2013-1-57201-531409060-bab2-31072013122617.pdf
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Studi Tentang Kos-kos
Kos merupakan salah satu tempat penyedia jasa penginapan atau tempat tinggal
sementara yang terdiri dari beberapa kamar dan setiap kamar memiliki beberapa
fasilitas yang ditawarkan atau disediakan dan juga mempunyai harga yang telah
ditentukan oleh pemilik kos sedangkan lama waktu penyewaan ditentukan sendiri
oleh si penyewa kamar. (Syahwari, 2012). Kos ini adalah salah satu tempat tinggal
yang banyak diminati para pelajar khususnya mahasiswa sebab kos adalah salah satu
tempat hunian yang di sewa untuk di tinggalkan sementara.
Kota Gorontalo adalah salah satu wilayah yang strategis untuk pembangunan
kos, kos yang ada di Kota Gorontalo lebih banyak kos yang memiliki surat izin usaha
atau bangunan kos yang dikenakan pajak. Berdasarkan data yang didapatkan dari
kontor DPPKAD kos yang ada di Kota Gorontalo terdapat 100 kos, kos ini adalah
kos yang dikenakan pajak yaitu kos yang memiliki lebih dari 10 kamar. Sedangkan
data yang di dapatkan dari kantor KPPT kos yang ada hanya sekitar 30 data, kos ini
adalah kos yang pernah mengurus surat izin untuk pembangunan (SIUP).
2.1.2 Sistem Informasi Geografis
GIS atau sistem informasi berbasis pemetaan dan geografi adalah sebuah alat
bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang terkait dengan
sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu, serta peristiwa- peristiwa
6
yang terjadi dimuka bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan
data berbasis database yang biasa digunakan, seperti pengambilan data
berdasarkan kebutuhan serta analisis statistic dengan menggunakan visualisasi
yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis
geografis melalui gambar-gambar tertentu (Qoriani,2012). Artinya sistem informasi
geografis adalah sebuah sistem data atau informasi yang bereferensi kepada lokasi
atau posisi obyek-obyek di bumi diistilahkan sebagai informasi spasial, sementara
atribut menggambarkan karakteristik dari data spasial tersebut. Lebih jelasnya,
komponen-komponen data spasial meliputi posisi/lokasi geografis, data atribut,
hubungan spasial dan waktu.
Sistem Informasi Geografis berbasis web adalah sebuah aplikasi sistem
informasi geografis yang dapat dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web browser.
Aplikasi tersebut bisa dijalankan dalam suatu jaringan global yaitu internet, dalam
suatu jaringan lokal atau jaringan LAN, dan dalam suatu komputer yang memiliki
web server (Akmal, 2011)
2.1.3 Model Data SIG
Menurut (Akmal,2011) model data SIG terdiri atas 2 macam yaitu :
1) Data Spasial, mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada
posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial
merupakan salah satu sistem dari informasi, dimana didalamnya terdapat
informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi,
perairan, kelautan dan bawah atmosfir. Data spasial dan informasi turunannya
digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan
bumi. Contoh data spasial seperti kode pos, nama lokasi, jenis kelamin.
7
2) Data non-spasial adalah data yang merepresentasikan aspek deskripsi dari
fenomena yang dimodelkan yang mencakup items dan properti, sehingga
informasi yang disampaikan akan semakin beragam. Contoh data non-spasial
adalah: Nama Kabupaten, Jumlah penduduk, Jumlah penduduk laki-laki, Jumlah
penduduk perempuan, Nama bupati, Alamat kantor pemerintahan, Alamat web
site, Nama gunung.
2.1.4 Kemampuan SIG
Kemampuan dari SIG adalah sebagai berikut (Islamadina dan nasarudin,2012).
1) Menggunakan data spasial maupun atributnya secara terintegrasi.
2) Dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha
meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan dan
unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
3) Dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data.
4) Memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi
kedalam beberapa layer atau coverage data spasial.
5) Memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial
dan atributnya.
6) GIS dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik.
Semua operasi GIS dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah
dalam bahasa script.
2.1.5 Sub Sistem SIG
Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem, yaitu
(Wira,2011)
8
1) Data input
subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan atribut dari berbagai sumbernya.
2) Data output
subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian
basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.
3) Data management
subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam
sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diupdate dan
diedit.
4) Data manipulasi dan analisis: subsistem ini menentukan informasi-informasi
yang dapat dihasilkan oleh SIG.
2.1.6 Peta
Definisi yang diuraikan oleh (Situmorang ,2011) Peta adalah sekumpulan dari
titik, garis dan area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi atau tempat
yang mengacu pada sistem koordinat dan biasanya dipresentasikan dalam dua
dimensi, tetapi bisa juga pada dimensi yang lebih tinggi. Pada peta terdapat
legenda yang berfungsi sebagai penghubung antara data keruangan (spatial
attributes) dengan data bukan keruangan (non spatial attributes). Artinya sebuah
Peta dapat diartikan juga sebagai gambaran dari data / fakta yang bersifat
keruangan yang diwakili dalam bentuk titik, garis dan poligon.
9
2.1.7 Google Map
Google Map adalah layanan aplikasi dan teknologi peta berbasis web yang
disediakan oleh Google secara gratis (bukan untuk kepentingan komersial),
temasuk di dalamnya website Google Map (http://maps.google.com), Google Ride
Finder, Google Transit, dan peta yang dapat disisipkan pada website lain
melalui Google Maps API (Utami, 2012).
2.1.8 Haversine Formula
Dalam penelitian ini akan dilakukan proses pencarian jarak, posisi di bumi dapat
direpresentasikan dengan posisi garis lintang (latitude) dan bujur (longitude). Untuk
menentukan jarak antara dua titik di bumi berdasarkan letak garis lintang dan bujur,
ada beberapa rumusan yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti memilih rumus
haversine untuk perhitungan jarak kos terdekat Universitas dan fasilas umum
terdekat kos.
Rumus haversine adalah persamaan yang penting pada navigasi, memberikan
jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (bumi) berdasarkan
bujur dan lintang. Penggunaan rumus ini cukup akurat untuk sebagian besar
perhitungan, juga mengabaikan ketinggian bukit dan kedalaman lembah di
permukaan bumi (Uyun dan Madikhatun,2011)
Berikut bentuk Rumus Haversine Formula :
Δlat = lat2− lat1 Δlong = long2− long1 a = sin2 (Δlat/2) + cos(lat1).cos(lat2).sin2(Δlong/2) c = 2.atan2 (√a, √(1−a)) d = R.c
10
Keterangan :
R = jari-jari bumi sebesar 6371(km)
Δlat = besaran perubahan latitude
Δlong = besaran perubahan longitude
C = kalkulasi perpotongan sumbu
d = jarak (km)
2.1.9 Spherical Law of Cosines
Metode haversine formula di atas diciptakan ketika tingkat presisi hasil
penghitungan masih sangat terbatas. Namun sekarang, penghitungan komputer dapat
memberikan tingkat presisi yang sangat akurat sehingga dengan menggunakan
rumus spherical law of cosine sederhana, kita dapat menentukan posisi dengan
cukup akurat.
d = acos(sin(lat1).sin(lat2)+cos(lat1).cos(lat2).cos(long2-long1)).R
2.2 Metode Simple Hill Climbing
Teknik heuristic adalah teknik yang digunakan untuk mempercepat pencarian
solusi. Teknik heuristic digunakan untuk mengeliminasi beberapa kemungkinan
solusi tanpa harus mengeksplorasinya secara penuh. Selain itu, teknik heuristic juga
membantu memutuskan kemungkinan solusi mana yang pertama kali perlu
dievaluasi. Ada beberapa metode pencarian heuristic salah satunya adalah metode
hill climbing. Metode ini dikenal untuk pencarian lokal. Gagasan untuk motede hill
climbing adalah mulai secara acak dari state yang sudah ada ( Thiang dkk,2008)
Terdapat dua jenis Hill Climbing yang sedikit berbeda, yakni Simple Hill
Climbing dan Steepest-Ascent Hill Climbing. Simple Hill Climbing sebenarnya
11
hampir sama dengan Steepest-Ascent Hill Climbing. Hanya saja gerakan pencarian
langsung memilih newstate yang memilki jalur yang lebih baik dari pada jalur-jalur
sebelumnya tanpa memperhitungkan jalur-jalur lain yang lebih baik dibandingkan
dengan Steepest-Ascent Hill Climbing gerakan pencariannya dilakukan kesemua
operator keseluruhan jika ditemukan jalur yang lebih baik maka jalur itulah yang
dipilih. Pada kasus pencarian kos penulis memilih Simple hill Climbing.
Pencarian ini akan digunakan pada proses pencarian jalur rute terpendek kos ke
fasilitas umum yang sebelumnya perhitungan jarak ini akan dihitung menggunakan
rumus Haversine Formula .
2.2.1 Proses Pencarian Simple Hill Climbing
Adapun proses pencarian pada metode simple hill climbing sebagai berikut:
Operator yang akan kita gunakan, adalah menukar urutan posisi 2 kota dalam suatu
lintasan. Apabila ada n kota, dan kita ingin mencari kombinasi lintasan dengan
menukar posisi urutan 2 kota, maka kita akan mendapatkan sebanyak :
n! 2!(n-2)!
Sehingga kalau ada 4 kota, kita bisa memperoleh kombinasi.
Gambar 2.1 Lintasan 4 kota
Jika dari soal terdapat 4 kota maka kombinasi 6 ini akan kita pakai semuanya sebagai operator, yaitu:
* Tukar 1, 2 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-2).
12
* Tukar 2, 3 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-3).
* Tukar 3, 4 (menukar urutan posisi kota ke-3 dengan kota ke-4).
* Tukar 4, 1 (menukar urutan posisi kota ke-4 dengan kota ke-1).
* Tukar 2, 4 (menukar urutan posisi kota ke-2 dengan kota ke-4).
* Tukar 1, 3 (menukar urutan posisi kota ke-1 dengan kota ke-3).
Gambar 2.2 New State dan pencarian operator pertama
Pada Gambar 2.2 terlihat bahwa, pada keadaan awal, lintasan terpilih adalah ABCD
(19). Pada level pertama, hill climbing akan mengunjungi BACD (17) yang ternyata
memiliki nilai heuristic lebih kecil dibandingkan dengan ABCD (17<19).
Gambar 2.3 pencarian operator kedua
BACD menjadi pilihan selanjutnya dengan operator terpakai Tukar1,2. Pada level
kedua, hill climbing akan mengunjung ABCD. Karena operator Tukar 1, 2 sudah
digunakan oleh ABCD, maka dipilih node yang lain yaitu BCAD (15).
13
Gambar 2.4 pencarian operator ketiga
Karena nilai heuristik BCAD lebih kecil dibanding dengan BACD (15<17), maka
node BCAD akan menjadi pilihan selanjutnya dengan operator Tukar 2,3 Kemudian
hill climbing akan mengunjungi CBAD (20). Karena nilai heuristik CBAD lebih
besar jika dibanding dengan BCAD (20>17), maka dipilih node lain. Pencarian
menuju ke node BACD, karena operator Tukar2,3 sudah pernah digunakan oleh
BCAD, maka dipilih node lain. Kunjungan berikutnya ke node BCDA (18). Nilai
inipun masih lebih besar dari niiai heuristic BCAD, sehingga dipilih node lain. Node
vang dikunjungi berikutnya adalah DCAB (19). Nilai heuristic DCAB ternyata juga
lebih besar dibanding dengan BCAD, sehingga pencarian dilanjutkan di node lainnya
lagi, yaitu BDAC (14).
14
Gambar 2.5 pencarian operator keempat
Nilai heuristik ini sudah lebih kecil dari pada nilai heuristik node BCAD (14<15),
maka sekarang node ini yang akan diekplorasi. Pencarian pertama ditemukan node
DBAC (15), yang lebih besar daripada nilai BDAC. Nilai heuristik yang lebih kecil
diperoleh pada node BDCA (13). Sehingga node BDCA ini akan diekplorasi.
Gambar 2.6 pencarian operator kelima
15
Pencarian pertama sudah mendapatkan node dengan nilai heuristik yang kebih kecil,
yaitu DBCA (12). Sehingga node ini diekplorasi juga.
Gambar 2.7 pencarian operator keenam
Dari hasil ekplorasi dengan pemakaian semua operator, ternyata sudah tidak ada
node yang memiliki nilai heuristik yang lebih kecil dibanding dengan nilai heuristik
DBCA, sehingga sebenarnya node DBCA (12) inilah lintasan terpendek yang kita
cari (SOLUSI).
2.2.2 Algoritma Simple Hill Climbing
1) Mulai dari keadaan awal, lakukan pengujian: jika merupakan tujuan, maka
berhenti; dan jika tidak, lanjutkan dengan keadaan sekarang sebagai keadaan
awal.
2) Kerjakan langkah-langkah berikut sampai solusinya ditemukan, atau sampai
tidak ada operator baru yang akan diaplikasikan pada keadaan sekarang:
a) Cari operator yang belum pernah digunakan; gunakan operator ini untuk
mendapatkan keadaan yang baru.
b) Evaluasi keadaan baru tersebut.
(a) Jika keadaan baru merupakan tujuan, keluar.
16
(b) Jika bukan tujuan, namun nilainya lebih baik dari pada keadaan sekarang,
maka jadikan keadaan baru tersebut menjadi keadaan sekarang.
(c) Jika keadaan baru tidak lebih baik dari pada keadaan sekarang, maka
lanjutkan iterasi.
Pada simple hill climbing ini, ada 3 masalah yang mungkin, yaitu:
a) Algoritma akan berhenti kalau mencapai nilai optimum local,
b) Urutan penggunaan operator akan sangat berpengaruh pada penemuan
solusi. Tidak diijinkan untuk melihat satupun langkah sebelumnya.
2.3 Penelitian Terkait
Pada penelitian terkait ini dicantumkan beberapa penelitian yang terkait dengan
penelitian yang dilakukan sekarang. Terdapat berbagai keragaman pada masing-
masing penelitian yang ada.
(Syahwari,2012) merancang sebuah aplikasi kos aplikasi ini merupakan aplikasi
client-server dimana memfungsikan internet sebagai pertukaran informasi antara
pemilik kos dengan penyewa kos.mengirimkan paket data ke server seperti koordinat
atau data user. User juga dapat mengambil data-data yang di butuhkan pada basis
data server seperti data user dan informasi seperti data kos. Aplikasi ini tidak dapat
menampilkan peta lokasi dan alamat kos, hanya informasi kos misalnya nama kos
dan harga kos Sedangkan untuk penelitian yang dilakukan sekarang user dapat
mencari langsung alamat kos tersebut.
Sedangkan penelitian (Nailis,2011) rancang bangun sistem informasi
pengelolaan asrama mahasiswa (sipam) its surabaya dengan metode throw-away
prototyping, aplikasi yang di buat lebih cenderung ke kos itu sendiri yaitu media
untuk mengelola hal-hal administratif, seperti registrasi penghuni baru, informasi
kamar kosong, tarif kamar, perpanjangan waktu huni, penambahan fasilitas
17
kamar dan lain-lain. Sedangkan penilitian yang penulis buat ini adalah sistem
informasi geografis dimana selain sistem ini bermanfaat bagi pemilik kos sistem ini
juga dapat membantu para pencari kos dalam pencarian kos yang diinginkan aplikasi
ini juga dapat menampilkan peta lokasi kos yang dapat membantu khalayak yang
ingin mengetahui atau mencari kos.
Aplikasi Metode Hill Climbing yang dilakukan oleh (Thiang dkk, 2008),
penelitian ini melakukan penerapan metode Simple Hill Climbing pada standolane
robot mobil, metode yang digunakan difungsikan untuk pencarian rute terpendek
yang akan dilalui robot mobil tersebut. Adapula penelitian dari (Kasim,2013)
penelitian tersebut berupa aplikasi LBS(Location Based Service) menggunakan
formula haversine untuk pencarian jarak fasilitas-fasilatas umum misalnya SPBU,
ATM, Hotel, dan Rumah makan.
Dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian
diatas pemakaian metode yang dipakai tersebut sama namun penerapan objeknya
yang berbeda, selain untuk pencarian rute, simple hill climbing juga akan melakukan
pencarian kos yang memiliki jalur rute terdekat kampus. Adapun informasi pencarian
fasilitas umum terdekat kos, atau pencarian kos terdekat fasilitas umum yang jarak
terdekatnya digunakan haversine formula dalam perhitungan jaraknya.
Adapun penelitian dari (Utami, 2012) aplikasi sistem informasi geografis
tentang kos, penelitian ini dapat menampilkan proses pencarian lokasi namun pada
proses pencarian yang ada hanya proses pencarian dari harga kos serta pencarian
jarak/rute menuju lokasi tertentu. Sedangkan aplikasi dalam penelitian ini selain
pencarian harga kos dan pencarian rute,aplikasi ini dapat melakukan pencarian sesuai
18
multicriteria seperti pencarian kos terdekat kampus dan ditampilkan jarak kos ke
kampus tersebut, pencarian fasilitas umum yang ada dekat kos misalnya mesjid,
fotocopy, warnet, tempat laundry dan lain-lain.
Dari beberapa penelitian di atas terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan sekarang, antara lain dari segi objek penelitian, penerapan metode
dan fitur-fitur dalam penyajian informasi. Sedangkan untuk kekurangan dari masing-
masing penelitian di atas antara lain seperti ketersediaan informasi lebih ke pemilik
kos dan pencarian multicriteria kos sesuai keinginan . Oleh karena itu di angkat
masalah-masalah dari kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya untuk
kiranya dapat menjadi suatu keunggulan dari penelitian yang dilakukan saat ini.