2009b1409
DESCRIPTION
2009b1409TRANSCRIPT
Rano Karno Yakin Tungku Sekam IPB Bisa Berdayakan Usaha
Mikro
Selasa, 15 Desember 2009
Sumber: http://www.ipb.ac.id/?b=1409
Kehadiran Rano Karno di Ruang UMKM Pemda Tangerang mengejutkan para peserta
pelatihan tungku sekam dan pembuatan briket barubara yang pagi itu (14/12)
memadati bangunan yang berlokasi di Komplek Perumahan Citra Raya Cikupa
Tangerang itu. Para peserta yang kebanyakan ibu-ibu itu pun tampak berbisik-bisik, “Si Doel…Si Doel!”
Yah, kedatangan Rano Karno bukan sebagai bintang film sebagaimana dikenal selama
ini, melainkan selaku Wakil Bupati Tangerang. Kehadirannya untuk memberikan
semangat dan wawasan kepada peserta pelatihan. Pelatihan ini digelar atas kerjasama
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang dengan Departemen Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.
Momen bertajuk “Pelatihan Tungku Sekam dan Pembuatan/Pemanfaatan Briket
Batubara dalam Upaya Penanggulangan Krisis Minyak dan Gas” ini rencananya
digelar dua hari (14-15/12) dengan narasumber Tim Departemen Fisika IPB. Rano
Karno pada kesempatan tersebut mengomentari Tim IPB yang hadir, “Terima kasih
kepada Tim IPB yang telah peduli dengan persoalan rakyat kecil ini. Ini luar biasa
karena banyak orang bisa, tapi tidak mau. Tim IPB ini bisa dan mau.”
Lebih lanjut dikatakannya, “Saya melihat tungku sekam temuan peneliti IPB ini akan
memberikan solusi bagi persoalan mahalnya minyak dan gas selama ini. Saya yakin
teknologi tungku sekam ini akan sangat bermanfaat bagi usaha mikro dan para pelaku
industri rumah tangga. Selain membantu meringankan beban ekonomi dari aspek
energi, tungku sekam kita harapkan sekaligus dapat memberdayakan masyarakat
untuk memanfaatkan potensi daerah/lokal yang ada. Selain memanfaatkan limbah,
dengan membuat tungku sekam dan briket, masyarakat kecil pun dapat berperan
dalam mengurangi global warming akibat pembakaran sisa-sisa panen, termasuk sekam padi yang selama ini biasa dilakukan masyarakat.”
Lebih lanjut Si Tukang Insinyur ini menandaskan bahwa dirinya datang ke acara
pelatihan ini lantaran pentingnya pelatihan ini. “Kalau tidak besar, saya tidak akan
datang ke acara ini,” tandasnya. Apa yang dikatakan Rano Karno itu mengandung
makna bahwa soal pemberdayaan masyarakat dengan tungku sekam ini merupakan
sesuatu yang akan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat di wilayahnya.
Ia juga berharap melalui pelatihan ini, para peserta yang merupakan perwakilan dari
tiap kecamatan di Kabupaten Tangerang ini nantinya dapat saling menularkan ilmu
dan ketrampilan yang didapatkan selama pelatihan kepada anggota masyarakat
lainnya. “Usai pelatihan, peserta akan kami pantau apakah hasil pelatihan ini
diimplementasikan atau tidak. Tak hanya tungku sekam, Rano mengatakan bahwa
Tangerang sangat membutuhkan teknologi-teknologi terapan lainnya. Teman-teman
IPB atau Puspiptek bisa membantu dalam hal ini, “ tandasnya. Pada kesempatan itu,
Ketua Departemen Fisika IPB, Dr. Ir. Irzaman, MSi secara simbolis menyerahkan
tungku sekam kepada sang Wakil Bupati Tangerang itu. Kepala Dinas Koperasi dan
UKM Kabupaten Tangerang, Drs. M. Machdiar, MSi mengungkapkan rasa bangganya
atas kepedulian pemerintah kabupaten yang menaruh perhatian terhadap kegiatan-
kegiatan yang melibatkan masyarakat kecil ini. Kepada 60 peserta pelatihan yang
hadir saat itu. Machdiar berpesan agar pulang dari pelatihan, ilmu yang didapat
langsung dipraktekkan. Terhadap kerjasama dengan IPB, Machdiar menandaskan
bahwa ke depan kerjasama dengan IPB bisa dikembangkan pula untuk aspek-aspek
lain terutama pada aspek pengolahan hasil pertanian berikut teknologi kemasan
(packaging)-nya. Menanggapi hal tersebut, Dr. Irzaman mengatakan bahwa Tim IPB
akan senantiasa siap untuk membantu masyarakat dengan temuan-temuan para penelitinya. (nUr)
IPB Blogging Day 2009 Share Senin, 14 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1408
Sekitar 700 mahasiswa IPB ngeblog bareng di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB
Darmaga (13/12). Kegiatan yang digagas oleh Komunitas Blogger IPB yang didukung
penuh oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Fasilitas dan Properti IPB, dan
Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi. Mengusung tajuk "Make blog give as a
part of your lifestyle", kegiatan ini terdiri dari seminar, pentas seni dan pemecahan
rekor MURI. Seminar menghadirkan Prof.Dr.Ir. Syafri Mangkuprawira (Pembina
blogger IPB), Afif Nurwilianto, (admin BloggerIPB.org), dan Firman Ardiansyah,
S.Kom, M.Kom (staf ahli Information Technology (IT) dari Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) IPB.
Kegiatan ini digelar dalam rangka memperkenalkan blog dan memicu minat aktivitas
mahasiswa terhadap internet, serta memperkenalkan dan menautkan situs-situs IPB.
"Ngeblog merupakan suatu kegiatan untuk membangun motivasi. Saya harap
mahasiswa IPB yang menikmati fasilitas blog harus dapat menjalin kerjasama dengan
himpunan alumni IPB. Selain itu kontentnya harus menjaga mutu dan mendukung tri
dharma IPB," ujar Prof. Syafri.
Menulis di blog merupakan kemampuan personal untuk mengenalkan konsep diri.
Niat yang harus selalu ditanamkan yakni syiar kebaikan dan bukan semata-mata untuk
memperoleh pengakuan internasional. Namun dalam berkomunikasi di dunia maya juga harus memperhatikan norma dan etika.
"Pertama dari sisi tulisan, jangan mengandung SARA, jangan isi tulisan yang
mengandung hujat menghujat. Dalam urusan bisnis pun sama, menurutnya bisnis di
dunia maya tidak diharamkan asal produk yang dijual halal dan prosesnya pun halal juga," tandasnya.
Menurutnya,kegiatan ini merupakan momen yang bagus untuk memsosialisasikan
IPB. Saya harap kegiatan ngeblog menjadi kewajiban bagi setiap dosen dan
mahasiswa IPB. Dan menjadi sarana wajib untuk mengaktualisasi serta mempublish
diri. Dan alamat blog mahasiswa IPB sebaiknya dilinkkan ke webnya IPB atau Bogor Agricultural University agar ikut meningkatkan peringkat IPB di webometric.
Sementara itu, menjawab usulan tersebut, DKSI IPB masih kekurangan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang fokus untuk menampung minat mahasiswa IPB di bidang IT.
"Domain ipb.ac.id masih sulit diberikan kepada mahasiswa karena sewaktu masih
kejasama dengan Telkom, IPB hanya mendapatkan 12 ikon, namun saat ini IPB
sedang menjalin kerjasama dengan Indosat yang Insya Allah akan difasilitasi kembali
tentang masalah domain. Yang paling penting adalah adakah dari mahasiswa IPB yang mau untuk maintenance," ujar salah satu staf IT DKSI IPB.
Seminar yang menghadirkan pelaku blog kenamaan seperti Wicaksono (Redaktur
Utama Majalah TEMPO dengan alamat blognya http://ndorokakung.com) dan
Anandita Puspitasari, SP, (alumni IPB perima penghargaan Microsoft Bloggership
Award 2008, dengan alamat blognya http://nonadita.com) ini dibuka oleh Direktur
Kemahasiswaan IPB, Dr. Rimbawan. (zul)
Mahasiswa FEM IPB Menangkan iB Blogger Competition Share Jumat, 11 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1407
Iqbal Valiri Zulfikar, mahasiswa tingkat akhir Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB berhasil menjadi pemenang iB Blogger
Competition Periode II. Melalui tulisan berjudul “Image Baru Perbankan Syariah:
Membidik Nasabah Rasional dalam Rangka Peningkatan Aset Perbankan Syariah”, Iqbal berhasil menyisihkan 150 artikel lainnya yang masuk ke dewan juri.
Atas prestasinya ini, Iqbal berhasil memboyong dana beasiswa sebesar Rp 5 juta.
Ditanya motivasinya mengikuti kompetisi yang digelar oleh Kompasiana didukung
Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia ini, Iqbal mengungkapkan bahwa
dirinya menaruh minat yang tinggi terhadap ekonomi syariah. Tak heran jika ia pun
tampak getol mengejar berbagai informasi seputar ekonomi syariah, baik dengan cara
membaca, diskusi, hingga mengikuti event-event tentang ekonomi syariah baik
nasional maupun internasional. Bahkan ia pernah mengikuti “Kuliah Informal”
Ekonomi Syariah ke Universitas Indonesia (UI). Minatnya terhadap ekonomi syariah
juga ditunjukkan dengan aktifnya Iqbal di Sharia Economic Student Club (Badan
Semi Otonom/BSO) FEM IPB. Terkait pengembangan ekonomi syariah di IPB, Iqbal
berharap rencana pembukaan Departemen Ekonomi Syariah di FEM IPB bisa segera terwujud.
Iqbal yang kelahiran Kalianda Lampung Selatan, 14 Juli 1987 ini menjadi mahasiswa
IPB melalui jalur SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru). Semasa menjadi
mahasiswa baru hingga kini di penghujung studi sarjananya, Iqbal aktif di berbagai
organisasi. Selain sebagai pengurus di DKM Al Hurriyyah IPB, sejumlah organisasi
tempatnya mengasah soft skill diantaranya Forum Mahasiswa Studi Islam (Formasi)
FEM dan KAMMI Chapter IPB. Iqbal pun ternyata salah satu penyiar di Alvo FM
yang berlokasi di kompleks Al Hurriyyah IPB. Mengintip aktivitas Iqbal lainnya,
ternyata Iqbal telah merintis bisnis budidaya domba yang ia kerjakan bersama dua
rekannya, masing-masing dari Fakultas Peternakan dan FMIPA IPB. Pelatihan yang
pernah dilahapnya diantaranya Pelatihan Kewirausahaan Kemenegkop dan UKM dan
Pelatihan Kewirausahaan CDA-DPKHA IPB cukup membekalinya mengenal lika-liku bisnis.
Saat ini Iqbal sedang menuntaskan skripsinya di bawah bimbingan Dr. Bambang
Juanda, MS. Setelah lulus, ia telah mengerucutkan dua pilihan, antara melanjutkan
studi pascasarjana bidang ekonomi syariah atau terjun berkarya sebagai praktisi
perbankan syariah. Kepada rekan-rekannya di IPB, Iqbal mengajak untuk aktif
menulis di blog. “Dengan menulis di blog, terutama terkait dengan kompetensi
masing-masing, maka hal itu akan memberikan banyak manfaat kepada orang lain
yang membacanya, “ tandasnya. Selamat, semoga prestasi yang diraih dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa IPB lainnya untuk berkarya dan berprestasi. (nUr)
Kemajuan Teknologi Dapat Melalaikan Orang Tua Terhadap Anak Share Jumat, 11 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1406
Seminar Pendidikan Agrianita IPB
Kemajuan teknologi tidak saja berdampak positif dan menjadikan suatu bangsa unggul
diantara bangsa yang lainnya, namun juga dapat berdampak negatif. Jika tidak kita
waspadai, akan melalaikan orang tua sehingga mengorbankan anak cucu kita.
Berbagai kemajuan teknologi diantarnya yang berupa media elektronik atau cetak ini
ternyata dapat dengan mudah diakses oleh anak-anak di bawah umur dan banyak yang
mengandung unsur pornografi.
Beberapa media cetak atau elektronik yang kerap kali mengandung pornografi itu
adalah: telepon genggam (handphone/HP), internet, game, TV, VCD, Komik, Majalah
dan sebagainya.
Begitu dikatakan psikolog ternama dari Universitas Indonesia (UI), Elly Risman, Psi.,
dalam seminar pendidikan yang digelar Agrianita IPB dalam rangka peringatan Hari
Ibu 2009, bertajuk "Menyiapkan Anak Tangguh di Era Digital", (8/12) bertempat di
Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Dalam seminar itu Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini, memaparkan hasil survei
yang dilakukan oleh Komnas Perlindungan Anak pada tahun 2007 terhadap 4000 anak
remaja di 12 kota besar. Hasilnya cukup mengagetkan dan memprihatinkan, dimana
97% anak remaja pernah nonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting, oral sex,
62,7% remaja SMP & SMU tidak perawan dan 21,2% mereka pernah aborsi.
Sementara itu, Yayasan Kita dan Buah Hati, sebagaimana dipaparkannya, juga
melakukan penelitian perilaku seksual terhadap 2148 remaja yang masih duduk di
kelas 4,5,6 SD. Hasilnya, para anak yang baru beranjak dewasa itu pernah melihat
gambar porno dengan media komik, games dan situs internet. Alasan mereka melihat
gambar tak senonoh itu sebagian besar karena alasan iseng dan tidak punya
kerjaan/tanggungjawab. Lokasi melihat gambar tersebut sebagian besar mengatakan di
kamar pribadi, ruang tamu atau warnet. Lalu apa rekasinya setelah mereka melihatnya,
ternyata dengan lugas menjawab biasa saja, namun, sebagian lain yang lebih kecil
presentasinya menjawab jijik.
"Apakah data semua itu terjadi juga pada anak kita? Mudah-mudahan tidak terjadi.
Kita sebagai orang tua jangan sampai melalaikan anak-anak kita dengan adanya
fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk mengakses gambar tak senonoh itu. Seperti
HP, laptop, internet dan sebagainya," ujar Elly.
Menurutnya, biasanya para orang tua lalai karena tidak mempunyai waktu yang cukup
dengan anak, gaya hidup padat lahir bathin, kurang mengajarkan agama dan
mengontrol penerapannya, tidak tanggap teknologi/ gagap teknologi serta tidak
adanya komunikasi yang baik dan benar dengan anak remaja.
Selain pornografi, ternyata dampak negatif games juga sangat besar terhadap
perkembangan anak-anak di bawah umur itu. Karena dapat mengakibatkan radang jari
tangan, nyeri tulang belakang, merusak retina yang mengakibatkan degenerasi macula,
dan Nintendo epilepsy.
Acara yang dihadiri oleh Istri Menteri Pertanian RI, Ny. Mieke Suswono ini, dibuka
dan disambut oleh Pembina dan Ketua Agrianita IPB, Prof. Dr.Herry Suhardiyanto,
M.Sc., Ny.Enny Suhardiyanto. Di akhir acara para anggota Agrianita IPB juga
melakukan aksi koin untuk Prita. Kegiatan ini dihadiri oleh para pendidik, orang tua dan anggota agrianita.(man)
Bicara Iklim dan Banjir di Dialog Merah Putih Share Jumat, 11 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1405
Musim hujan sudah mulai datang, banjir mulai mengancam sebagian wilayah di
Indonesia. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bogor
untuk sebagian wilayah Bogor tercatat curah hujan mencapai 300 ml. Kondisi ini
merupakan kondisi normal dan puncaknya akan berlangsung bulan Februari
2010.Demikian dikatakan Windardi Budiarjo, Kepala Station Badan Klimatologi
Darmaga dalam dialog Aspirasi Merah Putih di RRI. Bogor. (5/12). Dialog Aspirasi
Merah Putih merupakan kerjasama IPB dengan RRI Bogor.
Narasumber lainnya, Pakar Klimatologi IPB, Prof. Dr.Yonny Koesmaryono,
MS.mengatakan pola masyarakat yang sudah menganggap biasa menghadapi banjir di
wilayah yang berpotensi banjir menyebabkan tidak adanya upaya-upaya bagaimana untuk mencegah dan mengurangi dampak banjir.
Kesiapan tersebut tidak hanya berlaku untuk masyarakat tetapi juga berlaku untuk
pemerintah daerah, mengingat Bogor sudah populer dengan sebutan Kota Hujan, hal ini berarti curah hujan di Kota Bogor relatif merata.
Lebih lanjut Prof. Yonny menjelaskan curah hujan dengan daya serap tidak seimbang
akan menimbulkan suatu limpasan. Untuk itu dibutuhkan kesiapan infra struktur untuk menyalurkan limpasan dan genangan air melalui drainase.
Menanggapi hal tersebut, Drs. B. Sudarsono,BE dari Dinas Bina Marga dan Pengairan
Kota Bogor menyampaikan saat ini pihaknya masih memanfaatkan saluran-saluaran
irigasi peninggalan Belanda, yaitu saluran induk di Kantulampa dan Cisadane.
Pelaksanaan upaya penanggulangan banjir yang sifatnya rutin sudah diadakan setiap
saat. Hanya menurutnya yang menjadi kendala saat ini drainase tersebut sudah beralih fungsinya menjadi saluran irigasi.
Lebih lanjut Sudarsono menyampaikan secara teknis penyaluran air dari hulu ke hilir
semakin habis tapi kenyataan di lapangan fungsi dari saluran itu berubah menjadi
daerah drainase atau penggelontoran. kondisi ini berakibat struktur dari hulu ke hilir
yang mestinya kecil ke besar kenyataannya kita masih memanfaatkan drainase besar ke kecil sehingga mengakibatkan daya tampung air melebihi kapasitas.
Sudarsono menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu meningkatkan
kesadaran akan kebersihan lingkungan. Menurutnya solusi lain yang bisa menjadi cara
mengatasi banjir adalah dengan membuat kawasan reservoar/ bendungan air.
Prof. Yonny turut memberikan saran bahwa Pemda Bogor dan Jakarta harus bisa
bersinergi untuk mengatasi masalah banjir ini karena air tidak mengenal batas daerah.
budaya masyarakat dengan pola membuang sampah ke sungai harus segera diperbaiki
dan yang terpenting lagi adalah memperbanyak daerah resapan air. (Dh)
Diversifikasi Pangan Non Beras Sebaiknya Diserahkan ke Pemda Share Jumat, 11 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1404
Pada 2020, Indonesia akan kekurangan pangan beras sebanyak 136 juta kg sedangkan
Amerika akan mengalami surplus beras sebesar 256 juta kg. Begitu pula dengan
negara-negara penghasil beras di Eropa. Dampaknya adalah melemahnya kedaulatan bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan diversifikasi pangan dari sekarang.
Hal ini disampaikan oleh Prof.Dr.Ir. Sumardjo saat memberikan sambutan dalam
Seminar Pembangunan Perdesaan dan Pertanian dalam Kerangka Ketahanan Pangan
dan Agroindustri di Ruang Mahoni, Gedung Manajemen dan Bisnis Kampus IPB gunung Gede, Bogor (10/12).
Saat ini, konsumsi beras Indonesia sangat tinggi yakni mencapai 139 kg/kapita/tahun padahal seharusnya konsumsi idealnya di angka 87 kg/kapita/tahun.
"Faktanya, sangat sulit mensubtitusi pangan lokal secara nasional. Salah satu contoh
adalah orang Irian yang dulunya mengkonsumsi sagu sebagai bahan pangan
pokoknya, sekarang sudah berubah dengan mengkonsumsi beras. Menurut mereka,
dengan mengkonsumsi beras, mereka merasa lebih bergengsi. Oleh karena itu, jika
ingin mensukseskan program diversifikasi pangan, diperlukan kerjasama semua
pihak," ujar Ir. Dedi M. Masykur Riyadi, PhD, Staf Ahli Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN) Bidang Revitalisasi Perdesaan, Pertanian dan Agroindustri saat membuka acara.
Kerjasama yang dimaksud yakni program diversifikasi pangan dan produksi bahan
pangan non beras sebaiknya dikelola langsung oleh pemerintah daerah (pemda) dan
peningkatan produksi beras tetap dikelola oleh pemerintah pusat. Hal ini dikarenakan hanya pemda yang mengetahui secara pasti pangan lokal unggulan.
"Selain itu, masih ada aspek budaya masyarakat daerah yang sudah terbiasa
mengkonsumsi beras. Pendekatan atau langkah kongkritnya adalah dengan
menghasilkan produk olahan seperti tepung (tepung ubi kayu, tepung jagung, tapioka
dan mocaf) lewat agroindustri," tandasnya.
Salah satu contoh agroindustri pangan yang sudah berjalan adalah pengolahan tepung
ubi kayu. Hal ini karena berbagai keunggulan tepung ubi kayu diantaranya kandungan
gizi tinggi, mudah di kemas, dapat disimpan lama, mudah dimasak. Potensi ubi kayu
cukup besar sebagai bahan baku agroindustri. Prospek pasarnya pun cukup terbuka.
"Namun harus ada jaminan harga ubi kayu untuk memproteksi petani," ujarnya.
Tiga model pendekatan agroindustri berbasis tepung ubi kayu yang bisa ditiru yakni
kebijakan yang serius dari pemda, ada yang didukung dari petani ubi kayu seperti
yang terjadi di Gunung Kidul, dan ada yang didukung oleh industri seperti di Pati.
"Banyak harapan yang bisa dikembangkan dari model-model itu, siapa tahu dapat dikembangankan di daerah yang lain,"pungkasnya.
Sementara itu, kegiatan ini menghadirkan pembicara Ir. Lusiana Tjokronegoro dengan
pembahas Dr. Dahrul Syah (Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan) dengan
topik Agroindustri, pembicara Dr. Fadhil Hasan dengan pembahas Dr.Ir. Arif
Daryanto (Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB) dengan topik
Aspek Pasar serta pembicara Dr.Ir Zaenal Bachruddin, M.Sc dengan pembahas
Prof.Dr.Ir. Hermanto Siregar, M.Ec (Wakil Rektor Bidang Sumberdaya dan
Pengembangan). (zul)
Teknologi Bioremediasi Pulihkan Lingkungan Tercemar Share Jumat, 11 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1403
Dosen Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor (IPB), Dr.Ir Dwi Andreas Santosa, M.S telah mengembangkan
teknologi bioremediasi yang mampu membersihkan limbah minyak bumi, air asam tambang, limbah mengandung merkuri dan fenol.
Teknologi bioremediasi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme
untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang
diproduksi mikroorganisme memodifikasi (mengubah) polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan tersebut. Selanjutnya polutan beracun terdegradasi
(terurai) atau mengalami perubahan bentuk. Struktur kimianya menjadi tidak
kompleks atau berubah bentuk, dan akhirnya menjadi metabolit (bahan) yang tidak
berbahaya serta tidak beracun. Yang termasuk dalam polutan-polutan diantaranya:
logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida serta lain-lain.
Teknologi bioremediasi temuan Dr.Dwi Andreas mampu membersihkan limbah
minyak bumi 4 kali lebih cepat di bandingkan teknologi bioremediasi yang
dikembangkan PT.Cevron Pacific Indonesia. "Teknologi ini telah teruji efektifitasnya
untuk membersihkan limbah minyak bumi serta tanah tercemar minyak bumi dalam
skala besar melalui kerjasama dengan PT.Mitra Petroleum Indonesia di Dumai, Riau,"
kata Dr.Dwi Andreas.Untuk membersihkan limbah minyak bumi, Dr. Andreas
menggunakan bakteri Bacillus sp. ICBB 7859. Teknologi tersebut mampu menghemat
biaya antara 25 hingga 50 persen dibanding teknologi bioremediasi yang diterapkan
saat ini oleh perusahaan-perusahaan minyak. Penemuan tersebut telah didaftarkan oleh
IPB untuk memperoleh paten pada Direktorat Jenderal HKI, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan nomor permohonan paten P00200700064.
Pengembangan teknologi bioremediasi lainnya adalah teknologi untuk membersihkan
limbah mengandung merkuri yang penelitiannya sudah dijalankan sejak tahun 2000.
Teknologi dikembangkan dengan memanfaatkan mikroorganisme asli Indonesia untuk
menghilangkan senyawa merkuri beracun yang terlarut dalam air limbah. Teknologi
ini menggunakan bakteri Pseudomonas pseudomallei ICBB 1512. Teknologi ini
sangat cost effective dengan biaya hanya 1/400 dari teknologi detoksifikasi
(penghilangan racun) merkuri konvensional yang menggunakan resin. Tahun 2005,
Dr.Andreas berhasil mengembangkan bioreaktor dengan kemampuan detoksifikasi
merkuri sebesar 86 persen selama 1 jam. Tahun 2007, Dr.Andreas telah
mengembangkan bioreaktor lebih baru yang mampu menurunkan merkuri dalam limbah hingga mencapai 98,5 persen hanya dalam waktu 30 menit.
Teknologi bioremediasi dapat juga digunakan untuk mengatasi air asam tambang dan
logam berat terlarut terutama dari pertambangan batu bara. Teknologi tersebut
mengandalkan aktivitas berbagai bakteri pereduksi sulfat diantaranya
Desulfotomaculum orientis ICBB 1204, Desulfotomaculum sp ICBB 8815 dan ICBB
8818 yang mengubah sulfat dalam air asam tambang menjadi hidrogen sulfida dan
kemudian bereaksi dengan logam berat. Setelah reaksi belangsung pH (keasaman) air
asam tambang yang mula-mula berkisar dari 2 - 3 meningkat mendekati netral (6-7).
Sementara logam berat yang terdapat air asam tambang mengendap. Dari hasil
penelitian selama sembilan (9) tahun diperoleh teknologi yang mampu meningkatkan
pH ke netral dan menurunkan konsentrasi berbagai logam berat diantaranya Cr, Pb
dan Cd. Teknologi ini efisien, karena hanya membutuhkan biaya 1/10 dari biaya penanganan air asam konvensional.
Sedangkan teknologi bioremediasi limbah mengandung fenol memanfaatkan bakteri
Pseudomonas sp dan khamir Candida sp ICBB 1167 asli Indonesia untuk
menguraikan fenol. Teknologi ini sangat efektif dan jauh lebih murah serta ramah lingkungan daripada teknologi pengendalian fenol lainnya. (ris/dh
AGRINATION, IT’S FOR A BETTER NATION Share Jumat, 11 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1402
AGRINATION, IT’S FOR A BETTER NATION
Agrination 2009 merupakan sebuah acara yang diselenggarakan olehHimpunan
Profesi Mahasiwa Peminat Agribisnis, dan merupakan tiga rangkaian acara yaitu
Agribusiness Festival, Seminar NasionalAgribisnis dan Agribusiness Debate in
English for High School andCollege Student. Acara yang bertemakan “Agribusiness As the Way toDevelope Agriculture“ ini telah dilaksanakan seluruhnya.
Rangkaianacara Agrination 2009 dimulai dengan pembukaan Agribusiness
Festivalyang diselenggarakan di node FEMA. Acara yang resmi dibuka oleh
ArdieAryono selaku ketua pelaksana diikuti oleh enam pengisi stand, yaituBatik
Din&, Ham’s Corner, Kelompok Tani Hidup Bersama,pernak-pernik, sepatu dan baju.
Antusias pengunjung stand terlihat dariramainya node FEMA untuk melihat barang-
barang yang dijual dalam stand.Banyaknya jumlah barang yang terjual juga dapat
dijadikan indikatorkeberhasilan acara Agribusiness Festival. Setiap hari jumlah
pengunjungstand semakin banyak, hal ini menarik perhatian mahasiswa lain
untukmengunjungi stand Agribusiness Festival. Acara Agribusiness Festivalberlangsung selama 5 hari mulai dari tanggal 09-13 November 2009.
Sabtu,14 November 2009 dilaksanakan rangkaian acara Agrination 2009selanjutnya
yaitu Seminar Nasional Agribisnis. Seminar ini diadakan diAuditorium Toyyib
Hadiwidjaja. Pembicara yang hadir dalam seminar iniadalah Dr. Lukman M Baga
(Staff Ahli Departemen Pertanian dan DosenAgribisnis), DR. Drh. Desianto Budi
Utomo, M.Sc., Ph.D (Vice PresidentCharoen Phokpand Indonesia), dan Ahmad
Bastari (Ketua Kelompok TaniHurip Desa Cikarawang) serta Ir. Lusi Fausia, M.Ec
selaku moderator.Acara Seminar Nasional Agribisnis dibuka dengan penampilan
darimahasiswi Agribisnis 44 yang menampilkan kesenian tari daerah. DiniAmrilla
Utomo dan Gita Triatmodjo sebagai MC membuka acara tersebut.
Dr.Ir.Hasanudin Ibrahim, Sp.I (Sekjen Departemen Pertanian) sebagai keynotespeaker
menyampaikan pidatonya mengenai pertanian. Acara selanjutnyaadalah seminar
mengenai keadaan pertanian di Indonesia. Pembicara yangdihadirkan sangat
berkompeten dan dari berbagai pekerjaan yangberhubungan dengan pertanian. Hal ini
akan membuat peserta seminardapat melihatr pertanian dari berbagai sudut pandang.
Acara seminar iniditutup dengan penampilan akustik dari Iza dan Sangun dari jurusan
TIN,serta games-games yang dipandu oleh Sigit Sutrisno, Jihan Kartika Dewi,dan
Sahal menambah semangat dan keceriaan peserta seminar karena bukanhanya ilmu yang didapatkan melainkan hadiah dari games dan door prizeyang menarik.
Agribusiness Debate in English for High Schooland College Student merupakan
rangkaian acara yang terakhir dalamAgrination 2009. Acara ini dilaksanakan tanggal
21 November 2009. Lombadebat dalam bahasa Inggris dibagi menjadi dua kategori
yaitu SMA danMahasiswa. Masing-masing kategori diberikan tema yang berbeda dan
harusdibahas dalam lomba debat. Juri dalam acara ini terdiri dari dua orangberasal
dari EF,dan dua orang perwakilan dari Agribisnis, yaitu alumnidan dosen. Lomba
debat untuk kategori SMA diadakan di ruangan DiskusiFEMA sedangkan tempat
untuk kategori Mahasiswa di ruangan R.K AGB 301.Final lomba debat ini
dilaksanakan di ruangan Diskusi FEMA.
JuaraI dari kategori SMA adalah dari SMA Negeri 1 Bogor. Juara I mendapatkanuang
tunai sebesar Rp 2.000.000. Juara II untuk kategori SMA berasaldari Sekolah
Menengah Analisis Kimia Bogor dan mendapatkan uang tunaisebesar Rp 1.500.000.
Pada kategori SMA, best speaker dimenangkan olehDery Ermawan M dari Sekolah
Menengah Analisis Kimia Bogor. Leo WibisonoArifin, Rafili M Hilman dan Dyah
Puspitaloka merupakan Juara I darikategori Mahasiswa. Hadiah untuk Juara I adalah
uang tunai sebesar Rp2.500.000, sedangkan Juara II dimenangkan oleh Sarah T,
Devina, danVioni Derusya dengan hadiah uang tunai sebesar Rp 1.500.000.
Bestspeaker untuk kategori ini dimenangkan oleh Leo W. A dari Jurusan ITP.Semua pemenang mendapatkan Sertifikat pemenang dan Voucher Diskon 30% dari EF.
Fakultas Peternakan IPB Luncurkan Program BEST Share Rabu, 9 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1401
Program Building Entrepreneur Student (BEST) yang diinisiasi oleh Fakultas
Peternakan (Fapet) IPB diresmikan oleh Rektor, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto,
M.Sc di Ruang Diskusi Fapet (5/12). Setelah diresmikan, BEST langsung menggelar
pelatihan bagi mahasiswa IPB.
Rektor IPB dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan program yang
lebih menekankan pada aktivitas bisnis langsung. Inisiasi dari Fapet ini diharapkan
dapat diikuti oleh fakultas yang lain. Hal ini terkait dengan tantangan yang dihadapi
Indonesia saat ini adalah masalah pengangguran terdidik yang sudah mencapai angka
1 juta. "Untuk itu, saya berharap lulusanIPB setelah diwisuda dapat langsung membangun kemandirian dalam bisnis," tandasnya.
Sementara itu, unit ini dibentuk untuk membina mahasiswa agar menjadi
wirausahawan yang tangguh. Program ini akan dijadikan sebagai wadah yang dapat
membangun, memotivasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan
mahasiswa, ujar Ir. Zulfikar Moesa, MS, staf pengajar di Fapet sekaligus koordinator
BEST.
"Saya dengan Dekan Fapet, Dr. Luki Adullah satu visi dan misi untuk mennciptakan
lulusan yang mampu menjadi wirausahawan serta dapat langsung membuka lapangan pekerjaan. Untuk itulah dibentuk unit kewirausaahan," tegasnya.
Selain itu, kegiatan ini juga dilatarbelakangi oleh adanya program dari DIKTI yakni
Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK). Dari program
PKMK ini, mahasiswa diwajibkan membuat business plan untuk mendapatkan sokongan dana.
"Kebanyakan business plan yang dibuat mahasiswa kualitasnya belum bagus sehingga
masih sedikit yang diterima, jadi dengan adanya BEST ini kita akan membina
mahasiswa untuk menjadi wirausahawan dan bisa membuat business plan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga jika diusulkan di lembaga sumber dana bisa diterima," ungkapnya.
Pelatihan perdana ini diikuti 30 peserta yang lolos seleksi. Peserta mendapatkan
materi Achievement Motivation Training, kiat-kiat berwirausaha, manajemen
pemasaran, manajemen produksi, dan manajemen keuangan. Selanjutnya mahasiswa
diwajibkan membuat business plan sesuai dengan materi yang telah diberikan.
Instruktur yang dihadirkan berasal dari praktisi, staf pengajar, trainer UKM dan pengelola UKM se-Jawa Barat.
"Kami berharap mereka yang kita bina, proposalnya akan kita usahakan dapat dana
kredit, namun kita benahi dulu supaya mereka bisa tembus pendanaan. Harapan ke
depan unit kewirausahaan menjadi suatu wadah untuk para mahasiswa yang ingin
terjun ke bidang entrepreneur, karena di sini mahasiswa dididik menjadi
Tak Hanya Cegah Banjir, Biopori pun Suburkan Lahan Pertanian Share Selasa, 8 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1400
Bicara banjir Jakarta, mengingatkan kita pada biopori. Teknologi temuan Ir. Kamir R
Brata, MSc ini terus bergulir kepopulerannya sebagai teknologi sederhana, mudah dan
murah untuk mengatasi banjir. Di berbagai daerah, teknologi ini telah banyak
diadopsi. Sisi lain yang barangkali belum banyak diungkap tentang teknologi biopori ini adalah kemampuannya dalam menyuburkan lahan pertanian.
Saat berlangsung acara coffee morning di Kebun Cikabayan University Farm, Kampus
IPB Darmaga, (7/12), staf pengajar Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan,
Fakultas Pertanian (Faperta) IPB ini menandaskan perlunya mengurangi beban
lingkungan dengan membuat lubang-lubang kecil yang diisi sampah organik.
Sebaiknya lubang kecil tapi dalam. Karena ini berarti telah melipatgandakan luas
permukaan tanah secara vertikal. Hal ini sangat menguntungkan, mengingat luas
permukaan tanah secara horizontal akibat berbagai peruntukan lahan seperti bangunan/gedung-gedung.
Lebih lanjut dikatakannya, terbentuknya biopori dalam lubang vertikal yang dalam ini
akan luar biasa dalam menyangga lingkungan. Menurutnya, biopori ini secara alamiah
sebenarnya ada di dalam tanah, karena tak hanya di permukaan bumi, namun di dalam
bumi ini juga banyak makhluk hidup. Namun agar memperbanyak penyaluran air ke
dalam bumi dengan cepat sehingga oksigen di dalam bumi cukup untuk aktivitas
mikroorganisme di dalam bumi (tanah), maka manusia bisa mempercepat proses tersebut dengan membuat lubang-lubang biopori ini.
Berbekal alat bor sederhana, lubang-lubang biopori ini bisa dibuat untuk kemudian
diisi dengan sampah-sampah organik, sehingga selain bisa meresapkan air juga
berpotensi menambah humus tanah sehingga lahan pun bisa bertambah subur.
Sehingga jelas, air yang diresapkan selain bisa mencegah banjir, juga bermanfaat
dalam menyuburkan tanah. Ditandaskannya, dengan teknologi biopori ini sebenarnya
bukan manusia yang bekerja mencegah banjir melainkan mikroorganisme di dalam
tanah yang bekerja. Selain berfungsi menyuburkan tanah dengan membentuk humus,
sampah yang dimasukkan ke dalam lubang juga berfungsi sebagai penahan agar tanah tidak tergerus menutupi lubang.
Lubang biopori yang direkomendasikan Kamir berdiameter 10 cm dengan kedalaman
80-100 cm. Lubang ini mampu menampung sampah sebanyak 8 liter. Biopori juga
bisa diterapkan pada lahan yang tertutup beton. Dengan membuka sedikit tutupan
beton, dan dibuat lubang biopori maka meski jalan berbeton, tetap bisa mencegah banjir.
Sementara itu, Dr. Suwarto, staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura
(AGH) Faperta menandaskan integrasi biopori dengan lahan pertanian akan
memberikan manfaat ganda. Selain dapat mencegah banjir karena kemampuannya
meresapkan air ke dalam tanah, teknologi biopori yang diterapkan di lahan-lahan
pertanian akan membantu menambah kesuburan tanah sehingga pada gilirannya akan
meningkatkan produktivitas pertanian. Selain dihadiri sejumlah wartawan, acara ini
juga diikuti para petani dari desa Cikarawang, salah satu desa lingkar kampus binaan IPB. (nUr)
Turut Berduka Cita atas Meninggalnya Dr. I Nengah Suastawa Share Senin, 7 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1399
IPB berduka cita atas meninggalnya Dr. I Nengah Suastawa (Staf Pengajar di Departemen Teknik Pertanian FATETA) pada Sabtu, 5 Desember 2009, pukul 18.45 di Rumah Sakit Hermina.(Humas-SE IPB)
Sebanyak 28 mahasiswa berprestasi dari University Putra Malaysia berkunjung ke IPB. Share Senin, 7 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1398
Sebanyak 28 mahasiswa berprestasi dari University Putra Malaysia berkunjung ke
IPB. Tamu di terima di Ruang Sidang Senat Akademik Gedung Andi Hakim
Nasoetion Kampus IPB Darmaga,(7/12).
Kunjungan kali ini dalam rangka program mobiliti Pelajar Jangka Pendek (semacam
magang) yang diterapkan UPM untuk mahasiswanya. Mahasiswa yang turut serta
dalam program magang ini merupakan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki prestasi
akademik yang baik, selain itu ditunjang oleh kemampuan komunikasi yang baik dan
aktif berorganisasi. Ke-28 peserta ini merupakan mahasiswa yang beruntung setelah
sebelumnya diadakan penyeleksian oleh pihak UPM. Demikian dikatakan Dr. Ganda
Seca, perwakilan dari Universitas Putra Malaysia dalam sambutannya
Salah satu tujuan dari program tersebut adalah agar dapat memberikan pengalaman
akademik di luar negeri kepada mahasiswa. Pengalaman tersebut dapat berupa
perkuliahan dan praktikum bahkan dalam kegiatan organisasi mahasiswa. Ujar Ganda
Seca. Ia berharap ke-28 mahasiswa yang akan menggali ilmu selama 2 minggu di IPB
ini akan mentransfer ilmunya ke mahasiswa-mahasiswa di UPM yang kurang
beruntung untuk turut serta ke IPB.
Selain kunjungan mahasiswa UPM ke IPB, ke depan kerjasama IPB dan UPM
diharapkan dapat terus ditingkatkan. Disamping kerjasama dalam bidang penelitian,
kedepan kerjasama juga dapat berupa pengiriman staf. Pengajar IPB untuk mengajar
di UPM selama enam bulan dengan mendapatkan fasilitas gaji dari UPM.
Ucapan terimakasih disampaikan oleh Prof. Yonny Kusmaryono, Wakil Rektor
bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB atas kepercayaan untuk melakukan
kerjasama dengan IPB. (Dh)
IPB dan Rabobank Teken MoU Share Senin, 7 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1397
Setelah memberikan beasiswa kepada lima mahasiswa IPB, Rabobank meneken nota
kesepahaman dengan IPB di Wisma Landhuis, Kampus IPB Darmaga Bogor (3/12).
“Ini merupakan kesempatan yang bagus bagi kami untuk mempelajari lebih banyak
tentang financial,” ujar Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc saat membuka acara.
Selain memberikan beasiswa penuh (biaya perkuliahan, sewa kost, biaya hidup dan
biaya pembelian buku) kepada mahasiswa selama masa studinya, Rabobank
berkeinginan untuk bertemu dengan mitra (petani) binaan IPB sehingga para petani dapat mengenal lebih dekat tentang Rabobank Indonesia dan Rabobank Foundation.
Rabobank awalnya adalah koperasi yang didirikan oleh petani Belanda. Seiring
perkembangan koperasi tersebut, pada tahun 1980 berubah menjadi lembaga
perbankan dengan nama Rabobank. Namun sejak 1981, Rabobank memulai aktivitas
perbankan khususnya untuk pembiayaan di bidang pangan dan agribisnis.
Saat ini, Rabobank telah memiliki 90 juta nasabah dari 46 negara di dunia. Dan telah
mencatat keuntungan untuk tahun 2009 sebesar 1,3 milyar euro. Oleh karena itu, Rabobank mendapat penghargaan Triple A.
“Untuk mencapai semua ini, strategi yang kami terapkan adalah dengan fokus
memperkuat jasa layanan pembiayaan di bidang pangan dan agribisnis,” ujar Presiden
Direktur Rabobank Foundation
Dalam kesempatan tersebut, IPB menghadirkan beberapa kelompok tani yang berasal
dari desa di Lingkar Kampus. Yakni kelompok tani dari desa Cikarawang, Situ Gede,
Cibanteng dan Darmaga. Selain itu, hadir juga petani yang memanfaatkan tungku arang sekam dan destilat cair ciptaan IPB.
Salah satu petani binaan LPPM IPB yang tergabung dalam Edu Corporate Farming
(Eco-Farm) menanyakan cara mendapatkan pembiayaan dari Rabobank. Selain itu,
menurutnya walaupun sudah menggunakan label IPB yang sangat membantu, masih ada berbagai kendala yang dihadapi dalam memasarkan produk fresh milknya.
Beberapa kendalanya adalah keterbatasan sarana transportasi, kurangnya teknologi,
sarana pengolahan masih terbatas, kurangnya tenaga pemasaran yang handal,
kurangnya fasilitas freezer dan outlet yang dimiliki.“Mungkin jika kami dapat
mengakses pembiayan di Rabobank, sebagian permasalahan yang kami hadapi akan hilang,” ujarnya.
Hadir juga pejabat di lingkungan IPB seperti Wakil Rektor bidang Akademik dan
Kemahasiswaan, Prof. Yonny Koesmaryono, MS, Wakil Kepala LPPM bidang
Penelitian Prof. Ronny M. Noor, Direktur Kerjasama, Dr. Rinekso Soekmadi, Direktur
Kemahasiswaan, Dr. Rimbawan, Sekretaris Eksekutif, Dr. Bony P.W. Soekarno dan Kasubdit bidang Minat dan Bakat, Bambang Riyanto, S.Pi, M.Si.(zul)
Seafast Center Angkat Isu Sertifikasi untuk Pedagang Kaki Lima Share Senin, 7 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1396
Masalah keamanan pangan merupakan issue yang sangat penting karena menentukan
kesehatan masyarakat luas. Saat ini, perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap
keamanan pangan terus meningkat seiring dengan kesadaran tentang pentingnya
masalah keamanan pangan tersebut. Namun, kesadaran mengenai keamanan pangan
terutama di tingkat Usaha Kecil Menengah (UKM) terutama Pedagang Kaki Lima
(PKL) masih rendah. Hal ini terlihat dari infrastruktur dan fasilitas yang mereka pakai.
Untuk menanggulangi hal tersebut diharapkan ada sertifikasi untuk pelaku UKM terutama PKL.
Begitu dikatakan oleh Direktur Southeast Asian Food and Agriculture Science and
Technology (SEAFAST IPB), Dr. Purwiyatno Hariyadi , pada kegiatan seminar
internasional dan workshop bertema Current Issues and Challenges in Food Safety:
Science Based Approach for Food Safety Management, (2-3/12) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.
Kegiatan ini digelar berkat kerjasama antara SEAFAST CENTER IPB, International
Commission on Microbiological Specification for Foods (ICMSF) dan The Borlaug
Institute, Texas A&M University, USA.
"Minimnya persyaratan, rendahnya modal dan kurangnya pengetahuan produsen dan
konsumen merupakan sebagian kecil yang menyebabkan mereka kurang
memperhatikan masalah keamanan pangan ini. Hal ini bisa menentukan kesehatan
masyarakat luas," ujarnya.
Seharusnya, Dr Purwiyatno mengatakan, minimal ada beberapa persyaratan yang
harus dimiliki oleh para pengelola pangan terutama di level PKL, dimana persyaratan
yang harus dimiliki adalah, tersedia akses air bersih, selalu menjaga suhu pangan agar
tetap sehat (sebaiknya memiliki lemari pendingin), ada akses terhadap bahan
tambahan pangan yang diizinkan, serta pendidikan tentang keamanan pangan bagi konsumen dan produsen.
"Untuk persyaratan tersebut diharapkan pemerintah bisa memfasilitasinya dengan
penyediaan infrastruktur yang memenuhi empat syarat tadi. Karena UKM biasanya
terbentur permodalan, maka ini adalah investasi yang strategis. Dan pemerintahlah
(pemda) yang berhak mengeluarkan sertifikasi ini, jadi PKL tersebut terdaftar keberadaanya dan terjamin keamanan pangannya," ujarnya.
Untuk konsep sertifikasi Ia mengatakan ada beberapa aspek yang harus dipenuhi
diantaranya adalah: adanya peraturan, SDM yang akan mensertifikasi, persyaratan
teknis terkait dengan unit PKL yang memenuhi persyaratan tersebut dan jaminan
bahwa PKL tersebut diawasi sistem keamanan pangannya. Seminar internasional dan workshop
Seminar ini menghadirkan 150 peserta para ahli di bidang keamanan pangan di dunia,
khususnya manajemen keamanan pangan, dan praktisi industri pangan. Mereka
menyampaikan praktek manajemen keamanan pangan yang diterapkannya serta
tantangan yang dihadapi industri pangan dalam memproduksi pangan yang aman dan bermutu.
Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr. Anas
Miftah Fauzi, dan menghadirkan Key Note Speech, Prof. Dr.M. Aman
Wirakartakusumah. (man)
Biopori IPB Diadopsi UI Share Senin, 7 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1395
Mengawali kegiatan konsorsium para mahasiswa tiga perguruan tinggi di Jakarta
antara lain, Universitas Indonesai (UI), Universitas Negeri Jakarta, dan Unika Atmaja,
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakulatas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI
menerapkan teknologi biopori di lingkungan fakultasnya. Hal itu dilakukan dalam rangka menjaga lingkungan hidup.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam suatu kegiatan bernama Biopori In Action 2009
(BIOACT) yang mengusung tema "Make an Environmental Change Through
Movement", dengan tagline "Act Now For The Green Campus, (1/12)di Taman Korea
Kampus FISIP UI Depok. Kegiatan ini menghadirkan pakar sekaligus penemu Biopori dari institut Pertanian Bogor (IPB), Ir. Kamir R Brata, M.Sc.
"Tujuan BIOACT ini adalah menjadikan FISIP UI sebagai pioneer pembuatan Biopori
di Lingkungan UI Khususnya FISIP," ujar Ketua BEM FISIP UI, Stevie Thomas
Ramos dalam sambutannya.
Dijelaskannya, pembuatan lubang biopori sebanyak 70 buah ini merupakan sebuah
langkah awal dari 100 buah rencana yang akan di lakukan oleh FISIP. Hal ini juga
merupakan langkah awal dari sebuah komitmen bersama antara tiga perguruan tinggi di Jakarta, UI, UNJ dan Atmajaya.
"Saya berharap gerakan ini bisa berkelanjutan dalam rangka kontribusi kita terhadap
lingkungan hidup. Ada tiga fokus utama yang harus kita lakukan adalah energy, land and water dan Management consumption," ujarnya.
Kegiatan tersebut menghadirkan Deputi Kementrian Linkungan Hidup, Dr. Hendri
Bastman, sebagai keynote speech. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FISIP UI, Prof Bambang Trilaksono.
Lubang Resapan Biopori (LRB)
Tekologi Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan teknologi tepat guna mengatasi
banjir, sampah dan ketersediaan air tanah. Teknologi LRB ini salah satu penemuan dari IPB yang ditemukan oleh Ir. Kamir R Brata.
Lubang resapan Biopori adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus ke dalam tanah,
dengan diameter sekitar 10 cm dan kedalaman 100 cm. Atau tidak melebihi muka air
tanah dangkal. Lubang perlu diisi sampah organik sebagai sumber makanan fauna
tanah dan akar tanaman yang mampu membuat biopori atau liang (terowongan-terowongan kecil) di dalam tanah. (man)
P3K IPB Gelar Temu Usaha dan Pameran Produk UMKM Share Jumat, 4 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1394
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan (P3K) Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama
dengan Program Penumbuhkembangan Lembaga Intermediasi PI-UMKM BPPT
menggelar Temu Usaha dan Pameran Produk Temu Usaha dan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM), 19 -20 November 2009 di IPB International Convention Center
(IICC), Bogor. Temu usaha dan pameran ini merupakan puncak rangkaian kegiatan
dalam rangka Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (UMKM) melalui Program
Inkubasi Bisnis dan Teknologi kepada usaha-usaha yang merupakan tenant P3K
LPPM IPB. Acara ini diikuti 40 UMKM-Tenant yang sehari sebelumnya telah
mengikuti pelatihan manajemen inovasi dan pelatihan fasilitasi dengan lembaga keuangan.
Temu usaha menampilkan narasumber Ubaydillah (Astra Mitra Ventura) dan Ari
Sulistiogo (LPDB KUMKM BPPT). Keduanya mendampingi 40 UMKM menyusun
business plan untuk memperoleh dana kredit bergulir dari BPPT yang besarannya
berkisar Rp 100 - 200 juta, tergantung kebutuhan modal usaha tiap UMKM.
Sementara itu, tercatat sebanyak 16 jenis usaha dipamerkan 40 UMKM-Tenant
diantaranya: kerajinan mendong (Tasikmalaya), minyak dan kerajinan akar wangi
(Garut), madu Sumbawa (Jakarta), jamur tiram (Bogor), brownies Bogor (Bogor),
sayuran segar (Pacet Cianjur), kerajinan kertas (Bogor), keripik pisang (Bogor),
Camelia busana muslim (Cimahi), kerajinan partikel board (Vas, Bogor), industri nata
de coco (Bogor), kerajinan kulit (Garut), kerajinan batu kerik (Jakarta), industri
kerangka besi (Bandung), industri alumunium (Bandung) dan kerajinan rumah bambu
(Bogor). Pelaksanaan pameran produk UMKM-Tenant sangat bermanfaat, selain
memperkenalkan produk yang dihasilkan dan mendapatkan pelanggan tetap, juga dapat membuka pasar lebih luas. (ris)
Kurikulum Standarisasi Perlu Dimasukkan dalam Pendidikan Tinggi Share Jumat, 4 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1393
Perdagangan bebas menuntut manusia memiliki kompetensi multi disiplin ilmu. Pengetahuan tentang
standarisasi perlu dimiliki lulusan perguruan tinggi untuk memenangkan pasar atau persaingan kerja.
Hal ini disampaikan Staf Ahli Badan Standarisasi Nasional (BSN), Dr.Sunaryo dalam Lokakarya Pembekalan Dosen Pengampu Pendidikan Standarisasi, Kamis (3/12) di Ruang Diskusi Ayodya
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Teknologi Kelautan
(FPIK), Kampus IPB Darmaga.
"Saat ini kemajuan teknologi begitu pesat, persaingan bisnis dan industri kian ketat. Salah satu hal
yang tak bisa diabaikan industri adalah standar. Inovasi teknologi tanpa standar akan kalah. Jadi kita harus belajar ilmu standar. Perlu memasukkan standarisasi dalam kuliah, sehingga lulusan perguruan
tinggi dapat langsung menerapkannya ketika bekerja dalam dan luar negeri," kata Dr. Sunaryo.
Kurikulum standarisasi telah diterapkan di beberapa perguruan tinggi khususnya yang telah
melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan BSN.
Standarisasi sudah ada sejak 4236 Sebelum Masehi dengan ditandai adanya sistem kalender 365 hari
di Mesir. Standarisasi di Indonesia ada sejak masa pra kemerdekaan (Masa Belanda). Standar dijadikan sarana pendukung kegiatan ekonomi diantaranya pembangunan jalan raya di Pantura,
pelabuhan, areal perkebunan, pabrik gula dan jalur kereta api. Tahun 1928 dibentuk Dewan
Normalisasi Hindia Belanda Indische Norm : NI no.1 untuk Roda Cikar, disusul dengan standar batu bata dan standar bangunan lainnya. "Kita bisa melihat perbedaan pembangunan sarana prasarana yang
didasarkan pada standar tertentu dengan yang tidak."
Bangunan dan sarana prasarana zaman Belanda dapat berdiri lama. Sedangkan sekarang, pembangunan tanpa standar menyebabkan fasilitas mudah rusak, " lanjut Dr.Sunaryo. Sayangnya,
standar berhenti sama sekali tatkala masa pendudukan Jepang. Baru kemudian tahun 1951 dibentuk
Yayasan Dewan Normalisasi Indonesia dan seiring dengan berjalannya waktu tahun 1984, seluruh standar di Indonesia bergabung menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Sebagai tindak lanjut SNI,
tahun 1997 dibentuk Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Menurut Dr.Sunaryo stakeholder yang memiliki wewenang mengembangkan standar (SNI) antara
lain: produsen, konsumen, pakar/perguruan tinggi, pemerintah dan lembaga lain (asosiasi dsb). Proses
perumusan standar dapat dilakukan melalui dua cara yakni pengembangan sendiri (indigeneous
standard) dan adopsi. Standar pengembangan sendiri dapat digunakan jika memang belum ada standar yang memadai. Standar ini dirumuskan melalui hasil penelitian atau kajian, bersifat unik atau
spesifik, dan menggunakan referensi standar. Contoh standar minyak pelumas dan standar mie instan.
Adopsi dapat diambil dari standar internasional, private standar dan standar nasional dari negara lain. Indikator SNI yang berkualitas diantaranya: dapat memperkuat daya saing, memperbaiki transparasi
dan efisiensi pasar, dan melindungi konsumen atau lingkungan.
Prof.Dr.Syamsir Abduh dari BSN menjelaskan konsep kurikulum standarisasi yang sudah dibuat tim
BSN. Sedangkan, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Ir.Yonny
Koesmaryono mengharapkan kegiatan lokakarya ini memberikan pencerahan bagi peserta mengenai
standarisasi. "Belum banyak orang memahami standarisasi, lokakarya ini penting dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang standarisasi terutama bagi dosen pengampunya," tandas
Prof.Yonny. Dalam kesempatan tersebut dilakukan MOU antara Dekan FPIK IPB, Prof.Dr.Indra Jaya
dengan perwakilan BSN di ruang kerja Dekan FPIK IPB. Moderator acara ini Ir.Nurjanah, M.S. (ris)
Kantor Audit Internal Paparkan Hasil Audit Akademik Internal IPB Share Jumat, 4 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1392
Tim Audit Akademik Internal IPB memaparkan hasil pemeriksaan akademik terhadap
masing-masing departemen dan fakultas yang meliputi : organisasi penjamin mutu,
proses belajar mengajar, monitoring dan evaluasi, fasilitas dan sumberdaya manusia,
Selasa (1/12) di Gedung Andi Hakim Nasoetion Kampus IPB Darmaga. Acara yang
dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Yonny
Koesmaryono ini dihadiri para dekan, ketua departemen, direktur dan kepala kantor
di lingkungan IPB. " Berbagai temuan tim auditor ini penting sebagai bahan evaluasi dan perbaikan akademik di IPB masa yang akan datang," kata Prof.Yonny.
Hasil audit dipaparkan Tim Auditor IPB, Dr.drh.Heru Setijanto. Salah satunya sistem
penjaminan mutu internal belum berjalan di beberapa departemen. "Kami
merekomendasikan perlunya sosialisasi rencana kerja dan jadwal Kantor Manajemen
Mutu (KMM) di tingkat departemen," ujar Dr.Heru. Hadir pula narasumber lain:
Kepala Kantor Audit Internal IPB, Dr. Ir. Wonny Ahmad Ridwan, SE, MM dan
Kepala Bidang Audit Akademik Kantor Audit Internal IPB Dr.Ir. Ahmad Darobin
Lubis, M.Sc. Hasil pemeriksaan tersebut akan menjadi rekomendasi rapat pimpinan IPB. (ris)
Tax Goes To Campus Menuju Mahasiswa “Paham & Taat Pajak untuk Membangun Negeri” Share Jumat, 4 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1391
Menyadari pentingnya pajak dan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam
membayar pajak. IPB bekerjasama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jawa Barat II dan Kantor Pelayanan Pajak Ciawi menyelenggarakan Tax Goes to
Campus yang bertajuk " Paham dan Taat Pajak untuk Membangun Negeri". Hal ini
dilakukan dalam rangka untuk menumbuhkan pemahaman sedini mungkin tentang
Pajak ke mahasiswa. Acara digelar di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga.(3/12).
Prof.Dr Hermanto Siregar, M.Ec, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya
pajak untuk keberlangsungan perekonomian negara. Ia mencontohkan SPP mahasiswa
IPB tiga per empat biaya pendidikannya di subsidi negara, dan sudah pasti biaya
tersebut bersumber dari pajak.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa pemahaman membayar pajak penting dilakukan
bahkan sejak usia Sekolah Dasar. Hal ini dilakukan karena kurangnya kesadaran
membayar pajak akan berpengaruh pada pembiayaan fungsi-fungsi vital
pemerintahan misalnya bidang pertahanan darat dan laut, kepolisian kaitannya dengan
keamanan,membangun prasarana jalan dan jembatan, pendidikan misalnya BOS, SPP dan lain-lain.
Prof. Hermanto mencontohkan negara-negara Scandinavia (Norwegia, Swedia, Denmark, Finlandia) yang memiliki kesadaran tinggi akan membayar pajak.
"Negara negara tersebut sampai sudah mencapai tax rasio 55 %, demikian tingginya
kesadaran untuk membangun negaranya". Sedangkan kecenderungan yang terjadi di
negara berkembang tax ratio nya rendah, misalnya Indonesia rate yang tertinggi baru mencapai 30 %.
Abdul Hafid, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Ciawi, menambahkan dana yang
bersumber dari APBN hampir 80%nya berasal dari pajak. Jadi dapat dibayangkan
apabila pembayaran pajak tidak optimal. Peranan pajak sangat penting untuk bisa
meneruskan pembangunan negara.
Untuk itu Abdul Hafid menghimbau kepada mahasiswa yang hadir untuk dapat
menularkan informasi perpajakan kepada semua lapisan masyarakat baik, teman
keluarga,ataupun kerabat.
Acara yang di hadiri oleh sekitar 300 mahasiswa dari berbagai fakultas ini
dimeriahkan dengan pembagian berbagai doorprize dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak.
Selain IPB, Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan Road Show ke berbagai daerah di Indonesia seperti Subang, Cirebon dan Cikarang. (Dh)
IPB Terus Dorong Entrepreneur Mahasiswa Share Kamis, 3 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1390
Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni IPB menyelenggarakan
Lokakarya Program Mahasiswa Wirausaha di Ruang Sidang Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB. (30/11).
Lokakarya ini digelar dalam rangka mengevaluasi dan merencanakan kelanjutan dari
pelaksanaan Program kewirausahaan yang telah didanai oleh Direktorat Pendidikan
Tinggi Depdiknas. Ada 84 kelompok kewirausahaan mahasiswa yang telah lolos
dalam rangkaian seleksi yang di selenggarakan DPKHA - IPB dan proses pelaksanaan program kewirausahaaan mulai dilaksanakan pada Juli 2009 lalu.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr.Ir.H.Yonny
Kusmaryono, MS menyampaikan dukungannya terhadap keberlanjutan program ini dan aktivitasnya akan terus dipantau, tandasnya.
Prof. Yonny menyebutkan jumlah wirausahawan saat ini masih jauh dari persentase ideal yang ditargetkan pemerintah yaitu sekitar 2 % dari penduduk Indonesia.
Untuk itu Prof..Yonny menegaskan pentingnya peranan dosen untuk membangkitkan
minat mahasiswa terhadap kewirausahaan. Untuk itu ia menghimbau kepada seluruh
staf pengajar untuk bisa memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menanamkan kreatifitas dan jiwa berwirausaha.
Kepala Sub Direktorat Pengembangan Karir Mahasiswa Direktorat Pengembangan
Karir dan Hubungan Alumni IPB, Iin Solihin,Spi.MSi dalam sambutannya menyebut
15 kelompok peserta kewirausahaan mahasiswa yang berprestasi. Ke 15 kelompok
peserta kewirausahaan ini dianggap berhasil meningkatkan usahanya dengan manajemen administrasi yang dianggap baik.
Ke-15 kelompok kewirausahaan mahasiswa tersebut adalah: usaha pembenihan ikan
air tawar bawal oleh Ance Trio Marta dan Anri M, usaha kelinci hias oleh Eldi Arasi
Sidrata K dan Fatri Alhadi, usaha produksi & handycraft cover binder oleh Sendy
Akhmad Nugraha, usaha jasa bimbingan belajar mafia clubs oleh Edwin cahyadi, boy
Riansyah dan Febrian Handayani, usaha produksi & handycraft "Mandalika
Pearl"oleh Vidia Chairunnisa, Marsheilla Tjahjadi dan Nofaria Simbolon, usaha bakso
buah naga oleh Nursechafia, Yuli Widianingsih, Dhinta Rachmawati dan Ristia
Oktora, usaha minuman The Merah Rosela oleh Ari Try Purbayanto dan Aji Bahtiar,
usaha makanan Minaku Kaiko A Japanese and Seafood Café oleh Fahmi Nasrullah
dan Riza Aris Apriady, usaha budidaya sayuran Eropa oleh Suryo Arimurti, Moh Aris
Darmansyah, Septian Fauzi Dwi Saputra dan Risma Nurmawati, usaha Intensive
Practise Course oleh Razono Agall Cahyadi, usaha distributor daging oleh Fajar wisnu
W, usaha budidaya jamur tiram oleh Astiti Purinigati, Hernandi Nugroho dan Dewi
Yuliani, usaha minuman The Melati "Your Tea" oleh Indra Thamrin, usaha
peternakan Hamscorner oleh Tia Irmayanty A dan usaha Pemeliharaan & pelayanan ternak domba oleh Imam A, Retno Wulandari dan Yogie Saputra
Dalam lokakarya ini, mahasiswa berharap pengembalian pinjaman modal bisa
diperingan menjadi dapat setengah dari total pinjaman yang diberikan dengan
harapan 50 persennya bisa digunakan untuk bisa digunakan untuk keberlanjutan
manjamin usaha. Selain itu mahasiswa berharap Sosialisasi Program Kewirausahaan
dapat dilakukan dengan lebih gencar agar informasi tersebut dapat menyasar ke seluruh mahsiswa.(dh)
Gelar Lokakarya Akademik Dua Program Keahlian Share Rabu, 2 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1389
Direktorat Program Diploma IPB menggelar Lokakarya Akademik Program Keahlian
Supervisor Jaminan Mutu Pangan di IICC (21/11). Lokakarya yang bertajuk "Upaya
Pengembangan Wawasan Jaminan Mutu Pangan dan Keamanan Pangan dalam
Peningkatan Kompetensi Tenaga Ahli madya Supervisor Jaminan Mutu Pangan" ini
menghadirkan Ir. Ning Rahayu dari Gabungan Pengusaha Makanan Minuman
Indonesia/GAPMMI dan Kokok Haksono Dyatmiko, Masch.Ing.HTL, MA dari
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
Menurut Direktur Program Diploma IPB, kegiatan ini bertujuan untuk lebih
menyempurnakan kurikulum di program keahlian Jaminan Mutu Pangan dan
Keamanan Pangan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lebih tepat
sasaran menuju komptensi yang diharapkan.
"Penajaman kurikulum ini karena kami benar-benar ingin membangun Program
Diploma IPB. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk evaluasi mata kuliah,"
ujarnya. Targetnya adalah pada 2013 Program Diploma IPB menggunakan kurikulum
baru yang lebih baku, tandasnya.
Selain lokakarya tersebut, Program Diploma IPB juga telah menggelar Lokakarya
Akademik Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan
Budidaya di IICC Kamis, 26 November 2009.(zul)
IPB MELAKUKAN PERJALANAN ROADSHOW (CANVASSING) KE SEPULUH KOTA DI JABAR DAN JATENG Share Rabu, 2 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1388
Pada tanggal 16 sampai 20 November 2009 Tim Promosi IPB telah melakukan
roadshow (canvassing) ke SMA Negeri di sepuluh kota-kota di Jawa Barat dan Jawa
Tengah. Tim promosi terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni IPB yang berada di
kota tersebut. SMA yang dikunjungi beserta tim promosi yang terlibat adalah: (1)
SMA Negeri 2 Bekasi (Dr. Suryani FMIPA, Dr. Yovy Evy Yuliati FAHUTAN, dan 2
mahasiswa), (2) SMA Negeri 1 Karawang (Dr. Hera Maheswari FKH, Lucia Cyrilla
MSi. FAPET, dan 4 mahasiswa), (3) SMA Negeri 1 Sindang, Indramayu (Dr.
Sulistiono FPIK dan alumni), (4) SMA Negeri 1 Cirebon (Deddy C. Sutarman, MM.
FEM dan 5 mahasiswa), (5) SMA Negeri 1 Kuningan (Dr. Sulistiono FPIK)
kesemuanya berada di Jawa Barat. Demikian juga untuk sekolah-sekolah di Jawa
Tengah yaitu (6) SMA Negeri 2 Tegal, (7) SMA Negeri 1 Pekalongan, (8) SMA
Negeri 1 Kendal, (9) SMA Negeri 6 Semarang, dan (10) SMA Negeri 3 Solo dengan
tim promosi: Dr. Swastiko Priyambodo Dit PPA, Impron, MSc. FMIPA, dan Dr. Yulin Lestari Dit PPA.
Dipilihnya SMA-SMA tersebut untuk acara ini berhubungan dengan banyaknya
jumlah pelamar USMI tahun 2009, serta banyaknya siswa Kelas XII IPA yang
diterima di IPB melalui jalur masuk USMI tahun 2009. Meskipun kunjungan ini
hanya dilakukan pada satu sekolah per kota, tetapi sebelumnya IPB juga telah
mengirimkan undangan kepada SMA-SMA Negeri dan Swasta lainnya yang berada di sekitar sekolah yang dikunjungi tersebut untuk turut meramaikan acara ini.
Tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah untuk memberikan penjelasan secara
detil kepada siswa Kelas XII IPA di beberapa SMA Negeri dan Swasta yang berada di
kota-kota tersebut mengenai Mayor/Program Studi yang ada di IPB dan sistem
penerimaan mahasiswa baru IPB tahun akademik 2010, kepada siswa yang berminat
untuk menjadi mahasiswa IPB. Demikian juga penjelasan yang berhubungan dengan
strategi untuk: (1) memilih Mayor/Program Studi di IPB, (2) dapat diterima di
Mayor/Program Studi pilihan di IPB, (3) keberhasilan dalam belajar di IPB, dan (4)
berkiprah di lapangan kerja setelah lulus dari IPB. Penjelasan ini berkaitan erat
dengan undangan yang telah disampaikan oleh PPMB IPB kepada sekitar 1700 SLTA
di seluruh Indonesia pada hari Senin, 9 November 2009 untuk USMI 2010.
Sambutan yang sangat antusias diberikan oleh siswa kelas XII IPA dan guru BK pada
setiap sekolah yang dikunjungi. Pada setiap kunjungan, rata-rata dihadiri oleh sekitar
100 siswa Kelas XII IPA yang berminat untuk meneruskan studinya di IPB, kecuali di
SMAN 3 Solo yang hanya dihadiri oleh beberapa siswa saja. Pada umumnya acara
tersebut berlangsung di aula sekolah, tetapi ada juga yang dilaksanakan di ruangan
multimedia atau laboratorium. Untuk ruangan yang berukuran kecil, harus dilakukan
penjelasan dan diskusi dalam dua shift. Setelah acara tersebut usai, beberapa SMA
bahkan meminta secara khusus agar IPB dapat berpartisipasi pada Acara Expo
Education yang akan diselenggarakan oleh sekolah-sekolah tersebut pada akhir tahun ajaran 2009/2010 ini.
Acara semacam ini akan diteruskan pada tahun-tahun mendatang dengan tujuan dan
sasaran SMA-SMA yang berbeda-beda, mulai dari Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan bahkan ke luar Pulau Jawa. (Swastiko Priyambodo)
Pertemuan Menteri Pertanian dengan Pimpinan IPB Share Rabu, 2 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1387
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Ir. Suswono, MM bertemu dengan pimpinan IPB di
IPB International Convention Center, Bogor (21/11). Pertemuan ini membahas
tentang kewaspadaan Indonesia tentang persoalan pangan dan kemungkinan adanya
gangguan ketahanan pangan.
Di awal acara, Rektor IPB, Prof. Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc mengucapkan
selamat atas terpilihnya Ir. Suswono sebagai Menteri Pertanian. Suswono adalah
alumni Fakultas Peternakan IPB.
"Telah menjadi kebanggaan serta kehormatan bagi IPB karena selama beberapa
periode alumni dan dosen IPB mendapatkan kesempatan menjadi Menteri Pertanian.
Mengabdi di Deptan dan telah menunjukkan kinerjanya yang baik serta memperoleh
kepercayaan dalam berbagai penugasan memberikan recognition kepada IPB dan kita
semua. Kiranya dapat kita buktikan lagi dengan kinerja yang sebaik-baiknya," ujar
Rektor.
Deptan merupakan sumber inspirasi dan sumber network yang sangat kuat untuk
bersama-sama dengan IPB dalam memposisikan peran pembangunan pertanian
nasional. Menurutnya, keberadaan IPB menjadi demikian penting, dimana diperlukan
kewaspadaan tentang persoalan pangan.
Dengan jumlah penduduk yang demikian banyak, kita tidak boleh lengah dan
mengabaikan sedikit pun tentang kemungkinan gangguan ketahanan pangan. Sekali
saja gagal panen, untuk mendapatkan kebutuhan beras saja akan sulit bagi kita.
"Dipastikan akan impor, hal ini cukup mengkhawatirkan karena komitmen negara
maju dalam setiap kesempatan seolah-olah memperhatikan betul tetapi kebijakan
mereka adalah melakukan proteksi pertanian kepada petaninya. Pada saat yang
bersamaan negara maju mempermasalahakan hal-hal yang dilakukan di Indonesia,
saya kira ini adalah double standar yang perlu kita cari solusinya. Memang idak
mudah berkoordinasi dengan Departemen Perdagangan yang dalam satu sisi lebih
mementingkan keuntungan tapi di satu sisi harus lebih mementingkan petani,"ujarnya.
Dalam kesempatan ini, IPB meminta gambaran rencana garis besar kebijakan
pembangunan pertanian ke depan sehingga IPB dapat memposisikan sebaik-baiknya
dalam merumuskan rencana riset membangun teknologi ataupun arah pembangunan
IPB.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Riset dan Kerjasama, Wakil
Rektor bidang Sumberdaya dan Pengembangan, Wakil Rektor bidang Bisnnis dan
Komunikasi, Dekan Fateta, Dekan FEM, Dekan FPIK, Dekan Faperta, Dekan Fapet,
Dekan FKH, Dekan FMIPA, Dekan Sekolah Pascasarjana, Direktur Bisnis dan
Kemitraan, dan Dekan Fahutan serta beberapa pejabat Deptan. Pada kesempatan
tersebut, pimpinan IPb memberikan masukan-masukan yang dirasa perlu untuk membangun pertanian Indonesia ke depan.
Visi dan Misi Deptan 2010-2014 serta Program Prioritas.
Dengan Wakil Menterinya Dr. Bayu Krisnamurti, Deptan akan menerapkan
Academic, Business, Government (ABG). Hal ini terkait beratnya kontrak kinerja
yang telah ditandatanganinya dengan Presiden.
"Persoalan pertanian tidak bisa diselesaikan oleh Deptan sendiri, bendungan-
bendungan kita sudah tidak pernah dibangun lagi, sementara kalau bicara pinjaman
dari luar negeri ini dilematis. Sementara di Kopenhagen nanti kita akan banyak
diserang oleh negara-negara maju, mudah-mudahan Presiden dapat memberikan
statement yang bisa memecahkan permasalahan," ujar Mentan.
Menurutnya persoalan dasar sektor pertanian adalah meningkatnya kerusakan
lingkungan dan perubahan iklim global, ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana,
lahan dan air, status dan luas kepemilikan (9,55 juta KK < 0.5 hektar), lemahnya
sistem perbenihan dan perbibitan nasional, keterbatasan akses petani terhadap
permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani, lemahnya kapasitas dan
kelembagaan petani dan penyuluh, masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan
pangan, belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik, rendahnya nilai tukar
petani (NTP), belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian,
serta kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.
"Untuk itu, perlu ada kajian tentang corporate farming, apa memang ideal seperti itu,
misal kawasan 25 hektar yang ditetapkan secara mekanisasi, terus petaninya akan
dikemanakan, atau itu malah akan meyebabkan pengangguran baru, ini tentu perlu
pemikiran yang mendalam. Yang perlu dikaji lagi adalah mengenai impor bibit,
selama ini importir bibit dimanja pemerintah dengan keuntungan yang selama ini
didapat. Sedangkan kontrak kinerja yang saya tanda tangani adalah swasembada gula
rafinasi, kedelai dan daging sapi. Sudah tiga periode gagal, sehingga butuh bantuan
IPB untuk membuat blue print dari tiga hal ini," ujar Mentan.
Permasalahan lainnya adalah mengkonversi petani jagung yang saat ini sedang
menikmati kenaikan harga jagung. Lahan yang dimiliki petani hanya itu-itu juga, jika
jagung diganti dengan komoditas kedelai dengan harga kedelai masih belum
menjanjikan maka petani akan mengalami kerugian. Untuk itu, kedelai dijadikan
sebagai hasil ikutan, dengan suplai benihnya gratis, tandas Suswono.
Selain itu, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dr. Joyo Winoto telah
menjanjikan lahan seluas 2 juta hektar untuk pertanian dari 7,13 juta ha lahan tidur.
Maka dalam 100 hari ini, aturan-aturan itu akan dibongkar sehingga ada aturan baru
yang bisa merubah lahan tidur.
Terkait program Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian (SP3), harus terintegrasi
dengan sertifikasi lahan dan harus ada payung hukum dalam perbankan. "Dari hasil
audit lahan, saat ini lahan tidur kita seluas 7 juta hektar. Saya pernah berkunjung ke
Tegal. Dengan ditemani Dirjen Pengelolaan Lahan dan Air (PLA) Kota Tegal,
terdapat satu kawasan seluas 400 hektar yang terendam air selama 10 tahun tetapi
masih terdata sebagai lahan produktif. Saya berharap ada kualifikasi lahan sehingga
dapat ditentukan kawasan-kawasan produktif, sementara yang berhak mendata lahan
itu adalah BPS, kita tahu data BPS datanya cukup mengkhawatirkan," tuturnya.
Saat ini Indonesia pengkonsumsi 139kg beras/kapita/tahun sedangkan Brunei
Darussalam 80kg beras/kapita/tahun, tetapi semuanya impor sehingga Brunei sangat
menginginkan belajar produksi pertanian di lahan gambut. Untuk itu kampanye
diversifikasi pangan ini harus massif. Selain itu, Deptan akan melakukan terobosan
Sarjana Membangun Desa. Setelah lulus, sarjana mengembangkan desa dan diberi
modal 300 juta.
Tahun 2012, ditargetkan untuk mengurangi kelaparan penduduk dunia. Negara
berkembang harus berani menghidupi dirinya sendiri, untuk itu kerjasama antar negara berkembang harus kuat.(zul)
Misi Deptan: Empat Sukses Pertanian
1. Swasembada berklanjutan
2. Diversifikasi pangan
3. Nilai tambah daya saing dan ekspor 4. Peningkatan kesejahteraan petani.
Startegi Deptan: Tujuh Gema Revitalisasi
1. Revitalisasi lahan
2. Perbenihan dan pembibitan
3. Infrastrukutur dan sarana
4. Sumberdaya manusia
5. Pembiayaan petani (bank pertanian harus diwujudkan)
6. Kelembagaan petani 7. Teknologi dan industri hilir
Program prioritas
1. Audit lahan dan sertifikasi (anggaran Rp. 1 T)
2. Pencetakan 100 ribu hektar lahan baru pertahun (anggaran Rp. 700 milyar)
3. Perbenihan (300 ribu ton padi (Rp. 1,8 T) dan 80 ribu ton jagung (anggaran Rp. 3,2
T)
4. Pembibitan (200 ribu ekor sapi per tahun (anggaran Rp. 3 T)
5. Insfrastruktur (jaringan irigasi tingkat usaha tani dan jaringan irigasi desa (anggaran
Rp. 3 T) 6. Sarana (anggaran Rp. 11,3 T pupuk anorganik dan anggaran Rp. 2T pupuk organik)
Bicara Bisnisnya IPB di Dialog Sore RRI Share Rabu, 2 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1386
Tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa bisnis yang diselenggarakan IPB selama
ini ternyata bertujuan untuk beasiswa mahasiswa IPB yang kurang mampu. Hal ini
diungkapkan Dr.Ir. Meika Syahbana Rusli,MSc.Agr Direktur Bisnis dan Kemitraan
IPB dalam acara Dialog Sore di RRI, (24/11)
Dr.Meika menjelaskan "Sejak IPB mendapatkan status Badan Hukum Milik Negara,
dana yang disediakan pemerintah untuk biaya penyelenggaraan pendidikan terbatas
sementara di sisi lain kemampuan orang tua mahasiswa juga terbatas sehingga masih
ada kekurangan anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Sejak
saat itu IPB diberi kewenangan untuk mencari penghasilan sendiri. Itu yang menjadi dasar penyelenggaraan bisnis di IPB" .
Lebih lanjut Dr. Meika menyampaikan kewenangan penyelenggaraan bisnis ini bukan hanya di IPB saja tapi juga berlaku bagi perguruan tinggi negeri lain di Indonesia.
Terkait dengan bisnis apa saja yang telah dilaksanakan, Dr. Meika menjawab bahwa
bisnis yang dijalankan IPB tentu yang dikuasai dengan baik seperti kita sebut berbasis
kepakaran, IPB punya pengembangan teknologi. Ada hal -hal yang bisa
dikomersialkan kepada masyarakat. Contohnya, IPB menemukan tanaman yang
mengandung bahan aktif bisa berguna untuk herbal.Apabila penelitiannya sebatas di
laboratorium, ini tidak akan berguna untuk masyarakat, tandasnya.
Contoh lain IPB mengembangkan varietas-varietas unggul yang hasilnya bisa dijual di
masyarakat, misalnya pepaya varietas unggul. Saat ini bisnis IPB masih bisa disebut
dalam tahap awal. Masih banyak potensi yang belum di kembangkan. Ini menjadi
tugas kami di Direktorat Bisnis dan Kemitraan untuk mengembangkan bisnis IPB
secara keseluruhan.
Kualitas produk yang dipasarkan sudah tidak diragukan lagi, karena merupakan hasil
Riset Unggulan Strategi Nasional, sudah melalui serangkaian penelitian dan uji lapangan.
Terkait harga produk varietas unggul yang lebih mahal di Serambi Botani, Dr. Meika
menjelaskan bahwa produk-produk tersebut merupakan produk organik yang relatif
tidak terlalu tinggi produktivitasnya dan biaya pengembangannya pun memiliki nilai
yang lebih tinggi pula. Ia menandaskan tidak seluruhnya produk penelitian IPB mahal. Banyak juga produk yang di jual dengan harga relatif terjangkau. (Dh)
Ilmu-Ilmu Dasar Penentu Revolusi Kehidupan Share Selasa, 1 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1385
Ilmu dasar sangat menentukan ada atau tidaknyarevolusi kehidupan melalui inovasi
teknologi. "Ilmu-ilmu dasar sangat pentingdalam perubahan di berbagai bidang
diantaranya pertanian, pangan, kesehatan,lingkungan hidup, transportasi dan
sebagainya. Misalnya penggunaan fiberoptic mempercepat internet danpenemuan
semiconductor CCD mampu mengubah foto film menjadi era fotodigital," ungkap
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),Institut Pertanian
Bogor (IPB),Dr.Drh. Hasim Danuri, DEA dalam SeminarPendidikan Sarjana IPB, Senin (30/11) di IPB Convention Center.
Ilmu-ilmu dasar tersebutmencakup kewarganegaraan, olah raga, bahasa, IPS, agama,
khususnya matematikadan IPA. Agama sangat menentukanketenangan hidup
masyarakat. Pembangunanpertanian juga suram tanpa pemahamanyang baik terhadap
ilmu dasar (biologi, kimia, matematika, fisika, biokimia).Sayangnya realitas sekarang
menunjukkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)peminat ilmu-ilmu dasar dan
pertanian menurun." Siswa kurang tertarik memilihjurusan MIPA dan pertanian,
karena adanya anggapan kedua jurusan tersebut ilmuyang sulit dipelajari, sulit bekerja
dan berpenghasilan rendah," paparDr.Hasim. Satu contoh menurut data tahun 2007,
daya tampung MIPA perguruantinggi negeri (PTN) sebanyak 174 kursi yang kosong 5
orang, sedangkan daya tampungperguruan tinggi swasta (PTS) sebanyak 124 kursi
kosong 61 orang.
Kondisi ini mengkhawatirkan masa depan bangsa."Bukan mustahil jika sekarang kita
kurang memberikan perhatian keberadaansumber daya manusia di bidang MIPA dan
pertanian, sepuluh tahun ke depan Indonesiamempunyai sedikit sarjana ilmu-ilmu
dasar. Kita hanya menjadi penggunateknologi, bukan pencipta teknologi baru. Selain
itu, dengan adanya kesepakatanWTO, Indonesiadibanjiri sarjana-sarjana MIPA dan
pertanian dari Negara tetangga," imbuh WakilRektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Prof.Dr.Ir.Yonny Koesmaryono.
Untuk mendorong minat siswa memilih jurusanMIPA dan pertanian perlu adanya
kebijakan pemerintah terkait hal ini. Misalnyapemberian beasiswa bagi peminat ilmu
dasar seperti siswa pemenang olimpiadeilmu-ilmu dasar yang selama ini jika kuliah
malah memilih jurusan aplikatif."Perlu insentif dari pemerintah, seperti yang diberlakukan pada para guru,dosen dan ilmu pendidikan," tandas Prof. Yonny.
Di samping itu menempatkanstaf pengajar di bidang MIPA dalam
pengembangan strategis Negara. Prof. Yonny menambahkan guru juga berperan
dalammempengaruhi pilihan siswanya, sehingga perlu kerjasama guru merubah mindsetpara siswa.
Terkait Ujian Nasional (UN), Prof. Yonny mendorong pemerintahuntuk memberikan
kepastian hukum. "Bila tetap diselenggarakan diharapkan UNtidak menentukan
kelulusan siswa supaya kebijakan ini tidak bertentangan dengan keputusan Mahkamah
Agung (MA) yangberencana meniadakan UN. UN tetap diperlukan sebagai bentuk
standarisasi Departemen PendidikanNasional dan mengetahui kualitas masing-masing sekolah."
Dalamkesempatan itu, menyampaikan KepalaSub Direktorat HubunganAlumni Dr.
Edi Santosa, S.P., M.Si fleksibilitas alumni IPB yang dapat bekerja di berbagaibidang
merupakan keunggulan IPB . "Keunggulan alumni IPB terbentuk karenabeberapa
faktor diantaranya: kampus yang multikultural, atmosfir akademik baik,kreatifitas
didorong, dasar kuat bidang science, dasar kuat bidang analitik,kerja keras dan kerja dibawah tekanan," ujar Dr. Edi Santosa, S.P., M.Si.
Acara yang dihadiri 300 perwakilan SMA di Jawa Tengah, Jawa Barat,Jakarta, Banten
dan Lampung tersebut juga menampilkan narasumber DirekturPengkajian dan
Pengembangan Akademik IPB, Ir.Lien Herlina, M.Sc, DirekturTingkat Persiapan
Bersama IPB, Dr.Ir.Ibnu Qoyyim, Sekretaris Panitia PenerimaanMahasiswa Baru
(PPMB), Dr. Totong Martono dan moderator Direktur AdministrasiPendidikan IPB, Dr.Drajat Martianto. (ris)
Kupas Hewan Kurban di Dialog Sore RRI Share Selasa, 1 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1384
Tidak dapat dipungkiri di saat menjelang Hari Raya Idul Adha banyak pedagang
hewan kurban baik kambing maupun sapi yang dijajakan di pinggir jalan ataupun di
tempat-tempat khusus. Momen ini sangat bermanfaat bagi para peternak kambing dan
sapi untuk mengais rezeki dan mendapatkan untung yang lumayan besar. Untuk itu
bagi para konsumen yang akan membeli hewan kurban sebaiknya memahami terlebih
dahulu aspek-aspek kelayakan hewan kurban dari segi kesehatannya. Cara memilih
dan memotong hewan kurban yang baik dikupas oleh Drh. Trioso purnawarman, MSi dalam acara Dialog Sore RRI Bogor. (17/11).
Ruminansia yang layak untuk kurban adalah hewan yang telah cukup umur atau di
atas umur dua tahun lebih. Hal ini bisa ditandai dengan telah tumbuhnya sepasang gigi
seri yang tetap pada ruminansia dan berwarna putih kecoklatan, Itu adalah aturan
hewan kurban yang sah karena apabila hewan kurban umurnya tidak cukup maka komposisi antara daging dan tulang belum seimbang, tandasnya.
Satu hal yang penting adalah hewan tidak cacat. Kita patut waspada terhadap hewan yang mengeluarkan lendir pada hidung dan matanya dan juga kotorannya yang encer.
Selanjutnya Drh. Trioso menyampaikan tata cara pemotongan hewan kurban yang
baik. Sebelum hewan kurban dipotong, panitia hewan kurban harus menyediakan
lubang untuk tampungan darah, hal ini dimaksudkan supaya darah tidak berceceran kemana-mana.
Satu hal yang sangat penting adalah hewan kurban harus sudah dibagikan di bawah
4(empat) jam setelah dipotong karena dikhawatirkan mikroba yang ada pada daging
hewan kurban akan berkembangbiak dengan cepat sehingga akan mengalami
pembusukan dan tidak layak konsumsi.
Kadang-kadang tempat pemotongan hewan kurban tidak memiliki prasarana air yang
memadai atau bahkan pencucian jeroan atau perut hewan itu langsung ke badan
sungai. Hal ini selalu menjadi polemik juga. Jadi harus terpisah semuanya jangan disatukan dengan jeroan .
Yang terjadi saat ini umumnya jeroan dijadikan satu dengan daging dalam plastik.
Menurut Drh. Trioso hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan karena. Kita semua ingin
memberikan daging dengan kualitas baik. Sedangkan daging dari hewan yang sehat tidak mengandung mikroba, jeroan tersebut banyak mengandung mikroba
Selanjutnya Drh Trioso menjelaskan kantong plastik kresek bukan untuk mengemas
daging tapi untuk membawa daging, karena dikhawatirkan terkontaminasi oleh bau kantong plastik, daging sebaiknya dikemas di kantong plastik yang bening.(dh)
Kongres PAPPI : Dorong Peneliti dan Akademisi Publikasikan Hasil Penelitian Share Selasa, 1 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1383
Jumlah publikasi ilmiah yang ditulis oleh para akademisi dan peneliti Indonesia yang
dimuat dalam jurnal ilmiah terakreditasi masih rendah, terlebih hasil-hasil penelitian
yang dilaksanakan oleh para peneliti harus diimplementasikan untuk pengembangan
sumberdaya manusia. Kondisi ini mendorong PAPPI (Perhimpunan Penyuluhan
Pembangunan Indonesia) untuk menyelenggarakan kegiatan kongres dan simposium
untuk memperkuat posisi himpunan profesi ini dan turut meningkatkan keberdayaan
peneliti, akademisi dan professional dalam publikasi hasil penelitiannya.Demikian
dikatakan ketua panitia Simposium. Seminar yang bertajuk Revitalisasi HIMPRO
PAPPI Menuju Modal Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing untuk Kehidupan
yang Lebih Baik, Sejahtera dan Berkelanjutan" di hotel Permata,Bogor, (24-25/11)
Ditandaskan juga oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Prof. Hardinsyah dalam
pembukaan temu Ilmiah tersebut mewakili Rektor IPB bahwa Simposium dan
Kongres Perhimpunan Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) ini merupakan
mementum yang tepat untuk mempertajam ilmu penyuluhan pembangunan. Melalui
pemaparan hasil-hasil penelitian dalam simposium dapat dikembangkan dialog lintas
paradigma, pendekatan, metode, teknik dan ilmu penyuluhan pembangunan yang paling mutakhir.
Lebih lanjut prof. Hardinsyah menyampaikan anggota PAPPI harus mampu bersinergi
memberi dukungan untuk penguatan PAPPI. Dukungan tersebut akan dapat
mendinamiskan organisasi dan menggalang kegiatan yang berkontribusi bagi
pengembangan ilmu dan aspek praktis penyuluhan diberbagai bidang. Dekan FEMA
berharap dalam kongres dibahas pula Struktur Kurikulum yang dapat menjawab
persoalan kompetensi penyuluh, terkait beragamnya latar belakang penyuluh
Sementara itu Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo, Aswin Sasongko menyoroti
tentang pengelolaan informasi yang mempuni oleh berbagai pihak. Saat ini, media
sangat berperan mengembangkan opini masyarakat. Atas dasar itu, pengambil
kebijakan dan para pihak terkait harus mampu mengelola informasi secara benar dan
bertanggungjawab.
Terkait dengan kendala Penyuluhan, Dr.Ir.Siti Amanah, Ketua Program Studi Wanita
Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan(PSP3) LPPM IPB mengatakan
kendala yang sering dihadapi adalah kesibukan dari masing-masing anggota HIMPRO
PAPPI yang memiliki aktifitas rutin di luar Himpro dan pendeknya singkatnya waktu yang diberikan untuk mengadakan suatu proses penelitian.
Di Penghujung Temu Ilmiah diberikan apresiasi kepada Dosen yang telah purna bakti
PPN atas dedikasi dalam pengembangan ilmu penyuluhan. Hal serupa telah dilakukan
pada 23 Februari 2008 kepada Prof. Fang S Asngri. Acara kongres PAPPI dimeriahkan dengan ulang tahun ke-76 Pendiri PAPPI, prof. HR Margono Slamet
Seminar ini dihadiri sekitar 125 peserta oleh para praktisi, akademisi dan pemerhati dari berbagai perguruan tinggi dan instansi di seluruh Indonesia.(dh)
Agrianita Berbagi Resep Berbisnis bagi Wanita Share Selasa, 1 Desember 2009
http://www.ipb.ac.id/?b=1382
Di era emansipasi, wanita memiliki kesempatan yang sama dengan pria untuk
menduduki posisi jabatan pada sebuah pekerjaan. Tak heran jika kini semakin banyak
wanita karir yang begitu tekun pada pekerjaannya hingga membuat mereka menjadi
wanita workaholic. Hal tersebut kerap membuat para wanita tersebut enggan menikah
atau memiliki anak. Padahal fitrahnya wanita harus mendidik dan mengurus anak serta melayani suami.
Lantas bagaimana caranya agar wanita pun bisa membantu pundi-pundi keuangan
keluarga namun tetap menjalani kewajibannya sebagai seorang ibu dan istri?
Bertepatan dengan diperingatinya Hari Pahlawan 10 November, Agrianita IPB
merayakan HUTnya yang ke-3 di Wisma Landhuis Kampus IPB Darmaga, (10/11).
Agrianita, organisasi yang beranggotakan seluruh wanita yang bekerja di IPB atau
para istri dosen IPB ini menggelar seminar yang bertajuk Cara Jitu Meningkatkan
Pendapatan Keluarga. Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
motivasi kepada para peserta yang rata-rata adalah ibu-ibu tentang dunia bisnis dan
usaha.
Hal itu diungkapkan oleh Ny. Ety Indrajaya, Ketua Panitia penyelenggara. "Ada yang
menganggap dunia bisnis kurang cocok dilakukan oleh wanita karena terlalu berisiko.
Kami ingin memotivasi para peserta bahwa wanita pun bisa membantu suami dalam
hal keuangan tanpa harus meninggalkan anak-anak dan suami mereka untuk bekerja,"
ujarnya.
Ia menambahkan seminar yang dihadiri oleh 150 peserta tersebut menghadirkan Ir.
Netti Tinnaprilla, MM, staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB
yang aktif menjadi penulis buku. "Kami menghadirkan Ibu Netti untuk sharing ilmu
dengan peserta sekaligus memperkenalkan buku yang ditulis oleh beliau dengan judul Jadi Kaya dengan Berbisnis di Rumah," jelasnya.
Sementara Ny. Enny Suhardiyanto, istri Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc (rektor
IPB), sekaligus ketua Agrianita mengatakan, kegiatan semacam ini sangat baik
dilakukan karena dapat menambah wawasan dan menjalin silaturahmi antar anggota.
"Ibu-ibu rumah tangga mempunyai peluang dan potensi untuk ikut serta dalam
meningkatkan pendapatan keluarga. Diharapkan dengan kegiatan ini semakin banyak
lagi wanita, khususnya ibu-ibu yang termotivasi menjadi pengusaha," kata Ny.
Enny.(***/zul)