1.bab1d
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 1.BAB1d
1/4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan kesehatan
yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat
jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial
budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang
memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki
solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa (Depkes RI, 2009).
Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah
perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan
masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman(safe community). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup
sehat, serta meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Depkes RI, 2009).
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status
kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu
(AKI). AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas
dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga di
Kawasan ASEAN. Pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228,
AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per
100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, serta
-
7/25/2019 1.BAB1d
2/4
2
Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan SKDI AKI di Indonesia sejak tahun 1991 hingga 2007 mengalami
penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, pada tahun
2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Indonesia, Kemenkes RI,2014)
Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan resiko tinggi
dapat meningkatkan kejadian resiko tinggi pada kehamilan. Keterlambatan dalam
mengenali secara dini tanda bahaya kehamilan dapat meningkatkan kejadian resikotinggi kehamilan karena dalam keadaan kehamilan normal pun dapat secara tiba-
tiba menjadi resiko tinggi (Depkes, 2003).
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan yang terjadi pada seorang ibu hamil
merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau
janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal
kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil
tua) (Depkes RI, 2002).
Adapun macam-macam tanda bahaya kehamilan pada trimester tiga antara
lain: Perdarahan pervaginam, keluar air ketuban sebelum waktunya, demam tinggi,
bengkak dikaki, muka dan tangan, sakit kepala yang hebat, gerakan janin tidak ada
atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam) (Saifuddin, 2002).
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dapat
memberikan landasan yang kuat agar terwujudnya perilaku sehat dalammenekankan upaya kesehatan promotif selama kehamilan. Di mana pengetahuan
merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat mempengaruhi perilaku
manusia, termasuk di dalamnya adalah perilaku ibu hamil dalam memanfaatkan
secara optimal fasilitas pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Menurut profil kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012, Kabupaten
Jember merupakan kabupaten dengan kasus angka kematian ibu tertinggi kedua
setelah Kota Surabaya dengan penyebab tertinggi yakni perdarahan. Berdasarkan
-
7/25/2019 1.BAB1d
3/4
3
profil tersebut, Puskesmas Jenggawah yang membawahi 3 wilayah kerja yaitu Desa
Jenggawah, Wonojati dan Cangkring merupakan puskesmas yang memiliki ibu
hamil dengan resiko tinggi dengan jumlah yang cukup tinggi. Jumlah AKI di
Puskesmas Jenggawah pada tahun 2015 sebanyak 1 orang, serta jumlah ibu hamil
beresiko tinggi sebanyak 238 orang.
Berdasarkan profil diatas, cakupan ibu hamil resiko tinggi di Puskesmas
Jenggawah belum mencapai target pada indikator Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS KIA) yang ditentukan, dimana sasaran ibu hamil yang ditangani dengan
risiko tinggi adalah 80%, sedangkan target yang tercapai selama bulan Mei 201633,85% dan komplikasi ini banyak terjadi pada trimester III. Dengan demikian
peneliti akan melakukan penelitian mengenai Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tanda Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III di Puskesmas Jenggawah .
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Jenggawah?.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda Bahaya
Kehamilan Trimester III di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Jenggawah .
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu hamil tentang
perdarahan pada kehamilan trimester III.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu hamil tentang
bengkak di kaki, tangan dan muka serta pusing kadang disertai
kejang pada kehamilan trimester III.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang demam tinggi
pada kehamilan trimester III.
-
7/25/2019 1.BAB1d
4/4
4
d. Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu hamil tentang
keluar air ketuban sebelum waktunya pada kehamilan trimester III.
e. Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu hamil tentang
janin dalam kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak
pada kehamilan trimester III.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
Dapat dijadikan bahan informasi dan perencanaan program KIA
khususnya deteksi dini tanda bahaya kehamilan, sebagai upaya
penurunan AKI dan AKB.
1.4.2 Bagi Puskesmas Jenggawah
Hasil dari penelitian ini merupakan masukan bagi Puskesmas
Jenggawah dan sebagai bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan
program pelayanan kesehatan masyarakat dalam upaya penurunan
angka kematian ibu dan bayi serta program penyuluhan khususnya
mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan.
1.4.3 Bagi Peneliti
Menambah pengalaman proses belajar mengajar khususnya
dibidang mata kuliah metodologi penelitian dan dapat menambah
wawasan keilmuan mengenai deteksi dini tanda bahaya kehamilan serta
dapat memotivasi peneliti untuk lebih banyak memberikan
pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan terhadap
masyarakat