2. identifikasi dan analisis data 2.1 studi literatur · 10 universitas kristen petra 2....
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra 10
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1 Studi Literatur
Studi literatur merupakan sebuah acuan data dan sumber yang digunakan
dengan melakukan sebuah proses penelitian atau perancangan. Dengan adanya
data dan sumber yang konkret maka, kredibilitas dari sebuah perancangan bisa
dipertanggung jawabkan. Dalam perancangan media informasi The Blanco
Renaissance Museum Ubud Bali, diperlukan adanya dasar – dasar literatur yang
dapat mendukung proses perancangan media informasi ini. Berikut ini merupakan
dasar literatur yang digunakan untuk mendukung perancangan berbagai media
informasi The Blanco Renaissance Museum, diantaranya : museum, seni lukis,
seni lukis di Bali, Antonio Blanco, The Blanco Renaissance Museum, media
infomasi, dan juga hubungannya dengan kepariwisataan.
2.1.1 Museum
Menurut Encyclopedia Americana (619) kata ‘museum’ berasal daribahasa
Yunani kuno yaitu ‘museion’, yang memiliki arti sebagai kuil untuk melakukan
pemujaan terhadap 9 Dewi Muse. Dalam mitologi klasik, Muse adalah dewa –
dewa literatur, puisi, musik, tarian, dans emua hal yang berkaitan dengan
keindahan dan ilmu pengetahuan; mereka semua bernyanyi dan menari di bawah
pengawasan Apollo yang dalam fungsi ini mempunyai nama kepanjangan
Musagates (pimpinan para Muse). Kesembilan dewi tersebut (Calliope, Clio,
Erato, Euterpe, Thalia, Melpomene, Polyhimnia, Terpischore, dan Urama)
merupakan putri- putri dari Dewa Zeus dan Mnemosyne-dewa tertinggi dalam
Pantheon Yunani Kuno. Mereke dipuja dalam suatu acara ritual untuk melengkapi
pengabdian masyarakat pada Zeus (dalam Pengertian Museum 1).
Menurut Boyer (1996), pada dunia kepurbakalaan, museum mempunyai
dua pengertian : (1) tempat para muses; serta (2) tempat ilmu pengetahuan dan
menuntut ilmu-seperti pada museum Alexandria yang didirikan pada abad ke-3
sebelum masehi (dalam Pengertian Museum 2).
Universitas Kristen Petra 11
Dalam Collier’s Encyclopedia, vol. 16 disebutkan bahwa museum adalah
suatu institusi yang terbuka untuk umum dan pengelolaaannya demi kepentingan
umum untuk tujuan konservasi, pemeliharaan, pendidikan, pengelompokkan, serta
memamerkan objek yang memiliki nilai pendidikan dan budaya. Sedangkan
Parker (1945) menerangkan bahwa, museum dalam pengertian modern adalah
suatu lembaga yang aktivitasnya mengabdikan diri pada tugas interpretasi dunia
manusia dan lingkungan (dalam Pengertian Museum 3).
Danilov (3) menjelaskan “Museums are many things. They are
repositories for the preservation and displays of objects pertaining to our cultural
heritage; spawners of new knowledge; interpreters of art; history, science, and
other fields; instruments of informal education; centers of community activities;
stimulators of economic development; and an inspiration and aid to millions in
their daily lives and career aspirations.”
Untuk lebih menegaskan definisi museum, maka ahli permuseuman dalam
tingkat internasional yang tergabung di dalam International Council of Museums
(ICOM) di Copenhagen, Denmark pada tahun 1974 membuat rumusan tentang
museum yaitu, merupakan sebuah lembaga yang bersifat permanen, melayani
kepentingan masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak bertujuan
mencari keuntungan yang mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan,
dan mengkomunikasikan benda - benda pembuktian material manusia dan
lingkungannya, untuk tujuan – tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi (Definisi
Museum 1).
Definisi museum menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
19 Tahun 1995 tentang pemeliharaan dan pemanfaatan benda cagar budaya di
museum, museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan,
dan pemanfaatan bukti – bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan
budaya bangsa (Arti & fungsi Museum Mpu Tantular 4).
Museum secara umum dibagi menjadi beberapa macam. Di dalam
Danilov (4) “in general “museums” fall into four broad categories:”
1. Institutions with non living collections; anthropology, archaeology,
art, ethology, general, history, natural history, science, and
specialized collection museums.
Universitas Kristen Petra 12
2. Institutions with living collection: arboreta, aquariums, botanical
gardens, nature centers, and zoos.
3. Institutions with few or no collections; art centers, children’s museum,
galleries, planetariums, science-technology centers, and youth
museums.
4. Outdoor historic and/or natural sites: historic buildings and houses,
historic sites, and natural sites.
Museum Indonesia mempunyai tujuan sebagai pusat pendidikan,
merupakan salah satu pusat untuk belajar, pusat penelitian, sebagai penyedia
jaringan informasi, dan pusat rekreasi sebagai salah satu pengahayatan nilai – nilai
keindahan, konsep tersebut menunjukkan cita – cita Museum Indonesia sebagai
pusat kegiatan belajar (Arti & fungsi Museum Mpu Tantular 5).
Ditinjau dari tema dan koleksinya, jenis museum dapat dibedakan menurut
beberapa hal, yaitu (On East Java Art and Culture, par 3-6):
a. Koleksi Museum
Menurut koleksi dan juga benda yang dipamerkan dalam sebuah museum,
jenis museum dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis besar, yaitu:
1. Museum Umum
Museum umum adalah museum yang memiliki koleksi benda yang
terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan atau lingkungannya
yang memiliki kaitan dengan seni, disiplin ilmu, dan teknologi. Contoh
museum umum adalah Museum Mpu Tantular.
2. Museum Khusus
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia
dan atau lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu
cabang ilmu, dan satu cabang teknologi. Contoh museum khusus
adalah Museum Kebangkitan Nasional, Museum Bahari, dan Museum
Wayang.
b. Kedudukan Museum
Menurut kedudukannya, museum dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Museum Nasional
Universitas Kristen Petra 13
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan yang berasal dari,
mewakili, dan berkaitang dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai nasional.
Contohnya adalah Museum Nasional Republik Indonesia
2. Museum Regional Provinsi
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpuan benda yang berasal
dari, mewakili, dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari wilayah dari provinsi tertentu. Contohnya adalah
Museum Sepuluh Nopember.
3. Museum Lokal
Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal
dari, mewakili, dan berkaitan dengan bukti material manusia dan atau
lingkungannya dari wilayah kabupaten atau kotamadya tertentu.
c. Kedudukan Museum
Menurut kedudukannya, museum dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Museum Pemerintah
Musuem yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah pusat
atau pemerintah daerah setempat, misalnya Museum Sepuluh
Nopember, Museum Nasional Republik Indonesia, Museum Mpu
Tantular.
2. Museum Swasta
Musuem yang diselenggarakan dan dikelola oleh pihak swasta,
misalnya Museum House of Sampoerna, Museum Rudy Isbandi, The
Blanco Renaissance Museum.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah simpulkan bahwa museum
memiliki beberapa fungsi yang disesuaikan pada bentuk pengelolaannya, letak
geografis museum itu sendiri, serta apa saja benda atau nilai sejarah yang
dipamerkan di museum tersebut. Bentuk pelestarian dan perawatan museum
tersebut juga berbeda – beda, bergantung pada pihak mana yang mengelolanya.
2.1.2 Bali
Universitas Kristen Petra 14
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang
153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis,
Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang
membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain. Bali adalah salah
satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi
bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali
juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya seperti Pulau Nusa
Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulai Nusa Ceningan, dan Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsi
Bali terletak di Denpasar yang berada di bagian selatan pulau ini. Mayoritas
penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai
tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi
para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau
Dewata dan Pulau Seribu Pura.
2.1.3 Seni Lukis di Bali
Sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia, Bali memiliki banyak
sekali tempat untuk membeli lukisan-lukisan cantik. Di sepanjang jalan di Pantai
Kuta, Legian dan Seminyak, di Sanur, di Nusa Dua, di Pasar Seni Sukawati, di
Pasar Seni Guwang, serta di salah satu sentra kesenian di Bali yaitu di kawasan
Ubud. Kawasan Ubud memiliki banyak jajaran galeri dan museum lukisan yang
memamerkan karya – karya lukis yang banyak diburu oleh para penikmat seni
yang sedang berkunjung di Bali. Di galeri-galeri lukisan tersebut anda dapat
melihat karya-karya pelukis Bali yang paling berbakat dari berbagai aliran seni
yang ada di Bali, baik itu Gaya Klasik Kamasan, Gaya Klasik Batuan, Gaya
Tradisional Ubud, Gaya Tradisional Pengosekan, Gaya Naive atau Young Artist,
Gaya Modern, dan karya-karya pelukis Barat atau pelukis Indonesia lainnya yang
banyak mengambil tema dari kehidupan masyarakat Bali.
Mula-mula di Bali tidak dikenal lukisan komersial. Yang ada hanyalah
lukisan sebagai kesenian sakral, karena semata-mata dipergunakan sebagai hiasan
di tempat-tempat pertunjukan, di istana-sitana bangsawan dan di pura-pura, baik
itu sebagai umbul-umbul, kober ataupun sebagai langse dan ider-ider. Para
Universitas Kristen Petra 15
seniman tidak menjual lukisan hasil karyanya kepada masyarakat umum, namun
hidupnya dijamin oleh keluarga raja dan para bangsawan yang memberinya
pekerjaan tetap untuk menghias berbagai istana dan tempat ibadah yang mereka
bangun. Bahkan ada satu desa, misalnya Desa Kamasan di sebelah selatan Kota
Semarapura atau Klungkung yang hampir seluruh penduduknya berprofesi
sebagai pelukis sejak jaman kerajaan dulu hingga sekarang karena mereka dulu
memang pelukis-pelukis yang bekerja pada raja Klungkung sehingga ditempatkan
secara bersama-sama di desa Kamasan dan selalu dipekerjakan raja untuk
menghias istana (puri) dan tempat ibadah (pura) yang dibangun keluarga raja
ataupun para bangsawan lainnya. Lukisan gaya Kamasan disebut juga Lukisan
Gaya Klasik Kamasan karena lukisan gaya ini berasal dari jaman keemasan
kerajaan Bali kuno yang belum mendapat pengaruh Eropa ataupun pengaruh luar
lainnya. Temanya biasanya berasal dari dongeng tentang kehidupan para dewa,
kehidupan kalangan bangsawan dan dongeng-dongeng binatang atau Tantri.
Jarang terdapat lukisan klasik tentang kehidupan masyarakat umum. Warna-
warnanya biasanya diambil dari warna alam, misalnya untuk warna putih
dipergunakan tulang yang dihancurkan, untuk warna hitam dipergunakan arang,
untuk warna biru dipergunakan rumput taum, untuk warna merah digunakan
babakan kayu Sunti, sedangkan untuk warna kuning diambil dari minyak Kemiri,
yang kemudian dicampur dengan perekat sehingga menempel pada kanvas.
Lukisan Gaya Klasik Kamasan hanya memakai dua dimensi saja, panjang dan
lebar, tidak ada perspektif sehingga jauh dekat tidak terlihat, sedangkan obyek
yang dilukis terlihat seperti wayang, datar tanpa sudut pandang (perspektif)
ataupun kedalaman.
Lukisan yang sangat serupa dengan Gaya Klasik Kamasan adalah Gaya
Klasik Batuan, bedanya adalah media dan pewarnaan pada lukisannya. Gaya
Klasik Batuan biasanya memakai kertas untuk media menggambar, dan sebagai
pewarna mereka biasanya memakai tinta cina karena yang sangat ditonjolkan
adalah efek berlawanan antara terang-gelap. Sekarang selain tinta cina juga
banyak dipakai warna lain selain hitam putih. Ciri lainnya adalah lukisan ini
sangat mengutamakan detail-detail sampai yang sekecil-kecilnya sehingga
terkesan sangat rumit membuatnya. Lukisan Gaya Klasik Batuan biasanya
Universitas Kristen Petra 16
melukiskan ceritra-ceritra rakyat Bali, dongeng-dongeng rakyat dan semacamnya
sehingga membutuhkan pemahaman tentang kepercayaan rakyat Bali untuk
memahami tema lukisannya. Walaupun demikian, para pelukis muda saat itu
banyak yang menggambar di luar pakem tradisional, bahkan tema-tema yang
diangkat dalam lukisannya sangat up-to date, seperti turis yang sedang
berselancar di laut, kedatangan Presiden Ronald Reagan di Bali, dan yang lainnya.
Setelah Bali dikuasai oleh Belanda pada tahun 1908, para ilmuwan dan
para seniman dari Barat berdatangan ke Bali atas undangan Raja Ubud, Tjokorda
Gde Agung Sukawati, yang sangat menyukai kesenian, di antaranya para
pemusik, para perancang tari, para penulis dan para pelukis. Raja Ubud ini
mengundang seniman-seniman Barat yang dikenalnya untuk datang dan menetap
di Ubud. Beberapa di antaranya diberinya hadiah tanah untuk membangun studio
dan rumah, misalnya Walter Spies, seniman lukis-musik asal Jerman yang datang
pada tahun 1920, membangun rumahnya di Hotel Campuhan saat ini. Miguel dan
Rosa Covarrubias dari Meksiko, datang dan menetap di Bali sejak 1930. Mereka
menulis buku The Island of Bali yang hingga kini masih menjadi acuan semua
buku tentang Pulau Bali. Rudolf Bonnet dan Adrian Le Mayeur dari Belgia datang
bergabung kemudian. Pada tahun 1936 mereka mendirikan organisasi para
seniman Pita Maha bersama I Gusti Nyoman Lempad, I Sobrat dan I Tegalan.
Tujuan organisasi ini adalah untuk meningkatkan mutu karya para seniman Bali
(dengan 100 orang anggota pada saat itu) dan membantu menjualkan karya-karya
mereka kepada pecinta-pecinta seni di Barat. Lebih banyak seniman barat datang
ke Bali seperti Theo Meier dari Swiss, antropolog Jane Belo dari Amerika Serikat,
pemusik Colin McPhee yang bekerjasama dengan Anak Agung Gede Mandra dari
Peliatan dalam melakukan eksperimen-eksperimen baru dalam musik. Hans Snell
meninggalkan ketentaraan Belanda, menikahi Siti, dan menetap di Ubud. Begitu
pula Antonio Blanco, pelukis asal Catalunya yang menikahi modelnya, Ni Rondji,
dan kemudian menetap di Ubud.
Kedatangan para seniman Barat tersebut banyak mempengaruhi gaya
lukisan yang muncul sejak tahun 1930 di Bali, yang kemudian kita kenal sebagai
Gaya Tradisional Ubud dan Gaya Tradisional Pengosekan. Tema yang diusung
sudah menyentuh rakyat biasa ataupun peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari,
Universitas Kristen Petra 17
misalnya suasana di sebuah pasar desa, upacara keagamaan di pura, pekerjaan
petani di sawah, dan yang semacamnya. Warna-warna yang dipakai adalah warna-
warna modern buatan pabrik dengan berbagai macam warna lainnya. Lukisan
yang dihasilkan merupakan lukisan tiga dimensi yang sudah memperhitungkan
perspektif. Para pelukis terkenal Gaya Tradisional Ubud di antaranya adalah Anak
Agung Made Sobrat dan I Dewa Nyoman Batuan. Pada tahun 1950-an, seorang
pelukis Belanda, Arie Smith, mulai mengajak anak-anak petani asal Desa
Penestanan untuk melukis setelah mereka kembali dari bekerja di sawah. Mereka
dibebaskan untuk melukis menurut ide mereka masing-masing memakai warna-
warna yang mereka sukai. Hasil karya mereka kemudian dikenal sebagai Gaya
Lukisan Young Artists atau Naive, dengan ciri khas imajinasi anak-anak yang
masih lugu, memenuhi bidang gambar tanpa banyak mementingkan kedalaman
ataupun perspektif, dengan warna-warna yang kontras dan berani. Tokoh-
tokohnya di antaranya I Cakra dan I Ketut Soki.
Pada zaman skerang, terdapat Institut Seni Indonesia (ISI) di Denpasar
yang banyak meluluskan pelukis-pelukis intelek yang banyak menghasilkan gaya-
gaya lukisan baru, antara lain Gaya Modern atau Kontemporer, baik itu aliran
Realis, Surrealis, Impresionis, dan yang lain-lainnya. Namun, banyak yang tetap
mengusung tema tradisional yang dieksekusi dengan gaya modern, misalnya
pelukis I Nyoman Gunarsa dari Klungkung.
2.1.4 Don Antonio Blanco
Antonio Blanco memiliki nama lengkap Antonio Maria Blanco, Antonio
Blanco merupakan pelukis keturunan Spanyol dan Amerika Serikat yang lahir di
Distrik Ermita, Manila, Filipina pada tahun 15 September 1912. Antonio Blanco
lahir dari ayah berdarah Spanyol dan ibu berdarah Italia. Antonio Blanco menetap
dan tumbuh di Filipina karena ayahnya bekerja di Filipina semasa perang
Spanyol-Amerika. Antonio Blanco menerima pendidikan di American Central
School Manila. Antonio Blanco mulai menyadari kecintaannya terhadap seni,
literatur, dan bahasa semasa ia mengenyam pendidikan sekolah menengah atas.
Antonio Blanco kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di New York,
Amerika Serikat. Antonio Blanco mempelajari seni lukis selama masa studinya di
Universitas Kristen Petra 18
National Academy of Arts, New York di bawah naungan Sidney Dickinson.
Selepas menyelesaikan studinya di New York, Antonio Blanco memilih untuk
menetap di Amerika Serikat, lebih tepatnya di negara bagian Florida dan
California, sampai pada akhirnya ia memiliki ketertarikan untuk mengeksplorasi
pulau – pulau yang berada di kawasan Pasifik untuk semakin memperdalam ilmu
seni lukis yang ia miliki. Ketertarikannya untuk mengeksplorasi daerah Pasifik
adalah untuk mendapatkan sumber inspirasi untuk lukisan – lukisannya, seperti
halnya yang dilakukan oleh pelukis lain seperti Paul Gauguin dan José Miguel
Covarubbias. Antonio Blanco pada awalnya berencana untuk mengunjungi Tahiti,
namun pada akhirnya Blanco pergi menuju Kepulauan Hawaii, Jepang, dan
Kamboja, di mana Ia menjadi tamu kehormatan pangeran Kamboja, Norodom
Sihanouk.
Pada tahun 1952, selepas dari kunjungan di Kamboja, Antonio Blanco
tertarik untuk mengunjungi Bali. Ketertarikan ini timbul setelah Antonio Blanco
membaca sebuah buku berjudul “Island of Bali” karangan Covarubbias, yang
juga jatuh cinta terhadap keindahan Bali. Setibanya di Singaraja, yang merupakan
ibu kota Bali pada saat itu, Antonio Blanco tidak mendapati apa yang
dideskripsikan oleh Covarubbias, sampai akhirnya ia diundang oleh Raja Ubud,
Tjokorda Gde Agung Sukawati untuk mengunjungi wilayahnya. Di Ubud, barulah
ia melihat apa yang sebelumnya dideskripsikan oleh Covarubbias melalui
tulisannya. Di Bali Antonio Blanco menemukan banyak hal yang mampu
memberinya inspirasi. Banyaknya sumber inspirasi inilah yang membuat Antonio
Blanco mampu membangun hasrat seninya secara maksimal. Di Bali ia
menjumpai pemandangan yang indah, keberadaan seni yang luar biasa,
lingkungan yang sesuai dengan impiannya, dan juga cinta. Pada tahun 1953,
Antonio Blanco menikahi seorang penari tradisional Bali yang bernama Ni
Rondji, yang juga merupakan salah satu model lukisannya sendiri. Hal – hal inilah
yang membuat Antonio Blanco tak pernah lagi meninggalkan Ubud, Bali.
Sebelum menetap secara permanen di Bali, Antonio Blanco melakukan perjalanan
singkat menuju Amerika Serikat bersama istrinya, Ni Rondji. Selama berada di
Amerika Serikat, Blanco mengenal banyak sekali pecinta seni, kolektor seni, dan
juga Presiden Soekarno. Melalui pertemuan itulah, Presiden Soekarno
Universitas Kristen Petra 19
mengabulkan sebuah izin pada Antonio Blanco untuk tinggal di Bali selama yang
ia mau. Sepulangnya dari perjalanan itu, Antonio Blanco mulai membangun dan
mewujudkan mimpi – mimpinya sebagai seorang pelukis di Ubud, Bali. Lukisan –
lukisan Don Antonio Blanco beraliran renaissance dan memiliki subjek lukisan
yang mayoritas merupakan portrait wanita Bali. Dapat dikatakan bahwa Antonio
adalah seorang pelukis feminin abadi. Ia merupakan seorang maestro lukisan
romantik-ekspresif.
Dalam perjalanan kariernya sebagai seorang seniman lukis, Don Antonio
Blanco mendapatkan banyak bentuk penghargaan dan juga apresiasi dari berbagai
pihak. Antonio Blanco mendapatkan penghargaan Tiffany Fellowship yang
merupakan penghargaan khusus dari The Society of Honolulu Artists, gelar
lainnya antara lain: Chevalier du Sahametrai dari Kamboja, Society of Painters of
Fine Art Quality dari Presiden Soekarno, Prize of the Art Critique di Spanyol,
Cruz de Caballero dari Raja Spanyol Juan Carlos I yang memberikannya hak
untuk menyandang gelar "Don" di depan namanya. Selain penghargaan, karya –
karya seni Don Antonio Blanco juga diapresiasi oleh berbagai pihak yang
menjadikan lukisannya sebagai salah satu koleksi karya seninya. Presiden
Soeharto, Presiden Soekarno, Adam Malik, Pangeran Norodom Sihanouk,
Michael Jackson, ratu telenovela Meksiko Thalia, dan juga aktris Ingrid Bergman
adalah beberapa kolektor dari lukisan Don Antonio Blanco.
Don Antonio Blanco memiliki sebuah keinginan untuk merubah rumahnya
menjadi sebuah museum pribadi, dimana ia bisa memamerkan karya – karya seni
miliknya dengan baik, serta menjadi salah satu bentuk kontribusinya terhadap
dunia seni di Indonesia, khususnya di Bali. Keinginan ini pelan – pelan mulai
terwujud. Pada tahun 1998, dengan bantuan dari Raja Ubud, Tjokorda Gde Agung
Sukawati, didirikanlah sebuah museum yang berlokasi di kawasan Campuan,
Ubud. Museum ini kemudian diberi nama The Blanco Renaissance Museum.
Namun, beliau tidak bisa menikmati keindahan museum tersebut, karena Antonio
Blanco wafat beberapa bulan sebelum persemian The Blanco Renaissance
Museum.
Don Antonio Maria Blanco berpulang pada tanggal 10 Desember 1999
di Denpasar, Bali, akibat penyakit jantung dan ginjal yang beliau derita. Ia
Universitas Kristen Petra 20
meninggalkan seorang istri dan empat orang anak: Tjempaka Blanco, Mario
Blanco, Orchid Blanco, dan Maha Dewi Blanco. Karena Don Antonio telah
menjadi penganut Hindu, sebuah upacara pemakaman berupa prosesi kremasi
Ngaben dipersiapkan untuk beliau yang dihadiri oleh empat anak Raja Ubud,
suatu hal yang hanya bisa terjadi pada upacara Ngaben anggota keluarga kerajaan.
Hal ini menyiratkan suatu apresiasi yang luar biasa dari keluarga Raja Ubud
terhadap keberadaan Antonio Blanco di Ubud. Prosesi ini diadakan di sebuah
rumah peristirahatan jenazah di Campuhan, Ubud, yang diikuti dengan
serangkaian upacara tradisi lainnya dari tanggal 23 Desember 1999. Prosesi
Ngaben Don Antonio Blanco sendiri diadakan pada tanggal 28 Desember 1999.
2.1.5 The Blanco Renaissance Museum
The Blanco Renaissance Museum merupakan sebuah museum seni lukis yang
terletak di kawasan Campuhan, Ubud Bali. The Blanco Renaissance Museum
didirikan atas prakarsa Don Antonio Blanco dan juga Tjokorda Gde Agung
Sukawati, Raja Ubud pada saat itu. The Blanco Renaissance Museum mulai
dibangun pada tahun 1998. The Blanco Renaissance Museum resmi dibuka untuk
umum pada tanggal 15 September 2001, tanggal ang sama dengan tanggal ulang
tahun Don Antonio Blanco. The Blanco Renaissance Museum menyimpan lebih
dari 300 karya Antonio Blanco dan secara kronologis memperlihatkan pencapaian
estetik dari lukisan Antonio Blanco muda hingga lukisannya yang terakhir. Secara
arsitektural, bangunan museum yang berkesan rococo itu juga menawarkan
filosofi dan nuansa arsitektur Bali dan merupakan salah satu tujuan wisata yang
terdapat di kawasan Ubud, Bali. The Blanco Renaissance Museum memiliki
arsitektur yang indah dan area exhibition yang terorganisir dan luas yang bisa
membuat pengunjung The Blanco Renaissance museum menikmati karya – karya
Don Antonio Blanco dengan baik. Dilengkapi juga dengan fasilitas – fasilitas
pendukung wisata lainnya seperti taman burung, restoran internasional, dan juga
wisata konservasi Jalak Bali. Kualitas ini semakin menunjang keberadaannya
sebagai salah satu tujuan wisata di kawasan Ubud, Bali.
2.1.6 Media Informasi
Universitas Kristen Petra 21
Media informasi merupakan media atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan sebuah informasi atau berita dari satu pihak ke pihak yang lainnya
yang berperan menjadi audiens atau penerima informasi. Media informasi terus
berkembang dan sangat dibutuhkan setiap saat, karena melalui media informasi,
manusia dapat mengetahui informasi terkini yang sedang berkembang, selain itu
manusia juga bisa berinteraksi satu sama lain. Melalui media informasi juga,
sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat
kepada sasaran dan informasi yang disampaikan menjadi bermanfaat bagi
pembuat dan audiens dari informasi tersebut.
2.1.6.1 Definisi Media Informasi
Demikian pentingnya media informasi pada masa ini, hal ini dikarenakan
salah satu fungsi media informasi yaitu, membuat manusia memahami berita dan
juga informasi terkini dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu sama lain
melalui informasi. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.
Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002: Ibrahim, 1997:
Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Sedangkan pengertian dari informasi secara umum adalah data yang sudah diolah
menjadi satu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan
yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, bik masa sekarang
atau yang akan datang (Gordon B. Davis 1990: 11).
Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat
untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi
bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi, adapun penjelasan Sobur (2006)
media informasi adalah “alat – alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual”.
2.1.6.2 Jenis – Jenis Media Informasi
Media informasi sebagai alat yang menyampaikan suatu informasi harus
tepat sasaran agar dapat tersampaikan dengan baik pada target sasaran, sehingga
Universitas Kristen Petra 22
dapat bermanfaat bagi pembuat dan penerima informasi, media informasi dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
a. Media Lini Atas
Merupaka media yang tidak langsung bersentuhan dengan target audiens
dan jumlahnya terbatas tetapi, jangkauan target yang luas, seperti
billboard, iklan televisi, iklan radio, dan lain lain.
b. Media Lini Bawah
Suatu media iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media
massa dan jangkauan target hanya berfokus pada satu titik atau daerah,
seperti brosur, poster, flyer, sign system, dan lain lain.
c. Media Cetak
Media cetak adalah media informasi yang eksekusinya menggunakan
teknik mencetak. Media cetak dapat berupa brosur, koran, majalah, poster,
pamflet, spanduk, dan lain lain.
d. Media Elektronik
Media ini merupakan media yang dapat disampaikan melalui media –
media elektronik seperti radio, kaset, kamera, telepon genggam, dan
internet.
2.1.7 Pariwisata
Dikatakan dalam buku Sosiologi Pariwisata, bahwa pariwisata saat ini
telah menjadi salah satu industri dalam menciptakan devisa di berbagai negara.
Data perkembangan pariwisata dunia menunjukkan bahwa pada saat terjadi krisis
minyak pada tahun 1970-an, maupun pada saat terjadinya resesi dunia, pariwisata
dunia tetap melaju, baik bila dilihat dari jumlah wisatawan internasional maupun
penerimaan devisa dari sektor pariwisata ini. Namun, sampai saat ini belum ada
kesepakatan mengenai apa itu wisatawan dan wisata. Tetapi pada akhirnya
terdapat beberapa pokok yang secara umum disepakati di dalam memberikan
batasan mengenai pariwisata, yaitu : (1) Traveller, orang yang melakukan
perjalanan antar dua atau lebih lokasi; (2) Visitor, orang yang melakukan
perjalanan ke daerah yang bukan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan dan
Universitas Kristen Petra 23
tujuan perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari
nafkah, pendapatan, atau penghidupan di tempat tujuan; (3) Tourist, bagian dari
visitor, yang menghabiskan waktu paling lama tidak satu malam di daerah yang
dikunjunginya (Pitana & Gayatri 42-43).
2.1.7.1 Jenis Jenis Pariwisata
Menurut Pendit (1994), pariwisata dapat dibedakan menurut motif
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat (“Konsep Pariwisata” para.3-4). Jenis
– jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut :
e. Wisata Maritim atau Bahari
f. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
g. Wisata Konvensi
h. Wisata Pertanian (Agro Wisata)
i. Wisata Buru
j. Wisata Ziarah
k. Wisata Budaya / Ritual
Wisata Budaya / Ritual
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau
peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka .
Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan – kesempatan
mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan budaya, seperti eksposisi seni
(seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara) atau kegiatan yang bermotif
kesejahteraan dan sebagainya.
2.1.7.2 Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pariwisata. Hal
– hal yang berhubungan dengan pariwisata hendaknya memenuhi syarat Sapta
Pesona Pariwisata, yaitu (“Dasar Pengertian Pariwisata” par.6) :
1. Aman
Universitas Kristen Petra 24
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat yang dirasanya
aman, tentram, terlindungi.
2. Tertib
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh
setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari
suasana yang teratur, rapi, dan lancar serta menunjukkan disiplin yang
tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat
3. Bersih
Bersih merupakan suatu keadaan lingkungan yang menampilkan
suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit, dan pencemaran
4. Sejuk
Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau
keadaan sejuk, nyaman, dan tentram. Kesejukan yang dikehendaki
tidak saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga
di dalam ruangan, misalnya ruangan kerja / belajar, ruangan makan,
ruangan tidur, dan lain sebagainya.
5. Indah
Keadaan atau suasan yang menampilkan lingkungan yang menarik dan
sedap dipandang. Indah dapat filihat dari berbagai segi, seperti dari
segi tata letak, tata warna, tata ruang, maupun bentuk, gaya, dan gerak
yang serasi dan selaras, sehingga memberikan kesan yang enak dan
cantik untuk dilihat.
6. Ramah Tamah
Ramah Tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum, dan
menarik hati.
7. Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan
perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang
diperolehnya. Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan,
akan tetapi dapat pula yang tidak menyenangkan.
Universitas Kristen Petra 25
2.2 Identifikasi Data Perusahaan
2.2.1 Nama Perusahaan
Nama Perusahaan : The Blanco Renaissance Museum
Alamat : Jalan Campuhan, Ubud, Bali 80571
Nomor Telepon : +62 361 975502
Fax : +62 361 975551
Email : [email protected]
Website : www.blancobali.com
www.mademarioblanco.com
Nama Pemilik : Drs. I Made Mario Blanco
Sejarah Perusahaan :
The Blanco Renaissance Museum merupakan sebuah museum seni lukis
yang terletak di kawasan Campuhan, Ubud Bali. The Blanco Renaissance
Museum didirikan atas prakarsa Don Antonio Blanco dan juga Tjokorda Gde
Agung Sukawati, Raja Ubud pada saat itu. The Blanco Renaissance Museum
mulai dibangun pada tahun 1998. Museum ini didirikan atas dasar keinginan
Antonio Blanco untuk memiliki sebuah galeri dan tempat yang memadai untuk
memamerkan karya – karya lukisnya. Namun, Antonio Blanco belum sempat
menikmati hasil pembangunan The Blanco Renaissance Museum karena beliau
meninggal pada tahun 1999. Pembangunan yang masih setengah jalan kemudian
diambil alih oleh Mario Blanco yang mengerti benar bagaimana visi ayahnya
dalam membangun The Blanco Renaissance Musuem. The Blanco Renaissance
Museum menyimpan lebih dari 300 karya Antonio Blanco dan secara kronologis
memperlihatkan pencapaian estetik dari lukisan Antonio Blanco muda hingga
lukisannya yang terakhir. Secara arsitektural, bangunan museum yang
berkesan rococo itu juga menawarkan filosofi dan nuansa arsitektur Bali dan
merupakan salah satu tujuan wisata yang terdapat di kawasan Ubud, Bali. The
Blanco Renaissance Museum memiliki arsitektur yang indah dan area exhibition
yang terorganisir dan luas yang bisa membuat pengunjung The Blanco
Renaissance museum menikmati karya – karya Don Antonio Blanco dengan baik.
Universitas Kristen Petra 26
Kemudian museum ini memiliki fasilitas pelengkap berupah kafe, restoran, dan
juga taman burung untuk semakin mengakomodir kebutuhan wisata di The
Blanco Renaissance Museum. Kualitas ini semakin menunjang keberadaannya
sebagai salah satu tujuan wisata di kawasan Ubud, Bali.
2.2.2 Pengelola Perusahaan
Presiden Direktur : Drs. I Made Mario Blanco
Pengelola Harian : Drs. I Made Mario Blanco
Pembantu Pengelola : Ni Kadek Lis
Ni Ketut Agustina
2.2.3 Produk – Produk yang Dipasarkan
The Blanco Renaissance Museum merupakan salah satu museum tujuan
wisata utama di kawasan Campuhan, Ubud. The Blanco Renaissance Museum
memamerkan koleksi – koleksi karya seni lukis Don Antonio Blanco yang
bertemakan keindahan wanita Bali, budaya Bali, dan juga beberapa karya yang
mengangkat tema erotika yang ditampilkan dalam sebuah gedung museum megah
dua lantai yang disusun sedemikian rupa dengan bingkai yang setema dengan
lukisannya. Terdapat ratusan karya Antonio Blanco yang dipamerkan The Blanco
Renaissance Museum beberapa karya yang monumental antara lain lukisan –
lukisan dengan judul Ni Rondji Dancing, Eve and the Apple, The Meaning of Life,
Self Portrait, dan lain lain. Selain koleksi karya lukis Don Antonio Blanco, The
Blanco Renaissance Museum juga memamerkan karya – karya lukisan dari Mario
Blanco yang merupakan putra Don Antonio Blanco. Lukisan – lukisan Mario
Blanco banyak mengambil objek berupa bunga, buah, dan juga budaya Bali.
Karya Mario Blanco disajikan terpisah dengan karya ayahnya dalam sebuah galeri
khusus yang terletak di sebelah gedung utama The Blanco Renaissance Museum.
Selain koleksi karya seni lukis, terdapat juga patung – patung logam yang terletak
di bagian luar gedung utama The Blanco Renaissance Museum yang bisa
dinikmati dari balkon lantai dua. The Blanco Renaissance Museum juga
menawarkan fasilitas – fasilitas wisata lainnya. Restoran Ni Rondji merupakan
salah satu fasilitas penunjang museum ini, Ni Rondji Restaurant dibuka pada
Universitas Kristen Petra 27
tahun 2011 sebagai salah satu bentuk memori terhadap istri Don Antonio Blanco
yang tersohor dengan kemampuan memasaknya selama hidupnya. Ni Rondji
Restaurant menawarkan berbagai macam menu makanan dan minuman mulai dari
hidangan khas Bali, hidangan tradisional Indonesia, hidangan mancanegara, dan
masih banyak lagi. Fasilitas wisata lainnya adalah taman burung yang terletak di
tengah – tengah pelataran museum, taman burung The Blanco Renaissance
Museum memiliki koleksi satwa burung dari Kakatua, Jalak Bali, Toucan, dan
Macao. The Blanco Renaissance Museum juga telah memiliki sertifikasi dari
pemerintah sebagai pusat penangkaran Jalak Bali yang telah sukses
membudidayakan dan mengkonservasi satwa langka ini.
2.2.4 Potensi Perusahaan
Potensi The Blanco Renaissance Museum sebagai tujuan wisata utama di
kawasan Ubud Bali tentu masih bisa dikembangkan dengan lebih maksimal bila
dibandingkan dengan saat ini. The Blanco Renaissance Museum saat ini memiliki
dua gedung utama sebagai area exhibition lukisan karya Don Antonio Blanco dan
Mario Blanco. Selain dua gedung tersebut, saat ini masih dibangun sebuah area
exhibition baru yang nantinya bisa digunakan sebagai area pameran karya seni
pihak ketiga dan function room. Setelah diselesaikan, exhibition hall ini akan
menjadi function room terbesar di area Ubud. Exhibition Hall baru ini akan
dibangun dengan luas 20 are di bagian bawah The Blanco Renaissance Museum.
Selain pembangunan gedung baru yang berpotensi membawa lebih banyak
pengunjung di The Blanco Renaissance Museum, pihak museum juga telah
melakukan banyak kegiatan promosi anatara lain melalui media – media massa.
Di Indonesia, The Blanco Renaissance Museum kerap bekerja sama dengan
stasiun televisi nasional seperti ANTV, Trans TV, Trans 7, dan Metro TV untuk
kegiatan editorial dan juga advertorial. Selain di dalam negeri, pihak museum juga
melakukan banyak promosi melalui media - media luar negeri seperti di Korea
Selatan, Jepang, Australia, Belgia, Russia, dan juga Perancis. Media yang menjadi
saluran promosi The Blanco Renaissance Museum antara lain televisi, radio,
travel agency, dinas pariwisata negara terkait, KBRI di negara terkait, dan masih
banyak lagi. Selain melalui media massa, The Blanco Renaissance Museum juga
Universitas Kristen Petra 28
beberapa kali telah melakukan pameran lukisan di luar Bali antara lain di Jakarta,
Sydney, Melbourne, Vienna, Paris, Brusells, Amsterdam, dan Seoul.
Lokasi The Blanco Renaissance Museum yang terletak di jalan utama
kawasan Campuhan, Ubud, membuat museum ini sangat mudah dijangkau baik
dengan kendaraan maupun dengan berjalan kaki. Lokasi museum yang strategis
ini membuatnya mudah terlihat dan dijangkau, sehingga membuat para
pengunjung tidak segan untuk datang dan menikmati karya – karya yang
dipamerkan di dalam The Blanco Renaissance Museum.
2.2.5 Lokasi Perusahaan (Denah Lokasi)
Gambar 2.1 Peta Lokasi The Blanco Renaissance Museum
Lokasi : Jalan Campuhan, Ubud, Bali 80571
Nomor Telepon : +62 361 975502
Fax : +62 361 975551
Universitas Kristen Petra 29
2.2.6 Data Visual
Gambar 2.2 Exhibition hall Don Antonio Blanco
Gambar 2.3 Pintu masuk The Blanco Renaissance Museum
Universitas Kristen Petra 30
Gambar 2.4 Interior exhibition hall Don Antonio Blanco
2.3 Data Produk
2.3.1 Nama Produk
Nama Brand : The Blanco Renaissance Museum, Ubud, Bali
2.3.2 Spesifikasi Produk
The Blanco Renaissance Museum merupakan salah satu museum tujuan
utama wisata di kawasan Ubud, Bali. The Blanco Renaissance Museum terdiri
dari beberapa fasilitas dan gedung, antara lain:
1. Exhibition Hall Don Antonio Blanco
Exhibition hall Don Antonio Blanco merupakan gedung utama dari
The Blanco Renaissance Museum. Gedung ini mulai didirikan pada
tahun 1998 dan rampung pada 15 September 2001. Gedung ini
didirikan dengan arsitektur bergaya rococo dan gaya klasik roman.
Exhibition hall ini terdiri dari tiga lantai, dua lantai untuk
memamerkan lukisan dan satu lantai teratas tempat patung – patung
logam dan juga berfungsi sebagai tempat untuk melihat pemandangan
sekitar museum. Exhibition hall ini memamerkan kurang lebih 80
karya Don Antonio Blanco yang setiap beberapa saat dirombak dengan
lukisan lainnya yang tersimpan di dalam gudang lukisan. Gedung
utama ini memiliki luas total 50 are dan tidak terdapat jendela apapun
Universitas Kristen Petra 31
di lantai satu gedung ini. Exhibition hall ini dilengkapi juga dengan
bilik khusus lukisan dewasa yang bernuansa erotika yang hanya boleh
dinikmati oleh pengunjung yang berusia 17 tahun ke atas.
2. Exhibition Hall Made Mario Blanco
Exhibition hall Made Mario Blanco merupakan satu galeri dimana
dipamerkan karya – karya lukisan dan juga penghargaan yang
didapatkan oleh Made Mario Blanco. Gedung ini terdiri dari satu lantai
dengan dua bilik, dibangun dengan nuansa gaya minimalis dengan
sentuhan adat Bali. Gedung ini memamerkan kurang lebih 30 karya
lukisan milik Mario Blanco. Exhibition hall ini menempati wilayah
seluas 10 are dan terletak di sisi timur gedung utama The Blanco
Renaissance Museum.
3. Studio Lukis
Studio lukis terletak bersebelahan dengan exhibition hall Made Mario
Blanco. Studio lukis ini ditata sedemikian rupa sehingga masih sama
seperti saat masih digunakan sebagai tempat Don Antonio Blanco
melukis. Studio lukis ini sekarang dibuka untuk kunjungan wisatawan
dan juga menjadi tempat melukis dari Made Mario Blanco. Ada
beberapa litograph dan juga buku – buku yang berkaitan dengan
kehidupan Don Antonio Blanco yang ditata secara apik di dalam studio
lukis ini. Memiliki luas 5 are dan juga dilengkapi dengan ruang tamu
sebagai tempat pengunjung duduk dan menikamti studio lukis ini.
4. The Living Room
Beranda yang dibangun pada tahun 1952 ini awalnya digunakan
sebagai tempat keluarga Blanco menerima tamu yang datang di
kediamannya. Ditata dengan nuansa etnik Bali, ruangan ini memiliki
warna dinding dominan merah dan juga terdapar ornamen – ornamen
tradisional Bali. Beranda ini merupakan salah satu tempat ikonik The
Blanco Renaissance Museum, karena telah menjamu tamu – tamu
internasional seperti Michael Jackson, Thalia, Narciso Ramos, Adam
Malik, dan Ingrid Bergman. Beranda ini memiliki luas 50 meter
persegi dan terletak di sebelah timur dari exhibition hall Made Mario
Universitas Kristen Petra 32
Blanco. Di beranda ini juga terdapat tempat untuk menonton film yang
menceritakan kisah kehidupan Don Antonio Blanco yang berjudul
“Api Cinta Antonio Blanco”.
5. Perpustakaan
Perpustakaan ini terbuka untuk para pengunjung. Perpustakaan ini
memiliki koleksi buku dengan tema seni dan juga kebudayaan.
Sebagian besar buku yang ada di perpustakaan ini merupakan koleksi
pribadi dari Don Antonio Blanco yang kemudian ditambah dengan
koleksi Mario Blanco. Koleksi buku di perpustakaan ini pun sering
ditukar dengan koleksi museum lain di luar negeri. Dilengkapi dengan
kursi – kursi baca yang semakin memanjakan pengunjung yang ingin
sejenak membaca buku koleksi perpustakaan ini. Perpustakaan ini
memiliki luas kurang lebih 50 meter persegi.
6. Ni Rondji Restaurant
Ni Rondji Restaurant mulai dioperasikan pada tahun 2011 sebagai
bentuk kenangan akan talenta memasak Ni Rondji, istri dari Don
Antonio Blanco. Restoran ini diperuntukkan bagi pengunjung museum,
maupun khalayak umum. Restoran ini beroperasi mulai pukul 09.00
WITA – 22.00 WITA. Ni Rondji Restaurant menyajikan atmosfer Bali
modern dengan pemandangan puncak bukit dan juga Sungai
Campuhan. Restoran ini memiliki koleksi menu mulai dari minuman
dingin dan panas, hidangan khas Eropa dan Asia, makanan ringan,
masakan tradisional Bali, serta resep – resep favorit keluarga Blanco.
Ni Rondji restoran mampu menampung kurang lebih 160 pengunjung
dengan luas bangunan sebesar 15 are.
7. Ampitheatre
Ampitheatre ini awalnya dibangun oleh Don Antonio Blanco untuk
putri sulungnya, Tjempaka Blanco sebagai tempat Tjempaka
mementaskan kemampuannya menari Bali dan juga berakting.
Ampitheatre ini kemudian banyak digunakan sebagai tempat gathering
dan juga untuk event 0 event tertentu yang diselenggarakan oleh The
Blanco Renaissance Museum.
Universitas Kristen Petra 33
8. Pura Keluarga Blanco
Pura ini merupakan pura pribadi milik keluarga Blanco. Pura ini
terletak di bagian terluar dari The Blanco Renaissance Museum
berdekatan dengan pintu keluar pengunjung museum. Pura ini kerap
digunakan sebagai tempat penyelenggaraan upacara – upacara
keagamaan baik dari keluarga Blanco sendiri, maupun dari masyarakat
sekitar The Blanco Renaissace Museum.
9. Gift Shop
Toko suvenir ini terletak di dekat beranda The Blanco Renaissance
Museum. Toko ini dibuka untuk pengunjung museum setiap hari mulai
pukul 09.00 WITA – 17.00 WITA. Toko ini menjual berbagai macam
jenis artefak khas Asia seperti, teko, alas gelas, gelas, piring, dan
masih banyak lagi. Selain menjual barang – barang pecah belah, toko
ini juga menjual berbagai macam kerajinan perak mulai dari perhiasan,
perabot rumah tangga, hingga patung – patung perak. Semua perhiasan
yang dijual di toko ini merupakan desain ekslusif dari putri bungsu
Don Antoni Blanco, Maha Dewi Blanco. Toko ini menjual suvenir –
suvenirnya dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dan juga Rupiah
Indonesia.
10. Bird Park & Garden
Taman burung The Blanco Renaissance Museum memiliki berbagai
macam koleksi satwa burung mulai dari kakatua, angsa, burung heron,
burung merak, burung toucan, jalak Bali, dan masih banyak lagi.
Pengunjung museum juga bisa berfoto bersama koleksi burung The
Blanco Renaissance Museum. The Blanco Renaissance Museum
sendiri telah mendapatkan sertifikasi pemerintah sebagai pusat
konservasi jalak Bali yang telah suskes membiakkan Jalak Bali yang
telah langka keberadaannya. Bird Park & Garden ini terletak di
tengah – tengah kompleks museum sebelum pintu masuk exhibition
hall Don Antonio Blanco.
Universitas Kristen Petra 34
2.3.3 Harga Produk
Tabel 2.1 Harga Produk
Harga Tiket Masuk Wisatawan
Domestik
Harga Tiket Masuk Wisatawan
Mancanegara
Rp 30.000,00 Rp 50.000,00
2.3.4 Positioning Produk
The Blanco Renaissance Museum merupakan sebuah museum yang sangat
cocok untuk dijadikan salah satu tujuan wisata utama saat mengunjungi Bali,
khususnya kawasan Ubud. The Blanco Renaissance Museum menawarkan koleksi
– koleksi lukisan dari Don Antonio Blanco, yang merupakan salah satu pelukis
asing yang karyanya dikenal luas di Pulau Bali. The Blanco Renaissance Museum
merupakan satu – satunya museum di kawasan Ubud yang menampilkan karya
pribadi dari seorang pelukis yaitu karya Don Antonio Blanco. Letak museum
yang sangat strategis di tepi Jalan Campuhan yang merupakan jalan utama di
kawasan Ubud juga membuat The Blanco Renaissance Museum mudah dijangkau
oleh para wisatawan, serta fasilitas yang ditawarkan oleh The Blanco Renaissance
Museum semakin menunjang posisi The Blanco Renaissance Museum sebagai
museum tujuan wisata utama bagi wisatawan kawasan Ubud, mulai dari taman
konservasi burung, perpustakaan, Ni Rondji Restaurant, dan juga gift shop.
2.3.5 Konsumen (Target Audience dan Target Market)
Target audience dan target market The Blanco Renaissance Museum
dapat ditinjau dari segi demografis, geografis, psikografis, dan behavior.
• Target market dan target audience primer dari The Blanco Renaissance
Museum adalah:
- Demografis
Usia : 20 – 55 tahun
Gender : Pria dan wanita
Pendidikan : Bebas
Pekerjaan : Bebas
Universitas Kristen Petra 35
Status Perkawinan : Bebas
Ekonomi Sosial : Golongan ekonomi menengah ke atas
- Geografis
Orang – orang dari seluruh dunia yang sedang berkunjung di Bali,
khususnya di kawasan Ubud.
- Psikografis
Orang – orang yang suka mempelajari hal – hal baru, orang yang
mengapresiasi dunia seni lukis, orang yang mengapresiasi museum,
memiliki ketertarikan terhadap objek wisata seni dan budaya, dan
memiliki kertertarikan terhadap informasi - informasi tentang karya –
karya seni lukis.
- Behavior
Wisatawan domestik maupun mancanegara yang memiliki hobi
travelling, suka mendatangi museum seni, suka mengamati lukisan,
senang belajar dan mencari tahu.
• Target market dan target audience sekunder dari The Blanco Renaissance
Museum adalah:
- Demografis
Usia : 15 – 60 tahun
Gender : Pria dan wanita
Pendidikan : Bebas (kalangan terdidik)
Pekerjaan : Bebas
Status Perkawinan : Bebas
Ekonomi Sosial : Golongan ekonomi menengah
- Geografis
Orang – orang yang tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat
perekonomian yang tinggi, orang – orang dari seluruh dunia yang sedang
berkunjung di Bali.
- Psikografis
Orang yang menyenangi tempat – tempat wisata yang bagus, orang yang
tertarik akan pengetahuan dan wawasan.
Universitas Kristen Petra 36
- Behavior
Orang yang senang mendatangi tempat – tempat wisata yang belum
pernah dikunjunginya sebelumnya, senang mendatangi objek wisata yang
menarik, wisatawan swingers.
2.3.6 Data Visual Produk
Gambar 2.5 Suasana Ni Rondji Restaurant
Gambar 2.6 Lukisan Don Antonio Blanco
Universitas Kristen Petra 37
Gambar 2.7 Gedung utama The Blanco Renaissance Museum
Gambar 2.8 Interior exhibition hall Made Mario Blanco
Universitas Kristen Petra 38
Gambar 2.9 Interior studio lukis
2.3.7 Kegiatan dan Media Promosi
Pada awal keberadaannya, strategi pemasaran The Blanco Renaissance
Museum hanya menggunakan promosi dari mulut ke mulut. Sesuai dengan
perkembangan zaman, The Blanco Renaissance Museum juga mulai
menggunakan media – media modern untuk melakukan kegiatan promosional,
seperti Facebook page, Twitter, Instagram, dan Flickr. Pihak pengelola museum
telah melakukan banyak kegiatan promosi anatara lain melalui kerja sama dengan
media – media massa. Di Indonesia, The Blanco Renaissance Museum kerap
bekerja sama dengan stasiun televisi nasional seperti ANTV, Trans TV, Trans 7,
dan Metro TV untuk kegiatan editorial dan juga advertorial. Salah satu contohnya
adalah dengan mengadakan shooting acara televisi di lingkungan The Blanco
Renaissance Museum. Selain di dalam negeri, pihak museum juga melakukan
banyak promosi melalui media - media luar negeri seperti di Korea Selatan,
Jepang, Australia, Belgia, Russia, dan juga Perancis. Media yang menjadi saluran
promosi The Blanco Renaissance Museum antara lain televisi, radio, dinas
pariwisata negara terkait, KBRI di negara terkait, dan masih banyak lagi. The
Blanco Renaissance Museum sering mengadakan kegiatan promosi di luar negeri
bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia dengan mengadakan
pameran lukisan di galeri – galeri kenamaan seperti di Sydney, Melbourne, Seoul,
Paris, Vienna, Brussels, Singapura, dan Amsterdam. The Blanco Renaissance
Universitas Kristen Petra 39
Museum juga bekerja sama dengan banyak travel agency ternama di Eropa dan
juga Asia untuk mempromosikan museum ini sebagai salah satu tujuan wisata
utama di Bali, khususnya di kawasan Ubud. The Blanco Renaissance juga telah
memiliki website resmi yang bisa diakses oleh masyarakat. Website ini berisi
karya – karya Don Antonio Blanco dan Mario Blanco, sejarah berdirinya
museum, perjalanan hidup Don Antonio Blanco, dan juga serba – serbi lainnya
yang berkaitan dengan The Blanco Renaissance Museum.
2.4 Analisis Pemasaran
2.4.1 Market Positioning
2.4.1.1 Market Share
Ubud merupakan salah satu pusat seni dan kebudayaan yang ada di Pulau
Bali. Keberadaan museum seni dan juga galeri merupakan hal yang jamak kita
temui di kawasan Ubud Bali. Museum merupakan salah satu tujuan utama wisata
di Ubud, terutama untuk wisatawan mancanegara. The Blanco Renaissance
Museum memiliki market share yang cukup kompetitif. The Blanco Renaissance
merupakan salah satu dari empat museum yang paling banyak dikunjungi di
kawasan Ubud, bersama dengan ARMA Museum, Museum Puri Lukisan, dan
Neka Art Museum. Keempat museum ini berbagi market share yang kompetitif
dan cukup merata satu sama lain.
Tabel 2.2 Jumlah kunjungan The Blanco Renaissance Museum
Jenis Wisatawan
Jumlah Kunjungan
Harian
(off-season)
Jumlah Kunjungan
Harian
(main season)
Wisatawan
Mancanegara
75– 85
225 - 255
Wisatawan
Domestik
15 - 25
45 - 75
Dari data yang didapat dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah
kunjungan The Blanco Renaissance Museum berkisar 100 pengunjung pada off-
Universitas Kristen Petra 40
season dan berkisar 300 pengunjung pada main season. Dengan harga tiket masuk
yang telah diketahui dapat diketahui bahwa omzet dari The Blanco Renaissance
Museum adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Omzet The Blanco Renaissance Museum
2.4.1.2 Konsumen
Konsumen dari The Blanco Renaissance Museum adalah para wisatawan
yang berkunjung di Pulau Bali, khususnya mereka yang sedang berwisata di
kawasan Ubud. Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi The Blanco
Renaissance Museum adalah wisatawan yang berasal dari
mancanegara.Wisatawan mancanegara memiliki ketertarikan terhadap tempat –
tempat wisata seni dan budaya, hal inilah yang membuat kunjungan dari
wisatawan luar negeri jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan kunjungan dari
wisatawan domestik. Mayoritas pengunjung The Blanco Renaissance Museum
tinggal di penginapan – penginapan di daerah Ubud, para wisatawan tersebut
khusus datang berwisata di daerah Ubud untuk menikmati keindahan seni dan
budaya yang ditawarkan di kawasan ini, hal ini terutama dilakukan dengan
mengunjungi museum – museum seni yang terletak di sekitar Ubud.
2.4.1.3 Citra Perusahaan
The Blanco Renaissance Museum selama ini memiliki reputasi yang baik
di kalangan wisatawan yang berkunjung. The Blanco Renaissance Museum
dikenal memiliki koleksi lukisan yang menarik sekaligus cukup provokatif,
mengingat kebanyakan objek lukisan Don Antonio Blanco adalah eksotisme dan
keindahan tubuh wanita. Museum ini juga dikenal memiliki arsitektur bangunan
yang sering membuat para pengunjung berdecak kagum. Citra positif ini juga
didukung dengan penyediaan fasilitas yang memadai bagi para wisatawan yang
Jenis Masa
Kunjungan
Jumlah Omzet
Harian
Main – season ± Rp 13.500.000,00
Off – season ± Rp 4.500.000,00
Universitas Kristen Petra 41
sedang berkunjung di The Blanco Renaissance Museum. Fasilitas tersebut
membuat para pengunjung menjadi semakin menikmati kunjungannya. Kerja
sama pihak museum dengan media massa di luar negeri membuat The Blanco
Renaissance Museum begitu dikenal, bahkan dijadikan salah satu tempat tujuan
wisata wajib bagi mereka yang akan berkunjung di Pulau Bali. The Blanco
Renaissance Museum sangat terkenal di kalangan wisatawan asal Belgia, Jepang,
Korea Selatan, dan juga Perancis.
2.4.1.4 Konsentrasi Pasar
Beragam kalangan mengunjungi The Blanco Renaissance Museum, mulai
dari wisatawan dalam negeri, hingga wisatawan luar negeri. Selera dan apresiasi
yang tinggi terhadap seni yang dimiliki oleh wisatawan luar negeri membuat
kunjungan museum didominasi oleh wisatawan mancanegara. Wisatawan yang
mengunjungi The Blanco Renaissance Museum kebanyakan berasal dari negara –
negara Eropa, Jepang, Australia, dan sebagainya. Berikut adalah tabel konsentrasi
pengunjung museum yang diambil sampelnya pada 17 Maret 2013:
Tabel 2.4 Konsentrasi pengunjung The Blanco Renaissance Museum
Asal Wisatawan Jumlah Presentase
Jepang 18 19,78 %
Belgia 14 15,38 %
Australia 10 10,98 %
Korea Selatan 11 12,08 %
Russia 8 8,79 %
Perancis 10 10,98 %
Belanda 5 5,49 %
Amerika Serikat 3 3,29 %
RRC 2 2,19 %
Inggris 5 5,49 %
Singapura 2 2,19 %
Indonesia 3 3,29 %
Universitas Kristen Petra 42
2.4.2 Analisis Potensi Pasar
2.4.2.1 Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran yang dicakup oleh The Blanco Renaissance Museum
cukup luas. Wilayah pemasaran museum ini mencakup kawasan regional Bali,
Indonesia, dan juga mancanegara. Luasnya cakupan wilayah pemasaran ini
dikarenakan penggunaan media massa sebagai salah satu jenis media pemasaran
The Blanco Renaissance Museum. Untuk wilayah mancanegara, pemasaran
dilakukan di Australia, Jepang, Korea Selatan, Perancis, Belanda, Russia, dan
negara – negara di kawasan Eropa lainnya.
2.4.2.2 Besaran Pangsa Pasar
Museum di kawasan Ubud memiliki jumlah kunjungan yang cukup tinggi,
mengingat posisi Ubud sebagai salah satu pusat seni lukis dan juga kebudayaan di
Pulau Bali. Di kawasan Ubud terdapat banyak museum seni, galeri, dan juga
rumah – rumah seni lainnya. The Blanco Renaissance Museum merupakan salah
satu museum dengan tingkat kunjungan yang tinggi di Ubud. The Blanco
Renaissance Museum berbagi pangsa pasar dengan tiga museum lain yang
memiliki tingkat kunjungan yang tinggi. Tiga museum tersebut antara lain,
Museum Puri Lukisan, Museum ARMA, dan juga Neka Art Museum.
2.4.2.3 Prediksi Jumlah Permintaan 1 Tahun ke Depan
Jumlah pengunjung The Blanco Renaissance Museum diprediksi akan
mengalami peningkatan yang cukup signifikan oleh pihak pengelola musuem.
Dengan semakin kondusifnya keadaan Bali, sehingga membuat lebih banyak
wisatawan yang tertarik untuk datang berkunjung di Bali. Selain itu, Kementrian
Pariwisata yang menggalakkan program tahun kunjungan seni Indonesia di negara
– negara sahabat bekerja sama dengan KBRI diramalkan mampu menambah
jumlah kunjungan wisatawan ke Bali, sehingga membuat pengunjung potensial
naik secara cukup signifikan. Selain dari dukungan pemerintah, peningkatan
fasilitas dan juga layanan wisatawan di The Blanco Renaissance Museum pun
bisa menjadi salah satu faktor yang akan meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan. Mulai dari dibangunnya exhibition hall baru di kompleks The Blanco
Universitas Kristen Petra 43
Renaissance Museum yang akan digunakan sebagai tempat penyelenggaraan event
– event besar di kawasan Ubud, dan tengah dibangunnya villa – villa di dalam
lingkungan museum yang bisa disewa oleh pengunjung museum untuk bermalam
di dalam The Blanco Renaissance Museum. Pihak pengelola museum juga
semakin intensif melakukan kerja sama dengan banyak travel agency di luar
negeri seperti di Korea Selatan, Belgia, Perancis, dan Russia sebagais alah satu
media promosi. Hal ini diharapkan juga mampu mengakomodir permintaan
wisatawan luar negeri akan kunjungan ke The Blanco Renaissance Museum. Tiga
hal yang terurai di atas diprediksi mampu menambah jumlah kunjungan The
Blanco Renaissance Museum satu tahun mendatang.
2.4.2.4 Target Penjualan 1 Tahun Mendatang
Tabel 2.5 Target kunjungan wisatawan The Blanco Renaissance Museum
Tahun
Jumlah Kunjungan
Wisatawan Harian
(Main-season)
Jumlah Kunjungan
Wisaawan Harian
(Off-season)
2013 ± 300 ± 100
2014 ± 400 ± 200
2.4.3 Analisis Produk Kompetitor
2.4.3.1 Nama dan Alamat Produsen
Nama Perusahaan : Yayasan Ratna Wartha
Alamat : Jalan Raya Ubud PO. Box 215, Ubud,
Gianyar, Bali 80571
Nomor Telepon : +62 361 971159 (kantor)
+62 361 975136 (gift shop)
Fax : +62 361 975136
Email : [email protected]
Website : www.museumpurilukisan.com
Nama Pemilik : Tjokorda Gde Putra Sukawati
Universitas Kristen Petra 44
Sejarah Perusahaan :
Museum Puri Lukisan didirikan pada tahun 1954 dan mulai beroperasi
pada tahun 1956. Hal ini membuat Museum Puri Lukisan sebagai museum swasta
pertama yang ada di Ubud, Bali. Berdirinya Museum Puri Lukisan berawal dari
dibentuknya perkumpulan seniman Pitamaha yang diprakarsai oleh Raja Ubud, I
Gde Agung Sukawati, adik Raja, I Gde Raka Sukawati, dan dua pelukis asing
yang ada di Ubud yaitu, Walter Spies dan Rudolf Bonnet. Musuem ini dikelola
oleh Yayasan Ratna Wartha yang berdiri pada tahun 1953 yang merupakan
organisasi yang digunakan untuk mengatur dan juga menjaga keutuhan
perkumpulan seni Pitamaha. Museum Puri Lukisan diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Urusan Luar Negeri pada saat itu, Mr. Mohammad Yamin pada
tanggal 31 Januari 1956. Koleksi awal Museum Puri Lukisan berasal dari
pemberian karya – karya pribadi Rudolf Bonnet yang kemudian diikuti oleh
sumbangan – sumbangan dari seniman – seniman lainnya. Selain dari pemberian
dari seniman – seniman Ubud, Museum Puri Lukisan juga membeli beberapa
karya seni yang kemudian dipamerkan sebagai bagian dari koleksi museum ini.
Kini museum ini telah berkembang dan memiliki 3 gedung utama yaitu, Galeri
Pitamaha yang berisi karya – karya lukis modern-tradisional Bali pra perang dunia
(1930-1945) dan juga karya – karya I Gusti Nyoman Lempad, Galeri Ida Bagus
Made yang berisi karya – karya seni pasca perang dunia (1945-sekarang) dan
karya – karya Ida Bagus Made, dan Galeri Wayang yang berisi karya – karya
lukis modern dan juga koleksi lukisan yang bertemakan pewayangan.
2.4.3.2 Nama Produk
Nama Brand : Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali
2.4.3.3 Jenis dan Spesifikasi Produk
Berikut ini akan dijabarkan spesifikasi dari Museum Puri Lukisan dan juga
fasilitas – fasilitas pendukung yang dimiliki oleh Museum Puri Lukisan :
1. Gedung Pameran I
Gedung Pameran I memiliki nama lain sebagai Pitamaha Gallery.
Gedung ini merupakan gedung pertama yang ada di Museum Puri
Universitas Kristen Petra 45
Lukisan. Gedung ini menampilkan karya – karya lukis modern-
tradisional Bali yang dibuat sebelum perang dunia yaitu berkisar dari
tahun 1930 – 1945. Selain karya – karya tersebut, gedung ini juga
menampilkan koleksi karya I Gusti Nyoman Lempad.
2. Gedung Pameran II
Gedung Pameran II memiliki nama lain sebagai Ida Bagus Made
Gallery. Gedung ini menampilkan karya – karya lukisan modern-
tradisional yang dibuat dari tahun 1945 sampai sekarang. Selain itu,
gdeung ini juga menampilkan koleksi karya dari Ida Bagus Made.
3. Gedung Pameran III
Gedung Pameran III memiliki nama lain sebagai Wayang Gallery atau
Temporary Exhibition. Gedung ini menampilkan karya – karya
modern-tradisional Bali yang dibuat sejak tahun 1945 sampai
sekarang. Gedung ini juga memiliki koleksi karya – karya lukisan
yang bertemakan dunia pewayangan.
4. Snack Bar
Kafe yang terletak di dekat pintu masuk museum ini menawarkan
berbagai jenis makanan ringan untuk para pengunjung yang ingin
sejenak bersantai dan juga menikmati pemandangan di lingkungan
museum. Kafe ini mulai beroperasi pada tahun 1999.
5. Gift Shop
Toko suvenir ini terletak di bagian luar museum dekat dengan pintu
masuk utama Museum Puri Lukisan. Toko suvenir ini menjual
cinderamata unik yang bisa dijadikan kenang – kenangan atas
kunjungan wisatawan di museum ini, selain itu toko suvenir ini juga
menjual kaos, kartu pos, katalog, buku – buku seni, dan juga kerajinan
– kerajinan lainnya.
6. Workshop Bale
Bangunan yang berbentuk gazebio berukuran 25m2 ini merupakan
tempat dimana para wisatawan bisa mengikuti workshop yang
diadakan oleh pihak museum. Salah satu workshop yang populer di
Universitas Kristen Petra 46
kalangan wisatawan adalah workshop membatik hasil karyanya bisa
dibawa pulang oleh wisatawan tersebut sebagai bentuk tanda mata. 2.4.3.4 Kualitas Produk
Museum Puri Lukisan memiliki koleksi lukisan yang cukup lengkap,
karena koleksi lukisan yang dimiliki museum ini bukan hanya dari satu orang
seniman saja, melainkan kumpulan karya dari banyak seniman yang tergabung
dalam persatuan seni Pitamaha. Selain koleksi lukisan yang cukup banyak,
Museum Puri Lukisan mampu mengakomodasi kebutuhan pengunjung /
wisatawan dengan informasi seputar karya seni atau karya lukisan yang dipajang
di dalam area exhibition hall. Pihak museum mampu menginformasikan cerita di
balik setiap lukisan, nama seniman pembuat karya, tahun dibuatnya karya terkait,
dan juga judul karya tersebut. Media informasi karya seni yang disajikan oleh
Museum Puri Lukisan juga dituliskan dalam beberapa bahasa, yaitu Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan juga Bahasa Jepang. Adanya media informasi
tersebut mampu mengakomodir kebutuhan pengunjung akan informasi terkait
karya – karya yang mereka nikmati, mengingat kebanyakan wisatawan menuntut
adanya media informasi yang mampu membantu mereka memahami karya yang
sedang mereka nikmati.
2.4.3.5 Konsumen (Target Market)
Target audience dan target Museum Puri Lukisan dapat ditinjau dari segi
demografis, geografis, psikografis, dan behavior.
• Target market dan target audience dari Museum Puri Lukisan adalah:
- Demografis
Usia : 18 – 55 tahun
Gender : Pria dan wanita
Pendidikan : SMA, D3, S1, S2, S3
Pekerjaan : Pekerja kanotran, business man, pengusaha,
pedagang, pegawai swasta, mahasiswa, pelajar.
Status Perkawinan : Bebas
Ekonomi Sosial : Golongan ekonomi menengah ke atas
Universitas Kristen Petra 47
- Geografis
Orang – orang dari seluruh dunia yang sedang berkunjung di Bali,
khususnya di kawasan Ubud.
- Psikografis
Orang – orang yang suka mempelajari hal – hal baru, orang yang
kesenian, khususnya seni lukis, orang yang mengapresiasi museum,
memiliki ketertarikan terhadap objek wisata seni.
- Behavior
Wisatawan domestik maupun mancanegara yang memiliki hobi
travelling, suka mendatangi museum seni, suka mengamati lukisan,
senang belajar dan mencari tahu.
2.4.3.6 Data Visual Produk
Gambar 2.9 Interior Pitamaha Gallery
Universitas Kristen Petra 48
Gambar 2.11 Gedung Museum Puri Lukisan
Gambar 2.12 Gedung Ida Bagus Made
Universitas Kristen Petra 49
2.4.3.7 Konsentrasi Pasar
Pengunjung dari Museum Puri Lukisan sebagian besar merupakan
wisatawan yang manca negara yang sedang berlibur di Pulau Bali. Museum Puri
Lukisan termasuk salah satu dari empat museum yang memiliki tingkat kunjungan
yan tinggi, berdampingan dengan The Blanco Renaissance Musuem, ARMA
Museum, dan juga Neka Art Museum. Museum Puri Lukisan ramai dikunjungi
khususnya pada akhir pekan. Wisatawan yang mengunjungi Museum Puri
Lukisan kebanyakan berasal dari negara – negara Eropa, ,seperti Perancis, Jepang,
Australia, Amerika Serikat, dan sebagainya.
2.4.3.8 Kegiatan dan Media Promosi
Pihak pengelola museum telah melakukan banyak kegiatan promosi
anatara lain melalui kerja sama dengan pemerintah daerah Bali untuk peningkatan
jumalh kunjungan dan juga dengan hotel – hotel setempat, yang juga merupakan
partner bisnis dari Museum Puri Lukisan. Hotel – hotel tersebut adalah hotel yang
terletak di kawasan Ubud yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi Museum
Puri Lukisan, hotel – hotel tersebut antara lain Hotel Campuhan dan Hotel Pita
Maha. Bentuk kerja sama ini berupa bantuan promosi kunjungan museum pada
wisatawan – wisatawan yang menjadi tamu di hotel – hotel tersebut. Hal ini dapat
dilihat dengan adanya paket tur yang ditawarkan oleh pihak hotel dan pemajangan
brosur museum. Media promosi lainnya yang digunakan Museum Puri Lukisan
adalah penerbitan beberapa publikasi, seperti katalog dan juga sebuah buku.
Katalog tersebut merupakan karya John Couteau yang terbit tahun 1999,
sedangkan buku berjudul “Ida Bagus Made: The Art of Devotion” karya Kaja
McGowan dan kawan – kawan terbit pada tahun 2008. Museum Puri Lukisan juga
menggunakan media – media konvensional seperti brosur, iklan, dan juga
penggunaan website sebagai media promosi mereka selama ini.
2.5 Analisis Data
2.5.1 Data Survey (Kuisioner)
Setelah dilakukan proses perhitungan dan juga tabulasi data hasil survey
kuisioner, maka didapatkan hasil survey sebagai berikut:
Universitas Kristen Petra 50
1. Berapakah usia Anda / How old are you?
Gambar 2.13 Usia Responden
Asumsi:
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa kunjungan ke The Blanco Renaissance
Museum lebih diminati oleh responden yang memliki rentang usia 36 – 45 tahun,
yaitu sebesar 30%. Komponen ini dimaksudkan untuk mengetahui target
audience potensial.
2. Berapa pengeluaran anda dalam sebulan / How much do you spend monthly?
Gambar 2.14 Pengeluaran Responden
9%
12%
21%
30%
17%
11%
Usia 15-‐20
21-‐25
26-‐35
36-‐45
46-‐50
>50
17%
21%
36%
18%
8%
Pengeluaran
1-‐5 juta
6-‐10 juta
11-‐25 juta
26-‐40 juta
> 41 juta
Universitas Kristen Petra 51
Asumsi :
Kisaran pengeluaran per bulan antara Rp 11.000.000,00 – Rp 25.000.000 ( USD
1.100 – USD 2.500) memiliki jumlah responden terbanyak yaitu sebesar 36%.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas pengunjung The Blanco
Renaissance Museum berasal dari kalangan menengah ke atas, meskipun museum
ini memiliki target audience ekonomi sosial yang bebas, dalam artian membidik
semua kalangan masyarakat secara sosial dan ekonomi tanpa ada pagu atau
batasan apapun.
3. Seringkah anda berlibur / How often do you go on holiday trip?
Gambar 2.15 Jumlah liburan dalam 1 tahun
Asumsi:
Dari hasil tabulasi kuisioner di atas dapat disimpulkan bahwa semua pernah
melakukan perjalanan liburan, bahkan sebagian besar responden berwisata lebih
dari satu kali dalam satu tahun. Responden terbesar melakukan perjalanan wisata
dua kali dalam satu tahun, yaitu sebanyak 40%.
32%
40%
13%
15%
Liburan Dalam 1 Tahun
1 kali
2 kali
3-‐4 kali
>4 kali
Universitas Kristen Petra 52
4. Apakah anda selalu mengunjungi museum saat berlibur / Do you always visit a
museum during your holiday trip?
Gambar 2.16 Intensitas kunjungan museum saat liburan
Asumsi:
Sebesar 76% responden selalu mengunjungi museum setiap berlibur. Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung The Blanco Renaissance Museum
merupakan wisatawan yang terbiasa mengunjungi museum secara reguler.
5. Apa yang anda sukai dari sebuah museum / What do you like about museum?
Gambar 2.17 Hal yang disukai dari museum
9%
15%
76%
Kunjungan Museum Saat Liburan
Sesekali
Seringnya
Selalu
32%
36%
19%
13%
Hal yang Disukai dari Museum
Keindahan Koleksi
Informasi yang Didapat
Fasilitas Pendukung
Arsitektur Museum
Universitas Kristen Petra 53
Asumsi:
Responden sebesar 36% menyatakan bahwa hal yang paling mereka sukai dari
sebuah museum adalah informasi tentang benda – benda yang sedang dipamerkan
dalam museum tersebut. Jumlah responden tersebut terpaut jarak yang dekat
dengan jumlag responden yang mengatakan bahwa hal yang mereka sukai dari
sebuah museum adalah keindahan dari koleksi karya seni museum tersebut.
6. Museum apa yang anda kunjungi di Ubud / Which museum you are planning to
visit in Ubud?
Gambar 2.18 Museum lain yang dikunjungi di Ubud
Asumsi:
Dari total responden survey, jumlah yang terbanyak yaitu 37% menyatakan bahwa
mereka mengunjungi Museum Puri Lukisan selama berada di Ubud selain
mengunjungi The Blanco Renaissance Museum. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Museum Puri Lukisan merupakan salah satu kompetitor utama dari The Blanco
Renaissance Museum. Selain Museum Puri Lukisan, ARMA Museum juga
memiliki jumlah responden yang cukup tinggi yaitu sebesar 32%.
32%
37%
23%
8%
Museum Lain yang Dikunjungi di Ubud
ARMA Museum
Museum Puri Lukisan
Neka Art Museum
Rumah Topeng Setia Dharma
Universitas Kristen Petra 54
7. Apakah ini kunjungan pertama anda di Blanco Museum / Is this your very first
visit to Blanco Museum?
Gambar 2.19 Kunjungan pertama di The Blanco Renaissance Museum
Asumsi:
Sebesar 80% responden menyatakan bahwa ini adalah kunjungan pertama mereka
di museum ini, sedangkan sisanya sebesar 20% menyatakan bahwa kunjungan ini
bukanlah kunjungan perdana mereka di museum ini.
8. Dari mana anda mengetahui museum ini / How did you know this museum?
Gambar 2.20 Asal mengetahui The Blanco Renaissance Museum
80%
20%
Kunjungan Pertama Di The Blanco Renaissance Museum
Ya
Tidak
32%
5% 42%
21%
Dari Mana Anda Mengetahui Museum Ini
Internet
Majalah Travel
Biro Perjalanan
Rekomendasi Orang lain
Universitas Kristen Petra 55
9. Apakah tujuan anda mengunjungi museum ini / What is your intention on
visting this museum?
Gambar 2.21 Motivasi mengunjungi sebuah museum
Asumsi:
Sebagian besar responden, lebih tepatnya sebanyak 41% responden menyatakan
motivasi mereka untuk datang ke museum adalah untuk mendapatkan informasi.
Sehingga media informasi harus bisa mengakomodir kebutuhan pengunjung.
10. Apakah informasi mengenai karya dalam museum penting / How important an
information about the exhibit is?
Gambar 2.22 Pentingnya informasi tentang karya seni di museum
41%
12%
39%
8%
Tujuan Mengunjungi Museum
Mendapatkan Informasi
Sekedar Melihat -‐ lihat
Menikmati Karya Seni
Membeli Karya Seni
84%
12%
4%
Pentingkah Informasi Tentang Karya Seni di Dalam Museum
Penting
Netral
Tidak Penting
Universitas Kristen Petra 56
Asumsi:
Informasi tentang karya – karya yang terpasang di museum merupakan hal yang
dianggap penting, hal ini dapat disimpulkan dari hasil survey yang mendapatkan
besaran 84% dari responden menganggap informasi tersebut sangat penting.
11. Apakah anda mendapat banyak informasi di sini / Did you get a lot of
information here?
Gambar 2.23 Apakah anda mendapat banyak informasi
Asumsi:
Dari hasil survey di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
survey menyatakan bahwa informasi yang mereka dapat selama kunjungan
mereka di The Blanco Renaissance Museum masih kurang. Hal ini dapat
menyiratkan bahwa perlu dilakukan suatu perbaikan pada media informasi
museum, mengingat motivasi utama pengunjung adalah untuk mendapatkan
informasi seputar karya – karya yang dipamerkan dalam museum.
12. Apakah media informasi di sini perlu ditingkatkan / Does the information
media here needs improvements?
23%
75%
2%
Apakah Anda Mendapat Banyak Informasi
Ya
Tidak
Ragu -‐Ragu
Universitas Kristen Petra 57
Gambar 2.24 Perlunya peningkatan media informasi museum
Asumsi:
Dari hasil tabulasi survey di atas dapat dilihat bahwa 75% responden menyutujui
adanya peningkatan dalam penyediaan media informasi. Peningkatan media
informasi ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan informasi wisatawan
secara lebih maksimal.
13. Bagaimanakah kesan kunjungan anda di museum ini / How was your visit in
this museum?
Gambar 2.25 Kesan yang didapatkan dari kunjungan
75%
25%
Perlukah Adanya Peningkatan Media Informasi
Ya
Tidak
69%
26%
5%
Bagaimana Kesan Kunjungan yang Didapat
Baik
Netral
Buruk
Universitas Kristen Petra 58
Asumsi:
Dari tabulasi data survey yang didapat, bisa diketahui bila sebagian besar
responden survey mendapatkan kesan yang baik selama kunjungannya di The
Blanco Renaissance Museum. Responden tersebut berjumlah 69%.
14. Apakah anda ingin mengunjungi museum ini lagi / Do you want to visit this
museum all over again?
Gambar 2.25 Kemauan untuk mengunjugi museum ini lagi
Asumsi:
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden survey
menyatakan bahwa mereka ingin mengunjungi The Blanco Renaissance Museum
lagi di kesempatan lainnya. Sebesar 65% responden ingin mengunjungi museum
ini lagi, sedangkan 25% responden menyatakan mungkin akan mengunjungi
museum ini lagi, dan 10% menyatakan tidak ingin mengunjungi museum ini lagi.
2.5.2 SWOT
SWOT merupakan singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threat (ancaman). Metode analisa
data SWOT berguna untuk mengolah data yang telah didapatkan untuk
menemukan kelebihan/kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan juga ancama bagi
The Blanco Renaissance Museum jika dibandingkan dengan kompetitornya.
65%
25%
10%
Apakah Anda Mau Mengunjungi Museum Ini Lagi
Ya
Mungkin
Tidak
Universitas Kristen Petra 59
Tabel 2.6 SWOT
SWOT
The Blanco Renaissance
Museum Ubud Bali
Museum Puri Lukisan
Ubud Bali
Strength
- Letaknya strategis, yaitu di
tepi Jalan Campuhan yang
merupakan jalan utama di
kawasan Ubud, sehingga
mudah diakses wisatawan.
- Memiliki faslitas wisata
pendukung yang lengkap
seperti restoran dan juga
taman burung.
- Merupakan satu – satunya
museum yang pemandunya
tersertifikasi oleh
Kementrian Pariwisata.
- Memiliki kegiatan
promosional yang lebih
banyak, termasuk dengan
bekerja sama dengan
banyak travel agency di
luar negeri dan juga KBRI.
- Memiliki lahan parkir luas
untuk mengakomodir
kunjungan wisata
- Memiliki fasilitas
pendukung seperti
exhibiton hall yang sering
digunakan untuk event –
event di Ubud.
- Letaknya strategis, yaitu di
tepi Jalan Raya Ubud,
sehingga mudah diakses
oleh wisatawan.
- Memiliki media informasi
dari benda – benda koleksi
museum yang memadai
dan informatif, dicetak
dalam 2 bahasa yaitu
Inggris dan Jepang.
- Memiliki kerja sama
promosional dengan hotel –
hotel di lingkungan sekitar.
- Merupakan museum seni
swasta pertama yang ada di
Ubud, Bali.
- Memiliki area parkir yang
sangat luas.
Universitas Kristen Petra 60
Tabel 2.6 SWOT
SWOT
The Blanco Renaissance
Museum Ubud Bali
Museum Puri Lukisan
Ubud Bali
Weakness
- Media informasi mengenai
setiap lukisan yang
dipamerkan masih sangat
minim dan tidak menarik.
- Panduan yang dibagikan
kepada para pengunjung
kurang informatif dan tidak
menarik.
- Jumlah kunjungan setiap
harinya lebih sedikit dari
The Blanco Renaissance
Museum.
- Tidak memiliki kerja sama
promosional dengan travel
agency yang berada di luar
negeri.
Opportu -
nity
- Dibangunnya exhibition
hall baru di dalam
lingkungan museum yang
akan berfungsi sebagai
tempat pameran seni yang
diadakan di Ubud.
- Tambahan fasilitas seperti
villa yang bisa digunakan
pengunjung untuk
bermalam di museum.
- Kerjasama baru dengan
televisi dan juga media
massa luar negeri sebagai
sarana promosi museum.
- Program kunjungan wsiata
seni yang diadakan oleh
Kementrian Pariwisata.
- Dibangunnya gedung
pameran baru, mampu
menambah kapasitas
koleksi Museum Puri
Lukisan.
- Program kunjungan wsiata
seni yang diadakan oleh
Kementrian Pariwisata.
Universitas Kristen Petra 61
Tabel 2.6 SWOT
SWOT
The Blanco Renaissance
Museum Ubud Bali
Museum Puri Lukisan
Ubud Bali
Threat
- Banyaknya museum baru
yang didirikan di kawasan
sekitar Ubud.
- Peningkatan kualitas
layanan dan juga fasilitas
wisata pendukung yang
dilakukan oleh museum –
museum lain.
- Banyaknya museum baru
yang didirikan di kawasan
sekitar Ubud.
- Kegiatan promosional
museum lain semakin
variatif dan beragam.
2.6 Kesimpulan Analisis Data
Dari data yang diperoleh melalui metode wawancara dan observasi
langsung yang dilakukan di The Blanco Renaissance Museum serta pembagian
kuisioner kepada para pengunjung The Blanco Renaissance Museum, setelah
dianalisa ternyata sebagian besar pengunjung The Blanco Renaissance Museum
berkunjung dengan motivasi untuk menikmati karya – karya seni koleksi museum
sekaligus untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi seputar koleksi – koleksi
tersebut. Namun, pihak pengelola The Blanco Renaissance Museum sendiri belum
mengakomodir kebutuhan pengunjung ini dengan sebuah media informasi yang
edukatif dan juga informatif, sehingga pengunjung merasa kurang mendapatkan
faedah dari kunjungan mereka di museum ini.
Pengakomodiran kebutuhan pengunjung sebuah museum merupakan hal
yang mandatorial, hal ini dimaksudkan untuk memberikan layanan dan juga
pengalaman kunjungan yang baik dan berkesan. Oleh sebab itu, untuk mengatasi
adanya permasalahan yang telah dijabarkan di atas maka, The Blanco Renaissance
Museum perlu melakukan sebuah peningkatan dan juga perbaikan pada media
informasi, khususnya yang berkaitan dengan karya – karya koleksi museum. Hal
ini perlu dilakukan agar The Blanco Renaissance Museum menjadi museum yang
Universitas Kristen Petra 62
mampu mengakomodir kebutuhan pengunjungnya, apalagi terdapat ancaman dari
kompetitor yang telah mampu mengakomodir kebutuhan informasi dari
pengunjungnya dengan media informasi yang telah mumpuni.