2. perkembangan reproduksi

45
PERKEMBANGAN REPRODUKSI SUDARYANI, S.Kep Ners, M.KEP

Upload: uwais-hakkim

Post on 28-Nov-2015

36 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Perkembangan Reproduksi pada manusia

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN REPRODUKSI

SUDARYANI, S.Kep Ners, M.KEP

Tujuan PembelajaranUmumMahasiswa mampu memahami fisiologi

reproduksi wanita sepanjang proses kehidupan.

KhususMahasiswa dapat menjelaskan perkembangan reproduksi pada masa :

Konsepsi – janin Bayi Kanak – kanak Pubertas Usia Subur Klimakterium Menopause

Pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi.

Pertumbuhan dan perkembangan organ genetal.

Ovarium janin: oogonium → oosit primer. Oogonium di ektoderm embrional dari saccus

vitellinus → migrasi ke epitelium germinativum (mgg ke 6 intrauteri).

Dikelilingi sel pregranulosa (pelindung & penutrien) → membentuk folikel primordial

Masa Konsepsi - Janin

Masa Bayi

Organ reproduksi lengkap (ovarium, tuba, uterus, vagina dan genetalia eksterna)

Jumlah folikel primordial ± 750.000 butir. Oosit primer mereplikasi DNA dan masuk

fase profase I melalui pembelahan meiosis. Oosit primer istirahat hingga masa pubertas. 1 – 2 mg pasca lahir kadang uterus > besar,

mammae membesar, sekresi cairan (spt susu), pseudomenstruasi.

Ratio serviks dan korpus uteri 1 : 1 (hypertrophi korpus)

Estrogen & gonadotropin ↓↓

Asiditas vagina ↓ rendah → mudah infeksi.

Pengaruh hormon Adrenarke hipofisis: sekresi androgen ↑→ pertumbuhan badan.

Tampak perbedaan perilaku perempuan & laki-laki, karena lingkungan & pendidikan

Masa Kanak-Kanak

Masa Pubertas

Hormon gonadarke: gonadotopin dan estrogen ↑

Perubahan biologis dan maturasi seksual Terjadi oogenesis oleh stimulasi FSH (Follicle

stimulating hormone) Dipengaruhi: genetik, nutirisi & budaya,

stress. Berlangsung ± 8 – 13 th (Laki 9,5 – 14 th) Ratio serviks dan korpus uteri:

Pubertas 2 : 1 karena pengaruh estrogen Dewasa 1 : 2

• Estrogen oleh sel granuosa

• Inhibitor folikel• Spermatogenesis oleh sel sertoli (♂)

Pubertas Perempuan

Hypothalamus

Hypofisis

Ovarium:Folikel berkembang

GnRH

FSH LH

• Ovulasi• Androgen oleh sel theca

• Testosteron oleh sel leydig (♂)

Masa Pubertas Estrogen:

Penutupan garis epifisis tulang → pertumbuhan badan berhenti.

Terjadinya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis.

Pematangan organ genetal eksterna. Progesteron

Endometrium pada fase sekretori. Pertumbuhan kelenjar mamae ↑ Membantu relaksasi uterus

Androgen ---> pembentukan badan.

Perubahan Fisik Pubertas

Perubahan ukuran badan: TB lebih dulu dari BB

Perbandingan badan: Panjang kaki & tangan menyesuaikan

perubahan TB dan BB. Perkembangan ciri-ciri seks primer:

♀: pematangan ovum ditandai menarche. ♂: pembentukan sperma ditandai emisi

nocturnal (mimpi basah) Perubahan ciri seks sekunder

Perempuan: Pembesaran

payudara & putting susu

Pelebaran panggul & pelvis: gynekoid

Tumbuh rambut pubis, aksila, lengan & kaki

Perubahan suara Aktifitas kelenjar

minyak kulit & sebum↑

Perubahan Seks Sekunder Pubertas

Laki- laki Pelebaran dada Ukuran testis &

penis ↑ Penyempitan

panggul dan pelvis: android

Tumbuh rambut pubis, aksila, dada, lengan, kaki & wajah.

Pembesaran jakun dan perubahan suara.

Aktifitas kelenjar minyak kulit & sebum↑

Perubahan Psikis Pubertas

Ketertarikan pada lawan jenis Kesadaran/aktualisasi diri berlebihan Emosi tak stabil Timbul kemandirian

konflik psikologis

Masa Reproduksi Masa terpenting bagi perempuan. Berlangsung ± 33 tahun. Ovulasi ± 450 kali, haid 1800 hari Dibagi 3 tahap:

Masa menunda kehamilan Masa mengatur kehamilan Masa mengakiri kehamilan

Usia 40 th. fertilitas menurun

Masa Menunda Kehamilan (16 – 20 th) Karakteristik Fisik

- Alat reproduksi & tanda seks sekunder belum matang

- Hymen utuh- Siklus haid kadang blm teratur- Menstruasi tanpa ovulasi

Karakteristik Psikis- Fungsi psikis belum matang (sering

cemas & ragu)

Masa Mengatur Kehamilan (20 -30 th)

Perubahan fisik:- Alat reproduksi & tanda seks sekunder >

matang - Siklus haid teratur (26 – 36 hr/ rata-rata

28 hr)

Perubahan psikis- Bertanggung jawab- Mandiri- Produktif

Masa Mengakhiri Kehamilan (>30 th)

Perubahan fisik Haid tdk lancar / tdk teratur Payudara menjadi lembek Vulva kering dan uterus mengecil Kulit & rambut keriput dan mengering

Perubahan psikis Masa yang ditakuti Masa transisi Masa penyesuaian Masa berprestasi

Klimakterium Masa peralihan masa reproduksi & masa

senium pada wanita Lama ± 13 tahun (Biasanya umur 40-65

th) Pra menopause (± 6 th sbl menopause) Pasca menopause (± 6-7 th ssd

menopause) Menopause: saat terjadi haid terakhir.

Diagnosis ± 1 th.amenorrhe Rata-rata terjadi pada usia 50 tahun

Penyebab Klimakterium Penurunan fungsi pada ovarium:

Sklerosis pembuluh darah Jumlah folikel ↓ Sintesis steroid seks ↓ Sekresi estrogen ↓ Gangguan umpan balik pada hipofise

Perubahan Klimakterium Produksi FSH dan LH Vagina kering: jaringan dinding vagina tipis. 80% siklus haid tak teratur 25 % siklus haid anovulatoir Perdarahan tidak teratur (Oligomenore,

polimenore, & hipermenore) Postur tubuh: gendut Gangguan nerovegetatif, gangguan

metabolisme Gangguan psikis: Mudah tersinggung, lekas

lelah, kurang semangat, susah tidur, gatal, pelupa.

Gangguan Neurovegetatif Klimakterium

Hot flushes: kulit merah, hangat & keringat >> o/k aliran darah di wajah, leher, dada & punggung ↑ 75% wanita menopause Terjadi > 1 tahun & 25-50% > 5 tahun Berlangsung 30 detik sampai 5 menit. Banyak keringat → Rasa kedinginan →

haus Desing dalam telinga, Jari-jari atrofi, Gangguan usus (meteorismus). Sakit kepala, kesemutan dan palpitasi

Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser).

infark miokard, atherosklerosis, kolpitis, disuria, dispareunia, artritis,

Gejala endokrinium: hipertirosis, defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.

Osteoporosis, terutama pada wanita: Kurus Perokok, alkoholism, kortikosteroid >> Asupan kalsium yang rendah Jarang berolah raga.

Gangguan Organik Klimakterium

Faktor yang mempengaruhi gejala:

Genetik: usia menarche mempengaruhi cepat lambatnya terjadi menopause.

Nutrisi (kolesterol, kalsium, fosfat ,vitamin).

Kadar hormon estrogen. Kebiasaan hidup (olahraga, minum teh,

kopi, alkohol, perokok ). Tingkat pendidikan dan status ekonomi. Pengangkatan kedua ovarium.

Penatalaksanaan Klimakterium Sedatif, psikofarma. Psikoterapi. Diet Hormon estrogen, syarat:

Tekanan darah & kelenjar tiroid normal Pemeriksaan sitologi/ pap smear normal. Tidak ada mioma uterus, varises, obesitas Kadar Hb, kolesterol total, HDL,

trigliserida,kalsium, fungsi hati normal. Efek samping pemberian estrogen:

Metrorragia, menorragia, mual, sakit kepala, pruritus berat

Pencegahan Sindrom Klimakterium Pengaturan makanan (rendah lemak

cukup vitamin A, C, D, E & serat) Konsumsi makanan mengandung

fitoestrogen: Isoflavon (kacang-kacangan) Lignan (padi, sereal & sayur-

sayuran) Caumestran (daun semanggi)

Tambahan asupan Kalsium 1000-15000 mg/hari

Konsumsi makanan rendah gula Hindari kegemukan, kenaikan tekanan

darah dan obstipasi Olahraga dan tidur yang teratur Hidup tenang & dekatkan diri pada

Tuhan Jauhkan dari pekerjaan yang

menjemukan Pap Smear rutin 1 tahun sekali

Pencegahan Sindrom Klimakterium

Masa Senium

Masa setelah pasca menopause dan tercapai keseimbangan baru shg tidak terjadi gangguan vegetatif & psikis

Atrofi selaput & alat-alat genital Mamae menjadi lebih lembek. Sering mengalami osteoporosis

Proses Menstruasi Menstruasi : pelepasan endometrium yang disertai

dengan pendarahan dan terjadi setiap bulan kecuali saat kehamilan.

Menstruasi yang terjadi terus-menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi.

Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (biasanya sekitar usia 45 – 55 tahun).

Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari

Proses Menstruasi Diawali produksi FSH (Follicle Stimulating

Hormone) oleh hipofisis. FSH → sel telur tumbuh menjadi folikel degraaf →

fase folikuler. Folikel de graaf menghasilkan estrogen. Estrogen

↑↑ hambat FSH → hipofisis memproduksi Luteinizing Hormone (LH). → fase estrus

LH → ovulasi dan merangsang folikel kosong menjadi badan kuning/korpus luteum.

Corpus luteum menghasilkan progesteron → fase luteal

Progesteron hambat FSH & LH → korpus lisut → progesteron ↓ → menstruasi

Siklus menstruasi Pengendali: Poros endokrin hipotalamus – hipofisis –

ovarium Hipotalamus mempengaruhi hipofisis melalui GnRH –

Gonadotrophin Releasing Hormone GnRH → hipofise anterior memproduksi

FSH (Follicle Stimulating Hormone): stimulasi maturasi folikel & produksi estrogen oleh folikel

LH (Luteinizing Hormon): stimulasi ovulasi & produksi progesteron oleh corpus luteum

Macam: Siklus Uterus dan Siklus Ovarium

Poros endokrin hipotalamus – hipofisis – ovarium

SIKLUS UTERUS Terjadi perubahan pada endometrium & lendir

servik akibat produksi hormon steroid. Endometrium terdiri dari :

Lapisan superfisial (stratum fungsional): mengelupas saat haid

Lapisan profundus (stratum basalis): tumbuh mengganti lapisan superfisial yg terkelupas saat haid

Terdiri dari 3 fase: Fase proliferasi Fase sekresi Fase menstruasi: endometrium menebal

SIKLUS UTERUS: Endometrium Fase proliferasi

Fase folikuler: endometrium terpapar estrogen. Proses regenerasi endometrium Bentuk kelenjar lurus dan teratur sejajar satu

sama lain dengan sekresi kelenjar yang minimal  Fase sekresi

Setelah ovulasi: progesteron → pertumbuhan endometrium (-) & kelenjar endometrium aktif/ fase sekretorik

Kelenjar memanjang dan berkelok-kelok dan sel epitel mengandung banyak vakuole

SIKLUS UTERUS: Endometrium Fase menstruasi

Estrogen & progesteron ↓ di akhir fase luteal. Terjadi kontraksi spasmodik arteri spiralis →

nekrosis iskemik endometrium → pengelupasan endometrium (HAID)

SIKLUS UTERUS: Lendir Servik Kualitas lendir servik bervariasi Fase folikuler dini : lendir servik kental &

impermeabel • Fase folikuler lanjut : estrogen ↑ → komposisi

lendir servik encer & mudah dipenetrasi sperma (spinnbarkheit)

Pasca ovulasi : progesteron ↑ → lendir servik kental dan impermeabel cervical mucus - Ferning

SIKLUS OVARIUM

Mengendalikan perkembangan endometrium. Durasi rata-rata siklus menstruasi 28 hari Terdiri dari :

Fase Folikuler Fase Ovulasi Fase Luteal (pasca ovulasi)

Siklus memanjang ( > 28 hari ): fase luteal tetap 14 hari, fase folikuler berubah

SIKLUS OVARIUM

Fase Folikuler (hari 1 – 10) Awal siklus: FSH dan LH relatif tinggi & memicu proses

maturasi 10 – 20 folikel folikel dominan (hanya satu, yang lain atresia )

FSH & LH ↑ karena estrogen dan progesteron ↓ pasca fase haid sebelumnya.

SIKLUS OVARIUM

Fase Folikuler/Pra ovulasi (hari 9 -14) Folikel membesar & membentuk ruang penuh cairan

(antrum) - follicle d’graaf. Follicle d’graaf : oosit dikelilingi 2 – 3 lapisan sel

granulosa (cumulus oophorus) Maturasi folikel → estrogen (terut. estradiol) oleh sel

granulosa ↑ & puncak ↑ ↑ 18 jam menjelang ovulasi. Peningkatan estradiol → FSH ↓ dan LH ↑

SIKLUS OVARIUM Fase Ovulasi: masa subur ( hari 14 )

Folikel membesar cepat & diikuti protrusi permukaan cortex ovarium serta keluarnya oosit berikut dengan cumulus oophorus (ovulasi)

Kadang disertai nyeri : mittelschmerz Estradiol ↑↑ kadar → LH ↑ & FSH ↓

SIKLUS OVARIUM Fase Luteal: pasca ovulasi (hari 15 - 28)

Sel-sel granulosa dari sisa folikel yang ovulasi berubah menjadi corpus luteum.

Corpus luteum: sumber estrogen dan progesteron. Konsepsi (+): corpus luteum bertahan oleh hCG dari

hasil konsepsi. Konsepsi (-): corpus luteum regresi & siklus haid

akan dimulai kembali.