model perencanaan pembangunan pertanian ramah...
TRANSCRIPT
Model Perencanaan Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan
(m-P3RL)
Agung Hendriadi
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN LITBANG PERTANIAN
Raker BBSDLP, Semarang 3-6 April 2013
SCIENCE . INNOVATION. NETWORKS
ARAH PERKEMBANGAN PERTANIAN TROPIKA (INDONESIA)DEWASA INI
2
Konvensional
Industrial
Modern
Pertanian
Indigenus
Tidak
Ramah
lingkungan
Ketidakramahan sistem pertanian terjadi karena penggunaan
teknologi, pergeseran lahan pertanian ke perbukitan akibat tekanan
penduduk dan konversi lahan menjadi pemukiman
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Model Pertanian Ramah LingkunganBadan Litbang Pertanian
1. Peningkatan Produktivitas2. Rendah Emisi Gas Rumah Kaca3. Adaptif terhadap perubahan iklim4. Penerapan Pengendalian hama
Terpadu5. Rendah Cemaran Logam Berat6. Zero Waste7. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal8. Terjaganya Biodiversitas9. Integrasi Tanaman-Ternak
Pertanian RamahLingkungan
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Komponen teknologi
Unika SMG
Ditjen PPHP Kementan
UNS IPB UNHASSusanto,
2002Ala, 2001
Pupuk hayati √ √ √ √ √ √
Pestisida alami √ √ √ √ √ √
Penerapan PHT √ √
Pencegahan dan pengendalian pencemaran
√
Remediasi pencemaran
√
Rendah emisi √
Pemanfaatan SD lokal
√ √
Kelestarian kesuburan tanah
√ √ √ √
Ekonomi menguntungkan
√ √
Kelestarian SD lingkungan
√ √
Beberapa Model dan Komponen Pertanian Ramah Lingkungan
Beberapa Model dan Komponen Pertanian Ramah LingkunganLITBANG PERTANIAN
Komponen tek. Lahan Kering Lahan sawah Lahan Rawa
SIAGA FSV PTT Pert.Orgk ICEF ICCTF
Pupuk hayati V V v V
Pestisida alami V V V V
Penerapan PHT V V V
Pencegahan dan pengendalianpencemaran
V V V v V
Remediasi pencemaran v
Rendah emisi V
Pemanfaatan SD lokal/Zero waste V v V V V
Kelestarian kesuburan tanah V v V V V
Ekonomi menguntungkan V v V V V
Kelestarian SD lingkungan V v V V V
Biodiversity V V V
Adaptasi Iklim V v V V
Konservasi Tanah dan Tata KelolaAir
V V V V V
LANGKAH OPERASIONAL Model Perencanaan Pembangunan Pertanian Ramah
Lingkungan (m-P3RL)
(Decentralized Action Plan)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Peristiwa/Events
Perilaku/Patterns
Komponen/Structures
Keterkaitan antara komponen/struktur, perilaku/patterns pembentuk peristiwa/events.
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
“Tiba-tiba...”
Presiden menyatakan:“...by 2014 we want 10 million surplus rice
production...”
Presiden menyatakan:“...by 2020 emission
reduction by 26% additional reduction by 14%
with foreign aid...”
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
9
FENOMENA/EVENT
ANALISIS
KOMPONEN/STRUKTUR•unsur pembentuk•pola keterkaitan
FUNGSI-FUNGSI YANG DAPAT DITEGAKKAN
POLA LAKU (behavior pattern)
MEMANFAATKAN
MENGOPERASIKAN
MENGENDALIKAN
MEMBENTUK ATAU MENCIPTAKAN STRUKTUR-STRUKTUR BARU DG MENGUBAH STRUKTUR ATAU MENSINTESIS DG STRUKTUR LAIN
FENOMENA/EVENTLAIN
METODOLOGI
Dengan melakukan
diketahui
Dapat
dilacak
dan
diketa
hui
Dapat
dilacak
dan
digagas
kan cara
utk
Sumber: Sasmojo (2004)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Pola Pikir dalam Pengembangan Kebijakan
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
RAMAH LINGKUNGAN
BIG PICTURE PERBERASAN
Figure 10. Yields of Major Food Crops in Indonesia, 1990-2010 Produktivitas Komoditas Pangan Utama (1990-2010)
1996-2010: Provitas paddy meningkat hanya 0.98%, sementara pertumbuhan penduduk mencapai 1.49%/tahun
PERILAKU
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Table 4. Livestock Production, 2000-2009Table 4. Livestock Production, 2000 2009
Source: MOA, 2010
Produksi di Sub Sektor Peternakan (2000-2009)
PERILAKU
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
TahunJumlah UPPO
(unit) Reduksi CO2 (ton)
2009 41 1,145
2010 340 9,492
2011 1.476 41,206
2012 1.576 43,998
Reduksi Emisi CO2-ekivalen dari unit UPPO Kementan 2009-2012
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Reduksi Emisi CO2-ekivaken dari penggunaan Batamas 2008-2010
TahunJumlah Batamas
(kelompok)Reduksi CO2 (ton)
2008 473 2.262.340
2009 772 3.692.445
2010 867 4.146.826
Tahun Luas tanam
SRI
Emisi non SRI Emisi SRI Nett Emisi
ha ------------ ton CO2 ekivalen----------
2010 11.160 84.537 60.372 24.165
2011 60.300 456.767 326.203 130.564
2012 207.000 1.568.015 1.119.801 448.214
Net Emisi GRK antara non SRI dan SRI
Net Emisi CO2ekivalen antara pengelolaan sawah melalui pendekatan PTT dan non PTT
Tahun Luas panen
SLPTT Emisi non SL PTT
Emisi SLPTT
Nett Emisi
ha ------------ ton CO2 ekivalen -----------
2008 1.310.503 4.963.498 2.326.220 2.637.278
2009 1.158.615 4.388.227 2.056.611 2.331.666
2010 1.558.427 5.902.504 2.766.300 3.136.204
2011 513.423 1.944.575 911.355 1.033.220
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
WHAT MIGHTWE DO?(external opportunitiesand threats)
WHAT CANWE DO?(strengths andweaknesses)
WHAT DO WEWANT TO DO?(Vision and Mission)
WHAT DO OTHERSEXPECT US TO DO?(stakeholder expectancies)
Four Questions to Guide Policy Development Based on Modelling Agent
POLICY INITIATIVES
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Policy Development Approach
Holistik bukannya Linier Thinking
Adaptif dan Fleksibel: Lingkungan yang
berubah cepat membutuhkan pendekatan
yang adaptif dan fleksibel
Lintas organisasi dan departemen, untuk
meningkatkan koordinasi dan kolaborasi
AGENT BASED MODELLING
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Policy
Dynamic Process
Holistic
Robust
Should be Instead of
Fact Base/Real World
Based on High
Integrity Data
My take on
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Modelling and Simulation Process
Problem Structuring
Key Variables
Relevant Concepts
Causal Mechanism
Decision Variables
Field Experiences
Stake Holders Identification
S.W.O.T
DM FGD & Experts Interview
Relevant Data Gathering
Literature
Review
Interview
Primary
Secondary
Model Building
Verification(FGD)Does the simulation
appropriate ?
No
Explore Possible Scenarios
Yes
Risk & Uncertainties
Observe Emerging Pattern
Identify Optimum
PolicyDM FGD
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
21
SKENARIO KEBIJAKANPEN
ENTU
AN
P
AR
AM
ETER
&
VA
RIA
BEL
RA
NTA
I N
ILA
I
FOR
MU
LASI
P
ERSA
MA
AN
M
ATE
MA
TIS
AN
TAR
VA
RIA
BEL
FGDD
ISK
USI
PA
NEL
AH
LI
STUDI
LITERATUR
TUJUAN:MODEL DINAMIK UNTUK MENSIMULASIKAN
ALTERNATIF-ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN
MELIHAT DAMPAKNYA TERHADAP
VARIABEL-VARIABEL DALAM KAJIAN
TARGET
MODEL DINAMIK UNTUK PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
REVIEW &
PERBAIKAN
B
Sub Model n
Sub Model A
Sub Model b Sub Model C
R
B
B
SYSTEM DYNAMIK
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
PEMBANGUNAN PERTANIAN KE DEPAN
Pemenuhan
FOOD, FEED, FUEL, and FIBER
Pertanian Ramah Lingkungan (CC, Residu Limit dan RAN/RAD GRK)
4 TARGET SUKSES
Pemiiihan komoditas, teknologi dan budidaya
Model Perencanaan Pembangunan Pertanianian Ramah Lingkungan (m-P3RL)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Landasan m-P3RL: Food Security, Food Safety dan Ramah Lingkungan.
Dalam operasionalisasinya, m-P3RL akan dikaitkan dengandecentralized action plan (DAP) di tiap-tiap propinsi(BPTP/BALIT).
mP3RL mengandung unsur-unsur : peningkatan produktivitas, rendah emisi GRK, adaptif terhadap perubahan iklim, penerapanPHT dan PHSL, rendah cemaran logam berat, zero waste,pemanfaatan sumberdaya local, dan terjaganya biodiversitas.
m-P3RL(Model Perencanaan Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Strategic
Initiatives/
Program Ideal
Condition
Uncontrolled
system
inputs
m-P3RL - Decentralized Action Plan
Current Condition
Local Specific
System
Decision
Current issues:Sp. Lokasi, produksi dan produktifitas, HPP, NTP, Pencemaran dan RAD GRK, Sosial
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
TARGET PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN
(5 KOMODITAS UTAMA)
KOMODITAS PRODUKSI 2011 (JUTA TON)
TARGET PRODUKSI 2014(JUTA TON)
Padi (GKG) 65,76 76,57
Jagung (pipilan kering) 17,64 29,00
Kedelai (biji kering) 0,85 2,70
Gula (GKP) 2,23 3,1
Daging sapi 0,29 0,51
BREAK DOWN PER PROPINSI
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Identifikasi Program Sektoral Penurunan Emisi
SektorTarget Penurunan
(juta ton CO2e)
26% 41%
Kehutanan dan Lahan Gambut
672 1.039
Pertanian 8 11
Energi dan Transportasi36 56
Industri 1 5
Limbah 48 78
Total 767 1.189
Alokasi Penurunan Emisi di 5 Sektor/Bidang Utama pada Tahun 2020
1. Target emisi danalokasinya dapatdisesuaikan denganperkembanganmetodologi. Koordinasirevisi Bappenas
2. Pedoman RAD-GRK selesai dalam 3 bulan
3. RAD-GRK selesaidisusun dalam 1 tahun
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Area/Sasaran Penurunan Emisi GRKSektor Pertanian
1. Sub-Sektor Perkebunan & Lahan Gambut arah pengembangan/perluasan areal, peningkatan kapasitas sink (pertumbuhan), ameliorasi & sistem drainase, pemanfaatan limbah organik
2. Sub-Sektor Tanaman Pangan, terutama Lahan Sawah pengelolaan lahan, pupuk dan air, penggunaan varietas, dll
3. Sub-Sektor Peternakanpemanfaatan limbahbiogas, jenis & formula pakan
4. Cross cutting-Multi Sub-Sektor
PEMBANGUNAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN:PERTANIAN
RAMAH LINGKUNGAN
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Lampiran -1 Perpres 61/2011 Yang Menjadi Tanggung Jawab Kementerian Pertanian
No. Rencana Aksi Kegiatan/Sasaran Periode Lokasi
Indikasi
Penurunan
GRK (Juta Ton
CO2-e)
1 Optimalisasi
Lahan
Terlaksananya pengelolaan
lahan pertanian tanaman
pertanian tanpa bakar seluas
300.500 ha
2011-2014
8 Provinsi:
Sumut, Riau,
Jambi, Sumsel,
Kalbar, Kalsel,
Kaltim, Kalteng.
4,81
2 Penerapan
teknologi
budidaya
tanaman
Terlaksananya penggunaan
teknologi untuk melindungi
tanaman pangan dari gang
guan organisme pengganggu
tanaman dan dampak peru
bahan iklim pada lahan seluas
2,03 juta ha
2010-2014
Seluruh provinsi
kecuali DKI
Jakarta
32,42
3 Pemanfaatan
pupuk organik
dan bio-
pestisida
Terlaksananya pemanfaatan
pupuk organic dan bio-pesti
sida pada lahan seluas
250.000 ha
2010-2014 Seluruh provinsi 10,0
No. Rencana Aksi Kegiatan/Sasaran Periode Lokasi
Indikasi
Penurunan GRK
(Juta Ton CO2-e)
4 Pengembangan
areal
perkebunan
(sawit, karet,
kakao) di lahan
tidak
berhutan/lahan
terlantar/lahan
terdegradasi/
Areal
Penggunaan
Lain (APL)
a. Terlaksananya pe
ngembangan areal
perkebunan dan pe
ningkatan produksi
dan produktivitas, ser
ta mutu tanaman tahu
nan dengan sasaran
kelapa sawit seluas
860.000 ha, dan karet
seluas 105.200 ha
b. Terlaksananya
pengembangan areal
perkebunan dan
peningkatan produksi
dan produktivitas,
serta mutu tanaman
rempah dan penyegar,
dengan sasaran
kakao seluas 687.000
ha.
2011-2012 Kelapa sawit di 19 provinsi:
NAD, Sumut, Sumbar,
Babel, Bengkulu, Riau,
Jambi, Sumsel, Lampung,
Kalbar, Kalteng, Kaltim,
Kalsel, Sulteng, Sulsel,
Sulbar, Sultra, Papua dan
Papua Barat.
Karet di 14 provinsi: Sumut,
Riau, Sumsel, Sumbar,
Jambi, Kepri, Bengkulu,
Babel, Lampung, Jateng,
Kalbar, Kalteng, Kaslsel
dan Kaltim.
Kakao di 16 provinsi: NAD,
Sumut, Sumbar, Bengkulu,
Lampung, Jatim, Bali, NTT,
Kaltim, Kalbar, Sulbar,
Sulsel, Sultra, Sulteng,
Malut, dan Papua
Kelapa sawit 74,53
Karet 2,38
Kakao 5,42
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
No. Rencana Aksi Kegiatan/Sasaran Periode Lokasi
Indikasi
Penurunan GRK
(Juta Ton CO2-e)
5 Pemanfaatan
kotoran/urin ternak dan
limbah pertanian untuk
biogas
Terlaksananya
pengembangan dan
pembinaan biogas asal
ternak bersama masyarakat
(BATAMAS) di wilayah
terpencil dan padat ternak
sebanyak 1.500 kelompok
masyarakat
2010-2014 Seluruh provinsi 1,021
6 Pengelolaan lahan
gambut untuk pertanian
berkelanjutan
Penelitian dan
pengembangan sumberdaya
lahan (termasuk lahan
gambut) untuk
mengembangkan
pengelolaan lahan pertanian
seluas 325 ribu ha
2011-2020 11 provinsi :
NAD, Sumut,
Riau, Jambi,
Sumsel, Sumbar,
Lampung, Kalbar,
Kalsel, Kaltim dan
Kalteng.
103,98
7 Pengembangan
pengelolaan lahan
pertanian di lahan
gambut terlantar dan
terdegradasi untuk
mendukung sub sektor
perkebunan, peternakan
dan hortikultura
Rehabilitasi, reklamasi, dan
revitalisasi lahan gambut
terlantar, terdegradasi pada
areal pertanian serta
optimalisasi lahan non
tanaman pangan seluas 250
ribu ha
2011-2014 9 provinsi: NAD,
Riau, Jambi,
Sumsel, Sumbar,
Kalbar, Kalsel,
Kaltim dan
Kalteng
100,75
No. Rencana Aksi Kegiatan/Sasaran Periode Lokasi
Indikasi
Penurunan GRK
(Juta Ton CO2-e)
8 Penelitian dan
pengembangan
teknologi
rendah emisi,
MRV sektor
pertanian (non
gambut)
Tersusunnya teknologi rendah emisi
GRK yang mudah diterapkan dan
berdaya hasil tinggi serta
tersedianya metodologi MRV untuk
sektor pertanian yang diterapkan
dalam 12 paket tanaman pangan,
12 paket peternakan, 8 paket
tanaman perkebunan, dari 2
kegiatan berkaitan MRV sektor
pertanian
2011-2014 Seluruh
provinsi: kecuali
DKI Jakarta
9 Litbang
teknologi
rendah emisi,
metodologi
MRV pada
areal pertanian
di lahan gambut
Terlaksananya penggunaan
teknologi untuk melindungi tanaman
pangan dari gangguan organism
pengganggu tanaman dan dampak
perubahan iklim pada lahan seluas
2,03 juta ha
2010-2014 Seluruh provinsi
kecuali DKI
Jakarta
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
REDUKSI EMISI
Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)
Biogas Asal Ternak Bersama Masyarakat (BATAMAS)
System of Rice Intensification (SRI)
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Sharing Produksi dan Ramah Lingkungan
Wants to increase production of Food, Feed, Fuel and Fiber
Wants to achieve eco-friendly
Technology Selection Sharing
OPTIMUM POLICY FOR SUFFICIENT ECONOMIC GROWTH
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Overview 6 Koridor Ekonomi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Tema Perencanaan Pembangunan melalui Program MP3EI di 6 Koridor
BASIS DAN POTENSI PERTANIAN DI 6 KORIDOR EKONOMI MP3EI
Basis dan potensi pertanian
Enam Koridor Ekonomi
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali-NT Maluku-Papua
Tanaman perkebunan
1. Kelapa sawit X X
2. Kakao X
3. Karet X X
4. Tebu X
Tanaman Pangan
X X X
Peternakan X X
Hortikultura
Pengolahanhasil pertanian
X
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Berdasarkan proyek sektor pertanian yang ada dalam master list MP3EI yang melibatkan swasta
INPUT LINGKUNGAN1. Iklim2. Air3. Lahan4. Bencana alam atau serangan hama penyakit
INPUT TAK TERKONTROL1. Jumlah penduduk2. Harga3. Tingkat penyediaan
INPUT TERKONTROL1. Sarana/infrastruktur2. Benih, Alsintan3. Cetak lahan dan Alih fungsi lahan4. Konsumsi5. Losses6. Penyuluhan7. Teknologi budidaya, pupuk dan
OPT ramah lingkungan
OUTPUT YANG DIHARAPKAN
1. Produksi yang memadai2. Konsumsi terpenuhi3. Biaya investasi terjangkau4. Reduksi pencemaran dan emisi GRK
OUTPUT YANG TIDAK DIHARAPKAN
1. Fluktuasi harga pasar tinggi2. Biaya investasi tinggi3. Defisit produksi4. Pencemaran dan emisi meningkat
PENGELOLAAN
SISTEM PRODUKSI
PERTANIAN
DIAGRAM INPUT-OUTPUT SISTEM PRODUKSI RAMAH LINGKUNGAN
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Agent Based Networking
autonomous agents
Emergent properties from interactions
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
AGENTS/ACTORS INTERACTION rather than Variables Interaction
Gas Rumah Kaca dari Kegiatan AFOLU
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Peningkatan
Produksi
Pupuk
Benih
Pengendali
OPT
Alsintan
+
Pola tanam/
tek. Budidaya
+
+
+
+
Pengelolaan
Lahan+
Pencemaran
dan Emisi
GRK
-
-
-
-
-
-
-
-
Keterediaan
air
+
+
Penyuluhan
+
+
Perubahan
Iklim
Luas lahan
-
+
-
-
-
+
Konseptual: Interaksi Variabel Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan-CLD
Derivate GRK- AFOLU
APLIKASI AGENT BASED MODELLING (to be discussed)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Rencanaaksi
Pusat Provinsi Kabupaten PT/ Univ
Swas-ta
Komu-nitas
Lintas K/L
Puslit/ Balit
BPTP Diperta Provinsi
Pemprov Dipertakabupaten
Pem-kab
Penentuan lokasi (ordinat) berda-sarkan RT/RW
X X
Penentuan komo-ditas & inovasi spesifik lokasi
X X X X X
Kajian sosial ekonomi lingkungan
X X X X X
Penetapan
Penanganan
Sarana Produksi
dan Produk
X X X X X X
Implementasi pembangunan pertanian ramah lingkungan
X X X X X X X
Perumusan keberlanjutan
X X X X
TUGAS m-P3RL DAP 2013
18 Propinsi padifokus pada padi
7 propinsi kedelai fokus pada kedelai
Others: Program unggulan Daerah
contoh NTT: Propinsi Jagung-Sapi
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Proses Perencanaan Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Evaluasi Keberlanjutan Agribinis Ramah Lingkungan
Implementasi Kegiatan Agribisnis Ramah Lingkungan
Penetapan Penanganan Sarana Produksi dan Produk
Penyusunan Rekomendasi Komponen Teknologi yang DIterapkan
Seleksi danPemilihan Komoditi Spesifik Lokasi
Penetapan Peruntukan Lahan dan Ragam Jenis Komoditinya
Penetapan Lokasi dan Penilaian Potensi Lahan
Mulai
Layak
(Ekonomi, Lingkungan dan
Sosial)
Selesai
Tidak
Ya
AEZ
Litkaji
Litkaji
RT/RW
Litkajibang + indigeneous knowledge/ technology
Self / participatory evaluation
Purwono, et. al. (2013) yang disempurnakan
LANGKAH OPERASIONAL PELAKSANAAN m-P3RL
Koord. denganPEMDA
TETAPKAN TIM danSos danbulatkankonsep
pikir
FGD-1: Ident. Target
dan Para Terkait
SUSUN/KELOMPO
KAN parameter penentu dalam
internal daneksternal/control
led danuncontrolled
BUAT CLD dan
STRUKTUR MODEL
sertaIDENTI. DATA YG
DIBUTUH.
LakukanFGD-2: Data
Collect.
Run Model, lakukansensitiv. analysis
danvalidasimodel untuk
berbagaiskenario
Draw Opt.
Recom. Based
on running model
dan FGD dg skala
lebihluas
PUBLIKASI/SOSIALISASI
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Lintas Institusi Deerah
Organisasi m-P3RL-DAP
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
TIM m-P3RL LINGKUP PUSLIT/BB
TIM m-P3RLBPTP TIM m-P3RL BPTP TIM m-P3RL BPTP…………………..........
Hints:Perumusan kebijakan yang optimum (optimum policy) harus didasari pada identifikasi dan karakterisasi struktur
permasalahan yang melibatkan data, fakta, pengalaman dan pendapat ahli yang dilakukan melalui kegiatan focus group discussion yang
efektif.
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
Terimakasih
SCIENCE . INNOVATION. NETWORKS