2-analisa prospek pengembangan industri sirup...
TRANSCRIPT
-
EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188
14
ANALISIS PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI SIRUP SALAK BANGKALAN
Jakfar Abdul Azis Dosen pengampu Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fak. Pertanian Universitas Trunojoyo
Abstrak Salak merupakan salah satu produk pertanian di Kabupaten Bangkalan yang mempunyai produksi melimpah. Potensi sektor pertanian ini kurang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena pada masa panen mengalami kelebihan produksi. Sehingga meski mempunyai produksi yang melimpah tapi kesejahteraan petani masih kurang. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai ekonominya, maka dilakukan pengolahan salak menjadi sirup. Industri ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat baik petani salak maupun non petani salak. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji prospek industri sirup dengan bahan baku salak Bangkalan. Kajian kelayakan dilakukan dari berbagai sisi, termasuk dari aspek pasar, teknis, dan finansial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dipandang dari berbagai aspek-aspek yang mempengaruhi produksi, industri sirup salak layak untuk dikembangkan menjadi sebuah industri yang modern. Hal ini dikarenakan industri sirup salak mempunyai pangsa pasar yang normal dengan kebutuhan rata-rata dalam setahun sebesar 900 botol. Dari segi aspek teknis, kapasitas produksi industri salak sebesar 437 unit per tahun. Segi aspek finansial, industri ini menghasilkan profit sebesar Rp. 2.051.000,- per tahun dengan produksi sebanyak dua kali. Kriteria investasi memberikan gambaran bahwa payback periode selama 1,2 tahun, koefisien profitability index sebesar 5,1, memberikan net present value sebesar Rp. 1.526.115,-, indikator internal rate of return sebesar 25%, dan benegit cost rasio sebesar 1,2. Dengan memperhatikan indikator-indikator tersebut, maka industri sirup salak Bangkalan layak dikembangkan lebih lanjut.
Kata Kunci : salak, sirup, investasi, prospek
PENDAHULUAN
Implementasi sistem pengolahan bahan
pangan yang dilakukan di Indonesia hingga
dewasa ini belum sebaik dan sesempurna
yang dilakukan di negara lain. Sistem
pengolahan yang demikian menyebabkan
bahan makanan rusak sebelum dikonsumsi.
Hal ini mengindikasikan meski Indonesia
mempunyai bahan pangan yang melimpah
baik sektor pertanian, perikanan maupun
peternakan, namun mengalami kerusakan
sebelum sempat dikonsumsi masyarakat.
Ambil contoh, produksi Salak di
Bangkalan. Ketika musim panen tiba,
Salak mengalami over produksi sehingga
dalam jangka waktu yang tidak lama
mengalami kerusakan, dan jika dijual
untuk menghindari kerusakan, ditawar
dengan harga yang murah. Oleh karena itu,
dilakukan pengolahan Salak menjadi sirup
Salak. Prospek industri sirup salak
-
Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)
15
memungkinkan untuk dikembangkan
mengingat pada tahun 1999, jumlah
produksi Salak mencapai 11.255,5 ton
meningkat menjadi 18.187,9 ton pada
tahun 2003. Disamping itu, ketersediaan
yang melimpah akan tenaga kerja
menyebabkan industri sirup Salak
mempunyai prospek yang baik. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan peranan
sektor pertanian khususnya Salak bidang
industri dan perdagangan sehingga
meningkatkan kesejahteraan petani Salak.
Penelitian ini berusaha untuk
menganalisa pentingnya dilakukan
pengembangan industri sirup salak di
Bangkalan. Alasan pengembangan industri
ini karena di Bangkalan belum pengolahan
salak menjadi sirup sehingga industri sirup
salak akan terbuka lebar. Untuk
mengetahui prospek pengembangan
industri salak, maka dilakukan studi
kelayakan sirup salak baik dari aspek
teknis, aspek pasar maupun aspek
finansial.
KERANGKA PIKIR
Kabupaten Bangkalan merupakan
salah saru kabupaten yang memiliki
potensi cukup besar sektor pertanian
khususnya Salak. Salak Madura
merupakan buah-buahan tropis yang
tergolong dalam produk holtikultura dan
bersifat musiman sehingga ketika masa
panen tiba akan mengalami kelebihan
produksi. Jenis salak yang ada di
Bangkalan ada empat, yaitu nasek, kerbau,
manggis dan penjalin. Sedangkan daerah
penghasil salak adalah Kecamatan
Bangkalan, Socah, Geger, Tanah Merah
dan Kamal. Perkembangan rata-rata
produksi tanaman Salak dari tahun 1999
hingga tahun 2003 mencapai 73,75%.
Besarnya produksi ini akan menjadi tidak
bermanfaat jika tidak dilakukan usaha
pengembangan yang berorientasi
ekonomis. Kandungan zat-zat yang
terkandung dalam 100 gram tanaman salak
adalah 77 mg kalori, 2 mg vitamin C, o,o4
mg vitamin B, 28 mg kalsium, 77,9% air,
0,4% protein, 20,9% karbohidrat, dan
selebihnya kandungan zat-zat lain
(Sulistyowati, 2001).
Industri sirup salak merupakan
sebuah proses membuat atau menghasilkan
sirup dengan bahan dasar salak. Industri ini
sebenarnya di awali oleh Bpk Slamet pada
tahun 90-an dalam skala industri rumah
tangga. Selama setahun, bapak Slamet
panen salak 2 kali dan memproduksi sirup
salak hanya 50 botol, dan dalam setahun
memproduksi hanya 400 botol dengan
kualitas super. Kelayakan dalam
-
EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188
16
memproduksi sirup salak memperhatikan
aspek-aspek yang mempengaruhi produksi
makanan jadi, meliputi aspek pasar, aspek
teknis, dan aspek finansial.
METODE PENELITIAN
Penelitian mengenai prospek
pengembangan industri sirup dengan bahan
baku salak ini mengambil responden
sebanyak 50 orang yang bertempat tinggal
di Kampung Mlajah, Kecamatan
Bangkalan. Faktor yang diamati dalam
penelitian ini adalah
1. Aspek pasar, meliputi permintaan
produk dan peluang pasar, dan strategi
pemasaran
2. Aspek Teknis, meliputi proses
produksi, uji oraganoleptik, kapasitas
produksi dan tata letak pabrik.
3. Aspek Finansial, meliputi besarnya
biaya produksi, harga jual dan besarnya
investasi.
Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan metode pengamatan
langsung, penyebaran kuesioner dan studi
pustaka. Proses pengambilan data
dilakukan dengan penyebaran daftar
pertanyaan (kuesioner), melakukan
wawancara dan melakukan studi pustaka.
Untuk mendukung analisa data, maka data-
data yang diperlukan adalah peramalan
permintaan, jumlah dan jenis bahan baku,
fasilitas produksi, harga produk dan bahan
baku, dan proses produksi yang dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa a. Aspek Pasar
Penelitian ini mengambil data dari
referensi responden dan data penjualan
sirup disalah satu pasar swalayan. Peluang
permintaan sirup diperoleh dari hasil
peramalan terhadap data penjualan tiap
bulan. Rentang bulan Januari hingga April
2005, total penjualan sirup salak mencapai
289 botol dengan rata-rata penjualan
sebesar 73,25%. Data ini menunjukkan
bahwa rata-rata permintaan sirup salak
mencapai 74 botol tiap bulan.
Namun, sirup salak yang beredar di
pasaran kurang memasyarakat dan kurang
diminati oleh masyarakat. Sirup salak
Bangkalan tersebut memiliki ciri-ciri
antara lain warna coklat agak keruh, aroma
khas salak, rasa khas salak agak kecut,
kurang jernih dan agak kental.
Penjualannya pun masih bersifat eceran per
botol sehingga produk sirup salak
Bangkalan kurang dikenal luas masyarakat.
Saluran distribusi sirup salak hingga saat
ini hanya dikenal lokal di Bangkalan.
Dengan harga yang hanya Rp. 6.500,- per
-
Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)
17
botol menyebabkan sirup ini mampu
dijangkau oleh masyarakat.
b. Aspek Teknis Dalam prosesnya, produksi sirup
salak yang dilakukan di Bangkalan masih
menggunakan teknologi sederhana dan
dikerjakan secara manual. Proses produksi
dikerjakan berdasarkan pesanan dari
pembeli (make to order). Proses yang
dilakukan meliputi tahapan pengupasan,
penghancuran, penyaringan, pemanasan
dan pengemasan. Pengupasan dilakukan
pertama kali untuk membuang kulit salak,
kemudian memisahkan biji dengan daging.
Pada tahap berikut dilakukan
penghancuran dengan menambah sedikit
air sesuai kebutuhan. Sebelum
mendidihkan sari-sari yang diperoleh,
terlebih dahulu dilakukan pemerasan dan
penyaringan. Kemudian, memasak sari
salak tersebut pada air hingga mendidih
dengan memasukkan campuran gula, asam
sitrat dan CMC. Sambil menunggu air
masak, maka dilakukan pengadukan
hingga homogen.
Proses produksi sirup ini merupakan
proses produksi yang dilakukan secara
terus menerus dan tidak terhenti. Dalam
proses yang demikian, dengan melakukan
uji organoleptik, hasil penelitian ini
mampu mendapatkan sifat-sifat yang
dimiliki sirup salak, antara lain
1. Warna. Sebanyak 44% responden
menyatakan tertarik pada warna yang
lebih muda, 48% menyukai warna
lebih tua dan 8% suka warna cerah.
2. Aroma. 40% responden menyuaki
aroma harum, sedikit harum sebanyak
48% dan warna khas tidak kecut
sebanyak 12%.
3. Kenampakan. 48% responden
menyukai warna bening, coklat
sebanyak 34%, coklat benaing
sebanyak 18%.
4. Kejernihan. Sebayak 76% responden
menyukai warna cerah/jernih, 20%
menyukai warna gelap, bening sebesar
2% dan 2% abstain.
5. Bentuk. Sebanyak 76% responden
menyuaki botol kaca, dan 24%
responden menyukai botol plastik.
6. Ukuran. Sebanyak 40% responden
menyukai ukuran botol kecil, yang
menyukai ukuran besar sebanyak 38%,
suka botol sedang sebesar 18% dan
botol praktis sebanyak 4%.
Berdasarkan hasil penelitian,
diperoleh gambaran waktu yang diperlukan
untuk memproses sirup salak dengan bahan
dasar seberat 1 kg. Untuk memproduksi
sebanyak tersebut diperlukan waktu 120
-
EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188
18
menit (2 jam). Sedangkan untuk 6 kg salak
dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 3,5 jam.
Rata-rata penjualan sirup salak selama
januari hingga April 2005 adalah 74 botol.
Kapasitas aktual perhari diperoleh sebesar
18 botol.
Tata letak yang dilakukan dalam
memproduksi sirup salak yang selama ini
dilakukan sudah cukup baik karena
pemakaian ruangan telah optimal dan jarak
berpindah bahan minimal. Ruang produksi
merupakan tempat melakukan proses
produksi mulai dari pengupasan hingga
pengemasan dan penyimpanan. Semua
peralatan produksi penempatannya dalam
satu ruangan sehingga mempermudah
aliran bahan. Hanya kelemahan pada tata
letak industri sirup ini adalah kurang
jelasnya proses dan penempatan alat dan
bahan.
c. Aspek Finansial Hasil penelitian ini berkaitan dengan
perhitungan seberapa besar biaya yng
dibutuhkan untuk melakukan proses
produksi ini. Biaya-biaya tersebut adalah
biaya investasi, biaya produksi, dan biaya
lain-lain. Total investasi yang dibutuhkan
untuk membeli sarana dan peralatan
memproduksi sirup salak berdasarkan hasil
penelitian ini sebesar Rp. 578.500,-. Total
investasi ini meliputi biayas tetap, dan
biaya tidak tetap.
1. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap pada industri
salak merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi
yang meliputi bahan baku, bahan
bakar, biaya transportasi, biaya
pemeliharaan dan kemasan. Untuk
memproduksi sirup salak dengan bahan
baku sebesar 6 kg, dalam sekali
produksi dibutuhkan biaya sebesar Rp.
74.750,-, jika dihitung satu bulan
dengan masa hari kerja sebanyak 25
hari, maka dalam saru bulan
dibutuhkan biaya sebesar Rp.
1.868.750,-. Salak dalam satu tahun
panen dua kali, sehingga produksi juga
dilakukan sebanyak 2 kali. Total biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp.
4.337.500,-. Total ini sudah termasuk
upah tenaga kerja dan ongkos
pemeliharaan.
2. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk industri yang
besarnya tidak tergantung pada
volumen produksi. Biaya tetap yang
dikeluarkan meliputi investasi, biaya
listrik dan biaya promosi. Biaya tetap
yang dikeluarkan dalam setahun
-
Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)
19
sebesar Rp. 773.500,-. Dengan harga
per botol sebesar Rp. 6.500,-, dengan
dua kali proses produksi sehari maka
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp.
5.850.000,-.
Untuk mengetahui layak atau tidaknya
industri sirup salak dikembangkan, maka
dilakukan analisa kelayakan sebuah usaha
yang meliputi payback periode,
profitability index, net present value,
internal rate of return, benegit cost rasio.
1. payback periode (PBP). Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan dalam
penelitian ini, payback periode usaha
sirup salak adalah 1. Hal ini
menunjukkan bahwa waktu yang
dibutuhkan untuk pengembalian modal
atau investasi awal adalah 1,2 tahun,
kondisi industri normal, dan
mendapatkan keuntungan setelah 3 kali
produksi.
2. profitability index (PI). PI merupakan
perbandingan antara nilai sekarang dari
penerimaan kas bersih yang akan
datang dengan nilai investasi sekarang.
Kodefisien nilai ini adalah sebesar 5,1.
artinya, industri tersebut
menguntungkan, karena PI > 1.
3. net present value (NPV). Investasi
dikatakan menguntungkan atau layak
apabila NPV bernilai positif (NPV >
0). NPV yang diperoleh sebesar Rp.
1.526.115. Hal ini menunjukkan bahwa
industri ini layak untuk dikembangkan.
Industri dikatakan menguntungkan bila
penerimaan di masa yang akan datang
lebih besar daripada nilai investasi.
4. internal rate of return (IRR). Tingkat
IRR sistem yang dicapai untuk periode
investasi sebesar 25,75% per tahun.
Jika tingkat bunga lebih besar daripada
tingkat bunga relevan (0,75%), maka
investasi dianggap menguntungkan.
5. benegit cost rasio (BCR). BCR
digunakan untuk mengukur rasio antara
nilai pendapatan dan pengeluaran.
Dalam industri ini nilai BCR adalah
1,2. Hal ini berarti bahwa industri ini
layak untuk dikembangkan dengan
penerimaan sebesar 1,2 kali investasi.
B. Strategi Pengembangan a. Aspek Pasar
Perluasan pasar pada dasarnya
merupakan penambahan jangkau
pemasaran dari jenis barang yang
diproduksi. Penambahan yang dilakukan
adalah dengan menambah pasara sasaran,
memodifikasi saluran distribusi, dan
memperbaiki intensitas promosi.
1. Pengembangan Prodiuk
-
EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188
20
Pengembangan produk sirup salak
Bangkalan diharapkan adanya
perubahan-perubahan produk
menyangkut
- Warna. Warna yang ada sekarang
kurang menarik konsumen
sehingga perlu adanya perubahan
warna produk. Adapun warna yang
menarik adalah warna coklat.
- Aroma. Untuk aroma sirup salak
sebisa mungkin tidak terlalu harum
dan tidak terlalu kecut. Aroma
ditekankan pada aroma salak yang
khas, yaitu manis, tidak kecut,
sedikit harum dan aroma masir.
- Rasa. Rasa sirup salak yang ada
dirasa cukup sehingga tidak perlu
adanya perubahan-perubahan,
hanya sebisa mungkin untuk tetap
dipertahankan dengan rasa khas
salak asli.
- Kejernihan. Kejernihan produk
sirup dinilai dari bening tidaknya
cairan apabila dilihat dalam
kemasan botol bening. Sirup salak
sintesis warnanya agak keruh
sehingga harus dijernihkan dengan
warna coklat bening agar lebih
menarik.
- Kekentalan. Kekentalan ditinjau
dari produk yang menyerupai
karamei. Sirup salak Bangkalan
kurang kental dengan sedikit
penambahan gula atau pemansan
yang kurang lama.
- Kenampakan umum. Sirup salak
Bangkalan memiliki keunggulan
pada kekentalan, aroma dan rasa.
2. Saluran Distribusi
Saluran distribusi sirup salak
hingga saat ini masih bersifat lokal
Bangkalan, apabila sampai ke daerah
lain hanya melayani pesanan. Itu pun
hanya dalam jumlah yang sangat kecil.
Saluran distribusi perlu dikembangkan
lebih jauh sehingga mampu
menjangkau masyarakat dalam skup
regional, nasional bahkan jika
memungkinkan internasional.
Pemasaran yang lebih luas diharapkan
mampu meningkatkan produksi sirup
Salak yang pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Promosi
Promosi yang besar akan
meningkatkan loyalitas konsumen
sehingga industri akan tetap terus
berjalan dan berkembang dengan pesat.
Dengan mengembangkan citra yang
unik, maka sirup salak akan terus
dikenang dan dikonsumsi oleh
masyarakat. Promosi bisa dilakukan
-
Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)
21
dengan menggunakan selebaran,
pamflet dan diskon.
4. Harga
Menekan harga jual merupakan
salah satu langkah untuk memperbesar
pangsa pasar, selain itu bisa dilakukan
dengan memberi diskon-diskon yang
tidak melampaui harga pokok atau
harga minimal atau dengan permainan
harga. Harga disesuaikan dengan
kemampuan daya beli masyarakat.
b. Aspek Teknis 1. Proses produksi
Produksi sirup salak yang
dilakukan di Bangkalan masih
menggunakan teknologi yang
sederhana dan dikerjakan secara
manual. Oleh karena itu,
pengembangan produksi sirup salak
dilakukan dengan melakukan
pendekatan sistematik dengan
membuat peta kerja, yaitu peta proses
operasi yang bertujuan untuk
mengeliminasi atau mengurangi
pekerjaan yang tidak penting, dan
menyimpan dengan baik. Industri yang
ada tidak mempunyai peta produksi
sehingga belum mempunyai efisiensi
mesin, peralatan yang ada dan alur
inspeksi setiap proses belum jelas.
2. Uji Mutu Selain aspek di atas, maka juga
perlu diperhatikan adalah mutu produk
yang menyangkut komposisi,
peningkatan kualitas dan kuantitas,
kemasan yang menarik, kandungan
sirup ada tidaknya fiber atau serat.
Pengembangan perlu dilakukan secara
menyeluruh menyangkut bahan
indrawi. Dengan demikian, maka dapat
digunakan untuk mengetahui kesukaan
atau selera masyarakat dalam rangka
memperbaiki produk yang
dikembangkan.
3. Luas Kapasitas Luas kapasita atau kapasitas produk
sirup salak selama ini mampu
menampung permintaan disamping
menampung tenaga kerja yang ada.
Secara garis besar, kapasitas industri
sirup salak melihat lingkungan dan
menilai bukan dari satu aspek tapi
beberapa aspek yang berkaitan, yaitu
aspek pasar, teknis dan finansial.
4. Layout Pabrik Tata letak industri sudah cukup
baik karena dapat meminimalisasi
biayas dan arus produksi. Untuk
pengembangan lebih baik, maka akan
lebih baik jika menggunakan diagram
aliran agar lebih terstruktur dan
-
EMBRYO VOL. 5 NO. 1 JUNI 2008 ISSN 0216-0188
22
terkoordinasi antara satu alat dengan
alat lain.
c. Aspek Finasial Untuk menghasilkan sebuah produk,
maka perusahaan akan mengeluarkan
biaya. Biaya produksi timbul karena
adanya kebutuhan bahan dasar yang
digunakan untuk menghasilkan produk.
Sehingga hubungan antara output dengan
input produk merupakan hubungan yang
linier, artinya semakin besar ourput yang
dihasilkan semakin besar pula input yang
dibutuhkan sehingga akan memperbesar
finansial yang dikeluarkan. Begitu juga
dengan keuntungan, pengembalian
investasi akan semakin cepat dan industri
akan berkembang dengan pesat.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa industri
sirup salak mempunyai pangsa pasar yang
normal dengan kebutuhan rata-rata dalam
setahun sebesar 900 botol. Aspek teknis
menunjukkan bahwa kapasitas produksi
industri salak sebesar 437 unit per tahun.
Segi aspek finansial, industri ini
menghasilkan profit sebesar Rp.
2.051.000,- per tahun dengan produksi
sebanyak dua kali. Berdasarkan kriteria
investasi menunjukkan bahwa payback
periode selama 1,2 tahun, koefisien
profitability index sebesar 5,1, memberikan
net present value sebesar Rp. 1.526.115,-,
indikator internal rate of return sebesar
25%, dan benegit cost rasio sebesar 1,2.
Dengan memperhatikan indikator-indikator
tersebut, maka industri sirup salak
Bangkalan layak dikembangkan lebih
lanjut.
Untuk meraih peluang permintaan,
maka perusahaan harus meningkatkan
usaha pemasaran produk seperti promosi
dan saluran distribusi. Disisi lain, agar
industri sirup salak lebih berkembang
seharusnya pengusaha memperhatikan
selera konsumen dengan meningkatkan
mutu produk menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2005. Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Bangkalan. Bangkalan.
Baroto, T. 2002. Perencanaan dan
Pengendalian Produksi. Chalia Indonesia. Jakarta.
Ferdinan, A. 2002. Structur Equation
Modelling. BPFE Universitas Diponegoro. Semarang.
Masduki. 2003. Produktivitas dan
Peningkatan Ekonomi. Suara Merdeka. Semarang.
Sinungan. 2003. Produktivits : Apa dan
Bagaimana Mestinya. Bumi Aksara. Jakarta.
-
Analisis Prospek Pengembangan..... 14 - 23 (Jakfar Abdul Azis)
23
Sulistyowati. 2001. Membuat Keripik Buah
dan Sayur. Puspa Swara. Jakarta. Syafar, A. 2004. Analisis Manajemen
Sumber Daya Manusia. Tidak Dipublikasikan. JBPT ITB Bandung.
Trihendrardi, Cornellius. 2004. SPSS 14 :
Teori Dasar dan Aplikasi. Andi Yogyakarta.