18. DAERAH TINGKAT I SULAWESI UTARA

18. DAERAH TINGKAT I SULAWESI

UTARA 1. Keadaan Daerah dan

Penyebaran Penduduk

Daerah Tingkat I Sulawesi Utara dengan kepulauan di sekitarnya mempunyai wilayah daratan seluas 25.695 km2, atau kurang lebih 1,35% dari luas daratan wilayah Indonesia secara keseluruhan.

Secara geografis letaknya di bagian paling utara Nusantara, berbentuk jazirah memanjang dari barat ke timur, dimana di bagian sebelah utaranya terdapat gugusan kepulauan (Sangir – Talaud) yang letaknya relatif terpencil dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Philipina. Sebagian besar wilayah berbentuk pegunungan dengan sejumlah dataran di antara pegunungan-pegunungan tersebut. Tidak kurang dari 54 buah gunung dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter - sebagian di antaranya berapi - terdapat di wilayah ini. Gunung tertinggi adalah Klabat (1.995 meter) yang terletak di Kabupaten Minahasa. Dataran-dataran yang mempunyai potensi untuk pengembangan pertanian antara lain adalah dataran Dumoga (31.000 ha), dataran Ajong (7.000 ha), dataran Sangkup (8.000 ha), dataran Paguyaman (51.000 ha), dan dataran Pinogu (30.000 ha). Kecuali itu, wilayah ini memiliki banyak danau dan sungai yang mempunyai potensi untuk pengembangan kegiatan perikanan, pengairan, air minum dan pembangkit tenaga listrik. Danau-danau yang relatif besar antara lain adalah danau Tondano, danau Linou, danau Noat, dan danau Limboto, sedang sungai-sungainya antara lain Sungai Tondano di Minahasa, Sungai Ongkang di Bolaang Mongondow, dan Sungai-sungai Randangan, Paguyaman, Bone,

dan Bulia di Gorontalo.Iklim Daerah Sulawesi Utara termasuk tropis basah

yang dipenga- ruhi angin muson sehingga curah hujan cukup merata.

Tanaman kelapa tumbuh dengan baik di sepanjang pesisir pantai dan meluas sampai pada ketinggian 500 m dari permukaan laut. Pada tingkat ketinggian yang sama dijumpai pula tanaman pala yang ter-utama terdapat di Daerah kepulauan Sangir Talaud

dan daerah Tonsea273

di Minahasa. Tanaman cengkeh yang pada tahun-tahun terakhir ini sangat berkembang sudah hampir tersebar di seluruh wilayah, sedang tanaman kopi terutama terdapat di Kabupaten Bolaang Mongondow.

Selain tanaman-tanaman perkebunan seperti yang disebutkan di atas, daerah Sulawesi Utara juga menghasilkan padi, jagung, ubiubian, kacang-kacangan, dan sayuran.

Pada tahun 1971, penduduk Sulawesi Utara berjumlah 1.717.671 jiwa. Pada tahun 1976 berdasarkan registrasi penduduk, jumlahnya meningkat menjadi 1.941.152 jiwa, yang berarti selama jangka waktu tersebut tingkat pertumbuhan rata-ratanya adalah sektitar 2,48 % pertahun. Kepadatan rata-ratanya pada tahun 1976 adalah sekitar 75,5 jiwa/km2.

Seperti banyak daerah lainnya di Indonesia, penyebaran penduduknya tidak merata. Di luar 2 buah Kotamadya yang ada (Manado dan . Gorontalo), Kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Kabupaten Minahasa (148 jiwa/km2), disusul oleh Kabupaten-kabupaten Sangir Talaud (106 jiwa/km2), Kabupaten Gorontalo (42,2 jiwa/km2), dan Kabupaten Bolaang Mongondow (34 jiwa/km2). Tingkat kepa-datan untuk Kotamadya-kotamadya Manado dan Gorontalo masingmasing adalah 7.339,4 dan 1.354,8 jiwa/km2. Di samping 6 buah Daerah Tingkat II seperti tersebut di atas, Sulawesi Utara memiliki 1 buah kota Administratif, yaitu Bitung dengan tingkat kepadatan rata-rata sebanyak 250 jiwa/km2. Di kota Bitung inilah banyak terdapat kegiatan industri, antara lain industri minyak kelapa, dan industri kom-ponen kendaraaan bermotor, dan industri pengawetan ikan (cold storage) yang berpusat di Aer Tembaga.

Sebagian besar daerah-daerah di Sulawesi Utara dapat dihubungi baik melalui jalan-jalan darat, laut, maupun udara.

Jalan-jalan darat yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor kurang lebih sepanjang 2.640 km yang menghubungkan Kabupaten-kabupa-ten Minahasa, Bolaang Mongondow dan Gorontalo. Diantaranya ada-lah jalur jalan Aer Tembaga Bitung - Manado - Tomohon - Amurang Kotamobagu - Duloduo, dan jalur jalan Kwandang - Isimu - Paguyaman Tilamuta.274

Di bidang perhubungan laut, daerah ini sudah termasuk ke dalam jaringan pelayaran RLS. Pelabuhan utama adalah Bitung dimana kapal dengan ukuran sampai dengan 80.000 ton dapat berlabuh. Selain itu terdapat pelabuhan-pelabuhan lokal, antara lain pelabuhan-pelabuhan Amurang, Belang dan Likupang di Minahasa, Tahuma dan Beo di Sangir Talaud, Inobonto dan Tilamuta di Gorontalo, dan pelabuhan Manado sendiri di Manado.

Perhubungan udara dapat dilakukan melalui pelabuhan-pelabuhan Sam Ratulangi (Minahasa), Jalaludin (Gorontalo), Mopait (Bolaang Mongondow), dan Naha serta Malangguane (Sangir Talaud).

Pelabuhan udara Sam Ratulangi sudah dapat didarati oleh pesawat sejenis DC-9, sedang pelabuhan-pelabuhan udara lainnya dengan pe-sawat-pesawat sejenis F-27, Y.S. 11, DC-3, atau Twin Otter.

2. Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama Repelita III

Di bidang pertanian pangan, peningkatan produksi akan terus diusahakan baik dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Intensifikasi meliputi tanaman-tanaman padi, jagung dan palawija, sedang ekstensifikasi dilakukan dengan cara pencetakan sawah dan pembinaan pertanian daerah transmigrasi. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan ini akan dibangun dan dibina Kebun Benih Sentral, Balai-balai benih, Brigade Proteksi, Balai-balai Penyuluhan Pertanian dan Unit Pengamatan Hama dan Penyakit. Selain itu akan dilaksanakan usaha diversifikasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman bernilai gizi tinggi.

Produksi peternakan akan ditingkatkan melalui usaha-usaha peternakan rakyat baik melalui sistem kredit maupun sistem gaduh. Usaha ini akan

275

ditunjang dengan kegiatan pengamanan ternak, pem-binaan makanan ternak serta penyuluhan. Jenis ternak yang akan dikembangkan adalah sapi, kambing dan unggas. Ekstensifikasi akan dilakukan melalui pengembangan usaha peternakan ranch dengan mendorong partisipasi pihak swasta. Selain itu akan pula dibina usaha-

usaha peternakan di bawah pohon kelapa yang banyak terdapat di daerah ini.

Di bidang perkebunan, kegiatan utama, akan meliputi usaha-usaha peremajaan dan pengembangan tanaman kelapa hybrida di Minahasa, Bolaang Mongondow, Gorontalo, dan Sangir Talaud, di samping peningkatan usaha-usaha pemberantasan hama kelapa. Intensifikasi cengkeh akan dilaksanakan di daerah-daerah sentra produksi bersamasama dengan usaha-usaha diversifikasi baik vertikal maupun horisontal.

Peningkatan produksi perikanan terutama diusahakan pada kegiatan-kegiatan penyuluhan dan latihan pada para nelayan dalam menggunakan peralatan yang baru dan cara-cara pengawetan hasil penangkapan. Dalam hubungan ini akan dilaksanakan penyempurnaan dan peningkatan pelabuhan-pelabuhan perikanan dan pangkalan-pangkalan pendaratan Ikan (PPI) yang ada. Usaha perikanan di air tawar khususnya budi daya di kolam akan terus dikembangkan antara lain dengan pengadaan Balai Benih Ikan (BBI) dan pembangunan kolamkolam demontrasi.

Di bidang kehutanan akan dilakukan usaha-usaha inventarisasi dan pengukuhan hutan, reboisasi dan penghijauan di daerah-daerah aliran sungai dan tanah-tanah kritis, serta pemeliharaan dan perlindungan cagar-cagar alam yang ada demi kelestarian alam.

Untuk menunjang usaha peningkatan produksi, terutama pangan, akan dilanjutkan pembangunan dan penyempurnaan jaringan irigasi, antara lain irigasi Dumoga di kabupaten Bolaang Mongondow, serta irigasi sedang kecil, sederhana dan tersier yang tersebar, di samping merencanakan langkah-langkah

selanjutnya terhadap hasil-hasil penelitian mengenai kemungkinan pembangunan bendungan Dumago Kiri.

Sementara itu, dalam rangka mengusahakan agar harga pangan tetap terjangkau oleh daya beli rakyat, pada musim panen di mana harga berkecenderungan turun di bawah harga dasar, akan dilaksanakan pembelian bahan pangan, sedang dimusim peceklik di mana harga

276

TABEL 18 – 1LUAS WILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT I SULAWESI UTARA,

1971 DAN 1976

No. Daerah Tingkat IILuas

Wilayah(Km2)

JumlahKeca-matan

Jumlah P e n d u d u kDesa

1971 1976Pertumbuhan Kepadatan

rata-rata,per tahun

per Km2

th. 1976

1. Kodya Manado 26 5 46 169.943 188.110 2,05 7.339,4

2. Kodya Gorontalo 66 3 45 82.182 89,618 1,75 1.354,8

3. Kab. Sangir Talaud 2.273 16 218 229.395 241.537 1,04 106,3

4. Kab. Minahasa 4.700 30 505 616.453 697.527 2,50 148,4

5. Kab. Bolaang Mongondow 7.600 15 202 211.359 258.545 4,11 34,0

6. Kab. Gorontalo 11.030 16 219 408.339 465.815 2,67 42,2

DAERAH TINGKAT I 25.695 83 1.235 1.717.671 1.941.152 2,48 75,5

berkecenderungan meningkat melebihi harga batas tertinggi, akan dilakukan penjualan bahan pangan di pasaran umum.

Kegiatan-kegiatan penyuluhan dan penerangan mengenai makanan yang murah tetapi bernilai gizi tinggi akan ditingkatkan, antara lain melalui peningkatan kegiatan-kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga) di samping peningkatan usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A di kalangan penduduk terutama pada anak umur 0 — 6 tahun dan pencegahan dan penanggulangan penyakit gondok endemik.

Di bidang industri, akan dilakukan usaha-usaha pengembangan industri sedang, antara lain minyak kelapa, industri penunjang komponen peralatan angkutan, dan lain-lain. Untuk itu akan dilakukan bimbingan dan penyuluhan dengan pengarahan kepada peningkatan produksi dan pemasaran.

Pembinaan terhadap industri kecil dan pedesan, antara lain kerajinan kayu dan gerabah merah di Minahasa, kerajinan sabut kelapa dan kerajinan karawang di Gorontalo, galangan kapal rakyat di Ma-nado, industri rotan di Bolaang Mongondow, dan lain-lain akan terus dilanjutkan.

Di bidang pertambangan kegiatan survai dan eksplorasi terhadap bahan-bahan tambang serta eksplorasi panas bumi di Lahendong akan terus dilaksanakan. Demikian pula halnya dengan usaha-usaha pengawasan dan penanggulangan akibat letusan gunung api.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, diharapkan akan selesai di bangun PLTA di Tonsea Lama dengan kapasitas 5 MW, dan peningkatan pusat-pusat listrik tenaga diesel (PLTD) di beberapa tempat, antara lain Gorontalo dan Bitung, yang

daripadanya diharapkan dapat menunjang terlaksananya program listrik masuk desa.

Selain itu akan dilakukan penjajagan kemungkinan pembangunan PLTA Tanggari (Tondano) I + II sebesar 16,5 MW, survai pusat listrik tenaga panas bumi di Lahendong, sebesar 5 MW dan penelitian pemanfaatan sumber tenaga air di Poigar yang mempunyai potensi sebesar 50 MW.

278

Pembangunan di bidang jalan akan ditekankan pelaksanaannya pada peningkatan jalan, penunjangan jalan, pembangunan jalan, dan penggantian jembatan. Peningkatan jalan akan dilakukan sekitar 400 km, antara lain antara Amurang — Kotamobagu — Duloduo, Amu-rang — Inobonto — Kuandang, Kotamobagu — Inobonto, Isimu —Marisa — Molosipat, Kuandang — Gorontalo, dan Amurang — Manado. Pembangunan jalan baru akan dilakukan sekitar 125 km, antara lain antara Amurang — Kapitu dan jalan arteri Manado. Di samping itu, kegiatan-kegiatan yang bersifat penunjang juga akan dilaksanakan antara lain meliputi jalan-jalan yang terdapat di Kabupaten Sangir Talaud. Penggantian jembatan akan meliputi kurang lebih 1.000 meter.

Di bidang perhubungan laut antara lain akan dilanjutkan penyelesaian pembangunan pelabuhan Bitung dan Gorontalo beserta pengerukan pelabuhan dan alur-alur pelayaran pelabuhan Manado.

Pelabuhan udara Sam Ratulangi akan direhabilitasi dan akan ditingkatkan fasilitas keselamatan penerbangannya. Demikian pula pelabuhan udara Jalaludin di Gorontalo, akan ditingkatkan untuk mampu menampung pesawat sejenis F-27 penuh.

Di bidang pos dan giro akan dibangun 20 buah gedung kantor pos pembantu di 20 ibukota kecamatan dan akan diadakan penambahan fasilitas pos.

Pembangunan obyek wisata akan mulai dilaksanakan antara lain di Airmadidi, Romboken, dan Tara-Tara.

Untuk meningkatkan kegiatan perdagangan dan ekspor, akan dilaksanakan usaha-usaha pengembangan produk, untuk antara lain makanan kaleng atau olahan, hasil-hasil laut, kain karawang, dan lain komoditi produksi lokal yang mempunyai

279

potensi untuk diekspor. Selain itu, akan ditingkatkan pembinaan terhadap pengusaha-pengusaha golongan ekonomi lemah dan lembaga-lembaga pemasaran yang ada dengan memberikan penyuluhan, motivasi, serta ketrampilan kewiraswastaan. Berkaitan dengan usaha-usaha ini, akan dikembangkan pusat-pusat perdagangan lokal dan regional yang berfungsi sebagai pusat-pusat pengumpulan/pengadaan dan distribusi barang.

Pembangunan koperasi di daerah ini akan ditingkatkan sehingga pada akhir Repelita III diharapkan di semua kecamatan (83 kecamatan) telah dibentuk KUD yang kegiatannya meliputi bidang pertanian pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, kerajinan rakyat, industri kecil, penyaluran pupuk dan obat-obatan, jasa alat-alat per-tanian dan alat-alat pengolahan hasil pertanian, jasa angkutan, jasa listrik pedesaan serta perkreditan. Diharapkan bahwa sebagian besar KUD-KUD tersebut nanti telah memiliki manajer dan badan pemeriksa yang berkemampuan, organisasi yang mantap serta keanggotaan yang aktif.

Untuk lebih mendorong perkembangan pengusaha kecil dan menengah, terutama pengusaha pribumi, antara lain akan diusahakan tersedianya kredit murah bagi mereka melalui program-program KIK, KMKP atau perbankan lainnya, di samping meningkatkan pengetahuan dan kemampuan manajemen mereka melalui pembinaan dan penyuluhan-penyuluhan kewiraswastaan.

Untuk meningkatkan sarana kehidupan beragama akan diberikan bantuan untuk rehabilitasi dan pembangunan 373 buah tempat ibadah berbagai agama, pembangunan 23 buah Balai Nikah, perluasan dan pembangunan 6 buah Kantor Agama Kabupaten, pembangunan 1 buah Balai Sidang Agama. 1 buah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), perbaikan beberapa buah Madrasah Ibtidaiyah Swasta, dan rehabilitasi 3 buah Madrasah Tsanawiyah, serta 2 buah Pendidikan Guru Agama (PGA).

Penerangan dan bimbingan hidup beragama khususnya untuk masyarakat transmigran dan berbagai kalangan masyarakat khusus lainnya akan terus ditingkatkan.

Dalam bidang pendidikan, akan terus diaaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan fasilitas belajar pada pendidikan dasar dengan membangun sekitar 300 gedung SD, di samping merehabilitir gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah yang memerlukannya, meningkatkan fasilitas belajar pada pendidikan SLTP dengan membangun 10 buah gedung SMP dan penambahan lebih kurang 140 kelas baru pada SMP yang ada, dan meningkatkan

fasilitas belajar280

pada SLTA dengan membangun 2 buah gedung SMA di samping penambahan ± 45 ruang kelas baru. Sekolah-sekolah kejuruan juga akan ditingkatkan, antara lain dengan pengembangan 6 buah STM/ SMTP, 15 buah SMEA, 2 buah SPG, dan beberapa sekolah kejuruan lainnya.

Dalam pada itu, Universitas Sam Ratulangi akan terus dikembangkan, antara lain dalam bidang-bidang pertanian dan kesehatan, sedangkan produktivitas IKIP Manado akan terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga guru sekolah-sekolah lanjutan.

Dalam rangka peningkatan pembangunan di daerah transmigrasi akan dilaksanakan pendidikan dan latihan ketrampilan bagi sekitar 875 orang transmigran pembina.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan kebudayaan, antara lain akan disusun kebijaksanaan dan pola pengembangan museum Manado, merintis pemugaran kompleks kepurbakalaan, khususnya kompleks Makam Kyai Mojo (Minahasa) dan Benteng Otanaha (Gorontalo) dan melaksanakan rehabilitasi Rumah Adat di Tondano dan Masjid kuno peninggalan pengikut Kyai Mojo.

Selain itu akan dibina dan digali lebih lanjut bentuk-bentuk teater rakyat yang hampir punah serta akan diadakan perekaman terhadap sastra lisan dan musik tradisional daerah. Demikian pula halnya dengan berbagai bentuk seni rupa seperti berbagai ragam hias berupa motif-motif seni daerah. Di samping itu, akan dilakukan rangkaian penelitian mengenai struktur-struktur bahasa-bahasa Talaud dialek Manusa/Miangas, bahasa Sangir, dialek Ponodaran, dialek Baluang-Uki/Atinggola/Diu, dan dialek Bunnei Bouda, penelitian kedudukan dan fungsi bahasa Gorontalo di Sulawesi Utara,

penelitian pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah-sekolah umum, dan pemetaan bahasa-bahasa Minahasa, Gorontalo, dan Sangir - Talaud.

Di bidang kesehatan, antara lain akan dibangun 17 buah Puskesmas dan 51 buah Puskesmas Pembantu di daerah non transmigrasi dan 6 di daerah transmigrasi Gorontalo, di samping peningkatan BP dan BKIA yang diintegrasikan ke dalam Puskesmas Pembantu,

281

dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam usaha-usaha kesehatan melalui PKMD.

Sementara itu, usaha-usaha peningkatan perbaikan gizi melalui UPGK dan peningkatan usaha pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A pada anak 0 — 6 tahun, dan gondok endemik akan terus dilakukan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, akan ditempatkan 9 orang dokter ahli, peningkatan 3 buah Rumah Sakit dengan peningkatan peralatan medis dan non medis, laboratorium serta sarana penunjang lainnya, dan pengembangan sebuah unit pelayanan darurat gawat pada Rumah Sakit yang telah ada.

Peningkatan pengawasan obat, makanan dan minuman obat tradisional, alat kesehatan, narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya lainnya akan dilakukan antara lain dengan meningkatkan laboratorium pemeriksaan, mengadakan pemeriksaan setempat, dan mengadakan pengendalian.

Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular terus akan dilanjutkan. Demikian pula usaha-usaha meningkatkan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

Di bidang sosial, antara lain akan dibangun Panti Karya Taruna dan Rehabilitasi Penderita Cacat Netra di Manado.

Di bidang perumahan rakyat, antara lain akan dibangun rumahrumah sederhana dan rumah inti, perbaikan kampung (KIP) di Manado, perintisan pemugaran perumahan desa di 2 Kabupaten, dan peningkatan perbaikan kesehatan lingkungan melalui perbaikan sistem pembuangan sampah.

Kegiatan dalam program air minum akan

ditekankan kepada penyelesaian kegiatan yang telah dimulai dalam Repelita II seperti di kota-kota Gorontalo, Kotamobagu, dan Tahuna, di samping akan diusahakan pelaksanaan program air bersih di 3 kota lainnya.

Di bidang kependudukan dan keluarga berencana, diharapkan akan dapat dicapai sasaran keluarga berencana sejumlah hampir 158.000 peserta baru dan sejumlah sekitar 105.000 peserta lestari. Untuk

men-282

capai sasaran tersebut dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain, peningkatan kegiatan penerangan dan motivasi sampai ke pedesaan, peningkatan pelayanan kontrasepsi sampai ke pedesaan, peningkatan sarana pelayanan kontrasepsi (klinik) meliputi seluruh daerah Kecamatan, dan peningkatan ketrampilan petugas-petugas Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Dengan makin meluasnya jangkauan program Kependudukan dan Keluarga Berencana di daerah, maka perwakilan BKKBN akan dibuka di seluruh Daerah Tingkat II sebagai pusat pengembangan operasional, peningkatan koordinator Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di tingkat Kecamatan, serta peningkatan sarana penunjang.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan program akan dikembangkan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).

Dalam rangka program transmigrasi, selama Repelita III direncanakan akan ditempatkan antara 500 — 2.000 KK transmigran di daerah-daerah yang mempunyai potensi pertanian yang cukup baik, antara lain di Kabupaten Gorontalo. Sementara itu usaha-usaha pembinaan terhadap para transmigran yang telah ada akan terus ditingkatkan.

Dalam rangka pemerataan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, akan dilaksanakan usaha-usaha pembangunan, rehabilitasi, dan pengembangan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sebanyak 8 buah, termasuk 2 buah pembangunan gedung Pengadilan Negeri, di samping pembangunan 21 tempat sidang di berbagai kota kecil. Juga akan dibangun dan direhabilitasi 7 buah Lembaga Pemasyarakatan, serta penyelesaian pembangunan 2

buah gedung Lembaga Pemasyarakatan. Di samping itu akan pula dibangun 1 buah kantor Bimbingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) di Manado.

Untuk memperluas penerangan kepada masyarakat, antara lain akan ditingkatkan kemampuan siaran stasiun RRI Manado dan pembangunan 3 buah stasiun pemancar TV-RI baru (Sangir-Talaud, Gorontalo dan Kotamobagu). Selain itu peralatan studio TV-RI

Manado juga akan ditingkatkan.283

Peningkatan operasi penerangan untuk lebih menunjang kegiatankegiatan penyuluhan di pelbagai bidang akan terus diusahakan. Ini antara lain akan dilakukan dengan membangun PUSPENMAS-PUS-PENMAS di Kabupaten-kabupaten yang belum memilikinya dan penyebaran televisi umum ke desa-desa secara bertahap sesuai dengan jangkauan pemancar TV-RI.

Penyelenggaraan Koran Masuk Desa (KMD) dengan mengikut sertakan secara aktif pers daerah setempat akan terus diusahakan.

Dalam rangka pembangunan daerah, desa dan kota, bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan untuk :1. Penunjangan jalan propinsi sepanjang kurang lebih 1.460 km.2. Eksploitasi dan pemeliharaan pengairan ± 51.000

Ha, yang antara lain meliputi pemeliharaan bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang, tanggul banjir dan jalan inspeksi.

3. Perbaikan jaringan irigasi lama.4. Menunjang proyek sektoral, meningkatkan

kesejahteraan penduduk daerah miskin, pembangunan/perbaikan prasarana perhubungan untuk membuka daerah terisolir, proyek yang menunjang pembangunan desa dan kota (ibukota Propinsi), serta proyekproyek yang dapat meningkatkan ketrampilan penduduk dan aparatur Pemerintah.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk pemeliharaan, penunjangan, peningkatan dan pembangunan baru jalan-ja-lan Kabupaten. Di samping itu, bantuan ini juga diarahkan pengguna-annya untuk pembuatan dan perbaikan irigasi sedang kecil, penggalian saluran tersier, dan lain-lain proyek

yang dianggap sangat berguna bagi kepentingan umum seperti pembuatan saluran-saluaran air (riool) pasar, terminal bus dan lain-lain.

Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk melengkapi dan meningkatkan prasarana desa yang dibutuhkan dalam rangka meningkat- kan kegiatan kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya tahan masyarakat desa. Proyek-proyek bantuan pembangunan desa disesuai-284

kan dengan prioritas di desanya masing-masing, dan direncanakan oleh Lembaga Sosial Desa dengan memperhatikan kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.

Dalam rangka pengembangan kota, akan dilakukan usaha penyusunan rencana kota, antara lain untuk kota-kota Gorontalo dan Tomohon.

Guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabilitasi tanah kritis akan dilanjutkan kegiatan-kegiatan reboisasi dan penghijauan, yang pelaksanaannya akan diutamakan pada daerah-daerah aliran sungai (DAS), seperti DAS Tondano, Gorontalo, dan Dumoga. Selain itu, akan diusahakan pula peningkatan pengamanan daerah aliran sungai dalam rangka pencegahan banjir serta memelihara debit air untuk pengairan. Pembinaan suaka alam dan hutan-hutan bakau untuk pelestarian plasmanuftah dan perlindungan daerah pesisir akan terus dilakukan. Demikian pula halnya dengan usaha-usaha pencegahan pengrusakan sumber-sumber alam di daerah-daerah pemukiman transmigrasi, dan penanggulangan pencemaran di daerah perkotaan (Manado).

Di samping kegiatan-kegiatan pembangunan seperti tersebut di atas, dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan di daerah, akan terus menerus diusahakan penyempurnaan aparatur Pemerintah di daerah, termasuk penertiban dan penyederhanaan prosedur-prosedur dan sistem perizinan daerah.

285