2. teori penunjang 2.1. harga - dewey.petra.ac.id · 2. teori penunjang 2.1. harga harga adalah...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
9
2. TEORI PENUNJANG
2.1. Harga
Harga adalah sebuah proses dimana seseorang menafsirkan nilai harga dan
atribut ke barang atau pelayanan yang diinginkan. Penetapan harga dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal
meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya dan
metode penetapan harga. Faktor eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan,
persaingan dan elemen lainnya (Machfoedz, 2005). Ekspektasi seseorang juga
harus diperhatikan oleh perusahaan, orang yang membayar lebih mahal akan
memiliki ekspektasi yang lebih tinggi sehingga perusahaan harus memperhatikan
kualitas layanan yang diberikan pada pengguna.
Leonardo dan Erwan (2012) menyebutkan persepsi mengenai harga diukur
berdasarkan persepsi pengguna yaitu dengan cara menanyakan kepada pengguna
variabel - variabel apa saja yang menurut pengguna paling penting dalam memilih
sebuah produk. Persepsi harga dibentuk oleh dua dimensi utama yaitu, persepsi
kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan.
Menurut Stanton (1994), ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu:
a. Keterjangakauan harga
Dalam menetapkan harga jual produsen mempertimbangkan kemampuan beli
pengguna. Keterjangkauan harga ditawarkan oleh produsen agar dapat menjangkau
seluruh pengguna, termasuk pengguna dengan daya beli rendah
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen yang disesuaikan
dengan kualitas produk yang dapat diperoleh oleh pengguna. Untuk produk dengan
kualitas tinggi, produsen akan menetapkan harga yang tinggi dan sebaliknya.
Penetapan harga berdasarkan kualitas produk memberikan kesempatan bagi
pengguna untuk memilih produk mana yang akan pengguna beli.
c. Daya saing harga
Daya saing harga yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen berbeda
dan bersaing dengan harga yang diberikan oleh produsen lain pada satu jenis produk
Universitas Kristen Petra
10
yang sama. Daya saing harga menjadi salah satu pertimbangan penting bagi
pengguna dalam memutuskan pembelian. Pengguna dapat menjadi tidak loyal pada
suatu perusahaan dikarenakan perusahan pesaing menawarkan harga yang lebih
rendah.
d. Kesesuaian harga dengan manfaat
Penetapan harga yang dilakukan oleh produsen yang disesuaikan dengan
manfaat produk yang didapat oleh pengguna. Untuk produk yang memiliki manfaat
lebih besar maka produsen akan menetapkan harga jual yang lebih tinggi begitupun
sebaliknya. Saat pengguna akan memutuskan pembelian, pengguna akan
membandingkan manfaat yang didapatkan dengan harga yang ditawarkan, apabila
pengguna merasa kurang sesuai biasanya pengguna akan beralih pada produk atau
perusahaan lain.
2.2. E-Servqual
Dengan meningkatnya aplikasi e-commerce dalam organisasi, pentingnya
adanya E-servqual untuk mengukur dan memantau kualitas layanan dalam internet
sudah diakui. E-servqual telah dianggap memiliki potensi tidak hanya untuk
memberikan manfaat strategis, tetapi juga untuk meningkatkan efisiensi dan
profitabilitas operasional. Li dan Suomi (2009) dalam penelitiannya mempelajari
tentang skala alternatif dimensi Servqual yang sifatnya masih dipertahankan di
bidang e-service, dan membuat beberapa dimensi dan atribut baru dari e-service.
Menurut (Li & Suomi, 2009), dimensi dari E-Servqual di antara lain:
1. Desain Situs (Website Design)
Penampilan fisik, perlengkapan, dan penampilan perusahaan yang menjadi
elemen kunci dari akses perusahaan dan elemen yang menunjang kesuksesan
pembayaran.
2. Keandalan (Reliability)
Membuat pengguna percaya akan konsistensi perusahaan dalam memenuhi
janji-janjinya, perusahaan dapat diandalkan.
Universitas Kristen Petra
11
2. Responsif (Responsiveness)
Membuat pengguna merasa nyaman selama melakukan pembelian dan
memastikan pengguna dapat melanjutkan transaksi tanpa ada gangguan dengan
memberikan tanggapan yang cepat.
3. Keamanan (Security)
Memastikan bahwa pengguna terbebas dari bahaya, resiko, dan kekhawatiran.
2. Pemenuhan (Fulfillment)
Memastikan pengguna mendapatkan informasi yang tepat mengenai
ketersediaan produk maupun jasa secara cepat dan akurat.
3. Personalisasi (Personalization)
Layanan pribadi untuk pengguna yang bertujuan untuk memenuhi apa yang
diinginkan pengguna.
4. Informasi (Information)
Memberikan informasi yang memadai untuk membantu pengguna melakukan
keputusan pembelian.
5. Empati (Empathy)
Respon terhadap pengguna menunjukkan bahwa perusahaan memahami
kebutuhan pengguna.
2.3. Kemudahan
Kemudahan merupakan suatu hal yang penting dalam traveling dan
didukung dengan sistem keamanan yang kuat akan mengubah tren penggunaan
website menjadi aplikasi dalam melakukan reservasi melalui OTA. Kemudahan
penggunaan adalah komponen penting dari keputusan seseorang untuk mengadopsi
teknologi informasi baru (Davis, 1989). Jika aplikasi sulit dijalankan dan memakan
waktu, akan membuat pengguna kurang nyaman dalam menggunakannya. Untuk
melakukan belanja online yang baik, aplikasi harus mudah dijalankan. Cho dan
Agrusa (2006) mengukur pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap
aplikasi OTA serta kepuasan, faktor tersebut, yaitu kemudahan penggunaan
terhadap aplikasi OTA sebagai penentu sikap yang signifikan, yang pada akhirnya
mempengaruhi kepuasan seseorang yang pada akhirnya menghasilkan loyalitas.
Universitas Kristen Petra
12
Indikator kemudahan menurut Ozturk et al, 2016 adalah:
a. Mengoperasikan aplikasi OTA dengan mudah.
b. Mudah bagi pengguna untuk terampil dalam menggunakan aplikasi OTA dalam
bentuk website maupun mobile app.
c. Mudah melakukan reservasi dengan menggunakan aplikasi OTA.
2.4. Loyalitas Konsumen
Loyalitas diartikan sebagai perilaku seseorang yang suka terhadap sebuah
merk (Keller, 1993). Pada umumnya perusahaan memfokuskan diri untuk mencari
konsumen baru sebanyak-banyaknya, sedangkan usaha untuk memberdayakan
konsumen lama kurang diperhatikan. Padahal biaya untuk mencari konsumen baru
lebih besar daripada biaya untuk mempertahankan konsumen lama dan
menjadikannya loyal. Konsumen yang merasa puas belum menjamin konsumen
akan loyal karena, seperti dilaporkan Harvard Business Schooll Review, tiap tahun
15% – 40% dari konsumen yang semula puas kemudian beralih ke pesaing. Dengan
kata lain, kepuasan tidak lantas berarti loyalitas. Loyalitas ditunjukkan oleh aksi
yang dilakukan konsumen tanpa ada keterpaksaan dan tekanan dari pihak manapun.
Sikap loyal merupakan tujuan akhir dari perusahaan dalam membina konsumen.
Konsumen yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan dalam
meningkatkan laba dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
2.4.1 Karakteristik Konsumen yang Loyal
Griffin (2003) menyebutkan karakteristik atau sikap yang dilakukan oleh
konsumen yang loyal, yaitu:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur
Konsumen yang loyal dengan produk atau jasa yang dibelinya, akan
mengulangi pembelian itu lebih dari dua kali pada perusahaan yang sama secara
teratur.
2. Membeli antarlini produk dan jasa
Konsumen yang loyal tersebut akan memperluas kesetiaan konsumen kepada
produk atau jasa lain yang dibuat oleh produsen yang sama. Pada akhirnya orang-
orang ini adalah konsumen yang setia bagi perusahaan untuk selamanya.
Universitas Kristen Petra
13
3. Mereferensikan kepada orang lain
Konsumen yang loyal akan menunjukan sikap penolakan terhadap produk atau
jasa lain karena telah menaruh kepercayaan dan merasa menjadi bagian dalam
perusahaan tersebut.
4. Menunjukkan penolakan terhadap tawaran dari pesaing
Konsumen yang loyal tidak akan tertarik pada promosi atau bentuk tawaran
yang diberikan perusahaan lain.
Griffin (2003) membagi loyalitas ke dalam empat jenis loyalitas yang
berbeda berdasarkan keterikatan rendah dan tinggi yang diklasifikasi-silang dengan
pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi, seperti pada tabel dibawah.
Tabel 2.1 Empat jenis loyalitas
Pembelian Berulang
Keterikatan
Relatif
Tinggi Rendah
Tinggi Loyalitas Premium Loyalitas Tersembunyi
Rendah Loyalitas yang Rendah
Tanpa Loyalitas
Sumber: Griffin (2003)
1. Tanpa loyalitas (no loyalty)
Untuk berbagai alasan beberapa konsumen tidak mengembangkan loyalitas
terhadap produk atau jasa tertentu. Keterikatannya yang rendah terhadap suatu
produk atau jasa dikombinasikan dengan tingkat pembelian berulang yang rendah
menunjukan tidak adanya loyalitas. Secara umum, perusahaan harus menghindari
membidik para pembeli jenis ini karena pembeli tidak akan pernah menjadi
konsumen yang loyal, pembeli jenis ini berkontribusi sedikit pada kekuatan
keuangan perusahaan.
2. Loyalitas yang lemah (inertia loyalty)
Pada jenis ini keterikatan yang dirasakan konsumen rendah digabung dengan
pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia
loyalty). Konsumen ini membeli karena kebiasaan. Ini adalah jenis pembelian
“karena kami selalu menggunakannya” atau “karena sudah terbiasa”. Dengan kata
lain, faktor nonsikap dan faktor situasi merupakan alasan utama membeli. Pembeli
Universitas Kristen Petra
14
ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau minimal tiada
ketidakpuasan yang nyata. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk
yang sering dibeli. Pembeli ini rentan beralih ke produk pesaing yang dapat
menunjukan manfaat yang jelas.
3. Loyalitas tersembunyi (latent loyalty)
Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pebelian
berulang yang rendah menunjukan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Pada jenis
ini konsumen dipengaruhi oleh situasi dan bukan pengaruh sikap yang menentukan
pembelian berulang.
4. Loyalitas premium
Jenis loyalitas premium terjadi apabila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan
tingkat pembelian ulang yang tinggi juga. Pada tingkat preferensi paling tinggi
tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan
senang membagi pengetahuan dengan rekan dan keluarga. Para konsumen ini
menjadi pendukung produk atau jasa tersebut dan selalu menyarankan orang lain
untuk membelinya.
2.4.2 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen
Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Menurut
Zikmund dalam Vanessa (2007) loyalitas konsumen dipengaruhi oleh lima faktor
yaitu:
1. Kepuasan (Satisfaction)
Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan sebelum
melakukan pembelian dengan kinerja yang dirasakan.
2. Ikatan Emosi (Emotional bonding)
Dimana seseorang dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya
tarik tersendiri sehingga dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek, karena merek
dapat mencerminkan karakteristik seseorang. Ikatan yang tercipta dari sebuah
merek ialah ketika seseorang merasakan ikatan yang kuat dengan orang lain yang
menggunakan produk atau jasa yang sama.
Universitas Kristen Petra
15
3. Kepercayaan (Trust)
Kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah merek
untuk melakukan atau menjalankan sebuah fungsi.
4. Kemudahan (Choice reduction and habit)
Seseorang akan merasa nyaman dengan sebuah merek saat melakukan
transaksi diberikan kemudahan. Bagian dari loyalitas konsumen seperti pembelian
produk secara teratur dapat didasari pada akumulasi pengalaman setiap saat.
5. Pengalaman dengan Perusahaan (History with company)
Sebuah pengalaman seseorang pada perusahaan dapat membentuk perilaku.
Ketika kita mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan, maka kita akan
mengulangi perilaku kita pada perusahaan tersebut.
2.4.3 Indikator Loyalitas
Indikator loyalitas menurut Ozturk, et al (2016) adalah:
a. Akan mengguakan layanan OTA untuk mencari informasi.
b. Akan merekomendasikan ke orang lain untuk menggunakan layanan OTA.
c. Akan menggunakan layanan OTA sekarang dan di masa depan.
2.5. Online Travel Agent (OTA)
Industri pariwisata sangat dipengaruhi oleh persepsi wisatawan terhadap
obyek wisata yang dikunjungi. Apabila persepsi yang ditimbulkan bersifat positif,
maka bisa tersebar ke wisatawan lain dan membawa pengunjung untuk
mengunjungi destinasi wisata tersebut. Sebaliknya, apabila persepsi yang
ditimbulkan bersifat negatif, maka kunjungan wisatawan ke obyek wisata tersebut
bisa berkurang. Wisatawan bisa dengan mudah mengakses informasi - informasi
mengenai obyek wisata yang akan dikunjungi dengan bantuan internet. Segala opini
atau pendapat wisatawan dapat diakses oleh semua orang, melalui OTA yang saat
ini sedang populer digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kim, Kim & Han (2007)
mendefinisikan OTA adalah penyedia online informasi perjalanan yang membantu
orang untuk membeli tiket perjalanan dan kenyamanan terkait lainnya. OTA
memiliki keuntungan yaitu, melalui bundling, yang bisa mengurangi biaya - biaya
lainnya (Kim, Bojanic, and Warnick, 2009; Stremersch and Tellis, 2002). Dengan
produk bundling, penerbangan, kamar hotel, dan rental kendaraan ditawarkan
Universitas Kristen Petra
16
sebagai paket bundling yang populer dengan harga yang didiskon (Carroll,
Kwortnik, and Rose 2007). Caroll, Kwortnik, and Rose (2007) menyebutkan bahwa
OTA juga memperbolehkan untuk membeli dua atau lebih produk yang ditawarkan
dalam bentuk paket yang dikenal oleh kalangan masyarakat sebagai price bundles
yang sudah diberi diskon.
2.6. E-commerce
Istilah e-commerce merupakan singkatan dari electronic commerce, yang
dapat didefinisikan sebagai mekanisme transaksi jual dan beli dengan
menggunakan fasilitas internet sebagai media komunikasi (Sakti, 2014). Menurut
Turban et al (2012) e-commerce ialah proses membeli, menjual, memindahkan,
atau mengganti produk, layanan dan atau informasi melalui hubungan komputer
seperti internet. Berikut adalah beberapa definisi e-commerce menurut Adam
(2003), e-commerce adalah penggunaan komunikasi elektronik dan teknologi
pemroses informasi digital di dalam transaksi bisnis untuk membuat,
mengtransformasikan, dan meredifinisikan hubungan untuk menciptakan nilai
antar organisasi, dan antara organisasi dan individu. Menurut Rayport dan Jaworski
(2000), e-commerce adalah pertukaran yang dimediasi oleh teknologi antar
beberapa kelompok (individual atau organisasi) secara elektronik berbasiskan
aktivitas intra-organisasi atau inter-organisasi yang memfasilitasi pertukaran
tersebut. Dan menurut Awad (2002), e-commerce adalah pemasaran, dan penjualan
produk dan jasa pada internet.
Menurut Hidayat (2008) ada beberapa kelebihan yang dimiliki e-commerce
dan tidak dimiliki oleh transaksi bisnis yang dilakukan secara offline, beberapa hal
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Produk
Banyak jenis produk yang bisa dipasarkan dan dijual melalui internet seperti
pakaian, mobil, sepeda, dsb.
2. Tempat menjual produk
Tempat menjual adalah internet yang berarti harus memiliki domain dan
hosting.
3. Cara menerima pesanan
Universitas Kristen Petra
17
Melalui e-mail, telepon, sms, dsb.
4. Cara pembayaran
Melalui credit card, Paypal, tunai, dsb.
5. Metode pengiriman
Menggunakan Pos Indonesia, EMS, atau JNE.
2. Customer service
e-mail, contact us, telepon dan chat jika tersedia dalam software.
Manfaat utama dari dari sudut pandang orang adalah kemudahan dalam
mengakses dan dapat melakukan pembelian dimana saja dan kapan saja. Manfaat
utama e-commerce menurut Khan (2016) adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi biaya transaksi untuk berpartisipasi dalam pertukaran di pasar.
b. Peningkatan kenyamanan misalnya transaksi dapat dilakukan 24 jam sehari,
tanpa memerlukan interaksi fisik dengan organisasi bisnis.
c. Penghematan waktu seperti membeli atau menjual produk apa saja kapan saja
dengan bantuan internet.
d. Akses cepat dan berkesinambungan ke informasi misalnya lebih mudah untuk
mengakses informasi memeriksa situs web yang berbeda dengan mengklik
tombol.
e. Kenyamanan seperti contohnya semua pembelian dan penjualan dapat
dilakukan dari kenyamanan duduk di rumah atau tempat kerja atau dari tempat
yang diinginkan.
f. Beralih ke perusahaan lain dimana dapat dengan mudah mengubah perusahaan
kapan saja jika layanan perusahaan tidak memuaskan.
g. Seseorang dapat membeli produk yang tidak tersedia di pasar lokal atau
nasional, yang memberi akses yang lebih luas ke produk daripada sebelumnya.
h. Seseorang dapat memberikan komentar ulasan tentang suatu produk dan dapat
melihat apa yang orang lain beli atau melihat komentar ulasan dari sebelum
melakukan pembelian akhir.
Universitas Kristen Petra
18
2.7. Penelitian Terdahulu
Universitas Kristen Petra
19
Tabe
l 2.2
Pen
eliti
an T
erda
hulu
(sam
bung
an)
Universitas Kristen Petra
20
Tabe
l 2.2
Pen
eliti
an T
erda
hulu
(sam
bung
an)
Universitas Kristen Petra
21
Dari 7 penelitian terdahulu di tabel 2.1, terlihat bahwa, harga, layanan, dan
kemudahan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap loyalitas pengguna.
Loyalitas terbangun didapatkan melalui harga yang murah, E-Servqual yang baik,
serta kemudahan dalam mengakses suatu OTA, melalui aplikasi mobile OTA.
Beberapa jurnal ada yang membandingkan antara harga, E-Servqual dan
kemudahan, hasil dari jurnal tersebut menyatakan harga lebih berpengaruh terhadap
loyalitas dibandingkan dengan E-Servqual dan kemudahan. Namun sebaliknya di
penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa E-Servqual serta kemudahan juga tidak
kalah penting dari harga sebagai faktor yang mempengaruhi loyalitas pengguna.
2.8. Hubungan Variabel
1. Hubungan Harga terhadap Loyalitas Pengguna
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan pada suatu produk tertentu. Karena harga merupakan faktor yang utama
bagi pengguna sebelum melakukan keputusan pembelian maka harga yang
dibayarkan harus sesuai dengan kualitas yang dirasakan oleh pengguna. Jika harga
yang dibayarkan sesuai dengan kualitas yang dirasakan pengguna, pengguna akan
merasa puas dan sebaliknya pengguna akan merasa kecewa jika harga yang
dibayarkan tidak sesuai dengan kualitas yang dirasakan. Menciptakan kepuasan
pengguna tidaklah mudah, perusahaan harus bersaing dengan perusahaan lain untuk
mendapatkan pengguna yang benar-benar loyal. Dengan harga yang sesuai dengan
kualitas dan menghasilkan kepuasan maka akan timbul juga loyalitas pengguna.
Dimana pengguna akan terus menggunakan suatu OTA secara terus menerus jika
pengguna merasa bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang
didapat. Menurut penelitian dari Kim, Kim, Han (2006) harga termurah merupakan
faktor terpenting bagi seseorang untuk menggunakan suatu OTA. Dimana orang-
orang akan membandingkan beberapa aplikasi OTA untuk mendapatkan harga
termurah. Sehingga semakin murah harga yang ditawarkan suatu OTA, semakin
banyak pengguna yang akan menggunakannya berulang-ulang kali.
H1: Harga merupakan variabel yang paling berpengaruh positif dan signifikan
dalam penggunaan aplikasi OTA terhadap loyalitas pengguna hotel di Surabaya.
Universitas Kristen Petra
22
2. Hubungan E-Servqual terhadap Loyalitas Pengguna
Kualitas E-Servqual merupakan hal yang penting untuk mendapatkan loyalitas
pengguna. Dengan adanya layanan yang baik dan memuaskan pengguna, maka
pengguna akan merasa puas yang akan menuntun ke loyalitas konsumen. Kualitas
layanan dikatakan memuaskan jika melebihi dari ekspetasi seseorang. Menurut
Parasuraman, et.al (1988) apabila pelayanan yang diterima dan dirasakan sesuai
dengan harapan seseorang maka kualitas pelayanan tersebut dianggap baik, dan
sebaliknya apabila kualitas pelayanan yang diterima dan dirasakan tidak sesuai
dengan yang diharapkan konsumen maka kualitas pelayanan tersebut dipersepsikan
buruk. Baik buruknya layanan yang diberikan tergantung pada kemampuan
produsen jasa dalam memberikan E-Servqual. E-Servqual menjadi suatu keharusan
yang ditingkatkan oleh produsen demi mendapatkan loyalitas pengguna, karena
merupakan evaluasi dari keseluruhan jasa yang diterima langsung oleh pengguna.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Li & Suomi (2009) mengatakan bahwa 8
dimensi E-Servqual yang terdiri dari website design, reliability, responsiveness,
security, fulfillment, personalization, information dan empathy sangat penting,
tetapi yang paling dipehatikan dan penting bagi pengguna diantara 8 dimensi
tersebut adalah reliability.
H2: E-Servqual berpengaruh positif dan signifikan dalam penggunaan aplikasi OTA
terhadap loyalitas pengguna hotel di Surabaya.
3. Hubungan Kemudahan terhadap Loyalitas Konsumen
Menurut Davis (2016), kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai suatu
tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem
tertentu tidak diperlukan usaha apapun (free of effort) atau teknologi tersebut dapat
dengan mudah dipahami oleh pengguna. Kemudahan penggunaan menjadi hal yang
penting dalam membangkitkan loyalitas pengguna terhadap suatu OTA, dengan
mudahnya penggunaan transaksi dalam pemesanan hotel dapat memberikan
kepuasan yang berakibat langsung terhadap loyalitas penggunanya. Jika pengguna
sudah merasa nyaman dengan sebuah merek, pengguna akan terus menggunakan
suatu OTA dengan terus menerus. Kemudahan bisa dari segala aspek, seperti
kemudahan dalam mencari informasi di aplikasi, menyediakan alat inovatif yang
Universitas Kristen Petra
23
dapat membantu pengguna dalam melakukan pencarian, kemudahan melakukan
rescheduling, pembayaran pesanan secara digital, bisa mendapatkan potongan
harga melalui promo-promo yang tersedia, dsb. Dari penelitian Ozturk, et al. (2016)
dapat disimpulkan bahwa kemudahan penggunaan memiliki dampak yang
signifikan terhadap loyalitas pengguna.
H3: Kemudahan berpengaruh positif dan signifikan dalam penggunaan aplikasi
OTA terhadap loyalitas pengguna hotel di Surabaya.
2.9. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Reservasi hotel secara online melalui OTA
Harga • Keterjangkauan harga • Kesesuaian harga
dengan kualitas produk
• Daya saing harga • Kesesuaian harga
dengan manfaat Sumber: Stanton (1994)
Kemudahan • Mengoperasikan aplikasi
OTA dengan mudah • Mudah bagi pengguna untuk
terampil dalam menggunakan OTA dalam bentuk website maupun aplikasi
• Mudah melakukan reservasi dengan menggunakan OTA Sumber : Ozturk, et al (2016)
E-servqual • Desain situs • Keandalan • Responsif • Keamanan • Pemenuhan • Personalisasi • Informasi • Empati
Sumber : Li &Suomi (2009)
Loyalitas terhadap OTA • Akan menggunakan OTA dalam mencari informasi • Akan merekomendasikannya ke orang lain untuk
menggunakan layanan OTA • Akan selalu menggunakan layanan OTA dimasa
depan
Sumber: Ozturk, et al (2016)
Universitas Kristen Petra
24
Di era modern ini, muncul aplikasi OTA yaitu, biro-biro perjalanan dengan
sistem online dan self service yang membantu masyarakat untuk melakukan
booking hotel saat akan berlibur. Banyak konsumen yang melakukan reservasi
hotel melalui OTA. Biasanya para konsumen memperhatikan harga, layanan, serta
kemudahan dalam penggunaan suatu OTA, dimana pemakaian yang terus menerus
dapat menimbulkan loyalitas dari pengguna OTA. Dapat dilihat dari fenomena ini,
penulis ingin menelusuri bahwa harga, layanan, dan kemudahan dalam penggunaan
OTA berpengaruh terhadap loyalitas pengguna di Surabaya.