2009b1409

49
Rano Karno Yakin Tungku Sekam IPB Bisa Berdayakan Usaha Mikro Selasa, 15 Desember 2009 Sumber: http://www.ipb.ac.id/?b=1409 Kehadiran Rano Karno di Ruang UMKM Pemda Tangerang mengejutkan para peserta pelatihan tungku sekam dan pembuatan briket barubara yang pagi itu (14/12) memadati bangunan yang berlokasi di Komplek Perumahan Citra Raya Cikupa Tangerang itu. Para peserta yang kebanyakan ibu-ibu itu pun tampak berbisik-bisik, “Si Doel…Si Doel!” Yah, kedatangan Rano Karno bukan sebagai bintang film sebagaimana dikenal selama ini, melainkan selaku Wakil Bupati Tangerang. Kehadirannya untuk memberikan semangat dan wawasan kepada peserta pelatihan. Pelatihan ini digelar atas kerjasama Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang dengan Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB. Momen bertajuk “Pelatihan Tungku Sekam dan Pembuatan/Pemanfaatan Briket Batubara dalam Upaya Penanggulangan Krisis Minyak dan Gas” ini rencananya digelar dua hari (14-15/12) dengan narasumber Tim Departemen Fisika IPB. Rano Karno pada kesempatan tersebut mengomentari Tim IPB yang hadir, “Terima kasih kepada Tim IPB yang telah peduli dengan persoalan rakyat kecil ini. Ini luar biasa karena banyak orang bisa, tapi tidak mau. Tim IPB ini bisa dan mau.” Lebih lanjut dikatakannya, “Saya melihat tungku sekam temuan peneliti IPB ini akan memberikan solusi bagi persoalan mahalnya minyak dan gas selama ini. Saya yakin teknologi tungku sekam ini akan sangat bermanfaat bagi usaha mikro dan para pelaku industri rumah tangga. Selain membantu meringankan beban ekonomi dari aspek energi, tungku sekam kita harapkan sekaligus dapat memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan potensi daerah/lokal yang ada. Selain memanfaatkan limbah, dengan membuat tungku sekam dan briket, masyarakat kecil pun dapat berperan dalam mengurangi global warming akibat pembakaran sisa-sisa panen, termasuk sekam padi yang selama ini biasa dilakukan masyarakat.” Lebih lanjut Si Tukang Insinyur ini menandaskan bahwa dirinya datang ke acara pelatihan ini lantaran pentingnya pelatihan ini. “Kalau tidak besar, saya tidak akan datang ke acara ini,” tandasnya. Apa yang dikatakan Rano Karno itu mengandung makna bahwa soal pemberdayaan masyarakat dengan tungku sekam ini merupakan sesuatu yang akan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat di wilayahnya. Ia juga berharap melalui pelatihan ini, para peserta yang merupakan perwakilan dari tiap kecamatan di Kabupaten Tangerang ini nantinya dapat saling menularkan ilmu dan ketrampilan yang didapatkan selama pelatihan kepada anggota masyarakat lainnya. “Usai pelatihan, peserta akan kami pantau apakah hasil pelatihan ini

Upload: qpramukanto

Post on 29-Dec-2014

30 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

2009b1409

TRANSCRIPT

Rano Karno Yakin Tungku Sekam IPB Bisa Berdayakan Usaha

Mikro

Selasa, 15 Desember 2009

Sumber: http://www.ipb.ac.id/?b=1409

Kehadiran Rano Karno di Ruang UMKM Pemda Tangerang mengejutkan para peserta

pelatihan tungku sekam dan pembuatan briket barubara yang pagi itu (14/12)

memadati bangunan yang berlokasi di Komplek Perumahan Citra Raya Cikupa

Tangerang itu. Para peserta yang kebanyakan ibu-ibu itu pun tampak berbisik-bisik, “Si Doel…Si Doel!”

Yah, kedatangan Rano Karno bukan sebagai bintang film sebagaimana dikenal selama

ini, melainkan selaku Wakil Bupati Tangerang. Kehadirannya untuk memberikan

semangat dan wawasan kepada peserta pelatihan. Pelatihan ini digelar atas kerjasama

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang dengan Departemen Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.

Momen bertajuk “Pelatihan Tungku Sekam dan Pembuatan/Pemanfaatan Briket

Batubara dalam Upaya Penanggulangan Krisis Minyak dan Gas” ini rencananya

digelar dua hari (14-15/12) dengan narasumber Tim Departemen Fisika IPB. Rano

Karno pada kesempatan tersebut mengomentari Tim IPB yang hadir, “Terima kasih

kepada Tim IPB yang telah peduli dengan persoalan rakyat kecil ini. Ini luar biasa

karena banyak orang bisa, tapi tidak mau. Tim IPB ini bisa dan mau.”

Lebih lanjut dikatakannya, “Saya melihat tungku sekam temuan peneliti IPB ini akan

memberikan solusi bagi persoalan mahalnya minyak dan gas selama ini. Saya yakin

teknologi tungku sekam ini akan sangat bermanfaat bagi usaha mikro dan para pelaku

industri rumah tangga. Selain membantu meringankan beban ekonomi dari aspek

energi, tungku sekam kita harapkan sekaligus dapat memberdayakan masyarakat

untuk memanfaatkan potensi daerah/lokal yang ada. Selain memanfaatkan limbah,

dengan membuat tungku sekam dan briket, masyarakat kecil pun dapat berperan

dalam mengurangi global warming akibat pembakaran sisa-sisa panen, termasuk sekam padi yang selama ini biasa dilakukan masyarakat.”

Lebih lanjut Si Tukang Insinyur ini menandaskan bahwa dirinya datang ke acara

pelatihan ini lantaran pentingnya pelatihan ini. “Kalau tidak besar, saya tidak akan

datang ke acara ini,” tandasnya. Apa yang dikatakan Rano Karno itu mengandung

makna bahwa soal pemberdayaan masyarakat dengan tungku sekam ini merupakan

sesuatu yang akan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat di wilayahnya.

Ia juga berharap melalui pelatihan ini, para peserta yang merupakan perwakilan dari

tiap kecamatan di Kabupaten Tangerang ini nantinya dapat saling menularkan ilmu

dan ketrampilan yang didapatkan selama pelatihan kepada anggota masyarakat

lainnya. “Usai pelatihan, peserta akan kami pantau apakah hasil pelatihan ini

diimplementasikan atau tidak. Tak hanya tungku sekam, Rano mengatakan bahwa

Tangerang sangat membutuhkan teknologi-teknologi terapan lainnya. Teman-teman

IPB atau Puspiptek bisa membantu dalam hal ini, “ tandasnya. Pada kesempatan itu,

Ketua Departemen Fisika IPB, Dr. Ir. Irzaman, MSi secara simbolis menyerahkan

tungku sekam kepada sang Wakil Bupati Tangerang itu. Kepala Dinas Koperasi dan

UKM Kabupaten Tangerang, Drs. M. Machdiar, MSi mengungkapkan rasa bangganya

atas kepedulian pemerintah kabupaten yang menaruh perhatian terhadap kegiatan-

kegiatan yang melibatkan masyarakat kecil ini. Kepada 60 peserta pelatihan yang

hadir saat itu. Machdiar berpesan agar pulang dari pelatihan, ilmu yang didapat

langsung dipraktekkan. Terhadap kerjasama dengan IPB, Machdiar menandaskan

bahwa ke depan kerjasama dengan IPB bisa dikembangkan pula untuk aspek-aspek

lain terutama pada aspek pengolahan hasil pertanian berikut teknologi kemasan

(packaging)-nya. Menanggapi hal tersebut, Dr. Irzaman mengatakan bahwa Tim IPB

akan senantiasa siap untuk membantu masyarakat dengan temuan-temuan para penelitinya. (nUr)

IPB Blogging Day 2009 Share Senin, 14 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1408

Sekitar 700 mahasiswa IPB ngeblog bareng di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB

Darmaga (13/12). Kegiatan yang digagas oleh Komunitas Blogger IPB yang didukung

penuh oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, dan

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi. Mengusung tajuk "Make blog give as a

part of your lifestyle", kegiatan ini terdiri dari seminar, pentas seni dan pemecahan

rekor MURI. Seminar menghadirkan Prof.Dr.Ir. Syafri Mangkuprawira (Pembina

blogger IPB), Afif Nurwilianto, (admin BloggerIPB.org), dan Firman Ardiansyah,

S.Kom, M.Kom (staf ahli Information Technology (IT) dari Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) IPB.

Kegiatan ini digelar dalam rangka memperkenalkan blog dan memicu minat aktivitas

mahasiswa terhadap internet, serta memperkenalkan dan menautkan situs-situs IPB.

"Ngeblog merupakan suatu kegiatan untuk membangun motivasi. Saya harap

mahasiswa IPB yang menikmati fasilitas blog harus dapat menjalin kerjasama dengan

himpunan alumni IPB. Selain itu kontentnya harus menjaga mutu dan mendukung tri

dharma IPB," ujar Prof. Syafri.

Menulis di blog merupakan kemampuan personal untuk mengenalkan konsep diri.

Niat yang harus selalu ditanamkan yakni syiar kebaikan dan bukan semata-mata untuk

memperoleh pengakuan internasional. Namun dalam berkomunikasi di dunia maya juga harus memperhatikan norma dan etika.

"Pertama dari sisi tulisan, jangan mengandung SARA, jangan isi tulisan yang

mengandung hujat menghujat. Dalam urusan bisnis pun sama, menurutnya bisnis di

dunia maya tidak diharamkan asal produk yang dijual halal dan prosesnya pun halal juga," tandasnya.

Menurutnya,kegiatan ini merupakan momen yang bagus untuk memsosialisasikan

IPB. Saya harap kegiatan ngeblog menjadi kewajiban bagi setiap dosen dan

mahasiswa IPB. Dan menjadi sarana wajib untuk mengaktualisasi serta mempublish

diri. Dan alamat blog mahasiswa IPB sebaiknya dilinkkan ke webnya IPB atau Bogor Agricultural University agar ikut meningkatkan peringkat IPB di webometric.

Sementara itu, menjawab usulan tersebut, DKSI IPB masih kekurangan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang fokus untuk menampung minat mahasiswa IPB di bidang IT.

"Domain ipb.ac.id masih sulit diberikan kepada mahasiswa karena sewaktu masih

kejasama dengan Telkom, IPB hanya mendapatkan 12 ikon, namun saat ini IPB

sedang menjalin kerjasama dengan Indosat yang Insya Allah akan difasilitasi kembali

tentang masalah domain. Yang paling penting adalah adakah dari mahasiswa IPB yang mau untuk maintenance," ujar salah satu staf IT DKSI IPB.

Seminar yang menghadirkan pelaku blog kenamaan seperti Wicaksono (Redaktur

Utama Majalah TEMPO dengan alamat blognya http://ndorokakung.com) dan

Anandita Puspitasari, SP, (alumni IPB perima penghargaan Microsoft Bloggership

Award 2008, dengan alamat blognya http://nonadita.com) ini dibuka oleh Direktur

Kemahasiswaan IPB, Dr. Rimbawan. (zul)

Mahasiswa FEM IPB Menangkan iB Blogger Competition Share Jumat, 11 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1407

Iqbal Valiri Zulfikar, mahasiswa tingkat akhir Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB berhasil menjadi pemenang iB Blogger

Competition Periode II. Melalui tulisan berjudul “Image Baru Perbankan Syariah:

Membidik Nasabah Rasional dalam Rangka Peningkatan Aset Perbankan Syariah”, Iqbal berhasil menyisihkan 150 artikel lainnya yang masuk ke dewan juri.

Atas prestasinya ini, Iqbal berhasil memboyong dana beasiswa sebesar Rp 5 juta.

Ditanya motivasinya mengikuti kompetisi yang digelar oleh Kompasiana didukung

Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia ini, Iqbal mengungkapkan bahwa

dirinya menaruh minat yang tinggi terhadap ekonomi syariah. Tak heran jika ia pun

tampak getol mengejar berbagai informasi seputar ekonomi syariah, baik dengan cara

membaca, diskusi, hingga mengikuti event-event tentang ekonomi syariah baik

nasional maupun internasional. Bahkan ia pernah mengikuti “Kuliah Informal”

Ekonomi Syariah ke Universitas Indonesia (UI). Minatnya terhadap ekonomi syariah

juga ditunjukkan dengan aktifnya Iqbal di Sharia Economic Student Club (Badan

Semi Otonom/BSO) FEM IPB. Terkait pengembangan ekonomi syariah di IPB, Iqbal

berharap rencana pembukaan Departemen Ekonomi Syariah di FEM IPB bisa segera terwujud.

Iqbal yang kelahiran Kalianda Lampung Selatan, 14 Juli 1987 ini menjadi mahasiswa

IPB melalui jalur SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru). Semasa menjadi

mahasiswa baru hingga kini di penghujung studi sarjananya, Iqbal aktif di berbagai

organisasi. Selain sebagai pengurus di DKM Al Hurriyyah IPB, sejumlah organisasi

tempatnya mengasah soft skill diantaranya Forum Mahasiswa Studi Islam (Formasi)

FEM dan KAMMI Chapter IPB. Iqbal pun ternyata salah satu penyiar di Alvo FM

yang berlokasi di kompleks Al Hurriyyah IPB. Mengintip aktivitas Iqbal lainnya,

ternyata Iqbal telah merintis bisnis budidaya domba yang ia kerjakan bersama dua

rekannya, masing-masing dari Fakultas Peternakan dan FMIPA IPB. Pelatihan yang

pernah dilahapnya diantaranya Pelatihan Kewirausahaan Kemenegkop dan UKM dan

Pelatihan Kewirausahaan CDA-DPKHA IPB cukup membekalinya mengenal lika-liku bisnis.

Saat ini Iqbal sedang menuntaskan skripsinya di bawah bimbingan Dr. Bambang

Juanda, MS. Setelah lulus, ia telah mengerucutkan dua pilihan, antara melanjutkan

studi pascasarjana bidang ekonomi syariah atau terjun berkarya sebagai praktisi

perbankan syariah. Kepada rekan-rekannya di IPB, Iqbal mengajak untuk aktif

menulis di blog. “Dengan menulis di blog, terutama terkait dengan kompetensi

masing-masing, maka hal itu akan memberikan banyak manfaat kepada orang lain

yang membacanya, “ tandasnya. Selamat, semoga prestasi yang diraih dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa IPB lainnya untuk berkarya dan berprestasi. (nUr)

Kemajuan Teknologi Dapat Melalaikan Orang Tua Terhadap Anak Share Jumat, 11 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1406

Seminar Pendidikan Agrianita IPB

Kemajuan teknologi tidak saja berdampak positif dan menjadikan suatu bangsa unggul

diantara bangsa yang lainnya, namun juga dapat berdampak negatif. Jika tidak kita

waspadai, akan melalaikan orang tua sehingga mengorbankan anak cucu kita.

Berbagai kemajuan teknologi diantarnya yang berupa media elektronik atau cetak ini

ternyata dapat dengan mudah diakses oleh anak-anak di bawah umur dan banyak yang

mengandung unsur pornografi.

Beberapa media cetak atau elektronik yang kerap kali mengandung pornografi itu

adalah: telepon genggam (handphone/HP), internet, game, TV, VCD, Komik, Majalah

dan sebagainya.

Begitu dikatakan psikolog ternama dari Universitas Indonesia (UI), Elly Risman, Psi.,

dalam seminar pendidikan yang digelar Agrianita IPB dalam rangka peringatan Hari

Ibu 2009, bertajuk "Menyiapkan Anak Tangguh di Era Digital", (8/12) bertempat di

Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Dalam seminar itu Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini, memaparkan hasil survei

yang dilakukan oleh Komnas Perlindungan Anak pada tahun 2007 terhadap 4000 anak

remaja di 12 kota besar. Hasilnya cukup mengagetkan dan memprihatinkan, dimana

97% anak remaja pernah nonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting, oral sex,

62,7% remaja SMP & SMU tidak perawan dan 21,2% mereka pernah aborsi.

Sementara itu, Yayasan Kita dan Buah Hati, sebagaimana dipaparkannya, juga

melakukan penelitian perilaku seksual terhadap 2148 remaja yang masih duduk di

kelas 4,5,6 SD. Hasilnya, para anak yang baru beranjak dewasa itu pernah melihat

gambar porno dengan media komik, games dan situs internet. Alasan mereka melihat

gambar tak senonoh itu sebagian besar karena alasan iseng dan tidak punya

kerjaan/tanggungjawab. Lokasi melihat gambar tersebut sebagian besar mengatakan di

kamar pribadi, ruang tamu atau warnet. Lalu apa rekasinya setelah mereka melihatnya,

ternyata dengan lugas menjawab biasa saja, namun, sebagian lain yang lebih kecil

presentasinya menjawab jijik.

"Apakah data semua itu terjadi juga pada anak kita? Mudah-mudahan tidak terjadi.

Kita sebagai orang tua jangan sampai melalaikan anak-anak kita dengan adanya

fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk mengakses gambar tak senonoh itu. Seperti

HP, laptop, internet dan sebagainya," ujar Elly.

Menurutnya, biasanya para orang tua lalai karena tidak mempunyai waktu yang cukup

dengan anak, gaya hidup padat lahir bathin, kurang mengajarkan agama dan

mengontrol penerapannya, tidak tanggap teknologi/ gagap teknologi serta tidak

adanya komunikasi yang baik dan benar dengan anak remaja.

Selain pornografi, ternyata dampak negatif games juga sangat besar terhadap

perkembangan anak-anak di bawah umur itu. Karena dapat mengakibatkan radang jari

tangan, nyeri tulang belakang, merusak retina yang mengakibatkan degenerasi macula,

dan Nintendo epilepsy.

Acara yang dihadiri oleh Istri Menteri Pertanian RI, Ny. Mieke Suswono ini, dibuka

dan disambut oleh Pembina dan Ketua Agrianita IPB, Prof. Dr.Herry Suhardiyanto,

M.Sc., Ny.Enny Suhardiyanto. Di akhir acara para anggota Agrianita IPB juga

melakukan aksi koin untuk Prita. Kegiatan ini dihadiri oleh para pendidik, orang tua dan anggota agrianita.(man)

Bicara Iklim dan Banjir di Dialog Merah Putih Share Jumat, 11 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1405

Musim hujan sudah mulai datang, banjir mulai mengancam sebagian wilayah di

Indonesia. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bogor

untuk sebagian wilayah Bogor tercatat curah hujan mencapai 300 ml. Kondisi ini

merupakan kondisi normal dan puncaknya akan berlangsung bulan Februari

2010.Demikian dikatakan Windardi Budiarjo, Kepala Station Badan Klimatologi

Darmaga dalam dialog Aspirasi Merah Putih di RRI. Bogor. (5/12). Dialog Aspirasi

Merah Putih merupakan kerjasama IPB dengan RRI Bogor.

Narasumber lainnya, Pakar Klimatologi IPB, Prof. Dr.Yonny Koesmaryono,

MS.mengatakan pola masyarakat yang sudah menganggap biasa menghadapi banjir di

wilayah yang berpotensi banjir menyebabkan tidak adanya upaya-upaya bagaimana untuk mencegah dan mengurangi dampak banjir.

Kesiapan tersebut tidak hanya berlaku untuk masyarakat tetapi juga berlaku untuk

pemerintah daerah, mengingat Bogor sudah populer dengan sebutan Kota Hujan, hal ini berarti curah hujan di Kota Bogor relatif merata.

Lebih lanjut Prof. Yonny menjelaskan curah hujan dengan daya serap tidak seimbang

akan menimbulkan suatu limpasan. Untuk itu dibutuhkan kesiapan infra struktur untuk menyalurkan limpasan dan genangan air melalui drainase.

Menanggapi hal tersebut, Drs. B. Sudarsono,BE dari Dinas Bina Marga dan Pengairan

Kota Bogor menyampaikan saat ini pihaknya masih memanfaatkan saluran-saluaran

irigasi peninggalan Belanda, yaitu saluran induk di Kantulampa dan Cisadane.

Pelaksanaan upaya penanggulangan banjir yang sifatnya rutin sudah diadakan setiap

saat. Hanya menurutnya yang menjadi kendala saat ini drainase tersebut sudah beralih fungsinya menjadi saluran irigasi.

Lebih lanjut Sudarsono menyampaikan secara teknis penyaluran air dari hulu ke hilir

semakin habis tapi kenyataan di lapangan fungsi dari saluran itu berubah menjadi

daerah drainase atau penggelontoran. kondisi ini berakibat struktur dari hulu ke hilir

yang mestinya kecil ke besar kenyataannya kita masih memanfaatkan drainase besar ke kecil sehingga mengakibatkan daya tampung air melebihi kapasitas.

Sudarsono menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu meningkatkan

kesadaran akan kebersihan lingkungan. Menurutnya solusi lain yang bisa menjadi cara

mengatasi banjir adalah dengan membuat kawasan reservoar/ bendungan air.

Prof. Yonny turut memberikan saran bahwa Pemda Bogor dan Jakarta harus bisa

bersinergi untuk mengatasi masalah banjir ini karena air tidak mengenal batas daerah.

budaya masyarakat dengan pola membuang sampah ke sungai harus segera diperbaiki

dan yang terpenting lagi adalah memperbanyak daerah resapan air. (Dh)

Diversifikasi Pangan Non Beras Sebaiknya Diserahkan ke Pemda Share Jumat, 11 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1404

Pada 2020, Indonesia akan kekurangan pangan beras sebanyak 136 juta kg sedangkan

Amerika akan mengalami surplus beras sebesar 256 juta kg. Begitu pula dengan

negara-negara penghasil beras di Eropa. Dampaknya adalah melemahnya kedaulatan bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan diversifikasi pangan dari sekarang.

Hal ini disampaikan oleh Prof.Dr.Ir. Sumardjo saat memberikan sambutan dalam

Seminar Pembangunan Perdesaan dan Pertanian dalam Kerangka Ketahanan Pangan

dan Agroindustri di Ruang Mahoni, Gedung Manajemen dan Bisnis Kampus IPB gunung Gede, Bogor (10/12).

Saat ini, konsumsi beras Indonesia sangat tinggi yakni mencapai 139 kg/kapita/tahun padahal seharusnya konsumsi idealnya di angka 87 kg/kapita/tahun.

"Faktanya, sangat sulit mensubtitusi pangan lokal secara nasional. Salah satu contoh

adalah orang Irian yang dulunya mengkonsumsi sagu sebagai bahan pangan

pokoknya, sekarang sudah berubah dengan mengkonsumsi beras. Menurut mereka,

dengan mengkonsumsi beras, mereka merasa lebih bergengsi. Oleh karena itu, jika

ingin mensukseskan program diversifikasi pangan, diperlukan kerjasama semua

pihak," ujar Ir. Dedi M. Masykur Riyadi, PhD, Staf Ahli Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional (PPN) Bidang Revitalisasi Perdesaan, Pertanian dan Agroindustri saat membuka acara.

Kerjasama yang dimaksud yakni program diversifikasi pangan dan produksi bahan

pangan non beras sebaiknya dikelola langsung oleh pemerintah daerah (pemda) dan

peningkatan produksi beras tetap dikelola oleh pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan hanya pemda yang mengetahui secara pasti pangan lokal unggulan.

"Selain itu, masih ada aspek budaya masyarakat daerah yang sudah terbiasa

mengkonsumsi beras. Pendekatan atau langkah kongkritnya adalah dengan

menghasilkan produk olahan seperti tepung (tepung ubi kayu, tepung jagung, tapioka

dan mocaf) lewat agroindustri," tandasnya.

Salah satu contoh agroindustri pangan yang sudah berjalan adalah pengolahan tepung

ubi kayu. Hal ini karena berbagai keunggulan tepung ubi kayu diantaranya kandungan

gizi tinggi, mudah di kemas, dapat disimpan lama, mudah dimasak. Potensi ubi kayu

cukup besar sebagai bahan baku agroindustri. Prospek pasarnya pun cukup terbuka.

"Namun harus ada jaminan harga ubi kayu untuk memproteksi petani," ujarnya.

Tiga model pendekatan agroindustri berbasis tepung ubi kayu yang bisa ditiru yakni

kebijakan yang serius dari pemda, ada yang didukung dari petani ubi kayu seperti

yang terjadi di Gunung Kidul, dan ada yang didukung oleh industri seperti di Pati.

"Banyak harapan yang bisa dikembangkan dari model-model itu, siapa tahu dapat dikembangankan di daerah yang lain,"pungkasnya.

Sementara itu, kegiatan ini menghadirkan pembicara Ir. Lusiana Tjokronegoro dengan

pembahas Dr. Dahrul Syah (Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan) dengan

topik Agroindustri, pembicara Dr. Fadhil Hasan dengan pembahas Dr.Ir. Arif

Daryanto (Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB) dengan topik

Aspek Pasar serta pembicara Dr.Ir Zaenal Bachruddin, M.Sc dengan pembahas

Prof.Dr.Ir. Hermanto Siregar, M.Ec (Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan

Pengembangan). (zul)

Teknologi Bioremediasi Pulihkan Lingkungan Tercemar Share Jumat, 11 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1403

Dosen Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor (IPB), Dr.Ir Dwi Andreas Santosa, M.S telah mengembangkan

teknologi bioremediasi yang mampu membersihkan limbah minyak bumi, air asam tambang, limbah mengandung merkuri dan fenol.

Teknologi bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme

untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang

diproduksi mikroorganisme memodifikasi (mengubah) polutan beracun dengan

mengubah struktur kimia polutan tersebut. Selanjutnya polutan beracun terdegradasi

(terurai) atau mengalami perubahan bentuk. Struktur kimianya menjadi tidak

kompleks atau berubah bentuk, dan akhirnya menjadi metabolit (bahan) yang tidak

berbahaya serta tidak beracun. Yang termasuk dalam polutan-polutan diantaranya:

logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida serta lain-lain.

Teknologi bioremediasi temuan Dr.Dwi Andreas mampu membersihkan limbah

minyak bumi 4 kali lebih cepat di bandingkan teknologi bioremediasi yang

dikembangkan PT.Cevron Pacific Indonesia. "Teknologi ini telah teruji efektifitasnya

untuk membersihkan limbah minyak bumi serta tanah tercemar minyak bumi dalam

skala besar melalui kerjasama dengan PT.Mitra Petroleum Indonesia di Dumai, Riau,"

kata Dr.Dwi Andreas.Untuk membersihkan limbah minyak bumi, Dr. Andreas

menggunakan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859. Teknologi tersebut mampu menghemat

biaya antara 25 hingga 50 persen dibanding teknologi bioremediasi yang diterapkan

saat ini oleh perusahaan-perusahaan minyak. Penemuan tersebut telah didaftarkan oleh

IPB untuk memperoleh paten pada Direktorat Jenderal HKI, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan nomor permohonan paten P00200700064.

Pengembangan teknologi bioremediasi lainnya adalah teknologi untuk membersihkan

limbah mengandung merkuri yang penelitiannya sudah dijalankan sejak tahun 2000.

Teknologi dikembangkan dengan memanfaatkan mikroorganisme asli Indonesia untuk

menghilangkan senyawa merkuri beracun yang terlarut dalam air limbah. Teknologi

ini menggunakan bakteri Pseudomonas pseudomallei ICBB 1512. Teknologi ini

sangat cost effective dengan biaya hanya 1/400 dari teknologi detoksifikasi

(penghilangan racun) merkuri konvensional yang menggunakan resin. Tahun 2005,

Dr.Andreas berhasil mengembangkan bioreaktor dengan kemampuan detoksifikasi

merkuri sebesar 86 persen selama 1 jam. Tahun 2007, Dr.Andreas telah

mengembangkan bioreaktor lebih baru yang mampu menurunkan merkuri dalam limbah hingga mencapai 98,5 persen hanya dalam waktu 30 menit.

Teknologi bioremediasi dapat juga digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan

logam berat terlarut terutama dari pertambangan batu bara. Teknologi tersebut

mengandalkan aktivitas berbagai bakteri pereduksi sulfat diantaranya

Desulfotomaculum orientis ICBB 1204, Desulfotomaculum sp ICBB 8815 dan ICBB

8818 yang mengubah sulfat dalam air asam tambang menjadi hidrogen sulfida dan

kemudian bereaksi dengan logam berat. Setelah reaksi belangsung pH (keasaman) air

asam tambang yang mula-mula berkisar dari 2 - 3 meningkat mendekati netral (6-7).

Sementara logam berat yang terdapat air asam tambang mengendap. Dari hasil

penelitian selama sembilan (9) tahun diperoleh teknologi yang mampu meningkatkan

pH ke netral dan menurunkan konsentrasi berbagai logam berat diantaranya Cr, Pb

dan Cd. Teknologi ini efisien, karena hanya membutuhkan biaya 1/10 dari biaya penanganan air asam konvensional.

Sedangkan teknologi bioremediasi limbah mengandung fenol memanfaatkan bakteri

Pseudomonas sp dan khamir Candida sp ICBB 1167 asli Indonesia untuk

menguraikan fenol. Teknologi ini sangat efektif dan jauh lebih murah serta ramah lingkungan daripada teknologi pengendalian fenol lainnya. (ris/dh

AGRINATION, IT’S FOR A BETTER NATION Share Jumat, 11 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1402

AGRINATION, IT’S FOR A BETTER NATION

Agrination 2009 merupakan sebuah acara yang diselenggarakan olehHimpunan

Profesi Mahasiwa Peminat Agribisnis, dan merupakan tiga rangkaian acara yaitu

Agribusiness Festival, Seminar NasionalAgribisnis dan Agribusiness Debate in

English for High School andCollege Student. Acara yang bertemakan “Agribusiness As the Way toDevelope Agriculture“ ini telah dilaksanakan seluruhnya.

Rangkaianacara Agrination 2009 dimulai dengan pembukaan Agribusiness

Festivalyang diselenggarakan di node FEMA. Acara yang resmi dibuka oleh

ArdieAryono selaku ketua pelaksana diikuti oleh enam pengisi stand, yaituBatik

Din&, Ham’s Corner, Kelompok Tani Hidup Bersama,pernak-pernik, sepatu dan baju.

Antusias pengunjung stand terlihat dariramainya node FEMA untuk melihat barang-

barang yang dijual dalam stand.Banyaknya jumlah barang yang terjual juga dapat

dijadikan indikatorkeberhasilan acara Agribusiness Festival. Setiap hari jumlah

pengunjungstand semakin banyak, hal ini menarik perhatian mahasiswa lain

untukmengunjungi stand Agribusiness Festival. Acara Agribusiness Festivalberlangsung selama 5 hari mulai dari tanggal 09-13 November 2009.

Sabtu,14 November 2009 dilaksanakan rangkaian acara Agrination 2009selanjutnya

yaitu Seminar Nasional Agribisnis. Seminar ini diadakan diAuditorium Toyyib

Hadiwidjaja. Pembicara yang hadir dalam seminar iniadalah Dr. Lukman M Baga

(Staff Ahli Departemen Pertanian dan DosenAgribisnis), DR. Drh. Desianto Budi

Utomo, M.Sc., Ph.D (Vice PresidentCharoen Phokpand Indonesia), dan Ahmad

Bastari (Ketua Kelompok TaniHurip Desa Cikarawang) serta Ir. Lusi Fausia, M.Ec

selaku moderator.Acara Seminar Nasional Agribisnis dibuka dengan penampilan

darimahasiswi Agribisnis 44 yang menampilkan kesenian tari daerah. DiniAmrilla

Utomo dan Gita Triatmodjo sebagai MC membuka acara tersebut.

Dr.Ir.Hasanudin Ibrahim, Sp.I (Sekjen Departemen Pertanian) sebagai keynotespeaker

menyampaikan pidatonya mengenai pertanian. Acara selanjutnyaadalah seminar

mengenai keadaan pertanian di Indonesia. Pembicara yangdihadirkan sangat

berkompeten dan dari berbagai pekerjaan yangberhubungan dengan pertanian. Hal ini

akan membuat peserta seminardapat melihatr pertanian dari berbagai sudut pandang.

Acara seminar iniditutup dengan penampilan akustik dari Iza dan Sangun dari jurusan

TIN,serta games-games yang dipandu oleh Sigit Sutrisno, Jihan Kartika Dewi,dan

Sahal menambah semangat dan keceriaan peserta seminar karena bukanhanya ilmu yang didapatkan melainkan hadiah dari games dan door prizeyang menarik.

Agribusiness Debate in English for High Schooland College Student merupakan

rangkaian acara yang terakhir dalamAgrination 2009. Acara ini dilaksanakan tanggal

21 November 2009. Lombadebat dalam bahasa Inggris dibagi menjadi dua kategori

yaitu SMA danMahasiswa. Masing-masing kategori diberikan tema yang berbeda dan

harusdibahas dalam lomba debat. Juri dalam acara ini terdiri dari dua orangberasal

dari EF,dan dua orang perwakilan dari Agribisnis, yaitu alumnidan dosen. Lomba

debat untuk kategori SMA diadakan di ruangan DiskusiFEMA sedangkan tempat

untuk kategori Mahasiswa di ruangan R.K AGB 301.Final lomba debat ini

dilaksanakan di ruangan Diskusi FEMA.

JuaraI dari kategori SMA adalah dari SMA Negeri 1 Bogor. Juara I mendapatkanuang

tunai sebesar Rp 2.000.000. Juara II untuk kategori SMA berasaldari Sekolah

Menengah Analisis Kimia Bogor dan mendapatkan uang tunaisebesar Rp 1.500.000.

Pada kategori SMA, best speaker dimenangkan olehDery Ermawan M dari Sekolah

Menengah Analisis Kimia Bogor. Leo WibisonoArifin, Rafili M Hilman dan Dyah

Puspitaloka merupakan Juara I darikategori Mahasiswa. Hadiah untuk Juara I adalah

uang tunai sebesar Rp2.500.000, sedangkan Juara II dimenangkan oleh Sarah T,

Devina, danVioni Derusya dengan hadiah uang tunai sebesar Rp 1.500.000.

Bestspeaker untuk kategori ini dimenangkan oleh Leo W. A dari Jurusan ITP.Semua pemenang mendapatkan Sertifikat pemenang dan Voucher Diskon 30% dari EF.

Fakultas Peternakan IPB Luncurkan Program BEST Share Rabu, 9 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1401

Program Building Entrepreneur Student (BEST) yang diinisiasi oleh Fakultas

Peternakan (Fapet) IPB diresmikan oleh Rektor, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto,

M.Sc di Ruang Diskusi Fapet (5/12). Setelah diresmikan, BEST langsung menggelar

pelatihan bagi mahasiswa IPB.

Rektor IPB dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan program yang

lebih menekankan pada aktivitas bisnis langsung. Inisiasi dari Fapet ini diharapkan

dapat diikuti oleh fakultas yang lain. Hal ini terkait dengan tantangan yang dihadapi

Indonesia saat ini adalah masalah pengangguran terdidik yang sudah mencapai angka

1 juta. "Untuk itu, saya berharap lulusanIPB setelah diwisuda dapat langsung membangun kemandirian dalam bisnis," tandasnya.

Sementara itu, unit ini dibentuk untuk membina mahasiswa agar menjadi

wirausahawan yang tangguh. Program ini akan dijadikan sebagai wadah yang dapat

membangun, memotivasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan

mahasiswa, ujar Ir. Zulfikar Moesa, MS, staf pengajar di Fapet sekaligus koordinator

BEST.

"Saya dengan Dekan Fapet, Dr. Luki Adullah satu visi dan misi untuk mennciptakan

lulusan yang mampu menjadi wirausahawan serta dapat langsung membuka lapangan pekerjaan. Untuk itulah dibentuk unit kewirausaahan," tegasnya.

Selain itu, kegiatan ini juga dilatarbelakangi oleh adanya program dari DIKTI yakni

Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK). Dari program

PKMK ini, mahasiswa diwajibkan membuat business plan untuk mendapatkan sokongan dana.

"Kebanyakan business plan yang dibuat mahasiswa kualitasnya belum bagus sehingga

masih sedikit yang diterima, jadi dengan adanya BEST ini kita akan membina

mahasiswa untuk menjadi wirausahawan dan bisa membuat business plan yang dapat

dipertanggungjawabkan sehingga jika diusulkan di lembaga sumber dana bisa diterima," ungkapnya.

Pelatihan perdana ini diikuti 30 peserta yang lolos seleksi. Peserta mendapatkan

materi Achievement Motivation Training, kiat-kiat berwirausaha, manajemen

pemasaran, manajemen produksi, dan manajemen keuangan. Selanjutnya mahasiswa

diwajibkan membuat business plan sesuai dengan materi yang telah diberikan.

Instruktur yang dihadirkan berasal dari praktisi, staf pengajar, trainer UKM dan pengelola UKM se-Jawa Barat.

"Kami berharap mereka yang kita bina, proposalnya akan kita usahakan dapat dana

kredit, namun kita benahi dulu supaya mereka bisa tembus pendanaan. Harapan ke

depan unit kewirausahaan menjadi suatu wadah untuk para mahasiswa yang ingin

terjun ke bidang entrepreneur, karena di sini mahasiswa dididik menjadi

wirausahawan yang tangguh. Semoga ke depan ini dapat dijadikan program IPB, tandasnya.(zul)

Tak Hanya Cegah Banjir, Biopori pun Suburkan Lahan Pertanian Share Selasa, 8 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1400

Bicara banjir Jakarta, mengingatkan kita pada biopori. Teknologi temuan Ir. Kamir R

Brata, MSc ini terus bergulir kepopulerannya sebagai teknologi sederhana, mudah dan

murah untuk mengatasi banjir. Di berbagai daerah, teknologi ini telah banyak

diadopsi. Sisi lain yang barangkali belum banyak diungkap tentang teknologi biopori ini adalah kemampuannya dalam menyuburkan lahan pertanian.

Saat berlangsung acara coffee morning di Kebun Cikabayan University Farm, Kampus

IPB Darmaga, (7/12), staf pengajar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan,

Fakultas Pertanian (Faperta) IPB ini menandaskan perlunya mengurangi beban

lingkungan dengan membuat lubang-lubang kecil yang diisi sampah organik.

Sebaiknya lubang kecil tapi dalam. Karena ini berarti telah melipatgandakan luas

permukaan tanah secara vertikal. Hal ini sangat menguntungkan, mengingat luas

permukaan tanah secara horizontal akibat berbagai peruntukan lahan seperti bangunan/gedung-gedung.

Lebih lanjut dikatakannya, terbentuknya biopori dalam lubang vertikal yang dalam ini

akan luar biasa dalam menyangga lingkungan. Menurutnya, biopori ini secara alamiah

sebenarnya ada di dalam tanah, karena tak hanya di permukaan bumi, namun di dalam

bumi ini juga banyak makhluk hidup. Namun agar memperbanyak penyaluran air ke

dalam bumi dengan cepat sehingga oksigen di dalam bumi cukup untuk aktivitas

mikroorganisme di dalam bumi (tanah), maka manusia bisa mempercepat proses tersebut dengan membuat lubang-lubang biopori ini.

Berbekal alat bor sederhana, lubang-lubang biopori ini bisa dibuat untuk kemudian

diisi dengan sampah-sampah organik, sehingga selain bisa meresapkan air juga

berpotensi menambah humus tanah sehingga lahan pun bisa bertambah subur.

Sehingga jelas, air yang diresapkan selain bisa mencegah banjir, juga bermanfaat

dalam menyuburkan tanah. Ditandaskannya, dengan teknologi biopori ini sebenarnya

bukan manusia yang bekerja mencegah banjir melainkan mikroorganisme di dalam

tanah yang bekerja. Selain berfungsi menyuburkan tanah dengan membentuk humus,

sampah yang dimasukkan ke dalam lubang juga berfungsi sebagai penahan agar tanah tidak tergerus menutupi lubang.

Lubang biopori yang direkomendasikan Kamir berdiameter 10 cm dengan kedalaman

80-100 cm. Lubang ini mampu menampung sampah sebanyak 8 liter. Biopori juga

bisa diterapkan pada lahan yang tertutup beton. Dengan membuka sedikit tutupan

beton, dan dibuat lubang biopori maka meski jalan berbeton, tetap bisa mencegah banjir.

Sementara itu, Dr. Suwarto, staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura

(AGH) Faperta menandaskan integrasi biopori dengan lahan pertanian akan

memberikan manfaat ganda. Selain dapat mencegah banjir karena kemampuannya

meresapkan air ke dalam tanah, teknologi biopori yang diterapkan di lahan-lahan

pertanian akan membantu menambah kesuburan tanah sehingga pada gilirannya akan

meningkatkan produktivitas pertanian. Selain dihadiri sejumlah wartawan, acara ini

juga diikuti para petani dari desa Cikarawang, salah satu desa lingkar kampus binaan IPB. (nUr)

Turut Berduka Cita atas Meninggalnya Dr. I Nengah Suastawa Share Senin, 7 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1399

IPB berduka cita atas meninggalnya Dr. I Nengah Suastawa (Staf Pengajar di Departemen Teknik Pertanian FATETA) pada Sabtu, 5 Desember 2009, pukul 18.45 di Rumah Sakit Hermina.(Humas-SE IPB)

Sebanyak 28 mahasiswa berprestasi dari University Putra Malaysia berkunjung ke IPB. Share Senin, 7 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1398

Sebanyak 28 mahasiswa berprestasi dari University Putra Malaysia berkunjung ke

IPB. Tamu di terima di Ruang Sidang Senat Akademik Gedung Andi Hakim

Nasoetion Kampus IPB Darmaga,(7/12).

Kunjungan kali ini dalam rangka program mobiliti Pelajar Jangka Pendek (semacam

magang) yang diterapkan UPM untuk mahasiswanya. Mahasiswa yang turut serta

dalam program magang ini merupakan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki prestasi

akademik yang baik, selain itu ditunjang oleh kemampuan komunikasi yang baik dan

aktif berorganisasi. Ke-28 peserta ini merupakan mahasiswa yang beruntung setelah

sebelumnya diadakan penyeleksian oleh pihak UPM. Demikian dikatakan Dr. Ganda

Seca, perwakilan dari Universitas Putra Malaysia dalam sambutannya

Salah satu tujuan dari program tersebut adalah agar dapat memberikan pengalaman

akademik di luar negeri kepada mahasiswa. Pengalaman tersebut dapat berupa

perkuliahan dan praktikum bahkan dalam kegiatan organisasi mahasiswa. Ujar Ganda

Seca. Ia berharap ke-28 mahasiswa yang akan menggali ilmu selama 2 minggu di IPB

ini akan mentransfer ilmunya ke mahasiswa-mahasiswa di UPM yang kurang

beruntung untuk turut serta ke IPB.

Selain kunjungan mahasiswa UPM ke IPB, ke depan kerjasama IPB dan UPM

diharapkan dapat terus ditingkatkan. Disamping kerjasama dalam bidang penelitian,

kedepan kerjasama juga dapat berupa pengiriman staf. Pengajar IPB untuk mengajar

di UPM selama enam bulan dengan mendapatkan fasilitas gaji dari UPM.

Ucapan terimakasih disampaikan oleh Prof. Yonny Kusmaryono, Wakil Rektor

bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB atas kepercayaan untuk melakukan

kerjasama dengan IPB. (Dh)

IPB dan Rabobank Teken MoU Share Senin, 7 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1397

Setelah memberikan beasiswa kepada lima mahasiswa IPB, Rabobank meneken nota

kesepahaman dengan IPB di Wisma Landhuis, Kampus IPB Darmaga Bogor (3/12).

“Ini merupakan kesempatan yang bagus bagi kami untuk mempelajari lebih banyak

tentang financial,” ujar Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc saat membuka acara.

Selain memberikan beasiswa penuh (biaya perkuliahan, sewa kost, biaya hidup dan

biaya pembelian buku) kepada mahasiswa selama masa studinya, Rabobank

berkeinginan untuk bertemu dengan mitra (petani) binaan IPB sehingga para petani dapat mengenal lebih dekat tentang Rabobank Indonesia dan Rabobank Foundation.

Rabobank awalnya adalah koperasi yang didirikan oleh petani Belanda. Seiring

perkembangan koperasi tersebut, pada tahun 1980 berubah menjadi lembaga

perbankan dengan nama Rabobank. Namun sejak 1981, Rabobank memulai aktivitas

perbankan khususnya untuk pembiayaan di bidang pangan dan agribisnis.

Saat ini, Rabobank telah memiliki 90 juta nasabah dari 46 negara di dunia. Dan telah

mencatat keuntungan untuk tahun 2009 sebesar 1,3 milyar euro. Oleh karena itu, Rabobank mendapat penghargaan Triple A.

“Untuk mencapai semua ini, strategi yang kami terapkan adalah dengan fokus

memperkuat jasa layanan pembiayaan di bidang pangan dan agribisnis,” ujar Presiden

Direktur Rabobank Foundation

Dalam kesempatan tersebut, IPB menghadirkan beberapa kelompok tani yang berasal

dari desa di Lingkar Kampus. Yakni kelompok tani dari desa Cikarawang, Situ Gede,

Cibanteng dan Darmaga. Selain itu, hadir juga petani yang memanfaatkan tungku arang sekam dan destilat cair ciptaan IPB.

Salah satu petani binaan LPPM IPB yang tergabung dalam Edu Corporate Farming

(Eco-Farm) menanyakan cara mendapatkan pembiayaan dari Rabobank. Selain itu,

menurutnya walaupun sudah menggunakan label IPB yang sangat membantu, masih ada berbagai kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk fresh milknya.

Beberapa kendalanya adalah keterbatasan sarana transportasi, kurangnya teknologi,

sarana pengolahan masih terbatas, kurangnya tenaga pemasaran yang handal,

kurangnya fasilitas freezer dan outlet yang dimiliki.“Mungkin jika kami dapat

mengakses pembiayan di Rabobank, sebagian permasalahan yang kami hadapi akan hilang,” ujarnya.

Hadir juga pejabat di lingkungan IPB seperti Wakil Rektor bidang Akademik dan

Kemahasiswaan, Prof. Yonny Koesmaryono, MS, Wakil Kepala LPPM bidang

Penelitian Prof. Ronny M. Noor, Direktur Kerjasama, Dr. Rinekso Soekmadi, Direktur

Kemahasiswaan, Dr. Rimbawan, Sekretaris Eksekutif, Dr. Bony P.W. Soekarno dan Kasubdit bidang Minat dan Bakat, Bambang Riyanto, S.Pi, M.Si.(zul)

Seafast Center Angkat Isu Sertifikasi untuk Pedagang Kaki Lima Share Senin, 7 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1396

Masalah keamanan pangan merupakan issue yang sangat penting karena menentukan

kesehatan masyarakat luas. Saat ini, perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap

keamanan pangan terus meningkat seiring dengan kesadaran tentang pentingnya

masalah keamanan pangan tersebut. Namun, kesadaran mengenai keamanan pangan

terutama di tingkat Usaha Kecil Menengah (UKM) terutama Pedagang Kaki Lima

(PKL) masih rendah. Hal ini terlihat dari infrastruktur dan fasilitas yang mereka pakai.

Untuk menanggulangi hal tersebut diharapkan ada sertifikasi untuk pelaku UKM terutama PKL.

Begitu dikatakan oleh Direktur Southeast Asian Food and Agriculture Science and

Technology (SEAFAST IPB), Dr. Purwiyatno Hariyadi , pada kegiatan seminar

internasional dan workshop bertema Current Issues and Challenges in Food Safety:

Science Based Approach for Food Safety Management, (2-3/12) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.

Kegiatan ini digelar berkat kerjasama antara SEAFAST CENTER IPB, International

Commission on Microbiological Specification for Foods (ICMSF) dan The Borlaug

Institute, Texas A&M University, USA.

"Minimnya persyaratan, rendahnya modal dan kurangnya pengetahuan produsen dan

konsumen merupakan sebagian kecil yang menyebabkan mereka kurang

memperhatikan masalah keamanan pangan ini. Hal ini bisa menentukan kesehatan

masyarakat luas," ujarnya.

Seharusnya, Dr Purwiyatno mengatakan, minimal ada beberapa persyaratan yang

harus dimiliki oleh para pengelola pangan terutama di level PKL, dimana persyaratan

yang harus dimiliki adalah, tersedia akses air bersih, selalu menjaga suhu pangan agar

tetap sehat (sebaiknya memiliki lemari pendingin), ada akses terhadap bahan

tambahan pangan yang diizinkan, serta pendidikan tentang keamanan pangan bagi konsumen dan produsen.

"Untuk persyaratan tersebut diharapkan pemerintah bisa memfasilitasinya dengan

penyediaan infrastruktur yang memenuhi empat syarat tadi. Karena UKM biasanya

terbentur permodalan, maka ini adalah investasi yang strategis. Dan pemerintahlah

(pemda) yang berhak mengeluarkan sertifikasi ini, jadi PKL tersebut terdaftar keberadaanya dan terjamin keamanan pangannya," ujarnya.

Untuk konsep sertifikasi Ia mengatakan ada beberapa aspek yang harus dipenuhi

diantaranya adalah: adanya peraturan, SDM yang akan mensertifikasi, persyaratan

teknis terkait dengan unit PKL yang memenuhi persyaratan tersebut dan jaminan

bahwa PKL tersebut diawasi sistem keamanan pangannya. Seminar internasional dan workshop

Seminar ini menghadirkan 150 peserta para ahli di bidang keamanan pangan di dunia,

khususnya manajemen keamanan pangan, dan praktisi industri pangan. Mereka

menyampaikan praktek manajemen keamanan pangan yang diterapkannya serta

tantangan yang dihadapi industri pangan dalam memproduksi pangan yang aman dan bermutu.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr. Anas

Miftah Fauzi, dan menghadirkan Key Note Speech, Prof. Dr.M. Aman

Wirakartakusumah. (man)

Biopori IPB Diadopsi UI Share Senin, 7 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1395

Mengawali kegiatan konsorsium para mahasiswa tiga perguruan tinggi di Jakarta

antara lain, Universitas Indonesai (UI), Universitas Negeri Jakarta, dan Unika Atmaja,

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakulatas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI

menerapkan teknologi biopori di lingkungan fakultasnya. Hal itu dilakukan dalam rangka menjaga lingkungan hidup.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam suatu kegiatan bernama Biopori In Action 2009

(BIOACT) yang mengusung tema "Make an Environmental Change Through

Movement", dengan tagline "Act Now For The Green Campus, (1/12)di Taman Korea

Kampus FISIP UI Depok. Kegiatan ini menghadirkan pakar sekaligus penemu Biopori dari institut Pertanian Bogor (IPB), Ir. Kamir R Brata, M.Sc.

"Tujuan BIOACT ini adalah menjadikan FISIP UI sebagai pioneer pembuatan Biopori

di Lingkungan UI Khususnya FISIP," ujar Ketua BEM FISIP UI, Stevie Thomas

Ramos dalam sambutannya.

Dijelaskannya, pembuatan lubang biopori sebanyak 70 buah ini merupakan sebuah

langkah awal dari 100 buah rencana yang akan di lakukan oleh FISIP. Hal ini juga

merupakan langkah awal dari sebuah komitmen bersama antara tiga perguruan tinggi di Jakarta, UI, UNJ dan Atmajaya.

"Saya berharap gerakan ini bisa berkelanjutan dalam rangka kontribusi kita terhadap

lingkungan hidup. Ada tiga fokus utama yang harus kita lakukan adalah energy, land and water dan Management consumption," ujarnya.

Kegiatan tersebut menghadirkan Deputi Kementrian Linkungan Hidup, Dr. Hendri

Bastman, sebagai keynote speech. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FISIP UI, Prof Bambang Trilaksono.

Lubang Resapan Biopori (LRB)

Tekologi Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan teknologi tepat guna mengatasi

banjir, sampah dan ketersediaan air tanah. Teknologi LRB ini salah satu penemuan dari IPB yang ditemukan oleh Ir. Kamir R Brata.

Lubang resapan Biopori adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus ke dalam tanah,

dengan diameter sekitar 10 cm dan kedalaman 100 cm. Atau tidak melebihi muka air

tanah dangkal. Lubang perlu diisi sampah organik sebagai sumber makanan fauna

tanah dan akar tanaman yang mampu membuat biopori atau liang (terowongan-terowongan kecil) di dalam tanah. (man)

P3K IPB Gelar Temu Usaha dan Pameran Produk UMKM Share Jumat, 4 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1394

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan (P3K) Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama

dengan Program Penumbuhkembangan Lembaga Intermediasi PI-UMKM BPPT

menggelar Temu Usaha dan Pameran Produk Temu Usaha dan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM), 19 -20 November 2009 di IPB International Convention Center

(IICC), Bogor. Temu usaha dan pameran ini merupakan puncak rangkaian kegiatan

dalam rangka Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (UMKM) melalui Program

Inkubasi Bisnis dan Teknologi kepada usaha-usaha yang merupakan tenant P3K

LPPM IPB. Acara ini diikuti 40 UMKM-Tenant yang sehari sebelumnya telah

mengikuti pelatihan manajemen inovasi dan pelatihan fasilitasi dengan lembaga keuangan.

Temu usaha menampilkan narasumber Ubaydillah (Astra Mitra Ventura) dan Ari

Sulistiogo (LPDB KUMKM BPPT). Keduanya mendampingi 40 UMKM menyusun

business plan untuk memperoleh dana kredit bergulir dari BPPT yang besarannya

berkisar Rp 100 - 200 juta, tergantung kebutuhan modal usaha tiap UMKM.

Sementara itu, tercatat sebanyak 16 jenis usaha dipamerkan 40 UMKM-Tenant

diantaranya: kerajinan mendong (Tasikmalaya), minyak dan kerajinan akar wangi

(Garut), madu Sumbawa (Jakarta), jamur tiram (Bogor), brownies Bogor (Bogor),

sayuran segar (Pacet Cianjur), kerajinan kertas (Bogor), keripik pisang (Bogor),

Camelia busana muslim (Cimahi), kerajinan partikel board (Vas, Bogor), industri nata

de coco (Bogor), kerajinan kulit (Garut), kerajinan batu kerik (Jakarta), industri

kerangka besi (Bandung), industri alumunium (Bandung) dan kerajinan rumah bambu

(Bogor). Pelaksanaan pameran produk UMKM-Tenant sangat bermanfaat, selain

memperkenalkan produk yang dihasilkan dan mendapatkan pelanggan tetap, juga dapat membuka pasar lebih luas. (ris)

Kurikulum Standarisasi Perlu Dimasukkan dalam Pendidikan Tinggi Share Jumat, 4 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1393

Perdagangan bebas menuntut manusia memiliki kompetensi multi disiplin ilmu. Pengetahuan tentang

standarisasi perlu dimiliki lulusan perguruan tinggi untuk memenangkan pasar atau persaingan kerja.

Hal ini disampaikan Staf Ahli Badan Standarisasi Nasional (BSN), Dr.Sunaryo dalam Lokakarya Pembekalan Dosen Pengampu Pendidikan Standarisasi, Kamis (3/12) di Ruang Diskusi Ayodya

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Teknologi Kelautan

(FPIK), Kampus IPB Darmaga.

"Saat ini kemajuan teknologi begitu pesat, persaingan bisnis dan industri kian ketat. Salah satu hal

yang tak bisa diabaikan industri adalah standar. Inovasi teknologi tanpa standar akan kalah. Jadi kita harus belajar ilmu standar. Perlu memasukkan standarisasi dalam kuliah, sehingga lulusan perguruan

tinggi dapat langsung menerapkannya ketika bekerja dalam dan luar negeri," kata Dr. Sunaryo.

Kurikulum standarisasi telah diterapkan di beberapa perguruan tinggi khususnya yang telah

melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan BSN.

Standarisasi sudah ada sejak 4236 Sebelum Masehi dengan ditandai adanya sistem kalender 365 hari

di Mesir. Standarisasi di Indonesia ada sejak masa pra kemerdekaan (Masa Belanda). Standar dijadikan sarana pendukung kegiatan ekonomi diantaranya pembangunan jalan raya di Pantura,

pelabuhan, areal perkebunan, pabrik gula dan jalur kereta api. Tahun 1928 dibentuk Dewan

Normalisasi Hindia Belanda Indische Norm : NI no.1 untuk Roda Cikar, disusul dengan standar batu bata dan standar bangunan lainnya. "Kita bisa melihat perbedaan pembangunan sarana prasarana yang

didasarkan pada standar tertentu dengan yang tidak."

Bangunan dan sarana prasarana zaman Belanda dapat berdiri lama. Sedangkan sekarang, pembangunan tanpa standar menyebabkan fasilitas mudah rusak, " lanjut Dr.Sunaryo. Sayangnya,

standar berhenti sama sekali tatkala masa pendudukan Jepang. Baru kemudian tahun 1951 dibentuk

Yayasan Dewan Normalisasi Indonesia dan seiring dengan berjalannya waktu tahun 1984, seluruh standar di Indonesia bergabung menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Sebagai tindak lanjut SNI,

tahun 1997 dibentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Menurut Dr.Sunaryo stakeholder yang memiliki wewenang mengembangkan standar (SNI) antara

lain: produsen, konsumen, pakar/perguruan tinggi, pemerintah dan lembaga lain (asosiasi dsb). Proses

perumusan standar dapat dilakukan melalui dua cara yakni pengembangan sendiri (indigeneous

standard) dan adopsi. Standar pengembangan sendiri dapat digunakan jika memang belum ada standar yang memadai. Standar ini dirumuskan melalui hasil penelitian atau kajian, bersifat unik atau

spesifik, dan menggunakan referensi standar. Contoh standar minyak pelumas dan standar mie instan.

Adopsi dapat diambil dari standar internasional, private standar dan standar nasional dari negara lain. Indikator SNI yang berkualitas diantaranya: dapat memperkuat daya saing, memperbaiki transparasi

dan efisiensi pasar, dan melindungi konsumen atau lingkungan.

Prof.Dr.Syamsir Abduh dari BSN menjelaskan konsep kurikulum standarisasi yang sudah dibuat tim

BSN. Sedangkan, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Ir.Yonny

Koesmaryono mengharapkan kegiatan lokakarya ini memberikan pencerahan bagi peserta mengenai

standarisasi. "Belum banyak orang memahami standarisasi, lokakarya ini penting dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang standarisasi terutama bagi dosen pengampunya," tandas

Prof.Yonny. Dalam kesempatan tersebut dilakukan MOU antara Dekan FPIK IPB, Prof.Dr.Indra Jaya

dengan perwakilan BSN di ruang kerja Dekan FPIK IPB. Moderator acara ini Ir.Nurjanah, M.S. (ris)

Kantor Audit Internal Paparkan Hasil Audit Akademik Internal IPB Share Jumat, 4 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1392

Tim Audit Akademik Internal IPB memaparkan hasil pemeriksaan akademik terhadap

masing-masing departemen dan fakultas yang meliputi : organisasi penjamin mutu,

proses belajar mengajar, monitoring dan evaluasi, fasilitas dan sumberdaya manusia,

Selasa (1/12) di Gedung Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Darmaga. Acara yang

dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Yonny

Koesmaryono ini dihadiri para dekan, ketua departemen, direktur dan kepala kantor

di lingkungan IPB. " Berbagai temuan tim auditor ini penting sebagai bahan evaluasi dan perbaikan akademik di IPB masa yang akan datang," kata Prof.Yonny.

Hasil audit dipaparkan Tim Auditor IPB, Dr.drh.Heru Setijanto. Salah satunya sistem

penjaminan mutu internal belum berjalan di beberapa departemen. "Kami

merekomendasikan perlunya sosialisasi rencana kerja dan jadwal Kantor Manajemen

Mutu (KMM) di tingkat departemen," ujar Dr.Heru. Hadir pula narasumber lain:

Kepala Kantor Audit Internal IPB, Dr. Ir. Wonny Ahmad Ridwan, SE, MM dan

Kepala Bidang Audit Akademik Kantor Audit Internal IPB Dr.Ir. Ahmad Darobin

Lubis, M.Sc. Hasil pemeriksaan tersebut akan menjadi rekomendasi rapat pimpinan IPB. (ris)

Tax Goes To Campus Menuju Mahasiswa “Paham & Taat Pajak untuk Membangun Negeri” Share Jumat, 4 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1391

Menyadari pentingnya pajak dan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam

membayar pajak. IPB bekerjasama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

Jawa Barat II dan Kantor Pelayanan Pajak Ciawi menyelenggarakan Tax Goes to

Campus yang bertajuk " Paham dan Taat Pajak untuk Membangun Negeri". Hal ini

dilakukan dalam rangka untuk menumbuhkan pemahaman sedini mungkin tentang

Pajak ke mahasiswa. Acara digelar di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga.(3/12).

Prof.Dr Hermanto Siregar, M.Ec, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya

pajak untuk keberlangsungan perekonomian negara. Ia mencontohkan SPP mahasiswa

IPB tiga per empat biaya pendidikannya di subsidi negara, dan sudah pasti biaya

tersebut bersumber dari pajak.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa pemahaman membayar pajak penting dilakukan

bahkan sejak usia Sekolah Dasar. Hal ini dilakukan karena kurangnya kesadaran

membayar pajak akan berpengaruh pada pembiayaan fungsi-fungsi vital

pemerintahan misalnya bidang pertahanan darat dan laut, kepolisian kaitannya dengan

keamanan,membangun prasarana jalan dan jembatan, pendidikan misalnya BOS, SPP dan lain-lain.

Prof. Hermanto mencontohkan negara-negara Scandinavia (Norwegia, Swedia, Denmark, Finlandia) yang memiliki kesadaran tinggi akan membayar pajak.

"Negara negara tersebut sampai sudah mencapai tax rasio 55 %, demikian tingginya

kesadaran untuk membangun negaranya". Sedangkan kecenderungan yang terjadi di

negara berkembang tax ratio nya rendah, misalnya Indonesia rate yang tertinggi baru mencapai 30 %.

Abdul Hafid, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Ciawi, menambahkan dana yang

bersumber dari APBN hampir 80%nya berasal dari pajak. Jadi dapat dibayangkan

apabila pembayaran pajak tidak optimal. Peranan pajak sangat penting untuk bisa

meneruskan pembangunan negara.

Untuk itu Abdul Hafid menghimbau kepada mahasiswa yang hadir untuk dapat

menularkan informasi perpajakan kepada semua lapisan masyarakat baik, teman

keluarga,ataupun kerabat.

Acara yang di hadiri oleh sekitar 300 mahasiswa dari berbagai fakultas ini

dimeriahkan dengan pembagian berbagai doorprize dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak.

Selain IPB, Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan Road Show ke berbagai daerah di Indonesia seperti Subang, Cirebon dan Cikarang. (Dh)

IPB Terus Dorong Entrepreneur Mahasiswa Share Kamis, 3 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1390

Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni IPB menyelenggarakan

Lokakarya Program Mahasiswa Wirausaha di Ruang Sidang Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB. (30/11).

Lokakarya ini digelar dalam rangka mengevaluasi dan merencanakan kelanjutan dari

pelaksanaan Program kewirausahaan yang telah didanai oleh Direktorat Pendidikan

Tinggi Depdiknas. Ada 84 kelompok kewirausahaan mahasiswa yang telah lolos

dalam rangkaian seleksi yang di selenggarakan DPKHA - IPB dan proses pelaksanaan program kewirausahaaan mulai dilaksanakan pada Juli 2009 lalu.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr.Ir.H.Yonny

Kusmaryono, MS menyampaikan dukungannya terhadap keberlanjutan program ini dan aktivitasnya akan terus dipantau, tandasnya.

Prof. Yonny menyebutkan jumlah wirausahawan saat ini masih jauh dari persentase ideal yang ditargetkan pemerintah yaitu sekitar 2 % dari penduduk Indonesia.

Untuk itu Prof..Yonny menegaskan pentingnya peranan dosen untuk membangkitkan

minat mahasiswa terhadap kewirausahaan. Untuk itu ia menghimbau kepada seluruh

staf pengajar untuk bisa memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menanamkan kreatifitas dan jiwa berwirausaha.

Kepala Sub Direktorat Pengembangan Karir Mahasiswa Direktorat Pengembangan

Karir dan Hubungan Alumni IPB, Iin Solihin,Spi.MSi dalam sambutannya menyebut

15 kelompok peserta kewirausahaan mahasiswa yang berprestasi. Ke 15 kelompok

peserta kewirausahaan ini dianggap berhasil meningkatkan usahanya dengan manajemen administrasi yang dianggap baik.

Ke-15 kelompok kewirausahaan mahasiswa tersebut adalah: usaha pembenihan ikan

air tawar bawal oleh Ance Trio Marta dan Anri M, usaha kelinci hias oleh Eldi Arasi

Sidrata K dan Fatri Alhadi, usaha produksi & handycraft cover binder oleh Sendy

Akhmad Nugraha, usaha jasa bimbingan belajar mafia clubs oleh Edwin cahyadi, boy

Riansyah dan Febrian Handayani, usaha produksi & handycraft "Mandalika

Pearl"oleh Vidia Chairunnisa, Marsheilla Tjahjadi dan Nofaria Simbolon, usaha bakso

buah naga oleh Nursechafia, Yuli Widianingsih, Dhinta Rachmawati dan Ristia

Oktora, usaha minuman The Merah Rosela oleh Ari Try Purbayanto dan Aji Bahtiar,

usaha makanan Minaku Kaiko A Japanese and Seafood Café oleh Fahmi Nasrullah

dan Riza Aris Apriady, usaha budidaya sayuran Eropa oleh Suryo Arimurti, Moh Aris

Darmansyah, Septian Fauzi Dwi Saputra dan Risma Nurmawati, usaha Intensive

Practise Course oleh Razono Agall Cahyadi, usaha distributor daging oleh Fajar wisnu

W, usaha budidaya jamur tiram oleh Astiti Purinigati, Hernandi Nugroho dan Dewi

Yuliani, usaha minuman The Melati "Your Tea" oleh Indra Thamrin, usaha

peternakan Hamscorner oleh Tia Irmayanty A dan usaha Pemeliharaan & pelayanan ternak domba oleh Imam A, Retno Wulandari dan Yogie Saputra

Dalam lokakarya ini, mahasiswa berharap pengembalian pinjaman modal bisa

diperingan menjadi dapat setengah dari total pinjaman yang diberikan dengan

harapan 50 persennya bisa digunakan untuk bisa digunakan untuk keberlanjutan

manjamin usaha. Selain itu mahasiswa berharap Sosialisasi Program Kewirausahaan

dapat dilakukan dengan lebih gencar agar informasi tersebut dapat menyasar ke seluruh mahsiswa.(dh)

Gelar Lokakarya Akademik Dua Program Keahlian Share Rabu, 2 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1389

Direktorat Program Diploma IPB menggelar Lokakarya Akademik Program Keahlian

Supervisor Jaminan Mutu Pangan di IICC (21/11). Lokakarya yang bertajuk "Upaya

Pengembangan Wawasan Jaminan Mutu Pangan dan Keamanan Pangan dalam

Peningkatan Kompetensi Tenaga Ahli madya Supervisor Jaminan Mutu Pangan" ini

menghadirkan Ir. Ning Rahayu dari Gabungan Pengusaha Makanan Minuman

Indonesia/GAPMMI dan Kokok Haksono Dyatmiko, Masch.Ing.HTL, MA dari

Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.

Menurut Direktur Program Diploma IPB, kegiatan ini bertujuan untuk lebih

menyempurnakan kurikulum di program keahlian Jaminan Mutu Pangan dan

Keamanan Pangan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lebih tepat

sasaran menuju komptensi yang diharapkan.

"Penajaman kurikulum ini karena kami benar-benar ingin membangun Program

Diploma IPB. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk evaluasi mata kuliah,"

ujarnya. Targetnya adalah pada 2013 Program Diploma IPB menggunakan kurikulum

baru yang lebih baku, tandasnya.

Selain lokakarya tersebut, Program Diploma IPB juga telah menggelar Lokakarya

Akademik Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan

Budidaya di IICC Kamis, 26 November 2009.(zul)

IPB MELAKUKAN PERJALANAN ROADSHOW (CANVASSING) KE SEPULUH KOTA DI JABAR DAN JATENG Share Rabu, 2 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1388

Pada tanggal 16 sampai 20 November 2009 Tim Promosi IPB telah melakukan

roadshow (canvassing) ke SMA Negeri di sepuluh kota-kota di Jawa Barat dan Jawa

Tengah. Tim promosi terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni IPB yang berada di

kota tersebut. SMA yang dikunjungi beserta tim promosi yang terlibat adalah: (1)

SMA Negeri 2 Bekasi (Dr. Suryani FMIPA, Dr. Yovy Evy Yuliati FAHUTAN, dan 2

mahasiswa), (2) SMA Negeri 1 Karawang (Dr. Hera Maheswari FKH, Lucia Cyrilla

MSi. FAPET, dan 4 mahasiswa), (3) SMA Negeri 1 Sindang, Indramayu (Dr.

Sulistiono FPIK dan alumni), (4) SMA Negeri 1 Cirebon (Deddy C. Sutarman, MM.

FEM dan 5 mahasiswa), (5) SMA Negeri 1 Kuningan (Dr. Sulistiono FPIK)

kesemuanya berada di Jawa Barat. Demikian juga untuk sekolah-sekolah di Jawa

Tengah yaitu (6) SMA Negeri 2 Tegal, (7) SMA Negeri 1 Pekalongan, (8) SMA

Negeri 1 Kendal, (9) SMA Negeri 6 Semarang, dan (10) SMA Negeri 3 Solo dengan

tim promosi: Dr. Swastiko Priyambodo Dit PPA, Impron, MSc. FMIPA, dan Dr. Yulin Lestari Dit PPA.

Dipilihnya SMA-SMA tersebut untuk acara ini berhubungan dengan banyaknya

jumlah pelamar USMI tahun 2009, serta banyaknya siswa Kelas XII IPA yang

diterima di IPB melalui jalur masuk USMI tahun 2009. Meskipun kunjungan ini

hanya dilakukan pada satu sekolah per kota, tetapi sebelumnya IPB juga telah

mengirimkan undangan kepada SMA-SMA Negeri dan Swasta lainnya yang berada di sekitar sekolah yang dikunjungi tersebut untuk turut meramaikan acara ini.

Tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk memberikan penjelasan secara

detil kepada siswa Kelas XII IPA di beberapa SMA Negeri dan Swasta yang berada di

kota-kota tersebut mengenai Mayor/Program Studi yang ada di IPB dan sistem

penerimaan mahasiswa baru IPB tahun akademik 2010, kepada siswa yang berminat

untuk menjadi mahasiswa IPB. Demikian juga penjelasan yang berhubungan dengan

strategi untuk: (1) memilih Mayor/Program Studi di IPB, (2) dapat diterima di

Mayor/Program Studi pilihan di IPB, (3) keberhasilan dalam belajar di IPB, dan (4)

berkiprah di lapangan kerja setelah lulus dari IPB. Penjelasan ini berkaitan erat

dengan undangan yang telah disampaikan oleh PPMB IPB kepada sekitar 1700 SLTA

di seluruh Indonesia pada hari Senin, 9 November 2009 untuk USMI 2010.

Sambutan yang sangat antusias diberikan oleh siswa kelas XII IPA dan guru BK pada

setiap sekolah yang dikunjungi. Pada setiap kunjungan, rata-rata dihadiri oleh sekitar

100 siswa Kelas XII IPA yang berminat untuk meneruskan studinya di IPB, kecuali di

SMAN 3 Solo yang hanya dihadiri oleh beberapa siswa saja. Pada umumnya acara

tersebut berlangsung di aula sekolah, tetapi ada juga yang dilaksanakan di ruangan

multimedia atau laboratorium. Untuk ruangan yang berukuran kecil, harus dilakukan

penjelasan dan diskusi dalam dua shift. Setelah acara tersebut usai, beberapa SMA

bahkan meminta secara khusus agar IPB dapat berpartisipasi pada Acara Expo

Education yang akan diselenggarakan oleh sekolah-sekolah tersebut pada akhir tahun ajaran 2009/2010 ini.

Acara semacam ini akan diteruskan pada tahun-tahun mendatang dengan tujuan dan

sasaran SMA-SMA yang berbeda-beda, mulai dari Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan bahkan ke luar Pulau Jawa. (Swastiko Priyambodo)

Pertemuan Menteri Pertanian dengan Pimpinan IPB Share Rabu, 2 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1387

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Ir. Suswono, MM bertemu dengan pimpinan IPB di

IPB International Convention Center, Bogor (21/11). Pertemuan ini membahas

tentang kewaspadaan Indonesia tentang persoalan pangan dan kemungkinan adanya

gangguan ketahanan pangan.

Di awal acara, Rektor IPB, Prof. Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc mengucapkan

selamat atas terpilihnya Ir. Suswono sebagai Menteri Pertanian. Suswono adalah

alumni Fakultas Peternakan IPB.

"Telah menjadi kebanggaan serta kehormatan bagi IPB karena selama beberapa

periode alumni dan dosen IPB mendapatkan kesempatan menjadi Menteri Pertanian.

Mengabdi di Deptan dan telah menunjukkan kinerjanya yang baik serta memperoleh

kepercayaan dalam berbagai penugasan memberikan recognition kepada IPB dan kita

semua. Kiranya dapat kita buktikan lagi dengan kinerja yang sebaik-baiknya," ujar

Rektor.

Deptan merupakan sumber inspirasi dan sumber network yang sangat kuat untuk

bersama-sama dengan IPB dalam memposisikan peran pembangunan pertanian

nasional. Menurutnya, keberadaan IPB menjadi demikian penting, dimana diperlukan

kewaspadaan tentang persoalan pangan.

Dengan jumlah penduduk yang demikian banyak, kita tidak boleh lengah dan

mengabaikan sedikit pun tentang kemungkinan gangguan ketahanan pangan. Sekali

saja gagal panen, untuk mendapatkan kebutuhan beras saja akan sulit bagi kita.

"Dipastikan akan impor, hal ini cukup mengkhawatirkan karena komitmen negara

maju dalam setiap kesempatan seolah-olah memperhatikan betul tetapi kebijakan

mereka adalah melakukan proteksi pertanian kepada petaninya. Pada saat yang

bersamaan negara maju mempermasalahakan hal-hal yang dilakukan di Indonesia,

saya kira ini adalah double standar yang perlu kita cari solusinya. Memang idak

mudah berkoordinasi dengan Departemen Perdagangan yang dalam satu sisi lebih

mementingkan keuntungan tapi di satu sisi harus lebih mementingkan petani,"ujarnya.

Dalam kesempatan ini, IPB meminta gambaran rencana garis besar kebijakan

pembangunan pertanian ke depan sehingga IPB dapat memposisikan sebaik-baiknya

dalam merumuskan rencana riset membangun teknologi ataupun arah pembangunan

IPB.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Riset dan Kerjasama, Wakil

Rektor bidang Sumberdaya dan Pengembangan, Wakil Rektor bidang Bisnnis dan

Komunikasi, Dekan Fateta, Dekan FEM, Dekan FPIK, Dekan Faperta, Dekan Fapet,

Dekan FKH, Dekan FMIPA, Dekan Sekolah Pascasarjana, Direktur Bisnis dan

Kemitraan, dan Dekan Fahutan serta beberapa pejabat Deptan. Pada kesempatan

tersebut, pimpinan IPb memberikan masukan-masukan yang dirasa perlu untuk membangun pertanian Indonesia ke depan.

Visi dan Misi Deptan 2010-2014 serta Program Prioritas.

Dengan Wakil Menterinya Dr. Bayu Krisnamurti, Deptan akan menerapkan

Academic, Business, Government (ABG). Hal ini terkait beratnya kontrak kinerja

yang telah ditandatanganinya dengan Presiden.

"Persoalan pertanian tidak bisa diselesaikan oleh Deptan sendiri, bendungan-

bendungan kita sudah tidak pernah dibangun lagi, sementara kalau bicara pinjaman

dari luar negeri ini dilematis. Sementara di Kopenhagen nanti kita akan banyak

diserang oleh negara-negara maju, mudah-mudahan Presiden dapat memberikan

statement yang bisa memecahkan permasalahan," ujar Mentan.

Menurutnya persoalan dasar sektor pertanian adalah meningkatnya kerusakan

lingkungan dan perubahan iklim global, ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana,

lahan dan air, status dan luas kepemilikan (9,55 juta KK < 0.5 hektar), lemahnya

sistem perbenihan dan perbibitan nasional, keterbatasan akses petani terhadap

permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani, lemahnya kapasitas dan

kelembagaan petani dan penyuluh, masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan

pangan, belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik, rendahnya nilai tukar

petani (NTP), belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian,

serta kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.

"Untuk itu, perlu ada kajian tentang corporate farming, apa memang ideal seperti itu,

misal kawasan 25 hektar yang ditetapkan secara mekanisasi, terus petaninya akan

dikemanakan, atau itu malah akan meyebabkan pengangguran baru, ini tentu perlu

pemikiran yang mendalam. Yang perlu dikaji lagi adalah mengenai impor bibit,

selama ini importir bibit dimanja pemerintah dengan keuntungan yang selama ini

didapat. Sedangkan kontrak kinerja yang saya tanda tangani adalah swasembada gula

rafinasi, kedelai dan daging sapi. Sudah tiga periode gagal, sehingga butuh bantuan

IPB untuk membuat blue print dari tiga hal ini," ujar Mentan.

Permasalahan lainnya adalah mengkonversi petani jagung yang saat ini sedang

menikmati kenaikan harga jagung. Lahan yang dimiliki petani hanya itu-itu juga, jika

jagung diganti dengan komoditas kedelai dengan harga kedelai masih belum

menjanjikan maka petani akan mengalami kerugian. Untuk itu, kedelai dijadikan

sebagai hasil ikutan, dengan suplai benihnya gratis, tandas Suswono.

Selain itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dr. Joyo Winoto telah

menjanjikan lahan seluas 2 juta hektar untuk pertanian dari 7,13 juta ha lahan tidur.

Maka dalam 100 hari ini, aturan-aturan itu akan dibongkar sehingga ada aturan baru

yang bisa merubah lahan tidur.

Terkait program Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3), harus terintegrasi

dengan sertifikasi lahan dan harus ada payung hukum dalam perbankan. "Dari hasil

audit lahan, saat ini lahan tidur kita seluas 7 juta hektar. Saya pernah berkunjung ke

Tegal. Dengan ditemani Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) Kota Tegal,

terdapat satu kawasan seluas 400 hektar yang terendam air selama 10 tahun tetapi

masih terdata sebagai lahan produktif. Saya berharap ada kualifikasi lahan sehingga

dapat ditentukan kawasan-kawasan produktif, sementara yang berhak mendata lahan

itu adalah BPS, kita tahu data BPS datanya cukup mengkhawatirkan," tuturnya.

Saat ini Indonesia pengkonsumsi 139kg beras/kapita/tahun sedangkan Brunei

Darussalam 80kg beras/kapita/tahun, tetapi semuanya impor sehingga Brunei sangat

menginginkan belajar produksi pertanian di lahan gambut. Untuk itu kampanye

diversifikasi pangan ini harus massif. Selain itu, Deptan akan melakukan terobosan

Sarjana Membangun Desa. Setelah lulus, sarjana mengembangkan desa dan diberi

modal 300 juta.

Tahun 2012, ditargetkan untuk mengurangi kelaparan penduduk dunia. Negara

berkembang harus berani menghidupi dirinya sendiri, untuk itu kerjasama antar negara berkembang harus kuat.(zul)

Misi Deptan: Empat Sukses Pertanian

1. Swasembada berklanjutan

2. Diversifikasi pangan

3. Nilai tambah daya saing dan ekspor 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

Startegi Deptan: Tujuh Gema Revitalisasi

1. Revitalisasi lahan

2. Perbenihan dan pembibitan

3. Infrastrukutur dan sarana

4. Sumberdaya manusia

5. Pembiayaan petani (bank pertanian harus diwujudkan)

6. Kelembagaan petani 7. Teknologi dan industri hilir

Program prioritas

1. Audit lahan dan sertifikasi (anggaran Rp. 1 T)

2. Pencetakan 100 ribu hektar lahan baru pertahun (anggaran Rp. 700 milyar)

3. Perbenihan (300 ribu ton padi (Rp. 1,8 T) dan 80 ribu ton jagung (anggaran Rp. 3,2

T)

4. Pembibitan (200 ribu ekor sapi per tahun (anggaran Rp. 3 T)

5. Insfrastruktur (jaringan irigasi tingkat usaha tani dan jaringan irigasi desa (anggaran

Rp. 3 T) 6. Sarana (anggaran Rp. 11,3 T pupuk anorganik dan anggaran Rp. 2T pupuk organik)

Bicara Bisnisnya IPB di Dialog Sore RRI Share Rabu, 2 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1386

Tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa bisnis yang diselenggarakan IPB selama

ini ternyata bertujuan untuk beasiswa mahasiswa IPB yang kurang mampu. Hal ini

diungkapkan Dr.Ir. Meika Syahbana Rusli,MSc.Agr Direktur Bisnis dan Kemitraan

IPB dalam acara Dialog Sore di RRI, (24/11)

Dr.Meika menjelaskan "Sejak IPB mendapatkan status Badan Hukum Milik Negara,

dana yang disediakan pemerintah untuk biaya penyelenggaraan pendidikan terbatas

sementara di sisi lain kemampuan orang tua mahasiswa juga terbatas sehingga masih

ada kekurangan anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Sejak

saat itu IPB diberi kewenangan untuk mencari penghasilan sendiri. Itu yang menjadi dasar penyelenggaraan bisnis di IPB" .

Lebih lanjut Dr. Meika menyampaikan kewenangan penyelenggaraan bisnis ini bukan hanya di IPB saja tapi juga berlaku bagi perguruan tinggi negeri lain di Indonesia.

Terkait dengan bisnis apa saja yang telah dilaksanakan, Dr. Meika menjawab bahwa

bisnis yang dijalankan IPB tentu yang dikuasai dengan baik seperti kita sebut berbasis

kepakaran, IPB punya pengembangan teknologi. Ada hal -hal yang bisa

dikomersialkan kepada masyarakat. Contohnya, IPB menemukan tanaman yang

mengandung bahan aktif bisa berguna untuk herbal.Apabila penelitiannya sebatas di

laboratorium, ini tidak akan berguna untuk masyarakat, tandasnya.

Contoh lain IPB mengembangkan varietas-varietas unggul yang hasilnya bisa dijual di

masyarakat, misalnya pepaya varietas unggul. Saat ini bisnis IPB masih bisa disebut

dalam tahap awal. Masih banyak potensi yang belum di kembangkan. Ini menjadi

tugas kami di Direktorat Bisnis dan Kemitraan untuk mengembangkan bisnis IPB

secara keseluruhan.

Kualitas produk yang dipasarkan sudah tidak diragukan lagi, karena merupakan hasil

Riset Unggulan Strategi Nasional, sudah melalui serangkaian penelitian dan uji lapangan.

Terkait harga produk varietas unggul yang lebih mahal di Serambi Botani, Dr. Meika

menjelaskan bahwa produk-produk tersebut merupakan produk organik yang relatif

tidak terlalu tinggi produktivitasnya dan biaya pengembangannya pun memiliki nilai

yang lebih tinggi pula. Ia menandaskan tidak seluruhnya produk penelitian IPB mahal. Banyak juga produk yang di jual dengan harga relatif terjangkau. (Dh)

Ilmu-Ilmu Dasar Penentu Revolusi Kehidupan Share Selasa, 1 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1385

Ilmu dasar sangat menentukan ada atau tidaknyarevolusi kehidupan melalui inovasi

teknologi. "Ilmu-ilmu dasar sangat pentingdalam perubahan di berbagai bidang

diantaranya pertanian, pangan, kesehatan,lingkungan hidup, transportasi dan

sebagainya. Misalnya penggunaan fiberoptic mempercepat internet danpenemuan

semiconductor CCD mampu mengubah foto film menjadi era fotodigital," ungkap

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),Institut Pertanian

Bogor (IPB),Dr.Drh. Hasim Danuri, DEA dalam SeminarPendidikan Sarjana IPB, Senin (30/11) di IPB Convention Center.

Ilmu-ilmu dasar tersebutmencakup kewarganegaraan, olah raga, bahasa, IPS, agama,

khususnya matematikadan IPA. Agama sangat menentukanketenangan hidup

masyarakat. Pembangunanpertanian juga suram tanpa pemahamanyang baik terhadap

ilmu dasar (biologi, kimia, matematika, fisika, biokimia).Sayangnya realitas sekarang

menunjukkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)peminat ilmu-ilmu dasar dan

pertanian menurun." Siswa kurang tertarik memilihjurusan MIPA dan pertanian,

karena adanya anggapan kedua jurusan tersebut ilmuyang sulit dipelajari, sulit bekerja

dan berpenghasilan rendah," paparDr.Hasim. Satu contoh menurut data tahun 2007,

daya tampung MIPA perguruantinggi negeri (PTN) sebanyak 174 kursi yang kosong 5

orang, sedangkan daya tampungperguruan tinggi swasta (PTS) sebanyak 124 kursi

kosong 61 orang.

Kondisi ini mengkhawatirkan masa depan bangsa."Bukan mustahil jika sekarang kita

kurang memberikan perhatian keberadaansumber daya manusia di bidang MIPA dan

pertanian, sepuluh tahun ke depan Indonesiamempunyai sedikit sarjana ilmu-ilmu

dasar. Kita hanya menjadi penggunateknologi, bukan pencipta teknologi baru. Selain

itu, dengan adanya kesepakatanWTO, Indonesiadibanjiri sarjana-sarjana MIPA dan

pertanian dari Negara tetangga," imbuh WakilRektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Ir.Yonny Koesmaryono.

Untuk mendorong minat siswa memilih jurusanMIPA dan pertanian perlu adanya

kebijakan pemerintah terkait hal ini. Misalnyapemberian beasiswa bagi peminat ilmu

dasar seperti siswa pemenang olimpiadeilmu-ilmu dasar yang selama ini jika kuliah

malah memilih jurusan aplikatif."Perlu insentif dari pemerintah, seperti yang diberlakukan pada para guru,dosen dan ilmu pendidikan," tandas Prof. Yonny.

Di samping itu menempatkanstaf pengajar di bidang MIPA dalam

pengembangan strategis Negara. Prof. Yonny menambahkan guru juga berperan

dalammempengaruhi pilihan siswanya, sehingga perlu kerjasama guru merubah mindsetpara siswa.

Terkait Ujian Nasional (UN), Prof. Yonny mendorong pemerintahuntuk memberikan

kepastian hukum. "Bila tetap diselenggarakan diharapkan UNtidak menentukan

kelulusan siswa supaya kebijakan ini tidak bertentangan dengan keputusan Mahkamah

Agung (MA) yangberencana meniadakan UN. UN tetap diperlukan sebagai bentuk

standarisasi Departemen PendidikanNasional dan mengetahui kualitas masing-masing sekolah."

Dalamkesempatan itu, menyampaikan KepalaSub Direktorat HubunganAlumni Dr.

Edi Santosa, S.P., M.Si fleksibilitas alumni IPB yang dapat bekerja di berbagaibidang

merupakan keunggulan IPB . "Keunggulan alumni IPB terbentuk karenabeberapa

faktor diantaranya: kampus yang multikultural, atmosfir akademik baik,kreatifitas

didorong, dasar kuat bidang science, dasar kuat bidang analitik,kerja keras dan kerja dibawah tekanan," ujar Dr. Edi Santosa, S.P., M.Si.

Acara yang dihadiri 300 perwakilan SMA di Jawa Tengah, Jawa Barat,Jakarta, Banten

dan Lampung tersebut juga menampilkan narasumber DirekturPengkajian dan

Pengembangan Akademik IPB, Ir.Lien Herlina, M.Sc, DirekturTingkat Persiapan

Bersama IPB, Dr.Ir.Ibnu Qoyyim, Sekretaris Panitia PenerimaanMahasiswa Baru

(PPMB), Dr. Totong Martono dan moderator Direktur AdministrasiPendidikan IPB, Dr.Drajat Martianto. (ris)

Kupas Hewan Kurban di Dialog Sore RRI Share Selasa, 1 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1384

Tidak dapat dipungkiri di saat menjelang Hari Raya Idul Adha banyak pedagang

hewan kurban baik kambing maupun sapi yang dijajakan di pinggir jalan ataupun di

tempat-tempat khusus. Momen ini sangat bermanfaat bagi para peternak kambing dan

sapi untuk mengais rezeki dan mendapatkan untung yang lumayan besar. Untuk itu

bagi para konsumen yang akan membeli hewan kurban sebaiknya memahami terlebih

dahulu aspek-aspek kelayakan hewan kurban dari segi kesehatannya. Cara memilih

dan memotong hewan kurban yang baik dikupas oleh Drh. Trioso purnawarman, MSi dalam acara Dialog Sore RRI Bogor. (17/11).

Ruminansia yang layak untuk kurban adalah hewan yang telah cukup umur atau di

atas umur dua tahun lebih. Hal ini bisa ditandai dengan telah tumbuhnya sepasang gigi

seri yang tetap pada ruminansia dan berwarna putih kecoklatan, Itu adalah aturan

hewan kurban yang sah karena apabila hewan kurban umurnya tidak cukup maka komposisi antara daging dan tulang belum seimbang, tandasnya.

Satu hal yang penting adalah hewan tidak cacat. Kita patut waspada terhadap hewan yang mengeluarkan lendir pada hidung dan matanya dan juga kotorannya yang encer.

Selanjutnya Drh. Trioso menyampaikan tata cara pemotongan hewan kurban yang

baik. Sebelum hewan kurban dipotong, panitia hewan kurban harus menyediakan

lubang untuk tampungan darah, hal ini dimaksudkan supaya darah tidak berceceran kemana-mana.

Satu hal yang sangat penting adalah hewan kurban harus sudah dibagikan di bawah

4(empat) jam setelah dipotong karena dikhawatirkan mikroba yang ada pada daging

hewan kurban akan berkembangbiak dengan cepat sehingga akan mengalami

pembusukan dan tidak layak konsumsi.

Kadang-kadang tempat pemotongan hewan kurban tidak memiliki prasarana air yang

memadai atau bahkan pencucian jeroan atau perut hewan itu langsung ke badan

sungai. Hal ini selalu menjadi polemik juga. Jadi harus terpisah semuanya jangan disatukan dengan jeroan .

Yang terjadi saat ini umumnya jeroan dijadikan satu dengan daging dalam plastik.

Menurut Drh. Trioso hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan karena. Kita semua ingin

memberikan daging dengan kualitas baik. Sedangkan daging dari hewan yang sehat tidak mengandung mikroba, jeroan tersebut banyak mengandung mikroba

Selanjutnya Drh Trioso menjelaskan kantong plastik kresek bukan untuk mengemas

daging tapi untuk membawa daging, karena dikhawatirkan terkontaminasi oleh bau kantong plastik, daging sebaiknya dikemas di kantong plastik yang bening.(dh)

Kongres PAPPI : Dorong Peneliti dan Akademisi Publikasikan Hasil Penelitian Share Selasa, 1 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1383

Jumlah publikasi ilmiah yang ditulis oleh para akademisi dan peneliti Indonesia yang

dimuat dalam jurnal ilmiah terakreditasi masih rendah, terlebih hasil-hasil penelitian

yang dilaksanakan oleh para peneliti harus diimplementasikan untuk pengembangan

sumberdaya manusia. Kondisi ini mendorong PAPPI (Perhimpunan Penyuluhan

Pembangunan Indonesia) untuk menyelenggarakan kegiatan kongres dan simposium

untuk memperkuat posisi himpunan profesi ini dan turut meningkatkan keberdayaan

peneliti, akademisi dan professional dalam publikasi hasil penelitiannya.Demikian

dikatakan ketua panitia Simposium. Seminar yang bertajuk Revitalisasi HIMPRO

PAPPI Menuju Modal Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing untuk Kehidupan

yang Lebih Baik, Sejahtera dan Berkelanjutan" di hotel Permata,Bogor, (24-25/11)

Ditandaskan juga oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Prof. Hardinsyah dalam

pembukaan temu Ilmiah tersebut mewakili Rektor IPB bahwa Simposium dan

Kongres Perhimpunan Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) ini merupakan

mementum yang tepat untuk mempertajam ilmu penyuluhan pembangunan. Melalui

pemaparan hasil-hasil penelitian dalam simposium dapat dikembangkan dialog lintas

paradigma, pendekatan, metode, teknik dan ilmu penyuluhan pembangunan yang paling mutakhir.

Lebih lanjut prof. Hardinsyah menyampaikan anggota PAPPI harus mampu bersinergi

memberi dukungan untuk penguatan PAPPI. Dukungan tersebut akan dapat

mendinamiskan organisasi dan menggalang kegiatan yang berkontribusi bagi

pengembangan ilmu dan aspek praktis penyuluhan diberbagai bidang. Dekan FEMA

berharap dalam kongres dibahas pula Struktur Kurikulum yang dapat menjawab

persoalan kompetensi penyuluh, terkait beragamnya latar belakang penyuluh

Sementara itu Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo, Aswin Sasongko menyoroti

tentang pengelolaan informasi yang mempuni oleh berbagai pihak. Saat ini, media

sangat berperan mengembangkan opini masyarakat. Atas dasar itu, pengambil

kebijakan dan para pihak terkait harus mampu mengelola informasi secara benar dan

bertanggungjawab.

Terkait dengan kendala Penyuluhan, Dr.Ir.Siti Amanah, Ketua Program Studi Wanita

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan(PSP3) LPPM IPB mengatakan

kendala yang sering dihadapi adalah kesibukan dari masing-masing anggota HIMPRO

PAPPI yang memiliki aktifitas rutin di luar Himpro dan pendeknya singkatnya waktu yang diberikan untuk mengadakan suatu proses penelitian.

Di Penghujung Temu Ilmiah diberikan apresiasi kepada Dosen yang telah purna bakti

PPN atas dedikasi dalam pengembangan ilmu penyuluhan. Hal serupa telah dilakukan

pada 23 Februari 2008 kepada Prof. Fang S Asngri. Acara kongres PAPPI dimeriahkan dengan ulang tahun ke-76 Pendiri PAPPI, prof. HR Margono Slamet

Seminar ini dihadiri sekitar 125 peserta oleh para praktisi, akademisi dan pemerhati dari berbagai perguruan tinggi dan instansi di seluruh Indonesia.(dh)

Agrianita Berbagi Resep Berbisnis bagi Wanita Share Selasa, 1 Desember 2009

http://www.ipb.ac.id/?b=1382

Di era emansipasi, wanita memiliki kesempatan yang sama dengan pria untuk

menduduki posisi jabatan pada sebuah pekerjaan. Tak heran jika kini semakin banyak

wanita karir yang begitu tekun pada pekerjaannya hingga membuat mereka menjadi

wanita workaholic. Hal tersebut kerap membuat para wanita tersebut enggan menikah

atau memiliki anak. Padahal fitrahnya wanita harus mendidik dan mengurus anak serta melayani suami.

Lantas bagaimana caranya agar wanita pun bisa membantu pundi-pundi keuangan

keluarga namun tetap menjalani kewajibannya sebagai seorang ibu dan istri?

Bertepatan dengan diperingatinya Hari Pahlawan 10 November, Agrianita IPB

merayakan HUTnya yang ke-3 di Wisma Landhuis Kampus IPB Darmaga, (10/11).

Agrianita, organisasi yang beranggotakan seluruh wanita yang bekerja di IPB atau

para istri dosen IPB ini menggelar seminar yang bertajuk Cara Jitu Meningkatkan

Pendapatan Keluarga. Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan

motivasi kepada para peserta yang rata-rata adalah ibu-ibu tentang dunia bisnis dan

usaha.

Hal itu diungkapkan oleh Ny. Ety Indrajaya, Ketua Panitia penyelenggara. "Ada yang

menganggap dunia bisnis kurang cocok dilakukan oleh wanita karena terlalu berisiko.

Kami ingin memotivasi para peserta bahwa wanita pun bisa membantu suami dalam

hal keuangan tanpa harus meninggalkan anak-anak dan suami mereka untuk bekerja,"

ujarnya.

Ia menambahkan seminar yang dihadiri oleh 150 peserta tersebut menghadirkan Ir.

Netti Tinnaprilla, MM, staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB

yang aktif menjadi penulis buku. "Kami menghadirkan Ibu Netti untuk sharing ilmu

dengan peserta sekaligus memperkenalkan buku yang ditulis oleh beliau dengan judul Jadi Kaya dengan Berbisnis di Rumah," jelasnya.

Sementara Ny. Enny Suhardiyanto, istri Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc (rektor

IPB), sekaligus ketua Agrianita mengatakan, kegiatan semacam ini sangat baik

dilakukan karena dapat menambah wawasan dan menjalin silaturahmi antar anggota.

"Ibu-ibu rumah tangga mempunyai peluang dan potensi untuk ikut serta dalam

meningkatkan pendapatan keluarga. Diharapkan dengan kegiatan ini semakin banyak

lagi wanita, khususnya ibu-ibu yang termotivasi menjadi pengusaha," kata Ny.

Enny.(***/zul)