raker penyusunan kua ppas 2013...print

66
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (DPPKA) PROVINSI DIY

Upload: bobby-thomas

Post on 09-Nov-2015

252 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penyusunan KUA PPAS

TRANSCRIPT

  • DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET (DPPKA) PROVINSI DIY

  • BELANJASTIMULUSInfrastruktur:JalanJembatanPelabuhanBandaraListrikTelekomunikasiPRIVATE INVESTMNTPUBLIC INVESTMNTPDRB (Primer Sekunder, Tersier)PDRB PerkapitaS INKRONI SASIPDRDbenih, bibit, pupukDANA DEKON/TPAPBD PROV/KAB/KOTAMENINGKATNYACITRA PELAYANAN PUBLIKSTIMULUSSUBSIDIPENDAPATANPUBLIC INVESTMNT

    IMB Amdal Ijin Lokasi HO

    PercepatanPendekatan Wil Pemb12345

  • ISU STRATEGIS

    Kebijakan Keuangan Daerah (Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan)Mempertahankan Opini Wajar Tanpa PengecualianMensejajarkan Posisi Pendapatan, Belanja dan Aset sebagai unsur penilaian kinerja keuanganPeraturan-peraturan baru di Keuangan Daerah

  • KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN PROVINSI DIY TAHUN 2013

  • TITIK BERAT ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAHKebijakan pendapatan keuangan daerah provinsi DIY diarahkan kepada ketersediaan dana yang berkelanjutan dengan jumlah yang memadai. Kebijakan belanja keuangan daerah Provinsi DIY diarahkan untuk mendukung kebijakan dan prioritas strategis, terutama untuk mendukung kebutuhan dana program strategis yang memiliki nilai tambah (value-added), sesuai capaian target visi dan misi lima tahun ke depan.Arah pembiayaan Provinsi DIY diarahkan untuk menutup defisit dan mengalokasikan pada pos-pos pembiayaan.

  • * KEBIJAKAN PENDAPATANPendekatan Pelayanan kepada Wajib PajakPenggalian sumber-sumber pendapatan baru (ekstensifikasi)Mewujudkan Pengelolaan aset daerah yang optimal berbasis Teknologi Informasi;Peningkatan kinerja BUMDPeningkatan Dana Perimbangan

  • Sumber :Pajak Daerah : PKB, BBNKB, PBBKB, dan Pajak Pengambilan serta Pemanfaatan Air Permukaan.Retribusi Daerah : Retribusi Jasa Umum (plyn kesehatan dll), Retribusi Jasa Usaha (sewa tanah dll) dan Retribusi Perizinan Tertentu (Retribusi Izin Pos dan Telekomunikasi)Hasil Perusahaan Milik Daerah (PMD) dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yang meliputi hasil penyertaan modal pada PT. Anindya Mitra Internasional, PD. Taru Martani, BPD DIY dan Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP).Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah dimaksudkan untuk menampung penerimaan-penerimaan dari Pendapatan Asli DaerahPenerimaan dari dana perimbangan yang meliputi: Bagi hasil pajak, bagi hasil bukan Pajak, DAU, DAK dan penerimaan lain-lain.Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Yang Sah berasal dari Sumbangan dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri dan dari Pendapatan Lain-lain.

    Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

  • LANJUTANOptimalisasi Aset DaerahPemerintah Provinsi DIY memiiki aset yang dapat lebih dioptimalkan pemanfaatannya untuk pelayanan kepada masyarakat maupun untuk peningkatan pendapatan. Optimalisasi aset daerah dapat dicapai dengan perbaikan pengelolaan aset, peningkatan kerjasama dengan pihak lain/swasta, dan pembentukan badan usaha baru yang khusus untuk pengoptimalan aset daerah. Disamping itu, optimalisasi aset DIY juga dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain/swasta.Peningkatan Dana Perimbangan dan Bagi HasilDana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah realisasinya karena bergantung pada pemerintah pusat. Sedangkan bagi hasil pajak provinsi dan pusat dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan bagi hasil sangat terkait dengan aktivitas perekonomian daerah.

  • Langkah-langkah strategis untuk meningkatkan PADPerbaikan ManajemenMelalui perbaikan manajemen diharapkan setiap potensi pendapatan daerah dapat direalisasikan. Manajemen yang profesional dapat dicapai dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan perbaikan serta penyederhaan sistem dan prosedur. Perbaikan manajemen ini baik pada internal Pemerintah Provinsi DIY maupun pada BUMD. Peningkatan InvestasiPeningkatan investasi dapat didorong dengan membangun iklim usaha yang kondusif bagi berlangsungnya investasi.

    *

  • * KEBIJAKAN BELANJA DAERAHBelanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  • Belanja Daerah disusun menurut urusan, organisasi, program dan kegiatan serta akun belanjaBelanja Daerah menurut urusan pemerintahan disusun berdasarkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang terdiri atas : urusan wajib dan urusan pilihanBelanja Daerah menurut organisasi disusun berdasarkan satuan kerja perangkat daerah yang bertanggungjawab melaksanakan urusan tersebut dan bertindak sebagai pusat-pusat pertanggungjawaban uang/barangBelanja Daerah menurut program dan kegiatan disusun sesuai dengan kebutuhan dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggungjawab satuan kerja perangkat daerahBelanja Daerah menurut akun belanja sesuai dengan kebutuhan satuan kerja perangkat daerah.Penyusunan Anggaran Belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, ASB dan standar satuan harga.

    Lanjutan..

  • Belanja PegawaiPenyediaan gaji pokok dan tunjangan PNS Daerah disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan belanja pegawai dalam penghitungan DAU 2012 dengan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ke-13Memperhitungkan adanya tunjangan ketiga belas PNSD dan CPNSD serta "accres' gaji dg nilai sebesar 1%A. Kebijakan Belanja Tidak Langsung

  • Bantuan SosialPemberian bantuan dapat dalam bentuk uang dan/atau barang Pemberian bantuan sosial dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakatPemberian bantuan sosial dilakukan secara selektif, memenuhi persyaratan penerima bantuan, bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan dan sesuai tujuan penggunaanKebijakan Belanja Tidak Langsung (LANJUTAN)

  • Belanja Bagi Hasil

    Digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa. Merupakan pembagian hasil/realisasi pendapatan dari pajak daerah.Kebijakan Belanja Tidak Langsung (LANJUTAN)

  • Bantuan KeuanganDigunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan pemerintah desa. Belanja bantuan keuangan yang bersifat umum diberikan dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan bagi kabupaten/kota dan atau desa penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus dianggarkan dalam rangka untuk membantu capaian program/kegiatan prioritas yang dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota atau dalam rangka akselerasi pembangunan desa. Kebijakan Belanja Tidak Langsung (LANJUTAN)

  • Belanja Tidak TerdugaBelanja Tidak Terduga ditetapkan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya dan perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta sifatnya tidak biasa/tanggap, yang tidak diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk program/kegiatanKebijakan Belanja Tidak Langsung (LANJUTAN)

  • Program dan kegiatan yang diusulkan pada belanja langsung disesuaikan dengan kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran sementara, dan Rencana Strategis SKPDPeningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belanja Pegawai. Penganggaran honorarium PNSD dan Non PNSD memperhatikan asaas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan.Belanja Barang dan Jasa. Penganggaran barang pakai habis sesuai kebutuhan nyata dan memperkirakan barang persediaan tahun berjalanPenganggaran perjalanan dinas dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerjanya.Priotitas menggunakan aset/fasilitas daerah.

    B. Kebijakan Belanja Langsung

  • Belanja ModalPengadaan barang inventaris dilakukan secara selektif sesuai dengan kebutuhan masing-masing SKPD Pengadaan barang ineventaris dilakukan setelah evaluasi dan pengkajian terhadap barang-barang inventaris yang tersedia Khusus pembangunan gedung dan bangunan milik pemerintah memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku (Perpres Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara)Penganggaran belanja modal meliputi sebesar harga beli/bangun aset tetap ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap dimaksud sampai siap digunakan.

  • * KEBIJAKAN PEMBIAYAANPenerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran. Penyebab utama terjadinya defisit adalah adanya kebutuhan pembangunan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penerimaan utama pembiayaan dalam rangka menutup defisit anggaran adalah penerimaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang lalu (SiIPA), sedangkan yang kedua berasal dari penerimaan piutang daerah dan penerimaan dari biaya penyusutan kendaraan.Pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib, antara lain untuk pembayaran hutang pokok yang telah jatuh tempo. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal kepada BUMD yang berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

  • KEBIJAKAN BANTUAN SOSIAL DAN HIBAH(Berpedoman pd Permendagri 32 Tahun 2011 dan Permendagri 39 Tahun 2012)

  • Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemda kepada : - pemerintah atau - pemerintah daerah lainnya, - perusahaan daerah, - masyarakat dan organisasi kemasyarakatanyang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah

    Bansos adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemda kepada :- individu, - keluarga, - kelompok dan/atau Masyarakat

    yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial

  • Kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, bencana, atau fenomena alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar. Ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.

  • PEMBERIAN

    HIBAHPEMBERIAN

    BANSOS

  • Sekurang-kurangnya harus berdasar atas:Peruntukan secara spesifik telah ditetapkan;Tidak wajib dan tidak mengikat;Bersifat sementara dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;Memenuhi persyaratan penerima hibah.

    KRITERIA

    PEMBERIANHIBAH

  • LanjutanRehabilitating Sosial : Ditujukan utk memenuhi dan mengembangkan kemampuan sesorang yg mengalami disfungsi sosial agr dpt melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar .merehabiltasi yang terkena disfungsi sosial.Perlindungan Sosial : ditujukan utk mencegah dan menangani resiko dr guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kel masyarakat agr kelangsungan hidupnya dpt dipenuhi sesuai dgn kebutuhan dasar minimal....mencegah dan menangani dr guncangan dan resiko sosialPemberdayaan Sosial : ditujukan utk menjadikan sesorang atau kel masyarakat yg mengalami masalah sosial mempunyai daya sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.penanganan masalah sosial agar dapat memenuhi kebutuhan dasar.Jaminan Sosial : merupakan skema yg melembaga utk menjamin penerima bantuan agr dpt memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yg layak...dapat hidup layak.Penangulangan Kemiskinan : merupakan kebijakan program dan kegiatan yg dilakukan terhadap orang, keluarga, kel masyarakat yg tdk mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tdk dpt memenuhi kebutuhan yg layak bagi kemanusiaan...bagi yang tidak punya sumber mata pencaharian dan tdk mampu memenuhi kebutuhan yang layakPenanggulangan Bencana : merupakan serangkaian upaya yg ditujukan utk rehabilitasi....merehabilitasi setelah terkena bencana

  • USULAN TERTULIS CALON PENERIMAS K P D TERKAIT(1)KEPALA DAERAHTAPDEVALUASIPERTIMBANGANKUA & PPASPYSN RKARKA-PPKD (UANG)RKA-SKPD (BRG/JASA)R-APBDPERDA APBD(3)(4)(5)(6)(7)(9)(2)PYSN RKA(6)(8)Hibah/Bansos berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah/bansos, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.Hibah berupa barang atau jasa dianggarkan dalam program dan kegiatan, jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah barang/jasa berkenaan, dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa kepada pihak ketiga/masyarakat berkenaan pada SKPD.Bansos berupa barang dianggarkan dalam program dan kegiatan, jenis belanja barang, obyek belanja bansos barang berkenaan, dan rincian obyek belanja bansos barang kepada pihak ketiga/masyarakat berkenaan pada SKPD.Rincian obyek belanja dicantumkan nama penerima dan besaran hibah /bansos. REKOMENDASI(3)(3) MELALUI

  • HIBAHBANSOS

  • PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

    PEMDAa. usulan calon b. daftar penerima hibahc. NPHDd. pakta integritas penerima hibahe. bukti transfer uang atau bukti serah terima barang/jasa

    PENERIMALap. penggunaan hibahSurat peryataan tanggungjawab penggunaan hibahBukti pengeluaran yg lengkap dan sah catatan :a dan b disampaikan kepada KDHsedangkan c disimpan oleh penerima sebagai objek pemeriksaan.

    Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan kpd KDH melalui PPKD tembusan SKPD terkaitPenerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya

    Penerima hibah berupa barang/jasa menyampaikan Lap kpd KDH melalui SKPD terkait.Hibah berupa barang yg belum diserahkan kpd penerima hibah sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan, dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca daerah

    PERTANGGUNGJAWABAN

  • PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABANPEMDAa. usulan calon b. daftar penerima bansosc. pakta integritas penerima bansosd. bukti transfer uang atau bukti serah terima barang/jasa

    PENERIMALap. penggunaan bansos Surat peryataan tanggungjawab penggunaan bansos Bukti pengeluaran yg lengkap dan sah catatan :a dan b disampaikan kepada KDHsedangkan c.disimpan oleh penerima sebagai objek pemeriksaan.

    Penerima bansos berupa uang menyampaikan laporan kepada KDH melalui PPKD tembusan SKPD terkaitPenerima bansos bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan bansos yang diterimanya

    Penerima bansos berupa barang/jasa menyampaikan laporan kepada KDH melalui SKPD terkait.Bansos berupa barang yg belum diserahkan kepada penerima bansos sampai dengan akhir tahun anggaran berkenaan, dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca daerah

    PERTANGGUNGJAWABAN

  • BELANJA LANGSUNG JENIS BELANJA BARANG DAN JASAOBJEK BELANJA:HIBAH BARANG/JASA YG AKAN DISERAHKAN KPD PIHAK KETIGA/MASYBANSOS BARANG YG AKAN DISERAHKAN KPD PIHAK KETIGA/MASYBARANG & JASA LAINNYA

    BELANJA TIDAK LANGSUNGJENIS BELANJA:

    BELJ. PEGAWAIBELJ. BUNGABELJ. SUBSIDIBELJ. HIBAHBELJ. BANSOSBELJ BAGI HASILBELJ .BANTUAN KEUANGANBELJ .TDK TERDUGA

    BELANJA OPERASI

    BELJ. PEGAWAIBELJ. BARANGBELJ. BUNGABELJ. SUBSIDIBELJ. HIBAHBELJ. BANTUAN SOSIAL

    LRA SKPDLRA SKPD KONSOLIDASILRA PEMDA KONVERSI (SAP)

  • SKPD terkait melakukan monev atas pemberian hibah dan bansos.Hasil monev disampaikan kpd KDH dgn tembusan kpd SKPD yg mempunyai tugas dan fungsi pengawasan.Dalam hal hasil monev terdapat penggunaan hibah atau bansos yg tdk sesuai dgn usulan yg telah disetujui, penerima hibah atau bansos yg bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dgn peraturan perundang-undangan.

  • Mengatasi permasalahan pelaksanaan pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD atas implementasi Permendagri No. 32 Tahun 2011 antara lain :Penegasan penggunaan nomenklatur Obyek dan Rincian Obyek belanja Hibah dan Bantuan SosialPengaturan kembali Nama dan besaran pemberian Hibah dan Bantuan Sosial kpd masing2 penerima dicantumkan pada lampiran tersendiri dlm Perkada ttg Penjabaran APBDMengakomodasi pemberian Bantuan Sosial kpd individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya

  • Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD.Rincian obyek belanja dicantumkan nama penerima dan besaran hibah.

    H I B A HHibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek/rincian obyek belanja hibah kepada:Pemerintah;Pemerintah daerah lainnya; Perusahaan daerah;Masyarakat; danOrganisasi kemasyarakatan.Rincian nama penerima dan besaran hibah dicantumkan dalam Lampiran Perkada ttg Penjabaran APBD secara tersendiri.

    Pasal 11 & 11A PMDN 32/2011REVISI

  • BANSOSPemerintah daerah dapat memberikan bantuan sosial kepada :Individu, keluarga, dan/atau masyarakat yg mengalami keadaan yg tdk stabil sebagai akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum.Lembaga non pemerintahan bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yg berperan untuk melindungi individu, kelompok, dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.BANTUAN SOSIALPasal 23 Permendagri 32/2011

  • Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/atau keluarga terdiri dari :yang direncanakan, dandialokasikan kepada individu dan/atau keluarga yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan APBD. yang tidak dapat direncanakan sebelumnya :dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau keluarga yang bersangkutan.Pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan sebelumnya tidak melebihi pagu alokasi anggaran yang direncanakanPasal 23A RevisiBANTUAN SOSIAL

  • Bantuan sosial berupa uang dicantumkan dalam RKA-PPKD dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja bantuan sosial, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan pada PPKD

    Dalam rincian obyek belanja dicantumkan nama penerima dan besaran bantuan sosial

    BANTUAN SOSIALPasal 30 Permendagri 32/2011Bantuan sosial berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja bantuan sosial, obyek belanja bantuan sosial, dan rincian obyek belanja bantuan sosial pada PPKD, meliputi:

    individu dan/atau keluarga;masyarakat; danlembaga non pemerintahan.

    Pasal 30 PMDN 32/2011REVISI

  • Pasal 30A (Revisi)Kepala Daerah mencantumkan daftar nama penerima, alamat penerima dan besaran bantuan sosial dalam Lampiran III Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD, tidak termasuk bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak direncanakan.Format Lampiran III Peraturan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I.1 Peraturan Menteri ini, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.

  • Pasal 32 (lama)Penyaluran/penyerahan Bantuan Sosial didasarkan pada daftar penerima Bantuan Sosial yang tercantum dalam keputusan KDH Pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS).Penyaluran Dana Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial dilengkapi dengan kuitansi sebagai bukti penerimaan uang bantuan sosial.

    BANTUAN SOSIALPasal 32 Permendagri 32/2011Penyaluran dan/atau penyerahan bantuan sosial didasarkan pada daftar penerima bantuan sosial yang tercantum dalam KDH), kecuali bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya

    Penyaluran/penyerahan bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya didasarkan pada permintaan tertulis dari individu dan/atau keluarga yang bersangkutan atau surat keterangan dari pejabat yang berwenang serta mendapat persetujuan KDH setelah diverifikasi oleh SKPD terkait.

    Pencairan bantuan sosial berupa uang dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS).

    Penyaluran dana bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial dilengkapi dengan kuitansi bukti penerimaan uang bantuan sosial.

  • LAMPIRAN IIIKDHSKPD TERKAITTAPDREKOMENDASIPERTIMBANGANUSULAN TERTULISDPRDKUA/PPASRAPBDKEP KDH (NAMA2 PENERIMA)DOKUMEN PENCAIRAN HIBAHPERDA APBDNPHDDIBAHAS BERSAMAPERSETUJUAN BERSAMAPERSETUJUAN BERSAMATRANSFEREVALUASIPROSES PEMBERIAN HIBAHDIBAHAS BERSAMA

    CALON PENERIMA HIBAH

    PERKDH APBD

  • LAMPIRAN IIIKDHSKPD TERKAITTAPDREKOMENDASIPERTIMBANGANUSULAN TERTULISDPRDKUA/PPASRAPBDKEP KDH (NAMA2 PENERIMA)DOKUMEN PENCAIRAN BANSOSPERDA APBDDIBAHAS BERSAMAPERSETUJUAN BERSAMAPERSETUJUAN BERSAMATRANSFEREVALUASIPROSES PEMBERIAN BANSOS YG DIRENCANAKANDIBAHAS BERSAMA

    CALON PENERIMA BANSOS

    PERKDH APBD

  • KDHSKPD TERKAITREKOMENDASIPERMINTAAN TERTULIS/SRT KETDPRDNAMA PENERIMA & BESARANDOKUMEN PENCAIRAN BANSOSMELAKUKAN PENGAWASANTRANSFER/PENYERAHAN TUNAIEVALUASIPROSES PEMBERIAN BANSOS YG TDK DPT DIRENCANAKAN SEBELUMNYA

    CALON PENERIMA BANSOS

    PPKD

  • Pasal 35aPPKD membuat rekapitulasi penyaluran bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya paling lambat tanggal 5 Januari tahun anggaran berikutnya.Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nama penerima, alamat dan besaran bantuan sosial yang diterima oleh masing-masing individu dan/atau keluarga.

  • Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan sosial meliputi:usulan dari calon penerima bantuan sosial kepada kepala daerah;keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar penerima bantuan sosial;pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan; danbukti transfer/penyerahan uang atas pemberian bantuan sosial berupa uang atau bukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa barang.

    BANTUAN SOSIALPertanggungjawaban pemerintah daerah atas pemberian bantuan sosial meliputi:Usulan/permintaan tertulis dari calon penerima bantuan sosial atau surat keterangan dari pejabat yang berwenang kepada kepala daerah;keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar penerima bantuan sosial;pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan usulan; danbukti transfer/penyerahan uang atas pemberian bantuan sosial berupa uang atau bukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa barang.Pertanggungjawaban dimaksud huruf b dan huruf c dikecualikan terhadap bantuan sosial bagi individu dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.Pasal 36 (Lama)REVISI

  • Catatan:Pengaturan terkait dengan pengelolaan hibah dan/atau bansos yang oleh peraturan perundang-undangan diatur lain dikecualikan dari skema permendagri 32 tahun 2011.

    LAMABARUPasal 42(1) Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan sosial diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah.(2)Pemerintah daerah yang telah menetapkan peraturan kepala daerah yang mengatur pengelolaan pemberian hibah dan bantuan sosial sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 31 Desember 2011.

    (3)Pemerintah daerah dapat menganggarkan hibah dan bantuan sosial apabila telah menetapkan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).Pasal 42Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah dan bantuan sosial diatur lebih lanjut dengan peraturan kepala daerah.dihapus(3)Pemerintah daerah dapat menganggarkan hibah dan bantuan sosial apabila telah menetapkan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).(4)Dalam hal pengelolaan hibah dan/atau bantuan sosial tertentu diatur lain dengan peraturan perundang-undangan, maka pengaturan pengelolaan dimaksud dikecualikan dari Peraturan Menteri ini.

  • Catatan:Pemberlakuan peraturan menteri ini mulai tahun anggaran 2013.

    LAMABARUPasal 43Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini:Pemberian hibah dan bantuan sosial untuk tahun anggaran 2011 tetap dapat dilaksanakan sepanjang telah dianggarkan dalam APBD/Perubahan APBD tahun anggaran 2011.Penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial mulai tahun anggaran 2012 berpedoman pada Peraturan Menteri ini.Pasal 43

    Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial mulai tahun anggaran 2013 berpedoman pada Peraturan Menteri ini.

  • LAMPIRAN I.1 : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR: TANGGAL:

    DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA

    Lampiran III :PERATURAN KEPALA DAERAHNomor :Tanggal :

    NONAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMAJUMLAH (Rp)12341234dDst

  • LAMPIRAN I.2 : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR: TANGGAL:

    DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI BANTUAN SOSIAL YANG DITERIMA

    Lampiran IV:PERATURAN KEPALA DAERAHNomor :Tanggal :

    NONAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMAJUMLAH (Rp)12341234dDst

  • PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN APBD TAHUN 2013

  • SINKRONISASI UU PAKET PENGELOLAAN KEUANGANUU 17/2003UU 1/2004UU 15/2004UU 25/2004UU 33/2004PPPPPPUU 32/2004Pasal 222Pasal 237PP 58/2005PemerintahanDaerahOmnibusRegulationPERMENDAGRI 13/2006PERMENDAGRI 59/2007PPPERMENDAGRI 55/2008PERDA 4 Th 2007PERMENDAGRI 37/2012PERGUB 42 2010 & 13 2011PERMENDAGRI 21/2011

  • SUBSTANSI PERMENDAGRI NO 37 TAHUN 2012SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PRINSIP PENYUSUNAN APBDKEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDTEKNIS PENYUSUNAN APBDHAL-HAL KHUSUS LAINNYA

  • SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT - DAERAHPenyusunan KUA dan PPAS harus berpedoman pada RKPD tahun 2013 dan prioritas Nasional dalam RKP tahun 2013, dengan memperhatikan prioritas pembangunan daerah dan kemampuan keuangan daerah

  • PRINSIP PENYUSUNANSesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tepat waktu sesuai tahapan dan jadwal, transparan, partisipatif, memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, serta tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya

  • PENDAPATAN DAERAHTidak diperkenankan menganggarkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang peraturan daerah (perda) nya bertentangan dengan Undang-Undang 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan/atau perdanya telah dibatalkan.Kebijakan penganggaran tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.

  • BELANJA DAERAHBelanja daerah disusun untuk mendanai urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihannya. Urusan wajib didasarkan atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Belanja hibah dan Bansos.Tatacara penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bansos yang bersumber dari APBD harus mempedomani PERKADA yang telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

  • Belanja kebutuhan barang milik daerah didasarkan atas perencanaan kebutuhan dengan memperhatikan standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah sesuai peraturan perundang-undangan.

  • PEMBIAYAAN DAERAHPerhitungan SILPA tahun berjalan:SILPA Tahun Berjalan positif, pemerintah daerah harus memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan. SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah daerah melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya

  • Penetapan APBD Tahun Anggaran 2013 tepat waktu, paling lambat tanggal 31 Desember 2012, sesuai jadwal dan tahapan proses penyusunan APBDKegiatan yang anggaran telah diarahkan penggunaannya, selain mencantumkan lokasi kegiatan, juga mencantumkan sumber pendanaannya, seperti Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBH-DR), Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Hibah, Bantuan Keuangan yang bersifat khusus, Pinjaman Daerah serta sumber pendanaan lainnya yang kegiatannya telah ditentukan

  • Pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari belanja daerah, sesuai amanat peraturan perundang-undangan, termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dari APBDDana BOS yang bersumber dari APBN diperuntukkan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar sembilan tahun, yang penggunaannya mengacu pada peraturan perundang-undangan

  • Pendanaan untuk organisasi cabang olahraga profesional tidak dianggarkan dalam APBD 2013 karena menjadi tanggung jawab induk organisasi cabang olahraga dan/atau organisasi olahraga profesional yang bersangkutan, sejalan amanat Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

  • Hal-hal yang perlu perhatian dalam penyusunan KUA PPAS 2013 :Penerimaan SKPD atau unit kerja pada SKPD yang telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dianggarakan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Lain-lain PAD yang Sah, obyek pendapatan BLUD, rincian obyek pendapatan BLUD.Penganggaran dana bagi hasil Cukai Hasil Tembakau dialokasikan dengan mempedomani Peraturan Menteri Keuangan mengenai perkiraan alokasi DBH Tahun Anggaran 2013. Dalam hal peraturan menteri tersebut belum ditetapkan, maka penganggaran dana bagi hasil cukai tembakau didasarkan pada alokasi tahun 2012 dengan memperhatikan realisasi tahun 2011.Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) menunggu penetapan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun Anggaran 2013. Dalam hal peraturan menteri tersebut belum terbit, maka alokasi anggaran untuk DAK belum bisa dianggarkan.

  • Penganggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dialokasikan dengan mempedomani Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi dana BOS Tahun Anggaran 2013. Dalam hal peraturan menteri tersebut belum ditetapkan, maka penganggaran dana BOS didasarkan pada alokasi tahun 2012.Program dan kegiatan yang diusulkan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, Analisis Standar Belanja (ASB), dan standar satuan harga.Penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Pemberian honorarium dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan tersebut benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud.Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan untuk penganggaran hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi.Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2012.

  • Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa asset tetap) yang akan diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa.Pengangaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan pemerintah daerah.Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia Pimpinan dan anggota DPRD serta pejabat/staf pemerintah daerah, yang tempat penyelenggaraanya di luar daerah harus dilakukan sangat selektif dengan mempertimbangkan urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh. Dalam rangka orientasi dan pendalaman tugas Pimpinan dan anggota DPRD agar berpedoman pada Permendagri No. 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

  • Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas asset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah.Untuk kebutuhan pendanaan dalam mendukung terlaksananya tugas dan fungsi Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), dianggarkan pada program dan kegiatan SKPD yang secara fungsional terkait dengan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.Pemerintah daerah tidak diperkenankan menganggarkan belanja tali asih kepada PNSD dan penawaran kepada PNSD yang pensiun dini dengan uang pesangon.Sinergi antara Pemerintah Pusat dengan Daerah, antara lain :Pencapaian MDGs seperti kesetaraan gender, HIV/AIDS dan malariaProgram rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi para lansia dan pembentukkan Komda LansiaForum koordinasi Pimpinan DaerahPengamanan PersandianPenerapan e-KTPRencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia

  • Matur nuwun Terima Kasih Atas PerhatiannyaDPPKAPROVINSI DIY

    ******************