174053701-lapak
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA
MODELING DAN ANALISIS DATA BIOFARMASETIKA DENGAN
WINSAAM
Nama : Irvan Maulana
NPM : 260110100099
Hari/Jam : Selasa/07.00 – 10.00
LABORATORIUM BIOFARMASETIKA DAN
FARMAKOKINETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
MODELING DAN ANALISIS DATA BIOFARMASETIKA DENGAN
WINSAAM
I. TUJUAN
Mempelajari modeling dan analisis data penelitian biofarmasetika dengan
pengkhususan data in vitro menggunakan software WinSAAM.
II. PRINSIP
1. Komputasi
Komputasi adalah cabang ilmu komputer dan matematika yang membahas
apakah dan bagaimanakah suatu masalah dapat dipecahkan pada model
komputasi, menggunakan algoritma.
2. WinSAAM
WinSAAM merupakan suatu program yang berfungsi sebagai modeling
dan menganalisis data yang terdiri dari kompartemen satu dengan lainnya yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pemindahan materi berdasarkan
angka serta notasi yang digunakan. Keungulan program ini adalah tidak
diperlukan penulisan persamaan diferensial secara utuh karena software akan
mengenali model yang ditulis berdasarkan konvensi tersebut.
III. TEORI DASAR
Selama 50 tahun terakhir, kompleks, dinamis, model kompartemen telah
digunakan untuk mendeskripsikan dan membuat prediksi pada sejumlah
farmakokinetik, metabolisme, dan biologisistem. Pemodelan perangkat lunak
yang canggih yang diperlukan agar sesuai data ke model tersebut dan untuk
membuat prediksi menggunakan model-model kompartemen. WinSAAM adalah
salah satu program pemodelan tersebut. Tujuan laporan saat ini adalah untuk
menggambarkan fitur WinSAAM yang membuat program ini cocok untuk
pemodelan segala macam sistem biologi. Kami menyoroti fitur baru, terutama
yang unik untuk WinSAAM, dan menggambarkan dengan contoh bagaimana
WinSAAM digunakan untuk membangun model sistem metabolisme, untuk
mensimulasikan efek dari percobaan padas istem, dan untuk menyesuaikan model
data. (Stefanovski et all , 2003)
WinSAAM adalah program pemodelan Windows yang memungkinkan
pengguna untuk mengeksplorasi sistem biologi menggunakan model matematika .
Hal ini telah berkembang dari program SAAM asli yang dikembangkan oleh Dr
Berman Mones di National Institutes of Health. SAAM kini telah melihat banyak
ribuan aplikasi dalam biologi , kedokteran, teknik , dan pertanian baik dalam
bentuk aslinya ( SAAM19 - SAAM27 ). (Wu, 2011)
Di dalam WinSAAM terdapat dua konsep kunci yakni kompartemen dan
transfer antar - kompartemen . Kompartemen pada dasarnya didistribusikan
homogen , dan transfer antar - kompartemen menggambarkan proses yang
bertanggung jawab untuk memindahkan entitas dari satu zona tersebut kepada
yang lain . Sementara kegunaan pendekatan ini untuk biologi ( analisis
compartmental ) hampir tak terbatas , itu sangat cocok untuk:
1. Pemeriksaan masalah transportasi nutrisi berbasis fisiologis menggunakan
radiotracer / data isotop stabil.
2. Penyelidikan studi metabolisme berbasis kimia menggunakan in vitro
pencernaan dan reaksi Data kinetik. (Wu, 2011)
Terapi Intravena adalah menempatkan cairan steril melalui jarum langsung
ke vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,
kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat. (Wahyuningsih, 2005)
Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien
tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam
yang dirperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa
yang diperlukan untuk metabolisme dan memberikan medikasi. (Wahyuningsih,
2005)
IV push (IV bolus), adalah memberikan obat dari jarum suntik secara
langsung kedalam saluran/jalan infus.
Indikasi :
Pada keadaan emergency resusitasi jantung paru, memungkinkan
pemberian obat langsung kedalam intravena.
a. Untuk mendapat respon yang cepat terhadap pemberian obat (furosemid
dan digoksin).
b. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah besar secara terus menerus
melalui infus ( lidocain, xilocain).
c. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kebutuhan akan injeksi
d. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat
yang dicampur. (Setyorini, 2006)
IV. ALAT dan BAHAN
a. Komputer (sistem operasi Windows)
b. Software WinSAAM
V. PROSEDUR
a. Instalasi software
File WinSAAM dibuka, lalu klik dua kali untuk proses instalasi. Setelah
itu ikuti petunjuk yang ada sampai keluar pesan bahwa proses insall
berhasil.
b. Pengoperasian program WinSAAM
1. Penerjemahan blok model kompartemen menjadi blok WinSAAM
WinSAAM mengenali kompartemen satu dengan lainnya serta bagaimana
proses pemindahan materi berdasarkan angka serta notasi yang digunakan.
Keungulan program ini adalah tidak diperlukan penulisan persamaan
diferensial secara utuh karena software akan mengenali model yang ditulis
berdasarkan konvensi tersebut.
2. Pembuatan listing program
Lising program pada dasarnya memuat 3 komponen, yaitu :
1. Kode pengenal bahwa listing program menggunakan WinSAAM.
2. Parameter model yang disusun sesuai dengan konvensi yang ada.
Contohnya seperti :
L(2,1) = mengambarkan konstanta perpindahan obat dari
kompartemen 1 ke kompartemen 2.Transport ini diasumsikan
mengikuti kinetika orde 1.
IC(1)= mengambarkan initial condition untuk kompartemen 1.
3. Data yang dianalisis Masukan data secara berpasangan antara waktu
dengan Cp dengan pemisah atau TAB.
c. Analisis dengan data eksperimental yang diberikan
Proses yang diikuti adalah sebagai berikut :
1. Listing diterjemahkan dalam bahasa binary (decking) dengan mengetik
deck pada jendela utama.
2. Pemecahan program dengan mengetik solve di jendela utama.
3. Untuk mendapatkan parameter model fitting yang paling baik data
diobservasi dengan mengetik iter di jendela utama.
VI. DATA PENGAMATAN
Tabel Obat Z dosis 300 mg (IV bolus)
Waktu (Hr) Cp(mg/L)
1 4.82
2 4.26
3 3.42
4 2.68
6 1.84
10 0.81
12 0.53
Layout WinSAAMP Working File
Grafik profil farmakokinetik dari konsentrasi Obat Z dosis 300 mg (IV
bolus) terhadap waktu
VII. PEMBAHASAN
Biofarmasetika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan
antara jenis sediaan, serta rute pemberian sediaan dengan kecepatan dan derajat
absorpsi. Rute pemberian sediaan akan menghasilkan profil farmakokinetik yang
berbeda.
Grafik peroral Grafik I.V
WinSAAM adalah program pemodelan Windows yang memungkinkan
pengguna untuk mengeksplorasi sistem biologi menggunakan model matematika.
Dalam hal ini aplikasi WinSAAM merupakan aplikasi yang dapat membantu
dalam proses pembuatan profil farmakokinetik obat berdasarkan rute
pemberiannya. Aplikasi WinSAAM juga dapat membantu dalam proses modeling
dan analisis data penelitian biofarmasetika dengan pengkhususan data in vitro.
Hal pertama yang dilakukan dalam menggunakan aplikasi WinSAAM ini
adalah instalasi software dimana file WinSAAM dibuka, lalu klik dua kali untuk
proses instalasi. Setelah itu ikuti petunjuk yang ada sampai keluar pesan bahwa
proses insall berhasil. Apabila berhasil maka akan muncul tampilan seperti berikut
:
Tampilan Awal WinSAAM
Tampilan ini menyatakan bahwa proses instalasi telah berhasil.
Selanjutnya apabila program sudah teristall maka WinSAAM dioperasikan.
Didalam pengoperasian WinSAAM pertama dilakukan proses penerjemahan blok
model kompartemen menjadi blok WinSAAM. Dalam proses penerjemahaan blok
model kompartemen menjadi blok WinSAAM. WinSAAM mengenali
kompartemen satu dengan lainnya serta bagaimana proses pemindahan materi
berdasarkan angka serta notasi yang digunakan. Keungulan program ini adalah
tidak diperlukan penulisan persamaan diferensial secara utuh karena software
akan mengenali model yang ditulis berdasarkan konvensi tersebut. Setelah proses
penerjemahan blok model kompartemen menjadi blok WinSAAM selanjutnya
dilakukan pembuatan listing program.
Listing program memuat 3 komponen, yaitu kode pengenal bahwa listing
program menggunakan WinSAAM.
Kode pengenal bahwa program menggunakan WinSAAM
Selanjutnya adalah parameter model yang disusun sesuai dengan konvensi
yang ada. Dalam hal ini data yang akan dimasukan adalah obat Z dosis 300 mg
(IV bolus)
Waktu (Hr) Cp(mg/L)
1 4.82
2 4.26
3 3.42
4 2.68
6 1.84
10 0.81
12 0.53
Parameter Listing
Parameter – parameter yang terkait dalam proses listing adalah :
L(2,1) = mengambarkan konstanta perpindahan obat dari kompartemen 1
ke kompartemen 2.Transport ini diasumsikan mengikuti kinetika orde
IC(1)= mengambarkan initial condition untuk kompartemen 1. IC yang
diisikan dalam WinSAAM working file adalah 300 karena konsentrasi
yang tertera didata adalah 300 mg.
L(0,2) = mengambarkan konstanta perpindahan obat dari kompartemen 2
ke kompartemen 0.
Kemudian langkah terakhir dalam proses listing adalah data yang akan
dianalisis dimasukan secara berpasangan antara waktu dengan Cp. Data dibuat
dalam MS.EXCEL yang nantinya dicopy kedalam WinSAAM working file dan
dipaste special -> spreedsheet data. Hal ini bertujuan agar data yang diinputkan
dapat dibaca oleh program WinSAAM.
Inputing Data
Kemudian setelah data yang telah diinputkan dianalisis dengan data
eksperimental yang diberikan. Prosesnya adalah dengan cara listing diterjemahkan
dalam bahasa binary (decking) dengan mengetik/dengan command deck pada
jendela utama.setelah itu untuk pemecahan program dengan mengetik solve di
jendela utama. Kemudian untuk mendapatkan parameter model fitting yang paling
baik data diobservasi dengan mengetik iter di jendela utama. Setelah itu untuk
mendapatkan grafik profil farmakokinetik dari obat Z dosis 300 mg (IV bolus)
dilakukan dengan cara mengetik plot q(1) di jendela utama. Setelah diketik maka
akan keluar tampilan seperti berikut :
Grafik profil farmakokinetik dari konsentrasi Obat Z dosis 300 mg (IV
bolus) terhadap waktu
Di dalam grafik terdapat garis dan juga titik. Garis menunjukan keakuratan
listing data yang tadi telah dilakukan dan titik menunjukan prediksi atau nilai asli
dari data obat Z dosis 300 mg (IV Bolus). Berdasarkan grafik diatas dapat
disimpulkan bahwa proses listing mendekati prediksi atau nilai asli dari data obat
Z dosis 300 mg (IV Bolus). Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi
WinSAAM juga dapat membantu dalam proses modeling dan analisis, serta
berpengaruh juga terhadap proses pembuatan profil farmakokinetik obat
berdasarkan rute pemberiannya. Grafik diatas merupakan grafik untuk pemberian
intravena karena konsentrasi obat z dosis 300 mg terus menurun seiring dengan
bertambahnya waktu. Selain itu dari grafik diatas juga menunjukan bahwa
konsentrasi obat z 300 mg pada pemberian 1 jam (Hour) masih berada di
konsentrasi yang tinggi dan terus menurun hingga 12 jam (Hour). Ini menunjukan
bahwa untuk pemberian intravena tidak terjadi first pass effect sehingga rute
pemberian obat dengan intravena digunakan untuk mengobati penyakit yang harus
segera ditangani atau urgent.
VIII. KESIMPULAN
Aplikasi WinSAAM merupakan aplikasi yang dapat membantu dalam
proses pembuatan profil farmakokinetik obat berdasarkan rute pemberiannya.
Aplikasi WinSAAM juga dapat membantu dalam proses modeling dan analisis
data penelitian biofarmasetika dengan pengkhususan data in vitro.
DAFTAR PUSTAKA
Setyorini. 2006. Skill Labs. Medika Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta
Stefanovski , D. , Moate ,P. J, Boston R.C . 2003. WinSAAM: a windows-based
compartmental modeling system. Metabolism - Clinical and
ExperimentalVolume 52, Issue 9 , Pages 1153-1166, September 2003
Wahyuningsih, Esty. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. EGC. Jakarta
Wu, Canglin. 2011. WinSAAM - The Simulation, Analysis and Modeling
Software. Available online at
http://www.imcportal.org/repository/software/winsaam-the-simulation-
analysis-and-modeling-software [Diakses tanggal 29 September 2013]
LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Bandingkan parameter yang diperoleh dengan menggunakan metode
konvensional yang sudah sering digunakan.
Jawab :
Parameter untuk metode konvensional biasanya diperlukan
penulisan persamaan diferential, sedangkan untuk aplikasi WinSAAM
tidak diperlukan penulisan persamaan diferensial secara utuh karena
software akan mengenali model yang ditulis berdasarkan konvensi tersebut
2. Jelaskan keuntungan dan kerugian menggunakan WINSAAM
dibandingkan metode konvensional
Jawab :
A. Keuntungannya adalah
a. Pengerjaan lebih cepat dan effisien.
b. Dukungan lebih baik dan fleksibel pada grafik plotting.
c. Sistem export ke format file gambar atau ke word prosessor.
d. Dapat memuat data dalam jumlah yang banyak.
e. Tidak diperlukan penulisan persamaan diferensial secara utuh
karena software akan mengenali model yang ditulis berdasarkan
konvensi tersebut
B. Kekurangannya adalah
a. Banyak parameter yang apabila tidak dikuasai akan membuat
proses pembuatan grafik terganggu.
b. Sangat tergantung pada command.
3. Jelaskan mengapa terdapat perbedaan estimasi parameter yang diperoleh
dengan metode WINSAAM dan metode konvensional dengan regresi
linier. Metode kalkulasi manakah yang menurut anda lebih dapat
diandalkan. Jelaskan jawaban anda.
Jawab :
Pada dasarnya estasmasi parameter dengan menggunakan
WinSAAM akan memiliki perbedaan dengan metode konvensional.
WinSAAM meenerjemahkan blok model kompartemen menjadi blok
WinSAAM dimana nantinya dapat mengenali kompartemen satu dengan
lainnya serta bagaimana proses pemindahan materi berdasarkan angka
serta notasi yang digunakan, sedangkan metode konvensional dilakukan
dengan cara memplot data ke grafik semi log lalu dibuat grafiknya.
Bila dilihat sebenarnya lebih akurat dan lebih dapat diandalkan
metode konvensional karena jelas dilakukan dengan sangat teliti walaupun
waktu pengerjaannya lama.