2. penanganan ikan dilaut
DESCRIPTION
Penangan Ikan di LautTRANSCRIPT
-
PENANGANAN IKAN DIATAS KAPAL
Lukman Mile
-
BATASAN PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL
Meliputi perlakuan-perlakuan yang diberikan sejak ikan ada dalam alat tangkap (pancing atau jaring) hingga ikan tersebut sampai ke darat. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kerusakan-kerusakan fisik, kimia, dan mikrobiologi serta memperlambat proses biokimia yang mengarah pada proses pembusukan.
-
PENDAHULUAN
Penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan.
Penanganan ikan laut pada dasarnya terdiri dari
dua tahap, yaitu penanganan di atas kapal dan
penanganan di darat.
Penanganan ikan setelah penangkapan atau
pemanenan memegang peranan penting untuk
memperoleh nilai jual ikan yang maksimal.
Tahap penanganan ini menentukan nilai jual dan
proses pemanfaatan selanjutnya serta mutu
produk olahan ikan yang dihasilkan
-
LANJUTAN
Ikan merupakan bahan pangan yang cepat menjadi busuk
Semua penanganan ikan termasuk peralatan (menangkap,
mengangkut dan menyimpan ikan) di dalam kapal dan di
darat harus dirancang agar penanganannya cepat, efisien,
dan mudah dibersihkan.
Tempat ikan dan palka harus dibuat dari bahan tahan karat,
cukup luas untuk melindungi ikan, mudah dibongkar pasang
dan mempunyai pegangan dan alur yang memungkinkan air,
lendir, dan darah cepat mengalir keluar.
Palka ikan harus diinsulasi yang baik, dimana palka harus
dilengkapi dengan penutup yang kedap air, serta ada lubang
saluran pembuangan.
-
Lama perjalanan dari dan ke fishing ground dan selama menangkap ikan harus ditentukan berdasarkan fasilitas yang tersedia di kapal, untuk menangani dan menyimpan hasil tangkapan dengan sistem pendinginan yang baik.
Jika ikannya berlumpur harus disemprot / dicuci dengan air dan dilakukan pemisahan menurut jenis dan ukurannya.
Setelah disortir, langsung didinginkan (es, air laut dan sedikit garam)
Suhu ikan harus dipertahankan 00C sampai tiba di pelabuhan / di daratkan.
-
Perlakuan yang dikenakan harus dapat mencegah
timbulnya kerusakan fisik (ikan tidak boleh diinjak atau
ditumpuk terlalu tinggi).
Ikan harus dilindungi terhadap terik matahari (dipasang
tenda atau atap yang melindungi tempat kerja dan
wadah/palka pengumpulan)
Jika dilakukan penyiangan, maka harus dilakukan
dengan hati-hati dan harus dihindarkan sayatan yang
kasar, salah atau melukai daging.
Setelah penyiangan, ikan segera dicuci sampai benar-
benar bersih, ditiriskan, baru kemudian siap didinginkan.
Pencucian ikan dilakukan dengan air yang mengalir dan
bersuhu rendah.
-
LANJUTAN
Pendinginan dilakukan dengan menyelubungi ikan dengan es
hancuran dan suhu ikan dipertahankan tetap pada sekitar 0C
selama penyimpanan.
Tinggi timbunan ikan dalam wadah penyimpan maksimal 50
cm ( tergantung jenis ikan) agar ikan tidak rusak.
Jika pendinginan dilakukan dengan menggunakan air laut
yang didinginkan, harus dilakukan sirkulasi air, baik secara
mekanik maupu manual, agar terjadi perataan suhu dan
terhindar dari penimbunan kotoran.
Hasil tangkapan diberi tanda dalam pengumpulan dan
pewadahan berdasarkan perbedaan angkatan jaring atau hari
penangkapan.
-
Sewaktu membongkar muatan, hendaknya
dipisahkan hasil tangkapan yang berbeda hari atau
waktu penangkapannya.
Harus dihindarkan pemakaian alat-alat yang dapat
menimbulkan kerusakan fisik, seperti sekop,
garpu, pisau dan lain-lain.
Pembongkaran muatan harus dilakukan secara
cepat dengan mengindarkan terjadinya kenaikan
suhu ikan.
CARA PEMBONGKARAN HASIL TANGKAPAN
-
Pada prinsipnya perubahan yang terjadi setelah
ikan mati ada 2 (dua) hal pertama adalah
disebabkan karena pembongkaran sendiri (self
digestion), kedua adalah sebagai hasil dari aksi
bakteri.
Bakteri akan merubah substansi kimia kompleks
menjadi komponen yang lebih sederhana.
Perusakan ini akan terus berlangsung sampai ikan
menjadi busuk benar. Aksi bakteri ini dapat ditekan
dengan menurunkan suhu lingkungannya.
PENYEBAB KEMUNDURAN MUTU IKAN DIATAS KAPAL
-
Apabila ikan mati atau dimatikan dan tidak diperlakukan
sebagaimana mestinya (misalnya ditangani dan di-es
dengan baik), maka ikan akan menuju kearah
pembusukan.
Pembusukan itu disebabkan oleh 3 macam aktifitas
yaitu ;
Proses enzimatis dan autolisis,
Proses oksidasi
Proses mikrobiologis.
Lanjutan
-
Jenis ikan (ikan laut, pelagik, demersal, ikan air tawar, udang, kerang dan lainnya).
Ukuran dan bentuk ikan.
Bentuk penyalurannya, apakah akan dipasarkan hidup atau mati, dalam bentuk dingin, beku atau sudah diolah.
Permintaan pembeli atau pasar (disiangi, difillet atau lainnya)
PENANGANAN IKAN PASCA PANEN DITENTUKAN ANTARA LAIN OLEH :
-
Kesadaran dan pengetahuan semua ABK untuk melaksanakan cara penanganan ikan secara benar.
Kelengkapan sarana penyimpanan diatas kapal yang memadai, seperti : palka ikan yang berisolasi dengan kapasitas yang cukup sesuai dengan ukuran kapal.
Kecukupan jumlah es yang dibawa saat berangkat menangkap ikan di laut.
SELAIN ITU KEBERHASILAN
JUGA DITENTUKAN :
-
Pengetahuan kondisi biologis ikan dan alat penangkap yang cocok.
Siapkan sarana pengumpulan / penyimpanan ikan yang bersih.
Pilihlah (sortir) hasil tangkapan menurut jenis dan ukuran.
Lakukan pengeesan.
Enyahkan sumber-sumber pembusukan (dengan penyiangan).
Tempatkan dalam wadah dan didinginkan.
Peliharalah suhu pendinginan sekitar 0C pada seluruh mata rantai
kegiatan penanganan.
Terapkan prinsip kebersihan dan prinsip kesehatan (sanitasi dan
higiene) pada seluruh rantai penanganan.
Lindungi ikan dari panas, aksi pembusukan, penularan dan
pencemaran.
Agar selalu memperhatikan faktor waktu.
-
Memahami dengan benar prinsip pengesan ikan, berapa banyak es yang diperlukan dan bagaimana teknik pengeesan yang dilakukan di kapal.
Prinsip pengesan ikan bertujuan untuk menekan proses penurunan mutu ikan sekecil mungkin. Karena itu, ikan yang tertangkap harus segera diturunkan suhunya menjadi 00C sampai pada penanganan berikutnya.