1st

5
Potensi UNITSAMS Berdasarkan Aspek Lingkungan Underground Rain Water Saving System Construction (UNITSAMS) sebagai drainase ramah lingkungan mempunyai potensi yang sangat menyeluruh dalam mengatasi banjir. Kenapa demikian, karena UNITSAMS merupakan konsep konstruksi drainase ramah lingkungan yang memadukan dua konsep pengelolaan air hujan antara metode lubang resapan (Biopori) dengan metode konsep kolam konservasi. Selain itu, UNITSAMS juga dapat dilengkapi dengan sistem filtrasi dan pengolahan air baik per sistem maupun secara kolektif. Keunikan dari konsep UNITSAMS ini terdapat pada arsitektur konstruksinya yang dibuat dengan mengadopsi konstruksi alamiah sungai dengan penambahan penempatan sistem yang berada dibawah tanah. Sehingga, pada permukaan UNITSAMS ini tetap bisa dimanfaatkan sebagai lahan terbuka maupun area jalanan publik. Keunggulan lain dari UNITSAMS adalah kefleksibelan konsep dalam menampung air hujan baik intensitas rendah maupun tinggi. Ketika intensitas hujan rendah, UNITSAMS berfungsi sebagai resapan air, hal ini bisa dilakukan karena UNITSAMS memiliki biopori yang dipasang di penampang dasar yang ada di bawah tanah. Sedangkan apabila intensitas hujan tinggi, UNITSAMS dapat berperan ganda yaitu sebagai peresap air, dan sebagai kolam konservasi bawah tanah, sehingga untuk pengaliran airnya bisa di kontrol bahkan bisa dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan sehari-hari. Berikut merupakan susunan dan komponen dari konsep UNITSAMS, yaitu : Keterangan : a. Atap (penutup) Beton UNITSAMS b. Penutup lubang Saluran Air (menhole) c. Hydrilla Verticillata dengan penggantung polimer d. Lubang Saluran Air Ke Biopori e. Saluran Pipa Organik (Pipa Wavin 4tipe D) f. Batu Pasir (Zeolite) g. Area Penyangga Lengan Beton UNITSAMS h. Saluran Air Samping Permukaan i. Pasangan Batu (Kanal Penampung Air) j. Ring Biopri (Semen) k. Biopori l. Tanah Gambar 2. Susunan dan Komponen UNITSAMS Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa ada beberapa komponen yang di gunakan UNITSAMS yang belum ada pada konsep drainase saat ini, salah satunya adalah tanaman Hydrilla Verticillata (Ganggang Jawa) Penggunaan tanaman ini berfungsi sebagai media pembersihan sedimentasi secara alami terutama dalam penyerapan unsur limbah yang terbawa oleh air hujan. Karena . Menurut Tungka dan Rondo (1991) Tanaman Hydrilla verticillata dapat menurunkan kadar logam Cr dalam air hingga 95,85 % dalam waktu penyerapan 8 hari. Selain itu Konsep UNITSAMS ini juga

Upload: 56962645

Post on 16-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaaa

TRANSCRIPT

  • Potensi UNITSAMS Berdasarkan Aspek LingkunganUnderground Rain Water Saving System Construction (UNITSAMS) sebagai

    drainase ramah lingkungan mempunyai potensi yang sangat menyeluruh dalammengatasi banjir. Kenapa demikian, karena UNITSAMS merupakan konsepkonstruksi drainase ramah lingkungan yang memadukan dua konsep pengelolaan airhujan antara metode lubang resapan (Biopori) dengan metode konsep kolamkonservasi. Selain itu, UNITSAMS juga dapat dilengkapi dengan sistem filtrasi danpengolahan air baik per sistem maupun secara kolektif. Keunikan dari konsepUNITSAMS ini terdapat pada arsitektur konstruksinya yang dibuat denganmengadopsi konstruksi alamiah sungai dengan penambahan penempatan sistem yangberada dibawah tanah. Sehingga, pada permukaan UNITSAMS ini tetap bisadimanfaatkan sebagai lahan terbuka maupun area jalanan publik. Keunggulan lain dariUNITSAMS adalah kefleksibelan konsep dalam menampung air hujan baik intensitasrendah maupun tinggi. Ketika intensitas hujan rendah, UNITSAMS berfungsi sebagairesapan air, hal ini bisa dilakukan karena UNITSAMS memiliki biopori yang dipasangdi penampang dasar yang ada di bawah tanah. Sedangkan apabila intensitas hujan tinggi,UNITSAMS dapat berperan ganda yaitu sebagai peresap air, dan sebagai kolamkonservasi bawah tanah, sehingga untuk pengaliran airnya bisa di kontrol bahkan bisadimanfaatkan kembali untuk kebutuhan sehari-hari. Berikut merupakan susunan dan

    komponen dari konsep UNITSAMS, yaitu :Keterangan :a. Atap (penutup) Beton UNITSAMSb. Penutup lubang Saluran Air (menhole)c. Hydrilla Verticillata dengan penggantung

    polimerd. Lubang Saluran Air Ke Bioporie. Saluran Pipa Organik (Pipa Wavin 4 tipe D)f. Batu Pasir (Zeolite)g. Area Penyangga Lengan Beton UNITSAMSh. Saluran Air Samping Permukaani. Pasangan Batu (Kanal Penampung Air)j. Ring Biopri (Semen)k. Bioporil. Tanah

    Gambar 2. Susunan dan Komponen UNITSAMS

    Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa ada beberapa komponen yang di gunakanUNITSAMS yang belum ada pada konsep drainase saat ini, salah satunya adalahtanaman Hydrilla Verticillata (Ganggang Jawa) Penggunaan tanaman ini berfungsisebagai media pembersihan sedimentasi secara alami terutama dalam penyerapanunsur limbah yang terbawa oleh air hujan. Karena . Menurut Tungka dan Rondo(1991) Tanaman Hydrilla verticillata dapat menurunkan kadar logam Cr dalam airhingga 95,85 % dalam waktu penyerapan 8 hari. Selain itu Konsep UNITSAMS ini juga

  • dilengkapi dengan batu pasir yang berfungsi untuk menahan dan memperlancar aliranair hujan yang masuk sehingga mencegah terjadinya pengikisan atau erosi pada tanah.Tidak hanya itu fungsi dari penggunaan batu pasir ini juga dapat berperan sebagai mediaresapan karena batu pasir memiliki porositas dan permeabilitas yang baik yaitusekitar 10-21% (M. Irham, 2006). UNITSAMS pun dilengkapi dengan saluran pipaorganik yang berfungsi sebagai saluran pengisian sampah organik pada biopori dansebagai tempat untuk meletakan penggantung polimer tempat tumbuhnya HydrillaVerticillata. Sebagaimana kita tahu biopori harus terus diisi dengan sampah organik agarorganisme di dalam tanah tetap mendapatkan makanan sehingga rongga- rongga atauliang-liang di dalam biopori akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya,sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsungdari manusia untuk pemeliharaannya (Kamir R. Brata, 2008).

    Berikut beberapa jenis UNITSAMS yang di pakai untuk sistem drainase perunit dan kolektif :

    Tabel 1. Jenis UNITSAMSUNITSAMS Per Unit UNITSAMS Sistem Kolektif

    UNITSAMS Kolektif Perkotaan Sistem Kolektif Pengolahan Air UNITSAMS

    Berdasarkan aspek lingkungan mengenai kajian persoalan banjir di KampungPulo, maka untuk menyelesaikan persoalan banjir ini bisa menggunakan dua konsepUNITSAMS sekaligus yaitu UNITSAMS tipe kolektif dan UNITSAMS per unit. Daerahyang dibuat UNITSAMS adalah daerah yang terkena banjir paling parah sepertipada gambar berikut :

  • Tabel 2. Daerah Pembuatan UNITSAMS di Kampung PuloSumber : Citra UAV LAPAN 2013

    Kondisi Banjir Tahun 2013 Daerah Pembuatan UNITSAMS

    Tabel 3. Daerah yang dapat dibuat UNITSAMSPemukiman Padat Halaman Bangunan Drainase yang Tidak Berfungsi

    Berdasarkan data pada Tabel 2 maka perhitungan seberapa besar potensiUNITSAMS dalam mengatasi banjir di Kampung Pulo dapat dilihat pada Tabel 4dengan data genangan air yang terjadi pada tahun 2013 menurut Wahyu Aji padaTribunnews, 2013 yaitu di RW 01, 02, 03, 04, 05, 07 dan 08, dengan ketinggian airrata- rata 150 cm dengan luas wilayah tergenang mencapai 5.000 m2.

    Tabel 4. Perhitungan Potensi UNITSAMS

    No. Variabel Jumlah1. Debit banjir rata-rata di Kampung Pulo 10 m3/det2. Waktu Konsentrasi (tc) 60 menit3. Waktu (td) 15 menit4. Kapasitas kanal UNITSAMS maksimum (tipe kolektif) 1,1 m3/det5. Volume air yang harus di tampung 18.022,5 m36. Luas kolam konservasi UNITSAMS (tipe kolektif)

    untuk kedalaman kolam 3 meter6.007,5 m2

    7. Luas UNITSAMS (tipe per unit dengan kanal kolektif) 5.400 m28. Luas UNITSAMS (tipe per unit) (mengikuti luas rata rata

    halaman terbuka di Kampung Pulo = 2 m2)1,5 m2

    9. Kemampuan Mengatasi Banjir (UNITSAMS tipe kolektif) 20.322,5 m310. Kemampuan Mengatasi Banjir (UNITSAMS tipe per unit)

    Jika pengguna mencapai 100 unit150 m3

    11. Luas Resapan UNITSAMS per m2 0,55 m2

  • Dari data Tabel 4 dapat dilihat bahwa UNITSAMS dapat memberikan kontribusi

    nyata dalam mengatasi banjir di Kampung Pulo dengan daya tampung 20.322,5 m3.Sehingga dari jumlah ini, volume banjir yang terjadi di tujuh RW yaitu sebesar7.500 m3 dapat seutuhnya ditampung dan teratasi. Oleh karena itu, dalam aspeklingkungan UNITSAMS dapat menjawab banjir secara fleksibel dan menyeluruh.2.2.2 Potensi UNITSAMS Berdasarkan Aspek Sosial

    Berdasarkan data kelurahan Kampung Pulo tahun 2012, untuk masalah

    kepemilikan tanah sebegaian besar milik negara yaitu 0,47 km2 dan sisanya adalah

    tanah adat yaitu 0,01 km2. Hal ini menandakan sebagian besar penduduk hanyamenggunakan hak guna bangunan. Maka untuk proses pembebasan lahan sangatlahmudah apalagi dengan potensi UNITSAMS dalam mengatasi banjir dapat membantumenekan kerugian negara akibat banjir yang di perkirakan mencapai 20 triliun rupiah(Salmah Muslimah detiknews, 2013).2.2.3 Potensi UNITSAMS Berdasarkan Aspek Budaya

    Dengan adanya konsep biopori pada UNITSAMS secara tidak langsungmengajak masyarakat untuk mewujudkan kewaspadaan akan bencana banjir, yaitudengan merawat biopori pada UNITSAMS dengan mengisi lubang resapan dengansampah organik, sehingga sampah tersebut tidak terbuang secara sia-sia.

    2.2.4 Potensi UNITSAMS Berdasarkan Aspek EkonomiBerdasarkan aspek ekonomi, UNITSAMS dapat dibuat dengan harga yang

    fleksibel mengikuti kontur lahan dan ukuran yang dibutuhkan. Berikut hargakomponen pada UNITSAMS :

    Tabel 5. Harga Komponen UNITSAMSNo. Komponen Harga1. Atap Beton UNITSAMS Rp. 600.000/ m32. Penutup Lubang Saluran Air (Manhole) (50 cm) Rp. 20.000 / unit3. Hydrilla Verticillata dengan penggantung polimer Rp. 25.000 / unit4. Saluran Pipa Organik (Wavin 4 tipe D) Rp. 108.680/114 mm5. Batu Pasir (Zeolit) Rp.48.000/25 kg6. Pasangan Batu (Kanal Penampung Air) Rp. 231.020/m37. Biopori (termasuk pembelian Bor Biopori) Rp. 180.000/unit8. Alat filtrasi dan Pengolahan Air Rp. 1.700.000/ unit9 Pintu Air dgn Skot Balok 2 unit (sistem kolektif) Rp. 3.203.800

    Total Rp. 6.116.500Dari tabel 5. Menujukkan bahwa UNITSAMS dapat dibuat dengan mudah dan

    pembiayaan yang murah, sehingga sangat mungkin di terapkan pada anggaran DKIJakarta yang menanggarkan dana 1,6 triliun untuk mengatasi banjir (Fahriyadi, 2014)