identifikasi karakteristik lingkungan permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi...

6
1 AbstrakPerkembangan pusat kota yang merupakan sentra dari kegiatan ekonomi membawa pengaruh bagi tingginya arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang tinggi bagi masyarakat. Jumlah permukiman yang layak huni tidak sebanding dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga mengakibatkan permasalahan lingkungan khususnya pada kawasan pusat kota. Dengan adanya pernyataan tersebut merupakan gamabaran yang terjadi di kawasan permukiman kumuh yang terletak di Kelurahan Tlogopojok (Gresik). Selain itu, berdasarkan syarat Keputusan Bupati Kabupaten Gresik tahun 2011 tentang penetapan lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Gresik, Kelurahan Tlogopojok merupakan salah satu permukiman kumuh yang terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas wilayah ± 78 Ha (RDTRK Gresik, 2008). Dengan adanya permasalahan lingkungan permukiman yang teletak di Keluarahan Tlopojok (Gresik), perlu adanya suatu identifikasi karakteristik lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarkat di Kelurahan Tlogopojok. Dalam mencapai tujuan penelitian dilakukan analisa deskriptif kualitatif, sehingga nantinya dapat diketahui, karakteristik lingkungan berdasarkan persepsi masyarakat. Dari hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa karakteristik lingkungan permukiman berdasarkan persepsi masyarakat di Kelurahan Tlogopojok menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang terdapat di wilayah penelitian adalah masyarakat pendatang. Selain itu, kurang meratanya penyediaan prasarana lingkungan di wilayah penelitian. Kata Kunci, permukiman kumuh, karakteristik lingkungan, persepsi masyarkat. I. PENDAHULUAN ERKEMBANGAN pusat kota yang merupakan sentra dari kegiatan ekonomi, dapat membawa pengaruh bagi tingginya arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang tinggi bagi masyarakat. Masalah lingkungan tidak berdiri sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah faktor, yang merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat kumulatif (Soedradjad, 1999) [1]. Masalah lingkungan yang saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang berlebih, polusi, penurunan jumlah sumberdaya, dan perubahan lingkungan. Hal tersebut menciptakan kawasan dan lingkungan kumuh yang dapat diindikasikan dengan kemunculan permukiman kumuh (slum). Dengan adanya lingkungan slum di kawasan sekitar, maka diperlukannya cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, agar nantinya dapat mengurangi permasalahan lingkungan (Abrams, 1964) [2]. Kelurahan Tlogopojok merupakan salah satu permukiman kumuh yang terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas wilayah ± 78 Ha (RDTRK Gresik, 2008) [3]. Penggunaan tanah untuk permukiman kumuh ± 11,70 Ha terdiri dari 6 RW dari beberapa RW yang ada, serta kepadatan penduduk di Kelurahan Tlogopojok mencapai 6.968 jiwa. Ditinjau dari aspek sosial ekonominya masyarakat di sekitar Kelurahan Tlogopojok dapat dikategorikan sebagai masyarakat menengah kebawah, dengan sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang (Profil Kelurahan Tlogopojok, 2011) [4]. Kelurahan Tlogopojok merupakan kawasan pusat kota dan berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Gresik Tahun 2008 kawasan Kelurahan Tlogopojok termasuk dalam Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 1 dimana fungsi utamanya adalah sebagai pusat perdagangan dan jasa. Fungsi kawasan Kelurahan Tlogopojok selain digunakan untuk permukiman serta perdagangan dan jasa juga digunakan untuk kawasan industri. Penggunaan untuk lahan industri adalah seluas ± 64,85 Ha (Profil Kelurahan, 2012) [5]. Beberapa permasalahan yang terjadi di Kecamatan Gresik khususnya Kelurahan Tlogopojok mengalami permasalahan lingkungan permukiman, yang ditandai dengan ciri perkembangan penduduk yang tinggi, tidak seimbangnya dengan ketersediaan lahan, kurang optimalnya ketersedian prasarana lingkungan permukiman dan kurang sadarnya masyarakat di menjaga serta memelihara lingkungan permukimannya. Sehingga dengan adanya permasalahan lingkungan yang terjadi di kelurahan Tlogopojok, dapat teridentifikasinya karakteristik lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarakat. II. URAIAN PENELITIAN Untuk mecapai tujuan penelitian, maka dilakukan dengan pendekatan rasionalistik dan bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat diperoleh melalui observasi ataupun pengamatan lapangan, dan pengisian Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] P

Upload: trinhthuy

Post on 13-May-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur terkait penelitian. ... Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah

1

Abstrak—Perkembangan pusat kota yang merupakan

sentra dari kegiatan ekonomi membawa pengaruh bagi tingginya

arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang tinggi bagi

masyarakat. Jumlah permukiman yang layak huni tidak

sebanding dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga

mengakibatkan permasalahan lingkungan khususnya pada

kawasan pusat kota. Dengan adanya pernyataan tersebut

merupakan gamabaran yang terjadi di kawasan permukiman

kumuh yang terletak di Kelurahan Tlogopojok (Gresik). Selain

itu, berdasarkan syarat Keputusan Bupati Kabupaten Gresik

tahun 2011 tentang penetapan lokasi lingkungan perumahan dan

permukiman kumuh di Kabupaten Gresik, Kelurahan

Tlogopojok merupakan salah satu permukiman kumuh yang

terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas wilayah ± 78 Ha

(RDTRK Gresik, 2008). Dengan adanya permasalahan

lingkungan permukiman yang teletak di Keluarahan Tlopojok

(Gresik), perlu adanya suatu identifikasi karakteristik

lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi

masyarkat di Kelurahan Tlogopojok. Dalam mencapai tujuan

penelitian dilakukan analisa deskriptif kualitatif, sehingga

nantinya dapat diketahui, karakteristik lingkungan berdasarkan

persepsi masyarakat. Dari hasil yang didapatkan dari penelitian

ini yaitu diketahui bahwa karakteristik lingkungan permukiman

berdasarkan persepsi masyarakat di Kelurahan Tlogopojok

menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang terdapat

di wilayah penelitian adalah masyarakat pendatang. Selain itu,

kurang meratanya penyediaan prasarana lingkungan di wilayah

penelitian.

Kata Kunci—, permukiman kumuh, karakteristik

lingkungan, persepsi masyarkat.

I. PENDAHULUAN

ERKEMBANGAN pusat kota yang merupakan sentra

dari kegiatan ekonomi, dapat membawa pengaruh bagi

tingginya arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang

tinggi bagi masyarakat. Masalah lingkungan tidak berdiri

sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara

masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah

faktor, yang merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor

mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar

berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat

kumulatif (Soedradjad, 1999) [1]. Masalah lingkungan yang

saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang

berlebih, polusi, penurunan jumlah sumberdaya, dan

perubahan lingkungan. Hal tersebut menciptakan kawasan dan

lingkungan kumuh yang dapat diindikasikan dengan

kemunculan permukiman kumuh (slum). Dengan adanya

lingkungan slum di kawasan sekitar, maka diperlukannya cara

untuk mengatasi permasalahan tersebut, agar nantinya dapat

mengurangi permasalahan lingkungan (Abrams, 1964) [2].

Kelurahan Tlogopojok merupakan salah satu permukiman

kumuh yang terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas

wilayah ± 78 Ha (RDTRK Gresik, 2008) [3]. Penggunaan

tanah untuk permukiman kumuh ± 11,70 Ha terdiri dari 6 RW

dari beberapa RW yang ada, serta kepadatan penduduk di

Kelurahan Tlogopojok mencapai 6.968 jiwa. Ditinjau dari

aspek sosial ekonominya masyarakat di sekitar Kelurahan

Tlogopojok dapat dikategorikan sebagai masyarakat

menengah kebawah, dengan sebagian besar bermata

pencaharian sebagai pedagang (Profil Kelurahan Tlogopojok,

2011) [4]. Kelurahan Tlogopojok merupakan kawasan pusat

kota dan berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota

(RDTRK) Gresik Tahun 2008 kawasan Kelurahan Tlogopojok

termasuk dalam Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 1

dimana fungsi utamanya adalah sebagai pusat perdagangan

dan jasa. Fungsi kawasan Kelurahan Tlogopojok selain

digunakan untuk permukiman serta perdagangan dan jasa juga

digunakan untuk kawasan industri. Penggunaan untuk lahan

industri adalah seluas ± 64,85 Ha (Profil Kelurahan, 2012)

[5].

Beberapa permasalahan yang terjadi di Kecamatan Gresik

khususnya Kelurahan Tlogopojok mengalami permasalahan

lingkungan permukiman, yang ditandai dengan ciri

perkembangan penduduk yang tinggi, tidak seimbangnya

dengan ketersediaan lahan, kurang optimalnya ketersedian

prasarana lingkungan permukiman dan kurang sadarnya

masyarakat di menjaga serta memelihara lingkungan

permukimannya. Sehingga dengan adanya permasalahan

lingkungan yang terjadi di kelurahan Tlogopojok, dapat

teridentifikasinya karakteristik lingkungan permukiman

kumuh berdasarkan persepsi masyarakat.

II. URAIAN PENELITIAN

Untuk mecapai tujuan penelitian, maka dilakukan

dengan pendekatan rasionalistik dan bersifat deskriptif. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini dapat diperoleh melalui

observasi ataupun pengamatan lapangan, dan pengisian

Identifikasi Karakteristik Lingkungan

Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi

Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected]

P

Page 2: Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur terkait penelitian. ... Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah

2

kuesioner oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur

terkait penelitian.

Dalam menentukan responden masyarakat didalam

pengisian kuesioner dapat menggunakan teknik sampling acak

sederhana (simple random sampling). Dari perhitungan

dengan teknik sampling acak sederhana (simple random

sampling), didapatkan sampel responden masyarakat sebanyak

94 responden.

Teknik ataupun alat analisa dalam penelitian ini

dapat menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif.

Sehingga hasil dari analisa deskriptif kaualitatif dapat

diperoleh dari data pengisian kuesioner yang disebarkan

kepada masyarkat di wilyah penelitian, serta dapat

teridentifikasi karakteristik lingkungan permukiman kumuh

berdasarkan persepsi masyarakat di Kelurahan Tlogopojok.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Orientasi Kelurahan tlogopojok (Kabupaten

Gresik)

Kawasan permukiman Kelurahan Tlogopojok

merupakan kawasan permukiman yang berada di wilayah

administrasi Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik dan

terletak pada pusat Kota Gresik. Luas wilyah dari kawasan

permukiman Kelurahan Tlogopojok itu sendiri adalah ± 78

Ha (Profil Kelurahan, 2012). Kelurahan Tlogopojok terdiri

dari 6 RW dan 20 RT. Adapun lokasi wilayah penelitian

terletak pada RW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, yang mana RW tersebut

merupakan permukiman informal (perumahan

perkampungan), hal ini dikarenakan kawasan tersebut

merupakan kawasan permukiman yang memiliki karakteristik

kumuh. Adapun batas-batas administrasi kawasan

permukiman Kelurahan Tlogopojok adalah sebagai berikut :

Batas Utara : Kelurahan Lumpur dan Selat Madura

Batas Barat : Kelurahan Karangturi

Batas Timur : Desa Roomo Kecamtan Manyar

Batas Selatan : Kelurahan Karangpoh

Untuk lebih jelasnya, batas kawasan permukiman

Kelurahan Tlogopojok dapat dilihat pada Peta 1.1

Gambar 1. Peta Orientasi Wilayah Penelitian

Sumber: Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman

Prioritas (RPKPP) Kabupaten Gresik, 2012

Indentifikasi Karakteristik Lingkumgan Permukiman

Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan

Tlogopojok

Berdasarkan hasil tinjauan teori didapatkan lima

indikator yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi

karakteristik lingkungan permukiman kumuh di Keluarahan

Tlogopojok yaitu karakteristik kependudukan, sosial,

ekonomi, prasarana dan kondisi fisik permukiman.

a. Kependudukan

Pembahasan mengenai karakteristik kependudukan di

permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan

kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan variabel asal

daerah dan jumlah anggota keluarga.

Asal Daerah

Berdasarkan data karakteristik kependudukan tentang

asal daerah, dari hasil penyeberan kuesioner secara acak, dapat

dilihat pada diagram 1.1 di bawah ini:

Diagram 1.1

Asal Daerah penduduk berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analias, 2013

Dengan adanya data hasil rekapitulasi kuesioner

tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak sedikit penghuni

permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok merupakan

warga pendatang yaitu berdasarkan rekapitulasi kuesioner dari

total keseluruhan sebanyak 60 responden atau 64% responden,

yang mana pendatang yang ada di permukiman kumuh di

wilayah studi masih berasal dari pulau jawa. Sehingga dengan

Page 3: Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur terkait penelitian. ... Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah

3

adanya hal tersebut, menunjukkan bahwa jumlah migrasi yang

masuk ke wilayah penelitian cukup besar dan memberi cukup

memberi pengaruh pada wilayah penelitian.

Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan data karakteristik kependudukan tentang

jumlah anggota keluarga, dari hasil penyeberan kuesioner

secara acak, dapat dilihat pada diagram 1.2 di bawah ini.

Diagram 1.2

Jumlah Anggota Keluraga Berdasarkan

Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analias, 2013

Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner dengan

menggunakan metode secara sampel acak sederhana yang

telah disebarkan di wilayah penelitian, menunjukkan bahwa

sebanyak 31 atau sebesar 33% responden memiliki jumlah

anggota keluarga lebih dari enam orang dari total keseluruhan

responden. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa jumlah

anggota keluarga per unit rumah dapat dikategorikan banyak

di permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, dengan adanya

hal tersebut dapat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk

yang cukup tinggi di wilayah penelitian.

b. Sosial

Pembahasan mengenai indikator karakteristik sosial di

permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan

kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan variabel taraf

pendidikan.

Taraf Pendidikan

Berdasarkan data sekunder, taraf pendidikan

masyarakat di wilayah studi yang paling banyak, hanya

menempuh pendidikan hingga taraf SLTP yaitu sebesar 2.021

jiwa dari total keselurahan penduduk di wilayah penelitian

(Profil Kelurahan Tlogopojok, 2011). Selain itu, hasil

penyebaran kuesioner yang dilakukana secara acak/random,

menunjukkan hasil yang sama dengan data sekunder yang

dimiliki peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

diagram 1.3

Diagram 1.3

Taraf Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah Penelitian

Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analias, 2013

Berdasarkan hasil diagram diatas dapat disimpulkan

bahwa jumlah responden terbesar berada pada tingkat

pendidikan tamat SLTP yaitu sebesar 34 reponden atau 36%

dari total kuesioner, sehingga dengan rendahnya taraf tingkat

pendidikan masyarakat yang dimiliki di permukiman kumuh

Kelurahan Tlogopojok., nantinya dapat berpengaruh pada pola

pikir mereka terkait kebersihan lingkungan permukiman.

c. Ekonomi

Pembahasan mengenai indikator karakteristik

ekonomi di permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok,

berdasarkan kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan

variabel jenis pekerjaan dan pendapatan masyarakat.

Jenis Pekerjaan

Berdasarkan data karakteristik ekonomi tentang Jenis

pekerjaan, dari hasil penyeberan kuesioner secara acak, dapat

dilihat pada diagram 1.4 di bawah ini:

Diagram 1.4

Jenis Pekerjaan Masyarakat di Wilayah Penelitian

Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan hasil diagram diatas menunjukkan,

bahwa karakteristik jenis pekerjaan yang paling banyak

dilakukan masayrakat sekitar yaitu pedagan dan jasa. Hal ini

dapat dilihat pada hasil rekapitulasi kuesioner yang

menunjukkan bahwa dari 94 kuesioner, dengan menggunakan

metode sampel acak sederhana (simple random sampling),

sebanyak 42 kuesioner atau sebesar 45% responden bermata

pencaharian sebagai pedagang dan sebanyak 20 kuesioner atau

sebesar 21% responden bekerja dibidang jasa seperti tukang

becak, bengkel, dan supir angkot. Sisanya sebanyak 32

responden atau sebesar 34% bermata pencaharian sebagai

PNS, pertukangan, TNI/Polri, swasta, dan tidak bekerja.

Pendapatan Masyarakat

Dengan keadaan mata pencaharian masyarakat yang

sebagian besar sebagai pedagang dan juga jasa, pendapatan

masyarakat di kawasan studi juga dapat dikatakan rendah.

hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebesar 31 responden

atau sebanyak 33% memiliki pendapatan total rumah tangga

bekisar antara Rp. 1.250.000,- s/d Rp. 1.500.000,- per bulan

dari total kesluruan responden.Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat pada diagram 1.5

Page 4: Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur terkait penelitian. ... Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah

4

Diagram 1.5

Pendapatan Masyarakat per bulan di Wilayah Penelitian

Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analias, 2013

Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner diatas dapat

disimpulkan, bahwa sebagian besar masyarkat di permukiman

kumuh Keluraha Tlogopojok, memiliki tingkat pendapatan

yang tergolong rendah, sehinnga mempengaruhi kualitas hidup

masyarakat di wilayah penelitian.

d. Prasarana

Pembahasan mengenai karakteristik prasarana dari

permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan

kajian teori dapat dilihat melalui beberapa variabel yaitu

kondisi prasarana seperti prasarana jaringan air, persampahan,

drainase, sanitasi dan aksesbilitas (jalan).

Prasarana Jaringan Air

Terdapat beberapa prasarana jaringan air di

kawasan Kelurahan Tlogopojok, seperti jaringan air bersih

PDAM, dan Hipam. Akan tetapi, tidak semua jaringan air

yang berada di kawasan studi ini baik dan layak digunakan.

hal tersebut dikarenakan Jaringan PDAM di kawasan studi

tergolong buruk, dikarenakan jaringan air PDAM dan Hipam

yang terdapat di wilayah penelitian tidak terlayani secara

menyeluruh di setiap permukiman dan diperparah dengan

kurang lancarnya jaringan PDAM tersebut (survei primer,

2013). Selain itu, buruknya ataupun kurangnya jaringan air

bersih berupa PDAM dan hipam, dikarenakan ketersediaan air

bersih tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok air

bersih hanya mencapai kurang dari (<) 60 liter/hari. Sehingga

hal tersebut yang menyebabkan kurangnya pasokan air bersih

berupa PDAM maupun hipam yang terdapat di wilayah

penelitian.

Dengan kurangnya penyediaan air bersih yang

terdapat di wilayah penelitian terdapat alternatif masyarkat di

dalam untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan studi

adalah dengan menggunakan jirigen beli, sumur timba, dan

sumur pompa.Untuk lebih jelasnya, data terkait karakteristik

prasarana alternatif jaringan air dari hasil penyeberan

kuesioner secara acak, dapat dilihat pada diagram 1.6 di

bawah ini:

Diagram 1.6

Alternatif Penggunaan Jaringan Air di Wilayah Penelitian

Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan hasil diagram diatas, menunjukkan bahwa

dari ketiga alternatif ini masyarakat di kawasan studi lebih

banyak mengunakan sumur pompa, sehingga terdapat

masyarakat yang sudah memliki jaringan air PDAM, maupun

hipam, mereka masih menggunakan alternatif jaringan air

tersebut.

Prasarana Persampahan

Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah

pribadi untuk pembuangan sampah sehari-hari, akan tetapi

terdapat warga masyarakat yang belum memiliki tong sampah

pribadi (survei primer, 2013). Selain itu dapat dilihat

berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, sebanyak 53

responden atau sebesar 56% tidak memiliki tong sampah

pribadi dan sisanya sebanyak 41 responden atau sebanyak

44% menyatakan memiliki tong sampah pribadi dari total

kesluruan responden. Untuk lebih jelasnya, dapat diliat pada

diagram 1.7

Diagram 1.7

Prasarana Persampahan di Wilayah Penelitian Berdasarkan

Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analias, 2013

Hasil rekapitulasi kuesioner, dapat disimpulkan

bahwa terdapat permasalahan lingkungan di dalam penyediaan

prasarana persampahan, dikarenakan sebagian besar warga

tidak memiliki tong sampah pribadi. Selain itu bedasarkan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 /PRT/M/2010

Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum

Dan Penataan Ruang, prasarana persampahan dapat dikatakan

baik yang terdapat di kawasan prmukiman apabila tersedianya

tong/ bak sampah dan tersedianya fasilitas pengurangan

sampah yang dapat memenuhi kebutuhan persampahan

tersebut.

Prasarana Saluran Drainase

Saluran drainase pada kawasan studi terdiri dari kali

dan selokan lingkungan, sebagian besar kali di wilayah studi

terletak di depan rumah warga dengan ukuran yang cukup

kecil. Selain itu, selokan di kawasan Kelurahan Tlogopojok

juga kurang baik dengan ukuran selokan yang kecil. Selain itu

berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, menunjukkan bahwa

dari 94 responden masyarakat, sebanyak 47 responden atau

sebesar 50% menyatakan bahwa saluran drainase di kawasan

studi berkondisi buruk, 41 responden atau sebesar 44%

menyatakan kurang baik dan hanya 6 responden atau sebesar

6% menyatakan baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

diagram 1.8

Page 5: Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur terkait penelitian. ... Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah

5

Diagram 1.8

Kondisi Prasarana Saluran Drainase

Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analisa, 2013

Hasil rekapitulasi kuesioner pada prasarana saluran

drainase, masyarakat yang berpendapat kurangnya atau

buruknya prasarana saluran drainase, dikarenakan saluran

drainase sering mengalami genangan air lebih dari (<) 30 cm,

dan volume prasarana saluran drainase sangat kecil serta

diperparah dengan adanya kebiasaan masayarakat sekitar,

yang masih membuang sisa kotoran rumah tangganya di

saluran drainase. Sehingga, sering kali sampah dari

masyarakat sekitar di buang di saluran drainase, seperti kali

dan selokan lingkungan. Hal tersebut, akan terjadi

penyumbatan saluran drainase dan menyebabkan banjir pada

saat hujan.

Prasarana Sanitasi

Berdasarkan survei primer yang telah dilakukan, setiap

rumah di wilayah studi sudah memiliki WC pribadi, dan

terdapat WC umum di kawasan Kelurahan Tlogopojok,

dimana WC umum tersebut memiliki kondisi yang kurang

layak ataupun kurang sehat. Hasil rekapitulasi kuesioner

menunjukkan bahwa sebanyak 94 kuesioner menyatakan

memiliki WC pribadi, dengan kondisi sebanyak 82 responden

atau sebesar 87% menyatakan berkondisi baik dan 12

responden atau sebesar 13% menyatakan berkondisi kurang

baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram 1.9

Diagram 1.9

Kondisi Prasarana Sanitasi

Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber : Hasil Analisa, 2013

Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, masyarakat

yang beperndapat buruknya ataupun kurangnya prasarana

saluran sanitasi, dikarenakan kurangnya penyediaan prasarana

sanitasi komunal seperti toilet/ MCK maupun septik tank dan

masih terdapat kualitas WC pribadi dan WC umum yang

terdapat di kawasan studi kurang baik ataupun kurang sehat,

untuk digunakan untuk kebutuhan MCK sehari-hari yang

terdapat di wilayah penelitian.

Prasarana Aksebilitas

Kondisi jalan di kawasan Kelurahan Tlogopojok terdiri

dari paving dan aspal, dimana jalan dengan perkerasan aspal

hanya terletak pada jalan raya, sedangkan untuk

perkampungan menggunakan perkerasan paving. Selain itu

dari total responden sebanyak 94, sebanyak 80 responden

atau sebesar 85% menyatakan bahwa kondisi jalan di wilayah

studi baik dan sisanya sebanyak 14 responden atau sebesar

15% menyatakan bahwa kondisi jalan kurang baik

dikarenakan masyarakat berpendapat, bahwa masih terdapat

jalan yang berlubang dan perlu adanya perbaikan. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada diagram 1.10

Diagram 1.10..Kondisi Prasarana Aksebilitas (Jalan)

Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analisis, 2013

d. Kondisi Fisik (Bangunan Permukiman)

Pembahasan mengenai indikator karakteristik kondisi

fisik dari permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok dapat

dilihat melalui beberapa variabel yaitu kondisi bangunan

permukiman dan kepadatan bangunan.

Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan di Kelurahan Tlogopojok Terdapat dua

jenis bangunan yaitu bangunan permanen dan semi permanen.

Selain itu hasil rekapitulasi kuesioner yang

menunjukkan bahwa dari 94 responden berdasarkan metode

sampel acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 11

responden atau sebesar 12% memiliki rumah semi permanen

dan sebanyak 83 responden atau sebesar 88% memiliki rumah

permanen Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram

1.11

Diagram 1.11

Jenis Bangunan Rumah Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analisis, 2013

Kepadatan Bangunan

Berdasarkan hasil survei sekunder dan survei primer

menunjukkan bahwa kepadatan bangunan di kawasan studi

cukup tinggi dengan keadaan hampir tidak ada jarak antara

bangunan satu dengan bangunan yang lainnya. Hasil

rekapitulasi kuesioner tersebut menunjukkan bahwa daya tarik

masyarakat untuk memilih bermukim di wilayah studi yaitu,

dikarenakan dekat dengan lokasi pekerjaan, mengingat bahwa

Page 6: Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur terkait penelitian. ... Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah

6

sebagian besar masyarakat di Kelurahan Tlogopojok adalah

pendatang. Keadaan tersebut membuat semakin sempitnya

ruang gerak masyarakat, karena dengan bertambahnya

masyarakat membuat semakin banyaknya bangunan rumah.

Hal tersebut, mengakibatkan kepadatan bangunan yang hampir

tidak ada jarak antara bangunan satu dengan bangunan yang

lainnya.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN

Berdasarkan penelitian ini, Kesimpulan yang dapat

diambil dalam indentifikasi karakteristik lingkungan

permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarakat di

Kelurahan Tlogopojok adalah sebagai berikut:

a. Diketahui bahwa karakteristik penduduk yang terdapat di

area kawasan permukiman kumuh Klurahan Tlogopojok

cukup banyak mayarakat pemdatang. Dilihat dari taraf

jenjang penndidikan yang dimiliki masyarakat sekitar

tergolong rendah, dikarenakan tingkat pendidikan

masyarakat sekitar hanya sebatas tamat SLTP. Serta

berdasarkan jenis pekerjaannya , sebagian besar

masyarkat di wilayah penelitian bermata pencaharian

sebagai pedagang dan jasa, Hal tersebut dikarenakan

Kelurahan Tlogopojok yang terletak di pusat Kota

Gresik, Sehingga dengan adanya hal tersebut banyak

sekali aktifitas kegiatan komersial seperti pasar,

pedagang kaki lima, jasa bengkel, lembaga keuangan dan

kegiatan industri yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.

b. Berdasarkan hasil analisa ataupun rekapitulasi kuesioner

yang disebarkan kepada masyarakat setempat, diketahui

bahwa karakteristik lingkungan pada aspek prasarana

lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan

Tlogopojok mengalami permasalahan. Hal tersebut

dikarenakan kurang optimalnya pemeliharaan serta

penyediaan prasarana lingkungan permukiman di

wilayah penelitian, antara lain:

- Kurangnya ketersediaan jaringan air bersih seperti

PDAM dan hipam, hal tersbut dikarenakan pasokan

jaringan air tersebut hanya dapat memenuhi

kebutuhan pokok air bersih masyarakat sekitar,

hanya mencapai kurang dari (<) 60 liter/hari.

Sehingga hal tersebut yang menyebabkan kurangnya

pasokan air bersih berupa PDAM maupun hipam

yang terdapat di wilayah penelitian.

- Kurangnya penyediaan prasarana persampahan,

dikarenakan sebagian besar warga tidak memiliki

tong sampah pribadi.

- Terjadi permasalahan pada kondisi prasarana saluran

drainase. Masyarakat yang berpendapat kurangnya

atau buruknya prasarana saluran drainase,

dikarenakan saluran drainase sering mengalami

genangan air lebih dari (<) 30 cm, dan volume

prasarana saluran drainase seperti selokan lingkungan

sangat kecil. Degan adanya hal tersebut, sering terjadi

penyumbatan saluran drainase dan menyebabkan

banjir pada saat hujan di area permukiman kumuh

Kelurahan Tlogopojok.

- Kondisi prasarana sanitasi berupa toilet/ MCK

komunal ataupun milik sendiri, masih terdapat

kurang sehat untuk digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Soedradjad, R. (1999). Lingkungan hidup: suatu

pengantar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

[2] Abrams, C. (1964). Housing In The Modern World.

London: Faber and. Faber

[3] Dinas Cipta Karya. (2008). Rencana Retail Tata Ruang

Kawasan Gresik (RDTRK). Gresik: Dinas Cipta Karya

[4] Kelurahan Tlogopojok. (2011). Profil Kelurahan

Tlogopojok. Kabupatan Gresik

[5] Kelurahan Tlogopojok. (2012). Profil Kelurahan

Tlogopojok. Kabupatan Gresik