afditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. mata skala...

21
AF DEPARTE]U|EN PERDAGANGAN TIEPUBLII( IND('NESIA Menimbang Mengingat DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI Jalan N4.l Ridwan Rals No 5 Jakarta10110 Ter. 021 3440408, fil. 021-3858185 KEPUTUSAN DTREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI NOMOR fi/mY/Kr'e/t/2010 TENTANG SYARAT TEKNIS POMPA UKUR BAHAN BAKAR GAS DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI. : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG lPERl3l2010 tentang Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) YangWajibDitera dan Ditera Ulang, perlu mengatur syarat teknis pompa ukur bahan bakar gas; b. bahwa penetapan syarat teknis pompa ukur bahan bakar gas, diperlukan ." untuk mewujudkan kepastian hukum dalam pemeriksaan, pengujian, dan penggunaan pompa ukur bahan bakar gas sebagai upaya menjamin kebenaran pengukuran volume bahan bakar gas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri; '. 1 . Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3193); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821), 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 20Q1 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4151) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884)', 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Q04 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik lndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844), 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

Upload: trankhanh

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

AFDEPARTE]U|EN PERDAGANGAN

TIEPUBLII( IND('NESIA

Menimbang

Mengingat

DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERIJalan N4.l Ridwan Rals No 5 Jakarta 10110

Ter. 021 3440408, fil. 021-3858185

KEPUTUSANDTREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

NOMOR fi/mY/Kr'e/t/2010TENTANG

SYARAT TEKNIS POMPA UKUR BAHAN BAKAR GAS

DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI.

: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan MenteriPerdagangan Nomor 08/M-DAG lPERl3l2010 tentang Alat-alat Ukur,Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) Yang Wajib Ditera danDitera Ulang, perlu mengatur syarat teknis pompa ukur bahan bakar gas;

b. bahwa penetapan syarat teknis pompa ukur bahan bakar gas, diperlukan." untuk mewujudkan kepastian hukum dalam pemeriksaan, pengujian, dan

penggunaan pompa ukur bahan bakar gas sebagai upaya menjaminkebenaran pengukuran volume bahan bakar gas;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf adan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur JenderalPerdagangan Dalam Negeri ;

' . 1 . Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal(Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11,Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 3193);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Per l indungan Konsumen(Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821),

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 20Q1 tentang Otonomi Khusus BagiProvinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republ ik lndonesia Nomor4151) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republ ik IndonesiaTahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republ ikIndonesia Nomor 4884)',

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Q04 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437)sebagaimana telah beberapa kal i d iubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republ ik IndonesiaTahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republ ik IndonesiaNomor 4844),

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62,Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 4633);

Page 2: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

" " 10 .

o .

7 .

8 "

9 .

11

12.

13 .

14 .

15.

16 .

17 .

18 .

Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam NegeriNomor . 1t /pun /\T,p / t / zoto

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan ProvinsiDaerah Khusus lbukota Jakarta Sebagai lbukota Negara KesatuanRepublik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor4744);

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib danPembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syaratBagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (LembaranNegara Republ ik lndonesia Tahun 1985 Nomor 4, Tambahan LembaranNegara Republ ik Indonesia Nomor 3283);

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1987 tentang Satuan Turunan,Satuan Tambahan, dan Satuan Lain Yang Berlaku (Lembaran NegaraRepubl ik Indonesia Tahun 1987 Nomor 17, Tambahan Lembaran NegaraRepubl ik Indonesia Nomor 3351);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republ iklndonesia Nomor 4737),

Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi danTugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50Tahun 2008;

Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang PembentukanKabinet Indonesia Bersatu l l ;

Peraturan Presiden Nomor 47 fahun 2009 tentang Pembentukan danOrganisasi Kementerian Negara;

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor61/MPP/Kepl2l1998 tentang Penyelenggaraan Kemetrologiansebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perindustrian danPerdagangan Nomor 251 IMPP lKep/6/1 999;

Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor635/MPP/Kepl 1012004 tentang Tanda Tera;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01/M-DAG lPERl3l2005 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri PerdaganganNomor 24lM-DAG/PER/6/2009;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50/M-DAG/PER/1 0/2009 tentangUnit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/1 012009 tentangPeni la ian Terhadap Unit Pelaksana Teknis dan Unit Pelaksana TeknisDaerah Metrologi Legal;

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor O8/M-DAGlPERl3l2010 tentangAlat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) YangWajib Ditera dan Ditera Ulang;

Page 3: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam NegeriNomor : tt /PatN lreP /t /2o1a

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERTAMA . Memberlakukan Syarat Teknis Pompa Ukur Bahan Bakar Gas yangselanjutnya disebut ST Pompa Ukur BBG sebagaimana tercantum dalamLampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan DirekturJenderal Perdagangan Dalam Negeri ini.

KEDUA . ::J;ilff H:T'":r"',;??xff#3T.:il*:t1iifl''?:H:l,fiIlTttera ulang serta pengawasan Pompa Ukur BBG.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri ini mulai berlakupada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakadapada tanggal ] l,Iar^et 2010

DIREKTUR JENDERALPERDAGANGAN DALAM NEGERI,

t l

SUBAGYO

Page 4: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

NOMoR :,}/PDIU/tEP/5/2a1oTANGGAL:1 Ma

BAB I

BAB I I

BAB I I I

BAB IV

BAB V

BAB VI

Daftar lsi

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Pengert ian

Persyaratan Adm inistrasi

2 .1 . Ruang L ingkup

2.2. Penerapan

2.3. ldent i tas

2.4. Persyaratan Pompa Ukur BBG Sebelum Peneraan

" Persyiaratan Teknis dan Persyardtan Kemetrologian

3.1 . Persyaratan Teknis

3.2. Persyaratan Kemetrologian

Pemeriksaan dan Pengujian

4.1 Pemeriksaan

4.2 Pengujian Tera dan Tera Ulang

Pembubuhan Tanda Tera

5.1. Penandaan Tanda Tera

5.2. Tempat Tanda Tera

Penutup

DIREKTUR JENDERALPERDAGANGAN DALAM NEGERI,

SUBAGYO

Page 5: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

5

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tujuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal adalah untuk melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran pengukuran dan adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metode pengukuran, dan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP). Dalam ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, mengamanatkan pengaturan UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang, dibebaskan dari tera atau tera ulang, atau dari kedua-duanya, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Dalam melaksanakan amanat tersebut di atas, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang Serta Syarat-syarat Bagi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya. Adapun UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang adalah UTTP yang dipakai untuk keperluan menentukan hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan untuk kepentingan umum, usaha, menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan produk akhir dalam perusahaan, dan melaksanakan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kebenaran hasil pengukuran dimaksud dan dalam upaya menciptakan kepastian hukum, maka terhadap setiap UTTP wajib dilakukan tera dan tera ulang yang berpedoman pada Syarat Teknis UTTP.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu disusun Syarat Teknis UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang yang merupakan pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan tera ulang serta pengawasan UTTP.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Untuk mewujudkan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan tera dan tera

ulang Pompa Ukur BBG.

2. Tujuan Tersedianya pedoman bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan tera dan

tera ulang serta pengawasan Pompa Ukur BBG.

1.3. Pengertian

Dalam syarat teknis ini yang dimaksud dengan:

1. Pompa Ukur BBG adalah instalasi Ukur yang tersususun lengkap, merupakan satu kesatuan yang dipergunakan untuk mengukur jumlah BBG yang diisikan/diserahkan ke dalam tangki kendaraan bermotor.

2. Instalasi Ukur adalah seluruh peralatan teknis yang mencakup semua alat ukur, alat ukur bantu dan perlengkapan lainnya yang tersusun menjadi satu rangkaian dalam satu kabinet sehingga memenuhi persyaratan untuk pengukuran.

Page 6: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

6

3. Badan hitung adalah bagian Pompa Ukur BBG yang digunakan untuk menunjukan hasil pengukuran.

4. Alat penunjuk kuanta adalah bagian badan hitung yang menunjukan jumlah BBG yang diukur.

5. Skala adalah garis atau tanda lain yang tersusun secara teratur sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan nilai yang diukur.

6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan.

7. Badan ukur adalah bagian Pompa Ukur BBG yang pada saat pengukuran berlangsung, bagian dalamnya dilalui sekaligus menentukan baik langsung maupun tidak langsung jumlah BBG yang diukur.

8. Alat justir adalah alat yang dapat diatur sedemikian rupa, agar penunjukan Pompa Ukur BBG yang bersangkutan berada di dalam batas-batas kesalahan maksimum yang diijinkan.

9. Penyerahan minimum adalah jumlah yang tekecil yang diperkenankan untuk diukur.

10. Alat penunjuk harga adalah bagian Badan Hitung yang menunjukan jumlah harga yang harus dibayar oleh konsumen sesuai dengan harga satuan yang berlaku atas sejumlah BBG yang ditunjukkan oleh alat bersangkutan.

11. Kesalahan penunjukan adalah perbandingan yang dinyatakan dalam persen antara jumlah yang ditunjukkan oleh Alat Penunjuk Kuanta dikurangi dengan jumlah sebenarnya yang melalui Pompa Ukur BBG, dengan jumlah yang disebut belakangan.

12. Ketidaktetapan adalah perbedaan terbesar antara hasil penunjukkan dari tiga kali pengujian pada kondisi yang sama.

13. Debit maksimum (Q maks) adalah debit terbesar yang boleh melewati Pompa Ukur BBG sesuai dengan kemampuan ukurnya.

14. Debit minimum (Q min) adalah debit terendah dari Pompa Ukur BBG sesuai dengan kemampuan ukurnya.

15. Kuanta uji adalah sejumlah gas yang dianggap memadai setiap kali pengujian.

16. Media ukur adalah jenis gas yang boleh diukur oleh Pompa Ukur BBG yang bersangkutan.

17. Media Uji adalah gas yang dipergunakan pada pengujian Pompa Ukur BBG yang bersangkutan.

Page 7: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

7

BAB II

PERSYARATAN ADMINISTRASI 2.1. Ruang Lingkup

Syarat teknis ini mengatur tentang persyaratan teknis dan persyaratan kemetrologian untuk Pompa Ukur BBG untuk Bahan Bakar Gas.

2.2. Penerapan

Syarat teknis ini berlaku bagi Pompa Ukur BBG untuk Bahan Bakar Gas

2.3. Identitas

Setiap Pompa Ukur BBG harus memuat keterangan-keterangan yang menjelaskan tentang Pompa Ukur BBG tersebut dengan jelas terbaca dan tidak mudah terhapus dalam kondisi penggunaannya secara wajar, pada plat alat penunjuk dan/atau plat tanda pengenal yang terpasang tetap mengenai:

1. merk pabrik; 2. tipe atau model; 3. nomor seri; 4. tahun pembuatannya; 5. debit maksimum dan minimum; 6. tekanan kerja maksimum; dan 7. penyerahan minimum.

2.4. Persyaratan Pompa Ukur BBG Sebelum Peneraan

1. Pompa Ukur BBG yang akan ditera harus memiliki surat izin tipe atau izin tanda pabrik.

2. Label tipe harus terlekat pada Pompa Ukur BBG asal impor yang akan ditera.

3. Pompa Ukur BBG yang diproduksi didalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan izin tanda pabrik.

4. Pompa Ukur BBG yang diproduksi didalam negeri harus memiliki label yang memuat merek pabrik dan nomor izin tanda pabrik dan label tipe untuk Pompa Ukur BBG asal impor sebelum ditera.

5. Pompa Ukur BBG yang akan ditera ulang harus sudah ditera sebelumnya.

Page 8: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

8

BAB III

PERSYARATAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KEMETROLOGIAN 3.1. Persyaratan Teknis

1. Badan Hitung a. Pompa Ukur BBG harus dilengkapi dengan alat penunjuk kuanta

yang menunjukkan jumlah BBG yang diukur dalam satuan yang diizinkan.

b. Alat penunjuk kuanta harus dibuat sedemikian rupa dengan cara menempatkan angka-angkanya berderet, penunjukannya jelas, pasti dan dengan mudah dapat dibaca dalam posisi melihat secara normal.

c. Alat penunjuk kuanta harus mempunyai jumlah angka-angka yang memadai, penunjukan “nol” harus diperlihatkan dalam bentuk nol untuk semua angka-angka di depan tanda koma dan sedikitnya satu angka nol dibelakang tanda koma. Dalam hal di belakang tanda koma lebih dari satu angka, maka angka-angka selebihnya tersebut harus nol atau kosong.

d. Alat penunjuk kuanta harus dilengkapi dengan alat pengenal sebagai berikut :

1) alat pengenol dibuat sedemikian rupa sehingga setelah suatu penyerahan selesai, penyerahan berikutnya hanya bisa dilakukan setelah penunjukan kembali ke angka “nol”;

2) alat pengenol tidak dapat dijalankan selama penyerahan berlangsung sehingga alat penunjuk tidak memungkinkan menunjuk selain mulai dari “nol”.

e. Nilai mata skala harus dalam bentuk : 1 x 10n , 5 x 10n (dimana n adalah bilangan bulat positif, negatif dan nol).

2. Badan Ukur a. Badan ukur harus tahan terhadap tekanan sesuai dengan

spesifikasinya. b. Badan ukur harus tahan terhadap pengaruh suhu dan gas-gas yang

diukur. c. Badan ukur harus kedap gas pada tekanan pemakaiannya. 3. Alat Justir a. Pompa Ukur BBG harus dilengkapi dengan alat justir. b. Alat justir dapat berupa penyetel pada penghantar antara badan ukur

dengan badan hitung atau berupa penyetel pada badan hitung. c. Alat justir dengan cara penyadapan tidak diperkenankan. 4. Penyerahan Minimum Penyerahan minimum dari Pompa Ukur BBG ditetapkan oleh pabrik

pembuatnya dan keterangan mengenai hal tersebut harus dinyatakan dalam uraian tentang spesifikasi.

Page 9: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

9

5. Alat Perlengkapan Pompa Ukur BBG dapat dilengkapi dengan alat-alat perlengkapan, tetapi

alat-alat tersebut tidak boleh berpengaruh terhadap sifat-sifat kemetrologian Pompa Ukur BBG bersangkutan. Alat-alat perlengkapan dimaksud adalah:

a. Alat Penunjuk Harga 1) Pompa Ukur BBG dapat dilengkapi alat penunjuk harga dengan

alat pengenol. Harga per satuan kuanta dinyatakan dalam bentuk “rupiah” atau “Rp” dibubuhkan pada plat alat penunjuk;

2) harga satuan harus dapat diatur, alat pengatur dan penunjuk harga harus dihubungkan dengan alat penunjuk kuanta sedemikian rupa, sehingga harga yang ditunjukan yang menyatakan harga total BBG yang diukur harus selalu sesuai dengan hasil kali harga satuan yang dipilih dengan jumlah BBG yang diukur;

3) ukuran angka-angka penunjuk harga tidak boleh melebihi angka-angka alat penunjuk kuanta; dan

4) alat pengenol penunjuk harga dan alat pengenol penunjuk kuanta sebagaimana pada angka 1. huruf c harus dibuat sedemikian rupa, sehingga apabila salah satu penunjukan dikembalikan ke angka “nol”, maka penunjukan yang lainpun secara otomatis kembali ke angka “nol”.

b. Alat Pencap Kartu Pompa Ukur BBG dapat dilengkapi dengan alat pencap kartu

sebagai berikut : 1) angka-angka dari alat pencap kartu yang menunjukkan kuanta

yang diukur, harga satuan dan harga total ukuran tingginya tidak kurang dari 2,5 mm dan disusun ke arah mendatar. Ukuran dari angka-angka yang menunjukkan harga satuan dan harga total tidak boleh lebih besar dari angka-angka yang menunjukkan kuanta yang diukur;

2) singkatan kata-kata atau lambang yang menyatakan kuanta yang diukur, harga satuan dan harga total ukuran tingginya tidak kurang dari 2 mm. Lambang satuan pengukuran harus dalam Sistem Internasional (SI);

3) harus terdapat selang paling sedikit satu spasi antara tiap pernyataan yang menyatakan kuanta yang diukur, harga satuan dan harga total;

4) nilai yang ditunjukkan oleh alat pencap harus sama dengan nilai yang ditunjuk oleh alat penunjuk;

5) alat pencap akan kembali ke angka “nol” apabila alat penunjuk dikembalikan ke angka “nol”;

6) alat pencap harus dilengkapi dengan alat yang menunjukkan nomor, jam dan tanggal penyerahan.

Page 10: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

10

6. Instalasi Ukur a. Pompa Ukur BBG dipasang sedemikian rupa, sehingga media ukur

tetap dalam bentuk gas selama melewati Pompa Ukur BBG. b. Pompa Ukur BBG harus tahan dan terlindungi dari pengaruh getaran

mekanis dan getaran karena aliran gas dengan cara pemasangan kerangka yang cukup kokoh.

c. Pompa Ukur BBG harus mempunyai perlengkapan untuk memisahkan dan membersihkan gas dari debu, zat-zat padat dan cairan yang mengotori gas antara lain berupa filter dan alat pembuang cairan yang letaknya di dalam atau di luar kabinet.

d. Pompa Ukur BBG harus dilengkapi alat pengaman sedemikian rupa, sehingga apabila mengalami kenaikan atau penurunan tekanan secara tiba-tiba dari gas yang diukur tidak menyebabkan kerusakan pada komponen-komponennya.

e. Saluran penyerahan harus sedemikian rupa, sehingga dapat dijamin bahwa massa gas yang diukur dapat diserahkan secara keseluruhan. Pompa Ukur BBG yang dilengkapi saluran penyerahan lebih dari satu, tiap salurannya harus dipasang sedemikian rupa atau diberi tanda yang sesuai dan terlihat jelas, sehingga tidak meragukan bagi pengisi dan pembeli.

3.2. Persyaratan Kemetrologian

1. Batas Kesalahan Penunjukan Batas kesalahan penunjukan maksimum yang diizinkan pada tera dan

tera ulang adalah sebesar ± 2%.

2. Ketidaktetapan Batas ketidaktetapan yang diizinkan pada pengujian tera dan tera ulang

adalah sebesar 0,2%.

3. Pengkondisian Untuk mendapatkan hasil penyerahan yang sesuai dengan batas

kesalahan penunjukan maksimum yang diizinkan, maka penggunaan Pompa Ukur BBG harus sesuai dengan kondisi berikut:

a. suhu ruangan di tempat Pompa Ukur BBG terpasang antara -5 oC sampai dengan 35 oC;

b. tegangan listrik bervariasi ±10% dan frekuensi bervariasi antara ± 2%;

c. suhu gas pada tangki penyimpanan antara -20 oC sampai dengan 50 oC dan tekannannya antara 12 MPa sampai dengan 20 MPa;

d. suhu tangki kendaraan bermotor pada awal pengisian antara -10 oC sampai dengan 40 oC dan tekanannya pada awal pengisian antara tekanan atmosfir sampai dengan 18,6 MPa;

e. penyerahan dilakukan pada debit di atas minimum dan di bawah maksimum.

Page 11: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

11

BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

4.1. Pemeriksaan

Pemeriksaan Pompa Ukur BBG dilakukan untuk memastikan bahwa Pompa Ukur BBG memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam syarat teknis ini.

4.2. Pengujian Tera dan Tera Ulang Pengujian pada tera dan tera ulang dapat dilaksanakan dengan metode

penimbangan (gravimetri) atau metode meter induk sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 atau Lampiran 2 dan meliputi:

1. Pengujian kebenaran

a. Pengujian dilaksanakan pada debit terbesar yang dimungkinkan pada kondisi instalasi Pompa Ukur BBG, debit minimum sesuai dengan yang tercantum pada data Pompa Ukur BBG, dan paling sedikit satu debit yang lain di antara debit terbesar dan debit minimum.

b. Kuanta uji harus lebih besar dari penyerahan minimum.

c. Pengujian dilakukan di instalasi Pompa Ukur BBG dengan media yang akan diukur (BBG).

2. Ketidaktetapan hasil pengujian

Ketidaktetapan hasil pengujian harus sesuai dengan ketentuan pada sub bab 3.2. angka 2., diperoleh dari hasil pengujian kebenaran.

Page 12: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

12

BAB V PEMBUBUHAN TANDA TERA

5.1. Penandaan Tanda Tera

Pada Pompa Ukur BBG dipasang timah atau lemping dari logam tahan karat berbentuk oval sebagai tempat pembubuhan Tanda Daerah, Tanda Pegawai Yang Berhak, dan Tanda Sah. Tanda Jaminan dibubuhkan dan/atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari Pompa Ukur BBG yang sudah disahkan pada waktu ditera dan ditera ulang untuk mencegah penukaran dan/atau perubahan. Bentuk tanda tera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.2. Tempat Tanda Tera

1. Tera : a. Tanda Daerah ukuran sumbu panjang 4 mm, Tanda Pegawai Yang

Berhak (H) ukuran 4 mm dan Tanda Sah Logam (SL) ukuran 6 mm dibubuhkan pada timah atau lemping dari logam tahan karat berbentuk oval yang dipasang dan dijamin dengan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm atau Tanda Jaminan (J) yang sesuai.

b. Satu Tanda Sah Plombir (SP) ukuran 6 mm dibubuhkan pada tempat yang khusus untuk penyegelan dari badan hitung sedemikian rupa, sehingga mudah serta jelas terlihat dari luar.

c. Pada baut-baut pengikat tutup badan hitung dibubuhkan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm.

d. Satu Tanda Sah Plombir (SP) ukuran 6 mm dan satu Tanda Pegawai Yang Berhak Plombir (HP) ukuran 6 mm dibubuhkan secara bertolak belakang pada alat justir.

e. Badan hitung, peralatan penghantar dan badan ukur diikat menjadi satu dengan kawat segel yang dijamin dengan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm.

f. Setiap bagian dari Pompa Ukur BBG yang memungkinkan dapat dilakukan perubahan kebenaran pengukuran, harus disegel dengan Tanda Jaminan Plombir (JP) ukuran 8 mm atau tanda jaminan yang sesuai.

2. Tera ulang : Pembubuhan tanda tera dilakukan sesuai dengan angka 1. huruf a, b, c,

d, e dan f.

3. Jangka Waktu Tera Ulang Jangka waktu tera ulang dan masa berlaku tanda tera sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan

Page 13: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

13

BAB VI PENUTUP

Syarat Teknis Pompa Ukur BBG merupakan pedoman bagi petugas dalam

melaksanakan tera dan tera ulang Pompa Ukur BBG serta pengawasan Pompa Ukur BBG, guna meminimalisir penyimpangan penggunaan Pompa Ukur BBG dalam transaksi BBG serta upaya perwujudan tertib ukur sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

Page 14: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

14

Lampiran 1. Metode penimbangan untuk pengujian tera dan tera ulang

Metode penimbangan (gravimetri) adalah menentukan jumlah Bahan Bakar Gas (BBG) yang melewati Pompa Ukur BBG dengan menggunakan timbangan sebagai standar uji.

1. Prinsip Membandingkan massa BBG yang ditunjukkan oleh Pompa Ukur BBG dengan

massa bersih yang diisikan ke dalam kontainer.

2. Peralatan a. Instalasi uji yang meliputi alat penyambung dari tangki penyimpanan gas

ke Pompa Ukur BBG dan dari Pompa Ukur BBG ke kontainer serta saluran pengosongan BBG dari kontainer.

b. Timbangan elektronik yang kapasitas maksimumnya sesuai dengan massa BBG yang akan ditimbang ditambah massa kontainer, dengan ketelitian 1 g atau paling rendah 1/5 dari ketelitian Pompa Ukur BBG.

c. Kontainer dengan tekanan kerja dan massa kosong yang sesuai. d. Alat ukur bantu seperti manometer dan termometer. f. Alat bantu kerja lainnya. g. Kondisi pengujian sesuai dengan yang disyaratkan pada sub bab 3.2.

angka 3.

3. Jalannya Pengujian a. Setel zero indicator Pompa Ukur BBG sesuai dengan ketentuan. b. Catat posisi angka alat justir, tekanan kerja dan data Pompa Ukur BBG

serta bagian-bagiannya. c. Tutup katup pengeluaran Pompa Ukur BBG. d. Nolkan penunjukan Pompa Ukur BBG yang diuji. e. Siapkan kontainer yang telah dikosongkan dan letakkan di atas lantai

timbang, kemudian tarakan (nolkan) penunjukan timbangan tersebut. f. Alirkan BBG ke dalam kontainer di atas lantai timbang dengan alat

penyambung dari Pompa Ukur BBG. g. Periksa kebocoran sambungan-sambungan dan yakinkanlah bahwa tidak

ada kebocoran-kebocoran; h. Catat penunjukan Pompa Ukur BBG. i. Catat penunjukan timbangan. j. Pada setiap langkah kerja perhatikan pengaruh-pengaruh lingkungan.

4. Pengujian Kebenaran a. Pengujian kebenaran dilakukan pada debit – debit berikut : a. Qmin b. 40 % Qmaks

Page 15: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

15

c. Debit terbesar yang dimungkinkan pada kondisi instalasi Pompa Ukur BBG

b. Tiap debit dilakukan 3 (tiga) kali pengujian. c. Kuanta uji harus lebih besar dari penyerahan minimum Pompa Ukur BBG. d. Gunakan formulir pengujian metode penimbangan.

5. Pengujian Ketidaktetapan Dilakukan bersamaan dengan pengujian kebenaran sesuai angka 4 huruf a.

sampai d.

Page 16: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

16

Formulir Pengujian Metode Penimbangan

Pemilik : ……………………………………………………………………………………

Instansi : …………………………………………………………………………………….

Alat Ukur :

Panel Box Badan Ukur Remote Elektronik Badan Hitung

Merek : ……………… ……………… ……………………. ………………

Tipe : ……………… ……………… ……………………. ………………

No. Seri : ……………… ……………… ……………………. ………………

Standar Uji :

Timbangan Elektronik :

Merek : ……………… Kekuatan Menimbang : ……………………..

Tipe : ……………… Nilai skala (e) : ……………………..

No. Seri : ……………… Kes. Penunjukan (S2) : ……………………..

Kuanta BBG (c) : ………………

Tekanan kerja : ……………… bar

Uraian Formula Satuan Pengamatan

1 2 3

Pompa Ukur BBG

Kecepatan alir Q l/min ………… ………… …………

Penunjukan L l ………… ………… …………

Massa yang diukur M = L x C kg ………… ………… …………

Page 17: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

17

Uraian Formula Satuan Pengamatan

1 2 3

Timbangan

Penunjukan akhir U kg ………… ………… …………

Penunjukan awal P kg ………… ………… …………

Massa yang diukur N = U - P kg ………… ………… …………

Hitungan

Beda penunjukan

% ………… ………… …………

Kes. timbangan S2 % ………… ………… …………

Kes. Penunjukan Pompa Ukur BBG Spu = S1 + S2 % ………… ………… …………

Rata – rata : …………………. %

Keterangan : ……………, …………. 20…..

1. Hasil pengujian tera/tera ulang :

Diuji oleh :

UPT/UPTD Metrologi Legal

Petugas,

__________________________

NIP.

SAH/BATAL

2. Kedudukan switch :

Span : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Freq. range : S1 S2 S3 S4 S5

… … … … …

3. Indikator zero : 5 kedip/s

4. Penyegelan :

Page 18: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

18

Lampiran 2. Metode meter induk untuk pengujian tera dan tera ulang

Metode meter induk adalah menentukan jumlah Bahan Bakar Gas (BBG) yang melewati Pompa Ukur BBG dengan menggunakan meter induk sebagai standar uji.

1. Prinsip Membandingkan massa BBG yang ditunjukan oleh Pompa Ukur BBG dengan

massa yang ditunjukan oleh meter induk (Master Mass Flow Meter).

2. Peralatan a. Master Mass Flow Meter yang telah diverifikasi dengan metode

penimbangan dengan ketelitian lebih tinggi atau sama dengan 1/5 ketelitian pompa.

b. Alat penyambung dari Pompa Ukur BBG ke meter induk dan dari meter induk ke kontainer.

c. Kontainer dengan tekanan kerja yang sesuai. d. Alat ukur bantu seperti manometer dan termometer. e. Alat bantu kerja lainnya. f. Kondisi pengujian sesuai dengan yang disyaratkan pada sub bab 3.2

angka 3.

3. Jalannya Pengujian a. Tempatkan meter induk sedemikian rupa dengan hubungan seri dengan

Pompa Ukur BBG, sehingga meter induk mengisi langsung ke kontainer. b. Setel zero indicator Pompa Ukur BBG sesuai dengan ketentuan. c. Catat posisi angka alat justir, tekanan kerja dan data Pompa Ukur BBG

serta bagian-bagiannya. d. Tutup katup pengeluaran Pompa Ukur BBG. e. Nolkan penunjukan Pompa Ukur BBG yang diuji. f. Alirkan BBG ke dalam kontainer. g. Periksa kebocoran sambungan-sambungan dan yakinkanlah bahwa tidak

ada kebocoran-kebocoran. h. Catat penunjukan Pompa Ukur BBG. i. Catat penunjukan meter induk. j. Pada setiap langkah kerja perhatikan pengaruh-pengaruh lingkungan.

4. Pengujian Kebenaran a. Pengujian kebenaran dilakukan pada debit-debit berikut : 1) Qmin; 2) 40 % Qmaks; dan 3) debit terbesar yang dimungkinkan pada kondisi instalasi Pompa Ukur

BBG; b. Tiap debit dilakukan 3 (tiga) kali pengujian. c. Kuanta uji harus lebih besar dari penyerahan minimum Pompa Ukur BBG.

Page 19: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

19

d. Gunakan formulir pengujian metode meter induk.

5. Pengujian Ketidaktetapan Dilakukan bersamaan dengan pengujian kebenaran sesuai angka 4. huruf a.

sampai d.

Page 20: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

20

Formulir Pengujian Metode Meter Induk

Pemilik : ……………………………………………………………………………………

Instansi : …………………………………………………………………………………….

Alat Ukur :

Panel Box Badan Ukur Remote Elektronik Badan Hitung

Merek : ……………… ……………… ……………………. ………………

Tipe : ……………… ……………… ……………………. ………………

No. Seri : ……………… ……………… ……………………. ………………

Standar Uji :

Meter Induk :

Merek : ……………… Kapasitas maksimum : ……………… kg/min

Tipe : ……………… Kes. Penunjukan (S2) : ………………… %

No. Seri : ………………

Kuanta BBG (c) : ………………

Tekanan kerja : ……………… bar

Uraian Formula Satuan Pengamatan

1 2 3

Pompa Ukur BBG

Kecepatan alir Q l/min ………… ………… …………

Penunjukan L l ………… ………… …………

Massa yang diukur M = L x C kg ………… ………… …………

Page 21: AFditjenpktn.kemendag.go.id/app/repository/upload/eselon 2... · 2017-10-26 · 6. Mata skala adalah jarak antara sumbu-sumbu dua garis yang berurutan. 7. Badan ukur adalah bagian

21

Uraian Formula Satuan Pengamatan

1 2 3

Meter Induk

Penunjukan akhir U kg ………… ………… …………

Penunjukan awal P kg ………… ………… …………

Massa yang diukur N = U - P kg ………… ………… …………

Hitungan

Beda penunjukan

% ………… ………… …………

Kes. timbangan S2 % ………… ………… …………

Kes. Penunjukan Pompa Ukur BBG Spu = S1 + S2 % ………… ………… …………

Rata – rata : …………………. %

Keterangan : ……………, …………. 20…..

1. Hasil pengujian tera/tera ulang :

Diuji oleh :

UPT/UPTD Metrologi Legal

Petugas,

__________________________

NIP.

SAH/BATAL

2. Kedudukan switch :

Span : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Freq. range : S1 S2 S3 S4 S5

… … … … …

3. Indikator zero : 5 kedip/s

4. Penyegelan :