

-83----5--5-

1-214--1-11-342

5-3031021154-11-

12540--1--4-12-

Sumber : Data Sekunder Masing-masing Desa Yang Disurvei, 2012

E. Keberadaan Izin Pemanfaatan Hutan

Terdapat 2 (dua) perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) di wilayah KPHP Muara Dua

yaitu P.T. Inhutani V Unit Lampung dan PT. Budi Lampung Sejahtera (BLS).

P.T. Inhutani V Unit Lampung memperoleh kepastian pengelolaan areal kerja di

wilayah KPH Muara Dua sesuai dengan SK Menhut No. 398/Kpts-II/1996 tanggal 31

Juli 1996 Jo. SK. Menhutbun No. 144/Kpts-II/1999 tanggal 19 Maret 1999 untuk areal

seluas 32.375 ha pada KHP Register 44 dan seluas 10.055 ha pada KHP Register

46.

Tanaman yang diusahakan P.T. Inhutani V Unit Lampung meliputi tanaman

pokok yang terdiri atas mangium (Acacia mangium) dan karet (Hevea brasiliensis),

tanaman unggulan jenis meranti, dan tanaman kehidupan jenis karet. P.T. BLS

memperoleh IUPHHK-HTI pada KHP Register 46 Way Hanakau sesuai SK. Menhut

No. 53/Kpts-II/1997 tanggal 22 Januari 1997 seluas 9.600 ha. Jangka waktu yang

diberikan selama 55 tahun hingga tanggal 21 Januari 2052. Tanaman yang

diusahakan PT. BLS meliputi tanaman pokok jenis karet (Hevea brasiliensis),

tanaman unggulan jenis meranti dan sungkai, dan tanaman kehidupan jenis karet.

Tanaman karet PT. BLS sudah menghasilkan getah, dan perusahaan telah memiliki

pabrik pengolahan getah karet. Selain itu terdapat Kebun Penelitian Hanakau yang

dikelola oleh Balai Penelitian Kehutanan Palembang seluas ± 100 ha di KHP Reg 46

Way Hanakau Kabupaten Way Kanan.

Page 34: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

17

BUKUI

Gambar 3. Gambar 4.

Keterangan :Gambar 3. Kebun Penelitian Hanakau yang dikelola oleh Balai Penelitian

Kehutanan PalembangGambar 4. Penggunaan areal IUPHHK-HTI oleh masyarakat untuk perkebunan

singkong

F. Penggunaan Kawasan Hutan

Pada wilayah kerja KPHP Sungai Muara Dua terdapat penggunaan kawasan

hutan untuk kepentingan pembangunan non kehutanan yaitu :

1. Pemasangan pembangunan jaringan listrik 150 KV oleh P.T. PLN Pikitring

Lampung - Bengkulu dengan tapak tower sejumlah 19 buah seluas 0,46 ha di

KHP Sungai Muara Dua Register 44.

2. Pipanisasi gas bumi oleh P.T. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk seluas ±

3,75 ha sesuai Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan Produksi Tetap

untuk Kegiatan Proyek Pipanisasi Gas Bumi berdasarkan SK. Menhut

No.S.310/Menhut-VII/2010 tanggal 24 Juni 2010 di KHP Way Hanakau Reg. 46.

3. Pembangunan jalan lintas umum sepanjang ± 15,5 km dengan lebar membentang

± 6 meter mulai dari Kecamatan Baradatu, Desa Banjarmasin sampai Desa Karya

Tiga menuju ke arah KHP Sungai Muara Dua Reg. 44.

2.1.5. Aksesibilitas Kawasan

Wilayah KPHP Muara Dua dapat dicapai dari Kota Bandar Lampung ke

Bagian Selatan Register 46 Way Hanakau menggunakan jalur darat sejauh ± 180 km

yang ditempuh selama ± 5 jam. Perjalanan dari Kota Bandar menuju Bandar Jaya

berjarak ± 55 km. Perjalanan dilanjutkan menuju Kota Bumi, Kabupaten Lampung

Utara dengan jarak tempuh ± 61 km. Dari Kota Bumi di lanjutkan menuju Negara

Ratu, Lampung utara dengan jarak tempuh ± 35 km. Dari Negara Ratu menuju

Page 35: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

18

BUKUIwilayah izin PT. Inhutani V Register 46 Way Hanakau sejauh ± 30 km. Informasi

aksesibilas menuju Register 46 Way Hanakau disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Aksesibilitas Menuju KPHP Muara Dua (Reg. 46) dari Kota BandarLampung

No Rute Jarak(km)

Jenis SaranaPerhubungan

WaktuTempuh

1 Bandar Lampung – BandarJaya 55 Bus Umum/Mobil 2 Jam

2 Bandar Jaya – Kota Bumi 61 Bus Umum/Mobil 1 Jam

3 Kota Bumi - Negara Ratu 35 Mobil/AngkutanLokal 1 Jam

4 Negara Ratu – Register 46 30 Mobil 1 Jam

Prasarana transportasi menuju wilayah KPHP Muara Dua berupa jalan

darat, terhubung dengan jalan negara dan jalan provinsi yang melintas di dalam

wilayah kawasan hutan. Jalan negara/provinsi dari kawasan hutan produksi (KHP)

Way Hanakau Register 46 sepanjang ± 15,5 km dengan lebar jalan ± 6 meter mulai

dari Kecamatan Baradatu, Desa Banjarmasin sampai ke Desa Karya Tiga menuju ke

arah KHP Sungai Muara Dua Register 44. Selain jalan negara dan jalan provinsi,

juga terdapat jalan yang dibuat oleh pemegang izin IUPHHK-HTI. Prasarana jalan

yang ada membuat kawasan KPHP Muara Dua mudah untuk dicapai areal baik

dengan menggunakan kendaraan roda empat ataupun roda dua, hal ini disebabkan

kondisi jalan yang ada sudah cukup baik walaupun disana sini masih ada yang

rusak.

Sarana dan prasarana komunikasi desa-desa sekitar kawasan hutan kurang

memadai, jaringan telpon sebagian belum tersedia sehingga desa-desa tersebut

belum dapat menerima informasi dan teknologi dengan baik. Sedangkan sarana

komunikasi lainnya berupa kantor pos hanya tersedia di ibukota kecamatan saja,

namun demikian masyarakat di hampir seluruh desa-desa telah dapat menikmati

sarana informasi dan hiburan mengingat telah terpasangnya jaringan listrik ke

daerah-daerah tersebut. Sedangkan untuk wilayah-wilayah di sekitar kawasan hutan

KPHP Muara Dua sebagian masih menggunakan alat penerangan

konvensional/tradisional.

Page 36: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

19

BUKUI2.1.6. Sejarah Wilayah

Kronologis Dasar Penunjukan Kawasan Hutan pada wilayah kerja KPHP

Muara Dua adalah berdasarkan Besluit residen Lampung Districk No.249 tanggal 12

April 1940, Kepususan Menteri Kehutanan No. 67/Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari

1991 tentang Tata Guna Hutan Kesepakatan Provinsi Dati I Lampung, Keputusan

Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 426/Kpts-II/1998 dan Keputusan Menteri

Kehutanan dan Perkebunan No. 256 tanggal 23 Agustus 2000 tentang Penunjukan

Kawasan Hutan Dan Perairan di Wilayah Provinsi Lampung untuk Kawasan Hutan

Produksi Sungai Muara Dua Register 44.

Berdasarkan Besluit Residen Lampung Districk No.249 tanggal 12 April

1940, Keputusan Menteri Kehutanan No. 081Kpts-II/1991 tanggal 27 Februari 1988

tentang Penetapan Kawasan Hutan Produksi Reg 46 Way Hanakau 20.195 Ha di

Kabupaten Dati II Lampung Utara Provinsi Dati I Lampung, Keputusan Menteri

Kehutanan RI No. 426/Kpts-II/1998 dan Keputusan Menteri Kehutanan dan

Perkebunan No. 256 tanggal 23 Agustus 2000 tentang penunjukan Kawasan Hutan

Dan Perairan di Wilayah Provinsi Lampung untuk Kawasan Hutan Produksi Way

Hanakau Register 46, sedangkan Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP tingkat

Provinsi Lampung didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

SK.68/Menhut-II/2010 tanggal 28 Januari 2010 dengan luas ± 518.913 ha yang terdiri

dari 9 (sembilan) unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) seluas ±

277.690 ha dan 7 (tujuh) unit Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) seluas

± 241.223 ha, termasuk di dalamnya KPHP Muara Dua.

Adapun penetapan KPHP Muara Dua sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor SK.236/Menhut-II/2012 tanggal 10 Mei 2012 tentang

Penetapan Wilayah KPHP Muara Dua (Unit IV) Provinsi Lampung dengan luas ±

49.134 ha, meliputi 3 (tiga) wilayah Kabupaten di Provinsi Lampung yaitu kawasan

KHP Register 44 Sungai Muara Dua di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan

Kabupaten Way Kanan dan KHP Register 46 Way Hanakau di Kabupaten Way

Kanan dan Lampung Utara. Pengelolaan KPHP Muara Dua berada pada UPTD KPH

Muara Dua sesuai Peraturan Gubernur Lampung Nomor 27 tahun 2010 tanggal 6

Agustus 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas

Daerah Provinsi Lampung.

Page 37: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

20

BUKUI2.2. Potensi Wilayah KPH

2.2.1. Informasi Penutupan Vegetasi

Kondisi vegetasi KPHP Muara Dua didominasi oleh semak belukar rawa,

perkebunan, dan pertanian lahan kering. Lahan perkebunan didominasi oleh karet

(Hevea brasiliensis) dan mangium (Acacia mangium) sedangkan pertanian lahan

kering didominasi lain lain berupa tanaman singkong dan sebagian kecil tanaman

sawit. Kondisi vegetasi dan penutupan lahan di wilayah KPHP Muara Dua disajikan

pada Tabel 8.

Tabel 8. Penutupan Lahan di Wilayah KPHP Muara Dua

No. Jenis Tutupan Lahan Luas (ha) %

1 Semak belukar/rawa 5.260 10,702 Perkebunan 9.532 19,383 Permukiman 64 0,144 Lahan terbuka/kosong 1.490 3,155 Savana/padang rumput 5.454 11,566 Semak belukar rawa 14.787 31,267 Pertanian lahan kering 1.533 3,25

8 Pertanian lahan keringcampuran 130 0,27

9 Lain-lain 10.924 23,16Total 49.174 100

Sumber : Tabulasi Hasil Peta Tutupan Lahan, 2011

Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa semak belukar/rawa memiliki luas

tutupan lahan terbesar yaitu 20.042 ha. Hal ini disebabkan karena, walaupun

wilayah KPHP Muara Dua hampir secara keseluruhan merupakan wilayah dengan

izin IUPHHK-HTI, namun belum semua lahan dikembangkan atau ditanami oleh

perusahaan pemegang izin.

Alih guna lahan hutan menjadi penggunaan lahan lain menimbulkan berbagai

dampak lingkungan seperti meningkatnya lahan kritis, aliran permukaan dan erosi,

sedimentasi kekeringan, fluktuasi debit sungai, menurunnya daerah perlindungan

keragaman hayati, menurunnya kualitas air, dan lain-lain. Kekritisan lahan di wilayah

tersebut antara lain disebabkan oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan

fungsi peruntukannya (tata ruang), eksploitasi sumberdaya lahan secara berlebihan,

dan teknologi penggunaan lahan yang tidak tepat.

Page 38: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

21

BUKUI

Gambar 5. Gambar 6.

Keterangan :Gambar 5. Pertanian Lahan Kering dengan Tanaman Singkong di Dalam

Wilayah KPHP Muara DuaGambar 6. Pertanian Lahan Kering dengan Tanaman Sawit di Dalam Wilayah

KPHP Muara Dua

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan data tutupan lahan di

wilayah KPHP Muara Dua, kawasan hutan produksi di wilayah KPHP Muara Dua

telah banyak yang dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dengan jenis dominan

singkong (Gambar 5). Usahatani yang dilakukan di wilayah KPHP Muara Dua

secara umum tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seperti

melakukan penanaman secara monokultur dengan tutupan tajuk yang jarang dan

permukaan tanah yang terbuka.

Secara umum lahan di wilayah KPHP Muara Dua terkategori agak kritis. Di

KHP Way Hanakau Register 46 lahan dengan status agak kritis memiliki luasan

terbesar dengan luas 32.038,33 ha, sedangkan lahan terkategori kritis sekitar 323,22

ha. Lahan yang tergolong tidak kritis diwilayah seluas 400,04 ha seperti disajikan

pada Tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Kekritisan Lahan di KHP Way Hanakau Register 46

No. Status Kekritisan Lahan Luas(ha)

Persentase(%)

1 Tidak Kritis 1.256,34 6,222 Potensial Kritis 22,90 0,113 Agak Kritis 18.915,76 93,664 Kritis - -5 Sangat Kritis - -

Jumlah 20.195,00 100,00Sumber : BPDAS Way Seputih-Way Sekampung, 2010

Page 39: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

22

BUKUI2.2. Potensi Kayu

Potensi kayu yang terdapat di KPHP Muara Dua meliputi karet (Hevea

brasiliensis) pada areal tanaman seluas 5.670 ha dengan menggunakan daur 20

tahun maka pada tahun ke-21 tanaman karet akan diremajakan ( pemanenan kayu

karet ) untuk tanaman unggulan seluas 1.230 ha dengan daur yang digunakan 35

tahun sehingga pada tahun ke-36 tanaman akan dipanen. Alokasi areal tanaman

kehidupan seluas 775 ha dengan daur 25 tahun dengan peremajaan mulai tahun ke

26 yang berada di areal IUPHHK-HTI P.T. Budi Lampung Sejahtera.

Pada areal IUPHHK – HTI PT Inhutani V pada tata ruang areal kerja terdiri

dari areal tanaman pokok dengan jenis Acacia mangium seluas 19.416 ha, tanaman

karet 4.000 ha, pada areal tanaman unggulan dengan jenis tanaman

Dipterocarpaceae dan unggulan setempat seluas 3.375 ha sedangkan di areal

tanaman kehidupan jenis tanaman MPTS seluas 9.285 ha rincian selengkapnya

sebagaimana Tabel 10. Apabila potensi kayu yang ada pada areal IUPHHK – HTI

betul – betul dapat dikelola secara lestari cukup berpotensi dalam meningkatkan

kebutuhan kayu di Provinsi Lampung, namun pada kenyataannya pada areal

IUPHHK – HTI PT Inhutani V akibat ketidakmampuan pemanfaatan areal izin hal ini

hanya menjadi Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Hutan Tanaman Industri saja, karena saat ini pihak managemen merencanakan

hampir semua areal akan dimitrakan dengan telah terbitnya Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor. P.39/Menhut-II/2013 tanggal 16 Juli 2013 tentang Pemberdayaan

Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan tanpa berpedoman dengan

dokumen RKU yang sudah direncanakan selama 10 ( sepuluh ) tahun periode tahun

2009 – 2019

Page 40: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

23

BUKUITabel 10. Potensi Kayu pada Areal IUPHHK - HTI di Wilayah KPH Muara Dua

No KHP/Register Perusahaan Jenis

Tanaman

TanamanPokok( ha )

TanamanKehidupan

( ha )

TanamanUnggulan

( ha )1 Sungai

Muara Dua/Register 44

Inhutani VUnitLampung

Karet AcaciaDipterocarpaceaeMPTS

2.00013.134

8.5003.375

2 WayHanakau/Register 46

Inhutani VUnitLampung

Karet AcaciaDipterocarpaceaeMPTS

2.0006.282

785BLS Karet 5.670 775 1.230

Jumlah 29.086 10.060 4.230Sumber : Rencana Karya Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HTI PT. BLS dan PT. Inhutani V

Unit Lampung

Gambar 7. Gambar 8.Keterangan :Gambar 7 : Potensi Karet (Hevea brasiliensis) di Wilayah KPHP Muara DuaGambar 8 : Potensi Mangium (Acacia mangium) di Wilayah KPHP Muara Dua

Potensi kayu yang terdapat di wilayah KPHP Muara Dua yang dimanfaatakan

sebagai Kebun Penelitian Hanakau oleh Badan Penelitian Kehutanan Palembang

adalah Belangeran (Shorea belangeran), Merawan (Hopea mengarawan), Leprosula

(Shorea leprosula), Gaharu (Aquilaria malaccensis), Meranti Buaya (S.

macrobalanos), Ovalis (Shorea ovalis), Sungkai (Peronema canescens), Tembesu

(Fagraea fragrans), Kobaril (Hymenaea coubaril), Kepuh (Sterculia foetida), Salam

(Sizygium foliantum), Pulai (Alstonia angustiloba), Bambang lanang (M. camphaca),

Nyamplung (C. inophyllum), Medang telor (Litsea sp), Medang putih (Litsea sp)

Bungur (Lagerstroemia sp), Merbau (Intsia spp), Jambu hutan/Kelat (Syzigium spp)

dan Khaya (Khaya anthoteca).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

23

BUKUITabel 10. Potensi Kayu pada Areal IUPHHK - HTI di Wilayah KPH Muara Dua

No KHP/Register Perusahaan Jenis

Tanaman

TanamanPokok( ha )

TanamanKehidupan

( ha )

TanamanUnggulan

( ha )1 Sungai

Muara Dua/Register 44

Inhutani VUnitLampung

Karet AcaciaDipterocarpaceaeMPTS

2.00013.134

8.5003.375

2 WayHanakau/Register 46

Inhutani VUnitLampung

Karet AcaciaDipterocarpaceaeMPTS

2.0006.282

785BLS Karet 5.670 775 1.230

Jumlah 29.086 10.060 4.230Sumber : Rencana Karya Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HTI PT. BLS dan PT. Inhutani V

Unit Lampung

Gambar 7. Gambar 8.Keterangan :Gambar 7 : Potensi Karet (Hevea brasiliensis) di Wilayah KPHP Muara DuaGambar 8 : Potensi Mangium (Acacia mangium) di Wilayah KPHP Muara Dua

Potensi kayu yang terdapat di wilayah KPHP Muara Dua yang dimanfaatakan

sebagai Kebun Penelitian Hanakau oleh Badan Penelitian Kehutanan Palembang

adalah Belangeran (Shorea belangeran), Merawan (Hopea mengarawan), Leprosula

(Shorea leprosula), Gaharu (Aquilaria malaccensis), Meranti Buaya (S.

macrobalanos), Ovalis (Shorea ovalis), Sungkai (Peronema canescens), Tembesu

(Fagraea fragrans), Kobaril (Hymenaea coubaril), Kepuh (Sterculia foetida), Salam

(Sizygium foliantum), Pulai (Alstonia angustiloba), Bambang lanang (M. camphaca),

Nyamplung (C. inophyllum), Medang telor (Litsea sp), Medang putih (Litsea sp)

Bungur (Lagerstroemia sp), Merbau (Intsia spp), Jambu hutan/Kelat (Syzigium spp)

dan Khaya (Khaya anthoteca).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

23

BUKUITabel 10. Potensi Kayu pada Areal IUPHHK - HTI di Wilayah KPH Muara Dua

No KHP/Register Perusahaan Jenis

Tanaman

TanamanPokok( ha )

TanamanKehidupan

( ha )

TanamanUnggulan

( ha )1 Sungai

Muara Dua/Register 44

Inhutani VUnitLampung

Karet AcaciaDipterocarpaceaeMPTS

2.00013.134

8.5003.375

2 WayHanakau/Register 46

Inhutani VUnitLampung

Karet AcaciaDipterocarpaceaeMPTS

2.0006.282

785BLS Karet 5.670 775 1.230

Jumlah 29.086 10.060 4.230Sumber : Rencana Karya Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu HTI PT. BLS dan PT. Inhutani V

Unit Lampung

Gambar 7. Gambar 8.Keterangan :Gambar 7 : Potensi Karet (Hevea brasiliensis) di Wilayah KPHP Muara DuaGambar 8 : Potensi Mangium (Acacia mangium) di Wilayah KPHP Muara Dua

Potensi kayu yang terdapat di wilayah KPHP Muara Dua yang dimanfaatakan

sebagai Kebun Penelitian Hanakau oleh Badan Penelitian Kehutanan Palembang

adalah Belangeran (Shorea belangeran), Merawan (Hopea mengarawan), Leprosula

(Shorea leprosula), Gaharu (Aquilaria malaccensis), Meranti Buaya (S.

macrobalanos), Ovalis (Shorea ovalis), Sungkai (Peronema canescens), Tembesu

(Fagraea fragrans), Kobaril (Hymenaea coubaril), Kepuh (Sterculia foetida), Salam

(Sizygium foliantum), Pulai (Alstonia angustiloba), Bambang lanang (M. camphaca),

Nyamplung (C. inophyllum), Medang telor (Litsea sp), Medang putih (Litsea sp)

Bungur (Lagerstroemia sp), Merbau (Intsia spp), Jambu hutan/Kelat (Syzigium spp)

dan Khaya (Khaya anthoteca).

Page 41: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

24

BUKUI

Gambar 9. Potensi Mahoni (S. Macrophylla) di Kebun Penelitian Hanakau

2.2.3. Potensi Non Kayu

Terdapat potensi non kayu yaitu getah karet dan lebah madu. Getah karet

merupakan hasil hutan bukan kayu di areal IUPHHK-HTI P.T. Budi Lampung

Sejahtera. Sedangkan lebah madu terdapat di Desa Serupa Indah, Kecamatan

Pakuan Ratu, Kabupaten Way Kanan yang letaknya berbatasan dengan KHP Way

Hanakau Register 46. Selain itu potensi lebah madu juga terdapat di Desa Bangun

Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat yang letaknya

berbatasan dengan KHP Sungai Muara Dua Register 44.

Sampai saat ini KPHP Muara Dua telah memfasilitasi masyarakat untuk

mengembangkan budidaya lebah madu melalui pelatihan dan pemberian bantuan

berupa bibit, bahan, dan peralatan kerja yang dibutuhkan dalam budidaya lebah

madu. Juga terdapat tegakan Kayu Putih berada di areal IUPHHK-HTI P.T. Inhutani

V Unit Lampung. Saat ini KPHP Muara Dua telah berupaya mendorong dan

memfasilitasi P.T. Inhutani V Unit Lampung untuk bekerjasama dengan Balai

Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Sumatera agar dapat dijadikan kebun/sumber

benih.

2.2.4. Keberadaan Flora dan Fauna Langka

Sampai saat ini belum terdapat data tentang keberadaan flora dan fauna

langka di wilayah KPHP Muara Dua diakibatkan oleh pengelolaan hutan produksi

yang sudah mengalami perubahan dan majemuknya penggarapan sehingga fungsi

Page 42: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

25

BUKUIhutan produksi menjadi kurang efektif. Untuk mengetahui keberadaan flora dan

fauna langka maka harus dilakukan identifikasi dan inventarisasi di wilayah kelola

KPHP Muara Dua.

2.2.5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

Potensi jasa lingkungan dan wisata alam terdapat pada areal IUPHHK-HTI

P.T. Budi Lampung Sejahtera. Berupa daerah rawa-rawa seluas ± 1.000 ha dan

pada IUPHHK – HTI PT Inhutani V seluas 5.000 ha yang telah dialokasikan oleh

perusahaan tersebut sebagai blok perlindungan dan konservasi. Namun sampai saat

ini belum ada program pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang

izin sesuai Rencana Kerja Umum.

2.3. Sosial Budaya

Wilayah KPHP Muara Dua berada di 3 (tiga) kabupaten di Provinsi Lampung

meliputi Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Lampung Utara. Kawasan Hutan Produksi (KHP) Register 46 Way Hanakau

melingkupi sebagian wilayah administrasi Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way

Kanan dan Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara, dan berbatasan

dengan wilayah administrasi Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dan

Kecamatan Sungkai Utara, Kabupaten Lampung Utara.

Kawasan Hutan Produksi (KHP) Register 44 Sungai Muara Dua melingkupi

sebagian wilayah administrasi Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan,

Kecamatan Gunung Terang dan Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang

Bawang Barat. Wilayah adminitratif yang berbatasan dengan KHP Register 44

Sungai Muara Dua adalah Kecamatan Negara Batin Kabupaten Way Kanan.

Penduduk di sekitar kawasan KPHP Muara Dua memiliki pengaruh yang

besar terhadap kelestarian kawasan hutan. Tekanan terhadap lahan kawasan hutan

berpotensi ditimbulkan oleh penduduk yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Keterikatan dan ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya hutan

berdasarkan data responden, sepenuhnya tidak ada mengingat kondisi kawasan

KPHP Muara Dua sebagian besar tidak berhutan lagi, akan tetapi dari segi lahan

mereka sangat tergantung khususnya masyarakat desa Negara Batin dan Sakti

Jaya. Sebagian besar masyarakat mempunyai mata pencaharian sebagai petani

dengan cara berkebun sawit, karet, singkong dan jagung.

Page 43: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

26

BUKUIPola pemukiman dan pemanfaatan lahan dilakukan oleh mayoritas

masyarakat dengan pola pemukiman berkelompok sedangkan areal lahan yang

dipakai untuk berkebun/berladang berada di sekitar dan didalam kawasan hutan.

Masyarakat yang berada dalam kawasan hutan register 44 yang merupakan

masyarakat pendatang dari Jawa, Bali, Batak, Sunda dan Lampung mayoritas

mempunyai mata pencaharian sebagai petani yang mendapatkan lahan dengan cara

membeli dari penduduk asli. Program-program Kehutanan yang pernah ditawarkan

banyak yang mereka tolak seperti HTI dan HKM, karena mereka sudah terlanjur

membeli lahan tersebut dan mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk

membuka dan menanam tanaman dikebun-kebun yang mereka garap maka mereka

akan tetap bertahan di dalam kawasan itu.

Mereka umumnya mempunyai pola pemikiran melalui pertanian dan kebun

mereka bisa mendapatkan hasil yang lumayan dengan waktu yang tidak terlalu lama

dan pemasaran yang pasti. Sedangkan menunggu hasil dari tanaman keras/jenis-

jenis kayu, cukup memakan waktu lama dan pemasaran yang tidak pasti. maka kita

perlu merubah mindset masyarakat secara perlahan untuk dapat mengikis pola pikir

mereka dengan menemukan jenis-jenis pohon hutan yang dapat berdampingan

hidup dengan tanaman pertanian mereka, sehingga kesejahteraan mereka tetap

berlangsung dan fungsi ekologi hutan tetap terjaga.

Ketidakpastian status tanah dan wilayah garapan sering menimbulkan konflik

ditingkat masyarakat yang berawal dari perebutan lahan garapan. Sehingga sering

terjadi bentrokan antar warga masyarakat yang menyebabkan tingkat kerawanan

yang cukup tinggi dalam bidang keamanan. Kondisi ini berpengaruh terhadap

jalannya roda pemerintahan yang mana wilayah kawasan hutan yang didiami oleh

masyarakat ini secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Negara Batin,

Kabupaten Way Kanan dan Kecamatan Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang

Barat. Konflik antar masyarakat Desa Negara Batin dan Desa Sakti Jaya telah

memakan korban jiwa karena berebut lahan di Register 44 ini. Masing-masing pihak

mengklaim bahwa wilayah itu masuk wilayah adat mereka.

Kompleksitas masalah di dalam kawasan Register 44 ini bisa memicu

terjadinya konflik sebagaimana yang terjadi di Register 45 Mesuji jika tidak

mendapatkan penanganan yang tepat yang bisa mengakomodasi kepentingan

semua pihak. Data jumlah penduduk di wilayah adminstrasi yang melingkupi dan

berbatasan dengan wilayah KPHP Muara Dua disajikan pada Tabel 11.

Page 44: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

27

BUKUITabel 11. Kondisi Kependudukan di Wilayah Administrasi Sekitar KPHP Muara Dua

No Kecamatan Luas (km2) Penduduk(jiwa)

KepadatanPenduduk(jiwa/km2)

I. Kabupaten Way Kanan1 Pakuan Ratu 580,34 37.188 642 Negeri Besar 362,37 18138 503 Negara Batin 348,40 33616 96II. Kabupaten Tulang Bawang Barat4 Gunung Terang 141,91 30228 2135 Gunung Agung 82,21 28057 341III.Kabupaten Lampung Utara6 Bunga Mayang 125,76 31991 2547 Sungkai Utara 127,59 32413 254

Sumber: Lampung Dalam Angka, 2011

Penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPHP Muara Dua sebagian

besar memiliki mata pencaharian pokok sebagian besar penduduk di desa sekitar

kawasan KPHP Muara Dua adalah bertani/berkebun ladang baik petani kopi

maupun sawah tadah hujan/irigasi. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah

bergerak pada sektor perdagangan, peternakan, pemerintahan maupun jasa-jasa

lainnya. Etnis penduduk di sekitar dan di dalam kawasan KPH Muara Dua

bervariasi meliputi suku Lampung, Jawa, Bali, dll. Bahasa mayoritas yang digunakan

di empat desa sekitar kawasan hutan KPHP Muara Dua adalah Bahasa Lampung,

sebagian yang lain menggunakan Bahasa Bali, Jawa, dan Sunda. Sedangkan untuk

berkomunikasi dengan orang luar daerah biasanya menggunakan bahasa

Indonesia.

Keberadaan masyarakat adat berdasarkan Marga-Indeeling Residentie

Lampoeng, masyarakat yang berada di wilayah KPHP Muara Dua termasuk ke

dalam Masyarakat atau Marga Jela Doya; dimana marga yang sangat berpengaruh

merupakan Marga Buay Pemuka Pengiran Ilir (BPPI); terutama yang berada di

wilayah kerja KHP Sungai Muara Dua Register 44 Kabupaten Way Kanan.

2.4. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Di wilayah KPHP Muara Dua terdapat 2 (dua) perusahaan pemegang Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) yaitu

PT. Inhutani V Unit Lampung sesuai dengan SK Menhut No. 398/Kpts-II/1996

Page 45: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

28

BUKUItanggal 31 Juli 1996 Jo. SK. Menhutbun No. 144/Kpts-II/1999 tanggal 19 Maret 1999

untuk areal seluas 32.375 ha pada KHP Register 44 dan seluas 10.055 ha pada KHP

Register 46. Tanaman yang diusahakan PT. Inhutani V Unit Lampung meliputi

tanaman pokok yang terdiri atas mangium (Acacia mangium) dan karet (Hevea

brasiliensis), tanaman unggulan jenis meranti, dan tanaman kehidupan jenis karet.

PT. BLS memperoleh areal IUPHHK-HTI seluas 9.600 ha pada KHP Register

46 sesuai SK. Menhut No. 53/Kpts-II/1997 tanggal 22 Januari 1997 dengan jangka

waktu yang diberikan selama 55 tahun hingga tanggal 21 Januari 2052. Tanaman

yang diusahakan PT. BLS meliputi tanaman pokok jenis karet (Hevea brasiliensis),

tanaman unggulan jenis meranti dan sungkai, dan tanaman kehidupan jenis karet.

Tanaman karet PT. BLS sudah menghasilkan getah, dan perusahaan telah memiliki

pabrik pengolahan getah karet.

Selain kedua pemegang izin UPHHK-HTI, pada KHP Sungai Muara Dua

Register 44 terdapat pemasangan pembangunan jaringan listrik 150 KV oleh P.T.

PLN Pikitring Lampung-Bengkulu dengan tapak tower sejumlah 19 buah seluas 0,46

ha. Pada KHP Way Hanakau Register 46 terdapat pipanisasi gas bumi oleh P.T.

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk seluas ± 3,75 ha sesuai persetujuan prinsip

penggunaan kawasan hutan produksi tetap untuk kegiatan proyek pipanisasi gas

bumi berdasarkan SK. Menhut No.S.310/Menhut-VII/2010 tanggal 24 Juni 2010.

Pada KHP Way Hanakau Reg. 46 terdapat jalan lintas umum sepanjang ± 15,5 km

dengan lebar membentang ± 6 meter mulai dari Kecamatan Baradatu, Desa

Banjarmasin sampai ke Desa Karya Tiga menuju ke arah KHP Sungai Muara Dua

Reg. 44. Dalam KHP Way Hanakau Reg. 46 pada areal IUPHHK-HTI PT. Inhutani V

Unit Lampung melaksanakan MoU dengan P.T. Paramitra Mulia Langgeng

sebagaimana Surat No.01/IHT-V/MoU/II-I/2007 tanggal 5 Januari 2007 seluas ±

10.055 Ha.Kebun Benih Hanakau yang dikelola oleh Balai Penelitian Kehutanan

Palembang seluas 100 ha Secara rinci jenis ijin pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan di wilayah KPHP Muara Dua disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Izin Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan KPHP Muara Dua

Page 46: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

29

BUKUI

2.5. Posisi Areal Kerja dalam Tata Ruang Wilayah dan Pembangunan Daerah

Wilayah KPHP Muara Dua dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Provinsi Lampung dikelompokkan ke dalam kawasan hutan produksi tetap.

Berdasarkan peta rencana pola ruang RTRW Provinsi Lampung, wilayah yang

berbatasan dengan KPHP Muara Dua rencana peruntukkannya adalah sebagai

kawasan pertanian dan perkebunan. Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Lampung

disajikan pada Lampiran 6.

Dalam perspektif tata ruang wilayah dan pembangunan daerah, hutan

mempunyai fungsi khusus yaitu berfungsi lindung, konservasi, dan untuk pendukung

kehidupan kehidupan serta segala ekosistemnya disamping menghasilkan produk

kehutanan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri

dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu arahan budidaya untuk kehutanan

berdasarkan RTRW Provinsi Lampung adalah pengembangan hasil hutan kayu dan

non-kayu.

Dalam RTRW Provinsi Lampung disebutkan bahwa hutan produksi yang

sudah berubah fungsi karena dirambah untuk fungsi lain diarahkan untuk

dikembalikan ke fungsi semula. Pelaksanaan penghijauan kembali yang telah

mengalami perubahan fungsi dengan adanya kegiatan perambahan hutan dilakukan

oleh Dinas Kehutanan. Hal ini sesuai dengan tugas dari Dinas Kehutanan untuk

dapat mengendalikan dan mengawasi pemanfataan hutan, sehingga pengembalian

kembali fungsi hutan merupakan suatu keharusan agar tatanan ekosistem dapat

terjaga dan berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk merealisasikan kegiatan

tersebut maka anggaran yang digunakan berasal dari Anggaran Pendapatan dan

No. Jenis Lokasi Luas(ha)

1 IUPHHK-HTI PT. Inhutani V Unit LampungRegister 44 32.375,00Register 46 10.055,00

2 IUPHHK-HTI PT. Budi Lampung Sejahtera Register 46 9.600

3 Pembangunan jaringan listrik 150 KV olehPT. PLN Pikitring Lampung-Bengkulu Register 44 0,46

4 Pipanisasi gas bumi oleh PT. PerusahaanGas Negara (Persero) Tbk Register 46 3,75

5 Kebun Penelitian Hanakau – BalaiPenelitian Kehutanan Palembang Register 46 100

Jumlah Luas Wilayah Berizin 52.030,00

Page 47: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

30

BUKUIBelanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

sebagai pendukung keberhasilan pengembalian hutan lindung kepada fungsinya.

Kebijakan pembangunan Provinsi Lampung didasari pada Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Lampung Tahun 2005-2025. Visi

pembangunan Provinsi Lampung selama dua puluh tahun adalah “Lampung yang

Maju dan Sejahtera 2025”. Untuk mencapai visi tersebut telah ditetapkan misi

pembangunan yang terdiri atas :

1. Menumbuhkembangkan dan memeratakan ekonomi daerah yang berorientasi

nasional dan global.

2. Membangun sarana dan prasarana wilayah untuk mendukung pengembangan

ekonomi dan pelayanan sosial.

3. Membangun pendidikan, penguasaan IPTEKS, kesehatan, dan kesejahteraan

sosial.

4. Membangun masyarakat religius, berbudi luhur, dan berbudaya, serta

melestarikan dan mengembangkan budaya daerah.

5. Mewujudkan daerah yang asri dan lestari.

6. Menegakkan supremasi hukum untuk menciptakan keamanan, ketentraman dan

ketertiban, serta mewujudkan masyarakat yang demokratis.

7. Mewujudkan pemerintah yang bersih, berorientasi kewirausahaan, dan

bertatakelola yang baik.

Untuk mencapai tujuan mewujudkan daerah yang asri dan lestari, ditetapkan

arahan pembangunan, antara lain (1) Perbaikan pengelolaan dan pendayagunaan

sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup; (2) Pemeliharaan

kekayaan jenis dan sumber daya alam; (3) Peningkatan kesadaran, sikap mental,

dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian

fungsi lingkungan hidup; (4) Pendayagunaan SDA yang terbarukan (hutan,

pertanian, perikanan, dan perairan) dilakukan secara rasional, optimal, efisien dan

bertanggung jawab dengan mendayagunakan seluruh fungsi dan manfaat secara

seimbang. SDA dalam kondisi kritis harus direhabilitasi dan dipulihkan daya

dukungnya. Hasil atau pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan SDA ini

sebagian diinvestasikan kembali bagi upaya pemulihan, rehabilitasi, dan

pencadangan untuk kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang;

(6) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup.

Page 48: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

31

BUKUIDari pemaparan di muka jelas terlihat adanya benang merah yang

menunjukkan relevansi pembangunan daerah dengan pengembangan KPHP Muara

Dua. Sistem pengelolaan, sumberdaya manusia pengelola, dan keterlibatan para

pihak memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan

dan pengelolaan hutan dan kelestarian alam. Oleh karena itu dalam pengelolaan

yang dilakukan harus sinergi dengan parapihak terkait termasuk pemerintah daerah,

swasta, dan masyarakat. Dengan menjalin komunikasi dan kerja sama yang intensif

baik antara KPH dengan pemerintah daerah akan memperoleh banyak manfaat

untuk meningkatkan kemanfaatannya bagi masyarakat dan daerah. Peningkatan

kesejahteraan masyarakat dalam segala aspek kehidupan yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah, akan mengurangi tekanan terhadap keutuhan kawasan dan

kelestarian hutan beserta ekosistemnya.

2.6. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan

Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management) adalah sistem

pengelolaan hutan yang menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya

hutan dengan memperhatikan fungsi ekonomi, sosial dan lingkungan secara

seimbang. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan lestari berdasarkan tata hutan,

rencana pengelolaan, pemanfaatan hutan, rehabilitasi hutan, perlindungan hutan dan

konservasi. maka seluruh kawasan hutan terbagi ke dalam unit-unit pengelolaan di

tingkat tapak. Unit terkecil itu telah diberi label KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan)

yang menjadi bagian dari penguatan sistem pengurusan hutan nasional, propinsi dan

kabupaten/kota.

Sesuai dengan PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota, maka hutan lindung dan hutan produksi menjadi

kewenangan daerah. Dengan pembagian kewenangan itu maka untuk mewujudkan

harapan pencapaian Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), Pemerintah mendorong

pembangungan KPHP dan KPHL di daerah. Aturan tentang pembangunan KPH

telah tersedia cukup lengkap bahkan sampai kompetensi bagi personil yang

ditempatkan pada organisasi ini, akan tetapi secara operasional belum seluruh

aturan dari Pemerintah cq. Kementerian Kehutanan benar-benar melihat keberadaan

KPH sebagai unit manajemen pengelolaan hutan. Untuk melaksanakan pengelolaan

tingkat tapak maka diperlukan wilayah kerja yang memiliki kepastian hukum yang

Page 49: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

32

BUKUIjelas. Kondisi hutan di Provinsi Lampung secara umum telah ditata batas akan tetapi

seiring dengan penetapan wilayah KPH, maka diperlukan penataan batas wilayah

kerja KPH sehingga KPH sebagai pengelola dapat menjalankan tugasnya tanpa ada

kekhawatiran akan melampaui batas wilayah kewenangannya.

Dari uraian terdahulu tentang hasil penafsiran citra landsat yang

menggambarkan kondisi penutupan lahan di wilayah kelola KPHP Muara Dua, telah

jelas terlihat bahwa sebanyak 76,49 % menjadi areal tidak berhutan. Kerusakan ini

akan terus terjadi mengingat masih banyak masyarakat yang mengandalkan

mengolah lahan sebagai pekerjaan mereka, hal ini terlihat dari tingginya persentase

masyarakat yang bekerja di bidang pertanian, yaitu sebanyak 76,98 %, dibandingkan

dengan sektor lain yang hanya paling tinggi 23,02 %. Ketergantungan mereka

dengan lahan dipengaruhi secara langsung ataupun tidak langsung oleh latar

belakang pendidikan masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Komulatif dari kedua level pendidikan tersebut menempati lebih dari separuh

masyarakat responden. Sehingga dengan bermodalkan kemauan dan sedikit

keterampilan mengolah lahan mereka masuk kedalam kawasan hutan untuk

mendapatkan penghasilan. Di lain pihak kondisi ini menjadi sebuah peluang bagi

berbagai kepentingan dengan memanfaatkan harapan masyarakat untuk

mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dengan berbagai cara, para pihak yang

mempunyai kepentingan tersebut mengolah kondisi ini sehingga hutan dianggap

’sangat terbuka’, kompensasinya adalah masyarakat yang merasa dibela akan

mengakomodir kepentingan pihak tersebut. Hal ini seringkali menjadi gangguan

yang sulit untuk diatasi secara partial.

Kemiskinan, tingkat pendidikan, dan adanya berbagai kepentingan yang

masuk ke dalam kawasan hutan, meningkatkan kompleksitas permasalahan

pengelolaan kawasan hutan. Kondisi ini juga menyebabkan persepsi, perspektif,

wawasan, dan pengetahuan serta kesediaan untuk dibina pada masyarakat yang

menggarap lahan kawasan juga berbeda-beda. Dari hasil survey sosekbud di atas

diketahui bahwa secara umum masyarakat memiliki presepsi yang baik terhadap

kawasan hutan. Walaupun demikian kenyataan di lapangan ditemukan bahwa

sebagaian besar masyarakat tidak mempertimbangkan fungsi kawasan sebagai

hutan lindung, karena masih melakukan teknik budidaya seperti yang dilakukan di

lahan milik, yaitu dengan cara membuka lahan dan tidak membuat stratatifikasi tajuk

agar menyerupai hutan yang sebenarnya.

Page 50: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

33

BUKUIKeberadaan masyarakat penggarap di dalam wilayah kerja KPH Muara Dua

tersebut merupakan tantangan tersendiri. Untuk membersihkan areal dari penggarap

memerlukan strategi yang cukup berpotensi dalam pemberdayaan masyarakat

bersama pemegang izin. Terlebih lagi bila melihat kondisi umum masyarakat

penggarap yang tergolong miskin dan sangat tergantung pada lahan garapan. Oleh

sebab itu pendekatan yang persuasif diharapkan dapat menjadi solusi bagi

permasalahan ini, sehingga harapan agar hutan tetap lestari dan masyarakat bisa

sejahtera dapat terwujud.

Telah dikemukakan di muka bahwa di Provinsi Lampung telah terbentuk 3

(tiga) unit KPH yang disahkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 27 Tahun 2010

tanggal 6 Agustus 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Provinsi Lampung. Sebagai

organisasi milik daerah, maka pemerintah provinsi wajib membiayai inisiasi

pembangunan KPH dan infrastrukturnya seperti sertifikasi SDM, pengelolaan konflik,

rehabilitasi, perlindungan hutan, dan lain-lain. Hal ini menjadi permasalahan

tersendiri di daerah, mengingat Provinsi Lampung pada saat ini belum menjadi

daerah yang surplus. Dari proyeksi pendapatan tahun 2010 sebesar Rp 1,650

Triyun, Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 798,8 miliar (48,4 % dan berasal dari

Dana Perimbangan sebesar Rp 851,2 miliar (51,6 %), sedangkan kebutuhan dana

pembangunan yang harus dikucurkan pada tahun yang sama adalah Rp 1,839

trilyun, sehingga masih defisit sekitar Rp 189 miliar. Dari anggaran pembangunan

tersebut yang dialokasikan untuk Dinas Kehutanan masih sangat kecil, yaitu sebesar

Rp 5,240 miliar (0,32 %). Hal ini sejalan dengan prioritas pembangunan di Provinsi

Lampung yang masih mengedepankan pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan

sarana prasarana umum.

Seandainya pola alokasi APBD Provinsi Lampung masih menganut pola

lama, maka dapat diprediksi tidak akan ada kenaikan alokasi anggaran yang

signifikan dengan dibentuknya 3 (tiga) UPTD KPH, artinya organisasi baru ini akan

merupakan beban yang harus dipikul oleh Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.

Keseriusan Dinas Kehutanan dalam membangun KPH ini akan terlihat dari proporsi

anggaran yang dialokasi untuk mendukung operasionalnya. Walaupun kondisi

ketersediaan anggaran yang terbatas tersebut menjadi kendala yang krusial dalam

mengoptimalkan kinerja KPH, akan tetapi sebenarnya bisa diatasi jika persepsi para

pihak terhadap KPH sudah baik. Persepsi ini dapat diwujudkan dalam bentuk

program yang sinergis antar sektor terkait untuk sama-sama meningkatkan

Page 51: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

34

BUKUIoptimalisasi pemanfaatan kawasan hutan dalam wilayah kelola KPH Muara Dua

yang memberi manfaat ekonomi baik bagi masyarakat maupun pemerintah serta

ketersediaan bahan baku kayu.

Sebagai unit pengelolaan tingkat tapak, KPH harus diisi oleh tenaga yang

memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan. Karena seorang Kepala KPH

memliki tanggung jawab yang berat, yaitu melaksanakan tata hutan dan menyusun

rencana pengelolaan hutan serta menyelenggarakan pengelolaan hutan. Selain itu

juga berkewajiban menjabarkan kebijakan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota

untuk diimplementasikan di lapangan, melaksanakan pemantauan dan penilaian atas

pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya serta membuka peluang

investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.

Untuk mengisi kebutuhan personil yang kompeten di organisasi KPH

sesungguhnya tersedia cukup di Provinsi Lampung, hanya saja belum semua

personil memiliki cara pandang yang sama tentang keberadaan KPH. Mengingat

tantangan tugas yang cukup kompleks dan tanggung jawab yang cukup berat,

terlebih lagi harapan banyak pihak terhadap KPH yang begitu menggebu untuk dapat

memperbaiki sistem yang selama ini berlaku dan dianggap tidak efektif dalam

mengelola kawasan hutan, maka diperlukan personil yang memiliki idealisme serta

dedikasi yang baik sebagai calon pengelolanya. Untuk menyamakan persepsi,

membangun idealisme dan dedikasi tersebut diperlukan input secara seragam dan

mendalam, sehingga seyogyanya pemerintah dapat melaksanakan pendidikan dan

latihan khusus bagi para calon pengelola ini.

Lembaga KPH merupakan organisasi baru dengan personil-personil yang

juga mungkin baru, akan tetapi sebagai organisasi baru, KPH mendapat tugas yang

cukup berat dan kompleks, yaitu mengelola kawasan hutan yang pada saat ini telah

memiliki permasalahan yang rumit serta telah menyentuh pada aspek sosial ekonomi

masyarakat. Oleh sebab itu, adalah wajar bila pada masa awal lembaga ini akan

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berdiri dengan tegak. Selain akibat

beban tugasnya, juga dimungkinkan akan timbul godaan-godaan yang akan

merubah idealisme dan dedikasi yang seharusnya kokoh dipertahankan.

Pengawasan dari pihak yang kompeten merupakan hal yang harus dipikirkan

mekanismenya sehingga bisa berjalan efektif dan KPH tetap dapat bergerak sesuai

dengan jalurnya. Apalagi aturan yang ada saat ini belum seluruhnya mendukung

keberadaan KPH sebagai pengelola di tingkat tapak, sehingga di lapangan seringkali

harus berbenturan dengan pihak lain tentang kewenangan.

Page 52: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

35

BUKUIDari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa isu strategis dalam

pembangunan KPHP Muara Dua adalah sebagai berikut :

a. Tingginya gangguan hutan, yang menyebabkan kerusakan hutan yang terus

meningkat sebagai faktor yang menjadi ancaman atas pelaksanaan pengelolaan

hutan di KPHP Muara Dua;

b. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan budidaya dalam

kawasan hutan produksi yang tidak hanya memperhatikan lestari ekonomi tetapi

juga lestari ekologi. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan pemulihan fungsi

hutan menjadi lambat khususnya pada areal yang telah digarap oleh masyarakat.

Melihat karakteristiknya maka faktor ini menjadi tantangan yang harus diatasi

dalam pengelolaan KPHP Muara Dua;

c. Masih rendahnya persepsi para pihak tentang KPH. Mengingat kompleksitas

permasalahan yang dihadapi oleh KPH, maka dengan persepsi yang baik

diharapkan akan mendorong adanya dukungan terhadap pencapain tujuan

pengelolaan hutan oleh KPH Muara Dua. Faktor ini merupakan hambatan yang

dapat menyebabkan KPHP Muara Dua sebagai institusi pengelola kawasan hutan

tidak dapat melaksanakan tugasnya secara optimal;

d. Operasional KPH belum optimal. Hal ini merupakan komulatif dari permasalahan

keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, belum lengkapnya aturan,

keterbatasan sarana dan prasarana serta dukungan dan para pihak;

e. Belum tergalinya potensi hasil hutan non kayu, konservasi keanekaragaman

hayati, jasa lingkungan, dan wisata alam pada blok perlindungan yang dapat

mendukung pemanfaatan kawasan merupakan peluang dalam melaksakan

pengelolaan di wilayah kerja KPH Muara Dua; dan

f. Belum terbangunnya kesepakatan dan mekanisme kolaborasi pengelolaan

kawasan dengan pemegang izin dan para pihak.

Page 53: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

3.1. Visi

Visi pengelolaan KPHP Muara Dua tahun 2014 - 2023 adalah

“Pengembalian Fungsi Hutan Produksi Pada Wilayah Kelola KPHP Muara Dua

Berbasis Pemberdayaan Masyarakat”.

3.2. Misi

Untuk mencapai visi pengelolaan hutan jangka panjang tersebut, maka

dirumuskan upaya-upaya yang harus ditempuh dan tertuang dalam misi pengelolaan

KPHP Muara Dua yaitu :

1. Memantapkan penataan kawasan KPHP Muara Dua;

2. Mengembangkan partisipasi dan kolaborasi para pihak dalam pengelolaan KPHP

Muara Dua;

3. Meningkatkan produksi sumber bahan baku kayu dan non kayu pada kawasan

hutan produksi;

4. Mewujudkan pemanfaatan jasa lingkungan dan potensi konservasi

keanekaragaman hayati.

3.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari misi yang telah ditetapkan adalah sebagai

berikut :

1. Memperoleh kepastian hukum dan kejelasan status, menghindari sengketa yang

bersumber dari tumpang tindihnya perizinan dan areal kawasan;

2. Mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur,

fungsi, wewenang, tugas, dan tanggung jawab serta tata hubungan kerja yang

efektif dan efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP Muara Dua;

3. Meningkatkan kinerja, meminimalisir terjadinya konflik, serta pemberdayaan

masyarakat untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan

4. Menjaga fungsi perlindungan, pelestarian, dan pengawetan keanekaragaman

hayati beserta ekosistemnya.

Page 54: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

37

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

4.1. Analisis Data dan Informasi

Dari uraian yang telah disampaikan pada Bab II, disimpulkan bahwa isu

strategis dalam pengelolaan hutan di KPHP Muara Dua adalah sebagai berikut :

1. Tingginya gangguan hutan, yang menyebabkan kerusakan hutan yang terus

meningkat sebagai faktor yang menjadi ancaman atas pelaksanaan pengelolaan

hutan di KPHP Muara Dua.

2. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan budidaya dalam

kawasan hutan produksi yang tidak hanya memperhatikan lestari ekonomi tetapi

juga lestari ekologi. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan pemulihan fungsi

hutan menjadi lambat khususnya pada areal yang telah digarap oleh masyarakat.

Melihat karakteristiknya maka faktor ini menjadi tantangan yang harus diatasi

dalam pengelolaan KPHP Muara Dua.

3. Masih rendahnya persepsi para pihak tentang KPH. Mengingat kompleksitas

permasalahan yang dihadapi oleh KPH, maka dengan persepsi yang baik

diharapkan akan mendorong adanya dukungan terhadap pencapaian tujuan

pengelolaan hutan oleh KPH Muara Dua. Faktor ini merupakan hambatan yang

dapat menyebabkan KPHP Muara Dua sebagai institusi pengelola kawasan hutan

tidak dapat melaksanakan tugasnya secara optimal.

4. Operasionalisasi KPH belum optimal. Hal ini merupakan komulatif dari

permasalahan keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, belum lengkapnya

aturan, keterbatasan sarana dan prasarana serta dukungan dan para pihak.

5. Belum tergalinya potensi hasil hutan non kayu, konservasi keanekaragaman

hayati, jasa lingkungan dan wisata alam pada blok perlindungan yang dapat

mendukung pemanfaatan kawasan merupakan peluang dalam melaksanakan

pengelolaan di wilayah kerja KPHP Muara Dua.

Kelima isu strategis tersebut merupakan intisari dari berbagai permasalahan

dan kendala yang dihadapi di lapangan berdasarkan hasil pengamatan dan survey.

Selanjutnya data-data tersebut dianalisa menggunakan metoda SWOT, dengan

uraian sebagai berikut :

Page 55: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

38

BUKUI4.1.1. Analisis Lingkungan Internal

Produktivitas lahan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan dalam

pengelolaan hutan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan PAD yang

dihasilkan dari sektor tersebut. Apapun yang dihasilkan dari pengelolaan lahan

tersebut kalau itu dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, maka itu adalah

produk dari kawasan tersebut. Produk dari kawasan hutan adalah kayu atau non

kayu maupun jasa lingkungan dan wisata alam.

Keberhasilan lain yang sangat berarti adalah terjaganya keseimbangan

ekosistem, dengan tetap lestarinya struktur dan fungsi hutan. Untuk kawasan hutan

produksi, maka tolok ukur keberhasilan pengelolaannya adalah jika struktur tegakan

hutan tetap terjaga. Produk yang dapat diperoleh dari keberhasilan ini adalah

ketersediaan bahan baku kayu pada hutan produksi dengan menggunakan analisis

SWOT untuk memperoleh beberapa kesimpulan dengan melihat keterkaitan antara

kekuatan, kelemahan, serta peluang dan tantangan yang dihadapi KPHP Muara

Dua.

A. Kekuatan (Strength) :1. Telah terbentuknya kelembagaan KPHP Muara Dua dengan kualifikasi SDM yang

cukup memadai;

2. Telah adanya sarana dan prasarana yang cukup untuk menjalankan tugas

operasional; dan

3. Banyaknya potensi SDH yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan untuk mendukung kemandirian KPH, yang meliputi

potensi hasil hutan kayu/bukan kayu, jasa lingkungan, dan potensi wisata alam.

B. Kelemahan (Weakness) :1. Belum adanya kemantapan wilayah kerja;

2. Belum terpenuhinya kebutuhan SDM aparatur sesuai dengan kebutuhan;

3. Data dasar tentang kondisi lapangan dalam wilayah kerja KPH belum tersedia

secara cukup; dan

4. Masih rendahnya partisipasi para pihak dalam mendukung operasionalisasi

pengelolaan hutan.

Page 56: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

39

BUKUI4.1.2. Analisis Lingkungan Eksternal.

Faktor lingkungan eksternal dapat dikategorikan menjadi faktor peluang dan

faktor penghambat bagi operasional KPHP Muara Dua secara optimal. Berdasarkan

hasil analisa diketahui faktor lingkungan eksternal adalah sebagai berikut :

A. Peluang (Opportunities) :1. Pengelolaan kolaboratif dengan para pihak terkait;

2. Adanya keinginan yang kuat dari masyarakat untuk ikut terlibat dalam

pengelolaan kawasan hutan yang didukung adanya kelembagaan kelompok tani

maupun lembaga swadaya masyarakat;

3. Adanya Tata Ruang Hutan Tanaman pada areal IUPHHK - HTI yang belum

dimanfaatkan oleh pemegang izin;

4. Wilayah kerja merupakan salah satu DAS prioritas di Provinsi Lampung sehingga

diharapkan akan mendapat perhatian dari banyak pihak;

5. Adanya persepsi yang baik dari para petani penggarap tentang kawasan hutan.

B. Faktor ancaman (Threats) :1. Belum komprehensifnya regulasi tentang KPH yang dapat mendukung

operasionalisasi dan kewenangan;

2. Tingginya gangguan hutan dari tindakan manusia yang mengancam kelestarian

fungsi hutan produksi;

3. Tata hubungan kerja antara KPH dengan dinas yang membidangi kehutanan di

kabupaten belum terdefinisi secara jelas;

4. Mekanisme pengawasan pelaksanaan kegiatan di KPH belum terdefinisi secara

jelas; dan

5. Petani penggarap belum memiliki pengetahuan dan kesadaran untuk

melaksanakan teknik budidaya dalam kawasan hutan secara baik.

Page 57: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

40

BUKUITabel 13. Analisis SWOT Pengelolaan KPHP Muara Dua

Faktor Lingkungan Internal

KEKUATAN KELEMAHAN

1. Telah terbentuknya kelembagaan KPHPMuara Dua dengan kualifikasi SDM yangcukup memadai;

2. Telah adanya sarana dan prasaranayang cukup untuk menjalankan tugasoperasional; dan

3. Banyaknya potensi SDH yang dapatdikembangkan untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat dan untukmendukung kemandirian KPH, yangmeliputi potensi hasil hutan kayu/bukankayu, jasa lingkungan, dan potensiwisata alam.

1. Belum adanya kemantapan wilayahkerja;

2. Belum terpenuhinya kebutuhan SDMaparatur sesuai dengan kebutuhan;

3. Data dasar tentang kondisi lapangandalam wilayah kerja KPH belum tersediasecara cukup; dan

4. Masih rendahnya partisipasi para pihakdalam mendukung operasionalisasipengelolaan hutan.

Faktor Lingkungan EksternalPELUANG ANCAMAN

1. Pengelolaan kolaboratif dengan parapihak terkait;

2. Adanya keinginan yang kuat darimasyarakat untuk ikut terlibat dalampengelolaan kawasan hutan yangdidukung adanya kelembagaankelompok tani maupun lembagaswadaya masyarakat;

3. Adanya Tata Ruang Hutan Tanamanpada areal IUPHHK - HTI yang belumdimanfaatkan oleh pemegang izin;

4. Wilayah kerja merupakan salah satuDAS prioritas di Provinsi Lampungsehingga diharapkan akan mendapatperhatian dari banyak pihak;

5. Adanya persepsi yang baik dari parapetani penggarap tentang kawasanhutan.

1. Belum komprehensifnya regulasi tentangKPH yang dapat mendukungoperasionalisasi dan kewenangan;

2. Tingginya gangguan hutan dari tindakanmanusia yang mengancam kelestarianfungsi hutan produksi;

3. Tata hubungan kerja antara KPH dengandinas yang membidangi kehutanan dikabupaten belum terdefinisi secara jelas;

4. Mekanisme pengawasan pelaksanaankegiatan di KPH belum terdefinisi secarajelas; dan

5. Petani penggarap belum memilikipengetahuan dan kesadaran untukmelaksanakan teknik budidaya dalamkawasan hutan secara baik.

4.2. Proyeksi Kondisi Wilayah di Masa Mendatang

Sesuai peruntukannya, wilayah kerja KPHP Muara Dua merupakan kawasan

hutan produksi. Maka fungsi utama dari kawasan hutan ini adalah fungsi produksi.

Dengan demikian kelestarian produksi menjadi sangat penting untuk menjamin

berfungsinya kawasan ini dalam memberikan hasil yang bernilai ekonomi.

Kelestarian produksi ini mencakup produksi hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu,

serta wisata alam dan jasa lingkungannya.

Page 58: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

41

BUKUISeperti yang telah diuraikan pada Bab II Tabel 10, KPHP Muara Dua

memiliki potensi kayu Acacia dan Dipterocarpaceae seluas 22.791 ha pada areal

IUPHHK-HTI P.T. Budi Lampung Sejahtera dan P.T. Inuhutani V Unit Lampung.

Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi pemanfaatan kawasan hutan yang telah

ada dan apabila Rencana Karya Umum 10 (Sepuluh Tahun, dari tahun 2009 - 2018)

kedua perusahaan tersebut berjalan secara baik, maka dalam 10 tahun ke depan

diperkirakan akan ada total produksi kayu dari tanaman pokok hampir mencapai

19.416 ha. Tentunya nilai kayu ini cukup signifikan dalam mendukung pembangunan

sektor kehutanan ke depan.

Selain memiliki potensi kayu, juga terdapat potensi non kayu berupa getah

karet dan industri pengolahan getah karet yang berasal dari areal IUPHHK-HTI P.T.

Budi Lampung Sejahtera dan P.T. Inuhutani V Unit Lampung seluas 12.675 ha,

tanaman MPTS karet seluas 9.285 ha, lebah madu, ulat sutera, serta jasa

lingkungan dan wisata alam. Proyeksi 10 (sepuluh) tahun ke depan diharapkan getah

karet yang dihasilkan mencapai 126.750 ha, KPHP Muara Dua menjadi produsen

madu dan sutera alam, serta areal-areal konservasi yang berada di sepanjang

sempadan sungai sudah menjadi obyek wisata lokal bagi masyarakat berupa wisata

pemancingan.

Tata kelola hutan yang intensif dan terencana akan menghasilkan

peningkatan sumberdaya hutan yang berasal dari tegakan hutan sehingga

diperlukan koordinasi, kolaborasi, serta sinergitas yang baik dengan para pihak yang

berkepentingan sehingga dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan, Visi

KPHP Muara Dua yaitu “Pengembalian Fungsi Hutan Produksi Pada Wilayah Kelola

KPHP Muara Dua Berbasis Pemberdayaan Masyarakat” dapat terwujud.

Berdasarkan proyeksi kondisi wilayah di masa mendatang dan hasil

identifikasi faktor internal dan eksternal, maka dapat dirumuskan strategi pencapaian

visi dan misi pengelolaan KPHP Muara Dua dengan memaksimalkan Strengths

(kekuatan) dan Opportunities (peluang), namun secara bersamaan meminimalkan

Weaknesses (kelemahan) dan Threats (ancaman). Pendekatan strategi pengelolaan

yang dapat diterapkan antara lain :

1. Manajemen Kolaborasi

Kerjasama pengelolaan para pihak akan mengatur dan berbagi peran dari masing-

masing pihak dalam pengelolaan bersama. Peran beberapa pihak tersebut harus

bersinergi dalam memperkuat program yang ada, mulai dari perencanaan,

Page 59: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

42

BUKUIimplementasi, monitoring dan evaluasi dapat dilakukan bersama-sama, sehingga

hasil yang diharapkan dapat maksimal dan bermanfaat bagi pencapaian tujuan

bersama.

2. Membuka Jaringan (Networking)

Jaringan kerjasama yang dibangun akan memperkuat program-program yang

berdampak pada pengelolaan KPHP Muara Dua. Manfaat-manfaat langsung dari

program-program tersebut bisa dilakukan dengan membuka jaringan kepada

beberapa pihak luar yang tujuannya sejalan dengan rencana dan pengelolaan

KPHP Muara Dua. Beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan dalam

memperkuat jaringan tersebut seperti kerjasama pengelolaan, program-program

pengembangan masyarakat di sekitar kawasan, penguatan kapasitas dan lain-

lain.

3. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan Bersama

Perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga keutuhan fungsi

kawasan, menjaga agar kawasan terbebas dari perambahan, perusakan dan

gangguan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam memperkuat

perlindungan dan pengamanan kawasan diperlukan strategi-strategi yang

melibatkan peran serta semua pihak berdasarkan kewenangan yang dimiliki

masing-masing pihak, baik di internal KPHP Muara Dua, perusahaan pemegang

izin maupun pihak-pihak eksternal seperti Kepolisian, Dinas Kehutanan, dan

masyarakat di sekitar kawasan KPHP Muara Dua. Selain memperkuat

pengamanan bersama, diperlukan juga partisipasi masyarakat yang berada di

sekitar kawasan, partisipasi ini dapat diperkuat dengan membangun pengamanan

swakarsa dan masyarakat peduli api yang berada di sekitar kawasan.

4. Legalitas Kawasan

Penataan kawasan ditujukan untuk memperoleh kepastian hukum, menghindari

sengketa yang bersumber dari tumpang tindihnya perizinan dan areal kawasan

serta menyediakan wadah bagi masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan

baik dalam rangka mendukung program KPH maupun program pembangunan

daerah dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

5. Pengembangan Blok Perlindungan

Blok Perlindungan KPH adalah wilayah yang berada pada areal izin IUPHHK –

HTI pada wilayah kerja KPH, yang perlu dipertahankan dan dilestarikan fungsinya

Page 60: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

43

BUKUIdari tekanan dan ketergantungan masyarakat sekitar yang tinggi terhadap KHP.

Salah satu upaya yang diperlukan adalah pemberdayaan masyarakat di sekitar

blok perlindungan. Pemberdayaan ini dapat berupa pengembangan ekonomi,

pengembangan potensi konservasi keanekaragamn hayati dan pelestarian plasma

nutfah, serta potensi jasa lingkungan dan wisata alam.

6. Sinergisitas Program Antar Pihak

Pengelolaan KPHP Muara Dua tidak cukup hanya dilakukan oleh unit pengelola

saja. Namun perlu melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan.

Keterlibatan antar pihak dapat diwujudkan dengan memperkuat sinergisitas

program para pihak. Dalam proses penyusunan program, pemerintah daerah,

perusahaan pemegang IUPHHK-HTI, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM), maupun investor harus disesuaikan dengan rencana dan tujuan KPHP,

mulai dari perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi.

Page 61: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

55

Tabel 15. Matriks Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara Dua Periode 2014 - 2023

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Inventarisasi danPenataan HutanBerkala

a. Sosialisasi tata bataskawasan KPHP Muara Dua

Kecamatanyangberbatasandengan wilayahKPHP MuaraDua

6 Kecamatan 300.000.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganpemegangizin konsesi

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,Stakeholdersterkait,Mitra donor

b. Rekonstruksi danpemeliharaan bataskawasan KPHP Muara Dua

Reg 46 dan Reg44

8 OT x 5 thn 250.000.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganpemegangizin konsesi

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,Stakeholdersterkait,Mitra donor

c. Penataan batas kawasanKPHP Muara Dua (batasberdasarkan SKMenhutbun No.256/Kpts-II/2000 dan SK MenhutNo.236/Menhut-II/2012)

Reg 46 dan Reg44

8 OT x 5 thn 250.000.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganpemegangizin konsesi

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,Stakeholdersterkait,Mitra donor

d. Pembuatan blok dan petak Reg 46 dan Reg44

5 paket 37.500.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganBPKH XX

APBD/APBN,Kemenhut/BPKH XX,DishutProvinsi

Page 62: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

56

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

e. Pembuatan ResortPengelolaan Hutan (RPH)

Reg 46 dan Reg44

4 wilayah 200.000.000 KPH MuaraDua bekerja

sama denganBPKH XX

f. Inventarisasi potensiSDA/SDH

Reg 46 dan Reg44

49.134 ha 400.000.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganpemegangizin konsesidanlembaga-lembagapenelitian/pendidikan

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,Stakeholdersterkait,Mitra donor

g. Penataan blok dan petakberkala

Reg 46 dan Reg44

8 OT x 5 thn 300.000.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganpemegangizin konsesi

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,Stakeholdersterkait,Mitra donor

2. PemberdayaanMasyarakat

a. Sosialisasi PermenhutNomor : P.39/Menhut-II/2013

Desa di sekitarwilayah KPHPMuara Dua

1010 Desa 300.000.0000

KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi

Page 63: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

57

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b. Pembinaan Masyarakat Desa di sekitarwilayah KPHPMuara Dua

1010 Desa 250.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi

c. Pendampingan kemitraanoleh penyuluh kehutanan

Desa di sekitarwilayah KPHPMuara Dua

1010 Desa 162.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,

d. Memfasilitasi Masyarakatbersama pemegang izinIUPHHK-HTI

Desa di sekitarwilayah KPHPMuara Dua

1010 Desa 300.000.000 KPH MuaraDuabekerjasamadenganpemegangizin konsesi

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi

3. Pembinaan danPemantauanPemanfaatanHutan danPenggunaanKawasan Hutanpada Areal yangberizin.

a. Pelaksanaan Monitoringdan Evaluasi terhadappemegang IUPHHK-HTIdan izin pemanfaatan hutanlainnya

Reg 44 dan Reg46

4 kali/ tahun 400.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi

b. Pelaksanaan pembinaanterhadap pemegangIUPHHK-HTI dan izinpemanfaatan hutan lainnya

Reg 44 dan Reg46

2 kali/ tahun 200.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi

4. Rehabilitasi PadaAreal Kerja diLuar Izin.

a. Sosialisasi dan Penyuluhankepada Masyarakat.

Reg 44 dan Reg46

4 kali/ tahun 600.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi

Page 64: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

58

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b. Pembibitan danpenanaman di lahan kritis.

Reg 44 dan Reg46

1 paket 500.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,dan donatur

c. Pemeliharaan Tanaman. Reg 44 dan Reg46

1 paket 500.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,dan donatur

d. Monitoring dan EvaluasiRehabilitasi Lahan.

Reg 44 dan Reg46

4 kali/tahun

200.000.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganlembagapenelitian/pendidikan

APBD/APBN,Pemegangizin konsesi,dan donatur

5. Pembinaan danPamantauanRehabilitasi danReklamasi diDalam ArealYang Berizin.

a. Monitoring dan evaluasipelaksanaan rehabilitasiterhadap pemegangIUPHHK-HTI maupan izinpemanfaatan hutan lainya

Reg 44 dan Reg46

4 kali/tahun

400.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN

b. Pembinaan terhadappenggunaan kawasanhutan.

Reg 44 dan Reg46

2 kali/tahun

200.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,pemegangizin konsesi

6. RencanaPenyelenggaraan

a. Penyediaan sarana danprasarana patroli

Reg 44 dan Reg46

1 paket1.000.000.000

KPH MuaraDua

APBN

Page 65: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

59

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PerlindunganHutan danKonservasi Alam

b. Patroli berkala Reg 44 dan Reg46

4 kali/ tahun 300.000.000 KPH MuaraDua

APBD

c. Patroli bersama Reg 44 dan Reg46

2 kali/ tahun 300.000.000 KPH MuaraDua, DishutProv/Kab

APBN

d. Operasi terpadu. Reg 44 dan Reg46

2 kali/ tahun 400.000.000 KPH MuaraDua, DishutProv/Kab,TNI/Polri

APBN

e. Pembentukan PengamananHutan Swakarsa danMasyarakat Peduli Api.

Reg 44 dan Reg46

4 RPH 600.000.000 KPH MuaraDua danBKSDALampung

APBD/APBN

f. Penegakan Hukum Reg 44 dan Reg46

2 kasus/tahun

500.000.000 KPH MuaraDua, DishutProv/Kab,Kepolisian,Pengadilan

APBD/APBN

7. RencanaPenyelenggaraan KoordinasidanSinkronisasiAntarPemegang Izin.

a. Sosialisasi pokok-pokokkebijakan pengelolaankawasan Hutan.

Desa di sekitarKPHP MuaraDua

10 Desa 300.000.000 KPH MuaraDua

b. Menyusun MasterplanPengelolaan Hutan

Kabupaten WayKanan

1 paket 150.000.000 KPH MuaraDua,PerguruanTingi,Litbanghut,

Page 66: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

60

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KementerianKehutanan

c. Pertemuan Rutin antarapengelola KPHP denganPemegang Izin

Pakuan RatuKabupaten WayKanan

4 kali/tahun 60.000.000 KPH MuaraDua

APBD/APBN,pemegangizin konsesi

d. Membangun kerjasamadengan pemegang izin.

Reg. 44 danReg 46

2 kali/tahun 400.000.000 KPH MuaraDua danPemegangIzin

APBD/APBN,pemegangizin konsesi

e. Membangun danmemperkuat mediakomunikasi dan informasidengan para stakeholder.

KabupatenLampug Utara,Way Kanan, danTulang BawangBarat

2 kali/tahun 100.000.000 KPH MuaraDua danstakeholderterkait

APBD/APBN,pemegangizin konsesi

f. Membangun KolaborasiPengelolaan KPHP

Reg 44 dan Reg46

2 kali/tahun 150.000.000 KPH MuaraDua danstakeholderterkait

APBD/APBN,pemegangizin konsesi

8. Koordinasi danSinergi denganInstansi danStake HolderTerkait.

a. Pertemuan Rutin antaraPengelola dengan instansidan stakeholder terkait.

Kabupaten WayKanan, TulangBawang Barat,dan LampungUtara

3 kali/tahun 120.000.000 KPH MuaraDua,PemerintahKab WayKanan,TulangBawangBarat danLampung

APBD/APBN,pemegangizin konsesi,APBDPemkab WayKanan,TulangBawangBarat,

Page 67: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

61

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Utara. LampungUtara

b. Membangun KolaborasiPengelolaan KPHP.

Kabupaten WayKanan, TulangBawang Barat,dan LampungUtara

1 paket x 10thn

1.500.000.000 KPH MuaraDua bekerjasama denganpemegangizin konsesi

APBD, DishutProvinsiLampung,pemegangizin konsesi

9. RencanaPenyediaan danPeningkatanKapasitas SDM

a. Analisa beban kerja dankebutuhan personil

KPH Muara Dua 3 OB/tahunx 3 tahun

30.000.000 KPH MuaraDua

APBD

b. Analisa penyesuaianstruktur organisasi KPHPMuara Dua

KPH Muara Dua 3 OB/tahunx 3 tahun

30.000.000 KPH MuaraDua

APBD

c. Peningkatan jenjangpendidikan

KPH Muara Dua 3 orang/tahun

225.000.000 KPH MuaraDua

APBD

d. Pemetaan kompetensi KPH Muara Dua 2 OB/ tahunx 5 tahun

15.000.000 KPH MuaraDua

APBD

e. Pendidikan dan Pelatihan KPH Muara Dua 2 org x 1pelatihan/thn x 6 thn

66.540.000 KPH MuaraDua

APBD

f. Permohonan formasipegawai

KPH Muara Dua 1 angkatan/tahun

25.000.000 KPH MuaraDua, DishutProvLampung,BKD ProvLampung

APBD

Page 68: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

62

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

g. Rekruitmen petugaslapangan

KPH Muara Dua 1 angkatan/tahun

25.000.000 KPH MuaraDua, DishutProvLampung

APBD

h. Penyusunan SOP KPH Muara Dua 12 OB/tahun

40.000.000 KPH MuaraDua, DishutProvLampung

i. Rapat pembinaan regulerKPH dan RPH

KPH Muara Dua 3 kali/tahun

60.000.000 KPH MuaraDua

j. Sistem PengawasanInternal Instansi

KPH Muara Dua 4 kali/tahun

40.000.000 KPH MuaraDua

k. Pembangunan/pengadaansarana dan prasarana KPH

KPH Muara Dua Paket/tahun

1.000.000.000 KPH MuaraDua

APBD, DishutProvinsi

10. PenyediaanPendanaan

a. Pembuatan rencanaanggaran dan kegiatanrutin kepadaPemda Provinsi Lampungdan Kemehut

KPH Muara Dua 1 paket 150.000.000 KPH MuaraDua

APBD, APBN

Page 69: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

63

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

b.Pembuatan proposalskema sharingpendanaan dariPemerintah ProvinsiLampung dan PemerintahKabupaten

KPH Muara Dua 1 paket 150.000.000 KPH MuaraDua

APD ProvinsiLampung/Kabupaten

c. Penyusunan Proposalkerjasama kegiatan denganpihak ketiga yang tidakmengikat dan dapat salingmenguntungkan

KPH Muara Dua 1 Paket 250.000.000 KPH MuaraDua

APBD

11.PengembanganDatabase

a. Pembuatan data basetentang KPHP Muara Dua

Reg 44 dan Reg46

12 OB x 5tahun

36.000.000 KPH MuaraDua

APBD

b. Penyusunan sisteminformasi kehutanan

KPH Muara Dua 12 OB x 5tahun

36.000.000 KPH MuaraDua

APBD

c. Inventarisasi flora danfauna di blok perlindungan

Reg 44 dan Reg46

49.134 ha 250.000.000 APBD,PemegangIUPHK-HTI

APBD

d. Inventarisasi potensisumber daya hutan padaareal izin oleh pemegangIUPHHK-HTI

Reg 44 dan Reg46

49.134 ha 250.000.000 APBD,Pemegang

IUPHHK-HTI

APBD,Pemegang

IUPHHK-HTI

Page 70: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

64

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

e. Pendataan petanipenggarap lahan hutanKPHP Muara Duabersama pemegangIUPHHK-HTI

Reg 44 dan Reg46

2 kali/ tahun 150.000.000 APBD,Pemegang

IUPHHK-HTI

APBD,Pemegang

IUPHHK-HTI

f. Inventarisasi potensisosial budaya masyarakatyang mendukungpengelolaan kawasan

Desa di sekitarKPH Muara Dua

2 kali/ tahun 150.000.000 KPH MuaraDua

APBD,PemegangIUPHK-HTI

g. Inventarisasi tanamanunggulan masing-masingresort

4 ResortPengelolaanHutan

2 kali/ tahun 150.000.000 KPH MuaraDua

APBD,PemegangIUPHK-HTI

h. Penetapan wilayah-wilayah tertentu sebagaicluster produksi hasilhutan bukan kayu

Reg 44 dan Reg46

1 Paket 100.000.000 KPH MuaraDua

APBD,PemegangIUPHK-HTI

i. Penyusunan studi tentangpengembangan wisataalam dan jasa lingkunganpada blok perlindungan.

Reg 44 dan Reg46

1 Paket 200.000.000 KPH MuaraDua,

PerguruanTinggi

APBD,PemegangIUPHK-HTI

j. Penafsiran Citra Landsatuntuk memantauperkembangan penutupanvegetasi

Reg 44 dan Reg46

1 Paket 300.000.000 KPH MuaraDua, BPKH

XX

APBD, APBN

Page 71: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

65

Program Kegiatan Lokasi Volume IndikasiBiaya (Rp) Pelaksana

Tahun ke- SumberPembiayaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

12. RencanaRasionalisasiWilayahKelola.

a. Rekonstruksi tata bataskawasan pada arealIUPHHK-HTI

Areal IUPHHK-HTI

1 Paket 300.000.000 KPH MuaraDua, BPKH

XX,Pemegang

IUPHHK-HTI

APBD,PemegangIUPHK-HTI

b. Identifikasi daninventarisasi kinerjapemanfaatan HutanTanaman

UPTD KPHMuara Dua

1 Paket 250.000.000 KPHP MuaraDua, DinasKehutananProvinsi/

Kabupaten

APBD,PemegangIUPHK-HTI

13. PengembanganInvestasi

a. Pengembangan InvestasiHasil Hutan Kayu.

Reg. 44 danReg. 46

1 paket 500.000.000 KPHP MuaraDua

PemegangIUPHHK-HTIdan Donatur

b. Pengembangan InvestasiHasil Hutan Bukan Kayu.

Reg. 44 danReg. 46

1 paket 500.000.000 KPHP MuaraDua

PemegangIUPHHK-HTIdan Donatur

c. Pengembangan InvestasiJasa Lingkungan danWisata Alam.

Reg. 44 danReg. 46

1 paket 500.000.000 KPHP MuaraDua

PemegangIUPHHK-HTIdan Donatur

Page 72: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

44

V. RENCANA KEGIATAN STRATEGISSELAMA JANGKA WAKTU PENGELOLAAN

Rencana kegiatan disusun untuk mencapai visi dan misi pengelolaan KPHP

Muara Dua. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh UPTD KPHP Muara Dua dengan

melibatkan para pihak yang terkait seperti pemerintah daerah provinsi, kabupaten,

kecamatan, desa, pemegang IUPHHK-HTI, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

serta masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Rencana Kegiatan

Strategis dalam Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara Dua untuk

periode 2014 – 2023 adalah sebagai berikut:

5.1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan

Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan untuk mengumpulkan data

terkait wilayah kelola. Tujuannya adalah untuk mengetahui keadaan dan potensi

sumber daya hutan serta lingkungannya secara lengkap. Inventarisasi hutan

dimaksudkan untuk memperoleh informasi potensi, karakteristik bentang alam,

kondisi sosial ekonomi, serta informasi lain pada wilayah kelola KPH. Kegiatan

inventarisasi hutan dilakukan secara berkala setiap 5 tahun sekali. Pada tahun

pertama pengelolaan KPH, inventarisasi wilayah harus dilakukan. Untuk

memberikan gambaran jelas tentang apa yang ada, baik potensi fisik wilayah

maupun potensi/sumber konflik di KPH.

Pada tahun ke-5 dan tahun ke-10 selama jangka waktu pengelolaan,

inventarisasi dilakukan kembali untuk mengetahui dinamika-dinamika di lapangan

yang menyangkut potensi hutan, dinamika sosial, dan ekonomi. Perubahan-

perubahan yang terjadi di lapangan akan segera diantisipasi pada kegiatan-kegiatan

pengelolaan berikutnya seperti perubahan potensi yang akan menyebabkan

perubahan pada produksi tahunan, perubahan sosial budaya, dan lain-lain sehingga

dapat dijadikan alat pemantauan dini atas kinerja pengelolaan hutan. Kegiatan

penataan hutan pada KPHP Muara Dua bertujuan untuk memperoleh kepastian

hukum dan kejelasan status, mengatasi sengketa yang bersumber dari tumpang

tindihnya perizinan dan areal kawasan yang meliputi kegiatan :

a) Sosialisasi tata batas kawasan KPHP Muara Dua;

b) Rekonstruksi dan pemeliharaan batas kawasan KPHP Muara Dua dan areal yang

telah memiliki IUPHHK-HTI;

c) Penataan batas kawasan KPHP Muara Dua;

Page 73: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

45

d) Pembuatan blok dan petak;

e) Pembagian Resort Pengelolaan Hutan (RPH);

f) Inventarisasi potensi sumber daya alam/hutan;

g) Penataan blok dan petak berkala.

5.2. Pemanfaatan Hutan pada Wilayah Tertentu

Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu belum dapat dilaksanakan karena

terkendala beberapa hal sebagai berikut :

a) Wilayah kerja KPHP Muara Dua meliputi 2 (dua) Kawasan Hutan Produksi yaitu

KHP Register 44 Sungai Muara Dua dan KHP Register 46 Way Hanakau. Luas

wilayah KPHP Muara Dua berdasarkan SK. 236/Menhut-II/2012 tentang

Penetapan Wilayah KPHP Muara Dua (Unit IV) Provinsi Lampung adalah ±

49.134 ha. Namun berdasarkan SK Menhutbun No. 256/Kpts-II/2000 tentang

Penunjukan Kawasan Hutan dan Wilayah Perairan di Provinsi Lampung, luas total

KHP Register 44 Sungai Muara Dua dan KHP Register 46 Way Hanakau adalah ±

52.838,50 ha. Sedangkan luas areal yang telah dibebani IUPHHK-HTI dan

pemanfaatan lainnya adalah 52.030,50 ha. Berdasarkan data tersebut maka

terdapat areal di luar izin seluas 808,50 ha.

b) P.T. Budi Lampung Sejahtera sebagai salah satu pemegang IUPHHK-HTI di

wiayah KPHP Muara Dua mengharapkan kejelasan tentang luasan areal kerja

mengingat terdapat perbedaan sejumlah 672 ha antara luas berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 53/Kpts-II/1997 (± 9.600 ha) dengan luas

berdasarkan hasil Rekonstruksi Tata Batas oleh UPTD Inventarisasi dan

Pemetaan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Tahun 2006 (10.272 ha).

Solusi untuk mengatasinya adalah melakukan rekonstrusi tata batas di areal kerja

IUPHHK-HTI yang merupakan kewajiban pemegang izin pemanfaatan hutan.

5.3. Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan Permenhut Nomor : P.39/Menhut-II/2013tanggal 16 Juli 2013

tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan,

maksud pemberdayaan masyarakat melalui Kemitraan Kehutanan adalah

mengembangkan kapasitas dan memberikan akses masyarakat setempat dalam

rangka kerjasama dengan pemegang izin pemanfaatan hutan atau Pengelola

Hutan, Pemegang Izin usaha industri primer hasil hutan, dan/atau Kesatuan

Page 74: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

46

Pengelolaan Hutan wilayah tertentu untuk meningkatkan kemandirian dan

kesejahteraan masyarakat setempat (Pasal 2).

Sejalan dengan amanah Permenhut tersebut dan visi KPHP Muara Dua

yaitu “Pengembalian Fungsi Hutan Produksi Pada Wilayah Kelola KPHP Muara Dua

Berbasis Pemberdayaan Masyarakat”, KPH wajib melaksanakan pemberdayaan

masyarakat setempat yang terdapat di sekitarnya melalui Kemitraan Kehutanan.

Kegiatan ini meliputi:

a) Sosialisasi Permenhut Nomor : P.39/Menhut-II/2013tanggal 16 Juli 2013 tentang

Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan kepada

masyarakat sekitar;

b) Pembinaan kepada masyarakat bersama penyuluh kehutanan dalam

pengembangan teknik agroforestry;

c) Pendampingan kemitraan oleh penyuluh kehutanan;

d) Memfasilitasi masyarakat dengan pemegang IUPHHK-HTI untuk membuat

kesepakatan bersama (MoU).

5.4. Pembinaan dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan dan PenggunaanKawasan Hutan pada Areal yang Berizin

Sesuai tugas pokok dan fungsi KPH dalam menyelenggarakan pengelolaan

hutan, KPH melakukan kegiatan pembinaan dan controlling terhadap pemegang izin.

Kegiatan pembinaan dilakukan untuk memberikan pedoman dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian kepada pemegang izin agar melaksanakan tugas

dan fungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna. Pembinaan dan pemantauan

areal yang telah diberi izin, meliputi kegiatan:

a) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Kerja Tahunan areal

IUPHHK-HTI per tri wulan; dan

b) Pelaksanaan pembinaan terhadap pemegang IUPHHK-HTI dan penggunaan

kawasan hutan per semester.

Tujuan kedua kegiatan tersebut adalah melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan (RKT) perusahaan. Apakah telah berjalan

sesuai yang telah ditetapkan. Pemantauan dan pembinaan juga dilaksanakan dalam

upaya perlindungan hutan khususnya pencegahan dan pengendalian kebakaran

hutan dan lahan. Permasalahan dan hambatan yang ditemukan atau dihadapi dalam

pengelolaan hutan dapat dikoordinasikan dan didiskusikan secara bersama dengan

Pengelola KPHP Muara Dua sebagai penanggung jawab di tingkat kelola atau tapak.

Page 75: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

47

5.5. Rehabilitasi pada Areal Kerja di Luar IzinRehabilitasilahan kawasan KPHP Muara Dua di luar izin dilaksanakan

dengan melakukan pembinaan dan controlling terhadap kegiatan rehabilitasi diluar

izin. Kegiatan pembinaan dilakukan untuk memberikan pedoman dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan rehabilitasi di areal kerja

diluar izin agar melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan

berhasil guna. Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi pada di luar izin meliputi

kegiatan:

a) Sosialisasi / penyuluhan terhadap masyarakat;

b) Pembibitan dan penanaman di lahan kritis;

c) Pemeliharaan tanaman; dan

d) Monitoring dan evaluasi rehabilitasi lahan.

5.6. Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi serta Reklamasi di Dalam Arealyang Berizin

Pembinaan dan pemantauan rehabilitasi serta reklamasi pada areal yang

berizin dalam menyelenggarakan pengelolaan hutan, KPH melakukan kegiatan

pembinaan, monitoring dan evaluasi, serta controlling terhadap pelaksanaan

rehabilitasi dan reklamasi di dalam areal pemegang izin. Kegiatan pembinaan

dilakukan untuk memberikan pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian kepada pemegang izin agar melaksanakan tugas dan fungsinya

secara berdaya guna dan berhasil guna. Pembinaan dan pemantauan areal yang

telah diberi izin meliputi kegiatan:

a) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Kerja Tahunan areal

IUPHHK-HTI per tri wulan; dan

b) Pelaksanaan pembinaan terhadap pemegang IUPHHK-HTI dan penggunaan

kawasan hutan per semester.

5.7. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Perlindungan dan pengamanan ditujukan untuk menjaga keutuhan fungsi

kawasan, agar kawasan terbebas dari perambahan, perusakan dan gangguan baik

langsung maupun tidak langsung. Dalam memperkuat perlindungan dan

pengamanan kawasan diperlukan strategi-strategi yang melibatkan peran serta

semua pihak berdasarkan kewenangan yang dimiliki masing-masing pihak, baik

internal KPHP Muara Dua, perusahaan pemegang izin maupun pihak-pihak eksternal

Page 76: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

48

seperti Kepolisian, Dinas Kehutanan, dan masyarakat di sekitar kawasan KPHP

Muara Dua. Selain memperkuat pengamanan bersama, diperlukan juga partisipasi

masyarakat yang berada di sekitar kawasan, partisipasi ini dapat diperkuat dengan

membentuk pengamanan swakarsa masyarakat yang berada di sekitar kawasan.

Kegiatan ini meliputi :

a) Pembagian wilayah kelola ke dalam 4 (empat) Resort Pengelolaan Hutan;

b) Penyediaan sarana dan prasarana patroli yang memadai seperti kendaraan roda

empat dan roda dua;

c) Patroli berkala yang dilaksanakan oleh Polisi Kehutanan KPH;

d) Patroli bersama yang dilaksanakan oleh unsur Polisi Kehutanan Dinas Kehutanan

Provinsi dan Kabupaten, Kepolisian setempat, dan pemegang IUPHHK-HTI;

e) Operasi Terpadu;

f) Pembentukan Pengaman Hutan Swakarsa dan Masyarakat Peduli Api; dan

g) Penegakan Hukum.

5.8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar PemegangIzin

KPHP Muara Dua sebagai penanggung jawab pengelolaan hutan, harus

melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan pemegang izin dan para pihak terkait.

Dengan adanya koordinasi dan sinkronisasi ini maka diharapkan segala

permasalahan dan kendala serta keberhasilan yang dilakukan oleh pemegang izin

dapat diketahui secara jelas sehingga semua pihak dapat terus berkonstribusi sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya.

Agar penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antara pemegang izin

dapat berjalan dengan baik tentunya dibutuhkan suatu master plan pengelolaan

hutan sesuai kaidah pengelolaan hutan produksi lestari. Dokumen ini harus dapat

disosialisasikan dengan baik kepada para pemegang izin sehingga akan menjadi

acuan bagi para pemegang izin dalam menyusun rencana pengelolaannya. Hal ini

memberikan kemudahan bagi para pemegang izin di wilayah pengelolaan KPH

dalam melakukan sinkronisasi diantara para pemegang izin. Koordinasi dan

sinkronisasi antara pemegang izin dilakukan melalui kegiatan:

a) Sosialisasi pokok-pokok kebijakan pengelolaan kawasan;

b) Membuat master plan pengelolaan hutan agar para pemegang izin dapat

menyesuaikan kegiatan pengelolaan dengan master plan KPH;

Page 77: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

49

c) Pertemuan rutin antara pengelola KPHP dan pemegang izin dalam rangka

melakukan sinkronisasi rencana kegiatan masing-masing pemegang izin dengan

rencana KPH;

d) Membangun kerjasama dengan para pemegang izin;

e) Membangun dan memperkuat media komunikasi; dan

f) Membangun kolaborasi pengelolaan KPHP.

5.9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait

Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait penting

dilakukan agar kegiatan yang dilakukan oleh KPH dapat bersinergi dengan kegiatan

yang dilakukan oleh instansi yang menangani bidang kehutanan maupun bidang

yang terkait di kabupaten. Hal ini mengingat KPHP Muara Dua merupakan KPHP

lintas kabupaten yang menangani KHP Reg 44 dan 46 yang secara administrasi

pemerintahan berada di 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Way Kanan, Tulang

Bawang Barat, dan Lampung Utara. Kegiatan yang dilakukan adalah pertemuan rutin

antara pengelola KPHP dengan instansi dan stakeholder terkait yang terdiri dari

Dinas Kehutanan Provinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten, Bappeda Provinsi dan

Kabupaten, Bakorluh Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Desa, perusahaan

pemegang IUPHHK-HTI, Kelompok Masyarakat, dan Lembaga Swadaya

Masayarakat (LSM) dalam rangka melakukan sinergi kegiatan.

5.10.Rencana Penyediaan danPeningkatan Kapasitas SDM

Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM ditujukan untuk

mempersiapkan aparatur pengelola dalam pelayanan publik, menyusun struktur,

fungsi, wewenang, tugas, dan tanggung jawab, serta tata hubungan yang efektif dan

efisien dalam optimalisasi pengelolaan KPHP Muara Dua. Pemantapan

kelembagaan KPH harus didukung oleh tersedianya SDM baik secara kualitas

maupun kuantitas. Selain tenaga teknis kehutanan, saat ini diperlukan juga tenaga

teknis yang mampu memfasilitasi konflik sosial ekonomi di masyarakat. Sehingga

dapat menjadi resolusi konflik terhadap konflik-konflik sosial ekonomi yang ada di

wilayah KPHP Muara Dua. Rencana kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut

meliputi :

Page 78: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

50

1. Pengembangan organisasi kelembagaan KPHP Muara Dua, meliputi kegiatan:

a) Analisa beban kerja dan kebutuhan personil; dan

b) Analisa penyesuaian struktur organisasi KPHP Muara Dua.

2. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pengelola KPHP Muara Dua,

meliputi kegiatan:

a) Peningkatan jenjang pendidikan;

b) Pemetaan kompetensi; dan

c) Pelibatan personil KPHP Muara Dua dalam pendidikan dan latihan untuk

mendukung pengelolaan dan pengembangan organisasi,

3. Penambahan personil pengelola KPHP Muara Dua, khususnya personil

lapangan, meliputi kegiatan:

a) Permohonan formasi pegawai; dan

b) Rekruitmen petugas lapangan.

Tabel 14. Ketersediaan dan Kebutuhan SDM KPHP Muara Dua

No Pejabat Struktural PosisiPosisi Non Struktural

Kebutuhan Tersedia(org)

Kekurangan(org)

1. Kepala UPTD KPHMuara Dua

T NSU SubbagTata Usaha

1 6

2. Kepala Subbag TataUsaha

T NSU SeksiRTE

1 3

3. Kepala Seksi RencanaTeknik dan Evaluasi

T NSU SeksiBina Hutan

2 3

4. Kepala Seksi BinaHutan

T TenagaFungsionalPolhut

5 7

TNSU Kepala

RPH4 5

Jumlah 4 13 20

KeteranganT= Terpenuhi

4. Penyusunan standar operational procedure (SOP) dan petunjuk teknis kegiatan-

kegiatan pengelolaan KPHP Muara Dua, tediri dari:

a) Penyusunan Prosedur Kerja KPH;

b) Penyusunan Prosedur Kerja Resort Pengelolaan Wilayah (RPH); dan

Page 79: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

51

c) Penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

kegiatan pengelolaan.

5. Monitoring dan evaluasi personil, untuk meningkatkan kinerja dan kedisiplinan

personil, meliputi kegiatan:

a) Membangun mekanisme pelaporan yang efektif dan efisien;

c) Rapat pembinaan reguler KPH dan RPH; dan

d) Sistem Pengawasan Internal Instansi.

6. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengelolaan KPHP

Muara Dua, meliputi kegiatan:

a) Pembangunan Kantor KPHP Muara Dua;

b) Pembangunan rumah jabatan dan mess lapangan;

c) Pembangunan pondok kerja, pondok jaga dan pos jaga;

d) Pengadaan peralatan kantor KPHP Muara Dua;

e) Peningkatan perlengkapan kerja personil KPH;

f) Pengadaan peralatan komunikasi lapangan;

g) Penyediaan listrik dan instalasi air bersih; dan

h) Pemeliharaan, perbaikan, dan rehabilitasi sarana dan prasarana.

5.11.Penyediaan Pendanaan

Saat ini KPHP Muara Dua merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Dinas Kehutanan Provinsi Lampung sehingga pendanaan secara umum masih

sangat tergantung dari pendanaan yang ada pada Dinas Kehutanan Provinsi

Lampung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Lampung.

Selain itu terdapat dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara/Konvergensi dari Kementerian Kehutanan. Namun kelak bila KPH sudah

menjadi institusi satuan perangkat kerja daerah (SKPD) ataupun melalui Pola

Penggunaan Keuangan Badan Layanan Umum Daeran (PPK BLUD) maka

pendanaan dapat langsung diberikan selain tentunya dapat berasal dari sumber lain

yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sumber-sumber lain dapat pula berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN)dan dari KPHP Muara Dua sendiri dengan menciptakan

peluang-peluang usaha yang nantinya dapat dikembangkan. Sebagai syarat untuk

mendapatkan dukungan dana dari pihak lain maka personil KPH harus memiliki

kemampuan pengelolaan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang

Page 80: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

52

berlaku di Indonesia. Selain itu harus melaksanakan prinsip pengelolaan keuangan

yang transparan, efisien, dan akuntabel.

Pelaporan penggunaan dana harus dilakukan secara berkala dan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dimana kontrol dan audit

internal juga dilakukan sebagai bagian dari pembinaan dan pengawasan berjenjang

yang dilakukan oleh kepala KPH.

5.12.Pengembangan Database

Tersedianya Informasi dan data yang memuat secara rinci, aktual, dan

akurat tentang aspek teknis kawasan hutan menurut unit pengelolaan, data sosial

ekonomi masyarakat serta variabel lain terkait pengelolaan KPH merupakan hal yang

mutlak untuk dimiliki sehingga terdapat bank data yang berbasis informasi teknologi

secara efektif dan profesional terutama dapat dipercaya oleh berbagai pihak.

Pembangunan pusat data (database) untuk mendukung pengelolaan KPHP Muara

Dua, meliputi kegiatan :

a. Pembuatan data base tentang KPHP MuaraDua;

b. Penyusunan sistem informasi kehutanan;

c. Inventarisasi flora dan fauna di blok perlindungan;

d. Inventarisasi potensi sumberdaya hutan pada areal izin oleh pemegan IUPHHK-

HTI;

e. Pendataan petani penggarap lahan hutan KPHP MuaraDua bersama pemegang

IUPHHK-HTI;

f. Inventarisasi potensi sosial budaya masyarakat yang mendukung pengelolaan

kawasan;

g. Inventarisasi tanaman unggulan masing-masing resort;

h. Penetapan wilayah-wilayah tertentu sebagai cluster produksi hasil hutan kayu

dan hasil hutan bukan kayu;

i. Penyusunan studi tentang pengembangan wisata alam dan jasa lingkungan

pada blok perlindungan; dan

j. Penafsiran citra landsat untuk memantau perkembangan penutupan vegetasi.

Page 81: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

53

5.13.Rencana Rasionalisasi Wilayah Kelola

Pengelolaan KPHP Muara Dua pada masa yang akan datang diprediksikan

menghadapi tantangan yang berat. Tantangan terberat adalah bertambahnya

populasi penduduk sekitar kawasan KPH yang dapat mempengaruhi ekosistem

hutan di KPHP Muara Dua. Hal ini menuntut pihak pengelola KPH untuk melakukan

kalkulasi yang scientific based yang dapat dipertanggungjawabkan. Rasionalisasi

pengurusan wilayah kelola mencakup 2 (dua) aspek yaitu: 1) aspek fisik (kawasan)

yang mencakup aspek silvikultur, tata guna hutan, eksplorasi potensi dan lainnya;

dan 2) aspek non teknis yang meliputi rasionalisasi kelembagaan wilayah kelola

hutan mulai dari tingkat blok sampai dengan tingkat petak (organisasi, kewenangan

dan personil).

Rasionalisasi wilayah kelola dari aspek fisik merupakan bentuk penilaian

kembali terhadap kawasan blok atau petak pemanfaatan dan penggunaan kawasan

hutan yang mengalami perubahan. Misalnya jika blok pemanfaatan kayu hutan

tanaman yangdikelola oleh pemegang ijin tidak mampu dikelola dengan efektif dan

efisien maka perlu dirasionalisasi wilayah kerjanya. Perubahan wilayah kelola juga

akan mempengaruhi operasional personil di lapangan. KPHP Muara Dua

menginginkan terwujudnya kepastian areal kerja melalui kegiatan tata batas,

penataan ruang yang efisien dan efektif. Inventarisasi hutan di wilayah ini dilakukan

untuk memperbaiki strategi dan pengembangan wilayah kelola yang sesuai dengan

kondisi terkini. Pelaksanaan rasionalisasi wilayah kelola inidapat dilakukan

bekerjasama dengan pemegang IUPHHK-HTI maupun pengguna kawasan pada

areal masing-masing. Adapun bentuk rasionalisasi wilayah kelola diarahkan pada:

a. Rekonstruksi tata batas kawasan pada areal IUPHHK-HTI; dan

b. Identifikasi dan inventarisasi kinerja pemanfaatan Hutan Tanaman.

5.14. Review Rencana Pengelolaan

RPHJP KPHP Muara Dua yang telah tersusun untuk jangka waktu 10

(sepuluh) tahun ke depan perlu diriview kembali secara rutin setiap tahun sehingga

dapat dilakukan tindakan apabila target pencapaian pengelolaan tidak tercapai.

Kesesuaian antara rencana dan data serta fakta di lapangan, akan memudahkan

pelaksanaan di tingkat tapak. Dengan mereview kembali, keberhasilan dan

hambatan dalam pelaksanaan RPHJP tahun berjalan dapat diketahui dan dievaluasi

Page 82: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

54

sehingga dapat diambil langkah-langkah strategis untuk percepatan pencapaian

target.

Pelaksanaan review rencana pengelolaan harus melibatkan para pihak yang

memiliki kepentingan. Para pihak yang terlibat hendaknya dapat mewakili semua

lapisan yang memilki kepentingan dengan pengelolaan hutan lestari baik dari

pemerintah, pemegang izin, masyarakat sekitar, akademisi, lembaga swadaya

masyarakat maupun lembaga lain yang berkompeten.

5.15. Pengembangan Investasi

Pengembangan investasi diwilayah kelola KPHP Muara Dua disesuaikan

dengan kebutuhan dan potensi yang ada. Pengembangan investasi yang akan

dilakukan di wilayah kelola KPHP Muara Dua berupa :

a) Pengembangan investasi hasil hutan kayu.

Jenis investasi yang akan dikembangkan meliputi Acacia dan Dipterocarpaceae

b) Pengembangan investasi hasil hutan bukan kayu.

Jenis investasi yang akan dikembangkan meliputi pengembangan budidaya lebah

madu, getah karet, dan persuteraan alam. Hasil getah dari tanaman karet

tersebut akan menghasilkan dalam waktu 5 (lima) tahun dan dapat dipasarkan

malalui pabrik pengolahan karet yang ada di Kabupaten Way Kanan.

c. Pengembangan investasi wisata alam dan jasa lingkung

Page 83: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

51

Page 84: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

Perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan KPHP Muara Dua disertai

dengan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap seluruh aspek

kegiatan pengelolaan.

6.1. Pembinaan

Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman,

bimbingan, pelatihan, dan supervisi. Pembinaan atas penyelenggaraan KPHP

Muara Dua adalah upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan

penyelenggaraan tersebut. Pembinaan atas penyelenggaraan kegiatan di KPHP

dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan sebagai wakil dari Pemerintah dan atau

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung mewakili Pemerintah Daerah Provinsi

Lampung. Pembinaan tersebut meliputi :

- Koordinasi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dengan Kepala KPH se-

Provinsi Lampung. Sebagai UPTD maka koordinasi dapat dilaksanakan secara

intensif dan rutin melalui berbagai kesempatan baik formal maupun informal,

sedangkan dengan Kementerian Kehutanan dilakukan melalui kunjungan atau

komunikasi dengan menggunakan media elektronik.

- Pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan administrasi.

- Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan administrasi.

Kegiatan ini perlu dilakukan secara periodik minimal dalam setahun dan insidentil

(sesuai dengan kebutuhan)

- Pendidikan dan pelatihan. Untuk memenuhi standar kompetensi kerja nasional

Indonesia sektor kehutanan, maka SDM KPH perlu terus ditingkatkan kualitasnya.

Walaupun pelaksana pendidikan dan pelatihan di daerah ditangani oleh Bandiklat

Provinsi Lampung dan atau Pusdiklat Kementerian Kehutanan, tetapi Dinas

Kehutanan Provinsi Lampung tetap berperan sebagai leader agar tujuan diklat

tepat sasaran.

- Perencanaan, pengembangan penelitian, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan

administrasi.

Pembinaan internal yang dilakukan Kepala UPTD KPHP Muara Dua

terhadap sumber daya manusia/personil KPH dengan mengkomunikasikan visi, misi,

tujuan, dan strategi KPH kepada personil; membuat strategi perencanaan dan

pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi dan misi;

Page 85: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara Dua

UPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

67

BUKUI

membuat uraian jabatan; program pendidikan, dan pelatihan pegawai; ketentuan

disiplin pegawai; sistem penilaian kinerja; serta rencana pengembangan karir.

Pembinaan eksternal dilakukan UPTD KPH Muara Dua terhadap pemegang

izin dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan KPH. Pembinaan terhadap

pemegang izin dilakukan dalam waktu setiap 3 (tiga) bulan sekali terkait dengan

pelaksanaan pembangunan HTI. Pembinaan terhadap masyarakat di dalam dan di

sekitar kawasan KPH dilakukan oleh UPTD KPHP Muara Dua bersama pemegang

izin di bawah koordinasi UPTD KPHP Muara Dua. Pembinaan terhadap masyarakat

dilakukan untuk menyosialisasikan kegiatan/rencana kegiatan pengelolaan KPHP

Muara Dua, keterlibatan masyarakat sekitar kawasan dalam pengelolaan dan untuk

meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai arti pentingnya

pengelolaan kawasan.

6.2. Pengawasan

Pengawasan internal dilakukan Kepala KPH meliputi kegiatan audit, review,

evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

tugas dan fungsi KPH dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa

kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara

efektif dan efisien. Pengawasan eksternal dilakukan oleh UPTD KPH Muara Dua

terhadap pemegang izin untuk mengetahui sejauh mana rencana pengelolaan yang

sudah ditetapkan oleh pemegang izin dapat dilaksanakan dengan sebagaimana

mestinya.

6.3. Pengendalian

Pengendalian internal dilakukan untuk menjamin dan mengarahkan agar

kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2010 tentang

Pedoman Organisasi dan Tata Kerja KPHL dan KPHP di Daerah disebutkan bahwa

Kepala KPHL dan KPHP Provinsi, Kabupaten/Kota melaksanakan sistem

pengendalian intern di lingkungan masing-masing. Sistem pengendalian intern yang

dimaksud sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008

Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

menurut peraturan ini adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk

memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan

Page 86: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara Dua

UPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

68

BUKUI

efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan. Sedangkan yag dimaksud dengan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang

diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan

pemerintahan daerah. Kegiatan pengendalian internal dilakukan oleh Kepala UPTD

KPHP Muara Dua antara lain: review atas kinerja KPH, pembinaan sumber daya

manusia, pengendalian atas pengelolaan sistem informasi, pengendalian fisik atas

aset, penetapan dan review atas indikator dan ukuran kinerja, akuntabilitas terhadap

sumber daya dan pencatatannya, dan dokumentasi yang baik atas Sistem

Pengendalian Intern.

Pengendalian eksternal dilakukan KPH terhadap pemegang ijin terhadap

pelaksanaan pembangunan HTI, pengendalian terhadap terhadap pelaksanaan RKT,

dan pengendalian terhadap pemanfaatan hutan dan/atau pengolahan hasil hutan.

Page 87: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

7.1. Pemantauan dan Evaluasi

Salah satu tugas dan fungsi KPHP adalah melaksanakan pemantauan dan

evaluasi atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan diwilayahnya sebagaimana

disebutkan dalam Peraturan Menteri Kehutanan No : P.6/Menhut-II/2010 Pasal 3.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap setiap program dan kegiatan

pengelolaan yang sudah direncanakan KPHP Muara Dua untuk mengetahui

pencapaian hasil, kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan

hutan. Pemantauan dan evaluasi untuk setiap program dan kegiatan dilakukan

secara berkala sesuai dengan tata waktu pelaksanaan program dan kegiatan

pengelolaan yang sudah direncanakan. Sedangkan evaluasi Rencana Pengelolaan

Hutan Jangka Panjang dilakukan paling sedikit 5 (lima) tahun sekali. Hasil

pemantauan dan evaluasi dapat digunakan perbaikan pelaksanaan rencana

pengelolaan hutan di masa yang akan datang.

Pemantauan dan evaluasi terhadap pemegang izin dilakukan oleh UPTD

KPHP Muara Dua berdasarkan Pasal 16 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Kepala

KPHL dan KPHP wajib melaksanakan pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas

pelaksanaan izin pemanfaatan hutan di wilayah KPH-nya. Pemantauan dan evaluasi

oleh KPH terhadap pemegang izin dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga)

bulan sekali untuk mengetahui sejauh mana rencana kerja yang sudah ditetapkan

oleh pemegang izin dapat dilaksanakan dengan sebenarnya.

7.2. Pelaporan

Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. UPTD KPHP

Muara Dua melaporkan hasil akhir dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh

UPTD KPHP Muara Dua sesuai dengan tugas dan fungsinya secara berkala. Acuan

yang digunakan dalampelaporan adalah berdasarkan standar prosedur operasional

yang berlaku. Tahapan dari penyampaian laporan dimulai dari penyiapan format

laporan, penyusunan bahan laporan dan resume telaahan bahan laporan sampai

dengan tahap penyusunan Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan, dan Laporan

Semesteran serta Laporan Tahunan. Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui

Page 88: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik …kph.menlhk.go.id/sinpasdok/public/RPHJP/RPHJP_MUARA_DUA.pdfKabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Muara DuaUPTD KPH Muara Dua Provinsi Lampung

70

BUKUI

kemajuan pengembangan kegiatan di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan sistem

pelaporan sebagai berikut :

1. KPHP Muara Dua wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan secara

berkala kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung yang melaksanakan

fungsi controlling di bidangnya yang ditembuskan kepada Kementerian

Kehutanan;

2. Laporan dibuat setiap tri wulan dan pada setiap akhir tahun disusun dalam bentuk

laporan tahunan;

3. Indikator yang dilaporkan untuk dipantau dan dievaluasi adalah semua kegiatan

sesuai dengan logical framework yang telah dibuat

4. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung yang melaksanakan fungsinya dalam

bidang kehutanan, melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang

diterima dari KPHP Muara Dua

Seluruh laporan yang telah tersusun ditandatangani oleh Kepala KPH dan

disampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung juga disampaikan

kepada pihak-pihak lain yang memiliki hak dan kewenangan.