2-analisa prospek pengembangan industri sirup...

Download 2-Analisa prospek pengembangan industri sirup salakpertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/2...salak.pdf · Ambil contoh, produksi Salak di ... uji organoleptik, hasil

If you can't read please download the document

Upload: vuongxuyen

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

    14

    ANALISIS PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI SIRUP SALAK BANGKALAN

    Jakfar Abdul Azis Dosen pengampu Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Pertanian Universitas Trunojoyo

    Abstrak Salak merupakan salah satu produk pertanian di Kabupaten Bangkalan yang mempunyai produksi melimpah. Potensi sektor pertanian ini kurang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena pada masa panen mengalami kelebihan produksi. Sehingga meski mempunyai produksi yang melimpah tapi kesejahteraan petani masih kurang. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai ekonominya, maka dilakukan pengolahan salak menjadi sirup. Industri ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat baik petani salak maupun non petani salak. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji prospek industri sirup dengan bahan baku salak Bangkalan. Kajian kelayakan dilakukan dari berbagai sisi, termasuk dari aspek pasar, teknis, dan finansial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dipandang dari berbagai aspek-aspek yang mempengaruhi produksi, industri sirup salak layak untuk dikembangkan menjadi sebuah industri yang modern. Hal ini dikarenakan industri sirup salak mempunyai pangsa pasar yang normal dengan kebutuhan rata-rata dalam setahun sebesar 900 botol. Dari segi aspek teknis, kapasitas produksi industri salak sebesar 437 unit per tahun. Segi aspek finansial, industri ini menghasilkan profit sebesar Rp. 2.051.000,- per tahun dengan produksi sebanyak dua kali. Kriteria investasi memberikan gambaran bahwa payback periode selama 1,2 tahun, koefisien profitability index sebesar 5,1, memberikan net present value sebesar Rp. 1.526.115,-, indikator internal rate of return sebesar 25%, dan benegit cost rasio sebesar 1,2. Dengan memperhatikan indikator-indikator tersebut, maka industri sirup salak Bangkalan layak dikembangkan lebih lanjut.

    Kata Kunci : salak, sirup, investasi, prospek

    PENDAHULUAN

    Implementasi sistem pengolahan bahan

    pangan yang dilakukan di Indonesia hingga

    dewasa ini belum sebaik dan sesempurna

    yang dilakukan di negara lain. Sistem

    pengolahan yang demikian menyebabkan

    bahan makanan rusak sebelum dikonsumsi.

    Hal ini mengindikasikan meski Indonesia

    mempunyai bahan pangan yang melimpah

    baik sektor pertanian, perikanan maupun

    peternakan, namun mengalami kerusakan

    sebelum sempat dikonsumsi masyarakat.

    Ambil contoh, produksi Salak di

    Bangkalan. Ketika musim panen tiba,

    Salak mengalami over produksi sehingga

    dalam jangka waktu yang tidak lama

    mengalami kerusakan, dan jika dijual

    untuk menghindari kerusakan, ditawar

    dengan harga yang murah. Oleh karena itu,

    dilakukan pengolahan Salak menjadi sirup

    Salak. Prospek industri sirup salak

  • Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)

    15

    memungkinkan untuk dikembangkan

    mengingat pada tahun 1999, jumlah

    produksi Salak mencapai 11.255,5 ton

    meningkat menjadi 18.187,9 ton pada

    tahun 2003. Disamping itu, ketersediaan

    yang melimpah akan tenaga kerja

    menyebabkan industri sirup Salak

    mempunyai prospek yang baik. Hal ini

    diharapkan dapat meningkatkan peranan

    sektor pertanian khususnya Salak bidang

    industri dan perdagangan sehingga

    meningkatkan kesejahteraan petani Salak.

    Penelitian ini berusaha untuk

    menganalisa pentingnya dilakukan

    pengembangan industri sirup salak di

    Bangkalan. Alasan pengembangan industri

    ini karena di Bangkalan belum pengolahan

    salak menjadi sirup sehingga industri sirup

    salak akan terbuka lebar. Untuk

    mengetahui prospek pengembangan

    industri salak, maka dilakukan studi

    kelayakan sirup salak baik dari aspek

    teknis, aspek pasar maupun aspek

    finansial.

    KERANGKA PIKIR

    Kabupaten Bangkalan merupakan

    salah saru kabupaten yang memiliki

    potensi cukup besar sektor pertanian

    khususnya Salak. Salak Madura

    merupakan buah-buahan tropis yang

    tergolong dalam produk holtikultura dan

    bersifat musiman sehingga ketika masa

    panen tiba akan mengalami kelebihan

    produksi. Jenis salak yang ada di

    Bangkalan ada empat, yaitu nasek, kerbau,

    manggis dan penjalin. Sedangkan daerah

    penghasil salak adalah Kecamatan

    Bangkalan, Socah, Geger, Tanah Merah

    dan Kamal. Perkembangan rata-rata

    produksi tanaman Salak dari tahun 1999

    hingga tahun 2003 mencapai 73,75%.

    Besarnya produksi ini akan menjadi tidak

    bermanfaat jika tidak dilakukan usaha

    pengembangan yang berorientasi

    ekonomis. Kandungan zat-zat yang

    terkandung dalam 100 gram tanaman salak

    adalah 77 mg kalori, 2 mg vitamin C, o,o4

    mg vitamin B, 28 mg kalsium, 77,9% air,

    0,4% protein, 20,9% karbohidrat, dan

    selebihnya kandungan zat-zat lain

    (Sulistyowati, 2001).

    Industri sirup salak merupakan

    sebuah proses membuat atau menghasilkan

    sirup dengan bahan dasar salak. Industri ini

    sebenarnya di awali oleh Bpk Slamet pada

    tahun 90-an dalam skala industri rumah

    tangga. Selama setahun, bapak Slamet

    panen salak 2 kali dan memproduksi sirup

    salak hanya 50 botol, dan dalam setahun

    memproduksi hanya 400 botol dengan

    kualitas super. Kelayakan dalam

  • EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

    16

    memproduksi sirup salak memperhatikan

    aspek-aspek yang mempengaruhi produksi

    makanan jadi, meliputi aspek pasar, aspek

    teknis, dan aspek finansial.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian mengenai prospek

    pengembangan industri sirup dengan bahan

    baku salak ini mengambil responden

    sebanyak 50 orang yang bertempat tinggal

    di Kampung Mlajah, Kecamatan

    Bangkalan. Faktor yang diamati dalam

    penelitian ini adalah

    1. Aspek pasar, meliputi permintaan

    produk dan peluang pasar, dan strategi

    pemasaran

    2. Aspek Teknis, meliputi proses

    produksi, uji oraganoleptik, kapasitas

    produksi dan tata letak pabrik.

    3. Aspek Finansial, meliputi besarnya

    biaya produksi, harga jual dan besarnya

    investasi.

    Pengambilan data dilakukan dengan

    menggunakan metode pengamatan

    langsung, penyebaran kuesioner dan studi

    pustaka. Proses pengambilan data

    dilakukan dengan penyebaran daftar

    pertanyaan (kuesioner), melakukan

    wawancara dan melakukan studi pustaka.

    Untuk mendukung analisa data, maka data-

    data yang diperlukan adalah peramalan

    permintaan, jumlah dan jenis bahan baku,

    fasilitas produksi, harga produk dan bahan

    baku, dan proses produksi yang dilakukan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Analisa a. Aspek Pasar

    Penelitian ini mengambil data dari

    referensi responden dan data penjualan

    sirup disalah satu pasar swalayan. Peluang

    permintaan sirup diperoleh dari hasil

    peramalan terhadap data penjualan tiap

    bulan. Rentang bulan Januari hingga April

    2005, total penjualan sirup salak mencapai

    289 botol dengan rata-rata penjualan

    sebesar 73,25%. Data ini menunjukkan

    bahwa rata-rata permintaan sirup salak

    mencapai 74 botol tiap bulan.

    Namun, sirup salak yang beredar di

    pasaran kurang memasyarakat dan kurang

    diminati oleh masyarakat. Sirup salak

    Bangkalan tersebut memiliki ciri-ciri

    antara lain warna coklat agak keruh, aroma

    khas salak, rasa khas salak agak kecut,

    kurang jernih dan agak kental.

    Penjualannya pun masih bersifat eceran per

    botol sehingga produk sirup salak

    Bangkalan kurang dikenal luas masyarakat.

    Saluran distribusi sirup salak hingga saat

    ini hanya dikenal lokal di Bangkalan.

    Dengan harga yang hanya Rp. 6.500,- per

  • Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)

    17

    botol menyebabkan sirup ini mampu

    dijangkau oleh masyarakat.

    b. Aspek Teknis Dalam prosesnya, produksi sirup

    salak yang dilakukan di Bangkalan masih

    menggunakan teknologi sederhana dan

    dikerjakan secara manual. Proses produksi

    dikerjakan berdasarkan pesanan dari

    pembeli (make to order). Proses yang

    dilakukan meliputi tahapan pengupasan,

    penghancuran, penyaringan, pemanasan

    dan pengemasan. Pengupasan dilakukan

    pertama kali untuk membuang kulit salak,

    kemudian memisahkan biji dengan daging.

    Pada tahap berikut dilakukan

    penghancuran dengan menambah sedikit

    air sesuai kebutuhan. Sebelum

    mendidihkan sari-sari yang diperoleh,

    terlebih dahulu dilakukan pemerasan dan

    penyaringan. Kemudian, memasak sari

    salak tersebut pada air hingga mendidih

    dengan memasukkan campuran gula, asam

    sitrat dan CMC. Sambil menunggu air

    masak, maka dilakukan pengadukan

    hingga homogen.

    Proses produksi sirup ini merupakan

    proses produksi yang dilakukan secara

    terus menerus dan tidak terhenti. Dalam

    proses yang demikian, dengan melakukan

    uji organoleptik, hasil penelitian ini

    mampu mendapatkan sifat-sifat yang

    dimiliki sirup salak, antara lain

    1. Warna. Sebanyak 44% responden

    menyatakan tertarik pada warna yang

    lebih muda, 48% menyukai warna

    lebih tua dan 8% suka warna cerah.

    2. Aroma. 40% responden menyuaki

    aroma harum, sedikit harum sebanyak

    48% dan warna khas tidak kecut

    sebanyak 12%.

    3. Kenampakan. 48% responden

    menyukai warna bening, coklat

    sebanyak 34%, coklat benaing

    sebanyak 18%.

    4. Kejernihan. Sebayak 76% responden

    menyukai warna cerah/jernih, 20%

    menyukai warna gelap, bening sebesar

    2% dan 2% abstain.

    5. Bentuk. Sebanyak 76% responden

    menyuaki botol kaca, dan 24%

    responden menyukai botol plastik.

    6. Ukuran. Sebanyak 40% responden

    menyukai ukuran botol kecil, yang

    menyukai ukuran besar sebanyak 38%,

    suka botol sedang sebesar 18% dan

    botol praktis sebanyak 4%.

    Berdasarkan hasil penelitian,

    diperoleh gambaran waktu yang diperlukan

    untuk memproses sirup salak dengan bahan

    dasar seberat 1 kg. Untuk memproduksi

    sebanyak tersebut diperlukan waktu 120

  • EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

    18

    menit (2 jam). Sedangkan untuk 6 kg salak

    dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 3,5 jam.

    Rata-rata penjualan sirup salak selama

    januari hingga April 2005 adalah 74 botol.

    Kapasitas aktual perhari diperoleh sebesar

    18 botol.

    Tata letak yang dilakukan dalam

    memproduksi sirup salak yang selama ini

    dilakukan sudah cukup baik karena

    pemakaian ruangan telah optimal dan jarak

    berpindah bahan minimal. Ruang produksi

    merupakan tempat melakukan proses

    produksi mulai dari pengupasan hingga

    pengemasan dan penyimpanan. Semua

    peralatan produksi penempatannya dalam

    satu ruangan sehingga mempermudah

    aliran bahan. Hanya kelemahan pada tata

    letak industri sirup ini adalah kurang

    jelasnya proses dan penempatan alat dan

    bahan.

    c. Aspek Finansial Hasil penelitian ini berkaitan dengan

    perhitungan seberapa besar biaya yng

    dibutuhkan untuk melakukan proses

    produksi ini. Biaya-biaya tersebut adalah

    biaya investasi, biaya produksi, dan biaya

    lain-lain. Total investasi yang dibutuhkan

    untuk membeli sarana dan peralatan

    memproduksi sirup salak berdasarkan hasil

    penelitian ini sebesar Rp. 578.500,-. Total

    investasi ini meliputi biayas tetap, dan

    biaya tidak tetap.

    1. Biaya Tidak Tetap

    Biaya tidak tetap pada industri

    salak merupakan biaya yang

    dikeluarkan untuk proses produksi

    yang meliputi bahan baku, bahan

    bakar, biaya transportasi, biaya

    pemeliharaan dan kemasan. Untuk

    memproduksi sirup salak dengan bahan

    baku sebesar 6 kg, dalam sekali

    produksi dibutuhkan biaya sebesar Rp.

    74.750,-, jika dihitung satu bulan

    dengan masa hari kerja sebanyak 25

    hari, maka dalam saru bulan

    dibutuhkan biaya sebesar Rp.

    1.868.750,-. Salak dalam satu tahun

    panen dua kali, sehingga produksi juga

    dilakukan sebanyak 2 kali. Total biaya

    yang dikeluarkan sebesar Rp.

    4.337.500,-. Total ini sudah termasuk

    upah tenaga kerja dan ongkos

    pemeliharaan.

    2. Biaya Tetap

    Biaya tetap merupakan biaya yang

    dikeluarkan untuk industri yang

    besarnya tidak tergantung pada

    volumen produksi. Biaya tetap yang

    dikeluarkan meliputi investasi, biaya

    listrik dan biaya promosi. Biaya tetap

    yang dikeluarkan dalam setahun

  • Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)

    19

    sebesar Rp. 773.500,-. Dengan harga

    per botol sebesar Rp. 6.500,-, dengan

    dua kali proses produksi sehari maka

    pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.

    5.850.000,-.

    Untuk mengetahui layak atau tidaknya

    industri sirup salak dikembangkan, maka

    dilakukan analisa kelayakan sebuah usaha

    yang meliputi payback periode,

    profitability index, net present value,

    internal rate of return, benegit cost rasio.

    1. payback periode (PBP). Berdasarkan

    perhitungan yang dilakukan dalam

    penelitian ini, payback periode usaha

    sirup salak adalah 1. Hal ini

    menunjukkan bahwa waktu yang

    dibutuhkan untuk pengembalian modal

    atau investasi awal adalah 1,2 tahun,

    kondisi industri normal, dan

    mendapatkan keuntungan setelah 3 kali

    produksi.

    2. profitability index (PI). PI merupakan

    perbandingan antara nilai sekarang dari

    penerimaan kas bersih yang akan

    datang dengan nilai investasi sekarang.

    Kodefisien nilai ini adalah sebesar 5,1.

    artinya, industri tersebut

    menguntungkan, karena PI > 1.

    3. net present value (NPV). Investasi

    dikatakan menguntungkan atau layak

    apabila NPV bernilai positif (NPV >

    0). NPV yang diperoleh sebesar Rp.

    1.526.115. Hal ini menunjukkan bahwa

    industri ini layak untuk dikembangkan.

    Industri dikatakan menguntungkan bila

    penerimaan di masa yang akan datang

    lebih besar daripada nilai investasi.

    4. internal rate of return (IRR). Tingkat

    IRR sistem yang dicapai untuk periode

    investasi sebesar 25,75% per tahun.

    Jika tingkat bunga lebih besar daripada

    tingkat bunga relevan (0,75%), maka

    investasi dianggap menguntungkan.

    5. benegit cost rasio (BCR). BCR

    digunakan untuk mengukur rasio antara

    nilai pendapatan dan pengeluaran.

    Dalam industri ini nilai BCR adalah

    1,2. Hal ini berarti bahwa industri ini

    layak untuk dikembangkan dengan

    penerimaan sebesar 1,2 kali investasi.

    B. Strategi Pengembangan a. Aspek Pasar

    Perluasan pasar pada dasarnya

    merupakan penambahan jangkau

    pemasaran dari jenis barang yang

    diproduksi. Penambahan yang dilakukan

    adalah dengan menambah pasara sasaran,

    memodifikasi saluran distribusi, dan

    memperbaiki intensitas promosi.

    1. Pengembangan Prodiuk

  • EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

    20

    Pengembangan produk sirup salak

    Bangkalan diharapkan adanya

    perubahan-perubahan produk

    menyangkut

    - Warna. Warna yang ada sekarang

    kurang menarik konsumen

    sehingga perlu adanya perubahan

    warna produk. Adapun warna yang

    menarik adalah warna coklat.

    - Aroma. Untuk aroma sirup salak

    sebisa mungkin tidak terlalu harum

    dan tidak terlalu kecut. Aroma

    ditekankan pada aroma salak yang

    khas, yaitu manis, tidak kecut,

    sedikit harum dan aroma masir.

    - Rasa. Rasa sirup salak yang ada

    dirasa cukup sehingga tidak perlu

    adanya perubahan-perubahan,

    hanya sebisa mungkin untuk tetap

    dipertahankan dengan rasa khas

    salak asli.

    - Kejernihan. Kejernihan produk

    sirup dinilai dari bening tidaknya

    cairan apabila dilihat dalam

    kemasan botol bening. Sirup salak

    sintesis warnanya agak keruh

    sehingga harus dijernihkan dengan

    warna coklat bening agar lebih

    menarik.

    - Kekentalan. Kekentalan ditinjau

    dari produk yang menyerupai

    karamei. Sirup salak Bangkalan

    kurang kental dengan sedikit

    penambahan gula atau pemansan

    yang kurang lama.

    - Kenampakan umum. Sirup salak

    Bangkalan memiliki keunggulan

    pada kekentalan, aroma dan rasa.

    2. Saluran Distribusi

    Saluran distribusi sirup salak

    hingga saat ini masih bersifat lokal

    Bangkalan, apabila sampai ke daerah

    lain hanya melayani pesanan. Itu pun

    hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

    Saluran distribusi perlu dikembangkan

    lebih jauh sehingga mampu

    menjangkau masyarakat dalam skup

    regional, nasional bahkan jika

    memungkinkan internasional.

    Pemasaran yang lebih luas diharapkan

    mampu meningkatkan produksi sirup

    Salak yang pada akhirnya

    meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    3. Promosi

    Promosi yang besar akan

    meningkatkan loyalitas konsumen

    sehingga industri akan tetap terus

    berjalan dan berkembang dengan pesat.

    Dengan mengembangkan citra yang

    unik, maka sirup salak akan terus

    dikenang dan dikonsumsi oleh

    masyarakat. Promosi bisa dilakukan

  • Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)

    21

    dengan menggunakan selebaran,

    pamflet dan diskon.

    4. Harga

    Menekan harga jual merupakan

    salah satu langkah untuk memperbesar

    pangsa pasar, selain itu bisa dilakukan

    dengan memberi diskon-diskon yang

    tidak melampaui harga pokok atau

    harga minimal atau dengan permainan

    harga. Harga disesuaikan dengan

    kemampuan daya beli masyarakat.

    b. Aspek Teknis 1. Proses produksi

    Produksi sirup salak yang

    dilakukan di Bangkalan masih

    menggunakan teknologi yang

    sederhana dan dikerjakan secara

    manual. Oleh karena itu,

    pengembangan produksi sirup salak

    dilakukan dengan melakukan

    pendekatan sistematik dengan

    membuat peta kerja, yaitu peta proses

    operasi yang bertujuan untuk

    mengeliminasi atau mengurangi

    pekerjaan yang tidak penting, dan

    menyimpan dengan baik. Industri yang

    ada tidak mempunyai peta produksi

    sehingga belum mempunyai efisiensi

    mesin, peralatan yang ada dan alur

    inspeksi setiap proses belum jelas.

    2. Uji Mutu Selain aspek di atas, maka juga

    perlu diperhatikan adalah mutu produk

    yang menyangkut komposisi,

    peningkatan kualitas dan kuantitas,

    kemasan yang menarik, kandungan

    sirup ada tidaknya fiber atau serat.

    Pengembangan perlu dilakukan secara

    menyeluruh menyangkut bahan

    indrawi. Dengan demikian, maka dapat

    digunakan untuk mengetahui kesukaan

    atau selera masyarakat dalam rangka

    memperbaiki produk yang

    dikembangkan.

    3. Luas Kapasitas Luas kapasita atau kapasitas produk

    sirup salak selama ini mampu

    menampung permintaan disamping

    menampung tenaga kerja yang ada.

    Secara garis besar, kapasitas industri

    sirup salak melihat lingkungan dan

    menilai bukan dari satu aspek tapi

    beberapa aspek yang berkaitan, yaitu

    aspek pasar, teknis dan finansial.

    4. Layout Pabrik Tata letak industri sudah cukup

    baik karena dapat meminimalisasi

    biayas dan arus produksi. Untuk

    pengembangan lebih baik, maka akan

    lebih baik jika menggunakan diagram

    aliran agar lebih terstruktur dan

  • EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188

    22

    terkoordinasi antara satu alat dengan

    alat lain.

    c. Aspek Finasial Untuk menghasilkan sebuah produk,

    maka perusahaan akan mengeluarkan

    biaya. Biaya produksi timbul karena

    adanya kebutuhan bahan dasar yang

    digunakan untuk menghasilkan produk.

    Sehingga hubungan antara output dengan

    input produk merupakan hubungan yang

    linier, artinya semakin besar ourput yang

    dihasilkan semakin besar pula input yang

    dibutuhkan sehingga akan memperbesar

    finansial yang dikeluarkan. Begitu juga

    dengan keuntungan, pengembalian

    investasi akan semakin cepat dan industri

    akan berkembang dengan pesat.

    PENUTUP

    Berdasarkan uraian di atas, dapat

    ditarik sebuah kesimpulan bahwa industri

    sirup salak mempunyai pangsa pasar yang

    normal dengan kebutuhan rata-rata dalam

    setahun sebesar 900 botol. Aspek teknis

    menunjukkan bahwa kapasitas produksi

    industri salak sebesar 437 unit per tahun.

    Segi aspek finansial, industri ini

    menghasilkan profit sebesar Rp.

    2.051.000,- per tahun dengan produksi

    sebanyak dua kali. Berdasarkan kriteria

    investasi menunjukkan bahwa payback

    periode selama 1,2 tahun, koefisien

    profitability index sebesar 5,1, memberikan

    net present value sebesar Rp. 1.526.115,-,

    indikator internal rate of return sebesar

    25%, dan benegit cost rasio sebesar 1,2.

    Dengan memperhatikan indikator-indikator

    tersebut, maka industri sirup salak

    Bangkalan layak dikembangkan lebih

    lanjut.

    Untuk meraih peluang permintaan,

    maka perusahaan harus meningkatkan

    usaha pemasaran produk seperti promosi

    dan saluran distribusi. Disisi lain, agar

    industri sirup salak lebih berkembang

    seharusnya pengusaha memperhatikan

    selera konsumen dengan meningkatkan

    mutu produk menjadi lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2005. Dinas Pertanian dan

    Peternakan Kabupaten Bangkalan. Bangkalan.

    Baroto, T. 2002. Perencanaan dan

    Pengendalian Produksi. Chalia Indonesia. Jakarta.

    Ferdinan, A. 2002. Structur Equation

    Modelling. BPFE Universitas Diponegoro. Semarang.

    Masduki. 2003. Produktivitas dan

    Peningkatan Ekonomi. Suara Merdeka. Semarang.

    Sinungan. 2003. Produktivits : Apa dan

    Bagaimana Mestinya. Bumi Aksara. Jakarta.

  • Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)

    23

    Sulistyowati. 2001. Membuat Keripik Buah

    dan Sayur. Puspa Swara. Jakarta. Syafar, A. 2004. Analisis Manajemen

    Sumber Daya Manusia. Tidak Dipublikasikan. JBPT ITB Bandung.

    Trihendrardi, Cornellius. 2004. SPSS 14 :

    Teori Dasar dan Aplikasi. Andi Yogyakarta.