2010-043-088 surya adibuana's undergraduate theses-1

246
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS PENGANGKATAN OBJEK SECARA MANUAL MELALUI PENDEKATAN DESAIN EKSPERIMEN DAN CHAFFIN’S PLANAR STATIC MODEL Tugas Akhir Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: Surya Adibuana 2010-043-088 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA 2013

Upload: surya-adibuana

Post on 14-Apr-2017

495 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AKTIVITAS PENGANGKATAN OBJEK SECARA

MANUAL MELALUI PENDEKATAN DESAIN

EKSPERIMEN DAN CHAFFIN’S PLANAR STATIC

MODEL

Tugas Akhir

Diajukan Sebagai Syarat untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:

Surya Adibuana

2010-043-088

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

JAKARTA

2013

Page 2: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING MANUAL

MATERIAL HANDLING BY USING EXPERIMENTAL

DESIGN APPROACH AND CHAFFIN’S PLANAR

STATIC MODEL

FINAL ASSIGNMENT

Proposed as requirement for

Bachelor Degree of Industrial Engineering

By:

Surya Adibuana

2010-043-088

INDUSTRIAL ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF ENGINEERING

ATMA JAYA CATHOLIC UNIVERSITY OF INDONESIA

JAKARTA

2013

Page 3: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 4: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 5: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 6: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 7: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

iv

ABSTRAK

Peningkatan jumlah pekerja di Indonesia meningkatkan peluang akan

terjadinya cedera fisik di kalangan pekerja akibat kegiatan yang dilakukan dalam

pekerjaan. Salah satu bentuk pekerjaan yang menimbulkan cedera fisik adalah

aktivitas pengangkatan objek secara manual. Maka perlu diadakannya suatu

penelitian untuk mencari usulan akan metode dan kondisi angkat yang baik.

Penelitian ini mempertimbangkan 3 faktor utama dalam aktivitas

pengangkatan objek secara manual (Manual Material Handling/MMH), yakni

metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan. Setelah melakukan

pengumpulan data dengan melakukan percobaan pengangkatan, dilakukan

analisis data melalui pendekatan desain eksperimen dan biomekanika.

Hasil analisis desain eksperimen menyatakan bahwa faktor yang secara

signifikan mempengaruhi MMH dari segi berat angkat maksimal pada α = 0,05 adalah faktor posisi tangan dan interaksi faktor metode angkat*posisi

tangan*jenis handling. Sementara itu, interaksi faktor posisi tangan*jenis

handling, serta metode angkat*jenis handling signifikan berpengaruh pada α = 0,1. Sementara itu, faktor yang secara signifikan mempengaruhi MMH dari segi

kenyamanan angkat pada α = 0,05 adalah faktor jenis handling. Di samping itu, interaksi faktor metode angkat*posisi tangan*jenis handling berpengaruh

signifikan pada α = 0,1. Analisis dengan pendekatan biomekanika memakai Chaffin’s Planar Static Model. Perhitungan biomekanika dengan memakai model ini bertujuan untuk

mencari nilai Compression Force pada lumbar (L5/S1). Hasil dari pengolahan

data percobaan dengan perhitungan model ini menunjukkan bahwa metode

angkat paling aman bagi L5/S1 adalah squat lift.

Setelah mempertimbangkan semua analisis yang ada, dapat disimpulkan

bahwa metode angkat yang paling dianjurkan adalah squat lift, posisi tangan

supinasi, dan jenis handling rata-keras-diameter kecil.

Kata Kunci: Biomekanika, Manual Material Handling, Desain Eksperimen,

Chaffin’s Planar Static Model.

Page 8: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

v

ABSTRACT

Increasing amount of workers in Indonesia boosting the probabilities of

work physical injury among those worker class. One form of work activity which

causing work injury is the manual material handling (MMH) activity, especially

on lifting. Therefore, there must be a research to deal with this injury problem, by

searching the generic lifting method and condition for MMH activities.

This research considers 3 general factors in MMH activities. Those factors

are lifting method, handling characteristics, and hand position. After collecting

data from lifting experiment, the researcher analyzes those data by using two

approach, experimental design and biomechanics.

Experimental design analysis implies that hand position factor and lifting

method*hand position*handling characteristics interaction factors significantly

affect manual material handling activity from subject’s maximum lifting weight

variable in 0,05 α level. On the other side, lifting method*hand position and

lifting method*handling characteristics interaction factors significantly affect

manual material handling activity from subject’s maximum lifting weight variable in 0,1 α level. Then, the experiment implies that handling characteristics factor affect manual material handling activity from subject’s lifting comfort rate

variable in 0,05 α level. Furthermore, lifting method*hand position*handling

characteristics interaction factors significantly affect manual material handling

activity from subject’s lifting comfort rate variable in 0,1 α level. The biomechanical approach in this research using Chaffin’s Planar Static Model as base of analysis. Biomechanics calculation using that model aims

to compute Compression Force on Lumbar segment (L5/S1). The result of this

calculation implies that squat lift is the most safety lifting method for L5/S1

segment.

After consider all forms of analysis, it could be concluded that the most

recommended lifting method is squat lift, supination hand position, and handling

with flat-hard-small diameter characteristics.

Keywords: Biomechanics, Manual Material Handling, Experimental Design,

Chaffin’s Planar Static Model.

Page 9: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

vi

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin megucapkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena bila tanpa rahmat-Nya maka

mustahil Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Tugas

akhir ini ditulis sebagai salah satu prasyarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar

Sarjana Teknik dari Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya.

Selama melakukan proses penulisan Laporan Tugas Akhir ini, banyak

halangan dan rintangan yang telah dihadapi penulis. Akan tetapi, semua halangan

tersebut dapat diatasi penulis oleh karena bantuan dari beberapa pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada seluruh pihak yang telah membantu terpenuhinya tugas akhir ini sebagai

berikut:

1. Seluruh anggota keluarga yang sudah memberikan dukungan moril

maupun materiil.

2. Ibu Vivi Triyanti, S.T., M.Sc. selaku Pembimbing Tugas akhir bagi

penulis yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat

bermanfaat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Hotma Antoni Hutahean, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik

Industri, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.

4. Bapak Trifenaus Prabu H., S.T., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik

Industri, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.

5. Bapak Feliks Prasepta S. Surbakti, S.T., M.T., selaku dosen koordinator

pelaksanaan rangkaian kegiatan Seminar dan Tugas Akhir, atas petunjuk-

petunjuk teknis mengenai detil penulisan Laporan Seminar dan Tugas

Akhir secara menyeluruh.

6. Bapak Ronald Sukwadi, S.T., M.M., Ph.D. selaku Kepala Lab Sistem

Produksi, tempat penulis pernah mengabdi sebagai Asisten Lab.

7. Mas Tri, Pak Santoso, Mbak Heti, Mas Eko, Pak Ade, Pak Rovinus selaku

karyawan Sekretariat Fakultas Teknik atas kesediaannya membantu

Page 10: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

vii

penulis selama berkuliah di Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, baik

sebagai mahasiswa, maupun sebagai Asisten Lab Sistem Produksi.

8. Ibu Evelyn Yio selaku pemilik Toko Melati dan juga pemberi dukungan

finansial bagi penulis untuk berkuliah, dan yang juga telah memberikan

izin bagi penulis untuk melakukan observasi di Toko Melati, Pasar Baru.

9. Romo B. Hardijantan Dermawan, Pr., Pak Paulus Ari Triwibowo, Pak

Sabar, dan segenap Mahasiswa/i Keluarga Besar Pastoran Atma Jaya,

terutama pengurus dan Dewan Harian 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014

atas dukungan moral serta doa bagi penulis selama proses penulisan

Laporan Tugas Akhir ini.

10. Segenap rekan-rekan Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta

(PMKAJ), yang pernah melayani bersama ketika penulis masih menjadi

pengurus Pastoran Atma Jaya.

11. Segenap rekan-rekan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa, yang pernah

bekerja sama membentuk AD/ART Dewan Mahasiswa ketika penulis

masih menjadi pengurus Pastoran Atma Jaya.

12. Saudara Christian Wibisono dan Anggy Widi Prakoso, selaku rekan

seperjuangan penulis dalam menulis laporan Tugas Akhir.

13. Saudara Billy Ngaliman, S.T., Marselinus Brian, S.T., Leonardo, S.T., dan

Saudari Revina Hermawati, S.T. yang telah memberikan bantuan dan

dukungan bagi penulis selama proses pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.

14. Saudara Willy Nursalim, S.T., dan Harve, S.T. untuk kesediaannya

menjadi subjek trial bagi eksperimen yang dilaksanakan di dalam

penelitian ini.

15. Para Subjek Penelitian yang telah ikut berpartisipasi dalam proses

pengambilan data penelitian ini, khususnya para subjek yang berasal dari

luar Program Studi Teknik Industri Unika Atma Jaya: Saudara William

Prawira Lim, S.T., Kevin Ramada, Geraldus Aristo, Cipta Adinagara,

Widhi Adhiatma, S.Psi., dan Alexius Arief H., S.H.

16. Seorang wanita yang mungkin tanpa disadarinya telah memberikan

dukungan moral serta semangat yang amat besar bagi penulis selama

proses pengumpulan data hingga penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Page 11: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

viii

Tanpanya, mungkin proses pengerjaan Tugas Akhir dan hidup penulis

tidak akan terlalu berwarna.

17. Seluruh teman-teman Fakultas Teknik Unika Atma Jaya yang telah

membantu melalui dukungan moral maupun nasehat selama proses

penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

18. Semua pihak yang telah membantu teraksananya penulisan Laporan Tugas

akhir ini, tanpa dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, “Tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari bahwa

Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena keterbatasan

penulis. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

sekalian untuk menjadi bahan perbaikan di masa depan. Penulis berharap agar

Laporan Tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membacanya,

terutama bagi mereka yang berminat dalam kajian ilmu Ergonomi dan

Biomekanika.

Jakarta, Juni 2014

Penulis

Page 12: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

ix

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir .............................................................. i

Formulir Pernyataan Tanda Selesai Tugas Akhir ................................................... ii

Formulir Pernyataan Tanda Selesai Sidang Tugas Akhir ...................................... iii

Abstrak ................................................................................................................... iv

Kata Pengantar ....................................................................................................... vi

Daftar Isi ................................................................................................................ ix

Daftar Tabel .......................................................................................................... xv

Daftar Gambar....................................................................................................... xx

Daftar Rumus ..................................................................................................... xxiv

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

1.4. Batasan Penelitian .................................................................................... 6

1.5. Posisi Penelitian ....................................................................................... 7

1.6. Sistematika Penulisan .............................................................................. 9

1.6.1. Pendahuluan ...................................................................................... 9

1.6.2. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9

1.6.3. Pengumpulan Data .......................................................................... 10

1.6.4. Pengolahan Data .............................................................................. 10

1.6.5. Analisis Data ................................................................................... 10

1.6.6. Kesimpulan dan Saran ..................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

2.1. Ergonomi ................................................................................................ 12

2.2. Biomekanika .......................................................................................... 15

2.2.1. Konsep Biomekanika ...................................................................... 16

2.3. Sistem Gerak Tubuh Manusia ................................................................ 19

Page 13: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

x

2.3.1. Tulang/Kerangka ............................................................................. 19

2.3.2. Connective Tissue (Jaringan Penghubung) ..................................... 19

2.3.2.1. Cartilagenous Joints ................................................................ 19

2.3.2.2. Ligamen ................................................................................... 20

2.3.2.3. Tendon ..................................................................................... 21

2.3.2.4. Synovial Joints ......................................................................... 22

2.3.3. Otot .................................................................................................. 22

2.3.3.1. Proses Aerob ............................................................................ 23

2.3.3.2. Proses Anaerob ........................................................................ 23

2.4. Lumbar (L5/S1) ..................................................................................... 24

2.5. Manual Material Handling ..................................................................... 26

2.5.1. Metode Manual Lifting ................................................................... 29

2.5.1.1. Squat Lift ................................................................................. 29

2.5.1.2. Straddle Lift ............................................................................. 30

2.5.1.3. Knee High Lift (Power Lift) ..................................................... 30

2.5.1.4. One Knee Lift ........................................................................... 31

2.5.1.5. Stoop Lift ................................................................................. 31

2.6. Metode Chaffin’s Planar Static Model ................................................... 32

2.7. Nordic Body Map .................................................................................... 36

2.8. Penelitian Eksperimen dan Desain Eksperimen ..................................... 37

2.8.1. Tujuan Desain Eksperimen ............................................................. 38

2.8.2. Prinsip Dasar Desain Eksperimen ................................................... 38

2.8.3. Faktor dan Taraf Faktor .................................................................. 40

2.8.4. Langkah-langkah Desain Eksperimen ............................................ 40

2.8.5. Jenis dan Model Desain Eksperimen .............................................. 41

2.8.6. Uji ANOVA .................................................................................... 42

2.8.7. Tingkat Signifikansi dan Tingkat Kepercayaan .............................. 42

2.8.8. Uji Tukey ........................................................................................ 43

2.8.9. Uji Sidak ......................................................................................... 44

Page 14: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 45

3.1. Tahap Persiapan Penelitian ..................................................................... 45

3.1.1. Tahap Studi Pendahuluan................................................................ 45

3.1.2. Perumusan Latar Belakang Penelitian ............................................ 46

3.1.3. Perumusan Masalah Penelitian ....................................................... 46

3.1.4. Penetapan Tujuan Penelitian ........................................................... 46

3.1.5. Penentuan Batasan Penelitian ......................................................... 47

3.1.6. Penetapan Posisi Penelitian ............................................................. 47

3.2. Tahap Studi Pustaka ................................................................................ 47

3.3. Tahap Pengumpulan Data ....................................................................... 48

3.3.1. Penelitian Pendahuluan ................................................................... 48

3.3.1.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan ....................... 48

3.3.1.2. Pengamatan di Lapangan .................................................. 52

3.3.2. Penentuan Subjek Penelitian ........................................................... 53

3.3.3. Jenis Penelitian ................................................................................ 54

3.3.4. Penentuan Rencana Variabel Penelitian ......................................... 54

3.3.5. Penentuan Faktor dan Taraf Faktor Serta Hipotesis ....................... 55

3.3.5.1. Penentuan Taraf Faktor Berdasarkan Hasil Penelitian

Pendahuluan .................................................................... 57

3.3.6. Penentuan Jumlah Observasi dan Sampel ....................................... 67

3.3.7. Perancangan Teknis Eksperimen dan Pengumpulan Data .............. 67

3.3.8. Penentuan Alat Ukur ....................................................................... 70

3.3.9. Rekapitulasi Data Eksperimen ........................................................ 71

3.3.10. Penentuan Kebutuhan Data untuk Metode Chaffin’s

Planar Static Model .................................................................................. 72

3.4. Tahap Pengolahan Data .......................................................................... 73

3.4.1. Pengolahan Data Eksperimen ......................................................... 73

3.4.2. Pengolahan Data Metode Chaffin’s Planar Static Model ............... 77

3.5. Tahap Analisis Data ................................................................................ 78

3.6. Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 79

Page 15: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xii

BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ............................... 76

4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data Eksperimen ................................... 85

4.1.1. Pengumpulan Data Eksperimen ...................................................... 85

4.1.2. Pengolahan Data Eksperimen ......................................................... 88

4.1.2.1. Pengolahan Data Eksperimen Berat Angkat Maksimum ........ 88

4.1.2.2. Pengolahan Data Eksperimen Kenyamanan Pengangkatan .... 97

4.1.2.3. Post Hoc Test ANOVA ......................................................... 106

4.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data untuk Perhitungan Chaffin’s

Planar Static Model .............................................................................. 110

4.2.1. Pengumpulan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s

Planar Static Model ..................................................................... 110

4.2.2. Pengolahan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s

Planar Static Model ..................................................................... 112

4.2.3. Standar Sudut Metode Pengangkatan ........................................... 118

4.2.4. Langkah Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model ................... 120

4.2.4.1. Momen dan Gaya Reaksi pada Siku (Elbow) ........................ 120

4.2.4.2. Momen dan Gaya Reaksi pada Bahu (Shoulder) .................. 121

4.2.4.3. Perhitungan Nilai Sudut α ..................................................... 122

4.2.4.4. Momen Eksternal (ML5/S1 Eksternal) dan Gaya Reaksi

pada L5/S1 ............................................................................ 124

4.2.4.5. Perhitungan nilai ML5/S1 External & PA ...................................... 126

4.2.4.6. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan

Gaya Otot Lumbar (FM) ........................................................ 127

4.2.4.7. Perhitungan nilai Gaya Tekan Lumbar (FC) dan

Gaya Gesek pada Lumbar (FS) ............................................. 129

BAB V. ANALISA ............................................................................................. 132

5.1. Analisa Mengenai Pengolahan Data Eksperimen ................................. 132

5.1.1. Perhitungan Nilai BMI .................................................................. 132

5.1.2. Analisis ANOVA dengan Kovarian BMI ..................................... 138

Page 16: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xiii

5.1.3. Analisis Post Hoc Test ANOVA dengan Kovarian BMI .............. 145

5.1.3.1. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan

Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum ..................... 146

5.1.3.2. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan

Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ............................ 148

5.2. Regresi Faktor dan Interaksi Faktor yang Secara

Signifikan Mempengaruhi Variabel Dependen ................................... 150

5.2.1. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen

Berat Angkat Maksimum ............................................................. 150

5.2.1.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan ......... 151

5.2.1.2. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan*

Metode Angkat*Jenis Handling .................................................. 155

5.2.1.3. Perumusan Regresi Dummy Faktor Metode Angkat*

Jenis Handling ............................................................................. 160

5.2.1.4. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan*

Jenis Handling ............................................................................. 162

5.2.2. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat .................................................................... 167

5.2.2.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Jenis Handling ........ 168

5.2.2.2. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan*

Metode Angkat*Jenis Handling .................................................. 172

5.3. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis ............................................... 174

5.3.1. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen

Berat Angkat Maksimal ................................................................ 175

5.3.2. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat ..................................................................... 186

5.3.3. Analisis Korelasi Antara Variabel Berat Angkat Maksimum dan

Kenyamanan Angkat ..................................................................... 193

5.4. Analisa Mengenai Hasil Pengolahan Data Chaffin’s

Planar Static Model ............................................................................. 193

5.4.1. Analisa dengan Pendekatan Compression Force Mengenai Hasil

Page 17: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xiv

Pengolahan Data Chaffin’s Planar Static Model ....................... 193

5.4.2. Analisa Keterkaitan Panjang Lengan Gaya Terhadap Gangguan

pada Bagian Lumbar .................................................................. 197

5.5. Penggabungan Analisis dengan Pendekatan Eksperimental dan

Biomekanika ................................................................................................ 202

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 205

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 207

LAMPIRAN 1: Tabel Nilai Kritis Distribusi F (α = 0,05)

LAMPIRAN 2: Tabel Studenized Range Distribution (α = 0,05)

LAMPIRAN 3: Contoh Formulir Data Pendukung Praktikum untuk Pengumpulan

Data

Page 18: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ................................ 2

Tabel 1.2. State of the Art (SOTA) ........................................................................ 7

Tabel 3.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan .......................................... 48

Tabel 3.2. Rekapitulasi Cedera Pekerja Menurut Data Penelitian Pendahuluan .. 49

Tabel 3.3. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Pengangkatan Manual

di Lapangan ........................................................................................................... 52

Tabel 3.4. Rangkuman Penentuan Variabel atau Faktor Dependen dan Independen

dalam Penelitian ini ............................................................................................... 64

Tabel 3.5. Rangkuman Faktor dan Taraf Faktor .................................................. 65

Tabel 3.6. Kombinasi Taraf Faktor dalam Eksperimen ........................................ 65

Tabel 3.7. Tabel Rekapitulasi Data Hasil Eksperimen ......................................... 71

Tabel 3.8. Tabel Rekapitulasi Data M x H x P ..................................................... 74

Tabel 3.9. Tabel Rekapitulasi Data M x H ........................................................... 74

Tabel 3.10. Tabel Rekapitulasi Data M x P .......................................................... 74

Tabel 3.11. Tabel Rekapitulasi Data H x P ........................................................... 74

Tabel 3.12. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Nilai F ............................................. 75

Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum (dalam Satuan kg) ......... 85

Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan (Satuan Skor

Kenyamanan Angkat) ........................................................................................... 86

Tabel 4.3. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi (Satuan kg) ........................................................................................... 88

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi untuk Faktor M x H (Satuan kg) .......................................................... 89

Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi untuk Faktor M x P (Satuan kg) ........................................................... 89

Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi untuk Faktor H x P (Satuan kg) ........................................................... 89

Tabel 4.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat

Angkat Maksimum ................................................................................................ 90

Page 19: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xvi

Tabel 4.8. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat

Angkat Maksimum Menurut Software SPSS ........................................................ 93

Tabel 4.9. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel Berat

Angkat Maksimum ................................................................................................ 97

Tabel 4.10. Rekapitulasi Data Berat Kenyamanan Pengangkatan Setelah

Penjumlahan Observasi (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) ............................... 97

Tabel 4.11. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah Penjumlahan

Observasi Faktor M x H (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) .............................. 97

Tabel 4.12. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah Penjumlahan

Observasi Faktor M x P (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) .............................. 98

Tabel 4.13. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah Penjumlahan

Observasi untuk Faktor H x P (Satuan Skor Kenyamanan Angkat) ..................... 98

Tabel 4.14. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat ............................................................................................. 99

Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat Menurut Software SPSS ................................................... 102

Tabel 4.16. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel

Berat Angkat Maksimum .................................................................................... 106

Tabel 4.17. Perbandingan Selisih Pasangan Perlakuan dengan Nilai T.............. 108

Tabel 4.18. Tabel Output Perhitungan Metode Tukey dengan Software SPSS

untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ................................................. 109

Tabel 4.19. Tabel Rekapitulasi Tinggi (satuan m) dan Berat Tubuh (satuan kg)

Subjek pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi .............................. 110

Tabel 4.20. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek pada

Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ................................................... 111

Tabel 4.21. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan kg)

pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ........................................... 113

Tabel 4.22. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan

Newton) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ............................ 114

Tabel 4.23. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek (Satuan

meter) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ............................... 115

Page 20: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xvii

Tabel 4.24. Tabel Rekapitulasi COM Bagian Tubuh Subjek (Satuan meter) pada

Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ................................................... 116

Tabel 4.25. Tabel Rekapitulasi Weight Load Per Tangan Subjek (Satuan Newton)

pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi ........................................... 117

Tabel 4.26. Tabel Rekapitulasi Sudut Tiap Bagian Tubuh untuk Setiap Metode

Pengangkatan (Satuan Derajat) ........................................................................... 120

Tabel 4.27. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada

Siku (Satuan N dan Nm) ..................................................................................... 121

Tabel 4.28. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada

Bahu (Satuan N dan Nm) .................................................................................... 122

Tabel 4.29. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Sudut α [Satuan Derajat] ..... 123

Tabel 4.30. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen

Eksternal pada L5/S1 (Satuan N dan Nm) .......................................................... 124

Tabel 4.31. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan ML5/S1 External (Satuan Nm) &

PA (Satuan mmHg) .............................................................................................. 126

Tabel 4.32. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) dan

Gaya Otot Lumbar (FM) [Satuan N] .................................................................... 127

Tabel 4.33. Tabel Rekapitulasi Hasil FC dan FS (Satuan Newton) ..................... 130

Tabel 4.34. Tabel Rekapitulasi Kondisi Angkat bagi Subjek ............................. 131

Tabel 5.1. Rekapitulasi Data Tinggi dan Berat Tubuh Subjek Penelitian .......... 133

Tabel 5.2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian

(Satuan kg/m2) .................................................................................................... 134

Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek

Penelitian ............................................................................................................. 135

Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek

Penelitian (3 Kategori BMI) ............................................................................... 136

Tabel 5.5. Kode Kategori BMI untuk Setiap Subjek Penelitian

(3 Kategori BMI) ................................................................................................ 136

Tabel 5.6. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk Variabel

Dependen Berat Angkat Maksimum Menurut Software SPSS ........................... 138

Page 21: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xviii

Tabel 5.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk Variabel

Dependen Kenyamanan Pengangkatan Menurut Software SPSS ....................... 142

Tabel 5.8. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan

Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum .................................................... 147

Tabel 5.9. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan

Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ........................................................... 148

Tabel 5.10. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan untuk

Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ...................................... 151

Tabel 5.11. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy Faktor

Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum .... 153

Tabel 5.12. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Faktor Posisi

Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ............... 153

Tabel 5.13. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi

Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat

Angkat Maksimum .............................................................................................. 155

Tabel 5.14. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy

Interaksi Faktor Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk

Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ...................................... 158

Tabel 5.15. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor

Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel

Berat Angkat Maksimum .................................................................................... 158

Tabel 5.16. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode

Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat

Maksimum .......................................................................................................... 160

Tabel 5.17. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi

Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Variabel Berat Angkat

Maksimum .......................................................................................................... 162

Tabel 5.18. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy

Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel

Berat Angkat Maksimum .................................................................................... 166

Page 22: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xix

Tabel 5.19. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor

Posisi Tangan* Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat

Maksimum .......................................................................................................... 166

Tabel 5.20. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Jenis Handling untuk

Memprediksi Nilai Variabel Dependen Kenyamanan Angkat ........................... 168

Tabel 5.21. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy Faktor

Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ... 170

Tabel 5.22. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor

Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum ... 171

Tabel 5.23. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode

Angkat*Jenis Handling*Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel

Dependen Kenyamanan Angkat.......................................................................... 173

Tabel 5.24. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi Tangan

A dan B untuk Variabel Dependen Berat Angkat Maksimal .............................. 182

Tabel 5.25. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Jenis Handling

Tanpa Mempertimbangkan Faktor Posisi Tangan .............................................. 186

Tabel 5.26. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi Tangan

A dan B untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat .................................. 192

Tabel 5.27. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai FCmurni (Satuan Newton) ....... 194

Tabel 5.28. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi Tangan

A dan B untuk Variabel Dependen Compression Force..................................... 197

Tabel 5.29. Rangkuman Sudut-Sudut Standar Metode Angkat terhadap Sumbu

Horizontal ........................................................................................................... 200

Tabel 5.30. Rangkuman Lengan-Lengan Gaya yang Terbentuk dari Ketiga

Metode Angkat dalam Penelitian ini (Satuan meter) .......................................... 201

Tabel 5.31. Perhitungan Skor untuk Mencari Metode Angkat yang Dianjurkan

Secara Generik .................................................................................................... 202

Tabel 5.32. Rekapitulasi Skor untuk Mencari Metode Angkat yang Dianjurkan

Secara Generik .................................................................................................... 203

Page 23: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Angka Pengangguran di Indonesia ........................................ 1

Gambar 1.2. Salah Satu Aktivitas Pemindahan Bahan Manual .............................. 2

Gambar 1.3. Ilustrasi Peluang Cedera dari Beberapa Postur Kerja ....................... 3

Gambar 1.4. Ilustrasi Resiko Cedera Tulang Belakang Akibat Postur yang Kurang

Ergonomis .............................................................................................................. 3

Gambar 1.5. Ilustrasi yang Menunjukkan Postur Salah Satu Metode Pengangkatan

yang Dianjurkan ...................................................................................................... 4

Gambar 1.6. Overhead Lift ..................................................................................... 5

Gambar 2.1. Diagram Keilmuan Biomekanika ..................................................... 16

Gambar 2.2. Ilustrasi Input, Elemen, dan Hasil dari Occupational Biomechanic 17

Gambar 2.3. Pandangan Depan dan Belakang dari Kerangka Manusia Normal ...... 20

Gambar 2.4. Joint dan Ligamen pada Ruas Tulang Belakang ................................. 21

Gambar 2.5. Ilustrasi Posisi Salah Satu Tendon yang Melekatkan Otot Betis

ke Tulang Tumit, yakni Achilles Tendon ................................................................. 21

Gambar 2.6. Ilustrasi Synovial Joints pada Lutut .................................................... 22

Gambar 2.7. Struktur Otot Lurik ........................................................................... 23

Gambar 2.8. Posisi L5/S1 (Lumbar Vertebrae) pada Ruas Tulang Belakang .......... 25

Gambar 2.9. Ilustrasi Squat Lift ............................................................................ 29

Gambar 2.10. Ilustrasi Straddle Lift ...................................................................... 30

Gambar 2.11. Ilustrasi Knee High Lift / Power Lift .............................................. 30

Gambar 2.12. Foto Postur Tubuh One Knee Lift .................................................. 31

Gambar 2.13. Foto Postur Tubuh Stoop Lift ......................................................... 31

Gambar 2.14. Skema Chaffin’s Planar Static Model............................................ 32

Gambar 2.15. Persentase Distribusi Berat Per Segmen Tubuh Manusia .............. 34

Gambar 2.16. Contoh Kuesioner Nordic Body Map ............................................. 37

Gambar 3.1. Kuesioner Pendahuluan ..................................................................... 51

Gambar 3.2. Posisi Telapak Tangan untuk Diameter Penggenggaman Kecil dan

Diameter Penggenggaman Besar .......................................................................... 57

Gambar 3.3. Ilustrasi Letak Dimensi Keliling Genggam dan

Page 24: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xxi

Diameter Genggam ............................................................................................... 58

Gambar 3.4. Metode Pengangkatan Squat Lift ..................................................... 59

Gambar 3.5. Metode Pengangkatan One Knee Lift ............................................... 60

Gambar 3.6. Metode Pengangkatan Stoop Lift ........................................................ 60

Gambar 3.7. Handle Rata-Keras-Diameter Kecil yang Terbuat dari Bahan Besi 61

Gambar 3.8. Handle Rata-Lunak-Diameter Kecil yang Terbuat dari

Bahan Karet .......................................................................................................... 61

Gambar 3.9. Handle Tak Rata-Lunak-Diameter Besar yang Terbuat dari Serpihan

Styrofoam Terbungkus Plastik .............................................................................. 61

Gambar 3.10. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan B pada

Eksperimen ini ...................................................................................................... 62

Gambar 3.11. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan A pada

Eksperimen ini ...................................................................................................... 63

Gambar 3.12. Contoh Kuesioner Nordic Body Map ............................................... 71

Gambar 3.13. Ilustrasi Sederhana dari Sudut-Sudut Utama dalam Chaffin’s Planar

Static Model .......................................................................................................... 73

Gambar 3.14. Bagan Metodologi Penelitian Secara Keseluruhan ........................... 80

Gambar 3.15. Bagan Metodologi Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model .... 82

Gambar 3.16. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan

Variabel Dependen Berupa Berat Pengangkatan Maksimum ............................... 82

Gambar 3.17. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan

Variabel Dependen Berupa Berat Kenyamanan Pengangkatan ............................ 83

Gambar 4.1. Kuesioner Nordic Body Map dalam Penelitian Ini .............................. 87

Gambar 4.2. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh yang Diukur Dimensi Panjangnya ... 112

Gambar 4.3. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Bagian Tubuh dalam

Metode Pengangkatan Manual .............................................................................. 118

Gambar 4.4. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Tubuh Ketiga Metode Angkat

Penelitian ini ........................................................................................................ 119

Gambar 4.5. Diagram Benda Bebas Lengan Bawah ............................................. 120

Gambar 4.6. Diagram Benda Bebas Lengan Atas ................................................. 121

Page 25: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xxii

Gambar 4.7. Diagram Benda Bebas Batang Tubuh .............................................. 123

Gambar 4.8. Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1 .................................... 125

Gambar 4.9. Ilustrasi Chaffin’s Planar Static Model Beserta Beberapa Variabel

Dimensi Gaya, Sudut, dan Panjang yang Dihitung dalam Metode ini .................... 125

Gambar 4.10. Ilustrasi Letak Sudut yang diperlukan Chaffin’s Planar Static Model

untuk Menghitung Nilai Compression Force (FC) ................................................ 125

Gambar 4.11. Ilustrasi Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1 ..................... 128

Gambar 5.1. Grafik Pengaruh Faktor Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal .. 175

Gambar 5.2. Perbandingan Kemantapan Handle Posisi Tangan B dan Posisi

Tangan A ............................................................................................................. 176

Gambar 5.3. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling

*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan A .................. 177

Gambar 5.4. Posisi Hampir Vertikal ke Bawah pada Lengan dalam Metode Angkat

Stoop Lift ............................................................................................................. 178

Gambar 5.5. Posisi Lengan dan Kaki Squat Lift & One Knee Lift ......................... 180

Gambar 5.6. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling

*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan B ....................... 180

Gambar 5.7. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Posisi Tangan

Terhadap Beban Maksimal ................................................................................... 183

Gambar 5.8. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Metode Angkat

Terhadap Beban Maksimal ................................................................................... 184

Gambar 5.9. Grafik Pengaruh Faktor Jenis Handling Terhadap

Kenyamanan Angkat ............................................................................................ 187

Gambar 5.10. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

A*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat ................................................ 188

Gambar 5.11. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

B*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat ................................................ 190

Gambar 5.12. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

A*Jenis Handling Terhadap Compression Force ............................................... 195

Gambar 5.13. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

B*Jenis Handling Terhadap Compression Force ............................................... 196

Page 26: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xxiii

Gambar 5.14. Ilustrasi Lengan Gaya yang Terbentuk Akibat Postur Tubuh Suatu

Metode Angkat .................................................................................................... 198

Gambar 5.15. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh pada L5/S1 ................................. 198

Gambar 5.16. Ilustrasi Terdesak Keluarnya Nucleus Pulposus sehingga Menekan

Saraf Tulang Belakang dan Menyebabkan Low Back Pain ................................ 199

Page 27: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xxiv

DAFTAR RUMUS

Rumus 1. Perhitungan Gaya Reaksi (elbow) ...................................................... 33

Rumus 2. Perhitungan Momen Reaksi (elbow) ................................................... 33

Rumus 3. Perhitungan Gaya Reaksi (shoulder) .................................................. 33

Rumus 4. Perhitungan Momen Reaksi (shoulder) ............................................... 33

Rumus 5. Perhitungan Gaya Reaksi (hip) ........................................................... 33

Rumus 6. Perhitungan Momen Reaksi (hip) ........................................................ 33

Rumus 7. Perhitungan Muscle Force .................................................................. 33

Rumus 8. Perhitungan Compression Force ......................................................... 33

Rumus 9. Perhitungan Nilai b .............................................................................. 35

Rumus 10. Perhitungan Nilai h ............................................................................ 35

Rumus 11. Perhitungan bmgHAT .......................................................................... 35

Rumus 12. Perhitungan hmgload ........................................................................... 35

Rumus 13. Perhitungan ML5/S1 External .................................................................. 35

Rumus 14. Perhitungan Tekanan Perut (PA) ........................................................ 35

Rumus 15. Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) .................................................. 35

Rumus 16. Perhitungan Gaya Otot Lumbar (FM) ................................................ 35

Rumus 17. Perhitungan Nilai β ............................................................................ 35

Rumus 18. Perhitungan Nilai α ............................................................................ 35

Rumus 19. Perhitungan Compression Force (FC) ................................................ 35

Rumus 20. Perhitungan Gaya Gesek pada Lumbar (FS) ...................................... 35

Rumus 21. Perhitungan Uji Tukey ....................................................................... 43

Rumus 22. Perhitungan Uji Sidak ........................................................................ 44

Rumus 23. Perhitungan Diameter Genggam ....................................................... 58

Rumus 24. Perhitungan Jumlah Observasi .......................................................... 67

Rumus 25. Perhitungan ∑Y2 ................................................................................ 75

Rumus 26. Perhitungan Ry .................................................................................. 75

Rumus 27. Perhitungan JKT ............................................................................... 75

Rumus 28. Perhitungan JKM ............................................................................... 75

Rumus 29. Perhitungan JKH ............................................................................... 75

Page 28: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

xxv

Rumus 30. Perhitungan JKP ................................................................................ 75

Rumus 31. Perhitungan JK (MH) ....................................................................... 75

Rumus 32. Perhitungan JK (HP) .......................................................................... 76

Rumus 33. Perhitungan JK (MP) ........................................................................ 76

Rumus 34. Perhitungan JK (MHP) ...................................................................... 76

Rumus 35. Perhitungan JKG ................................................................................ 76

Rumus 36. Perhitungan Nilai Kenyamanan Angkat ............................................ 88

Rumus 37. Perhitungan Nilai BMI .................................................................... 132

Rumus 38. Perhitungan FCmurni ........................................................................... 194

Rumus 39. Perhitungan Lengan Gaya Lengan Atas, Lengan Bawah,

dan Batang Tubuh ............................................................................................... 200

Page 29: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, sehubungan dengan

aktivitas ekonomi di Indonesia, ada peningkatan dari segi jumlah pekerja yang

dipekerjakan. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah para pekerja dari tahun ke

tahun sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1.

Peningkatan lapangan pekerjaan tersebut ternyata berdampak positif dalam

mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan

menurunnya angka pengangguran di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2013,

sebagaimana yang dipaparkan oleh gambar 1.1. Pada awal tahun 2010, survei

angkatan kerja yang dilaksanakan BPS menunjukkan angka pengangguran sebesar

8.592.490. Seiring berjalannya waktu dari tahun ke rahun, angka pengangguran di

Indonesia cenderung mengalami penurunan, hingga mencapai angka 7.170.523 pada

awal tahun 2013.

Gambar 1.1. Grafik Angka Pengangguran di Indonesia

(Sumber: www.bps.go.id, 2013)

6 000 000

6 500 000

7 000 000

7 500 000

8 000 000

8 500 000

9 000 000

Februari

2010

Agustus

2010

Februari

2011

Agustus

2011

Februari

2012

Agustus

2012

Februari

2013

Angka Pengangguran Indonesia

Tahun 2010-2013

Angka Pengangguran

1

Page 30: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 2

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Namun, di lain pihak ternyata penambahan jumlah angkatan kerja di

Indonesia membawa dampak buruk berupa meningkatnya angka kecelakaan kerja.

Hal ini ditunjukkan dengan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dari Jamsostek

yang mengalami kenaikan dari 279 kasus di tahun 2011 menjadi 761 kasus di tahun

2012 (www.haluankepri.com, 2013).

Tabel 1.1. Jumlah Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

(www.bps.go.id, 2013)

Gambar 1.2. Salah Satu Aktivitas Pemindahan Bahan Manual

Salah satu faktor penyebab cedera fisik yang meningkat tersebut dikarenakan

banyak pekerjaan pemindahan material masih cukup banyak membutuhkan aktivitas

pemindahan material secara manual (Manual Material Handling/MMH), meskipun

banyak aktivitas pemindahan material telah dibantu oleh teknologi modern (Bos, et

al., 2002). Beberapa bentuk aktivitas MMH tersebut secara umum adalah

mengangkat, membawa, mendorong, menarik, dan menurunkan objek (Dempsey, et

Page 31: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 3

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

al., 2005). Aktivitas-aktivitas semacam itu bisa menimbulkan tegangan pada fisik

manusia yang melaksanakannya.

Gambar 1.3. Ilustrasi Peluang Cedera dari Beberapa Postur Kerja.

(Sumber: www.gonzaga.edu, 2013)

Peluang akan cedera akibat MMH tersebut diperparah dengan masih

kurangnya pengawasan akan metode kerja yang dilakukan oleh pekerja.

(www.bbc.co.uk, 2013). Salah satu akibat dari tidak adanya standarisasi itu tentu saja

adalah cedera fisik dalam jangka waktu lama, maupun kecelakaan kerja. Dapat

dikatakan demikian, sebab aktivitas pemindahan bahan secara manual apabila tidak

dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan. (Nurmianto, 1998)

Gambar 1.4. Ilustrasi Resiko Cedera Tulang Belakang Akibat Postur yang

Kurang Ergonomis. (Sumber: www.elcosh.org, 2013)

Page 32: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 4

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 1.5. Ilustrasi yang Menunjukkan Postur Salah Satu Metode

Pengangkatan yang Dianjurkan (Sumber: www.elcosh.org, 2013)

Melihat fenomena tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi pengangkatan objek kerja secara manual. Penelitian yang

dilakukan dalam bentuk eksperimen ini akan mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat keamanan serta efektivitas energi dari suatu metode

pengangkatan dalam berbagai kondisi kerja, dengan mempertimbangkan berat

maksimal yang dapat diangkat oleh pekerja. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini

adalah memberikan usulan metode-metode pengangkatan yang tepat, sehingga aman

dari segi fisik pekerja terkait, serta diharapkan energi yang dikeluarkan menjadi tepat

guna.

Metode kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu

pekerjaan pengangkatan manual. Menurut Buletin Lifting Techniques, metode

pengangkatan objek secara manual dapat dibagi menjadi 7 jenis, yakni Basic Lift

(Diagonal Lift), Power Lift, Tripod Lift, Partial Squat Lift, The Golfers’ Lift, Straight

Left Lift, dan Overhead Lift (USACHPPM, 2013). Sementara itu, sumber lain

mengklasifikasikan metode pengangkatan manual dalam 7 jenis pula, yaitu One Knee

Lfit, Squat Lift, Heavy Floor Lift, Modified Heavy Floor Lift, Straight Leg Lift, One

Knee Lift, dan Knee-High Lift (Active Health Care Centres, 2006).

Page 33: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 5

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 1.6. Overhead Lift (Sumber: www.ohsinsider.com, 2013)

Semua jenis metode pengangkatan tersebut memiliki keunikan satu sama lain

dari segi postur tubuh pelaksananya. Perbedaan karakteristik metode-metode

pengangkatan tersebut satu sama lain semakin memperkuat urgensi akan perlunya

mempertimbangkan beberapa faktor lain terkait kondisi pengangkatan, seperti posisi

tangan dan handling, agar menghasilkan metode angkat yang aman. Hal inilah yang

akan dikaji dalam penelitian ini, sehingga pada suatu kondisi kerja dapat diusulkan

metode angkat yang tepat, dengan menggunakan pendekatan biomekanika.

Diharapkan penelitian ini bisa memberikan usulan atas kegiatan pengangkatan objek

secara manual yang biasanya sering dilakukan di lapangan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada bagian latar belakang,

maka inti masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

pengangkatan objek kerja, yang berpeluang menimbulkan cedera fisik dalam

kaitannya dengan efektivitas penggunaan energi saat melakukan pengangkatan

manual. Oleh karena itu, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah

menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam kegiatan pengangkatan objek

kerja secara manual, sehingga bisa disimpulkan beberapa usulan metode

Page 34: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 6

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

pengangkatan menggunakan pendekatan biomekanika, untuk meminimalisir cedera

fisik maupun inefektivitas energi akibat pengangkatan objek kerja secara manual.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keamanan,

kenyamanan, dan efektivitas energi dalam pengangkatan objek kerja.

2. Memberikan usulan metode pengangkatan pada kondisi tertentu.

1.4. Batasan Penelitian

Berikut ini ialah beberapa batasan dari penelitian ini:

1. Penelitian akan diadakan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja

dan Ergonomi, Unika Atma Jaya, Kampus Semanggi.

2. Pengumpulan data akan berlangsung dari bulan Maret 2014 hingga

bulan April 2014.

3. Bentuk kegiatan yang akan diteliti ialah aktivitas pengangkatan objek

secara manual.

4. Hanya ada 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pengangkatan

manual yang akan diteliti dalam penelitian ini.

5. Pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan desain

eksperimen, serta pendekatan Biomekanika melalui metode Chaffin’s

Planar Static Model.

6. Analisa data penelitian ini akan menggunakan gabungan pendekatan

desain eksperimen dan biomekanika.

Page 35: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 7

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

1.5.Posisi Penelitian

Tabel 1.2. State of the Art (SOTA)

Berdasarkan SOTA yang terpampang pada tabel 1.2., maka dapat dikatakan

bahwa penelitian ini berbeda dari penelitian nomor 1 oleh karena penelitian ini hanya

mengkaji 1 gerakan dalam Manual Material Handling, yakni gerakan mengangkat

atau Lifting. Selain itu, secara garis besar bentuk metodologi yang dipakai juga

berbeda. Dapat dikatakan demikian sebab penelitian ini memakai pendekatan

eksperimental dalam tahapan penelitiannya, sedangkan penelitian pada nomor 1

memakai pendekatan studi literatur untuk menyelesaikan masalah yang dikemukakan

dalam penelitian tersebut. Walaupun demikian, penelitian pada nomor 1 tersebut

Page 36: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 8

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

dapat memberikan tinjauan teori mengenai Manual Material Handling yang cukup

lengkap untuk mendasari penelitian ini.

Kemudian,.dapat dikatakan pula bahwa penelitian ini berbeda dari penelitian

nomor 2 oleh karena fokus penelitiannya yang berbeda. Dikatakan demikian, sebab

penelitian ini bertujuan hanya membandingkan dua metode pengangkatan manual,

yakni stoop dan squat. Perbedaan lainnya terletak pada alat yang digunakan dalam

penelitian tersebut, yakni electromyography. Penelitian ini tidak menggunakan alat

tersebut. Akan tetapi, penelitian nomor 2 itu dapat dimanfaatkan sebagai dasar teori

untuk mendasari metode pengangkatan stoop dan squat yang juga dibahas dalam

peneltian ini.

Lalu, dapat dikatakan bahwa penelitian ini berbeda pula dari penelitian nomor

3 oleh karena penelitian nomor 3 bertujuan untuk mencapai perbaikan sistem kerja

dengan menitikberatkan pada perancangan alat bantu dalam proses kerja yang

diteliti, sementara penelitian ini tidak bertujuan untuk mencapai perbaikan sistem

kerja dengan merancang alat bantu kerja. Kaitan antara penelitian ini dengan

penelitian tersebut ada pada penggunaan Nordic Body Map Questionnaire untuk

mendeteksi pada bagian tubuh mana saja subjek penelitian menderita cedera fisik

akibat aktivitas Manual Material Handling selama periode tertentu.

Di lain pihak, penelitian ini juga berbeda dengan penelitian nomor 4 dari segi

faktor-faktor yang diteliti. Sebab, faktor yang diteliti dalam penelitian pada nomor 4

terbatas hanya pada faktor-faktor yang terdapat dalam pertimbangan metode

Chaffin’s Planar Static Model dan NIOSH. Akan tetapi, penelitian ini dapat memberi

keterangan yang diperlukan bagi penelitian ini dalam hal penerapan metode NIOSH

dan Chaffin’s Planar Static Model, serta dari segi pendekatan biomekanika untuk

menganalisis suatu masalah mengenai Manual Material Handling.

Selain itu, jurnal pada nomor 5 juga bisa dikatakan berbeda dari penelitian

ini, sebab jurnal pada nomor 5 sangat menitikberatkan pada postur tubuh subjek yang

ditelitinya dalam bekerja. Padahal, penelitian ini tidak hanya mempertimbangkan

faktor postur kerja subjek penelitiannya, tetapi juga faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan keamanan dari suatu kegiatan Manual

Material Handling. Namun, dalam penelitian pada nomor 5 tersebut dapat dilihat

Page 37: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 9

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

contoh penggunaan dari Nordic Body Map Questionnaire yang akan digunakan pula

pada penelitian ini untuk mendeteksi ketidaknyamanan pada bagian tubuh tertentu

yang diderita oleh subjek penelitian setelah dalam satu periode tertentu menjalankan

eksperimen Manual Material Handling.

1.6. Sistematika Penulisan

1.6.1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan memuat landasan dasar untuk memulai penelitian ini.

Tahapan untuk mencari landasan dasar penelitian ini diawali dengan studi lapangan

awal yang dibarengi dengan studi literatur untuk menetapkan topik khusus secara

lebih spesifik dari penelitian ergonomi ini dan hal-hal yang melatarbelakanginya.

Setelah itu, ditulislah latar belakang penelitian berdasarkan studi lapangan awal dan

studi literatur tersebut, untuk menunjukkan urgensi dari penelitian ini.

Langkah selanjutnya ialah merumuskan masalah yang ditemukan berdasarkan

latar belakang yang telah dijabarkan. Setelah itu, ditentukanlah tujuan dari penelitian

ini untuk menjawab permasalahan yang telah ditulis. Kemudian, ditentukanlah

beberapa batasan penelitian yang diperlukan agar penelitian yang dijalankan nantinya

memiliki ruang lingkup yang terfokus. Kemudian, ditentukanlah posisi penelitian ini

dibandingkan penelitian lain yang serupa untuk menunjukkan orisinalitas penelitian

ini.

1.6.2. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk semakin memperkuat landasan teoritis akan

hal-hal yang diteliti pada penelitian ini. Adapun konsep-konsep teoritis yang akan

melandasi penelitian ini adalah mengenai konsep-konsep dasar ergonomi,

biomekanika, sistem gerak tubuh manusia, manual material handling, metode

Revised NIOSH, metode Chaffin’s Planar Static Model, Nordic Body Map, dan

desain eksperimen. Konsep-konsep pada studi pustaka didapatkan melalui sumber

buku teks, internet, jurnal, dan lain sebagainya.

Page 38: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 10

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

1.6.3. Pengumpulan Data

Oleh karena penelitian yang bersifat eksperimental, maka tahap pengumpulan

data diawali dengan perancangan eksperimen. Tahap observasi lapangan secara lebih

mendalam menjadi awal dari perancangan eksperimen ini. Tujuannya agar

eksperimen bisa sebaik mungkin menunjukkan kondisi nyata. Hal berikutnya ialah

menentukan para subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kemudian,

ditentukanlah jenis eksperimen yang relevan. Setelah itu, diadakanlah penentuan

rencana penelitian yang bersesuaian dengan jenis eksperimen yang ditentukan

sebelumnya, dan berdasarkan kajian literatur. Lalu, ditentukanlah hipotesis dan

faktor-faktor yang diteliti, beserta dengan taraf-tarafnya. Setelah melalui tahapan-

tahapan tersebut, dirancanglah teknis pengumpulan data dari eksperimen yang

dilakukan untuk data kenyamanan pengangkatan, waktu pengangkatan, dan metode

Chaffin’s Planar Static Model.

1.6.4. Pengolahan Data

Pengolahan data terbagi atas dua pendekatan, yakni pendekatan metode

biomekanika, dan pendekatan eksperimental. Pendekatan biomekanika terdiri dari

perhitungan Chaffin’s Planar Static Model untuk menghitung gaya tekan

(Compression Force) pada L5/S1.

Pengolahan data dengan pendekatan eksperimental dilakukan dengan

mengolah data-data hasil eksperimen berupa data waktu kerja dan kenyamanan kerja

menggunakan langkah-langkah ANOVA, sehingga bisa didapatkan nilai F yang

dapat menjadi dasar penyimpulan faktor apa saja yang paling mempengaruhi

kenyamanan dan waktu pengangkatan.

1.6.5. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu tahapan dimana akan dilakukan analisa akn

hasil-hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap pengolahan data.

Analisis data pada penelitian ini akan membahas mengenai metode pengangkatan

yang diusulkan pada kondisi-kondisi kerja yang diujicobakan. Analisis untuk

mencapai usulan tersebut akan didapatkan setelah menelaah hasil yang didapatkan

Page 39: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB I PENDAHULUAN 11

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

oleh perhitungan-perhitungan dari segi metode biomekanika, maupun dari segi

eksperimen. Analisis juga akan dilengkapi dengan regresi dummy sederhana untuk

mencari rumusan hubungan antara faktor yang mempengaruhi aktivitas

pengangkatan manual dengan variabel-variabel yang menunjukkan keefektifan

penggunaan tenaga, keamanan, dan kenyamanan dari aktivitas pengangkatan manual

tersebut.

1.6.6. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan memuat pembahasan pada bagian analisis data secara ringkas.

Kesimpulan yang ditulis akan berusaha menjawab tujuan maupun permasalahan yang

dijabarkan pada Bab 1.

Sementara itu, saran memuat evaluasi dari penelitian ini secara keseluruhan,

sebagai masukan bagi penelitian-penelitian serupa di masa mendatang. Saran juga

akan memuat kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan penelitian ini.

Page 40: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ergonomi

Istilah “ergonomi” sejatinya berasal dari bahasa Latin, yakni ergon dan

nomos. Ergon dapat diartikan sebagai kerja atau usaha, dan nomos dapat diartikan

sebagai hukum alam, sehingga ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang aspek-

aspek manusia dalam lingkungan kerjanya, baik di tinjau secara anatomi, fisiologi,

psikologi, engineering, manajemen, dan desain/perancangan (Nurmianto, 1998).

Selain itu, secara sederhana, ergonomi juga dapat diartikan sebagai pengaturan kerja

(Yanto, 2011).

K.F.H. Murrel mengusulkan istilah ergonomi ini pada akhir tahun 1949. Ia

memberikan pengertian sederhana mengenai ergonomi sebagai “Studi ilmiah tentang

hubungan antara orang dengan lingkungan kerjanya” (the scientific study of the

relationship between man and his working environment) (Yanto, 2011). Kroemer et

al. (2001) mendefinisikan ergonomi sebagai aplikasi dari prinsip-prinsip ilmiah,

metode, dan data yang diambil dari berbagai disiplin ilmu untuk pengembangan

sistem dimana manusia memegang peranan yang signifikan.

Sementara itu, Sutalaksana et al. (1979) mendefinisikan ergonomi sebagai

suatu cabang ilmu sistematis yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai

sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja

sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yakni mencapai

tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, tidak hanya dengan efektif dan efisien,

tetapi juga dengan aman dan nyaman.

Istilah ergonomi lebih banyak dipakai di Eropa, sedangkan di Amerika

“ergonomi” lebih dikenal dengan istilah “human engineering” atau “human factors”.

Human engineering sering digunakan untuk menggambarkan suatu rancangan yang

sesuai dengan apa yang diharapkan manusia sehingga manusia dapat menggunakan

hasil rancangan tersebut secara efektif tanpa mendapatkan tekanan. Inti yang menjadi

karakteristik dari pendapat ini adalah adanya manusia, objek, lingkungan, serta

interaksinya (McCormick & Sanders, 1993).

12

Page 41: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan performansi kerja manusia

sambil meningkatkan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kepuasan kerja.

Proses ergonomi tidak dapat dipisahkan dari inisiasi keselamatan dan kesehatan kerja

lain yang terkait dengan bahaya ditempat kerja (Nurmianto, 1998). Contoh dari hal

tersebut nyata dalam bidang kajian ergonomi seperti desain sistem kerja untuk

mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain

stasiun kerja untuk alat peraga visual, desain perkakas kerja untuk mengurangi

kelelahan kerja, maupun desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar

didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon

operator yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, serta supaya

didapatkan optimasi, efisiensi kerja, dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode

kerja yang kurang tepat.

Sehingga, dapat dikatakan pula bahwa tujuan dari ergonomi ialah

“memanusiakan” pekerjaan (Kroemer et al., 2001). Tujuan ini kemudian

disimbolkan dengan “E & E”, yang merupakan singkatan dari Ease & Efficiency.

Ergonomi selalu berusaha menjadikan segala kemampuan maupun keterbatasan

manusia sebagai perhatian utama dalam setiap rancangan sistem kerja maupun

produk.

McCormick & Sanders (1993) menyatakan ergonomi dengan menggunakan

beberapa sudut pandang, yaitu secara fokus utama, tujuan, dan pendekatan utama,

dimana penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Secara fokus

Ergonomi memfokuskan diri pada unsur manusia dan interaksinya

dengan produk, fasilitas, dan lingkungan kerja.

2. Secara Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai ergonomi adalah peningkatan efektivitas

dan efisiensi kerja yang dihasilkan oleh sistem manusia dan mesin, sambil

tetap mempertahankan unsur kenyamanan serta kesehatan dan keselamatan

kerja sebaik mungkin.

Page 42: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

3. Secara Pendekatan

Pendekatan ergonomi adalah penggunaan informasi mengenai

kemampuan dan keterbatasan manusia pada perancangan sistem kerja

maupun prosedur kerja.

Beberapa faktor yang memainkan peranan dalam ergonomi antara lain ialah

postur tubuh dan pergerakan (duduk, berdiri, mengangkat, mendorong, dan menarik),

serta faktor lingkungan seperti kebisingan, pencahayaan, suhu, dan kelembapan (Dul

& Weerdmeester, 1993).

Menurut Sutalaksana (1979), kajian ergonomi yang mencakup perilaku

manusia dalam bekerja dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai

berikut:

1. Antropometri

Kata “Antropometri” berasal dari dua kata Yunani, yakni anthropos

(manusia), dan metron (ukuran). Maka, bila didefinisikan secara etimologis,

“Antropometri” dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang

dimensi-dimensi pada tubuh manusia. Pengkajian antropometri mengenai dimensi-

duimensi tubuh manusia berguna dalam merancang suatu sistem kerja sehingga

menunjang kemudahan, kenyamanan, dan keamanan dalam suatu pekerjaan maupun

peralatan kerja.

2. Faal Kerja

Faal kerja merupakan kajian mengenai reaksi tubuh selama bekerja, termasuk

mengenai pemakaian energi dalam bekerja. Energi diperoleh manusia dari makanan

yang dikonsumsinya. Melalui beberapa tahap metabolisme dalam tubuh, zat-zat yang

mengandung energi disimpan dalam bentuk lemak dan glikogen. Glikogen amat

berperan dalam menghasilkan energi, sementara darah membawa Oksigen untuk

didistribusikan ke otot-otot tubuh yang memerlukannya untuk memecah Glikogen.

Beberapa perilaku manusia yang dibahas dalam faal kerja adalah kelelahan otot.

3. Biomekanika Kerja

Biomekanika kerja mengkaji perilaku tubuh manusia dari aspek-aspek

mekanika gerakan anggota-anggota tubuhnya. Biomekanika kerja berkaitan dengan

Page 43: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan kemampuan otot dalam berinteraksi dengan

aspek-aspek mekanik yang ditimbulkan oleh kerja. Dalam penerapannya, beberapa

bidang kajian biomekanika diantaranya adalah kekuatan kerja otot, kecepatan,

ketelitian anggota-anggota badan, dan daya tahan jaringan-jaringan tubuh terhadap

beban.

4. Penginderaan

Secara biologis, manusia memiliki indera penglihatan, pendengaran, peraba,

penciuman, dan perasa. Mata merupakan indera yang paling banyak dipakai dalam

pekerjaan-pekerjaan industri, hingga mencapai 85%. Dalam ilmu ergonomi, aspek

penginderaan terutama dikaji untuk mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan

kelebihan dari masing-masing indera dalam menghadapi sistem kerja yang akan

dibuat.

5. Psikologi Kerja

Psikologi kerja membahas masalah-masalah kejiwaan yang dijumpai pada

tempat kerja, menyangkut faktor-faktor diri atau sifat-sifat seseorang. Adapun yang

dimaksud dengan faktor-faktor diri ini adalah aptitude, gender, usia, sifat, sistem

nilai, karakteristik fisik, minat, motivasi, pendidikan, dan pengalaman. Masalah

faktor diri dikaji dalam ergonomi karena pada setiap orang terdapat faktor diri yang

khas dan karenanya memiliki bawaan yang khas pula untuk bekerja. Ketidakcocokan

dengan pekerjaan berpeluang menyebabkan timbulnya stress, frustasi, dan berujung

pada rendahnya produktivitas dan hasil kerja, serta meningkatnya tingkat kecelakaan

kerja.

2.2. Biomekanika

Menurut Pulat (1996), biomekanika dapat diartikan sebagai sebuah studi

mengenai karakteristik tubuh manusia secara mekanis. Secara lebih gambling,

biomekanika dapat dikatakan sebagai salah satu bidang penelitian informasi hasil

ergonomi mengenai kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik

manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus

dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas

kerja tersebut. Biomekanika diaplikasikan terutama untuk menganalisa postur statis

Page 44: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

maupun dinamis dari tubuh manusia, untuk menjelaskan dampak dari getaran dan

gaya kejut, serta karakteristik dari ruas tulang belakang, dan memeriksa kelayakan

suatu alat kerja yang akan dipakai manusia dari segi resiko cidera otot dan tulang,

serta dari segi pengeluaran energi (Pulat, 1996).

Banyak disiplin ilmu yang berkaitan dengan biomekanika. Disiplin-disiplin

ilmu sebagaimana yang tergambar pada gambar 2.1 ini tidak terlepas dari

kompleksnya masalah yang ditangani oleh biomekanika.itu sendiri.

Gambar 2.1. Diagram Keilmuan Biomekanika

(Sumber: Contini & Drillis, 1966)

2.2.1. Konsep Biomekanika

Secara umum, keilmuan biomekanika dapat diklasifikasikan menjadi dua

aliran besar, yakni :

1. General Biomechanic (Biomekanika Umum)

General Biomechanic adalah cabang dari ilmu Biomekanika yang berbicara

mengenai hukum-hukum dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tubuh

manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak.

General Biomechanic dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Page 45: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

1. Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis

tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan

seragam (uniform).

2. Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan

gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi

(kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh

(kinetik) (Tayyari & Smith, 1997).

2. Occupational Biomechanic.

Menurut Chaffin & Anderson (1984), Occupational Biomechanic

didefinisikan sebagai sebuah bidang keilmuan yang mempelajari keterkaitan antar

para pekerja dan alat kerjanya, tempat kerjanya, dan sebagainya, dala rangka untuk

meningkatkan performa sembari meminimalisir kemungkinan cedera

muskuloskeletal. Occupational Biomechanic juga dapat didefinisikan sebagai bagian

dari biomekanika terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan

mesin, material dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada

sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat.

Sebagai bagian dari keilmuan Biomekanika, penelitian Occupational

Biomechanic memerlukan masukan dari berbagai pendekatan keilmuan lain,

memiliki metode analisisnya sendiri, dan menghasilkan beberapa output tertentu

(Pulat, 1996). Secara sederhana, beberapa elemen yang terkait dengan Occupational

Biomechanic dapat digambarkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Ilustrasi Input, Elemen, dan Hasil dari Occupational Biomechanic

(Sumber: Pulat, 1996)

Page 46: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

Keilmuan di bidang engineering atau teknik menyumbangkan metode

kuantitatif untuk proses analisa Occupational Biomechanic. Ilmu Fisika berperan

sebagai dasar untuk analisa keseimbangan dan pergerakan dari struktur tubuh

manusia. Sementara itu, ilmu Biologi menyumbangkan konsep-konsep mengenai

tubuh manusia dalam bentuk ilmu anatomi dan fisiologi.

Kemudian sebagai metode untuk menganalisis, pemodelan atau modeling

memungkinkan peneliti untuk mengembangkan suatu simulasi dari kasus

biomekanika yang dianalisis. Konsep-konsep antropometri memungkinkan

ketersediaan data mengenai dimensi-dimensi tubuh manusia, termasuk massa bagian

tubuh dan letak titik berat tubuh atau bagian-bagian tubuh. Kinesiologi menjelaskan

tentang pergerakan serta reaksi dari rangka dan otot tubuh manusia.

Bioinstrumentation memungkinkan analisis dan akuisisi data, melalui

electromyography, goniometry, dan alat-alat ukur linear.

Di samping itu, salah penyusun utama dari konsep Occupational

Biomechanic ini adalah serangkaian hukum Fisika yang dikenal dengan Hukum

Newton (Pulat, 1996). Berikut ini adalah tiga konsep dalam hukum Newton yang

dipertimbangkan dalam analisis Occupational Biomechanic:

1. Nominal massa akan selalu tetap, kecuali ada gaya luar yang bekerja pada

massa tersebut.

2. Gaya sebanding dengan percepatan massa.

3. Gaya aksi dalam bentuk dan jumlah apapun akan dilawan dengan gaya reaksi

yang sama kuat.

Di sisi lain, ada beberapa istilah mengenai pergerakan tubuh manusia yang

perlu diketahui dalam analisis Occupational Biomechanic. Adapun beberapa istilah

yang dimaksud antara lain adalah:

1. Fleksi : berkurangnya sudut antar anggota tubuh.

2. Ekstensi : meningkatnya sudut antar anggota tubuh.

3. Aduksi : pergerakan anggota tubuh menuju pusat tubuh.

4. Abduksi : pergerakan anggota tubuh menjauhi pusat tubuh.

5. Pronasi : posisi telapak tangan menghadap ke arah tanah.

6. Supinasi : posisi telapak tangan menghadap ke arah atas.

Page 47: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

2.3. Sistem Gerak Tubuh Manusia

Pergerakan tubuh manusia dapat terjadi akibat adanya kolaborasi pergerakan

dari berbagai elemen penyusun tubuh manusia. Adapun kolaborasi antar elemen yang

dimaksud tersebut ialah elemen tulang/kerangka, jaringan penghubung (connective

tissue), dan otot.

2.3.1. Tulang/Kerangka

Menurut Nurmianto (1998) tulang/kerangka adalah elemen penyusun tubuh yang

berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh, penentuan tinggi seseorang,

perlindungan organ-organ tubuh yang lunak (seperti otak, jantung, hati), sebagai tempat

melekatnya otot-otot, mengganti sel-sel yang telah rusak, memberikan sistem sambungan

untuk gerak pengendali (control), serta meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan

maupun beban kejut. Analisis biomekanika selalu berhubungan dengan kerangka sebagai

elemen penopang tubuh manusia.

Evolusi bentuk dan perkembangan tulang/kerangka dirangsang oleh dinamika

gerakan tulang itu sendiri yang sesuai dengan kebutuhan dan perannya sebagai penyusun

struktur tubuh. Tulang yang besar dan panjang selalu mempunyai bentuk berlubang yang

berfungsi untuk memberi perbandingan seimbang terhadap beban yang terjadi pada

tulang tersebut. Bentuk tulang juga telah mengalami evolusi dalam perkembangannya

sebagai tempat melekatnya otot.

Secara normal, kerangka seorang manusia tersusun atas 206 tulang yang saling

terhubung oleh jaringan penghubung (connective tissue) (Pulat, 1996).

2.3.2. Connective Tissue (Jaringan Penghubung)

2.3.2.1. Cartilagenous Joints

Cartilagenous Joints adalah sambungan yang berfungsi untuk pergerakan

yang relatif kecil dan sangat terbatas, semisal sambungan antara tulang iga (ribs) dan

pangkal tulang iga (sternum).

Sementara itu, ada pula sambungan cartilagenous khusus, yang terletak

diantara vertebrae (ruas-ruas tulang belakang), dikenal sebagai interveterbratal disc,

yang terdiri dari pembungkus, dan dikelilingi oleh inti (puply core). Adanya gerakan

yang relatif kecil pada setiap joint-nya, memungkinkan adanya fleksibilitas gerakan

Page 48: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

badan manusia untuk membungkuk, menengadah, dan memutar. Sementara itu, disc

yang terletak pada ruas-ruas tulang belakang berfungsi sebagai peredam getaran pada

saat manusia bergerak secara translasi maupun rotasi (Nurmianto, 1998).

Gambar 2.3. Pandangan Depan dan Belakang dari Kerangka Manusia Normal

(Sumber: Nurmianto, 1998)

2.3.2.2. Ligamen

Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang dengan tulang untuk

stabilitas sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian sambungan antar

tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang letaknya satu sama lain tidak paralel.

Oleh karenanya, ligamen bersifat inelastic dan dapat berfungsi untuk menahan

deformasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ligamen dapat mencegah terjadinya

dislokasi dan berfungsi pula membatasi rentang gerakan. Adanya tegangan yang

konstan akan dapat memperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif

dalam menstabilkan sambungan (joints). Contoh sambungan tulang berupa ligamen

Page 49: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

terletak pada siku dan lutut. Kedua sambungan tersebut membatasi gerakan fleksi

(UII, 2011).

Gambar 2.4. Joint dan Ligamen pada Ruas Tulang Belakang (Sumber: Hall, 2003)

2.3.2.3. Tendon

Tendon berfungsi sebagai penghubung antara antara tulang dan otot, dan

terdiri dari sekelompok serabut kolagen yang letaknya paralel dengan panjang

tendon. Tendon bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam sutu area dimana

adanya gaya gesekan harus diminimumkan (UII, 2011).

Gambar 2.5. Ilustrasi Posisi Salah Satu Tendon yang Melekatkan Otot Betis ke

Tulang Tumit, yakni Achilles Tendon (Sumber: www.medicinenet.com, 2013)

Page 50: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 22

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

2.3.2.4. Synovial Joints (Sambungan Sinovial)

Merupakan sambungan yang paling banyak terdapat pada tangan dan kaki,

berfungsi untuk memungkinkan pergerakan atau perputaran bebas (Nurmianto,

1998). Ujung tulang pada sambungan sinovial tertentu tertutup oleh artikulasi

cartilaginous lunak pada permukaannya. Permukaan ini tertutup dalam capsule

fibrous yang segaris dengan membrane sinovial yang mengeluarkan cairan pelumas

sinovial.

Gambar 2.6. Ilustrasi Synovial Joints pada Lutut (Sumber: Hall, 2003)

2.3.3. Otot

Otot yang dimaksud dalam kajian biomekanika pada umumnya adalah otot

lurik (striated muscle) yang pergerakannya disadari oleh manusia, tanpa

mempertimbangkan otot polos (visceral muscle) dan otot jantung (cardiac muscle)

yang pergerakannya tidak disadari.

Otot terbentuk atas serat-serat fiber yang berukuran panjang antara 10 hingga

400 mm, dan berdiameter antara 0,01 hingga 0,1 mm. Serat-serat otot terdiri atas

myofibril yang tersusun atas sel-sel filamen dari molekul myosin yang saling

tumpang tindih dengan filamen dari molekul aktin.

Serabut otot (muscle fibre) bervariasi jenisnya antara satu otot dengan yang

lainnya. Beberapa diantaranya memiliki gerakan yang lebih cepat, dan hal ini

tertutama berlaku pada otot yang dipakai untuk mempertahankan kontraksi badan,

seperti misalnya otot pembentuk postru tubuh (Nurmianto, 1998).

Page 51: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 23

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

Menurut Nurmianto (1998), sumber energi otot berasal dari pemecahan

senyawa kaya energi melalui proses aerob dan anaerob.

Gambar 2.7. Struktur Otot Lurik (Sumber: Hall, 2003)

2.3.3.1. Proses Anaerob

Proses anaerob ialah proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi tanpa

bantuan oksigen. Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi, dan

membentuk asam laktat. Dalam proses ini asam laktat akan memberikan indikasi

adanya kelelahan otot secara lokal, karena kurangnya jumlah oksigen yang

disebabkan oleh kurangnya jumlah suplai darah yang dipompa dari jantung.

Misalnya jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba (mendadak), lari jarak dekat

(sprint), dan lain sebagainya. Sebab lain adalah karena pencegahan kebutuhan aliran

darah yang mengandung oksigen akibat adanya beban otot statis.

2.3.3.2. Proses Aerob

Merupakan proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi dengan bantuan

oksigen yang cukup. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontraksi otot dioksidasi

dengan cepat menjadi CO2 dan H2O dalam kondisi aerob, sehingga beban pekerjaan

Page 52: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 24

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

yang tidak terlalu melelahkan akan dapat berlangsung cukup lama. Di samping itu,

aliran darah yang cukup akan mensuplai lemak, karbohidrat dan oksigen ke dalam

otot. Akibat dari kondisi kerja aerob yang terlalu lama akan menyebabkan kadar

glikogen dalam darah akan menurun drastis di bawah normal, dan kebalikannya

kadar asam laktat akan meningkat. Bila hal demikian sudah terjadi, maka cara terbaik

adalah menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan makan makanan yang

bergizi untuk membentuk kembali kadar gula dalam darah.

Hal tersebut di atas adalah proses kontraksi otot yang telah disederhanakan

analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti pentingnya aliran

darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah memperhatikan hal-hal

seperti berikut untuk sedapat mungkin dihindari (Nurmianto, 1996):

1. Beban otot statis (static muscle loads).

2. Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi

kursi pada popliteal (lipat lutut).

3. Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan aliran darah menuju

lengan berlawanan dengan arah gravitasi.

Merupakan suatu hal yang penting untuk mengetahui jenis otot yang sesuai

untuk menopang beban statis. Beban statis yang terjadi pada semua otot harus

diminimumkan. Gaya yang terjadi pada kontraksi otot sama dengan sebanding

dengan penampang melintangnya. Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi

dan relaksi bila bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot yang lain, dikenal

dengan gerakan antagonis (UII, 2011).

2.4. Lumbar (L5/S1)

Analisa dari berbagai macam pekerjaan yang menunjukkan rasa nyeri (ngilu)

berhubungan erat dengan beban kompresi (tekan) yang terjadi pada Lumbar nomor 5/

Sakrum nomor 1 (L5/S1), demikian kata Chaffin dan Park (1973). Telah ditemukan

pula bahwa 85-95% dari penyakit hernia pada intervertebral disk terjadi dengan

frekuensi terbanyak pada L4/L5 dan L5/S1. Kebanyakan penyakit-penyakit tulang

belakang adalah merupakan hernia pada intervertebral disk, yaitu keluarnya inti

Page 53: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 25

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

intervertebral (pulpy nucleus) yang disebabkan oleh rusaknya lapisan pembungkus

intervertebral disk.

Gambar 2.8. Posisi L5/S1 (Lumbar Vertebrae) pada Ruas Tulang Belakang

(Sumber: Hall, 2003)

Tulang belakang yang sehat tidak mudah terkena hernia, akan tetapi lebih

mudah rusak/retak jika disebabkan oleh beban yang ditanggung oleh segmen tulang

belakang (spinal) dan yang terjadi dengan diawali oleh rusaknya bagian atas/bawah

segmen tulang belakang (the castilage end-plates in the vertebrae). Retak kecil yang

terjadi pada vertebral akan menyebabkan keluarnya cairan dari dalam vertebrae

menuju kedalam intervetrebae disc dan selanjutnya mengakibatkan degenerasi

(kerusakan) pada disk. Dari kejadian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa degenerasi

adalah merupakan prasyarat untuk terjadinya hernia pada intervertebral disc yang

pada gilirannya akan menjadi penyebab umum timbulnya rasa nyeri pada bagian

punggung bawah (low-back pain).

Page 54: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 26

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

2.5. Manual Material Handling

American Material Handling Society menyatakan material handling sebagai

seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving),

Pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari

material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 1996). Maka, manual material

handling (MMH) atau yang dapat disebut pula dengan pemindahan bahan secara

manual, dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang memuat satu atau lebih

aktivitas material handling yang dilakukan oleh manusia tanpa menggunakan alat

bantu tertentu.

Aktivitas pemindahan bahan secara manual dapat menimbulkan cedera dan

kecelakaan dalam industri bila tidak dilakukan secara ergonomis. Adapun kecelakaan

yang dimaksud disini dikenal dengan istilah “Over exertion lifting and carrying”,

yakni berupa kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban yang berlebih.

Selain itu, hal ini juga bisa berdampak pada produktivitas pekerja, dengan demikian

para penanggung jawab keselamatan dan kenyamanan kerja harus memikirkan faktor

bahaya-bahaya biomekanika dalam analisis kegiatan-kegiatan MMH. Aktivitas

MMH hendaknya tidak membahayakan pekerja dan tidak menimbulkan sakit

pinggang, sakit pundak atau pergelangan tangan yang membuat pekerja menderita.

MMH merupakan sumber utama terjadinya cedera punggung (Nurmianto,

1998). Adapun aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam MMH antara lain meliputi

mengangkat (lifting), menurunkan (lowering), membawa (carrying), mendorong

(pushing) dan menarik (pulling) suatu objek.

Sementara itu, faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung

(back injury), adalah arah beban yang akan diangkat dan frekuensi aktivitas

pemindahan. Risiko-risiko nyeri tersebut banyak dijumpai pada beberapa industry

seperti industri berat, pertambangan, konstruksi/bangunan, pertanian, rumah sakit

dan lain-lain. Beberapa perimeter yang harus diperhatikan dalam MMH antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Beban yang harus diangkat.

2. Perbandingan antara berat beban dan orang yang mengangkat.

3. Jarak horisontal dari beban terhadap orang yang mengangkat.

Page 55: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 27

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

4. Ukuran beban yang akan diangkat (beban yang berdimensi besar akan

mempunyai jarak CG [center of gravity] yang lebih jauh dari tubuh, dan bisa

mengganggu jarak pandangannya).

Selain itu, menurut Nurmianto (1998), terdapat beberapa faktor resiko yang

dapat mempengaruhi tingkat keamanan MMH. Beberapa faktor diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan

operator.

2. Jarak horizontal dari beban yang diangkat, relatif terhadap operator.

3. Ukuran beban yang harus diangkat. Beban yang berukuran besar, akan

memiliki pusat massa (center of gravity) yang letaknya jauh dari badan

operator, hal tersebut berpeluang menghalangi pandangan operator.

4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban.

Mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada

mengangkat beban dari ketinggian tertentu di bawah batas pinggang.

5. Beban puntir yang dibebankan pada badan operator selama aktivitas

pengangkatan beban.

6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini perlu dilakukan

untuk mengantisipasi beban yang lebih berat daripada perkiraan.

7. Stabilitas dari beban yang diangkat. Akan lebih sulit bagi tubuh manusia

untuk mengangkat beban yang tidak stabil, semisal jerigen berisi air.

8. Kemudahan pekerja dalam menjangkau beban yang akan diangkatnya.

9. Berbagai macam rintangan yang menghalangi, ataupun keterbatasan postur

tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.

10. Kondisi kerja yang meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan

kelicinan lantai.

11. Frekuensi angkat yang dilakukan selama 1 satuan waktu.

12. Metode angkat yang dijalankan oleh pekerja.

Page 56: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 28

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

13. Koordinasi antar kelompok kerja pengangkatan (lifting team). Koordinasi

yang buruk dapat menyebabkan cedera maupun kecelakaan kerja pada

sebagian maupun seluruh anggota kelompok kerja.

Sementara itu, berikut ini adalah beberapa hal yang harus dihindari ketika

melakukan pengangkatan:

1. Jangan melakukan pemutaran pada pinggang (twisting) ketika mengangkat.

2. Jangan melakukan pengangkatan dengan menggunakan satu tangan.

3. Jangan melakukan pengangkatan sambil menjangkau

4. Jangan melakukan pengangkatan ketika berada dalam postur yang tidak

stabil.

5. Jangan memaksakan diri ketika melakukan pengangkatan beban yang berat

(pakailah alat bantu atau mintalah bantuan).

Menurut Pulat (1996), evaluasi mengenai kemungkinan cedera akibat

aktivitas MMH dapat dibagi dalam 4 kategori penelitian utama:

1. Pendekatan Epidemiologi: Pendekatan ini memperhatikan karakteristik

pekerjaan, keadaan lingkungan kerja, dan faktor lainnya dalam rangka

mencari kecenderungan-kecenderungan tertentu yang mengarah pada

timbulnya cidera maupun kecelakaan kerja. Pendekatan ini memerlukan data

historis mengenai masalah MMH yang hendak dianalisis.

2. Pendekatan Biomekanika: Pendekatan ini mengandalkan pengukuran gaya

dan momen pada beberapa bagian tubuh manusia untuk memperkirakan

beban pekerjaan, sehingga dapat diketahui apakah suatu pekerjaan cenderung

membahayakan pelaksananya atau tidak. Pendekatan biomekanika biasanya

digunakan untuk analisis suatu aktivitas pengangkatan yang memuat kurang

dari 4 kali angkatan per menitnya.

3. Pendekatan Psikofisikal: Analisis dengan menggunakan pendekatan ini

berusaha untuk menyesuaikan beban dan karakteristik pekerjaan yang paling

cocok dengan pelaku pekerjaan terkait. Asumsi dasar dari pendekatan ini

Page 57: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 29

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

adalah bahwa untuk aktivitas MMH apapun, tekanan yang bersifat

biomekanis maupun fisiologis pasti akan selalu ada.

4. Pendekatan Fisiologis: Pendekatan ini mengevaluasi suatu aktivitas

pengangkatan manual melalui parameter-parameter fisiologis. Pada aktivitas

MMH, tekanan fisiologis yang paling sering dilihat adalah tekanan pada

sistem kardiovaskular. Hal ini dapat dianalisis melalui respon-respon

fisiologis seperti konsumsi oksigen, kecepatan detak jantung, tekanan darah,

dan kadar asam laktat dalam tubuh. Pendekatan fisiologis biasanya dipakai

beban pekerjaan masih dalam batas kekuatan pelakunya.

2.5.1 Metode Manual Lifting

Terdapat cukup banyak variasi metode pengangkatan manual yang selama ini

telah dipublikasikan. Tiap varian metode pengangkatan disesuaikan dengan

karakteristik benda kerja maupun pekerjaan tertentu. Berikut ini adalah penjelasan

mengenai beberapa metode-metode manual lifting menurut Active Health Care

Centres (2006).

2.5.1.1. Squat Lift

Merupakan metode yang dapat pula digunakan untuk mengambil objek

ringan pada lantai. Pergerakan diawali dengan menekuk kedua lutut bersamaan

sambil tetap menjaga posisi punggung agar tetap tegak. Setelah itu, peganglah objek

dengan kedua belah tangan, dan angkat objek dengan menopang pada kedua lutut,

sembari menjaga posisi punggung yang tegak. Metode ini tak dianjurkan bila

pelakunya sedang mengalami cidera lutut.

Gambar 2.9. Ilustrasi Squat Lift (Sumber: www.tricitiesspine.com, 2013)

Page 58: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 30

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

2.5.1.2. Straddle Lift

Merupakan metode yang biasanya digunakan untuk mengangkat objek yang

relatif berat dan berdimensi besar, dari ketinggian sedikit di atas lantai. Pergerakan

diawali dengan membuka kedua kaki lebar-lebar sebagai tumpuan, dengan posisi

salah satu kaki sedikit lebih maju dibanding posisi kaki lainnya. Tekuk kedua lutut,

tetapi tidak perlu sedalam pada posisi squat lift. Kemudian, dengan menggunakn

kedua tangan, geser baban mendekati tubuh sebelum mengangkatnya dengan

menggunakan kekuatan kaki.

Gambar 2.10. Ilustrasi Straddle Lift

(Sumber: Active Health Care Centres, 2006)

2.5.1.3. Knee High Lift (Power Lift)

Merupakan metode yang dapat pula digunakan untuk mengurangi tegangan

pada lutut dan punggung. Pergerakan diawali dengan membuka kedua kaki lebar-

lebar sebagai tumpuan, dengan posisi salah satu kaki sedikit lebih maju dibanding

posisi kaki lainnya. Tekuklah kedua lutut dengan posisi punggung agak

membungkuk. Setelah itu, peganglah objek dengan kedua belah tangan, dan angkat

objek dengan menopang pada kedua lutut. Metode ini tak dianjurkan bila pelakunya

sedang mengalami cidera punggung.

Gambar 2.11. Ilustrasi Knee High Lift / Power Lift

(Sumber: Active Health Care Centres, 2006)

Page 59: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 31

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

2.5.1.4. One Knee Lift

Merupakan metode yang dapat pula digunakan untuk mengurangi tegangan

pada punggung. Pergerakan diawali dengan melakukan posisi berlutut dengan

menumpu satu kaki. Aturlah agar kaki yang menumpu adalah kaki terkuat, dan

buatlah posisi punggung agak membungkuk namun tetap lurus. Setelah itu,

peganglah objek dengan kedua belah tangan, dan angkat objek dengan menopang

pada lutut terkuat itu. Metode ini tak dianjurkan bila pelakunya sedang mengalami

gangguan pada lutut. Disebut pula dengan nama One Leg Lift dalam percobaan ini.

Gambar 2.12. Foto Postur Tubuh One Knee Lift

2.5.1.5. Stoop Lift

Merupakan metode pengangkatan yang dapat digunakan untuk mengurangi

tegangan pada daerah kaki. Pergerakan diawali dengan membungkuk sambil tetap

menumpu pada kedua kaki. Kedua kaki tidak perlu ditekuk. Setelah itu, peganglah

objek dengan kedua belah tangan, dan angkat objek dengan mengandalkan

pergerakan batang tubuh.

Gambar 2.13. Foto Postur Tubuh Stoop Lift

Page 60: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 32

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

2.6. Metode Chaffin’s Planar Static Model

Metode ini berfungsi untuk memperkirakan besarnya gaya tekan pada L5/S1

untuk suatu kegiatan angkat yang spesifik. Model Chaffin ini juga dapat

memprediksi proporsi populasi yang akan mempunyai kekuatan pada masing-masing

sambungan badan untuk aktivitas pengangkatan objek (Nurmianto, 1998).

Gambar 2.14. Skema Chaffin’s Planar Static Model

(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)

Model ini menggambarkan tubuh manusia yang terbagi atas beberapa segmen

atau bagian yang saling terkait. Dengan mempertimbangkan keseimbangan statis

yang dipengaruhi gaya dari luar, maka momen dan gaya yang terjadi pada masing-

Page 61: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 33

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

masing pusat sambungan segmen tubuh manusia dapat ditentukan besarnya. Secara

lebih lanjut dapat dikatakan bahwa model ini meliputi sistem penyambung antara

sambungan pinggul dan segmen tulang belakang (L5/S1).

Berikut ini adalah beberapa rumus yang dipakai untuk menghitung gaya

tekan pada bagian L5/S1 dengan menggunakan pendekatan Chaffin’s Planar Static

Model.

1. Perhitungan gaya reaksi (elbow).

∑F=0

RE-WFA-Wload=0……….(1)

2. Perhitungan momen reaksi (elbow).

∑M=0

ME-Wload(LFA)cosθFAo-WFA(COMFA)cosθFA

o+RE(0)=0……….(2)

3. Perhitungan gaya reaksi (shoulder).

∑F=0

RS-RE’-WUA=0……….(3)

4. Perhitungan momen reaksi (shoulder).

∑M=0

MS-ME’-RE’(LUA)cosθUAo-WUA(COMFA)cosθUA

o+RS(0)=0……….(4)

5. Perhitungan gaya reaksi (hip).

∑F=0

RH-2RS’-WT=0……….(5)

6. Perhitungan momen reaksi (hip).

∑M=0

MH-2MS’-2RS’(LT)cosθTo-WT(COMT)cosθT

o+RT(0)=0……….(6)

7. Perhitungan Muscle Force (Fm).

Fm= MH/LM……….(7)

8. Perhitungan Compression Force (FC).

FC-Fm-RHsinθTo=0……….(8)

Keterangan:

F = Gaya (N)

Page 62: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 34

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

M = Momen Gaya (Nm)

R = Resultan Gaya (N)

W = Gaya Berat (N)

L = Dimensi Panjang Bagian Tubuh (m)

θ = Sudut Bagian Tubuh terhadap Sumbu Horizontal (derajat/o)

FA = Fore Arm, Lengan Bawah

UA = Upper Arm, Lengan Atas

T = Trunk, Batang Tubuh

load = Load, Beban

E = Elbow, Siku Tangan

S = Shoulder, Bahu

H = Hip, Pinggang

‘ = Tanda Variabel Gaya dengan Nilai yang Sama dari Perhitungan

Sebelumnya

Sementara itu, gambar 2.15. menunjukkan asumsi persentase berat badan

manusia untuk tiap segmen tubuhnya. Hal ini berguna sebagai masukan untuk

perhitungan rumus-rumus dalam Chaffin Planar Static Model, sebagai variabel berat

(W).

Gambar 2.15. Persentase Distribusi Berat Per Segmen Tubuh Manusia

(Sumber: Tayyari & Smith, 1997)

Page 63: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 35

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

Berikut ini juga adalah beberapa rumus yang dipakai untuk menghitung gaya

kompresi atau Compression Force pada bagian lumbar (L5/S1) bilamana gaya pada

perut (Abdominal Pressure) ikut diperhitungkan. Variabel-variabel dalam rumus-

rumus berikut ini dapat dilihat letaknya pada skema Chaffin Planar Static Model

sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 2.14.

1. Perhitungan nilai b dan h

b = COMT x cos(θT)o…………(9)

h = b + 0,35…………………..(10)

2. Perhitungan nilai bmgHAT & hmgload

bmgHAT = b(2(mFA+mUA)+mT)9,81…….(11)

hmgload = h(Weight Load x 2)9,81………(12)

3. Perhitungan nilai ML5/S1 External & Tekanan Perut (PA)

ML5/S1 External = bmgHAT + hmgload……………………(13)

PA = 10-4

[43-0,36(180-θH)](ML5/S1 External)1,8…………(14)

4. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM)

FA = PA x A [dalam N/cm2]……….(15)

FM = (ML5/S1 External-D x FA)/E…….(16)

5. Perhitungan nilai sudut α

β = -17.5-0.12T+0.23K+0.0012TK+0.005T2-0.00075K

2……(17)

α = β + 40o……………………………………………………(18)

6. Perhitungan nilai Compression Force (FC) dan Gaya Gesek pada Lumbar (FS)

FC = cos α mgHAT + cos α mgload - FA + FM…………(19)

FS = sin α mgHAT + sin α mgload………………………(20)

Keterangan:

b = Jarak Horizontal Lumbar ke Titik Berat Tubuh Bagian Atas (m)

h = Jarak Horizontal Titik Berat Tubuh Bagian Atas ke Beban (m)

COM = Center of Mass, Titik Berat (m)

HAT = Head Arm Trunk, Bagian Atas Tubuh, di atas Pinggang

m = Massa (kg)

g = Percepatan Gravitasi (9,81m/s2)

Page 64: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 36

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

ML5/S1 External = Momen Gaya Eksternal pada Lumbar (Nm)

PA = Tekanan Perut / Abdominal Pressure (mmHg)

A = Konstanta Luas Permukaan Abdominal (465 cm2)

D = Jarak dari Gaya Tekan Perut ke Sumbu Batang Tubuh (0,11 m)

E = Erector Spinae, Jarak dari Titik Tengah Cincin Lumbar ke Otot

Lumbar (0,05 m)

T = Sudut Punggung terhadap Garis Sumbu Vertikal (derajat/o)

K = Sudut yang Dibentuk Lutut (derajat/o)

α = Sudut Antar Cincin Lumbar Terhadap Garis Horizontal (derajat/o)

2.7. Nordic Body Map

Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk

mengukur rasa sakit otot para pekerja. Kuesioner Nordic Body Map merupakan salah

satu bentuk kuesioner checklist ergonomi.

Kuesioner Nordic Body Map adalah kuesioner yang paling sering digunakan untuk

mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja karena sudah terstandarisasi dan

tersusun rapi. Kuesioner Nordic Body Map ini bertujuan untuk mengetahui bagian

tubuh dari pekerja yang terasa sakit sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan pada

kondisi dan waktu tertentu.

Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia yang sudah dibagi

menjadi 9 bagian utama, yaitu :

a) Leher

b) Bahu

c) Punggung bagian atas

d) Siku

e) Punggung bagian bawah

f) Pergelangan tangan/tangan

g) Pinggang/pantat

h) Lutut

i) Tumit/kaki

Page 65: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 37

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 2.16. Contoh Kuesioner Nordic Body Map (Sumber: Savitri et al., 2012)

2.8. Penelitian Eksperimen dan Desain Eksperimen

Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan suatu jenis

penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang

lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman, 1964).

Menurut Latipun (2002), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat

manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.

Maka, secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian eksperimen adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment

atau perlakuan terhadap subjek penelitian.

Page 66: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 38

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

Untuk merancang suatu penelitian eksperimen, tentunya diperlukan metode-

metode tertentu. Metode penelitian eksperimen secara umum merupakan metode

penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal

(sebab-akibat). Dalam studi eksperimen, peneliti memanipulasi paling sedikit satu

variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi

efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat. Peneliti menentukan

“siapa memperoleh apa”, kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlakuan

mana.

Metode penelitian ekperimen tersebut dikenal luas dengan istilah desain

eksperimen, Sudjana (2002) mengartikan desain eksperimen sebagai langkah-

langkah lengkap yang perlu diambil sebelum eksperimen dilaksanakan agar data

yang memang diperlukan dapat diperoleh sehingga membawa kepada analisis yang

objektif.

2.8.1. Tujuan Desain Eksperimen

Sudjana (2002) menyatakan bahwa tujuan dari desain ekperimen adalah

memperoleh dan mengumpulkan informasi yang diperlukan dan berguna dalam

penelitian bersangkutan sebanyak-banyaknya. Walaupun demikian, usaha

memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya itu hendaknya tetap dilakukan

dengan cara sesederhana mungkin. Pelaksanaan penelitian yang didasari oleh suatu

desain ekperimen juga sebaiknya dilakukan seefisien mungkin, dengan

mempertimbangkan faktor waktu, biaya, tenaga, dan bahan yang harus digunakan,

serta dengan tujuan bahwa data yang diperoleh nantinya bisa dianalisis dengan relatif

mudah dan bisa didapatkan secara ekonomis.

2.8.2. Prinsip Dasar dalam Desain Eksperimen

Menurut Sudjana (2002), ada 3 prinsip dasar dalam desain eksperimen, yakni

replikasi, pengacakan, dan kontrol lokal. Akan tetapi, sebelumnya akan dijelaskan

pengertian singkat tentang perlakuan, kekeliruan eksperimen, dan unit eksperimen.

Page 67: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 39

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

a. Perlakuan

Perlakuan diartikan sebagai sekumpulan kondisi ekperimen yang digunakan

terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan ini bisa

terjadi dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dari bermacam faktor perlakuan.

b. Unit Eksperimen

Merupakan objek/subjek penelitian yang dikenai perlakuan tunggal (yang

bisa berupa gabungan dari beberapa faktor) dalam sebuah replikasi eksperimen dasar.

c. Kekeliruan Eksperimen

Kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan dari dua eksperimen identik

yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Dalam percobaan,

kekeliruan harus diusahakan sekecil mungkin dengan cara menggunakan unit

eksperimen yang homogeny dan menggunakan desain eksperimen yang rinci.

Terkait dengan ketiga istilah dasar dalam desain eksperimen tersebut, akan

dijelaskan 3 prinsip dasar dalam desain eksperimen yang telah disinggung di atas.

A. Replikasi

Replikasi di dalam desain eksperimen dapat diartikan sebagai pengulangan

eksperimen dasar. Pengulangan tersebut dilakukan dengan menerapkan prinsip acak,

sehingga dapat dikatakan subjek antar replikasi bisa berbeda. Replikasi ini

diperlukan oleh karena berfungsi:

1. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat berguna untuk

menentukan panjang selang kepercayaan atau satuan dasar dalam

menentukan taraf signifikansi dari perbedaan-perbedaan yang teramati.

2. Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen.

3. Memungkinkan perolehan taksiran yang lebih baik akan efek rata-rata faktor.

B. Pengacakan

Menurut Yanto (2012), pengacakan merupakan salah satu ciri rancangan

modern yang digagas oleh R.A. Fisher. Dalam pengacakan, setiap unit eksperimen

Page 68: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 40

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

diberikan kesempatan yang sama untuk memperoleh suatu perlakuan, sehingga

pengamatan (dan kekeliruan) berdsitribusi secara independen.

C. Kontrol Lokal

Kontrol lokal merupakan usaha untuk membuat desain lebih efisien dan

menghasilkan prosedur pengujian yang lebih dapat diandalkan. Usaha yang

dilakukan terkait kontrol lokal adalah meminimumkan galat eksperimen sehingga

keragaman dalam unit eksperimen tidak masuk dalam perbedaan antar perlakuan-

perlakuan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan berupa pengelompokan,

pemblokan, dan penyeimbangan. Pengelompokan berarti penempatan unit-unit

eksperimen yang homogen ke dalam kelompok-kelompok agar kelompok yang

berbeda mendapat perlakuan yang berbeda. Pemblokan berarti pengalokasian unit-

unit eksperimen ke dalam blok sedemikian rupa sehingga unit dalam blok relatif

homogeny. Sementara itu, penyeimbangan berarti usaha mendapat unit-unit

eksperimen, pengelompokan, pemblokan, dan penggunaan perlakuan kepada unit-

unit eksperimen sedemikian rupa sehingga dihasilkan suatu formasi seimbang.

2.8.3. Faktor dan Taraf Faktor

Menurut Yanto (2012), faktor merupakan istilah dalam eksperimen yang

menyatakan setiap hal yang mempengaruhi suatu respon yang diteliti. Sementara itu,

taraf faktor didefinisikan sebagai nilai aktual yang digunakan dalam eksperimen.

Secara umum, bila tiap faktor dalam eksperimen terdiri dari beberapa taraf, maka

kombinasi tertentu dari tiap taraf faktor membentuk kombinasi perlakuan eksperimen

2.8.4. Langkah-Langkah Desain Eksperimen

Menurut Sudjana (2002), desain eksperimen dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah seperti berikut:

1. Pernyataan tentang masalah yang dibahas.

2. Perumusan hipotesis.

3. Penentuan teknik dan desain eksperimen yang diperlukan.

Page 69: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 41

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

4. Pemeriksaan semua hasil yang mungkin beserta latar belakang dan alasan-

alasan desain eksperimen yang dibuat.

5. Mempertimbangkan semua hasil yang mungkin.

6. Melakukan eksperimen.

7. Penggunaan teknik statistika terhadap data eksperimen,

8. Mengambil kesimpulan eksperimen.

9. Penilaian seluruh penelitian dibanding penelitian lain yang sejenis.

2.8.5. Jenis dan Model Desain Eksperimen

Menurut Yanto (2012), desain eksperimen dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jenis seperti:

1. Desain acak sempurna: desain eksperimen dimana perlakuan pada semua unit

eksperimen dilakukan sepenuhnya secara acak. Maka, tidak ada aturan

khusus untuk pemblokan atau alokasi perlakuan. Desain acak sempurna

melibatkan 1 faktor yang nilainya berubah-ubah.

2. Desain blok acak: desain eksperimen dimana perlakuan pada semua unit

eksperimen tidak acak sepenuhnya akibat pembatasan blok. Hal ini

diperlukan karena unit eksperimen yang tidak homogeny.

3. Desain bujur sangkar latin: merupakan desain eksperimen dimana perlakuan

pada unit eksperimen sama sekali tidak mengalami pengacakan akibat

pemblokan secara kolom dan baris.

4. Eksperimen faktorial: merupakan desain eksperimen untuk meneliti 2 atau

lebih faktor terhadap suatu respon. Secara khusus, ada yang disebut

eksperimen faktorial tersarang, dimana taraf faktor dalam eksperimen

tersarang pada faktor lain. Ada pula yang dinamakan eksperimen faktorial

petak terbagi, dimana tidak ada pengacakan secara penuh dalam tipe

eksperimen faktorial tersebut.

Sementara itu, model eksperimen faktorial dapat dikelompokkan pula

berdasarkan sifat taraf faktornya. Bila taraf faktor yang dipakai sudah

ditetapkan dari awal (fixed), maka disebut model tetap, sebaliknya bila taraf

faktor yang dianalisis diambil secara acak dari beberapa kemungkinan, maka

Page 70: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 42

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

disebut model acak. Ada pula eksperimen factorial dengan model campuran,

dimana sebagian faktornya merupakan model tetap, dan sebagian lainnya

merupakan model acak.

2.8.6. Uji ANOVA

ANOVA (analysis of variance) digunakan untuk menguji perbedaan mean

(rata-rata) data lebih dari dua kelompok.

Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji ANOVA adalah:

1. Sampel berasal dari kelompok yang independen.

2. Varian antar kelompok harus homogen.

3. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal.

Uji ANOVA pada prinsipnya adalah melakukan analisis variabilitas data

menjadi dua sumber variasi yaitu variasi didalam kelompok (within) dan variasi antar

kelompok (between). Bila variasi within dan between sama (nilai perbandingan

kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari

intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada

perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam

kelompok, artinya intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata

lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan.

2.8.7. Tingkat Signifikansi dan Tingkat Kepercayaan

Tingkat signifikansi dinyatakan dalam persen dan dilambangkan dengan α.

Misalnya, ditetapkan tingkat signifikansi α = 5% atau α = 10%. Artinya, keputusan

peneliti untuk menolak atau mendukung hipotesis nol memiliki probabilitas

kesalahan sebesar 5% atau 10%. Dalam beberapa program statistik berbasis

komputer, tingkat signifikansi selalu disertakan dan ditulis sebagai Sig. (=

significance), atau dalam program komputer lainnya ditulis ρ-value. Nilai Sig atau ρ

– value, seperti telah diuraikan di atas, adalah nilai probabilitas kesalahan yang

dihitung atau menunjukkan tingkat probabilitas kesalahan yang sebenarnya. Tingkat

kesalahan ini digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan dalam pengujian

hipotesis.

Page 71: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 43

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

Tingkat kepercayaan pada dasarnya menunjukkan tingkat sejauh apa statistik

sampel dapat mengestimasi dengan benar parameter populasi dan/atau sejauh apa

pengambilan keputusan mengenai hasil uji hipotesis nol diyakini kebenarannya.

Dalam statistika, tingkat kepercayaan nilainya berkisar antara 0 sampai 100% dan

dilambangkan oleh 1 – α. Secara konvensional, para peneliti dalam ilmu-ilmu sosial

sering menetapkan tingkat kepercayaan berkisar antara 95% – 99%. Jika dikatakan

tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, ini berarti tingkat kepastian

statistik sampel mengestimasi dengan benar parameter populasi adalah 95%, atau

tingkat keyakinan untuk menolak atau mendukung hipotesis nol dengan benar adalah

95%.

2.8.8. Uji Tukey

Uji Tukey biasanya juga disebut dengan istilah uji beda nyata jujur (BNJ)

atau honestly significance difference (HSD), diperkenalkan oleh Tukey pada tahun

1953. Uji Tukey digunakan untuk membandingkan seluruh pasangan rata-rata

perlakuan setelah uji ANOVA dilakukan.

Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan Uji Tukey menurut Yanto

(2012):

1. Hitung nilai rata-rata tiap perlakuan yang ingin diuji.

2. Hitung nilai mutlak untuk selisih rata-rata setiap pasang perlakuan dengan cara

berikut: | | untuk i ≠ k.

3. Hitung besar kriteria Tukey (T) dengan rumus sebagai berikut:

T = √ ……… (21)

Dimana:

a) merupakan nilai kritis q, dilihat dari tabel studentized range

distribution dengan taraf keberartian α, derajat kebebasan k, dan N-k

dengan k adalah perlakuan dan N adalah jumlah total seluruh

pengamatan.

b) = adalah rataan kuadrat dari galat.

Page 72: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 44

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen Chaffin’s Planar Static Model

c) adalah banyaknya unsur baris atau unit eksperimen pada tiap

perlakuan jika semua perlakuan punya ukuran sampel (unit

eksperimen) yang sama.

4. Bandingkan nilai mutlak untuk setiap selisih pasangan perlakuan pada langkah 2

dengan nilai T besaran kriteria Tukey.

5. Ambil kesimpulan berdasarkan nilai perbandingan pada langkah 4. Jika | |>T, maka terdapat perbedaan signifikan antar rataan populasi ke-i dan ke-j.

2.8.9. Uji Sidak

Uji Sidak atau Dunn-Sidak adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengatasi masalah perbandingan berganda. Metode ini merupakan metode yang

cenderung konservatif dan mudah dilakukan dengan mengasumsikan bahwa uji ini

berlangsung secara independen (Sidak, 1967). Metode ini dipublikasikan pada tahun

1967 oleh statistikawan yang bernama Zbyněk Šidák (Seidler, et al., 2000).

Rumus batasan metode Sidak adalah sebagai berikut:

1 - (1 - alpha)1/C………….(22)

[Dimana C adalah jumlah perbandingan]

Pada tingkat alpha 0,05, Uji Sidak lebih peka daripada Uji Bonferroni.

Namun, saat tingkat alpha sebesar 0,01 hasil dari kedua metode tersebut hampir

sama. Cara perbandingan secara garis besar mirip dengan Uji Tukey.

Page 73: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah sistematis yang

diperlukan dalam melakukan penelitian mengenai analisis faktor yang mempengaruhi

aktivitas pengangkatan objek secara manual, sehingga bersifat terarah dan tidak

menyimpang dari ruang lingkup pokok permasalahan yang telah ditetapkan. Metodologi

penelitian dalam penelitian ini menjamin langkah penelitian berbasis eksperimen

pengangkatan manual yang sistematis, sehingga menghasilkan hasil eksperimen yang

bisa dipertanggungjawabkan. Secara garis besar, penelitian ini terbagi atas 6 tahap,

yakni: Persiapan Penellitian, Studi Pustaka, Pengumpulan Data, Pengolahan Data,

Analisis Data, serta Penarikan Kesimpulan dan Saran.

3.1. Tahap Persiapan Penelitian

Merupakan tahapan awal untuk menetapkan rencana dasar dari penelitian

eksperimental mengenai metode pengangkatan secara manual ini. Tahap ini terdiri

atas beberapa tahap, yaitu: Studi Pendahuluan, Perumusan Latar Belakang Penelitian,

Perumusan Masalah Penelitian, Penetapan Tujuan Penelitian, Penentuan Batasan

Penelitian, dan Posisi Penelitian.

3.1.1. Tahap Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan diawali dengan studi literatur untuk mengidentifikasi

secara teoritis mengenai faktor-faktor berpengaruh dalam suatu aktivitas

pengangkatan manual sebagaimana yang dapat dilihat pada subbab 2.5., beserta

metode pengangkatan manual apa saja yang lazim dilakukan. Studi literatur ini pada

akhirnya menghasilkan beberapa dasar teori yang melandasi penelitian eksperimental

ini, yakni teori berupa ergonomi, biomekanika dan sistem gerak tubuh manusia,

desain eksperimen, manual material handling, lumbar (L5/S1), Chaffin’s Planar

Static Model, dan Nordic Body Map.

Studi pendahuluan ini kemudian dilengkapi dengan studi lapangan awal di

lokasi penelitian, untuk mengamati secara sekilas aktivitas pengangkatan manual

45

Page 74: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

seperti apa yang biasanya dilakukan. Berdasarkan pengamatan secara sekilas

dilapangan, maka metode angkat yang sering digunakan adalah stoop lift, squat lift,

dan one knee lift. Posisi tangan saat mengangkat adalah supinasi (telapak tangan

menopang benda yang diangkat dari bawah), pronasi (telapak tangan menarik benda

dari atas untuk mengangkatnya), dan sirkumduksi (telapak tangan memegang benda

dari samping untuk mengangkatnya). Sementara itu, benda yang biasanya diangkat

berupa kardus dan benda keras-padat.

3.1.2. Perumusan Latar Belakang Penelitian

Adapun latar belakang dari penelitian ini dapat dikatakan secara singkat oleh

karena jumlah pekerja di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Akibatnya, resiko cedera yang ditimbulkan akibat aktivitas kerja yang mereka

lakukan jadi meningkat, ditandai dengan klaim Jamsostek akan kecelakaan kerja

yang juga meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, maka diketahui bahwa salah satu

aktivitas kerja yang cukup berpeluang menimbulkan cedera pada pekerja adalah

aktivitas pengangkatan manual. Itulah sebabnya, mengapa penelitian mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas pengangkatan manual perlu untuk

diteliti.

3.1.3. Perumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini memiliki latar belakang mengenai cedera akibat aktivitas

pengangkatan manual yang dilakukan oleh para pekerja, maka masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh

dalam kegiatan pengangkatan objek kerja secara manual, sehingga bisa disimpulkan

beberapa usulan metode angkat manual dengan mempertimbangkan faktor-faktor

yang berpengaruh itu, dengan menggunakan pendekatan eksperimen dan

biomekanika, untuk meminimalisir cedera fisik maupun inefektivitas tenaga pekerja.

3.1.4. Penetapan Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan untuk penelitian ini terkait dengan

masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pengangkatan manual

Page 75: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

adalah untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi metode

pengangkatan manual dan mempertimbangkan hasil analisis tersebut dalam rangka

merancang suatu usulan metode pengangkatan manual yang lebih produktif, baik dari

segi penggunaan energi, maupun dari segi kenyamanan dan keamanan.

3.1.5. Penentuan Batasan Penelitian

Batasan penelitian dirancang dengan tujuan agar penelitian yang berbasis

eksperimen ini dapat terfokus. Penelitian ini diadakan di Laboratorium Perancangan

Sistem Kerja dan akan diadakan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan

Ergonomi, dengan masa pengumpulan data dari bulan Maret 2014 hingga April

2014. Bentuk kegiatan eksperimen yang dilakukan ialah aktivitas pengangkatan

objek secara manual. Penelitian ini dibatasi hanya untuk menganalisis tiga macam

faktor. Kemudian, pengolahan data penelitian ini menggunakan pendekatan desain

eksperimen, dan pendekatan Biomekanika, dengan didasari oleh Chaffin’s Planar

Static Model. Analisis dalam penelitian ini menggunakan gabungan pendekatan

eksperimental dan biomekanika.

3.1.6. Penetapan Posisi Penelitian

Ciri khas utama dari penelitian dengan judul analisis faktor yang

mempengaruhi aktivitas pengangkatan objek secara manual melalui pendekatan

desain eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model ini adalah adanya

penggabungan analisis, antara analisis yang bersifat eksperimental dan analisis dari

segi biomekanika. Hal inilah yang membedakannya dari penelitian-penelitian

terdahulu di bidang biomekanika, karena penelitian-penelitian terdahulu tersebut

pada umumnya tidak menggunakan pendekatan desain eksperimen dengan proporsi

yang seimbang dengan pendekatan ergonomi, terutama dari segi biomekanika.

3.2. Tahap Studi Pustaka

Tahap Studi Pustaka pada penelitian ini dilakukan dengan menggali secara

komprehensif teori-teori mengenai ergonomi, biomekanika dan sistem gerak tubuh

manusia, desain eksperimen, manual material handling, lumbar (L5/S1), Chaffin’s

Planar Static Model, dan Nordic Body Map. Pada tahap studi pustaka ini, teori-teori

Page 76: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

yang terkait dengan penelitian dirangkum berdasarkan pencarian dari berbagai

sumber, seperti buku teks, diktat kuliah dan praktikum, internet, e-book, jurnal dan

skripsi yang topiknya berhubungan dengan penelitian ini. Kompilasi dari teori-teori

yang melandasi penelitian ini dapat dilihat secara lengkap pada Bab 2.

3.3. Tahap Pengumpulan Data

3.3.1. Penelitian Pendahuluan

3.3.1.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan

Salah satu elemen utama dalam penelitian pendahuluan ini adalah data yang

didapatkan dari kuesioner pendahuluan. Secara umum, tujuan kuesioner pendahuluan

ini adalah untuk mengetahui tipe objek apa saja yang sering diangkat dengan metode

pengangkatan manual, serta posisi tangan dan postur pengangkatan seperti apa yang

umum dilakukan di lapangan. Di samping itu, kuesioner ini juga dapat mendeteksi

cedera umum seperti apa yang dialami oleh pekerja terkait aktivitas pengangkatan

manual yang mereka lakukan. Rekapitulasi data kuesioner pendahuluan dapat dilihat

pada Tabel 3.1 dan 3.2.

Tabel 3.1. Rekapitulasi Data Kuesioner Pendahuluan

Kriteria Pilihan Jumlah

Frekuensi

Angkat

Kurang dari 10 kali 2

Sekitar 10-30 kali 5

Sekitar 30-50 kali 6

Lebih dari 50 kali 7

Wujud

Objek

Kardus 20

Karung 3

Wadah Plastik 7

Krat Plastik 2

Lainnya 2

Posisi

Tangan

Posisi 1 -

Posisi 2 16

Posisi 3 2

Lainnya -

Metode

Angkat

Squat Lift 10

One Knee Lift 5

Stoop Lift 6

Lainnya -

Page 77: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 3.2. Rekapitulasi Cedera Pekerja Menurut Data Penelitian Pendahuluan

Keluhan yang Dirasakan Bagian Tubuh yang

Terkena

Jumlah

Pegal Punggung 10

Pegal Pinggang 19

Pegal Kaki 7

Pegal Tangan 9

Pegal Bahu 5

Pusing Kepala 4

Kaku Leher 2

Kaku Badan 1

Keram Kaki 3

Berdasarkan rekapitulasi data hasil penelitian pendahuluan melalui kuesioner,

sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 3.1 dan 3.2 di atas, maka dapat dikatakan

bahwa aktivitas pengangkatan manual yang dilakukan oleh para pekerja pertokoan

sebagai responden pengisi kuesioner pendahuluan cukup sering setiap harinya.

Mayoritas berkisar antara 10 hingga lebih dari 50 kali pengangkatan setiap harinya.

Hal ini membuktikan masih cukup banyaknya aktivitas pengangkatan yang dilakukan

secara manual di lapangan.

Kemudian, dari segi jenis objek yang diangkat, Nampak bahwa kardus

menempati urutan pertama sebagai jenis objek yang paling banyak diangkat di

lapangan, disusul oleh wadah plastik, krat plastik, dan karung. Adapun jenis objek

“lainnya” mengacu pada benda-benda padat yang diangkat langsung tanpa

terbungkus atau terletak dalam suatu wadah angkat.

Lalu, dari segi posisi tangan, Nampak bahwa mayoritas pelaku pengangkatan

manual di lapangan menggunakan posisi tangan memegang bagian samping benda

kerja (posisi 2), meski ada pula pekerja yang memegang bagian atas objek untuk

mengangkat (posisi 3).

Di lain pihak, untuk metode angkat yang dipakai di lapangan, nampak bahwa

metode squat lift paling banyak dipakai oleh para pelaku pengangkatan manual, di

samping metode stoop lift. Metode one knee lift nampak agak jarang dilakukan oleh

para pengangkat manual di lapangan.

Page 78: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 50

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Terakhir, dari segi kesehatan pekerja, nampak bahwa secara garis besar

aktivitas pengangkatan manual yang cukup sering tersebut cenderung menimbulkan

sakit fisik terutama di bagian pinggang, diikuti oleh bagian punggung. Bagian

pinggang rentan akan rasa sakit yang disebabkan aktivitas pengangkatan manual,

oleh karena posisinya sebagai titik tumpu dari momen gaya yang bekerja pada

segmen tubuh di atas pinggang akibat pengangkatan yang dilakukan tangan serta

dibantu oleh pergerakan punggung. Sementara itu, nyeri pada punggung

kemungkinan diakibatkan oleh perannya sebagai perantara antar pinggang dan

tangan, dimana pinggang menumpu berat segmen badan atas beserta beban yang

diangkat, dan tangan menahan beban objek yang diangkat, sehingga oleh karena

perannya itu, punggung mendapat tegangan setiap aktivitas pengangkatan manual.

Selanjutnya bagian yang dikeluhkan oleh para pengangkat objek manual

adalah bagian kaki, tangan, dan bahu. Bagian kaki mendapat tekanan dari segmen

tubuh atas akibat kegiatan pengangkatan, sehingga memang rentan menderita pegal

dan keram akibat aktivitas pengangkatan manual, tetapi mungkin tidak serentan

punggung atau pinggang, nampak dari hasil rekapitulasi pada tabel 3.2. Selain itu,

bagian tangan juga pasti memiliki kemungkinan untuk terserang nyeri atau pegal

akibat aktivitas pengangkatan manual, oleh karena perannya sebagai bagian tubuh

utama yang mengalami kontak langsung dengan objek yang diangkat. Lalu, bagian

bahu nampak juga rawan terserang nyeri dan pegal akibat aktivitas pengangkatan

manual, oleh karena perannya sebagai penumpu tangan pada batang tubuh, sehingga

momen gaya yang ditimbulkan akibat pergerakan tangan yang melakukan aktivitas

pengangkatan ditanggung oleh bagian bahu.

Page 79: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 3.1. Kuesioner Pendahuluan

Page 80: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

3.3.1.2. Pengamatan di Lapangan

Pengamatan di lapangan yang dilakukan menghasilkan beberapa gambar

sebagai berikut.

Tabel 3.3. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Pengangkatan Manual di

Lapangan

Gambar Metode Angkat Posisi Tangan Jenis & Sifat Objek

Squat Lift Di samping objek

Kardus; Permukaan

Rata-Lunak-

Diamater Genggam

Tangan Kecil

Stoop Lift Di samping objek

Kardus; Permukaan

Rata-Lunak-

Diamater Genggam

Tangan Kecil

Squat Lift Di bawah objek

Kantong Jenazah;

Permukaan Tak

Rata-Lunak-

Diameter Genggam

Tangan Besar

Stoop Lift Di atas objek

Karung beras;

Permukaan Tak

Rata-Lunak-

Diameter Genggam

Tangan Relatif Kecil

Page 81: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 53

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 3.3. Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Pengangkatan Manual di

Lapangan (Lanjutan)

Gambar Metode Angkat Posisi Tangan Jenis & Sifat Objek

Stoop Lift Di samping objek

Batu Bata;

Permukaan Relatif

Rata-Keras-Diameter

Genggam Tangan

Kecil

Stoop Lift Di samping objek

Kotak Logam

dengan Handle

Logam; Permukaan

Rata-Keras-Diameter

Genggam Tangan

Kecil

Stoop Lift Di samping objek

Kardus dengan tali

plastik sebagai

handle; Permukaan

Rata-Keras-Diameter

Genggam Tangan

Kecil

3.3.2. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini terdiri dari mahasiswa dan

mahasiswi Unika Atma Jaya, berusia antara 18-25 tahun, serta dalam kondisi sehat

secara fisik, dalam artian tidak sedang mengalami cidera lutut maupun tulang

punggung. Subjek dipilih dari kalangan mahasiswa mengingat usia para mahasiswa

dalam rentang 20 tahun, sehingga masih dapat dikatakan muda dan diharapkan

Page 82: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

memiliki kesiapan fisik yang baik untuk percobaan dalam penelitian ini. Faktor-

faktor lain terkait subjek penelitian seperti tinggi badan dan berat badan diasumsikan

sebagai faktor acak (random factors) dalam penelitian ini, mengingat tinggi dan berat

badan para pekerja toko yang juga bervariasi. Sementara itu, subjek penelitian terdiri

dari pria, dikarenakan aktivitas pengangkatan di lapangan, pada umumnya dilakukan

oleh para pekerja pria.

3.3.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen full factorial. Penelitian dilakukan

terhadap variabel yang data-datanya belum ada, sehingga perlu dilakukan proses

rekayasa terhadap subjek penelitian melalui kombinasi dari perlakuan-perlakuan

tertentu berdasarkan faktor yang akan diteliti, sehingga akan didapatkan data-data

mengenai dampak dari penelitian ini.

Semantara itu, desain penelitian yang akan diterapkan dalam eksperimen ini

adalah desain penelitian model tetap. Ditetapkan demikian karena pertimbangan akan

relatif banyaknya kemungkinan faktor-faktor maupun taraf faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas, kenyamanan, dan keamanan dari suatu aktivitas

pengangkatan manual, sehingga faktor maupun taraf faktor yang diteliti pada

penelitian ini perlu ditetapkan berdasarkan literatur terkait hal ini, dan/atau

berdasarkan pengamatan di lapangan, sehingga eksperimen yang dilakukan dapat

terfokus.

3.3.4. Penentuan Rencana Variabel Penelitian

Terdapat dua jenis variabel, yakni variabel bebas (independent variable), dan

variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas yang berpeluang diteliti

dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu aktivitas

pengangkatan manual, seperti rasio beban terhadap berat operator, jarak horizontal

beban terhadap operator, ukuran beban, ketinggian beban, beban puntir pada badan

operator, stabilitas beban, kemudahan dijangkaunya beban, keterbatasan postur

tubuh, kondisi lingkungan kerja, frekuensi angkat, metode pengangkatan, berat

beban, dan jenis kelamin (Nurmianto, 1998). Selain itu, menurut Yanto (2011), jenis

Page 83: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

handling benda kerja dan posisi tangan dalam memegang benda kerja juga bisa

mempengaruhi kemudahan pengangkatan. Di samping itu, perlu diketahui pula

bahwa berdasarkan pengamatan di lapangan, kebanyakan pelaku pengangkatan

manual yang teramati tidak memakai handling khusus dalam mengangkat objek

kerjanya, sehingga tangan mereka langsung bersentuhan dengan objek yang diangkat

oleh mereka. Oleh karena itu, maka variabel jenis handling di dalam praktikum ini

diubah menjadi faktor jenis handling. Jenis handling dalam penelitian ini dapat pula

dikatakan dengan istilah coupling, karena berkaitan dengan bagian benda yang

diangkat, dimana bagian benda tersebut yang bersentuhan langsung dengan telapak

tangan.

Sementara itu, variabel terikat yang dimaksud adalah hal-hal yang dapat

menyatakan kualitas dari suatu aktivitas pengangkatan manual, seperti kenyamanan

pengangkatan (Savitri, et al., 2007), waktu pengangkatan (Chen, et al., 2004), gaya

tekan pada tulang belakang (Surata, 2013), berat beban maksimum yang dapat

diangkat (Savage, et al., 2012), serta energi yang dikeluarkan dan kelelahan otot

(Surata, 2013).

3.3.5. Penentuan Faktor dan Taraf Faktor Serta Hipotesis

Berdasarkan penentuan rencana variabel-variabel penelitian yang bersifat

variabel independen, dalam penelitian ini faktor rasio beban terhadap berat operator

dipertimbangkan secara tak langsung melalui analisa Chaffin’s Planar Static Model.

Selain itu, faktor jarak horizontal beban terhadap operator (sekitar 30 cm), dan

ketinggian beban (di ketinggian lantai) akan di fiksasi besarnya pada eksperimen ini,

dengan memperhatikan hasil pengamatan di lapangan dan keterbatasan alat

eksperimen. Sementara itu, frekuensi angkat tidak dipertimbangkan karena keadaan

pengangkatan di lapangan seringkali tidak memperhatikan hal tersebut. Selain itu,

beban puntir pada badan operator juga tidak akan dipertimbangkan dalam

eksperimen ini, karena biasanya pelaku pengangkatan memposisikan tubuhnya

menghadap objek sebelum mengangkat, tanpa memuntir tubuhnya. Sementara itu,

faktor ukuran beban diabaikan pada eksperimen ini oleh karena terlalu variatifnya

ukuran beban yang diangkat di lapangan. Lalu, faktor stabilitas beban juga diabaikan

karena variatifnya stabilitas beban di lapangan. Di lain pihak, faktor kemudahan

Page 84: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 56

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

penjangkauan beban tidak dipertimbangkan dalam eksperimen ini, karena pada

kenyataan di lapangan, terlalu banyak kondisi-kondisi khusus yang menjadikan suatu

beban jadi sulit dijangkau, sehingga dapat berpeluang mempersulit usaha

pemfokusan eksperimen ini.

Faktor keterbatasan postur tubuh dianalisis secara tak langsung dengan

analisis Chaffin’s Planar Static Model. Kemudian, faktor lingkungan kerja diabaikan

karena terlalu banyak faktor yang bisa mempengaruhi lingkungan kerja di lapangan,

di samping keterbatasan peralatan dalam mengkondisikan kondisi kerja. Selain itu,

faktor jenis kelamin ditetapkan pria, berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang

menyatakan bahwa mayoritas kegiatan pengangkatan manual dilakukan oleh pria.

Selain itu, berat beban juga tidak akan dibahas dalam penelitian ini akibat terlalu

variatifnya berat beban pada aktivitas angkat di lapangan. Sementara itu, faktor

metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan akan dianalisis dengan metode

eksperimen yang dijabarkan pula pada bab ini.

Terkait dengan penjelasan di atas, maka variabel independen –atau dapat pula

disebut faktor- yang akan dipilih adalah metode angkat, jenis handling, dan posisi

tangan, dimana ketiga variabel itu dinyatakan dalam bentuk faktor-faktor yang akan

diteliti. Metode pengangkatan dipilih karena merupakan faktor yang cukup signifikan

dalam suatu aktivitas pengangkatan manual (Surata, 2013). Metode pengangkatan

juga berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan suatu aktivitas pengangkatan

manual, oleh karena itu dalam penelitian ini juga akan dipakai analisis Chaffin’s

Planar Static Model untuk menganalisis gaya kompresi yang dialami oleh bagian

tubuh L5/S1 akibat metode-metode angkat tertentu, dengan postur angkat tangan dan

jenis handling angkat yang berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam eksperimen ini

juga akan dipertimbangkan faktor jenis handling oleh karena beberapa variasi umum

handling benda kerja yang teramati di lapangan, disamping pengaruhnya bagi kinerja

pengangkatan (Yanto, 2011). Di samping itu, penelitian ini juga akan

mempertimbangkan faktor posisi tangan oleh karena beberapa variasi umum posisi

tangan dalam mengangkat benda kerja di lapangan. Alasan-alasan mengenai

pemilihan faktor dapat dilihat pada tabel

Page 85: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 57

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

3.3.5.1. Penentuan Taraf Faktor Berdasarkan Hasil Penelitian Pendahuluan

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan metode

observasi lapangan dan penyebaran kuesioner tersebut, maka dapat diketahui bahwa

metode angkat yang umum digunakan di lapangan adalah metode squat, one knee,

dan stoop. Selain itu, posisi tangan yang dipakai ada tiga jenis, yakni posisi tangan di

atas objek, di samping objek, dan dibawah objek yang di angkat. Sementara itu, jenis

objek yang diangkat secara manual biasanya berupa kardus, karung, maupun benda

keras seperti misalnya batu bata dan kotak besi sebagaimana telah ditunjukkan pada

Tabel 3.3. Sementara itu, sifat objek yang biasanya diangkat secara manual adalah

sebagai berikut:

1. Permukaan rata, bersifat lunak, diameter penggenggaman tangan yang

diperlukan kecil.

2. Permukaan tak rata, bersifat lunak, diameter penggenggaman tangan yang

diperlukan besar.

3. Permukaan tak rata, bersifat lunak, diameter penggenggaman tangan yang

diperlukan relatif kecil.

4. Permukaan rata, bersifat keras, diameter penggenggaman tangan yang

diperlukan kecil.

Adapun yang dimaksud dengan “diameter penggenggaman tangan yang

diperlukan kecil” adalah dapatnya telapak tangan menekuk hingga kurang dari 90o

untuk mengangkat objek terkait. Sementara itu, yang dimaksud dengan “diameter

penggenggaman tangan yang diperlukan besar” adalah perlunya telapak tangan

menekuk lebih dari 90o untuk mengangkat objek terkait dengan stabil.

Gambar 3.2. Posisi Telapak Tangan untuk Diameter Penggenggaman Kecil

(Kiri), dan Diameter Penggenggaman Besar (Kanan)

Page 86: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 58

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Sementara itu, lebih lanjut dapat didefinisikan pula bahwa diameter

penggenggaman tangan yang kecil berukuran sama atau lebih kecil daripada

diameter penggenggaman tangan berdasarkan basis data antropometri orang

Indonesia. Sehingga, bilamana diketahui dimensi panjang tangan pria pada persentil

95 adalah 19,1 cm (Nurmianto, 1998), dan dimensi tersebut dianggap sebagai

keliling handle maka batasan diameter penggenggaman tangan yang membedakan

handle berdiameter besar dan kecil pada penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:

Keliling handle = 2.π.Diameter………………….(23)

19,1 cm = 2.3,14.Diameter

Diameter = 19,1/6,28 = 3,04 cm.

Gambar 3.3. Ilustrasi Letak Dimensi Keliling Genggam dan Diameter Genggam

Maka, handle dengan diameter penggenggaman kecil memiliki ukuran

diameter sebesar 3,04 cm, atau lebih kecil dari itu. Sementara itu, handle dengan

diameter penggenggaman kecil memiliki ukuran diameter lebih besar dari 3,04 cm.

Terkait dengan hasil penelitian pendahuluan tersebut, maka akan

ditentukanlah taraf-taraf faktor untuk eksperimen pengangkatan manual dalam

penelitian ini. Sehingga, taraf faktor untuk metode pengangkatan adalah Squat Lift,

One Knee Lift, dan Stoop Lift. Sementara itu, posisi tangan yang dieksperimenkan

adalah posisi tangan di samping objek dan di bawah objek, sebagaimana yang

diilustrasikan pada Bab 3. Posisi tangan di atas objek tidak diikutsertakan dalam

penelitian ini oleh karena posisi tangan pronasi tersebut kurang memiliki kekuatan

angkat menurut penelitian terdahulu (Timm, et al., 1993). Sementara itu, taraf faktor

untuk faktor jenis objek (atau jenis handling) yang diikutsertakan dalam eksperimen

ini adalah sebagai berikut:

Diameter Genggam: 3,04 cm

Keliling Genggam: 19,1 cm

Page 87: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

1. Permukaan rata, bersifat lunak, diameter kecil.

2. Permukaan tak rata, bersifat lunak, diameter besar.

3. Permukaan rata, bersifat keras, diameter kecil.

Jenis objek/handling dengan sifat permukaan tak rata, lunak, dan diameter

penggenggaman tangan yang diperlukan relatif kecil tidak diikutsertakan dalam

eksperimen penelitian ini karena kondisi handling objek semacam itu agak jarang

ditemui dalam aktivitas pengangkatan manual di lapangan.

Berikut ini adalah rincian lebih lanjut tentang taraf-taraf faktor dari setiap

faktor yang diteliti dalam eksperimen ini.

1. Faktor Metode Pengangkatan

Untuk faktor metode angkat, terdapat tiga taraf faktor, yakni metode angkat

squat lift, one knee lift, dan stoop lift. Sebelumnya, perlu diketahui pula bahwa objek

kerja yang diangkat secara manual dengan metode-metode angkat pada eksperimen

ini adalah dinamometer pull yang terikat pada lantai.

Gambar 3.4. Metode Pengangkatan Squat Lift

Page 88: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 60

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 3.5. Metode Pengangkatan One Knee Lift

Gambar 3.6. Metode Pengangkatan Stoop Lift

(Sumber: Lingkar Trenggalek, 2014)

2. Faktor Jenis Handling

Untuk faktor jenis handling, taraf faktor ditetapkan berdasarkan observasi

aktivitas pengangkatan manual di lapangan. Berdasarkan data observasi di lapangan

dari berbagai tempat seperti pusat perbelanjaan & pertokoan, loading dock

perusahaan jasa ekspedisi barang, serta di pabrik yang berhasil dikumpulkan

tersebut, maka secara garis besar dapat dilihat bahwa objek angkat yang seringkali

diangkat secara manual secara garis besar memiliki jenis handling rata-keras-

Page 89: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 61

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

diameter kecil, rata-lunak-diameter kecil, dan tak rata-lunak-diameter besar. Taraf

faktor jenis handling diterapkan dengan memodifikasi handle pada dinamometer

pull.

Gambar 3.7. Handle Rata-Keras-Diameter Kecil yang Terbuat dari Bahan Besi

Gambar 3.8. Handle Rata-Lunak-Diameter Kecil yang Terbuat dari Bahan

Karet

Gambar 3.9. Handle Tak Rata-Lunak-Diameter Besar yang Terbuat dari

Serpihan Styrofoam Terbungkus Plastik

Page 90: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

3. Faktor Posisi Tangan

Untuk faktor posisi tangan, terdapat dua taraf faktor, yakni tangan dengan

posisi supinasi dan sirkumduksi. Hal ini ikut dipertimbangkan karena ternyata posisi

tangan dapat berpengaruh pada kekuatan genggaman manusia (Richards, et al.,

1996). Maka, posisi tangan supinasi dan sirkumduksi akan dipertimbangkan pula

dalam eksperimen ini.

Pada posisi tangan supinasi, telapak tangan menghadap ke atas untuk

mengangkat objek, sementara pada posisi sirkumduksi, telapak tangan menghadap ke

arah dalam diantara posisi pronasi (dimana posisi telapak tangan menghadap ke

bawah) dan supinasi. Posisi Sirkumduksi diberi nama Posisi A, sementara posisi

Supinasi diberi nama Posisi B pada penelitian ini.

Gambar 3.10. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan B pada

Eksperimen ini

Page 91: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 63

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 3.11. Contoh Pengangkatan Manual dengan Posisi Tangan A pada

Eksperimen ini

Sementara itu, variabel dependen yang diteliti adalah kenyamanan

pengangkatan, gaya angkat maksimal, dan gaya tekan pada tulang belakang.

Kenyamanan pengangkatan dapat diketahui dengan kuesioner Nordic Body Map

yang diisi oleh setiap subjek pada tiap replikasi ekperimen. Berat beban maksimal

yang dapat diangkat dapat diketahui dengan melihat seberapa besar gaya yang diukur

dinamometer saat subjek mengangkat batang dinamometer semaksimal mungkin

untuk tiap replikasi eksperimen. Sementara itu, gaya tekan pada tulang belakang

dapat diketahui dengan melakukan analisis Chaffin’s’s Planar Static Model

berdasarkan data pendukung eksperimen seperti dimensi anggota tubuh dan berat

tubuh subjek. Di lain pihak, variabel dependen lain seperti energi yang digunakan,

dan kelelahan otot tidak dianalisis dalam penelitian ini karena tidak tersedianya alat

untuk mengukur kedua variabel itu. Tabel 3.4. menunjukkan rangkuman dari

berbagai variabel dependen dan independen yang didapat melalui studi pustaka, dan

posisinya dalam penelitian ini.

Sementara itu, tabel 3.5. dan 3.6. menunjukkan rangkuman antar faktor dan

taraf faktor yang digunakan, beserta dengan kombinasi antar faktor-faktor, terkait

dengan taraf-taraf faktor yang digunakan.

Page 92: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 64

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 3.4. Rangkuman Penentuan Variabel atau Faktor Dependen dan

Independen dalam Penelitian ini

Page 93: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 3.5. Rangkuman Faktor dan Taraf Faktor

Nomor Faktor Taraf Faktor Simbol

1 Metode

Pengangkatan

Squat Lift M1

One Knee Lift M2

Stoop Lift M3

2 Jenis Handle

Padat-Keras-Ø Kecil H1

Padat-Lunak-Ø Kecil H2

Tak Padat-Lunak-Ø Besar H3

3 Posisi Tangan Sirkumduksi P1

Supinasi P2

Tabel 3.6. Kombinasi Taraf Faktor dalam Eksperimen

Perlakuan Kombinasi

Faktor Perlakuan

Kombinasi

Faktor

1 M1-H1-P1 10 M2-H2-P2

2 M1-H1-P2 11 M2-H3-P1

3 M1-H2-P1 12 M2-H3-P2

4 M1-H2-P2 13 M3-H1-P1

5 M1-H3-P1 14 M3-H1-P2

6 M1-H3-P2 15 M3-H2-P1

7 M2-H1-P1 16 M3-H2-P2

8 M2-H1-P2 17 M3-H3-P1

9 M2-H2-P1 18 M3-H3-P2

Setelah itu, perlu dibuat uji hipotesis antar faktor-faktor yang telah dituliskan

di atas. Adapun hipotesis-hipotesis berikut ini akan diuji dengan Uji ANOVA,

dengan model desain eksperimen bentuk tetap. Berikut ini adalah model matematis

yang digunakan: Dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1,2, dan l = 1,2,3.

Dimana:

: Variabel respon yang terjadi karena pengaruh bersama taraf ke-i

pada faktor M, taraf ke-j pada faktor B, dan taraf ke-k pada faktor

K, untuk observasi ke-l.

: Rata-rata yang sebenarnya

: Efek taraf ke-i faktor M terhadap variabel respon y.

: Efek taraf ke-j faktor H terhadap variabel respon y.

Page 94: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 66

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

: Efek taraf ke-k faktor P terhadap variabel respon y.

: Efek taraf ke-i faktor M dan efek taraf ke-j faktor H terhadap

variabel respon y.

: Efek taraf ke-j faktor H dan efek taraf ke-k faktor P terhadap

variabel respon y.

: Efek taraf ke-i faktor M dan efek taraf ke-k faktor P terhadap

variabel respon y.

: Efek taraf ke-i faktor M, efek taraf ke-j faktor H, dan efek taraf

ke-k faktor P terhadap variabel respon y.

: Efek kombinasi perlakuan ijk terhadap unit eksperimen l.

Kemudian, ditentukanlah beberapa hipotesis sebagai berikut: : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3

: = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3

: = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}

dengan k = 1,2

: = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3

: = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3, k = 1,2

Page 95: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 67

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

: = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, k = 1,2

: = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2

3.3.6. Penentuan Jumlah Observasi dan Sampel

Penelitian ini akan menganalisis 3 faktor dimana 2 faktor memiliki 3 taraf

faktor, dan 1 faktor memiliki 2 taraf faktor. Oleh karena masih belum diketahui

kehomogenitasan data penelitian ini, maka derajat kebebasan dari kesalahan

eksperimen harus lebih besar sama dengan 15 (Cochran & Cox, 1992) maka

perhitungan observasi (r) adalah sebagai berikut: (dengan t adalah banyak perlakuan)

dk = (t-1)(r-1) = 15………….(24)

(3.2.3-1)(r-1) = 15

(18-1)(r-1) = 15

17(r-1) = 15

r-1 = 15/17

r = ≈ 2

Sehingga, berdasarkan perhitungan tersebut, dapat ditentukan minimal

observasi sebanyak 2 kali untuk tiap kombinasi perlakuan. Akan tetapi, untuk lebih

menambah kevalidan eksperimen ini, maka akan diberlakukan 3 observasi. Dengan

demikian, jumlah sampel yang diperlukan dari 3 faktor dimana 2 faktor memiliki 3

taraf faktor, dan 1 faktor memiliki 2 taraf faktor, serta 3 replikasi adalah 54 sampel

bila setiap observasi dilakukan oleh sampel subjek yang berbeda-beda.

3.3.7. Perancangan Teknis Eksperimen dan Pengumpulan Data

Perancangan teknis eksperimen akan ditinjau dari berbagai aspek, seperti

banyaknya pengangkatan, posisi objek angkat relatif terhadap tubuh subjek

Page 96: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 68

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

penelitian, metode angkat, jenis handle dinamometer pull, dan posisi tangan subjek.

Sebelum dijabarkan mengenai teknis persiapan dan pelaksanaan eksperimen, perlu

ditegaskan kembali bahwa eksperimen ini memakai bantuan dinamometer push/pull

sebagai objek angkat sekaligus alat bantu utama dalam pengangkatan.

Banyaknya pengangkatan pada eksperimen ini akan ditetapkan sebesar 3 kali

pengangkatan batang handle dinamometer dengan kekuatan maksimal subjek.

Penentuan pengangkatan sebanyak 3 kali tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa

pengangkatan sebanyak itu telah menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada beberapa

bagian tubuh subjek, sehingga subjek bisa lebih mudah dan akurat dalam mengisi

kuesioner Nordic Body Map, dimana dalam mengisi kuesioner tersebut subjek

diharapkan dapat benar-benar menuliskan rasa ketidaknyamanan yang dirasakan

sesudah aktivitas pengangkatan dengan suatu perlakuan.

Sementara itu, metode angkat yang diteliti adalah squat lift, one knee lift, dan

stoop lift, dengan pengangkatan memakai kedua belah tangan. Objek angkat berupa

batang handle dinamometer terletak pada ketinggian sekitar 50 cm dari lantai.

Ketinggian tersebut ditentukan berdasarkan asumsi ketinggian objek yang bisa

dijangkau tangan oleh subjek dengan metode pengangkatan Stoop Lift. Sementara

itu, subjek nantinya akan memposisikan batang handle dinamometer sejauh 35 cm

dari titik pusat tubuh, mengingat jarak sejauh itu adalah jarak horizontal standar dari

tubuh pengangkat ke objek angkatnya (Nurmianto, 1998).

Jenis handling yang digunakan dalam eksperimen ini –sebagaimana yang

sempat disinggung pada sub bab sebelumnya- akan terdiri dari 3 macam bahan, yakni

handle batang kendali sepeda yang terbuat dari karet, serpihan styrofoam dalam

selubung plastik, dan batang handle dinamometer yang terbuat dari besi. Selubung

plastik yang dimaksud di sini ialah plastik pembungkus. Saat eksperimen, kedua

macam bahan yang pertama itu akan dibungkuskan pada batang handling

dinamometer, sebagai bentuk perlakuan akan faktor jenis handling.

Posisi tangan subjek yang akan dipertimbangkan dalam ekperimen ini ada

dua, yakni posisi A dan B, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedua

macam posisi tangan itu akan dipraktekkan oleh subjek sewaktu mengangkat batang

handle dinamometer dengan metode angkat tertentu diantara ketiga metode angkat

yang dieksperimentasikan di dalam penelitian ini.

Page 97: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Eksperimen akan dilakukan pada laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan

Ergonomi Unika Atma Jaya. Lokasi eksperimen ini ditetapkan karena eksperimen

secara langsung di lapangan dikhawatirkan tidak berlangsung dengan kondusif, oleh

karena kegiatan operasional subjek maupun rekan kerja subjek.

Kemudian, berikut ini adalah urutan jalannya eksperimen dan pengambilan

datanya:

1. Siapkan timbangan tubuh, dinamometer, inclinometer, dan goniometer.

Selain itu, siapkan pula jenis handle batang dinamometer sesuai dengan

kombinasi perlakuan yang diinginkan.

2. Subjek diminta mengisi form data pendukung eksperimen seperti pada

Lampiran.

3. Setelah semua persiapan selesai, Subjek pertama-tama diukur berat dan tinggi

tubuhnya dengan menggunakan timbangan berat badan yang terintegrasi

dengan pengukur tinggi tubuh, alas kaki subjek dilepas sebelum ditimbang,

untuk menjaga kebersihan permukaan timbangan, dan keakuratan hasil

pengukuran berat tubuh.

4. Kemudian, dilakukanlah pengukuran terhadap dimensi panjang dari lengan

bawah, lengan atas, dan batang tubuh. Pengukuran panjang lengan bawah

dilakukan dari siku ke pergelangan tangan, pengukuran panjang lengan atas

dilakukan dari bahu ke siku, sementara pengukuran panjang batang tubuh

dilakukan dari tengkuk ke lumbar.

5. Sebelum subjek diminta menjalankan eksperimen, subjek diberitahu terlebih

dahulu mengenai metode pengangkatan yang digunakan dengan cara

memperlihatkan foto postur pengangkatan dengan metode squat lift, one knee

lift, atau stoop lift, berikut dengan posisi lengan bawah, lengan atas, dan

batang tubuh. Selain itu, subjek juga diberitahu mengenai banyaknya

pengangkatan yang ditetapkan, beserta kedua letak posisi objek. Subjek

diinstruksikan pula agar tidak terburu-buru dalam mengangkat,

memindahkan, dan menurunkan batang handle dinamometer.

6. Subjek diminta berdiri 20 cm di belakang batang handle dinamometer yang

akan diangkat, sesaat sebelum eksperimen dijalankan.

Page 98: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 70

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

7. Subjek diminta memposisikan handle dinamometer sejauh 35 cm di depan

tubuhnya, dengan ketinggian 50 cm dari lantai.

8. Subjek diminta bersiap mengangkat objek angkat dengan postur yang

ditentukan. Sudut-sudut antar tiap bagian tubuh subjek diatur dengan bantuan

goniometer.

9. Dinamometer dinyalakan dengan menekan tombol On/Off.

10. Setelah itu, subjek diberi aba-aba untuk memulai aktivitas pengangkatan.

11. Setiap selesai melaksanakan pengangkatan dengan tenaga maksimal, nilai

kekuatan angkat maksimum yang tertera pada dinamometer

didokumentasikan dengan dicatat setelah sebelumnya tombol max ditekan

untuk menyimpan hasil pengukuran kekuatan angkat maksimum.

12. Setelah 3 kali pengangkatan, subjek diminta untuk berhenti.

13. Kemudian, subjek diminta untuk segera mengisi kuesioner Nordic Body Map.

14. Terakhir, subjek diberi tanda terima kasih atas partisipasinya dalam penelitian

ini.

Data terkait eksperimen tersebut dicatat dalam formulir data pendukung

praktikum pada Lampiran untuk memudahkan rekapitulasi dan pengolahan data lebih

lanjut dengan menggunakan metode Chaffin’s’s Planar Static Model, maupun

ANOVA.

3.3.8. Penentuan Alat Ukur

Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian eksperimental ini antara lain

adalah meteran gulung untuk mengukur segala dimensi panjang tubuh, dinamometer

pull untuk menghitung berat angkat maksimum, timbangan untuk mengukur berat

badan subjek (berguna dalam pengolahan data dengan Metode Chaffin’s Planar

Static Model), serta goniometer untuk mengukur sudut yang terbentuk pada

persendian pada suatu postur angkat manual. Selain itu, sebagai alat untuk mengukur

tingkat kenyamanan subjek, dipakailah kuesioner Nordic Body Map.

Page 99: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 71

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 3.12. Contoh Kuesioner Nordic Body Map (Savitri et al., 2012)

3.3.9. Rekapitulasi Data Eksperimen

Data hasil eksperimen (y) berupa kenyamanan pengangkatan dan berat

maksimum yang bisa diangkat nantinya akan direkapitulasi ke dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7. Tabel Rekapitulasi Data Hasil Eksperimen

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-Keras-

Diameter Kecil

Jumlah

Rata-Lunak-

Diameter Kecil

Jumlah

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

Jumlah

Page 100: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 72

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Taraf-taraf faktor dengan arsiran kuning menyatakan faktor metode

pengangkatan, pada analisa ANOVA dilambangkan dengan huruf M. Taraf-taraf

faktor dengan arsiran hijau menunjukkan faktor jenis handling, pada analisa

ANOVA dilambangkan dengan huruf H. Sementara itu, taraf-taraf faktor dengan

arsiran jingga menunjukkan faktor posisi tangan, pada analisa ANOVA

dilambangkan dengan huruf P.

3.3.10. Penentuan Kebutuhan Data untuk Metode Chaffin’s Planar Static Model

Analisis faktor-faktor terkait metode pengangkatan dalam penelitian ini tidak

hanya dilakukan dari segi eksperimen, tetapi juga dari segi perhitungan teoritis

dengan menggunakan metode Chaffin’s Planar Static Model. Model Chaffin’s

Planar Static Model membutuhkan beberapa data yang harus diukur untuk setiap

postur metode pengangkatan manual adalah sebagai berikut:

1. Sudut upper arm.

2. Sudut trunk.

3. Sudut fore arm.

4. Panjang upper arm.

5. Panjang trunk.

6. Panjang fore arm.

7. Berat upper arm.

8. Berat trunk.

9. Berat fore arm.

10. COM upper arm.

11. COM trunk.

12. COM fore arm.

Page 101: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 73

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 3.13. Ilustrasi Sederhana dari Sudut-Sudut Utama dalam Chaffin’s

Planar Static Model (Prabowo, 2008)

Perlu diperhatikan bahwa sudut thigh dan shank yang ditunjukkan pada

gambar 3.13 tidak terlalu diperhatikan dalam perhitungan Chaffin’s Planar Static

Model dalam penelitian ini, karena fokus analisis Chaffin’s Planar Static Model pada

penelitian ini hanyalah sampai pada mengukur gaya tekan pada L5/S1.

3.4. Tahap Pengolahan Data

3.4.1. Pengolahan Data Eksperimen

Data-data yang telah dikumpulkan melalui proses eksperimen akan diolah

lebih lanjut ke dalam tabel 3.8, 3.9, 3.10, dan 3.11. Selanjutnya, akan dilakukan

perhitungan dengan bantuan tabel 3.8, 3.9, 3.10, dan 3.11 untuk mencari Jumlah

Kuadrat tiap faktor atau kombinasi faktor, dimana tiap Jumlah Kuadrat itu nantinya

akan diolah dalam tabel 3.12, untuk mencari nilai F tiap faktor atau kombinasi faktor.

Page 102: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 74

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 3.8. Tabel Rekapitulasi Data M x H x P

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-

Diameter

Kecil

Rata-

Lunak-

Diameter

Kecil

Tak Rata-

Lunak-

Diameter

Besar

Tabel 3.9. Tabel Rekapitulasi Data M x H

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Rata-

Keras-

Diameter

Kecil

Rata-

Lunak-

Diameter

Kecil

Tak Rata-

Lunak-

Diameter

Besar

Tabel 3.10. Tabel Rekapitulasi Data M x P

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A

Posisi B

Tabel 3.11. Tabel Rekapitulasi Data H x P

Posisi A Posisi B

Rata-Keras-

Diameter Kecil

Rata-Lunak-

Diameter Kecil

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

Page 103: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 75

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 3.12. Tabel Rekapitulasi Perhitungan Nilai F

Sumber Variansi dk JK KR F

Rata-rata 1 Ry JKT/1 -

Perlakuan

M m-1 JKM JKM/(m-1) KRM/KRG

H h-1 JKH JKH/(h-1) KRH/KRG

P p-1 JKP JKP/(p-1) KRP/KRG

MH (m-1)(h-1) JK(MH) JK(MH)/[(m-1)(h-1)] KRMH/KRG

HP (h-1)(p-1) JK(HP) JK(HP)/[(h-1)(p-1)] KRHP/KRG

MP (m-1)(p-1) JK(MP) JK(MP)/[(m-1)(p-1)] KRMP/KRG

MHP (m-1)(h-1)(p-1) JK(MHP) JK(MHP)/[(m-1)(h-1)(p-1)] KRMHP/KRG

Galat mhp(n-1) JKG JKG/[mhp(n-1)] -

Jumlah mhpn JKT - -

Hasil penelitian berupa kenyamanan pengangkatan dan berat angkat

maksimal akan diolah secara terpisah, tetapi dengan metode perhitungan ANOVA

yang sama. Data kenyamanan pengangkatan merupakan data numerik, yang

menunjukkan seberapa besar tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan subjek setelah

melakukan eksperimen pengangkatan. Data ketidaknyamanan ini didapatkan dari

kuesioner Nordic Body Map yang diisi oleh subjek setelah melakukan eksperimen

pengangkatan. Sementara itu, data berat angkat maksimal dinyatakan pula dalam

bentuk numerik, dan dihitung dalam satuan kg.

Sementara itu, berikut ini adalah rumus perhitungan jumlah kuadrat untuk

mencari nilai-nilai dalam tabel 3.12:

∑Y2 = yijkl

2+ yijkl

2+…+ yijkl2 [nilai y per replikasi]……..(25)

Ry = ………..(26) ∑ ∑ ∑ ∑ ………..(27) ∑ ………..(28) ∑ ………..(29) ∑ ………..(30) ∑ ………..(31)

Page 104: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 76

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

∑ ………..(32) ∑ ………..(33) ∑ ………..(34)

JKG = JKT-Ry-JKM-JKH-JKP-JK(MH)-JK(HP)-JK(MP)-JK(MHP) ………..(35)

Berdasarkan nilai F yang berhasil dihitung untuk setiap perlakuan, maka

dapat disimpulkan perlakuan dengan faktor dan/atau interaksi faktor mana saja yang

berpengaruh signifikan terhadap nilai y, dimana terdapat dua macam nilai y dalam

penelitian ini, yakni kenyamanan pengangkatan, dan berat angkat maksimal. Dengan

demikian, dapat dibuktikan hipotesis mana saja yang diterima dan ditolak. Adapun

penentuan penerimaan/penolakan hipotesis tersebut didapat dengan membandingkan

F hitung setiap perlakuan dengan nilai kritis f dari tiap perlakuan, dengan v1 berupa

df perlakuan terkait, dan v2 berupa df galat. Bilamana hasil F hitung lebih besar dari

nilai kritis f (α = 0,05), maka H1 diterima, dan H0 ditolak, sehingga terdapat pengaruh

signifikan faktor atau interaksi faktor dengan nilai y. Bila nilai F hitung lebih kecil

daripada nilai kritis f, maka tidak terdapat pengaruh signifikan faktor atau interaksi

faktor dengan nilai y. Nilai kritis f didapatkan dari tabel nilai kritis distribusi F.

Setelah itu, dilakukanlah uji after ANOVA untuk menentukan rataan berat

angkat maksimal maupun rataan kenyamanan pengangkatan yang berbeda signifikan

untuk setiap taraf faktor pada setiap faktor yang berpengaruh signifikan. Untuk itu,

dilakukanlah Uji Tukey. Uji Tukey dipilih diantara uji after ANOVA lainnya, karena

memiliki tingkat keesktreman yang tinggi. Artinya, jika hasil dengan uji Tukey

menunjukkan hasil dua rata-rata populasi berbeda nyata, maka dengan uji lain

hasilnya pun juga akan sama (Yanto, 2012). Sehingga, hasil akhir pengolahan data

ini ialah faktor atau interaksi faktor yang berpengaruh signifikan bagi kenyamanan

angkat dan berat angkat maksimum, serta taraf-taraf faktor yang berbeda secara

signifikan.

Page 105: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 77

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

3.4.2. Pengolahan Data Metode Chaffin’s Planar Static Model

Metode Chaffin’s Planar Static Model ini berfungsi untuk menghitung gaya

kompresi yang dialami oleh bagian lumbar (L5/S1) saat pengangkatan manual.

Analisis Chaffin’s Planar Static Model ini akan dilakukan untuk setiap perlakuan

yang dibentuk dari kombinasi taraf-taraf faktor yang diperhitungkan. Terdapat

beberapa tahap perhitungan dengan rumus-rumus di setiap tahapannya sebagai

berikut:

1. Perhitungan gaya reaksi (elbow).

∑F=0

RE-WFA-Wload=0

2. Perhitungan momen reaksi (elbow).

∑M=0

ME-Wload(LFA)cosθFAo-WFA(COMFA)cosθFA

o+RE(0)=0

3. Perhitungan gaya reaksi (shoulder).

∑F=0

RS-RE’-WUA=0

4. Perhitungan momen reaksi (shoulder).

∑M=0

MS-ME’-RE’(LUA)cosθUAo-WUA(COMFA)cosθUA

o+RS(0)=0

5. Perhitungan gaya reaksi (hip).

∑F=0

RH-2RS’-WT=0

6. Perhitungan nilai sudut α

β = -17.5-0.12T+0.23K+0.0012TK+0.005T2-0.00075K

2

α = β + 40o

7. Perhitungan momen reaksi pada L5/S1 dan Tekanan Perut (PA).

∑M=0

MH-2MS’-2RS’(LT)cos(θH+α)o-WT(COMT)cos(θH+α)o

+RT(0)=0

PA = 10-4

[43-0,36(180-θH)](ML5/S1 External)1,8

8. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM)

FA = PA x A [dalam N/cm2]

Page 106: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 78

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

FM = (ML5/S1 External-D x FA)/E

9. Perhitungan nilai Compression Force (FC) dan Gaya Gesek pada Lumbar (FS)

FC = cos α mgHAT + cos α mgload - FA + FM

FS = sin α mgHAT + sin α mgload

Nilai Compression Force yang telah dihitung kemudian dibandingkan dengan

nilai ambang batas Compression Force yang aman bagi bagian lumbar (L5/S1),

yakni 3400 N (Chaffin & Anderson, 1984). Batas nilai Compression Force sebesar

3400 N menunjukkan kondisi pengangkatan yang aman. Nilai compression force

sebesar 3400 N ini juga didasari oleh pernyataan yang dikeluarkan NIOSH mengenai

batas gaya tekan pada lumbar yang direkomendasikan, yakni 3400 N (Chaffin &

Anderson, 1984). Selain itu juga didapatkan gaya gesekan pada lumbar (L5/S1) yang

dikenal dengan istilah shear force. Nilai shear force ini sebanding dengan nilai

compression force, sehingga analisis dari pengolahan data ini akan dititikberatkan

pada compression force saja.

3.5. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data ini secara garis besar terbagi atas dua macam analisis,

yakni analisis dengan pendekatan metode biomekanika, dan dengan pendekatan

eksperimen. Analisis dengan pendekatan metode biomekanika pertama-tama

dilakukan dengan melihat hasil perhitungan nilai Compression Force dari

perhitungan dengan Metode Chaffin’s Planar Static Model pada tiap perlakuan.

Setelah itu, dilakukan analisis perbandingan perlakuan-perlakuan yang aman dan

tidak, menurut Metode Chaffin’s Planar Static Model, sehingga dapat dilihat seperti

apa metode angkat dan posisi tangan yang aman untuk pengangkatan suatu jenis

handling dengan kekuatan angkat maksimal subjek. Analisis perbandingan tersebut

pertama-tama dilakukan dengan menghitung nilai compression force murni dengan

cara membagi nilai compression force yang telah didapat dengan weight load.

Tujuannya adalah untuk mengeliminasi faktor weight load pada nilai compression

force, sehingga didapatkan nilai compression force yang lebih objektif untuk

dibandingkan.

Page 107: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 79

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Analisis dengan pendekatan eksperimen akan melihat faktor dan kombinasi

faktor mana saja yang berpengaruh terhadap performa dan kenyamanan kerja,

dimana performa kerja dinyatakan dalam berat angkat maksimum, dan kenyamanan

kerja berdasarkan skor ketidaknyamanan yang didapatkan dari Kuesioner Nordic

Body Map yang diisi oleh subjek segera setelah menjalani eksperimen. Berdasarkan

hasil dari kedua eksperimen dengan variebel dependen (y) yang berbeda itu, maka

dapat dilihat faktor-faktor dan/atau kombinasi faktor mana saja yang dapat

mempengaruhi suatu aktivitas pengangkatan manual, baik dari segi kenyamanannya,

maupun dari segi performa kerja. Di samping itu, secara khusus perlu juga dilihat

efek dari metode pengangkatan dan faktor lainnya, serta interaksi antar mereka

sebagai salah satu fokus utama penelitian terkait usulan yang akan diberikan nantinya

dengan menggunakan regresi. Perlu diperhatikan bahwa faktor dan tarf faktor yang

dianalisis hanya yang dikatakan berbeda signifikan.

Setelah itu, perlu dilakukan analisis terkait dua pendekatan yang berbeda ini.

Mengingat analisis pendekatan metode biomekanika menghasilkan output berupa

perlakuan serta kondisi kerja yang aman, dan analisis dengan pendekatan

eksperimental menghasilkan faktor-faktor yang mempengaruhi performa dan

kenyamanan kerja serta pengaruhnya, maka analisis gabungan dari dua pendekatan

ini akan dilakukan untuk membuat usulan terkait kondisi dan metode pengangkatan

manual yang aman, nyaman, dan produktif bagi para pelaku pengangkatan manual.

3.6. Kesimpulan dan Saran

Hasil dari analisis yang berupa usulan-usulan mengenai kondisi serta metode

pengangkatan manual yang aman, nyaman, dan produktif bagi para pelaku

pengangkatan manual tersebut kemudian disimpulkan ke dalam poin-poin penting.

Setelah itu, dengan mengevaluasi segala keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian

ini, akan ditentukan saran-saran yang diperlukan terkait hasil penelitian mengenai

aktivitas pengangkatan manual ini.

Page 108: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 80

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

PERSIAPAN PENELITIAN

Studi Lapangan Awal

Studi Literatur

Perumusan Latar

Belakang Penelitian

Perumusan Masalah

Penelitian

Penentuan Tujuan

Penelitian

Penentuan Batasan

Penelitian

Penegasan Posisi

Penelitian

STUDI PUSTAKA

BiomekanikaFisiologi Tubuh

Manusia

Nordic Body MapDesain Eksperimen

Konsep Dasar

Ergonomi

Manual Material

Handling

Metode ChaffinMetode NIOSH

Melakukan Observasi

Lapangan

Penentuan Subjek

Penelitian

Penentuan Jenis

Penelitian

Penentuan Faktor dan

Taraf Faktor, serta

Hipotesis

Penentuan Rencana

Penelitian

PENGUMPULAN DATA

Pelaksanaan

Eksperimen

Menetapkan Teknis

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

Chaffin’s Planar Static Model

Pengumpulan Data Eksperimen

(Kenyamanan Pengangkatan, dan Berat

Angkat Maksimum)

Perumusan Model

Penelitian

A

Pengumpulan Data Berat

dan Tinggi Tubuh

Gambar 3.14. Bagan Metodologi Penelitian Secara Keseluruhan

Page 109: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 81

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Uji ANOVA Berat Angkat Maksimum

Chaffin’s Planar Static Model

PENGOLAHAN DATA

Perhitungan Keadaan Tiap Perlakuan dengan

Pendekatan Metode Biomekanika

Input Data Chaffin’s Planar Static Model

ANALISIS DATA

KESIMPULAN DAN SARAN

Perhitungan Pengaruh Faktor

Eksperimen

Input data Berat Angkat Maksimum

Pendekatan Metode Biomekanika Pendekatan Eksperimental

1

3 5

Penentuan taraf faktor yang berbeda signifikan dari

faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi

Berat Angkat Maksimum

4

Analisis Grafik

perbandingan rataan

berat angkat

maksimum pada tiap

taraf faktor terkait.

Analisis Grafik

perbandingan rataan

waktu pengangkatan

pada tiap taraf faktor

terkait.

Perhitungan Compression Force

dibagi dengan Load Weight

Analisis Grafik

perbandingan rataan

Compression Force

pada tiap taraf

metode angkat.

Analisis

Perbandingan

panjang lengan gaya

tiap metode angkat.

Menghitung Korelasi faktor-faktor signifikan

terhadap berat angkat maksimum dan

kenyamanan pengangkatan.

Analisis Gabungan untuk Menentukan Metode angkat, posisi tangan, dan jenis handling yang

dianjurkan

A

Compression &

Shear Force

Faktor-faktor yang secara

signifikan mempengaruhi Berat

Angkat Maksimum

Faktor-faktor yang

secara signifikan

mempengaruhi Berat

Angkat Maksimum

Faktor-faktor yang secara

signifikan mempengaruhi

Kenyamanan

Pengangkatan

Compression &

Shear Force

Compression Force

Murni

Melakukan Uji ANOVA ulang dengan

mempertimbangkan BMI sebagai kovarian

Data

Berat dan

Tinggi

Tubuh

Faktor-faktor yang secara

signifikan mempengaruhi

Berat Angkat Maksimum

Faktor-faktor yang secara

signifikan mempengaruhi

Kenyamanan Pengangkatan

Rumusan

Korelasi

Regresi

Dummy

Uji ANOVA Kenyamanan Pengangkatan

Input data Kenyamanan Pengangkatan

4 6

Penentuan taraf faktor yang berbeda signifikan dari

faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi

Kenyamanan Pengangkatan

Faktor-faktor yang secara

signifikan mempengaruhi

Kenyamanan Pengangkatan

Gambar 3.14. Bagan Metodologi Penelitian Secara Keseluruhan (Lanjutan)

Page 110: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 82

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 3.15. Bagan Metodologi Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model

2

Membuat Tabel Rekapitulasi M x H x P

Membuat Tabel Rekapitulasi M x H

Membuat Tabel Rekapitulasi M x P

Membuat Tabel Rekapitulasi H x P

Menghitung df Tiap Perlakuan

Menghitung Jumlah Kuadrat Tiap Perlakuan

5

Menghitung Kuadrat Rataan Tiap Perlakuan

Menghitung Nilai F Tiap Perlakuan

Membandingkan Nilai F hitung dengan F

tabel pada α = 0,05

Menyimpulkan Faktor-faktor yang

mempengaruhi berat maksimal pengangkatan

Melakukan Uji Tukey

Gambar 3.16. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan

Variabel Dependen Berupa Berat Pengangkatan Maksimum

1

Perhitungan Gaya Reaksi (Elbow)

4

Perhitungan Momen Reaksi (Elbow)

Perhitungan Gaya Reaksi (Shoulder)

Perhitungan Momen Reaksi (Shoulder)

Perhitungan Gaya Reaksi (Hip)

Perhitungan Nilai Sudut a

Perhitungan Momen pada L5/S1 dan

Tekanan Perut

Perhitungan Compression Force dan

Shear Force

Perhitungan Gaya Tekan Perut dan

Gaya Otot L5/S1

Page 111: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 83

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

3

Membuat Tabel Rekapitulasi M x H x P

Membuat Tabel Rekapitulasi M x H

Membuat Tabel Rekapitulasi M x P

Membuat Tabel Rekapitulasi H x P

Menghitung df Tiap Perlakuan

Menghitung Jumlah Kuadrat Tiap Perlakuan

6

Menghitung Kuadrat Rataan Tiap Perlakuan

Menghitung Nilai F Tiap Perlakuan

Membandingkan Nilai F hitung dengan F

tabel pada α = 0,05

Menyimpulkan Faktor-faktor yang

mempengaruhi kenyamanan pengangkatan

Melakukan Uji Tukey

Gambar 3.17. Bagan Metodologi Perhitungan Desain Eksperimen dengan

Variabel Dependen Berupa Kenyamanan Pengangkatan

Page 112: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

84

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab Pengumpulan dan pengolahan data dalam laporan penelitian ini secara

garis besar akan terbagi menjadi dua bagian utama, yakni pengumpulan dan

pengolahan data eksperimen, serta pengumpulan dan pengolahan data untuk

perhitungan Metode Chaffin’s Planar Static Model.

Subbab mengenai penelitian pendahuluan akan menjabarkan hasil

rekapitulasi data yang didapat dari penelitian pendahuluan, dimana penelitian

pendahuluan yang dilakukan berupa penyebaran kuesioner kepada para karyawan

toko yang diperkirakan cenderung melakukan aktivitas pengangkatan objek secara

manual, serta berupa pengamatan di lapangan terhadap aktivitas pengangkatan objek

secara manual yang dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian

pendahuluan ini, maka akan didapatkan dasar yang lebih kuat untuk penentuan

faktor-faktor dan taraf faktor yang akan diterapkan dalam eksperimen.

Subbab mengenai eksperimen terbagi menjadi dua bagian besar. Bagian

pertama akan memuat rekapitulasi mengenai hasil-hasil eksperimen, seperti berat

angkat maksimal dan kenyamanan pengangkatan untuk semua perlakuan dan semua

Observasi percobaan, serta rekapitulasi data pelengkap seperti gangguan fisik yang

sedang diderita oleh subjek penelitian. Sementara itu, bagian kedua akan membahas

tentang pengolahan data hasil eksperimen berupa berat angkat maksimal dan

kenyamanan pengangkatan dengan menggunakan ANOVA. Pada bagian ini juga

akan dibahas perhitungan post hoc test ANOVA. Hasil dari perhitungan ANOVA

dan post hoc test ANOVA tersebut akan diinterpretasikan untuk mengetahui faktor

mana saja yang signifikan mempengaruhi variabel dependen berupa berat angkat

maksimal dan kenyamanan pengangkatan, dan taraf faktor mana saja yang berbeda

signifikan terhadap variabel dependen tersebut.

Kemudian, subbab mengenai Metode Chaffin’s Planar Static Model pertama-

tama akan memaparkan rekapitulasi data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan

84

Page 113: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 85

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

gaya tekan pada L5/S1 dengan metode ini, seperti misalnya data berat dan tinggi

tubuh, serta data berat maksimal yang diangkat subjek. Kemudian akan diilustrasikan

pula tentang sudut-sudut tubuh dari kondisi pengangkatan yang ditetapkan dalam

penelitian ini, kemudian akan Setelah itu, data-data yang dibutuhkan tersebut akan

diolah sehingga siap untuk dimasukkan ke dalam perhitungan Chaffin’s Planar Static

Model. Hasil akhirnya adalah berupa rekapitulasi gaya tekan pada bagian L5/S1

untuk setiap kombinasi perlakuan.

4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data Eksperimen

4.1.1. Pengumpulan Data Eksperimen

Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum (dalam Satuan kg)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-

Ø Kecil

21 27 16 27 21 24

20 27 18 26 23 23

17 28 18 24 19 24

Jumlah 58 82 52 77 63 71

Rata-

Lunak-

Ø Kecil

25 36 18 25 19 25

20 28 19 35 12 26

16 33 16 15 20 38

Jumlah 61 97 53 75 51 89

Tak

Rata-

Lunak-

Ø Besar

18 14 12 26 13 28

25 28 33 29 16 27

19 24 30 24 15 26

Jumlah 62 66 75 79 44 81

Tabel 4.1 berisikan hasil eksperimen berupa berat angkat maksimum untuk

setiap kombinasi perlakuan dari 3 faktor yang diteliti. Adapun angka-angka di dalam

tabel tersebut diambil dari hasil pengukuran dinamometer push/pull. Angka berat

angkat maksimum dipilih dari angka pengukuran dinamometer push/pull yang

terbesar diantara tiga kali pengangkatan dinamometer tersebut oleh masing-masing

subjek penelitian.

Page 114: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 86

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan (Satuan Skor

Kenyamanan Angkat)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-

Ø Kecil

100 100 97 99 100 95

89 100 99 106 102 102

101 100 96 108 98 102

Jumlah 290 300 292 313 300 299

Rata-

Lunak-

Ø Kecil

89 104 90 99 89 101

98 88 65 101 89 100

103 85 104 105 80 94

Jumlah 290 277 259 305 258 295

Tak

Rata-

Lunak-

Ø Besar

103 108 103 71 81 99

91 97 85 91 99 69

75 92 102 85 89 104

Jumlah 269 297 290 247 269 272

Sementara itu, data kenyamanan pengangkatan didapatkan berdasarkan rating

isian pada kuesioner Nordic Body Map, dimana dipakai ketentuan penilaian sebagai

berikut:

1. Setiap tanda centang (√) pada kolom A diberi nilai 4.

2. Setiap tanda centang (√) pada kolom B diberi nilai 3.

3. Setiap tanda centang (√) pada kolom C diberi nilai 2.

4. Setiap tanda centang (√) pada kolom D diberi nilai 1.

Maka dalam rumusan perhitungan skor Nordic Body Map, dapat dikatakan

bahwa A, B, C, dan D adalah suatu konstanta, dengan nilai masing-masing secara

berurutan sebesar 4, 3, 2, 1. Untuk setiap kombinasi taraf faktor, subjek akan mengisi

kuesioner tersebut secara lengkap. Berdasarkan hal tersebut, dijumlahkanlah nilai-

nilai dari semua baris kuesioner sehingga didapatkan nilai kenyamanan

pengangkatan seperti yang tertera dalam tabel 4.2.

Page 115: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 87

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 4.1. Kuesioner Nordic Body Map dalam Penelitian ini

Page 116: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 88

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Contoh perhitungan nilai kenyamanan pengangkatan dari gambar 4.1 adalah

sebagai berikut: [nA, nB, nC, dan nD menunjukkan jumlah tanda centang untuk tiap

tingkat keluhan terkait]

Nilai Kenyamanan = (nA x A) + (nB x B) + (nC x C) + (nD x D)……….(36)

= (4 x A) + (6 x B) + (13 x C) + (5 x D)

= (4 x 4) + (6 x 3) + (13 x 2) + (5 x 1)

= 16 + 18 + 26 + 5

= 65

Maka, nilai kenyamanan pengangkatan untuk kuesioner Nordic Body Map

pada gambar 4.1 adalah 65. Sebagai catatan, kombinasi perlakuan untuk

pengangkatan dengan nilai kenyamanan sebesar 65 ini adalah metode angkat One

Knee Lift, posisi tangan A, serta jenis handle dengan permukaan rata – lunak –

berdiameter kecil.

4.1.2. Pengolahan Data Eksperimen

Pengolahan data eksperimen disesuaikan dengan metode pengolahan

ANOVA tiga faktor full factorial seperti biasa, sebagaimana yang dituliskan dalam

Bab 3.

4.1.2.1. Pengolahan Data Eksperimen Berat Angkat Maksimum

Pengolahan data eksperimen ini diawali dengan pembuatan tabel rekapitulasi

dari data eksperimen berat angkat maksimum, seperti yang ditunjukkan pada tabel

4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi (Satuan kg)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-Keras-Ø

Kecil 58 82 52 77 63 71

Rata-Lunak- Ø

Kecil 61 97 53 75 51 89

Tak Rata-

Lunak- Ø Besar 62 66 75 79 44 81

Page 117: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 89

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi untuk Faktor M x H (Satuan kg)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Rata-Keras-Ø Kecil 140 129 134

Rata-Lunak- Ø Kecil 158 128 140

Tak Rata-Lunak- Ø Besar 128 154 125

Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi untuk Faktor M x P (Satuan kg)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A 181 180 158

Posisi B 245 231 241

Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Berat Angkat Maksimum Setelah Penjumlahan

Observasi untuk Faktor H x P (Satuan kg)

Posisi A Posisi B

Rata-Keras-Ø Kecil 173 230

Rata-Lunak- Ø Kecil 165 261

Tak Rata-Lunak- Ø Besar 181 226

Setelah itu, dilakukanlah rekapitulasi data pengangkatan antar dua faktor,

sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.4, 4.5, dan 4.6. Kemudian, dimulailah

perhitungan-perhitungan sebagai berikut:

∑Y2 = 21

2 + 20

2 + … + 262

= 30316

Ry = =28290,67

Page 118: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 90

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

JK(MH) = J(MH)-JKM-JKH = 187,67 - 20,33 - 16,78 = 150,56

JK(HP) = J(HP)-JKH-JKP = 821,78 – 16,78 – 726 = 79

JK(MP) = J(MP)-JKM-JKP = 775,11 – 20,33 – 726 = 28,78

JK (MHP) = JKT – JKM – JKH – JKP – JK(MH) – JK(HP) – JK(MP)

= 1169,33–20,33–16,78–726–150,56–79–28,78

= 147,89

JKG = ∑Y2-Ry-JKM-JKH-JKP-JK(MH)-JK(HP)-JK(MP)-JK(MHP)

= 30316–28290,67-20,33–16,78–726–150,56–79–28,78-147,89

= 856

Maka, didapatkanlah tabel rekapitulasi perhitungan nilai F sebagaimana

ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat

Angkat Maksimum

Sumber Variansi dk JK KR F

Hitung F Tabel Hipotesis

Rata-rata 1.00 28290.67 28290.67 -

Perlakuan

M 2.00 20.33 10.17 0.43 3.26 H0 Terima

H 2.00 16.78 8.39 0.35 3.26 H0 Terima

P 1.00 726.00 726.00 30.53 4.11 H0 Tolak

MH 4.00 150.56 37.64 1.58 2.63 H0 Terima

HP 2.00 79.00 39.50 1.66 3.26 H0 Terima

MP 2.00 28.78 14.39 0.61 3.26 H0 Terima

MHP 4.00 147.89 36.97 1.55 2.63 H0 Terima

Galat 36.00 856.00 23.78 -

Jumlah 54.00 30316.00 - -

Page 119: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 91

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Hasil terakhir dari uji ANOVA adalah ditolak atau diterimanya hipotesis nol

(H0) untuk setiap faktor dan interaksi faktor. Dalam uji ANOVA, H0 ditolak

bilamana nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F pada tabel, untuk

derajat kebebasan yang sama. Bilamana H0 ditolak, berarti faktor atau interaksi

faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang

diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau interaksi faktor terkait tidak

menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang diteliti.

1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3

Untuk faktor metode angkat, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 0,43, lebih

kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima,

dan faktor metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel

respon berat angkat maksimal.

2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3

Untuk faktor jenis handling, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 0,35, lebih

kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima,

dan faktor jenis handling dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel

respon berat angkat maksimal.

3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}

dengan k = 1,2

Page 120: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 92

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Untuk faktor posisi tangan, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 30,53, lebih

besar nominalnya daripada F tabel [1,36] sebesar 4,11. Maka, H0 yang diuji ditolak,

dan faktor posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek yang signifikan bagi

variabel respon berat angkat maksimal.

4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3

Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai F hitung yang

dihasilkan adalah 1,58, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [4,36] sebesar 2,63.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling

dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai F hitung yang

dihasilkan adalah 1,66, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan

dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai F hitung yang

dihasilkan adalah 0,61, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.

Page 121: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 93

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan

dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi

Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2

Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai F hitung yang

dihasilkan adalah 0,61, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,

dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi

variabel respon berat angkat maksimal.

Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan berat angkat

maksimal adalah faktor posisi tangan.

Analisis ANOVA ini juga dilakukan dengan bantuan software SPSS. Tabel-

tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis ANOVA dengan bantuan software SPSS.

Tabel 4.8. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat

Angkat Maksimum Menurut Software SPSS

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Beban_Maksimal

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1169.333a 17 68.784 2.893 .004

Intercept 28290.667 1 28290.667 1189.794 .000

Jenis_Handling 16.778 2 8.389 .353 .705

Metode_Angkat 20.333 2 10.167 .428 .655

Posisi_Tangan 726.000 1 726.000 30.533 .000

Jenis_Handling *

Metode_Angkat

150.556 4 37.639 1.583 .200

Page 122: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 94

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.8. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen Berat

Angkat Maksimum Menurut Software SPSS (Lanjutan)

Jenis_Handling *

Posisi_Tangan

79.000 2 39.500 1.661 .204

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

28.778 2 14.389 .605 .551

Jenis_Handling *

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

147.889 4 36.972 1.555 .207

Error 856.000 36 23.778

Total 30316.000 54

Corrected Total 2025.333 53

a. R Squared = .577 (Adjusted R Squared = .378)

Hasil terakhir dari uji ANOVA dengan memakai software SPSS adalah

ditolaknya H0 bilamana nilai signifikansi (Sig.) hasil perhitungan lebih kecil dari

pada nilai α, yakni sebesar 0,05 pada penelitian ini.. Bilamana H0 ditolak, berarti

faktor atau interaksi faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap

variabel dependen yang diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau

interaksi faktor terkait tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel

dependen yang diteliti. Implikasinya mirip dengan perhitungan ANOVA secara

manual.

1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3

Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,655, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

Page 123: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 95

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3

Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,705, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

jenis handling dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}

dengan k = 1,2

Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,000, lebih

kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor

posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon

berat angkat maksimal.

4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3

Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,200, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.

5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3, k = 1,2

Page 124: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 96

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,204, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.

6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,551, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.

7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi

Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2

Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai

Sig. yang dihasilkan adalah 0,207, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,

dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan berat angkat

maksimal adalah faktor posisi tangan. Hasil yang dikeluarkan oleh software SPSS ini

sama dengan hasil perhitungan uji ANOVA secara manual.

Page 125: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 97

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.9. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel

Berat Angkat Maksimum

Faktor & Interaksi

Faktor

Hasil Perhitungan

Manual

Hasil

Perhitungan

Software SPSS

Pengaruh bagi Berat

Angkat Maksimum

Metode Angkat (M) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

Jenis Handling (H) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

Posisi Tangan (P) H0 Tolak H0 Tolak Signifikan Mempengaruhi

M*H H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

M*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

M*H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

4.1.2.2. Pengolahan Data Eksperimen Kenyamanan Pengangkatan

Pengolahan data eksperimen ini diawali dengan pembuatan tabel rekapitulasi

data eksperimen kenyamanan pengangkatan, seperti yang ditunjukkan pada tabel

4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10. Rekapitulasi Data Berat Kenyamanan Pengangkatan Setelah

Penjumlahan Observasi (Satuan Skor Kenyamanan Angkat)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-Keras-Ø Kecil 290 300 292 313 300 299

Rata-Lunak- Ø Kecil 290 277 259 305 258 295

Tak Rata-Lunak- Ø

Besar 269 297 290 247 269 272

Tabel 4.11. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah

Penjumlahan Observasi Faktor M x H (Satuan Skor Kenyamanan Angkat)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Rata-Keras-Ø Kecil 590 605 599

Rata-Lunak- Ø Kecil 567 564 553

Tak Rata-Lunak- Ø Besar 566 537 541

Page 126: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 98

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.12. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah

Penjumlahan Observasi Faktor M x P (Satuan Skor Kenyamanan Angkat)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A 849 841 827

Posisi B 874 865 866

Tabel 4.13. Rekapitulasi Data Kenyamanan Pengangkatan Setelah

Penjumlahan Observasi untuk Faktor H x P (Satuan Skor Kenyamanan

Angkat)

Posisi A Posisi B

Rata-Keras-Ø Kecil 882 912

Rata-Lunak- Ø Kecil 807 877

Tak Rata-Lunak- Ø Besar 828 816

Setelah itu, dilakukanlah rekapitulasi data pengangkatan antar dua faktor,

sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, 4.11, dan 4.13. Kemudian,

dimulailah perhitungan-perhitungan sebagai berikut:

∑Y2 = 100

2 + 89

2 + … + 1042

= 490954

Ry = = 485831,19

Page 127: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 99

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

JK(MH) = J(MH)-JKM-JKH = 789,82-25,15-670,37 = 94,30

JK(HP) = J(HP)-JKH-JKP = 1000,59-670,37-143,41 = 186,81

JK(MP) = J(MP)-JKM-JKP = 176,37-25,15-143,41 = 7,81

JK (MHP) = JKT – JKM – JKH – JKP – JK(MH) – JK(HP) – JK(MP)

= 1929,48–25,15–670,37-143,41-94,3-1000,59-176,37

= 801,63

JKG = ∑Y2-Ry-JKM-JKH-JKP-JK(MH)-JK(HP)-JK(MP)-JK(MHP)

= 490954–25,15–670,37-143,41-94,3-1000,59-176,37-801,63

= 3193,33

Maka, didapatkanlah tabel rekapitulasi perhitungan nilai F sebagaimana

ditunjukkan pada tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat

Sumber Variansi dk JK KR F

Hitung

F

Tabel Hipotesis

Rata-rata 1.00 485831.19 485831.19 -

Perlakuan

M 2.00 25.15 12.57 0.14 3.26 H0 Terima

H 2.00 670.37 335.19 3.78 3.26 H0 Tolak

P 1.00 143.41 143.41 1.62 4.11 H0 Terima

MH 4.00 94.30 23.57 0.27 2.63 H0 Terima

HP 2.00 186.81 93.41 1.05 3.26 H0 Terima

MP 2.00 7.81 3.91 0.04 3.26 H0 Terima

MHP 4.00 801.63 200.41 2.26 2.63 H0 Terima

Galat 36.00 3193.33 88.70 -

Jumlah 54.00 490954.00 - -

Hasil terakhir dari uji ANOVA adalah ditolak atau diterimanya hipotesis nol

(H0) untuk setiap faktor dan interaksi faktor. Dalam uji ANOVA, H0 ditolak

bilamana nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F pada tabel, untuk

derajat kebebasan yang sama. Bilamana H0 ditolak, berarti faktor atau interaksi

faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang

Page 128: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 100

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau interaksi faktor terkait tidak

menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang diteliti.

1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3

Untuk faktor metode angkat, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 0,14, lebih

kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima,

dan faktor metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel

respon kenyamanan angkat.

2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3

Untuk faktor jenis handling, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 3,78, lebih

besar nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji ditolak,

dan faktor jenis handling dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel

respon kenyamanan angkat.

3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}

dengan k = 1,2

Untuk faktor posisi tangan, nilai F hitung yang dihasilkan adalah 1,62, lebih

kecilr nominalnya daripada F tabel [1,36] sebesar 4,11. Maka, H0 yang diuji

diterima, dan faktor posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang

signifikan bagi variabel respon kenyamanan angkat.

Page 129: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 101

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3

Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai F hitung yang

dihasilkan adalah 0,27, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [4,36] sebesar 2,63.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling

dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon

kenyamanan angkat.

5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai F hitung yang

dihasilkan adalah 1,05, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan

dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon

kenyamanan angkat.

6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai F hitung yang

dihasilkan adalah 0,04, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36] sebesar 3,26.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan

dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

Page 130: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 102

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi

Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2

Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai

F hitung yang dihasilkan adalah 2,26, lebih kecil nominalnya daripada F tabel [2,36]

sebesar 3,26. Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis

handling, dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek yang signifikan

bagi variabel respon kenyamanan angkat.

Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan kenyamanan

angkat adalah faktor jenis handling.

Analisis ANOVA ini juga dilakukan dengan bantuan software SPSS. Tabel-

tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis ANOVA dengan bantuan software SPSS.

Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat Menurut Software SPSS

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2003.037a 17 117.826 1.366 .211

Intercept 484693.630 1 484693.630 5619.033 .000

Jenis_Handling 713.926 2 356.963 4.138 .024

Metode_Angkat 36.037 2 18.019 .209 .812

Posisi_Tangan 163.630 1 163.630 1.897 .177

Jenis_Handling *

Metode_Angkat

101.407 4 25.352 .294 .880

Jenis_Handling *

Posisi_Tangan

160.593 2 80.296 .931 .403

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

15.593 2 7.796 .090 .914

Page 131: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 103

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat Menurut Software SPSS (Lanjutan)

Jenis_Handling *

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

811.852 4 202.963 2.353 .072

Error 3105.333 36 86.259

Total 489802.000 54

Corrected Total 5108.370 53

a. R Squared = .392 (Adjusted R Squared = .105)

Hasil terakhir dari uji ANOVA dengan memakai software SPSS adalah

ditolaknya H0 bilamana nilai signifikansi (Sig.) hasil perhitungan lebih kecil dari

pada nilai α, yakni sebesar 0,05 pada penelitian ini.. Bilamana H0 ditolak, berarti

faktor atau interaksi faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap

variabel dependen yang diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau

interaksi faktor terkait tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel

dependen yang diteliti. Implikasinya mirip dengan perhitungan ANOVA secara

manual.

1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3

Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,812, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon

kenyamanan angkat.

2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3

Page 132: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 104

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,024, lebih

kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor

jenis handling dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon

kenyamanan angkat.

3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}

dengan k = 1,2

Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,177, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon

kenyamanan angkat.

4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3

Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,88, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan angkat.

5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,403, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan angkat.

Page 133: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 105

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,914, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan angkat.

7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi

Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2

Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai

Sig. yang dihasilkan adalah 0,072, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,

dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon

kenyamanan angkat.

Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi secara signifikan kenyamanan

angkat adalah faktor jenis handling. Hasil yang dikeluarkan oleh software SPSS ini

sama dengan hasil perhitungan uji ANOVA secara manual.

Page 134: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 106

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.16. Rekapitulasi Pengaruh Faktor dan Interaksi Faktor bagi Variabel

Kenyamanan Angkat

Faktor & Interaksi

Faktor

Hasil Perhitungan

Manual

Hasil

Perhitungan

Software SPSS

Pengaruh bagi Berat

Angkat Maksimum

Metode Angkat (M) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

Jenis Handling (H) H0 Tolak H0 Tolak Signifikan Mempengaruhi

Posisi Tangan (P) H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

M*H H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

M*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

M*H*P H0 Terima H0 Terima Tidak Mempengaruhi

4.1.2.3. Post Hoc Test ANOVA

Uji ANOVA bertujuan untuk mengetahui faktor mana saja yang berpengaruh

signifikan terhadap suatu variabel dependen. Pada penelitian ini, Uji ANOVA telah

menyatakan bahwa faktor posisi tangan berpengaruh signifikan terhadap variabel

berat angkat maksimal, sementara faktor jenis handling berpengaruh signifikan

terhadap variabel kenyamanan angkat. Akan tetapi, uji tersebut tidak menyatakan

apakah taraf faktor dari tiap faktor tersebut saling berbeda signifikan satu sama lain.

Untuk itulah diperlukan adanya post hoc test. Sebagaimana yang telah ditulis pada

Bab 3, post hoc test yang dipakai pada penelitian ini adalah Uji Tukey.

Post hoc test dalam penelitian ini hanya akan diberlakukan kepada faktor

yang menurut uji ANOVA berdampak signifikan bagi variabel dependen. Faktor

posisi tangan –meski berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen berat

angkat maksimal- tidak diikutsertakan dalam Uji Tukey, oleh karena hanya terdiri

dari 2 taraf faktor, yakni Posisi A dan Posisi B, dan kedua taraf faktor tersebut sudah

bisa dikatakan berbeda signifikan satu sama lain, oleh karena faktor posisi tangan

telah dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap berat angkat maksimum menurut

Uji ANOVA.

Page 135: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 107

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Maka, faktor yang akan diikutsertakan dalam Uji Tukey hanyalah faktor jenis

handling. Untuk mempermudah penulisan, maka taraf faktor rata-keras-Ø kecil akan

dimisalkan menjadi x1, taraf faktor rata-lunak-Ø kecil akan dimisalkan menjadi x2,

dan taraf faktor tidak rata-lunak-Ø besar akan dimisalkan menjadi x3.

Hipotesis Uji Tukey:

H0: T≤Δµ [Rataan berat angkat maksimum antar taraf faktor jenis handling

tidak berbeda signifikan]

H1: Δµ>T [Rataan berat angkat maksimum antar taraf faktor jenis handling

berbeda signifikan]

Dimana:

T = Parameter nilai Tukey

Δµ = Selisih rataan berat angkat maksimum antar taraf faktor jenis handling.

1. Menghitung nilai rata-rata tiap perlakuan jenis handling

2. Menghitung nilai mutlak selisih tiap perlakuan jenis handling

| | | |

| | | |

| | | |

3. Menghitung nilai T besaran kriteria Tukey

T = √ √ 18,54

4. Membandingkan nilai mutlak selisih tiap pasang perlakuan dengan nilai T besaran

kriteria Tukey (lihat tabel 4.17)

Page 136: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 108

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.17. Perbandingan Selisih Pasangan Perlakuan dengan Nilai T

Pasangan

Perlakuan

Nilai Mutlak Selisih

Pasangan Perlakuan Nilai T Kesimpulan 18,33 18,54 Tidak Berbeda Nyata 25 18,54 Berbeda Nyata 6,67 18,54 Tidak Berbeda Nyata

Kesimpulan pada tabel 4.17 didapatkan dengan membandingkan nilai T

terhadap nilai mutlak selisih pasangan perlakuan. Bila nilai T lebih besar daripada

nilai mutlak selisih pasangan perlakuan, maka kedua perlakuan yang dibandingkan

dianggap tidak berbeda nyata. Sebaliknya, bila nilai T lebih kecil daripada nilai

mutlak selisih pasangan perlakuan, maka kedua perlakuan terkait dianggap berbeda

nyata. Sehingga, berdasarkan perhitungan Uji Tukey secara manual tersebut, dapat

diketahuilah bahwa perlakuan jenis handling yang memberikan efek kenyamanan

paling berbeda adalah antara handling rata-keras-diameter kecil, dan handling tak

rata-lunak-diameter besar. Selain itu, perhitungan dengan metode Tukey pada

penelitian ini juga diproses dengan bantuan software SPSS.

Page 137: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 109

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.18. Tabel Output Perhitungan Metode Tukey dengan Software SPSS untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

Tukey HSD

(I) Jenis_Handling (J) Jenis_Handling Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Rata-Keras-Diameter Kecil Rata-Lunak-Diameter Kecil 6.1111 3.09586 .133 -1.4561 13.6783

Tak Rata-Lunak-Diameter Besar 8.6667* 3.09586 .022 1.0995 16.2339

Rata-Lunak-Diameter Kecil Rata-Keras-Diameter Kecil -6.1111 3.09586 .133 -13.6783 1.4561

Tak Rata-Lunak-Diameter Besar 2.5556 3.09586 .690 -5.0117 10.1228

Tak Rata-Lunak-Diameter Besar Rata-Keras-Diameter Kecil -8.6667* 3.09586 .022 -16.2339 -1.0995

Rata-Lunak-Diameter Kecil -2.5556 3.09586 .690 -10.1228 5.0117

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 86.259.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Berdasarkan hasil Uji Tukey yang dikeluarkan oleh Software SPSS, maka dapat dilihat bahwa x1 berbeda signifikan dengan x3

dalam kinerjanya mempengaruhi variabel dependen berupa kenyamanan angkat, pada tingkat signifikansi sebesar 0,022, dimana tingkat

signifikansi ini lebih kecil nilainya dibanding nilai α yang dipakai dalam peneltian ini, yakni 0,05, sehingga hasil yang dinyatakan disini

sah sesuai dengan parameter α sebesar 0,05.

109

Page 138: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 110

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4.2. Pengumpulan dan Pengolahan Data untuk Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model

4.2.1. Pengumpulan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model

Sebelum perhitungan gaya kompresi pada lumbar dapat dijalankan, metode Chaffin’s Planar Static Model membutuhkan

beberapa macam data pendukung seperti dimensi tinggi dan berat badan subjek, kemudian juga dimensi dari beberapa bagian tubuh

seperti panjang lengan atas dan lengan bawah, serta panjang punggung.

Tabel 4.19. Tabel Rekapitulasi Tinggi (satuan m) dan Berat Tubuh (satuan kg) Subjek pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor

dan Observasi

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat

Rata-

Keras-Ø

Kecil

1.705 71 1.67 78.5 1.705 71 1.685 72.5 1.69 70 1.69 79

1.79 74 1.675 67.5 1.88 72 1.69 57 1.72 68 1.69 70

1.69 59.5 1.65 70 1.65 70 1.675 67.5 1.65 63 1.69 59.5

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

1.75 77.5 1.65 72 1.75 80 1.58 59 1.71 82 1.78 98

1.76 78 1.75 71 1.65 90 1.76 78 1.75 71 1.8 72

1.73 63 1.74 62 1.78 98 1.73 63 1.74 62 1.65 70

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

1.64 49 1.7 51 1.65 51 1.78 78 1.7 54 1.64 49

1.66 54 1.7 57 1.71 69 1.8 63 1.8 63 1.71 69

1.79 57.5 1.83 97 1.65 63 1.79 57.5 1.83 97 1.65 63

110

Page 139: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 111

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Data-data pada tabel 4.19 tersebut didapatkan berdasarkan pengukuran tinggi dan berat badan dari setiap subjek yang

diikutsertakan dalam pengambilan data penelitian ini. Adapun data tinggi dinyatakan dalam satuan meter, sementara data berat

dinyatakan dalam satuan kilogram.

Tabel 4.20. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk

Rata-

Keras-Ø

Kecil

0.27 0.31 0.525 0.28 0.3 0.52 0.27 0.31 0.525 0.27 0.31 0.51 0.27 0.31 0.535 0.27 0.3 0.53

0.28 0.32 0.53 0.26 0.29 0.525 0.3 0.36 0.54 0.27 0.3 0.47 0.28 0.3 0.53 0.27 0.31 0.535

0.25 0.32 0.48 0.24 0.3 0.46 0.24 0.3 0.46 0.26 0.29 0.525 0.26 0.28 0.48 0.25 0.32 0.48

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

0.32 0.27 0.52 0.26 0.31 0.5 0.24 0.32 0.54 0.25 0.29 0.48 0.28 0.34 0.545 0.3 0.31 0.52

0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.32 0.52 0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.33 0.52

0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.3 0.31 0.52 0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.26 0.29 0.46

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

0.24 0.27 0.46 0.29 0.31 0.5 0.27 0.29 0.43 0.28 0.31 0.57 0.27 0.31 0.49 0.24 0.27 0.46

0.24 0.32 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53 0.27 0.29 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53

0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47 0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47

Untuk setiap subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini, terdapat tiga bagian tubuh utama yang diukur, yakni panjang

lengan bawah (Fore Arm, atau disingkat menjadi FA pada tabel 4.20), lengan atas (Upper Arm, atau disingkat menjadi UA pada tabel

4.20), dan panjang punggung dari supersternale (tengkuk) hingga bagian lumbar (L5/S1).

111

Page 140: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 112

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 4.2. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh yang Diukur Dimensi Panjangnya

4.2.2. Pengolahan Data Pendukung Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model

Oleh karena sifat perhitungan Chaffin’s Planar Static Model yang menghitung gaya-gaya yang bekerja pada segmen tubuh

manusia untuk menghitung gaya tekan pada bagian lumbar (L5/S1), maka diperlukanlah beberapa pengolahan data lanjutan untuk

mendukung perhitungan gaya tekan pada lumbar dengan metode ini. Data-data berupa tinggi dan berat tubuh subjek, serta panjang

bagian tubuh subjek perlu diolah menjadi data berat bagian tubuh dalam satuan Newton dan COM (Center of Mass) dari setiap bagian

tubuh yang diukur sebelumnya. Data berat bagian tubuh dihitung menurut persentase berat tubuh yang dinyatakan Tayyari & Smith

(1997), dimana berat FA ialah 1,7% dari berat tubuh, berat UA adalah 2,8% dari berat tubuh, dan berat trunk sebesar 50% berat tubuh.

UA

FA

T

r

u

n

k

11

2

Page 141: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 113

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.21. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan kg) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan

Observasi

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk

Rata-

Keras-Ø

Kecil

1.21 1.99 35.50 1.33 2.20 39.25 1.21 1.99 35.50 1.23 2.03 36.25 1.19 1.96 35.00 1.34 2.21 39.50

1.26 2.07 37.00 1.15 1.89 33.75 1.22 2.02 36.00 0.97 1.60 28.50 1.16 1.90 34.00 1.19 1.96 35.00

1.01 1.67 29.75 1.19 1.96 35.00 1.19 1.96 35.00 1.15 1.89 33.75 1.07 1.76 31.50 1.01 1.67 29.75

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

1.32 2.17 38.75 1.22 2.02 36.00 1.36 2.24 40.00 1.00 1.65 29.50 1.39 2.30 41.00 1.67 2.74 49.00

1.33 2.18 39.00 1.21 1.99 35.50 1.53 2.52 45.00 1.33 2.18 39.00 1.21 1.99 35.50 1.22 2.02 36.00

1.07 1.76 31.50 1.05 1.74 31.00 1.67 2.74 49.00 1.07 1.76 31.50 1.05 1.74 31.00 1.19 1.96 35.00

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

0.83 1.37 24.50 0.87 1.43 25.50 0.87 1.43 25.50 1.33 2.18 39.00 0.92 1.51 27.00 0.83 1.37 24.50

0.92 1.51 27.00 0.97 1.60 28.50 1.17 1.93 34.50 1.07 1.76 31.50 1.07 1.76 31.50 1.17 1.93 34.50

0.98 1.61 28.75 1.65 2.72 48.50 1.07 1.76 31.50 0.98 1.61 28.75 1.65 2.72 48.50 1.07 1.76 31.50

Oleh karena perhitungan dengan Metode Chaffin’s Planar Static Model menitikberatkan pada perhitungan gaya-gaya yang

bekerja pada bagian tubuh, maka dimensi berat bagian tubuh tersebut perlu diubah satuannya menjadi Newton, sebagai satuan standar

untuk menyatakan gaya berat. Maka, data-data pada tabel 4.21 perlu dikalikan dengan konstanta percepatan gravitasi sebesar 9,81 m/s2

(Bueche, 1997), hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.22 di bawah ini.

113

Page 142: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 114

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.22. Tabel Rekapitulasi Dimensi Berat Bagian Tubuh Subjek (Satuan Newton) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan

Observasi

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk

Rata-Keras-

Ø Kecil

11.8 19.5 348.3 13.1 21.6 385.0 11.8 19.5 348.3 12.1 19.9 355.6 11.7 19.2 343.4 13.2 21.7 387.5

12.3 20.3 363.0 11.3 18.5 331.1 12.0 19.8 353.2 9.5 15.7 279.6 11.3 18.7 333.5 11.7 19.2 343.4

9.9 16.3 291.8 11.7 19.2 343.4 11.7 19.2 343.4 11.3 18.5 331.1 10.5 17.3 309.0 9.9 16.3 291.8

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

12.9 21.3 380.1 12.0 19.8 353.2 13.3 22.0 392.4 9.8 16.2 289.4 13.7 22.5 402.2 16.3 26.9 480.7

13.0 21.4 382.6 11.8 19.5 348.3 15.0 24.7 441.5 13.0 21.4 382.6 11.8 19.5 348.3 12.0 19.8 353.2

10.5 17.3 309.0 10.3 17.0 304.1 16.3 26.9 480.7 10.5 17.3 309.0 10.3 17.0 304.1 11.7 19.2 343.4

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

8.2 13.5 240.3 8.5 14.0 250.2 8.5 14.0 250.2 13.0 21.4 382.6 9.0 14.8 264.9 8.2 13.5 240.3

9.0 14.8 264.9 9.5 15.7 279.6 11.5 19.0 338.4 10.5 17.3 309.0 10.5 17.3 309.0 11.5 19.0 338.4

9.6 15.8 282.0 16.2 26.6 475.8 10.5 17.3 309.0 9.6 15.8 282.0 16.2 26.6 475.8 10.5 17.3 309.0

114

Page 143: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 115

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.23. Tabel Rekapitulasi Dimensi Panjang Bagian Tubuh Subjek (Satuan meter) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor

dan Observasi

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk

Rata-

Keras-Ø

Kecil

0.27 0.31 0.525 0.28 0.3 0.52 0.27 0.31 0.525 0.27 0.31 0.51 0.27 0.31 0.535 0.27 0.3 0.53

0.28 0.32 0.53 0.26 0.29 0.525 0.3 0.36 0.54 0.27 0.3 0.47 0.28 0.3 0.53 0.27 0.31 0.535

0.25 0.32 0.48 0.24 0.3 0.46 0.24 0.3 0.46 0.26 0.29 0.525 0.26 0.28 0.48 0.25 0.32 0.48

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

0.32 0.27 0.52 0.26 0.31 0.5 0.24 0.32 0.54 0.25 0.29 0.48 0.28 0.34 0.545 0.3 0.31 0.52

0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.32 0.52 0.29 0.34 0.515 0.27 0.34 0.53 0.28 0.33 0.52

0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.3 0.31 0.52 0.28 0.32 0.53 0.25 0.33 0.49 0.26 0.29 0.46

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

0.24 0.27 0.46 0.29 0.31 0.5 0.27 0.29 0.43 0.28 0.31 0.57 0.27 0.31 0.49 0.24 0.27 0.46

0.24 0.32 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53 0.27 0.29 0.48 0.26 0.31 0.51 0.24 0.35 0.53

0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47 0.28 0.38 0.51 0.3 0.35 0.56 0.26 0.29 0.47

Hal berikutnya yang perlu dihitung adalah besarnya nilai COM (Center of Mass) dari setiap bagian tubuh yang dipertimbangkan.

Perhitungan mengenai COM atau yang dapat dikatakan sebagai titik berat bagian tubuh ini diperlukan untuk menghitung lengan gaya

pada tiap bagian tubuh, dimana nantinya perhitungan momen gaya yang bekerja pada beberapa persendian tubuh yang berperan dalam

aktivitas pengangkatan manual dapat dihitung. Sesuai dengan teori COM yang dikemukakan oleh Bishop & Hay (1997), maka COM

dihitung dengan mengalikan data panjang bagian tubuh subjek yang dinyatakan pada tabel 4.24 dengan persentase panjang sebagai

berikut:

1. COM FA adalah 45,7% panjang FA, terhitung dari siku.

115

Page 144: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 116

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

2. COM UA adalah 55,7% panjang UA, terhitung dari bahu.

3. COM Trunk adalah 55,10% panjang Trunk, terhitung dari supersternale.

Tabel 4.24. Tabel Rekapitulasi COM Bagian Tubuh Subjek (Satuan meter) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan Observasi

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk FA UA Trunk

Rata-Keras-

Ø Kecil 0.12 0.18 0.29 0.13 0.17 0.29 0.12 0.18 0.29 0.12 0.18 0.28 0.12 0.18 0.29 0.12 0.17 0.29

0.13 0.18 0.29 0.12 0.17 0.29 0.14 0.21 0.30 0.12 0.17 0.26 0.13 0.17 0.29 0.12 0.18 0.29

0.11 0.18 0.26 0.11 0.17 0.25 0.11 0.17 0.25 0.12 0.17 0.29 0.12 0.16 0.26 0.11 0.18 0.26

Rata-Lunak-

Ø Kecil

0.15 0.16 0.29 0.12 0.18 0.28 0.11 0.18 0.30 0.11 0.17 0.26 0.13 0.20 0.30 0.14 0.18 0.29

0.13 0.20 0.28 0.12 0.19 0.29 0.13 0.18 0.29 0.13 0.20 0.28 0.12 0.19 0.29 0.13 0.19 0.29

0.13 0.18 0.29 0.11 0.19 0.27 0.14 0.18 0.29 0.13 0.18 0.29 0.11 0.19 0.27 0.12 0.17 0.25

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

0.11 0.16 0.25 0.13 0.18 0.28 0.12 0.17 0.24 0.13 0.18 0.31 0.12 0.18 0.27 0.11 0.16 0.25

0.11 0.18 0.26 0.12 0.18 0.28 0.11 0.20 0.29 0.12 0.17 0.26 0.12 0.18 0.28 0.11 0.20 0.29

0.13 0.22 0.28 0.14 0.20 0.31 0.12 0.17 0.26 0.13 0.22 0.28 0.14 0.20 0.31 0.12 0.17 0.26

Kemudian, oleh karena dalam eksperimen penelitian ini para subjek diinstruksikan untuk mengangkat beban berupa

dinamometer dengan selalu menggunakan kedua tangan, maka untuk perhitungan momen gaya di FA dan UA, diperlukanlah

perhitungan lanjutan bagi data berat angkat maksimum, dimana dalam perhitungan tersebut, nilai berat angkat maksimum harus dibagi

11

6

Page 145: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 117

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

dua, oleh karena ditopang oleh dua tangan sama kuat, sementara analisa Chaffin’s Planar Static Model dalam penelitian ini menghitung

gaya-gaya yang bekerja pada setiap belah tangan saja.

Tabel 4.25. Tabel Rekapitulasi Weight Load Per Tangan Subjek (Satuan Newton) pada Setiap Kombinasi Taraf Faktor dan

Observasi

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

103.005 132.435 78.48 132.435 103.005 117.72

98.1 132.435 88.29 127.53 112.815 112.815

83.385 137.34 88.29 117.72 93.195 117.72

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

122.625 176.58 88.29 122.625 93.195 122.625

98.1 137.34 93.195 171.675 58.86 127.53

78.48 161.865 78.48 73.575 98.1 186.39

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

88.29 68.67 58.86 127.53 63.765 137.34

122.625 137.34 161.865 142.245 78.48 132.435

93.195 117.72 147.15 117.72 73.575 127.53

117

Page 146: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 118

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4.2.3. Standar Sudut Metode Pengangkatan

Sesuai dengan hasil yang didapatkan dalam penelitian pendahuluan, maka

metode angkat manual yang dipertimbangkan dalam penelitian ini hanyalah tiga,

yakni metode Squat Lift, One Knee Lift, dan Stoop Lift. Adapun sudut-sudut utama

yang distandarisasi untuk ketiga metode angkat tersebut dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Sudut lengan bawah / Fore Arm (FA), dilambangkan dengan θFA.

2. Sudut lengan atas / Upper Arm (UA), dilambangkan dengan θUA.

3. Sudut batang tubuh / Trunk (T), dilambangkan dengan θT.

4. Sudut lutut / Thigh, dilambangkan dengan θTh.

5. Sudut pergelangan kaki / Ankle, dilambangkan dengan θA.

Gambar 4.3. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Bagian Tubuh dalam Metode

Pengangkatan Manual

Page 147: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 4.4. Ilustrasi Sudut-Sudut Utama Tubuh Ketiga Metode Angkat

Penelitian ini (dari gambar kiri atas, searah jarum jam: Squat Lift, One Knee

Lift, Stoop Lift)

119

Page 148: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Re

Me

WFA

WL

θFA=20o

LFA

COMFA

Tabel 4.26 berikut ini akan menyajikan rekapitulasi dari sudut-sudut standar

ketiga metode angkat itu dalam penelitian ini. Sudut-sudut tersebut terukur dari

sumbu horizontal ke bagian tubuh yang bersangkutan. θH merupakan sudut yang

terbentuk antar paha dan batang tubuh.

Tabel 4.26. Tabel Rekapitulasi Sudut Tiap Bagian Tubuh untuk Setiap Metode

Pengangkatan (Satuan Derajat)

θFA θUA θT θH θTh θA

Squat Lift 20 75 70 60 170 55

One Knee Lift 0 60 50 50 180 90

Stoop Lift 70 80 0 100 80 80

4.2.4. Langkah Perhitungan Chaffin’s Planar Static Model

Berikut ini adalah contoh-contoh perhitungan dari metode Chaffin’s Planar

Static Model dalam penelitian ini. Adapun contoh perhitungan yang ditulis

merupakan perhitungan dari subjek dengan perlakuan metode angkat Squat Lift,

posisi tangan A, dan jenis handling keras-rata-diameter kecil, Observasi pertama.

Pada setiap tahap perhitungan juga akan ditampilkan tabel rekapitulasi hasil

perhitungannya.

4.2.4.1. Momen dan Gaya Reaksi pada Siku (Elbow)

∑FE=0

RE-WFA-Wload=0

RE-11,84-103,005=0

RE=114,846 N

∑ME=0

ME-Wload(LFA)cosθFAo-WFA(COMFA)cosθFA

o+RE(0)=0

ME-103,005(0,27)cos 20o-11,84(0,123)cos 20

o=0

ME=103,005(0,27)cos 20o+11,84(0,123)cos 20

o

ME= 27,507 Nm

Maka, pada bagian siku, terdapat gaya resultan sebesar 114,846 N, dan

momen yang bekerja sebesar 27,507 Nm.

Gambar 4.5. Diagram

Benda Bebas Lengan Bawah

120

Page 149: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 121

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Rs

Ms

WUA

RE’

θUA=75o

LU

A

CO

MU

A

Me’

Tabel 4.27. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada Siku (Satuan N dan Nm)

Gaya dan Momen pada Siku

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Re Me Re Me Re Me Re Me Re Me Re Me

Rata-Keras-

Ø Kecil

114.846 27.507 145.526 36.420 90.321 22.651 144.526 37.249 114.679 10.005 130.895 11.427

110.441 27.295 143.692 33.613 100.297 28.133 137.036 35.606 124.155 11.300 124.489 10.911

93.308 20.654 149.014 32.177 99.964 22.470 128.977 31.945 103.702 8.714 127.643 10.453

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

135.550 38.650 188.587 44.483 101.632 22.653 132.464 31.780 106.870 9.523 138.968 13.348

111.108 28.353 149.181 36.218 108.204 28.015 184.683 51.510 70.701 5.935 139.537 12.738

88.987 21.913 172.205 39.136 94.823 25.785 84.082 21.945 108.440 8.792 198.064 17.049

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

96.462 20.754 77.175 19.773 67.365 16.942 140.538 37.373 72.771 6.268 145.512 11.580

131.631 28.583 146.846 34.616 173.372 40.110 152.752 39.703 88.987 7.406 143.942 11.303

102.784 25.674 133.897 35.270 157.657 38.748 127.309 34.189 89.752 8.308 138.037 11.541

4.2.4.2. Momen dan Gaya Reaksi pada Bahu (Shoulder)

∑FS=0

RS-RE’-WUA=0

RS-114,846-19,502=0

RS=134,348 N

∑MS=0

MS-ME’-RE’(LUA)cosθUAo-WUA(COMFA)cosθUA

o+RS(0)=0

MS-11,946-114,846(0,31)cos 75o-19,502(0,179)cos 75

o=0

MS=11,946+114,846(0,31)cos 75o+

19,502(0,179)cos 75o

MS=37,624 Nm Gambar 4.6. Diagram Benda

Bebas Lengan Atas

121

Page 150: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 122

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Maka, pada bagian bahu, terdapat gaya resultan sebesar 134,348 N, dengan momen 37,624 Nm.

Tabel 4.28. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen pada Bahu (Satuan N dan Nm)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rs Ms Rs Ms Rs Ms Rs Ms Rs Ms Rs Ms

Rata-Keras-

Ø Kecil

134.348 37.624 167.089 48.685 109.823 38.395 164.440 61.432 133.907 16.775 152.595 18.898

130.767 37.414 162.233 45.202 120.074 48.241 152.693 57.517 142.834 18.329 143.717 18.209

109.651 29.163 168.242 44.609 119.192 39.129 147.518 52.198 121.006 14.242 143.986 18.070

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

156.837 48.980 208.364 60.529 123.606 40.943 148.671 52.344 129.394 16.600 165.887 21.665

132.533 39.219 168.683 50.129 132.926 47.610 206.108 85.007 90.203 10.703 159.314 21.388

106.291 30.110 189.235 54.683 121.742 42.890 101.386 36.996 125.470 15.569 217.292 27.582

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

109.921 28.037 91.184 26.503 81.374 27.882 161.963 61.072 87.603 10.646 158.971 18.767

146.463 40.194 162.503 46.921 192.325 72.364 170.056 63.299 106.291 12.648 162.895 20.716

118.578 36.679 160.541 48.792 174.961 63.056 143.103 60.109 116.396 14.697 155.341 18.995

4.2.4.3. Perhitungan nilai Sudut α

Nilai sudut α merepresentasikan sudut di area perut pada saat pengangkatan. Maka, untuk menghitung gaya tekan pada lumbar,

sudut ini perlu dipertimbangkan, mengingat adanya pengaruh tekanan perut terhadap gaya tekan di bagian lumbar saat subjek

melakukan pengangkatan. Tetapi agar sudut α dapat dihitung, sudut β perlu dihitung terlebih dahulu.

β = -17.5-0.12T+0.23K+0.0012TK+0.005T2-0.00075K

2

β = -17.5-0.12(20)+0.23(45)+0.0012(20)(45)+0.005(20)2-0.00075(45)

2

β = -7,989o

Keterangan: (T,K) Squat Lift = (20o,45

o)

(T,K) One Knee Lift = (40o,90

o)

(T,K) Stoop Lift = (90o,180

o)

122

Page 151: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 123

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Rs’

Ms’

WT

Rh

θH=60o

LT

CO

MT

Mh

Bata

ng

Tubuh

Paha

α = β + 40o = -7,989+40 = 32,011

o

Tabel 4.29. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Sudut α [Satuan Derajat]

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

β α β α β α β α β α β α

Rata-

Keras-Ø

Kecil

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

-7.989 32.011 -7.989 32.011 4.645 44.645 4.645 44.645 48.740 88.740 48.740 88.740

4.3.4.4. Momen Eksternal (ML5/S1 Eksternal) dan Gaya Reaksi pada L5/S1

∑FH=0

RH-2RS’-WT=0

RH-2(134,348)-348,255 =0

RH=616,951 N

∑MH=0

MH-2MS’-2RS’(LT)cos(θH+α)o -WT(COMT)cos(θH+α)o

+RT(0)=0…..(37)

MH-2(47,977)-2(134,348)(0,525)cos(60+α)o-348,255(0,289)cos(60+α)o

=0

MH=2(47,977)+2(134,348)(0,525)cos(60+α)o+348,255(0,289)cos(60+α)o

MH= 66,762 Nm

Gambar 4.7. Diagram

Benda Bebas Batang

Tubuh

123

Page 152: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 124

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Maka, pada bagian pinggang, terdapat gaya resultan sebesar 616,951 N, dengan momen 196,152 Nm.

Tabel 4.30. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Reaksi dan Momen Eksternal pada L5/S1 (Satuan N dan Nm)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

R

L5/S1

M

L5/S1

R

L5/S1

M

L5/S1

R

L5/S1

M

L5/S1

R

L5/S1

M

L5/S1

R

L5/S1

M

L5/S1

R

L5/S1

M

L5/S1

Rata-

Keras-Ø

Kecil

616.951 66.762 719.220 87.400 567.901 59.292 684.493 101.188 611.163 208.105 692.684 233.922

624.505 66.243 655.553 81.063 593.309 77.470 584.970 97.546 619.207 209.259 630.783 215.612

511.150 51.923 679.833 80.731 581.733 62.330 626.123 84.096 551.028 167.113 579.820 176.773

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

693.812 88.414 769.889 110.331 639.612 61.620 586.736 86.931 660.998 225.580 812.464 263.317

647.656 69.836 685.621 90.413 707.301 73.782 794.806 144.031 528.661 173.620 671.789 220.999

521.598 53.098 682.580 99.976 724.174 64.373 511.788 57.981 555.050 171.548 777.933 228.438

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

460.187 50.388 432.523 47.387 412.903 45.296 706.516 97.462 440.077 134.243 558.287 167.233

557.797 72.995 604.590 85.268 723.095 120.214 649.128 106.760 521.598 167.691 664.235 226.921

519.194 66.332 796.866 86.122 658.938 106.312 568.244 101.979 708.576 244.559 619.698 185.431

124

Page 153: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 125

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 4.8. Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1

(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)

Gambar 4.9. Ilustrasi Chaffin’s Planar Static Model Beserta Beberapa Variabel

Dimensi Gaya, Sudut, dan Panjang yang Dihitung dalam Metode ini

(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)

Gambar 4.10. Ilustrasi Letak Sudut yang diperlukan Chaffin’s Planar Static

Model untuk Menghitung Nilai Compression Force (FC)

(Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)

Page 154: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 126

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4.2.4.5. Perhitungan nilai ML5/S1 External & PA

Nilai ML5/S1 External merupakan perhitungan resultan momen sebagai akibat dari momen-momen eksternal yang mempengaruhi

bagian lumbar (L5/S1). Nilai ML5/S1 External ini telah diperhitungkan pada bagian 4.2.4.3 sebagai momen-momen eksternal yang bekerja

mempengaruhi lumbar, hasil perhitungannya tersaji pada tabel 4.31. Sementara itu, juga perlu dilakukan perhitungan tekanan perut (PA)

sebagai salah satu faktor yang juga mempengaruhi gaya tekan pada lumbar. θH adalah sudut antar trunk dan thigh, sama dengan θT.

Tabel 4.31. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan ML5/S1 External (Satuan Nm) & PA (Satuan mmHg)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa M. Ext. Pa

Rata-

Keras-Ø

Kecil

66.762 0.038 87.400 0.062 59.292 0.590 101.188 1.545 208.105 21.144 233.922 26.099

66.243 0.038 81.063 0.055 77.470 0.955 97.546 1.447 209.259 21.356 215.612 22.537

51.923 0.024 80.731 0.054 62.330 0.646 84.096 1.108 167.113 14.246 176.773 15.763

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

88.414 0.064 110.331 0.095 61.620 0.633 86.931 1.176 225.580 24.447 263.317 32.296

69.836 0.042 90.413 0.066 73.782 0.875 144.031 2.917 173.620 15.260 220.999 23.561

53.098 0.025 99.976 0.080 64.373 0.685 57.981 0.567 171.548 14.934 228.438 25.008

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

50.388 0.023 47.387 0.021 45.296 0.364 97.462 1.444 134.243 9.605 167.233 14.265

72.995 0.045 85.268 0.060 120.214 2.107 106.760 1.702 167.691 14.335 226.921 24.709

66.332 0.038 86.122 0.061 106.312 1.689 101.979 1.567 244.559 28.273 185.431 17.180

PA = 10-4

[43-0,36(180-θH)](ML5/S1 External)1,8

PA = 10-4

[43-0,36(180-60)](66,762)1,8

PA = 0,038 mmHg

Keterangan: θH Squat Lift = 60o

θH One Knee Lift = 50o

θH Stoop Lift = 100o

126

Page 155: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 127

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4.2.4.6. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM)

Nilai ML5/S1 External merupakan perhitungan resultan momen sebagai akibat dari momen-momen eksternal yang mempengaruhi

bagian lumbar (L5/S1). Nilai ML5/S1 External ini didapatkan dengan menambahkan nilai perhitungan bmgHAT dan nilai perhitungan hmgload

sebagai momen-momen eksternal yang bekerja mempengaruhi lumbar. Sementara itu, juga perlu dilakukan perhitungan gaya tekan

perut (PA) sebagai salah satu faktor yang juga mempengaruhi gaya tekan pada lumbar. θH adalah sudut antar trunk dan thigh.

FA = PA x A [dalam N/cm2]

FA = 0,038 x 465 x 0,0133

FA = 0,238 N

Tabel 4.32. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM) [Satuan N]

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

FA FM FA FM FA FM FA FM FA FM FA FM

Rata-

Keras-Ø

Kecil

0.238 1334.725 0.386 1747.147 3.652 1177.816 9.557 2002.739 130.768 3874.409 161.406 4323.346

0.235 1324.336 0.337 1620.526 5.909 1536.407 8.947 1931.241 132.077 3894.620 139.381 4005.597

0.151 1038.135 0.335 1613.881 3.995 1237.807 6.850 1666.843 88.107 3148.416 97.486 3320.989

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

0.395 1767.407 0.588 2205.336 3.914 1223.783 7.271 1722.623 151.194 4178.975 199.735 4826.916

0.258 1396.151 0.411 1807.354 5.413 1463.737 18.043 2840.930 94.378 3264.762 145.712 4099.406

0.158 1061.609 0.492 1998.445 4.234 1278.144 3.508 1151.905 92.360 3227.759 154.659 4228.507

FM = (ML5/S1 External-D x FA)/E

FM = (66,762-0,11 x 0,238)/0,05

FM = 1334,725 N

Keterangan: A = 465 cm2

1 mmHg = 0,0133 N/cm2

D = 0,11 m

E = 0,05 m

12

7

Page 156: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 128

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.32. Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Gaya Tekan Perut (FA) dan Gaya Otot Lumbar (FM) [Satuan N] (Lanjutan)

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

0.143 1007.442 0.128 947.453 2.249 900.979 8.933 1929.584 59.402 2554.181 88.221 3150.565

0.279 1459.284 0.370 1704.553 13.032 2375.609 10.525 2112.036 88.656 3158.775 152.816 4202.226

0.235 1326.124 0.376 1721.603 10.446 2103.261 9.692 2018.259 174.857 4506.493 106.248 3474.873

Gambar 4.11. Ilustrasi Gaya dan Momen yang Bekerja pada L5/S1 (Sumber: Chaffin & Anderson, 1984)

128

Page 157: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 129

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4.2.4.7. Perhitungan nilai Gaya Tekan Lumbar (FC) dan Gaya Gesek pada Lumbar (FS)

Gaya tekan pada lumbar dalam penelitian ini dikenal pula dengan istilah Compression Force, dan dilambangkan dengan FC.

Sementara itu, gaya gesek pada lumbar dalam penelitian ini disebut sebagai Shear Force (FS). Kedua variabel ini merupakan hasil akhir

dari perhitungan Chaffin’s Planar Static Model.

FC = cos α mgHAT + cos α mgload - FA + FM

FC = cos 32,011o (2(mFA+mUA)+mT)9,81 + cos 32,011

o (Weight Load x 2)9,81- FA + FM

FC = cos 32,011o (410,941) + cos 32,011

o (206,14) – 0,238 + 1334,725

FC = 3183,368 N

FS = sin α mgHAT + sin α mgload

FS = sin 32,011o (410,941) + sin 32,011

o (206,14)

FS = 327,037 N

Maka, dapat diketahui berdasarkan perhitungan dengan metode Chaffin’s Planar Static Model bahwa Compression Force pada

lumbar subjek terkait adalah 5563,5 N, dan dengan Shear Force sebesar 328,395 N. Oleh karena batasan aman Compression Force

adalah sebesar 3400 N (Chaffin dan Anderson, 1984), maka dapat dinyatakan bahwa FC yang dialami oleh subjek terkait dalam

serangkaian contoh perhitungan tersebut tidak terlalu beresiko menimbulkan Low Back Pain, kecuali pada Stoop Lift. Data lebih lengkap

mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 4.33. Sementara itu, pengklasifikasian resiko Compression Force terkait dapat dilihat pada

tabel 4.34.

129

Page 158: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 130

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.33. Tabel Rekapitulasi Hasil FC dan FS (Satuan Newton)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

FC FS FC FS FC FS FC FS FC FS FC FS

Rata-

Keras-Ø

Kecil

1857.627 327.037 2356.619 381.248 1578.211 399.071 2480.181 481.001 3757.081 427.818 4177.171 692.517

1853.646 331.041 2176.061 347.499 1952.621 416.925 2338.486 411.066 3776.160 433.449 3880.087 630.630

1471.410 270.953 2190.007 360.370 1647.700 408.791 2105.464 439.984 3072.426 385.723 3236.253 579.680

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

2355.326 367.780 2857.571 408.107 1674.937 449.463 2132.799 412.307 4042.316 462.702 4645.046 812.268

1945.069 343.313 2388.311 363.438 1961.551 497.029 3388.372 558.520 3182.009 370.066 3968.466 671.626

1503.737 276.492 2576.742 361.826 1789.141 508.886 1512.521 359.639 3147.603 388.538 4090.954 777.745

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

1397.512 243.939 1314.079 229.274 1192.500 290.152 2423.320 496.477 2504.456 308.056 3074.621 558.152

1931.985 295.680 2216.842 320.485 2877.041 508.128 2563.349 456.150 3081.588 365.121 4064.017 664.074

1766.136 275.217 2396.925 422.407 2561.633 463.043 2412.858 399.312 4347.217 496.008 3382.251 619.548

Hasil dari perhitungan gaya gesek pada lumbar (L5/S1) atau yang dikenal dengan istilah Shear Force dalam penelitian ini hanya

akan dijadikan sebagai hasil pengolahan data pelengkap. Hasil perhitungan FS pada tabel 4.36 menunjukkan bahwa nilai FS relatif

sebanding dengan FC. Nilai FS dalam suatu aktivitas angkat manual juga sebaiknya diminimalisir karena semakin besar nilainya, akan

semakin besar pula friksi antar intervertebral disc pada L5/S1, dimana hal ini bisa menyebabkan intervertebral disc pada L5/S1 menjadi

aus, sehingga bisa menyebabkan nyeri pada bagian lumbar pula.

130

Page 159: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 131

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 4.34. Tabel Rekapitulasi Kondisi Angkat bagi Subjek

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

Aman Aman Aman Aman Berbahaya Berbahaya

Aman Aman Aman Aman Berbahaya Berbahaya

Aman Aman Aman Aman Aman Aman

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

Aman Aman Aman Aman Berbahaya Berbahaya

Aman Aman Aman Aman Aman Berbahaya

Aman Aman Aman Aman Aman Berbahaya

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

Aman Aman Aman Aman Aman Aman

Aman Aman Aman Aman Aman Berbahaya

Aman Aman Aman Aman Berbahaya Aman

Berdasarkan hasil pengkategorian kondisi angkat subjek menurut nilai Compression Force, maka nampak bahwa metode angkat

Squat Lift dan One Knee Lift relatif jauh lebih aman daripada Stoop Lift, dari segi keamanan dampak pengangkatan manual pada bagian

lumbar (L5/S1). Hal ini akan ditunjukkan lebih lanjut pada pembahasan di Bab 5.

131

Page 160: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

BAB V

ANALISA

Bagian mengenai analisa ini secara garis besar terdiri atas tiga bagian utama,

yakni analisa untuk pengolahan data eksperimen, analisa hasil pengolahan data

Compression Force dan Shear Force yang terjadi pada bagian lumbar (L5/S1) tubuh

subjek berkaitan dengan kombinasi perlakuan yang dialaminya, serta analisa untuk

mensintesakan dua analisa sebelumnya, sehingga bisa diusulkan beberapa metode

pengangkatan untuk kondisi pengangkatan tertentu.

5.1. Analisa Mengenai Pengolahan Data Eksperimen

Menurut hasil pengolahan data Uji ANOVA yang tertulis pada Bab 4, dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan eksperimen dalam penelitian ini, faktor atau

interaksi faktor dalam pengangkatan manual yang berpengaruh signifikan bagi berat

pengangkatan maksimum hanya Faktor Posisi Tangan. Sementara itu, faktor atau

interaksi faktor dalam pengangkatan manual yang berpengaruh signifikan bagi

kenyamanan pengangkatan hanyalah Jenis Handling.

Hasil pengolahan data eksperimen dengan menggunakan Uji ANOVA pada

Bab 4 tersebut perlu dikaji ulang kembali, mengingat adanya hasil penelitian

internasional yang menyatakan bahwa faktor Body Mass Index (BMI) dapat secara

signifikan mempengaruhi kemampuan pengangkatan di beragam kondisi (Shamsul &

Tan, 2012).

5.1.1. Perhitungan Nilai BMI

BMI merupakan standar internasional untuk menyatakan proporsi antar

massa dan tinggi tubuh seseorang. Berikut ini adalah rumus dari BMI: ……….(37)

132

Page 161: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 133

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.1. Rekapitulasi Data Tinggi dan Berat Tubuh Subjek Penelitian

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat Tinggi Berat

Rata-

Keras-Ø

Kecil

1.705 71 1.67 78.5 1.705 71 1.685 72.5 1.69 70 1.69 79

1.79 74 1.675 67.5 1.88 72 1.69 57 1.72 68 1.69 70

1.69 59.5 1.65 70 1.65 70 1.675 67.5 1.65 63 1.69 59.5

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

1.75 77.5 1.65 72 1.75 80 1.58 59 1.71 82 1.78 98

1.76 78 1.75 71 1.65 90 1.76 78 1.75 71 1.8 72

1.73 63 1.74 62 1.78 98 1.73 63 1.74 62 1.65 70

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

1.64 49 1.7 51 1.65 51 1.78 78 1.7 54 1.64 49

1.66 54 1.7 57 1.71 69 1.8 63 1.7 57 1.71 69

1.79 57.5 1.83 97 1.65 63 1.79 57.5 1.83 97 1.65 63

Sebagai catatan, perlu dituliskan pula bahwa data tinggi pada tabel 5.1 memakai satuan meter, sedangkan data berat memakai

satuan kilogram (kg). Maka, bila diterapkan ke dalam perhitungan hasil pengumpulan data tinggi dan berat subjek penelitian ini, BMI

dari subjek pada perlakuan metode angkat Squat Lift, posisi tangan A, dan jenis handling keras-rata-diameter kecil, maka subjek yang

menjadi pelaku dari observasi pertama kondisi perlakuan tersebut memiliki BMI sebesar: 2

Perhitungan BMI tersebut diterapkan pula untuk semua subjek lainnya, pada setiap perlakuan dan observasi, rekapitulasi hasil

perhitungan BMI dapat dilihat pada tabel 5.2. 133

Page 162: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 134

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (Satuan kg/m2)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

24.42 28.15 24.42 25.54 24.51 27.66

23.10 24.06 20.37 19.96 22.99 24.51

20.83 25.71 25.71 24.06 23.14 20.83

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

25.31 26.45 26.12 23.63 28.04 30.93

25.18 23.18 33.06 25.18 23.18 22.22

21.05 20.48 30.93 21.05 20.48 25.71

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

18.22 17.65 18.73 24.62 18.69 18.22

19.60 19.72 23.60 19.44 19.72 23.60

17.95 28.96 23.14 17.95 28.96 23.14

Secara lebih lanjut, data hasil perhitungan BMI tersebut dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok kategori massa tubuh

manusia (WHO, 2014):

1. Nilai BMI di bawah 18,5 : Underweight

2. Nilai BMI antara 18,5-24,99 : Normal Weight

3. Nilai BMI antara 25-29,99 : Overweight

4. Nilai BMI antara 18,5-24,99 : Obesity

Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan nilai-nilai BMI pada tabel 5.2 sesuai dengan kategori BMI yang tertulis di atas.

Hasil pengelompokannya dapat dilihat pada tabel 5.3.

134

Page 163: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 135

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight

Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight

Normal Weight Overweight Overweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

Overweight Overweight Overweight Normal Weight Overweight Obesity

Overweight Normal Weight Obesity Overweight Normal Weight Normal Weight

Normal Weight Normal Weight Obesity Normal Weight Normal Weight Overweight

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

Underweight Underweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Underweight

Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight

Underweight Overweight Normal Weight Underweight Overweight Normal Weight

Kemudian, dapat dilihat dari tabel 5.3 bahwa persentase data BMI yang terkategori ”Obesity” sangat kecil, hanya 3 dari 54 data,

sehingga data dengan kategori tersebut akan dilebur ke dalam kategori “Overweight”. Sehingga, dalam penelitian ini dibatasi hanya ada

3 kategori BMI, yakni Underweight, Normal Weight, dan Overweight. Hasil dari peleburan data ini berimplikasi pada berubahnya data

tabel 5.3. Hasil perubahannya dapat dilihat dalam tabel 5.4.

Hasil dari pengelompokan BMI ini nantinya akan dipertimbangkan dalam Uji ANOVA sebagai suatu kovarian, dimana kovariat

merupakan suatu variabel yang tidak dipertimbangkan di dalam suatu eksperimen, tetapi dapat mempengaruhi hasil dari eksperimen

terkait. Uji ANOVA dengan mempertimbangkan kovarian dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21.

135

Page 164: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 136

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Maka, untuk mempermudah input data kategori BMI ke dalam program SPSS tersebut, tiap jenis kategori BMI diberi kode. Kode 1

untuk kategori Underweight, 2 untuk Normal Weight, dan 3 untuk Overweight, sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 5.5.

Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Pengelompokan BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (3 Kategori BMI)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight Normal Weight Overweight

Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight

Normal Weight Overweight Overweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

Overweight Overweight Overweight Normal Weight Overweight Overweight

Overweight Normal Weight Overweight Overweight Normal Weight Normal Weight

Normal Weight Normal Weight Overweight Normal Weight Normal Weight Overweight

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

Underweight Underweight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Underweight

Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight Normal Weight

Underweight Overweight Normal Weight Underweight Overweight Normal Weight

Tabel 5.5. Kode Kategori BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (3 Kategori BMI)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

2.00 3.00 2.00 3.00 2.00 3.00

2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

2.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00

136

Page 165: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 137

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.5. Kode Kategori BMI untuk Setiap Subjek Penelitian (3 Kategori BMI) (Lanjutan)

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00

3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 2.00

2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00

2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

1.00 3.00 2.00 1.00 3.00 2.00

137

Page 166: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 138

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.1.2. Analisis ANOVA dengan Kovarian BMI

Analisis Uji ANOVA yang disajikan di sini memiliki konsep yang kurang

lebih sama dengan yang tertulis pada Bab 4, hanya saja mempertimbangkan kovarian

berupa BMI yang dinyatakan dalam 3 kategori, sebagaimana yang tertera pada tabel

5.5. Salah satu hasil Uji ANOVA dengan kovarian BMI tersebut dapat dilihat pada

tabel 5.6 di bawah ini.

Tabel 5.6. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk

Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum Menurut Software SPSS

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Beban_Maksimal

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Partial Eta

Squared

Corrected Model 1337.344a 18 74.297 3.780 .000 .660

Intercept 411.125 1 411.125 20.915 .000 .374

BMI_Simplified 168.010 1 168.010 8.547 .006 .196

Jenis_Handling 32.833 2 16.416 .835 .442 .046

Metode_Angkat 28.547 2 14.274 .726 .491 .040

Posisi_Tangan 726.000 1 726.000 36.934 .000 .513

Jenis_Handling *

Metode_Angkat

171.752 4 42.938 2.184 .091 .200

Jenis_Handling *

Posisi_Tangan

116.370 2 58.185 2.960 .065 .145

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

27.052 2 13.526 .688 .509 .038

Jenis_Handling *

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

218.515 4 54.629 2.779 .042 .241

Error 687.990 35 19.657

Total 30316.000 54

Corrected Total 2025.333 53

a. R Squared = .660 (Adjusted R Squared = .486)

Hasil terakhir dari uji ANOVA yang dilengkapi kovarian BMI dengan

memakai software SPSS sama konsepnya dengan hasil uji ANOVA biasa pada Bab

Page 167: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 139

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4. H0 ditolak bilamana nilai signifikansi (Sig.) hasil perhitungan lebih kecil dari pada

nilai α, yakni sebesar 0,05 pada penelitian ini.. Bilamana H0 ditolak, berarti faktor

atau interaksi faktor terkait menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel

dependen yang diteliti. Sebaliknya, bila H0 ditolak, maka faktor atau interaksi faktor

terkait tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap variabel dependen yang

diteliti.

1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3

Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,491, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3

Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,442, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

jenis handling dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat

angkat maksimal.

3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}

dengan k = 1,2

Page 168: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 140

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,000, lebih

kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor

posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon

berat angkat maksimal.

4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3

Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,091, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal. Akan

tetapi, pada tingkat α sebesar 0,1 interaksi faktor metode angkat dan jenis handling

ini dapat dikatakan signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen berat angkat

maksimum.

5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,065, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal. Akan

tetapi, pada tingkat α sebesar 0,1 interaksi faktor posisi tangan dan jenis handling ini

dapat dikatakan signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen berat

pengangkatan maksimum.

Page 169: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 141

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,509, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon berat angkat maksimal.

7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi

Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2

Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai

Sig. yang dihasilkan adalah 0,042, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.

Maka, H0 yang diuji ditolak, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan

posisi tangan dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon

berat angkat maksimal.

Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi secara

signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

adalah faktor posisi tangan, dan interaksi faktor metode angkat, posisi tangan, dan

jenis handling. Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi secara

signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,1

adalah interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, serta interaksi faktor metode

angkat dan jenis handling.

Berdasarkan hasil Uji ANOVA dengan kovarian yang dijabarkan di sini,

nampak bahwa beberapa faktor dan interaksi faktor yang sebelumnya dianggap tidak

mempengaruhi variabel dependen berat pengangkatan maksimum ternyata menjadi

Page 170: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 142

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

signifikan mempengaruhi variabel dependen terkait. Hal ini secara tidak langsung

membuktikan bahwa nilai BMI memang berpengaruh terhadap kemampuan

pengangkatan maksimal subjek. Pengaruh nilai BMI tersebut juga nyata dalam tabel

5.6, dimana nilai signifikansi untuk kovarian BMI dinyatakan sebesar 0,006, lebih

kecil daripada α sebesar 0,05, sehingga secara statistik kovarian BMI berpengaruh

terhadap kemampuan pengangkatan maksimal dari masing-masing subjek.

Langkah selanjutnya adalah melakukan Uji ANOVA dengan kovarian pula

pada data eksperimen dengan variabel dependen berupa kenyamanan pengangkatan.

Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Rekapitulasi Perhitungan Nilai F dengan Kovarian BMI untuk

Variabel Dependen Kenyamanan Pengangkatan Menurut Software SPSS

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Kenyamanan_Angkat

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Partial Eta

Squared

Corrected Model 2085.547a 18 115.864 1.342 .223 .408

Intercept 21153.686 1 21153.686 244.930 .000 .875

BMI_Simplified 82.510 1 82.510 .955 .335 .027

Jenis_Handling 794.357 2 397.179 4.599 .017 .208

Metode_Angkat 31.606 2 15.803 .183 .834 .010

Posisi_Tangan 163.630 1 163.630 1.895 .177 .051

Jenis_Handling *

Metode_Angkat

82.244 4 20.561 .238 .915 .026

Jenis_Handling *

Posisi_Tangan

153.005 2 76.502 .886 .421 .048

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

23.510 2 11.755 .136 .873 .008

Jenis_Handling *

Metode_Angkat *

Posisi_Tangan

868.665 4 217.166 2.514 .059 .223

Error 3022.823 35 86.366

Total 489802.000 54

Corrected Total 5108.370 53

a. R Squared = .408 (Adjusted R Squared = .104)

Page 171: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 143

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

1. Faktor Metode Angkat : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3

Untuk faktor metode angkat, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,834, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

metode angkat dapat dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon

kenyamanan pengangkatan.

2. Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3

Untuk faktor jenis handling, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,017, lebih

kecil nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji ditolak, dan faktor

jenis handling dapat dikatakan menimbulkan efek signifikan bagi variabel respon

kenyamanan pengangkatan.

3. Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor P terhadap variabel respon y}

dengan k = 1,2

Untuk faktor posisi tangan, nilai Sig. yang dihasilkan adalah 0,177, lebih

besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0 yang diuji diterima, dan faktor

posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek signifikan bagi variabel

respon kenyamanan pengangkatan.

Page 172: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 144

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

4. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Jenis Handling : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan H terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3

Untuk interaksi faktor metode angkat dan jenis handling, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,951, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan jenis handling dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan pengangkatan.

5. Interaksi Faktor Jenis Handling dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor H dan P terhadap variabel respon y}

dengan j = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,421, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan pengangkatan.

6. Interaksi Faktor Metode Angkat dan Faktor Posisi Tangan : = 0 {Tidak terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y} : ≠ 0 {Terdapat efek faktor M dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, k = 1,2

Untuk interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan, nilai Sig. yang

dihasilkan adalah 0,873, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05. Maka, H0

yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat dan posisi tangan dapat

dikatakan tidak menimbulkan efek bagi variabel respon kenyamanan pengangkatan.

7. Interaksi Faktor Metode Angkat, Faktor Jenis Handling, dan Faktor Posisi

Tangan : = 0{Tidak terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

Page 173: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 145

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

: ≠ 0 {Terdapat efek faktor M, H, dan P terhadap variabel respon y}

dengan i = 1,2,3, j = 1,2,3, k = 1.2

Untuk interaksi faktor metode angkat, jenis handling, dan posisi tangan, nilai

Sig. yang dihasilkan adalah 0,059, lebih besar nominalnya daripada α sebesar 0,05.

Maka, H0 yang diuji diterima, dan interaksi faktor metode angkat, jenis handling,

dan posisi tangan dapat dikatakan tidak menimbulkan efek signifikan bagi variabel

respon kenyamanan pengangkatan.

Akan tetapi, pada tingkat α sebesar 0,1 interaksi faktor metode angkat, posisi

tangan dan jenis handling ini dapat dikatakan signifikan dalam mempengaruhi

variabel dependen kenyamanan pengangkatan.

Berdasarkan serangkaian penjabaran yang telah tertulis sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi secara

signifikan variabel kenyamanan pengangkatan pada tingkat signifikansi (α) sebesar

0,05 adalah faktor jenis handling. Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang

mempengaruhi secara signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat

signifikansi (α) sebesar 0,1 adalah interaksi faktor metode angkat, jenis handling dan

posisi tangan.

Berdasarkan hasil Uji ANOVA dengan kovarian yang dijabarkan di sini,

nampak bahwa beberapa faktor dan interaksi faktor yang sebelumnya dianggap tidak

mempengaruhi variabel dependen kenyamanan pengangkatan ternyata menjadi

signifikan mempengaruhi variabel dependen terkait. Hal ini secara tidak langsung

membuktikan bahwa nilai BMI memang berpengaruh terhadap kemampuan

pengangkatan maksimal subjek meski lebih sedikit kadar pengaruhnya bila dibanding

Uji ANOVA dengan kovarian BMI untuk variabel dependen berupa berat

pengangkatan maksimum.

5.1.3. Analisis Post Hoc Test ANOVA dengan Kovarian BMI

Sebagaimana Uji ANOVA pada umumnya, Uji ANOVA yang dilengkapi

kovarian juga memerlukan uji post hoc untuk menentukan taraf faktor mana yang

berbeda signifikan satu sama lain untuk suatu faktor. Uji Tukey yang sebelumnya

Page 174: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 146

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

dipakai sebagai uji post hoc untuk Uji ANOVA pada Bab 4 tidak bisa diterapkan

pada Uji ANOVA yang dilengkapi kovarian pada bab ini. Uji Tukey tersebut tidak

kompatibel dengan ANOVA yang memiliki kovarian, oleh karena kovarian dalam

Uji ANOVA dapat mengacaukan estimasi perhitungan parameter perbedaan

signifikansi (T) dalam Uji Tukey.

Maka, sebagai pengganti Uji Tukey, dipakailah Uji Sidak untuk mengetahui

signifikansi perbedaan antar taraf faktor dari beberapa faktor signifikan yang diteliti

dalam penelitian ini. Selain uji Sidak, dapat pula digunakan Uji LSD dan Bonferroni

dalam paket software SPSS 21. Uji Sidak dipilih untuk digunakan dalam penelitian

ini oleh karena kemampuannya untuk diterapkan dalam berbagai macam data hasil

penelitian tanpa suatu karakteristik tertentu. Dalam hal ini, Uji Bonferroni juga

memiliki kemampuan yang sama. Akan tetapi, oleh karena Uji Sidak memiliki

kepekaan perhitungan dibanding Uji Bonferroni –meski Uji Bonferroni lebih mudah

dihitung secara manual-, maka dipakailah Uji Sidak dalam analisa penelitian ini.

5.1.3.1. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan Variabel Dependen Berat

Angkat Maksimum

Sebagaimana uji-uji post hoc pada umumnya, uji post hoc Sidak hanya akan

diterapkan bagi faktor yang memang terindikasi mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan dalam Uji ANOVA nya. Maka, untuk data eksperimen dengan

variabel dependen berupa berat angkat maksimum, uji Sidak hanya akan diterapkan

bagi faktor posisi tangan, serta interaksi faktor jenis handling, posisi tangan, metode

angkat. Kemudian, uji ini juga akan diberlakukan bagi interaksi faktor jenis

handling, metode angkat serta interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan.

Untuk interaksi faktor, Uji Sidak tidak menghasilkan kesimpulan berupa taraf faktor

mana yang berbeda signifikan, melainkan hanya range data interaksi faktor.

Page 175: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 147

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.8. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan

Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum

Estimates

Dependent Variable: Beban_Maksimal

Posisi_Tangan Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Posisi A 19.222a .853 17.490 20.954

Posisi B 26.556a .853 24.823 28.288

a. Covariates appearing in the model are evaluated at the following values:

BMI_Simplified = 2.2222.

Pairwise Comparisons

Dependent Variable: Beban_Maksimal

(I) Posisi_Tangan (J) Posisi_Tangan Mean

Differenc

e (I-J)

Std. Error Sig.b 95% Confidence Interval for

Differenceb

Lower Bound Upper Bound

Posisi A Posisi B -7.333* 1.207 .000 -9.783 -4.884

Posisi B Posisi A 7.333* 1.207 .000 4.884 9.783

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

b. Adjustment for multiple comparisons: Sidak.

Univariate Tests

Dependent Variable: Beban_Maksimal

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Contrast 726.000 1 726.000 36.934 .000

Error 687.990 35 19.657

The F tests the effect of Posisi_Tangan. This test is based on the linearly

independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.

Berdasarkan hasil Uji Sidak yang dikeluarkan oleh Software SPSS, maka

dapat dilihat bahwa posisi tangan A berbeda signifikan dengan posisi tangan B dalam

kinerjanya mempengaruhi variabel dependen berupa berat pengangkatan maksimum,

pada tingkat signifikansi sebesar 0,000, dimana tingkat signifikansi ini lebih kecil

nilainya dibanding nilai α yang dipakai dalam peneltian ini, yakni 0,05, sehingga

hasil yang dinyatakan disini sah sesuai dengan parameter α sebesar 0,05.

Page 176: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 148

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.1.3.2. Uji Sidak untuk Data Eksperimen dengan Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat

Sebagaimana uji-uji post hoc pada umumnya, uji post hoc Sidak hanya akan

diterapkan bagi faktor yang memang terindikasi mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan dalam Uji ANOVA nya. Maka, untuk data eksperimen dengan

variabel dependen berupa berat angkat maksimum, uji Sidak hanya akan diterapkan

bagi faktor jenis handling. Kemudian, uji ini juga akan diberlakukan bagi interaksi

faktor jenis handling, metode angkat, dan posisi tangan. Untuk interaksi faktor, Uji

Sidak tidak menghasilkan kesimpulan berupa taraf faktor mana yang berbeda

signifikan, melainkan hanya range data interaksi faktor.

Tabel 5.9. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan

Variabel Dependen Kenyamanan Angkat

Estimates

Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

Jenis_Handling Mean Std.

Error

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Rata-Keras-Diameter Kecil 99.821a 2.196 95.363 104.280

Rata-Lunak-Diameter Kecil 94.483a 2.387 89.637 99.329

Tak Rata-Lunak-Diameter

Besar

89.918a 2.454 84.936 94.901

a. Covariates appearing in the model are evaluated at the following values:

BMI_Simplified = 2.2222.

Page 177: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 149

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.9. Output Software SPSS Uji Sidak pada Data Eksperimen dengan

Variabel Dependen Kenyamanan Angkat (Lanjutan)

Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

(I) Jenis_Handling (J) Jenis_Handling Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig.b 95% Confidence

Interval for

Differenceb

Lower

Bound

Upper

Bound

Rata-Keras-Diameter

Kecil

Rata-Lunak-Diameter Kecil 5.339 3.197 .280 -2.678 13.355

Tak Rata-Lunak-Diameter

Besar

9.903* 3.346 .016 1.513 18.293

Rata-Lunak-Diameter

Kecil

Rata-Keras-Diameter Kecil -5.339 3.197 .280 -

13.355

2.678

Tak Rata-Lunak-Diameter

Besar

4.564 3.717 .539 -4.757 13.886

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

Rata-Keras-Diameter Kecil -9.903

* 3.346 .016 -

18.293

-1.513

Rata-Lunak-Diameter Kecil -4.564 3.717 .539 -

13.886

4.757

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

b. Adjustment for multiple comparisons: Sidak.

Univariate Tests

Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Contrast 794.357 2 397.179 4.599 .017

Error 3022.823 35 86.366

The F tests the effect of Jenis_Handling. This test is based on the linearly

independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.

Berdasarkan hasil Uji Sidak yang dikeluarkan oleh Software SPSS, maka

dapat dilihat bahwa jenis handling rata-keras-diameter kecil berbeda signifikan

dengan jenis handling tak rata-lunak-diameter besar dalam kinerjanya mempengaruhi

variabel dependen berupa berat pengangkatan maksimum, pada tingkat signifikansi

Page 178: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 150

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

sebesar 0,017, dimana tingkat signifikansi ini lebih kecil nilainya dibanding nilai α

yang dipakai dalam peneltian ini, yakni 0,05, sehingga hasil yang dinyatakan disini

sah sesuai dengan parameter α sebesar 0,05.

5.2. Regresi Faktor dan Interaksi Faktor yang Secara Signifikan

Mempengaruhi Variabel Dependen

Uji ANOVA dengan dilengkapi kovarian BMI yang dilakukan terhadap data

hasil eksperimen pada bagian 5.1 telah menghasilkan output berupa faktor dan

interaksi faktor mana saja yang mempengaruhi secara signifikan variabel dependen

berupa kenyamanan pengangkatan dan beban angkat maksimum dari subjek

penelitian. Faktor dan taraf faktor yang telah teruji berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen tersebut masing-masing akan diselidiki hubungannya secara lebih

mendalam dalam penelitian ini dengan memakai perhitungan regresi dummy.

5.2.1. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum

Menurut hasil Uji ANOVA, faktor dan taraf faktor yang secara signifikan

mempengaruhi variabel berat angkat maksimum adalah adalah faktor posisi tangan,

dan interaksi faktor metode angkat, posisi tangan, dan jenis handling (pada tingkat

signifikansi 0,05). Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang mempengaruhi

secara signifikan variabel berat angkat maksimum pada tingkat signifikansi (α)

sebesar 0,1 adalah interaksi faktor jenis handling dan posisi tangan, serta interaksi

faktor metode angkat dan jenis handling. Pertama-tama akan ditampilkan hasil

perhitungan regresi untuk faktor posisi tangan.

Page 179: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 151

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.2.1.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan

Tabel 5.10. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Posisi Tangan untuk

Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 Posisi_Tanganb . Enter

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .599a .358 .346 4.99872 2.095

a. Predictors: (Constant), Posisi_Tangan

b. Dependent Variable: Beban_Maksimal

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 726.000 1 726.000 29.055 .000b

Residual 1299.333 52 24.987

Total 2025.333 53

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

b. Predictors: (Constant), Posisi_Tangan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.889 2.151 5.527 .000

Posisi_Tangan 7.333 1.360 .599 5.390 .000

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang

ditunjukkan pada tabel 5.10, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:

Y = 11,889 + 7,333 X1

Page 180: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 152

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Dimana:

Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum

X1 = Variabel Dummy Posisi Tangan [bernilai 0 untuk Posisi A, 1 untuk

Posisi B]

Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,

dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 1 variabel

independen, yakni variabel posisi tangan.

Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,599. Hal

ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang cukup besar antara variabel dependen

berat angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R

Square menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat diprediksi

secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh

taraf faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar 35,8%.

Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam

analisis regresi tersebut.

Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik

model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.

Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,000, dimana nilai tersebut

lebih kecil daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy

ini dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum.

Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk

konstanta dan variabel dummy posisi tangan, sehingga membentuk suatu persamaan

regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap koefisien beserta nilai-t nya.

Untuk kasus ini, tampak nilai Sig. pada kedua koefisien bernilai 0,000. Oleh karena

nilai ini lebih kecil nominalnya daripada nilai signifikansi sebesar 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa persamaan regresi yang didapatkan secara statistik sah untuk

memprediksi nilai berat angkat maksimum.

Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah

perhitungan dengan rumus itu, dimana kombinasi perlakuan yang memakai posisi

Page 181: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 153

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

tangan A menyebabkan nilai X1 yang dimasukkan adalah 1, dan kombinasi perlakuan

yang memakai posisi tangan B menyebabkan nilai X1 yang dimasukkan adalah 2.

Tabel 5.11 ini menunjukkan perbandingan antara nilai berat angkat maksimum hasil

percobaan aktual dibandingkan dengan nilai yang didapat dari rumus regresinya.

Tabel 5.11. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy

Faktor Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat

Maksimum

Nilai aktual dan regresi ini dibandingkan satu sama lain secara berpasangan

dengan menggunakan paired samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai berat

angkat maksimum yang dihasilkan rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati

data percobaan aktual atau tidak.

Tabel 5.12. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Faktor Posisi

Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Beban_Maksimal 22.8889 54 6.18173 .84123

Regresi_Berat_Maksimum_1 22.8885 54 3.70093 .50363

Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi

21 19.222 27 26.555 16 19.222 27 26.555 21 19.222 24 26.555

20 19.222 27 26.555 18 19.222 26 26.555 23 19.222 23 26.555

17 19.222 28 26.555 18 19.222 24 26.555 19 19.222 24 26.555

25 19.222 36 26.555 18 19.222 25 26.555 19 19.222 25 26.555

20 19.222 28 26.555 19 19.222 35 26.555 12 19.222 26 26.555

16 19.222 33 26.555 16 19.222 15 26.555 20 19.222 38 26.555

18 19.222 14 26.555 12 19.222 26 26.555 13 19.222 28 26.555

25 19.222 28 26.555 33 19.222 29 26.555 16 19.222 27 26.555

19 19.222 24 26.555 30 19.222 24 26.555 15 19.222 26 26.555

Rata-

Keras-Ø

Kecil

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Page 182: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 154

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.12. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Faktor Posisi

Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum

(Lanjutan)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Beban_Maksimal &

Regresi_Berat_Maksimum_1

54 .599 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Beban_Maksimal -

Regresi_Berat_Maksimum_1

.00039 4.95134 .67379 -1.35107 1.35184 .001 53 1.000

Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua

nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,

standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang

dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,000. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil

daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan

nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.

Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil

paired samples test tersebut, salah satunya dalam bentuk nilai t. Nilai t sebesar 0,001

menunjukkan dekatnya nilai berat angkat maksimum yang didapat secara aktual dari

percobaan dan yang didapat berdasarkan perhitungan rumus regresi ini. Maka, dapat

dikatakan bahwa rumusan regresi dummy Faktor Posisi Tangan untuk memprediksi

nilai Variabel Berat Angkat Maksimum tersebut sah dan akurat secara statistik, untuk

digunakan memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum.

Page 183: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 155

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.2.1.2. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi Tangan*Metode

Angkat*Jenis Handling

Tabel 5.13. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi

Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel

Berat Angkat Maksimum

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1

Dummy_Styrofoa

m,

Dummy_Stoop,

Dummy_Posisi_T

angan,

Dummy_One_Kn

ee,

Dummy_Karet,

Dummy_Squatb

. Enter

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

b. Tolerance = .000 limits reached.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .641a .411 .336 5.03642 2.154

a. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Stoop, Dummy_Posisi_Tangan,

Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat

b. Dependent Variable: Beban_Maksimal

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 833.153 6 138.859 5.474 .000b

Residual 1192.181 47 25.366

Total 2025.333 53

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

b. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Stoop, Dummy_Posisi_Tangan,

Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat

Page 184: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 156

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.13. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi

Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel

Berat Angkat Maksimum (Lanjutan)

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. 95.0% Confidence

Interval for B

B Std.

Error

Beta Lower

Bound

Upper

Bound

1

(Constant) 9.910 2.704 3.665 .001 4.470 15.349

Dummy_Posisi_Tangan 7.333 1.371 .599 5.350 .000 4.576 10.091

Dummy_Squat 1.688 1.756 .130 .961 .341 -1.845 5.220

Dummy_One_Knee 2.563 1.542 .208 1.662 .103 -.540 5.665

Dummy_Stoop .188 1.756 .014 .107 .915 -3.345 3.720

Dummy_Karet .424 1.756 .033 .241 .810 -3.108 3.956

Dummy_Styrofoam .222 1.679 .017 .132 .895 -3.155 3.600

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang

ditunjukkan pada tabel 5.13, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:

Y = 9,91 + 7,333 X1 + 1,688 X2 + 2,563 X3 + 0,188 X4 + 0,424 X5 + 0,222 X6

Dimana:

Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum

X1 = Variabel Dummy Posisi Tangan [bernilai 1 untuk Posisi A, 2 untuk

Posisi B]

X2 = Variabel Dummy Squat Lift [bernilai 0 untuk Taraf Metode Angkat

bukan Squat Lift, 1 untuk Taraf Metode Angkat Squat Lift]

X3 = Variabel Dummy One Knee Lift [bernilai 0 untuk Taraf Metode

Angkat bukan One Knee Lift, 1 untuk Taraf Metode Angkat One

Knee Lift]

X4 = Variabel Dummy Stoop Lift [bernilai 0 untuk Taraf Metode

Angkat bukan Stoop Lift, 1 untuk Taraf Metode Angkat Stoop Lift]

X5 = Variabel Dummy Karet [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling

bukan lunak-rata-diameter kecil, 1 untuk Taraf Jenis Handling

lunak-rata-diameter kecil]

Page 185: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 157

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

X6 = Variabel Dummy Styrofoam [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling

bukan lunak-tak rata-diameter besar, 1 untuk Taraf Jenis Handling

lunak-tak rata-diameter besar]

Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,

dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 6 variabel

independen, dimana semuanya merupakan variabel dummy untuk taraf faktor jenis

handling dan metode angkat, berikut taraf faktor posisi tangan. Variabel Dummy

Normal yang mewakili Taraf Jenis Handling keras-rata-diameter kecil tidak masuk

ke dalam perhitungan, karena menjadi excluded variable.

Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,641. Hal

ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang cukup besar antara variabel dependen

berat angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R

Square menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat diprediksi

secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh

taraf faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar 41,1%.

Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam

analisis regresi tersebut.

Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik

model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.

Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,000, dimana nilai tersebut

lebih kecil daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy

ini dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum.

Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk

konstanta dan variabel dummy posisi tangan, metode angkat, jenis handling, sehingga

membentuk suatu persamaan regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap

koefisien beserta nilai-t nya. Untuk kasus ini, tampak berbagai macam nilai Sig.

Semakin kecil nilai Sig. yang dihasilkan menunjukkan semakin besar pengaruh

variabel terkait terhadap variabel dependen berat angkat maksimal. Semakin besar

Page 186: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 158

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

nilai koefisien suatu faktor atau taraf faktor, semakin besar pula pengaruhnya bagi

variabel dependen.

Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah

perhitungan dengan rumus regresi itu, dimana untuk setiap kombinasi perlakuan,

nilai variabel regresi yang bersesuaian dengan kombinasi perlakuan itu dimasukkan.

Tabel 5.14. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy

Interaksi Faktor Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk

Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum

Nilai aktual dan regresi ini dibandingkan satu sama lain secara berpasangan

dengan menggunakan paired samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai berat

angkat maksimum yang dihasilkan rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati

data percobaan aktual atau tidak.

Tabel 5.15. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor

Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai

Variabel Berat Angkat Maksimum

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Beban_Maksimal 22.8889 54 6.18173 .84123

Regresi_Berat_Maksimum_2 22.6045 54 3.83502 .52188

Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi

21 18.931 27 26.264 16 19.806 27 27.139 21 17.431 24 24.764

20 18.931 27 26.264 18 19.806 26 27.139 23 17.431 23 24.764

17 18.931 28 26.264 18 19.806 24 27.139 19 17.431 24 24.764

25 19.355 36 26.688 18 20.230 25 27.563 19 17.855 25 25.188

20 19.355 28 26.688 19 20.230 35 27.563 12 17.855 26 25.188

16 19.355 33 26.688 16 20.230 15 27.563 20 17.855 38 25.188

18 19.153 14 26.486 12 20.028 26 27.361 13 17.653 28 24.986

25 19.153 28 26.486 33 20.028 29 27.361 16 17.653 27 24.986

19 19.153 24 26.486 30 20.028 24 27.361 15 17.653 26 24.986

Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A

Page 187: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 159

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.15. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor

Posisi Tangan*Metode Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai

Variabel Berat Angkat Maksimum (Lanjutan)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Beban_Maksimal &

Regresi_Berat_Maksimum_2

54 .596 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Beban_Maksimal -

Regresi_Berat_Maksimum_2

.28439 4.96400 .67551 -

1.07052

1.63930 .421 53 .675

Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua

nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,

standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang

dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,000. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil

daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan

nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.

Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil

paired samples test tersebut, dimana didapatkan nilai t sebesar 0,421 yang

menandakan cukup dekatnya nilai berat angkat secara aktual dan yang di prediksi

melalui rumus regresi itu, meski tidak seakurat rumus regresi faktor posisi tangan.

Hal ini disebabkan oleh jauh lebih banyaknya variabel yang harus dipertimbangkan

dalam regresi ini (6 variabel), daripada regresi faktor posisi tangan (1 variabel).

Maka, dapat dikatakan bahwa rumusan regresi dummy Faktor Posisi Tangan untuk

memprediksi nilai Variabel Berat Angkat Maksimum tersebut sah dan akurat secara

statistik, untuk digunakan memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum.

Page 188: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 160

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.2.1.3. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis

Handling

Tabel 5.16. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode

Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat

Maksimum

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam,

Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,

Dummy_Squatb

. Enter

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

b. Tolerance = .000 limits reached.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .230a .053 -.046 6.32156 1.846

a. Predictors: (Constant), Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam, Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,

Dummy_Squat

b. Dependent Variable: Beban_Maksimal

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 107.153 5 21.431 .536 .748b

Residual 1918.181 48 39.962

Total 2025.333 53

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

b. Predictors: (Constant), Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam, Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,

Dummy_Squat

Page 189: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 161

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.16. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode

Angkat*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat

Maksimum (Lanjutan)

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. 95.0%

Confidence

Interval for B

B Std.

Error

Beta Lower

Bound

Upper

Bound

1

(Constant) 20.910 2.204 9.488 .000 16.479 25.341

Dummy_Karet .424 2.204 .033 .192 .848 -4.007 4.855

Dummy_Styrofoam .222 2.107 .017 .105 .916 -4.015 4.459

Dummy_Squat 1.688 2.204 .130 .766 .448 -2.743 6.118

Dummy_One_Knee 2.563 1.936 .208 1.324 .192 -1.329 6.454

Dummy_Stoop .188 2.204 .014 .085 .933 -4.243 4.618

Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,

dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 5 variabel

independen, dimana semuanya merupakan variabel dummy untuk taraf faktor jenis

handling dan metode angkat. Variabel Dummy Normal yang mewakili Taraf Jenis

Handling keras-rata-diameter kecil tidak masuk ke dalam perhitungan, karena

menjadi excluded variable.

Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,230. Hal

ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang lumayan besar antara variabel

dependen berat angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara

nilai R Square menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat

diprediksi secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi

pengaruh taraf faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar

5,3%. Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam

analisis regresi tersebut.

Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik

model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.

Page 190: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 162

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,748, dimana nilai tersebut

lebih besar daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy

ini tidak dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum, sehingga

sebaiknya tidak digunakan. Hasil regresi ini sejalan dengan hasil uji ANOVA dengan

nilai α 0,05, dimana dinyatakan bahwa interaksi faktor terkait kurang berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Oleh karena nilai Sig. yang mencapai 0,748 itu, maka secara otomatis rumus

regresi yang dibentuk oleh SPSS dalam tabel 5.16 untuk regresi ini tidaklah valid,

Maka dari itu, rumus regresi tersebut tidak perlu ditampilkan dalam bentuk bakunya

sebagaimana yang terlihat pada rumus-rumus regresi sebelumnya yang dinyatakan

valid. Hal ini berimplikasi pada tidak perlunya diadakan paired samples t-test untuk

menguji keakuratan dari model tersebut, karena model yang tidak valid sudah pasti

tidak akan akurat dalam memprediksi variabel dependen berupa berat angkat

maksimum.

5.2.1.4. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis

Handling

Tabel 5.17. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi

Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1

Dummy_Styrofoam,

Dummy_Posisi_Tangan,

Dummy_Karetb

. Enter

a. Dependent Variable:

Beban_Maksimal

Page 191: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 163

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.17. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Posisi

Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Variabel Berat Angkat Maksimum

(Lanjutan)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .606a .367 .329 5.06469 2.087

a. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Karet

b. Dependent Variable: Beban_Maksimal

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 742.778 3 247.593 9.652 .000b

Residual 1282.556 50 25.651

Total 2025.333 53

a. Dependent Variable: Beban_Maksimal

b. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Karet

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. 95.0% Confidence

Interval for B

B Std. Error Beta Lower

Bound

Upper

Bound

1

(Constant) 11.389 2.388 4.770 .000 6.593 16.184

Dummy_Posisi_Tangan 7.333 1.378 .599 5.320 .000 4.565 10.102

Dummy_Karet 1.278 1.688 .098 .757 .453 -2.113 4.669

Dummy_Styrofoam .222 1.688 .017 .132 .896 -3.169 3.613

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang

ditunjukkan pada tabel 5.17, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:

Y = 11,389 + 7,333 X1 + 1,278 X2 + 0,222 X3

Dimana:

Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum

X1 = Variabel Dummy Posisi Tangan [bernilai 1 untuk Posisi A, 2 untuk

Posisi B]

Page 192: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 164

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

X2 = Variabel Dummy Karet [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling

bukan lunak-rata-diameter kecil, 1 untuk Taraf Jenis Handling

lunak-rata-diameter kecil]

X3 = Variabel Dummy Styrofoam [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling

bukan lunak-tak rata-diameter besar, 1 untuk Taraf Jenis Handling

lunak-tak rata-diameter besar]

Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,

dikatahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 3 variabel

independen, dimana semuanya merupakan variabel dummy untuk taraf faktor jenis

handling dan posisi tangan. Variabel Dummy Normal yang mewakili Taraf Jenis

Handling keras-rata-diameter kecil tidak masuk ke dalam perhitungan, karena

menjadi excluded variable.

Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,606. Hal

ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang besar antara variabel dependen berat

angkat maksimum terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R Square

menunjukkan seberapa besar nilai berat angkat maksimum dapat diprediksi secara

akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh taraf

faktor posisi tangan terhadap berat angkat maksimum hingga sebesar 36,7%.

Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam

analisis regresi tersebut.

Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik

model regresi tersebut dapat memprediksi berat angkat maksimum secara baik.

Dalam kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,000, dimana nilai tersebut

lebih kecil daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy

ini dapat memprediksi secara baik variabel berat angkat maksimum. Hasil regresi ini

tampak agak tak sejalan dengan hasil uji ANOVA dengan nilai α 0,05, dimana

dinyatakan bahwa interaksi faktor terkait kurang berpengaruh terhadap variabel

dependen. Akan tetapi model regresi valid yang dihasilkan di sini menunjukkan

bahwa ketidaksignifikansian pada Uji ANOVA ternyata tidak selamanya berlaku

Page 193: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 165

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

pada perhitungan regresi, sebagaimana yang ditunjukkan oleh regresi interaksi faktor

metode angkat*jenis handling. Akan tetapi, perlu dicermati bahwa nilai Sig.

ANOVA untuk interaksi faktor posisi tangan*jenis handling lebih kecil daripada

interaksi faktor metode angkat*jenis handling. Sehingga, model regresi interaksi

faktor posisi tangan*jenis handling memang akan lebih berpengaruh terhadap output

variabel dependen berupa berat angkat maksimal, dibanding model regresi interaksi

faktor posisi tangan*jenis handling.

Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk

konstanta dan variabel dummy posisi tangan serta jenis handling, sehingga

membentuk suatu persamaan regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap

koefisien beserta nilai-t nya. Untuk kasus ini, tampak berbagai macam nilai Sig.

Semakin kecil nilai Sig. yang dihasilkan menunjukkan semakin besar pengaruh

variabel terkait terhadap variabel dependen berat angkat maksimal.

Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah

perhitungan dengan rumus regresi itu, dimana untuk setiap kombinasi perlakuan,

nilai variabel regresi yang bersesuaian dengan kombinasi perlakuan itu dimasukkan.

Nilai aktual dan regresi yang ditampilkan pada tabel 5.18 tersebut akan

dibandingkan satu sama lain secara berpasangan dengan menggunakan paired

samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai berat angkat maksimum yang

dihasilkan rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati data percobaan aktual atau

tidak.

Page 194: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 166

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.18. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy

Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai

Variabel Berat Angkat Maksimum

Tabel 5.19. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor

Posisi Tangan* Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat

Maksimum

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Beban_Maksimal 22.8889 54 6.18173 .84123

Regresi_Berat_Maksimum_3 22.8885 54 3.74347 .50942

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Beban_Maksimal &

Regresi_Berat_Maksimum_3

54 .606 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Beban_Maksimal -

Regresi_Berat_Maksimum_3

.00039 4.91926 .66943 -1.34231 1.34309 .001 53 1.000

Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi

21 18.722 27 26.055 16 18.722 27 26.055 21 18.722 24 26.055

20 18.722 27 26.055 18 18.722 26 26.055 23 18.722 23 26.055

17 18.722 28 26.055 18 18.722 24 26.055 19 18.722 24 26.055

25 20.000 36 27.333 18 20.000 25 27.333 19 20.000 25 27.333

20 20.000 28 27.333 19 20.000 35 27.333 12 20.000 26 27.333

16 20.000 33 27.333 16 20.000 15 27.333 20 20.000 38 27.333

18 18.944 14 26.277 12 18.944 26 26.277 13 18.944 28 26.277

25 18.944 28 26.277 33 18.944 29 26.277 16 18.944 27 26.277

19 18.944 24 26.277 30 18.944 24 26.277 15 18.944 26 26.277

Rata-

Keras-Ø

Kecil

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Page 195: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 167

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua

nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,

standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang

dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,000. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil

daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan

nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.

Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil

paired samples test tersebut, dimana didapatkan nilai t sebesar 0,001 yang

menandakan dekatnya nilai berat angkat secara aktual dan yang di prediksi melalui

rumus regresi itu, lebih akurat daripada regresi interaksi faktor metode angkat*posisi

tangan*jenis handling. Hal ini disebabkan oleh lebih sedikitnya variabel yang harus

dipertimbangkan dalam regresi ini (3 variabel), daripada regresi interaksi faktor

metode angkat*posisi tangan*jenis handling (6 variabel). Maka, dapat dikatakan

bahwa rumusan regresi dummy Interaksi Faktor Posisi Tangan*Jenis Handling untuk

memprediksi nilai Variabel Berat Angkat Maksimum tersebut sah dan akurat secara

statistik, untuk digunakan memprediksi nilai Variabel Berat Angkat Maksimum.

5.2.2. Perhitungan Regresi untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat

Menurut hasil Uji ANOVA, faktor dan taraf faktor yang secara signifikan

mempengaruhi variabel kenyamanan angkat adalah adalah faktor jenis handling

(pada tingkat signifikansi 0,05). Sementara itu, faktor dan interaksi faktor yang

mempengaruhi secara signifikan variabel kenyamanan angkat pada tingkat

signifikansi (α) sebesar 0,1 adalah interaksi faktor jenis handling dan metode angkat.

Pertama-tama akan ditampilkan hasil perhitungan regresi untuk faktor jenis handling,

sebelum akan ditampilkan pula hasil perhitungan regresi untuk interaksi faktor jenis

handling dan metode angkat.

Page 196: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 168

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.2.2.1. Perumusan Regresi Dummy Faktor Jenis Handling

Tabel 5.20. Output Software SPSS Regresi Dummy Faktor Jenis Handling untuk

Memprediksi Nilai Variabel Dependen Kenyamanan Angkat

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1 Dummy_Styrofoam, Dummy_Karetb . Enter

a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

b. Tolerance = .000 limits reached.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .374a .140 .106 9.28254 2.331

a. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Karet

b. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 713.926 2 356.963 4.143 .022b

Residual 4394.444 51 86.166

Total 5108.370 53

a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

b. Predictors: (Constant), Dummy_Styrofoam, Dummy_Karet

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. 95.0% Confidence

Interval for B

B Std. Error Beta Lower

Bound

Upper

Bound

1

(Constant) 99.667 2.188 45.553 .000 95.274 104.059

Dummy_Karet -6.111 3.094 -.296 -1.975 .054 -12.323 .101

Dummy_Styrofoam -8.667 3.094 -.420 -2.801 .007 -14.878 -2.455

Page 197: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 169

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 21 yang

ditunjukkan pada tabel 5.20, diperolehlah persamaan regresi seperti berikut ini:

Y = 99,667 – 6,111 X1 – 8,667 X2

Dimana:

Y = Variabel Dependen Berat Angkat Maksimum

X1 = Variabel Dummy Karet [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling

bukan lunak-rata-diameter kecil, 1 untuk Taraf Jenis

Handling lunak-rata-diameter kecil]

X2 = Variabel Dummy Styrofoam [bernilai 0 untuk Taraf Jenis Handling

bukan lunak-tak rata-diameter besar, 1 untuk Taraf

Jenis Handling lunak-tak rata-diameter besar]

Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,

diketahui bahwa untuk analisis regresi ini hanya mempertimbangkan 1 variabel

independen, yakni variabel jenis handling, yang dinyatakan dalam variabel-variabel

dummy.

Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,374. Hal

ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang lumayan berarti antara variabel

dependen kenyamanan angkat terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R

Square menunjukkan seberapa besar nilai kenyamanan angkat dapat diprediksi

secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh

taraf faktor jenis handling terhadap kenyamanan angkat hingga sebesar 14%.

Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam

analisis regresi tersebut.

Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik

model regresi tersebut dapat memprediksi kenyamanan angkat secara baik. Dalam

kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,022, dimana nilai tersebut lebih kecil

daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara

statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy ini dapat

memprediksi secara baik variabel kenyamanan angkat.

Page 198: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 170

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel terakhir yang berjudul Coefficients menunjukkan nilai koefisien untuk

konstanta dan variabel dummy jenis handling, sehingga membentuk suatu persamaan

regresi. Tampak pula tingkat galat baku untuk setiap koefisien beserta nilai-t nya.

Untuk kasus ini, tampak berbagai macam nilai Sig. Semakin kecil nilai Sig. yang

dihasilkan menunjukkan semakin besar pengaruh variabel terkait terhadap variabel

dependen kenyamanan angkat.

Untuk menguji kesahihan dari rumusan regresi tersebut, maka dilakukanlah

perhitungan dengan rumus regresi itu, dimana untuk setiap kombinasi perlakuan,

nilai variabel regresi yang bersesuaian dengan kombinasi perlakuan itu dimasukkan.

Nilai aktual dan regresi yang ditampilkan pada tabel 5.21 tersebut akan

dibandingkan satu sama lain secara berpasangan dengan menggunakan paired

samples t-test, untuk membuktikan apakah nilai kenyamanan angkat yang dihasilkan

rumus regresi tersebut cukup akurat mendekati data percobaan aktual atau tidak.

Tabel 5.21. Perbandingan Nilai Aktual dan Regresi pada Regresi Dummy

Faktor Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat

Maksimum

Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi Aktual Regresi

100 99.667 100 99.667 97 99.667 99 99.667 100 99.667 95 99.667

89 99.667 100 99.667 99 99.667 106 99.667 102 99.667 102 99.667

101 99.667 100 99.667 96 99.667 108 99.667 98 99.667 102 99.667

89 93.556 104 93.556 90 93.556 99 93.556 89 93.556 101 93.556

98 93.556 88 93.556 65 93.556 101 93.556 89 93.556 100 93.556

103 93.556 85 93.556 104 93.556 105 93.556 80 93.556 94 93.556

103 91.000 108 91.000 103 91.000 71 91.000 81 91.000 99 91.000

91 91.000 97 91.000 85 91.000 91 91.000 99 91.000 69 91.000

75 91.000 92 91.000 102 91.000 85 91.000 89 91.000 104 91.000

Rata-

Keras-Ø

Kecil

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Page 199: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 171

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.22. Output SPSS Paired Samples t-test Regresi Dummy Interaksi Faktor

Jenis Handling untuk Memprediksi Nilai Variabel Berat Angkat Maksimum

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kenyamanan_Angkat 94.7407 54 9.81755 1.33600

Regresi_Kenyamanan_Angkat 94.7410 54 3.67029 .49946

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kenyamanan_Angkat &

Regresi_Kenyamanan_Angkat

54 .374 .005

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Kenyamanan_Angkat -

Regresi_Kenyamanan_Angkat

-.00026 9.10572 1.23913 -2.48564 2.48512 .000 53 1.000

Tabel pertama hanya menunjukkan gambaran statistik secara umum dari dua

nilai yang dibandingkan berpasangan, seperti berupa nilai rataan, banyak data,

standar deviasi, dan error. Tabel kedua menunjukkan bahwa kedua nilai yang

dibandingkan tersebut memiliki Sig. 0,005. Oleh karena nilai Sig. itu lebih kecil

daripada nilai α yang ditetapkan sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa pasangan

nilai berat angkat maksimum aktual dan hasil regresi memilki nilai yang berdekatan.

Tabel ketiga lebih menekankan lagi akan hal itu dengan menjabarkan lebih detil hasil

paired samples test tersebut, dimana didapatkan nilai t sebesar 0,000 yang

menandakan dekatnya nilai kenyamanan angkat secara aktual dan yang di prediksi

melalui rumus regresi itu. Keakuratan ini dapat terjadi karena relatif sedikitnya jenis

variabel dummy yang dipertimbangkan, yakni hanya dua. Maka, dapat dikatakan

bahwa rumusan regresi dummy Interaksi Faktor Jenis Handling untuk memprediksi

Page 200: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 172

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

nilai Variabel Kenyamanan Angkat tersebut sah dan akurat secara statistik, untuk

digunakan memprediksi nilai Variabel Kenyamanan Angkat.

5.2.2.2. Perumusan Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis

Handling*Posisi Tangan

Tabel 5.23. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode

Angkat*Jenis Handling*Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel

Dependen Kenyamanan Angkat

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1

Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Stoop,

Dummy_Styrofoam, Dummy_One_Knee, Dummy_Karet,

Dummy_Squatb

. Enter

a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

b. Tolerance = .000 limits reached.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .423a .179 .075 9.44473 2.417

a. Predictors: (Constant), Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam,

Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat

b. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

Page 201: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 173

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.23. Output Software SPSS Regresi Dummy Interaksi Faktor Metode

Angkat*Jenis Handling*Posisi Tangan untuk Memprediksi Nilai Variabel

Dependen Kenyamanan Angkat (Lanjutan)

Model Sum of Squares df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 915.833 6 152.639 1.711 .139b

Residual 4192.537 47 89.203

Total 5108.370 53

a. Dependent Variable: Kenyamanan_Angkat

b. Predictors: (Constant), Dummy_Posisi_Tangan, Dummy_Stoop, Dummy_Styrofoam,

Dummy_One_Knee, Dummy_Karet, Dummy_Squat

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. 95.0% Confidence

Interval for B

B Std.

Error

Beta Lower

Bound

Upper

Bound

1

(Constant) 94.736 5.070 18.685 .000 84.536 104.936

Dummy_Karet -5.958 3.293 -.289 -1.810 .077 - .665

Dummy_Styrofoam -8.667 3.148 -.420 -2.753 .008 -15.000 -2.333

Dummy_Squat .792 3.293 .038 .240 .811 -5.832 7.415

Dummy_One_Knee -.458 2.892 -.023 -.158 .875 -6.276 5.359

Dummy_Stoop -1.208 3.293 -.059 -.367 .715 -7.832 5.415

Dummy_Posisi_Tang

an

3.481 2.571 .179 1.354 .182 -1.690 8.653

Pada tabel output pertama yang berjudul Variables Entered/Removed,

diketahui bahwa untuk analisis regresi ini mempertimbangkan 3 variabel independen,

yakni variabel posisit tangan, jenis handling dan metode angkat, yang dinyatakan

dalam variabel-variabel dummy.

Kemudian, menurut tabel Model Summary, dapat dilihat R sebesar 0,423. Hal

ini menandakan bahwa terdapat korelasi yang lumayan berarti antara variabel

dependen kenyamanan angkat terhadap variabel dependen terkait. Sementara nilai R

Square menunjukkan seberapa besar nilai kenyamanan angkat dapat diprediksi

Page 202: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 174

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

secara akurat. Dalam kasus ini, model regresi di atas dapat memprediksi pengaruh

taraf faktor jenis handling terhadap kenyamanan angkat hingga sebesar 17,9%.

Persentase sisanya diprediksi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam

analisis regresi tersebut.

Tabel berikutnya adalah tabel ANOVA. Tabel ini menunjukkan seberapa baik

model regresi tersebut dapat memprediksi kenyamanan angkat secara baik. Dalam

kasus ini, nilai Sig. untuk Regression adalah 0,139, dimana nilai tersebut lebih besar

daripada tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara

statistik model regresi yang dihasilkan melalui proses regresi dummy ini tidak dapat

memprediksi secara baik variabel kenyamanan angkat untuk nilai α sebesar 0,05.

Oleh karena nilai Sig. yang mencapai 0,139 itu, maka secara otomatis rumus

regresi yang dibentuk oleh SPSS dalam tabel 5.23 untuk regresi ini tidaklah valid,

Maka dari itu, rumus regresi tersebut tidak perlu ditampilkan dalam bentuk bakunya

sebagaimana yang terlihat pada rumus-rumus regresi sebelumnya yang dinyatakan

valid. Hal ini berimplikasi pada tidak perlunya diadakan paired samples t-test untuk

menguji keakuratan dari model regresi tersebut, karena model yang tidak valid sudah

pasti tidak akan akurat dalam memprediksi variabel dependen berupa berat angkat

maksimum.

5.3. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis

Analisa-analisa yang dilakukan pada bagian 5.2.1, dan 5.2.2 menunjukkan

beberapa hal penting yang didapat dalam penelitian, seperti misalnya faktor-faktor

dan interaksi-interaksi faktor yang berpengaruh bagi variabel dependen berupa

kenyamanan angkat maupun berat angkat maksimal. Hal ini dapat diperdalam

dengan melakukan analisis terhadap grafik-grafik yang dibentuk oleh faktot dan

interaksi faktor tersebut terhadap nilai variabel dependen terkait.

Page 203: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 175

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.3.1. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen Berat

Angkat Maksimal

Bagian ini akan membahas mengenai grafik perbandingan rataan variabel

dependen antar taraf faktor yang dihasilkan setelah proses Uji ANOVA dengan

menggunakan software SPSS 21. Maka, untuk variabel dependen berat angkat

maksimal, akan ditampilkan 5 grafik yang masing-masing mewakili faktor dan

interaksi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap nilai berat angkat maksimal.

Gambar 5.1. Grafik Pengaruh Faktor Posisi Tangan Terhadap Beban

Maksimal

Menurut grafik pengaruh faktor posisi tangan terhadap beban maksimal pada

gambar 5.1, atau yang dapat dikatakan sebagai berat angkat maksimal, nampak

bahwa rata-rata berat angkat maksimal yang dapat dilakukan oleh subjek saat

memakai posisi tangan B lebih besar daripada rata-rata berat angkat maksimal yang

Page 204: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 176

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

dapat dilakukan oleh subjek saat memakai posisi tangan A. Posisi tangan A

menghasilkan rata-rata berat angkat maksimal sekitar 19 kg, sementara posisi tangan

B mampu menghasilkan rata-rata berat angkat maksimal sekitar 27 kg. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum –terlepas dari pengaruh faktor metode angkat

dan/atau jenis handling- posisi B lebih dianjurkan untuk dipakai oleh para pelaku

aktivitas pengangkatan manual di lapangan.

Walau demikian, perlu diperhatikan bahwa lebih baiknya posisi tangan B

secara umum dalam hal menghasilkan berat angkat maksimal tidak menutup

kemungkinan tetap bergunanya posisi tangan A di saat posisi tangan B sulit untuk

dilakukan.

Posisi tangan B lebih baik daripada A dalam hal menghasilkan beban angkat

maksimal karena dengan posisi ini subjek dapat memegang batang handle

dinamometer secara lebih mantap, oleh karena seluruh permukaan telapak tangan

dapat menopang batang handle dinamometer. Lain halnya dengan posisi tangan A,

dimana telapak tangan subjek hanya bisa memegang ujung dari batang handle

dinamometer, sehingga kekuatan angkat yang tersalurkan pun menjadi berkurang.

Gambar 5.2. Perbandingan Kemantapan Handle Posisi Tangan B (Kiri) dan

Posisi Tangan A (Kanan)

Page 205: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 177

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.3. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling

*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan A

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan

A*jenis handling pada gambar 5.3 di atas, nampak bahwa untuk jenis handling rata-

keras-diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat

angkat maksimal) adalah Stoop Lift, diikuti oleh Squat Lift pada posisi kedua, dan

one leg lift pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil,

metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah

Squat Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi

terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat

terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah one leg lift,

diikuti oleh Squat Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.

Berdasarkan gambar 5.3 dapat diketahui bahwa untuk mengangkat dengan

jenis handling rata-keras-diameter kecil (dimana merupakan handle standar

Page 206: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 178

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

dinamometer, hanya berupa batang besi polos) pada posisi tangan A, metode angkat

stoop lift menjadi metode angkat yang menghasilkan kekuatan angkat paling besar.

Hal ini dapat terjadi karena letak tangan di samping batang handle dinamometer

menyebabkan lebih mantapnya genggaman tangan pada stoop lift, karena pada

metode angkat ini, tangan menjulur ke bawah untuk menggenggam batang handle

dari samping, sehingga akan relatif lebih banyak tenaga yang terfokus ke

dinamometer saat lengan yang posisinya hampir lurus secara vertikal ke bawah

tersebut mengangkat handle dinamometer dengan dibantu pergerakan batang tubuh

ke atas. Lain halnya bila posisi tangan yang dilakukan adalah posisi tangan B,

dimana akan sedikit lebih sulit untuk mengangkat batang handle dinamometer dari

bawah -sebagaimana lazimnya pada posisi tangan B- dalam posisi stoop lift. Tidak

adanya selubung handle dinamometer sebagaimana pada taraf faktor jenis handling

lainnya juga turut membantu tersalurkannya tenaga angkat secara maksimal ke

dinamometer, sebab selubung handling berpotensi menghambat tenaga angkat yang

tersalur ke dinamometer.

Gambar 5.4. Posisi Hampir Vertikal ke Bawah pada Lengan dalam Metode

Angkat Stoop Lift

Page 207: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 179

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Pada jenis handling rata-lunak-diameter kecil dan posisi tangan A, metode

stoop lift tidak terlalu menghasilkan kekuatan angkat maksimal, karena kekuatan

angkat yang disalurkan oleh telapak tangan subjek yang memegang ujung handle

teredam oleh selubung karet yang membungkus handle tersebut. Sebagai gantinya,

ternyata metode Squat Lift menunjukkan hasil kekuatan angkat yang baik. Hal

tersebut disebabkan oleh lebih stabilnya genggaman telapak tangan pada posisi

tangan metode angkat ini oleh karena posisi lengan bawah yang menopang beban

dengan sudut tertentu terhadap sumbu horizontal, sehingga kekuatan angkatnya tidak

terlalu terganggu oleh handle karet. Kemantapan genggaman tersebut ditunjang pula

oleh kekuatan angkat dari dua kaki subjek, dimana mengangkat dengan kekuatan

topang kedua kaki merupakan ciri khas Squat Lift.

Pada jenis handling tak rata-lunak-diameter besar yang dimanifestasikan

dalam bentuk selubung handle dari Styrofoam, nampak bahwa metode angkat One

Knee Lift menghasilkan kekuatan angkat paling baik ketimbang metode lain, meski

metode Squat Lift nampak hampir menghasilkan performa yang sama. Hal ini dapat

terjadi karena metode angkat One Knee Lift memungkinkan posisi lengan bawah

hampir sejajar dengan sumbu horizontal, sehingga tangan subjek bisa secara mantap

dan stabil menggenggam dan mengangkat handle dinamometer dari samping tanpa

terlalu terganggu oleh selubung Styrofoam yang jauh lebih tebal dan lebih dapat

meredam kekuatan angkat daripada selubung karet. Kestabilan One Knee Lift ini juga

ditunjang oleh postur kaki yang secara mantap berlutut menumpu tanah pada salah

satu kaki terkuat. Kekuatan angkat Stoop Lift amat teredam oleh jenis handling ini,

karena posisi lengan yang relatif vertikal ke bawah tidak akan bisa dengan stabil

mengangkat dinamometer, di samping itu posisi tangan yang memegang handle

dinamometer dari samping pada posisi A ini semakin memperparah kuantitas

kekuatan angkat Stoop Lift.

Page 208: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 180

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.5. Posisi Lengan dan Kaki Squat Lift (Kiri) & One Knee Lift (Kanan)

Gambar 5.6. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Jenis Handling

*Posisi Tangan Terhadap Beban Maksimal untuk Posisi Tangan B

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan

A*jenis handling pada gambar 5.6 di atas, nampak bahwa untuk jenis handling rata-

Page 209: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 181

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

keras-diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat

angkat maksimal) adalah Squat Lift, diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan

Stoop Lift pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil,

metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah

Squat Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi

terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat

terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah Stoop Lift,

diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan Squat Lift pada posisi terakhir.

Pada jenis handling rata-keras-diameter kecil maupun rata-lunak-diameter

kecil, dengan posisi tangan B, metode squat lift menghasilkan kekuatan angkat

maksimal, karena kekuatan angkat yang disalurkan oleh telapak tangan subjek yang

memegang handle dari bawah tersalurkan dengan baik ke dinamometer. Hal ini juga

didukung oleh stabilnya genggaman telapak tangan pada posisi tangan metode

angkat ini oleh karena posisi lengan bawah yang menopang beban dengan sudut

tertentu terhadap sumbu horizontal, sehingga kekuatan angkatnya tidak terlalu

terganggu oleh handle karet maupun handle dinamometer yang standar. Kemantapan

genggaman tersebut ditunjang pula oleh kekuatan angkat dari dua kaki subjek,

dimana mengangkat dengan kekuatan topang kedua kaki merupakan ciri khas Squat

Lift. Kekuatan angkat dari kedua kaki itulah yang membuatnya lebih unggul daripada

One Knee Lift yang relatif lebih mengandalkan kekuatan angkat dari salah satu kaki

terkuat.

Walaupun demikian, One Knee Lift lebih stabil dalam mengangkat objek

daripada Squat Lift, sebagai implikasi dari postur salah satu kaki berlutut yang

merupakan ciri khas metode itu. Oleh karena kestabilan inilah, sehingga kekuatan

angkat One Knee Lift bisa melampaui Squat Lift pada jenis handling Styrofoam,

dimana handling Styrofoam amat rawan menimbulkan ketidakstabilan dan slip saat

diangkat, oleh karena tekstur Styrofoam granule yang menyusunnya.

Akan tetapi, dalam hal ini ternyata One Knee Lift masih diungguli oleh Stoop

Lift. Hal ini bisa terjadi karena posisi tangan B yang menopang dari bawah handling

dapat membantu subjek mengangkat dinamometer dengan handling Styrofoam

Page 210: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 182

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

memakai metode Stoop Lift dengan stabil. Lain halnya seperti pada pembahasan

posisi tangan A dimana metode Stoop Lift tidak bisa diandalkan dalam memberi

kekuatan angkat maksimal saat mengangkat dinamometer dengan handling

Styrofoam, oleh karena grip telapak tangan yang kurang baik.

Perbandingan antara metode angkat tersebut dapat dilihat pada tabel 5.24.

Tabel 5.24. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi

Tangan A dan B untuk Variabel Dependen Berat Angkat Maksimal

Rating Nilai Berat Angkat Maksimal

Jenis Handling Posisi

Tangan Tinggi Sedang Kurang

Rata-Keras-

Diameter Kecil

A Stoop Lift Squat Lift One Leg Lift

B Squat Lift One Leg Lift Stoop Lift

Rata-Lunak-

Diameter Kecil

A Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift

B Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

A One Leg Lift Squat Lift Stoop Lift

B Stoop Lift One Leg Lift Squat Lift

Page 211: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 183

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.7. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Posisi Tangan

Terhadap Beban Maksimal

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor posisi tangan*jenis handling pada

gambar 5.7 di atas, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-diameter kecil,

posisi tangan terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah

posisi A, dan posisi B pada kedudukan terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-

lunak-diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat

angkat maksimal) adalah posisi A, dan posisi B pada kedudukan terakhir. Terakhir,

untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik

(berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah posisi A, dan posisi B

pada kedudukan terakhir. Gambar 5.7 ini menguatkan hasil yang tergambar pada

gambar 5.1, dimana untuk semua jenis handling, posisi tangan B tetap lebih

dianjurkan dibanding posisi tangan A.

Posisi tangan B lebih baik daripada A dalam hal menghasilkan beban angkat

maksimal pada segala jenis handling, karena dengan posisi ini subjek dapat

Page 212: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 184

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

memegang batang handle dinamometer secara lebih mantap, oleh karena seluruh

permukaan telapak tangan dapat menopang batang handle dinamometer, apapun

modifikasi handle yang dilakukan terhadapnya. Lain halnya dengan posisi tangan A,

dimana telapak tangan subjek hanya bisa memegang ujung dari batang handle

dinamometer, sehingga kekuatan angkat yang tersalurkan pun menjadi berkurang.

Gambar 5.8. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Jenis Handling*Metode Angkat

Terhadap Beban Maksimal

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*jenis handling pada

gambar 5.8, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-diameter kecil, metode

angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah Squat

Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi terakhir.

Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode angkat terbaik

(berdasarkan besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah Squat Lift, diikuti oleh

Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi terakhir. Terakhir, untuk

Page 213: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 185

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik (berdasarkan

besarnya variabel berat angkat maksimal) adalah one leg lift, diikuti oleh Squat Lift

pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.

Pada jenis handling rata-keras-diameter kecil maupun rata-lunak-diameter

kecil, dengan posisi tangan B, metode squat lift menghasilkan kekuatan angkat

maksimal, karena kekuatan angkat yang disalurkan oleh telapak tangan subjek

tersalurkan dengan baik ke dinamometer oleh karena postur lengan metode angkat

ini-sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, demikian halnya dengan One

Knee Lift. Bedanya, kekuatan angkat Squat Lift dalam konteks ini lebih besar dari

pada One Knee Lift, oleh karena kekuatan angkat yang bersumber dari dua kaki

subjek, dimana mengangkat dengan kekuatan topang kedua kaki merupakan ciri khas

Squat Lift. Kekuatan angkat dari kedua kaki itulah yang membuatnya lebih unggul

daripada One Knee Lift yang relatif lebih mengandalkan kekuatan angkat dari salah

satu kaki terkuat. Stoop Lift masih bisa lebih unggul dari pada One Knee Lift karena

postur lengan dalam metode ini yang vertikal menjulur ke bawah dan langsung

mengangkat dinamometer ke atas dengan langsung dibantu oleh batang tubuh. Akan

tetapi, konsekuensinya adalah kemungkinan cedera yang lebih besar pada bagian

lumbar (L5/S1) sebagai titik tumpuan batang tubuh ke pinggang.

Namun, pada jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, ternyata metode

angkat One Knee Lift bisa mengungguli kedua metode lainnnya. Hal tersebut

mungkin terjadi karena handle jenis ini mampu meredam dengan cukup baik

kekuatan angkat bilamana diangkat dengan postur angkat yang kurang stabil. Oleh

karena One Leg Lift merupakan metode angkat dalam penelitian ini yang paling

stabil oleh karena posisi kaki dan tangannya (lihat gambar 5.5), permasalahan ini

bukan sesuatu yang signifikan dapat meredam kekuatan angkat. Lain halnya dengan

kedua metode angkat lainnya.

Page 214: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 186

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.25. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Jenis

Handling Tanpa Mempertimbangkan Faktor Posisi Tangan

Rating Nilai Berat Angkat Maksimal

Jenis Handling Tinggi Sedang Rendah

Rata-Keras-

Diameter Kecil

Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift

Rata-Lunak-

Diameter Kecil Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar One Leg Lift Squat Lift Stoop Lift

Hasil perbandingan metode angkat yang ditunjukkan pada tabel 5.25 ternyata

menampilkan hasil yang agak berbeda dibanding yang ditampilkan pada tabel 5.24,

kecuali pada jenis handling rata-lunak-diameter kecil. Sejauh ini, pembahasan pada

subbab ini tetap akan memakai hasil pada tabel 5.24 sebagai penyimpulan akan

teknik angkat terbaik untuk menghasilkan berat angkat maksimum. Dapat diputuskan

demikian karena hasil pada tabel 5.25 hanya mempertimbangkan 2 faktor, sementara

penelitian ini mempertimbangkan 3 faktor. Selain itu, menurut Uji ANOVA dengan

variabel dependen berat angkat maksimal, interaksi faktor metode angkat*posisi

tangan*jenis handling terukur lebih memiliki pengaruh signifikan bagi berat angkat

maksimal bila dibandingkan dengan interaksi faktor metode angkat*jenis handling.

5.3.2. Analisa Hasil Eksperimen secara Grafis untuk Variabel Dependen

Kenyamanan Angkat

Bagian ini juga akan membahas mengenai grafik perbandingan rataan

variabel dependen antar taraf faktor yang dihasilkan setelah proses Uji ANOVA

dengan menggunakan software SPSS 21. Maka, untuk variabel dependen

kenyamanan angkat, akan ditampilkan 3 grafik yang masing-masing mewakili faktor

dan interaksi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap nilai kenyamanan angkat.

Page 215: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 187

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.9. Grafik Pengaruh Faktor Jenis Handling Terhadap Kenyamanan

Angkat

Menurut grafik pengaruh faktor jenis handling terhadap kenyamanan angkat

pada gambar 5.9 nampak bahwa rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat

dirasakan oleh subjek saat mengangkat benda dengan handling rata-keras-diameter

kecil lebih besar daripada rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat dilakukan

oleh subjek saat mengangkat benda dengan handling rata-lunak-diameter kecil.

Sementara itu, rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat dirasakan oleh subjek

saat mengangkat benda dengan handling rata-lunak-diameter kecil lebih besar

daripada rata-rata nilai kenyamanan angkat yang dapat dilakukan oleh subjek saat

mengangkat benda dengan handling tak rata-lunak-diameter besar. Jenis handling

rata-keras-diameter kecil menghasilkan rata-rata nilai kenyamanan angkat sekitar 100

poin, sementara jenis handling rata-lunak-diameter kecil mampu menghasilkan rata-

Page 216: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 188

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

rata kenyamanan angkat sekitar 94 poin, dan jenis handling tak rata-lunak-diameter

besar mampu menghasilkan rata-rata kenyamanan angkat sekitar 90 poin. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum –terlepas dari pengaruh faktor metode angkat

dan/atau posisi tangan- jenis handling tak rata-lunak-diameter besar lebih dianjurkan

untuk dipakai oleh para pelaku aktivitas pengangkatan manual di lapangan, bila

ditinjau dari segi kenyamanan pengangkatan.

Handling rata-keras-diameter kecil menghasilkan kenyamanan angkat

tertinggi oleh karena ukuran diameternya yang mudah digenggam tangan, kemudian

juga oleh karena sifatnya yang keras, sehingga relatif mantap digenggam. Jenis

handling tak rata-lunak-diameter besar menghasilkan kenyamanan pengangkatan

terkecil karena sifat bahan penyusunnya (serpihan styrofoam) yang mengakibatkan

ketidakstabilan genggaman saat pengangkatan, dimana hal ini selain mengurangi

kekuatan angkat, juga mengurangi kenyamanan pengangkatan, karena subjek harus

terus berusaha menyeimbangkan genggamannya selama mengangkat objek..

Gambar 5.10. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

A*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat

Page 217: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 189

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan

A*jenis handling pada gambar 5.10, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-

diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel kenyamanan

angkat) adalah Stoop Lift, diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan Squat Lift

pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode

angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah

Squat Lift, diikuti oleh one leg lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi

terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat

terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah one leg

lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan Squat Lift pada posisi terakhir.

Untuk posisi tangan A, dimana telapak tangan menggenggam handle

dinamometer dari samping, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-diameter

kecil, Stoop Lift menghasilkan nilai kenyamanan angkat terbaik. Hal ini dapat terjadi

karena sifat handle ini yang relatif mudah digenggam tanpa usaha keras untuk

menstabilkannya selama pengangkatan, cocok untuk diangkat dengan metode Stoop

Lift yang notabene relatif menimbulkan daya angkat yang kuat, namun kurang stabil,

karena sebenarnya pengangkatan dengan metode ini ditopang oleh lumbar sebagai

poros angkat. Posisi tangan yang menggenggam bagian samping handling

dinamometer juga menunjang unggulnya stoop lift dalam konteks ini, mengingat

posisi lengan postur metode angkat ini yang relatif menjulur vertikal kebawah,

sehingga telapak tangan dapat dengan leluasa dan tanpa hambatan memegang handle

dinamometer dengan posisi A.

Pada handle rata-lunak-diameter kecil, yang terbuat dari karet, metode angkat

Squat Lift menghasilkan keunggulan terbaik dari segi kenyamanan angkat daripada

dua metode lainnya. Dapat dikatakan demikian karena posisi lengan bawah pada

metode ini yang membentuk sedikit sudut tertentu terhadap sumbu horizontal,

dimana posisi ini cukup stabil dalam mengangkat handling berlapis karet ini,

sehingga menghasilkan suatu kenyamanan pengangkatan. One Knee Lift tidak unggul

dalam hal ini karena ketidaknyamanan pada bagian lutut yang menopang tubuh

Page 218: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 190

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

selama melakukan aktivitas pengangkatan. Metode Stoop Lift lebih sedikit lagi

memberikan kenyamanan pengangkatan, karena metode ini kurang bisa mengatasi

ketidakstabilan pengangkatan yang cukup parah akibat jenis handling karet dan

posisi tangan A, dimana posisi tangan ini hanya memegang ujung handle

dinamometer saja.

Namun, untuk handling Styrofoam, ternyata metode angkat One Knee Lift lah

yang bisa memberikan kenyamanan pengangkatan terbaik. Hal ini dapat terjadi

karena postur metode ini memeberikan kestabilan pengangkatan yang amat

diperlukan dalam mengangkat handling Styrofoam yang mudah menimbulkan slip

pada telapak tangan saat diangkat, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan oleh

karena ketidakstabilan pengangkatan.

Gambar 5.11. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

B*Jenis Handling Terhadap Kenyamanan Angkat

Page 219: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 191

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan

B*jenis handling pada gambar 5.11, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-

diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel kenyamanan

angkat) adalah one leg lift, diikuti oleh Squat Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift

pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode

angkat terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah

one leg lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan Squat Lift pada posisi

terakhir. Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat

terbaik (berdasarkan besarnya variabel variabel kenyamanan angkat) adalah Squat

Lift, diikuti oleh Stoop Lift pada posisi kedua, dan one leg lift pada posisi terakhir.

Grafik pada gambar 5.11 juga memperkuat argumen yang digambarkan pada gambar

5.9, oleh karena nampak bahwa jenis handling nilai kenyamanan pengangkatan

secara berurutan dari besar ke kecil adalah sebagai berikut: rata-keras-diameter kecil,

rata-lunak-diameter kecil, dan tak rata-lunak-diameter besar.

Pada posisi tangan B, baik untuk handling rata-keras-diameter kecil

(handling standar dinamometer), maupun yang bersifat rata-lunak-diameter kecil

(handling karet), metode angkat One Knee Lift menimbulkan kenyamanan angkat

terbaik. Hal ini dapat terjadi karena tumpuan tubuh pada metode ini yang

mengandalkan posisi kaki berlutut dengan satu kaki sebagai penopang, lain halnya

dengan stoop lift yang mengandalkan bagian lumbar (L5/S1) sebagai poros dan titik

tumpu pergerakan pengangkatan, sehingga bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada

lumbar, maupun pada squat lift, yang meski aman bagi lumbar (L5/S1), namun bisa

berpeluang menimbulkan ketidaknyamanan pada kedua kaki sebagai penopang

utama dan sumber primer tenaga pengangkatan, terutama pada bagian ankle dan otot

paha, serta otot betis.

Akan tetapi, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar (handling

styrofoam), ternyata squat lift lebih unggul daripada kedua metode lainnya. Hal ini

dapat terjadi karena metode yang mengandalkan daya tolak kedua kaki subjek dalam

melakukan aktivitas pengangkatan tersebut menghasilkan kekuatan angkat yang

Page 220: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 192

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

relatif cukup besar untuk mengangkat handling Styrofoam ke atas tanpa terlalu

terganggu oleh daya lawan serta ketidakteraturan bentuk dari Styrofoam itu sendiri,

yang berpeluang menimbulkan ketidaknyamanan. Di samping itu, metode ini juga

lebih aman dalam artian tidak berpeluang menimbulkan cedera pada bagian tubuh

yang rawan seperti lumbar (L5/S1), dimana resiko cedera ini cukup besar dialami

subjek bila memakai metode Stoop Lift. Di lain pihak, metode One Knee Lift ternyata

menghasilkan nilai kenyamanan yang rendah. Hal ini mungkin dikarenakan metode

yang mengandalkan satu kaki sebagai sumber tenaga angkat utama ini kurang bisa

menghasilkan kekuatan angkat yang relatif cukup besar untuk mengangkat handling

Styrofoam ke atas tanpa terlalu terganggu oleh daya lawan serta ketidakteraturan

bentuk dari Styrofoam itu sendiri, dimana hal itu berpeluang menimbulkan

ketidaknyamanan. Masalah ketidaknyamanan yang sering dialami subjek saat

menjalani metode angkat ini juga adalah rasa nyeri pada lutut bersentuhan

permukaan tanah untuk menopang tubuh.

Tabel 5.26. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi

Tangan A dan B untuk Variabel Dependen Kenyamanan Angkat

Rating Kenyamanan Angkat

Jenis Handling Posisi

Tangan Tinggi Sedang Rendah

Rata-Keras-

Diameter Kecil

A Stoop Lift One Leg Lift Squat Lift

B One Leg Lift Squat Lift Stoop Lift

Rata-Lunak-

Diameter Kecil

A Squat Lift One Leg Lift Stoop Lift

B One Leg Lift Stoop Lift Squat Lift

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

A One Leg Lift Stoop Lift Squat Lift

B Squat Lift Stoop Lift One Leg Lift

Page 221: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 193

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.3.3. Analisis Korelasi Antara Variabel Berat Angkat Maksimum dan

Kenyamanan Angkat

Penelitian ini menghasilkan rating nilai berat angkat maksimum dan

kenyamanan pengangkatan dengan kriteria higher better untuk Variabel berat angkat

maksimum dan kenyamanan angkat, sebagaimana yang ditunjukkan pada subbab

5.3.1 dan 5.3.2. Berdasarkan rating yang ditunjukkan pada tabel 5.24 dan 5.26, dapat

dicermati bahwa nilai berat angkat maksimum dan kenyamanan pengangkatan tidak

selalu berkorelasi positif. Metode angkat stoop lift pada jenis handling rata-keras-

diameter kecil dengan posisi tangan A menghasilkan nilai berat angkat maksimal dan

nilai kenyamanan pengangkatan yang sama-sama tinggi, hal ini merupakan salah satu

contoh korelasi positif dari kedua variabel dependen tersebut. Korelasi ini

menunjukkan bahwa untuk perlakuan jenis handling dan posisi tangan demikian,

maka metode angkat stoop lift menghasilkan nilai berat angkat maksimal dan

kenyamanan pengangkatan yang maksimal.

Akan tetapi, metode angkat squat lift pada jenis handling tak rata-lunak-

diameter besar dengan posisi tangan B menghasilkan nilai berat angkat maksimal

yang kurang, namun menghasilkan nilai kenyamanan pengangkatan yang tinggi.

Korelasi ini menunjukkan bahwa untuk perlakuan jenis handling dan posisi tangan

demikian, maka metode angkat squat lift menghasilkan nilai kenyamanan

pengangkatan yang maksimal. Namun mengorbankan kemampuan kekuatan angkat

objek pelaksananya. Akan tetapi keputusan mengenai metode angkat terbaik yang

bisa mengoptimalkan kenyamanan pengangkatan sekaligus kemampuan angkat

maksimum baru dapat ditentukan setelah mengikutsertakan analisis pada sub bab 5.4

berikut ini.

5.4. Analisa Mengenai Hasil Pengolahan Data Chaffin Planar Static Model

5.4.1. Analisa dengan Pendekatan Compression Force Mengenai Hasil

Pengolahan Data Chaffin’s Planar Static Model

Hasil pengolahan data dengan memakai metode Chaffin Planar Static Model

yang telah ditampilkan sebelumnya pada bab 4 telah memberikan hasil berupa

Page 222: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 194

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Compression Force dan Shear Force pada bagian lumbar (L5/S1) subjek. Subbab ini

akan mengolah dan menganalisa data tersebut sehingga dapat digunakan untuk

mengkaji metode angkat yang relatif paling aman. Analisa tersebut diawali dengan

melakukan perhitungan pembagian antara Compression Force dengan Load Weight,

sehingga akan didapatkan nilai Compression Force secara murni (FCmurni), tanpa

intervensi nilai Weight Load. Berikut ini adalah contoh perhitungannya, berdasarkan

perlakuan metode angkat Squat Lift, posisi tangan A, dan jenis handling rata-keras-

diameter kecil.

FCmurni = ……… (38) = 40,607

Tabel 5.27. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Nilai FCmurni (Satuan Newton)

Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B Posisi A Posisi B

Rata-

Keras-Ø

Kecil

18.034 17.795 20.110 18.728 36.475 35.484

18.895 16.431 22.116 18.337 33.472 34.393

17.646 15.946 18.662 17.885 32.968 27.491

Mean 18.192 16.724 20.296 18.317 34.305 32.456

Rata-

Lunak- Ø

Kecil

19.208 16.183 18.971 17.393 43.375 37.880

19.827 17.390 21.048 19.737 54.061 31.118

19.161 15.919 22.797 20.558 32.086 21.948

Mean 19.399 16.497 20.939 19.229 43.174 30.315

Tak Rata-

Lunak- Ø

Besar

15.829 19.136 20.260 19.002 39.276 22.387

15.755 16.141 17.774 18.021 39.266 30.687

18.951 20.361 17.408 20.497 59.086 26.521

Mean 16.845 18.546 18.481 19.173 45.876 26.532

Page 223: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 195

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.12. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

A*Jenis Handling Terhadap Compression Force

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan

A*jenis handling pada gambar 5.12, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-

diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression

Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift

pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode

angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift,

diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.

Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik

(berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One

Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.

Page 224: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 196

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.13. Grafik Pengaruh Interaksi Faktor Metode Angkat*Posisi Tangan

B*Jenis Handling Terhadap Compression Force

Menurut grafik pengaruh interaksi faktor metode angkat*posisi tangan

B*jenis handling pada gambar 5.13, nampak bahwa untuk jenis handling rata-keras-

diameter kecil, metode angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression

Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift

pada posisi terakhir. Lalu, untuk jenis handling rata-lunak-diameter kecil, metode

angkat terbaik (berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift,

diikuti oleh One Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.

Terakhir, untuk jenis handling tak rata-lunak-diameter besar, metode angkat terbaik

(berdasarkan kecilnya nilai Compression Force) adalah Squat Lift, diikuti oleh One

Knee Lift pada posisi kedua, dan Stoop Lift pada posisi terakhir.

Page 225: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 197

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.28. Perbandingan Metode Angkat yang dianjurkan Antara Posisi

Tangan A dan B untuk Variabel Dependen Compression Force

Rating Keamanan Pengangkatan Berdasarkan

Nilai Compression Force

Jenis Handling Posisi

Tangan Tinggi Sedang Rendah

Rata-Keras-

Diameter Kecil

A Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

B Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Rata-Lunak-

Diameter Kecil

A Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

B Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

A Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

B Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

5.4.2 Analisa Keterkaitan Panjang Lengan Gaya Terhadap Gangguan pada

Bagian Lumbar

Selain itu, analisa terkait Chaffin’s Planar Static Model juga dapat

diperdalam dengan mencermati faktor panjang lengan gaya yang terbentuk dari

posisi titik berat beban angkat menuju posisi siku, bahu, dan lumbar (L5/S1) sebagai

titik-titik tumpu bagian tubuh dalam melakukan pengangkatan manual. Oleh karena

Compression Force pada L5/S1 sebenarnya amat dipengaruhi oleh lengan-lengan

gaya tersebut, maka hal tersebut perlu dianalisa pula dalam penelitian ini. Semakin

panjang lengan gaya, relatif semakin besar pula momen yang terjadi pada titik-titik

tumpu tubuh selama mengangkat, dan semakin besar pula Compression Force yang

kemungkinan diderita oleh pelaku pengangkatan manual yang menggunakan suatu

metode angkat.

Momen gaya yang besar pada bagian L5/S1 pada saat melakukan aktivitas

pengangkatan manual dapat menyebabkan cedera pada bagian lumbar, yang dikenal

dengan istilah low back pain. Adapun bagian yang cedera pada lumbar tersebut

terletak pada daerah intervertebral disc yang menghubungkan lumbar kelima dan

sacrum pertama (L5/S1).

Page 226: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 198

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.14. Ilustrasi Lengan Gaya yang Terbentuk Akibat Postur Tubuh

Suatu Metode Angkat

Gambar 5.15. Ilustrasi Bagian-Bagian Tubuh pada L5/S1

Page 227: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 199

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Gambar 5.16. Ilustrasi Terdesak Keluarnya Nucleus Pulposus sehingga

Menekan Saraf Tulang Belakang dan Menyebabkan Low Back Pain

Cedera pada daerah lumbar tersebut terjadi karena pada saat bagian

intervertebral disc menerima compression force akibat pengangkatan sebesar lebih

dari 3400 N (Chaffin & Anderson, 1984) dan torsi yang besarnya berbanding lurus

dengan compression force tersebut, sehingga inti dari disc tersebut, yang dikenal

dengan istilah nucleus pulposus, akan terdesak keluar dari posisi aslinya di tengah-

tengah intervertebral disc, sehingga menonjol keluar dari disc, dan menekan saraf

tulang belakang yang terletak pada vertebral foramen pada ruas tulang belakang

L5/S1, sebagaimana yang diilustrasikan dalam gambar 5.16. Hal inilah yang

menyebabkan sakit pada bagian lumbar, yang dikenal dengan istilah low back pain.

Gejala dari low back pain ini pada umumnya berupa rasa nyeri di lumbar yang terjadi

pada saat akan berdiri atau berjalan. Maka, analisis Compression Force seperti pada

subbab 5.4.1 dan analisis panjang lengan gaya penyebab momen torsi pada L5/S1

pada subbab 5.4.2 perlu dipertimbangkan untuk mencari metode pengangkatan

manual yang relatif menimbulkan resiko cedera yang lebih kecil bagi pelaku

pengangkatan.

Page 228: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 200

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Untuk melakukan perhitungan dan analisa akan momen tersebut, maka perlu

diketahui terlebih dahulu dimensi panjang dari bagian lengan atas, lengan bawah, dan

batang tubuh, serta sudut-sudut dari bagian-bagian tubuh tersebut untuk setiap jenis

metode pengangkatan. Perlu diketahui bahwa penelitian ini dibatasi pada 3 macam

metode angkat, yakni Squat Lift, Stoop Lift, dan One Knee Lift. Sehingga, analisis

mengenai lengan gaya Chaffin Planar Static Model ini juga hanya diterapkan pada

ketiga macam metode angkat tersebut. Tabel 5.29 berikut ini menunjukkan sudut-

sudut standar dari ketiga metode angkat itu.

Tabel 5.29. Rangkuman Sudut-Sudut Standar Metode Angkat terhadap Sumbu

Horizontal

Metode

Angkat

Sudut Standar

Siku Bahu Pinggang

Squat 20 75 70

One knee 0 60 50

Stoop 70 80 0

Penentuan panjang dimensi panjang bagian tubuh lengan bawah, lengan atas,

dan batang tubuh dilakukan dengan cara merata-rata panjang dimensi tubuh

bersangkutan dari data panjang bagian tubuh yang telah ditampilkan pada bab 4.

Sehingga, didapatkan nilai panjang lengan bawah sebesar 0,27 m, panjang lengan

atas sebesar 0,31 m, dan panjang batang tubuh sebesar 0,51 m. Berikut ini rumus

perhitungan lengan gaya (l) sekaligus contoh perhitungannya untuk lengan gaya

Squat Lift.

l = pbagian_tubuh x cos(θbagian_tubuh)……….. (39)

l = 0,51 x cos(70o) = 0,174 m

Page 229: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 201

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

Tabel 5.30. Rangkuman Lengan-Lengan Gaya yang Terbentuk dari Ketiga

Metode Angkat dalam Penelitian ini (Satuan meter)

Metode Angkat

Bagian Tubuh

Jumlah Lengan

Bawah

Lengan

Atas

Batang

Tubuh

Squat 0.252 0.081 0.174 0.508

One knee 0.269 0.157 0.327 0.753

Stoop 0.092 0.055 0.508 0.655

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.30, maka dapat diketahui bahwa

metode yang menghasilkan lengan gaya terpendek, sehingga relatif lebih aman

secara teoritis bagi bagian lumbar (L5/S1) pemakai metode ini adalah metode Squat

Lift, diikuti oleh Stoop Lift, dan One Knee Lift. Bila dicermati lebih lanjut per poros

lengan gaya seperti siku (poros lengan gaya pada lengan bawah) dan bahu (poros

lengan gaya pada lengan atas), maka dapat dikatakan bahwa metode angkat yang

relatif paling menghasilkan momen gaya yang kecil bagi siku dan bahu adalah Stoop

Lift, diikuti oleh Squat Lift, dan One Knee Lift. Sementara itu, untuk bagian lumbar,

sebagai poros dari batang tubuh, metode angkat yang relatif menimbulkan momen

gaya minimal adalah Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift, dan Stoop Lift.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa dari segi keamanan pengangkatan, metode

angkat Squat Lift paling tinggi ratingnya, metode Stoop Lift diberi rating sedang, dan

metode angkat One Knee Lift diberi rating rendah. Kesimpulan tersebut berlaku

untuk ketiga metode pengangkatan yang diteliti dalam penelitian ini, terlepas dari

faktor handling maupun posisi tangan yang digunakan oleh pelaku pengangkatan

manual. Hal ini dapat diterima secara logis karena dengan metode squat lift, posisi

benda yang diangkat relatif dekat dengan lumbar (L5/S1) bila dibandingkan dengan

kedua metode lainnya yang diteliti, sehingga berpeluang menimbulkan compression

force yang lebih minim bagi L5/S1. Implikasinya bagi kesehatan pelaku

pengangkatan manual adalah lebih kecilnya peluang timbulnya penyakit nucleus

pulposus pada intervertebral disc L5/S1 bila memakai metode pengangkatan squat

lift.

Page 230: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 202

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

5.5. Penggabungan Analisis dengan Pendekatan Eksperimental dan

Biomekanika

Pembahasan mengenai metode angkat yang dianjurkan pada bagian 5.2

(pendekatan eksperimental) dan 5.3 (pendekatan biomekanika) memuat hasil usulan

metode pengangkatan yang berbeda-beda. Suatu metode angkat dapat dianjurkan

dalam suatu analisa, tetapi bisa tidak dianjurkan dalam analisa lain yang berbeda

variabel dependennya, tetapi masih dalam kombinasi perlakuan yang sama. Maka,

untuk mendapatkan suatu usulan metode angkat yang bersifat generik, akan

dilakukan pemberian skor bagi metode-metode angkat untuk setiap analisa pada

bagian 5.2 dan 5.3. Setiap predikat “tinggi” dihargai 5 poin, “sedang” 3 poin, dan

“rendah” 1 poin.

Tabel 5.31. Perhitungan Skor Metode Angkat yang Dianjurkan Secara Generik

Jenis Handling Posisi

Tangan Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Rata-Keras-

Diameter Kecil

A 1+3+5+5+5 3+1+3+1+1 5+5+1+3+3

B 3+5+5+5+5 5+3+3+1+1 1+1+1+3+3

Rata-Lunak-

Diameter Kecil

A 5+5+5+5+5 3+1+3+1+1 1+3+1+3+3

B 1+5+5+5+5 5+1+3+1+1 3+3+1+3+3

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

A 1+3+5+5+3 5+5+3+1+5 3+1+1+3+1

B 5+1+5+5+3 1+3+3+1+5 3+5+1+3+1

Tabel 5.31 menunjukkan proses penjumlahan skor untuk setiap metode

angkat pada jenis handling dan posisi tangan tertentu. Skor pertama diambil

berdasarkan tabel 5.24 dengan kriteria untuk memaksimasi berat angkat maksimum.

Skor kedua diambil dari tabel 5.26 dengan kriteria untuk memaksimasi kenyamanan

angkat. Lalu, skor ketiga diambil dari tabel 5.28, dengan tujuan untuk meminimasi

Compression Force pada bagian lumbar (L5/S1). Skor keempat diambil dari tabel

5.30 dengan tujuan untuk meminimasi panjang lengan gaya saat mengangkat secara

manual, skor ditambahkan pada setiap metodenya tanpa mempertimbangkan jenis

handling dan posisi tangan. Kemudian, skor terakhir diambil dari tabel 5.25, dimana

Page 231: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 203

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

skor ditambah pada setiap metode dengan jenis handling tertentu, tanpa

mempertimbangkan posisi tangan.

Perhitungan rekapitulasi rating yang telah dijelaskan pada paragraph

sebelumnya ini menunjukkan bahwa hasil penilaian dari segi biomekanika

menunjukkan hasil yang cukup seragam, dimana metode angkat squat lift merupakan

metode angkat terbaik untuk kondisi pengangkatan non spesifik. Hal ini berbeda

dengan hasil penilaian dari segi eksperimen, dimana metode angkat yang terbaik

nilainya tidak selalu squat lift. Hal ini menyatakan bahwa secara teoritis (melalui

perhitungan chaffin’s planar static model) metode squat lift baik digunakan untuk

pengangkatan manual secara umum. Namun dalam kondisi pelaksanaan

pengangkatan secara nyata, banyak kondisi-kondisi lain yang menyebabkan

pemakaian metode squat lift tidak menghasilkan pengangkatan yang optimal.

Tabel 5.32. Rekapitulasi Skor Metode Angkat yang Dianjurkan Secara Generik

Jenis Handling Posisi

Tangan Squat Lift One Knee Lift Stoop Lift

Rata-Keras-

Diameter Kecil

A 19 9 17

B 23 13 9

Rata-Lunak-

Diameter Kecil

A 25 9 11

B 21 11 13

Tak Rata-Lunak-

Diameter Besar

A 17 19 9

B 19 13 13

Jumlah 124 74 72

Hasil perhitungan skor yang ditunjukkan pada tabel 5.32 menunjukkan bahwa

secara generik metode angkat yang cenderung paling baik dari segi kekuatan angkat,

kenyamanan angkat, minimasi Compression Force pada L5/S1, dan keamanan

angkat adalah metode angkat Squat Lift, terlepas dari segala kondisi-kondisi lain

yang menyebabkan pemakaian metode squat lift tidak menghasilkan pengangkatan

yang optimal.

Tabel 5.32 juga mengimplikasikan beberapa hal sebagai berikut:

Page 232: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB V ANALISA 204

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

1. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-keras-diameter kecil,

dengan posisi tangan A, maka dianjurkan memakai Squat Lift.

2. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-keras-diameter kecil,

dengan posisi tangan B, maka dianjurkan memakai Squat Lift.

3. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-lunak-diameter kecil,

dengan posisi tangan A, maka dianjurkan memakai Squat Lift.

4. Bilamana mengangkat objek dengan handling rata-lunak-diameter kecil,

dengan posisi tangan B, maka dianjurkan memakai Squat Lift.

5. Bilamana mengangkat objek dengan handling tak rata-lunak-diameter besar,

dengan posisi tangan A, maka dianjurkan memakai One Knee Lift.

6. Bilamana mengangkat objek dengan handling tak rata-lunak-diameter besar,

dengan posisi tangan B, maka dianjurkan memakai Squat Lift.

Anjuran lainnya yang didapat dari penelitian ini adalah menggunakan posisi

tangan B untuk menghasilkan kekuatan pengangkatan maksimum yang besar. Selain

itu, oleh karena didapatkan hasil bahwa jenis handling rata-keras-diameter kecil

merupakan jenis handling paling nyaman, maka objek-objek dengan tipe handling

lain yang akan diangkat secara manual sebaiknya dimodifikasi handling-nya

sehingga memenuhi kondisi jenis handling rata-keras-diameter kecil, seperti

misalnya dengan menaruh objek bersangkutan pada suatu wadah atau carrier yang

memiliki jenis handling rata-keras-diameter kecil.

Page 233: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil eksperimen, pengolahan data, dan analisa yang telah dilakukan pada

bab empat dan lima telah menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut,

dimana kesimpulan-kesimpulan ini juga ditarik dengan menimbang tujuan dari

penelitian ini.

1. Nilai berat angkat maksimum dipengaruhi secara signifikan pada tingkat

signifikansi 0,05 oleh faktor posisi tangan, serta interaksi faktor metode

angkat*posisi tangan*jenis handling. Sementara itu, pada tingkat signifikansi

0,1 berat angkat maksimum dipengaruhi secara signifikan oleh interaksi

faktor posisi tangan*jenis handling, dan metode angkat*jenis handling.

2. Nilai kenyamanan angkat dipengaruhi secara signifikan pada tingkat

signifikansi 0,05 oleh faktor jenis handling. Sementara itu, pada tingkat

signifikansi 0,1 berat angkat maksimum dipengaruhi secara signifikan oleh

interaksi faktor metode angkat*posisi tangan*jenis handling.

3. Taraf faktor posisi tangan sirkumduksi dan supinasi dapat dikatakan berbeda

signifikan, sementara itu, taraf faktor jenis handling rata-keras-diameter kecil

berbeda signifikan terhadap jenis handling tak rata-lunak-diameter besar.

4. Prediksi atas nilai berat angkat maksimal dapat diperoleh dengan melakukan

regresi dummy faktor posisi tangan, interaksi faktor metode angkat*posisi

tangan*jenis handling, dan interaksi faktor posisi tangan*jenis handling.

5. Prediksi atas nilai kenyamanan angkat dapat diperoleh dengan melakukan

regresi dummy faktor jenis handling.

6. Hasil analisis Chaffin’s Planar Static Model dalam penelitian ini menyatakan

bahwa metode angkat yang paling aman bagi bagian lumbar (L5/S1) adalah

Squat Lift, diikuti oleh One Knee Lift, dan terakhir –yang paling beresiko

menimbulkan cedera L5/S1- Stoop Lift.

205

Page 234: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 206

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Pengangkatan Objek Secara Manual

Melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffin’s Planar Static Model

7. Metode angkat manual yang terbaik secara generik adalah metode squat lift,

karena tidak menimbulkan Compression Force yang besar pada lumbar

(L5/S1), namun relatif tetap menghasilkan kekuatan angkat secara maksimal.

8. Posisi tangan yang paling berpeluang menghasilkan kekuatan angkat yang

besar adalah posisi tangan B, atau posisi supinasi.

9. Jenis handling yang paling nyaman adalah jenis handling rata-keras-diameter

kecil.

6.2. Saran

Menurut hasil kesimpulan yang telah dibuat, beserta dengan analisa dan

pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai

berikut bagi para pelaku aktivitas pengangkatan manual di lapangan.

1. Untuk aktivitas pengangkatan non-spesifik, dianjurkan memakai metode

angkat squat lift.

2. Bila memungkinkan sebaiknya menggunakan posisi tangan supinasi dalam

mengangkat objek, untuk menghasilkan daya angkat maksimal.

3. Handling objek angkat manual sebaiknya diusahakan bersifat rata-keras-

diameter kecil.

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya mendalami lebih lanjut regresi akan faktor-

faktor yang bisa mempengaruhi aktivitas pengangkatan manual, dengan

mempertimbangkan faktor lingkungan kerja.

Page 235: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

207

DAFTAR PUSTAKA

1. Achilles Tendon Rupture. (n.d.). Retrieved November 24, 2013, from

http://www.medicinenet.com/achilles_tendon_rupture/article.htm

2. Active Health Care Centres. (2006). Guide to Safe Lifting. Wasaga Beach: Active Health

Care Centres.

3. Bishop, R.D. & Hay, J.G. (1979). Basketball: the mechanics of hanging in the air.

Medicine and Science in Sports, 11(3), 274-277.

4. BMI Classification. (2000). Retrieved May 17, 2014, from

http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html

5. Bos, J., Kuijer, P.P.F.M., & Frings-Dresen, M.H.W. (2002). Group definition and

assessment of specific occupational demands concerning lifting, pushing, and pulling

based on a systematic literature search, Occupational and Environmental Medicine,

59(12), 800-806.

6. Bueche, Frederick J., Eugene Hecht. (1997). College Physics. NY: McGraw-Hill.

7. Chaffin, D.B. & Anderson, G.B. (1984). Occupational Biomechanics. NY: Wiley &

Sons.

8. Chaffin, D.B. & Park, K.S. (1973). A longitudinal study of low-back pain as associated

with occupational lifting factors, American Industrial Hygiene Association, 34, 513-525.

9. Chen, J., Lei, Y., Ding Z., & Wang, Z. (2004). The application of surface

electromyography in the assessment of ergonomic risk factors associated with manual

lifting tasks, Journal of Huazhong University Science Technology Medical Science,

24(6), 52-55.

10. Cochran, W.G., & Cox, G.M. (1992). Experimental Designs (2nd

Ed). NY: Wiley

Classics Library.

11. Contini, R., & Drillis, R. (1966). Biomechanics, Applied Mechanics Review, 7(2), 49-52.

12. Corlett, E.N., & Wilson, John R. (1995). Evaluation of Human Work (2nd

Ed). London:

Taylor & Francis.

13. Dempsey, Patrick G., & Maynard, Wayne S. (2005). Manual material handling: using the

liberty mutual table to evaluate these tasks, Professional Safety, 50(5), 20-25.

Page 236: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

208

14. Dul, J., & Weerdmeester, B.A. (1993). Ergonomics for Beginners: A Quick Reference

Guide. London: Taylor & Francis.

15. Hadi, Sutrisno. (1985). Metodologi Research (4th

Ed.). Yogyakarta: Yayasan Penerbit

Fakultas Psikologi UGM.

16. Hall, Susan J. (2003). Basic Biomechanics. NY: McGraw-Hill.

17. Jumlah Pekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2004-2013. (n.d.). Retrieved

October 18, 2013, from http://www.bps.go.id/jumlah-pekerja-menurut-status-pekerjaan-

utama.html

18. Klaim Semua Asuransi Jamsostek Naik. (n.d.). Retrieved October 15, 2013, from

http://www.haluankepri.com/tanjungpinang/42616-klaim-semua-asuransi-jamsostek-

naik.html

19. Kroemer, K.H.E., Kroemer, H.B., & Kroemer-Elbert, K.E. (2001). Ergonomics: How to

Design for Ease and Efficiency (2nd

Ed.). NJ: Prentice-Hall.

20. Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi UII. (2011). Modul Praktikum

Semester Genap 2010/2011. Yogyakarta: UII.

21. Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Unika Atma Jaya. (2011). Modul

Praktikum Semester Genap 2010/2011. Jakarta: FT UAJ.

22. Latipun. (2002). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

23. Manual Lifting:Historical Sources of Current Standards Regarding Acceptable Weights

of Lift. (n.d.). Retrieved October 25, 2013, from http://www.hazardcontrol.com/

factsheets/ml-mh/evolution-of-manual-lifting-standards

24. Materials Handling. (n.d.). Retrieved October 20, 2013, from

http://www.ohsinsider.com/materials-handling.html

25. McCormick, E.J., & Sanders, M.M. (1993). Human Factors in Engineering & Design

(7th ed.). NY: McGraw-Hill.

26. Norina, R. & Ratna, S.M. (2010). Perbaikan sistem kerja pemindahan kayu secara manual

melalui perancangan alat angkut dan penyangga mesin saw mill di perusahaan furniture

PT Dwipapuri Asri, Jurnal Metris, 11(1), 49-58.

27. Nurmianto, Eko. (1998). Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya (Edisi Pertama).

Jakarta: Guna Widya.

Page 237: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

209

28. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tinggi yang Ditamatkan Tahun 2004-2013.

(n.d.). Retrieved October 18, 2013, from http://www.bps.go.id/pengangguran-terbuka-

menurut-pendidikan-tinggi-yang-ditawarkan.html

29. Peningkatan Keselamatan Kerja di Indonesia ‘Harus Serius’. (n.d.). Retrieved October

19, 2013, from http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/10/131006

_garment_factory.shtml

30. Prabowo, Adi. (2008). Evaluasi Metode Kerja dengan Menggunakan Pendekatan

Biomekanika, Physiological, dan Psychophysical. Unpublished Undergraduate Theses.

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

31. Proper Lifting. (n.d.). Retrieved November 25, 2013, from

http://tricitiesspine.com/educational_resources/proper_lifting.html

32. Pulat, B.M. (1996). Fundamentals of Industrial Ergonomics. Illinois: Wafeland Press.

33. Richards, L.G., Olson, B., & Palmiter-Thomas P. (1996). Hom forearm position affects

grip strength, American Journal of Occupational Therapy, 50(2), 133-138.

34. Safe Lifting Techniques. (n.d.). Retrieved October 20, 2013, from

http://www.gonzaga.edu/Campus-Resources/Offices-and-Services-A-Z/Human-

Resources/Environmental-Health-And-Safety/Ergonomics/Safe-Lifting-Techniques.asp

35. Simple Solution Ergonomics for Construction Workers. (n.d.). Retrieved October 19,

2013, from http://www.elcosh.org/document/2056/d001051/Simple%2BSolutions%

253A%2BErgonomics%2Bfor%2BConstruction%2BWorkers.html

36. Savage, R.J., Best, S.A., Carstairs, G.L., & Ham, D.J. (2012). The relationship between

maximal lifting capacity and maximum acceptable lift in strength-based soldiering tasks.

Journal of Strength and Conditioning Research, doi: 10.1519/JSC.0b013e31825d7f5e.

37. Savitri, A., Mulyati, G.T., & Aziz, I.W.F. (2012). Evaluation of working postures at a

garden maintenance service to reduce musculoskeletal disorder risk (A case study of PT.

Dewijaya Agrigemilang Jakarta), Argoindustrial Journal, 1(1), 21-27.

38. Shamsul, B.M.T., & Tan, C.Y. (2012). Static lifting strength in different lifting postures

among Malaysian adults, Human Factors and Ergonomics in Manufacturing & Service

Indsutries, 22(3), 248-255.

Page 238: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

210

39. Snook, S.H., Ciriello, V.M. (1991). The design of manual handling tasks: revised tables

of maximum acceptable weights and forces, Ergonomics, 34(9), 1197-1213.

40. Sudjana. (2002). Desain dan Analisis Eksperimen, Edisi 4. Bandung: Tarsito.

41. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

42. Surata, I Wayan. (2013). Teknik squat dan stoop menggunakan electromyography pada

pekerjaan manual material handling, Jurnal Teknik Industri, 15(1), 33-38.

43. Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. H. (1979). Teknik Tata Cara

Kerja. Bandung: Departemen Teknik. Industri ITB.

44. Tayyari, & Smith, R.G. (1997). Occupational Ergonomics: Principles and Applications.

London: Chapman & Hall.

45. Timm, W.N., O’Driscoll, S.W. Johnson, M.E. & An K.N. (2003). Functional comparison

of pronation and supination strengths, Journal of Hand Therapy, 6(3), 190-193.

46. Tirtayasa, K., Adiputra, I.N., & Djestawana I.G.G. (2003). The change of working

posture in manggur decreases cardiovascular load and musculoskeletal complaints among

balinese gamelan craftsmen, Journal of Human Ergology, 32(2), 71-76.

47. Tuckman, B.W. (1964). Personality structure, group composition, and group functioning,

Sociometry, 27, 469-487.

48. USACHPPM. (2013). Lifting Techniques. Maryland: US Army.

49. Wignjosoebroto, Sritomo. (1996). Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan (Edisi

kedua). Surabaya: Guna Widya.

50. Yanto. (2012). Desain dan Analisis Eksperimen untuk Teknik Industri. Depok: Cinta

Ilmu.

51. Yanto. (2011). Ergonomi: Studi Waktu dan Gerakan untuk Analisa dan Perbaikan Kerja.

Depok: Cinta Ilmu.

Page 239: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

LAMPIRAN 1

TABEL NILAI KRITIS DISTRIBUSI F (α = 0,05)

(Sumber: Yanto. 2012)

Page 240: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 241: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

LAMPIRAN 2

TABEL STUDENTIZED RANGE DISTRIBUTION (α = 0,05)

Page 242: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 243: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1

LAMPIRAN 3

CONTOH FORMULIR DATA PENDUKUNG PRAKTIKUM

UNTUK PENGUMPULAN DATA

Page 244: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 245: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1
Page 246: 2010-043-088 Surya Adibuana's Undergraduate Theses-1