skripsi - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf...

147
i PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V MI NURUL HIKMAH 02 KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : LILIK SUDARWATI 11514088 PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 17-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PADA SISWA KELAS V MI NURUL HIKMAH 02 KEDUNGRINGINKECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

LILIK SUDARWATI

11514088

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2019

Page 2: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

ii

Page 3: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PADA SISWA KELAS V MI NURUL HIKMAH 02 KEDUNGRINGINKECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

LILIK SUDARWATI

11514088

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2019

Page 4: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

iv

Page 5: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANJalanLingkar Salatiga KM.2 Telepon(0298) 6031364 KodePos 50716 SalatigaWebsite:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: [email protected]

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V MI NURUL HIKMAH

KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Disusun oleh:

LILIK SUDARWATI

NIM. 115-14-088

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi JurusanPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 7 Agustus 2019 dantelah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M. Pd.

Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Penguji I : Dra. Hj. Maryatin, M. Pd.

Penguji II : Dr. Mukh. Nursikin, M. S. I.

Salatiga, 14 Agustus 2019

Dekan Fakultas Tarbiyah danIlmu Keguruan

Prof. Dr. H. Mansur, M.AgNIP. 19680613 199403 1004

Page 6: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAN

KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lilik Sudarwati

NIM : 115-14-088

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heands

Together Pada Siswa Kelas V MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenalkan untuk

dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Salatiga, 18 Juli 2019Yang menyatakan

Lilik Sudarwati11514088

Page 7: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

vii

MOTTO

Bunga yang tidak akan layu sepanjang jaman adalah kebajikan

(William Cowper)

تعلم وتعلم

(Take and Give/ Belajar dan Mengajar)

(KH Djazuli Utsman)

Page 8: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya, saya

persembahkan skripsi ini kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Subadar dan Ibu Susilowati yang telah

memberikan baik dan berusaha skesempatan saya kuliah, memberikan

kasih sayang tiada terkira, yang selalu memberi motivasi dan nasihat

dalam saya menjalani hidup.

2. Adik saya Febi Indah Cahyani dan Bayu Akbar Maulana yang selalu

memberiku inspirasi untuk berbuat baik dan beusaha semaksimal mungkin

dalam pengerjaan Skripsi ini.

3. Kakek dan nenek saya mbah Parli, mbah Taslim, mbah Tumiyem dan

mbah Marsiyem yang selalu memotivasi dan tanpa lelah mendoakanku.

4. Pengasuh PON PES Putri Darul ‘Ulum Reksosari Suruh yang telah

membimbingku sampai saat ini.

5. Teman-teman seperjuangan MADINDU angkatan 2013 dan 2014

(Masakhi, Miftakhul, Ita, Hanik, Denok, Mj, Solitut, Ihsan, Jamil, Karim,

Mahfud, Topa, Majid, Istianah, Sidqoh, Miftah, Huda, Kotty, Bibah, istri,

dan Eci)

6. Teman-teman SANDUKANA diantarannya (Febby, Umi, Malia, Ifah, Lia,

Ani, Nayla, Idoi, Ganis, Nurul dst.)

7. Teman-teman Fathul Wahab, Fathul Muin, dan Safinah serta Musyawirin

Kls 4 BC yang menginspirasi.

Page 9: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

ix

8. Mbak-mbak Laundry yang selalu menemani dan menginspirasi

(Miftakhul, Malia, Anis, Ziah, Karimah, Nur Khayatun).

9. Teman seperjuangan neng Fitriyana Nurul Haqqi dan Ana Miftakhul

Jannah yang menginspirasi.

10. Seseorang yang selalu memperjuangkan sampai saat ini, semoga apa yang

menjadi angan dan ingin segera di beri perwujudan yang nyata.

11. Rekan Kerja saya (Quril, Malia dan Asiyah) terimakasih telah menjadi

patner terbaik dalam mengemban amanah.

12. Mahasiswi Pon Pes Putri Darul ‘Ulum (Umi Hanik, Ulin, Fatonah, Quril,

Atika, Lutfi, Zulfa, Ria, dan Mupidah)

13. Teman-teman seperjuangan Jurusan PGMI 2014 (Yamti, Nelis dan Grub

Kupu-kupu lainnya) , teman-teman PPL MI Maarif Pulutan Salatiga (Tari,

Putri, Rifki, Puji, Imma, Hida, Elaa dan Amanah) serta teman-teman KKN

2018 Posko 124 Padas Kedungjati (Jannah, Azizah, Idil, Ulva, Bunda,

Fatim, Yasir dan Chalim) dan teman-teman semua yang telah memberikan

banyak pelajaran dalam menghadapi segala rintangan kehidupan ini yang

tak dapat disebutkan satu persatu.

Page 10: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan

pengetahuan. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan

terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si, selaku pembimbing yang telah memberikan

saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam penulisan

skripsi ini.

5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan nasihat-nasihat serta motivasi setiap bimbingan akademik.

6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan

pengetahuan kepada penulis dan karyawan-karyawan dilingkungan Progam

Page 11: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xi

Studi PGMI IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan

kepada penulis.

7. Bapak M. Nur Chabib, S. Pd. I selaku Kepala MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin beserta jajarannya yang telah memberi ijin dan masukan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Hariyanto, S. PdI, selaku guru kelas V MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin yang turut membantu dalam penelitian dan seluruh siswa kelas V

MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin yang telah membantu dan mendukung

peneliti dalam melakukan penelitian.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karna itu penulis sangat mengharapkan adannya kritik,

saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan hasil

penelitian mendatang.

Harapan penulis, semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan balasan

dan tercatat sebagi amal kebaikan oleh Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini

semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Salatiga, 22 Juli 2019

Penulis

Lilik Sudarwati

Page 12: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xii

ABSTRAK

Sudarwati, Lilik. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya MelaluiModel

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Hands Together Pada SiswaKelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh KabupatenSemarangtahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Jurusan PendidikanMadrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. InstitutAgama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.

Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Hands Together.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA padasiswa kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin. Terbukti dengan hasil belajarsiswa yang belum mencapai KKM 70. Hal ini dikarenakan muridnya terlalu pasifketikaa kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga, membuat siswa yang belummemahami materi menjadi jenuh dan kurang bersemangat. Rumusan masalah daripenelitian ini adalah apakah dengan model pembelajaran Koeperatif tipeNumbered Hands Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gayapada siswa kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan SuruhKabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

Penelitian ini merupakan penilitian tindakan kelas yang dilaksanakandalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaituperencanan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalahsiswa kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh KabupatenSemarang yang berjumlah 21 siswa meliputi 12 siswa laki-laki dan 9 siswwaperempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi dan soal tes. Metodepengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Koeperatif tipeNumbered Hands Together dapat meningkatkan hasil belajar kelas V MI NurulHikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang TahunPelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke SiklusII 9% Siklus II ke Siklus III 19%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasanhasil belajar siswa pada Siklus 1 siswa tuntas belajar, Siklus II 71% tuntas belajar,dan Siklus III 90% siswa tuntas belajar.

Page 13: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .i

LEMBAR BERLOGO ii

HALAMAN JUDUL .iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .iv

PENGESAHAN KELULUSAN .v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................vi

MOTTO vii

PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR x

ABSTRAK xii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR GAMBAR xviii

DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

E. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 9

Page 14: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xiv

F. Definisi Operasional 10

G. Metode Penelitian 12

H. Sistematika Penulisan 21

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 22

1. Kajian Teori Belajar 22

a. Peningkatan Hasil Belajar 22

b. Definisi Belajar 22

c. Hasil Belajar 23

d. Ciri-ciri Belajar 25

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 26

2. Hakikat Mata Pelajaran 34

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 34

b. Karakteristik Pembelajaran IPA 35

c. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 36

3. Model Pembelajaran Kooperatif 36

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 36

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 40

c. Aplikasi Pembelajaran Kooperatif 41

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Hands Together 43

5. Lanngkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Hands Together 44

6. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Page 15: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xv

Hands Together 47

7. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Hands Together 48

8. Materi Penelitian 48

a. Gaya Gravitasi Bumi 49

b. Gaya Gesek 51

c. Gaya Magnet 54

B. Kajian Pustaka 59

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin 61

1. Profil MI Nurul Hikmah 02 kedungringin 61

2. Letak Geografis Madrasah 61

3. Visi dan Misi 62

4. Keadaan Guru 63

5. Keadaan Siswa 63

6. Subjek Penelitian 64

7. Kolaboratif Penelitian 65

8. Waktu Penelitian 65

B. Nilai Pra Siklus 66

C. Pelaksanaan Penelitian 68

1. Deskripsi Siklus I 68

2. Deskripsi Siklus II 75

3. Deskripsi Siklus III 82

Page 16: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xvi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 89

1. Hasil Belajar dan Observasi Siklus I 89

a. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I 89

b. Lembar Observasi 91

2. Hasil Belajar dan Observasi Siklus II 96

a. Hasil Belajar Siswa Siklus II 96

b. Lembar Observasi 98

3. Hasil Belajar dan Observasi Siswa Siklus III 102

a. Hasil Belajar Siswa Siklus III 102

b. Lembar Observasi 105

B. Pembahasan 109

Bab V Penutup

A. Kesimpulan 111

B. Saran 111

DAFTAR PUSTAKA 113

LAMPIRAN LAMPIRAN

Page 17: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identitas Sekolah 61

Tabel 3.3 Data Guru MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin 63

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin 64

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin 64

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 65

Tabel 3.6 Nilai Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian 66

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I 89

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I 92

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I 94

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II 96

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II 98

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II 100

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus III 103

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Siklus III 105

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa Sklus III 107

Tabel 4.10 Rekap Hasil Belajar Dari Pra Siklus – Siklus III 109

Page 18: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Rencangan Pelaksanaan Tindakan Kelas Arikunto 13

Gambar 2.1 Contoh Gaya Gravitasi Bumi 50

Gambar 2.2 Gaya Gesek Saat Mendorong Kardus 51

Gambar 2.3 Orang Dapat Bersepeda Lancar Karena Adanya Gaya Gesek 52

Gambar 2.4 Magnet Menarik Besi 54

Gambar 2.5 Contoh Benda Magnetis Pisau dan Paku 55

Gambar 2.6 Contoh Benda Non Magnetis Buku dan Kapur 55

Gambar 2.7 Dua Kutub Magnet yang Saling Didekatkan 58

Gambar 3.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra-Siklus 68

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 91

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 97

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III 104

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus- Siklus III 110

Page 19: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II

3. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III

4. Nilai hasil belajar siswa siklus I

5. Nilai hasil belajar siswa siklus II

6. Nilai hasil belajar siswa siklus III

7. Lembar pengamatan gutu siklus I

8. Lembar pengamatan gutu siklus II

9. Lembar pengamatan gutu siklus III

10. Lembar Jawaban siswa Siklus I

11. Lembar Jawaban siswa Siklus II

12. Lembar Jawaban siswa Siklus III

13. Dokumentasi

14. Riwayat hidup penulis

15. Surat tugas pembimbing skripsi

16. Lembar konsultasi skripsi

17. Surat permohonan ijin penelitian

18. Surat keterangan penelitian

19. Daftar nilai SKK

Page 20: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing

kepada yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Manusia

yang dimaksud ialah seorang pendidik, guru atau pembimbing.

Sedangkan manusia belum dewasa ialah peserta didik, siswa, atau yang

terbimbing. Dengan demikian, pendidikan adalah dimaksudkan untuk

mendewasakan anak (Mansur, 2009:84).

Sejalan dari itu menurut Fazlur Rahman sebagaimana dikutip oleh

Sutrisno, menyebutkan bahwa tujuan pendidikan sebenarnnya adalah

untuk mengembangkan manusian sedemikian rupa sehingga pengetahuan

yang di perolehnnya akan menjadi organ keseluruhan pribadi yang kreatif,

yang memungkinkan manusia untuk memanfatkan sumber-sumber alam

untuk kebaikan manusia dan menciptakan keadilan, kemajuan, dan

keteraturan dunia (Sutrisno, 2011:6-7).

Belajar merupakan proses mengaitkan informasi baru pada konsep-

konsep relevan yang terdapat dalam setruktur koognitif seseorang.

Dimana kita tahu bagaimana mekanisme memori menyimpan

pengetahuan, yang jelas informasi-informasi yang kita dapat tersimpan

dalam otak. Informasi dalam energi fisik (tulisan, bunyi, ucapan, tekanan

untuk sentuhan, dan lain-lain) diterima oleh reseptor yang peka terhadap

Page 21: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

2

energi dalam bentuk tertentu. Reseptor-reseptor ini mengirimkan tanda-

tanda dalam bentuk impuls-impuls elektrokimia, ke otak (Martinis, 2005:

103).

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang di rancang

untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan

kejadian kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian

internal yang berlangsung didalam peserta didik (Daryanto, 2012: 212)

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya

perubahan perilaku seseorang yang relatif tetap baik dalam berpikir,

merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2013:5).

Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar

memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat

kehidupan. Allah Swt menjanjikan akan mengangkat derajat orang yang

mempelajari ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah Swt dalam

Alquran Surat Al-Mujaadilah ayat 11 (Depag, 2012: 544):

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” makalapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

Page 22: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

3

Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” Maka berdirilah,niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang- orang yangberiman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apayang kamu kerjakan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran

pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang

sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada

sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran

sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Guru khususnya yang mengajar

IPA di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat

pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran guru tidak kesulitan

dalam mendesain pembelajaran (Susanto, 2013: 167).

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik,

metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan,

peserta didik, materi dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yan

tepat dan efektif.

Banyak pendekatan pembelajaran pendidikan yang bisa di gunakan

untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan baik

dan bisa diterima, sepertihalnya model kooperatif tipe Numbered Heads

Together yang dipilih penulis dalam penelitian ini.

Ilmu pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran pokok

dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk jenjang sekolah

dasar. Ilmu Pengetahun alam (IPA) merupakan usaha manusia memahami

Page 23: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

4

alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta

mengunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan. Guru khususnya yang mengajar IPA di

sekolah dasar di harapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran

IPA, sehingga dalam pembelajaran guru tidak kesulitan dalam mendesain

pembelajaran (Susanto, 2013: 167).

Salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam silabus mata

pelajaran IPA kelas V semester dua adalah materi Gaya. Siswa- siswa

dikenalkan pada gaya dapat mempengaruhi bentuk benda (Silabus IPA

Kelas V MI). Pentingnya siswa dikenalkan pada gaya yang dapat

mempengaruhi bentuk benda, agar siswa mengetahui benda bergerak itu

disebabkan adanya gaya.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata

pelajaran yang selama ini diangap sulit oleh sebagian besar siswa.

Sebagian besar siswa menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit adalah

benar adanya, terbukti dari hasil perolehan ujian akhir sekolah (UAS)

dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang di

harapkan (Susanto, 2013:165).

Kenyataan di lapangan, di MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin ,

Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang pada kelas V menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini

terbukti dari hasil observasi awal menunjukkan bahwa masih banyak

siswa yang mempunyai nilai ulangan IPA di bawah Kriteria Ketuntasan

Page 24: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

5

Minimal (KKM). KKM pelajaran IPA kelas V MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin , sebesar 70.

Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran

IPA kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin, diduga faktor penyebab

rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan muridnya

terlalu pasif ketika kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga, membuat

siswa yang belum memahami materi menjadi jenuh dan kurang

bersemangat.

Pada hasil penelitian menunjukkan siswa yang belajar dengan

menggunakan model pembelajaran inovatif dan menyenangkan membuat

siswa lebih mudah mengingat materi yang diajarkan. Terbukti pada saat

siswa mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi

dibandingkan apabila siswa yang belajar dengan cara belajar yang pasif.

Model pembelajaran yang dapat memfasilitasi belajar siswa adalah model

pembeljaran kooperatif Numbered Hands Together, yang berarti siswa

diajak aktif untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran.

Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi terkesan

membosankan dan dapat mempengaruhi rendahnnya motivasi belajar

siswa dalam pembelajaran. Guru menyadari bahwa belum memahami

betul serta kurang adannya sosialisasi mengenai model pembelajaran

inovatif. Guru yang dominan aktif selama proses belajar mengajar

berlangsung. Sedangkan murid hannya pasif, kurang terlibat dalam proses

Page 25: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

6

pembelajaran, murid lebih banyak mendengarkan dan hanya

memperhatikan keterangan dari Guru.

Dalam ranah kognitif, pembelajaran IPA mengenai gaya yang

dapat dinalar agar dapat dijadikan alat pengambilan keputusan yang

rasional, jadi bahan kajian IPA bukan hannya sekedar hafalan. Dalam

ranah afektif, pengetahuan dan pemahaman dapat diperoleh siswa

sehingga diharapkan siswa dapat mendorong tindakan yang berdasarkan

nalar, selanjutnnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

ranah psikomotorik, pengetahuan, nilai, dan sikap yang telah dimiliki

siswa dapat dikembangkan dalam keterampilan-keterampilan.

Model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together adalah

model pembelajaran yang digunakan untuk melibatkan siswa dalam

penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan

pengarahaan daaripada sebagai penguasa dan pemberi materi kepada

siswa (Daryanto dan Mulyo Rahardjo ,2012: 245).

Model pembelajaran ini menekankan siswa untuk saling berkerja

sama dalam kelompok sehingga masing-masing anggota kelompok paham

dengan hasil kerja kelompoknnya dan bertangung jawab terhadap hasil

kerja tersebut, sehingga dengan sendirinya siswa merasa dirinya harus

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan merasa termotivasi

untuk belajar sehingga aktivitas belajar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Selain itu kemampuan siswa dalam belajar IPA pada materi

Page 26: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

7

“Gaya” ini dapat meningkatkan kecerdasan dan kecepatan berpikir serta

mempunyai daya tarik universal bagi siswa kelas V MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Alternatif pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka

peningkatan hasil belajar peneliti menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together agar siswa termotivasi. Guru

seharusnya memiliki metode mengajar yang dapat menggugah minat

siswanya. Salah satunya yaitu dengan mengunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbred Heads Together. Terlebih lagi untuk

pembelajaran IPA di kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, guru dituntut untuk dapat

melaksanakan proses pembelajaran dengan disertai improvisasi, kreasi,

menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengambil judul: “Peningkatan

Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V MI Nurul Hikmah

02 Kedungringin, Kecamatan Suruh Kab. Semarang Tahun Pelajaran

2019”.

B. Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa

kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2019?

Page 27: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

8

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya melalui

model pembelajaran Koopratif tipe Numbered Heads Together pada siswa

kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan kontribusi untuk perbaikan kualitas pembelajaran.

b. Sebagai motivasi untuk meneliti bidang studi lain dan sebagai

acuan penelitian berikutnnya yang sejenis.

c. Siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang

lebih baik

d. Sekolah dapat mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan

tingkat kelas.

2. Manfaat Praktis

a. Mengembangkan pendekatan pembelajaran di MI.

b. Tumbuh minat siswa berperan aktif sebagai pelaku utama

pembelajaran.

c. Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.

d. Pembelajaran akan lebih menarik karenaa akan tumbuh

situasinyang menyenangkan.

e. Guru mendapat masukan dalam meningkatkan hasil belajar pada

mata pelajaran IPA.

Page 28: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

9

f. Guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran.

g. Meningkatnnya wawasan dan kemampuan guru tentang model

pembelajaran yang tepat yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran IPA

E. Hipotis dan Indikator Keberhasialan

1. Hipotesis Tindakan

Hipootesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap

masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang

paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk

diteliti melalui PTK. Hipotesis tindakan ini adalah: Model

pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Heads Together dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI

Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2019.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan individu dalam penelitian ini adalah jika

proposi jawaban benar siswa ≥ 65% dan indikator keberhasilan

klasikal dalam penelitian ini adalah jika dalam kelas tersebut terdapat

≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya ( Trianto, 2015: 241).

F. Definisi Operasional

1. Peningkatan Hasil Belajar

Page 29: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

10

Peningkatan adalah upaya menambah tingkata atau derajat agar

menjadi lebih baik. Baik pada hasil, kemampuan, jumlah, dan

kemampuan.

Hasil belajar pada dasarnnya adalah suatu kemampuan yang

berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman yang di peroleh. Dalam hal ini Gagne dan Briggs

mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh

seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Rosma, 2010: 33).

Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak

tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan

kemampuan yang diperolehnnya melalui belajar. Namun demikian,

hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah

dalam perilaku, sikap dan kemampuannya. Kemampuan-kemampuan

yang menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan kognitif

yang meliputi pengetahuan, dan pemahaman, kemampuan sensori-

motorik yang meliiputi keterampilan melakukan gerak badan dalam

urutan tertentu, dan kemampuan dinamik-afektif yang meliputi sikap

dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Model pembelajaran adalah suatu suatu perencanaan aktau pola

yang digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

Page 30: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

11

menentukan peringkat-peringkat pembelajaran termasuk di dalamnnya

buku, film, komputer, dan kurikulum.

Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011:133).

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model

pembelajaran yang mengutamakan adannya kelompok-kelompok

(Daryanto , 2012: 241).

Menurut Silvin model pembelajaran Kooperatif mengalakkan

siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok (Rusman,

2011: 201).

Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berfikir

bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai

alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Numbered Heads Together adalah metode belajar dengan cara

setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara

acak guru memangil nomor dari siswa (Hamdani, 2010: 89).

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang dilandasi oleh

teori belajar kontruktivis. Pendekatan ini memberi penekanan pada

penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi

Page 31: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

12

pola interaksi siswa. Pendekatan ini mengajak siswa untuk saling

berkerja sama dalam kelompok sehingga masing-masing anggota

kelompok paham dengan hasil kerja kelompoknya dan bertangung

jawab terhadap hasil kerja tersebut, sehingga dengan sendirinnya siswa

merasa dirinya harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan

demikian sisw menjadi semangat dalam pembelajaran sehingga

aktivitas belajar siswa meningkat.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian

tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat

mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan

praktik dan proses pembelajaran (Susilo, 2010: 16).

Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

karena untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

yang dilakukan guru di dalam kelas melalui pendekatan pembelajaran

Kooperatif tipe Numbered Heads Together. Hasil belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered

Heads Together diharapkan dapat meningkat terutama pada mata

pelajaran IPA materi Bagian tubuh hewan dan tmbuhan serta

fungsinnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan adalah

kolaboratif, dimana guru kelas melaksanakan proses belajar mengajar

dan peneliti bertindak sebagai pengamat.

Page 32: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

13

Arikunto mengemukakan empat tahapan dalam pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada

gambar (Arikunto. dkk , 2014: 16):

Gambar 1.1Bagan Rancangan Pelaksanaan Tindakan Kelas Arikunto

(2014: 16)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang pada mata

pelajaran IPA materi gaya. Jumlah siswa kelas V MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin ada 21 siswa meliputi 12 laki-laki dan 9 siswa

perempuan.

Page 33: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

14

Penelitian ini berkolaborasi dengan guru IPA kelas V MI Nurul

Hikmah 02 Kedungringin ( Bapak Hariyanto, S. PdI).

3. Langkah-Langkah Penelitian

a. Perencanaan

Perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum

dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi

keseluruhan aspek yang terkait PTK. Perencanaan khusus

dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus.

Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan menyiapkan suatu

kegiatan belajar mengajar (Kusumah, 2010: 39).

Perencanaan penelitian meliputi hal-hal yang dilakukan

sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Merancang desain pembelajaran dengan pendekatan

Kooperatif tipe Numbered Haeds Together, yaitu dengan

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

2) Mempersiapkan setting kelas dan sarana pendukung yang

diperlukan saat proses pembelajaran;

3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui

kinerja guru dan kondisi siswa saat pelaksanaan pendekatan

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Haeds Together dalam

proses pembelajaran; dan

4) Menyusun instrumen tes hasil belajar untuk siswa.

Page 34: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

15

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan

isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu

diingat adalah bahwa dalam pelaksanaan guru harus ingat dan

berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,

tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk,

2014: 18).

Guru pada tahap ini melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan desain pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tahap

ini dilakukan apersepsi, pembelajaran dan evaluasi. Peneliti

menggunakan pedoman observasi yang telah direncanakan dalam

melaksanakan pengamatan pembelajaran yaitu terhadap guru dan

siswa, meliputi masalah-masalah yang muncul dan hal-hal yang

mendukung.

c. Pengamatan

Pengamatan memberitanda tentang pencapaian refleksi.

Pengamatan dapat memberikan andil pada perbaikan praktik

melalui pemahaman yang lebih baik dan tindakan yang secara lebih

kritis dipikirkan. Pengamatan seharusnya dilakukan secara

langsung pada waktu tindakan sedang dilakukan, jadi keduanya

berlangsung dalam waktu yang sama. Pengamatan dapat dilakukan

sendiri atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu.

Pengamat pada saat mengamati haruslah mencatat semua peristiwa

Page 35: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

16

atau hal yang terjadi di kelas penelitian, misalnya mengenai kinerja

guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, serta penyajian atau

pembahasan materi (Kusumah, 2010: 40).

d. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang

dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.

Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai

masalah yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari

analisis data sebagai bentuk pengaruh tindakan yang telah

dirancang.

Data yang diperoleh pada tahap pengamatan selama proses

pembelajaran dilakukan analisis dan dilakukan refleksi sebagai

bahan penyusun rencana tindakan selanjutnya. Apabila indikator

keberhasilan belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus

berikutnya dengan materi yang berbeda melalui tahap yang sama

dengan siklus sebelumnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data (Sugiyono, 2013: 244).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas yaitu tes, observasi dan dokumentasi.

Page 36: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

17

a. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban,

atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan

tujuan mengukur tingkat kemampuan siswa atau mengungkap

aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Suyanto, 2013: 236).

Tes dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui hasil

belajar siswa kelas IV MI Kedungringin 02 pada mata pelajaran

IPA matrei gaya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

Kooperatif tipe Numbered Hands Together.

b. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian,

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah

dan Dwitagama, 2010: 66).

Observasi dilaksanakan untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan yang telah mencapai sasaran. Pada langkah ini peneliti

harus menguraikan jeis data yang dikumpulkan, cara

mengumpulkan data yang relefan.

Observasi ini dilakukan terhadap kinerja guru dan sikap

siswa selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan pendekatan pembelajaran Kooperatif

tipe Numbered Hands Together dalam pembelajaran IPA materi

gaya.

Page 37: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

18

Dalam model pembelajaran ini yang di observasi meliputi

kegiatan guru di dalam kelas (pengelola kelas), kegiatan siswa

dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dan observasi yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada

Siswa Kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini

dilakukan untuk menarik kesimpulan pada setiap siklus yang

kemudian akan direfleksikan pada siklus berikutnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan

lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualintatif

(Sugiono, 2013: 240).

Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh

data tentang jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau

media yang digunakan dan lain sebagainya yang di angap penting.

Page 38: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

19

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau

observer untuk mengambil data yang akan digunakan sebagai bahan

untuk menentukan keberhasilan dari rencana tindakan yang telah

dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini yaitu lembar observasi dan soal tes.

a. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif

berupa nilai yang menggambarkan pencapaian kompetensi pada

mata pelajaran IPA materi bagian tubuh hewan dan tumbuhan. Soal

tes disusun berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang

telah ditentukan oleh sekolah

b. Lembar Observasi

Lembar observasi berisi indikator yang didesain berdasarkan

fokus penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan

siswa dalam menerapkan pendekatan pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heands Together. Lembar observasi yang digunakan

adalah lembar observasi guru dan lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Page 39: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

20

6. Analisis Data

Analisis data merupakan proses yang menghubung-hubungkan,

memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga

dapat ditarik kesimpulan yang benar.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ada

dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif ( Arikunto, 2014: 131)

Dalam penelitian ini, ada dua nilai yang harus dihitung yaitu

sebagai berikut:

1) Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa Individual.

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual)

dapat dihitung dengan mengunakan persamaan sebagai berikut:KB = x100%Keterangan:

KB : Ketuntasan Belajar

T : Jumlah skor yang di peroleh siswa

Tt : Jumlah skor total

(Trianto, 2015: 241).

2) Menghitung Ketuntasan Belajar Klasikal.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal

dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:= x 100%

Keterangan:

P: Jumlah nilai dalam persentase;

Page 40: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

21

F: Jumlah siswa yang telah tuntas belajar; dan

N: Jumlah seluruh siswa.

(Djamarah. 2000: 226).

H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka memudahkan para pembaca dalam mengkaji uraian

dari penelitian ini, maka penulis menguraikan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

hipotesis dan indikator keberhasilan, definisi operasional, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori. Bab ini memuat tentang kajian teori

meliputi kajian materi penelitian, hakikat hasil belajar, hakikat IPA, model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, dan penelitian

tindakan kelas serta kajian pustaka berupa hasil penelitian yang relevan.

BAB III Pelaksanan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran

umum Madrasah Ibtidaiyyah Kedungringin 02 Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang

deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.

Page 41: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kajian Teori Belajar

a. Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan adalah upaya untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas pembelajaran yang menekankan pada

proses dan hasil belajar siswa dengan mengunakan teknik yang

tepat dan waktu yang efektif (Sumadayo, 2013:98 ).

Dapat kita ketahui bahwa peningkatan pembelajaran adalah

perubahan dari yang sebelumnya kurang menjadi bertambah, yang

bisa meningkatkan produktivitas maupun kualitas pembelajaran

secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

b. Definisi Belajar

Belajar sebagai suatu proses dimana organisma berubah

perilakunnya diakibatkan pengalaman. Demikian juga Harold

Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan,

pendengaran, membaca, dan meniru (Martinis, 2005: 99).

Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku

akibat adannya interaksi individu dan lingkungan. Dalam arti

umum belajar mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

sikap dan sebagainnya Menurut (Rosma, 2010: 31).

Page 42: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

23

Belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perilaku

tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi

paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari

kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi

lingkungan maupun individu itu sendiri (Trianto, 2009: 17).

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat

interaksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat

dilihat atau diminati dalam bentuk perbuatan reaksi dan sikap

secara mental dan fisik (Daryanto, 2012:211).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan perubahan tingkahlaku seseorang dari pengalaman

yang ia dapat dari pengalaman, pendengaran, membaca, dan

meniru. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, berfikir

moderen, cekatan, pandai, dan bijaksana didapat melalui proses

membaca, melihat, mendengar, dan meniru.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnnya adalah suatu kemampuan yang

berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan

atau pengalaman yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti

proses belajar. Lima kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai

hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi, kognitif,

informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap (Rosma, 2011:

34).

Page 43: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

24

Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Bloom

membagi ke dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik (Rosma, 2011:35).

1. Aspek Kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintetis, evaluasi.

Hasil belajar dalam ranah kognitif menurut Bloom ini

secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan

masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari peserta didik.

Dalam hal ini mencakup keterampilan intelektual yang

merupakan salah satu tugas dan kegiatan pendidikan yang

meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,

dan evaluasi.

Kemampuan ini ditandai dengan kemampuan siswa

untuk mengingat kembali fakta dan informasi yang didapatkan

pada pembelajaran yang telah ditempuh. Dibuktikan dengan

lembar evaluasi yang sudah disediakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam ranah kognitif.

2. Aspek afektif meliputi: kemampuan menerima, kemampuan

menggapi, ketekunan.

Hasil belajar ranah afektif menekankan pada perasaan,

emosi, apresiasi, pertimbangan dan tingkat penerimaan atau

penolakan terhadap suatu nilai. Hasil belajar ranah afektif ini

Page 44: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

25

ditandai adannya penerimaan, pemberian respon, penilaian,

mengonseptualisasikan sesuatu dan mengkonveresi nilai-nilai.

Dalam hal ini siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat

menerima materi yang diajarkan oleh guru, dengan di tandai

dengan ketika guru menjelaskan siswa dapat menanggapi apa

yang menjadi pertanyaan guru atau tidak.

3. Aspek psikomotorik meliputi: menggunakan, membersihkan,

menampilkan, menghubungkan, menyusun, menemukan,

mengambil, dan menyatukan.

Perolehan hasil belajar pada kawasan psikomotor

menekankan pada keterampilan motorik dan manipulasi bahan,

maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan antara lain

dalam hal imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan adaptasi.

Dari definisi diatas hasil belajar merupakan kemampuan

yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran

dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, dan sintetis, yang diraih siswa dan merupakan tingkat

penguasaan setelah menerima pengalaman belajar.

d. Ciri-ciri Belajar

Darsono (dalam Hamdani, 2011: 47) berpendapat bahwa

ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara

sistematis. Maksudnya, belajar tidak dengan asal-asalan.

Page 45: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

26

Belajar harus mempunyai tujuan yang tepat, terarah dan butuh

terhadap perencanaan yang matang supaya waktu yang

digunakan dalam pembelajaran tidak terbuang sia-sia.

2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi

siswa dalam belajar. Dengan pembelajaran yang menarik dan

inovatif sehingga menarik perhatian siswa menjadi aktif dalam

proses pembelajaran berlangsung dan memotivasi siswa dalam

kegiatan belajar mengajar.

3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik

perhatian dan menantang siswa. Dengan model, metode

maupun strategi pembelajaran yang menarik, siswa merasa

tertantang untuk melakukan pembelajaran sehingga secara

otomatis siswa akan fokus dalam suatu pembelajaran tersebut.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Pada dasarnnya, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu dari dalam

(internal) dan faktor dari luar (eksternal) (Hamdani, 2011:139).

1) Faktor Internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor

ini antara lain.

a) Kecerdasan (intelgensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang

Page 46: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

27

dihadapinnya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh

tinggi-rendahnya intelgensi yang normal selalu menujukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

(Hamdani, 2011:139).

Kecerdasan anak sangat mempengaruhi cepat

lambatnnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau

tidaknnya permasalahan. Kecerdasan anak sangat

membantu guru dalam memprediksi kemampuan dan

keberhasilan siswa.

b) Faktor Jasmaniah atau Fisiologis

Kondisi jasmaniah atau faktor fisiologis pada

umumnnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan

belajar seseorang.

faktor jasmaniah yaitu pancaindra yang tidak berfungsi

sebagaimana mestinnya, seperti mengalami sakit, cacat

tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna,

berfungsinnya kelenjar yang membawa kelainan tingkah

laku. (Hamdani, 2011: 140).

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi

panca indra sanagat berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat

kesehatan indra pendengar dan indra penglihat, sangat

Page 47: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

28

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan kelas.

c) Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap

untuk bereaksi dengan cara baik ataupun buruk terhadap

orang atau barang tertentu. Dengan demikian, pada

prinsipnya sikap itu dapat dianggap suatu kecenderungan

siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. ( Islamuddin,

2012: 167).

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang, atau bendadengan suka, tidak

suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi

oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

Dalam diri siswa harus ada sikap yang positif

(menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunnya.

Sikap positif ini akan mengerakkannya untuk belajar.

Adapun siswa yang sikapnnya negatif (menolak) kepada

sesama siwsa atau gurunnya tidak akan mempunyai

kemauan untuk belajar.

d) Minat

Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat

sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya

Page 48: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

29

dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat

dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada

sesuatu. (Hamdani, 2011: 140).

Minat memiliki pengaruh besar terhadap

pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa

akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Minat

adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.

(Hamdani, 2011: 141).

Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa minat

memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau

kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah

dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan

belajar. Unuk menambah minat seorang siswa di dalam

menerima pelajaran di sekolah, siswa diharapkan dapat

mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai untuk mencapai prestasi sampai

Page 49: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

30

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

(Hamdani, 2011: 141).

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya

keahian trtentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat

yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi-rendahnya

prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses

belajar, terutam belajar keterampilan, bakat memegang

peranan penting dalam mencapai suatu hasil aka prestasi

yang baik.

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat

menentukan baik-tidaknnya dalam mencapai tujuan

sehingga semakin besar kesuksesan belajarnnya, motivasi

juga dapat mendorong seseorang melakukan sesuatu.

(Hamdani, 2011: 142).

Mengatakan bahwa motivasi adalah menggerakkan

siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan

sesuatu. Motivasi membuat siswa dapat melakukan kegiatan

belajar dengan kehendak sendiri dan beelajar secara aktif.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu

lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

Page 50: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

31

Menurut Muhubbin Syah, yang termasuk dalam

lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf

administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal

siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk

dalam lingkungan nonsial adalah gedung sekolah, tempat

tingal, dan waktu belajar ( Hamdani, 2011:143).

Menurut Muhibbin yang termasuk lingkungan sosial

adalah guru, kepala seekolah, staf administrasi, teman-teman

sekelas, rumah tempat tinggal siswa, ala-alat belajar, dan lain-

lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial

adalah gedung sekolah , tempat tinggal, dan waktu belajar

(Hamdani, 2011:143)

Pengaruh lingkungan pada umumnnya bersifat positif

dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut

Slameto faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar

adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam

masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

Sebagai mana yang dijelaskan Slamato, bahwa keluarga

adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga

yang sehat besar artinnya untuk pendidikan kecil, tetapi

Page 51: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

32

bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan

bangsa, negara, dan dunia. Adannya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang

dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong

untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan

salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah

motivasi.

Hasbullah mengatakan bahwa keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga

inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan

bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi

pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi

pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

(Hamdani, 2011:143).

Oleh karna itu, orangtua hendaknnya menyadari

bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah

merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan

informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerja

sama yang baik antara orangtua dan guru sebagai pendidik

dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerja

samayang baik antara orangtua dan guru sebagai pendidik

dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerja

sama yang perlu ditingkatkan, ketika orangtua harus

Page 52: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

33

menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di

rumah. Perhatian orangtua dapat memberikan motivasi

sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena

anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik

untuk belajar.

b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal

pertama yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan belajar siswa. Oleh karna itu, lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian

pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran,

dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang

kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnnya.

Menurut Kartono guru dituntut untuk menguasai

Bahan pelajaran yang akan diajarkan dan memiliki tingkah

laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus

menguasai bahan pelajaran yang disajikan dan memiliki

metode yang tepat dalam mengajar. (Hamdani, 2011: 144).

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan

kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang

sebayannya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan

Page 53: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

34

anak-anak yang rajin belajar, anak akan terangsang untuk

mengikuti jejak mereka. (Hamdani, 2011:144)

Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan

salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan

alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan

pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan

lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

2. Hakikat Mata Pelajaran

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut laksmi Prihantoro Ilmu Pengetahuan Alam adalah

pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan

dengan gejala-gejala kebendaan dan di dasarkan terutama atas

pengamatan dan dedukasi. (Trianto, 2015: 136).

Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari alam semesta, benda-

benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di

luar angkasa, baik yang dapat diamati dengan indra maupun yang

tidak dapat diamati dengan indra. Oleh karna itu, dalam

menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih

dahulu. Kadi dan Nur mengatakan IPA atau ilmu kealaman adalah

ilmu tentang zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang

diamati. (Trianto, 2015: 136).

Page 54: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

35

Wahyana mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan

pengetahuan tersusun secara sistematik, dan penginannya secara

umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak

hanya ditandai oleh adannya kumpulan fakta, tetapi oleh adannya

ilmiah dan sikap ilmiah. (Trianto, 2015: 136).

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan ilmu teori sistematis, penerapannya secara

umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang

melalui metode ilmiah seperti observasi eksperimen serta menuntut

sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan dan

sebagainnya.

b. Karakteristik Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik

sebagai dasar untuk memahaminya. Jacobson & Bergman

berpendapat bahwa karakteristik pembelajaran IPA meliputi

(Susanto, 2013: 170):

1) IPA merupakan kumpulan konsep-konsep, prinsip-prinsip,

hukum, dan teori;

2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya;

3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam

menyingkap rahasia alam; dan

Page 55: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

36

4) IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi hanya

sebagian atau beberapa saja.

c. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan

Standar Nasional Pendidikan (Susanto, 2013: 171-172) yaitu:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan;

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan;

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan

memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

3. Model Pembelajaran Kooperatif.

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Page 56: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

37

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan

belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang dirumuskan. (Hamdani, 2011: 30).

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok

strategi pengajaran yang melibatkan siswa berkarja secara

kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. (Trianto, 2009: 58).

Salah satu landasan teoritis pendidikan modern termasuk

CTL adalah teori pembelajaran kontruktivisme. Pendekatan ini

pada dasarnnya menekankan pentingnnya siswa membangun

sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar

mengajar. (Trianto, 2009: 111).

Dengan definisi diatas diharapkan siswa dapat membangun

sendiri pengetahuan mereka dengan keterlibatan aktif pada saat

proses belajar mengajar, siswa mampu menemukan

pengetahuannya saat siswa mencoba mempraktekkan apa yang ia

peroleh dengan kenyatannya dalam kehidupan nyata. Seperti

halnya saat siswa diminta untuk melemparkan bola ke atas pada

saat praktik pembelajaran. Siswa dapat menyimpulkan bahwa

benda yang di lempar akan selalu jatuh ke bawah.

Contructivism (kontruktivisme) merupakan landasan

berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang

hasilnnya di perluas melalui konteks yang terbatas dan tidak

Page 57: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

38

sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-

fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.

Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi

makna melalui pengalaman nyata. (Trianto, 2009:113).

Hal yang mendasar dari belajar kontruktivisme ini adalah

belajar pada siswa tidak harus terjadi hanya karena seorang guru

mengajarkan sesuatu padanya, belajar terjadi karena siswa

memang mengkontruksi pengetahuan secara aktif darinnya, dan

ini diperkuat bila siswa mempunyai kontrol dan pilihan tentang

hal yang dipelajari. Hal ini tidaklah meniadakan faktor guru

dalam proses pembelajaran, justru sebaliknyalah yang terjadi.

Pengajaran oleh guru yang mengajak siswa untuk bereksplotasi,

melakukan manipulasi, baik dalam bentuk fisik atau secara

simbolik, bertanya dan mencari jawaban, membandingkan

jawaban dari siswa lain akan lebih membantu siswa dalam belajar

dan memahami sesuatu.

Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai

berikut.

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka

“tenggelam atau berenang bersama”.

2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa

lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri

sendiri dalam materi yang dihadapi.

Page 58: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

39

3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki

tujuan yang sama.

4) Para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab di antara

anggota kelompok.

5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang

ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan dan mereka memperoleh

keterampilan berkerja sama selama belajar.

7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

(Hamdani, 2009: 31).

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang saling membantu suatu sama lain.

Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri atas empat atau enam

orang siswa, dengan kemampuan heterogen. Maksudnnya

kelompok heterogen adalah terdiri atas campuran kemampuan

siswa, jenis kelamin, dan suka.

Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima

perbadaan cara berkerja dengan teman yang berbeda latar

belakangnnya. (Hamdani, 2009: 31).

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-

keterampilan khusus agar siswa dapat berkerja sama dengan baik

dalam kelompoknya, menjadi pendengar yang baik, dan diberi

Page 59: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

40

lembar kegiatan berisi pertanyaan atau tugas anggota kelompok

adalah mencapai ketuntasan.

b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ciri pembelajaran kooperatif adalah:

1) Setiap anggota memiliki peran;

2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;

3) Setiap anggota kelompok bertangung jawab atas cara

belajarnnya dan juga teman-teman sekelompoknnya;

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok;

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan;

Tiga konsep sentral karakteristik pembelajaran kooperatif,

(Hamdani, 2009:32).

1) Penghargaan Kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan kelompok

untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan ini

diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang

ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada

penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam

menciptakan hubungan antarpersonal yang saling

mendukung, membantu, dan peduli.

2) Pertangungjawaban Individu

Page 60: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

41

Keberhasilan kelompok bergantung pada pembelajaran

individu dari semua anggota kelompok. Pertangungjawaban

tersebut menitikberatkan aktivitas anggota kelompok yang

saling membantu dalam belajar. Adannya

pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap

anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya

secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknnya.

3) Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skorsing

yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan

prestasi yang diperoleh siswa yang terdahulu. Dengan

mengunakan metode skorsing ini siswa yang berprestasi

rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh

kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi

kelompoknnya.

c. Aplikasi Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok

tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, yaitu keberhasilan

individu diorentasikan pada kegagalan orang lain. (Hamdani, 2009:

32).

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi,

yaitu keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh

keberhasilan kelompok. Model pembelajaran kooperatif ini

Page 61: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

42

dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting

yang dirangkum oleh Ibrahim, yaitu sebagai berikut.

1) Hasil Belajar Akademik

Dalam belajar kooperatif, selain mencakup beragam

tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas

akademik penting lsainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa

model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-

konsep sulit. Para pengembang model ini menunjukkan bahwa

model struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan

nilai siswa pada belajar akademik, dan perubahan norma yang

berhubungan dengan hasil belajar. Di samping itu, pelajaran

kooperatif dapat memberi keuntungan, baik kepada kelompok

siswa bawah maupun kelompok siswa atas, yang berkerja sama

menyelaisaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah

penerimaan secara luas dari siswa-siswa yang berbeda

berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan tidak

kemampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang

bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk

bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik

dan struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling

menghargai satu sama lain.

Page 62: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

43

3) Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan pengembangan keterampilan sosial adalah

mengajarkan pada siswa keterampilan bekerja sama dan

kolaborasi. Keterampilan–keterampilan sosial penting dimiliki

oleh siswa sebab banyak di antara mereka yang keterampilan

sosialnnya masih kurang.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Hands Together

Numbered Heads Together atau penomoran berpikir bersama

adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap

struktur kelas tradisional. (Trianto,2009: 82).

Numbered Heads Together pertama kali dikembangkan oleh

Spencer Kagen pada tahun 1993. Pada umumnya Numbered Heads

Together digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Heads Together adalah metode belajar dengan cara

setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian

diacak, guru mengambil nomor dari siswa. (Hamdani, 2009: 89).

Pada umumnnya Numbered Heads Together melibatkan siswa

dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. (Daryanto dkk, 2012:

245).

Page 63: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

44

Tujuan dari Numbered Heads Together adalah memberi

kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk

meningkatkan kerja sama siswa, Numbered Heads Together juga bisa

diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkat kelas. (Miftakhul

Huda, 2014: 203)

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

Menurut (Hamdani, 2009:90) langkah-langkah:

1) Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam kelompok

mendapat nomor.

2) Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk

mengerjakannya.

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

bahwa setiap anngota kelompok dapat mengerjakannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang

nomornnya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

5) Siswa lain diminta untuk memberi tangapan, kemudian guru

menunjuk nomor lain.

6) Kesimpulan.

Langkah-langkah penerapan Numbered Heads Together menurut

(Daryanto dkk, 2012:245):

Page 64: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

45

1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan

kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

2) Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk

mendapatkan skor dasar awal.

3) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau

nama.

4) Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam

kelompok.

5) Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu

nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah

satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari

kelompok.

6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir

pembelajaran.

7) Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual.

8) Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke sekor kuis berikutnnya (terkini).

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru

menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks Numbered Heads

Together (Trianto, 2009:82).

Page 65: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

46

1) Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-

5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara

1-5.

2) Fase 2: Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan

dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam

bentuk kalimat tanya. Misalnnya, “ berapakah jumlah gigi orang

dewasa?” Atau berbentuk arahan, misalnnya “Pastikan setiap

orang mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak di Pulau

Sumatra.”

3) Fase 3 : Berpikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnnya terhadap jawaban

pertanyaan itu dan menyakinkan tiap anggota dalam timnya

mengetahui jawaban tim.

4) Fase 4: Menjawab

Guru memangil suatu nomor tertentu, kemudian siswa

yang nomornya sesuai mengancungkan tangannya dan mencoba

untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Sintak atau tahap-tahap pelaksanaan Numbered Hands

Together pada hakikatnya hampir sama dengan diskusi kelompok,

Page 66: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

47

yang rinciannya adalah sebagai berikut: (Miftakhul Huda, 2014:

203).

a) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.

b) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.

c) Guru memberi tugas/ pertanyaan pada masing-masing

kelompok untuk mengerjakannya.

d) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua

anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

e) Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

f) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan

jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.

6. Kelebihan model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

Together

Menurut (Hamdani, 2009:90) Kelebihan Metode ini adalah:

a. Setiap siswa menjadi siap semua;

b. Siswa dapat melakukan diskusi dengan sunguh-sunguh;

c. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelebihan metode Numbered Heads Together (Suwarno, 2010).

a. Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara

bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

b. Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh

manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.

Page 67: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

48

c. Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi

pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa

dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.

d. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat

kepemimpinan

7. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads

Together

Menurut (Hamdani,2009: 90) Kelemahan metode ini adalah:

a. Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipangil lagi oleh guru;

b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Kekurangan dari metode Numbered Heads Together menurut

(Suwarno, 2010).

a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat

menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.

b. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar

menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman

yang memadai.

c. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang

berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

8. Materi Penelitian

Gaya merupakan salah satu materi pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) yang terdapat pada kelas V di SD/MI. Materi tentang gaya

Page 68: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

49

memuat tentang tiga materi pokok yaitu gaya gravitasi bumi, gaya

gesek, dan gaya magnet.

a. Gaya Gravitasi Bumi

Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik bumi. Gaya graviasi

bumi adalah gaya yang menarik benda-benda untuk jatuh ke

permukaan bumi. Setiap benda dalam keadaan bebas di atas bumi

akan tertarik ke bumi. Benda ditarik selalu menuju ke permukaan

bumi. Pusat bumi yang menarik benda di permukaan bumi disebut

gaya gravitasi bumi.

Seperti pada dalil Al-qur’an di terangkan benda dalam keadaan

bebas akan tertatik ke bumi.

Artinya: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib,tidak ada yang mengetahuinnya kecuali Dia sendiri, danDia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dantiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Diamengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pundalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basahatau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yangnyata (Lauh Mahfudz)”.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap benda dalam

keadaan bebas akan jatuh kebumi. Benda bergerak karena gaya

gravitasi bumi tidak dipengaruhi oleh berat, dan ukuran benda.

Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada

jarak benda dari pusat bumi.

Page 69: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

50

Jika semakin jauh letak benda dari pusat bumi, maka gaya

gravitasi semakin kecil. Gravitasi bumi membuat seseorang tetap

dipermukaan bumi, dapat berjalan di atas tanah, benda-benda dan

makhluk yang ada di bumi tidak melayang-layang di udara. Buah

kelapa yang jatuh ke bawah merupakan salah satu contoh dari

adanya gravitasi bumi (Sulistyowati, 2009: 80). Gambar tentang

contoh gaya gravitasi bumi kelapa jatuh akibat gaya gravitasi bumi

ditampilkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Contoh Gaya Gravitasi Bumi

(Sumber: Sulistyowati, 2009: 80)

Benda dapat jatuh menuju bumi karena bumi menarik

benda tersebut. Jadi, bumi memiliki gaya tarik, gaya tarik bumi

dinamakan gaya gravitasi bumi. Gaya inilah yang menarik

semuabenda jatuh menuju bumi. Gerak jatuh yang disebabkan

oleh gaya gravitasi disebut gerak jatuh bebas. (Haryanto, 2012:

131).

Page 70: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

51

b. Gaya Gesek

Gaya gesek adalah kekuatan hambatan akibat gesekan.

Seseorang ketika mendorong kardus terjadi gesekan antara

permukaan kardus dengan lantai. Jadi, gaya gesek merupakan

gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan

benda saling bersentuhan. (Azmiyawati, 2008 : 84). Gambar

tentang adanya gaya gesek ditampilkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Gaya Gesek saat Mendorong Kardus (Sumber Azmiyawati,

2008: 84)

Permukaan benda-benda itu berbeda-beda, ada yang kasar,

licin, bergelombang, atau datar. Gerak benda di permukaan yang

halus lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan gerak benda

di atas permukaan kasar. (Susilowati, 2010: 121).

1) Manfaat Gaya Gesek

Manfaat gaya gesek yaitu membantu benda bergerak

tanpa tergelincir; menghentikan benda yang sedang

bergerak; dan menahan benda-benda agar tidak bergeser.

Page 71: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

52

a) Membantu Benda Bergerak Tanpa Tergelincir .

b) Menghentikan Benda yang Sedang Bergerak

c) Menahan Benda-Benda agar Tidak bergeser

Gaya gesek mampu menahan benda agar tidak

tergelincir, termasuk juga berbagai benda dalam kehidupan

sehari-hari seperti perabotan rumah. Tanpa adanya gaya

gesek, perabotan rumah mudah tergeser. Gambar tentang

manfaat gaya gesek ditampilkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Orang dapat bersepeda dengan lancarkarena adanya

gaya gesek (Sumber: Priyono, 2010: 117)

2) Benda-Benda yang Memperbesar Gaya Gesek

Benda-benda yang memperbesar gaya gesek contohnya

adalah bahan karet dan paku-paku.

a) Bahan karet

b) Paku-paku atau pul

3) Kerugian Akibat Gaya Gesek

Gaya gesek tidak hanya memberi manfaat, namun

gaya gesek juga bisa merugikan. Beberapa kerugian akibat

Page 72: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

53

gaya gesek yaitu menghambat gerakan, mengikis

permukaan yang bergesekan, dan memboroskan energi

untuk mengatasi gaya gesek.

a) Menghambat Gerakan

b) Mengikis Permukaan yang Bergesekan

c) Memboroskan Energi untuk Mengatasi Gaya Gesek

Gaya gesek yang muncul harus dilawan agar benda

dapat bergerak, sehingga perlu adanya gaya tambahan.

Gaya tambahan diperoleh dari energi. Gaya gesek yang

memboroskan energi contohnya adalah ketika seseorang

memerlukan tenaga yang lebih kuat untuk menarik benda di

atas karpet daripada benda di atas lantai yang licin.

4) Cara Mengurangi Gaya Gesek

Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi

kerugian akibat gaya gesek adalah dengan mengecilkan

gaya gesek tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk mengurangi gaya gesek yaitu memasang roda,

memasang bantalan peluru, dan menghaluskan permukaan

benda.

a) Memasang roda

b) Memasang bantalan peluru

c) Menghaluskan permukaan benda

c. Gaya Magnet

Page 73: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

54

Gaya magnet adalah gaya yang ditimbulkan logam yang

dapat menarik benda-benda lain yang juga terbuat dari logam.

Gaya magnet berasal dari magnet. Istilah magnet berasal dari

kata “magnesia”. Magnesia adalah nama sebuah daerah di

Yunani (Haryanto, 2012: 116). Gambar magnet yang dapat

menarik besi ditampilkan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Magnet Menarik Besi

(Sumber: Susilowati, 2010: 104)

1) Benda Magnetis dan Non-magnetis

a) Benda Magnetis

Benda magnetis adalah benda-benda yang dapat

ditarik atau digerakkan oleh magnet. Benda magnetis

antara lain mengandung besi, baja, nikel, dan kobalt.

Contohnya paku, mur, baut, pisau, dan sebagainya.

Benda yang dapat ditarik oleh magnet disebut juga benda

ferromagnetis (Winarti, 2009: 66). Benda magnetis

contohnya ditampilkan pada Gambar 2.5.

Page 74: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

55

Gambar 2.5 Contoh Benda Magnetis Pisau dan Paku

(Sumber: Winarti, 2009: 66)

b) Benda Nonmagnetis

Benda nonmagnetis adalah benda yang tidak dapat

ditarik atau digerakkan oleh magnet. Bendan

nonmagnetis banyak ditemui dalam kehidupan sehari-

hari, yaitu berupa benda-benda yang tidak dapat ditarik

magnet. Benda nonmagnetis dapat berupa unsur logam

maupun nonlogam. Benda nonmagnetis contoh yaitu

aluminium, seng, plastik,kayu, kapur, kertas, dan kaca

(Winarti, 2009: 66). Benda nonmagnetis contohnya

ditampilkan pada

Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Contoh Benda Nonmagnetis Buku dan Kapur Tulis

(Sumber: Winarti, 2009: 67)

Page 75: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

56

2) Kekuatan Gaya Magnet

Kekuatan gaya magnet mampu menembus

penghalang, yaitu benda nonmagnetis. Gaya tarik magnet

masih berpengaruh terhadap benda magnetis di balik

penghalang tersebut. Jika penghalang itu terlalu tebal, maka

pengaruh magnet bisa hilang. Kekuatan gaya tarik magnet

dipengaruhi oleh ketebalan penghalang antara magnet dan

benda magnetis. (Haryanto, 2012: 119).

Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-

benda logam meskipun ada penghalang di antara magnet

dan benda yang ditariknya. Daya tembus gaya magnet

besarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis

penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan

magnet. Gaya magnet pengaruhnya juga ditentukan oleh

jarak magnet dengan benda. (Azmiyawati, 2008: 89).

Benda dan magnet yang jaraknya makin dekat

membuat kekuatan gaya magnet makin kuat. Gaya tarik

magnet ini menyebabkan magnet harus disimpan dengan

hati-hati. Magnet harus dijauhkan dari peralatan elektronik

yang rumit, seperti jam, telepon genggam, radio, televisi,

komputer. (Haryanto, 2012: 120).

Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah merata di

seluruh sisi atau bagiannya. Gaya magnet terkuat di kedua

Page 76: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

57

kutubnya. Pada magnet batang, gaya magnet terkuat berada

di kedua ujungnya, yaitu kutub-kutubnya. Jika beberapa

benda magnetis didekatkan magnet, maka benda-benda

tersebut cenderung untuk segera ditarik ke kutub-kutub

tersebut. (Haryanto, 2012: 121).

Daerah sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh

gaya magnet disebut medan magnet. Area medan magnet itu

biasa ditunjukkan dengan garis-garis gaya magnet. Garis-

garis gaya magnet tersebut saling bertemu di ujung kedua

kutubnya (Azmiyawati, 2008: 89).

3) Magnet Memiliki Dua Kutub

Magnet memiliki dua kutub. Jika magnet bisa

bergerak bebas, maka ada satu kutub yang menunjuk ke

arah utara. Kutub itu dinamakan kutub utara magnet,

biasanya diberi warna merah atau huruf N (north). Kutub

satunya lagi yangmenunjuk ke arah selatan, disebut kutub

selatan magnet, biasanya diberi warna biru atau huruf S

(south). (Haryanto, 2012: 123).

Magnet pada keadaan bebas akan selalu menunjuk

ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke

utara disebut kutub utara, sedangka ujung magnet yang

mengarah ke selatan disebut kutub selatan. (Azmiyawati,

2008: 90).

Page 77: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

58

Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus.

Saat kutub magnet yang sama dari dua buah magnet batang

saling didekatkan, kedua magnet akan saling menolak.

Sebaliknya jika kutub magnet yang berbeda saling

didekatkan, akan terjadi tarik-menarik (Azmiyawati, 2008:

90). Gambar tentang dua kutub magnet ditampilkan pada

Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Dua Kutub Magnet yang Saling Didekatkan

(Sumber: Susilowati, 2010: 111)

4) Cara Membuat Magnet

Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat

dibuat menjadi magnet dengan cara-cara tertentu

(Azmiyawati, 2008: 91).

a) Cara Induksi

b) Cara Gosokan

c) Dialiri Arus Listrik

Page 78: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

59

B. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Supriyatun, Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut

Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2017 dengan judul “ Peningkatan

Hasil Belajar IPS Materi Keragaman Sosial dan Budaya Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada Siswa

Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kemusu Kecamatan

Kemusu Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”. Persamaaan

Skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti yaitu terletak pada metode

penelitiannya yang sama-sama menggunakan metode penelitian

tindakan kelas, sedangkan perbedaannya terletak pada materi

pembelajarannya yaitu pada skripsi ini menggunakan materi IPS.

2. Skripsi yang ditulis oleh Khadzik Misja Mahasiswa IAIN Salatiga

Tahun 2016 dengan judul “ Peningkatan minat belajar IPS materi

sejarah kerajaan islam melalui metode Numbered Head Together (NHT)

dengan media visual pada siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pealajaran 2015/2016. Sedangkan

perbedaannya terletak pada metode penelitiannya skripsi ini

menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan penulis

menggunakan metode penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan penelitian diatas, posisi penelitian ini menggunakan

penelitian tindakan kelas. Akan tetapi penelitian diatas materinnya

Page 79: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

60

berbeda untuk menunjang keberhasilan belajar siswa. Peneliti

menggunakan metode Numbered Heads Together dalam penelitian

Tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya

melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Togerher

pada siswa kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019.

Page 80: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

61

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin

1. Profil MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin

Tabel 3.1 Identitas Sekolah

No. Identitas Keterangan1. Nama Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Nurul

Hikmah 02 Kedungringin2. Akreditasi A3. Yayasan Penyelengara LP. Ma’arif NU Kab. Semarang4. NSS/ NSM 111233220036

5. Alamat:DusunDesaKecamatanKabupatenPropinsiKode Pos

Krajan, RT: 08/ RW: 02KedungringinSuruhSemarangJawa Tengah50776

6. NPSN 607128417. Didirikan 16 September 19898. Status Swasta9. SK Pengesahan Depag RI Nomor MK.14/5.b/PP.01.1/197310. SK Oprasional MI Wk/5b/Pgm/MI/198911. Luas Tanah 860 m2

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

2. Letak Geografis Madrasah

Data geografi madrasah merupakan dataran rendah yang terletak

pada lintang -7.3354 dan bujur +110.53

Utara : Rumah Warga

Barat : Jalan Raya Utama Kedungringin-Suruh

Page 81: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

62

Selatan : Rumah Warga

Timur : Masjid

3. Visi dan Misi

Visi MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian

islmai, disiplin, berilmu, dan peduli lingkungan, serta unggul dalam

prestasi akademik.

Misi MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang:

a. Mewujudkan pembentukan karakter islam pada peserta didik yang

mampu mengaktualisasiakan dirinya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Meenyelengarakan pembelajaran dan pembiasaan disiplin dalam

lingkungan madrasah pada semua kegiatan.

c. Menyelengarakan pendidikan yang profesional, yang selalu

berorientasi pada peserta didik yang menguasai ilmu umum dan

agama.

d. Menyelengarakan pendidikan yang mengarah pada pembentukan

siswa mempunyai rasa peduli terhadap lingkungan.

e. Menyelengarakan pendidikan yang brkualitas dengan

menggunakan metode-metode pembelajaran yang tepat dan dapat

merangsang peserta didik aktif serta kreatif.

f. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme teenaga pendidik

sesui dengan perkembangan dunia pendidikan.

Page 82: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

63

g. Mewujudkan pmbelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

menyenangkan, dan islami dalam mencapai prestasi dan berdaya

saing peserta didik.

h. Menyelengarakan tata kelola madrasah yang efektif, efesien,

transparan, dan akuntabel.

4. Keadaan Guru

Keadaan guru MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data Guru MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin

No. Nama Tempat TanggalLahir

L/P Ijazah

1. M. Nur Chabib, S. Pd. I Byl, 26 Agustus 1975 L SI/PAI2. Sri Lestari, S. Pd. Smg, 25 Mei 1970 P SI/BK3. Padil, S. Ag. Smg, 06 Agustus

1970L SI/PAI

4. Tamam Syarif, S. Pd. I Smg, 15 Mei 1991 L SI/PAI5. Martini, S. Pd. I Smg, 03 Oktober

1985P SI/PAI

6. Hariyanto, S. PdI. Smg, 10 Oktober1977

L SI/PAI

7. Ummi Farida, S. Pd. I Byl, 15 Juli 1980 P SI/PAI

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

5. Keadaan Siswa

Keadaan siswa MI Nurul Hikmah 02 Keedungringin Kecamatan

suruh Kabupaten Semarang pada tahun 2019 berjumlah 140 siswa

dengan rincian pada tabel 3.3.

Page 83: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

64

Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin

Kelas Jumlah Siswa Jumlah SiswaLaki-laki Perempuan

I 10 13 23II 15 14 29III 9 14 23IV 12 10 22V 12 9 21VI 14 8 22

Jumlah 72 68 140

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

6. Subjek Penelitian

Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa

kelas V di MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin yang berjumlah 21

siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa prempuan.

Rincian data siswa kelas V dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin

No. Nama Siswa Jenis Kelamin1. M. Ilham Pratama Laki-laki2. M. Alif Qurqon Laki-laki3. Aditya Saputra Laki-laki4. Anita Yulia Safitri Perempuan5. Bagus Dwi Sasmito Laki-laki6. Citra Rebeca Agustin Perempuan7. Danu Marianto Laki-laki8. Faza Rafi Ahmad Laki-laki9. Lufita Nurmala Sari Perempuan10. Dani Irfansah Laki-laki11. Arif Wahyu Prayoga Laki-laki12. Iqbal Setiawan Laki-laki13. M. Rendi Setiawan Laki-laki14. M. Zaenal Arifin Laki-laki15. Novi Nurmala Perempuan16. Novi Nurmila Perempuan

Page 84: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

65

17. Nuzulia Amelatus Sholehah Perempuan18. Rafi Ahmad Maulana Laki-laki19. Ria Hidayah Ramadani Perempuan20. Riska Amelia Perempuan21. Putri Syifa Aulia Perempuan

(Sumber: Dokumentasi Sekolah)

7. Kolaboratif Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengunakan jenis penelitian

kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran

beersama siswa. Peneliti membantu menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan

serta melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa berkaitan

dengan langkah-langkah proses pembelajaran dan pelaksanaan model

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together.

8. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan 3 kali pertemuan (3 siklus) di MI

Nurul Hikmah 02 Kedungringin. Waktu Penelitian dapat dilihat pada

Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No. Siklus Pelaksanaan Penelitian1. Siklus I Senin, 11 Maret 20192. Siklus II Sabtu, 14 Maret 20193. Siklus III Sabtu, 21 Maret 2019

(Sumber: Data Primer)

Page 85: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

66

B. Nilai Prasiklus

Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti mengetahui

kondisi awal siswa dimana dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa

masih rendah atau cukup tidak memenuhi kriteria ketuntasan yang telah

ditentukan, kondisi ini yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan

penelitian. Penulis melaksanakan observasi pra siklus ini pada hari Sabtu,

09 Maret 2019. Disana peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas

V yaitu Bapak Hariyanto, S. PdI.

Berdasarkan pengmaatan tersebut dapat diketahui bahwa

kemampuan siswa mash tergolong rendah terhadap mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) pada materi gaya. Hal tersebut dapat dibuktikan

dari hasil ulangan harian siswa yang masih banyak kurang dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun hasil pre-test dapat dilihat dalam

tabel brikut:

Tabel: 3.6 Nilai Hasil Belajar Siswa Ulangan Harian

No. Nama KKM Nilai Keterangan1. MIP 70 40 Belum Tuntas2. MAQ 70 50 Belum Tuntas3. AS 70 60 Belum Tuntas4. AYS 70 70 Tuntas5. BDS 70 60 Belum Tuntas6. CRA 70 50 Belum Tuntas7. DM 70 60 Belum Tuntas8. FRA 70 80 Tuntas9. LNS 70 80 Tuntas10. DI 70 30 Belum Tuntas11. AWP 70 40 Belum Tuntas12. IS 70 60 Belum Tuntas13. MRS 70 70 Tuntas14. MZA 70 60 Belum Tuntas

Page 86: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

67

(Sumber: Data Primer )

Keterangan:

Tuntas : 9 Siswa

Belum Tuntas : 12 Siswa

Kriteria Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

P =

P = × 100%

P = 42, 85%

P = 43% ( Pembulatan )

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa siswa tuntas KKM 70

dalam pembelajaran IPA materi gaya sebanyak 9 siswa (43%), sedangkan

yang belum tuntas sebanyak 12 siswa (57%) dari keseluruhan jumlah

siswa yaitu 21 siswa di kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin.

15. NNA 70 100 Tuntas16. NNI 70 90 Tuntas17. NAS 70 80 Tuntas18. RAM 70 50 Belum Tuntas19. RHR 70 60 Belum Tuntas20. RA 70 80 Tuntas21. PSA 70 60 Belum Tuntas

Jumlah 1330

Rata-rata Kelas 63,3

Page 87: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

68

43%57%

SiswaTuntas

BelumTuntas

Rata-rata nilai siswa adalah 63,3% jad persentase belum mencapai

indikator keberhasilan yaitu sebesar 85% dari seluruh siswa dalam satu

kelas. Yang dapat dilihat dari grafik dibawah ini

Gambar 3. 1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus(Data Primer)

C. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga siklus

penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan

tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyiapkan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

dengan bahasan pokok gaya gravitasi bumi.

2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mata pelajaran IPA materi gaya gravitasi bumi dengan

Page 88: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

69

mengunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

3) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan di

gunakan siswa saat proses pembelajaran.

4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran.

5) Peneliti menyiapkan soal evaluasi .

6) Peneliti menyiapkan lembar observasi guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dan

7) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan aktivitas

siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA mengunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numberes Heads Together.

8) Pembentukan kelompok belajar menjadi 5 kelompok.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari

Senin, 11 Maret 2019 pukul 07.00 samapi 08.10 WIB di ruang

kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 21 dan

seluruh siswa hadir. Penelitian tindakna kelas ini berlangsung

selama satu kali pertemuan (2x 35 menit). Materi yang diajarkan

pada siklus I adalah tentang gaya gravitasi bumi. Berikut ini adalah

langkah-langkah pelaksanaan siklus I:

Page 89: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

70

1. Pendahuluan (10 menit)

a. Guru mengucapkan salam;

b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a;

c. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;

d. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi gaya

gravitasi bumi; dan

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya

gravitasi bumi di buku pelajaran IPA halaman 82-84 dan

melihat contoh gambar gaya gravitasi bumi;

b. Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya

gravitasi bumi yang telah dibaca siswa;

c. Guru membentuk kelompok belajar siswa sebanyak 5

kelompok dengan cara berhitung;

d. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

untuk melakukan eksperimen tentang gerak jatuh benda

dan perbandingan kecepatannya.

e. Guru mengajak siswa untuk melaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together;

f. Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa tentang

gerak jatuh pada benda dan perbandingan kecepatannya;

Page 90: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

71

g. Guru menjelaskan tujuan Model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together;

h. Guru mendampingi siswa membuat kelompok;

i. Guru menjelaskan aturan dan langkah-langkahnya dalam

melakukan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together;

1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

2) Guru memberikan tugas dan setiap kelompok disuruh

untuk mengamati eksperimen tentang gerak jatuh benda

dan perbandingan kecepatannya.

3) Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar

dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat

mengerjakannya.

4) Guru akan memanggil salah satu nomor siswa dan

siswa yang nomornya di panggil melaporkan hasil kerja

sama mereka.

5) Siswa yang lain diminta untuk memberi tanggapan,

kemudian guru menunjuk nomor lain.

j. Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen

tentang gerak jatuh benda dan perbandingan kecepatannya

sesuai dengan lembar kerja siswa yang telah dibagikan

terlebih dahulu;

Page 91: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

72

k. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil

eksperimen tentang gaya gravitasi bumi dengan

kelompoknya;

l. Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di

lembar kerja siswa;

m. Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mempresentesikan hasil diskusi tentang gaya gravitasi

bumi di depan kelas dan siswa lain menanggapi;

n. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa

dengan bertepuk tangan;

o. Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya

gravitasi bumi;

p. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil

kerja siswa;

q. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

beranya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami; dan

r. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

yang sudah disiapkan oleh guru.

3. Penutup (10 menit)

a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

hasil pembelajaran;

b. Guru melakukan penelitian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

Page 92: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

73

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;

d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk

pertemuan berikutnya yaitu materi gaya gesek;

e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin

berdo’a; dan

f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan secara peneliti langsung selama

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disusun. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan

mengunakan dua lebar observasi. Lembar observasi pertama

digunakan untuk ketrampilan guru dalam melaksanakan

pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar observasi kedua

digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam melaksanakan

pembelajaran IPA mengunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together. Hasil pengamatan berupa lembar

observasi akan dilampirkan pada lembar catatan lapangan.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan peeneliti terhadap hasil pelaksanaan

pembelajaran pada penelitian siklus I untuk mengetahui kelemahan

Page 93: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

74

kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan siswa sehingga

dapat digunakan sebagai acuan melaksanakan perbaikan pada

siklus berikutnya untuk mencapai indikator keberhasilan belajar.

Kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus I

dapat dijelaskan di bawah ini:

1) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas

dan bermakna;

2) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran;

3) Kelompok belajar yang dibuat tidak berdasarkan tingkat

kecerdasan siswa;

4) Guru kurang membangkitkan rasa ingin tahu siswa;

5) Guru kurang dalam melatih aktivitas pemecahan masalah; dan

6) Guru kurang memberi umpan balik kepada siswa.

7) Metode yang digunakan sebelumnya kurang tepat.

8) Metode pembelajarannya masih cederung monoton, sehingga

siswa cederung bosan.

Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan

pembelajaran mengunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together pada siklus I. Hal ini dilakukan untuk

merencanakan perbaikan supaya siklus berikutnya tidak terjadi lagi

kelemahan yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:

Page 94: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

75

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan

bermakna;

2) Guru memberikan stimulus kepada siswa supaya aktif dalam

proses pembelajaran;

3) Guru merencanakan pembagian kelompok belajar berdasarkan

tingkat kecerdasan siswa;

4) Guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa;

5) Guru melatih siswa aktivitas pemecahan masalah;

6) Guru memberikan umpan balik kepada siswa.

7) Guru berusaha menyiapkan metode yang pas saat

pembelajaran.

8) Guru mengikuti workshop metode pembelajaran supaya metode

yang digunakan tidak monoton.

Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan merupakan

salah satu komponen yang menyebabkan indikator keberhasilan

belum tercapai, pada siklus II diharapkan mealui model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada

pembelajaran IPA materi gaya gravitasi bumi hasil belajar siswa

dapat meningkat.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap

perencanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

Page 95: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

76

1) Peneliti menyiapkan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

dengan bahasan pokok gaya gravitasi bumi.

2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mata pelajaran IPA materi gaya gravitasi bumi dengan

mengunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

3) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akn di

gunakan siswa saat proses pembelajaran.

4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran.

5) Peneliti menyiapkan soal evaluasi .

6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru

dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dan

7) Peneliti menyiapkan lembar observasi kererampilan guru dan

aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numberes

Heads Together.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada

Kamis, 14 Maret 2019 pukul 08.10 sampai 09.20 WIB di ruang

kelas V MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa dan

seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas berlangsung selama

Page 96: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

77

satu kali pertemuan ( 2 x 35 menit ). Materi yang diajarkan pada

siklus II adalah tentang gaya gesek. Berikut adalah langkah-

langkah pelaksanaan siklus II:

Pendahuluan (10 menit):

a. Guru mengucapkan salam;

b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a;

c. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;

d. Guru bertanya kepada siswa, apakah siswa sudah siap

mengikuti pembelajaran;

e. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di

pertemuan sebelumnya, dilanjutkan bertanya jawab tentang

fenomena dunia nyata yang barkaitan dengan materi gaya

gesek yang akan dipelajari untuk membangkitkan rasa ingin

tahu siswa; dengan menanyai:

1) “Ada yang masih ingat pertemuan sebelumnya kita telah

belajar tentang apa?”

2) “Pernahkah kalian naik sepeda kemudian mengeremnya?

Kenapa sepeda bisa berhenti?”

Kegiatan Inti (50 menit):

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

dengan jelas dan bermakna.

Page 97: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

78

b. Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya

gesek dan melihat contoh gambar yang ada di buku

pelajaran halaman 84-87.

c. Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya gesek

yang telah dibaca siswa;

d. Guru mengajak siswa untuk melaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together;

e. Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah tentang

pengaruh bentuk permukaan benda terhadap gaya gesek

dengan melakukan eksperimen;

f. Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan untuk melakukan eksperimen tentang gaya

gesek;

g. Guru menjelaskan tujuan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together;

h. Guru mendampingi siswa membuat kelompok;

i. Guru menjelaskan aturan dan langkah-langkahnya dalam

melakukan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together;

1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

2) Guru memberikan tugas dan setiap kelompok disuruh

untuk mengamati eksperimen tentang gerak jatuh benda

dan perbandingan kecepatannya.

Page 98: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

79

3) Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar

dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat

mengerjakannya.

4) Guru akan memanggil salah satu nomor siswa dan

siswa yang nomornya di panggil melaporkan hasil kerja

sama mereka.

5) Siswa yang lain diminta untuk memberi tanggapan,

kemudian guru menunjuk nomor lain.

j. Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen

tentang gaya gesek;

k. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya

tentang gaya gesek yang telah yang diamati oleh siswa

melalui kegiatan eksperimen;

l. Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar

kerja siswa;

m. Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mempresentesikan hasil diskusi tentang gaya gesek di

depan kelas dan siswa lain menanggapi;

n. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa

dengan bertepuk tangan;

o. Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya gesek

dan memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil

kerja siswa;

Page 99: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

80

p. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk beranya

jawab tentang hal-hal yang belum dipahami; dan

q. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang

sudah disiapkan oleh guru.

Penutup (10 menit)

a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

hasil pembelajaran;

b. Guru melakukan penelitian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;

d. Guru menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan

berikutnya yaitu materi gaya maghnet;

e. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a;

dan

f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan peneliti secara langsung selama

proses pembelajaran dengan mengunakan lembar pengamatan yang

telah disusun oleh sebagaimana pada Siklus I. Peneliti dalam

melaksanakan pengamatan mengunakan dua lembar observasi,

masing-masing lembar observasi ini digunakan untuk mengamati

Page 100: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

81

apakah ada perubahan aktivitas guru dan siswa dari siklus

sebelumnya pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Lembar

observasi pertama digunakan untuk mengamati keterampilan guru

dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Lembar

observasi kedua digunakan untuk mengamati keterampilan guru

dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

mengunakan modl pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together. Hasil pngamatan berupa lembar observasi akan

dilampirkan pada lembar catatan lapangan.

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada hasil pelaksanaan penelitian

Siklus II untuk mengetahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang

telah trlaksana pada siklus II sehingga dapat digunakan sebagai

acuan melaksanakan perbaikan pada siklus berikutnya untuk

mencapai indikator keberhasilan belajar. Kelemahan-kelemahan

yang dihadapi pada pelaksanaan Siklus II dapat dijelaskan di

bawah ini:

1) Terdapat 8 (delapan) siswa yang belum terlibat penuh dalam

pembelajaran;

2) Saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi,

terdapat lima siswa yang tidak memperhatikan; dan

Page 101: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

82

3) Terdapat enam siswa yang belum bisa dalam menemukan

pengetahuanya sendiri.

Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi saat peelaksanaan pembelajaran

mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk merencanakan

pebaikan supaya siklus berikutnya tidak terjadi lagi kelemahan

yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:

1) Guru memberikan perhatian kepada semua siswa agar terlibat

penuh dalam pembelajaran;

2) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok

untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain yang telah

presentasi di depan kelas; dan

3) Guru memotivasi dan memberikan stimulus yang bermakna agar

siswa dapat menentukan pengetahuannya sendiri.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan

tindakan siklus III adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyiapkan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

dengan bahasan pokok gaya gravitasi bumi.

2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

mata pelajaran IPA materi gaya gravitasi bumi dengan

Page 102: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

83

mengunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

3) Peneliti membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akn di

gunakan siswa saat proses pembelajaran.

4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran.

5) Peneliti menyiapkan soal evaluasi .

6) Peneliti menyiapkan lembar observasi keterampilan guru

dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun,

dan

7) Peneliti menyiapkan lembar observasi kererampilan guru dan

aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numberes

Heads Together.

b. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas Siklus III dilaksanakan pada Kamis,

21 Maret 2019 pukul 08.10 sampai 09.20 WIB di ruang kelas V MI

Nurul Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 21 dan seeluruh siswa

hadir. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama satu kali

pertemuan (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan pada Siklus III

adalah tentang gaya magnet. Berikut ini adalah langkah-langkah

pelaksanaan Siklus III:

Page 103: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

84

1. Kegiatan Awal (10 menit):

a. Guru mengucapkan salam;

b. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin berdo’a

kemudian mengabsen siswa;

c. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa siap

belajar dan aktif dalam melaksanakan pembelajaran;

d. Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari di

pertemuan sebelumnya, dilanjutkan bertanya tentang fenomena

dunia nyata yang berkaitan dengan gaya magnet yang akan

dipelajari untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa; dan

1) “ Ada yang masih ingat pertemuan sebelumnya kita

telah belajar tentang apa?”

2) “Pernahkan kaliaan melihat magnet menarik benda-

benda disekitarnya?”

e. Guru menjelaskaan tujuan pembelajaarn yang akan dicapai

dengan jelas dan bermakna.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang gaya

magnet di buku pelajar halaman 88-93 dan melihat contoh

gambar gaya magnet;

b. Guru menjelaskan garis besar materi tentang gaya magnet

yang telah dibaca siswa;

Page 104: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

85

c. Guru membentuk kelompok belajar ssiswa menjadi 5

kelompok berdasarkan presentasi;

d. Guru mengajak siswa untuk melaksanakan model

pembelajaran Numbered Heads Together;

e. Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah tentang

faktor yang memengaruhi kekuatan gaya magnet terhadap

suatu benda yang melakukan eksperimen;

f. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melakukan eksperimen tentang gaya magnet;

g. Guru menjelaskan tujuan menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together;

h. Guru mendampingi siswa membuat kelompok;

i. Guru menjelaskan aturan dan langkah-langkah dalam

melakukan model pembelajaran Numbered Heads Together;

j. Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen

tentang benda magnetis da benda non magnetis serta

kekuatan gaya magnet sesuai dengan lembar kerja siswa yang

telah dibagikan terlebih dahulu;

k. Guru melihat siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya

tentang magnet yang telah diamati oleh siswa melalui

kegiatan eksperimen;

l. Guru memberikan stimulus kepada siswa, agar sisswa dapat

menemukan pengetahuannya sendiri;

Page 105: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

86

m. Guru meminta siswa untuk mencatat hasil diskusi di lembar

kerjaa siswa;

n. Guru meminta masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hassil diskusi tentang gaya magnet di

depan kelaas;

o. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok

untuk mmenanggapi hasil presentasi dari kelompok lain;

p. Guru memberikan umpan balik terhadap tanggapan sisswa;

q. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa

dengan bertepuk tangan dan meminta siswa untuk

menempelkan hasil kerja siswa di depan kelas; dan

r. Guru memberikan penjelasan tambahan tentang gaya

magnet;

s. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil

kerja siswa;

t. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

jawab tentang hal-hal yang belum dipahami; dan

u. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi yang

ssudah disiapkan oleh guru.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

hasil pembelajaran;

Page 106: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

87

b. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan

pembelajaran yang sudah dilaksanakan;

c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;

d. Guru menginformasikaan rencana kegiataan untuk pertemuan

berikutnya;

e. Guru meminta salaah seorang siswa untuk memimpin berdo’a;

dan

f. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.

c. Pengamatan

Peneliti melaksanakan pengamatan secara langsung selama

proses pembelajaran berlangsung dengan mengunakan lembar

pengamatan yang telah disususn sebagaimana pada Siklus I dan

Siklus II. Peneliti dalam melaksanakan pengamatan mengunakan

dua lembar obseervasi, masing-masing lemabar observasi ini

digunakan untuk mengamati apakah ada perubahan aktivitas guru

dan siswa dari siklus sebelumnya. Lembar observasi prtama

digunakan untuk mengamati keterampilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA sesua dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disususn. Lembar

observas kedua dgunakan untuk mengamati kerterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA

Page 107: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

88

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together. Hasil pengamatan berupa lembar observasi akan

dilampirkan pada leembar catatan lapangan.

d. Refleksi

Refleksi yang dilakukan peenelit pada hasil pelaksanaan

penelitian Siklus III menunjukkan bahwa pada siklus III sudah

tidak ditemukan kelemahan-kelemahan dalam proses

pembelajaran.kelemahan-kelemahan yang terjadi di Siklus II dapat

diatasi pada Siklus III ini. Penelitian dihentikan sampai Siklus III

karena hasil belajar siswa sudah menunjukkan ndikator ktuntasan

klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85 % siswa tuntas belajar. Siswa

yang tidak tuntas pada SIklus III akan di berikan tindakan mandiri

berupa latihan-latihan atau remidi yang dipantau oleh guru

sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.

Page 108: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar dan Observasi Siklus I

a. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I

Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Kamis, 11 Maret

2019. Pembelajran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).

Materi pokok yang diajarkan pada Siklus I adalah gaya gravitasi

bumi. Hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I

menunjukkan bahwa siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Hands Together, meskipun belum semua siswa

akatif dalam mengikuti pembbelajaran. Nilai hasil belajar siswa

pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4. 1

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Nama KKM Nilai Keterangan1. MIP 70 40 Belum Tuntas2. MAQ 70 50 Belum Tuntas3. AS 70 70 Tuntas4. AYS 70 70 Tuntas5. BDS 70 60 Belum Tuntas6. CRA 70 70 Tuntas7. DM 70 60 Belum Tuntas8. FRA 70 80 Tuntas9. LNS 70 80 Tuntas10. DI 70 30 Belum Tuntas11. AWP 70 70 Tuntas12. IS 70 60 Belum Tuntas13. MRS 70 70 Tuntas

Page 109: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

90

14. MZA 70 60 Belum Tuntas15. NNA 70 100 Tuntas16. NNI 70 90 Tuntas17. NAS 70 80 Tuntas18. RAM 70 50 Belum Tuntas19. RHR 70 70 Tuntas20. RA 70 80 Tuntas21. PSA 70 70 Tuntas

Jumlah 1410Rata-rata Kelas 67,1

Keterangan 6 Siswa belumTuntas

(Sumber: Data Primer)

Keterangan :

Tuntas : 13 Siswa

Belum Tuntas : 8 Siswa

P =

P = × 100%

P = 61,90 %

P = 62 % (Pembulatan)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai terendah yaitu 40. Dan

nilai tertinggi 100 yang diperoleh oleh satu siswa. Nilai rata-rata

yang dicapai siswa adalah 67,1. Data hasil belajar siklus I dapat

digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

Page 110: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

91

Gambar 4.1Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

(Sumber: Data Primer)

Data yang diperoleh dari hasil belajar Siklus I menunjukkan

bahwa terdapat 13 siswa (62%) yang tuntas belajar, sedangkan

yang tidak tuntas belajar 8 siswa (38%) dengan nilai rata-rata 67,1.

Hasil belajar yang diperoleh siswa dari Pra-Siklus ke Siklus I

mengalami peningkatan 19%. Hasil belajar pada Siklus I secara

klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70

(nilai KKM) hanya mencapai 62% dari jumlah siswa secara

keseluruhan, sehingga penelitian ini dilanjutkan pada Siklus II

dengan materi dan waktu yang berbeda.

b. Lembar Observasi

1. Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Selama proses pembelajran berlangsung peneliti mengamati

kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran. Data yang

diperoleh dari pembelajaran siklus I tentang aktivitas siswa dan

Page 111: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

92

guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas V MI

Nurul Hikmah 02 Kedungringin yaitu Bapak Hariyanto, S. PdI

sealama proses pembelajaran dapat disajikan data sebagai

berikut:

Tabel 4.2Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Aspek yang dinilai Skala PartisipasiA B C D

I PRA PEMBELAJARAN1. Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran2. Memeriksa kesiapan siswa3. Melakukan kegiatan Presentasi

ѴѴѴ

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARANa. Penguasaan Materi Pembelajaran

1. Menunjukkan Penguasaan materiPembelajaran

2. Mengaitkan materi denganpengetahuan lain yang relevan

3. Menyampaikan materi dengan jelas4. Mengaitkan materi dengan

realita kehidupan

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

b.Pendekatan/ Strategi Pembelajaran1. Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan kompetensi (tujuan)yang akan dicapai

2. Melaksanakan Pembelajaran secararuntut dengan model pembelajaranKooperatif Numbered HandsTogether

3. Menguasai Kelas4. Melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual5. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yangdirencanakan

Ѵ

Ѵ

ѴѴ

Ѵ

c. Pembelajaran yang Melibatkan Siswa1. Menimbulkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran dengandiskusi dan presentasi di depan kelas

2. Respon siswa terhadap

Ѵ

Ѵ

Page 112: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

93

pembelajaran yang baik3. Meningkatkan antusias siswa

dalam pembelajaran4. Daya pikir siswa yang semakin

Berkembang

Ѵ

Ѵ

d.Penilaian Proses dan Hasil Belajar1. Memantau kemajuan siswa dalam

pembelajaran2. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi

Ѵ

Ѵ

e. Penguasaan Materi Pembelajaran1. Penyampaian materi menggunakan

bahasa yang jelas dan benar2. Menyampaikan pesan sesuai

dengan apa yang hendak diutarakan

Ѵ

Ѵ

III PENUTUP1. Melakukan refleksi memberikan

kesimpulan materi pembelajarandengan melihat siswa

2. Mengetes siswa denganmemberikansoal evaluasi pembelajaran

Ѵ

Ѵ

Jumlah 16 54Total 70Katagori Baik

Keterangan:

Nilai 81-100 ( A Skor 4 = Sangat baik )

Nilai 61-80 (B Skor 3 = Baik )

Nilai 41-60 (C Skor 2 = Cukup)

Nilai 21-40 (D Skor 1 = Kurang )

Tabel 4.3 menunjukan hasil pengamatan guru siklus I

bahwa pada setiap aspek yang diamati guru rata-rata

menunjukkan hasil baik. Hasil pengamatan guru mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Hands Together.

Page 113: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

94

2. Lembar Observasi Siswa Siklus I

Tabel 4.3Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

No Nama Skor TotalSkor

Nilai PredikatA B C D E

1. MIP 2 2 2 1 1 8 D Kurang2. MAQ 1 2 2 1 1 7 D Kurang3. AS 2 2 2 2 2 10 C Cukup4. AYS 2 2 2 2 2 10 C Cukup5. BDS 2 1 2 2 1 8 D Kurang6. CRA 2 2 2 2 2 10 C Cukup7. DM 2 1 2 1 1 7 D Kurang8. FRA 2 2 2 1 1 8 D Kurang9. LNS 2 2 2 2 2 10 C Cukup10. DI 1 1 1 1 1 5 D Kurang11. AWP 2 2 1 2 2 9 D Kurang12. IS 2 1 1 2 1 7 D Kurang13. MRS 2 2 2 2 1 9 D Kurang14. MZA 2 1 1 1 2 7 D Kurang15. NNA 3 2 3 3 4 13 C Cukup16. NNI 3 2 3 4 2 12 C Cukup17. NAS 3 2 3 3 2 13 C Cukup18. RAM 3 3 2 2 3 13 C Cukup19. RHR 3 3 4 2 3 15 B Baik20. RA 3 2 3 3 2 13 C Cukup21. PSA 3 3 3 3 3 15 B Baik

Keterangan:

A = Disiplin

B = Tangung Jawab

C = Kerja Sama

D = Teliti

E = Kreatif

Nilai 4 = Sangat Baik ( 81-100)

Nilai 3 = Baik ( 61-80)

Nilai 2 = Cukup ( 41-60 )

Page 114: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

95

Nilai 1 = Kurang ( 21-40 )

Kegiatan pembelajaran pada siklus I berjalan dengan baik. Hal

ini dapat kita lihat pada tabel pengamatan siswa. Sebagian siswa

antusias mengikuti pembelajaran mengunakan pembelajaran tipe

Numbered Hands Together.

1. Keberhasilan

a) Secara keseluruhan siswa mampu melaksanakan

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Hands Together.

b) Siswa lebih aktif dan bersemangat pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

c) Siswa mampu mengerjakan soal dengan baik.

d) Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Gaya

lebih meningkat daripada prasiklus.

2. Kekurangan

a) Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat ketika

berkelompok msaih belum sesuai harapan dikarenakan baru

pertama kali mengunakan pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Hands Together.

b) Kegiatan pembelajaran masih kurang berjalan kondusif

karena masih ada siswa yang masih asik sendiri bercerita dan

masih banyak yang melamun.

Page 115: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

96

2. Hasil Belajar dan Observasi Siklus II

a. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Peneliti Siklus II dilaksanakan pada Kamis, 14 Maret 2019.

Pembelajaran berlangsung selama 70 menit ( 2 x 35 mnit ). Materi

pokok yang diajarkan pada Siklus II adalah gaya gesek.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pembelajaran Siklus I

berhasil diperbaiki pada Siklus II. Nilai hasil belajar siswa pada

Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4. 4.

Tabel 4. 4.

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Nama KKM Nilai Keterangan1. MIP 70 50 Belum Tuntas2. MAQ 70 60 Belum Tuntas3. AS 70 70 Tuntas4. AYS 70 70 Tuntas5. BDS 70 70 Tuntas6. CRA 70 70 Tuntas7. DM 70 60 Belum Tuntas8. FRA 70 80 Tuntas9. LNS 70 80 Tuntas10. DI 70 50 Belum Tuntas11. AWP 70 70 Tuntas12. IS 70 60 Belum Tuntas13. MRS 70 70 Tuntas14. MZA 70 70 Tuntas15. NNA 70 100 Tuntas16. NNI 70 90 Tuntas17. NAS 70 80 Tuntas18. RAM 70 50 Belum Tuntas19. RHR 70 70 Tuntas

20. RA 70 80 Tuntas21. PSA 70 70 Tuntas

Jumlah 1470

Page 116: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

97

Rata-rata Kelas 70

( Sumber: Data Primer )

Keterangan:

Tuntas : 15 Siswa

Belum tuntas : 6 Siswa

Presentase Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:

P =

P = × 100 %

P = 71, 42 %

Tabel 4.4 menujukkan bahwa nilai 100 di peroleh oleh 3

siswa sedangkan nilai yang belum tuntas ada 4 siswa dengan nilai

terendah 40. Nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 75,2. Data

hasil belajar siswa siklus II dapat digambarkan dalam grafik

sebagai berikut:

Gambar 4.2Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

(Sumber: Data Primer)

Page 117: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

98

Tabel 4. 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai

siswa pada pada Siklus II Mencapai 70. Siklus II siswa yang tuntas

belajar terdapat 15 siswa (71% ), sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar terdapat 6 siswa (29% ). Hasil belajar pada Siklus II

secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai

≥ 70 (Nilai KKM ) hanya mencapai 71% dari jumlah siswa secara

keseluruhan. Hasil presentase belum mencapai indikator

keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa,

jadi harus dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu Siklus III

b. Lembar Observasi

Pada siklus II peneliti mengamati proses pembelajaran siswa

dan guru ketika melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas V MI

Nurul Hikmah 02 Kedungringin selama proses pembelajaran

berlangsung dapat diketahui melalui tabel berikut.

1. Lembar Observasi Siklus II

Tabel 4.5

Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Aspek yang dinilai Skala Partisipasi

A B C D

I PRA PEMBELAJARAN1. Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran2. Memeriksa kesiapan siswa3. Melakukan kegiatan Presentasi

Ѵ

ѴѴ

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARANa. Penguasaan Materi Pembelajaran

1. Menunjukkan Penguasaan materi Ѵ

Page 118: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

99

Pembelajaran2. Mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan3. Menyampaikan materi dengan jelas4. Mengaitkan materi dengan

realita kehidupan

Ѵ

ѴѴ

b. Pendekatan/ Strategi Pembelajaran1. Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan kompetensi (tujuan)yang akan dicapai

2. Melaksanakan Pembelajaran secararuntut dengan model pembelajaranKooperatif Numbered HandsTogether

3. Menguasai Kelas4. Melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual5. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yangdirencanakan

Ѵ

Ѵ

ѴѴ

Ѵ

c. Pembelajaran yang Melibatkan Siswa1. Menimbulkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran dengandiskusi dan presentasi di depan kelas

2. Respon siswa terhadappembelajaran yang baik

3. Meningkatkan antusias siswadalam pembelajaran

4. Daya pikir siswa yang semakinBerkembang

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

d. Penilaian Proses dan Hasil Belajar1. Memantau kemajuan siswa dalam

pembelajaran2. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi

Ѵ

Ѵ

e. Penguasaan Materi Pembelajaran1. Penyampaian materi menggunakan

bahasa yang jelas dan benar2. Menyampaikan pesan sesuai

dengan apa yang hendak diutarakan

Ѵ

Ѵ

III PENUTUP1. Melakukan refleksi memberikan

kesimpulan materi pembelajaranѴ

Page 119: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

100

dengan melihat siswa2. Mengetes siswa dengan memberikan

soal evaluasi pembelajaranѴ

Jumlah 36 39Total 75Katagori Baik

Tabel 4.5 menunjukkan hasil pengamatan guru siklus I

bahwa pada setiap aspekyang diamati guru rata-rata

menunjukkan hasil baik. Hasil pengamatan guru mampu

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Hands

Together.

2. Lembar Observasi Siswa Siklus II

Tabel 4.6Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

NO Nama Skor TotalSkor

Nilai Predikat

A B C D E

1 MIP 2 3 3 3 3 16 B Baik

2 MAQ 2 3 3 3 2 13 C Cukup

3 AS 3 4 3 4 2 16 B Baik

4 AYS 3 2 4 2 3 13 C Cukup

5 BDS 3 4 3 3 2 15 B Baik

6 CRA 2 4 3 2 2 13 C Cukup

7 DM 2 3 3 2 1 11 C Cukup

8 FRA 2 3 2 3 3 13 C Cukup

9 LNS 3 3 2 3 3 14 C Cukup

10 DI 3 2 3 2 2 12 C Cukup

11 AWP 3 4 3 2 2 14 C Cukup

Page 120: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

101

12 IS 3 3 2 2 2 12 C Cukup

13 MRS 3 2 3 4 2 14 C Cukup

14. MZA 2 2 3 3 3 13 C Cukup

15. NNA 4 3 4 3 4 18 B Baik

16. NNI 4 3 2 3 4 16 B Baik

17. NAS 3 3 3 3 4 16 B Baik

18. RAM 3 3 2 3 2 13 C Cukup

19. RHR 4 3 2 3 3 15 B Baik

20. RA 3 3 3 3 3 15 B Baik

21. PSA 3 4 3 2 4 16 B Baik

Kegiatan pembelajaran pada Siklus II dengan baik.

Hal ini dapat kita lihat pada tabel pengamatan siswa. Seluruh

siswa antusias mengikuti pembelajaran IPA materi Gaya

melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together. Siswa semakin terlatih untuk beriskusi dan siswa

memahami menjelaskan materi kepada temannya yang belum

memahami.

c. Tahap Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II selesai, peneliti melakukan

refleksi atas kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran

berlangsung. Ternyata keberhasilan suatu proses pembelajaran

tergantung pada persiapan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru

terhadap siswa. Selain itu, kesiapan berfikir siswa juga menjadi

faktor keberhasilan belajar siswa.

Page 121: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

102

1. Keberhasilan

a. Pembelajaran siklus II dinyatakan sudah mengalami

peningkatan karena dilihat dari 21 siswa yang nilainnya

tuntas (KKM) sebanyak 17 siswa atau 71, 42%.

b. Hasil pengamatan terhadap siswa sudah memperhatikan

guru dengan baik walaupun masih ada sebagian siswa ada

yamg masih asik serta siswa semangat mengikuti

pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together.

c. Siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya, pada

hal-hal yang belum diketahui.

2. Kekurangan

a. Masih ada 4 siswa yang belum mencapai hasil maksimal

atau belum memenuhi KKM. Kondisi ini karena siswa

tersebut masih asik dengan teman sekelompoknya ketika

pengerjaan soal evaluasi pembelajaran.

b. Terdapat 4 siswa yang kurang memperhatikan pelajaran

yang masih asik deengan teman sekelompoknya.

3. Hasil Belajar dan Observasi Siklus III

a. Hasil Belajar Siswa Siklus III

Penelitian Siklus III dilaksanakan pada Kamis, 21

Maret 2019. Pembelajaran beralngsung selama 70 menit (2

x 35 menit). Materi pokok yang diajarkan pada Siklus III

Page 122: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

103

adalah gaya magnet. Kelemahan-kelemahan yang terjadi

pada pembelajaran Siklus II berhasil diperbaiki pada

Siklus III. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus III dapat

dilihat pada Tabel 4. 7

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus III

No. Nama KKM Nilai Keterangan1. MIP 70 60 Belum Tuntas2. MAQ 70 80 Tuntas3. AS 70 90 Tuntas4. AYS 70 90 Tuntas5. BDS 70 80 Tuntas6. CRA 70 100 Tuntas7. DM 70 80 Tuntas8. FRA 70 90 Tuntas9. LNS 70 100 Tuntas10. DI 70 60 Belum Tuntas11. AWP 70 80 Tuntas12. IS 70 90 Tuntas13. MRS 70 80 Tuntas14. MZA 70 90 Tuntas15. NNA 70 100 Tuntas16. NNI 70 100 Tuntas17. NAS 70 100 Tuntas18. RAM 70 70 Tuntas19. RHR 70 90 Tuntas20. RA 70 100 Tuntas21. PSA 70 90 Tuntas

Jumlah 1820

Rata-rata Kelas 86,66

(Sumber: Data Primer )

Keterangan:

Tuntas : 19 Siswa

Belum Tuntas : 2 Siswa

Page 123: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

104

Presentase Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus

berikut:

P =

P = × 100 %

P = 90,47 %

P = 90% ( Pembulatan )

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 6 siswa

memperoleh nilai 100 dan nilai terendah adalah 60. Nilai

rata-rata siswa adalah 86,66. Data hasil belajar siswa

siklus III dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III

(Sumber: Data Primer)

Page 124: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

105

b. Lembar Observasi

Pada siklus III peneliti memngamati proses

pembelajaran siswa dan guru ketika melakukan kegiatan

belajar mengajar di kelas V MI Nurul Hikmah 02

Kedungringin selama proses pembelajaran langsung dapat

diketahui melalui tabel berikut ini :

1. Lembar Observasi Guru Siklus III

Tabel 4.8

Hasil Pengamatan Guru Siklus III

Aspek yang dinilai Skala PartisipasiA B C D

I PRA PEMBELAJARAN1. Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran2. Memeriksa kesiapan siswa3. Melakukan kegiatan Presentasi

Ѵ

ѴѴ

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARANa. Penguasaan Materi Pembelajaran1. Menunjukkan Penguasaan materi

Pembelajaran2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan

lain yang relevan3. Menyampaikan materi dengan jelas4. Mengaitkan materi dengan realita

kehidupan

Ѵ

Ѵ

ѴѴ

b. Pendekatan/ Strategi Pembelajaran1. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi (tujuan) yang akandicapai

2. Melaksanakan Pembelajaran secararuntut dengan model pembelajaranKooperatif Numbered Hands Together

3. Menguasai Kelas4. Melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual

Ѵ

Ѵ

ѴѴ

Page 125: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

106

5. Melaksanakan pembelajaran sesuaidengan alokasi waktu yangdirencanakan

Ѵ

c. Pembelajaran yang Melibatkan Siswa1. Menimbulkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran dengan diskusi danpresentasi di depan kelas

2. Respon siswa terhadap pembelajaranyang baik

3. Meningkatkan antusias siswa dalampembelajaran

4. Daya pikir siswa yang semakinberkembang

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

d. Penilaian Proses dan Hasil Belajar1. Memantau kemajuan siswa dalam

pembelajaran2. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensiѴ

Ѵ

e. Penguasaan Materi Pembelajaran1. Penyampaian materi menggunakan

bahasa yang jelas dan benar2. Menyampaikan pesan sesuai dengan apa

yang hendak diutarakan

Ѵ

Ѵ

III PENUTUP1. Melakukan refleksi memberikan

kesimpulan materi pembelajarandengan melihat siswa

2. Mengetes siswa dengan memberikansoal evaluasi pembelajaran

Ѵ

Ѵ

Jumlah 68 15Total 83Katagori Sangat Baik

Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengamatan guru

siklus II bahwa pada setiap aspek yang diamati guru

rata-rata menunjukkan hasil pengamatan guru mampu

melaksanakan kegian pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together.

Page 126: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

107

2. Lembar Observasi Siswa Siklus III

Tabel 4.9Hasil Pengamatan Siswa Siklus III

No Nama Skor TotalSkor

Nilai PredikatA B C D E

1. MIP 3 3 3 3 3 15 B Baik2. MAQ 3 3 3 3 3 15 B Baik3. AS 3 4 3 4 3 17 B Baik4. AYS 3 3 4 3 4 17 B Baik5. BDS 3 4 3 3 3 16 B Baik6. CRA 3 4 4 3 3 17 B Baik7. DM 3 3 4 3 3 16 B Baik8. FRA 3 4 3 3 4 17 B Baik9. LNS 3 4 3 4 3 17 B Baik10. DI 3 3 3 3 3 15 B Baik11. AWP 3 4 3 3 3 16 B Baik12. IS 3 3 3 3 3 15 B Baik13. MRS 3 3 4 4 3 17 B Baik14. MZA 3 3 3 3 4 16 B Baik15. NNA 4 4 4 4 3 19 B Baik16. NNI 3 4 3 4 4 18 B Baik17. NAS 4 3 3 3 4 17 B Baik18. RAM 3 3 3 4 3 16 B Baik19. RHR 4 3 3 3 4 17 B Baik20. RA 3 3 4 4 3 17 B Baik21. PSA 3 4 3 3 4 17 B Baik

Kegiatan pembelajaran pada siklus III berjalan

denga baik. Hal ini dapat kita lihat pada tabel

pengamatan siswa. Seluruh siswa antusias mengikuti

pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Hands

Together. Siswa semakin terlatih untuk berdiskusi dan

siswa yang lebih memahami menjelaskan materi

kepada temannya yang belum memahami.

Page 127: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

108

c. Tahap Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus III selesai, peneliti

melakukan refleksi atas kekurangan dan kelebihan selama

proses pembelajaran berlangsung. Ternyata keberhasilan

suatu proses pembelajara tergatung pada persiapan dan

evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Selain

itu, kesiapan berfikir siswa juga menjadi faktor

keberhasilan belajar siswa.

1. Keberhasilan

a. Pembelajaran siklus III dinyatakan sudah berhasil

karena dilihat dari 21 siswa yang nilainya tuntas

(KKM) sebanyak 19 siswa atau 90%.

b. Hasil pengamatan terhadap siswa menunjukkan

peningkatan yaitu siswa sudah memperhatikan guru

dengan baik serta siswa semangat mengikuti

pembelajaran IPA melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together materi

Gaya.

2. Kekurangan

Masih ada 2 siswa yang belum mencapai hasil

maksimal atau belum memenuhi KKM. Kondisi ini

dikarenakan siswa tersebut belum lancar membaca. Jadi

ketika sedang mengerjakan soal kesulitan.

Page 128: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

109

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan

data diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil

belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4. 10 berikut:

Tabel 4.10Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Dari Pra-Siklus - Siklus III.

Siklus Kategori Jumlah PresentasePra-Siklus Tuntas 9 43%

Belum Tuntas 12 57%Siklus I Tuntas 13 62%

Belum Tuntas 8 38%Siklus II Tuntas 15 71%

Belum Tuntas 6 29%Siklus III Tuntas 19 90%

Belum Tuntas 2 10%(Sumber: Data Primer)

Tabel 4.10 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa

setelah dilakukan tindakan. Hasil belajar siswa yang mengalami

peningkatan pada setiap siklus merupakan bukti keberhasilan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada

proses pembelajaran.

Pembahasan ketuntasan belajar siswa Pra-Siklus- Siklus III dapat

dicermati pada 4.4

Page 129: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

110

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra-Siklus – Siklus III

(Sumber: Data Primer)

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah

diterapkan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together terjadi peningkatan dari Pra-Siklus terdapat 43% siswa

yang tuntas belajar, Siklus I terdapat 62% siswa yang tuntas belajar, Siklus

II terdapat 71% siswa yang tuntas belajar dan pada Siklus III terdapat 90%

siswa yang tuntas belajar. Peningkatan siswa dari Pra-Siklus ke Siklus I

19%, Siklus I ke Siklus II 9%, Siklus II ke Siklus III 19%.

Page 130: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

111

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Model pembelajaran koperatif tipe Numbered Heads Together

dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa

kelas V semester II MI Nurul Hikmah 02 Kedungrungin Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa yang

tuntas belajar dari Pra Siklus ke Siklus I 19% dari Siklus I ke Siklus II 9%

dari Siklus II Ke Siklus III 19%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan

ketuntasan hasil belajar siswa pada Pra Siklus 43% siswa tuntas belajar,

Siklus I 62% siswa tuntas belajar, Siklus II 71% Siswa tuntas belajar, dan

Siklus III 90% siswa tuntas belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam pembelajaran IPA materi

gaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester II MI Nurul

Hikmah 02 Kedungringin Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun

pelajaran 2018/2019.

B. SARAN

1. Kepala Sekolah

Bagi kepala madrasah sebaiknya memberikan dukungan kepada

guru dengan memfasilitasi kebutuhan guru dalam mengajar, denagn

Page 131: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

112

adanya fasilitas yang memadai maka guru akan semakin baik dalam

mengajar.

2. Guru Kelas

Bagi guru kelas diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam

pembelajaran, dan perlu memperhatikan pendekatan, model, metode,

srategi maupun media pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh

dengan pembelajaran yang itu-itu saja dan supaya siswa tertarik

dengan pembelajaran.

3. Siswa

Bagi siswa diharapkan siswa untuk lebih aktif dan tidak malu

bertanya apabila mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran

berlangsung.

4. Orang Tua

Diharapkan kerjasama orang tua siswa untuk memantau

aktivitas belajar siswa dan memberi dukungan secara penuh dalam

peningkatan hasil belajar siswa.

Page 132: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

113

DAFTAR PUSTAKA

Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati & Rohana Kusumawati.2008. IPASalingteams untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, DepartemenPendidikan Nasional

Daryanto dan Mulyo.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: GAVAMEDIA.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Bandung.Haryanto. 2012. Sains untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Erlangga.Huda, Miftakhul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Priyono & Titik Sayekti. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD dan MI Kelas

V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.Sam’s, Rosma Hartiny. (2010). Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Teras.Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo.Sulistiyowati & Sukarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas V SD/MI.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Perdana Media Group.Susilowati, Eko, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk Kelas 5 SD/MI.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya.Trianto. (2015). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinnya dalam kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta: Bumi Aksara

Winarti,Wiwik, Joko Winarto & Widha Sunarno. 2009. Ilmu Pengetahuan Alamuntuk SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen PendidikanNasional.

Page 133: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

Dokumentasi Kegiatan Belajar MengajarDalam Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 1. Gedung Sekolah dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 2. Guru Membuka Pelajaran dengan berdoa bersama

Page 134: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

Gambar 3. Guru Menjelaskan Materi Gaya Gravitasi

Gambar 4. Siswa Berdiskusi dengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Numbered Heads Together

Page 135: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

Gambar 5. Mempraktikkan Gaya Gravitasi dengan menggunakan bola yang dilempar keatas oleh salah satu siswa

Gambar 6. Siswa mengerjakan soal tes formatif tertulis siklus II

Page 136: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

Gambar 7. Foto bersama setelah selesai melakukan Pembelajaran Siklus I di ruangkelas V

Gambar 8. Ruang Kepala MI Nurul Hikmah 02 Kedungringin

Page 137: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lilik SudarwatiTTL : Semarang, 09 Desember 1994Agama : IslamJenis Kelamin : PerempuanNIM : 115-14-088Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu KeguruanJurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)Alamat : Boro Kidul RT 16/03, Kedungringin, Suruh, SemarangNo. Hp : 0855-4044-8059Pendidikan :

1. SDN Kedungringin 03 20072. SMP NU Suruh 20093. SMK NU Suruh 20134. IAIN Salatiga Proses

Demikian riwayat hidup saya ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 23 Juli 2019Yang menyatakan,

Lilik SudarwatiNIM. 11514088

Page 138: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 139: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 140: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 141: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 142: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 143: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 144: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 145: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 146: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia
Page 147: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5936/1/pdf lilik.pdf · LILIK SUDARWATI NIM. 115-14-088 Telah dipertahankan di depan Panitia