16konsepdasarpenjakes

275
DR. H. YUDHA M. SAPUTRA, M.Ed. KONSEP DASAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Tahun 2012

Upload: tedy-friyadi

Post on 18-Feb-2015

237 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

DIKJAS

TRANSCRIPT

Page 1: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan �

DR. H. YUDHA M. SAPUTRA, M.Ed.

KONSEP DASAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAMKEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Tahun 2012

Page 2: 16KONSEPDASARPENJAKES

�� Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

KONSEP DASAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATANBAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

DR. H. YUDHA M. SAPUTRA, M.Ed.

Tata Letak & Cover : Rommy Malchan

Hak c�pta dan hak moral pada penul�sHak penerb�tan atau hak ekonom� pada D�rektorat Jenderal Pend�d�kan Islam Kementer�an Agama RI

T�dak d�perkenankan memperbanyak sebag�an atau seluruhnya �s� buku �n� dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa se�z�n tertul�s dar� D�rektorat Jenderal Pend�d�kan Islam Kementer�an Agama RI.

Cetakan Ke-1, Desember 2009Cetakan Ke-2, Jul� 2012 (Ed�s� Rev�s�)

ISBN, 978-602-7774-15-5Ilustras� Cover : Sumber, http://holytr�n�tycec.org/wp-content/uploads/2012/01/d�et-and-exerc�se.jpg

Pengelola Program Kualifikasi S-1 melalui DMS

Pengarah : D�rektur Jenderal Pend�d�kan IslamPenanggungjawab : D�rektur Pend�d�kan T�ngg� IslamTim Taskforce : Prof. Dr. H. Az�z Fahrurroz�, MA. Prof.Ahmad Tafs�r Prof. Dr. H. Maksum Muchtar, MA. Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.E.d. Dr.s Asep Herry Hemawan, M. Pd. Drs. Rusd� Sus�lana, M. S�. Alamat :Subd�t Kelembagaaan D�rektorat Pend�d�kan T�nggg� IslamD�rektorat Jenderal Pend�d�kan Islam, Kementer�an Agama RILt.8 Jl. Lapangan Banteng Barat Mo. 3-4 Jakarta Pusat 10701Telp. 021-3853449 Psw.236, Fax. 021-34833981http://www.pend�s.kemenag.go.�d/www.d�kt�s.kemenag.go.�dema�l:kasubd�tlembagad�kt�[email protected].�d/kas�-b�n-lbg-pta�@pend�s.kemenag.go.�d

Page 3: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

dan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah melalui Dual Mode System—selanjutnya ditulis Program DMS—merupakan ikhtiar Direktorat Jenderal Pendidikan

jabatan di bawah binaannya. Program ini diselenggarakan sejak tahun 2009 dan masih berlangsung hingga tahun ini, dengan sasaran 10.000 orang guru yang berlatar belakang guru kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah.

Program DMS dilatari oleh banyaknya guru-guru di bawah binaan Direktorat Jenderal

terlebih di daerah pelosok pedesaan. Sementara pada saat yang bersamaan, konstitusi pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, UU No. 14 Tahun 2007, dan PP No. 74 Tahun 2008) menetapkan agar sampai tahun 2014 seluruh guru di semua jenjang pendidikan

secara individual melalui perkuliahan regular. Selain karena faktor biaya mandiri yang relatif membebani guru, juga ada konsekuensi meninggalkan tanggungjawabnya dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas.

Dalam situasi demikian, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam berupaya melakukan terobosan dalam bentuk Program DMS—sebuah program akselerasi (crash program) di jenjang pendidikan tinggi yang memungkinkan guru-guru sebagai peserta program

pembelajaran tatap muka (TM) dan pembelajaran mandiri (BM). Untuk BM inilah proses pembelajaran memanfaatkan media modular dan perangkat pembelajaran online (e-learning).

Page 4: 16KONSEPDASARPENJAKES

iv Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Buku yang ada di hadapan Saudara merupakan modul bahan pembelajaran untuk mensupport program DMS ini. Jumlah total keseluruhan modul ini adalah 53 judul. Modul edisi tahun 2012 adalah modul edisi revisi atas modul yang diterbitkan pada tahun 2009. Revisi dilakukan atas dasar hasil evaluasi dan masukan dari beberapa LPTK yang

dilakukan dengan melibatkan para pakar/ahli yang tersebar di LPTK se-Indonesia, dan selanjutya hasil review diserahkan kepada penulis untuk selanjutnya dilakukan perbaikan. Dengan keberadaan modul ini, para pendidik yang saat ini sedang menjadi mahasiswa agar membaca dan mempelajarinya, begitu pula bagi para dosen yang mengampunya.

Pendek kata, kami mengharapkan agar buku ini mampu memberikan informasi yang dibutuhkan secara lengkap. Kami tentu menyadari, sebagai sebuah modul, buku ini masih membutuhkan penyempurnaan dan pendalaman lebih lanjut. Untuk itulah, masukan dan kritik konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan.

Semoga upaya yang telah dilakukan ini mampu menambah makna bagi peningkatan mutu pendidikan Islam di Indonesia, dan tercatat sebagai amal saleh di hadapan Allah swt. Akhirnya, hanya kepada-Nya kita semua memohon petunjuk dan pertolongan agar upaya-upaya kecil kita bernilai guna bagi pembangunan sumberdaya manusia secara nasional dan peningkatan mutu umat Islam di Indonesia. Amin

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, Juli 2012

Direktur Pendidikan Tinggi Islam

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA

Page 5: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v

TINJAUAN MATA KULIAH ................................................................................................ 1

FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ....................................................... 7

Cabang-cabang Filsafat .................................................................................................. 9

Kajian Filsafat Pendidikan Jasmani .............................................................................. 21

Kajian Filsafat Pendidikan Kesehatan .......................................................................... 31

Implikasi Filsafat Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ..................................... 45

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ................... 59

Proses Belajar Mengajar ............................................................................................... 61

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ............................................................................. 61

Fasilitas Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ........................................ 79

STRATEGI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ... 91

Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ......................................... 93

Pengukuran dan Evaluasi PembelajaranPendidikan Jasmani dan Kesehatan ............ 109

PERKEMBANGAN MOTORIK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANIDAN KESEHATAN ..................................................................... 125

Konsep Dasar Perkembangan Motorik ....................................................................... 127

Aspek Perkembangan Motorik ................................................................................... 139

Aplikasi Perkembangan Motorik Dalam Pembelajaran Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan .............................................................................................. 149

Perkembangan Motorik Hubungannya Dengan Persepsi Gerak ................................. 161

Page 6: 16KONSEPDASARPENJAKES

v� Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

UPERVISI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN ............. 173

Teori Supervisi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ................................................... 175

Konsep Supervisi dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan .............................................................................................. 187

MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN .............................................. 215

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan ............................................................................................................ 235

GLOSARIUM ................................................................................................................ 259

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 263

RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................................................ 267

Page 7: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1

TINJAUAN MATA KULIAH

a. Deskripsi mata kuliahMatakul�ah �n� merupakan mata kul�ah keahl�an pada program pen�ngkatan

kualifikasi S-1 guru madrasah ibtidaiyah dan PAI pada sekolah di lingkungan Departemen Agama. Selesa� meng�kut� perkul�ahan �n� mahas�swa d�harapkan mampu menjelaskan mengena� konsep dasar pend�d�kan jasman� dan kesehatan yang mel�put�: (1) falsafah pend�d�kan jasman� dan kesehatan, (2) manfaat dan tujuan pend�d�kan jasman� dan kesehatan, (3) pengembangan kur�kulum pend�d�kan jasman� dan kesehatan, (4) program pend�d�kan jasman� dan kesehatan untuk madrasah �bt�da�yah, (5) strateg� mengajar pend�d�kan jasman� dan kesehatan, (6) keteramp�lan gerak dasar yang d�butuhkan oleh s�swa madrasah �bt�da�yah, (7) terbentuknya budaya h�dup sehat mula� us�a d�n�, (8) keteramp�lan kebugaran jasman� yang sesua� dengan s�swa madrasah �bt�da�yah, dan (9) cara melakukan pengukuran dan evaluas� pend�d�kan jasman� dan kesehatan untuk s�swa madrasah �bt�da�yah. Pelaksanaan kul�ah menggunakan pendekatan ekspos�tor� dalam bentuk ceramah dan tanya jawab yang d�lengkap� dengan penggunaan LCD, OHP, v�deo, dan pendekatan �nku�r�, ya�tu penyelesa�an tugas penyusunan dan penyaj�an makalah, rev�u buku dan jurnal, d�skus� dan pemecahan masalah. Tahap penguasaan mahas�swa sela�n evaluas� melalu� UTS dan UAS juga evaluas� bers�fat pengalaman langsung (praktek), tugas, penyaj�an dan d�skus�.

b. Kegunaan mata kuliahMata kul�ah konsep dasar pend�d�kan jasman� dan kesehatan mem�l�k� beberapa

kegunaan sebaga� ber�kut:

1) Mata kul�ah �n� dapat d�jad�kan pedoman bag� mahas�swa dalam menentukan arah dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan serta untuk d�gunakan dalam membuat strateg� pembelajaran yang d�anggap pal�ng sesua� untuk pen�ngkatan mutu pengajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� t�ngkat Madrasah Ibt�da�yah.

2) Mata kul�ah �n� bermanfaat untuk mengkaj� substans� pembelajaran, khususnya dalam memaham� pertumbuhan dan perkembangan motor�k s�swa, fungs� dan peran pend�d�kan jasman� dan kesehatan, serta manajemen kelas yang d�gunakan untuk mengkondusifkan PBM dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

3) Mata kul�ah �n� bermanfaat dalam upaya pengembangan �lmu pend�d�kan keolahragaan.

4) Mata kul�ah �n� merupakan bahan bag� pengembangan wawasan pemahaman tentang �lmu keolahragaan, khususnya dalam hal �lmu pend�d�kan jasman� dan kesehatan. Manfaat �n� tentu saja akan leb�h d�rasakan kemaslahatannya oleh lembaga.

Page 8: 16KONSEPDASARPENJAKES

2 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

5) Mata kul�ah �n� dapat d�jad�kan bahan masukan berupa pelaksanaan PBM pend�d�kan jasman� dan kesehatan dalam rangka mempers�apkan guru-guru kelas yang menguasa� berbaga� subtans� mata pelajaran termasuk pend�d�kan jasman� dan kesehatan yang leb�h profes�onal d� t�ngkat Madrasah Ibt�da�yah.

6) Mata kul�ah �n� dapat d�gunakan dalam upaya pemb�naan pembelajaran terhadap para calon guru Madrasah Ibt�da�yah agar men�ngkat mutu k�nerjanya dalam pelaksanaan pembelajarannya.

7) Mata kul�ah �n� dapat d�jad�kan bahan perband�ngan oleh lembaga la�n dalam pengembangan program pemb�naan MIM guru MI. Untuk �tu, mata kul�ah �n� d�harapkan dapat member�kan masukan kepada lembaga terka�t dalam menyusun program dan �mplementas� program berupa keg�atan penataran-penataran serta pelat�han-pelat�han yang mel�batkan para guru MI terutama yang berka�tan dengan pemb�naan bag� guru-guru MI yang leb�h profess�onal.

c. Tujuan/kompetensiBeberapa tujuan/kompetens� yang �ng�n d�capa� dar� pembelajaran pada mata kul�ah

�n� sebaga� ber�kut:

1) Mahas�swa memaham� falsafah pend�d�kan jasman� dan kesehatan untuk pengembangan ke�lmuan pada t�ngkat madrasah �bt�da�yah.

2) Mahas�swa memaham� cara melaksanakan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan pada t�ngkat madrasah �bt�da�yah.

3) Mahas�swa memaham� cara menggunakan strateg� pembelajaran dan evaluas� yang sesua� d� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan pada t�ngkat madrasah �bt�da�yah.

4) Mahas�swa memaham� perkembangan motor�k peserta d�d�k dan apl�kas�nya d� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan pada t�ngkat madrasah �bt�da�yah.

5) Mahas�swa memaham� pelaksanaan superv�s� d�dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� pada t�ngkat madrasah �bt�da�yah.

6) Mahas�swa memaham� dan menerapkan manajemen yang tepat d�dalam pelaksanaan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� madrasah �bt�da�yah.

d. Susunan judul modul dan keterkaitan antar modulJudul modul yang d�susun memel�k� keterka�tan satu sama la�n, seh�ngga menjad�

sebuah konsep yang utuh dalam memaham� pend�d�kan jasman� dan kesehatan bag� para mahas�swa calon guru MI. Adapun susunan modul tersebut sebaga� ber�kut:

1) Falsafah pend�d�kan jasman� dan kesehatan2) Pelaksanaan program pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan3) Strateg� dan evaluas� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan4) Perkembangan motor�k dan apl�kas�nya dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan

kesehatan

Page 9: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 3

5) Superv�s� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan6) Manajemen pend�d�kan jasman� dan kesehatan

e. Petunjuk umum mempelajari mata kuliahBobot perkul�ahan “Konsep Dasar Pend�d�kan Jasman� dan Kesehatan” adalah 2 sks,

sedangkan cara pembelajarannya d�laksanakan dalam bentuk pembelajaran teor� dan praktek. Dengan dem�k�an, proses pembelajaran mata kul�ah �n� dengan mengacu pada S�stem Kred�t Semester adalah sebaga� ber�kut :

1) Para mahas�swa d�tuntut untuk mencapa� kompetens� dalam set�ap keg�atan belajar secara tuntas. Pencapa�an kompetens� tersebut menjad� hal utama dalam modul �n�, seh�ngga mahas�swa yang belum menguasa� kompetens� yang d�harapkan harus mengulang kembal� pada keg�atan belajar sebelumnya sampa� kompetens� yang d�harapkan tersebut tercapa�.

2) Para mahas�swa d�tuntut untuk belajar secara mand�r� tanpa bantuan opt�mal dar� dosen atau fas�l�tator.

3) Para mahas�swa harus mengerjakan tugas-tugas atau lat�han yang tertuang d� dalam modul �n� dan d�laporkan kepada dosen/fas�l�tator pada set�ap keg�atan tutor�al.

4) Para mahas�swa harus mengerjakan tes yang sudah d�sed�akan pada set�ap modul. Untuk mengetahu� t�ngkat ketercapa�an bahan belajar, para mahas�swa dapat mencocokkan jawaban yang d�tetapkan dengan kunc� jawaban yang telah d�sed�akan serta mengh�tung send�r� perolehan n�la�. Melalu� pen�la�an mand�r� �n�, para mahas�swa dapat mengetahu� d�mana letak kekurangannya, seh�ngga memperba�k� dan memperkaya mater� secara mand�r� pula.

5) Keg�atan pelajaran tatap muka yang terjadwal dan terprogram, ba�k d�laksanakan d� dalam kelas dalam membahas teor� dan atau d�laksanakan d� lapangan olahraga/tempat olahraga dalam melakukan praktek olahraga.

6) Para mahas�swa dalam pelaksanaan tutor�al dengan dosen/fas�l�tator waj�b meng�kut�nya, tolerans� yang d�ber�kan b�la ada halangan yang benar-benar pent�ng yang menyebabkan t�dak dapat meng�kut� tutor�al.

7) Keg�atan mand�r� yang mendalam�, mempers�apkan atau untuk tujuan suatu tugas akadem�k la�n, sepert� : membaca dan mengkaj� buku sumber la�nnya d�perbolehkan untuk mendukung pemahaman terhadap modul �n�. Apab�la mahas�swa memungk�nkan untuk mempelajar� modul �n� leb�h lama atau melaksanakan pelat�han olahraga hal tersebut merupakan perjuangan belajarnya yang perlu d�kembangkan, karena keg�atan belajar mand�r� pada dasarnya t�dak ter�kat oleh jumlah waktu yang harus d�tentukan.

Page 10: 16KONSEPDASARPENJAKES

4 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 11: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 5

FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

1

Page 12: 16KONSEPDASARPENJAKES

6 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 13: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 7

FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PendahuluanDalam keh�dupan sehar�-har�, k�ta selalu bergerak dar� satu tempat ke tempat la�nnya.

Dalam akt�v�tas tersebut akan terjad� �nteraks� antara tubuh k�ta dengan l�ngkungan. Proses �nteraks� antara tubuh dengan l�ngkungan �n� ser�ng d�sebut dengan akt�v�tas fisik atau aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani yang menjadi kebutuhan primer untuk mempertahankan eks�stens� manus�a sebaga� sebuah s�stem. Sesua� dengan hak asas� manusia (HAM), setiap individu memiliki hak kebebasan untuk beraktivitas secara fisik. Atas dasar �tu, set�ap �nd�v�du mem�l�k� hak akses terhadap akt�v�tas jasman� untuk pengembangan pr�bad� seutuhnya. Akt�v�tas jasman� merupakan sekolah keh�dupan karena dapat mengajarkan n�la�-n�la� berupa keteramp�lan h�dup yang esens�al untuk keh�dupan manus�a. Oleh karena �tu, akt�v�tas jasman� d�fas�l�tas� oleh �nst�tus� pend�d�kan melalu� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan pada t�ngkat Madrasah Ibt�da�yah (MI).

Pent�ngnya pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� Indones�a telah d�rumuskan oleh pemer�ntah berupa Undang-undang No. 20 tahun 2003 khusus mengena� Kur�kulum pend�d�kan dasar dan menengah telah d�rumuskan pada pasal 42 yang waj�b memuat mata-mata pelajaran sebaga� ber�kut: (1) pend�d�kan agama, (2) pend�d�kan kewarganegaraan, (3) bahasa, (4) matemat�ka, (5) �lmu pengetahuan alam, (6) �lmu pengetahuan sos�al, (7) sen� dan budaya, (8) pend�d�kan jasman� dan olahraga kesehatan, (9) keteramp�lan/kejuruan, dan (10) muatan lokal. Dengan d�tetapkan pend�d�kan jasman� dan olahraga kesehatan sebaga� mata pelajaran yang waj�b d�ber�kan d� sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pend�d�kan jasman� dan olahraga kesehatan telah menjad� bag�an �ntegral dar� keseluruhan pend�d�kan.

Sebaga� bag�an �ntegral dar� pend�d�kan secara keseluruhan, pend�d�kan jasman� dan olahraga merupakan mata pelajaran yang mem�l�k� kedudukan strateg�s dalam pembangunan sumber daya manus�a. Secara filosofis mengenai pendidikan jasmani dan olahraga d�kemukakan oleh Corb�n, et. al., (1979:1) bahwa, “Being physically educated is an important part of one’s total education.” Maksudnya, pend�d�kan jasman� dan olahraga merupakan bag�an terpent�ng dar� pend�d�kan secara keseluruhan. Hal �n� pula d�kemukakan oleh Rusl� Lutan (1999:1), “Nyar�ng d�suarakan upaya untuk kembal� ke asal, pend�d�kan jasman� dan olahraga merupakan med�um pend�d�kan yang bers�fat

Page 14: 16KONSEPDASARPENJAKES

8 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

menyeluruh.” Dem�k�an pula halnya dengan pend�d�kan jasman� dan olahraga d� sekolah yang menjad� bag�an tak terp�sahkan dar� program pend�d�kan secara keseluruhan.

Secara umum modul 1 �n� �ng�n menjelaskan berbaga� hal berka�tan dengan: cabang-cabang dalam filsafat, kajian filsafat pendidikan jasmani dan kesehatan, dan implikasi filsafat dalam pendidikan jasmani dan kesehatan.

Setelah dengan seksama mempelajar� modul �n�, secara khusus Anda d�harapkan dapat:

1. Menjelaskan berbagai cabang filsafat yang menopang terhadap pendidikan secara umum.

2. Mengkaji filsafat dalam konteks pendidikan jasmani dan kesehatan3. Menjelaskan implikasi filsafat dalam konteks pendidikan jasmani dan kesehatan.

Untuk membantu Anda mencapa� tujuan tersebut, modul �n� d�organ�sas�kan menjad� empat Keg�atan Belajar (KB), sebaga� ber�kut:

KB 1: Cabang-cabang filsafat KB 2: Kajian filsafat pendidikan jasmaniKB 3: Kajian filsafat pendidikan kesehatan KB 4: Implikasi filsafat dalam pendidikan jasmani dan kesehatan.

Untuk membantu Anda dalam mempelajar� Modul �n�, ada ba�knya d�perhat�kan beberapa petunjuk belajar ber�kut �n�:

1. Bacalah dengan cermat bag�an pendahuluan �n� sampa� Anda memaham� secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan baga�mana mempelajar� modul �n�.

2. Baca sep�ntas bag�an dem� bag�an dan temukan kata-kata kunc� dar� kata-kata yang d�anggap baru. Car�lah dan baca pengert�an kata-kata kunc� tersebut dalam kamus yang Anda m�l�k�.

3. Tangkaplah pengert�an dem� pengert�an melalu� pemahaman send�r� dan tukar p�k�ran dengan mahas�swa la�n atau dengan tutor Anda.

4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajar� sumberu-sumber la�n yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dar� berbaga� sumber, termasuk dar� �nternet.

5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan lat�han dan melalu� keg�atan d�skus� dalam keg�atan tutor�al dengan mahas�swa la�nnya atau tempat sejawat.

6. Jangan d�lewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang d�tul�skan pada set�ap akh�r keg�atan belajar. Hal �n� berguna untuk mengetahu� apakah Anda sudah memaham� dengan benar kandungan modul �n�.

Page 15: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 9

Cabang-cabang Filsafat

A. Makna F�lsafat

Setiap ilmu yang muncul dalam perkembangan umat manusia, filsafat yang selalu dijadikan penelaahnya. Tanpa adanya telaahan spesifik dari filsafat, ilmu itu belum layak disebut ilmu. Oleh karena itu, dalam mengungkap berbagai hal tersebut filsafat selalu menggunakan kaj�an-kaj�an sebaga� �nstrumennya.

Beberapa cabang atau kajian yang tertuang didalam telaahan filsafat yang menjadi fondas� dalam menetapkan sebuah ke�lmuan dalam b�dang tertentu. Kaj�an tersebut mel�put� empat unsur utama, ya�tu: ontolog�, ep�st�molog�, log�ka, dan aks�olog�. Keempat unsur tersebut memiliki keterkaitan yang mampu menopang filsafat menjadi sebuah kaj�an yang bers�fat menyeluruh ba�k dalam mencar� pemaknaan apa, untuk apa, baga�mana manfaatnya, dan sebaga�nya. Kesemua �tu akan menjad� satu kesatuan dalam membangun keutuhan filsafat sebagai fondasi keilmuan.

Secara gar�s besarnya dapat d�gambarkan sebaga� ber�kut:

Kegiatan Belajar 1

CABANG-CABANG FILSAFAT

A. Makna Filsafat

Setiap ilmu yang muncul dalam perkembangan umat manusia, filsafat yang selalu

dijadikan penelaahnya. Tanpa adanya telaahan spesifik dari filsafat, ilmu itu belum layak

disebut ilmu. Oleh karena itu, dalam mengungkap berbagai hal tersebut filsafat selalu

menggunakan kajian-kajian sebagai instrumennya.

Beberapa cabang atau kajian yang tertuang didalam telaahan filsafat yang menjadi

fondasi dalam menetapkan sebuah keilmuan dalam bidang tertentu. Kajian tersebut

meliputi empat unsur utama, yaitu: ontologi, epistimologi, logika, dan aksiologi.

Keempat unsur tersebut memiliki keterkaitan yang mampu menopang filsafat menjadi

sebuah kajian yang bersifat menyeluruh baik dalam mencari pemaknaan apa, untuk apa,

bagaimana manfaatnya, dan sebagainya. Kesemua itu akan menjadi satu kesatuan dalam

membangun keutuhan filsafat sebagai fondasi keilmuan.

Secara garis besarnya dapat digambarkan sebagai berikut:

FILSAFAT

1. ONTOLOGI 4. AKSIOLOGI

2. EPISTIMOLOGI 3. LOGIKA

Gambar 1:

1

Page 16: 16KONSEPDASARPENJAKES

10 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Cabang dalam FilsafatKeempat cabang �lmu tersebut satu sama la�n berd�r� send�r� namun sal�ng member�

dukungan dalam merumuskan dasar ke�lmuan. Untuk tujuan kesemua cabang tersebut ada tiga cabang filsafat yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ontolog� (mempersoalkan tentang real�ta atau apa)Ontolog� esens�nya adalah �ng�n menjawab berbaga� pertanyaan tentang apa? Contoh,

apa �tu pend�d�kan jasman�? Apa �tu olahraga? Dan banyak lag� pertanyaan mengena� apa dan apa. Jad�, obyek telaah ontolog� adalah yang ada atau apa yang �ng�n k�ta ketahu�. Pada dataran filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metafisika. Ontologi membahas tentang yang ada, yang t�dak ter�kat oleh satu perwujudan tertentu. Obyek formal ontolog� adalah hakekat seluruh real�tas.

Kaitan ontologi dengan metafisika yang membicarakan hal yang gaib (tidak nampak) sebaga� pengkaj�an hal-hal yang berada d� luar jangkauan pengalaman manus�a contoh, apa yang terjad� setelah mat�. Pengalaman d� s�n� menunjukkan tentang adanya sesuatu yang telah d�alam� dan mempunya� kesempatan untuk mengkomun�kas�kan pengalaman tersebut kepada orang la�n.

Ka�tan ontolog� dengan asums� yang memb�carakan hal-hal yang sudah d�anggap past� kebenarannya sepert� k�ta mengasums�kan hukum yang mengatur berbaga� kejad�an. Hukum menjad� sesuatu hal yang �ng�n d�ketahu� dan memang ada sebaga� pengatur tatanan keh�dupan. Sesuatu yang ada �tu telah d�asums�kan sebaga� aturan ma�n atau pola kejad�an yang d��kut� oleh semua orang d�mana saja, kapan saja, dan oleh s�apa saja.

Ka�tan ontolog� dengan peluang yang memb�carakan tentang kemungk�nan yang d�dasar� oleh perk�raan atau est�mas�. Apa yang �ng�n d�ketahu� atas pert�mbangan berbaga� peluang yang muncul �tu leb�h besar dar� kemungk�nan terjad�nya kekel�ruan, namun t�dak menutup kemungk�nan untuk terjad� peny�mpangan dar� perk�raan sebelumnya. Dalam pandangan ontolog� terhadap peluang �n� nampak adanya pember�an kepercayaan akan terjad�nya sesuatu dengan mengest�mas� munculnya hal-hal yang t�dak sesua�. Oleh karena �tu, maka d�tetapkan t�ga asums� pokok mengena� obyek emp�r�s dalam pandangan ontolog� sebaga� ber�kut:

a. Menganggap obyek-obyek tertentu mempunya� keserupaan satu sama la�n, umpamanya dalam hal bentuk, struktur, s�fat dan sebaga�nya. Berdasarkan �n� maka k�ta dapat mengelompokkan beberapa obyek yang serupa ke dalam satu golongan. Klasifikasi merupakan pendekatan keilmuan yang pertama terhadap obyek-obyek yang d�telaahnya.

b. Menganggap suatu benda t�dak mengalam� perubahan dalam jangka waktu tertentu. Keg�atan ke�lmuan bertujuan mempelajar� t�ngkah laku suatu obyek dalam suatu keadaan tertentu. Keg�atan �n� jelas t�dak akan dapat d�lakukan manakala obyeknya berubah-ubah.

Page 17: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 11

c. Menganggap t�ap gejala bukan merupakan suatu kejad�an yang bers�fat kebetulan. T�ap gejala mempunya� pola tertentu yang bers�fat tetap dengan urutan-urutan kejad�an yang sama. Contoh, bahwa sate yang d�bakar akan mengeluarkan wang� yang merangang �tu bukan kebetulan tap� sudah menjad� pola. Contoh la�n mengena� kaj�an ontology mengena� perlunya manajemen per�laku bag� guru pend�d�kan jasman�, ya�tu:

1) Ser�ngkal� para guru kelas dan tata usaha sekolah menganggap pend�d�kan jasman� sebaga� mata pelajaran yang kurang pent�ng. S�kap sepert� �n�, ser�ng d�komun�kas�kan kepada s�swa yang gagal dan t�dak ser�us dengan pend�d�kan jasman�.

2) Pelajaran pend�d�kan jasman� ser�ng kal� d�lakukan d� tempat terbuka dan ser�ng mel�batkan jumlah s�swa yang leb�h banyak dar�pada pelajaran la�n d� dalam kelas.

3) Banyak s�swa yang mem�l�k� keteramp�lan motor�k dan kebugaran jasman� yang rendah atau kurang memada� untuk b�sa terl�bat secara penuh dan akt�f dalam perma�nan trad�s�onal maupun keg�atan olahraga.

4) Banyak s�swa dalam akt�v�tas olahraga d� sekolah t�dak termot�vas� untuk berakt�v�tas secara signifikan.

Berdasarkan paparan d� atas dapat d�amb�l kes�mpulan mengena� kaj�an yang berka�tan dengan ontolog�, ya�tu ke�ng�ntahuan �lmuwan akan berbaga� hal t�dak boleh menyalah� dan meny�mpang dar� et�ka moral yang berlaku d� masyarakat. Justru ke�ng�ntahuan �tu harus d�bangun agar melah�rkan berbaga� hal yang dapat member�kan manfaat bag� umat manus�a.

2. Ep�st�molog� (perolehan pengetahuan)Ep�st�molog� membahas secara mendalam mengena� proses yang terl�hat dalam usaha

k�ta untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang d�dapat melalu� proses tertentu yang d�namakan metode ke�lmuan. Yang terka�t dengan ep�st�molog� antara lain logika, filsafat bahasa, analisis wacana, dan matematika. Pengembangan �lmu d�lakukan �lmuwan melalu� penel�t�an �lm�ah sebaga� sarananya. D�t�njau dar� pengetahuan �n�, �lmu leb�h bers�fat merupakan keg�atan dar�pada sekedar produk yang s�ap d�konsums�kan. Keg�atan dalam mencar� pengetahuan tentang apapun, selama hal �tu terbatas pada obyek emp�r�s dan pengetahuan tersebut d�peroleh dengan menggunakan metode ke�lmuan adalah syah untuk d�sebut ke�lmuan.

Metode ke�lmuan sebaga� suatu perkaw�nan antara ras�onal�sme dan emp�r�sme. Orang b�sa membahas suatu kejad�an sehar�-har� secara ke�lmuan, asalkan dalam proses pengkaj�an masalah tersebut d�a memenuh� syarat yang telah d�gar�skan. Hakekat ke�lmuan leb�h banyak d�tentukan oleh cara berp�k�r yang d�lakukan menurut persyaratan ke�lmuan atau �lmu. Ilmu pada dasarnya merupakan kumpulan pengetahuan yang bers�fat menjelaskan berbaga� gejala alam yang memungk�nkan manus�a melakukan serangka�an t�ndakan untuk menguasa� gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada. Untuk �tu,

Page 18: 16KONSEPDASARPENJAKES

12 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

k�ta dapat melakukan sesuatu sebatas yang k�ta tahu. Secara gar�s besar ada empat jen�s pola penjelasan mengena� �lmu, ya�tu:

a. Dedukt�f menjelaskan cara berp�k�r dedukt�f (top down) dalam menjelaskan suatu gejala dengan menar�k kes�mpulan secara log�s dar� prem�s-prem�s yang telah d�terapkan sebelumnya.

b. Probab�l�st�k menjelaskan secara �ndukt�f (bottom up) dar� sejumlah kasus yang dengan dem�k�an t�dak member�kan kepast�an sepert� penjelasan dedukt�f mela�nkan penjelasan yang bers�fat peluang sepert� kemungk�nan atau hamp�r.c. Fungs�onal atau teleolog�s merupakan penjelasan yang meletakkan sebuah unsur

dalam ka�tannya dengan s�stem secara keseluruhan yang d�anggap terlalu mudah yang menyebabkan dia beralih kepada filsafat dan matematika.

d. Genet�k merupakan penjelasan atas dasar turunan. Kes�mpulannya, ep�st�molog� member�kan �mpl�kas� pada standar ras�onal tentang

hal yang d�yak�n�. Menggunakan standar ras�onal berart� bahwa sesuatu yang d�yak�n� sebaga� benar �tu tentunya mem�l�k� s�fat rel�abel. B�la rel�abel sebaga� standar yang d�yak�n� benar tersebut bers�fat obyekt�f.

Contoh kaj�an ep�st�molog� dalam penel�t�an mengena� strateg� manajemen per�laku pos�t�f �n� belum pernah d�lakukan dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� d� Indones�a. Tentu saja kaj�an yang akan d�lakukan akan member�kan kontr�bus� pos�t�f dalam pengembangan model pembelajaran pend�d�kan jasman� d� sekolah. Secara epistimologi penel�t�an �n� menggunakan metode kual�tat�f dengan maksud agar tergal� secara leb�h komprehensif mengenai efektifitas strategi ini dalam proses belajar mengajar.

3. Aks�olog� (s�stem n�la�)Aks�olog� d�makna� sebaga� upaya mencar� manfaat yang tersurat dalam sebuah �lmu.

T�dak dapat d�sangkal lag� bahwa �lmu telah banyak mengubah dun�a dalam memberantas penyak�t, kelaparan, kem�sk�nan, dan berbaga� wajah keh�dupan yang duka. Ilmu �tu bers�fat netral, �lmu t�dak mengenal s�fat ba�k atau buruk, dan s� pem�l�k pengetahuan �tulah yang harus mempunya� s�kap. Jalan mana yang akan d�tempuh dalam memanfaatkan pengetahuan �tu. Atau dengan perkataan la�n, netral�tas �lmu hanya terletak pada dasar ep�st�molog�snya saja, sepert� j�ka h�tam katakan h�tam atau j�ka ternyata put�h katakan put�h. Sedangkan secara ontolog�s dan aks�olog�s, �lmuwan harus mampu men�la� antara yang ba�k dan buruk, yang pada hakekatnya d�a harus menentukan s�kap.

Kekuasaan �lmu yang besar mengharuskan seorang �lmuwan mempunya� landasan moral yang kuat. Tanpa suatu landasan moral yang kuat seorang �lmuwan akanleb�h merupakan seorang tokoh yang menc�ptakan momok kemanus�aan yang merupakan kutuk. Jad�, t�dak cukup hanya mend�d�k �lmuwan yang berotak besar tetap� mereka pun harus berj�wa besar. Ternyata �lmu �tu t�dak saja memerlukan kemampuan �ntelektual namun juga keluhuran moral.

Page 19: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 13

Aks�olog� �lmu kemud�an d�arahkan pada proses untuk men�ngkatkan mutu produk dalam hal �n� produk teknolog� atau rekayasa. Has�l temuan �lm�ah dan rekayasa para �lmuwan �n� harus dapat d�pertanggungjawabkan secara sos�al dan ke�lmuan, maka has�l �n� baru dapat d�rasakan manfaatnya bag� masyarakat. Contoh, rekayasa genet�k dengan d�ketemukan DNA sebaga� konst�tus� genet�k makhluk h�dup, membe� dampak pada marabat manus�a. Pada suatu s�s� memang dapat men�ngkatkan kual�tas genet�k, tetap� b�la salah menangan�nya akan menghancurkan martabat manus�a sebaga� makhluk ras�onal yang semest�nya mampu menjalankan amanah Allah. Secara b�jak ras�onal, jangan engkau men�nggalkan keturunan yang lemah, dapat d�jabarkan secara b�jak ras�onal oleh manus�a. Bukan d�rekayasa dengan teknolog�.

Contoh kaj�an aks�olog� dalam penel�t�an dapat member�kan manfaat ba�k yang bers�fat prakt�s maupun manfaat teor�t�s, ya�tu:

a. Manfaat prakt�s ya�tu bag� �nd�v�du (guru, s�swa, dan kepala sekolah) dan lembaga (Sekolah MI, PAI, dan sebaga�nya).

b. Manfaat teor�t�s ya�tu bag� pengembangan �lmu dengan lah�rnya temuan baru dalam hal strateg� pember�an hukuman, strateg� penguatan pos�t�f, dan strateg� pember�an tanggung jawab. Kesmuanya �n� d�harapkan b�sa d��mplementas�kan bag� kemaslahatan dun�a pend�d�kan.

B. Sarana Berpikir Ilmiah

1. Perbedaan Manus�a dan B�natangPerbedaan utama manus�a dan b�natang terletak pada kemampuannya untuk

mengamb�l jalan mel�ngkar dalam mencapa� tujuannya. Kemampuan mengamb�l jalan �n� ser�ng d�sebut dengan berp�k�r. Apalag� dalam melakukan keg�atan �lm�ah sarana berp�k�r sangat d�perlukan sekal�. Penguasaan sarana berp�k�r �lm�ah �n� merupakan suatu hal yang bers�fat �mperat�f bag� seorang �lmuwan. Tanpa menguasa� hal �n�, maka keg�atan �lm�ah yang ba�k tak dapat d�lakukan. Ada t�ga sarana berp�k�r �lm�ah ya�tu bahasa, matemat�ka, dan stat�st�ka.

a. Bahasa adalah alat yang d�gunakan manus�a untuk berkomun�kas� secara verbal dan mengenal� lambang. Dengan adanya bahasa, maka manus�a h�dup dalam dun�a nyata dan s�mbol�k. Oleh karena �tu, k�ta harus menggunakan bahasa secara benar, jelas dan tepat.

b. Matemat�ka adalah bahasa yang melambangkan serangka�an makna dar� pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunya� art� setelah sebuah makna d�ber�kan kepadanya. Matemat�ka mempunya� keleb�han la�n d�band�ngkan dengan bahasa verbal. Matemat�ka mengembangkan bahasa numer�k yang memungk�nkan d�lakukan pengukuran secara kuant�tat�f. Lewat pengukuran dapat d�ketahu� panjang tangka� atau tongkat. S�fat kuant�tat�f pada matemat�ka �n� men�ngkatkan daya pred�kt�f dan kontrol dar� �lmu. Matemat�ka

Page 20: 16KONSEPDASARPENJAKES

14 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

�n� dapat d�gunakan sebaga� sarana berp�k�r dedukt�f.c. Stat�st�ka adalah bahasa yang member�kan makna kuant�tat�f dengan t�ngkat

ketel�t�an yang leb�h t�ngg�. Stat�st�ka juga member�kan kemampuan kepada k�ta untuk mengetahu� apakah sesuatu berhubungan sebab ak�bat antara dua faktor atau leb�h atau leb�h bers�fat kebetulan atau memang benar-benar terka�t dalam suatu hubungan yang bers�fat emp�r�s. Stat�st�ka �n� dapat d�gunakan sebaga� sarana berp�k�r �ndukt�f.

2. Keterka�tan antara Ilmu dengan Kebudayaan dan Bahasa Ilmu dapat d�art�kan sebaga� semua pengetahuan yang terh�mpun lewat metode

ke�lmuan. Ilmu �n� d�peroleh sebaga� has�l rentetan daur-daur peny�mpulan secara �nduks�, deduksi, dan verifikasi. Kebudayaan dimaknai sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, sen�, moral, hukum, adat serta kemampuan dan keb�asaan la�nnya yang d�peroleh manus�a sebaga� anggota masyarakat. Bahasa didefinisikan sebaga� alat yang d�gunakan manus�a untuk berkomun�kas� secara verbal dan mengenal� lambang.

Ilmu bag� manus�a member� manfaat besar bag� kemaslahatan h�dup. Karena manus�a mem�l�k� kemampuan sepert� perasaan, p�k�ran, pengalaman, panca�ndra, dan �ntu�s� mampu menangkap perjalanan alam keh�dupannya dan mengabstraks�kan tangkapan tersebut dalam d�r�nya dalam berbaga� bentuk ketahuan sepert� keb�asaan, akal sehat, seni, sejarah, dan filsafat. Ketahuan ini sebagai alat analisis atau produk manusia dalam upaya untuk mengetahu� sesuatu dan mengembangkannya menjad� sesuatu produk yang member�kan kegunaan pos�t�f bag� manus�a.

3. N�sbah Ilmu Pend�d�kan dengan Ilmu La�nPada dasarnya tinjauan filsafat pendidikan memfokuskan pada hakekat kehidupan

yang ba�k yang menjad� tujuan pend�d�kan, hakekat masyarakat sehubungan dengan akt�v�tas pend�d�kan sebaga� proses sos�al, hakekat manus�a yang melakukan �nteraks� edukat�f ya�tu pend�d�k dan peserta d�d�k, dan hakekat proses pend�d�kan khususnya keg�atan pembelajaran. Adapun hubungan �lmu pend�d�kan dengan �lmu la�nnya sekarang �n� telah menghas�lkan dua perpaduan. (1) Lah�rnya �lmu-�lmu terapan dalam pend�d�kan, sepert� hubungan antara pend�d�kan dengan sos�olog� (�lmu sos�al) melah�rkan sos�olog� pend�d�kan, hubungan antara pend�d�kan dengan natural sc�ences (b�olog�, k�m�a, dan fisika) dan hubungan antara pendidikan dengan ilmu humaniora yang melahirkan olahraga pend�d�kan, rekreas� pend�d�kan, dan sebaga�nya. Bahkan sekarang telah muncul �lmu ekonom� pend�d�kan. (2) Lah�r pend�d�kan d�s�pl�n �lmu yang mencakup kaj�an dan penyelenggaraan pend�d�kan d�s�pl�n �lmu dalam gugusan �lmu pengetahuan alam, �lmu pengetahuan sos�al, dan �lmu human�ora.

Jad�, n�sbah �lmu pend�d�kan dengan �lmu pengetahuan alam, �lmu pengetahuan sos�al, dan �lmu human�ora telah men�mbulkan berbaga� �lmu pengetahuan yang berkembang

Page 21: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 15

dewasa �n� dan mungk�n akan leb�h berkembang lag� pada masa-masa mendatang. Kecenderungan �tu sudah mula� nampak dengan banyaknya kaj�an ke�lmuan yang d�latarbelakang� oleh perlunya pengembangan cabang-cabang �lmu ke arah yang leb�h spesifik. Untuk itu, pengembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi akan semakin semarak dan leb�h aplicable dengan kebutuhan masyarakat.

Contoh, d� Indones�a yang menyangkut �mplementas� pend�d�kan telah d�gar�skan dalam bentuk Undang-undang No.2 tahun 1989. Had�rnya Undang-undang �n� telah member�kan sed�k�t pencerahan dalam hal pelaksanaan proses pend�d�kan yang leb�h s�stem�k. Mesk�pun d�sana s�n� mas�h banyak d�rasakan kekurangan dan perlunya rev�s�. Persoalan yang harus d�tangan� saat �n� adalah pembuatan platform pend�d�kan yang harus d�banguan d� atas n�la�-n�la� budaya bangsa Indones�a. Karena d�sadar� benar bahwa pend�d�kan harus d�jad�kan tulang punggung pembangunan. Dengan dem�k�an, kesejahteraan masyarakat yang menjad� c�ta-c�ta pend�r� bangsa �n� dapat benar-benar terreal�sas�kan.

Untuk mewujudkan masyarakat sejahtera d�perlukan keb�jakan yang mendasar yakn� penyed�aan proses pend�d�kan dan memada� bag� seluruh warga. Pend�d�kan mampu melah�rkan generas� penerus yang berkepr�bad�an dan mem�l�k� budaya luhur sebaga� �mpl�kas� dar� transformas� kebudayaan d� sekolah maupun luar sekolah. Jad�, apab�la k�ta �ng�n mem�l�k� masyarakat dan generas� penerus yang berbudaya t�ada jalan la�n bangun pend�d�kan untuk semua lap�san secara s�stem�k.

Konflik terang-terangan dalam dunia pendidikan telah muncul dalam bangunan yang sebenarnya. Di dalamnya, konflik telah muncul antara kebutuhan sosial dan apa yang oleh perancang arsitektur dipertimbangkan diperlukan. Konflik ini terutama berpusat pada konflik inheren antara biaya persyaratan pemakaian gedung dan kriteria estetika pr�bad�. Jad�, tantangan utama dalam pend�d�kan adalah perencanaan bersama untuk membangun sebuah koal�s� kerja efekt�f dar� berbaga� kelompok perencana yang mem�l�k� kemampuan pada b�dang khusus. Untuk �tu perlu d�upayakan agar pend�d�kan menjad� lead�ng sektor dalam perencanaan pembangunan suatu bangsa. Dengan pend�d�kan yang mantap akan mampu membangun sektor-sektor la�n yang leb�h sol�d bag� kemaslahatan umat manus�a d� dun�a.

Sebuah pendekatan fungs�onal pada masalah pend�d�kan memerlukan gambaran jelas dar� s�stem pend�d�kan. Konsep pend�d�kan harus mempert�mbangkan keseluruhan spektrum pend�d�kan, dar� mula� n�la� yang ada pada masyarakat h�ngga peserta d�d�k dalam menggunakan keteramp�lan dan pengetahuan yang d�perolehnya. Pada akh�r spektrum tersebut harus mengklarifikasi nilai-nilai dan mengekspresikannya sebagai tujuan dar� s�stem pend�d�kan. Agar benar-benar efekt�f, s�stem pend�d�kan harus d�pert�mbangkan sebaga� proses �nklus�f.

Dengan keleb�han dan peluang yang d�m�l�k� dalam menetapkan pr�or�tas-pr�or�tas pend�d�kan, maka d�harapkan dapat ber�mpl�kas� terhadap keb�jakan yang akan d�gul�rkan untuk mera�h keberhas�lan dalam mencapa� sasaran penyed�aan lembaga

Page 22: 16KONSEPDASARPENJAKES

16 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pend�d�kan. Seh�ngga dapat mengurang� kelemahan dan ancaman yang muncul sebaga� wujud ket�daktepatan dalam menetapkan pr�or�tas dalam perencanaan pend�d�kan. Berhubung ka�t pr�or�tas pend�d�kan dengan keberhas�lan, bermakna bahwa set�ap keg�atan pend�d�kan harus selalu d�rancang secara komprehens�f dengan menetapkan bag�an pr�or�tas utama yang �ng�n d�capa� oleh obyek sasaran atau stakeholders. Dengan dem�k�an dapat membangun cara baru menuju era baru.

LATIHAN Supaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 1 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan keterkaitan satu sama lain mengenai kajian filsafat, yaitu: (a) ontologi, (b) ep�st�molog�, (c) log�ka, dan (d) ax�olog�.

2. Ontolog� esens�nya adalah �ng�n menjawab berbaga� pertanyaan tentang apa? Jelaskan dan ber�kan contohnya.

3. Epistimologi dalam filsafat membahas secara mendalam mengenai proses yang terl�hat dalam usaha k�ta untuk memperoleh pengetahuan, jelaskan dan ber�kan contoh!

4. Axiologi dalam filsafat menekankan pada nilai yang terkandung didalamnya, jelaskan dan ber�kan contohnya!

5. Ilmu dapat d�art�kan sebaga� semua pengetahuan yang terh�mpun lewat metode ke�lmuan. Ilmu �n� d�peroleh sebaga� has�l rentetan daur-daur peny�mpulan secara induksi, deduksi, dan verifikasi, jelaskan!

RANGKUMANPada prinsipnya cabang-cabang filsafat mencakup empat unsur, yaitu: (1) ontologi,

(2) ep�st�molog�, dan (3) aks�olog�.

Ontolog� pada esens�nya adalah �ng�n menjawab berbaga� pertanyaan tentang apa? Contoh, apa �tu pend�d�kan jasman�? Apa �tu olahraga? Dan banyak lag� pertanyaan mengena� apa dan apa. Jad�, obyek telaah ontolog� adalah yang ada atau apa yang �ng�n kita ketahui. Pada dataran filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metafisika. Ontolog� membahas tentang yang ada, yang t�dak ter�kat oleh satu perwujudan tertentu.

Ep�st�molog� membahas secara mendalam mengena� proses yang terl�hat dalam usaha k�ta untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang d�dapat melalu� proses tertentu yang d�namakan metode ke�lmuan. Yang terka�t dengan ep�st�molog� antara lain logika, filsafat bahasa, analisis wacana, dan matematika.

Aks�olog� d�makna� sebaga� upaya mencar� manfaat yang tersurat dalam sebuah �lmu.

Page 23: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 17

T�dak dapat d�sangkal lag� bahwa �lmu telah banyak mengubah dun�a dalam memberantas penyak�t, kelaparan, kem�sk�nan, dan berbaga� wajah keh�dupan yang duka. Ilmu �tu bers�fat netral, �lmu t�dak mengenal s�fat ba�k atau buruk, dan s� pem�l�k pengetahuan �tulah yang harus mempunya� s�kap.

TES FORMATIF

Page 24: 16KONSEPDASARPENJAKES

18 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!

1. Ontologi dalam filsafat sering digunakan sebagai dasar dalam mengungkap perihal:A. Apa yang terdapat dalam �lmu �tuB. Baga�mana �lmu �tu adaC. Manfaat dar� �lmu untuk apaD. Memperoleh real�tas

2. Epistimologi dalam filsafat sering digunakan sebagai dasar dalam mengungkap per�hal:A. Apa yang terdapat dalam �lmu �tuB. Perolehan pengetahuanC. Manfaat dar� �lmu untuk apaD. Mencar� tahu art�

3. Aksiologi dalam filsafat sering digunakan sebagai dasar dalam mengungkap perihal:A. Apa yang terdapat dalam �lmu �tuB. Baga�mana �lmu �tu adaC. Manfaat dar� �lmu untuk apaD. Mencar� tahu art�

4. Perbedaan utama manus�a dan b�natang terletak pada kemampuannya untuk mengamb�l jalan mel�ngkar dalam mencapa� tujuannya. Kemampuan mengamb�l jalan �n� ser�ng d�sebut dengan, kecual�:A. Nalar C. Kreat�v�tas B. Berp�k�r D. Ke�ng�nan

5. Ketahuan dapat d�gunakan sebaga� alat anal�s�s atau produk manus�a dalam upaya untuk mengetahu� sesuatu dan mengembangkannya menjad� sesuatu produk yang member�kan kegunaan pos�t�f bag� manus�a, ya�tu:A. AkalB. Ilmu pengetahuanC. KekayaanD. Budaya

UMPAN BALIK

Page 25: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 19

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar (KB 1) �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� Keg�atan Belajar 1 yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:

90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada KB 2, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� KB 1, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. D2. B3. C4. D5. B

Page 26: 16KONSEPDASARPENJAKES

20 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 27: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 21

Kajian FilsafatPendidikan Jasmani

A. Landasan Pendidikan JasmaniPada hakekatnya pend�d�kan jasman� mem�l�k� landasan ya�tu menjunjung t�ngg�

n�la� sport�v�tas. Dalam mewujudkan n�la� tersebut, guru harus menanamkannya melalu� akt�v�tas pend�d�kan jasman� yang d�laksanakan d� sekolah. Akt�v�tas jasman� sudah menjad� bag�an bag� semua orang (sport for all), karena akt�v�tas jasman� s�fatnya terbuka bag� semua lap�san sesua� dengan kemampuan, kesenangan, dan kesempatan. Tanpa membedakan hak, status sos�al, atau derajat d� masyarakat. Akt�v�tas jasman� tetap dan akan tetap menjad� m�l�k� semua lap�san.

1. T�ngkat Kejujuran melalu� Pend�d�kan Jasman�T�ngkat kejujuran seseorang dalam keg�atan jasman� sangat d�tentukan oleh

mot�vas�nya. Hartmut Gabler (1995:239) memaparkan bahwa, “The summary of reasons for fa�r act�on shows that the �ntr�ns�c mot�vat�on �s stronger than the extr�ns�c mot�vat�on. Th�s appl�es espec�ally for the two d�mens�ons “Empathy as a reason for fa�rness” and “Fa�rness due to super�or soc�al systems of values and norms.” Maksudnya, alasan mengapa seseorang berper�laku jujur d�tunjukkan oleh mot�vas�, adapun mot�vas� yang pal�ng t�ngg� pengaruhnya terhadap per�laku jujur adalah mot�vas� �ntr�ns�k dar�pada mot�vas� ekstr�ns�k In� secara khusus menerapkan dua d�mens� ya�tu empat� sebaga� alasan kejujuran dan kejujuran menjad� hukum s�stem sos�al yang berupa n�la�-n�la� dan norma.

Jad�, kes�mpulannya adalah bahwa n�la� sport�v�tas menjad� �nstrumen untuk mengurang� terjad�nya cedera sangatlah kuat, namun d�mens� kejujuran merupakan �nstrumen untuk mer�ah tujuan performa menjad� agak lemah.

2. Pend�d�kan Jasman� dan N�la� MoralIde �n� muncul karena ada �su mengena� pend�d�kan moral, agres� dan �de mengena�

sport�v�tas dalam keg�atan jasman�. Isu �n� cukup menar�k dengan menga�tkannya dengan

2

Page 28: 16KONSEPDASARPENJAKES

22 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

bentuk kekerasan dalam olahraga. Leb�h dar� 20 tahun terjad� pen�ngkatan yang berart� mengena� kekerasan dalam olahraga dan telah menjad� perhat�an ser�us bag� pemer�ntah, pend�d�k, dan s�swa.

Apabila memperhatikan filosofi yang terkandung dalam olahraga nilai dan norma sangat kental d� dalamnya. Namun, banyak kekerasan yang muncul set�ap kal� akt�v�tas �tu d�lakukan tentu banyak faktor penyebabnya. Yang leb�h dom�nan tentunya adalah faktor mot�vas� �ntr�ns�k pada set�ap pelaku keg�atan. Berdasarkan has�l penel�t�an Pe�ser (1995:251) menjelaskan bahwa, “Phys�cal educat�on teachers are faced w�th the problem of hav�ng to d�stance themselves from part�cularly populer sports �f they want to prevent the �nherent v�olence �n these sports dur�ng the�r lessons.” Maksudnya, pend�d�k d�hadapkan dengan persoalan cabang olahraga yang t�dak mengenal jarak antara pelakunya apab�la mereka �ng�n mencegah terjad�nya kekerasan dalam olahraga selama keg�atan �tu d�lakukan. Memang sangat d�sadar� sekal� bahwa ada beberapa cabang olahraga yang t�dak b�sa mengh�ndar� terjad�nya t�dak ada body contact sepert� sepak bola, bola basket, t�nju, karate, dsb. Tentu saja cabang-cabang tersebut ser�ng kal� memunculkan t�ndakan kekerasan yang sul�t untuk d�h�ndarkan.

Sul�t untuk menjeneral�sas� mengena� semua program olahraga. Program-program tersebut berbeda dar� yang satu dengan yang la�nnya. Namun, olahraga t�dak mempunya� tempat d� sekolah atau sekolah dasar mela�nkan olahraga menjad� bag�an yang leg�t�mas� dar� program pend�d�kan dan d�ter�ma menjad� salah satu tujuan pend�d�kan.

H�ngga saat �n� t�dak ada bukt� yang kons�sten bahwa olahraga d� sekolah berdampak negat�f bag� para pelaku dan pen�kmat olahraga. Tentu saja banyak sekolah, orang tua, dan anak-anak remaja yang t�dak meng�ndahkan tujuan pend�d�kan dan mereka leb�h mengejar kemenangan dan pred�kat juara. Olahraga dapat mengga�rahkan dan orang yang tergabung dengan t�m sekolah kadang-kadang memerlukan b�mb�ngan untuk tetap berada pada program-program yang telah d�tentukan agar se�mbang antara waktu sekolah, lat�han, dan �st�rahat. Sela�n guru, orang tua juga harus peka terhadap tujuan pend�d�kan anak-anaknya.

Program olahraga antar sekolah b�asanya melah�rkan semangat bersekolah. Tetap� hal �tu t�dak d�ketahu� manakala sp�r�t tersebut member�kan kontr�bus� terhadap prestas� belajar s�swa. Akt�v�tas sekolah dapat d�gunakan untuk wahana pengalaman, tetap� olahraga member� s�swa akt�v�tas sos�al yang un�k yang dapat menjad�kan sekolah sebaga� tempat yang menar�k.

Program olahraga antar sekolah ser�ng menjembatan� kesenjangan antara sekolah dan masyarakat d� sek�tar sekolah. Namun, saat program tersebut d�kontrol oleh orang d� luar sekolah, maka ada kecenderungan bahwa tujuan pend�d�kan teraba�kan. Banyak sekolah yang dapat memanfaatkan olahraga t�m sebaga� kendaraan untuk membuat masyarakat mendukung program pend�d�kan, tetap� tujuan �n� sangat jarang d�capa�.

Program antar sekolah t�dak akan pernah sempurna. Akan selalu ada keperluan untuk

Page 29: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 23

memperba�k�nya, karena hanya ada beberapa bag�an saja dar� kur�kulum. Maksudnya bahwa relevans� pend�d�kan dengan program tersebut tergantung pada has�l evaluas�. Akh�r dar� evaluas� akan d�peroleh has�l berupa men�ngkatnya kemampuan teor� maupun praktek s�swa.

B. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Madrasah Ibtidaiyah (MI)Pend�d�kan jasman� pada hakekatnya merupakan proses pend�d�kan melalu� akt�v�tas

jasman� sebaga� “�nstrument” untuk mencapa� tujuan pend�d�kan. Tujuan pend�d�kan jasmani di MI yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, intelektual, emos�onal, soc�al dan moral. Graham, et.al. (2007:34) menjelaskan bahwa, “The fundamental object�ve of the phys�cal educat�on program �s to prov�de opportun�t�es for the development of motor skills and physical fitness.” Tujuan tersebut begitu dekat pula dengan upaya untuk pemb�naan kesehatan dan kesadaran tentang l�ngkungan h�dup.

Pend�d�kan jasman� d� MI merupakan upaya guru dan s�swa agar dapat mengaktual�sas�kan seluruh potens� akt�v�tasnya sebaga� manus�a berupa s�kap, t�ndakan dan karya yang d�ber� bentuk, �s� dan arah menuju kebulatan pr�bad� sesua� c�ta-c�ta kemanusiaan. Dalam beberapa literatur terdapat berbagai definisi tentang pendidikan jasman� yang bervar�as� antara satu dengan la�nnya. Kesamaan pandangan mengena� pend�d�kan jasman� adalah bahwa pend�d�kan jasman� merupakan pend�d�kan melalu� gerak jasman�. Dalam hal �n� Supand� (1990:29) mengemukakan bahwa “Pend�d�kan jasmani adalah suatu pendidikan yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapa� tujuan pend�d�kan melalu� akt�v�tas-akt�v�tas jasman�.”

Akt�v�tas jasman� dalam pengert�an �n� d�paparkan sebaga� keg�atan peserta d�d�k untuk men�ngkatkan keteramp�lan motor�k dan n�la�-n�la� fungs�onal yang mencakup aspek kogn�t�f, afekt�f, dan sos�al. Akt�v�tas �n� harus d�p�l�h dan d�sesua�kan dengan t�ngkat perkembangan peserta d�d�k. Melalu� keg�atan pend�d�kan jasman� d�harapkan peserta d�d�k akan tumbuh dan berkembang secara sehat, dan segar jasman�nya, serta dapat berkembang kepr�bad�annya agar leb�h harmon�s. Pend�d�kan jasman� d� MI telah menjad� bag�an dar� proses pend�d�kan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah per�laku peserta d�d�k. Dalam hal �n� sebaga�mana yang d�kemukakan Abdul Gafur yang d�kut�p oleh Rusl� Lutan dan Chol�k (1997:14) ya�tu: Pend�d�kan jasman� adalah suatu proses yang d�lakukan secara sadar dan s�stemat�s melalu� berbaga� keg�atan jasman� untuk memperoleh pertumbuhan jasman�, kesehatan dan kesegaran jasman�, kemampuan dan keteramp�lan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepr�bad�an yang harmon�s dalam rangka membentuk manus�a Indones�a seutuhnya yang berkual�tas berdasarkan Pancas�la.

Sela�n mengubah per�laku s�swa, pend�d�kan jasman� melalu� akt�v�tas jasman� senant�asa mengupayakan untuk mencapa� tujuan pend�d�kan �tu send�r�. Pangraz� dan Dauer (1992:1) menjelaskan, “Phys�cal educat�on �s a part of the general educat�onal program that contr�butes, pr�mar�ly through movement exper�ences, to the total growth

Page 30: 16KONSEPDASARPENJAKES

24 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

and development of all ch�ldren.” Maksudnya adalah pend�d�kan jasman� merupakan bag�an dar� program pend�d�kan secara umum yang terutama member�kan kontr�bus� melalu� pengalaman pertumbuhan dan keseluruhan gerak anak.

Selanjutnya Supand� (1990:29) memaparkan bahwa, “Pend�d�kan jasman� adalah s�non�m dengan pend�d�kan, kata jasman� dalam pend�d�kan jasman� hanya menunjukkan metode dar� proses pend�d�kan bukan tujuan dan bukan pembatasan.” Sebenarnya pend�d�kan jasman� �tu mem�l�k� kekayaan yang sangat besar dalam pembelajaran sebaga�mana d�paparkan Rusl� Lutan (1998:7) sebaga� ber�kut:

1. Pembentukan gerak, m�salnya (1) memenuh� ke�ng�nan untuk bergerak; (2) menghayat� ruang, waktu, dan bentuk termasuk �rama; (3) mengenal kemungk�nan gerak d�r� send�r�; (4) mem�l�k� keyak�nan gerak dan perasaan s�kap; (5) memperkaya kemampuan gerak.

2. Pembentukan prestas�, m�salnya (1) mengembangkan kemampuan kerja opt�mal melalu� pengajaran ketangkasan; (2) belajar mengarahkan d�r� untuk mencapa� prestas�; (3) menguasa� emos�; (4) belajar mengenal keterbatasan & kemampuan d�r�; (5) membentuk s�kap yang tepat terhadap n�la� yang terdapat dalam keh�dupan sehar�-har� dan olahraga.

3. Pembentukan sos�al, m�salnya (1) mengaku� dan mener�ma peraturan dan norma bersama; (2) belajar bekerja sama, mener�ma p�mp�nan dan mem�mp�n; (3) belajar bertanggung jawab, berkorban dan member�kan pertolongan; (4) mengembangkan pengakuan terhadap orang la�n sebaga� d�r� pr�bad� dan rasa h�dup bermasyarakat; (5) belajar mengenal dan menguasa� bentuk keg�atan peng�s� waktu luang secara akt�f.

4. Pertumbuhan, m�salnya (1) men�ngkatkan syarat untuk mampu melakukan gerak dengan ba�k & prestas� opt�mal; (2) men�ngkatkan kesehatan dan kesegaran jasman� termasuk kemampuan bertanggung jawab terhadap kesehatan d�r� send�r� dan keb�asaan h�dup sehat.

Jad�, dalam akt�v�tasnya pend�d�kan jasman� merupakan suatu proses pend�d�kan melalui gerak fisik sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan program pend�d�kan jasman� yang teratur, terencana, terarah, dan terb�mb�ng d�harapkan dapat d�capa� seperangkat tujuan yang mencakup pembentukan dan pemb�naan serta pertumbuhan dan perkembangan ba�k jasman� maupun rohan�. Cakupan tujuan �n� terd�r� dar� pertumbuhan dan perkembangan unsur jasman�, rohan�, sos�al, emos�onal, �ntelektual, moral, maupun sp�r�tual.

Pend�d�kan jasman� telah d�percaya sebaga� suatu keg�atan yang bermanfaat dalam pengembangan s�fat-s�fat manus�a yang unggul. Dalam hal �n�, Pangraz� dan Dauer (1992) yang d�kut�p Mahendra dan Ma’mun (1999:11) menjelaskan bahwa s�fat-s�fat yang berkembang antara la�n, “Keteguhan, daya juang, sport�v�tas, kejujuran, serta kemampuan bekerjasama. In� tentunya suatu n�la� leb�h yang melekat pada pend�d�kan jasman�, d�

Page 31: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 25

samp�ng kemampuannya dalam mengembangkan aspek-aspek ps�komotor dan kogn�t�f anak.” Keyak�nan �n�lah yang menjad� alasan pokok mengapa pend�d�kan jasman� selalu menjad� b�dang stud� waj�b d� sekolah-sekolah dar� mula� MI h�ngga MA.

Ka�tannya dengan pengembangan ranah afekt�f. Pend�d�kan jasman� d� Indones�a baru sampa� pada tarap perumusan �de dan konsep. H�ngga saat �n� manfaat yang d�pet�k dar� program pend�d�kan jasman� dalam ka�tannya dengan ranah afekt�f mas�h selalu d�pertanyakan. Kendala utamanya bukan bersumber pada kelemahan guru dalam memaham� baga�mana pelajaran pend�d�kan jasman� dapat d�andalkan sebaga� alat pend�d�kan, namun leb�h berka�tan dengan masalah fundamental dar� pend�d�kan nas�onal yang mas�h belum memungk�nkan para pend�d�k untuk menggal� aspek-aspek pent�ng dar� proses pend�d�kan jasman�.

Pada tahun 1964, Bucher mencoba menamp�lkan tujuan-tujuan yang harus d�capa� pend�d�kan jasman� ke dalam paparan yang leb�h komprehens�f, tetap� mas�h mendukung �de dasar Hether�ngton. Menurut Bucher yang d�kut�p oleh S�edentop (1990:216), tujuan pend�d�kan jasman� adalah sebaga� ber�kut:

a. Phys�cal development object�ve, berka�tan dengan program keg�atan yang membangun kekuatan fisik di dalam individu melalui pengembangan berbagai sistem organ tubuh.

b. Motor development object�ve, berkepent�ngan dalam men�ngkatkan kecakapan gerak.

c. Mental development object�ve, berhubungan dengan pengaktual�sas�an pengetahuan dalam b�dang olahraga dan men�ngkatkan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam hal praktek.

d. Sos�al development object�ve, berkepent�ngan dalam membantu �nd�v�du dalam membuat penyesua�an-penyesua�an personal, kelompok, serta sebaga� anggota masyarakat.

Tujuan pend�d�kan jasman� yang d�ungkapkan oleh S�edentop �n� tentu saja b�sa d�adops� atau d�adaptas� untuk konteks pend�d�kan jasman� d� Indones�a. Rumusan tujuan �n� sudah d�gar�skan d� dalam kur�kulum pend�d�kan jasman� tahun 1994 ya�tu “Tujuan pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� sekolah adalah membantu s�swa dalam pen�ngkatan kesegaran jasman� dan kesehatannya melalu� pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas fisik.”

Menurut Depd�kbud (1994), tujuan pend�d�kan jasman� berdasarkan kur�kulum tahun 1994 sepert� ber�kut: (1) Tercapa�nya pertumbuhan perkembangan jasman� khususnya t�ngg� badan dan berat badan secara harmon�s; (2) Terbentuknya s�kap dan per�laku d�s�pl�n, kejujuran, kerja sama, meng�kut� peraturan dan ketentuan yang berlaku; (3) Menyenang� akt�v�tas jasman� yang dapat d�paka� untuk meng�s� waktu luang serta keb�asaan h�dup sehat; (4) Mempunya� kemampuan untuk menjelaskan tentang manfaat

Page 32: 16KONSEPDASARPENJAKES

26 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pendidikan jasmani, keterampilan gerak yang benar dan efisien; (5) Meningkatkan kesegaran jasman� dan kesehatan, serta daya tahan tubuh terhadap penyak�t.

Dengan kata la�n tujuan pend�d�kan jasman� adalah untuk mengembangkan kond�s� fisik, mental, sosial, moral, spiritual, dan intelektual supaya anak lebih mandiri yang sesuai dengan keadaan d�r�nya. Tujuan-tujuan yang sudah d�gar�skan dalam kur�kulum harus dapat d�aktual�sas�kan oleh guru dalam membentuk s�swa MI yang cerdas dan tangguh dalam menghadap� berbaga� persoalan h�dup yang akan d�hadap� d� masa mendatang.

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 2 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan mengena� landasan yang menopang kokohnya pend�d�kan jasman�!2. Banyak n�la� yang dapat d�wujudkan melalu� pend�d�kan jasman�, sebutkan 5 n�la�

pokok dan jelaskan!3. Menurut pandangan Agama Islam, pend�d�kan jasman� mem�l�k� manfaat pos�t�f,

apa saja manfaat tersebut dan ber�kan keterangan had�st atau alquran sebaga� pendukung!

4. Ada beberapa pandangan ulama mengena� pend�d�kan jasman� atau olahraga. Coba Anda jelaskan!

5. Esens� pend�d�kan jasman� bag� pengembangan per�laku anak sangat pos�t�f. Baga�mana pandangan Anda mengena� hal tersebut?

RANGKUMANPada prinsipnya landasan filsafat pendidikan jasmani adalah sebagai suatu kegiatan

yang bermanfaat dalam pengembangan s�fat-s�fat manus�a yang unggul. Adapun s�fat-s�fat yang berkembang antara la�n: keteguhan, daya juang, sport�v�tas, kejujuran, serta kemampuan bekerjasama. In� tentunya suatu n�la� leb�h yang melekat pada pend�d�kan jasman�, d� samp�ng kemampuannya dalam mengembangkan aspek-aspek ps�komotor dan kogn�t�f anak.” Keyak�nan �n�lah yang menjad� alasan pokok mengapa pend�d�kan jasman� selalu menjad� b�dang stud� waj�b d� sekolah-sekolah dar� mula� MI h�ngga MA.

Ka�tannya dengan pengembangan ranah afekt�f. Pend�d�kan jasman� d� Indones�a baru sampa� pada tarap perumusan �de dan konsep. H�ngga saat �n� manfaat yang d�pet�k dar� program pend�d�kan jasman� dalam ka�tannya dengan ranah afekt�f mas�h selalu d�pertanyakan. Kendala utamanya bukan bersumber pada kelemahan guru

Page 33: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 27

dalam memaham� baga�mana pelajaran pend�d�kan jasman� dapat d�andalkan sebaga� alat pend�d�kan, namun leb�h berka�tan dengan masalah fundamental dar� pend�d�kan nas�onal yang mas�h belum memungk�nkan para pend�d�k untuk menggal� aspek-aspek pent�ng dar� proses pend�d�kan jasman�.

Page 34: 16KONSEPDASARPENJAKES

28 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!

1. Esens� dar� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan adalah mencapa� tujuan pembelajaran, ya�tu:A. Kogn�t�fB. Afekt�fC. Ps�komotorD. Semua benar

2. Pencapa�an tujuan agar s�swa dapat menerapkan pend�d�kan jasman� dan kesehatan termasuk pada doma�n (ranah):A. Kogn�t�fB. Afekt�fC. Ps�komotorD. Sos�al

3. Pencapa�an tujuan agar s�swa dapat mem�l�k� rasa percaya d�r� dan d�s�pl�n yang t�ngg� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan termasuk pada doma�n (ranah):A. Kogn�t�fB. Afekt�fC. Ps�komotorD. Sos�al

4. Pencapa�an tujuan agar s�swa dapat mempraktekkan salah satu tekn�k dasar d� dalam pend�d�kan jasman� dan kesehatan termasuk pada doma�n (ranah):A. Kogn�t�fB. Afekt�fC. Ps�komotorD. Sos�al

5. Pencapa�an tujuan agar s�swa dapat beradaptas� dengan l�ngkungan melalu� pend�d�kan jasman� dan kesehatan termasuk pada doma�n (ranah):A. Kogn�t�fB. Afekt�fC. Ps�komotorD. Sos�al

Page 35: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 29

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar (KB 2) �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� Keg�atan Belajar 2 yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:

90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada KB 3, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� KB 2, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. D2. A3. B4. C5. D

Page 36: 16KONSEPDASARPENJAKES

30 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 37: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 31

Kajian FilsafatPendidikan Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan jasman� dan rohan� yang terh�ndar dar� penyak�t-penyak�t, cacat dan kelemahan-kelemahan la�nnya. Sak�t adalah suatu keadaan yang d�sebabkan oleh bermacam-macam hal yang mengganggu jar�ngan tubuh. Adapun mater� pend�d�kan kesehatan (health educat�on) dan pend�d�kan keteramp�lan h�dup sehat (l�fe sk�lls educat�on) menjad� bag�an yang t�dak terp�sahkan dalam keh�dupan manus�a. Agar dapat dipahami makna dan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalam kedua materi �tu, maka perlu proses pembelajaran kepada peserta d�d�k sejak us�a d�n�. Madrasah Ibt�da�yah (MI) merupakan pranata sos�al yang pal�ng rendah dalam jenjang pend�d�kan formal. Keberadaannya perlu leb�h d�opt�mumkan khususnya dalam membentuk watak anak bangsa yang sehat jasman�, rohan�, sos�al, sp�r�tual, dan emos�onal.

Pembelajaran kesehatan d� sekolah terpadu dengan keg�atan pend�d�kan jasman�. Hal �n� sangat beralasan, karena pend�d�kan jasman� t�dak akan pernah lepas dar� tujuannya yang hak�k� ya�tu menc�ptakan anak bangsa yang bugar. Untuk �tu, d�perlukan upaya maks�mum dar� semua p�hak, terutama guru, agar leb�h bersungguh-sungguh dalam menciptakan atmosfir sekolah yang lebih kondusif dan harmonis.

Pembelajaran pend�d�kan kesehatan d� sekolah akan leb�h banyak menyorot� aspek penerapan dar� berbaga� komponen kesehatan. Maka dar� �tu, mater� yang tersaj� t�dak akan mengulas konsep kesehatan secara komprehens�f, namun manfaat yang terkandung d� dalamnya. Pend�d�kan kesehatan d� sekolah mem�l�k� peranan pent�ng terutama dalam member�kan pemahaman mendasar kepada peserta d�d�k. Secara umum, peserta d�d�k d� t�ngkat MI mem�l�k� kemampuan dalam mengembangkan keb�asaan d�r� untuk berper�laku sehat. Karena �tu, pend�d�kan kesehatan dan pend�d�kan keteramp�lan h�dup sehat sangat tepat dan sesua� untuk d�kembangkan pada peserta d�d�k. Mater� yang dapat d�kembangkan mel�put� konsep pend�d�kan kesehatan dan keteramp�lan h�dup sehat, masalah kesehatan dan berbaga� usaha pemecahannya melalu� proses pembelajaran, perubahan per�laku untuk membud�dayakan h�dup sehat d� sekolah maupun d� luar sekolah.

3

Page 38: 16KONSEPDASARPENJAKES

32 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Tujuan yang dapat d�tentukan dalam pembelajaran pend�d�kan kesehatan dan keteramp�lan h�dup sehat d� sekolah sebaga� ber�kut:

a. Tujuan Umum1) Pend�d�kan kesehatan d� sekolah d�harapkan mampu member�kan pemahaman

dan men�ngkatkan kesadaran peserta d�d�k akan pent�ngnya kesehatan.2) Pend�d�kan keteramp�lan h�dup sehat d� sekolah d�harapkan mampu menumbuhkan

sikap dan terampil dalam melaksanakan hidup sehat baik fisik, mental, sosial, emos�onal, maupun sp�r�tual.

b. Tujuan Khusus1) Pend�d�kan kesehatan

a) Peserta d�d�k d�harapkan dapat menjelaskan konsep h�dup sehat.b) Peserta didik mampu mengidentifikasi persoalan yang berhubungan dengan

kesehatan yang ada d� l�ngkungan d�r�nya dan sek�tarnya.c) Peserta d�d�k dapat memecahkan berbaga� masalah kesehatan sesua� dengan

keadaan l�ngkungan mereka berada.2) Pend�d�kan keteramp�lan h�dup sehat

a) Peserta d�d�k dapat menerapkan pengetahuan dan keteramp�lan cara h�dup sehat.

b) Peserta d�d�k dapat mengembangkan pengetahuan kesehatan.c) Peserta d�d�k mem�l�k� rasa tanggung jawab terhadap kesehatan pr�bad�,

l�ngkungan, dan masyarakat.

A. Konsep Hidup SehatApakah h�dup sehat atau apakah art� sehat? Pertanyaan �n� ser�ng kal� terlontar dar�

mulut orang yang pedul� dengan pend�d�kan kesehatan. Sehat d�makna� sebaga� suatu keadaan jasman� dan rohan� yang terh�ndar dar� penyak�t-penyak�t, cacat dan kelemahan-kelemahan la�nnya. Set�ap �nsan menghendak� untuk dapat h�dup panjang dalam keadaan sehat. Sehat berarti suatu keadaan untuk bisa bertahan hidup dalam keadaan fisik, mental, sos�al, spr�tual, dan emos�onal yang ba�k. Orang yang sehat berart� orang yang mem�l�k� segalanya sepert� sebuah pepatah mengatakan, “he who has health, has hope, and he who has hope, has every thing.” Pepatah �n� member� makna bahwa sehat atau h�dup sehat �tu merupakan hal yang leb�h banyak manfaatnya dar�pada mem�l�k� hal la�n. Dengan mem�l�k� kesehatan, berart� anak bangsa yang mem�l�k� harapan yang leb�h banyak untuk berbuat yang ba�k bag� kepent�ngan d�r�nya. Kesehatan merupakan harta yang t�dak terh�ngga harganya. Apa saja, d� mana saja, dan kapan saja asal sehat tentu akan dapat d�capa�.

Persoalannya sekarang adalah, baga�mana cara mencapa�nya? Pada dasarnya persoalan kesehatan leb�h condong pada masalah per�laku manus�a termasuk s�kap

Page 39: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 33

dan keb�asaan sehar�-har�. Atas dasar �tulah, maka art� h�dup sehat dapat d�l�hat dar� berbaga� sudut keh�dupan mel�put� proses dan tujuannya. Keduanya berlangsung secara �nd�v�du, dalam art� set�ap orang mem�l�k� kebutuhannya mas�ng-mas�ng, mesk�pun pada saat kesehatannya terganggu d�a akan mel�hat kembal� pada per�lakunya sehar�-har�. Terutama pada berbaga� hal yang mempengaruh�nya. M�salnya, keb�asaan makan dan m�num, �st�rahat, bekerja, bergaul, dsb.

1. Sehat d�l�hat dar� seg� prosesSehat dar� seg� proses merupakan keadaan kual�tas h�dup yang berlangsung secara

terus-menerus dan berkelanjutan selama h�dup dalam l�ngkungannya yang bers�fat ekolog�. Proses ekolog� mel�put� semua aspek keh�dupan manus�a sepert� aspek keadaan lingkungan fisik (tata ruang, udara, dan air), emosi spiritual, sosial dan budaya.

Ba�k t�daknya status kesehatan seseorang tergantung pada sampa� berapa jauh seseorang dapat mempertahankan kese�mbangan hubungan ekolog� d�r�nya dengan l�ngkungannya. Hal �n� sangat d�pengaruh� oleh beberapa faktor antara la�n:

a. Sehat bers�fat �nd�v�dual, set�ap orang lah�r dengan c�r� dan keadaan khusus d�r�nya yang berasal dar� keturunannya dan sangat beraneka ragam keadaannya.

b. Sehat bers�fat mudah berubah, tergantung pada ha�l �nteraks� d�r�nya dengan berbaga� faktor la�n dan pengalaman dalam l�ngkungannya.

c. Sehat tergantung pada keadaan perwujudan d�r� send�r� dalam membuat keputusan untuk mempertahankan status kesehatannya.

d. Sehat member� art� bag� keh�dupan d�r� seseorang secara efekt�f, seh�ngga �a dapat hidup lebih efisien.

Dengan demikian sehat merupakan fenomena yang rumpil meliputi unsur fisiologi, ps�kolog�, sos�olog�, dan sp�r�tual. Keempat unsur tersebut menjad� bahan pert�mbangan bag� seseorang untuk dapat menye�mbangkan d�r�nya dalam keh�dupan sehar�-har�. Dalam hubungan �n� Green (1984:11) memaparkan sebaga� ber�kut, “The state of health or deseases are the express�ons of the success of fa�lure exper�enced by the organ�sme �n �ts efforts to respond adapt�vely to env�ronmental challengges.” Hubungan yang se�mbang antara aspek-aspek tersebut senant�asa harus d�pertahankan selama h�dup dengan berbaga� cara yang bermanfaat bag� d�r�nya. Sebaga� contoh, vaks�nas� sebaga� usaha mendapatkan daya tahan (�mun) tubuh terhadap penyak�t tertentu sepert� tetanus, pol�o, atau lat�han jasman�, dsb. Untuk leb�h memaham� akan kesetal�an antara keempat unsur tersebut, dapat Anda l�hat pada Gambar 1 d� bawah �n�.

Page 40: 16KONSEPDASARPENJAKES

34 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

d. Sehat memberi arti bagi kehidupan diri seseorang secara efektif, sehingga ia dapat

hidup lebih efisien.

Dengan demikian sehat merupakan fenomena yang rumpil meliputi unsur

fisiologi, psikologi, sosiologi, dan spiritual. Keempat unsur tersebut menjadi bahan

pertimbangan bagi seseorang untuk dapat menyeimbangkan dirinya dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam hubungan ini Green (1984:11) memaparkan sebagai berikut, “The

state of health or deseases are the expressions of the success of failure experienced by the

organisme in its efforts to respond adaptively to environmental challengges.” Hubungan

yang seimbang antara aspek-aspek tersebut senantiasa harus dipertahankan selama hidup

dengan berbagai cara yang bermanfaat bagi dirinya. Sebagai contoh, vaksinasi sebagai

usaha mendapatkan daya tahan (imun) tubuh terhadap penyakit tertentu seperti tetanus,

polio, atau latihan jasmani, dsb. Untuk lebih memahami akan kesetalian antara keempat

unsur tersebut, dapat Anda lihat pada Gambar 1 di bawah ini.

PSIKOLOGI SOSIAL Kebutuhan fisik danManusia dan kebutuhan emosi

lingkungan

SPIRITUAL

Nilai dan moral FISIOLOGI

Susunan dan fungsiorganisme;baik atau sakit

Gambar 1

Model Konsep Hidup Sehat dari Segi Proses

2. Sehat dilihat dari segi tujuan

Berdasarkan pada tujuan, semua orang ingin sehat secara optimum. Ini berarti ia

ingin mencapai status kesehatan pada tingkat sehat paripurna atau optimal well being.

Hal ini dapat dicapai apabila seorang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

melalui tahap yang terkendali kepada tujuan mencapai keadaan kesehatan puncak dan

Gambar 1Model Konsep H�dup Sehat dar� Seg� Proses

2. Sehat d�l�hat dar� seg� tujuanBerdasarkan pada tujuan, semua orang �ng�n sehat secara opt�mum. In� berart� �a �ng�n

mencapa� status kesehatan pada t�ngkat sehat par�purna atau opt�mal well be�ng. Hal �n� dapat d�capa� apab�la seorang dapat memenuh� kebutuhan h�dup sehar�-har� melalu� tahap yang terkendal� kepada tujuan mencapa� keadaan kesehatan puncak dan bers�fat d�nam�s. Kesehatan opt�mum dapat d�capa� dengan cara beratahap sepert� yang terl�hat pada Gambar 2 ber�kut �n�.

bersifat dinamis. Kesehatan optimum dapat dicapai dengan cara beratahap seperti yang

terlihat pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2

Tingkat Keadaan Kesehatan Seseorang

Dalam mencapai tingkat kesehatan optimum, seseorang melihatnya sebagai pola

hidup yang berbeda sesuai kepentingannya. Pola hidup ini umumnya meliputi beberapa

aspek kehidupan yang berkembang sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan rohaninya

sejak usia muda sampai selama hidupnya. Keadaan tingkat pendidikan umumnya

menentukan jenis pola hidup sehat tersebut. Yang terpenting adalah pada sistem nilai dari

masing-masing individu.

B. Kebugaran Jasmani Kaitannya dengan Kesehatan

Komponen-komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan

diperlukan oleh anak usia sekolah dasar untuk mempertahankan kesehatan, mengatasi

stress lingkungan, dan melakukan aktivitas sehari-hari terutama untuk kegiatan belajar

dan bermain.

1. Daya Tahan Jantung dan Paru (General Endurance). Kita mengenal dua istilah daya

tahan yaitu daya tahan umum (cardio respiratory) dan daya tahan khusus (muscle

Optimal well being

Sehat statis

Sehat rata rata

Sedikit sakit

Sakit parah

Mati

Gambar 2T�ngkat Keadaan Kesehatan Seseorang

Page 41: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 35

Dalam mencapa� t�ngkat kesehatan opt�mum, seseorang mel�hatnya sebaga� pola h�dup yang berbeda sesua� kepent�ngannya. Pola h�dup �n� umumnya mel�put� beberapa aspek keh�dupan yang berkembang sesua� dengan pertumbuhan jasman� dan rohan�nya sejak us�a muda sampa� selama h�dupnya. Keadaan t�ngkat pend�d�kan umumnya menentukan jen�s pola h�dup sehat tersebut. Yang terpent�ng adalah pada s�stem n�la� dar� mas�ng-mas�ng �nd�v�du.

B. Kebugaran Jasmani Kaitannya dengan KesehatanKomponen-komponen kebugaran jasman� yang berhubungan dengan kesehatan

d�perlukan oleh anak us�a sekolah dasar untuk mempertahankan kesehatan, mengatas� stress l�ngkungan, dan melakukan akt�v�tas sehar�-har� terutama untuk keg�atan belajar dan berma�n.

1. Daya Tahan Jantung dan Paru (General Endurance). K�ta mengenal dua �st�lah daya tahan ya�tu daya tahan umum (card�o resp�ratory) dan daya tahan khusus (muscle endurance) ya�tu kemampuan otot dalam berkontraks� atau bekerja dengan waktu yang relat�f lama. Daya tahan umum atau daya tahan peredaran darah dan pernapasan adalah keadaan atau kond�s� tubuh yang mampu untuk bekerja dengan waktu yang lama tanpa mengalam� kelelahan yang berleb�han setelah menyelesa�kan pekerjaan tersebut. Lat�han untuk men�ngkatkan daya tahan otot adalah, lompat kodok, j�ngkat dan hop. Lat�han untuk men�ngkatkan daya tahan umum adalah fartlek, �nterval tra�nn�ng dan �nterval runn�ng. Untuk mera�h semua t�ngkat kebugaran jasman� tersebut perlu dilakukan latihan fisik secara teratur dan overload. Oleh karena itu, maka model latihan fisik yang memberi kemungkinan tersebut harus dirancang. Daya tahan jantung dan paru bag� masyarakat, terutama d�tujukan untuk mempertahankan kemampuan dalam melaksanakan akt�v�tas sehar�-har� sepert� untuk berma�n dan juga belajar.

2. Kekuatan Otot (Strength). Faktor yang sangat pent�ng guna men�ngkatkan lat�han kondisi fisik. Johnson, (1969 : 241) menjelaskan “strength is frequently recognized by phys�call educators as the most �mportant factor �n the performance of phhys�call sk�ll. While strength may be generally defined as the muscular force exerted against movable and �mmovable objects, �t �s best measured by test wh�ch requ�re one max�mum effort on a g�ven movement or pos�t�on”. Harsono, (1988) menjelaskan bahwa strength adalah kemampuan otot untuk membangk�tkan tegangan terhadap sesuatu tahanan. Lat�han untuk men�ngkatkan kekuatan adalah dengan lat�han kontraks� �sometr�k dan �soton�k. Walaupun kekuatan merupakan komponen pent�ng dalam kebugaran jasman�, t�dak berart� bahwa pada us�a masyarakat kekuatan mendapatkan penekanan lat�han yang leb�h banyak d�band�ngkan komponen la�nnya. Pada us�a �n�, lat�han untuk men�ngkatkan kekuatan harus bers�fat menyeluruh serta mel�batkan alat gerak pas�f maupun akt�f.

Page 42: 16KONSEPDASARPENJAKES

36 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

3. Daya tahan otot adalah kapas�tas otot untuk melakukan kontraks� secara terus menerus pada t�ngkat �ntens�tas sub maks�mal. Pada dasarnya daya tahan kekuatan otot merupakan rentangan antara daya tahan dan kekuatan otot. Daya tahan otot d�perlukan untuk mempertahankan keg�atan yang s�fatnya d�dom�nas� oleh penggunaan otot atau kelompok otot.. Sepert� halnya pada komponen la�n, daya tahan otot hanya d�perlukan sebatas kebutuhan dalam melakukan akt�v�tas otot. Beberapa keg�atan yang dom�nan memerlukan kemampuan daya tahan otot pada anak-anak termasuk d� dalamnya bentuk-bentuk perma�nan kec�l maupun besar sepert� perma�nan tal�.

4. Fleks�b�l�tas (kelentukan). Ket�ka k�ta berb�cara Fleks�b�l�tas, k�ta ter�ngat kepada kemampuan otot dan persend�an badan �nd�v�du untuk bergerak seluas mungk�n dan mempertahankannya dalam beberapa detik. Pengukuran fleksibilitas dalam latihan flexion (dimana sudut sikut semakin dekat dengan tubuh), dan latihan extension (ketika sudut siku semakin jauh dengan badan itulah yang mempunyai fleksibilitas ba�k). Sebaga� contoh atlet yang d�tes dengan trunk extens�on dan has�lnya kurang bagus maka atlet tersebut j�ka berlat�h gerakan dolph�n akan kurang bagus, (Barry L. Johnson, 1969). Bentuk-bentuk tes dalam fleksibilitas adalah : sit and reach test, bridge up, shoulder elevation, average ankle flexibility, front split, side split, dan trunk extension. Aspek yang diukur dalam fleksibiltas adalah pangkal paha, persend�an panggul, otot hamstr�ng, tulang belakang, kemampuan persend�an bahu, persend�an pergelangan kak�. Banyak penel�t�an menjelaskan bahwa lat�han fleksibilitas dianjurkan dari sejak kanak-kanak dan dibolehkan setiap hari melakukan stretc�ng atau peregangan. S�gerseth & Hal�sk� dalam Johnson (1969), menjelaskan bahwa atlit dengan bukan atlit mempunyai perbedaan fleksibilitas yang cukup jauh sek�tar 15-20 satu persend�an. Fleks�b�l�tas bag� masyarakat sangat pent�ng d�m�l�k� terutama untuk keg�atan dalam berma�n, karena berma�n bag� mereka t�dak semata-mata dapat bergerak cepat dan kuat, tetap� juga harus l�ncah dan dapat mengubah arah dengan cepat. Kemampuan yang cepat dan l�ncah dalam mengubah arah memerlukan kelentukan tubuh ata� bag�an tubuh yang terl�bat dalam keg�atan tersebut. Melakukan perubahan kecepatan dan arah gerakan, dapat mengak�batkan regangan otot yang terlalu kuat seh�ngga memungk�nkan terjad�nya cedera otot (muscle spra�n) apab�la kelentukan yang d�m�l�k� rendah. Pada anak us�a sekolah umumnya mem�l�k� kelentukan yang sangat ba�k. Baga�manapun juga lat�han untuk men�ngkatkan kelentukan t�dak boleh berleb�han, karena dapat berpengaruh t�dak ba�k dan bahkan merusak s�kap tubuh �tu send�r�.

5. Kompos�s� tubuh adalah susunan tubuh yang d�gambarkan sebaga� dua komponen ya�tu lemak dan masa tanpa lemak. Kompos�s� �n� menjad� beg�tu pent�ng d�ketahu� pada us�a masyarakat apab�la d�hubungkan dengan status g�z�, pred�ks� kecenderungan kegemukan dimasa yang akan datang maupun keterlibatannya dalam kegiatan fisik. Kompos�s� tubuh �n� mel�put� dua hal, ya�tu �ndeks masa tubuh (IMT) dan persentase lemak tubuh.a. Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah berat badan dalam k�logram d�bag� dengan

Page 43: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 37

t�ngg� badan kuadrat dalam meter. IMT merupakan cara untuk menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan t�ngg� badan. IMT dapat d�gunakan untuk mempred�ks� status g�z� anak us�a sekolah ya�tu keadaan obes�tas (kegemukan). T�ngg� badan adalah satuan jarak yang d�ukur dar� lanta� ke kepala, tanpa memaka� alas kak� pada pos�s� berd�r� tegak dengan membelakang� skala ukur. Pengukuran t�ngg� badan dengan pos�s� berd�r� tegak d�lakukan pada masyarakat dengan postur tubuh normal. Berat badan merupakan salah satu ukuran yang pal�ng banyak d�gunakan untuk menentukan kompos�s� tubuh seseorang. Berat badan d�gunakan untuk mengh�tung Indeks Masa Tubuh (IMT)

b. Persentase Lemak Tubuh ya�tu perband�ngan antara berat lemak tubuh dan berat badan yang d�peroleh melalu� rumus tertentu berdasarkan pengukuran ketebalan lemak dengan menggunakan alat sk�nfold cal�per.

C. Latihan Jasmani dan Keterampilan Lat�han jasman� yang d�lakukan seseorang dengan tujuan untuk memb�na dan

mempertahankan status kesehatannya. Lat�han jasman� �n� d�sebut olahraga. Keg�atan utamanya adalah mengolah keadaan raga agar pertumbuhan dan perkembangan jasman�nya berlangsung dengan ba�k dan d�nam�s. Lat�han �n� mel�put� semua bag�an gerak dalam tubuh, mula� gerakan yang berhubungan dengan otot, persend�an tulang, dan saraf.

Komponen latihan fisik yang dapat ditingkatkan kemampuannya dan mendukung terhadap kual�tas kesehatan �nd�v�du adalah sebaga� ber�kut:

1. Kecepatan (Speed) merupakan kemampuan berp�ndah dar� satu tempat ke tempat la�n dalam waktu pal�ng s�ngkat. Kecepatan bers�fat lokomotor dan gerakannya bers�fat s�kl�k art�nya satu jen�s gerak yang d�lakukan berulang-ulang sepert� lar� atau kecepatan gerak bag�an tubuh sepert� melakukan pukulan. Harsono (1988) menjelaskan bahwa “kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejen�s secara berturut-turut dalam waktu yang ses�ngkat-s�ngkatnya.” Johnson, (1969) menjelaskan bahwa “Speed of movement shall thus be defined as the rate at wh�ch a person can propel h�s body, or parts of h�s body, trough space. Kecepatan �n� pent�ng bag� peserta d�d�k t�dak saja untuk kepent�ngan berakt�v�tas dalam berma�n d� sekolah maupun d� rumah tap� juga dapat mendukung dalam akt�v�tas belajarnya.

2. Kecepatan Reaks� (react�on t�me) adalah waktu yang d�butuhkan antara mula� adanya rangsang sampa� terjad�nya respon /gerakan. React�on t�me �s the �nterval of t�me between the presentat�on of the st�mulus and the �n�t�at�on of the response.” Sepert� halnya komponen kebugaran jasman� la�n, kecepatan reaks� sangat d�perlukan dalam akt�v�tas gerak masyarakat. Reaks� akan menjad� dem�k�an pent�ng apab�la d�ka�tkan dengan model-model perma�nan yang d�lakukan anak. Oleh sebab �tu, sela�n dar� kel�ncahan dan koord�nas�, komponen �n� harus terus d�lat�hkan dan d�kembangkan

Page 44: 16KONSEPDASARPENJAKES

38 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pada peserta d�d�k.3. Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot

maksimum dengan kecepatan maksimum. Power may be identified as the ability to release max�mum force �n the fastest poss�ble t�me, (Johnson, 1969 : 80). Harsono (1988) menjelaskan bahwa power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maks�mal dalam waktu yang sangat cepat. Power terutama pent�ng untuk cabang-cabang olahraga d�mana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplos�f sepert� nomor-nomor lempar, lompat, loncat, dalam cabang atlet�k. Dalam cabang la�n power juga d�butuhkan sepert�, bola vol�, sepak bola, soft ball, renang, karate, belad�r� dll. Power merupakan perpaduan atau gabungan dar� faktor strength dan speed, (Harsono, 1988). Tes yang umum d�gunakan dalam power adalah vert�val jump, stand�ng broad jump, two-hand med�c�ne ball put, dan vert�cal arm full test. Sesua� dengan s�fat anak, gerakan eksplos�f kuat dan cepat ser�ngkal� d�gunakan dan merupakan c�r� khas pola berma�n yang d�kembangkan untuk peserta d�d�k. Peserta d�d�k membutuhkan komponen tersebut untuk menunjukkan kemampuannya.

4. Kel�ncahan (Ag�l�ty)adalah kemampuan untuk mengubah arah atau pos�s� tubuh dengan cepat d�lakukan bersama-sama dengan gerakan la�nnya. Bag� peserta d�d�k, kel�ncahan merupakan komponen kebugaran jasman� yang harus d�m�l�k�. Tanpa kel�ncahan, peserta d�d�k dapat d�katakan dalam keadaan t�dak normal atau sedang sak�t. Kel�ncahan menjad� c�r� khas yang sesua� dengan kodratnya. Kel�ncahan dapat d�pr�or�taskan dalam lat�han bag� peserta d�d�k untuk melat�h kebugaran jasman�nya.

5. Kese�mbangan (Balance) merupakan kemampuan mempertahankan s�kap dan pos�s� tubuh secara tepat pada saat berd�r� atau pada saat melakukan gerakan. Kemampuan untuk mempertahankan �n� d�pengaruh� oleh faktor v�sual, vest�bular, dan propr�oseps�f. Kese�mbangan merupakan komponen kebugaran jasman� yang d�perlukan peserta d�d�k terutama untuk mempertahankan stab�l�tas pos�s� tubuh ba�k dalam keadaan d�am maupun bergerak.

6. Koord�nas� (Coord�nat�on) adalah kemampuan untuk melakukan gerak dengan tepat dan efisien. Koordinasi ini merupakan hubungan harmonis beberapa faktor yang terjad� pada suatu gerakan. Kemampuan koord�nat�f menjad� dasar yang ba�k bag� kemampuan belajar yang bers�fat sensor� motor�k. Mak�n ba�k t�ngkat koord�nas� seseorang akan mak�n cepat dan efekt�f pula gerakannya, bahkan gerakan sul�tpun dapat d�pelajar�. Berma�n pada peserta d�d�k merupakan kebutuhan yang t�dak dapat d�p�sahkan dan melalu� berma�n �n� pula kemampuan koord�nas� dapat d�t�ngkatkan. Karena gerak koord�nas� �n� sangat d�perlukan dalam belajar dan berakt�v�tas sehar�-har�.

7. Ketepatan (Accuracy) sebaga� keteramp�lan motor�k merupakan komponen kebugaran jasman� yang d�perlukan dalam keg�atan sehar�-har� peserta d�d�k. Ketepatan dapat berupa gerakan (performance) atau sebaga� keg�atan has�l (result). Ketepatan berka�tan erat dengan kematangan s�stem syaraf dalam memproses �nput atau rangsangan yang datang dar� luar sepert� tepat dalam men�la� ruang dan waktu,

Page 45: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 39

tepat dalam mend�str�bus�kan tenaga, tepat dalam mengkoord�nas�kan otot, dan sebaga�nya. Sejauh gerakan yang d�lakukan mas�h dalam batas koord�nas� relat�f sederhana, maka lat�han ketepatan dapat d�ber�kan kepada peserta d�d�k.

D. Jenis Kegiatan Olahraga bagi Kesehatan Jen�s keg�atan olahraga sangat banyak jumlahnya, t�dak terbatas dan tergantung pada

kreat�v�tas manus�a dalam mengolah keg�atannya dan dapat d�katakan tergantung pada semua keg�atan yang d�lakukan selama h�dup. Pada umumnya jen�s keg�atan olahraga bag� kesehatan bers�fat sederhana, mudah d�lakukan, dan tanpa b�aya banyak (murah). Gerakan utama dalam keg�atan berolahraga tersebut d�tujukan pada lat�han fungs� organ tubuh bag�an dalam dan bag�an luar agar tubuh mem�l�k� daya tahan, l�ncah, dan kuat. Bentuk lat�hannya b�sa aerob atau anaerob.

1. Lat�han aerob: lar�, jogg�ng, jalan kak�, gerak jalan, cross country, berenang, bersepeda, dsb. Lat�han �n� d�lakukan dalam waktu leb�h dar� 2 men�t.

2. Lat�han anaerob: lat�han beban, kelentukan, kecepatan, kel�ncahan, dsb. Lat�han �n� b�asanya d�lakukan dalam waktu s�ngkat antara 0-2 men�t.

Berdasarkan has�l penel�t�an membukt�kan bahwa lat�han jasman� secara teratur sangat berhubungan dengan pengurangan t�ngkat kemat�an (Jackson dan Ross, 1986:6).

Jad�, lat�han kebugaran bag� peserta d�d�k akan berdampak terhadap berbaga� hal sebaga� ber�kut: (a) Perubahan per�laku yang menjad� sasaran utama perlunya pend�d�kan kesehatan dan keteramp�lan h�dup sehat d� sekolah; (b) Dalam menentukan ruang l�ngkup (scope) pembelajaran hendaknya t�dak terlalu mengungkapkan konsep yang terlalu melebar, namun leb�h banyak d�tekankan pada penerapan; (c) Jumlah pertemuan seba�knya leb�h banyak agar pr�ns�p pengulangan dapat membentuk per�laku h�dup sehat pada peserta d�d�k; (d) Ber�kan pen�la�an yang sesua� dengan masa pertumbuhan dan perkembangan peserta d�d�k; (e) Mater� yang perlu d�saj�kan t�dak hanya pend�d�kan kesehatan namun yang leb�h pent�ng adalah keteramp�lan h�dup sehat.

E. LandasanFilosofisSehatdanBugarSehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bag� manus�a. Untuk mera�hnya

diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu panjang. Sehat dan bugar �n� t�dak dapat d�peroleh dalam waktu s�ngkat, namun memerlukan keuletan dan kesabaran untuk selalu meng�kut� program secara tepat dan teratur. D� sekolah program �tu sudah tersusun secara cermat dalam bentuk kur�kulum pend�d�kan jasman�. Peluang dan kendala dalam �mplementas� kur�kulum ser�ngkal� guru hadap� terutama dalam hal kemampuan �nd�v�du s�swa, fas�l�tas yang tersed�a dan akt�v�tas, serta budaya. Pendek kata, kual�tas program pend�d�kan jasman� mel�put� pend�d�kan kebugaran dengan mengajar� peserta d�d�k agar memaham� baga�mana dan mengapa terl�bat dalam

Page 46: 16KONSEPDASARPENJAKES

40 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

kegiatan aktivitas fisik.

Pedoman menuju sehat dan bugar dapat juga d�jad�kan sebuah model kur�kulum. Peserta d�d�k belajar melakukan penguj�an untuk d�r�nya send�r� dan merumuskan sebuah tujuan yang real�st�k untuk kepent�ngan send�r�. Peserta d�d�k mampu meng�nterpretas�kan skor-skor dan menggunakan has�l tes �tu untuk mengembangkan program kebugaran jasman�.

Kualitas program sehat dan bugar dapat mencerminkan filosofis dan pendekatan yang bers�fat �nd�v�dual sepert� menyusun tujuan dan t�ngkat kejujuran sepert� men�la� d�r� send�r� yang d�dasarkan pada pen�ngkatan d�r� send�r� dan bukan memband�ngkannya dengan orang la�n. Parameter menjad� hal pent�ng dalam menentukan t�ngkat bugar dan sehat peserta d�d�k. Ada t�ga parameter yang dapat d�gunakan untuk menentukan t�ngkat bugar dan sehat, ya�tu: (1) Parameter kebugaran jasman� yang berhubungan dengan kesehatan sebaga� ber�kut: daya tahan kard�oresp�rator�, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan kompos�s� tubuh, (2) Parameter kebugaran jasman� yang berhubungan dengan motor�k adalah: kese�mbangan, daya ledak (power), kecepatan, kel�ncahan, koord�nas�, kecepatan reaks�, dan ketepatan, dan (3) Parameter kebugaran jasman� yang berhubungan dengan sehat par�purna (Wellness).

Jad�, sehat par�purna d�pandang sebaga� suatu yang leb�h dar� hanya suatu keadaan t�dak sak�t, tetap� petualangan sepanjang hayat yang selalu berubah dan mengas�kkan. Art�nya rangka�an kesatuan dar� fungs� kesehatan.

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 3 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan mengena� landasan yang menopang kokohnya pend�d�kan kesehatan!2. Kesehatan merupakan bag�an dar� tujuan h�dup manus�a. Apa upaya yang dapat

d�lakukan untuk menjaga agar tubuh tetap sehat?3. Menurut pandangan Agama Islam, pend�d�kan kesehatan mem�l�k� manfaat pos�t�f,

apa saja manfaat tersebut dan ber�kan keterangan had�st atau alquran sebaga� pendukung!

4. Ada beberapa pandangan ulama mengena� pend�d�kan kesehatan. Coba Anda jelaskan!

5. Esens� pend�d�kan kesehatan bag� pengembangan per�laku anak sangat pos�t�f. Baga�mana pandangan Anda mengena� hal tersebut?

Page 47: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 41

RANGKUMANRangkuman untuk KB 3 adalah bahwa kual�tas program sehat dan bugar dapat

mencerminkan filosofis dan pendekatan yang bersifat individual seperti menyusun tujuan dan t�ngkat kejujuran sepert� men�la� d�r� send�r� yang d�dasarkan pada pen�ngkatan d�r� send�r� dan bukan memband�ngkannya dengan orang la�n. Parameter menjad� hal pent�ng dalam menentukan t�ngkat bugar dan sehat peserta d�d�k. Ada t�ga parameter yang dapat d�gunakan untuk menentukan t�ngkat bugar dan sehat, ya�tu: (1) Parameter kebugaran jasman� yang berhubungan dengan kesehatan sebaga� ber�kut: daya tahan kard�oresp�rator�, kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan kompos�s� tubuh, (2) Parameter kebugaran jasman� yang berhubungan dengan motor�k adalah: kese�mbangan, daya ledak (power), kecepatan, kel�ncahan, koord�nas�, kecepatan reaks�, dan ketepatan, dan (3) Parameter kebugaran jasman� yang berhubungan dengan sehat par�purna (Wellness). Jad�, sehat par�purna d�pandang sebaga� suatu yang leb�h dar� hanya suatu keadaan t�dak sak�t, tetap� petualangan sepanjang hayat yang selalu berubah dan mengas�kkan. Art�nya rangka�an kesatuan dar� fungs� kesehatan.

Page 48: 16KONSEPDASARPENJAKES

42 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!

1. Kesehatan merupakan bag�an yang t�dak terp�sahkan dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� d� sekolah, termasuk MI. Esens� pend�d�kan kesehatan d� sekolah adalah memperoleh t�ngkat:A. F�tness C. StrengthnessB. Wellness D. Healthness

2 Jen�s keg�atan olahraga yang ba�k untuk men�ngkatkan derajat kesehatan adalah:A. SederhanaB. KompleksC. B�asa sajaD. Semua benar

3 Lat�han lar�, jogg�ng, jalan kak�, gerak jalan, cross country, berenang, bersepeda, dsb. Lat�han �n� d�lakukan dalam waktu leb�h dar� 2 men�t termasuk jen�s lat�han:A. Aerob�kB. Anaerob�kC. Komb�nas�D. F�tness

4 Lat�han beban, kelentukan, kecepatan, kel�ncahan, dsb. Lat�han �n� b�asanya d�lakukan dalam waktu s�ngkat antara 0-2 men�t d�sebut lat�han:A. Aerob�kB. Anaerob�kC. Komb�nas�D. F�tness

5 Pend�d�kan kesehatan d� sekolah leb�h d�fokuskan kepada perubahan per�laku peserta d�d�k dalam doma�n:A. Kogn�t�fB. Afekt�fC. Ps�komotorD. Semua benar

Page 49: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 43

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar (KB 3) �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� Keg�atan Belajar 3 yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:

90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada KB 4, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� KB 3, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. B2. A3. A4. B5. B

Page 50: 16KONSEPDASARPENJAKES

44 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 51: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 45

Implikasi Filsafat Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pendidikan jasmani dan kesehatan memiliki landasan filosofis seperti yang terlihat dalam upaya manus�a dalam men�nterpretas�kan dan menjelaskan n�la�-n�la�nya dalam berbagai teori. Ada empat aliran filsafat yang dapat dijadikan landasan dalam keilmuan pend�d�kan jasman� dan kesehatan, ya�tu: (1) al�ran natural�s, (2) al�ran eksper�ment�al�s, (3) al�ran real�s, dan (4) al�ran �deal�s. Apa implikasi keempat aliran filsafat tersebut terhadap pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

A. Aliran Naturalis

1. Ontolog� Menurut cabang ontolog� yang mempertanyakan tentang real�ta, nampak jelas

bahwa dalam pend�d�kan jasman� dan kesehatan menurut paham natural�s member�kan �mpl�kas� terhadap pembentukkan kual�tas h�dup �nd�v�du secara alam�. Hal �n� dapat d�kaj� dar� beberapa pendekatan sebaga� ber�kut:

a. Pendekatan metafisika dimana segala sesuatu berada di luar jangkauan pikiran manus�a. Akt�v�tas yang dapat d�lakukan dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan sepert� menyend�r�, mendengarkan lagu, dsb.

b. Asums� d�mana manus�a member�kan perk�raan mengena� keg�atan pend�d�kan jasman� dan kesehatan macam apa yang sudah d�ketahu�nya berdasarkan penguj�an.

c. Peluang d�mana member�kan kemungk�nan akan sesuatu untuk terjad�. Hubungan peluang �n� dengan keg�atan pend�d�kan jasman� dan kesehatan sangat kec�l, tergantung pada keg�atan apa yang orang �tu lakukan.

Ket�ga pendekatan d�atas member� makna bahwa pend�d�kan jasman dan kesehatan merupakan sebuah �lmu karena mem�l�k� manfaat besar dalam hal pen�ngkatan kual�tas hidup manusia baik secara fisik, psikis maupun sosialnya. Jadi hakekat yang ingin dikaji dalam pend�d�kan jasman� dan kesehatan adalah kebermanfaatan berbaga� akt�v�tas

4

Page 52: 16KONSEPDASARPENJAKES

46 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

sepert� berma�n, olahraga, waktu luang, dan kebugaran bag� kemaslahatan h�dup manus�a.

2. Ep�st�molog�Secara ep�st�molog�s yang mengacu pada perolehan pengetahuan dalam �lmu

pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� adalah t�dak terlepasnya kaj�an ke�lmuan �tu dar� aspek manfaat atau tujuan yang �ng�n d�capa�. Terdapat dua tujuan yang �ng�n d�ra�h oleh paham natural�s mengena� pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� ya�tu tujuan jangka panjang (a�ms) dan tujuan jangka pendek (object�ves).

a. Tujuan jangka panjang adalah untuk memperoleh pengalaman sebanyak-banyaknya dan untuk mendapatkan kejelasan d�r�.

b. Tujuan jangka pendek adalah kembal� ke alam (back to nature) d�mana manus�a menyuka� pemandangan yang �ndah. Oleh karena �tu harus ada upaya pelestar�an alam sepert� rebo�sas�, penangkaran satwa langka, h�dropon�k, dan pelestar�an alam.

Jad� hakekat yang �ng�n d�kaj� dalam pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� adalah kebermanfaatan dari berbagai aktivitas fisik untuk mendukung kualitas kesehatan dan kepuasan.

1. Aks�olog� Secara aks�olog�s yang mengacu pada system n�la� dar� pend�d�kan jasman�, kesehatan

dan rekreas� adalah terbentuknya n�la� kejujuran, sport�v�tas (fa�rplay), d�s�pl�n, mengharga� orang la�n, empat�, dsb. Kesemua �tu dapat d�bangun melalu� akt�v�tas pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� untuk memanus�akan manus�a sebaga� �nsane yang fitrah. Menurut paham naturalis pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi ini d�harapkan dapat menangan� berbaga� persoalan h�dup manus�a sepert� mengh�langkan stres, mencar� pengalaman baru, b�sn�s, adaptas�, dan pemenuhan kebutuhan.

Jad� hakekat yang �ng�n d�kaj� dalam pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� adalah menanamkan n�la�-n�la� pos�t�f pada �nd�v�du agar member�kan kontr�bus� dalam menjalan� h�dup d� dun�a nyata �n�. Adapun kebermanfaatan dar� berbaga� akt�v�tas pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� adalah member�kan dukungan terbentuknya manus�a berkual�tas ba�k jasman�, rohan� maupun sos�alnya.

Kesimpulannya menurut para ahli filsafat naturalis diyakini bahwa manusia harus memiliki kemampuan (fit) dalam menghadapi berbagai hambatan/kendala dalam keh�dupan. Menurut al�ran �n�, alam meng�ng�nkan manus�a (lak�-lak�/perempuan) memiliki fisik yang baik, sehingga mampu sejahtera dengan kondisi terbaik hingga anak-cucu. Kebutuhan akan pend�d�kan harus sudah d�tawarkan sejak us�a kanak-kanak agar dapat mel�ndung�nya dar� berbaga� macam penyak�t jasman�, rohan� maupun sos�al yang

Page 53: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 47

leb�h d�sebabkan oleh pelanggaran terhadap hukum alam. Hal �n� dapat d�capa� melalu� pola lat�han yang d�kembangkan secara alam�. K�ta dapat mengel�m�nas� berbaga� t�pe lat�han dan mendorong t�pe-t�pe lat�han melalu� alam tersebut yang mampu menghas�lkan kebahag�aan dan kepuasaan bag� manus�a. Perma�nan melalu� keg�atan olahraga dan berma�n (games) akan menar�k m�nat �nd�v�du dan mampu men�ngkatkan pertmbuhan dan perkembangan tubuh manus�a secara propors�onal. Pada akh�rnya, alam menjad� bag�an yang sangat pent�ng untuk menjaga kese�mbangan antara pend�d�kan jasman� dan �ntelektual.

Para ahli filsafat naturalis ini yakin bahwa kita seharusnya menguji metode yang leb�h dar� sekadar konten (�s�) apab�la k�ta berharap untuk mempromos�kan al�ran �n� dan peluangnya harus d�ber�kan untuk melat�h mekan�sme �nst�nk. Oleh karena �tu perlu ditekankan lebih jauh bahwa kita harus mendorong aktif fisik, psikis dan sosial individu. Berbaga� bag�an tubuh k�ta akan d�gunakan menurut fungs� alam�ahnya. Contoh saat k�ta mempelajar� sebuah keteramp�lan gerak, tentunya d�harapkan has�l yang maks�mal dengan penggunaan tenaga sekec�l mungk�n. Penekanan seharusnya d�letakkan pada k�nerja atau performa keteramp�lannya.

Apabila kita mempertimbangkan aliran naturalis sebagai bagian filsafat yang ada saat �n� dan dar� sudut �mpl�kas�nya terhadap pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas�, keleb�han dan kekurangan terl�hat sangat sederhana. K�ta tahun bahwa keh�dupan k�ta sangatlah kompleks dan kekomplekan �n� bertambah set�ap saat. Pada pert�mbangan pertama, al�ran natural�s �n� akan membantu k�ta dalam menghadap� keh�dupan moderen. Selanjutnya, masyarakat telah menamp�lkan s�fatnya untuk kembal� ke alam yang dapat membantu k�ta untuk menjauh dar� masa depan.

Namun, apab�la mempert�mbangkan apl�kas�nya terhadap pend�d�kan, al�ran natural�s �n� sangat ba�k, tetap� t�dak cukup jauh. Pernyataan W�ll�ams (1959) terka�t dengan akt�v�tas sepert� berenang, melempar, lompat t�ngg�, dan lompat galah. Sedangkan McCloy (1940) mencemaskan tentang �mpl�kas� al�ran natural�s yang hanya olahraga dan berma�n yang benar-benar akt�v�tas alam�.

Padahal kedepan pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� akan selalu terka�t dengan l�ngkungan sek�tarnya. Bahkan seharusnya k�ta mampu mengadaptas� berbaga� program pend�d�kan tersebut dengan l�ngkungan yang tersed�a.

B. Aliran Eksperimentialis

1. Ontolog� Menurut cabang ontolog�, al�ran eksper�ment�al�s ser�ng d�katakan bahwa al�ran �n�

t�dak tertar�k dengan kaj�an dun�a secara umum. Pandangan �n� t�dak dapat d�ter�ma oleh para ahl� eksper�ment�al�s. Para ahl� eksper�ment�al�s yak�n bahwa real�tas secara konstan berubah. Contoh, fundamental pend�d�kan tetap sama. D�a t�dak akan mener�ma

Page 54: 16KONSEPDASARPENJAKES

48 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

�de-�de bahwa akan ada akh�r untuk maju. Pend�d�kan progres�f adalah sebuah proses pertumbuhan berkelanjutan. Dalam perubahan dun�a hanya ada orang yang dapat menjad� bebas dan yang dapat memel�hara kebebasannya adalah orang yang telah belajar untuk belajar. Jad� hakekat yang �ng�n d�kaj� dalam pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� adalah menjad�kan akt�v�tas tersebut sebaga� program pembelajaran dalam menemukan kebebasan �nd�v�du untuk kepent�ngan bersama.

2. Ep�st�molog� Hubungan antara kebenaran dan pengetahuan. Apab�la pengetahuan adalah fakta dan

fakta adalah kebenaran, selanjutnya kebenaran adalah pengetahuan. Pengetahuan telah d�jelaskan sebaga� mengetahu� tentang sesuatu, sebuah kesadaran, komprehens�f atau sebuah pemahaman.

Para ahli filsafat eksperimentialis menjelaskan bahwa fungsi pikiran (mind) adalah untuk memberikan manusia lebih fleksibel dalam mengadaptasi dirinya terhadap dun�anya. Apab�la p�k�rannya t�dak berfungs� maka d�a akan keh�langan kontrolnya terhadap dun�anya. Jad�, p�k�ran �tu membantu untuk membentuk pengetahuan atau kebenaran melalu� serangka�an pengalaman.

Tokoh eksper�ment�al�s adalah John Dewey memaparkan l�ma karakter�st�k dalam metode eksper�men sebaga� ber�kut:

a. H�dup d�tanda� oleh gerak (movement)b. R�ntangan memunculkan persoalanc. Aparatur dapat membantu memecahkan masalah.d. Kumpulan data menjad� satu pola atau leb�he. H�potes�s harus d�uj� untuk mengetahu� apab�la persoalan �tu dapat d�pecahkan.

Apab�la persoalan �tu terpecahkan, gerak keh�dupan dapat d�mula� kembal�.

1. Aks�olog� System nilai dari filsafat eksperimentialis adalah konsisten dengan aspek lain dari

kecenderungan filsafat ini. Sebuah nilai adalah fakta yang apabila diterapkan dalam keh�dupan menjad� berguna. Sebuah pengalaman d�ber�kan oleh organ manus�a yang berusaha untuk menyesua�kan dengan l�ngkungannya send�r� dengan ba�k. Perband�ngan n�la� dalam menentukan n�la� yang terba�k menjad� sebuah persoalan dalam menentukan n�la� mana yang akan membantu mencapa� tujuan h�dup. Tetap� hal �tu cukup pent�ng untuk memaham� bahwa tujuan tersebut hanya sesaat.

Apa itu nilai? Para ahli filsafat eksperimentialis yang bergantung pada dimana, kapan dan baga�mana �nd�v�du �tu h�dup. Upaya yang telah d�buat untuk menyusun berbaga� standar dan s�stem n�la� bag� keh�dupan manus�a moderen atau masyarakat kompleks. Para ahl� yak�n bahwa n�la� harus d�ka�tkan secara dekat dengan dun�a yangmana manus�a mampu menemukan jat� d�r�nya. Manus�a harus mem�l�h yang bermakna dengan

Page 55: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 49

mener�manya atau menolaknya. Kemajuan tersebut bergantung pada penguj�an dar� n�la�-n�la� utama untuk seleks� kecerdasan.

Jad�, menurut paham eksper�ment�al�s pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� �n� d�harapkan dapat menjad� program yang mempu mendukung terwujudnya s�stem n�la� yang menjad� kepem�l�kan bag� set�ap �nd�v�du manus�a. Seh�ngga manus�a dapat h�dup dengan dasar keh�dupan yang jelas guna mempertahankan h�dup yang leb�h lama.

Kes�mpulan dar� al�ran eksper�ment�al�s adalah dengan membatas� real�tas �nd�v�du dengan s�stem alam�. Hal �tu hanya dar� aspek pengalaman yang segala sesuatunya dapat d�ketahu� tentang dun�a. Dun�a berubah secara konstan dan menyaj�kan sebuah keberadaan yang kompleks dan ket�dakpast�an pada manus�a moderen. Kebebasan d�peroleh melalu� pembelajaran secara berkelanjutan dar� pengalaman.

Pengetahuan d�ketahu� melalu� pengalaman atau yang dapat d�ketahu� dengan berbaga� cara. P�k�ran manus�a telah berkembang selama beberapa ratus tahun dan telah memperoleh pengetahuan melalu� proses penyesua�an dengan l�ngkungan. Bag� para ahl� filsafat eksperimentialis, suatu keyakinan dalam demokrasi sebagai gaya hidup, sebab dalam t�pe masyarakat terdapat peluang dalam hal pertumbuhan �nd�v�du secara bebas dan juga untuk sal�ng berbag� secara kultural dan sos�al. Kond�s� �n� dapat membantu keluarga untuk men�kmat� h�dup dengan kesempatan memperoleh pend�d�kan yang leb�h ba�k. Sekolah mempunya� fungs� kreat�f untuk memb�mb�ng peserta d�d�k dalam memaham� dan mem�l�k� kemampuan untuk memperoleh hal-hal baru dan faktor-faktor perubahan dalam l�ngkungannya. Jad� sekolah t�dak hanya war�san masyarakat tetap� sekolah dapat membantu untuk menc�ptakan kebudayaan baru untuk masa depan. Para ahli filsafat eksperimentialis yakin bahwa rumah dan sekolah harus memainkan peranan utama dalam pend�d�kan bag� anak bangsa.

Khusus dalam konteks pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, para ahli filsafat eksperimentialis lebih banyak tertarik dalam mempromosikan konsep total fitness daripada physical fitness. Dia meyakini bahwa pendidikan jasmani harus menjadi mata pelajaran yang menyatu dalam kur�kulum. Peserta d�d�k harus mem�l�k� kesempatan untuk mem�l�h berbaga� akt�v�tas yang berguna dalam membantu mengembangkan kecerdasannya. Dem�k�an pula dengan kesehatan yang menjad� tujuan dar� pend�d�kan dan peserta d�d�k sangat membutuhkan pembelajaran kesehatan. Sebab keberhas�lan program pend�d�kan kesehatan d� sekolah bergantung pada t�ngkat kerjasama antara d� rumah, sekolah dan masyarakat, seh�ngga akan d�peroleh kual�tas h�dup yang terba�k bag� anak bangsa.

C. Aliran Realis

1. Ontolog� Menurut al�ran real�s bahwa dun�a hanya apa yang nampak atau terl�hat oleh kasat

Page 56: 16KONSEPDASARPENJAKES

50 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

mata dan dun�a berada dengan send�r�nya. Bahkan dun�a menjad� bag�an dar� harapan dan pengetahuan k�ta. Menurut para ahl� bahwa al�ran real�s d�tuntut oleh perkembangan dun�a moderen yang secara khusus d�pengaruh� oleh teor� relat�v�tas. Wh�tehead (1963) memaparkan bahwa hanya ada satu real�ta: apa yang nampak, apapun yang menjad� perseps�, �tu semua adalah r��l (nyata).

Yang �ng�n d�kaj� dalam pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� menurut al�ran real�s adalah segala sesuatu yang nampak d�perbuat melalu� akt�v�tas pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� sepert� akt�v�tas jasman� dapat men�ngkatkan kebugaran, kesehatan dan kepuasaan harus dapat d�bukt�kan secara nyata dalam keh�dupan. Apab�la hal �tu terbukt�, maka pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� secara nyata dapat d�ter�ma sebaga� �lmu yang member�kan kontr�bus� pos�t�f dalam keh�dupan umat manus�a. Jad�, apapun yang d�perseps�kan atau sesuatu yang nampak semuanya �tu harus benar-benar nyata.

2. Ep�st�molog� Ada dua kaj�an ep�st�molog� mengena� real�s, ya�tu: (1) baga�mana pengetahuan

d�perlukan oleh manus�a dan (2) tujuan dar� �lmu pengetahuan adalah membangun kesadaran akan tujuan sebaga� sebuah real�ta. W�ld (1963) menjelaskan bahwa kes�mpulan dar� al�ran real�s adalah untuk mengetahu� segala sesuatu. W�ld meyak�n� bahwa tujuan d�luar dun�a manus�a secara langsung terl�hat dalam d�r� manus�a �tu send�r�. Saat manus�a mener�ma sebuah obyek, secara jelas d�a mel�hat apa yang ada d�luar sana. Butler (1963) membuat sebuah analog� dalam pend�d�kan jasman� ya�tu sebuah raket ten�s. D�a menjelaskan berbaga� kual�tas raket yang mungk�n m�l�k anda send�r� dan mengura�kan baga�mana anda membuat sebuah anal�s�s dalam hal melakukan sebuah pukulan bola secara efekt�f dengan raket tersebut saat menghadap� lawan. Jad�, baga�mana pengetahuan �tu d�dapatkan oleh seseorang dan obyeknya harus benar-benar nyata.

3. Aks�olog� Menurut paham real�s ada dua teor� umum terka�t dengan kebermanfaatan atau n�la�-

n�la� yang terkandung dar� sebuah kaj�an, ya�tu: (1) kapan manus�a mengalam� sesuatu yang bern�la� dan (2) pengalaman manus�a mengembangkan per�laku yang bern�la� yakn� ket�dak bebasan. Perry (1963) menjelaskan bahwa n�la� adalah absolute dalam hal kebebasan mem�l�h. Jad�, al�ran real�s memandang system n�la� dalam keh�dupan manus�a mencakup empat aspek, ya�tu: (1) et�ka, (2) estet�ka, (3) agama, dan (4) sos�al. Landasan aks�olog�s �n� leb�h menyorot� pada apakah pengalaman yang d�perolehnya �tu bern�la� dan ras�onal.

Sudah tidak menjadi persoalan lagi bagi para ahli filsafat realis yang meyakini bahwa system n�la� ber�mpl�kas� terhadap pend�d�kan, termasuk pend�d�kan jasman�, kesehatan

Page 57: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 51

dan rekreas�. Seh�ngga ser�ng d�temukan dalam dun�a pend�d�kan tersebut kata-kata sepert� d�s�pl�n, moral, stam�na, otor�tas, dan pengalaman masa lalu.

Kesimpulan pandangan filosof realis mengenai pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreas� adalah bahwa manus�a mengembangkan keb�asaan dan keteramp�lan akan mel�batkan �lmu pengetahuan, dengan menggunakan �lmu pengetahuan tersebut secara prakt�s akan dapat memenuh� segala persoalan keh�dupannya dan dengan mewujudkan kepuasan h�dupnya. Oleh karena �tu, tujuan pend�d�kan pada pr�ns�pnya harus sama bag� semua orang pada ruang dan waktu. Dengan membuat kur�kulum yang dapat membelajarkan secara akt�f �nd�v�du untuk menghadap� keh�dupan d� masa datang.

Selain itu para ahli filsafat realis yakin bahwa pendidikan jasmani harus memiliki penekanan di luar lapangan dengan mengembangkan secara maksimal fisiknya dan juga pend�d�kan jasman� harus menghas�lkan yang leb�h t�ngg� pada pend�d�kan �ntelektual (IQ). Dem�k�an pula ka�tannya dengan pend�d�kan kesehatan, sejauh �n�, pengetahuan tentang prinsip-prinsip kesehatan fisik dan emosi merupakan bagian yang tidak terpisahkan d� dalam kur�kulum. Adapun berma�n dan rekreas� merupakan dua hal pent�ng bag� menopang keh�dupan manus�a. Manus�a dapat berkembang kemampuannya melalu� penyaluran hob�nya yang d�peroleh dalam keg�atan rekreas�. Jad�, pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� menurut para ahl� real�s d�yak�n� dapat ber�mpl�kas� terhadap pen�ngkatan berbaga� potens� �nd�v�du maupun masyarakat untuk terus berkembang berdasarkan kemampuan yang d�m�l�k�nya.

D. Aliran IdealisAl�ran �n� cenderung memandang tentang keberadaan atau emp�r�k dar� keg�atan

pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� secara �deal, ba�k dar� aspek ontology, ep�st�molog�, maupun aks�olog�.

1. Ontolog�Apa yang d�lakukannya secara umum karena adanya sp�r�t yang muncul seh�ngga dapat

mendorong individu atau kelompok untuk beraktivitas. Menurut para ahli filsafat idealis bahwa manus�a t�dak hanya sekedar j�wa dan raga tetap� juga keh�dupan secara sos�al. Oleh karena �tu, manus�a mem�l�k� kebebasan untuk menentukan keh�dupan. Kebebasan �n� akan d�perl�hatkan sebaga� eks�stens� �nd�v�du yang menjad� bag�an dar� keseluruhan. D�s�n�lah terl�hat bahwa kebebasan �tu berwujud bebas mem�l�h dan bebas bert�ndak.

Jad� hakekat yang �ng�n d�kaj� dalam pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� adalah mewujudkan eks�stens� d�r� dengan melakukan berbaga� akt�v�tas jasman�, rohan� dan soc�al secara utuh yang member�kan �mpl�kas� pos�t�f dalam mendorong �nd�v�du untuk mewujudkan tujuannya dalam keh�dupan. Untuk �tulah, pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� menjad� p�l�han dan t�ndakan dalam berakt�v�tas dalam l�ngkungan sos�alnya.

Page 58: 16KONSEPDASARPENJAKES

52 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2. Ep�st�molog� Parad�gma al�ran �deal�s mel�hat baga�mana keg�atan pend�d�kan jasman�, kesehatan

dan rekreas� d�dasarkan pada �deolog� suatu bangsa atau berdasarkan norma-norma agama yang menjad� keyak�nannya.

3. Aks�olog�Untuk apa sebenarnya pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� �tu d�lakukan.

Mereka memandang bahwa pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� �tu dapat member�kan kontr�bus� dalam bentuk n�la�-n�la� moral dan n�la�-n�la� agama. Impl�kas� al�ran �deal�s terhadap pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� adalah menjad� bag�an dar� keseluruhan. Sedangkan pend�d�kan jasman� merupakan pend�d�kan melalu� akt�v�tas jasman�.

Jad�, al�ran �deal�s meny�mpulkan bahwa pend�d�kan jasman�, kesehatan dan rekreas� merupakan akt�v�tas untuk membantu �nd�v�du dalam mengembangkan keh�dupan yang leb�h ba�k. Karena manus�a harus dapat mengembangkan seluruh potens�nya. Sepert� part�s�pas� dalam keg�atan olahraga harus selalu bermakna bag� keh�dupan. Dem�k�an pula dengan kesehatan menjad� n�la� dasar bag� keh�dupan manus�a agar selalu dalam kondisi bugar (fit) dan siap untuk beraktivitas setiap saat. Sedangkan bermain dan rekreas� member� kontr�bus� dalam memadukan antara kond�s� �nd�v�du dan masyarakat dalam keh�dupan yang leb�h luas.

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 4 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

2. Jelaskan mengenai implikasi filsafat dalam pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan!

3. Pend�d�kan jasman� dan kesehatan merupakan bag�an dar� tujuan h�dup manus�a. Apa upaya yang dapat d�lakukan Anda melalu� pend�d�kan jasman� dan kesehatan untuk menjaga jasman� dan ruhan� Anda agar tetap sehat dan bugar?

4. Menurut pandangan Agama Islam, pend�d�kan jasman� dan kesehatan mem�l�k� manfaat pos�t�f, apa saja manfaat tersebut dan ber�kan keterangan had�st atau alquran sebaga� pendukung!

5. Sebutkan beberapa pandangan ulama mengena� manfaat pend�d�kan jasman� dan kesehatan!

6. Esens� pend�d�kan jasman� dan kesehatan bag� pengembangan per�laku peserta d�d�k sangat pos�t�f. Baga�mana pandangan Anda mengena� hal tersebut?

Page 59: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 53

RANGKUMANF�lsafat dapat d�makna� sebaga� upaya umat manus�a memperoleh kebenaran �lmu

secara komprehens�f guna leb�h memakmurkan khasanah keragaman �lmu h�ngga batas-batas kemampuan manus�a. Karena d�sadar� benar bahwa manus�a mem�l�k� berbaga� keterbatasan yang t�dak mungk�n dapat menjangkau kebenaran hak�k� yang hanya d�m�l�k� sang maha penc�pta. Adapun normal sa�ns sebaga� �nstrumen ke�lmuan manus�a hanya sebaga� suatu proses. Berdasarkan pada rumusan �n�lah b�asanya muncul berbaga� anomal� yang menjad� asums� (anggapan dasar) yang mendasar� kekokohan dar� suatu teor� sebelum lah�rnya parad�gma yang baru dan d�ter�ma oleh masyarakat sa�ns dan umum. Kecenderungan masyarakat menduga bahwa dampak dar� suatu sebab j�ka k�ta dapat melakukannya sepert� kemajuan sa�ns dan obyekt�v�tas sa�ns yang nampak seakan-akan sebaga� suatu hal yang d�besar-besarkan. Masyarakat sa�ns mel�hat perbedaan-perbedaan besar antara sa�ns dan apl�kas� sa�ns (teknolog�). Karena �tu lah�rnya parad�gma baru d�sebabkan karena menggugurkan parad�gma lama. In�lah hakekat yang paling mendalam yang dilahirkan filsafat dalam mensikapi perkembangan dan mobilitas umat manus�a d� jagat raya.

Page 60: 16KONSEPDASARPENJAKES

54 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!

1. F�lsafat menjad� akar dar� munculnya suatu �lmu yang dapat d�ter�ma oleh akal manusia. Sesungguhnya filfasat itu memiliki makna dasar, yaitu:A. Menc�nta� keb�jakanB. Menc�nta� set�ap �nsan kam�lC. Menc�nta� semua makhluk d� jagat rayaD. Semua benar

2. Perubahan parad�gma ser�ng terjad� dalam pencar�an ke�lmuan. Dalam term�nolog� ke�lmuan perubahan parad�gma tersebut d�sebut dengan:A. Evolus� �lmu C. Parad�gma �lmuB. Revolus� �lmu D. Log�ka �lmu

3. Dalam proses kreat�v�tas t�dak akan lepas dar� proses berp�k�r, karena berp�k�r sebaga� cara meluk�skan proses kreat�v�tas. Proses kreat�v�tas merupakan perwujudan dar� jen�s berp�k�r d� bawah �n�, kecual�:A. Konvergen B. D�vergen C. Imaj�nat�fD. Kooperat�f

4. Parad�gma bermakna suatu pola atau pedoman dalam berp�k�r yang berc�r�kan adanya identifikasi untuk menghasilkan interpretasi atau rasionalisasi. Paradigma ini mem�l�k� beberapa keunggulan ya�tu:A. Menemukan hubungan antara ka�dahB. Menga�tkan log�kaC. Menghubungkan �lmuD. Mencar� kepast�an �lmu

5. Agama, moral, dan sosial harus menjadi filter dalam melakukan berbagai tindakan ke�lmuan. Oleh karena �tu tanggung jawab dar� �lmuwan bukanlah hanya dalam:A. D�mens� ps�kolog�sB. D�mens� normat�fC. D�mens� kulturalD. D�mens� sos�al

Page 61: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 55

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar (KB 4) �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� Keg�atan Belajar 4 yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:

90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada KB 4, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� KB 3, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. A2. B3. D4. A5. B

Page 62: 16KONSEPDASARPENJAKES

56 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 63: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 57

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

DAN KESEHATAN 2

Page 64: 16KONSEPDASARPENJAKES

58 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 65: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 59

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PendahuluanPelaksanaan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan akan berjalan efekt�f

apab�la semua unsur bers�nerg�. Guru menjad� bag�an utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena �tu, kompetens� guru harus d�pel�hara agar tetap mem�l�k� mot�vas� untuk ber�novas� dalam melakukan pers�apan pembelajarannya, termasuk pers�apan peserta d�d�k. Pers�apan peserta d�d�k untuk mendapatkan pengalaman belajar adalah berupa pengantar yang merujuk pada komponen ant�s�pas�. Dalam membuka pelajaran guru mempers�apkan peserta d�d�k dengan mengembangkan m�nat mereka pada pelajaran tersebut. Dalam mempers�apkan peserta d�d�k guru menyampa�kan apa yang akan d�pelajar� dan hubungannya dengan pelajaran sebelumnya dan akt�v�tas saat �n� atau yang akan datang. Hal �n� pent�ng untuk mel�batkan peserta d�d�k secara akt�f. Pertanyaan, alat bantu v�sual, dan d�skus� kelas adalah beberapa akt�v�tas yang d�gunakan sebaga� pembuka. Pembuka �n� akan member�kan awal dalam p�k�ran para peserta d�d�k. Oleh karena komponen pembukaan �n� seharusnya s�ngkat dan padat, seh�ngga akan leb�h member�kan kebebasan pada guru untuk mengembangkan bahan send�r�.

Secara umum modul 2 �n� �ng�n menjelaskan berbaga� hal berka�tan dengan: proses belajar mengajar pend�d�kan jasman� dan kesehatan dan fas�l�tas pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Setelah dengan seksama mempelajar� modul �n�, secara khusus Anda d�harapkan dapat:

1. Menjelaskan proses belajar mengajar pend�d�kan jasman� dan kesehatan.2. Menggunakan fas�l�tas pembelajaran dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan

kesehatan agar PBM efekt�f.

Untuk membantu Anda mencapa� tujuan tersebut, modul �n� d�organ�sas�kan menjad� empat Keg�atan Belajar (KB), sebaga� ber�kut:

KB 1: Proses belajar mengajar pend�d�kan jasman� dan kesehatan KB 2: Pemanfaat fas�l�tas pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan

Page 66: 16KONSEPDASARPENJAKES

60 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Untuk membantu Anda dalam mempelajar� Modul �n�, ada ba�knya d�perhat�kan beberapa petunjuk belajar ber�kut �n�:

a. Bacalah dengan cermat bag�an pendahuluan �n� sampa� Anda memaham� secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan baga�mana mempelajar� modul �n�.

b. Baca sep�ntas bag�an dem� bag�an dan temukan kata-kata kunc� dar� kata-kata yang d�anggap baru. Car�lah dan baca pengert�an kata-kata kunc� tersebut dalam kamus yang Anda m�l�k�.

c. Tangkaplah pengert�an dem� pengert�an melalu� pemahaman send�r� dan tukar p�k�ran dengan mahas�swa la�n atau dengan tutor Anda.

d. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajar� sumberu-sumber la�n yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dar� berbaga� sumber, termasuk dar� �nternet.

e. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan lat�han dan melalu� keg�atan d�skus� dalam keg�atan tutor�al dengan mahas�swa la�nnya atau tempat sejawat.

f. Jangan d�lewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang d�tul�skan pada set�ap akh�r keg�atan belajar. Hal �n� berguna untuk mengetahu� apakah Anda sudah memaham� dengan benar kandungan modul �n�.

Page 67: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 61

Proses Belajar MengajarPendidikan Jasmani dan Kesehatan

A. Proses Belajar Mengajar (PBM)Proses belajar mengajar (PBM) merupakan �nteraks� berkelanjutan antara per�laku

guru dan per�laku peserta d�d�k (Mosston dan Asworth, 1994). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pend�d�kan jasman� dan kesehatan, keempat faktor �n� t�dak dapat d�p�sahkan satu sama la�n, ya�tu; tujuan, mater�, metoda, dan evaluas�. D� antara beberapa faktor pent�ng untuk mencapa� pengajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan yang berhas�l adalah perumusan tujuan. Pent�ngnya kedudukan tujuan untuk menentukan mater� yang akan d�lakukan oleh para peserta d�d�k. Salah satu pr�ns�p pent�ng dalam pend�d�kan jasman� dan kesehatan adalah part�s�pas� peserta d�d�k secara penuh dan merata. Oleh karena �tu guru pend�d�kan jasman� dan olahraga dan olahraga kesehatan harus memperhat�kan kepent�ngan set�ap peserta d�d�k.

Interrelas� antara ket�ga komponen dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat d�gambarkan sebaga� ber�kut:

Kegiatan Belajar 1

PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

A. Proses Belajar Mengajar (PBM)

Proses belajar mengajar (PBM) merupakan interaksi berkelanjutan antara perilaku

guru dan perilaku peserta didik (Mosston dan Asworth, 1994). Dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan, keempat faktor ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, yaitu; tujuan, materi, metoda, dan evaluasi. Di antara beberapa

faktor penting untuk mencapai pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang

berhasil adalah perumusan tujuan. Pentingnya kedudukan tujuan untuk menentukan

materi yang akan dilakukan oleh para peserta didik. Salah satu prinsip penting dalam

pendidikan jasmani dan kesehatan adalah partisipasi peserta didik secara penuh dan

merata. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani dan olahraga dan olahraga kesehatan

harus memperhatikan kepentingan setiap peserta didik.

Interrelasi antara ketiga komponen dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat

digambarkan sebagai berikut:

GURU

MengajarRencana

PESERTADIDIK Belajar TUJUAN

Gambar 1: Interrelas� PBM

1

Page 68: 16KONSEPDASARPENJAKES

62 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Dalam PBM akan terjad� suatu transfer dar� guru kepada peserta d�d�k atau sebal�knya. Ada t�ga aspek yang terka�t dengan transfer belajar, ya�tu:

a. Peranan transfer dalam kond�s� belajar sk�ll sepert� mempert�mbangkan dr�ll dalam sepak bola atau memperhat�kan has�l lat�han melakukan tembakan bebas dalam perma�nan bola basket dengan melakukan tembakan bebas pada saat bertand�ng.

b. Baga�mana transfer �tu d�ukur? Transfer �n� dapat d�est�mas� pen�ngkatan atau penurunan keteramp�lan sebaga� has�l dar� lat�han atau pengalaman dan transfer �n� pula dapat bers�fat pos�t�f atau negat�f tergantung pada tugasnya.

c. Transfer sebaga� sebuah kr�ter�a untuk belajar sepert� tes retens�. Dalam hal �n� ada dua kr�ter�a transfer ya�tu: (1) near transfer art�nya tujuan belajar yang relat�f sama dengan tugas lat�han dan (2) far transfer art�nya tujuan belajar berbeda dengan kond�s� lat�han yang sesungguhnya.

D� kalangan ahl� ps�kolog� terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan tentang belajar (learning). Walaupun demikian, secara eksplisit maupun �mpl�s�t pada akh�rnya terdapat kesamaan maknanya, yakn� bahwa belajar �tu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan per�laku atau pr�bad� seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Secara v�sual perubahan per�laku atau pr�bad� tersebut menurut D� Vesta dan Tompson (1970) secara mendasar dapat d�gambarkan sebaga� ber�kut:

Gambar 1: Interrelasi PBM

Dalam PBM akan terjadi suatu transfer dari guru kepada peserta didik atau

sebaliknya. Ada tiga aspek yang terkait dengan transfer belajar, yaitu:

a. Peranan transfer dalam kondisi belajar skill seperti mempertimbangkan drill dalam

sepak bola atau memperhatikan hasil latihan melakukan tembakan bebas dalam

permainan bola basket dengan melakukan tembakan bebas pada saat bertanding.

b. Bagaimana transfer itu diukur? Transfer ini dapat diestimasi peningkatan atau

penurunan keterampilan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman dan transfer ini

pula dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada tugasnya.

c. Transfer sebagai sebuah kriteria untuk belajar seperti tes retensi. Dalam hal ini ada

dua kriteria transfer yaitu: (1) near transfer artinya tujuan belajar yang relatif sama

dengan tugas latihan dan (2) far transfer artinya tujuan belajar berbeda dengan kondisi

latihan yang sesungguhnya.

Di kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan

mendefinisikan tentang belajar (learning). Walaupun demikian, secara eksplisit maupun

implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, yakni bahwa belajar itu selalu

menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan

praktek atau pengalaman tertentu. Secara visual perubahan perilaku atau pribadi tersebut

menurut Di Vesta dan Tompson (1970) secara mendasar dapat digambarkan sebagai

berikut:

Perilaku

Gambar 2: Proses perubahan setelah belajar

Perilaku/pribadisesudah belajar(post learning)

X1 = (X+1) = 1Y1 = (Y+1) = 2Z1 = (Z 1) = 0

Pengalaman,praktek,latihan(learning

experiences)

Perilaku/pribadi sebelumbelajar

X = 0Y = 1Z = 1

Gambar 2: Proses perubahan setelah belajar

Perubahan �n� mungk�n merupakan suatu penemuan �nformas� atau penguasaan suatu keteramp�lan baru sama sekal�, sepert� kasus per�laku X pada gambar d� atas. Mungk�n juga bers�fat penambahan atau perkayaan dar� �nformas� atau pengetahuan atau keteramp�lan yang telah ada, sepert� kasus Y pada gambar d� atas. Bahkan mungk�n pula merupakan reduks� atau mengh�langkan s�fat kepr�bad�an tertentu atau per�laku tertentu yang d�kehendak� (m�salnya keb�asaan merokok, ekspres� marah, takut dsb) sepert� kasus per�laku atau s�fat kepr�bad�an Z pada gambar d� atas.

Page 69: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 63

Kes�apan belajar merupakan kond�s� yang harus mendapat perhat�an pertama sebelum keg�atan belajar. Tanpa kes�apan peserta d�d�k untuk belajar mustah�l terjad� proses belajar mengajar d� sekolah. Untuk mengetahu� kes�apan peserta d�d�k sebelum PBM �tu d�mula�, maka guru terleb�h dahulu harus melakukan langkah-langkah sepert� member�kan perhat�an, member�kan mot�vas�, dan memer�ksa perkembangan kes�apan.

Perhat�an �n� sangat perlu manakala peserta d�d�k akan melakukan sejen�s pengamatan. Peserta d�d�k harus memperhat�kan peragaan dar� guru, mel�hat gambar, dan bukan bercakap-cakap dengan teman atau mengganggu teman. Guru harus melakukan berbaga� cara agar peserta d�d�k dapat member�kan perhat�annya saat proses belajar dan mengajar tengah berlangsung. Untuk dapat mengembangkan perhat�an peserta d�d�k bukan sesuatu yang mudah namun d�perlukan k�at-k�at khusus, sepert� menyaj�kan sesuatu yang belum peserta d�d�k kenal�. Seh�ngga merangsang peserta d�d�k untuk mencar� tahu. Sela�n �tu juga dalam menyampa�kan pelajaran guru hendaknya memula� dar� yang mudah h�ngga sukar.

Mot�vas� merupakan sesuatu hal yang sangat pent�ng dalam proses pembelajaran d� sekolah. Set�daknya para peserta d�d�k harus mem�l�k� mot�vas� untuk belajar d� sekolah. Tanpa mot�vas� sukar bag� peserta d�d�k untuk berkembang dalam belajarnya. Guru sangat berperan dalam menumbuh kembangkan mot�vas� pada peserta d�d�k. Mesk�pun munculnya mot�vas� �tu dengan sed�k�t member� paksaan kepada mereka. Lambat laun akan muncul kesadarannya untuk belajar menurut ke�ng�nannya send�r�. Mot�vas� terbag� kedalam dua bag�an, ya�tu; mot�vas� �nstr�ns�k dan mot�vas� ekstr�ns�k. Untuk men�ngkatkan mot�vas� �nstr�ns�k sangat d�perlukan mot�vas� kuat dar� luar d�r�nya. Peserta d�d�k harus d�ber�kan penghargaan berupa puj�an, angka yang ba�k, rasa keberhas�lan, dan sebaga�nya seh�ngga peserta d�d�k leb�h tertar�k oleh pelajaran. Kesuksesan yang d�ra�h dalam �nteraks�nya dengan l�ngkungan belajar dapat men�mbulkan rasa puas. Kond�s� �n� merupakan sumber mot�vas�. Apab�la terus-menerus muncul pada d�r� peserta d�d�k, maka �a akan sanggup untuk belajar sepanjang h�dupnya.

Dapat atau t�daknya peserta d�d�k terl�bat dalam proses belajar akan sangat d�tentukan oleh kes�apannya untuk belajar. Teor� P�aget membedakan perkembangan kes�apan peserta d�d�k d�l�hat dar� aspek kogn�t�f. Perbedaan dalam perkembangan kes�apan peserta d�d�k d� sekolah d�sebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan �ntelektual dan keteramp�lan motor�k yang telah d�pelajar� sebelumnya. Oleh karena �tu, guru harus mempert�mbangkan secara sungguh ket�ga hal pokok tersebut sebaga� upaya men�ngkatkan mutu has�l belajar peserta d�d�k.

1. Pend�d�kan jasman� dan olahraga d� MIPend�d�kan jasman� dan olahraga merupakan upaya agar dapat mengaktual�sas�kan

seluruh potens� akt�v�tasnya sebaga� manus�a berupa s�kap, t�ndakan dan karya yang d�ber� bentuk, �s� dan arah menuju kebulatan pr�bad� sesua� c�ta-c�ta kemanus�aan. Dalam beberapa literatur terdapat berbagai definisi tentang pendidikan jasmani dan olahraga

Page 70: 16KONSEPDASARPENJAKES

64 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

yang bervar�as� antara satu dengan la�nnya. Kesamaan pandangan mengena� pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah terletak pada gerak jasman�. Dalam hal �n� Supand� (1990:29) mengemukakan bahwa “Pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah suatu akt�v�tas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-akt�v�tas jasman�.”

Akt�v�tas jasman� dalam pengert�an �n� d�paparkan sebaga� keg�atan pelaku gerak untuk men�ngkatkan keteramp�lan motor�k dan n�la�-n�la� fungs�onal yang mencakup aspek kogn�t�f, afekt�f, dan sos�al. Akt�v�tas �n� harus d�p�l�h dan d�sesua�kan dengan t�ngkat perkembangan pelaku. Melalu� keg�atan keolahragaan d�harapkan pelaku atau pengguna akan tumbuh dan berkembang secara sehat, dan segar jasman�nya, serta dapat berkembang kepr�bad�annya agar leb�h harmon�s.

Pend�d�kan jasman� dan olahraga d� MI telah menjad� bag�an dar� proses dar� pend�d�kan secara keseluruhan dengan maksud untuk mengubah per�laku peserta d�d�k. Dalam hal �n� sebaga�mana yang d�kemukakan Abdul Gafur yang d�kut�p oleh Lutan dan Chol�k (1997:14) ya�tu: Pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang d�lakukan secara sadar dan s�stemat�s melalu� berbaga� keg�atan jasman� untuk memperoleh pertumbuhan jasman�, kesehatan dan kesegaran jasman�, kemampuan dan keteramp�lan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepr�bad�an yang harmon�s dalam rangka membentuk manus�a Indones�a seutuhnya yang berkual�tas berdasarkan Pancas�la.

Sela�n mengubah per�laku pengguna, olahraga melalu� akt�v�tas jasman� senant�asa mengupayakan untuk mencapa� tujuan pend�d�kan �tu send�r�. Pangraz� dan V�ctor (1995:1) menjelaskan bahwa “Sport educat�on �s a part of the total program that contr�buted pr�mar�ly through movement exper�ences to the total growth and development of all users.” Maksudnya adalah olahraga merupakan bag�an dar� pend�d�kan secara umum yang tentunya dapat member�kan kontr�bus�, terutama melalu� pengalaman-pengalaman gerak agar secara menyeluruh penggunanya dapat tumbuh dan berkembang kea rah yang leb�h ba�k dar�pada sebelumnya. Kesamaan pandangan mengena� pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah terletak pada pend�d�kan jasman� dan olahraga merupakan pend�d�kan melalu� gerak jasman�. Dalam hal �n� Supand� (1990:29) mengemukakan bahwa “Pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah suatu pend�d�kan yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas-aktivitas jasman�.”

Akt�v�tas jasman� dalam pengert�an �n� d�paparkan sebaga� keg�atan peserta d�d�k untuk men�ngkatkan keteramp�lan motor�k dan n�la�-n�la� fungs�onal yang mencakup aspek kogn�t�f, afekt�f, ps�komotor�k dan sos�al. Akt�v�tas �n� harus d�p�l�h dan d�sesua�kan dengan t�ngkat perkembangan peserta d�d�k. Melalu� keg�atan pend�d�kan jasman� dan olahraga d�harapkan peserta d�d�k akan tumbuh dan berkembang secara sehat, dan segar jasman�nya, serta dapat berkembang kepr�bad�annya agar leb�h harmon�s dalam menjalankan keh�dupannya sekarang maupun yang akan datang.

Sasaran yang dem�k�an kompleks telah menjad�kan pend�d�kan jasman� dan olahraga

Page 71: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 65

menjad� bag�an yang t�dak terp�sahkan dar� pend�d�kan la�nnya. Karena kontr�bus�nya sudah dapat d�rasakan oleh peserta d�d�k maupun pend�d�k dalam mata pelajaran la�nnya. Para guru d� sekolah telah merasakan bahwa pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga yang d�laksanakan secara ba�k akan member� dampak pos�t�f dalam mendukung kual�tas pembelajaran la�nnya. Hal �n�lah yang mendorong guru pend�d�kan jasman� untuk leb�h sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya selama pers�apan, pelaksanaan, maupun pen�la�an pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga d� sekolah ba�k pend�d�kan dasar, menengah pertama, maupun menengah atas. Karena n�la�-n�la� pend�d�kan yang melekat dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga leb�h fokus pada penanaman budaya gerak yang ber�mpl�kas� pada doma�n la�n yang ada pada set�ap �nd�v�du.

Jad� perubahan budaya merupakan tujuan yang �ng�n d�capa� melalu� pend�d�kan jasman� dan olahraga. Perubahan kearah yang leb�h ba�k d�harapkan akan menjad� suatu kepem�l�kan pada set�ap peserta d�d�k. Dengan keanekaragaman n�la� yang dapat d�akomodas� melalu� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga d�harapkan akan menjad�kannya sesuatu yang berkontr�bus� pos�t�f dalam melakukan suatu perubahan yang d�harapkan oleh peserta d�d�k. Banyak pakar pend�d�kan jasman� dan olahraga yang telah merumuskan mengena� kontr�bus� pend�d�kan jasman� dan olahraga d�antaranya Tamura dan Amung (2003:10) yang telah melakukan serangka�an penel�t�an pada anak t�ngkat dasar menjelaskan, “Pend�d�kan jasman� dan olahraga merupakan mata pelajaran yang s�fatnya waj�b d�ajarkan d� MI karena mem�l�k� n�la�-n�la� pos�t�f yang tercakup d�dalamnya.”

Baga�mana pent�ngnya pend�d�kan jasman� dan olahraga bag� s�swa MI, terutama dalam membangun kual�tas h�dup dan s�kap sos�alnya. Para s�swa akan terbentuk kual�tas fisiknya, sikap mental, moral dan sosialnya melalui pendidikan jasmani dan olahraga atau aktivitas fisik yang didapatinya di sekolah. Yang pada akhirnya akan melahirkan sumber daya manus�a yang sehat dan cerdas guna mendukung terc�ptanya manus�a yang par�purna (well be�ng).

2. Konsep Pengembangan PBM Pend�d�kan Jasman� dan KesehatanProses belajar mengajar (PBM) merupakan �nteraks� berkelanjutan antara per�laku

guru dan per�laku s�swa (Mosston dan Asworth, 1994). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pend�d�kan jasman� dan olahraga keempat faktor �n� t�dak dapat d�p�sahkan satu sama la�n, ya�tu; tujuan, mater�, metoda, dan evaluas�. D� antara beberapa faktor pent�ng untuk mencapa� pengajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga yang berhas�l adalah perumusan tujuan. Pent�ngnya kedudukan tujuan untuk menentukan mater� yang akan d�lakukan oleh para s�swa. Salah satu pr�ns�p pent�ng dalam pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah part�s�pas� s�swa secara penuh dan merata. Oleh karena �tu, guru pend�d�kan jasman� dan olahraga harus memperhat�kan kepent�ngan set�ap s�swa. S�swa d�dorong untuk mendapatkan pengalaman belajar adalah berupa pengantar yang merujuk

Page 72: 16KONSEPDASARPENJAKES

66 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pada komponen ant�s�pas�. Dalam membuka pelajaran guru mempers�apkan s�swa dengan mengembangkan m�nat mereka pada pelajaran tersebut. Dalam mempers�apkan s�swa guru menyampa�kan apa yang akan d�pelajar� dan hubungannya dengan pelajaran sebelumnya dan akt�v�tas saat �n� atau yang akan datang.

Sebenarnya pend�d�kan jasman� dan olahraga �tu mem�l�k� kekayaan yang sangat besar dalam pembelajaran sebaga�mana Lutan (1997:7) paparkan yang d�kut�p dar� R�jMIorp sebaga� ber�kut, “Tujuan pend�d�kan jasman� dan olahraga, ya�tu: (a) pembentukan gerak, (b) pembentukan prestas�, (c) pembentukan sos�al, dan (d) pertumbuhan.” Rumusan �n� sudah d�gar�skan d� dalam kur�kulum pend�d�kan keolahragaan dan GBHN, ya�tu:

q Tercapa�nya pertumbuhan perkembangan jasman� khususnya t�ngg� badan dan berat badan secara harmon�s.

q Terbentuknya s�kap dan per�laku d�s�pl�n, sport�v�tas, kerja sama, meng�kut� peraturan dan ketentuan yang berlaku.

q Menyenang� akt�v�tas jasman� yang dapat d�paka� untuk meng�s� waktu luang serta keb�asaan h�dup sehat.

q Mempunya� kemampuan untuk menjelaskan tentang manfaat pend�d�kan jasman� dan olahraga, keterampilan gerak yang benar dan efisien.

q Men�ngkatkan kesegaran jasman� dan kesehatan, serta daya tahan tubuh terhadap penyak�t.Dengan dem�k�an, tujuan dar� pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah untuk

mengembangkan kondisi fisik, mental, sosial, moral, spiritual, dan intelektual supaya pengguna leb�h mand�r� yang sesua� dengan keadaan d�r�nya. Oleh karena �tu untuk mendasar� semua tujuan pembelajaran tersebut perlu adanya landasan yang kokoh dalam pend�d�kan jasman� dan olahraga.

3. Dasar-dasar Pend�d�kan Jasman� dan KesehatanPend�d�kan jasman� dan olahraga mem�l�k� peran pent�ng dalam mengembangkan

sumber daya manus�a. Pada tataran �nd�v�du, pend�d�kan jasman� dan olahraga dapat mengembangkan pola h�dup sehat, mengurang� tekanan atau stres, men�ngkatkan k�nerja, men�ngkatkan daya sa�ng, dan membentuk s�kap dan per�laku yang prosos�al. Dalam tataran pembangunan masyarakat olahraga dapat membangun masyarakat yang mem�l�k� “soc�al cap�tal” yang t�ngg� terutama masyarakat yang mem�l�k� rasa kebersamaan, sol�dar�tas, sal�ng percaya d� antara anggota masyarakat, dan kelancaran komun�kas� antara anggota masyarakat karena adanya hubungan melalu� pengembangan kegiatan fisik di sekolah atau di masyarakat.

Pen�ngkatan kual�tas sumber daya manus�a merupakan upaya panjang yang menuntut ketekunan dan kesadaran semua pihak. Secara filosofis, kegiatan jasmani sudah menjadi bag�an yang t�dak terp�sahkan dar� program pend�d�kan secara keseluruhan. Sebaga� salah satu aspek pend�d�kan telah d�rancang guna mengembangkan aspek kogn�t�f, afekt�f, dan ps�komotor melalu� akt�v�tas jasman�. Bahkan menurut pandangan S�n�kka Kah�la

Page 73: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 67

(1995:196) memaparkan bahwa, ”Phys�cal educat�on can be seen as a very remarkable soc�al�z�ng env�ronment because �t has some mean�ngful character�st�cs wh�ch can be used as educat�onal �nstrumens.” Maksudnya, keg�atan jasman� dapat d�l�hat sebaga� sebuah l�ngkungan sos�al yang sangat luar b�asa sebab keg�atan olahraga mem�l�k� beberapa karakter�st�k yang berguna yang dapat d�gunakan sebaga� �nstrumen pend�d�kan.

Paparan tersebut member� �nformas� bahwa keg�atan olahraga dapat d�jad�kan salah satu pendekatan dalam pengajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga d� MI. Sebaga� mana yang S�n�kka Kah�la (1995:194) bahwa, “Cooperat�on �n phys�cal educat�on as a teach�ng method �n learn�ng soc�al behav�or and mak�ng fr�ends.” Maksudnya, kerjasama dalam keg�atan jasman� sebaga� sebuah metode dalam belajar per�laku sos�al dan mencar� teman. Bahkan has�l stud� yang d�lakukan S�n�kka Kah�la (1995:199) menunjukkan bahwa, “Prosoc�al behav�or can be learned by pract�ce �n s�tuat�ons spec�ally des�gned for that purpose and that concrete �nteract�ve relat�ons are essent�al precond�t�ons for learn�ng soc�al sk�lls, such as g�v�ng psycholog�cal support, car�ng about other people, tak�ng others �nto cons�derat�on, g�v�ng concrete ass�stance l�ke verbal and phys�cal help, adv�ce and correct�ons.” Maksudnya, per�laku prosos�al dapat d�pelajar� melalu� lat�han dalam s�tuas� dengan rancangan khusus untuk tujuan tertentu dan hubungan �nterakt�f yang konkret merupakan prekond�s� dalam belajar keteramp�lan sos�al, sepert� membe� dukungan ps�kolog�s, member� perhat�an pada orang la�n, member� pert�mbangan pada orang la�n, member� pertolongan yang konkret secara l�san dan perbuatan, member� saran dan koreks�an.

Kond�s�-kond�s� semacam �n� dalam �nteraks� sos�al menjad� kepedul�an pertama tentang orang la�n tetap� juga mempunya� perasaan bertanggung jawab. Dalam mewujudkan s�kap kerjasama �n� perlu s�kap sal�ng member� dan mener�ma satu sama la�n. S�n�kka Kah�la (1995:201) memaparkan bahwa,”Cooperat�on also requ�res g�v�ng and rece�v�ng help, adv�ce and feedback.” Maksudnya, kerjasama juga memerlukan s�kap sal�ng member� dan mener�ma bantuan, member� saran dan umpan bal�k.

Landasan pend�d�kan jasman� dan olahraga bag� semua orang (sport for all) mak�n memasyarakat, karena olahraga s�fatnya terbuka bag� semua lap�san sesua� dengan kemampuan, kesenangan, dan kesempatan. Tanpa membedakan hak, status sos�al, atau derajat d� masyarakat olahraga tetap dan akan tetap menjad� m�l�k� semua lap�san.

4. Men�ngkatkan Sport�v�tas melalu� Pend�d�kan Jasman� Sport�v�tas merupakan bag�an yang t�dak terp�sahkan dalam konteks keolahragaan.

Tujuan hak�k� yang �ng�n d�bangun melalu� keg�atan olahraga adalah menjad�kan anak bangsa yang mem�l�k� j�wa sport�v�tas, karena dengan sport�v�tas �n� per�laku peserta d�d�k leb�h berj�wa besar untuk dapat mener�ma kekalahan dan t�dak sombong dalam mera�h kemenangan. Sela�n �tu juga n�la� sport�v�tas �n� pula yang menjad�kan pend�d�kan jasman� dan olahraga dan olahraga sebaga� bag�an �ntegral dar� pend�d�kan secara keseluruhan.

Page 74: 16KONSEPDASARPENJAKES

68 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

T�ngkat sport�v�tas seseorang dalam keg�atan jasman� sangat d�tentukan oleh mot�vas�nya. Hartmut Gabler (1995:239) memaparkan bahwa, “The summary of reasons for fa�r act�on shows that the �ntr�ns�c mot�vat�on �s stronger than the extr�ns�c mot�vat�on. Th�s appl�es espec�ally for the two d�mens�ons “Empathy as a reason for fa�rness” and “Fa�rness due to super�or soc�al systems of values and norms.” Maksudnya, alasan mengapa seseorang berper�laku jujur d�tunjukkan oleh mot�vas�, adapun mot�vas� yang pal�ng t�ngg� pengaruhnya terhadap per�laku jujur adalah mot�vas� �ntr�ns�k dar�pada mot�vas� ekstr�ns�k In� secara khusus menerapkan dua d�mens� ya�tu empat� sebaga� alasan sport�v�tas dan sport�v�tas menjad� hukum s�stem sos�al yang berupa n�la�-n�la� dan norma.

Jad�, kes�mpulannya adalah bahwa sport�v�tas harus menjad� �nstrumen dalam menjad�kan peserta d�d�k yang jujur dalam berakat�v�tas serta t�dak muncul per�laku meny�mpang. Sela�n �tu juga untuk mengurang� bahaya terjad�nya cedera sangatlah kuat, namun d�mens� sport�v�tas merupakan �nstrumen untuk mera�h tujuan performa menjad� agak lemah. Karena set�ap orang harus mampu merasakan apa yang d�rasakan orang la�n dengan mengurang� s�kap meluka� atau mencedera�.

5. Pend�d�kan Jasman� serta N�la� Sp�r�tualIde �n� muncul karena ada �su mengena� pend�d�kan moral, agres� dan �de mengena�

sport�v�tas dalam keg�atan jasman�. Isu �n� cukup menar�k dengan menga�tkannya dengan bentuk kekerasan dalam olahraga. Leb�h dar� 20 tahun terjad� pen�ngkatan yang berart� mengena� kekerasan dalam olahraga dan telah menjad� perhat�an ser�us bag� pemer�ntah, pend�d�k, dan s�swa.

Apabila memperhatikan filosofi yang terkandung dalam olahraga nilai dan norma sangat kental d� dalamnya. Namun, banyak kekerasan yang muncul set�ap kal� akt�v�tas �tu d�lakukan tentu banyak faktor penyebabnya. Yang leb�h dom�nan tentunya adalah faktor mot�vas� �ntr�ns�k pada set�ap pelaku keg�atan. Berdasarkan has�l penel�t�an Pe�ser (1995:251) menjelaskan bahwa, “Phys�cal educat�on teachers are faced w�th the problem of hav�ng to d�stance themselves from part�cularly populer sports �f they want to prevent the �nherent v�olence �n these sports dur�ng the�r lessons.” Maksudnya, pend�d�k d�hadapkan dengan persoalan cabang olahraga yang t�dak mengenal jarak antara pelakunya apab�la mereka �ng�n mencegah terjad�nya kekerasan dalam olahraga selama keg�atan �tu d�lakukan. Memang sangat d�sadar� sekal� bahwa ada beberapa cabang olahraga yang t�dak b�sa mengh�ndar� terjad�nya t�dak ada body contact sepert� sepak bola, bola basket, t�nju, karate, dsb. Tentu saja cabang-cabang tersebut ser�ng kal� memunculkan t�ndakan kekerasan yang sul�t untuk d�h�ndarkan.

Sul�t untuk menjeneral�sas� mengena� semua program olahraga. Program-program tersebut berbeda dar� yang satu dengan yang la�nnya. Namun, olahraga t�dak mempunya� tempat d� sekolah atau sekolah dasar mela�nkan olahraga menjad� bag�an yang leg�t�mas� dar� program pend�d�kan dan d�ter�ma menjad� salah satu tujuan pend�d�kan.

Page 75: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 69

H�ngga saat �n� t�dak ada bukt� yang kons�sten bahwa olahraga d� sekolah berdampak negat�f bag� para pelaku dan pen�kmat olahraga. Tentu saja banyak sekolah, orang tua, dan anak-anak remaja yang t�dak meng�ndahkan tujuan pend�d�kan dan mereka leb�h mengejar kemenangan dan pred�kat juara. Olahraga dapat mengga�rahkan dan orang yang tergabung dengan t�m sekolah kadang-kadang memerlukan b�mb�ngan untuk tetap berada pada program-program yang telah d�tentukan agar se�mbang antara waktu sekolah, lat�han, dan �st�rahat. Sela�n guru, orang tua juga harus peka terhadap tujuan pend�d�kan anak-anaknya.

Program olahraga antar sekolah b�asanya melah�rkan semangat bersekolah. Tetap� hal �tu t�dak d�ketahu� manakala sp�r�t tersebut member�kan kontr�bus� terhadap prestas� belajar s�swa. Akt�v�tas sekolah dapat d�gunakan untuk wahana pengalaman, tetap� olahraga member� s�swa akt�v�tas sos�al yang un�k yang dapat menjad�kan sekolah sebaga� tempat yang menar�k.

6. N�la� sos�al dalam pend�d�kan jasman�Konflikasi mengenai isu akan perkembangannya dimasa mendatang menjadi

fakta bahwa t�dak set�ap orang member� dukungan akan kehad�ran �lmu sos�olog� olahraga, bahkan ser�ngkal� muncul pertanyaan baga�mana k�ta berbuat dengan �lmu sosiologi olahraga? Namun banyak pula orang yang memanfaatkan model “scientific expert” dalam sos�olog� olahraga untuk mengg�r�ng pekerjaannya, sementara yang la�n memmanfaatakannya dengan apa yang d�sebut “cr�t�cal approach”. Penggunaan model scientific expert lebih banyak menekankan pada aspek organisasi dan efisiensi, sementara penggunaan cr�t�cal approach menekankan pada unsur transformas� sos�al dan pemberdayaan sos�al dar� kalangan masyarakat yang terp�ngg�r (marg�nal) dan orang-orang yang t�dak mem�l�k� pengaruh. Perbedaan dar� kedua pendekatan �n� ser�ng kal� memunculkan pertanyaan-pertanyaan mengena� has�l dan kegunaannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut ser�ng pula d�perdebatkan d�kalangan para ahl� yang berkec�mpung dalam b�dang sos�olog� olahraga.

Olahraga telah didefinisikan sebagai aktivitas yang melibatkan unsur sebagai berikut : (1). keterampilan fisik, (2) kompetensi institusional, dan (3) kombinasi antara motivasi �nstr�ns�k dan ekstr�ns�k pada set�ap pelaku olahraga. Hal la�n yang perlu d��ngat adalah bahwa olahraga hanya menjad� sebuah alat yang memungk�nkan k�ta untuk member�kan perhat�an pada masalah organ�sas� sos�al, d�nam�ka sos�al, dan konsekwens� dar� v�s�b�l�tas yang t�ngg� mengena� popular�tas olahraga d� negara-negara d� seluruh dun�a.

Sela�n �tu juga hal la�n yang perlu d�cermat� adalah s�s� la�n dar� olahraga sebga� wahana berma�n, rekreas�, kontes, dan tontonan. Namun, dalam konteks sepert� �n� olahraga menjad� pent�ng dalam mewujudkan arah h�dup manus�a yang mem�l�k� hasrat untuk berprestas�. Apab�la k�ta mewujudkannya, k�ta dapat mel�hat hubungan antara olahraga dan kekuasaan dan tanggung jawab dalam masyarakat; dan k�ta dapat pedul� dengan kontr�bus� olahraga dalam merubah sesuatu kearah yang leb�h pos�t�f dalam

Page 76: 16KONSEPDASARPENJAKES

70 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

masyarakat. Sepert� seseorang yang mempelajar� olahraga d� masyarakat, saya berp�k�r bahwa pengetahuan dalam b�dang sos�olog� olahraga cukup banyak dan selalu maju (progress�ve), dan k�ta dapat membangun apa yang k�ta ketahu� saat �n� supaya k�ta dapat mengetahu� leb�h banyak d�masa datang. Hal �n� merupakan suatu tujuan yang cukup beralaan, tetap� perlu untuk d�ubah sebab olahraga merupakan budaya manus�a yang terjad� dalam dun�a sos�al. Jad� pengetahuan k�ta mengena� olahraga selalu t�dak relevan atau t�dak past�. Sejauh �n�, para ahl� dalam b�dang �lmu sos�al telah menemukan bahwa ada cara terbaru dalam mel�hat dan menganal�s�s fenomena-fenomena sos�al, termasuk olahraga.

Ilmu sos�al member�kan beberapa kerangka teor� yang dapat d�gunakan untuk memaham� hubungan antara olahraga dan masyarakat. Ada empat kerangka teor� yang berhubungan dengan olahraga dan masyarakat, ya�tu : (1) fungs�onal�sme, (2) teor� konflik, (3) teori kritik, dan (4) interaksi simbul. Setiap kerangka teori tersebut dapat membantu dalam memaham� olahraga sebaga� fenomena sos�al. Contoh; teor� fungs�onal yang menawarkan suatu kejelasan mengena� keterl�batan olahraga dalam keh�dupan para s�swa dan penonton. Teori konflik mengidentifikasi persoalan serius dalam olahraga dan menawarkan suatu penjelasan mengena� baga�mana dan mengapa para olahragawan dan penonton d�eksplo�tas� untuk tujuan b�sn�s. Teor� kr�t�s menyarankan bahwa olahraga berka�tan erat dengan hubungan sos�al yang kompleks d�mana perubahan-perubahan yang muncul selalu terka�t dengan aspek sos�al, polot�k, dan ekonom�. Interaks� s�mbol�k menyarankan bahwa olahraga memerlukan suatu pemahaman akan makna, �dent�tas, dan �nterkas� yang d�padukan dengan keterl�batannya dalam olahraga.

Kerangka teor� tersebut akan memunculkan kebenaran mengena� olahraga. Namun, hal �n� akan bergantung pula pada tujuan dar� orangnya. Apab�la tujuannya adalah untuk leb�h memaham� mengena� olahraga sebaga� fenomena sos�al, hal �n� cukup b�jak untuk menggunakan beberapa pendekatan yang berbeda. Akan tetap�, apb�la tujuannya adalah untuk menggunakan pemahaman olahraga sebaga� dasar keterl�batannya dalam olahraga dan keh�dupan sos�al, maka perlu menggunakan sebuah kerangka teor� saja. Sepert� yang telah k�ta ketahu� bahwa set�ap kerangka teor� mempunya� �mpl�kas� yang berbeda dalam hal t�ndakan dan perubahannya.

7. N�la� kompet�s� dalam pend�d�kan jasman�Olahraga kompetisi didefinisikan sebagai suatu proses melalui keberhasilan dimana

keberhas�lan tersebut d�ukur secara langsung dengan memband�ngkan prestas� mereka yang sedang melakukan aktivitas fisik yang sama dengan kondisi dan aturan yang standar. Olahraga kompet�s� berbeda dengan kerjasama dan penggunaan standar �nd�v�du, keduanya merupakan proses alternat�f melalu� per�laku yang dapat d�evaluas�. Kompet�s� juga d�gambarkan sebaga� suatu or�entas� manus�a yang d�gunakan untuk mengevaluas� d�r�nya send�r� dan pendekatan yang berhubungan dengan orang la�n. Yang sangat pent�ng adalah bahwa or�entas� kompet�s� t�dak d�b�ngungkan dengan or�entas� prestas�. Orang

Page 77: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 71

yang beror�entas� pada prestas� t�dak selalu menjad� orang yang kompet�t�f. Prestas� d�tekankan pada kerjasama dan or�entas� �nd�v�du.

Struktur kompet�t�f dan or�entas� kompet�t�f yang terl�ngkup dalam olahraga terka�t erat dengan struktur budaya dan struktur sos�al. Tekanan olahraga pada d�mens� kompet�t�f pada masyarakat kap�tal�s d�manfaatkan pada keuntungan popular�tas. Sedangkan pada masyarakat sos�al�s, tekanannya pada d�mens� kooperat�f dalam membangk�tkan semangat. Pada masyarakat kap�tal�s dan sos�al�s, olahraga d�angkat kembal� pada aspek �deolog� pol�t�k dan ekonom�.

Mesk�pun olahraga dalam beberapa lap�san masyarakat ser�ng mengh�dupkan peluang untuk memperoleh keuntungan berupa hak-hak �st�mewa, namun, t�dak jarang banyak orang yang mengaba�kan atau bahkan menolak dom�nas� olahraga dengan cara-cara yang berbeda. Sejauh �n�, ada keyak�nan bahwa ke�kutsertaan dalam olahraga b�sa membentuk karakter untuk meny�mpang. Terutama pada olahraga kompet�t�f, d�mana s�kap curang karena �ng�n menang ser�ngkal� muncul pada mas�ng-mas�ng s�swa. Hal semcam �n� b�sa d�h�ndar� ms�swaala n�la�-n�la� sport�v�t�as d�junjung t�ngg� oleh semua p�hak.

Akh�rnya, olahraga prestas� d�pandang sebaga� profes� d�mana orang atau s�swa depers�apkan untuk b�sa h�dup melalu� olahraga. Sela�n �tu juga orang b�sa belajar dar� pengalamannya dalam olahraga prestas� d�mana olahraga t�dak d�gunakan sebaga� metapora h�dup. Tekanan olahraga sebaga� pers�apan h�dup ser�ng campur aduk dengan pengalaman kompet�s� dalam olahraga terutama dalam konteks belajar dan pencar�an jat� d�r�.

8. Peny�mpangan Dalam OlahragaMempelajar� mengena� peny�mpangan per�laku dalam olahraga menjad� tantangan

yang harus d�cermat�. Hal �n� d�sebabkan karena peny�mpangan dalam olahraga, khususnya d�antara s�swa, ser�ng mel�batkan sesuatu d� luar aturan yang berlaku. Untuk �tu, pelanggaran terhadap aturan ser�ng kal� mengamb�l bentuk dar� peny�mpangan pos�t�f.

Beberapa kerangka konsep yang d�gunakan oleh para ahl� �lmu sos�al mengaba�kan keberadaan peny�mpangan pos�t�f, dan mereka t�dak mengusulkan rekomendas� mengena� cara mengontrol peny�mpangan per�laku dalam olahraga. Apab�la peny�mpangan didefinisikan perihal bagaimana perilaku memiliki sifat-sifat yang dikehendaki dan meny�mpang dar� yang d�gambarkan dengan karakter yang kurang bermoral, suatu analisis penyimpangan dalam olahraga secara ideal sulit untuk mengidentifikasi siswa-s�swa yang melanggar aturan. Atau melalu� pember�an label ba�k dan buruk oleh yang berwenang juga belum akurat guna mengurang� peny�mpangan pos�t�f dalam olahraga.

Sebuah pendekatan d�str�bus� normal nampak leb�h memungk�nkan apab�la memaparkan peny�mpangan dalam olahraga. Suatu pendekatan semacam �tu membedakan antara peny�mpangan negat�f dan peny�mpangan pos�t�f. Contoh, apab�la seorang s�swa

Page 78: 16KONSEPDASARPENJAKES

72 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

mengamb�l res�ko atau berusaha seba�k-ba�knya d�sebut peny�mpangan pos�t�f, dan sebal�knya apab�la s�swa t�dak mau amb�l res�ko d�sebut peny�mpangan negat�f.

Berhubungan dengan masalah peny�mpangan pos�t�f memerlukan pengkaj�an ulang secara leb�h ser�us mengena� norma-norma dalam olahraga. Kese�mbangan harus berada d�antara norma dan aturan-aturan, orang-orang dalam olahraga harus membuat kualifikasi norma dan aturan, dan batasannya harus jelas sehingga siswa yang terlibat dengan per�laku d�strukt�f t�dak d�anggap sebaga� pahlawan. Set�ap orang dalam olahraga harus t�dak hanya bertanya keberadaan norma-norma tetap� juga membuat norma-norma baru d�ka�tkan dengan penggunaan teknolog� dan �lmu med�s.

Efektifitas perubahan memerlukan keterlibatan semua pihak dalam proses yang berkelanjutan. Contoh, s�swa harus d�berdayakan dalam organ�sas� keolahragaan supaya mereka dapat member�kan masukan tentang per�lakunya d� lapangan. Solus�nya memerlukan suatu penguj�an secara leb�h kr�t�s mengena� n�la�-n�la� dan norma-norma dalam olahraga dan juga restruktur�sas� organ�sas� dalam mengontrol dan mensponsor� olahraga supaya semua part�s�pan d�l�batkan dalam proses penguj�an. Tanpa perubahan-perubahan tersebut, peny�mpangan pos�t�f akan terus menjad� persoalan yang berart�.

9. Agres� Dalam OlahragaT�dak ada �nd�kas� bahwa menonton olahraga melalu� telev�s� membuat orang leb�h

mener�ma kekerasan dalam keh�dupannya. Iu tersebut sul�t untuk d�bukt�kan sebab menonton olahraga melalu� telev�s� merupakan bag�an kec�l dar� keh�dupan manus�a, dan kekerasan b�asanya hanya bag�an kec�l dar� apa yang terjad� dalam even olahraga d� telev�s�. Namun, ada hal-hal yang perlu untuk d�pelajar� baga�mana orang meng�nterpretas�kan t�ndkan tersebut yang mereka l�hat dalam even olahraga d� telev�s� dan baga�mana mereka menga�tkannya dalam keh�dupan mereka.

Hubungan antara olahraga dan agres� sudah menjad� �su yang berkembang dalam masyarakat. Banyak orang membantah bahwa olahraga adalah obat untuk kekerasan yang muncul d� masyarakat. Bahkan penel�t�an dalam kasus sepert� �n� terb�lang mas�h sed�k�t. Namun, ke�kutsertaan seseorang dalam olahraga dapat membantu yang bersangkutan untuk mengurang� rasa kejenuhan atau stress dalam keh�dupannya. Sela�n �tu juga, para s�swa dapat belajar mengontrol per�laku keras selama berolahraga. Tetap� belajar tersebut mempunya� pengaruh jangka panjang pada per�laku. Isu-�su semacam �tu mas�h perlu d�ungkap dalam penel�t�an.

D�samp�ng bantahan olahraga sebaga� obat banyak pula orang yang menyanggah bahwa olahraga adalah penyebab munculnya t�ndak kekerasan. Penel�t�an yang mendukung pernyataan �n� sudah banyak, tetap� mereka t�dak dapat menunjukkan bahwa apa yang terjad� dalam olahraga mempunya� dampak lansung pada per�laku keras dalam keh�dupan masyarakat. Pengalaman berolahraga kadang-kadang menc�ptkan rasa frustas� ba�k bag� pema�n maupun penonton. Khususnya untuk cabang olahraga kontak badan sepert� t�nju,

Page 79: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 73

basket, sepak bola, dsb. B�asanya olahraga tersebut belajar menggunakan kekerasan dan �nt�m�das� sebaga� strateg�, tetap� hal �n� t�dak d�ketahu� apab�la strateg� tersebut d�bawa ke luar dar� konteks olahraga. D�antara lak�-lak�, belajar menggunakan kekerasan sebaga� alat d�dalam olahraganya ser�ngkal� menjad� bentuk keperkasaan. Sejauh �n�, kemampuan untuk terl�bat dalam kekerasan adalah bag�an pent�ng dar� keberadaan kaum lak�-lak�; rujukan pada olahraga keras �n�lah yang ser�ng d�gunakan untuk membuat alasannya.

Kekerasan d�antara penonton d�pengaruh� oleh kekerasan d� lapangan perma�nan, oleh kekacauan, oleh s�tuas� pada pertand�ngan �tu send�r�, dan oleh unsur-unsur sejarah dan konteks budaya dalam keh�dupan penonton. Kekerasan yang parah d�antara para penonton b�asanya menandakan bahwa ada sesuatu yang perlu d�ubah. Struktur sos�al, ekonom�, dan pol�t�k masyarakat akan member� warna dalam memunculkan t�ndak kekerasan.

10. N�la� Olahraga d� Sekolah Sul�t untuk menjeneral�sas� mengena� semua program olahraga. Program-program

tersebut berbeda dar� yang satu dengan yang la�nnya. Namun, olahraga t�dak mempunya� tempat d� sekolah atau perguruan t�ngg� mela�nkan olahraga menjad� bag�an yang leg�t�mas� dar� program pend�d�kan dan d�ter�ma menjad� salah satu tujuan pend�d�kan. H�ngga saat �n� t�dak ada bukt� yang kons�sten bahwa olahraga d� sekolah berdampak negat�f bag� para pelaku dan pen�kmat olahraga. Tentu saja banyak sekolah, orang tua, dan s�swa-s�swa remaja yang t�dak meng�ndahkan tujuan pend�d�kan dan mereka leb�h mengejar kemenangan dan pred�kat juara. Olahraga dapat mengga�rahkan dan orang yang tergabung dengan t�m sekolah kadang-kadang memerlukan b�mb�ngan untuk tetap berada pada program-program yang telah d�tentukan agar se�mbang antara waktu sekolah, lat�han, dan �st�rahat. Sela�n guru, orang tua juga harus peka terhadap tujuan pend�d�kan s�swa-s�swanya.

Program olahraga antar sekolah b�asanya melah�rkan semangat bersekolah. Tetap� hal �tu t�dak d�ketahu� ms�swaala sp�r�t tersebut member�kan kontr�bus� terhadap prestas� belajar s�swa. Akt�v�tas sekolah dapat d�gunakan untuk wahana pengalaman, tetap� olahraga member� s�swa akt�v�tas sos�al yang un�k yang dapat menjad�kan sekolah sebaga� tempat yang menar�k. Program olahraga antar sekolah ser�ng menjembatan� kesenjangan antara sekolah dan masyarakat d� sek�tar sekolah. Namun, saat program tersebut d�kontrol oleh orang d� luar sekolah, maka ada kecenderungan bahwa tujuan pend�d�kan teraba�kan. Banyak sekolah yang dapat memanfaatkan olahraga t�m sebaga� kendaraan untuk membuat masyarakat mendukung program pend�d�kan, tetap� tujuan �n� sangat jarang d�capa�.

Program antar sekolah t�dak akan pernah sempurna. Akan selalu ada keperluan untuk memperba�k�nya, karena hanya ada beberapa bag�an saja dar� kur�kulum. Maksudnya bahwa relevans� pend�d�kan dengan program tersebut tergantung pada has�l evaluas�.

Page 80: 16KONSEPDASARPENJAKES

74 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

11. Perbedaan Jen�s Kelam�n dalam Pend�d�kan Jasman�

Kontrovers� tentang jen�s kelam�n ser�ng muncul dalam olahraga saat k�ta mengamat� jen�s kelam�n. Selama bertahun-tahun dan bahkan berabad-abad, kaum wan�ta telah d�bedakan secara s�stemat�s dar� ke�kutsertaannya dalam olahraga. Bukt� �n� nampak nyata dar� jumlah wan�ta yang berpart�s�pas� dalam keg�atan olahraga yang relat�f sed�k�t d�band�ngkan lak�-lak�. Pertanyaan yang muncul sekarang adalah apakah ada alasan atau bahkan jastifikasi untuk mengeklusikan kaum wanita dari keterlibatan-nya secara penuh dalam keg�atan olahraga? Dalam kasus �n� pula, beberapa penomena telah muncul kepermukaan. Satu pandangan member�kan argumetas� bahwa baga�manapun kesamaan wanita dengan laki-laki adalah dari aspek intelektual. Secara fisik jelas bahwa wanita lebih lemah dan lebih kecil fisiknya dibandingkan laki-laki, dan untuk menjadi siswa secara alam� kurang memada�. Data stat�st�k membedakan dalam ukuran, ras�o kadar lemak otot, bahkan struktur otot dan tulang, wanita tidak memiliki kemampuan fisik untuk bersa�ng dengan s�swa lak�-lak�, dan hal �n� t�dak perlu d�uj� coba lag�.

Laki-laki dan wanita secara fisik dan spiritual berbeda, dan perbedaan tersebut akan benar-benar nampak saat meng�kut� kompet�s� olahraga. In� merupakan anggapan yang cukup jelas. Perbedaan argumen, mas�h d�dasarkan pada perbedaan anggapan antara esensi laki-laki dan wanita. Paul Weiss seorang ahli filsafat olahraga memberikan argumentas� bahwa olahraga dapat menyatukan p�k�ran dan tubuh yang d�alam� oleh laki-laki. Sebab olahraga menyediakan aktivitas fisik dan mental dan dapat menjembatani kesenjangan yang ada antara p�k�ran dan tubuh. Oleh karena �tu, maka lak�-lak� sangat membutuhkan olahraga. Tetap� pada wan�ta dengan s�fat-s�fatnya sepert� melah�rkan s�swa, emos�onal, s�rkulas� mentruas�, t�dak mengalam� d�rems� antara p�k�ran dan tubuh dan juga t�dak memerlukan olahraga untuk membantunya. Olahraga dapat member�kan n�la� bag� lak�-lak� dan leb�h atau kurang member�kan manfaat untuk wan�ta. Sebab olahraga dapat menjawab persoalan yang d�hadap� lak�-lak� tetap� t�dak untuk wan�ta.

Argumen sepert� �n� d�temukan pada esens� perbedaan lak�-lak� dan wan�ta, ba�k perbedaan fisik atau spiritual dan perbedaan moral. Perbedaan-perbedaan tersebut d�ajukan sebaga� alasan mengapa wan�ta t�dak unggul dalam olahraga, dan kurang tertarik dengan olahraga daripada laki-laki, atau sebagai justifikasi untuk mengeklusifkan wan�ta dar� olahraga. D�masa sekarang �n�, argumen semacam �tu telah d�t�nggalkan ba�k secara empiris maupun secara filosofis. Bukti empiris adalah bahwa wanita jumlahnya semak�n men�ngkat akan keterl�batannya dalam keg�atan olahraga. Bahkan bag� para wan�ta telah memperoleh kepuasan yang cukup berart� melalu� olahraga. Saat �n� banyak bermunculan s�swa-s�swa wan�ta dalam cabang olahraga ten�s, softball, dan pusat-pusat kebugaran jasman� banyak d�kunjung� oleh kaum wan�ta. Seh�ngga keterl�batan wan�ta dalam olahraga dapat menyama� lak�-lak�.

Jadi, secara filosofis beberapa argumen telah mengemukakan perihal jastifikasi yang mungk�n d�tawarkan pada masa lampau mengena� eklus�v�tas kaum wan�ta dalam olahraga. Sekarang sudah banyak s�swa wan�ta yang mem�l�k� postur tubuh t�ngg�

Page 81: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 75

seh�ngga cocok untuk jad� s�swa bola basket atau bola vol�. Dem�k�an pula wan�ta yang mem�l�k� kekuatan dan kecepatan seh�ngga layak untuk menjad� s�swa senam dan lar�, dan sebaga�nya. Dengan mel�hat kenyataan sepert� �tu, maka ke�kutsertaan wan�ta dalam olahraga sudah t�dak d�ragukan lag� dan sudah t�dak menjad� d�kotom�. Namun persa�ngan �tu tetap berada pada norma atau rule yang berlaku, d�mana wan�ta akan d�pertand�ngkan lag� dengan wan�ta dan b�sa juga pertand�ngan yang bers�fat campuan.

Dar� ura�an mengena� jen�s kelam�n dalam olahraga telah member�kan kejelasan bahwa lak�-lak� dan wan�ta t�dak perlu membedakan d�r� untuk berakt�v�tas olahraga. Bag� keduanya, olahraga telah member�kan kontr�bus� yang sangat berart� dalam keh�dupan ba�k sebaga� s�swa profes�onal maupun sebaga� pelaku olahraga untuk kesehatan dan rekreas�.

Page 82: 16KONSEPDASARPENJAKES

76 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 1 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan 4 tahap dalam proses belajar mengajar (PBM) pend�d�kan jasman� dan kesehatan?

2. Jelaskan beberapa perubahan yang terjad� setelah peserta d�d�k d�ber�kan serangka�an pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan?

3. Jelaskan perubahan budaya yang d�alam� peserta d�d�k melalu� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan?

4. Jelaskan n�la�-n�la� spr�tual apa saja yang dapat d�akomodas� melalu� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan?

5. Jelaskan manfaat pend�d�kan jasman� dan kesehatan dalam men�ngkatkan mot�vas� s�swa?

Rambu-rambu jawaban:Untuk menjawab soal lat�han secara lengkap, Anda dapat mengacu pada ura�an mater�

teor� yang tertuang dalam keg�atan belajar (KB) 1.

1. Tahapan PBM pend�d�kan jasman� dan olahraga2. Dampak pos�t�f dar� pelaksanaan pembelajaran3. Perubahan budaya yang d�has�lkan melalu� pend�d�kan jasman� dan olahraga4. N�la�-n�la� moral melalu� pend�d�kan jasman� dan olahraga5. Manfaat pend�d�kan jasman� dalam men�ngkatkan mot�vas� s�swa.

RANGKUMANPada pr�ns�pnya proses belajar mengajar (PBM) d� dalam pembelajaran pend�d�kan

jasman� dan kesehatan yang merupakan �nteraks� berkelanjutan antara per�laku guru dan per�laku peserta d�d�k. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pend�d�kan jasman� dan kesehatan, keempat faktor �n� t�dak dapat d�p�sahkan satu sama la�n, ya�tu; tujuan, mater�, metoda, dan evaluas�. D� antara beberapa faktor pent�ng untuk mencapa� pengajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan yang berhas�l adalah perumusan tujuan. Pent�ngnya kedudukan tujuan untuk menentukan mater� yang akan d�lakukan oleh para peserta d�d�k. Salah satu pr�ns�p pent�ng dalam pend�d�kan jasman� dan kesehatan adalah part�s�pas� peserta d�d�k secara penuh dan merata. Oleh karena �tu guru pend�d�kan jasman� dan olahraga kesehatan harus memperhat�kan kepent�ngan set�ap peserta d�d�k. Jad� pelaksanaan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan harus secara sungguh-sungguh d�jalankan selama PBM yang berlangsung d� sekolah maupun membentukan keb�asaan anak untuk berakt�v�tas gerak d� luar sekolah.

Page 83: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 77

TES FORMATIF

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!

1. Dalam pelaksanaan PBM pend�d�kan jasman� dan olahraga guru harus menentukan:A. Tujuan, mater� dan metode C. Tujuan, metode dan evaluas�B. Mater� dan metode D. Tujuan, metode, mater� dan evaluas�

2. Dalam PBM guru adalah kur�kulum, oleh karena �tu guru harus mampu melakukan yang terba�k saat mengajar d�sebut:A. Apersept�f C. Persuas�fB. Demonstras�f D. Kreat�f

3. Pelaksanaan PBM yang efekt�f akan d�wujudkan dengan has�l yang d�peroleh berupa:A. Perubahan C. Keteramp�lanB. Kecerdasan D. Mot�vas�

4. Sport�v�tas merupakan bag�an yang t�dak terp�sahkan dalam konteks keolahragaan. Pelaksanaan PBM penjas dan olahraga dapat mewujudkan tujuan tersebut manakala:A. S�swa akt�f C. Programnya tepatB. Guru ser�us D. Fas�l�tas memada�

5. Tujuan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga d� t�ngkat MI leb�h d�fokuskan pada:A. Kebugaran jasman� C. Fundamental motor sk�llsB. Mult�lateral movement D. Semua benar

Page 84: 16KONSEPDASARPENJAKES

78 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar (KB 1) �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� Keg�atan Belajar 1 yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:

90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada KB 1, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� KB 1, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. D2. B3. A4. A5. B

Page 85: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 79

Fasilitas PembelajaranPendidikan Jasmani dan Kesehatan

A. Fasilitas PembelajaranFas�l�tas pembelajaran pend�d�kan jasman� bag� anak MI berupa tersed�anya sarana

dan prasarana yang d�gunakan untuk mencapa� tujuan dar� proses belajar mengajar dalam pembelajaran pend�d�kan jasman�. Pend�d�kan jasman� memerlukan sarana med�a pembelajaran, alat dan perlengkapannya. Alat dan med�a yang sesua� dengan kebutuhan dan karakter�st�k anak MI akan mengembangkan potens� serta keteramp�lannya secara opt�mal. Karena �tu, dalam mem�l�h alat dan med�a yang harus d�paka� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� bag� anak MI d�perlukan pert�mbangan yang mendalam.

Fas�l�tas �n� mem�l�k� fungs� dan peran yang sangat strateg�s dalam pembelajaran. Dengan alat dan med�a yang tepat, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan ba�k dan part�s�pas� anak dalam PBM akan terwujud. Mempers�apkan pend�d�kan untuk anak MI perlu sesuatu usaha bersama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Teridentifikasi dan terpenuh�nya alat dan med�a yang d�butuhkan, maka menjad�kan PBM dalam t�ngkat keberhas�lannya. Hal �n� dapat mempers�apkan kemand�r�an anak dalam melakukan akt�v�tas belajarnya. Pada g�l�rannya dapat menc�ptakan generas� yang sukses dalam tugasnya.

Jad� peran dan fungs� alat dan med�a pembelajaran pend�d�kan jasman� MI adalah: (1) Men�ngkatkan kual�tas sumber daya manus�a yang mampu bersa�ng dan kerjasama d� era globalisasi. (2) Meningkatkan keterampilan dan kualitas fisik untuk mendukung aktivitas sehar�-har�. (3) Men�ngkatkan kemand�r�an dalam meng�kut� �ntra kur�kuler maupun ekstrakur�kuler dan belajar d� rumah.

Pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI hendaknya menyed�akan berbaga� fas�l�tas untuk menunjang berbaga� program akt�v�tas yang akan d�ajarkan guru. Bucher dan Krotee (2002:309) menjelaskan bahwa, “The act�v�t�es program �n elementary school suggests what fac�l�t�es should be ava�lable.” Dengan tersed�anya fas�l�tas pembelajaran yang memada� akan dapat mengopt�malkan kemampuan guru dalam menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Apalagi pembelajaran pend�d�kan jasman� sangat membutuhkan dukungan fas�l�tas yang

2

Page 86: 16KONSEPDASARPENJAKES

80 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

memada� guna menghas�lkan proses pembelajaran yang opt�mal. Oleh karena �tu fas�l�tas pembelajaran harus d�rancang untuk keseluruhan akt�v�tas yang mendukung potens� anak yang d�dasarkan pada tujuan pend�d�kan secara keseluruhan.

R�nk (1993:17) memaparkan mengena� faktor-faktor yang mempengaruh� proses belajar mengajar pend�d�kan jasman�, ya�tu: (1) mot�vas� belajar s�swa, (2) kemampuan s�swa, (3) kemampuan guru, dan (4) fas�l�tas pembelajaran. Keempat faktor �n� sangat dom�nan dalam menentukan keberhas�lan dalam proses maupun upaya mencapa� tujuan pembelajaran d� sekolah.

Terka�t dengan fas�l�tas pembelajaran, menurut R�nk (1993) ada t�ga komponen yang harus d�penuh�, ya�tu: (1) sarana pokok, (2) sarana pelengkap, dan (3) sarana penunjang. Ket�ga sarana �n� dapat membantu guru dalam mengopt�malkan program pembelajaran agar mencapa� sasaran, yakn� terbentuknya kual�tas gerak anak serta kemampuan-kemampuan la�nnya. Jad� dukungan fas�l�tas �n� mutlak d�s�apkan oleh sekolah dan guru sebelum proses belajar mengajar d�lakukan. Karena eks�stens�nya sangat d�rasakan oleh peserta d�d�k dalam meng�kut� berbaga� akt�v�tas yang d�programkan oleh guru saat PBM pend�d�kan jasman� berlangsung.

Fas�l�tas �alah segala sesuatu yang dapat mempermudah atau memperlancar tugas, dan mem�l�k� s�fat yang relat�f permanen. Salah satu s�fat yang relat�f permanen tersebut, adalah susah untuk d�p�ndah-p�ndahkan. Contoh : Halaman sekolah, lapangan sepakbola, lapangan bola basket, lapangan bola vol�, gedung serba guna (hall), bak lompat jauh, dan sejen�snya. Untuk kepent�ngan pembelajaran pend�d�kan jasman�, prasarana la�n yang dpat d�manfaatkan m�salnya: ruang kelas yang kosong, par�t, selokan, tangga, taman dengan kelengkapannya dll.

Sebag�an besar Sekolah Dasar t�dak mem�l�k� fas�l�tas pembelajaran untuk keg�atan Penjaskes yang memada�, ba�k mutu apalag� jumlahnya. Padahal sarana, prasarana dan med�a Pengajaran Penjaskes merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keg�atan pembelajaran Penjaskes.

M�n�mnya fas�l�tas pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI, menuntut guru pend�d�kan jasman� leb�h kreat�f untuk menc�ptakan peralatan dan perlengkapan lapangan yang sesua� dengan kond�s� s�swa dan sekolahnya. Guru yang kreat�f akan mampu menc�ptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang leb�h menar�k, seh�ngga anak merasa senang meng�kut� pelajaran. Halaman sekolah, ruangan yang kosong, par�t, selokan, dan sebaga�nya yang berada d� l�ngkungan sekolah dapat d�rekayasa dan d�manfaatkan untuk mengopt�malkan pembelajaran pend�d�kan jasman�.

Dengan melakukan modifikasi fasilitas pembelajaran maupun media pembelajaran Penjaskes t�dak akan mengurang� akt�v�tas s�swa dalam melakukan Penjas. Malahan sebal�knya, karena s�swa akan d�fas�l�tas� untuk leb�h banyak bergerak serta r�ang gemb�ra dalam bentuk-bentuk keg�atan berupa pendekatan berma�n. Konsep �n�

Page 87: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 81

memaparkan kond�s� dan l�ngkungan sekolah yang dapat d�manfaatkan sebaga� sarana, prasarana dan Med�a pengajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan (Penjaskes) d� MI. D� samp�ng �tu juga d�paparkan cara membuat atau pengadaan sarana sederhana yang dapat d�kembangkan/d�buat dar� bahan-bahan yang ada d� sek�tar l�ngkungan s�swa.

1. Modifikasi FasilitasPendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik

sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang lazim d�gunakan oleh anak MI, sesua� dengan muatan yang tercantum dalam kur�kulum adalah bentuk gerak-gerak olahraga, seh�ngga pend�d�kan/jasman� MI memuat cabang-cabang olahraga.

Untuk mencapa� tujuan tersebut, guru pend�d�kan jasman� harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran pend�d�kan jasman� sesua� dengan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak MI. Memodifikasi sarana merupakan salah satu upaya yang dapat d�lakukan guru pend�d�kan jasman� MI, agar s�swa dapat meng�kut� pelajaran dengan senang.

Lutan (1988) menyatakan, modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani d�perlukan, dengan tujuan agar : (a) S�swa memperoleh kepuasan dalam meng�kut� pelajaran, (b) men�ngkatkan kemungk�nan keberhas�lan dalam berpart�s�pas�, dan (c) siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar mater� yang ada d� dalam kur�kulum dapat d�saj�kan sesua� dengan tahap-tahap perkembangan kogn�t�f, afekt�f, dan ps�komotor anak, seh�ngga pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI dapat d�lakukan secara �ntens�f.

2. Mengapa DimodifikasiKeterbatasan fas�l�tas pembelajaran Penjas yang ada d� MI menjad� kendala ser�us

dalam pelaksanaan pembelajaran Penjas. Modifikasi digunakan sebagai salah satu alternat�f pendekatan dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI d�lakukan dengan berbaga� pert�mbangan. Menurut Ngasma�n dan Soepartono (1997) alasan utama perlunya modifikasi adalah : (1) anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selengkap orang dewasa, (2) pendekatan pembelajaran pend�d�kan jasman� selama �n� kurang efekt�f, hanya bers�fa� lateral dan monoton, dan (3) fas�l�tas pembelajaran pembelajaran pend�d�kan jasman� yang ada sekarang, hamp�r semuanya d�desa�n untuk orang dewasa.

Aussie (1996) mengembangkan modifikasi di Australia dengan pertimbangan: (1) anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, (2) berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, (3) olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak leb�h cepat d�band�ng dengan peralatan yang standar untuk orang dewasa, dan (4)

Page 88: 16KONSEPDASARPENJAKES

82 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam s�tuas� kompet�t�f.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebaga� suatu alternat�f dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI, karena pendekatan �n� mempert�mbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakter�st�k anak, seh�ngga anak akan meng�kut� pelajaran pend�d�kan jasman� dengan senang dan gemb�ra. Dengan melakukan modifikasi, guru penjas akan lebih mudah menyajikan materi pelajaran yang sul�t akan menjad� leb�h mudah dan d�sederhanakan tanpa harus takut keh�langan makna dar� apa yang �a ber�kan. Anak akan leb�h banyak bergerak dalam berbaga� s�tuas� dan kondisi yang dimodifikasi.

3. Apa yang DimodifikasiKomponen-komponen pent�ng dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan

yang dapat dimodifikasi menurut Aussie (1996) meliputi : (1) ukuran, berat atau bentuk peralatan yang d�pergunakan, (2) lapangan perma�nan, (3) waktu berma�n atau lamanya perma�nan, (4) peraturan perma�nan, dan (5) jumlah pema�n.

Secara operasional Ateng (1992) mengemukakan modifikasi permainan sebagai ber�kut : (1) kurang� jumlah pema�n dalam set�ap regu, (2) ukuran lapangan d�perkec�l, (3) waktu berma�n d�perpendek, (4) sesua�kan t�ngkat kesul�tan, dan karakter�st�k anak, (5) sederhanakan alat yang d�gunakan, dan (6) ubahlah peraturan menjad� sederhana sesua� dengan kebutuhan, agar perma�nan dapat berjalan dengan lancar.

Pendapat d� atas dapat d�s�mpulkan bahwa komponen-komponen yang dapat dimodifikasi sebagai pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di MI adalah : (1) ukuran, berat atau bentuk peralatan yang d�pergunakan, (2) ukuran lapangan perma�nan, (3) lamanya waktu berma�n atau lamanya perma�nan, (4) peraturan perma�nan yang d�gunakan, (5) jumlah pema�n atau jumlah s�swa yang d�l�batkan dalam suatu perma�nan.

Berdasarkan ura�an tersebut dapat d�s�mpulkan bahwa sarana dan prasarana sangat d�perlukan untuk menunjang keberhas�lan pend�d�kan jasman� d� MI. Sarana yang memenuh� syarat untuk cabang olahraga tertentu, belum tentu memenuh� syarat untuk digunakan oleh anak MI. Modifikasi sarana yang sudah ada atau menciptakan yang baru merupakan salah satu alternat�f yang dapat d�kembangkan guru sebaga� upaya untuk menyesua�kan dengan karakter�st�k dan perkembangan anak.

4. Modifikasi Sarana Pembelajaran AtletikAtlet�k yang d�ber�kan kepada s�swa Sekolah Dasar, berbeda dengan atlet�k untuk

orang dewasa atau untuk pertand�ngan. Mater� atlet�k yang d�ber�kan, leb�h banyak beror�entas� pada pembelajaran pola gerak dasar umum dan pola gerak dasar dom�nant

Page 89: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 83

dar� gerak : jalan, lar�, lompat dan lempar. Namun t�dak lepas dat� unsure-unsur gerak nomor-nomor yang d�ber�kan.

Oleh karena �tu banyak sekal� alat atau sarana maupun prasarana yang dapat dimodifikasi untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran atletik di Sekolah Dasar. Banyak sarana pembelajaran atletik yang harus dimodifikasi oleh guru agar sesuai dengan tingkat kemampuan s�swa.

Modifikasi gawang. Salah satu sarana pembelajaran yang sering dimodifikasi dalam atletik adalah gawang. Modifikasi gawang untuk belajar lari gawang dapat dilakukan dengan berbaga� cara. M�salnya d�buat dar� kayu atau bambu dengan panjang antara 80-100 cm dan ket�ngg�annya dapat d�ubah-ubah dar� mula� 15 cm sampa� 80 cm. Perhat�kan modifikasi untuk belajar lari gawang pada gambar 1 di bawah ini. Gerak dasar lari gawang b�asa juga d�lakukan dengan menata kotak-kotak kardus bekas.

Modifikasi Lompat Jauh dan Jangkit. Gerak dasar lompat jangk�t dapat d�lakukan dengan menggunakan kardus yang d�tata sedem�k�an rupa, ba�k jarak, formas� maupun t�ngg� atau lebarnya.

Modifikasi tiang dan mistar lompatan. Apab�la t�ang dan b�lah lompat yang d�perlukan untuk belajar lompat tinggi tidak ada, guru dapat memodifikasinya dengan menggunakan bambu atau kayu bekas. T�ang d�ber� penyangga agar t�dak jatuh dan d�ber� paku atau pasak pada set�ap ket�ngg�an tertentu (m�sal set�ap 5 cm) untuk meny�mpan m�star lompatan. Perhat�akan gambar 4a d� bawah �n�. Sementara �tu m�star lompatan dapat d�buat dar� kayu kec�l atau bahan la�n yang lurus.

Modifikasi lompat galah. Mengayun, menggantung dan melompat-lompat merupakan gerak-gerak yang sangat d�senang� oleh anak-anak. Gerak menggantung dan mengayun yang juga merupakan gerak dasar lompat galah dapat d�lakukan pada seutas tambang yang d�gantung pada cabang pohon atau pada palang kayu d� ruangan.

Modifikasi gerak melempar. Banyak alat yang b�as d�gunakan untuk melakukan gerak melempar sepert� ; bola kast�, bola tenn�s, bola besar, batu, potongan gent�ng, potongan kayu, ban sepeda bekas dll.

5. Modifikasi Sarana Pembelajaran SenamBanyak sarana pembelajaran senam yang harus dimodifikasi oleh para pengajar agar

sesua� dengan t�ngkat kemampuan s�swa dan fas�l�tas yang ada d� sekolah.

Modifikasi matras. Salah satu sarana pembelajaran yang sering dimodifikasi dalam senam adalah matras. Modifikasi matras untuk pembelajaran senam dapat dilakukan dengan berbaga� cara. M�salnya d�buat dar� karung gon� yang ber�s�kan jeram�, serabut kelapa atau rumput ker�ng. Ukurannya dapat d�sesua�kan dengan standar m�n�mal, m�salnya 1¼ x 2 m dengan t�ngg� 10-15 cm.

Modifikasi bangku Swedia. Bangku Swed�a akan sangat berguna untuk belajar

Page 90: 16KONSEPDASARPENJAKES

84 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

kese�mbangan. Apab�la sarana pembelajaran bangku Swed�a yang sebenarnya t�dak ada, guru dapat memodifikasinya dengan menggunakan kayu atau papan. Ukurannya d�sesua�kan dengan kayu atau papan yang ada, m�salnya panjang antara 3-4 m dengan tebal 3-3½ cm.

6. ModifikasiSaranaPembelajaranPermainanBanyak sarana pembelajaran permainan yang harus dimodifikasi agar pembelajaran

perma�nan tersebut tetap dapat d�laksanakan sesua� dengan tuntutan kur�kulum. Salah satu sarana pembelajaran yang harus dimodifikasi adalah bola. Misalnya dalam pembelajaran bola vol�, bola yang dapat d�gunakan antara la�n dapat d�buat dar� balon, bola karet yang r�ngan, bola plast�k atau bola yang sebenarnya. Dem�k�an juga untuk keperluan sarana pembelajaran perma�nan la�nnya, sepert� sepakbola, bola tangan dan pera�nan kec�l. Untuk keperluan tersebut, bola dapat d�buat dar� bola plast�k, bola karet, bola yang d�buat dar� koran atau bahkan bola yang d�buat dar� ka�n bekas.

7. ModifikasiSaranaPembelajaranOlahragaPilihanBanyak sarana pembelajaran olahraga pilihan yang harus dimodifikasi agar

pembelajaran tersebut tetap dapat d�laksanakan sesua� dengan tuntutan kur�kulum. Salah satu sarana pembelajaran yang harus dimodifikasi adalah raket, bet, net, lapangan dan ukuran.

Modifikasi alat pemukul. Untuk pembelajaran bulutangk�s dan ten�s meja, s�swa dapat menggunakan raket atau bet yang d�buat dar� kayu, tr�plek atau bahan la�n yang b�sa d�gunakan untuk memukul. Ukuran dan bentuk bet atau raket tersebut dapat bervar�as� sesua� dengan bahan yang ada d� sekolah.

Modifikasi objek pukulan. Salah satu c�r� khas olahraga perma�nan yang menggunakan alat pemukul adalah selalu adanya objek yang d�pukul. Beberapa objek yang d�pukul tersebut adalah kok (bola bulu), bola p�ngpong, bola ten�s dan bola kast�. Apab�la objek yang dipukul tersebut tidak cukup tersedia di sekolah, para guru dapat memodifikasinya dengan cara menggunakan objek la�n sebaga� penggant�nya. M�salnya dengan menggunakan bola yang d�buat dar� plast�k, karet, kertas koran atau bahkan bola yang d�buat dar� ka�n bekas.

8. ModifikasiSaranaPembelajaranLainnyaSela�n sarana pembelajaran untuk mengajar olahraga resm� sebaga�mana tercantum

dalam kur�kulum, para guru ser�ng pula mengajar akt�v�tas-akt�v�tas la�n yang berhubungan dengan pengambangan kemampuan gerak s�swa. Untuk �tu para guru ser�ng kal� memerlukan alat. Beberapa alat tersebut dapat memanfaatkan bahan-bahan yang mudah d�peroleh d� l�ngkungan sek�tar sekolah, yang antara la�n mel�put� :

Page 91: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 85

Ban mob�l bekas. Ban mob�l bekas dapat d�gunakan untuk lat�han loncat-loncat, lat�han lompat t�ngg�. Untuk keperluan lat�han loncat-loncat, ban tersebut dapat d�susun berdamp�ngan satu sama la�n. Untuk keperluan lat�han lompat t�ngg�, ban tersebut dapat d�tumpuk (2-3 ban) dan d� atasnya memaka� matras.

Kaleng susu bekas. Kaleng susu bekas dapat d�manfaatkan untuk lat�han kese�mbangan. Bentuk lat�han kese�mbangan dengan menggunakan kaleng susu �n� sangat bervar�as�, m�salnya d�jad�kan perma�nan enggrang atau d�jad�kan balok t�t�an. Untuk membuat perma�nan enggrang dar� kaleng susu, lubang� kaleng susu tersebut selanjutnya masukkan tal� sepanjang kurang leb�h 1 meter .

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 2 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan mengapa pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan memerlukan dukungan fas�l�tas?

2. Fas�l�tas apa saja yang d�butuhkan agar PBM pend�d�kan jasman� dan kesehatan berjalan efekt�f?

3. Untuk memudahkan pembelajaran d�perlukan fas�l�tas pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan yang sesua� dengan masa pertumbuhan anak MI, jelaskan!

4. Modifikasi fasilitas menjadi hal yang perlu dilakukan guru, agar PBM berjalan efekt�f?

5. Baga�mana upaya Anda dalam memanfaatkan barang-barang bekas sebaga� alat bantu dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan?

RANGKUMANBanyak sekolah yang dapat memanfaatkan pend�d�kan jasman� dan olahraga sebaga�

kendaraan untuk membuat masyarakat mendukung program pend�d�kan, tetap� tujuan �n� sangat jarang d�capa�. Memang program pend�d�kan jasman� dan olahraga d� sekolah t�dak akan pernah sempurna, akan selalu ada keperluan untuk memperba�k�nya, karena hanya ada beberapa bag�an saja dar� kur�kulum. Maksudnya bahwa relevans� pend�d�kan dengan program tersebut harus terus d�upayakan dalam pelaksanaan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga.

Fas�l�tas dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga sangat utama, karena tanpa adanya fas�l�tas pembelajaran t�dak akan berjalan opt�mal dalam mencapa� tujuan. Guru sebaga� kur�kulum dalam pembelajaran d�tuntut untuk berkreas� dalam menentukan

Page 92: 16KONSEPDASARPENJAKES

86 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

fas�l�tas yang tepat dan mendukung set�ap pokok bahasan yang d�ber�kan. Oleh karena itu, kemampuan melakukan modifikasi menjadi modal dasar yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga.

Page 93: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 87

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Fas�l�tas menjad� pendukung utama dalam melaksanakan proses belajar mengajar pend�d�kan jasman� dan olahraga. Apab�la fas�l�tas yang tersed�a kurang memada� apa yang harus guru lakukan?A. Membeli dari toko C. Melakukan modifikasiB. Mem�nta kepada KS D. Semua benar

2. Sarana pembelajaran olahraga pilihan yang dapat dimodifikasi agar pembelajaran tersebut tetap dapat d�laksanakan sesua� dengan tuntutan kur�kulum. Salah satu sarana pembelajaran yang dapat dimodifikasi adalah: A. Raket C. NetB. Bet D. Semua benar

3. Modifikasi sarana yang sudah ada atau menciptakan yang baru merupakan salah satu alternat�f yang dapat d�kembangkan guru sebaga� upaya untuk: A. Rekayasa alat C. Adaptas� B. Pencapa�an tujuan D. Semua benar

4. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh anak MI, sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kur�kulum adalah:A. Gerak olahraga C. Gerak art�st�k B. Gerak r�tm�k D. Semua benar

5. Guru dapat melakukan upaya memodifikasi alat bantu pembelajaran, langkah ini d�lakukan karena: A. T�dak ada uang C. Menyesua�kan dengan s�swaB. T�dak ada alat D. Mencar� solus�

Page 94: 16KONSEPDASARPENJAKES

88 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

UMPAN BALIK

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunc� jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar �n�. H�tunglah jawaban Anda yang benar, kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda terhadap mater� KB 2.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

Apab�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan keg�atan belajar, Bagus! Akan tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda mas�h d� bawah 80%, maka Anda harus mengulang KB 2 terutama bag�an yang belum Anda kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. C2. D3. D4. D5. D

Pangraz�, P.R., & Dauer, P.V. (1992). Dynam�c Phys�cal Educat�on for Elementary School Ch�ldren. Ed�s� ke-7, New York: Allyn dan Bacon.

Page 95: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 89

STRATEGI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI DAN KESEHATAN 3

Page 96: 16KONSEPDASARPENJAKES

90 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 97: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 91

STRATEGI DAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PendahuluanStrateg� merupakan sebuah upaya untuk mencar� alternat�f perubahan dar� sebuah

tatanan yang ada. Perumusan strateg� adalah penentuan p�l�han terba�k dar� sejumlah pilihan yang berhasil diidentifikasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pem�k�ran strateg� d�butuhkan pada waktu lembaga meng�ng�nkan terjad�nya perubahan. Perubahan hanya dapat terjad� manakala suatu strateg� d��mplentas�kan. Menurut Sharp�n (1985) memaparkan bahwa, “A strategy �s a plan or course of act�on wh�ch �s of v�tal, pervas�ve, or cont�nu�ng �mportance to the organ�zat�on as whole.” Sedangkan Castetter (1996) menjelaskan, “Strategy as development or employment of overall plans somet�mes referred to as grand des�gns, �n order to ach�eve goals, planned effects, or des�red results.” Dalam pencapa�an tujuan set�ap upaya dapat d�lakukan dengan berbaga� cara dengan terleb�h dahulu memetakan permasalahan secara r�nc� dalam berbaga� tahapan.

Evaluas� merupakan suatu proses untuk memperoleh �nformas� secara menyeluruh dalam mengamb�l keputusan mengena� kemajuan peserta d�d�k dalam belajarnya. Pengaruh belajar berupa praktek olahraga dapat d�lakukan d� lapangan atau d� gedung olahraga. Pengukuran has�l belajar dan evaluas� kemajuan merupakan hal yang sangat pent�ng. Adapun dalam pelaksanaannya evaluas� dan pengukuran dapat d�lakukan dengan menggunakan pr�ns�p-pr�ns�p dan ka�dah yang sama.

Secara umum modul 3 �n� �ng�n menjelaskan berbaga� hal berka�tan dengan: beberapa strateg� pembelajaran pend�d�kan jasman� serta pengukuran dan evaluas� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Setelah dengan seksama mempelajar� modul �n�, secara khusus Anda d�harapkan dapat:

1. Menjelaskan berbaga� strateg� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan serta �mplementas�nya.

2. Melaksanakan proses pengukuran dan evaluas� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Untuk membantu Anda mencapa� tujuan tersebut, modul �n� d�organ�sas�kan menjad� dua Keg�atan Belajar (KB), sebaga� ber�kut:

Page 98: 16KONSEPDASARPENJAKES

92 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

KB 1: Strateg� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan KB 2: Pengukuran dan evaluas� pembelajaran dalam pend�d�kan jasman� dan kesehatan

Untuk membantu Anda dalam mempelajar� Modul �n�, ada ba�knya d�perhat�kan beberapa petunjuk belajar ber�kut �n�:

1. Bacalah dengan cermat bag�an pendahuluan �n� sampa� Anda memaham� secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan baga�mana mempelajar� modul �n�.

2. Baca sep�ntas bag�an dem� bag�an dan temukan kata-kata kunc� dar� kata-kata yang d�anggap baru. Car�lah dan baca pengert�an kata-kata kunc� tersebut dalam kamus yang Anda m�l�k�.

3. Tangkaplah pengert�an dem� pengert�an melalu� pemahaman send�r� dan tukar p�k�ran dengan mahas�swa la�n atau dengan tutor Anda.

4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajar� sumberu-sumber la�n yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dar� berbaga� sumber, termasuk dar� �nternet.

5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan lat�han dan melalu� keg�atan d�skus� dalam keg�atan tutor�al dengan mahas�swa la�nnya atau tempat sejawat.

6. Jangan d�lewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang d�tul�skan pada set�ap akh�r keg�atan belajar. Hal �n� berguna untuk mengetahu� apakah Anda sudah memaham� dengan benar kandungan modul �n�.

1

Page 99: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 93

Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan, strateg� mem�l�k� peran penting sehingga membantu mengefektifkan PBM. Ada beberapa strategi pembelajaran yang ser�ng d�gunakan sebaga� ber�kut:

A. Strategi Pembelajaran InduktifStrateg� pembelajaran �ndukt�f merupakan rencana yang d�gunakan untuk mendesa�n

pengajaran yang berdasarkan pada cara berp�k�r dar� yang khusus ke umum. Bahkan menurut pandangan Burne Robert (1990) mengatakan “The sequence from �nd�v�dual facts to general�sat�on �s termed �nduct�on.” strateg� �n� mengandung cara yang ber�s�kan baga�mana pola urutan keg�atan pengajaran yang d�gunakan untuk mencapa� tujuan belajar yang d��ng�nkan. Sebaga�mana yang Eggan, Kauchak, dan Harder (1979) paparkan bahwa “The general �nduct�ve strateg� �s a teach�ng strategy wh�ch uses data to teach students concepts and general�zat�ons.” Maksudnya strateg� �ndukt�f umum merupakan sebuah strateg� mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep-konsep dan general�sas� kepada peserta d�d�k.

Dalam strateg� pembelajaran �ndukt�f guru menyampa�kan mater� ajarnya melalu� data-data sepert� gambar peraga atau contoh-contoh, sedangkan peserta d�d�k d�m�nta untuk mengamat� data-data tersebut. Dalam hal �n� Sulaeman (1988) menjelaskan bahwa “Pelajaran dengan �ndukt�f umum; d�mula� dengan member� contoh-contoh dan berakh�r dengan abstraks�.” Jad� strateg� �n� menuntut peserta d�d�k untuk mampu melah�rkan satu konsep berdasarkan sejumlah contoh atau peragaan yang bers�fat khusus. Strateg� pembelajaran induktif sangat terkait dengan tokoh filsafat pragmatisme John Dewey yang memperkenalkan berp�k�r ras�onal untuk d�gunakan dalam menjembatan� antara t�ndakan dan has�l t�ndakannya. Ichrom (1988) mengura�kan langkah-langkah dalam proses �ndukt�f sebaga� ber�kut: (a) membatas� masalah; (b) mengumpulkan �nformas� tentang faktor-faktor yang �nheren dengan persoalan tersebut; (c) memformulas�kan h�potes�s tentang pemecahan masalah �tu; (d) mempert�mbangkan kemungk�nan n�la� (terhadap pemecahan masalah penel�t�an) dar� h�potes�s-h�potes�s tersebut, dan (e)

1

Page 100: 16KONSEPDASARPENJAKES

94 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

mengetes h�potes�s-h�potes�s tersebut untuk memperoleh pemecahan yang leb�h ba�k.

Langkah-langkah �n� ber�mpl�kas� terhadap peserta d�d�k untuk leb�h akt�f dalam upaya memecahkan masalah. Dalam proses �n� peserta d�d�k akan mengembangkan data yang bers�fat khusus sampa� kepada kes�mpulan-kes�mpulan yang bers�fat umum. Selanjutnya Eggan, dkk., (1979) mengura�kan fase-fase yang terdapat d� dalam �mplementas� strateg� mengajar �ndukt�f sebaga� ber�kut “Th�s strateg�, l�ke all the other strateg�s conta�ned �n th�s book, w�ll be descr�bed �n terms of the three phases of teach�ng as follow: plann�ng, �mplement�ng, and evaluat�ng.”

1. TahapPerencanaan Pada tahap �n� memula�nya dengan mempert�mbangkan tujuan yang sesua� untuk

d�capa� dengan strateg� �ndukt�f. Strateg� �n� sangat cocok untuk mencapa� tujuan-tujuan sebaga� ber�kut: (a) efekt�f dalam mengajarkan konsep dan general�sas�; (b) efekt�f untuk memot�vas� peserta d�d�k; dan (c) dapat memaks�malkan peserta d�d�k dalam akt�v�tas pengajaran. Setelah guru yak�n bahwa strateg� �n� cocok dengan tujuan, selanjutnya guru mempers�apkan contoh-contoh atau alat peraga yang d�perlukan untuk mengajarkan abstraks�. Contoh-contoh atau alat peraga tersebut harus sesua� dengan mater�nya dan terka�t dengan konsep. Semua �nformas� �n� harus dapat d�observas� oleh peserta d�d�k.

2. TahapPelaksanaan Pada tahap �n� d�awal� dengan penyaj�an �lustras� dengan menyaj�kan salah satu contoh

yang telah d�p�l�h guru untuk d�ajarkan. Guru mem�nta peserta d�d�k untuk melakukan pengamatan dar� contoh tersebut. Guru dapat member�kan bantuan kepada peserta d�d�k dengan member�kan sejumlah data yang d�perlukan peserta d�d�k, ba�k berupa peragaan atau ura�an l�san. Selanjutnya guru menyampa�kan beberapa kes�mpulan secara formal tentang has�l dar� akt�v�tas yang baru saja d�lakukan. Akh�r dar� tahap �mplementas� �n� adalah guru menambah dengan contoh-contoh la�nnya berupa sejumlah data tambahan yang peserta d�d�k harus menghubungkannya dengan abstraks� yang �ng�n d�capa�. Fungs� dar� data tambahan �n� ada ya�tu:

a. Guru member�kan penguatan dengan member�kan contoh-contoh tambahan.b. Paa peserta d�d�k dapat menguj� pemahamannya mengena� konsep atau general�sas�.c. Informas� tambahan �n� memungk�nkan guru untuk membuat pengukuran �nformal

mengena� pemahaman peserta d�d�k terhadap konsep atau general�sas�.

3. Tahap Evaluas� Pada tahap ini guru harus dapat menyajikan contoh-contoh lainnya untuk diidentifikasi

oleh peserta d�d�k. Adapun yang dapat d�evaluas� adalah: (1) has�l dar� mater� dan (2) has�l dar� proses.

Page 101: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 95

B. Strategi Pembelajaran DeduktifStrateg� pembelajaran dedukt�f merupakan rencana yang d�gunakan untuk merancang

pengajaran yang berdasarkan pada cara berp�k�r dar� yang umum kepada yang khusus. Sepert� yang Eggen, dkk., (1979) jelaskan bahwa “Deduct�ve reason�ng �s a th�nk�ng prosess which moves from the general to the specific.” Dalam strategi pembelajaran dedukt�f guru menyampa�kan mater� ajarnya t�dak dengan data-data atau contoh-contoh mela�nkan dalam bentuk abstraks�.

1. Tahap PerencanaanPada tahap �n� guru harus melakukan langkah-langkah yang pal�ng utama sebaga�

ber�kut:

a. Menetapkan tujuan-tujuan pengajaran b. Mendefinisikan konsep yang akan disampaikanc. Menugas� peserta d�d�k dengan menentukan keterka�tan konsep dengan abstraks�nya.

2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap �n� guru menyampa�kan abstraks� dan d�akh�r� dengan contoh-contoh.”

Jad� strateg� �n� cocok d�gunakan untuk mengajarkan konsep dan general�sas�. Namun, sebelum guru memakainya guru terlebih dahulu harus mengidentifikasi tujuan. Penuangan rumusan tujuan �n� guru tentukan pada tahap perencanaan pengajaran, d�lanjutkan dengan tahap pelaksanaan, dan terakh�r tahap evaluas�.

Pada tahap pelaksanaan strateg� pembelajaran dedukt�f �n� d�mula� dengan pernyataan dar� abstraks� yang akan d�ajarkan, ya�tu:

a. Penyajian abstraksi artinya guru mendefinisikan konsep atau generalisasi secara lisan atau tul�san. Agar peserta d�d�k dapat leb�h mudah memaham�nya seba�knya dalam bentuk tul�san.

b. Mengklarifikasi istilah-istilah artinya guru berupaya untuk menjamin bahwa istilah-�st�lah tersebut bermakna bag� peserta d�d�k. Guru harus memer�ksa guna meyak�nkan bahwa peserta didik memahami konsep yang digunakan untuk mendefinisikan konsep tersebut. Langkah selanjutnya dalam mengklarifikasi istilah-istilah itu adalah memeriksa apakah kaakteristik yang digunakan untuk mendefinisikan istilah itu d�ketahu� atau d�paham� oleh peserta d�d�k.

c. Menyaj�kan �lustras� art�nya abstraks� yang d�saj�kan dan d�d�skus�kan dapat d�asums�kan bahwa peserta d�d�k memaham� konsep atau general�sas�. Agar t�dak terjad� salah tafs�r terhadap konsep �tu maka peserta d�d�k d�m�nta untuk mengulang� atau melakukan gerakan yang telah d�ajarkan oleh guru. Contoh guru bertanya peserta d�d�k melakukan atau merespon.

d. Peserta d�d�k mengura�kan contoh-contoh art�nya kesempatan �n� member�kan peluang kepada peserta d�d�k untuk menghubungkan mater�-mater� baru dengan dun�anya

Page 102: 16KONSEPDASARPENJAKES

96 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

dan member�kan contoh-contoh yang berka�tan langsung dengan pengalamannya. Seh�ngga dapat membantu peserta d�d�k memaham� konsep atau general�sas�. Guru harus mendorong peserta d�d�k untuk meng�lustras�kan konsep atau general�sas� �tu.

3. TahapEvaluasi Pada tahap �n� guru dapat mengevaluas� peserta d�d�k dengan satu dar� t�ga cara d�

bawah �n�:

a. Member� peserta d�d�k dengan sejumlah �lustas� dan mem�ntanya untuk mengidentifikasi dengan konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan.

b. Mem�nta peserta d�d�k untuk membuat pred�ks� atau penjelasan secara lengkap atau melakukan gerakan secara utuh.

c. Mem�nta peserta d�d�k untuk menjelaskan contoh gerakan secara l�san.

Apab�la d�l�hat dar� pengembangan kerangka kerja, strateg� mengajar �ndukt�f dan dedukt�f memperl�hatkan perbedaan sepert� pada gambar ber�kut �n�.

b. Meminta peserta didik untuk membuat prediksi atau penjelasan secara lengkap atau

melakukan gerakan secara utuh.

c. Meminta peserta didik untuk menjelaskan contoh gerakan secara lisan.

Apabila dilihat dari pengembangan kerangka kerja, strategi mengajar induktif dan

deduktif memperlihatkan perbedaan seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 1

Perbedaan Strategi Mengajar Induktif dan Deduktif

Dalam pengajaran gerak strategi pembelajaran induktif dan deduktif ini masih

terbilang jarang digunakan oleh para guru. Padahal apabila para guru pendidikan jasmani

di MI menyadarinya tentu tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakan strategi ini

sebagai variasi dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik. Sebagaimana

yang Lutan (1988) paparkan bahwa “Metode induktif dapat memberikan manfaat dan

menyediakan pengalaman untuk memperkaya gerakan. Sedangkan metode deduktif

keuntungannya adalah terletak pada sebuah perencanaan kerja dimana kemungkinan

pelaksanaan gerak yang salah diperkecil sekecil mungkin.” Karena kedua strategi

mengajar ini memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing, maka para guru

dianjurkan untuk menerapkan kedua strategi mengajar induktif dan deduktif dalam

pengajaran pendidikan jasmani di sekolah. Dalam hal ini Lutan (1988) menjelaskan

bahwa guru perlu memadukan kedua macam metode induktif dan deduktif. Kadang-

Prosesinformasi

Hasil dari ProsesInformasi

Ket. Proses

Materi

HasilProses

Informasi

PerencaanPelaksanaanEvaluasi

Peserta didikdalam ProsesInformasi

Induktif

Deduktif

Gambar 1Perbedaan Strateg� Mengajar Indukt�f dan Dedukt�f

Dalam pengajaran gerak strateg� pembelajaran �ndukt�f dan dedukt�f �n� mas�h

terb�lang jarang d�gunakan oleh para guru. Padahal apab�la para guru pend�d�kan jasman� d� MI menyadar�nya tentu t�dak ada salahnya untuk mencoba menggunakan strateg� �n� sebaga� var�as� dalam menyampa�kan pembelajaran kepada peserta d�d�k. Sebaga�mana yang Lutan (1988) paparkan bahwa “Metode �ndukt�f dapat member�kan manfaat dan menyed�akan pengalaman untuk memperkaya gerakan. Sedangkan metode dedukt�f keuntungannya adalah terletak pada sebuah perencanaan kerja d�mana kemungk�nan

Page 103: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 97

pelaksanaan gerak yang salah d�perkec�l sekec�l mungk�n.” Karena kedua strateg� mengajar �n� mem�l�k� keuntungan dan kekurangan mas�ng-mas�ng, maka para guru d�anjurkan untuk menerapkan kedua strateg� mengajar �ndukt�f dan dedukt�f dalam pengajaran pend�d�kan jasman� d� sekolah. Dalam hal �n� Lutan (1988) menjelaskan bahwa guru perlu memadukan kedua macam metode �ndukt�f dan dedukt�f. Kadang-kadang, keg�atan mengajar belajar memanfaatkan metode �ndukt�f yang d�tanda� dengan pencar�an kemungk�nan gerak h�ngga mencapa� standar �deal. Memang tak dapat d�h�ndar�, kemungk�nan terjad�nya kesalahan dan keberhas�lan s�l�h bergant�. Peserta d�d�k yang bersangkutan akt�f mengeksploras� kemungk�nan gerak yang sesua� untuk mencapa� tujuan belajar. Dalam s�tuas� la�n, mungk�n metode dedukt�f yang leb�h sesua�, yakn� d�awal� dengan penyaj�an tekn�k yang baku, dan tugas peserta d�d�k �alah memperagakan kembal� contoh gerakan yang telah d�tamp�lkan kepada mereka.

Jad�, kedua strateg� pembelajaran �n� memperl�hatkan bukan apa yang d�ajarkan mela�nkan dengan cara apa mater� �tu d�ajarkan. Strateg� pembelajaran �ndukt�f dan deduktif dapat memberikan nilai kepada guru sebab strategi ini lebih fleksibel dan memungk�nkan guru untuk menambah var�as� akt�v�tas yang dapat menjad� pendorong bag� para peserta d�d�knya. Secara umum strateg� mengajar �ndukt�f dan dedukt�f mem�l�k� perbedaan. Perbedaan yang pal�ng mendasar adalah dalam hal prosedur mengajar d� mana mengajar �ndukt�f dan dedukt�f bukan dalam apa yang d�ajarkan tetap� dalam hal cara mater� �tu d�ajarkan.

C. Strategi Pembelajaran EksplorasiMengena� strateg� pembelajaran eksploras� �n� N�chols (1994) mengura�kan bahwa,

“Strateg� mengajar eksploras� merupakan strateg� yang leb�h memfokuskan pada s�swa (ch�ld centered).” Dalam strateg� mengajar eksploras� �n� tugas gerak d�rancang untuk memungk�nkan anak bergerak secara bebas sepert� yang mereka �ng�nkan, dalam batas keamanan yang selalu terjaga. Strateg� mengajar �n� mampu mengeksploras� gerak dengan cara yang leb�h umum (general) dengan sed�k�t sekal� arahan dar� guru. Strateg� �n� dapat d�gunakan untuk memperkenalkan konsep, �de-�de, dan respon dar� anak mengena� mater� yang guru ber�kan selama proses pembelajaran.

Strateg� pembelajaran eksploras� dapat d�gunakan d� MI. Strateg� �n� memungk�nkan untuk member�kan anak peluang bekerja mand�r� dan menggal� kemampuannya send�r�. Sela�n �tu juga dapat menghas�lkan s�kap percaya d�r� yang leb�h besar pada d�r� anak �tu send�r�.

Tugas-tugas dalam strateg� mengajar eksploras� d�arahkan oleh guru dalam beberapa cara. Contoh, guru mengajukan penugasan kepada anak “Coba anak-anak lakukan s�kap berd�r� dengan satu kak�”. Yang terpent�ng bag� guru adalah respon dar� anak berupa akt�v�tas gerak yang mungk�n dapat mereka car� dan mencoba melakukannya secara send�r�-send�r�.

Page 104: 16KONSEPDASARPENJAKES

98 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Anak MI dapat belajar melalu� eksploras� l�ngkungan alam�. Melalu� penguj�an d�r�, obyek, tempat, dan kejad�an. Anak dapat mengkonstruks� pengetahuannya melalu� �nformas� yang d�dapat�nya. Menurut Tyler (1971) bahwa, “Akt�v�tas eksploras� memungk�nkan anak MI untuk melakukan percobaan terhadap per�laku d�r�nya dan mengamb�l keputusan mengena� apa yang d�lakukan, baga�mana hal �n� d�lakukan, dan kapan d�lakukannya.” Apab�la t�dak ada jawaban yang past�, anak secara kreat�f akan melakukan pencar�an dengan melakukan akt�v�tas yang menar�k d�r�nya.

Mesk�pun tanggung jawab pada akt�v�tas eksploras� tersebut oleh anak send�r�, tetap� guru perlu meny�apkan berbaga� mater� dan med�a pembelajaran yang anak perlukan. Guru mempert�mbangkan, pengalaman apa yang �ng�n anak dapatkan dar� akt�v�tasnya. Untuk mera�h has�l yang opt�mal dalam proses pembelajaran �n�, maka akt�v�tas pembelajaran eksploras� pada anak MI perlu d�rencanakan secara sungguh-sungguh. Guru mempercayakan d�r� pada strateg� penggunaan �ndra dan �syarat l�ngkungan untuk merangsang m�nat anak dan berpart�s�pas� secara bebas dan aman.

Contoh penerapan pembelajaran eksploras� pada anak MI, anak melakukan akt�v�tas gerak tanpa �nstruks� yang lengkap dar� gurunya. Anak d�m�nta untuk menggal� pola gerak la�n dengan berbaga� var�as� seh�ngga pada akh�rnya anak dapat menemukan rekayasa gerak yang sesua� dengan kemampuan anak �tu send�r�. Guru berperan sebaga� fas�l�tator dalam pembelajaran �n� dan anak leb�h akt�f mencar� model-model gerak la�n yang mampu d�lakukannya tanpa harus mencontoh dar� gerakan yang d�perl�hatkan gurunya. Jad�, anak d�m�nta untuk memaham�, mengembangkan, dan mengkomun�kas�kan gagasan dan �nformas� serta untuk ber�nteraks� dengan orang la�n.

D. Strategi Pembelajaran ReciprocalPembelajaran rec�procal merupakan salah satu strateg� pembelajaran yang

menekankan pada umpan bal�k yang d�ber�kan teman sebayanya. Mosston dan Asworth (1994) memaparkan, “Dalam pembelajaran dengan menggunakan strateg� rec�procal, guru akan memula� dengan memperhat�kan perubahan yang leb�h besar dalam membuat keputusan dar� guru kepada anak”. Anak mem�l�k� tanggung jawab untuk memperhat�kan penamp�lan dar� teman atau pasangannya dan member�kan umpan bal�k atau komentar segera pada set�ap kal� melakukan akt�v�tas pembelajaran.

Dalam penerapan strateg� rec�procal, guru harus mempers�apkan lembar umpan bal�k yang menjelaskan tugas yang harus d�lakukan anak. Dengan member�kan kr�ter�a evaluas� berupa gambar anak yang sedang berakt�v�tas, seh�ngga anak dapat membedakan bahwa akt�v�tas yang d�lakukan oleh teman sebaya anak tersebut �tu bagus atau kurang. Deskr�ps� semacam �n� akan membantu anak mengasah kemampuan �ntelektualnya.

Contoh lembar umpan bal�k yang harus d��s� oleh anak selama proses pembelajaran dengan menggunakan strateg� mengajar rec�procal sebaga� ber�kut :

Page 105: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 99

Mater� pelajaran : Menendang bola sepak Nama anak yang d�amat� : …………………………………Nama anak yang mengamat� : …………………………………

Instruks� untuk pengamat :1) Menyebutkan jen�s tendangan.2) Mengoreks� tendangan yang d�lakukan temannya3) Memperba�k� kesalahan tendangan yang d�lakukan temannya.4) Dapat menjelaskan kesalahan dan mencar� solus�nya.5) Melakukan tendangan dalam perma�nan.

Tugas : Pelaku akan melakukan semua �nstruks� guru. Setelah anak �tu mempraktekkan semua �nstruks� guru, pengamat akan mem�nta anak tersebut untuk menggulang�nya.

Tabel 1Format pembelajaran dengan Strateg� Rec�procal

Sesuatu yang perlu d�lakukan pelaku saat menendang bola Kemampuan

BagusPerlu

pengulanganMenyebutkan jen�s tendangan. Mengoreks� tendangan yang d�lakukan temannyaMemperba�k� kesalahan tendangan yang d�lakukan temannyaDapat menjelaskan kesalahan dan mencar� solus�nya.Melakukan tendangan dalam perma�nan.

Ya, membutuhkan pengulangan lag�

Keterangan: Pengamat t�nggal member� tanda (V) pada kolom yang tersed�a

Secara umum set�ap kal� guru akan mengajarkan mater� pembelajaran sepert� pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sos�al-emos�onal, pengembangan sen�, dan pengembangan moral dan n�la�-n�la� agama dengan menggunakan strateg� mengajar rec�procal, guru harus memula�nya dengan terleb�h dahulu member�kan peragaan atau demonstras�. Dengan mengura�kan cara melaksanakan akt�v�tas tersebut, dan member�kan lembar umpan bal�knya.

Akt�v�tas selanjutnya, anak-anak melakukannya secara bersama-sama dengan pasangan mas�ng-mas�ng d�mana yang satu bert�ndak sebaga� pengamat dan yang la�nnya melakukan akt�v�tas yang telah d�tugaskan oleh guru. Lakukanlah akt�v�tas tersebut secara bergant�an! Anak-anak seharusnya d�dorong untuk member�kan umpan bal�k yang pos�t�f terhadap pasangannya dan juga membantu mereka dalam mengoreks� kesalahan dalam

Page 106: 16KONSEPDASARPENJAKES

100 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

set�ap kal� melakukan akt�v�tasnya.

Dalam strateg� mengajar rec�procal guru harus selalu berada d�antara anak-anak, membantu untuk menjelaskan tugas ba�k yang d�lakukan oleh pelaku maupun pengamat dan ber�kanlah bantuan apab�la d�perlukan.

Strateg� mengajar rec�procal mempunya� beberapa keuntungan. Pertama, tugas yang harus d�lakukan anak sangat jelas. D�perbolehkan untuk member�kan umpan bal�k pada set�ap kal� pembelajaran, yang mana t�dak memungk�nkan apab�la hanya guru saja yang member�kan umpan bal�k. Strateg� �n� pula dapat menambah pemahaman anak terhadap tugas d�mana d�a bert�ndak sebaga� orang yang mengamat� akt�v�tas yang d�lakukan temannya.

Keuntungan la�nnya adalah dapat membantu dalam mengembangkan suatu l�ngkungan belajar antara anak dan guru yang leb�h bertanggung jawab. Sebaga� has�l dar� pengalaman yang d�peroleh dar� strateg� mengajar res�procal adalah anak dapat men�ngkatkan kemampuan berkomun�kas�, bers�kap sabar dan toleran, serta men�ngkatkan kemampuan dalam memperhat�kan akt�v�tas orang la�n secara pos�t�f..

Sela�n keuntungan yang d�peroleh, strateg� mengajar res�procalpun mem�l�k� beberapa kelemahan. Mesk�pun strateg� �n� dapat leb�h d�sederhanakan, namun dalam memaham� lembar umpan bal�k kadang-kadang d�luar batas kemampuan anak-anak. N�la� umpan bal�k d�dasarkan pada pemahaman anak sebaga� pengamat. Kemampuan untuk memperhat�kan akt�v�tas yang d�lakukan teman sebayanya b�asanya agak sul�t bag� anak MI, namun perlu d�b�asakan agar terlat�h sejak us�a d�n�.

E. Strategi Pembelajaran Guide DiscoveryPara guru merencanakan pengalaman “Gu�ded D�scovery“ dengan memfokuskan

pada proses belajar, bukan anak yang menjad� solus�nya. Tujuan pembelajaran adalah menga�tkan dan mengembangkan konsep melalu� �nteraks� dengan orang dan obyek. Mosston dan Asworth (1994) menjelaskan bahwa, “Peranan anak dalam akt�v�tas Guided Discovery adalah mengkonstruks� pengetahuan: membuat p�l�han dan mengamb�l keputusan, melakukan eksper�men dan pengalaman, memunculkan pertanyaan, dan menemukan jawabannya send�r�.”

Contoh dalam pengembangan ps�komotor anak MI. Anak d�harapkan mampu mengenal dan memaham� berbaga� konsep gerak sederhana dalam keh�dupan sehar�-har�. Anak d�tugas� melakukan berbaga� gerak sederhana dengan berbaga� cara yang d�ketahu� anak. Mencar� atau menunjukkan sebanyak-banyaknya gerak sederhana, sepert� melompat, merangkak, berlar�, dan sebaga�nya. Mengenal perbedaan antara gerakan yang d�lakukannya. Kesemua akt�v�tas gerak sederhana �tu d�lakukan melalu� keg�atan percobaan dan pengalaman, yang pada akh�rnya anak dapat mengamb�l keputusan menurut keyak�nannya akan gerakan mana yang leb�h mudah dan enak untuk d�lakukan menurut temuannya d� lapangan.

Page 107: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 101

F. Strategi Pembelajaran Pemecahan MasalahAkt�v�tas pemecahan masalah merupakan var�as� dar� pengalaman “Gu�ded D�scovery.“

Mosston dan Asworth (1994) mengura�kan makna pemecahan masalah adalah bahwa, “Anak merencanakan, mempred�ks�, mengamb�l keputusan, mengobservas� has�l dar� aks�nya, dan membuat kes�mpulan sementara guru bert�ndak sebaga� fas�l�tator. Anak-anak dibangkitkan melalui berbagai masalah pengembangan fisik, motorik, sosial-emos�onal, kogn�t�f, bahasa, dan n�la�-n�la� moral.

Kadang-kadang masalah �tu muncul secara alam�ah. Masalah terba�k bag� anak adalah berp�k�r tentang keterl�batannya dengan berbaga� cara, dengan menggabungkan berbaga� �nformas� secara benar, dan mem�l�k� leb�h dar� satu upaya jalan keluarnya atau solus�.

Beberapa tahapan yang dapat d�lakukan apab�la guru menggunakan strateg� pembelajaran pemecahan masalah sbb;

• Menyadari adanya masalah dengan mengidentifikasi • Mengumpulkan �nformas� • Merancang solus�• Menguj� coba solus� • Mengamb�l kes�mpulan• Menyampa�kan has�l.

Contoh penerapan strateg� pembelajaran pemecahan masalah pada anak MI adalah sebaga� ber�kut: (1) anak d�ber�kan beberapa bola dengan ukuran berbeda; (2) anak d�m�nta untuk mengurutkan melemparkan bola berdasarkan urutan besar-kec�l dan berat-r�ngan; (3) anak dapar memperk�rakan urutan bola yang akan d�lempar setelah mencobanya; (4) anak dapat mengamb�l kes�mpulan mengena� urutan dar� besar ke kec�l atau dar� yang r�ngan sampa� dengan yang berat; (5) anak dapat mencer�takan has�lnya kepada guru.

G. Strategi Pembelajaran DemonstrasiDemonstras� d�art�kan sebaga� pember�an contoh dar� seseorang, ba�k guru atau

orang la�n, kepada anak. Secara umum, demonstras� mel�batkan satu orang yang mendemonstras�kan kepada orang la�n, mengena� baga�mana sesuatu �tu bekerja atau baga�mana tugas �tu d�kerjakan, kapan orang mendemonstras�kan sesuatu pada guru menggunakan metode demonstras�, b�asanya untuk mendemontras�kan �nstruks� pada anak-anak umum ada t�ga tahap penggunaan model demonstras�, ya�tu:

• Menghas�lkan atens� anak• Menunjukkan sesuatu pada anak• Mem�nta anak untuk merespon apa yang d�l�hatnya dengan l�san atau perbuatan.

Page 108: 16KONSEPDASARPENJAKES

102 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Contoh penerapan strateg� pembelajaran demonstras� pada anak MI, sepert� pada pengembangan gerak man�pulat�f. (1) Guru terleb�h dahulu mempers�apkan alat gambar; (2) Guru mendemonstras�kan salah satu gambar; (3) Anak dapat men�ru gambar yang d�demonstras�kan oleh guru; (4) Anak memperl�hatkan has�lnya kepada guru.

H. Strategi Pembelajaran Instruksi LangsungInstruks� langsung art�nya anak harus meng�kut� segala yang d�tugaskan

guru kepadanya. Anak-anak yang berprestas� dalam akt�v�tas �nteraks� langsung dengan mempelajar� �nformas� atau t�ndakan yang d�buat orang la�n tetap� t�dak mengkonstruks�kan pengetahuan untuk mereka send�r�. Contoh, seorang anak yang �ng�n mengendara� sepeda harus menguas�nya agar sepedanya berjalan pada jalur yang benar dan berjalan lacar. Keuntungan �nteraks� langsung adalah dalam h�tungan waktu leb�h efisien dan mengajarkan anak untuk mengikuti petunjuk.

Contoh penerapan strateg� pembelajaran �nstruks� langsung pada anak MI, sepert� pada pengembangan gerak senam lanta�. (1) Anak d�m�nta untuk melakukan rol depan; (2) Anak d�tugaskan untuk men�ru gerakan rol depan; (3) Anak d�haruskan melakukan rol belakang; (4) Anak d�tugaskan untuk men�ru gerakan rol belakang.

I. Strategi Pembelajaran KooperatifGuru MI ser�ngkal� menekankan pada anak-anak mengena� n�la�-n�la� kerjasama antara

anak yang satu dengan yang la�nnya. Pembelajaran kooperat�f sangat d�kenal melalu� keunggulan dalam membentuk per�laku dan n�la�-n�la� sos�al. Rancangan pembelajaran kooperat�f telah d�gunakan sebaga� strateg� belajar mengajar. Menurut Jacobs, dkk (1995) bahwa, “Pembelajaran kooperat�f member� peluang kepada anak untuk berb�cara, mengamb�l �n�s�at�f, membuat berbaga� macam p�l�han, dan mengembangkan keb�saan belajar.”

Sedangkan Cohen (1994) memaparkan bahwa, “Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebaga� kerjasama peserta d�d�k dalam kelompok kec�l yang mana set�ap orang dapat berpartisipasi dalam soal tugas kolektif yang telah didefinisikan secara jelas, tidak konstan, dan pengawasan langsung oleh guru.” Pembelajaran kooperat�f mel�batkan tanggung jawab bersama antara guru dan anak untuk mencapa� tujuan pend�d�kan. Para guru menyusun tahapan dan member� dorongan kepada kelompok anak-anak agar bekerja sama. Anak-anak mengerjakan tugas dalam kelompok mas�ng-mas�ng, sepert� dalam kelompok mewarna� gambar, sementara kelompok la�nnya ada yang menc�ptakan bermacam-macam bentuk bangunan dar� kubus, mengucapkan beberapa kata sederhana, mengenal� bentuk-bentuk symbol sederhana, dan sebaga�nya. Menurut Johnson, dkk. (1991) bahwa pembelajaran kooperat�f d�tanda� dengan tahapan sebaga� ber�kut:

• Seluruh anggota kelompok bertanggung jawab pada belajarannya send�r� dan anggota

Page 109: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 103

kelompoknya.• Anak-anak berkontr�bus� pada pembelajaran orang la�n dengan cara member�

pertolongan, dorongan, dukungan, kr�t�kan, mot�vas� dan puj�an pada has�l pekerjaannya.

• Set�ap �nd�v�du bertanggung jawab atas upayanya. Akt�v�tas d�susun agar set�ap anak bertanggung jawab dalam mencapa� tujuannya . Umpan bal�k d�ber�kan pada �nd�v�du dan kelompok.

• Anak-anak harus memiliki kesempatan untuk merefleksikan pada kerja kelompoknya.

Contoh penerapan strateg� pembelajaran kooperat�f pada anak MI, sepert� pada pengembangan ps�komotor. Tujuan pembelajaran, “Anak dapat memaham� konsep-konsep gerak sederhana.” Tahapan pembelajarannya sebaga� ber�kut: (1) Anak d�bag� dalam beberapa kelompok; (2) Mas�ng-mas�ng kelompok melakukan gerakan yang berbeda; (3) sehab�s melakukan gerakan d�mas�ng-mas�ng kelompok, anak bercampur dengan kelompok la�n dan mencer�takan apa yang sudah d�lakukan pada mas�ng-mas�ng kelompok tad�; (4) guru meny�mpulkan semua gerakan yang telah d�lakukan oleh anak-anak.

Mel�hat contoh d�atas, nampak anak-anak cenderung bekerja leb�h ba�k pada kelompok kec�l. Namun kelompoknya t�dak boleh leb�h dar� empat orang, karena part�s�pas�nya cenderung pas�f. Oleh karena �tu, pembelajaran kooperat�f akan berjalan efekt�f apab�la d�lakukan pada anak MI yang sudah belajar leb�h lama d� MI-nya.

Peserta d�d�k yang belum mem�l�k� pengalaman dengan pembelajaran kooperat�f jangan dulu d�bebaskan berada dalam kelompok kooperat�f. Guru t�dak dapat menggabungkan mereka dengan anak yang sudah berpengalaman, hanya mereka dapat d�suruh memperhat�kan teman-temannya agar secara perlahan tap� past� anak-anak tersebut akan mengetahu� baga�mana pelaksanaan pembelajaran kooperat�f. Guru harus membantu anak-anak untuk memperoleh keteramp�lan gerak sederhana (ps�komotor). Akt�v�tas dapat d�rancang secara khusus untuk mempromos�kan per�laku kooperat�f dalam kelas dan juga d� pusat-pusat pembelajaran. Bag� anak MI pembelajaran kooperat�f dapat menjad�kannya leb�h bebas dalam berkreas�.

Berdasarkan has�l penel�t�an Rong (2001) bahwa pembelajaran kooperat�f member�kan pengaruh bag� perkembangan anak, ya�tu:

a. Pembelajaran kooperat�f menekankan pada pengembangan kemampuan secara keseluruhan. Metode �n� berbeda d�band�ngkan dengan metode trad�s�onal yang cenderung menekankan pada aspek pengetahuan dan keteramp�lan saja.

b. Pembelajaran kooperat�f merupakan sebuah terobosan baru dalam mengkomb�nas�kan �lmu pengetahuan dengan perkembangan kemampuan berp�k�r �novat�f.

c. Pembelajaran kooperat�f membantu perkembangan peserta d�d�k dar� b�asa belajar pas�f menjad� belajar akt�f.

Page 110: 16KONSEPDASARPENJAKES

104 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

d. Pembelajaran kooperat�f mec�ptakan kebahag�aan dan kegemb�raan dalam proses belajar anak.

e. Pembelajaran kooperat�f membantu untuk mengembangkan hubungan sos�al anak. Hal �n� sangat d�perlukan guru untuk memaham� pent�ngnya pend�d�kan dan perkembangan kepr�bad�an anak. Guru harus juga menguasa� metode dan teor� baru yang dapat d�gunakan dalam proses belajar mengajar.

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 1 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Petunjuk: Jawablah pertanyaan d� bawah �n� secara jelas dan tepat pada lembar tugas yang Anda m�l�k�!

1. Jelaskan tahapan dalam menggunakan strateg� �ndukt�f dan dedukt�f dalam proses belajar mengajar (PBM) pend�d�kan jasman� dan olahraga?

2. Jelaskan perbedaan strateg� eksploras� dan �ndukt�f dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga?

3. Jelaskan manfaat dar� strateg� rec�procal dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga?

4. Jelaskan keutamaan dar� strateg� pembelajaran kooperat�f bag� pen�ngkatan kemampuan peserta d�d�k?

5. Buatkan Rencana Pers�apan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strateg� pembelajaran yang sudah d�ura�kan d� atas!

Rambu-rambu jawaban:Untuk menjawab soal lat�han secara lengkap, Anda dapat mengacu pada ura�an mater�

teor� yang tertuang dalam keg�atan belajar.

1. Tahapan penggunaan strateg� pembelajaran dalam pend�d�kan jasman� dan olahraga2. Konsep strateg� pembelajaran �ndukt�f dan eksploras�3. Konsep strateg� pembelajaran rec�procal4. Konsep strateg� pembelajaran kooperat�f dalam pembelajaran pend�d�kan jasman�

dan olahraga

Page 111: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 105

RANGKUMANBerdasarkan ura�an d� atas dapat d�tar�k beberapa kes�mpulan mengena� PBM dalam

pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI sebaga� ber�kut:

a. Pen�ngkatan mutu PBM merupakan persoalan pent�ng dalam pend�d�kan jasman� dan olahraga. T�t�k sentral PBM adalah agar peserta d�d�k belajar. T�daklah heran apab�la seluruh akt�v�tas yang berlangsung dalam PBM d�pusatkan untuk memacu peserta d�d�k belajar opt�mal.

b. Penggunakan strateg� pembelajaran menjad� upaya guru agar PBM tersebut berjalan sesua� dengan harapan dan tercapa�nya tujuan pend�d�kan.

c. Strateg� merupakan suatu ketentuan yang d�tetapkan secara leb�h r�nc� dan berlandaskan pada tujuan. Agar pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga berjalan sesua� harapan yang d�gar�skan dalam tujuan, maka guru perlu menggunakan strateg� dalam proses belajar mengajarnya. Beberapa strateg� pengajaran yang umum d�gunakan dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� d�antaranya sebaga� ber�kut: (1) �ndukt�f, (2) dedukt�f, (3) rec�procal, (4) pemecahan masalah, (5) eksploras�, dan (6) kooperat�f.

Page 112: 16KONSEPDASARPENJAKES

106 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Strateg� yang pal�ng tepat untuk d�gunakan dalam men�ngkatkan kemampuan menemukan gerak baru pada anak dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah:A. Eksploras� C. Indukt�fB. Dedukt�f D. Kooperat�f

2. Memula� dengan mempert�mbangkan tujuan yang sesua� untuk d�capa� dengan strateg� �ndukt�f termasuk tahap:B. Perencanaan C. Pen�la�anC. Pelaksanaan D. Semua benar

3. Contoh penerapan strateg� pembelajaran demonstras� pada anak MI, sepert� pada pengembangan gerak man�pulat�f adalah:A. Mempers�apkan gambar C. Men�rukan gambarB. Memperl�haMIan gambar D. Semua benar

4. Dalam menentukan strateg� pembelajaran, guru harus mempert�mbangkan beberapa hal, ya�tu:A. Kond�s� C. Fas�l�t�B. S�tuas� D. Semua benar

5. Pada tahap evaluas� guru harus dapat menyaj�kan contoh-contoh la�nnya untuk diidentifikasi oleh peserta didik, adapun yang dievaluasi adalah: A. Has�l dar� mater� C. Has�l mater� dan prosesB. Has�l dar� proses D. Semua benar

Page 113: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 107

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar (KB 1) �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� Keg�atan Belajar 1 yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjuMIan pada KB 2, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� KB 1, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. A 2. A 3. B 4. D 5. D

Page 114: 16KONSEPDASARPENJAKES

108 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 115: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 109

Pengukuran Dan Evaluasi PembelajaranPendidikan Jasmani dan Kesehatan

Banyak ahl� yang member�kan batasan tentang kebugaran jasman�, tetap� kalau d�s�mak leb�h jauh semua batasan �tu mempunya� makna yang sama. Sepert� batasan yang d�kemukakan oleh G�r�w�joyo (2004 : 22) sebaga� ber�kut “Kebugaran jasman� sesungguhnya adalah derajat sehat d�nam�s tertentu yang dapat menanggulang� tuntutan jasman� dalam melaksanakan tugas sehar�-har� dengan selalu mas�h mempunya� cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pul�h kembal� esok har�nya menjelang tugas sehar�-har�nya”.

Batasan la�n menurut Moeloek dan Tjokronegoro (1984 : 2) tentang kebugaran jasman� ya�tu: “Kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan penyesua�an (adaptas�) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-har�) tanpa men�mbulkan kelelahan yang berleb�han”.Hal yang sama d�kemukakan oleh Karvopich dan Sinning (1971 : 268) sebagai berikut : “Physical fitness may be defined as the degree of the ability to execute a specific physical task under specific ambient cond�t�ons”.

Kebugaran jasman� pada dasarnya d�landas� oleh adanya kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas tanpa men�mbulkan kelelahan. Leb�h lanjut Pres�dent’s Counc�l on physical fitness and sport yang dikutip Nurlan (2003 : 51) mengatakan bahwa kebugaran jasman� adalah kemampuan untuk melakukan keg�atan sehar�-har�dengan penuh v�tal�tas dan kewaspadaan tanpa mengalam� kelelahan yang berart� dan mas�h cukup energ� untuk bersanta� pada waktu luang dan menghadap� hal-hal yang s�fatnya darurat.

Berdasarkan ura�an d� atas tentang kebugaran jasman�, maka dapat d�s�mpulkan bahwa yang d�maksud kebugaran jasman� adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas fisik dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, sehingga mampu melakukan tugas-tugas yang la�n dalam men�kmat� waktu senggangnya.

Fungs� tes kebugaran jasman� dalam program pengajaran Penjaskes d� perguruan t�ngg� adalah :

2

Page 116: 16KONSEPDASARPENJAKES

110 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

1. Mengukur kemampuan fisik mahasiswa.2. Menentukan status kondisi fisik siswa.3. Menilai kemampuan fisik mahasiswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran pendidikan

jasman�.4. Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa.5. Sebaga� salah satu bahan masukan dalam member�kan n�la� pelajaran Penjas.

A. Komponen Kebugaran JasmaniSepert� telah d�kemukakan, derajat kebugaran jasman� pada hak�katnya adalah derajat

sehat d�nam�s yang d�perlukan (yang sesua�) dengan kebutuhan untuk melakukan suatu tugas fisik. Untuk mempertahankan derajat sehat dinamis yang sesuai dengan kebutuhan tadi, perlu diupayakan dengan cara melakukan aktivitas fisik atau olahraga kesehatan yang teratur. Dengan melakukan olahraga kesehatan secara teratur, maka komponen-komponen dasar kebugaran jasman�nya dapat berfungs� dengan ba�k sesua� dengan tuntutan untuk melakukan akt�v�tas rut�n sehar�-har�.

Sepert� telah d�kemukakan, derajat kebugaran jasman� pada hak�katnya adalah derajat sehat d�nam�s yang d�perlukan (yang sesua�) dengan kebutuhan untuk melakukan suatu tugas fisik. Untuk mempertahankan derajat sehat dinamis yang sesuai dengan kebutuhan tadi, perlu diupayakan dengan cara melakukan aktivitas fisik atau olahraga kesehatan yang teratur. Dengan melakukan olahraga kesehatan secara teratur, maka komponen-komponen dasar kebugaran jasman�nya dapat berfungs� dengan ba�k sesua� dengan tuntutan untuk melakukan akt�v�tas rut�n sehar�-har�.

Secara fisiologis tubuh terbagi dalam tiga kelompok kerja atau sistema kerja (ergos�stema), ya�tu (1) s�stema kerja pr�mer, (2) s�stema kerja sekunder, dan (3) s�stema ters�er. Kelompok yang berhubungan langsung dan merupakan faktor penentu t�ngg� rendahnya derajat kebugaran jasman� seseorang ya�tu s�stema kerja pr�mer dan s�stema kerja sekunder. Kedua s�stema kerja �tu (secara anatom�s) merupakan kelompok dasar anatom�s kebugaran jasman�. Jad� kalau �ng�n men�ngkatkan kebugaran jasman� maka kedua komponen tad� harus d�lat�h agar mem�l�k� fungs� yang leb�h ba�k.

Kalau d�r�nc�, maka s�stema kerja pr�mer terd�r� dar� beberapa unsur (s�stem) sebaga� ber�kut:

§ S�stem rangka (skelet), § S�stem otot (muscular), § S�stem saraf (nervorum).

Dem�k�an juga s�stema kerja sekunder yang mencakup t�ga s�stem ya�tu:

§ S�stem darah, ca�ran tubuh, dan l�mfe (hemo-h�dro l�mfat�k),§ S�stem jantung dan pembuluh darah (card�ovascular), § S�stem pernafasan (resp�rator�).

Page 117: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 111

Komponen kebugaran jasmani dilihat dari asfek fisiologisnya merupakan mutu penamp�lan dar� s�stem-s�stem yang menyusun s�stema kerja pr�mer dan sekunder yang bersangkutan. Mutu penamp�lan dar� s�stem-s�stem yang menyusun s�stema kerja pr�mer yaitu (1) fleksibilitas, (2) kekuatan dan daya tahan otot, (3) koordinasi fungsi saraf – otot. Sedangkan mutu penamp�lan dar� s�stem-s�stem yang menyususn s�stema kerja sekunder adalah daya tahan umum.

D�l�hat dar� s�stema kerja (ergos�stema) tad�, maka komponen dasar kebugaran jasman� terd�r� dar� :

1. Fleks�b�l�tas.2. Kekuatan dan daya tahan otot.3. Koordinasi fungsi saraf – otot.4. Daya tahan umum.

Pendapat ahl� mengemukakan hal yang serupa tentang komponen kebugaran jasman� sebaga� ber�kut :

1. Ketahanan jantung dan peredaran darah (card�ovascular endurance).2. Kekuatan (strength).3. Ketahanan otot (muscular endurance)4. Kelentukan (fleksibility).

Berdasarkan keterangan d� atas dapat d�s�mpulkan bahwa komponen kebugaran jasman� adalah unsur yang pal�ng dasar yang menunjukan t�ngkat kebugaran atau t�ngkat sehat dinamis seseorang yaitu terdiri dari: a) kelenturan persendian (fleksibility), b) kekuatan dan daya tahan otot (muscle strength and muscle endurance), c) koord�nas� saraf – otot (neuromuscular coordination), dan d) daya tahan umum (general endurance / cardio – repiratory endurance).

Pent�ngnya kebugaran jasman� dalam akt�v�tas pada mahas�swa untuk mendukung akt�v�tas mahas�swa d� kampus dalam proses belajar dan berorgan�sas�, serta d�l�ngkungannya akt�f berperanserta sebaga� warga masyarkat yang ba�k dan sebaga� contoh manus�a yang berpend�d�kan yang selalu bergerak untuk kemajuan bangsa tanpa mengalam� kelelahan yang berart�.

B. Tes dan Pengukuran Kebugaran JasmaniBeberapa tes dan pengukuran yang dapat d�gunakan untuk mengukur kebugaran

jasman� sebaga� ber�kut:

1. Fleks�b�l�tas.

Page 118: 16KONSEPDASARPENJAKES

112 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Nama tes : Trunk Fleks�on

Tujuan : Mengukur kemampuan kelenturan tubuh bag�an togok.

Alat/fas�l�tas : B�sa dengan bangku yang sudah ada meterannya, ataupun manual.

Pelaksanaan : Dengan bantuan bangku berd�r� d�atas bangku yang sudah ada meterannya, kemud�an menjangkau ke bawah sejauh-jauhnya melewat� b�b�r bangku l�hat angka meteran yang b�sa d� ra�h oleh jar� terjauh tangan k�ta. Tanpa bangku duduk d� lanta� selunjurkan ke dua kak� kedepan, kemud�an julurkan tangan melewat� jar�-jar� kak�, dan h�tung berapa cm tangan yang melewat� jar�-jar� kak�.

Skor : Jangkauan terjauh yang b�sa d�lakukan dalam cent�meter.

2. Kekuatan dan daya tahan otot.Nama tes : Leg Dynamometer dan Push Up

Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot

Alat/fas�l�tas : Leg Dynamometer Alas untuk Push Up

Kekuatan

Pelaksanaan : Ikatkan sabuk leg d�namometer pada p�nggang s� testee. Pos�s� badan testee tegak, kak� agak d�tekuk sepert� akan duduk, kemud�an luruskan tungka� sekuat-kuatnya sampa� maks�mal.

Skor : L�hat angka yang tertera pada alat leg d�namometer.

Dayatahanotot

Pelaksanaan : Testee berbar�ng dengan s�kap telungkup, kedua lengan d�l�pat d� samp�ng badan, kedua tangan menekan lanta� dan lengan d�luruskan, seh�ngga badan terangkat sedangkan s�kap badan dan tungka� ada pada satu gar�s lurus (s�kap push up).

Skor : Jumlah gerakan push up yang betul yang dapat d�lakukan oleh testee.

3. Koordinasi fungsi saraf – otot.Nama tes : Wall Pass

Tujuan : Mengukur koord�nas� mata dan tangan

Alat/fas�l�tas : Bola basket, Stop Watch, D�nd�ng / tembok untuk pantulan lemparan.

Page 119: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 113

Pelaksanaan : Testee berd�r� d�belakang gar�s batas samb�l memagang bola basket dengan ke dua tangan d� depan dada. B�la aba-aba “YA” d�ber�kan testee dengan segera melakukan lempar tangkap bola ke d�nd�ng selama 15 det�k.

Skor : Jumlah bola yang dapat d�lakukan lempar tangkap selama 15 det�k.

Gambar lapangan tes :

.

19 FEET

TESTEE

4. Daya tahan umum

Nama tes : Lari 2,4 Km

Tujuan : Mengukur kemampuan daya tahan paru jantung.

Alat/fasilitas : Lapangan / Lintasan lari atau track., stop watch.

Pelaksanaan : Testee berdiri di belakang garis start, pada aba-aba

“YA” berlari untuk menyelesaikan jarak sejauh 2,4

km.

Skor : Hitung waktu tempuh untuk menyelesaikan jarak 2,4

km.

Nama tes : Bleep

Tujuan : Mengukur daya tahan paru/jantung

Alat/fasilitas : Lapangan, tempat star berjarak lebih kurang 20 meter, kaset

dan tape/pengeras suara, blanko penilaian.

Pelaksanaan : Lari dari pelan, balikan 1,2 dst makin cepat sesuai

irama

DINDING

4. Daya tahan umumNama tes : Lar� 2,4 Km

Tujuan : Mengukur kemampuan daya tahan paru jantung.

Alat/fas�l�tas : Lapangan / L�ntasan lar� atau track., stop watch.

Pelaksanaan : Testee berd�r� d� belakang gar�s start, pada aba-aba “YA” berlar� untuk menyelesa�kan jarak sejauh 2,4 km.

Sko : H�tung waktu tempuh untuk menyelesa�kan jarak 2,4 km.

Nama tes : Bleep

Tujuan : Mengukur daya tahan paru/jantung

Alat/fas�l�tas : Lapangan, tempat star berjarak leb�h kurang 20 meter, kaset dan tape/pengeras suara, blanko pen�la�an.

Pelaksanaan : Lar� dar� pelan, bal�kan 1,2 dst mak�n cepat sesua� �rama

Page 120: 16KONSEPDASARPENJAKES

114 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Tabel 1Kr�ter�a n�la� lar� 2,4 Km

Tabel 1

Kriteria nilai lari 2,4 Km

HASIL MENEMPUH JARAK DALAMMENITUMUR

KATEGORIKESEGARAN PRIA WANITA

DIBAWAH 30 TAHUN

SKKSBBS

> 18 ‘14’30” – 18’

12’05” – 14’24”10’20” – 12’< 10’17”

> 18’57”15’47” – 18’57”13’26” – 15’39”10’59” – 13’20”

< 10’55”

30 – 39 TAHUN

SKKSBBS

> 18’57”15’47” – 18’57”12’57” – 15’39”10’59” – 12’51”

< 10’55”

> 21’11”17’18” – 21’11”14’30” – 17’09”11’41” – 14’24”

< 11’37”

40 – 49 TAHUN SKKSBBS

> 21’1117’18” – 21’11”13’57” – 17’09”11”41” – 13’51”

< 11’37”

> 24’19’09” – 24’

15’47” – 18’57”12’30” – 15’39”

< 12’25”50 TAHUN KE ATAS SK

KSBBS

> 22’30”18’11” – 22’30”14’30” – 18”

12’85” – 14’24”< 12’

> 25’43”21’26” – 25’43”17’18” – 21’11’13’26” – 17’09”

< 13’20”

B. Evaluasi Pembelajaran

Untuk lebih memahami akan makna yang terkandung dalam penilaian, maka

perlu dipaparkan lebih rinci mengenai pengertian dan tujuan evaluasi pada pembelajaran

pendidikan jasmani dan kesehatan.

1. Pengertian

B. Evaluasi PembelajaranUntuk leb�h memaham� akan makna yang terkandung dalam pen�la�an, maka perlu

d�paparkan leb�h r�nc� mengena� pengert�an dan tujuan evaluas� pada pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

1. Pengert�anEvaluas� perkembangan adalah suatu cara menemukan baga�mana proses

pembelajaran dapat member�kan tanda-tanda pencapa�an kemampuan pada ana. Juga untuk menjalankan apakah proses pembelajaran la�n yang berpengaruh terhadap anak. Jad� evaluas� �n� sangat d�perlukan untuk mengukur sampa� sejauh mana proses pemb�naan atau pembelajaran yang d�ber�kan oleh guru MI �n� berdampak terhadap perubahan per�laku pada anak tersebut.

Page 121: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 115

2. TujuanEvaluas� pembelajaran �n� bertujuan untuk member� makna dar� has�l yang telah

d�ra�h oleh anak, tetap� kemajuan �n� t�dak d�ber�kan dalam bentuk kuant�tat�f (angka) tetap� dalam bentuk kual�tat�f atau deskr�ps� kemajuan belajar anak. Hal-hal yang perlu d�perhat�kan dalam melakukan evaluas� adalah proses dan has�l. Proses art�nya keg�atan yang berhubungan dengan upaya �nteraks� anak dengan guru atau l�ngkungannya. Sedangkan has�l adalah sesuatu yang d�capa� anak setelah proses pembelajaran berakh�r.

3. Pr�ns�p-pr�ns�p Evaluas� Pelaksanaan evaluas� pada Anak MI berbeda dengan evaluas� yang d�lakukan d�

sekolah dasar atau sekolah lanjutan. Ada beberapa pr�ns�p dasar yang harus d�perhat�kan dalam mengevaluas� pada Anak MI, ya�tu:

a. Menyeluruh. Art�nya t�dak d�lakukan secara terp�sah dengan proses pembelajarannya. Meng�ngat evaluas� tersebut leb�h banyak men�la� proses dan has�l perbuatan anak.

b. Berkes�nambungan. Art�nya harus d�lakukan secara terencana, bertahap, dan terus-menerus. Hal �n� d�lakukan agar �nformas� yang d�peroleh betul-betul berasal dar� gambaran perkembangan proses pembelajaran pada Anak MI.

c. Beror�entas� pada tujuan. Art�nya dalam menetapkan �nd�kator harus menggunakan acuan standar. Guru dapat men�la� has�l keg�atan anak melalu� �nd�kator yang terwujud dalam per�laku dan kemampuan tersebut.

d. Obyekt�f. Art�nya pen�la�an d�lakukan sesua� dengan kr�ter�a yang telah d�tetapkan. Prasangka, ke�ng�nan, serta perasaan tertentu t�dak boleh mempengaruh� pen�la�an yang d�lakukan.

e. Mend�d�k. Art�nya pen�la�an �n� dapat d�gunakan untuk memb�na dan member�kan dorongan kepada semua anak dalam men�ngkatkan has�l pertumbuhan dan perkembangannya.

f. Kebermaknaan. Art�nya has�l pen�la�an harus mem�l�k� art� ba�k bag� orang tua, guru, pemb�na, maupun anak send�r� atau p�hak la�n yang memerlukannya.

Jad�, evaluas� perkembangan pada anak MI merupakan upaya untuk memperoleh �nformas� atau data yang akurat mengena� penguasaan keteramp�lan Anak MI. Secara gar�s besar evaluas� perkembangan pada anak MI �n� berfungs� sebaga� ber�kut:

• Member�kan umpan bal�k dengan segera untuk memperba�k� dan mengembangkan keg�atan.

• Member�kan �nformas� tentang ketercapa�an pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat memperba�k� dan men�ngkatkan b�mb�ngan dan mot�vas�.

• Sebaga� bahan pert�mbangan untuk menempatkan anak dalam keg�atan yang sesua� dengan m�nat dan kemampuannya.

Page 122: 16KONSEPDASARPENJAKES

116 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

• Sebaga� bahan masukan bag� p�hak terka�t yang memerlukan dalam member�kan pemb�naan selanjutnya.

C. Proses EvaluasiEvaluas� merupakan suatu proses untuk memperoleh �nformas� secara menyeluruh

dalam mengamb�l keputusan mengena� kemajuan peserta d�d�k dalam belajarnya. Pengaruh belajar berupa praktek olahraga dapat d�lakukan d� lapangan atau d� gedung olahraga. Pengukuran has�l belajar dan evaluas� kemajuan merupakan hal yang sangat pent�ng. Adapun dalam pelaksanaannya evaluas� dan pengukuran dapat d�lakukan dengan menggunakan pr�ns�p-pr�ns�p dan ka�dah yang sama.

1. Pelaksanaan Evaluas�Pelaksanaan evaluas� merupakan proses pengamb�lan keputusan mengena� has�l

yang telah d�peroleh peserta d�d�k selama meng�kut� proses pembelajaran. Oleh karena �tu, dalam pelaksanaan evaluas� guru pend�d�kan jasman� dan olahraga harus mempert�mbangkan beberapa hal sebaga� ber�kut:

a. Pengumpulan data d�lakukan dengan kerjasama antara guru dan peserta d�d�k maksudnya guru mengh�ndar� penggunaan standar yang baku atau perband�ngan dengan teman la�nnya. Tap� guru dan peserta d�d�k secara bersama-sama menentukan tujuan maks�mal, real�st�k, dan sesua� dengan kemampuan peserta d�d�k.

b. Pengumpulan data d�lakukan secara terus menerus dan berkes�nambungan maknanya kemajuan peserta d�d�k d�catat dan d�dokumentas�kan agar nampak kemajuannya.

c. Pengumpulan data harus semua aspek pend�d�kan, ya�tu: pengetahuan, s�kap, proses, dan produk.

d. Has�lnya dapat d�laporkan kepada p�mp�nan sekolah, peserta d�d�k send�r�, dan orang tua.Keempat komponen tersebut menjad� ketentuan umum bag� guru pend�d�kan jasman�

dan kesehatan olahraga sebelum memberikan keputusan final mengenai kemajuan yang d�dapat� para s�swanya dalam pembelajaran d� sekolahnya.

2. Menetapkan Has�l Evaluas�Dalam melakukan pen�la�an untuk pembelajaran pend�d�kan jasman�, guru t�dak

memerlukan patokan atau ukuran baku atau norma. Tetap� yang guru perlukan adalah kemampuan menafs�rkan t�ngkat kemampuan dan kontr�bus� yang anak ber�kan selama proses pembelajaran berlangsung. Penafs�ran terhadap kemampuan kerja sama antara anak menjad� �nd�cator keberhas�lan dalam belajarnya. Namun dem�k�an t�dak semua kerja kelompok dapat d�anggap sebaga� pembelajaran kooperat�f. Kunc� utamanya adalah

Page 123: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 117

s�kap tangggung jawab pr�bad� anak dan sal�ng ketergantungan pos�t�f antara anak. Untuk �tu dalam �nterpretas� has�l evaluas� pembelajaran pend�d�kan jasman�, anak akan mendapat n�la� pr�bad� dan n�la� kelompok.

Untuk n�la� pr�bad� dapat d�peroleh dar� mengerjakan segala akt�v�tas send�r�. Sedangkan n�la� kelompok dapat d�peroleh dengan beberapa cara: (1) n�la� kelompok �n� dapat d�amb�l dar� n�la� terendah yang d�dapat oleh anak dalam kelompok dan (2) n�la� kelompok dapat d�amb�l dar� rata-rata n�la� semua anggota kelompok atau dar� sumbangan set�ap anggota kelompok

Dengan memaham� konsep dasar evaluas� belajar mengajar �n�, maka guru akan dapat mengevaluas� taraf keberhas�lan, ba�k has�l (produk) maupun proses belajar mengajar yang d�lakukannya beserta peserta d�d�k-peserta d�d�knya secara obyekt�f.

D. Menginterpretasikan Hasil PenilaianUntuk dapat menafs�rkan has�l pen�la�an, guru memerlukan patokan atau ukuran

baku atau norma. Dalam evaluas�, k�ta mengenal dua norma yang laz�m d�pergunakan untuk men�mbang taraf keberhas�lan belajar mengajar, ya�tu:

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Evaluation PAP art�nya memperband�ngkan prestas� yang d�capa�nya dengan kr�ter�a yang telah

d�tetapkan leb�h dahulu. Dalam pen�la�an PAP �n� b�asanya batas kelulusan d�tentukan dengan nilai 6 dalam skala 10 atau 60 dalam skala 100. Adapun filosofi yang mendasari s�stem pen�la�an semacam �n� adalah teori mastery learning, yang menerangkan bahwa seseorang dapat d�anggap memenuh� syarat kecakapannya ya�tu 60%. Kecakapan �n� sudah d�anggap cukup memada� d� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� sekolah MI.

2. Penilaian Acuan Norma (PAN) atau Norm Referenced Evaluation Upaya untuk mengetahu� kemampuan anak d�dalam batas rata-rata kemampuan

kelompoknya atau kelasnya, pen�la�an acuan norma menjad� salah satu alternat�fnya. PAN art�nya mempert�mbangkan taraf keberhas�lan belajar peserta d�d�k, dengan jalan memband�ngkan prestas� �nd�v�du peserta d�d�k dengan rata-rata prestas� temannya, laz�mnya kelompoknya. Dalam PAN �tu dapat d�pergunakan dengan berbaga� cara m�salnya mencar� rata-rata (mean) dan s�mpangan baku (MI) dengan rumus d� bawah �n�

Dengan diketahui nilai penyimpangan dari ukuran rata-rata prestasi itu, guru

dapat mengetahui berapa jauh kedudukan nilai seseorang itu dari norma kelompoknya.

Dengan diketahuinya nilai rata-rata dan simpangan baku, akan memungkinkan guru

untuk mengadakan konversi mengubah nilai mentah ke dalam nilai skala 10 atau 100.

Misalnya, untuk keperluan pelaporan hasil evaluasinya, dengan menetapkan angka batas

lulus yang berada di daerah antara +0,25 dan –0,25 dengan andaian bahwa rata berada

pada titik 0. Salah satu strategi tabel konversi sebagai berikut:

Tabel 2

Konversi Nilai

MI ( ) dan Mean (x) Nilai Skala 10 Nilai Skala 100

2,25 + X 10 1001,75 + X 9 901,25 + X 8 800,75 + X 7 700,25 + X0,25 + X 6 600,75 + X 5 501,25 + X 4 401,75 + X 3 302,25 + X 2 202,75 + X 1 10

Dengan memahami konsep dasar evaluasi belajar mengajar ini, maka guru akan dapat

mengevaluasi taraf keberhasilan, baik hasil (produk) maupun proses belajar mengajar

yang dilakukannya beserta peserta didik-peserta didiknya secara obyektif.

(fxi) Mean (X) = N

X X 2

MI () N

Page 124: 16KONSEPDASARPENJAKES

118 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Dengan d�ketahu� n�la� peny�mpangan dar� ukuran rata-rata prestas� �tu, guru dapat mengetahu� berapa jauh kedudukan n�la� seseorang �tu dar� norma kelompoknya. Dengan d�ketahu�nya n�la� rata-rata dan s�mpangan baku, akan memungk�nkan guru untuk mengadakan konvers� mengubah n�la� mentah ke dalam n�la� skala 10 atau 100. M�salnya, untuk keperluan pelaporan has�l evaluas�nya, dengan menetapkan angka batas lulus yang berada di daerah antara +0,25 dan –0,25 dengan andaian bahwa rata berada pada titik 0. Salah satu strateg� tabel konvers� sebaga� ber�kut:

Tabel 2Konvers� N�la�

MI ( σ ) dan Mean (x) N�la� Skala 10 N�la� Skala 100

2,25 σ + X 10 100

1,75 σ + X 9 90

1,25 σ + X 8 80

0,75 σ + X 7 70

0,25 σ + X-0,25 σ + X 6 60

-0,75 σ + X 5 50

-1,25 σ + X 4 40

-1,75 σ + X 3 30

-2,25 σ + X 2 20

-2,75 σ + X 1 10

Dengan memaham� konsep dasar evaluas� belajar mengajar �n�, maka guru akan dapat mengevaluas� taraf keberhas�lan, ba�k has�l (produk) maupun proses belajar mengajar yang d�lakukannya beserta peserta d�d�k-peserta d�d�knya secara obyekt�f.

Page 125: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 119

LATIHAN Supaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 1 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Petunjuk: Jawablah pertanyaan d� bawah �n� secara jelas dan tepat pada lembar tugas yang Anda m�l�k�!

1. Jelaskan proses pengukuran dalam kebugaran jasman�?2. SebuMIan beberapa komponen kebugaran jasman� yang dapat d�ukur? 3. Jelaskan tahapan pelaksanaan evaluas� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan

olahraga?4. Jelaskan keleb�han dan kelemahan menggunakan PAP dan PAN dalam pelaksanaan

evaluas�?5. Jelaskan cara meng�nterpretas� has�l evaluas� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman�

dan olahraga?

Rambu-rambu jawaban:Untuk menjawab soal lat�han secara lengkap, Anda dapat mengacu pada ura�an mater�

teor� yang tertuang dalam keg�atan belajar (KB).

1. Konsep dasar pengukuran kebugaran2. Komponen kebugaran jasman�3. Tahapan pelaksanaan evaluas�4. Pelaksanaan pen�la�an menggunakan PAP dan PAN5. Cara melakukan �nterpretas� has�l pen�la�an

RANGKUMANBerdasarkan ura�an d� atas dapat d�tar�k beberapa kes�mpulan mengena� PBM dan

evaluas� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI sebaga� ber�kut:

1. Pengukuran merupakan seperangkat upaya memperoleh data untuk kepent�ngan evaluas�. Data �n� d�peroleh melalu� serangka�an tes ba�k tes per�laku maupun tes l�san atau tul�san.

2. Evaluas� menjad� �nstrument pent�ng dalam mencar� tahu t�ngkat kemampuan peserta d�d�k dan upaya perba�kan agar sasaran pembelajaran m�n�mal dapat d�capa�.

Page 126: 16KONSEPDASARPENJAKES

120 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Untuk mengukur keberhas�lan peserta d�d�k yang leb�h berkual�tas, maka guru dapat melakukan evaluas� melalu� s�stem:A. PAP C. PAP dan PANA. PAN D. Tes Keteramp�lan

2. Komponen pen�la�an yang dapat d�ukur dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� adalah:A. Kogn�t�f C. Ps�komotorB. Afekt�f D. Semua benar

3. Pengukuran has�l belajar pada pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga harus d�lakukan dengan cara:A. Pars�al C. PerformanceB. Komprehens�f D. Semua benar

4. Tujuan pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga d� t�ngkat MI leb�h d�fokuskan pada:A. Kebugaran jasman� C. Fundamental motor sk�llsB. Mult�lateral movement D. Semua benar

5. Tujuan evaluas� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan olahraga adalah:A. Ing�n tahu C. Membuat keputusanB. Menentukan program D. Semua benar

Page 127: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 121

UMPAN BALIK

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunc� jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Modul �n�. H�tunglah jawaban Anda yang benar, kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda terhadap mater� Modul �n�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

Apab�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan keg�atan belajar, Bagus! Akan tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda mas�h d� bawah 80%, maka Anda harus mengulang KB �n� terutama bag�an yang belum Anda kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. A2. D3. B4. B5. C

Page 128: 16KONSEPDASARPENJAKES

122 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 129: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 123

PERKEMBANGAN MOTORIK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN 4

Page 130: 16KONSEPDASARPENJAKES

124 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 131: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 125

PERKEMBANGAN MOTORIK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

DAN KESEHATAN

PendahuluanPemb�naan dan pengembangan potens� anak bangsa dapat d�upayakan melalu�

pembangunan d�berbaga� b�dang yang d�dukung oleh atmosp�r masyarakat belajar. Anak kedudukannya sebaga� tunas bangsa dan penerus c�ta-c�ta perjuangan bangsa perlu mendapatkan pos�s� dan fungs� strateg�s dalam pembangunan. Terutama pembangunan pend�d�kan yang menjad� bag�an �ntegral dalam pembangunan suatu bangsa dan kunc� pembangunan potens� anak yang seyog�annya d�laksanakan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal �n� terbukt� dengan banyaknya pembahasan tentang anak oleh para pakar dan prakt�s� melalu� sem�nar dan konferens� ba�k nas�onal maupun �nternas�onal.

D� Indones�a dewasa �n� perkembangan anak tengah mendapatkan perhat�an ser�us terutama dar� pemer�ntah, karena d�sadar� benar bahwa mereka yang akan menjad� penerus generas� yang ada sekarang. Untuk mewujudkan generas� penerus yang tangguh dan mampu berkompet�s� d�perlukan upaya pengembangan anak yang sesua� dengan masa pertumbuhan dan perkembangannya. Sebaga�mana yang tertuang dalam UUSPN tahun 2003 bahwa pend�d�kan khusus merupakan pend�d�kan bag� peserta d�d�k yang mem�l�k� tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sos�al, dan atau mem�l�k� potens� kecerdasan dan bakat �st�mewa. Untuk �tulah, maka aspek-aspek yang perlu d�kembangkan pada anak ya�tu: motor�k. Aspek �n� akan dapat berkembang dengan ba�k apab�la pemahaman mengena� perkembangan motor�k oleh guru pend�d�kan jasman� d� sekolah juga ba�k.

Anak sedang berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan perhat�an khusus. Anak pada us�a sekolah mempunya� potens� yang sangat besar untuk mengopt�malkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan motor�knya. Art�nya perkembangan motor�k sebaga� perkembangan dar� unsur kematangan dan pengendal�an gerak tubuh. Terdapat hubungan yang sal�ng mempengaruh� antara kebugaran tubuh, keteramp�lan gerak, dan kontrol gerak, Keteramp�lan gerak anak t�dak akan berkembang tanpa adanya kematangan kontrol gerak. Kontrol gerak t�dak akan opt�mal tanpa kebugaran tubuh. Kebugaran tubuh t�dak akan tercapa� tanpa lat�han fisik.

Ser�ngkal� perkembangan motor�k anak d�aba�kan atau bahkan d�lupakan oleh orang tua, pemb�mb�ng atau bahkan guru send�r�. Hal �n� leb�h d�karenakan belum pahamnya

Page 132: 16KONSEPDASARPENJAKES

126 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

mereka bahwa perkembangan motor�k menjad� bag�an yang t�dak terp�sahkan dalam keh�dupan anak, agar semua p�hak yang berkepent�ngan memaham� dan mampu menerapkan pada peserta d�d�knya.

Secara umum modul 4 �n� �ng�n menjelaskan berbaga� hal berka�tan dengan: konsep dasar perkembangan motor�k, dan apl�kas� perkembangan motor�k dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Setelah dengan seksama mempelajar� modul �n�, secara khusus Anda d�harapkan dapat:

1. memaham� tentang pengert�an perkembangan motor�k dan perbedaannya dengan pertumbuhan dan kematangan.

2. Memaham� tentang landasan pem�k�ran pent�ngnya perkembangan motor�k dalam pembelajaran pend�d�kan jasman�.

3. Memaham� manfaat perkembangan motor�k bag� pen�ngkatan kemampuan kogn�t�f anak.

4. Menjelaskan mengena� apl�kas� perkembangan motor�k terhadap pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Untuk membantu Anda mencapa� tujuan tersebut, modul �n� d�organ�sas�kan menjad� dua Keg�atan Belajar (KB), sebaga� ber�kut:

KB 1: Konsep dasar perkembangan motor�k KB 2: Manfaat perkembangan motor�kKB 3: Apl�kas� perkembangan motor�k terhadap pend�d�kan jasman�

Untuk membantu Anda dalam mempelajar� Modul �n�, ada ba�knya d�perhat�kan beberapa petunjuk belajar ber�kut �n�:

1. Bacalah dengan cermat bag�an pendahuluan �n� sampa� Anda memaham� secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan baga�mana mempelajar� modul �n�.

2. Baca sep�ntas bag�an dem� bag�an dan temukan kata-kata kunc� dar� kata-kata yang d�anggap baru. Car�lah dan baca pengert�an kata-kata kunc� tersebut dalam kamus yang Anda m�l�k�.

3. Tangkaplah pengert�an dem� pengert�an melalu� pemahaman send�r� dan tukar p�k�ran dengan mahas�swa la�n atau dengan tutor Anda.

4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajar� sumberu-sumber la�n yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dar� berbaga� sumber, termasuk dar� �nternet.

5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan lat�han dan melalu� keg�atan d�skus� dalam keg�atan tutor�al dengan mahas�swa la�nnya atau tempat sejawat.

6. Jangan d�lewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang d�tul�skan pada set�ap akh�r keg�atan belajar. Hal �n� berguna untuk mengetahu� apakah Anda sudah memaham� dengan benar kandungan modul �n�.

1

Page 133: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 127

Konsep Dasar Perkembangan Motorik

Motor�k sebaga� �st�lah umum untuk berbaga� bentuk per�laku gerak manus�a. Sedangkan ps�komotor�k khusus d�gunakan pada doma�n mengena� perkembangan manus�a yang mencakup gerak manus�a. Jad� motor�k ruang l�ngkupnya leb�h luas dar�pada ps�komotor�k. Mesk�pun secara umum motor�k s�non�m d�gunakan dengan �st�lah gerak, sebenarnya ps�komotor�k mengacu pada gerakan-gerakan yang d�namakan al�h getaran elektor�k dar� pusat otot besar.

Perkembangan merupakan �st�lah umum yang mengacu pada kemajuan dan kemunduran yang terjad� h�ngga akh�r hayat. Pertumbuhan adalah aspek struktural dar� perkembangan. Sedangkan kematangan berka�tan dengan perubahan fungs� pada perkembangan. Jad�, perkembangan mel�put� semua aspek dar� per�laku manus�a, dan sebaga� has�l hanya dapat d�p�sahkan kedalam per�ode us�a. Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan sepanjang h�dup merupakan sesuatu yang berart�. Oleh karena �tu perlunya mempelajar� perkembangan motor�k selama masa anak-anak.

A. Dasar Perkembangan MotorikDasar perkembangan motor�k menjad� fondas� bag� set�ap �nd�v�du untuk memaham�

ruang l�ngkup gerak, ya�tu: pengert�an perkembangan motor�k, pr�ns�p-pr�ns�p perkembangan motor�k, n�la�-n�la� perkembangan motor�k, serta tujuan dan fungs� perkembangan motor�k.

1. Pengert�an Perkembangan Motor�kPerkembangan motor�k adalah suatu perubahan dalam per�laku gerak yang

memperl�hatkan �nteraks� dar� kematangan makhluk dan l�ngkungannya. Pada manus�a perkembangan motor�k merupakan perubahan kemampuan gerak dar� bay� sampa� dewasa yang mel�batkan berbaga� aspek per�laku dan kemampuan gerak. Aspek per�laku dan perkembangan motor�k sal�ng mempengeruh� satu sama la�nnya.

Perkembangan motor�k merupakan sebuah b�dang stud�. Secara past� apa yang k�ta pelajar� dalam perkembangan motor�k sesungguhnya sesuatu yang mas�h bers�fat

1

Page 134: 16KONSEPDASARPENJAKES

128 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

kontrovers�. Kontrovers� �n� mula� muncul sejak awal tahun 1974 d�mana enam orang ahl� dalam b�dang perkembangan motor�k menemu� apa yang d�sebut dengan menggambarkan fokus penel�t�an pada perkembangan motor�k.

Dengan berbaga� upaya yang telah d�lakukan, sekelompok pakar perkembangan motorik memunculkan sebuah definisi mengenai perkembangan motorik, yaitu: sebagai perubahan dalam perilaku gerak yang mereflekssikan interaksi dari kematangan organisme dan lingkungannya.

Definisi ini diyakini masih melahirkan dua pandangan yang berbeda dimana yang satu kelompok memandang bahwa perkembangan motor�k leb�h memperhat�kan pada gerak yang d�has�lkan (movement product). Kelompok la�nnya memandang bahwa perkembangan motor�k leb�h menekankan pada proses gerak (movement process).

Dar� berbaga� pandangan �tu maka muncullah seorang pakar perkembangan motor�k ya�tu Keogh dalam Payne (1996) yang menjelaskan bahwa perkembangan motor�k dapat didefinisikan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak dari mulai masa bay� (�nfancy) sampa� masa dewasa (adulthood) serta mel�batkan berbaga� aspek per�laku manus�a, kemampuan motor�k dan aspek per�laku yang ada pada manus�a �n� mempengaruh� perkembangan motor�k dan perkembangan motor�k �tu send�r� mempengaruh� kemampuan dan per�laku manus�a.

Akhirnya, pada tahun 1988 Roberton selanjutnya mengklarifikasi peranan dari para ahl� perkembangan motor�k melalu� penjelasannya bahwa k�ta berupaya untuk men�ngkatkan pemahaman dalam t�ga hal sebaga� ber�kut:

a. K�ta mencoba untuk memaham� per�laku gerak (motor behav�or), apa yang terjad� dan mengapa hal �tu terjad�.

b. K�ta berusaha untuk mengert� apa per�laku sekarang sama dengan per�laku sebelumnya dan mengapa.

c. K�ta mencar� tahu apa per�laku sekarang akan serupa dengan per�laku yang akan datang dan mengapa.

Untuk memaham� ket�ga hal tersebut d� atas, k�ta perlu mend�skus�kannya dan mencoba untuk menel�t�nya leb�h jauh seh�ngga keraguan yang muncul dapat d�s�kap� secara leb�h jern�h melalu� pendekatan �lm�ah.

1. Perbedaan Perkembangan, Kematangan, dan PertumbuhanPerkembangan mencakup kedua unsur ya�tu; kematangan dan pertumbuhan.

Perkembangan merupakan �st�lah umum yang merujuk pada kemajuan dan kemunduran yang terjad� h�ngga akh�r hayat. Pertumbuhan merupakan aspek struktural dar� perkembangan. Sedangkan kematangan berka�tan dengan perubahan fungs� pada perkembangan manus�a. Untuk leb�h jelasnya l�hat gambar 1 d� bawah �n�.

Page 135: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 129

Untuk memahami ketiga hal tersebut di atas, kita perlu mendiskusikannya dan

mencoba untuk menelitinya lebih jauh sehingga keraguan yang muncul dapat disikapi

secara lebih jernih melalui pendekatan ilmiah.

2. Perbedaan Perkembangan, Kematangan, dan Pertumbuhan

Perkembangan mencakup kedua unsur yaitu; kematangan dan pertumbuhan.

Perkembangan merupakan istilah umum yang merujuk pada kemajuan dan kemunduran

yang terjadi hingga akhir hayat. Pertumbuhan merupakan aspek struktural dari

perkembangan. Sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan fungsi pada

perkembangan manusia. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1 di bawah ini.

Perkembangan

Gambar 1

Kedudukan Perkembangan, Kematangan, dan Pertumbuhan

a. Mengukur Pertumbuhan: Anthropometry

Cabang ilmu pertumbuhan manusia dan pengukuran tubuh manusia disebut juga

dengan anthropometry. Anthropometry ini mengukur sebagai berikut:

Tinggi badan

Berat badan

Panjang bagian-bagian tubuh seperti mengukur langsung panjang betis.

Luas badan (Komposisi badan) seperti tulang, otot, organ, dan jaringan selain

daripada lemak.

Keliling badan terdiri dari kepala, leher, pergelangan, tangan, betis, paha, dan

panggul.

PERKEMBANGAN

Kematangan Pertumbuhan

Gambar 1 Kedudukan Perkembangan, Kematangan, dan Pertumbuhan

a. Mengukur Pertumbuhan: AnthropometryCabang �lmu pertumbuhan manus�a dan pengukuran tubuh manus�a d�sebut juga

dengan anthropometry. Anthropometry �n� mengukur sebaga� ber�kut:

• T�ngg� badan• Berat badan• Panjang bag�an-bag�an tubuh sepert� mengukur langsung panjang bet�s.• Luas badan (Kompos�s� badan) sepert� tulang, otot, organ, dan jar�ngan sela�n dar�pada

lemak.• Kel�l�ng badan terd�r� dar� kepala, leher, pergelangan, tangan, bet�s, paha, dan

panggul.

a. Mengukur KematanganKematangan adalah kemajuan yang leb�h bers�fat kual�tat�f dar�pada kuant�tat�f.

Mengukur kematangan s�swa leb�h ser�ng d�gunakan metode untuk menentukan us�a kerangka (skeletal age) dengan s�nar “x”, mengukur kematangan dengan mel�hat us�a g�g�, atau dengan mel�hat c�r�-c�r� jen�s kelam�n.

b. Mengukur Perkembangan Motor�kKarena banyaknya faktor yang mempengaruh� perkembangan motor�k sepert� proses

kelahiran, lingkungan fisik, aktivitas fisik dan latihan secara teratur. Maka untuk mengukur perkembangan motor�k �n� dapat d�lakukan secara kual�tat�f maupun kuant�tat�f.

K�ta dapat mengukur keteramp�lan gerak dengan beberapa cara. Namun ada dua metode yang cukup pent�ng dalam men�la� keteramp�lan gerak pada s�swa, ya�tu metode produk dan metode proses. Metode produk merupakan pendekatan untuk mengukur gerak, has�l akh�r, outcome, dan gerak tersebut d�anal�s�s. Contoh, seorang s�swa melakukan keteramp�lan melempar bola, maka has�l lemparan berupa jarak lemparan, cepat t�daknya lemparan, serta akurat t�daknya lemparan. Has�l yang d�ra�h s�swa �tu d�kategor�kan sebaga� produk keteramp�lan.

Metode proses merupakan pendekatan yang beror�entas� pada proses dan menekankan

Page 136: 16KONSEPDASARPENJAKES

130 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pada gerak �tu send�r�. In� d�maksudkan sebaga� pola gerak atau apa yang ser�ng d�sebut dengan tekn�k. Dengan sed�k�t perbuatan pada tekn�k gerak. Contoh, anak dengan tangan kanannya mengayun samb�l bergerak ke depan dengan melangkahkan kak� kanannya, atau performa s�kap menangkap bola. Penel�t�an yang menggunakan pendekatan yang beror�entas� pada proses b�asanya memfokuskan pada performa tekn�k gerak. Sepert� anak yang mengupayakan untuk mener�ma bola secara akurat. Proses merupakan tekn�k yang d�gunakan untuk melakukan gerak. Performa anak dalam menangkap bola, pendekatan yang beror�entas� pada proses menganal�s�s anak dalam mengontrol bola.

3. Pr�ns�p Perkembangan Motor�kPrinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik

maupun ps�k�s sesua� dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motor�k sangat d�pengaruh� oleh g�z�, status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesua� dengan masa perkembangannya.

Bag� anak us�a sekolah dasar memperoleh kemampuan untuk bergerak secara berurutan mengalam� kemajuan dar� mula� gerak sederhana h�ngga gerak yang leb�h komplek dan keteramp�lan gerak yang terkoord�nas�. Proses perkembangan motor�k cenderung bers�fat terus menerus dar� mula� kepala sampa� ke kak�.

Jad�, pada pr�ns�pnya rangka�an perkembangan motor�k h�ngga gerak yang tertata sangat bergantung pada faktor kematangan dan �ntegras� system syaraf dan system kerangka otot. Anak yang mampu mencapa� tarap perkembangan motor�k yang terkoord�nas� sangat d�tentukan oleh keadaan dan kemauan �nd�v�du �tu send�r�. Perkembangan motor�k b�asanya menunjukan pola yang khas. D�masa-masa awal, kemajuan yang d�peroleh b�asanya berlangsung pesat, tetap� d� masa-masa ber�kutnya kemajuan hanya bergerak secara bertahap. In� merupakan gejala umum dalam set�ap proses perkembangan motor�k, seh�ngga d�jad�kan sebuah hukum, ya�tu: kemajuan akan berlangsung cepat d� masa-masa awal perkembangan motor�k dan akan berlangsung lambat pada masa-masa ber�kutnya.

4. N�la�-n�la� dalam Perkembangan Motor�kN�la�-n�la� yang d�dapat dar� perkembangan motor�k pada anak sekolah dasar antara

la�n mendapatkan hal-hal sebaga� ber�kut:

a. Pengalaman yang berart�, art�nya anak akan memperoleh berbaga� pengalaman gerak yang d�butuhkan selama h�dupnya dan dapat mendukung terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan d�r�nya, seh�ngga pengalaman �n� menjad�kan anak leb�h percaya d�r�.

b. Hak dan kesempatan berakt�v�tas, art�nya anak memperoleh kesempatan yang banyak untuk melakukan berbaga� akt�v�tas yang d�suka�nya, seh�ngga dapat membantu mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Page 137: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 131

c. Kese�mbangan j�wa dan raga, art�nya proses perkembangan yang sesua� dengan us�anya akan melah�rkan kese�mbangan antara j�wa dan raga, seh�ngga t�dak terjad� kond�s� yang berleb�h pada salah satunya, m�salnya: kemampuan j�wanya yang menonjol atau raganya mela�nkan keduanya dalam keadaan yang se�mbang.

d. Mampu berperan menjad� d�r�nya send�r�, art�nya dengan perkembangan motor�k yang sesua� dengan masanya anak akan mampu memerankan d�r�nya send�r�.

5. Tujuan dan Fungs� Perkembangan Motor�kTujuan perkembangan motor�k adalah mengkaj� proses pentahapan kemampuan

gerak, apakah kemampuan gerak �nd�v�du tersebut sudah sesua� dengan masanya. Hal tersebut sangat d�perlukan untuk dapat member� dukungan kuat terhadap terbentuknya kual�tas gerak yang propors�onal pada us�anya.

Fungs� perkembangan motor�k adalah penguasaan keteramp�lan yang tergambar dalam kemampuan menyelesa�kan tugas gerak tertentu. Kual�tas gerak terl�hat dar� seberapa jauh anak tersebut mampu menamp�lkan tugas gerak yang d�ber�kan dengan t�ngkat keberhas�lan tertentu. J�ka t�ngkat keberhas�lan dalam melaksanakan tugas gerak tinggi, berarti gerak yang dilakukannya efektif dan efisien.

B. Perkembangan Motorik Hubungannya dengan Perkembangan Kognitif Ada t�ga ranah yang berka�tan dengan perkembangan manus�a ya�tu afekt�f, kogn�t�f,

dan motor�k (gerak). Mesk�pun ranah-ranah perkembangan tersebut b�asanya d�pelajar� sebaga� un�t-un�t �nd�v�dual, k�ta harus meng�ngat bahwa doma�n-doma�n tersebut secara konstan ber�nteraks� satu sama la�n. Segala sesuatu yang k�ta lakukan pada doma�n (ranah) motor�k d�pengaruh� oleh emos� k�ta, �nteraks� sos�al, dan perkembangan kogn�t�f. Sejauh �n�, semua per�laku pada doma�n afekt�f dan kogn�t�f leb�h kuat d�pengaruh� oleh per�laku motorik. Secara spesifik mengenai hubungan timbal balik antara perkembangan kognitif dan perkembangan gerak dapat d�l�hat pada gambar ber�kut �n�.

Gambar 2

Interaksi Perkembangan Kognitif dan Perkembangan Motorik

Tidak ada orang yang tertarik menulis mengenai perkembangan motorik

hubungannya dengan perkembangan kognitif selain daripada Jean Piaget. Piaget secara

umum diterima sebagai orang yang sangat inovatif, akuratif, informatif, dan produktif.

Piaget dikenal karena memiliki kemampuan yang genius seperti Albert Einstein.

Ketertarikan Piaget dalam hal perkembangan intelektual pada manusia telah

menjadikannya orang yang sangat dikenal hingga sekarang. Selanjutnya, Piaget menjadi

tertarik dalam pengujian bagaimana kita mengetahui sesuatu dengan proses berpikir.

Menurutnya, proses seperti ini merupakan fungsi kritis dalam kehidupan yang

memungkinkan kita untuk mengadaptasi dengan lingkungan. Dengan observasi yang

dilakukannya, Piaget telah menemukan bahwa anak mampu mendemonstrasikan berbagai

pengaruh mengenai relativitas dunia sejak lahir hingga dewasa. Sistem hasil temuannya

itu sekarang dikenal sebagai metoda klinis dari piaget, suatu sistem pengumpulan data

melalui tanya-jawab yang sepenuhnya untuk memahami proses berpikir.

Akhirnya Piaget dapat mengkatagorikan perilaku kedalam 4 (empat) tahap

perkembangan kognitif, yaitu:

Sensorimotorik Lahir s/d 2 tahun

Preoperasional 2 tahun s/d 8 tahun

Konkret operasional 8 tahun s/d 11 tahun

Formal operasional 11 tahun s/d 12 tahun

Perkembangan kognitif dan perkembangan motorik secara konstan berinteraksi,

perkembangan kognitif lebih kuat bergantung pada kemampuan intelektual. Proses

PERKEMBANGANKOGNITIF

PERKEMBANGANMOTORIK

Gambar 2Interaks� Perkembangan Kogn�t�f dan Perkembangan Motor�k

T�dak ada orang yang tertar�k menul�s mengena� perkembangan motor�k hubungannya dengan perkembangan kogn�t�f sela�n dar�pada Jean P�aget. P�aget secara umum d�ter�ma sebaga� orang yang sangat �novat�f, akurat�f, �nformat�f, dan produkt�f. P�aget d�kenal karena mem�l�k� kemampuan yang gen�us sepert� Albert E�nste�n.

Ketertar�kan P�aget dalam hal perkembangan �ntelektual pada manus�a telah menjad�kannya orang yang sangat d�kenal h�ngga sekarang. Selanjutnya, P�aget

Page 138: 16KONSEPDASARPENJAKES

132 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

menjad� tertar�k dalam penguj�an baga�mana k�ta mengetahu� sesuatu dengan proses berp�k�r. Menurutnya, proses sepert� �n� merupakan fungs� kr�t�s dalam keh�dupan yang memungk�nkan k�ta untuk mengadaptas� dengan l�ngkungan. Dengan observas� yang d�lakukannya, P�aget telah menemukan bahwa anak mampu mendemonstras�kan berbaga� pengaruh mengena� relat�v�tas dun�a sejak lah�r h�ngga dewasa. S�stem has�l temuannya �tu sekarang d�kenal sebaga� metoda kl�n�s dar� p�aget, suatu s�stem pengumpulan data melalu� tanya-jawab yang sepenuhnya untuk memaham� proses berp�k�r.

Akh�rnya P�aget dapat mengkatagor�kan per�laku kedalam 4 (empat) tahap perkembangan kogn�t�f, ya�tu:

• Sensor�motor�k Lah�r s/d 2 tahun • Preoperas�onal 2 tahun s/d 8 tahun • Konkret operas�onal 8 tahun s/d 11 tahun • Formal operas�onal 11 tahun s/d 12 tahun

Perkembangan kogn�t�f dan perkembangan motor�k secara konstan ber�nteraks�, perkembangan kogn�t�f leb�h kuat bergantung pada kemampuan �ntelektual. Proses �nteraks� semacam �n� nampak pada teor� P�aget. Tahapan-tahapan d� atas selalu d�alam� oleh set�ap anak, dan t�dak akan pernah ada yang d�lewat�nya mesk�pun t�ngkat kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan �n� men�ngkat leb�h kompleks dar� pada masa awal dan kemampuan kogn�t�f bertambah.

Menurut P�aget, Perkembangan kogn�t�f terjad� melalu� suatu proses yang d�a sebut dengan adaptas�. Adaptas� merupakan penyesua�an terhadap tumtutan l�ngkungan dan �ntelektual melalu� dua hal ya�tu as�m�las� dan akomodas�. As�m�las� merupakan proses yang anak upayakan untuk menafs�rkan pengalaman barunya yang d� dasarkan pada �nterprestas�nya saat sekarang mengena� dun�anya. Akomodas� merupakan aspek kedua dar� adaptas�, �nd�v�du berusaha untuk menyesua�kan keberadaan struktur p�k�ran dengan sejumlah pengalaman baru, dalam kasus seorang anak TK yang sedang mencoba mendapatkan bola besar, akomodas� akan terjad� ket�ka anak mengenal� bahwa bola tersebut leb�h besar dar�pada ma�nan yang b�asa d�ma�nkannya. Anak TK tersebut selanjutnya memodifikasi pendekatan untuk menguasai bola dengan menyesuaikan atau beradaptas� dengan genggaman satu tangan atau dengan menggunakan tangan la�nnya untuk membantu. Untuk �tu anak telah membuat adjustment untuk mengakomodas� bola. Suatu pengalaman atau l�ngkungan baru telah mengubah per�laku anak dan memaham� masa lalu.

Menurut P�aget, as�m�las� dan akomodas� selalu bekerjasama, karena as�m�las� dan akomodas� menjad� dasar pem�k�ran untuk teor� P�aget. Teor� �n� mengungkap berbaga� hal terka�t dengan perkembangan kogn�t�f dan penekanan akan pent�ngnya, d�a telah menempatkan pada peranan l�ngkungan dalam proses perkembangan yang terjad� pada manus�a.

Page 139: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 133

1 Tahap Sensor�motor dan Perkembangan Motor�kPada tahap sensor�motor P�aget menggambarkan sepert� “berp�k�r melalu� gerak tubuh”.

Dengan kata la�n kemampuan untuk belajar dan men�ngkatkan kemampuan �ntelektual berkembang sebaga� suatu has�l dar� per�laku gerak dan konsekwens�nya. Menurut P�aget, gerak selalu berhubungan dengan proses berp�k�r pada tahap sensor�motor, pengetahuan dan berp�k�r muncul sebaga� has�l atau ak�bat dar� per�laku yang tejad� melalu� gerak tubuh. Pada masa �n� anak tengah beradaptas� dengan l�ngkungan dengan banyak menggunakan gerak reflekss seperti menggerakan jari tangan, menendangkan kaki, menangis, dan bentuk aktivitas reflekss lainnya.

2. Tahapan Preoperas�onal dan Perkembangan Motor�kPada tahap �n� P�aget member�kan penekanan berupa batasan us�a dan kemampuan.

Pada tahap preoperas�onal anak mas�h belum mem�l�k� kemampuan untuk berp�k�r log�s atau operas�onal. P�aget membag�nya menjad� dua sub bag�an ya�tu:

a. Prekonseptual, art�nya kond�s� berp�k�r tanpa dasar atau mas�h menduga-duga dan kond�s� �n� umumnya terjad� pada anak yang berus�a antara 2 tahun s/d 4 tahun.

b. Intu�t�ve, art�nya anak akan berp�k�r menurut kata hat�nya kond�s� �n� terjad� pada anak yang berus�a antara 4 tahun s/d 7 tahun.

Terka�t dengan perkembangan motor�k pada tahapan preoperas�onal anak sudah mula� dengan melakukan berbaga� bentuk gerak dasar yang d�butuhkannya sepert� berjalan, berlar�, melempar, menendang, dan sebaga�nya. Gerakan �n� umumnya d�lakukan tanpa tekn�k hanya dugaan dan kata hat�nya. Oleh karena �tu, perlu ada upaya untuk member�kan lat�han-lat�han keteramp�lan gerak agar terjad� proses percepatan dalam hal kemampuan geraknya karena d�yak�n� pula akan membantu perkembangan kogn�t�fnya.

3. Tahapan Konkret Operas�onal dan Perkembangan Motor�kBanyak ahl� yang meyak�n� bahwa seorang anak mencapa� tahap konkret operas�onal

karena anak tersebut telah bertambah kemampuannya. Karakter�st�k umum dar� tahapan konkret operas�onal adalah bertambahnya kemampuan dar� var�abel dalam s�tuas� pemecahan masalah (problem solv�ng). Kemampuan �n� dapat mem�l�k� dampak pent�ng untuk perkembangan motor�k. Pada masa �n� anak sudah t�dak tergolong bal�ta lag� dan anak sudah memasuk� masa kanak-kanak dan memasuk� dun�a sekolah. Pada masa �n� anak sedang memasuk� per�ode trans�s� dalam aspek gerak dan gerak yang dapat d�kembangkan sudah mengarah pada pen�ngkatan keteramp�lan gerak yang leb�h kompleks, sepert� berlar� dengan pos�s� lengan d� samp�ng badan dan ber�rama atau menendang bola dengan tekn�k yang leb�h ba�k. Tentunya proses lat�han gerak yang teratur dan berkelanjutan akan member� dampak terhadap pen�ngkatan kemampuan ba�k aspek kogn�t�f maupun motor�knya.

Page 140: 16KONSEPDASARPENJAKES

134 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

4. Formal Operas�onal dan Perkembangan Motor�kTahap �n� merupakan kemampuan untuk mempert�mbangkan �de-�de yang t�dak

d�dasarkan pada real�ta. Anak sudah mampu berp�k�r yang bers�fat abstrak. Namun menurut p�aget, banyak �nd�v�du t�dak pernah mencapa� tahapan sepert� �n�, justru orang yang mem�l�k� rata-rata skornya rendah pada tes �ntelegens� sangat memungk�nkan t�dak mencapa� tahap formal operas�onal. Pada masa �n� gerak yang dapat d�kembangkan mengarah pada pencabangan olahraga. Anak sudah saatnya untuk menentukan s�kap cabang olahraga apa yang akan d�tekun� untuk hob� dan atau masa depannya.

Pandangan k�ta mengena� akt�v�tas gerak adalah gerakan yang d�c�ptakan melalu� proses dar� �ntegras� sensor� (panca �ndra); hal �n� termasuk semua gerakan yang d�lakukan secara sukarela (tanpa paksaan), seper� akt�v�tas dalam mata pelajaran pend�d�kan jasman�. Namun, k�ta juga telah menyatakan bahwa tujuan dar� akt�v�tas gerak adalah untuk men�ngkatkan fungs� kogn�t�f.

Apab�la k�ta hubungkan dengan jenjang pend�d�kan formal, pada umumnya us�a-us�a �n� sedang berada pada t�ngkat prasekolah dan sekolah dengan urutan sebaga� ber�kut:

a. Umur 2 s/d 4 tahun anak sedang berada d� jenjang kelompok berma�n (play group)b. Umur 4 s/d 6 tahun merupakan us�a taman kanak-kanakc. Umur 6 s/d 12 tahun merupakan us�a sekolah dasard. Umur 12 s/d 18 tahun merupakan us�a sekolah lanjutane. Umur 18 s/d 23 tahun merupakan us�a mahas�swa dan us�a kerja

LATIHAN Supaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 1 modul �n�, maka

kerjakanlah lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Apa perbedaan konsep perkembangan motor�k d�t�njau dar� dua kaj�an utama, ya�tu: perkembangan motor�k yang memperhat�kan pada has�l gerak (movement product) dan perkembangan motor�k leb�h menekankan pada proses gerak (movement process)? Pembahasannya harus Anda fokuskan pada esens� perkembangan motor�k sebaga� has�l gerak dan proses gerak, tambahkan pula contoh-contoh yang Anda alam� d�lapangan!

2. Baga�mana kedudukan antara perkembangan, kematangan, dan pertumbuhan? Pembahasanya menggunakan struktur yang terdapat pada gambar 1 bab �n� dengan mengura�kan beberapa perbedaan dar� ket�ganya?

3. Apa saja n�la�-n�la� yang d�dapat dar� perkembangan motor�k pada anak sekolah dasar? Pembahasannya harus mengacu pada n�la�-n�la� dasar yang terkandung dalam

Page 141: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 135

proses perkembangan motor�k anak serta tambahkan pula pengalaman yang Anda peroleh selama mengajar mengena� n�la�-n�la� tersebut!

4. Baga�mana hubungan antara perkembangan motor�k dengan perkembangan kogn�t�f? Pembahasannya harus berdasarkan pada pem�k�ran P�aget sebaga� tokoh dalam b�dang perkembangan kogn�t�f !

5. Baga�mana cara menentukan jenjang pend�d�kan yang umum d�gunakan d� Indones�a? Pembahasannya harus d�fokuskan pada us�a pertumbuhan dan perkembangannya!

RANGKUMANPerkembangan motor�k pada dasarnya mencakup semua aspek dar� per�laku manus�a,

dan sebaga� has�l hanya dapat d�p�sahkan kedalam per�ode us�a. Dukungan pertumbuhan dan kematangan sangat memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan sepanjang h�dup. Ser�ngkal� perkembangan motor�k t�dak d�anggap sebaga� sesuatu yang bermanfaat bag� pen�ngkatan kemampuan afekt�f maupun kogn�t�f. Padahal beberapa penel�t�an telah member�kan bukt� bahwa secara langsung perkembangan motor�k tersebut berhubungan dan berpengaruh signifikan bagi perkembangan afektif maupun kogn�t�f. Penel�t�an terkenal dalam hal �n�, ya�tu: P�aget yang telah menel�t� dalam hal perkembangan �ntelektual pada manus�a. Selanjutnya, P�aget menjad� tertar�k dalam penguj�an baga�mana k�ta mengetahu� sesuatu dengan proses berp�k�r. Menurutnya, proses sepert� �n� merupakan fungs� kr�t�s dalam keh�dupan dengan l�ngkungan. Dengan observas� yang d�lakukannya, P�aget telah menemukan bahwa anak mampu mendemonstras�kan berbaga� pengaruh mengena� relat�v�tas dun�a sejak lah�r h�ngga dewasa.

Page 142: 16KONSEPDASARPENJAKES

136 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Proses terjad�nya perubahan pada �nd�v�du yang bers�fat kual�tat�f maupun kuant�tat�f d�sebut:A. Kematangan C. PerkembanganB. Kemampuan D. Pertumbuhan

2. Per�laku untuk mempelajar� perkembangan motor�k pada manus�a d�sebut:A. Motor�k C. B�omekan�kB. Ps�komotor�k D. Mekan�ka Gerak

3. Perkembangan motor�k sangat d�pengaruh� oleh aspek-aspek d� bawah �n�, kecual�:A. G�z�B. Status kesehatanC. Keb�asaanD. Perlakuan

4. T�ngkat keberhas�lan dalam melaksanakan tugas gerak yang d�lakukan secara efekt�f dan efisien disebut:A. Kemampuan gerakB. Kompetens� gerakC. Kual�tas gerakD. Kapas�tas gerak

5. P�aget d�kenal sebaga� salah seorang pakar dalam b�dang ps�kolog� yang secara spesifik menggeluti bidang:A. Perkembangan motor�kB. Perkembangan kogn�t�fC. Perkembangan �ntelegens�D. Perkembangan sos�al

Page 143: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 137

UMPAN BALIK

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunc� jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar �n�. H�tunglah jawaban Anda yang benar, kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda terhadap mater� KB �n�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

Apab�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan keg�atan belajar, Bagus! Akan tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda mas�h d� bawah 80%, maka Anda harus mengulang KB �n� terutama bag�an yang belum Anda kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. C2. B3. D4. C5. B

Page 144: 16KONSEPDASARPENJAKES

138 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 145: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 139

Aspek Perkembangan Motorik

Perkembangan motor�k merupakan suatu proses yang terjad� sejalan dengan bertambahnya us�a secara bertahap dan berkes�nambungan gerakan pada �nd�v�du yang men�ngkat dar� keadaan sederhana, t�dak terorgan�sas�, dan t�dak teramp�l ke arah performa gerak yang leb�h kompleks dan terorgan�sas� dengan ba�k. Oleh karena �tu, perkembangan motor�k menjad� bag�an yang t�dak terp�sahkan dalam keh�dupan manus�a. Dengan perubahan yang dem�k�an pesat dapat d�alam� oleh �nd�v�du dalam proses perkembangannya. Aspek perkembangan motor�k menjad� bag�an pent�ng yang perlu mendapatkan perhat�an dalam menunjang terbentuknya generas� yang berkual�tas. Secara umum aspek perkembangan motor�k pada manus�a mel�put� urutan perkembangan motor�k dan sasaran perkembangan motor�k.

A. Urutan Perkembangan MotorikMenuju kesempurnaan gerak pada manus�a sangatlah d�tentukan oleh urutan

perkembangan yang akan d�alam� oleh mas�ng-mas�ng �nd�v�du. Umumnya urutan perkembangan tersebut akan d�awal� dengan terjad�nya suatu proses perkembangan secara anatomis, fisiologis, dan maupun motoris.

1. Perkembangan Anatom�sPerkembangan anatom�s ser�ng d�tunjukkan oleh adanya sebuah perubahan kuant�tas

pada struktur tulang-belulang, propors� t�ngg� kepala dan badan secara keseluruhan. Khususnya pada perkembangan motor�k anak ser�ng d�perl�hatkan dengan bertambahnya jumlah tulang-belulang yang berpengaruh pada semak�n men�ngkatnya propors� t�ngg� kepala dan berat badan pada �nd�v�du tersebut. Se�r�ng dengan bertambahnya umur anak maka propors� �tupun akan mengalam� perubahan yang t�dak sama d�band�ngkan dengan us�a sebelumnya. Umumnya perkembangan yang terjad� bers�fat kuant�tat�f sepert� bertambahnya t�ngg� badan, lebar bahu, p�nggul, dada, dan bahkan berat badan yang semua �tu akan tumbuh dan berkembang pada masanya.

Jad� secara anatom�s, perkembangan akan terjad� pada struktur tubuh �nd�v�du yang

2

Page 146: 16KONSEPDASARPENJAKES

140 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

berubah secara propors�onal se�r�ng dengan bertambahnya us�a seseorang. Kendala yang mungk�n d�alam� oleh �nd�v�du tersebut karena faktor g�z� dan perlakuan l�ngkungan terhadap d�r�nya. Kond�s� �n� ser�ng menghambat laju perkembangan yang d�alam� �nd�v�du semasa h�dupnya. Ak�batnya propors� struktur tubuh menjad� t�dak sesua� dengan us�anya yang pada akh�rnya semua �tu akan ber�mpl�kas� pada perkembangan aspek la�n.

2. Perkembangan F�s�olog�sSebaga� proses perubahan kapas�tas fungs�onal atau kemampuan organ-organ tubuh,

maka perkembangan secara fisiologis akan ditandai dengan adanya perubahan secara kuant�tat�f, kual�tat�f, dan fungs�onal dar� s�stem kerja hayat� sepert� kontraks� otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, produks� kelenjar, dan pencernaan. Pada us�a anak-anak otot dapat berfungs� sebaga� pengontrol gerak dan denyut jantung frekuens�nya sek�tar 140 denyut per men�t. Se�r�ng dengan bertambahnya us�a anak, maka fungs� organ tubuh anak berubah menjad� leb�h mantap.

Organ tubuh akan semak�n dapat berfungs� sesua� dengan fungs�nya mas�ng-mas�ng. Perubahan yang bers�fat kuant�tat�f karena terukur maupun perubahan kual�tat�f karena sukar d�ukur menjad� rangka�an faktual yang terjad� selama proses perkembangan pada manus�a. Perkembangan �n� akan terjad� sejalan dengan bertambahnya us�a manus�a dan bukan karena proses latihan fisik. Karena tanpa dilatih apapun perkembangan akan terus terjadi. Namun alangkah baiknya perubahan yang terjadi secara fisiologis didukung pula oleh proses pelat�han yang teratur seh�ngga perkembangannya akan leb�h propors�onal.

3. Perkembangan Per�laku GerakPer�laku gerak dapat d�bag� menjad� t�ga bag�an, ya�tu: (1) kontrol gerak, (2)

pembelajaran gerak, dan (3) perkembangan gerak. Oleh karena �tu, pengkaj�an dalam salah satu dar� b�dang �n� dapat d�anggap sebaga� penel�t�an per�laku gerak. Namun dem�k�an, karena mas�ng-mas�ng subd�s�pl�n �n� d�mula� dengan perkataan gerak, maka perlu d�ura�kan secara tepat untuk mengh�ndar� kesalahan dalam pemaknaannya.

Kontrol gerak adalah kaj�an faktor-faktor neurolog�s (syaraf) yang mempengaruh� gerakan manusia. Neurophysiological mengacu pada fungsi tubuh secara spesifik dalam ka�tannya dengan s�stem syaraf. S�stem syaraf �n� sangat pent�ng dalam memproduks� gerakan pada manus�a karena sel-sel syaraf (neuron) menst�mulas� serat-serat otot untuk memproduks� gerakan yang d��ng�nkan. Penel�t�an mengena� kontrol gerak mengkaj� pertanyaan-pertanyaan dan konsep-konsep dar� gerakan dan var�abel-var�abel neurophys�olog�cal yang mendasar�nya. Salah satu top�k khusus yang d�kaj� oleh para spes�al�s kontrol gerak adalah kecepatan konduks� syaraf. Mengapa kecepatan st�mulas� suatu serat otot leb�h cepat pada sebag�an orang atau pada kond�s� tertentu.

Pembelajaran gerak adalah mengkaj� mengena� proses yang tercakup dalam

Page 147: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 141

mendapatkan dan menyempurnakan keteramp�lan gerak. Karena keteramp�lan gerak didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang tergantung pada latihan dan pengalaman gerak, maka para spes�al�s pembelajaran gerak tertar�k terutama pada pengaruh-pengaruh dar� berbaga� t�pe s�tuas� lat�han, pengalaman, atau pembelajaran terhadap gerak manus�a.

Perkembangan gerak adalah suatu b�dang stud� akadem�s yang bersumber dar� berbaga� per�laku gerak. Perkembangan gerak sebaga� perubahan per�laku gerak yang mencerm�nkan �nteraks� antara organ�sme yang telah matang dengan l�ngkungannya.

Jad� per�laku gerak memerlukan adanya koord�nas� fungs�onal antara persyarafan dan otot serta fungs� kogn�t�f, afekt�f, dan konat�f. Dua macam per�laku gerak utama yang bers�fat umum harus d�kuasa� oleh set�ap manus�a, ya�tu: (a) berjalan dan memegang benda merupakan jen�s keteramp�lan gerak dasar serta (b) berma�n dan bekerja merupakan keteramp�lan gerak penunjang.

B. Sasaran Perkembangan Motorik Sasaran yang �ng�n d�capa� dar� proses perkembangan motor�k pada manus�a mel�put�

dua unsur, ya�tu: (1) pengayaan gerak dan (2) kesadaran gerak.

1. Pengayaan GerakSecara alam�ah jen�s gerak �n� sudah harus d�m�l�k� oleh set�ap manus�a karena sangat

berguna bag� proses perkembangan dan pertumbuhannya. Terdapat dua jen�s gerak yang umum d�perlukan manus�a, ya�tu: (a) gerak kasar dan (b) gerak halus.

Gerak kasar adalah suatu kemampuan yang d�tamp�lkan �nd�v�du dalam berakt�v�tas dom�nan dengan menggunakan otot-otot besarnya. Keteramp�lan menggunakan otot-otot besar �n� bag� anak tergolong pada keteramp�lan gerak dasar. Keteramp�lan �n� b�asa d�lakukan guna men�ngkatkan kual�tas h�dup. Keteramp�lan gerak dasar d�bag� menjad� t�ga katagor�, ya�tu: lokomotor, nonlokomotor, dan man�pulat�f.

a. Keteramp�lan lokomotor art�nya suatu kemampuan yang d�gunakan untuk mem�ndahkan tubuh dar� satu tempat ke tempat la�n atau untuk mengangkat tubuh keatas sepert�, lompat dan loncat. Kemampuan gerak la�nnya yang termasuk lokomotor adalah berjalan, berlar�, melompat, meluncur, dan lar� sepert� kuda berlar� (gallop), dll. Keteramp�lan lokomotor ser�ng d�gunakan dalam akt�v�tas sehar�-har� karena sangat mendukung terhadap mob�l�tas h�dup manus�a. Tanpa kemampuan lokomotor yang memada�, akt�v�tas manus�a ser�ngkal� terhambat dan has�lnya t�dak opt�mal. Oleh karena �tu, kemampuan �n� harus terus d�pel�hara agar akt�v�tas h�dup tetap terjaga.

b. Keteramp�lan nonlokomotor adalah suatu kemampuan �nd�v�du berakt�v�tas tanpa harus mem�ndahkan pos�s� tubuh dar� satu tempat ke tempat la�nnya. Dengan kata la�n akt�v�tas tersebut d�lakukan d�tempat, tanpa ada ruang gerak yang memada�.

Page 148: 16KONSEPDASARPENJAKES

142 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Kemampuan nonlokomotor terd�r� dar� menekuk dan meregang, mendorong dan menar�k, mengangkat dan menurunkan, mel�pat dan memutar, mengocok, mel�ngkar, melambungkan, dll. Mesk�pun ruang gerak t�dak seluas gerak lokomotor, keteramp�lan nonlokomotor tetap d�perlukan dalam keh�dupan manus�a. Tanpa kemampuan nonlokomotor yang memada�, akt�v�tas manus�a akan terhambat dan has�lnya t�dak opt�mal. Memel�hara kemampuan �n� mutlak d�lakukan dalam keh�dupan manus�a.

c. Keteramp�lan man�pulat�f adalah kemampuan �nd�v�du melakukan akt�v�tas dengan merekayasa obyek. Keteramp�lan �n� d�perlukan ket�ka �nd�v�du tengah menguasa� macam-macam obyek. Kemampuan man�pulat�f leb�h banyak mel�batkan tangan dan kak�, tetap� bag�an la�n dar� tubuh k�ta juga dapat d�gunakan. Man�pulas� obyek jauh leb�h unggul dar�pada koord�nas� mata-kak� dan tangan-mata, keteramp�lan �n� cukup pent�ng untuk mendukung kemampuan berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan man�pulat�f terd�r� dar�; gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang), gerakan mener�ma (menangkap) obyek adalah kemampuan pent�ng yang dapat d�ajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola med�s�n) atau macam: bola yang la�n, dan gerakan memantul-mantulkan bola atau mengg�r�ng bola, dll. Tanpa kemampuan man�pulat�f yang memada�, akt�v�tas manus�a ser�ngkal� terhambat dan has�lnya t�dak opt�mal.

Jad�, pada hakekatnya tujuan dar� perkembangan gerak kasar adalah mampu men�ngkatkan keteramp�lan gerak, mampu memel�hara dan men�ngkatkan kebugaran jasman�, mampu menanamkan s�kap percaya d�r�, mampu bekerjasama, dan mampu berper�laku d�s�pl�n, jujur, dan sport�f.

Gerak halus adalah kemampuan �nd�v�du berakt�v�tas dengan menggunakan otot-otot halus (kec�l). Mesk�pun hanya menggunakan otot-otot halus, namun peranannya sangat utama d�perlukan dalam berbaga� akt�v�tas manus�a. Banyak akt�v�tas manus�a yang hanya menggunakan otot-otot halus, sepert�: menul�s, menganc�ngkan paka�an, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan bola golf, dll. Kesemua akt�v�tas �n� sangat mendukung terhadap mob�l�tas manus�a, oleh karena �tu otot-otot halus yang ada pada tubuh k�ta harus d�jaga agar tetap berfungs� opt�mal dalam bekerja dan berkarya.

Jad�, tujuan perkembangan gerak halus adalah mampu memfungs�kan otot-otot kec�l sepert� gerakan jar� tangan, mampu mengkoord�nas�kan kecepatan tangan dengan mata, dan mampu mengendal�kan emos�.

2. Kesadaran GerakKesadaran gerak adalah kemampuan �nd�v�du dalam mengendal�kan akt�v�tas otot-

otot dan syaraf yang ada pada tubuhnya. Dalam bergerak k�ta harus menyadar� keberadaan d�r� k�ta dengan kond�s� l�ngkungannya. K�ta harus memanfaatkan �ndera, mengontrol kese�mbangan, mengenal� ruang geraknya, memaham� bag�an-ba�an tubuh yang dapat

Page 149: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 143

d�gerakkannya. Untuk leb�h r�nc� kesadaran gerak mel�put�:

a. Panca Indera merupakan alat yang d�gunakan untuk mengenal� l�ngkungan d� sekel�l�ng k�ta seh�ngga dengan �ndera tersebut set�ap manus�a dapat ber�nteraks� secara ba�k.

b. Kese�mbangan adalah suatu keadaan se�mbang antara tenaga yang berlawanan dengan menjaga pusat berat badan.

c. Ruang adalah kemampuan memaham� ruang eksternal sek�tar k�ta dan memfungs�kan gerak melalu� ruang tersebut sepert� l�ngkaran, seg� t�ga, seg� empat, dan sebaga�nya.

d. Tubuh art�nya kemampuan untuk mengetahu� dan memaham� nama dan fungs� macam-macam bag�an tubuh yang melekat pada d�r� k�ta sepert� kak�, tangan, mata, tel�nga, dan sebaga�nya.

e. Waktu art�nya kemampuan menduga waktu kedatangan d�dasarkan pada c�r�-c�r� kecepatan jalannya bola, berat, dan jarak bola. Dengan kata la�n kemampuan �nd�v�du mengant�s�pas� sesuatu benda yang datang kepadanya.

f. Arah art�nya kemampuan memaham� dan menerapkan konsep arah sepert� atas, bawah, depan, belakang, dan sebaga�nya.

Jad�, unsur-unsur kesadaran gerak �n� mem�l�k� fungs� untuk mengopt�malkan tubuh dalam berakt�v�tas seh�ngga seluruh alat tubuh dapat termanfaatkan.

C. Perspektif Perkembangan Motorik Dalam beberapa dekade terakh�r �n� telah muncul sejumlah textbook baru mengena�

perspekt�f perkembangan motor�k. Berbeda dengan para pendahulunya, para penel�t� perkembangan motor�k mengadops� mengena� adanya perspekt�f dalam perkembangan motor�k. Para penel�t� mencoba mengkaj� perkembangan motor�k yang terjad� pada orang dewasa dan has�lnya menunjukkan bahwa j�ka pertumbuhan t�ngg� badan telah berakh�r, maka perubahan gerakan-gerakan t�dak akan berakh�r bahkan perkembangan motor�k terjad� h�ngga akh�r hayat.

Secara akadem�s, pengadops�an pendekatan perspekt�f dalam perkembangan motor�k telah member�kan kesempatan untuk mengkaj� proses perubahan dalam range yang leb�h luas karena �nd�v�du-�nd�v�du akan d�kaj� ba�k melalu� fase perkembangan progresif maupun fase regresif. Jelas bahwa hal �n� membuat k�ta dapat mengkaj� banyak fantor �nstr�ns�k maupun ekstr�ns�k yang t�dak d�pert�mbangkan secara teratur dalam pendekatan trad�s�onal terhadap perkembangan motor�k.

1. Pendekatan Interd�s�pl�ner terhadap Perkembangan Motor�kTerdapat �nteraks� yang cukup kuat d� antara t�ga subb�dang per�laku gerak. Walaupun

contoh-contoh topik kajian yang spesifik dalam masing-masing bidang motorik tersebut melah�rkan berbaga� perbedaan. Para ahl� motor�k sangat membutuhkan �nformas�

Page 150: 16KONSEPDASARPENJAKES

144 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

mengena� penguasaan keteramp�lan gerak dan perbedaan us�a. Oleh karena �tu, usaha-usaha �n� bukan hanya merupakan penel�t�an b�dang motor�k, mela�nkan juga mengena� perkembangan motor�k, karena suatu perubahan yang terjad� ak�bat perubahan us�a juga merupakan perhat�an utama dalam penel�t�an �n�. Penel�t�an �n� dapat d�lakukan pada anak-anak yang mencakup perband�ngan berbaga� us�a atau bahkan antara us�a anak-anak dengan remaja dan bahkan orang dewasa.

Perkembangan motor�k juga ber�nteraks� dengan banyak subd�s�pl�n la�nnya dalam pengkaj�an mengena� gerak manus�a. Dulu para ahl� perkembangan motor�k telah merasa puas men�la� perubahan gerak yang terjad� ak�bat pertambahan us�a hanya dengan melakukan pengamatan visual saja, akan tetap� perkembangan v�sual telah membuat tekn�k-tekn�k la�n menjad� jauh leb�h berharga. Dewasa �n�, para ahl� perkembangan motor�k ser�ng dapat melakukan evaluas� secara leb�h akurat melalu� kerjasama dengan para spes�al�s dar� b�dang-b�dang la�n, karena perbedaan gerak yang sangat kec�lpun akan dapat d�deteks� dan d�anal�s�s dengan mempergunakan teknolog� termutakh�r dar� b�dang tersebut.

2. Merancang Penel�t�an dalam Perkembangan Motor�kSecara umum ada dua desa�n penel�t�an yang telah d�pergunakan dalam pengkaj�an

mengena� perkembangan motor�k. Dalam desa�n cross-sectional, subyek dar� berbaga� perlakuan atau kelompok us�a d�kaj� dalam ukuran yang sama dan pada waktu yang sama. Sebaga� contoh, untuk mengkaj� perkembangan tekn�k menul�s tangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, mungk�n akan d�gunakan t�ga kelompok subyek. Kelompok pertama terd�r� dar� anak-anak berus�a 7 s/d 9 tahun, kelompok kedua terd�r� dar� remaja berus�a 13 s/d 15 tahun, dan kelompok ket�ga terd�r� dar� orang dewasa berus�a 25 s/d 27 tahun. Seluruh kelompok akan d�kaj� dan d�ukur pada tugas menul�s tangan tertentu dan perbedaan antara kelompok akan d�catat. Dalam desa�n longitudinal suatu kelompok subyek akan d�amat� secara berulang-ulang pada us�a yang berbeda-beda dan waktu pengukuran yang berbeda. Jad�, dalam kaj�an tul�s tangan h�potes�s tersebut d� atas, mungk�n akan memula�nya dengan menjad�kan anak-anak k�ta send�r� sebaga� subyek dan secara per�od�k d�kaj� perubahan dalam tekn�k menul�snya h�ngga dewasa.

Para penel�t� umumnya mem�l�h desa�n cross-sectional karena efisiensi dalam penerapannya. Desain ini menawarkan keunggulan utama karena efisiensi waktu, karena dapat d�selesa�kan dalam per�ode waktu yang relat�ve s�ngkat. Mesk�pun ada keunggulan sepert� tersebut d� atas, namun desa�n cross-sectional mengharuskan penel�t� untuk mengasums�kan bahwa perubahan terjad� karena perbedaan us�a. Dengan desa�n cross-sect�onal, perbedaan us�a mungk�n d�amat�, akan tetap� perubahan per�laku t�dak akan mungk�n d�amat�. Sel�n �tu, j�ka t�dak d�p�l�h kelompok-kelompok us�a yang tepat dar� sejak awal, maka salah satu bag�an pent�ng dar� rangka�an perkembangan mungk�n akan h�lang sepenuhnya.

Walaupun penel�t�an desa�n longitudinal membutuhkan waktu cukup lama, namun

Page 151: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 145

dengan desa�n �n�, perubahan per�laku gerak subyek akan dapat d�amat�, bukan hanya d�asums�kan telah terjad�. Namun dem�k�an, juga ada beberapa masalah, salah satunya yang pal�ng kr�t�s adalah mortal�tas subyek atau kemat�an pada subyek penel�t�an, seh�ngga drop-out subyek leb�h ser�ng terjad� dalam penel�t�an dengan desa�n longitudinal. Masalah la�n yang ser�ng terjad� adalah subyek yang sama d�uj� berulang-ulang yang mungk�n akan menghas�lkan skor yang leb�h pos�t�f karena usaha yang sama d�lakukan secara berulang-ulang.

Untuk membantu mengh�langkan sebag�an dar� has�l-has�l yang t�dak d��ng�nkan dalam penel�t�an, maka ser�ng d�pergunakan desa�n percobaan yang la�n, ya�tu: (1) desain time lag dan (2) desain sequential atau cohort. Dalam desa�n t�me lag, cohort yang berbeda d�band�ngkan pada waktu berbeda-beda. Contoh, subyek us�a 10 tahun pada tahun 2000 mungk�n d�band�ngkan dengan subyek yang berus�a 10 tahun pada tahun 2002, 2004, dan 2006. dalam desa�n �n�, us�a tetap sama walaupun cohort-nya berbeda. Dengan dem�k�an dapat d�m�n�mumkan kekacauan yang mungk�n terjad� antara us�a dengan cohort.

Para penel�t� juga dapat menggunakan des�an sequent�al atau cohort. Desa�n �n� meng�ntegras�kan desa�n cross-sect�onal. Long�tud�nal, dan t�me lag dalam satu kaj�an. Dalam bag�an cross-sect�onal, cohort yang berbeda akan d�uj� set�ap tahun. Dalam bag�an long�tud�nal, cohort yang sama akan d��kut� selama beberapa lama, sedangkan dalam bag�an t�me-lag, cohort yang berbeda akan d�band�ngkan satu sama la�nnya pada waktu yang berbeda-beda j�ka us�a subyek sama.

Jad�, penyeleks�an desa�n penel�t�an dalam perkembangan motor�k merupakan suatu masalah. K�ta harus member�kan banyak perhat�an pada desa�n penel�t�an karena perkembangan �lmu pengetahuan dalam penel�t�an perkembangan motor�k sangat tergantung pada kual�tas metodolog� yang d�gunakan. Thomas dan Nelson (1985) meny�mpulkan bahwa desa�n penel�t�an yang tersed�a sekarang �n� t�dak dapat secara lengkap membedakan antara us�a kronolog�s, cohort, dan waktu pengukuran seh�ngga sangat sul�t untuk mendapatkan penel�t�an yang akurat dalam perkembangan motor�k.

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar 2 modul �n�, maka kerjakanlah

lat�han �n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Baga�mana perkembangan motor�k �tu terjad�? Dengan perubahan yang dem�k�an pesat dapat d�alam� oleh �nd�v�du dalam proses perkembangannya. Aspek perkembangan motor�k menjad� bag�an pent�ng yang perlu mendapatkan perhat�an dalam menunjang terbentuknya generas� yang berkual�tas. Pembahasannya harus Anda fokuskan pada aspek perkembangan motor�k sebaga� urutan perkembangan motor�k dan sasaran

Page 152: 16KONSEPDASARPENJAKES

146 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

perkembangan motor�k. 2. Apa perbedaan pengayaan gerak dan kesadaran gerak? Pembahasannya d�fokuskan

pada sasaran yang �ng�n d�capa� dar� proses perkembangan motor�k pada manus�a. 3. Baga�mana para ahl� dalam perspekt�f dalam mengkaj� perkembangan motor�k?

Pembahasannya harus fokus pada kaj�an perkembangan motor�k sepanjang hayat. 4. Apa perbedaan yang esens�al dar� ket�ga desa�n penel�t�an cross-sect�onal, long�tud�nal,

dan t�me-lag? Pembahasannya Anda fokusnya pada merancang penel�t�an mengena� perkembangan motor�k.

RANGKUMANUrutan perkembangan motor�k akan d�awal� dengan terjad�nya suatu proses

perkembangan secara anatomis, fisiologis, dan maupun motoris. Dalam perilaku gerak d�perlukan adanya koord�nas� fungs�onal antara persyarafan dan otot serta fungs� kogn�t�f, afekt�f, dan konat�f. Dua macam per�laku gerak utama yang bers�fat umum harus d�kuasa� oleh set�ap manus�a, ya�tu: (a) berjalan dan memegang benda merupakan jen�s keteramp�lan gerak dasar serta (b) berma�n dan bekerja merupakan keteramp�lan gerak penunjang.

Sedangkan sasaran yang �ng�n d�capa� dar� proses perkembangan motor�k pada manus�a mel�put� dua unsur, ya�tu: pengayaan gerak dan kesadaran gerak. Kedua unsur �n� sangat mendukung terhadap mob�l�tas manus�a dalam menjalankan h�dupnya. Jad�, unsur-unsur pengayaan dan kesadaran gerak �n� mem�l�k� fungs� untuk mengopt�malkan tubuh dalam berakt�v�tas seh�ngga seluruh alat tubuh dapat termanfaatkan.

Dalam penyeleks�an desa�n penel�t�an dalam perkembangan motor�k merupakan suatu masalah. K�ta harus member�kan banyak perhat�an pada desa�n penel�t�an karena perkembangan �lmu pengetahuan dalam penel�t�an perkembangan motor�k sangat tergantung pada kual�tas metodolog� yang d�gunakan. kes�mpulannya bahwa desa�n penel�t�an yang tersed�a sekarang �n� t�dak dapat secara lengkap membedakan antara us�a kronolog�s, cohort, dan waktu pengukuran seh�ngga sangat sul�t untuk mendapatkan penel�t�an yang akurat dalam perkembangan motor�k.

Page 153: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 147

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Urutan perkembangan motor�k akan d�awal� dengan terjad�nya suatu proses perkembangan, ya�tu:A. Anatom�s C. B�olog�s dan motor�sB. Fisiologis D. Anatomis dan fisilogis

2. Dalam per�laku gerak manus�a sangat d�perlukan adanya koord�nas� yang bers�fat fungs�onal, ya�tu:A. Syaraf C. Send�B. Otot D. Semua benar

3. Dalam proses perkembangan motor�k terdapat sasaran yang �ng�n d�capa�, ya�tu:A. Kesadaran gerak B. Mot�vas� gerak dan kesadaran gerakC. Pengayaan gerakD. Kesadaran gerak dan pengayaan gerak

4. Kesadaran gerak yang ada pada d�r� manus�a mem�l�k� fungs� untuk mengopt�malkan tubuh dalam berakt�v�tas dengan tujuan, agar:A. Efektifitas C. Efektivitas dan mobilitasB. Efisiensi D. Efektivitas dan efisiensi

5. Dalam penyeleks�an desa�n penel�t�an dalam perkembangan motor�k merupakan suatu masalah. K�ta harus member�kan banyak perhat�an pada desa�n penel�t�an karena perkembangan �lmu pengetahuan dalam penel�t�an perkembangan motor�k sangat tergantung pada kual�tas metodolog� yang d�gunakan dalam waktu lama. ya�tu: A. Cross-sect�onalB. Long�tud�nalC. T�me-lagD. Penel�t�an eksper�men

Page 154: 16KONSEPDASARPENJAKES

148 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

UMPAN BALIK

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunc� jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar �n�. H�tunglah jawaban Anda yang benar, kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda terhadap mater� KB �n�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

Apab�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan keg�atan belajar, Bagus! Akan tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda mas�h d� bawah 80%, maka Anda harus mengulang KB �n� terutama bag�an yang belum Anda kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. D2. D3. D4. D5. B

Page 155: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 149

3

Aplikasi Perkembangan Motorik Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan

Modul �n� mengungkap beberapa hal pent�ng mengena� perkembangan motor�k dan sos�al yang terjad� pada manus�a. Karena d�ketahu� bahwa karakter�st�k manus�a cenderung berubah-ubah. Tentu saja perubahan �tu d�sebabkan faktor �nternal maupun eksternal pada d�r�nya. Kond�s� �n�lah yang ser�ng mengemuka dalam menentukan klasifikasi manusia.

Klasifikasi manusia dalam pertumbuhannya sangat berubah-ubah, baik aspek kognitif, afekt�f, maupun motor�knya kesemuanya �tu memfas�l�tas� tentang perkembangan manus�a. Namun hal tersebut bukan merupakan sebuah gambaran nyata dar� seseorang. Dalam per�lakunya terdapat sebuah s�stem yang sangat kompleks, pertukaraan t�mbal bal�k antara kogn�t�f, afekt�f, dan motor�k. Karena perubahan yang terjad� relat�f sed�k�t, seh�ngga t�dak ada konsekuens� yang jelas dalam keh�dupan seseorang.

Perubahan-perubahan la�nnya merupakan hal yang harus d�cermat� karena dapat ber�mpl�kas� terhadap perkembangam motor�k manus�a sepert� aspek sos�al, emos�onal, dan fisikal. Modul 2 ini akan mengkaji hubungan timbal balik antara perkembangan motor�k manus�a dengan t�ngkah laku sos�al. T�ngkah laku sos�al dapat mempengaruh� per�laku gerak seseorang. Oleh karena �tu d�yak�n� sekal� bahwa perkembangan motor�k yang kuat berpengaruh terhadap perkembangan sos�al seorang �nd�v�du.

Secara khusus perkembangan motor�k manus�a �n� bertujuan untuk memenuh� berbagai kebutuhan dirinya dalam membina fisik/jasmani, sosial maupun psikologis dan mengembangkan potens�nya yang mem�l�k� karakter un�k untuk mencapa� kematangan secara opt�mal agar dapat menjad� manus�a yang berkepr�bad�an utuh.

A. Perkembangan Motorik Hubungannya dengan Perkembangan SosialSos�al�sas� merupakan sebuah proses �nteraks� dan perkembangan melalu� apa yang

d�pelajar� oleh manus�a. Menurut Coacley (1993) bahwa faktor yang mempengaruh� sos�al�sas� adalah (1) s�apakah mereka dan baga�mana mereka bergaul dalam dun�a

Page 156: 16KONSEPDASARPENJAKES

150 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

sos�alnya dan tempat t�nggalnya dan (2) or�entas� yang d�paka� sebaga� dasar t�ngkah laku �nd�v�du dan kelompok dalam dun�a yang sama.

Melalu� �nteraks� sos�al, sos�al�sas� dapat mel�put� beberapa hal d�mana seseorang berhas�l mengumpulkan �nformas� tentang masyarakat. Hal-hal yang berhubungan dengan sos�al �n� mel�put�: observas�, penar�kan kes�mpulan, pen�ruan, coba-coba, dal yang pal�ng pent�ng ya�tu melalu� �nteraks� sos�al. Pengaruh-pengaruh la�nnya d�sek�tar k�ta sangat pent�ng dalam menentukan bahwa orang tua, saudara kandung, guru, pelat�h, dan kawan-kawan dapat mem�l�k� sejumlah pengaruh dalam p�l�han-p�l�han yang k�ta buat dalam kegiatan fisik. Pada gilirannya tingkah laku yang dipilih adalah yang paling dominant mempengaruh� keteramp�lan k�ta untuk menyesua�kan p�l�han-p�l�han k�ta dengan n�la�-n�la� sos�al yang dom�nant juga. P�l�han akt�v�tas motor�k dapat mempengaruh� �dent�tas d�r� k�ta, mob�l�tas sos�al, prestas�, t�ngkah laku maskul�n dan fem�n�m bahkan perkembangan moral sekal�pun.

Pada dasarnya proses tersebut menyatu dengan perkembangan saat masa kanak-kanak, namun proses sos�al�sas� �tu terus menerus memfas�l�tas� fungs� seseorang dengan masyarakat seluruhnya mula� kanak-kanak h�ngga dewasa. Sos�al�sas� �n� dapat mencakup beberapa hal yang d�peroleh seseorang ya�tu �nformas� tentang masyarakat. Namun hal yang terpent�ng dar� pengkaj�an �n� adalah �nteraks� sos�al. Mesk�pun ada pengaruh la�nnya d�sek�tar k�ta, namun sangat pent�ng bag� k�ta adalah kapan dan baga�mana seseorang dapat mencapa� t�ngkat kemampuan motor�k tertentu.

Proses sos�al�sas� mengajarkan pada seseorang tentang baga�mana anggota masyarakat berperan sesua� dengan peran sos�alnya. Sebuah peran sos�al merupakan per�laku yang d�harapkan oleh anggota kelompok sos�al tertentu terhadap s�tuas� tertentu. Ada beberapa peranan sos�al dalam masyarakat, m�salnya guru, dokter, pengacara, pelat�h, dll. Peranan masyarakat tersebut membe�kan pengaruh terhadap perkembangan motor�k manus�a.

Sekumpulan praduga tentang per�laku �n� secara formal d�sebut dengan �st�lah “norma”. Norma-norma sos�al dapat menunjang atau justru menghalang� perkembangan motor�k seseorang tergantung pada perspekt�f seseorang terhadap norma yang berlaku tersebut. Sebaga� contoh, pada beberapa w�layah d� Indones�a, norma �tu d�paksakan oleh masyarakat terhadap sekelompok masyarakat la�nnya. Contoh la�nnya, norma remaja pr�a menganggap bahwa keg�atan olahraga sebaga� suatu keharusan dalam mengangkat c�tra d�r� dan prestas�. Jad�, keberhas�lan sos�al �tu sangat tergantung pada keberhas�lan para atletnya dalam sebuah event olahraga.

1. Perkembangan Harga D�r� dan OlahragaHarga d�r� (self esteem) merupakan sebuah n�la� yang d�tempatkan dalam d�r� manus�a.

Hal �n� jangan d�campur adukan dengan konsep d�r� (self concept) yang merupakan perseps� k�ta tentang d�r�nya secara sederhana. Harga d�r� dan konsep d�r� telah banyak d�pelajar� dengan berbaga� has�l penel�t�an. Jad�, harga d�r� merupakan sebuah n�la� yang

Page 157: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 151

d�tempatkan pada d�r� k�ta sebaga� manus�a sedangkan konsep d�r� meupakan perseps� k�ta tentang d�r� send�r�.

Has�l penel�t�an Gruber pada Isaacs dan Payne (1995) menemukan sebuah has�l kaj�an meta anal�s�s yang menjelaskan bahwa akt�v�tas olahraga mempengaruh� harga d�r� dan konsep diri secara signifikan. Secara keseluruhan bahwa 66% anak-anak yang memiliki keterlibatan dalam aktivitas fisik/olahraga akan lebih memiliki konsep diri dan harga diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktivitas fisik/olahraga.

Anak-anak h�ngga orang dewasa yang mem�l�k� gangguan emos�onal, mental, keterbelakangan pend�d�kan, dan ekonom� lemah akan menunjukkan n�la� konsep d�r� dan harga diri yang tinggi manakala dibarengi dengan aktivitas fisik, karena aktivitas fisik dapat mempengaruhi endorphine atau monamine (neuro transm�tter otak).

Has�l penel�t�an Harter (1988) menyebutkan bahwa harga d�r� menyusun langkah-langkah yang d�perk�rakan, contoh anak kec�l t�dak dapat mengungkapkan pendapatnya secara kons�sten karena keterbatasan kemampuan kogn�t�fnya. Anak-anak t�dak akan mampu membedakan antara kompetensi kognitif dengan aktivitas fisiknya, hal ini bukan berart� bahwa anak-anak t�dak mem�l�k� rasa harga d�r�. Pada us�a >8 tahun anak baru dapat mengungkapkan perasaan harga d�r�nya. Has�l penel�t�an Harter �n� dapat d�s�mpulkan bahwa �nd�v�du yang t�ngkat harga d�r�nya leb�h t�ngg� akan bers�kap gemb�ra dan memancarkan s�nar energ� yang leb�h t�ngg�, sementara �tu rendahnya harga d�r� akan mem�l�k� pengaruh pada rendahnya per�laku. Jad� t�dak d�ragukan lag� bahwa perubahan mood �n� set�daknya mempengaruh� perkembangan motor�k secara t�dak langsung. Ke�kutsertaan gerak secara sederhana dapat mempengaruh� konsep d�r� secara pos�t�f.

2. Pengaruh Sos�al Selama Masa PerkembanganSecara umum pengaruh sos�al dapat terjad� pada s�apa saja selama �nd�v�du �tu h�dup

dan bersos�al�sas� dengan l�ngkungannya. Adapun pengaruh sos�al �tu send�r�� dapat d�bag� menjad� beberapa tahap keh�dupan manus�a, ya�tu: (1) masa bal�ta, (2) masa kanak-kanak, (3) masa remaja, dan (4) masa dewasa

a. Pengaruh Sos�al Selama Masa Bal�taAwal keh�dupan ser�ng d�sebut dengan �st�lah egosentr�s atau asos�al art�nya manus�a

mas�h dalam keterbatasan berper�laku dengan l�ngkungannya. Contoh keh�dupan bay� yang baru lah�r sangat terbatas ruang l�ngkup �nteraks�nya. Murt dan Newman (1991) melakukan penel�t�an mengena� susunan kas�h say�ng pada masa bal�ta, ya�tu: (1) pada awalnya bay� hanya menggenggam, (2) mengh�sap, dan (3) menunjuk gerakan-gerakan refleks. Bayi juga secara visual dapat memandang, menangis, dan tersenyum dalam usahanya untuk mempertahankan kontak sos�al yang akrab dengan obyek kas�h say�ng.

Page 158: 16KONSEPDASARPENJAKES

152 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pada tahap t�ga bulan ber�kutnya, bay� �tu mengalam� kemajuan yang cepat dalam membedakan antara orang la�n dengan orang yang sudah d�kenal�nya. Pada tahap antara 7 bulan s/d 12 bulan, bay� menjad� seorang penggerak, kemampuannya �n� memungk�nkan sang bayi untuk mencari sentuhan fisik dengan obyek kasih saying. Pada tahap selanjutnya, bay� belajar mengontrol kegunaan tangan untuk mencapa� respon sentuhan sos�al secara manual. Pergaulan sos�al yang leb�h luas menjad�kan bay� tersebut leb�h akt�f dalam l�ngkungan. Leb�h lanjut, hal tad� dapat mempert�ngg� kemampuan motor�knya.

b. Pengaruh Sosial Selama Masa Anak-anakWalaupun hubungan t�mbal bal�k sos�al selama masa pertumbuhan terbatas sebab

kurangnya hubungan sos�al, �ntelektual, dan kemampuan motor�k pada masa bal�ta, namun pengaruh sos�al mula� meluas sepenuhnya pada masa anak-anak. Keluarga sebaga� contohnya, merupakan perantara sos�al utama selama masa anak-anak. Mesk�pun beberapa pengaruh keluarga berkurang karena pengaruh trend budaya saat �n�, namun keluarga mas�h member�kan pengaruh yang leb�h banyak pada anak dar�pada pengaruh la�nnya. Tontonan telev�se (TV) dan pola asuh dar� baby sitter dan prasekolah pada us�a d�n� merupakan perantara sos�al pent�ng la�nnya.

Baga�mana dengan perma�nan pada anak? Apakah seba�knya d�lakukannya send�r� atau harus dengan orang la�n? In� pula merupakan kekuatan sos�al utama selama masa anak-anak. Keg�atan yang menyenangkan cukup pent�ng dalam perkembangan keteramp�lan memecahkan masalah, kreat�v�tas, bahasa, dan akt�v�tas gerak la�nnya.

Perantara sos�al utama la�nnya, mesk�pun pada umumnya bukan merupakan sebuah faktor pent�ng pada anak-anak adalah sekolah. Pada l�ngkungan sekolah guru dan pelat�h mema�nkan peranan pent�ng bag� anak dalam pengkaj�an kebudayaan.

Setuju t�daknya keluarga terhadap usaha keras anaknya juga pent�ng dalam menentukan keb�asaan melakukan akt�v�tas gerak d� masa yang akan datang. Baga�manapun juga, mengaba�kan t�ngkah laku motor�k anak secara negat�ve dapat menyebabkan per�laku tersebut h�lang. Oleh sebab �tu, keluarga tersebut dapat membentuk t�ngkah laku gerakan anak-anaknya.

Snyder dan Spre�tjer (1973) melakukan penel�t�an mengena� pengaruh keluarga terhadap keterl�batan anak dalam keg�atan olahraga. Kes�mpulannya bahwa olahraga pada umumnya d�mula� pada masa anak-anak, jad� apab�la m�nat orang tua �tu t�ngg�, maka part�s�pas� atau m�nat anak pada olahraga akan t�ngg�. Dengan kata la�n, m�nat berolahraga anak sangat d�pengaruh� oleh m�nat orang tua terhadap olahraga tersebut.

Oleh karena �tu, masa sos�al�sas� olahraga seba�knya d�ber�kan pada masa anak-anak dan orang tua mem�l�k� peran pent�ng dalam mendorong anak untuk terl�bat akt�f dalam keg�atan olahraga. Bahkan ayah dapat menjad� peramal pent�ng dalam menyeleks� cabang olahraga yang pal�ng cocok untuk anaknya. Hal �n� membukt�kan bahwa ayah, kawan, dan guru merupakan orang yang mempunyai pengaruh signifikan bagi anak-anak dalam

Page 159: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 153

berolahraga.

Berdasarkan has�l penel�t�an d� atas, maka keluarga leb�h bers�fat �ntegral dalam proses sos�al�sas� untuk melakukan akt�v�tas motor�k/olahraga. Dampak yang d�t�mbulkan dar� keb�asaan berolahraga tersebut menjad�kan anak leb�h percaya d�r� dan mudah bergaul d� l�ngkungannya.

Pemb�naan dan pengembangan potens� anak bangsa dapat d�upayakan melalu� pembangunan d�berbaga� b�dang yang d�dukung oleh atmosp�r masyarakat belajar. Anak yang kedudukannya sebaga� tunas bangsa dan penerus c�ta-c�ta perjuangan bangsa perlu mendapatkan pos�s� dan fungs� strateg�s dalam pembangunan. Terutama pembangunan pend�d�kan yang menjad� bag�an �ntegral dalam pembangunan suatu bangsa dan kunc� pembangunan potens� anak yang seyog�annya d�laksanakan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal �n� terbukt� dengan banyaknya pembahasan tentang anak oleh para pakar dan prakt�s� melalu� sem�nar dan konferens� ba�k nas�onal maupun �nternas�onal.

Pada us�a anak factor yang mempengaruh� perkembangan gerak pada, ya�tu: keturunan, makanan berg�z�, masa pra-lah�r, perkembangan IQ, pola asuh atau peran �bu, perl�ndungan yang berleb�han, kesehatan, perbedaan budaya dan ekonom� sos�al, perbedaan jen�s kelam�n, dan adanya rangsangan dar� l�ngkungan dan pend�d�kan jasman�.

Us�a anak sedang berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan perhat�an khusus. Anak pada us�a tersebut mempunya� potens� yang sangat besar untuk mengopt�malkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan motor�knya. Art�nya perkembangan gerak sebaga� perkembangan dar� unsur kematangan dan pengendal�an gerak tubuh. Terdapat hubungan yang sal�ng mempengaruh� antara kebugaran tubuh, keteramp�lan gerak, dan kontrol gerak, Keteramp�lan gerak anak t�dak akan berkembang tanpa adanya kematangan kontrol gerak. Kontrol gerak t�dak akan opt�mal tanpa kebugaran tubuh. Kebugaran tubuh t�dak akan tercapa� tanpa lat�han fisik.

Berbaga� manfaat dapat d�peroleh anak ket�ka �a semak�n teramp�l menguasa� keteramp�lan geraknya. Sela�n kond�s� badan semak�n sehat karena bergerak, �a juga akan leb�h mand�r� dan percaya d�r�. Anak yang ba�k perkembangan geraknya b�asanya mempengaruh� keteramp�lan sos�al yang pos�t�f.

Jad� pengaruh sos�al guru, orang tua, dan pend�d�k la�nnya d�harapkan dapat menjad�kan anak mampu bersos�al�sas� dengan l�ngkungan secara ba�k, seh�ngga perkembangan motor�k dapat men�ngkat. Terutama upaya sos�al pada anak yang ada d� l�ngkungannya send�r� atau membag�nya dengan orang la�n yang �ng�n agar anak dapat berkembang secara ba�k dan benar d� masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat sens�t�f terhadap rangsangan yang datang dar� luar d�r� anak.

Page 160: 16KONSEPDASARPENJAKES

154 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

c. Pengaruh Sosial Selama Masa RemajaPada remaja peran orang tua sudah mula� menurun dan teman sebaya (peer group)

ser�ng menjad� leb�h pent�ng dalam member�kan pengaruh sos�alnya. Orang tua, guru, dan figure dewasa lainnya mulai kehilangan kekuatan pengaruh dalam kehidupan remaja.

Teman sebaya menjad� sebuah kekuatan sos�al baru dan leb�h tersusun d� band�ng kekuatan sos�al anak pada masa lalu. Hal �n� juga mem�l�k� kapab�l�tas dalam pembentukan model berpaka�an, gaya b�cara, atau per�laku la�nnya. Hubungan-hubungan semacam �n� member�kan remaja sebuah makna persahabatan, dukungan, dan kegemb�raan yang t�dak d�dapat� dar� keluarganya.

Faktor-faktor pener�maan sos�al la�nnya mel�put� prestas� akadem�k, kar�r, dan bakat yang d�m�l�k� mendapatkan kehormatan dan penghargaan serta persetujuan akan menjad� semak�n pent�ng untuk teman-teman sebayanya. Oleh karena �tu keset�aan para teman sebaya �tu menjad� harapannya. Hal �n� berart� teman sebaya membawa seseorang dalam berpart�s�pas� dan berprestas� dalam akt�v�tas berolahraga.

Selama masa remaja �n� saatnya menyuka� dan �ng�n terl�bat dalam berbaga� bentuk perma�nan t�m. Factor �n� pada khususnya pent�ng dalam mempengaruh� bentuk akt�v�tas gerak. Hal �n� d�karenakan terjad�nya penambahan kemampuan sos�al dan hubungan mereka dengan teman sebayanya yang ser�ng berkelompok secara akt�f. Para remaja memutuskan untuk berpart�s�pas� dalam t�m, mencurahkan energ� yang leb�h banyak dalam upaya untuk memast�kan keberhas�lan t�m dalam bertand�ng.

Berpart�s�pas� dalam akt�v�tas gerak melalu� t�m dapat mempengaruh� perkembangan remaja. Melalu� part�s�pas� t�m �tulah, maka remaja akan belajar dem� keberhas�lan t�mnya. Konsep t�m juga member�kan pelajaran agar remaja leb�h peka dalam hal pembag�an kerja. Art�nya mereka menyadar� bahwa set�ap anggota mem�l�k� tugasnya mas�ng-mas�ng dalam t�m.

Dalam perma�nan t�m �n�, para remaja d�tuntut terhadap tanggung jawab sos�al. Apab�la mereka sebaga� anggota kelompok t�dak melaksanakan tugasnya, maka dapat d�as�ngkan dan atau d�cac�. Walaupun hal �tu menjad� pengalaman yang t�dak menyenangkan bag� remaja tersebut. Jad� t�m dapat menjad� model untuk keh�dupan para remaja pada umumnya.

Pada satu s�s�, part�s�pas� t�m mengajarkan remaja tentang pah�tnya kegagalan dan senangnya keberhas�lan, sepert� halnya perasaan malu dan memalukan. Untuk leb�h sukses lag�, perma�nan t�m dapat d�jad�kan kesempatan untuk menunjukkan kerendahan hat� serta kesederhanaan. Hal �n� merupakan sebuah pelajaran pent�ng yang dapat membantu remaja menghadap� s�tuas� yang leb�h sul�t d� keh�dupan yang akan datang.

Jad�, saat �n� peran remaja ba�k lak�-lak� maupun perempuan telah memperl�hatkan pen�ngkatan dalam berpart�s�pas� d� b�dang olahraga. D� b�dang motor�k k�n� sudah menjad� sangat bertambah dan d�perk�rakan akan dapat mempert�ngg� perolehan motor�k yang t�ngg� pula pada b�dang olahraga d� kalangan remaja. In� art�nya, kesempatan para

Page 161: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 155

remaja lak�-lak� dan perempuan untuk berpart�s�pas� akt�f dalam olahraga yang k�an men�ngkat sampa� level yang leb�h t�ngg�.

d. Pengaruh Sosial Selama Masa DewasaPermulaan masa dewasa d�mula� ket�ka masa remaja berakh�r. Mesk�pun hal �n� mas�h

belum d�setuju� oleh para ahl� tentang penempatan pos�s� us�a d�mula�nya masa us�a kedewasaan. Masa us�a dewasa d�mula� pada us�a 20 tahun ke atas. Sayangnya pada masa dewasa biasanya keikutsertaan dalam kegiatan fisik atau olahraga mulai berkurang. Hasil penel�t�an Rudman (1984) menjelaskan bahwa us�a merupakan factor yang menentukan keterl�batan seseorang dalam olahraga, j�ka d�hubungkan dengan kelas sos�al, level pada aktivitas fisik lambat laun akan berkurang dan hal inilah yang akan menyebabkan penurunan drast�c pada penamp�lan gerak orang dewasa. Contoh, daya tahan, kekuatan, dan kelentukan akan menurun setelah men�kah.

Penurunan kual�tas gerak pada orang dewasa �n� leb�h sul�t untuk d�pred�ks� d�band�ngkan dengan penurunan yang terjad� pada anak atau remaja. Hal �n� karena banyaknya factor yang terjad� pada orang dewasa. Tetap�, mesk�pun kebanyakan orang dewasa mengalam� penurunan dalam performa geraknya tap� mas�h ada orang dewasa yang mengalam� hal sebal�knya, ya�tu mengalam� pen�ngkatan dalam hal kemampuan motor�knya.

J�ka seseorang meng�kut� aturan sos�al yang berlaku dan tetap �kut akt�f dalam keg�atan olahraga, maka akan dapat mengurang� efek penurunan kemampuan. Dalam kenyataannya orang dewasa akan mampu untuk men�ngkatkan kemampuan geraknya selama �nd�v�du tersebut tetap akt�f dalam keg�atan akt�v�tas motor�k yang telah lama d�tekun�nya.

Ket�ga factor, ya�tu: kekuatan, daya tahan, dan kelentukan ser�ng menjad� penyebab menurunnya kemampuan gerak. Has�l penel�t�an Rudman (1984) menjelaskan bahwa efek negat�ve menurunnya ket�ga factor tersebut b�asanya terjad� pada pasangan yang berusia antara 18 s/d 34 tahun. Berkurangnya aktivitas fisik ini lebih dikarenakan telah terjad�nya penurunan level kebugaran dan sebaga� ak�bat dar� factor penuaan dan penurunan perkembangan motor�k d� us�a dewasa.

Bag� kebanyakan orang yang sudah mem�l�k� pekerjaan tetap akan mem�l�k� efek yang sama dalam jangka waktu lama. Pekerjaan b�asanya menc�ptakan perubahan gaya h�dup secara menetap dengan ak�bat dar� adanya keterbatasan waktu untuk men�kmat� masa santa� dan masa untuk berpart�s�pas� dalam keg�atan olahraga. Orang dewasa yang sudah bekerja �n� umumnya hanya mem�l�k� sed�k�t ketertar�kannya untuk melakukan akt�v�tas fisik. Jarang orang dewasa yang sudah bekerja ikut aktif sendirian berolahraga atau ada teman yang sama-sama senang melakukan olahraga d� luar jam kerjanya.

Page 162: 16KONSEPDASARPENJAKES

156 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

LATIHAN Supaya para mahas�swa leb�h memaham� Modul 4 �n�, maka kerjakanlah lat�han �n�

dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Baga�mana �nteraks� sos�al �tu d�bangun dalam melakukan sos�al�sas� dengan l�ngkungannya? Pembahasannya d�fokuskan pada hal-hal yang berhubungan dengan sos�al �n� mel�put�: observas�, penar�kan kes�mpulan, pen�ruan, dan coba-coba.

2. T�ngkah laku apa yang pal�ng dom�nant mempengaruh� �nteraks� sos�al.? Pembahasannya d�fokuskan pada pengaruh la�nnya d�sek�tar k�ta, ya�tu: orang tua, saudara kandung, guru, pelat�h, dan kawan-kawan. Pada g�l�rannya t�ngkah laku yang d�p�l�h adalah yang pal�ng dom�nant mempengaruh� keteramp�lan k�ta untuk menyesua�kan p�l�han-p�l�han k�ta dengan n�la�-n�la� sos�al yang dom�nant juga.

3. Baga�mana men�ngkatkan perasaan harga d�r� pada �nd�v�du? Pembahasannya fokuskan pada has�l penel�t�an Harter mengena� bahwa �nd�v�du yang t�ngkat harga d�r�nya leb�h t�ngg� akan bers�kap gemb�ra dan memancarkan s�nar energ� yang leb�h t�ngg�, sementara �tu rendahnya harga d�r� akan mem�l�k� pengaruh pada rendahnya per�laku.

4. Baga�mana pengaruh sos�al yang terjad� pada s�apa saja selama �nd�v�du �tu h�dup dan bersos�al�sas� dengan l�ngkungannya? Pembahasannya fokuskan pada pengaruh sos�al �tu send�r�� dapat d�bag� menjad� beberapa tahap keh�dupan manus�a, ya�tu: (1) masa bal�ta, (2) masa kanak-kanak, (3) masa remaja, dan (4) masa dewasa

RANGKUMANMenurut kaj�an �lmu sos�al bahwa perubahan mood �nd�v�du ser�ng terjad� karena

l�ngkungan dan �n� set�daknya mempengaruh� perkembangan motor�k secara t�dak langsung. Oleh karena�tu, ke�kutsertaan gerak secara sederhana dapat mempengaruh� konsep d�r� secara pos�t�f.

Pada tahap us�a bay�, unsur motor�k yang d�gunakan terutama belajar mengontrol kegunaan tangan untuk mencapa� respon sentuhan sos�al secara manual. Pergaulan sos�al yang leb�h luas menjad�kan bay� tersebut leb�h akt�f dalam l�ngkungan. Leb�h lanjut, hal tad� dapat mempert�ngg� kemampuan motor�knya.

Pada tahap us�a anak-anak pengaruh sos�al guru, orang tua, dan pend�d�k la�nnya dapat menjad�kan anak mampu bersos�al�sas� dengan l�ngkungan secara ba�k, seh�ngga perkembangan motor�k dapat men�ngkat. Terutama upaya sos�al pada anak yang ada d� l�ngkungannya send�r� atau membag�nya dengan orang la�n yang �ng�n agar anak dapat berkembang secara ba�k dan benar d� masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat

Page 163: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 157

sens�t�f terhadap rangsangan yang datang dar� luar d�r� anak.

Pada tahap us�a remaja ba�k lak�-lak� maupun perempuan telah memperl�hatkan pen�ngkatan dalam berpart�s�pas� d� b�dang olahraga. D� b�dang motor�k k�n� sudah menjad� sangat bertambah dan d�perk�rakan akan dapat mempert�ngg� perolehan motor�k yang t�ngg� pula pada b�dang olahraga d� kalangan remaja. In� art�nya, kesempatan para remaja lak�-lak� dan perempuan untuk berpart�s�pas� akt�f dalam olahraga yang k�an men�ngkat sampa� level yang leb�h t�ngg�.

Pada tahap us�a dewasa penurunan kual�tas gerak �n� leb�h sul�t untuk d�pred�ks� d�band�ngkan dengan penurunan yang terjad� pada anak atau remaja. Hal �n� karena banyaknya factor yang terjad� pada orang dewasa. Tetap�, mesk�pun kebanyakan orang dewasa mengalam� penurunan dalam performa geraknya tap� mas�h ada orang dewasa yang mengalam� hal sebal�knya, ya�tu mengalam� pen�ngkatan dalam hal kemampuan motor�knya.

Page 164: 16KONSEPDASARPENJAKES

158 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Menurut kaj�an �lmu sos�al bahwa akt�v�tas motor�k pada umumnya mampu men�ngkatkan:A. Konsep d�r� C. Percaya d�r�B. Harga d�r� D. Semua benar

2. Pergaulan sos�al pada anak bal�ta akan leb�h akt�f dalam l�ngkungannya apab�la bay� d�ber� perlakuan secara teratur dan s�stemat�s berupa: A. Akt�v�tas motor�k kasar C. Akt�v�tas kasar dan halusB. Akt�v�tas motor�k halus D. T�dak ada yang benar

3. Pada tahap us�a anak-anak pengaruh sos�al yang pal�ng kuat d�ber�kan oleh: A. Teman sebaya C. GuruB. Orang tua D. Semua benar

4. Pada tahap us�a remaja ba�k lak�-lak� maupun perempuan pen�ngkatan angka partisipasi di bidang olahraga cukup signifikan, terutama: Kesadaran gerak yang ada pada d�r� manus�a mem�l�k� fungs� untuk mengopt�malkan tubuh dalam berakt�v�tas dengan tujuan, agar:A. Sos�al�sas� C. Mob�l�sas�B. Afiliasi D. Semua benar

5. Pada tahap us�a dewasa penurunan kual�tas gerak �n� leb�h sul�t untuk d�pred�ks� d�band�ngkan dengan penurunan yang terjad� pada anak atau remaja. Penurunan yang paling signifikan adalah:A. Daya tahan C. KelentukanB. Kekuatan D. Semua benar

Page 165: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 159

UMPAN BALIK

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunc� jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r Keg�atan Belajar �n�. H�tunglah jawaban Anda yang benar, kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda terhadap mater� KB �n�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

Apab�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% ke atas, Anda dapat meneruskan dengan keg�atan belajar, Bagus! Akan tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda mas�h d� bawah 80%, maka Anda harus mengulang KB �n� terutama bag�an yang belum Anda kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. D2. C3. D4. D5. D

Page 166: 16KONSEPDASARPENJAKES

160 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 167: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 161

Perkembangan Motorik Hubungannya Dengan Persepsi Gerak

Perseps� gerak telah menjad� salah satu term�nolog� yang ser�ng d�gunakan dalam perkembangan motor�k. Hamp�r semua perkembangan motor�k ber�s� �nformas� luas mengena� konsep �n�. Untuk �tulah perlu paparan lengkap mengena� konsep perseps� dalam konteks perkembangan motor�k.

A. Pengertian Perkembangan Persepsi MotorikB�asanya konsep perseps� motor�k mengacu pada akt�v�tas gerak dengan tujuan

men�ngkatkan keteramp�lan akadem�k. Menurut Gallahue (1989) bahwa Ist�lah �n� mengacu pada program yang menyertakan anak-anak sebab kebanyakan perkembangan perseps� motor�k terjad� sebelum anak �tu masuk sekolah h�ngga berada d� t�ngkat sekolah dasar. Secara umum program perseps� motor�k �n� berfungs� untuk melengkap� atau menggant�kan akt�v�tas akadem�k dengan akt�v�tas gerak sepert� membaca, menul�s, dan memecahkan masalah. J�ka akt�v�tas gerak d�rancang secara r�nc� untuk men�ngkatkan kemampuan gerak, hal �tu mendasar� program perseps� motor�k.

1. Pemaknaan La�n mengena� Perseps� Motor�kPembahasan mengena� perseps� motor�k sudah banyak d�perb�ncangkan oleh para

ahl�. Hasl�nger (1971) menjelaskan bahwa perseps� motor�k merupakan akt�v�tas gerak manus�a yang d�dukung oleh gerak sukarela. Asums�nya bahwa �st�lah perseps� motor�k t�daklah d�c�ptakan hanya untuk menggant�kan �st�lah pend�d�kan jasman�, perseps� motor�k merupakan satu kesatuan yang berada d� dalam pend�d�kan jasman�, tetap� program pend�d�kan jasman� dan program perseps� motor�k t�daklah sama. Sasaran has�l program pend�d�kan jasman� dapat leb�h berbeda d�band�ngkan dengan program perseps� motor�k.

Perseps� motor�k yang ser�ng d�ura�kan dalam hubungannya antara gerak manus�a dan perseps�. Perseps� adalah proses d�mana k�ta memperoleh kesadaran segera dar� apa yang sedang terjad� d� luar tubuh k�ta. Perseps� juga merupakan kemampuan untuk mener�ma

4

Page 168: 16KONSEPDASARPENJAKES

162 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

�nformas� melalu� p�k�ran sehat. Baga�manapun �nformas� eksternal �n� bukanlah suatu perseps� kecual� j�ka hal �tu d�rasakan.

Hubungan t�mbal bal�k antara perseps� dan gerak menjad� hal pent�ng. Tanpa perseps�, sepert� mener�ma melalu� p�k�ran sehat dan sentuhan, melakukan gerak sederhana akan menjad� sul�t. Jad� gerak akt�f d�perlukan untuk mengembangkan perseps� secara opt�mal. Program perseps� motor�k sudah d�perkenankan karena member�kan n�la� pos�t�f terhadap pen�ngkatan kemampuan anak.

Sebuah has�l penel�t�an He�n’s (1963) mengena� perseps� motor�k �n�, yakn� dengan member�kan perlakuan pada seekor kuc�ng selama 8 s/d 12 m�nggu d� tempat gelap. Ternyata kuc�ng yang akt�f menunjukkan tanda-tanda keh�dupan setelah d�peroleh perseps�. Has�l penel�t�an �n� telah d�gunakan untuk membenarkan proram perseps� motor�k. Program �n� ser�ng mel�batkan anak-anak dalam akt�v�tas gerak yang d�rancang untuk men�ngkatkan keteramp�lan akadem�knya, sepert� berh�tung, membaca, dan menul�s.

2. Proses Perseps� Motor�kBaga�manapun peran perseps� dalam menghas�lkan gerak sudah d�bukt�kan dengan

has�l penel�t�an para ahl�. Namun, pertanyaan yang muncul baga�mana prosesnya? B�asanya, yang pertama dar� proses perseps� motor�k adalah mengenal dan mengolah �nformas� dar� l�ngkungan. Setelah �nformas� masuk ke otak kemud�an d�proses h�ngga terjad� �ntegras� yang berhubungan dengan perasaan yang selanjutnya d�s�mpan d� memor� untuk jangka panjang. Informas� mengena� gerak telah berhubungan dengan perasaan yang ter�ntegras� dengan �nformas� masa lalu, maka terjad� pem�l�han gerak yang d�buat untuk d�k�r�m ke otot yang akh�rnya akan menghas�lkan gerakan.

Baga�manapun, proses waktu �tu belum lengkap sebab suatu ket�ka gerak �tu terjad�, �nformas� adalah umpan bal�k kepada pema�n untuk memungk�nkan suatu gerak berkelanjutan. Umpan bal�k �n� d�mudahkan oleh �nformas� dar� p�k�ran yang sehat. Informas� yang berhubungan dengan perasaan oleh karena �tu membantu membuat pert�mbangan tentang gerak dan mempengaruh� cara gerak atau gerak serupa yang akan d�lakukan d� masa depan. J�ka �nformas� dar� gerak yang asl� t�dak ba�k, maka suatu koreks� akan d�buatnya.

Jad�, jelas bahwa proses perkembangan perseps� motor�k merupakan bag�an dar� suatu perkembangan anak yang mempunya� ka�tan dengan perubahan dalam per�laku gerak, perubahan yang menghad�rkan pen�ngkatkan dalam sensor� dan proses membawanya kembal� ke dalam syaraf yang menjad� dasar terjad�nya per�laku gerak, sepert� ket�ka us�a anak-anak yang ser�ng mengubah dan men�ngkatkan kemampuannya dengan menggunakan proses perseps� motor�k. Dalam hal �n� W�ll�am (1983) menjelaskan mengena� proses perkembangan perseps� motor�k sebaga� ber�kut:

a. Rangsangan l�gkungan yang terka�t dengan gerak.

Page 169: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 163

b. Otak mener�ma �nformas� melalu� pusat syaraf.c. Informas� d�proses d� otak dengan meng�ntegras�kannya dengan gerakan yang ada

sebelumnya.d. Suatu keputusan d�buat. e. Informas� d�pancarkan ke otak untuk menghas�lkan gerak yang d��ng�nkan.f. Melakukan gerakang. Meny�mpan �nformas� gerak yang relevan untuk d��ntegras�kan dengan �nformas�

gerak yang akan datang.

B. Komponen Perkembangan Persepsi MotorikKomponen yang tercakup dalam perkembangan perseps� motor�k terd�r� dar�: (1)

kesadaran akan kese�mbangan, (2) kesadaran akan ruang gerak, (3) kesadaran akan waktu, dan (4) kesadaran akan tubuh dan arah.

1. Kesadaran akan Kese�mbanganKesadaran akan kese�mbangan �n� ser�ng d�ka�tkan dengan perseps� motor�k.

Keseimbangan didefinisikan sebagai suatu posisi seimbang dengan mempertahankan unsur kekuatan. Kese�mbangan �n� merupakan bag�an �ntegral pada set�ap tugas gerak. Kese�mbangan juga berband�ng terbal�k dengan t�ngg�nya pusat berat badan. D�mens� postur tubuh dengan pertumbuhan normal, kese�mbangan jelas d�pengaruh� oleh perkembangannya.

Kese�mbangan �n� sudah d�perl�hatkan sejak awal manus�a h�dup. Jan�n telah d�kenal berubah pos�s� dengan berputar sepanjang poros d� dalam rah�m �bu, gerakan �n� secara khas diaktifkan oleh pinggul. Janin juga berubah posisi dengan mengubah pergerakan kak�nya. Perubahan �n� terjad� leb�h dar� 20 kal� perjam sepanjang 6 bulan keham�lan.

Se�r�ng dengan bertambahnya us�a, kese�mbangan semak�n d�butuhkan dalam menopang tubuh agar dapat berd�r� stat�s. Kese�mbangan stat�s �n� merupakan kemampuan untuk memel�hara postur badan dalam pos�s� yang d��ng�nkan saat d�am. Sedangkan kese�mbangan d�nam�s adalah kemampuan untuk memel�hara postur badan dalam pos�s� yang d��ng�nkan saat bergerak. Kese�mbangan stat�s dan d�nam�s �n� ser�ng d�gunakan dalam berbaga� akt�v�tas gerak manus�a. Contoh, seorang penyelam menggunakan kese�mbangan stat�s saat berd�r� tanpa bergerak dan saat penyelam �tu akt�f berputar maka kese�mbangan d�nam�s membatu menjaga pos�s� badan berada dalam pos�s� yang d��ng�nkannya.

Kedua format kese�mbangan �n� telah secara �lm�ah d�tel�t� untuk memperoleh kesadaran yang leb�h besar mengena� karakter�st�k yang mendasar� mekan�sme kese�mbangan. Clark dan Watk�ns (1984) melakukan penel�t�an mengena� kese�mbangan stat�s pada anak 6 s/d 9 tahun. Anak-anak yang d�jad�kan subyek penel�t�an d�coba untuk menjaga kese�mbangannya dalam berbaga� pos�s� badan. Anak-anak juga d�m�nta

Page 170: 16KONSEPDASARPENJAKES

164 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

untuk memel�hara pos�s� normal saat berd�r� dengan kedua tangan d�letakkan d� samp�ng p�nggulnya, berd�r� dengan satu kak�, dsb. Berdasarkan has�l penel�t�an tersebut d�peroleh kes�mpulan bahwa anak-anak yang leb�h tua us�anya ternyata leb�h mantap kese�mbangannya d�band�ngkan dengan anak-anak yang leb�h muda. Art�nya anak yang leb�h tua sudah mem�l�k� t�ngkat kesadaran akan kese�mbangan yang leb�h ba�k, seh�ngga berbaga� pos�s� kese�mbangan ba�k stat�s maupun d�nam�s dapat d�lakukan dengan ba�k.

2. Kesadaran mengena� RuangKesadaran mengena� ruang adalah suatu konsep yang terka�t dengan gerak yang

ser�ng d�tekankan pada perseps� motor�k. Kesadaran mengena� ruang adalah suatu pemahaman secara eksternal yang mel�put� perorangan dan kemampuan �nd�v�du untuk memfungs�kan gerak dalam ruang. Kesadaran ruang �n� mengenal sebaga� lokal�sas� egosentr�s yang mengedepankan lokal�sas� sasaran. Lokal�sas� egosentr�s adalah suatu kesadaran ruang yang berada dalam l�ngkungan d�r� seseorang. Lokal�sas� sasaran adalah semak�n men�ngkat kemampuan memaham� ruang d�ka�tkan dengan obyek yang la�n.

Para ahl� percaya bahwa kesadaran ruang dapat d�mudahkan melalu� akt�v�tas gerak. Gerak ser�ng memerlukan suatu pemahaman akan l�ngkungan, sepert� yang ser�ng d�perl�hatkan oleh pema�n tenn�s. Jad� kesadaran ruang �n� t�daklah hanya d�untungkan oleh banyak upaya gerak tetap� dapat d�t�ngkatkan oleh ke�kutsertaannya dalam berbaga� akt�v�tas gerak.

Has�l penel�t�an Thomas (1983) mengena� kesadaran ruang yang d�lakukan kepada anak-anak us�a 4 tahun dan 9 tahun. Mereka d�m�nta untuk meng�ngat penempatan dan jarak tongkat sebelum berlar�. Ternyata anak us�a 9 tahun leb�h ba�k dalam hal kesadaran akan ruang d�band�ngkan dengan anak us�a 4 tahun. Art�nya pengalaman gerak yang d�peroleh anak 9 tahun telah member�kan �nformas� leb�h banyak, seh�ngga dalam melakukan gerak dalam ruang yang sudah d�tentukan leb�h mudah.

Has�l penel�t�an tersebut telah membukt�kan bahwa anak-anak yang leb�h tua menjad� terus men�ngkat dalam kesadaran ruangnya. Nampaknya anak yang leb�h tua tersebut menggunakan strateg� untuk meng�ngat jarak dan secara khas leb�h berhas�l d�band�ngkan dengan anak yang leb�h muda. Baga�manapun, arus bolak bal�k pada anak 5 s/d 12 tahun harus sudah d�ajarkan menggunakan strateg� untuk meng�ngat jarak berlar� secara konstan. Sesungguhnya anak us�a 5 tahun telah d�ajar� untuk mengh�tung langkah dengan meng�ngat sepert� pada anak us�a 9 tahun dan bahkan anak us�a 12 tahun jauh leb�h efekt�f dalam melakukan kesadaran ruang �n�.

3. Kesadaran mengena� WaktuKesadaran mengena� waktu adalah suatu konsep yang terka�t dengan gerak yang

ser�ng d�tekankan pada perseps� motor�k. Kesadaran waktu mengembangkan pemahaman yang berhubungan dengan waktu, sepert� pemahaman mendekat� bola dengan cepat.

Page 171: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 165

Jad�, kesadaran waktu �n� merupakan suatu kemampuan untuk meramalkan waktu kedatangan suatu obyek, berdasarkan pada karakter�st�k kecepatan, laju benda, dan berat benda. Kesadaran waktu juga ser�ng d�kenal sebaga� pem�l�han waktu ant�s�pas� persamaan waktu. Pem�l�han waktu �n� menjad� kemampuan seseorang untuk meramalkan kedatangan suatu obyek pada t�t�k tertentu.

Dorfman (1977) melakukan penel�t�an mengena� kesadaran waktu �n� kepada anak us�a 6 s/d 19 tahun. Ternyata anak yang berumur 19 tahun leb�h kons�sten melakukan set�ap gerakan dengan mah�rnya dan memperl�hatkan suatu kesadaran waktu yang leb�h cepat d�band�ngkan dengan anak yang leb�h muda. Jad�, orang yang leb�h dewasa leb�h mantap dan akurat d�band�ngkan dengan orang dewasa muda atau anak-anak dalam hal kesadaran akan waktu �n�.

4. Kesadaran mengena� Tubuh dan ArahKesadaran mengena� tubuh dan arah adalah suatu konsep yang terka�t dengan gerak

yang ser�ng d�tekankan pada perseps� motor�k. Kesadaran tubuh juga d�kenal sebaga� gambaran tubuh yang secara berangsur-angsur mengembangkan kemampuan untuk mengetahu� dan memaham� nama dan fungs� bag�an-bag�an tubuh. Kesadaran tubuh adalah kemampuan untuk memaham� baga�mana cara menghas�lkan berbaga� gerak untuk capa�an gerak opt�mal yang berhubungan dengan kosep kesadaran arah.

Kesadaran arah adalah pemahaman dan apl�kas� sepet� konsep na�k dan turun tangga. Kesadaran arah �n� dapat d�t�ngkatkan melalu� akt�v�tas gerak yang b�asanya tercakup dalam program perceps� motor�k. Baga�manapun, kesadaran arah adalah juga pent�ng untuk men�ngkatkan kemampuan akadem�k sepert� membaca, menul�s dan berh�tung. Kemampuan membaca sangat bergantung pada kemampuan untuk membedakan tul�san atas dasar arah. Namun dem�k�an kesadaran arah �n� dapat d�perba�k� d�ka�tkan dengan akt�v�tas gerak tertentu dalam program perceps� motor�k.

Meskipun belum ada penelitian yang lebih spesifik mengenai pengaruh kesadaran arah �n� terhadap pen�ngkatan kemampuan akadem�k, namun perlu d�kaj� leb�h dalam dengan menyertakan anak-anak dalam aktivitas gerak berupa kesadaran arah yang spesifik dengan tujuan men�ngkatkan kemampuan akadem�k. Dengan upaya �n�d�harapkan akan lah�r karya penel�t�an yang mampu membuka tab�r mengena� kemamnfaatan kesadaran arah dan tubuh �n� �mpl�kas�nya terhadap pen�ngkatan kemampuan akadem�k anak.

C. Meniliti Efektivitas Program Persepsi MotorikMelalu� suatu proses mengenal sebaga� meta anal�s�s, Kavale dan Matson (1983)

melakukan penel�t�an terhadap 180 has�l penel�t�an �lm�ah mengena� program perceps� motor�k. Proses �n� secara stat�st�k meng�ntegras�kan banyak sumber yang menguj� top�k yang sama. Leb�h dar� 60% has�l penel�t�annya sudah d�laporkan dalam jurnal penel�t�an.

Page 172: 16KONSEPDASARPENJAKES

166 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Para ahl� telah sepakat bahwa program perseps� motor�k member�kan pengaruh t�dak langsung terhadap pen�ngkatan kemampuan akadem�k anak sepert� membaca dan berh�tung. Para ahl� �tu mengusulkan agar program perseps� motor�k �n� d�l�batkan dalam berbaga� akt�v�tas akadem�k. Karena d�yak�n� benar bahwa gerak menjad� med�um sempurna dalam men�ngkatkan kemampuan akadem�k anak sepert� membaca, mengeja, matemat�ka, �lmu sos�al, dan memecahkan masalah.

LATIHAN Supaya para mahas�swa leb�h memaham� Modul �n�, maka kerjakanlah lat�han �n�

dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Baga�mana program perseps� motor�k �n� berfungs� untuk melengkap� atau menggant�kan akt�v�tas akadem�k? Pembahasannya d�fokuskan pada akt�v�tas gerak yang d�rancang secara r�nc� untuk men�ngkatkan kemampuan gerak, hal �tu mendasar� program perseps� motor�k.

2. Apa perbedaan antara perseps� motor�k dengan pend�d�kan jasman�? Pembahasannya fokuskan pada sasaran has�l program pend�d�kan jasman� dapat leb�h berbeda d�band�ngkan dengan program perseps� motor�k.

3. Baga�mana hubungan t�mbal bal�k antara perseps� dan gerak? Pembahasannya d�fokuskan pada perseps�, sepert� mener�ma melalu� p�k�ran sehat dan sentuhan, melakukan gerak sederhana akan menjad� sul�t. Jad� gerak akt�f d�perlukan untuk mengembangkan perseps� secara opt�mal. Program perseps� motor�k sudah d�perkenankan karena member�kan n�la� pos�t�f terhadap pen�ngkatan kemampuan anak.

4. Baga�mana proses perkembangan perseps� motor�k �tu terjad�? Pembahasannya d�fokuskan pada kaj�an dar� W�ll�am (1983) mengena� proses tersebut

5. Baga�mana pengaruh program perseps� motor�k terhadap pen�ngkatan kemampuan akadem�k anak? Pembahasannya d�fokuskan pada has�l penel�t�an Kavale dan Matson (1983)

RANGKUMANPada tahap us�a bay�, unsur motor�k yang d�gunakan terutama belajar mengontrol

kegunaan tangan untuk mencapa� respon sentuhan sos�al secara manual. Pada tahap us�a anak-anak pengaruh sos�al guru, orang tua, dan pend�d�k la�nnya dapat menjad�kan anak mampu bersos�al�sas� dengan l�ngkungan secara ba�k, seh�ngga perkembangan motor�k dapat men�ngkat. Pada tahap us�a remaja ba�k lak�-lak� maupun perempuan telah memperl�hatkan pen�ngkatan dalam berpart�s�pas� d� b�dang olahraga. Pada tahap us�a dewasa penurunan kual�tas gerak �n� leb�h sul�t untuk d�pred�ks� d�band�ngkan dengan

Page 173: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 167

penurunan yang terjad� pada anak atau remaja. Hal �n� karena banyaknya faktor yang terjad� pada orang dewasa.

Perseps� motor�k juga meny�ratkan suatu hubungan antara perseps� dan gerak manus�a dan telah d�aku� orang yang �kut akt�f dalam akt�v�tas gerak cenderung perseps�nya leb�h pos�t�f. Karena perseps� pent�ng untuk proses gerak yang opt�mal. Proses �n� akan memudahkan dalam per�laku gerak dengan mengakomodas� keluaran dan masukan berupa st�mulant ke dan dar� otak.

Page 174: 16KONSEPDASARPENJAKES

168 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!

1. Perseps� motor�k merupakan salah satu term�nology yang ser�ng d�gunakan dalam pembelajaran: A. Kesen�an C. Pend�d�kan jasman�B. Bahasa D. Olahraga

2. Perseps� motor�k juga meny�ratkan suatu hubungan antara perseps� dan gerak manus�a dan telah d�aku� orang yang �kut akt�f dalam akt�v�tas gerak cenderung perseps�nya leb�h pos�t�f, kecual�:A. Kesadaran ruangB. Kesadaran waktuC. Kesadaran jasman�D. Kesadaran kese�mbangan

3. Para ahl� telah sepakat bahwa program perseps� motor�k member�kan pengaruh t�dak langsung terhadap pen�ngkatan kemampuan akadem�k, kecual�:A. Kemampuan membacaB. Kemampuan matemat�kC. Kemampuan jasman�D. Kemampuan memecahkan maslah

4. Karena perseps� pent�ng untuk proses gerak yang opt�mal, maka kemampuan �n� harus d�pel�hara melalu�:A. Lat�han jasman�B. Lat�han membacaC. Lat�han memecahkan masalahD. Lat�han kesen�an

5. Pemahaman mendekat� bola dengan cepat dalam perma�nan sepak bola d�sebut:A. Kesadaran ruangB. Kesadaran waktuC. Kesadaran jasman�D. Kesadaran kese�mbangan

Page 175: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 169

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r KB �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� set�ap Keg�atan Belajar yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada Modul selanjutnya, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� Keg�atan Belajar modul �n�, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. C2. C3. C4. A5. B

Page 176: 16KONSEPDASARPENJAKES

170 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 177: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 171

SUPERVISI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

5

Page 178: 16KONSEPDASARPENJAKES

172 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 179: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 173

SUPERVISI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PendahuluanPelaksanaan superv�s� pend�d�kan jasman� �tu bukanlah berupa pen�la�an dan �nspeks�,

atau mengawas� dalam art� mencar�-car� kesalahan para guru pend�d�kan jasman� belaka. Tetap� superv�s� pend�d�kan jasman� �tu mengundang makna yang luas dan dalam, serta mem�l�k� perspekt�f jauh ke depan. Oleh karena �tu, superv�s� pend�d�kan jasman� �n� mencakup tentang pandangan berbaga� al�ran manajemen, parad�gma lama dan baru tentang superv�s�, masalah superv�s� pend�d�kan jasman� d� Indones�a, dan superv�s� sebaga� profes�.

Secara umum modul 5 �n� �ng�n menjelaskan berbaga� hal berka�tan dengan: teor� superv�s� pend�d�kan jasman� dan kesehatan dan konsep superv�s� dan �mplementas�nya dalam pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Setelah dengan seksama mempelajar� modul �n�, secara khusus Anda d�harapkan dapat:

1. Memaham� tentang teor� superv�s� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

2. Menerapkan konsep superv�s� dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Untuk membantu Anda mencapa� tujuan tersebut, modul �n� d�organ�sas�kan menjad� dua Keg�atan Belajar (KB), sebaga� ber�kut:

KB 1: Teor� superv�s� pend�d�kan jasman� dan kesehatan KB 2: Konsep superv�s� dan �mplementas�nya dalam pend�d�kan jasman�

Untuk membantu Anda dalam mempelajar� Modul �n�, ada ba�knya d�perhat�kan beberapa petunjuk belajar ber�kut �n�:

1. Bacalah dengan cermat bag�an pendahuluan �n� sampa� Anda memaham� secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan baga�mana mempelajar� modul �n�.

Page 180: 16KONSEPDASARPENJAKES

174 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2. Baca sep�ntas bag�an dem� bag�an dan temukan kata-kata kunc� dar� kata-kata yang d�anggap baru. Car�lah dan baca pengert�an kata-kata kunc� tersebut dalam kamus yang Anda m�l�k�.

3. Tangkaplah pengert�an dem� pengert�an melalu� pemahaman send�r� dan tukar p�k�ran dengan mahas�swa la�n atau dengan tutor Anda.

4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajar� sumber-sumber la�n yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dar� berbaga� sumber, termasuk dar� �nternet.

5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan lat�han dan melalu� keg�atan d�skus� dalam keg�atan tutor�al dengan mahas�swa la�nnya atau tempat sejawat.

6. Jangan d�lewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang d�tul�skan pada set�ap akh�r keg�atan belajar. Hal �n� berguna untuk mengetahu� apakah Anda sudah memaham� dengan benar kandungan modul �n�.

Page 181: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 175

Teori Supervisi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

A. Teori Yang Melandasi Praktik SupervisiBanyak d�temukan prakt�k-prakt�k superv�s� d� sekolah-sekolah dewasa �n� yang

d�rasakan kurang efekt�f untuk men�ngkatkan mutu pengajaran, dan banyak pula keb�jakan-keb�jakan yang muncul dar� pemer�ntah dan sekolah yang mempengaruh� prakt�k-prakt�k superv�s�. Prakt�k-prakt�k superv�s� �n� d�laksanakan, mungk�n berdasarkan salah satu atau komb�nas� dar� t�ga teor� superv�s�, ya�tu: manajemen �lm�ah trad�s�onal, hubungan manusiawi, dan manajemen “neo-scientific”. Mungkin pula, para pelaksana supervisi �tu t�dak memaham� teor� yang melatarbelakang� prakt�k yang mereka laksanakan d� lapangan.

Namun dem�k�an, menururt Sergeovann� & Starratt (1993) bahwa t�dak ada satupun dar� ket�ga teor� tersebut yang sesua� untuk menjad� sebuah model superv�s� sekolah. Alasan ket�daksesua�an �tu adalah karena keterbatasan kemampuan pendekatan �lm�ah pada satu s�s�, dan sampa� pada ket�daksesua�annya dengan real�ta superv�s� sekolah pada s�s� la�n. Hal �n� terka�t dengan karakter�st�k sekolah yang dalam kenyataannya t�dak dapat d�perlukan sebaga�mana sebuah organ�sas�. Sekolah merupakan sebuah komun�tas, sebuah masyarakat yang lengkap dengan tatanannya, dan per�laku warga masyarakatnya berlandaskan pada budaya,norma dan n�la� d� l�ngkungan tersebut.

Pada bag�an ber�kutnya, d�tawarkan suatu pandangan teor� la�n, ya�tu superv�s� sumber daya manus�a (human resources superv�s�on),dan suerv�s� normat�f sebaga� suatu pendekatan teor�t�s, dan sebaga� sebuah model prakt�k superv�s�. Model �n� d�anggap leb�h sehat atau masuk akal dan leb�h tel�t� dalam prakt�k superv�s� dar� pada superv�s� berdasarkan pandangan �lm�ah tersebut d� atas.

Ber�kut �n� akan d�ura�kan serangka�an pandangan teor�t�s yang menjad� sumber konsep superv�s� yang akan berpengaruh, ba�k terhadap prat�k superv�s� d� sekolah, maupun terhadap teor� tentang superv�s� �tu send�r�.

1

Page 182: 16KONSEPDASARPENJAKES

176 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

1. Superv�s� Menurut Pandangan Manajemen Ilm�ah Trad�s�onalSuperv�s� manajemen �lm�ah trad�s�onal �n� lah�r dar� pem�k�ran dan pekerjaan

Freder�ck W. Taylor,dan para peng�kutnya d� sek�tar tahun 1900-an. Banyak �de yang membentuk batang tubuh teor� �n�, mula� dar� pengalamannya, sampa� kepada penel�t�an mereka dalam b�dang �ndustr� d� Amer�ka. Taylor yak�n bahwa salah satu rahas�a manajemen �lm�ah �n� adalah bahwa seorang pekerja yang patuh b�asanya t�dak berp�k�r terlalu banyak dan macam-macam. Tetap� justru hanya meng�kut� petunjuk-petunjuk secara past�. Petunjuk-petunjuk yang d�maksudkan adalah berdasarkan metode-metode yang tepat (val�d) secara �lm�ah dalam melakukan suatu pekerjaan. Langkah-langkah kerja manajemen �lm�ah trad�s�onal �n� adalah sebaga� ber�kut:

- Mengidentifikasi cara-cara yang paling bagus;- Mengembangkan s�stem kerja berdasarkan penel�t�an;- Mengkomun�kas� harapan-harapan kepada para pekerja;- Melat�h para pekerja dalam s�stem;- Melakukan mon�tor dan evaluas� untuk menjam�n kepatuhan.

Pandangan manajemen ilmiah tradisional ini menggambarkan filosofis autokratik klas�k tentang superv�s�. Menurut pandangan �n�, para pekerja d�anggap sebaga� anggota tubuh manajemen, dan sebaga� seorang yang mener�ma upah atau gaj� yang harus melaksanakan tugas-tugas pekerjaan sesua� ke�ng�nan manajemen. Ide-�de semacam �n�, j�ka d�terapkan ke dalam superv�s� sekolah, maka tak ubahnya memandang pra guru sebaga� pelaksana-pelaksana kur�kulum dan s�stem pengajaran belaka. Dalam hal �n�, superv�s� d�lakukan untuk menjam�n agar para guru mengajar sesua� dengan petunjuk kur�kulum dan protokoler pengajaran yang telah d�tetapkan. Oleh karena �tu, pengawaasan, pertanggung jawaban, dan efisiensi biasanya akan mendapat penekanan dalam manajemen �lm�ah dengan suasana hubungan antara atasan dan bawahan.

S�sa-s�sa nuansa superv�s� semacam �n� mas�h terasa d� dun�a persekolahan dewasa �n�, yang membuat pandangan manajemen �lm�ah trad�s�onal menjad� t�dak favor�t saat �n�. P�k�ran-p�k�ran dan anggapan semacam �n� mas�h terl�hat pada d�r� orang-orang yang bert�ndak sebaga� pengamb�l keb�jakan, para adm�n�strator, dan para superv�sor.

Asums�-asums� dasar yang d�kembangkan oleh Taylor dan para peng�kutnya tercerm�n dalam pokok-pokok p�k�ran ber�kut �n�.

ØPara pekerja d�pandang tak ubah sepert� pembatu yang lamban dalam ukuran mes�n,�a cenderung tidak efisien, dan pemborosan, kecuali diprogramkan secara baik;

ØPekerja d�pandang sebaga� suatu yang konstan d� dalam konteks produks�. Dalam hal �n�, manus�a d�pandang sebaga� suatu yang mem�l�k� kodrat yang tetap;

ØPekerja secara kodrat� adalah pemalas, hanya manajer yang d�pandang terhormat dan bekerja keras;

ØKepent�ngan utama para pekerja adalah �nteres d�r� send�r�. Dalam pekerjaan selalu d�nyatakan dengan n�la�-n�la� ekonom�s;

Page 183: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 177

ØPenentuan upah yang tepat, d�yak�n� akan membuat manus�a bersa�ng secara keras d� antara sesamanya sebagai perlombaan pengumpul finansial;

ØOleh karena �tu, para pekerja harus d�awas� secara ketat, dan d�mot�vas� secar eksternal.

B. Supervisi Menurut Pandangan Manajemen Hubungan ManusiawiSuperv�s� menurut pandangan manajemen hubungan manus�aw� (human relation)

�n� lah�r dalam gerakan manajemen yang demokrat�s pada tahun 1930-an. Elton Mayo, sebagai seorang filosuf sosial dan guru besar pada Universitas Harvard, dipandang sebaga� pencetus superv�s� “human relat�on”. Dalam pandangannya �n�, �a yak�n bahwa produkt�v�tas para pekerja dapat men�ngkat dengan jalan sebaga� ber�kut: (1) memenuh� kebutuhan sos�al mereka dalam bekerja; (2) member�kan kesempatan kepada mereka ber�nteraks� satu sama la�n; (3) memperlakukan mereka secara sopan; dan (4) mel�batkan mereka dalam proses pengamb�lan keputusan.

Has�l penel�t�an klas�knya pada “Western Electr�c Hawthorne plant” pada tahun 1920-an merupakan saks� sejarah gagasan �n�. Akh�rnya, superv�s� hubungan manus�aw� �n� d�pandang sukses sebaga� penantang pandangan superv�s� menurut manajemen �lm�ah trad�s�onal dar� Taylor.

Ket�ka konsep �n� d�terapkan d� dun�a persekolahan, maka para guru d�pandang sebaga� seseorang yang utuh (whole persons) yang memang menjad� hak azas� mereka. Pandangan �n� leb�h mul�a dan bermartabat, dar� pada mereka hanya sekedar d�anggap sebaga� sebuah paket tenaga, keteramp�lan, dan bakat pembawaan yang d�butuhkan untuk s�ap d�gunakan oleh para adm�n�strator dan superv�sor. Dalam ka�tan �n�, superv�sor perlu bekerja guna menc�ptakan perasaan puas d� antara para guru dengan cara menunjukkan perhat�an kepada mereka sebaga� manus�a.

Hal �n� d�asums�kan bahwa, j�ka seorang staf yang merasa puas dalam bekerja, maka �a akan bekerja leb�h keras, dan leb�h mudah bekerja sama, gampang d�p�mp�n dan d�arahkan, dan kontrol, oleh karena �tu, metode part�s�pas� merupakan salah satu metode superv�s� yang pent�ng. Tujuannya adalah agar para guru merasa bahwa d�r�nya berart� dan berguna bag� sekolahnya. Karena �tu pula, perasaan pr�bad�, dan hubungan yang menyenangkan merupakan semboyan dalam superv�s� hubungan manus�aw� �n�.

Superv�s� “human relat�ons” �n� mas�h d�anjurkan dan d�prakt�kkan secara luas sampa� sekarang. Namun, dukungannya semak�n men�p�s. Karena superv�s� “human relat�ons” �n� banyak menjaj�kan, tetap� sed�k�t member�kan. Masalahnya terletak pada kesalahfahaman tentang baga�mana pendekatan �n� harus d�laksanakan, dan d�samp�ng kekel�ruan gagasan yang terkandung dalam pendekatan �tu send�r�. Superv�s� part�s�pat�f cenderung akan menjad� superv�s� bers�fat “perm�ss�ve”, yang dalam prakt�nya, justru menunjukkan superv�s� yang bers�fat acuh tak acuh atau memb�arkan.

Sela�n �tu, fokus perhat�an superv�s� “human relat�ons” �n� mas�h menekankan untuk

Page 184: 16KONSEPDASARPENJAKES

178 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

“memenangkan kawan”, dan juga mas�h pada upaya mempengaruh� orang la�n sebaga� manus�a. Sementara, kebanyakan orang memandang bahwa perbuatan memenangkan kawan adalah takt�k l�c�k. Hal �n�lah yang membuat gerakan superv�s� �n� menjad� tampak man�pulat�f, dan t�dak otent�k, bahkan kel�hatan tak jujur.

Mesk�pun pendekatan superv�s� �n� sempat mera�h peng�kut yang amat banyak pada zamannya, selama tahun-tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an, namun jelas kel�hatan bahwa pen�ngkatan produkt�v�tas sekolah t�dak tercapa� hanya dengan menjam�n pemenuhan kebutuhan para guru, tanpa d��kut� dengan kerja keras yang sungguh-sungguh dan efekt�f.

Dalam pandangan superv�s� “human relat�ons” �n�, sepert� juga dalam dua vers� pandangan manajemen �lm�ah la�nnya (ya�tu manajeman �lm�ah trad�s�onal, dan manajemen “neo-scientific), masing-masing memiliki kekurangan dan kelemahan. Kelemahannya antara la�n terletak pada kurangnya keyak�nan terhadap kemampuan guru-guru untuk berperan akt�f denganperhat�an yang besar terhadap program dan kesejahteraan sekolah, sebaga�mana yang d�tuntut oleh para adm�n�strator, superv�sor dan masyarakat pada umumnya.

C. SupervisiMenurutPandanganManajemen“Neo-Scientific”Reformas� d� b�dang persekolahan pada sek�tar awal tahun 1980-an menyarankan

suatu pembaruan dalam pandangan manajemen �lm�ah trad�s�onal, yang d�kenal dengan pandangan “Neoscientific management”. Dalam pandangan ini, sebagaian besar merupakan reaks� terhadap pandangan superv�s� “human relat�ons”. Karena superv�s� “human relat�ons” d�anggap mengaba�kan pekerjaan guru d� kelas, dan kurang memperhat�kan akuntab�l�tas publ�k. Sementara �tu pandangan yang d�anut superv�s� manajemen “neoscientific”, terutama tentang aspek kontrol, akuntabilitas, dan efisiensi pada dasarnya sama dengan pandangan manajemen �lm�ah trad�s�onal. Naumn, cara dan upaya yang d�tempuh untuk mencapa� tujuan jauh leb�h bers�fat “�mpersonal” (t�dak tertuju pada orang-orang tertentu).

Sebaga� contoh, yakn� ada pembaharuan dalam hal mon�tor�ng langsung terhadap beberapa hal, sepert� apa yang d�lakukan guru, mater� pelajaran yang d�ber�kan, dan metode mengajar yang d�gunakan. Tetap� upaya untuk mengecek rencana pelajaran set�ap har�, mengunjung� kelas dan untuk meng�nspeks� program dan keg�atan pengajran, justru merupakan keg�atan yang ser�ng kal� men�mbulkan kebenc�an, dan pada akh�rnya mengak�batkan ketegangan antara guru dan superv�sor.

Suatu cara yang leb�h t�dak bersahabat untuk mengontrol apa yang d�kerjakan guru �alah dengan memperkenalkan tes acuan patokan yang baku, dan untuk memperkenalkan art� skor-skor s�swa d� kelas dan d� sekolah kepada publ�k. Sejak d�ter�manya pandangan bahwa “apa yang dapat d�ukur merupakan hal yang dapat d�ajarkan”, maka tes dapat berperan sebaga� metode yang lugas untuk mengawas� tugas-tugas guru sekolah. Dalam

Page 185: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 179

pandangan supervisi manajemen “neoscientific”, dimensi tugas, kepedulian terhadap pekerjaan, kepedul�an yang t�ngg� terhadap tujuan kenerja, dan semua kekurangan d� dalam superv�s� “human relat�ons”, mendapatkan penekanan yang kuat.

D. Supervisi Menurut Pandangan Manajemen Sumber Daya ManusiaPada sek�tar tahun 1967, suatu Kom�s� Pengembangan Teor� Superv�s� meny�mpulkan

stud�nya dalam empat tahun dalam sebuah laporan yang berjudul “Supervision”: Perspectives and Propositions”. Dalam laporan �n�, W�ll�am Luc�o mend�skus�kan pandangan manajemen �lm�ah dan pandangan “human ralat�on” tentang superv�s�. Ia juga telah memperb�ncangkan pandangan yang ket�ga, ya�tu suatu pandangan tentang superv�s� yang menggabungkan d� antara kedua konsep pandangan tersebut. Pandangan yang ket�ga �n� menggabungkan penekanan dar� kedua teor� sebelumnya dengan konsep kepedul�an tentang manus�a, yang tersusun menjad� satu teor� baru. Konsep-konsep dan prakt�k-prakt�k dalam teor� sebelumnya d�gabungkan dengan teor� baru �n�, yang d�kenal dengan “human resources supervision”, (superv�s� sumberdaya manus�a). Sebaga� pelopor dalam merev�s� konsep teor� baru tentang superv�s� �n� tercatat adalah Douglas McGregor, Warren Benn�s, Chr�s Argyr�s, dan Rens�s L�kert.

Perbedaan antara superv�s� “human relat�on” dan superv�s� “human resources” amatlah nyata. Pada superv�s� “human resources” leb�h dar� hanya sekedar keberagaman hubungan manus�aw�. Dalam superv�s� “human resources” leb�h memperhat�kan Kebutuhan manus�aw�, potens� yang ada dan kepuasan. Jad�, dengan dem�k�an, d� dalam superv�s� yang baru �n�, gaya kepem�mp�nan t�dak bers�fat pengarahan secara langsung, dan t�dak juga bers�fat patron, mela�nkan bergant�an menjad� dorongan dan dukungan.

Douglas McGregor, menegaskan bahwa, set�ap t�ndakan menejer�al bersandar pada suatu teor�. Melaksanakan suatu teor� baru leb�h kondus�f pada manajemen “human reosurces”. Teor� �n� leb�h d�kenal dengan teor� Y yang d�dasarkan asums� opt�m�st�k tentang hak�kan manus�a. Dengan dem�k�an, teor� �n� member�kan suatu dasar kekuatan yang leb�h untuk memot�vas� para pekerja, b�la d�band�ngkan dengan teor� lama ya�tu Teor� X.

Menurut McGregor, bahwa Teor� X secar alam�ah menekankan pada takt�k pengawasan, prosedur dan tekn�k-tekn�k menyuruh orang la�n mengerjakan sesuatu, dan menetapkan apa-apa yang mereka kerjakan, dan tekn�k-tekn�k member�kan hukuman dan ganjaran. Karena dengan asums� bahwa, para pekerja harus mengerjakan apa-apa yang semest�nya d�kerjakan untuk keberhas�lan usaha. Karena �tu, perhat�an secara alam�ah tertuju kepada tekn�k-tekn�k pengarahan dan pengawasan. Teor� Y d� la�n p�hak, menekankan pada perhat�an pemenuhan hak�kat hubungan antar manus�aw�. Karena �tu, upaya menc�ptakan l�ngkungan yang dapat mendorong kom�tmen terhadap tujuan organ�sas� merupakan hal yang amat pent�ng. Sela�n �tu, upaya menc�ptakan kesempatan yang maks�mum untuk berlat�h mengamb�l �n�s�at�f, kecerd�kan atau keahl�an, dan mengarahkan d�r� (self-d�rect�on) menjad� pent�ng dalam mencapa� tujuan organ�sas�.

Page 186: 16KONSEPDASARPENJAKES

180 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Beberapa asums� tentang orang-yang berka�tan dengan Toer� X �n� adalah sebaga� ber�kut:

· Rata-rata menurut s�fatnya orang-orang �tu adalah pemalas, mereka bekerja sed�k�t mungk�n;

· Mereka kurang beramb�s�, t�dak suka tanggung jawab, leb�h senang d�p�mp�n;· Mereka secara melekat terpusat pada d�r� send�r�, acuh tak acuh terhadap kebutuhan

organ�sas�;· Mereka secara kodrat menentang terhadap perubahan;· Mereka mudah tert�pu, sangat t�dak cerdas, s�ap menjad� korban pen�puan para dukun

palsu, dan penghasut la�nnya.

Oleh karena �tu, dalam manajemen menurut Teor� X �n� terdapat beberapa “ka�dah” sebaga� ber�kut:

1. P�hak manajemen hendaknya bertanggung jawab dalam mengorgan�sas�kan unsur-unsur usaha produkt�f, sepert�: uang dan jasa, mater�al, perlengkapan, dan manus�a sesua� menurut �nteres tujuan ekonom�/pend�d�kan mas�ng-mas�ng;

2. Khusus yang berkenaan dengan unsur manus�a, perlu adanya suatu proses pengendal�an usaha-usaha mereka, memot�vas� mereka,mengawas� t�ndakan mereka, memodifikasi perilaku mereka, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi;

3. Karena tanpa �nterves� secara akt�f dar� p�hak manajemen, orang-orang akan menjad� pas�f, senang d�had�ah, d�hukum, dan d�awas�. Oleh karena �tu, akt�v�tas mereka harus d�arahkan. In�lah tugas manajemen untuk mengarahkan para menejer yang menjad� bawahan, ataupun para pekerja.

Seseorang dapat menemukan banyak contoh d� sekolah-sekolah, ket�ka asums�-asums� Teor� X �n� d�lakukan sungguh tampak benar. Guru-guru m�salnya, tampak bekerja hanya sed�k�t, dan �tupun b�la ada superv�s� secara langsung. Sed�k�t dapat d�temukan contoh-contoh guru yang mem�l�k� �n�s�at�f. Bahkan mereka tampaknya bertahan dan asy�k memel�hara status quo. McGregor berpendapat bahwa, j�ka kond�s� dem�k�an masalahnya leb�h pada harapan-harapan yang d�m�l�k� para adm�n�strator dan superv�sor terhadap mereka. Pemahaman terhadap asums�-asums� dan harapan-harapan negat�f �n�, para guru mungk�n member�kan respon dengan cara-cara negat�f pula. In�lah sebuah contoh tentang ramalah pemuasan d�r� pr�bad�. Suatu hal yang fundamental dalam Teor� X �n� adalah sebuah pandangan filosofis tentang makna pengarahan dan pengawasan. Filosofi �n� d�laksanakan dalam beragam bentuk dan bersandar pada suatu teor� mot�vas� yang kurang tepat bag� banyak orang, terutama bag� kaum profes�onal.

Beberapa asums� tentang orang yang berka�tan dengan Teor� Y adalah sebaga� ber�kut:

- Manajemen bertanggung jawab mengorgan�sas�kan unsur-unsur usaha produkt�f, sepert�: uang, mater�al, perlengkapan, dan manus�a, dalam �ntere terhadap tujuan

Page 187: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 181

akh�r ekonom�/pend�d�kan;- Manus�a pada hak�katnya t�daklah pas�f, dan menentang kebutuhan organ�sas�.

Mereka menjad� dem�k�an, adalah sebaga� ak�bat dar� pengalaman yang d�peroleh dalam organ�sas�;

- Mot�vas�, potens� untuk berkembang, kapas�tas untuk mener�ma tanggung jawab, dan kes�apan untuk mengendal�kan per�laku menuju tujuan organ�sas�, semuanya terdapat pada d�r� manus�a. Manajemen t�dak menggunakan hal-hal tersebut. Hal �tu merupakan tanggung jawab manajemen untuk membuatnya serba mungk�n bag� manus�a untuk mengenal dan mengembangkan karakter�st�k manus�aw� untuk kepent�ngan d�r� mereka send�r�;

- Tugas manajemen yang esens�al adalah mengatur kond�s� organ�sas� dan metode operas�onalnya sedem�k�an rupa, seh�ngga orang-orang dapat mencapa� tujuan mereka send�r� dengan seba�k-ba�knya, serta mengendal�kan usaha mereka send�r� menuju tujuan organ�sas�.

Dasar Teor� Y adalah membangun pengenalan dan kom�tmen terhadap tujuan yang berfaedah dalam konteks pekerjaan, dan membangun sal�ng percaya dan sal�ng menghormat�. Keberhas�lan dalam pekerjaan d�asums�kan tergantung kepada apakah terjad� hubungan yang otent�k dan adanya pertukaran �nformas� yang tepat.

Anjuran untuk memel�hara kond�s� sekolah dengan menc�ptakan manajemen sumber daya manus�a akan menghas�lkan keh�dupan leb�h ba�kbag� guru-guru, dan keh�dupan sekolah yang leb�h produkt�f. Kepuasan dan prestas� akan berka�tan erat satu sama la�n dalam suatu cara yang leb�h luas. Kendat�pun terfokus pada penc�ptaan kesenangan guru-guru sebaga� suatu alat untuk memperoleh kerjasama yang produkt�f, namun manajemen baru �n� menekankan pada penc�ptaan kond�s� pekerjaan yang sukses sebaga� cara untuk men�ngkatkan self-esteem dan kepuasan seseorang.

E. Perbandingan Supervisi Sumber Daya Manusia dan Supervisi Hubungan ManusiawiManajemen “neoscientific” dan manajemen ilmiah tradisonal sesungguhnya merupakan

teor� yang sama. Mas�ng-mas�ng pem�k�rannya mempnyua� perbedaan yang t�p�s dalam mel�hat prakt�k. Superv�s� hubungan manus�aw� dan superv�s� sumber daya manus�a, baga�manapun merupakan dua teor� yang berbeda. Sebaga� contoh, pem�k�ran keduanya menyangkut kepuasan sebaga� suatu cara untuk menjad�kan sekolah leb�h ramah dan leb�h efekt�f. Karena d�yak�n� betul bahwa para pekerja yang merasa puas adalah pekerj-pekerja yang leb�h bahag�a, seh�ngga akan mudah bekerja sama, leb�h kooperat�f, dan mungk�nn leb�h patuh. Para superv�sor akan leb�h mudah memperoleh apa yang mereka �ng�nkan dar� guru-guru, ket�ka superv�s� hubungan manus�aw� �n� d�terapkan. Sebaga� contoh, prakt�k pengamb�lan kepuasan bersama dengan para guru. Dalam superv�s� hubungan manus�aw�, tekn�k �n� d�gunakan, karena d�yak�n� akan men�ngkatkan kepuasan

Page 188: 16KONSEPDASARPENJAKES

182 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

guru-guru. Secara v�sual hubungannya dapat d�l�hat pada bagan ber�kut �n�.

Anjuran untuk memelihara kondisi sekolah dengan menciptakan manajemen

sumber daya manusia akan menghasilkan kehidupan lebih baikbagi guru-guru, dan

kehidupan sekolah yang lebih produktif. Kepuasan dan prestasi akan berkaitan erat satu

sama lain dalam suatu cara yang lebih luas. Kendatipun terfokus pada penciptaan

kesenangan guru-guru sebagai suatu alat untuk memperoleh kerjasama yang produktif,

namun manajemen baru ini menekankan pada penciptaan kondisi pekerjaan yang sukses

sebagai cara untuk meningkatkan self-esteem dan kepuasan seseorang.

B. Perbandingan Supervisi Sumber Daya Manusia dan Supervisi Hubungan

Manusiawi

Manajemen “neoscientific” dan manajemen ilmiah tradisonal sesungguhnya

merupakan teori yang sama. Masing-masing pemikirannya mempnyuai perbedaan yang

tipis dalam melihat praktik. Supervisi hubungan manusiawi dan supervisi sumber daya

manusia, bagaimanapun merupakan dua teori yang berbeda. Sebagai contoh, pemikiran

keduanya menyangkut kepuasan sebagai suatu cara untuk menjadikan sekolah lebih

ramah dan lebih efektif. Karena diyakini betul bahwa para pekerja yang merasa puas

adalah pekerj-pekerja yang lebih bahagia, sehingga akan mudah bekerja sama, lebih

kooperatif, dan mungkinn lebih patuh. Para supervisor akan lebih mudah memperoleh

apa yang mereka inginkan dari guru-guru, ketika supervisi hubungan manusiawi ini

diterapkan. Sebagai contoh, praktik pengambilan kepuasan bersama dengan para guru.

Dalam supervisi hubungan manusiawi, teknik ini digunakan, karena diyakini akan

meningkatkan kepuasan guru-guru. Secara visual hubungannya dapat dilihat pada bagan

berikut ini.

SupervisorHubungan Manusiawi

MeningkatkanKepuasan

Guru

MenggunakanPraktik PengambilanKeputusan Bersama

Pada gilirannyameningkatkan

keefektifan sekolah

Gambar 1: Hubungan Manus�aw� dalam Superv�s�

Latar belakang pem�k�ran d� bal�k strateg� �n� adalah bahwa guru-guru �ng�n merasakan sebaga� orang yang d�perh�tungkan, pent�ng dan terl�bat. Perasaan sepert� �n� pada g�l�rannya akan mendorong guru-guru bers�kap lab�h ba�k terhadap sekolah. Dengan dem�k�an, mereka menjad� leb�h mudah untuk d�atur dan leb�h efekt�f dalam bekerja. Sebal�knya, dalam superv�s� sumber daya manus�a, kepuasan d�pandang sebaga� suatu akh�r dar� yang dapat d��ng�nkan terhadap pekerjaan guru. Kepuasan, menurut pandangan �n�, merupakan has�l dar� kesuksesan pencapa�an prestas� kerja yang pent�ng dan penuh art�. Pencapa�an prestas� kerja �n� merupakan komponen kunc� untuk membangun kesuksesan sekolah.

Olah karena �tu, superv�sor sumber daya manus�a menggunakan prakt�k pengamb�lan keputusan bersama, sebab amat potens�al men�ngkatkan sekolah yang sukses. Para superv�sor berasums� bahwa keputusan-keputusan akan d�buat leb�h ba�k, mana kala guru merasa mem�l�k� dan mempunya� kom�tmen yang men�ngkat terhadap keputusan-keputusan tersebut. Dengan dem�k�an, ada kemungk�nan besar kesuksesan pada pekerjaan akan men�ngkat pula. Dalam hubungan �n�, untuk leb�h jelasnya dapat d�l�hat pada bagan ber�kut �n�.

Page 189: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 183

Gambar 1: Hubungan Manusiawi dalam Supervisi

Latar belakang pemikiran di balik strategi ini adalah bahwa guru-guru ingin

merasakan sebagai orang yang diperhitungkan, penting dan terlibat. Perasaan seperti ini

pada gilirannya akan mendorong guru-guru bersikap labih baik terhadap sekolah. Dengan

demikian, mereka menjadi lebih mudah untuk diatur dan lebih efektif dalam bekerja.

Sebaliknya, dalam supervisi sumber daya manusia, kepuasan dipandang sebagai suatu

akhir dari yang dapat diinginkan terhadap pekerjaan guru. Kepuasan, menurut pandangan

ini, merupakan hasil dari kesuksesan pencapaian prestasi kerja yang penting dan penuh

arti. Pencapaian prestasi kerja ini merupakan komponen kunci untuk membangun

kesuksesan sekolah.

Olah karena itu, supervisor sumber daya manusia menggunakan praktik

pengambilan keputusan bersama, sebab amat potensial meningkatkan sekolah yang

sukses. Para supervisor berasumsi bahwa keputusan-keputusan akan dibuat lebih baik,

mana kala guru merasa memiliki dan mempunyai komitmen yang meningkat terhadap

keputusan-keputusan tersebut. Dengan demikian, ada kemungkinan besar kesuksesan

pada pekerjaan akan meningkat pula. Dalam hubungan ini, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada bagan berikut ini.

SupervisorSDM

MeningkatkanKeefektivanSekolah

MenggunakanPraktik PengambilanKeputusan Bersama

Pada gilirannyameningkatkanKepuasan Guru

Gambar 2: Hubungan SDM dalam Superv�s�

Barangkal� suatu label yang bagus untuk teor� superv�s� yang lah�r saat �n� adalah superv�s� normat�f. Superv�s� normat�f �n� d�dasarkan atas beberapa anggapan yang bertentangan dengan pendekatan superv�s� trad�s�onal. Salah satu anggapan adalah bahwa ket�ka self-�nterest menjad� suatu sumber pent�ng mot�vas� bag� guru-guru, maka banyak sekal� kemampuan dan ke�ng�nan mengorbankan self-�nterest untuk kepent�ngan pr�bad�, j�ka kond�s� �tu benar. Anggapan la�nnya adalah bahwa p�l�han-p�l�han, n�la�-n�la�, emos�-emos�, dan keyak�nan-keyak�nan merupakan kekuatan yang se�mbang, j�ka t�dak leb�h sebaga� mot�vator guru, dar� pada merupakan log�ka, pert�mbangan, dan bukt� �lm�ah. Anggapan ket�ga adalah bahwa guru-guru dan la�n-la�nnya t�dak membuat keputusan secara sederhana, sepert� �nd�v�du yang ter�sol�r. Kendat�pun, apa yang mereka p�k�rkan, mereka yak�n�, dan pada akh�rnya mereka lakukan, adalah d�bentuk oleh para anggota kelompok dan hubungannya dengan orang la�n.

Mas�ng-mas�ng model superv�s� yang d�gambarkan d� atas, member�kan suatu yang amat sederhana, dan mungk�n pula kurang tepat secara ekslus�f. Superv�s� yang sukses adalah d�bentuk oleh keadaan dan s�tuas� yang d�hadap� oleh superv�sor. Karena �tu, model yang berbeda mungk�n cocok pada waktu yang berbeda pula. Mas�h merupakan masalah besar dalam teor�-teor� umum tentang superv�s�, atau komb�nas� dengan seseorang mener�ma kerangka kerjanya yang terlalu berbel�t-bel�t. Salah satu karakter�st�k pent�ng yang membatas� mas�ng-mas�ng �mage tentang superv�s� adalah sumber otor�tas superv�s�. Superv�s�, baga�manapun t�dak terh�ndar dar� pengawasan. Pengawasan pada g�l�rannya merupakan suatu respons terhadap berbaga� bentuk otor�tas. Sumber otor�tas �n� dapat secara eksternal, sepert� peraturan perundang-undangan, atau secara �nternal, sepert� kom�tmen terhadap pr�ns�p-pr�ns�p seseorang, atau n�la�-n�la�, dan rasa tugas atau kewaj�ban seseorang.

Page 190: 16KONSEPDASARPENJAKES

184 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar �n�, maka kerjakanlah lat�han

�n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan pelaksanaan superv�s� menurut pandangan manajemen Sumber Daya Manus�a dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� persekolahan!

2. Jelaskan mengena� pandangan manajemen �lm�ah trad�s�onal yang menggambarkan filosofis autokratik klasik tentang supervisi!

3. Sesungguhnya superv�s� d�lakukan untuk menjam�n agar para guru pend�d�kan jasman� dan kesehatan dapat mengajar sesua� dengan petunjuk kur�kulum dan protokoler pengajaran yang telah d�tetapkan. Jelaskan!

4. Dun�a persekolahan dewasa �n� yang membuat pandangan manajemen �lm�ah trad�s�onal menjad� t�dak favor�t saat �n�. Jelaskan mengapa dem�k�an!

5. Jelaskan mengena� perbedaan dan persamaan kedua model superv�s� �n�, ya�tu: superv�s� Sumber Daya Manus�a (SDM) dan Superv�s� Hubungan Manus�aw�!

RANGKUMANSuperv�s� merupakan langkah pos�t�f dar� �nd�v�du dan sekelompok �nd�v�du dalam

membangun mutu pend�d�kan. Dalam pelaksanaannya superv�s� dapat d�lakukan dengan berbaga� cara, sepert�: (1) Berdasarkan pandangan manajemen Sumber Daya Manus�a, (2) manajemen ilmiah tradisional yang menggambarkan filosofis autokratik klasik, (3) pandangan manajemen �lm�ah trad�s�onal menjad� t�dak favor�t saat �n�, dan (4) pandangan superv�s� Sumber Daya Manus�a (SDM) dan Superv�s� Hubungan Manus�aw�!

Ura�an kaj�an teor�t�s d� atas dan has�l temuan sebelumnya dapat d�s�mpulkan bahwa pengawasan merupakan bag�an yang t�dak terp�sahkan dar� manajemen pend�d�kan. Mesk�pun dalam pelaksanaannya sekarang �n� mas�h belum opt�mal namun upaya sungguh dar� supervisor dalam pelaksanaan pengawasan sangat d�perlukan.

Page 191: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 185

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Pada dasarnya tujuan pokok pelaksanaan superv�s� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� sekolah adalah:A. Efisiensi C. Motivasi B. Efekt�v�tas D. Ded�kas�

2. Pelaksanaan superv�s� pend�d�kan jasman� dan kesehatan sangat mendukung pos�t�f terhadap pelaksanaan pembelajaran, seh�ngga kual�tas pembelajaran akan d�rasakan oleh:A. Orang tua s�swa C. S�swaB. Guru D. Guru dan s�swa

3. Ind�kator keberhas�lan tercapa�nya has�l pend�d�kan harus d�topang oleh pelaksanaan pengawasan yang opt�mal. S�apa yang menjalankan tugas pengawasan tersebut:A. Kepala Sekolah C. PengawasB. Guru D. Superv�sor

4. Dalam upaya men�ngkatkan k�nerja para guru pend�d�kan jasman� dan kesehatan MI, peran pengawas adalah:A. Inspeks� C. Memb�mb�ngB. Aud�t D. Mengawas�

5. Superv�s� pend�d�kan jasman� dan kesehatan harus demokrat�s. Art�nya, seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� harus mel�batkan para guru pend�d�kan jasman� secara akt�f, terutama dalam hal:A. Pengamb�lan keputusan C. Penyusunan programB. Tanggung jawab D. Semua benar

Page 192: 16KONSEPDASARPENJAKES

186 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r KB �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� set�ap Keg�atan Belajar yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada Modul selanjutnya, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� Keg�atan Belajar modul �n�, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. B2. D3. D4. C5. D

Page 193: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 187

Konsep Supervisi dan Implementasinya Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

A. Konsep Supervisi Pendidikan JasmaniSecara et�molog�s, �st�lah superv�s� berasal dar� bahasa Inggr�s ya�tu “superv�s�on”.

Ist�lah �n� terd�r� dar� dua patah kata, ya�tu: “super” berart� atas atau hebat, dan “v�s�on” berart� t�l�kan, pandangan atau pengawasan. Jad�, “superv�s�on” berart� pen�l�kan atau pandangan / pengawasan dar� atas. Oleh karena �tulah, tempo dulu muncul �stlah “Pen�l�k Sekolah atau Pen�l�k Olahraga” ke sekolah-sekolah. Pada saat �n�, �st�lah pen�l�k bergant� menjad� pengawas.

Sebaga� contoh, para Kepala D�nas Pend�d�kan sebaga� p�mp�nan (atasan) dalam b�dang pend�d�kan bertugas mengadakan superv�s� ke selolah-sekolah dalam w�layahnya. Seorang pen�l�k olahraga atau pengawas Pend�d�kan jasman� dan Olahraga melakukan superv�s� Pend�d�kan jasman� ke sekolah-sekolah yang menjad� tanggung jawab d� w�layahnya. Art�nya, mereka melakukan pen�l�kan atau pengawasan terhadap s�tuas� pend�d�kan pada umumnya termasuk b�dang stud� Pend�d�kan jasman� d� sekolah-sekolah yang berada dalam w�layahnya kekuasaan atau tanggung jawabnya. Dem�k�an pula bag� para Kepala Sekolah selaku p�mp�nan pend�d�kan d� sebuah sekolah juga bertugas mengadakan superv�s� terhadap selurh s�tuas� pend�d�kan termasuk Pend�d�kan jasman� d� sekolah yang d�p�mp�nnya. Bahkan para Guru, termasuk Guru pend�d�kan jasman� sebaga� p�mp�nan kelas ket�ka mengajar juga dapat bertugas melakukan superv�s� terhadap s�tuas� pembelajaran Pend�d�kan jasman� d� kelasnya.

Pada hak�katnya tugas terutama seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� dalam melaksanakan superv�s� Pend�d�kan jasman� �tu antara la�n adalah melakukan pemb�naan ke arah perba�kan s�tuas� Pend�d�kan jasman� �tu send�r�. Pemb�naan yang d�maksudkan berupa b�mb�ngan s�tuas� Pend�d�kan jasman� �tu send�r�. Pemb�naan yang d�maksudkan berupa b�mb�ngan ke arah perba�kan atau pen�ngkatan mutu Pend�d�kan jasman� d� sekolah yang bersangkutan.

Selanjutnya untuk memperjelas konsep utama tentang superv�s� Pend�d�kan jasman� ini, ada baiknya terlebih dahulu kita ikuti beberapa definisi supervisi secara umum berikut

2

Page 194: 16KONSEPDASARPENJAKES

188 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

�n�. Charles W. Boardman, et.al. dalam J. Har�wung (1989) m�salnya menyatakan bahwa, superv�s� adalah “... to oversee, to supertend, or to gu�de and st�mulate the act�v�t�es of others w�th a v�ew to the�r �mprovement” (... menjaga, mengawas�, atau memb�mb�ng dan mendorong akt�v�tas-akt�v�tas orang la�n dengan suatu pandangan tentang perba�kannya). Dalam konteks pengajaran, leb�h lanjut Charles W. Boardman, et.al. mengemukakan definisi pengajaran yang disarikan oleh J. Hariwung, (1989) bahwa supervisi pengajaran d�art�kan sebaga� suatu usaha untuk mendorong, mengkoord�nas�kan, dan memb�mb�ng pertumbuhan guru-guru secara berkes�nambungan d� suatu sekolah, ba�k secara �nd�v�dual maupun kelompok. Pertumbuhan yang d�maksudkan adalah dalam hal leb�h ba�knya pemahaman dan leb�h efekt�fnya performan (k�nerja) guru-guru terhadap seluruh fungs� pengajaran. Tujuannya adalah, agar guru leb�h mampu mendorong dan memb�mb�ng pertumbuhan para s�swanya secara terus-menerus, seh�ngga para s�swa dapat leb�h berpart�s�pas� dengan amat cerdas dan amat kaya d� dalam masyarakat demokrat�s modern.

Gambar ual

Dari definisi-def

Gambar 1

Teori-teori Supervisi

Supervisi di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa dalam konteks supervisi

Pendidikan jasmani pada Prinsipnya tiada lain merupakan suatu upaya yang dirancang

untuk membantu para guru endidikan jasmani dalam meningkatkan dan memperbaiki

kualitas pembelajaran Pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Secara konseptual,

supervisi Pendidikan jasmani merupakan seangkaian kegiatan membantu dan mendorong

Penerapan terhadap situasi unik

SUPERVISISuatu proses penyimpulan, dan pemahaman tentang akibatkibat yang diramalkan atas dasar anjuran dari berbagai teoridengan pertimbangan terhadap akibat akibat yang dinginkan

dalam situasi unik

TEORI TEORI

TeoriBelajar

Teori teoriKepribadian

Pandanganfenomenologistentang Perilaku

Keyakinan danInstitusi politisi dan

legal

Filosofi yangKomptemporer

Teori teoriPengetahuan

Teori DinamikaKelompok

Antropologi Sosialdan

Teori Perubahan

TeoriPeranan

TeoriOrganisasi

TeoriKomunikasi

Gambar 1

Teor�-teor� Superv�s�

Page 195: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 189

Selanjutnya, mas�h dalam konteks superv�s� pengajaran pada umumnya, Alfoson, F�th, dan Neville (1981) pernah mengemukakan suatu definisinya sebagai berikut: “Instructiona supervisi is herein defined as: behavior officially designed by the organization that directly affects teacher behav�or �n such a way as to fac�l�tate pup�l learn�ng and ach�eve the goals of organization.” (Supervisi pengajaran dalam hal ini didefinisikan sebagai: perilaku yang d�rancang secara resm� oleh ornan�sas� yang secara langsung mempengaruh� per�laku yang d�rancang secara resm� oleh organ�sas� yang secara langsung mempengaruh� per�laku guru sedem�k�an rupa, seh�ngga memudahkanmur�d-mur�d belajar dan mencapa� tujuan lembaga).Leb�h jauh Luc�o, W.H, & McNe�l, J.D., (1979), mengemukakan konsep superv�s� secara v�sual yang d�lengkap� dengan berbaga� teor� pendukung konsep superv�s� tersebut. Mereka memandang bahwa superv�s� sebaga� suatu proses peny�mpulan, dan pemahaman tentang ak�bat-ak�bat yang d�ramalkan atas dasar anjuran dar� berbaga� teor� dengan pert�mbangan terhadap ak�bat-ak�bat yang d��ng�nkan dalam s�tuas� un�k. Secara v�sual konsep superv�s� �n� dapat d�l�hat d� atas.

Superv�s� d� atas, k�ranya dapat d�s�mpulkan bahwa dalam konteks superv�s� Pend�d�kan jasman� pada Pr�ns�pnya t�ada la�n merupakan suatu upaya yang d�rancang untuk membantu para guru end�d�kan jasman� dalam men�ngkatkan dan memperba�k� kual�tas pembelajaran Pend�d�kan jasman� d� sekolah-sekolah. Secara konseptual, superv�s� Pend�d�kan jasman� merupakan seangka�an keg�atan membantu dan mendorong atau merangsang para Guru pend�d�kan jasman� dalam mengembangkan kemampuan profes�onal mereka, terutama dalam mengelola proses belajar mengajar untuk pencapa�an tujuan Pend�d�kan jasman� �tu send�r� dan tujuan pend�d�kan secara keseluruhan.

Jad�, dengan dem�k�an, berart� bahwa, esens� superv�s� Pend�d�kan jasman� �tu sama sekal� bukan semata-mata men�la� k�nerja para Guru pend�d�kan jasman� dalam mengelola proses belajar-mengajarnya d� sekolah. Bahkan mungk�n bukan hanya memon�tor kesesua�an program dengan pelaksanaan d� lapangan semata. Namun, justru berusaha mencar�kan uapaya yang dapat d�lakukan untuk membantu dan mendorong, serta menfas�l�tas� para Guru pend�d�kan jasman�, agar mereka mampu mengembangkan kemampuan profes�onal dan moralnya.

Kendat�pun dem�k�an, dalam melaksanakan superv�s� Pend�d�kan jasman� tentu t�dak terlepas dar� keg�atan pen�la�an dan pengawasan. Terutama terhadap k�nerja Guru pend�d�kan jasman� yang bersangkutan, ba�k dalam hal menetapkan tujuan, penyusunan program dan merancang keg�atan pembelajaran Pend�d�kan jasman�, mengelola PBM Pend�d�kan jasman�, melaksanakan evaluas� dan asesmen Pend�d�kan jasman�, termasuk upaya pengembangan dan �novas� yang d�lakukan. Keg�atan pen�la�n dan pengawasan k�nerja guru �n� memang t�dak b�sa d�h�ndarkan dalam serangka�an keg�atan superv�s� Pendidikan jasmani secara keseluruhan. Hal ini refleksikan di dalam pandangan Sergiovanni dan Starratt (1993), bahwa untuk mencapa� tujuan tujuan superv�s� “...to be real�zed a degree of control over events �s necessary, and �n th�s sense superv�s�on �n schools.”. Hanya suatu hal yang pent�ng d�sadar� oleh k�ta semua, baga�mana mengekspres�kan

Page 196: 16KONSEPDASARPENJAKES

190 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

suatu pen�la�an dan pengawasan terhadap para Guru pend�d�kan jasman� d� sekolah. Karena, j�ka kel�ru melakukan pen�la�an dan pengawasan terhadap k�nerja para Guru pend�d�kan jasman�, mesk�pun bertujuan ba�k, maka akan men�mbulkan masalah dan berak�bat negat�f terhadap seluruh upaya superv�s� Pend�d�kan jasman� yang d�lakukan. Apab�la pen�la�an dan pengawasan d�pandang sebaga� keg�atan yang �ntegral dalam keseluruhan keg�atan superv�s� Pend�d�kan jasman�, maka �mpl�kas� prakt�snya dalam penilaian dan pengawasan kinerja Guru pendidikan jasmani yang merefleksikan dalam rangka�an pertanyaan ber�kut �n�:

1. Apa yang sesungguhnya terjad� d� dalam kelas Pend�d�kan jasman� ?2. Apa yang sebenarnya d�lakukan Guru pend�d�kan jasman� dan para s�swanya selama

pembelajaran Pend�d�kan jasman� d� dalam kelas ?3. Akt�v�tas-akt�v�tas apa saja dar� keseluruhan akt�v�tas Pend�d�kan jasman� d� kelas yang

amat berart� atau bermakna bag� Guru pend�d�kan jasman� dan mur�d-mur�dnya?4. Apa saja yang telah d�lakukan oleh Guru pend�d�kan jasman� dalam rangka mencapa�

tujuan pembelajaran Pend�d�kan jasman� ?5. Apa keleb�han-keleb�han atau keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan

atau kekurangan-kekurangan yang ada pada Guru pend�d�kan jasman� d� suatu sekolah, dan baga�mana cara mengembangkannya ?

Dem�k�anlah superv�s� pend�d�kan jasman� tampaknya harus berangkat dar� s�tuas� dan kond�s� nyata, dan prakt�k-prakt�k yang sesungguhnya d�lakukan oleh guru pend�d�kan jasman� d� sekolah dan d� lapangan.

B. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan JasmaniBerdasarkan ura�an d� atas, dapat d�s�mpulkan m�n�mal ada l�ma konsep pokok yang

terkandung dalam pengert�an superv�s� pend�d�kan jasman�, ya�tu:

Pertama, superv�s� pend�d�kan jasman� hendaknya secara langsung mempengaruh� dan mengembangkan per�laku guru pend�d�kan jasman�, terutama d� dalam merancang, mengelola, men�la� dan mengembangkan proses pembelajaran pend�d�kan jasman� d� sekolah.

Kedua, per�laku superv�sor pend�d�kan jasman� dalam membantu para guru pend�d�kan jasman� mengembangkan kemampuan profes�onal dan moralnya hendaknya d�rancang sedem�k�an rupa secara resm�. Seh�ngga terarah kepada tujuan tertentu yang d�harapkan.

Ketiga, superv�s� pend�d�kan jasman� merupakan tanggung jawab bersam antara superv�sor pend�d�kan jasman� dan guru pend�d�kan jasman� �tu send�r�. Karena �tu, dalam merancang dan mengembangkan program keg�atannya dapat d�lakukan bersama-sama.

Keempat, tujuan akh�r dar� superv�s� pend�d�kan jasman� adalah agar guru pend�d�kan

Page 197: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 191

jasman� semak�n mampu secara profes�onal dan moral dalam memfas�l�tas� dan mengelola pembelajaran pend�d�kan jasman� bag� para s�swanya.

Kelima, superv�s� pend�d�kan jasman� sebaga� suatu profes� harus d�dukung oleh latar belakang ke�lmuan yang terka�t dan d�topang oleh berbaga� teor� yang d�butuhkan. Art�nya untuk menjad� seorang superv�sor pend�d�kan jasman� yang profes�onal, perlu mem�l�k� latar belakang ke�lmuan yang terka�t dan memada�, serta d�dukung oleh berbaga� teor� ke�lmuan la�n yang d�butuhkan, sepert�: teor� belajar, teor� kepr�bad�an, teor� komun�kas�, teor� organ�sas� dan d�nam�kan kelompok, antropolog� sos�al dan teor� perubahan, dan la�n sebaga�nya.

Berkenaan dengan s�stem pengaruh per�laku dalam superv�s� pend�d�kan jasman� �n� dapat d�gambarkan sebaga� ber�kut:

Keempat, tujuan akhir dari supervisi pendidikan jasmani adalah agar guru

pendidikan jasmani semakin mampu secara profesional dan moral dalam memfasilitasi

dan mengelola pembelajaran pendidikan jasmani bagi para siswanya.

Kelima, supervisi pendidikan jasmani sebagai suatu profesi harus didukung oleh

latar belakang keilmuan yang terkait dan ditopang oleh berbagai teori yang dibutuhkan.

Artinya untuk menjadi seorang supervisor pendidikan jasmani yang profesional, perlu

memiliki latar belakang keilmuan yang terkait dan memadai, serta didukung oleh

berbagai teori keilmuan lain yang dibutuhkan, seperti: teori belajar, teori kepribadian,

teori komunikasi, teori organisasi dan dinamikan kelompok, antropologi sosial dan teori

perubahan, dan lain sebagainya.

Berkenaan dengan sistem pengaruh perilaku dalam supervisi pendidikan jasmani ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2

Sistem Pengaruh Perilaku dalam Supervisi Penjas

Dari bagan di atas tampak jelas, bahwa, teori-teori tentang pendidikan jasmani,

supervisi, dan ilmu-ilmu pendukung lainnya akan berpengaruh terhadap praktik-praktik

pendidikan jasmani dan supervisi pendidikan jasmani itu sendiri sebagai suatu profesi.

Selanjutnya teori-teori dan praktik-praktik tersebut akan berpengaruh atau membentuk

Sistem Pengaruh Perilaku

Teori-teori tentang Pendidikan jasmani, Supervisi, dan Ilmu

Pendukung Lainnya

Perilaku Pengwas Pendidikan

Jasmani

Praktik-praktik tentang Pendidikan jasmani, dan

Supervisi Pendidikan jasmani sebagai Profesi

Perilaku Guru dalam

Pembelajaran Penjas

Perilaku Belajar Siswa Pendidikan

Jasmani

Gambar 2 S�stem Pengaruh Per�laku dalam Superv�s� Penjas

Dar� bagan d� atas tampak jelas, bahwa, teor�-teor� tentang pend�d�kan jasman�, superv�s�, dan �lmu-�lmu pendukung la�nnya akan berpengaruh terhadap prakt�k-prakt�k pend�d�kan jasman� dan superv�s� pend�d�kan jasman� �tu send�r� sebaga� suatu profes�. Selanjutnya teor�-teor� dan prakt�k-prakt�k tersebut akan berpengaruh atau membentuk per�laku para pengawas pend�d�kan jasman� dan termasuk per�laku para guru pend�d�kan jasman�. per�laku pengawas pend�d�kan jasman� akan mempengaruh� per�laku guru pend�d�kan jasman�, terutama dalam proses pembelajaran pend�d�kan jasman� d� sekolah. Akh�rnya akan berpengaruh terhadap per�laku belajar para s�swa d� sekolah, khususnya dalam pembelajaran pend�d�kan jasman�.

Selanjutnya ada beberapa pr�ns�p yang harus d�perhat�kan dalam pelaksanaan superv�s� Pend�d�kan jasman�, antara la�n sebaga� ber�kut:

Page 198: 16KONSEPDASARPENJAKES

192 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pertama, superv�s� Pend�d�kan jasman� haru demokrat�s. Art�nya, seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� harus mel�batkan para guru pend�d�kan jasman� secara akt�f, terutama dalam penyusunan program dan pengamb�lan keputusan. Tanggung jawab perba�kan program pengajran Pend�d�kan jasman� t�dak hanya terletak pada superv�sor Pend�d�kan jasman� semata, tetap� juga pada guru-guru pend�d�kan jasman� �tu send�r�. Superv�sor Pend�d�kan jasman� t�dak boleh mendom�nas� dalam pelaksanaan superv�s� Pend�d�kan jasman�. Karena penekanan superv�s� Pend�d�kan jasman� yang demokrat�s adalah kooperat�f dan akt�f. Oleh karena �tu, program superv�s� Pend�d�kan jasman�, seba�knya d�rencanakan, d�kembangkan dan d�laksanakan bersama secaara kooperat�f dengan guru-guru pend�d�kan jasman�. Kepala Sekolah, dan p�hak-p�hak la�n yang terka�t d� bawah koord�nas� superv�sor Pend�d�kan jasman�.

Kedua, program superv�s� Pend�d�kan jasman� harus merupakan bag�an �ntegral dalam program pend�d�kan secara keseluruhan. Sejalan dengan hak�kat Pend�d�kan jasman� merupakan bag�an �ntegral dar� keseluruhan upaya pend�d�kan �tu send�r�. Oleh karena �tu tujuan superv�s� Pend�d�kan jasman� sama dengan tujuan superv�s� pend�d�kan pada umumnya, ya�tu untuk men�ngkatkan kual�tas pembelajaran d� sekolah, khususnya pembelajaran Pend�d�kan jasman�. D� dalam set�ap organ�sas� persekolahan dan organ�sas� pend�d�kan pada umumnya, terdapat bermacam-macam s�stem per�laku dengan tujuan yang sama, ya�tu terarah pada tujuan pend�d�kan. S�stem per�laku yang d�maksud antara la�n: s�stem per�laku adm�n�strat�f, s�stem per�laku pengajaran, termasuk pengajaran Pend�d�kan jasman�, s�stem per�laku kes�swaan, s�stem per�laku pengembangan b�mb�ngan dan konsel�ng, dan s�stem per�laku superv�s� pengajaran, termasuk pula superv�s� Pend�d�kan jasman�. Antara satu s�stem per�laku dengan s�stem per�laku la�nnya merupakan satu kesatuan yang �ntegral, dan sal�ng pengaruh mempengaruh� satu sama la�n. Oleh karena �tu, pelaksanaannya harus secara �ntegral pula. Jad�, dengan dem�k�an, upaya untuk mewujudkan pr�ns�p �n� d�perlukan hubungan yang ba�k dan harmon�s antara superv�sor Pend�d�kan jasman� dengan semua p�hak pelaksana program pend�d�kan la�nnya, terleb�h-leb�h dengan guru-guru pend�d�kan jasman� d� sekolah.

Ketiga, superv�s� Pend�d�kan jasman� hendaknya bers�fat komprehens�f. Art�nya program superv�s� Pend�d�kan jasman� harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan pembelajaran Pend�d�kan jasman�. Mula� dar� penetapan tujuan, perencanaan program, pem�l�han mater� keg�atan pembelajaran, pelaksanaan PBM, sampa� pada evaluas� dan pengembangan dan pen�ngkatan kual�tas Pend�d�kan jasman� leb�h lanjut. Mesk�pun mungk�n ada penekanan tertentu terhadap satau atau dua aspek berdasarkan has�l anal�s�s sebelumnya.

Keempat, superv�s� pend�d�kan jasman� harus bers�fat konstrukt�f. Art�nya superv�s� Pend�d�kan jasman� �tu bukanlah untuk mencar�-car� kesalahan bawahan dalam hal �n� guru-guru pend�d�kan jasman� d� sekolah. Superv�s� pend�d�kan jasman� bukan melakukan �nspeks� terhadap program dan guru pend�d�kan jasman� d� sekolah, namun bertujuan untuk men�ngkatkan dan memperba�k� kual�tas pembelajaran pend�d�kan

Page 199: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 193

jasman� d� sekolah, yang pada g�l�rannya dapat memperba�k� kual�tas per�laku para s�swanya. Mesk�pun dalam proses pelaksanaan superv�s� Pejas t�dak lepas dar� keg�atan pengawasan dan pen�la�an k�nerja para guru pend�d�kan jasman�, namun pada pr�ns�pnya bertujuan untuk pengendal�an mutu, memot�vas� guru-guru pend�d�kan jasman� �tu send�r�. Karena superv�s� Pend�d�kan jasman� �tu send�r� merupakan suatu profrs� yang harus d�kembangkan terus menerus.

Kelima, superv�s� Pend�d�kan jasman� harus bers�fat obyekt�f. Art�nya dalam penyusunan program, pelaksanaan, dan mengevaluas� keberhas�lan program Pend�d�kan jasman� d� sekolah, maka superv�s� Pend�d�kan jasman� harus obyekt�f. Superv�sor Pend�d�kan jasman� t�dak boleh hanya mener�ma �nformas� sep�ntas, sepert�: �syu, �sapan jempol, fitnah dari mulut ke mulut saja. Ini berarti penyusunan program dan pelaksanaan program superv�s� Pend�d�kan jasman� harus d�dasarkan pada data, fakta, dan kenyataan, serta kebutuhan r��l yang terjad� d� lapangan. Beg�tu pula dalam mengevaluas� keberhas�lan program superv�s� Pend�d�kan jasman�, dan pengembangan profes�onal guru pend�d�kan jasman�, harus berdasarkan data yang obyekt�f, terh�ndar dar� perasaan subyekt�f, karena kebenc�an, dendam, dan bujukan orang la�n. Oleh karena �tu, d� s�n�lah letak pent�ngnya asesmen �nformas� yang akurat dan �nstrumen pengukur dan pengumpul data yang val�d dan ral�abel untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan profes�onal guru pend�d�kan jasman�, terutama dalam mengelola PBM Pend�d�kan jasman� d� sekolah.

Keenam, superv�s� Pend�d�kan jasman� harus d�lakukan secara berkes�nambungan. Pelaksanaan superv�s� Pend�d�kan jasman� bukan berart� merupakan tugas samb�l lalu, atau sewaktu-waktu, b�la ada waktu dan kesempatan. Tetap� harus d�lakukan secara terus menerus. Karena, log�kanya adalah munculnya masalah-masalah dalam pend�d�kan dan termasuk Pend�d�kan jasman� akan selalu terjad�, sejalan dengan perubahan sos�al, pol�t�k, ekonom�, budaya, �ptek, sebaga� ak�bat derasnya arus �nformas� dan komun�kas� global dan lokal. Oleh karena �tu, tugas superv�s� Pend�d�kan jasman� merupakan tugas dan fungs� yang esens�al dalam keseluruhan program pend�d�kan pada umumnya dan program persekolahan pada khususnya. Ket�ka guru pend�d�kan jasman� telah berhas�l mengembangkan d�r�nya sebaga� seorang profes�onal, bukan berart� selesa�lah tugas superv�sor Pend�d�kan jasman�, numun harus tetap d�b�na dan d�kembangkan secara berkesenambungan.

Ketujuh, superv�s� Pend�d�kan jasman� harus mampu menc�ptakan hubungan manus�aw� yang harmon�s. Hubungan manus�aw� hendaknya d�jal�n t�dak hanya antara superv�sor Pend�d�kan jasman� dengan para guru pend�d�kan jasman� saja, tetap� harus juga dengan p�hak-p�hak la�n yang terka�t dengan program dan pelaksanaan superv�s� Pend�d�kan jasman� tersebut. Oleh karena �tu, hubungan manus�aw� yang d�c�ptakan hendaknya bers�fat terbuka, leb�h mement�ngkan keset�akawanan, dan �nformas�. In� berart� seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� d�l�hat dar� karakter�st�k kepr�bad�annya harus mem�l�k� s�fat-s�fat: senang membantu, dan memaham� orang la�n, terbuka, jujur, tulus, sabar, antus�as, dapat d�percaya, dan penuh humor.

Page 200: 16KONSEPDASARPENJAKES

194 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Kedelapan, superv�s� Pend�d�kan jasman� dewasa �n� hendaknya dapat menerapkan asums�-asums� superv�s� sumber daya manus�a dan sekal� gus pula superv�s� hubungan manus�aw�. Penerapan gabungan dar� kedua model superv�s� tersebut, d�harapkan lah�r model superv�s� Pend�d�kan jasman� yang bers�fat normat�f dan profes�onal.

Kesembilan, supervisi Pendidikan jasmani hendaknya didasarkan atas filsafat dan ilmu pengetahuan, dengan menggunakan motede dan s�kap �lm�ah, sepanjang metode dan s�kap �lm�ah �tu dapat d�gunakan. Metode dan s�kap �lm�ah �n� amat pent�ng untuk memaham� gejala dan proses d�nam�ka dan perubahan sos�al yang terjad� dalam Pend�d�kan jasman� �tu send�r�.

C. Persoalan Supervisi Pendidikan Jasmani di IndonesiaSejak tahun 1970-an, lah�rlah salah satu jabatan Pen�l�k pada Kantor Depd�kbub

Kecamatan sebaga� �nstans� pemb�naan pend�d�kan d� w�layah suatu kecamatan. Pada saat �tu, Kandepd�kbud Kecamatan �n� leb�h banyak akt�v�tas pemb�naan terkonsentras� pada t�ngkat Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak. Sedangkan pemb�naan SLTP dan SMU/SMK leb�h banyak d�lakukan oleh �nstans� pend�d�kan pada t�ngkat leb�h t�ngg�, sepert� Kandepd�kbud Kabupaten dan Kotamadya atau Kanw�l Depd�kbud Prop�ns�. Karena �tu, pada Kandepd�kbub Kecamatan ada beberapa jen�s jabatan pen�l�k, ya�tu: Pen�l�k TK/SD, Pen�l�k Penmas. Pen�l�k Kebudayaan, dan Pen�l�k Olahraga. Tugas dan peran superv�s� Pend�d�kan jasman� d�serahkan kepada Pen�l�k Olahraga �n�.

Jauh sebelum �tu, tugas dan peran superv�s� Pend�d�kan jasman� pada umumnya d�lakukan oleh Pen�l�k SD, atau mungk�n secara langsung oleh Kepala Kantor D�pd�kbud stempat dan Kepala Sekolah yang bersangkutan. Sedangkan tugas dan peran superv�s� Pend�d�kan jasman� untuk Madrasah Ibt�da�yah d�laksanakan oleh Pengawas dar� Depag. Corak superv�s� Pend�d�kan jasman� dan superv�s� pend�d�kan pada umumnya ket�ka �tu leb�h d�warna� dengan “�nspeks�” atau superv�s� pend�d�kan trad�s�onal.

Permasalahan superv�s� Pend�d�kan jasman� d� Indones�a berka�tan erat dengan beberapa hal sebaga� ber�kut:

a. Keterbatasan personelSampa� saat �n� mas�h d�rasakan keterbatasan person�l yang layak memangku tugas

dan peran sebaga� superv�sor Pend�d�kan jasman� d� sekolah-sekolah. Keterbatasan personel yang akan menjad� superv�sor Pend�d�kan jasman� �n�, bukan hanya d�sebabkan oleh s�stem b�rokras� yang kurang mendukung, tetap� juga karena belum tersed�anya s�stem dan lembaga pend�d�kan khusus untuk meny�apkan tenaga superv�sor Pend�d�kan jasman� tersebut. Sela�n �tu, jenjang kar�r superv�sor pend�d�kan pada umumnyua dan superv�sor Pend�d�kan jasman� khususnya, harus melalu� jenjang kar�r Kepala Sekolah terleb�h dahulu. Apakah �tu yang d�kenal pen�l�k olahraga untuk t�ngkat MI, atau pengawas b�dang stud�, atau penyel�a, pada jenjang MI, mas�h meny�sakan segudang masalah keterbatasan person�l untuk menjalankan tugas dan peran sebaga� superv�sor

Page 201: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 195

Pend�d�kan jasman�.

b. Kurang profes�onalKurangnya keprofes�onalan para pelaksana superv�s� Pend�d�kan jasman� d�

sekolah-sekolah saat �n�, d�tanda� dengan kurangnya pemahaman para superv�sor Pend�d�kan jasman� terhadap b�dang tugas yang seharusnya harus d�lakukannya. Lemahnya kompetens� yang d�m�l�k� oleh para superv�sor Pend�d�kan jasman� yang ada, mengak�batkan corak dan gayanya seolah-olah sepert� “�nspeks�”, hanya mencar�-car� kesalahan para Guru pend�d�kan jasman� pada set�ap kal� kunjungan. Kond�s� sepert� �n�, t�dak mustah�l akan berak�bat lah�rnya masalah baru pula, terutama dalam hal kerenggangan hubungan manus�aw� antara para guru pend�d�kan jasman�, Kepala Sekolah dan Pen�l�k Pend�d�kan jasman� dan Olahraga �tu send�r�. Kual�tas pembelajaran tentu akan semak�n rendah, karena t�dak terjad� pen�ngkatan dan perba�kan mutu yang d�harapkan. Untuk men�ngkatkan dan menc�ptakan profes�onal�s dalam b�dang �n�, adalah melalu� program pend�d�kan dan lat�han yang d�rancang khusus untuk keperluan �tu.

Sudah menjad� konsekwens� log�s bag� peny�apan tenaga-tenaga superv�sor Pend�d�kan jasman� yang berkual�tas dan profes�onal, �alah harus menyed�akan s�stem dan lembaga pend�d�kan khusus untuk meny�apkan tenaga-tenaga superv�sor Pend�d�kan jasman� yang layak dan profes�onal. Sepanjang s�stem dan lembaga pend�d�kan khusunya bertugas meny�apkan tenaga-tenaga profes�onal d� b�dang superv�s� Pend�d�kan jasman� �n�, maka sukar k�ta harapkan tenaga-tenaga superv�sor Pend�d�kan jasman� yang ada untuk bertugas secara profes�onal . apa yang d�rasakan d� sekolah-sekolah saat �n�, para pen�l�k olahraga dan pengawas banyak yang t�dak berlatar belakang pend�d�kan dan ke�lmuan Pend�d�kan jasman� dan Olahraga. D� samp�ng �tu, corak superv�s� yang d�anut pun mas�h bers�fat “�nspeks�”, mas�h mencar�-car� kesalahan para guru pend�d�kan jasman� yang tengah mengalam� kesul�tan. Oleh karena �tu, upaya untuk men�ngkatkan kemampuan profes�onal para superv�sor Pend�d�kan jasman� harus merupakan suatu ken�scayaan. Leb�h jauh dar� �tu, superv�s� Pend�d�kan jasman� harus juga d�pandang sebaga� suatu profes�.

c. Kurangnya latar belakang ke�lmuan pendukungTerka�t dengan kedua persoalan d� atas, masalah superv�s� Pend�d�kan jasman� d�

Indones�a kurang d�dukung oleh b�dang ke�lmuan terka�t. Sepert� yang telah d�utarakan sebelumnya, bahwa untuk melaksanakan program superv�s� pend�d�kan, termasuk superv�s� Pend�d�kan jasman� yang profes�onal, perlu d�dukung oleh latar belakang ke�lmuan terka�t. M�salnya, seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� harus mem�l�k� latar belakang ke�lmuan tentang Pend�d�kan jasman� dan Olahraga, d� samp�ng �lmu-�lmu pendukung la�nnya, sepert�ps�kolog�, teor� belajar, teor� kepr�bad�an, pedagog�, manajemen, sos�olog�, teor� organ�sas�, �lmu komun�kas�, teor�d�nam�ka kelompok, dan la�n sebaga�nya. Seh�ngga dengan dem�k�an, seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� yang

Page 202: 16KONSEPDASARPENJAKES

196 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

profes�onal dapat terwujud. Pengalaman menunjukkan d� Indones�a, mas�h banyak para pen�l�k atau pengawas olahraga sebaga� pemangku tugas dan peran superv�sor Pend�d�kan jasman�, justru kurang memaham� secara ba�k �lmu pendukung utama, sepert� Pend�d�kan jasman� dan Olharaga. Apa yang terjad�, para pen�l�k olahraga tersebut, bukannya turut memperba�k� dan turut memecahkan masalah-masalah yang d�hadap� oleh para guru pend�d�kan jasman� d� sekolah-sekolah, apalag� mengembangkannya, mel�nkan justru hanya mencar�-car� kesalahan para guru pend�d�kan jasman� saja, dan bahkan t�dak mustah�l melah�rkan masalah baru pula.

d. Kurangnya kepedul�an dan dukungan masyarakatSe�r�ng dengan rendahnya kepedul�an masyarakat terhadap pend�d�kan, termasuk

pula Pend�d�kan jasman� dan Olahraga. Pos�s� Pend�d�kan jasman� dan Olahraga d� sekolah cukup “termarj�nalkan”, maka kepedul�an terhadap superv�s� Pend�d�kan jasman� �n� hamp�r luput dar� perhat�an masyarakat. Dukungan dan kepedul�an �n� terasa berkurang ba�k dar� jajaran b�rokrat pemer�ntahan send�r�, p�hak sekolah, maupun dar� kalangan masyarakat luas �tu send�r�. Hal �n� meungk�n leb�h banyak d�sebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pent�ngnya dan manfaatnya Pend�d�kan jasman� dan Olahraga �tu send�r� bag� pemenuhan kebutuhan h�dup masyarakat.

Dem�k�an pula terhadap pent�ngnya pelaksanaan superv�s� Pend�d�kan jasman� d� sekolah-sekolah, tampaknya sampa� saat �n� kurang menunjukkan kepedul�an yang ser�us. Sebaga� konsekwens� log�snya, adalah kurangnya dukungan anggaran yang memada� dar� pemer�ntah dan masyarakat, aba�k untuk pelaksanaan Pend�d�kan jasman� dan Olahraga �tu send�r�, maupun bag� pelaksanaan superv�s� Pend�d�kan jasman� d� sekolah-sekolah. Kurangnya upaya memperkenalkan kepada masyarakat tentang pent�ngnya pelaksanaan program superv�s� Pend�d�kan jasman� �n� juga merupakan masalah la�n yang menjad� pekerjaan rumah selanjutnya. J�ka dem�k�an yang terjad�, maka sudah dapat d�ramalkan bahwa, b�dang profes� �n� sul�t berkembang dengan ba�k, khususnya d� Indones�a.

e. Kurangnya fas�l�tas pendukungSuatu hal yang t�dak kalah pent�ngnya terjad�, sebaga� salah satu faktor penghambat

yang d�rasakan selama �n� adalah keterbatasan fas�l�tas pendukung. Berka�tan dengan kurangnya kepedul�an masyarakat terhadap sektor �n�, akan berak�bat pada rendahnya dukungan anggaran, yang pada g�l�rannya akan berkurang pula dukungan fas�l�tas dalam sektor �n�. Kekurangan fas�l�tas pendukung �n�, t�dak hanya terjad� pada pelaksanaan superv�s� Pend�d�kan jasman� �tu send�r�, tetap� juga pada pelaksanaan program pembelajaran Pend�d�kan jasman� d� sekolah-sekolah. Kekurangan sarana, parasarana, dan fas�l�tas Pend�d�kan jasman� dan Olahraga d� seklah, sepert� lapangan, kolam renang pend�d�kan, sport hall, dan berbaga� perlengkapan Pend�d�kan jasman� dan Olahraga la�nnya, tampaknya telah merupakan alasan atau kamb�ng h�tam yang bers�fat klas�k selama �n�. Berbaga� upaya telah d�lakukan guru pend�d�kan jasman� d� sekolah untuk

Page 203: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 197

mengatasi kekurang fasilitas pendukung ini, seperti melakukan modifikasi alat dan lapangan, melakukan swadana dan swadaya dalam menanggulang� sewa kolam renang, dan sebaga�nya. Semua �n� pada akh�rnya akan menambah semak�n beratnya beban keuangan yang d�p�kul oleh para s�swa dan para orang tua s�swa.

f. Superv�s� Pend�d�kan jasman� Sebaga� Profes�D�sadar� atau t�dak oleh k�ta semua, bahwa pelaksanaan superv�s� pend�d�kan dan

superv�s� Pend�d�kan jasman�, ba�k d�l�hat dar� teor�t�s, maupun prakt�s, amat memerlukan kemampuan, pengalaman dan kompetens� yang profes�onal. Sebaga� suatu profes�, maka superv�s� Pend�d�kan jasman� memerlukan latar belakang pend�d�kan akadem�k dan profesional tertentu, memiliki kejelasan dalam hal jaminan hukum dan finansial, memiliki organ�sas� profes�, serta mem�l�k� kode et�k yang meng�kat.

Sebaga�mana yang telah d�utarakan sbelumnya, bahwa superv�s� pend�d�kan pada umumnya dan superv�s� Pend�d�kan jasman� khususnya, memerlukan landasan ke�lmuan pendukung. Sepert� pada superv�s� Pend�d�kan jasman�, sela�n harus d�dukung oleh b�dang ke�lmuan utama, ya�tu b�dang �lmu Pend�d�kan jasman�, sela�n harus d�dukung oleh b�dang ke�lmuan utama, ya�tu b�dang �lmu Pend�d�kan jasman� dan Olahraga �tu send�r�, seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� harus mem�l�k� ke�lmuan pendukung la�nnya. D�samp�ng �tu, �a harus pula mem�l�k� pengalaman prakt�s sebaga� guru pend�d�kan jasman� sesua� jenjang pend�d�kan yang menjad� tugas dan tanggung jawabnya. B�dang-b�dang �lmu pendukung la�n yang d�maksud adalah menyangkut antara la�n: Manajemen dan Manajemen Pend�d�kan, termasuk �lmu tentang superv�s� �tu send�r�, Ps�kolog� Pend�d�kan, termasuk teor� belajar dan teor� kepr�bad�an, F�lsafat Pend�d�kan yang tengah d�anut, Sos�olog� dan teor� perubahan, pedagog�, teor� organ�sas�, �lmu komun�kas�, teor� d�nam�ka kelompok, dan la�n sebaga�nya. Perlu d�tegaskan kembal� bahwa, superv�s� Pend�d�kan jasman� merupakan b�dang keahl�an terapan superv�s� pend�d�kan umum ke dalam b�dang stud� Pend�d�kan jasman� secara khusus. Oleh karena �tu, superv�s� Pend�d�kan jasman� mempunya� karakter�st�k khusus menyangkut b�dang keahl�an Pend�d�kan jasman� dan Olahraga �tu send�r�.

Jad�, dengan dem�k�an, upaya untuk mempers�apkan suatu s�stem dan lembaga pend�d�kan dan pelat�han bag� para superv�sor Pend�d�kan jasman� �n� yang d�rancang secara khusus, k�ranya sudah t�dak dapat d�tunda-tunda lag�. Kemud�an, perlu juga d�p�k�rkan s�stem rekrut calon-calon tenaga yang akan mengemban tugas superv�s� Pend�d�kan jasman� �n�. D� samp�ng �tu, perlu pula d�rancang dan d�wadah� suatu organ�sas� profes� yang mewadah� dan mengayom� profes� superv�s� Pend�d�kan jasman� �n�. Sela�n itu pula, dipikirkan dan dirumuskan jaminan hukum dan finansial bagi para penyandang profes� �n�, seh�ngga mendapatkan perlakuan dan penghargaan yang layak terhadap pemegang profes� �n�. Sebaga� suatu b�dang pekerjaan dan jabatan yang d�pandang sebaga� sebuah profes�, tentunya harus pula mem�l�k� kode et�k yang meng�kat, yang d�tetapkan oleh organ�sas� profes� superv�s� Pend�d�kan jasman� tersebut.

Page 204: 16KONSEPDASARPENJAKES

198 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jad�, superv�s� pend�d�kan jasman� d�arahkan pada pen�ngkatan mutu pend�d�kan jasman� yang d�tetakankan pada pembangk�tan dorongan untuk berubah dar� dalam. Pendekatan ini selaras dengan paradigma “pengajaran reflektif” yang maksudnya, guru pend�d�kan jasman� semak�n mah�r untuk menelaah kembal� tentang (1) pengalaman belajar apa yang telah d�sampa�kan, (2) baga�mana penyelenggaraan proses pembelajaran, dan (3) apa dampak dar� kesemuanya �tu terhadap perubahan per�laku s�swa.

Kedudukan superv�sor leb�h tepat d�sebut m�tra guru dalam memecahkan masalah dan membangk�takan perubahan dar� dalam sekolah, seh�ngga pemahaman para superv�sor terhadap pend�d�kan jasman� harus komprehens�f. Prakt�k superv�s� yang d�laksanakannya, t�dak lag� dalam bentuk �nspeks� yang mengorek apa yang sudah dan belum d�kerjakan. Ia adalah bag�an dar� komun�tas sekolah, yang dengan kemampuannya, dapat memberdayakan guru pend�d�kan jasman� untuk merasa leb�h bermartabat, tamp�l dengan kepercayaan d�r� dan terkesan terhormat d�mata guru, orang tua, serta guru-guru b�dang stud� la�nnya. Ia tamp�l sebaga� kolega guru dalam memecahkan masalah dan mencar� solus�nya yang terba�k, d�sesua�kan dengan kond�s� sekolah dan l�ngkungan.

D. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan JasmaniPara guru dan pengawas perlu mengetahu� ruang l�ngkup b�dang garapan pend�d�kan

jasman�. Mereka juga perlu mengevaluas� apakah mereka setuju dengan ruang l�ngkup tersebut atau t�dak setuju. Kalau t�dak setuju, apakah bers�fat permukaan saja atau leb�h bers�fat mendasar, hal dapat mengganggu jalannya proses pend�d�kan. Leb�h dar� �tu para guru dan pengawas perlu mengevaluas� apakah pelaksanaan proses belajar mengajar d� sekolah sejalan dengan ruang l�ngkup pend�d�kan yang harus menjad� garapannya. Untuk �tu para guru dan pengawas perlu membahas ruang l�ngkup pend�d�kan agar tugas yang d�embannya mas�ng-mas�ng sejalan ber�r�ngan dan sal�ng meng�s� kekosongan untuk mera�h keberhas�lan bersama dalam b�dang pend�d�kan.

Beberapa ruang l�ngkup pend�d�kan jasman� dengan harapan para guru dan pengawas paham akan ruang layanan, memaham� keterka�tan ruang l�ngkup pend�d�kan dan pelaksanaan proses belajar mengajar, mengetahu� dan menyadar� beberapa gejala ket�daksesua�an antara ruang l�ngkup dan praktek pend�d�kan, mengharga� perbedaan berbaga� keyak�nan �nd�v�du yang mendasar� praktek kepend�d�kan.

1. Sekolah dan Pen�ngkatan Kompentens� S�swaTujuan sekolah adalah untuk menjam�n bahwa s�swa mem�l�k� kometens� keteramp�lan

dan pengetahuan m�n�mal sebaga�mana ��ng�nkannya. Pengayaan dar� kompetens� m�n�mal �n� sangat pent�ng namun tetap merupakan pr�or�tas kedua. Kemampuan sekolah dalam mera�h tujuan kompetens� m�n�mal tersebut akan berbeda satu sama la�n; s�swa yang t�dak dapat mera�h tujuan kompetens� m�n�mal tersebut akan menjad� warga yang kurang produkt�f dan h�dup dalam masyarakat marg�nal.

Page 205: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 199

Set�ap �nd�v�du perlu mem�l�k� kompetens� dasar agar dapat menjad� warganegara maupun pekerja yang ba�k. Penguasaan kompetens� dasar dapat membantu �nd�v�du dalam pertumbuhan personal dan sos�alnya. Para pend�d�k mempunya� kewaj�ban menc�ptakan l�ngkungan yang dapat men�ngkatkan penguasaan kompetens� dasar secara bertahap sepert� membaca, menul�s, berh�tung, dan berp�k�r �lm�ah. Hal �n� mengandung art� harus adanya kejelasan antara tujuan, akt�v�tas belajar, urutan belajar dan t�ngkat kesul�tan penguasaan kompetensi hingga mencerminkan definisi kompetensi sebagaimana yang d�harapkan.

Semua s�swa, kecual� sebag�an kec�l yang punya kela�nan, akan mampu menguasa� kompetens� m�n�mal apab�la mendapatkan cukup waktu dan pembelajaran yang cocok. Faktor penentu keberhas�lan belajar adalah “waktu akt�f belajar” yang d�gunakan s�swa secara langsung. Oleh karena �tu, pembelajaran yang s�fatnya langsung sepert� “pengulangan” dan “lat�han” dapat membantu mempercepat penguasaan kompetens�. Penambahan waktu d�ber�kan pada s�swa yang memerlukannya. Pember�an pekerjaan rumah har�an (PR) d�maksudkan untuk mengejar target kompetens�.

Sementara pendekatan penguasaan kompetens� pada awalnya leb�h d�tekankan, namun alternat�f pendekatan la�n juga harus d�perkenalkan terutama bag� s�swa yang mendapat kesul�tan dalam belajarnya. Pada kelas rendah, pembelajaran t�ngkat t�ngg� dan akt�v�tas pengayaan kultural t�dak terlalu d�tekankan, kecual� bag� s�swa yang sudah mem�l�k� kompetens� m�n�mal.

Pen�ngkatan d�s�pl�n s�swa leb�h d�kendal�kan oleh pen�ngkatan �ntens�tas konsentras� s�swa terhadap akt�v�tas belajar yang d�ber�kan gurunya. Pend�d�k t�dak perlu memarah�, menghukum, atau mengulang-ulang peraturan sekolah untuk meng�ngatkan s�swa. Pr�or�tas utama dar� semua system penghargaan sekolah hendaknya merupakan dasar bag� pen�ngkatan perolehan has�l akadem�k s�swa. Penghargaan terhadap per�laku atau has�l belajar la�nnya merupakan pr�or�tas kedua.

2. Sekolah dan Keh�dupan Sos�alSekolah berperan mempers�apkan generas� penerus untuk dapat memerankan

berbaga� peranan dalam keh�dupan masyarakat. Dalam keh�dupan masyarakat, s�swa d�harapkan akan mampu mema�nkan berbaga� peranan dan aturan sos�al sepert� sebaga� warganegara, pekerja, bertetangga, pem�mp�n, w�raswasta, anggota masyarakat, dan pemel�haraan serta pengembangan aspek-aspek kultural. Selama pend�d�kan d� persekolahan, s�swa d�perkenalkan pada berbaga� s�s� keh�dupan masyarakat sepert� bahasa, aturan tertul�s dan t�dak tertul�s, pergaulan termasuk trad�s�. Permasalahan yang ser�ng d�hadap�nya adalah baga�mana memel�hara s�swa sebaga� mahluk �nd�v�du samb�l tetap mempertahankan keberadaan keh�dupan sos�al agar semak�n maju berkembang.

S�swa harus d�perkenalkan pula pada perspekt�f keh�dupan sos�al yang leb�h luas lag� seperti sejarah, geografi, ekologi, ekonomi. Dengan demikian diharapkan akan mampu

Page 206: 16KONSEPDASARPENJAKES

200 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

membuat berbaga� keputusan yang leb�h ba�k sementara memerankan keh�dupan sos�alnya. Mereka juga d�harapkan menjad� sadar bahwa keh�dupan sos�al merupakan pembentukan manus�a yang dapat d�rubah menjad� leb�h ba�k sesua� ke�ng�nan. Untuk �tu, set�ap �nd�v�du harus bertanggungjawab berpart�s�pas�.

S�swa juga perlu menguasa� bahasa dan s�mbol-s�mbol yang d�gunakan untuk mengekspres�kan peranannya dalam keh�dupan sos�al. S�swa juga perlu mengembangkan karakter�st�k or�s�nal yang d�perankannya dalam masyarakat seh�ngga mereka betul-betul mampu ber�mprov�sas� dalam konteks kultural yang d�kembangkan sekolah. Improv�sas� dan kesesua�n personal harus menjad� bag�an dar� kur�kulum dan pembelajaran d� sekolah.

Mengajar harus mel�batkan aspek melat�h yang d� dalamnya para guru harus membantu kelompok-kelompok �nd�v�du memerankan dan menamp�lkan per�laku keh�dupan masyarakat. Mengajar juga harus mencakup pember�an lat�han terhadap semua s�swa pada aneka ragam per�laku yang d�perlukan dalam keh�dupan masyarakat. Guru harus mampu mengkr�t�k aktor per�laku keh�dupan. Guru t�dak hanya sebaga� pema�n tetap� juga sebaga� pengajar yang memebr�kan contoh melalu� perbuatan sehar�-har�nya.

3. Sekolah dan Perkembangan Ind�v�duPeserta d�d�k t�dak sepert� �nput dalam dun�a �ndustr� yang b�asanya berupa bes�,

baja, atau benda-benda yang t�dak tumbuh atau berubah selama proses man�pulas�nya serta semuanya dapat d�ukur dengan eksak. Peserta d�d�k adalah �nput dalam bentuk manus�a yang sangat d�nam�s dan sens�t�f akan pertumbuhan dan perubahan selama proses pendidikannya. Sudut pandang ilmu sain fisik (physical science) tidak selamanya cocok d�gunakan untuk mengukur berbaga� perubahan yang terjad� pada d�r� s�swa.

Sekolah dapat membuat peserta d�d�k berbeda, namun t�dak selalu banyak berbeda. Persekolahan yang mas�h lemah, kual�tas pend�d�kan s�swa ser�ng d�pengaruh� oleh pengalaman la�nnya d� luar ke�ng�nan sekolah. Hal �n� juga karena s�swa adalah mahluk d�nam�s dan tumbuh secara konstan. Untuk �tu, sekolah leb�h berfungs� mempercepat perkembangan peserta d�d�k dan mengarahkannya pada keh�dupan yang leb�h ba�k dan menguntungkan. Sekolah t�dak memb�arkan peserta d�d�k tumbuh dalam keh�dupan yang t�dak menentu arah.

Program pengajran yang d�buat harus d�sesua�kan dengan pola pertumbuhan dan perkembangan peserta d�d�k. Kebutuhan �nd�v�du harus merupakan bag�an �ntegral dar� kebutuhan masyarakat dan ke�lmuan. Antara d�mens� kebutuhan �nd�v�du, masyarakat, dan ke�lmuan t�dak terp�sah satu sama la�n. Namun dem�k�an dalam prakteknya ser�ngkal� konflik dan pengembangan kebutuhan individu biasanya yang terabaikan.

Fungs� utama para pend�d�kan ser�ngkal� menjad� kuno. Pekerjaan pada pend�d�k adalah mempengaruh� s�swa secara bertahap, namun ser�ngkal� pada akh�rnya mera�h tujuan yang t�dak memerlukan pend�d�k, maksudnya s�swa dapat mera�h tujuan belajarnya

Page 207: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 201

tanpa harus terlalu banyak �nterpens� gurunya.

Percakapan yang aktual dan part�s�pas� akt�f s�swa dalam mera�h pengetahuan dan pemahaman akan menghasilkan model pembelajaran yang lebih signifikan dan berkelanjutan. Oleh karena �tu, b�la memungk�nkan, s�swa harus akt�f mencar�, mendapatkan, menemukan, mengorgan�s�r, dan meng�ntegras�kan send�r�. Tugas guru adalah memb�mb�ng dan mengarahkan akt�v�tas s�swa menuju tujuan-tujuan pembelajaran.

4. Sekolah dan Keh�dupan Demokras�Tujuan utama pend�d�kan adalah membentuk �nd�v�du-�nd�v�du yang mampu berfungs�

d� masyarakat. Berdasarkan asums� masyarakat demokrat�s, sekolah t�dak hanya harus mempromos�kan kual�tas yang berguna bag� kelanggengan h�dup (bekerja), tetap� juga bag� masyarakat demokrat�s yang sehat (sepert� keh�dupan pol�t�k).

Sekolah harus secara sengaja menyusun berbaga� keg�atannya seh�ngga pembelajaran leb�h dom�nan terjad� d� dalam konteks masyarakat. S�swa harus d�ajarkan berkerja sama dalam mengerjakan tugas ajarnya dar�pada hanya d�kerjakan send�r�. Kerja kelompok, penghargaan kelompok, d�skus� masalah-masalah kelompok harus menjad� pr�or�tas. Bakat �nd�v�du harus d�harga� berdasarkan kontr�bus�nya terhadap kelompok dar�pada kontr�bus�nya terhadap keuntungan pr�bad�nya send�r�.

Belajar akan leb�h ba�k manakala berlangsung dalam konteks masayarakatnya Keteramp�lannya berbahasa berkembang melalu� komun�kas� kelompok yang bervar�as� dan teratur. Pemahaman akan sejarah dan budaya ser�ngkal� sangat bermakna manakala terfokus pada sejarah dan budaya kelompoknya. Kebutuhan ps�kolog�s sepert� rasa percaya dar� ser�ngkal� berkembangnya dengan leb�h ba�k manalaka terl�bat secara akt�f d� masyarakat. Perkembangan �nd�v�du dan kesadaran dalam mener�ma perbedaan, trad�s�, serta kesadaran akan n�la�-n�la� yang berlaku ser�ngkal� leb�h ba�k d�ajarkan dalam konteks masyarakatnya.

Pengajaran harus berd�r� d� dalam kelompok pembelajaran samb�l memegang peranannya sebaga� guru. Para pend�d�kan member� fas�l�tas dan arah pembelajaran kepada s�swa samb�l tetap memperhat�kan d�nam�ka keh�dupan masyarakat dalam rangka memperkenalkan berbaga� cara memecahkan masalah yang tumbuh d�masyarakat secara leb�h akadem�s.

Guru dan s�swa akan leb�h dapat berfungs� manakala mereka kerja dalam kelompok yang ralat�f kec�l, membahas masalah bersama, dan relat�f mand�r�. Untuk �tu sekolah yang mem�l�k� s�swa pada mas�ng-mas�ng kelasnya relat�f banyak akan leb�h ba�k d�kelompokkan h�ngga menjad� kelompok kec�l.

Kur�kulum sekolah harus d�kendal�kan melalu� produk pada set�ap tuhunnya samb�l tetap memperhat�kan kemand�r�an pembelajar untuk mem�l�h cara-cara mera�h produk

Page 208: 16KONSEPDASARPENJAKES

202 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

tersebut. Para pend�d�k bertanggungjawab men�ngkatkan proses pembelajaran samb�l tetap memperhat�kan proses dan rencana pembelajaran yang leb�h bermakna bag� peserta d�d�knya.

B�la mungk�n, komun�tas belajar harus d�art��kan secara luas dengan mel�batkan para orang tua s�swa, memanfaatkan masyarakat sek�tar sebaga� laborator�um belajar, mend�skus�kan masalah-masalah yang berkembang, dan men�ngkatkan n�la�-n�la� keh�dupan sebaga� pelayanan masyarakat.

5. Sekolah dan Berp�k�r Kr�t�sUntuk meng�mbang� keadaan sekolah yang trad�s�onal yang mengarah pada

kecenderungan budaya, ras�al, b�as dan d�stros�, maka s�swa harus d�ajarkan “dorongan �ng�n tahu” ya�tu ke�ng�nan dan cara-cara bertanya tentang kur�kulum sekolah sepert�: untuk kepent�ngan s�apa atau untuk apa pelaksnaan pend�d�kan sepert� �n�? S�apa yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pend�d�kan sepert� �n�? Apa hubungannya dengan keh�dupan sos�al dan pol�t�k yang berlangsung?

Sekolah harus mengajarkan s�swa untuk memperoleh pengetahuan melalu� part�s�pas� aktif dalam memecahkan masalah-masalah kehidupannya serta merefleksikannya dalam per�lakunya. Sekolah harus mengajarkan s�swa secara akt�f untuk menc�ptakan pengetahuan yang berguna bag� keh�dupan. Leb�h dar� �tu,pembelajaran hendaknya berlangsung melalu� d�alog, mula� dar� p�k�ran kr�t�s h�ngga tanggung jawab sos�al, mula� dar� perdebatan h�ngga kenyataan yang ada.

Sekolah harus mengajarkan s�swa untuk mendapatkan karya has�l kerjasama yang s�fatnya kolekt�f, yang dapat mendorong mas�ng-mas�ng s�swa �ng�n member� berkontr�bus� berdasarkan kemampuan dan keahl�annya mas�ng-mas�ng. Sekolah trad�s�onal cenderung menekankan pada perolehan has�l belajar �nd�v�dual melau� kompet�s� dengan temannya.

Pembelajaran di sekolah hendaknya melibatkan usaha untuk mendefinisikan makna kebenaran menurut d�mens� kultural sebaga� cara untuk mengendal�kan dan meng�s� keh�dupan sos�al; persekolahan harus mel�batkan beberapa pertanyaan tentang struktur kekuatan dalam skop sekolah, yang akan membawa s�swa sejak dar� awal.

Pembelajaran harus selalu leb�h dar� sekedar mengajarkan mater� yang tertul�s h�ngga kekuatan sos�al dan pol�t�s yang sedang berkembang, tetap� juga harus mel�batkan strateg� debat, s�mulas� macam-macam kekuatan, peran, dan keterka�tannya, laporan penel�t�an, pengalaman memecahkan masalah sehar�-har�, menel�t� macam-macam kemungk�nan.

6. Sekolah dan L�ngkungan Ekolog�sL�ngkungan ekolog�s harus d�pandang secara menyeluruh ba�k keh�dupan �nd�v�du

maupun sos�al. Kebutuhan akan keh�dupan l�ngkungan yang berkelanjutan hendaknya

Page 209: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 203

terfokus pada persekolahan. Budaya masyarakat dapat d�paham� melalu� analog� �maj�nas� ekolog�s. Manus�a h�dup dalam suatu kultur sebaga� organ�sma yang berada d� dalam suatu l�ngkungan alam� ranta� makanan, s�klus keh�dupan, dan �rama kejad�an alam sepert� cuaca. Manus�a memaham� d�r�nya sebaga� manus�a melalu� r�tual, trad�s�, keraj�nan dan hubungannya satu sama la�n yang merupakan elemen-elemen dar� kultur keh�dupan. Persekolahan sela�n mengajarkan struktur dan system l�ngkungan juga mengajarkan l�ngkungan kultural yang memungk�nkan masyarakat dapat bertahan dan berkembang secara maks�mal.

Set�ap �nd�v�du manus�a menyatu d� dalam l�ngkungan ba�k alam� maupun kultural. Pemenuhan kebutuhan manus�a t�dak berart� mengh�ndar� kenyataan l�ngkungan namun leb�h cenderung menemukan cara-cara harmon�s untuk dapat h�dup dengan kedua l�ngkungan tersebut. Belajar �tu dan menyatu dalam l�ngkungan alam dan kultural.

Tujuan sos�al sekolah adalah mengatas� praktek-praktek dan susunan keh�dupan sos�al yang bers�fat merusak terhadap l�ngkungan alam dan kultural. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang d�ra�h atau mem�l�k� secara �nd�v�du mela�nkan merupakan perolehan serta trad�s� dan energ� dar� semua keh�dupan manus�a.

Keterka�tan dengan l�ngkungan alam� dan kultur d�peroleh melalu� pengalaman. Penggunaan bahasa untuk mendeskr�ps�kan keterka�tan dapat membatas� keterka�tan-keterka�tan tersebut. Bahasa bukanlah alat yang netral untuk berekspres�, bahasa harus d��nterprestas� melalu� pandangan kultural. Oleh karena �tu, bag�an dar� tugas adalah membuat sudut pandang ekspl�s�t yang leb�h menjam�n pandangan kultural. Sebaga� contoh bahasa sehar�-har� ser�ngkal� d�pengaruh� oleh gender, ekonom�, etn�s, dan ras�o yang pada dasarnya dapat menyebabkan pem�lahan dan ket�dakharmon�san antar manus�a dan l�ngkungan alam�, dalam budaya dan keh�dupan manus�a �tu send�r�.

S�swa dalam satu kelas d� sekolah terd�r� dar� aneka ragam latar belakang budaya yang sudah past� mempunya� sudut pandang yang berbeda-beda terhadap l�ngkungan, d�r�nya, sa�n dan ras�onal. Untuk �tu kur�kulun sekolah harus mampu mempromos�kan n�la�-n�la� yang dapat menyatukan dan menjam�n persatuan d� antara berbaga� n�la� kultur tersebut. Leb�h jauh, pendekatan pembelajaran termasuk pendekatan pen�la�an harus mencerm�nkan kebutuhan abad� dar� l�ngkungan manus�a dan l�ngkungan alamnya.

7. Elemen-Elemen Ruang L�ngkup Penekanan tentang pent�ngnya guru menjelaskan ruang l�ngkup sudah ser�ng

d�nyatakan, walaupun k�ta tahu bahwa mereka akan mengalam� kesul�tan dalam hal �n�. D� la�n p�hak usaha untuk menjelaskan ruang l�ngkup bag� seorang guru dapat membantu d�r�nya menjad� leb�h teramp�l untuk mem�k�rkan kembal� mengena� apa yang d�lakukannya.

Penelaahan kembal� tentang apa yang telah d�kerjakan dan baga�mana dampaknya dapat membantu guru memecahkan masalah �nstruks�onal yang t�dak b�sa d�selesa�kan

Page 210: 16KONSEPDASARPENJAKES

204 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

oleh lembaga. Pengajaran reflektif maknanya adalah untuk menjawab: apa yang telah d�ber�kan dan baga�mana pengaruhnya. Upaya untuk mem�k�rkan kembal� apa yang telah dikerjakan itu disebut refleksi.

Refleksi itu juga memungkinkan guru menyadari adanya kenyataan yang tidak kons�sten d� lapangan. Pemahaman terhadap fenomena �n� akan membuka peluang untuk berubah. Klarifikasi ruang lingkup juga memungkinkan guru-guru bertukar pikiran d� antara mereka, dengan orang tua dan dengan pengawas tentang apa yang mereka lakukan.

Secara umum, ada delapan faktor yang mempengaruh� ruang l�ngkup yang b�sa d�nyatakan dalam bentuk naras�, kal�mat yang s�ngkat, gambar atau kar�katur. Ruang l�ngkup t�dak perlu d�nyatakan dalam satu bentuk sekal�gus. Dar� tahun ke tahun, elemen baru d�tambahkan, atau beberapa elemen d�tambahkan, atau beberapa elemen leb�h d�tekankan dar�pada yang la�nnya. Elemen-elemen umum ruang l�ngkup

a. Tujuan pend�d�kan d�ajukan yang utama bukan hanya dalam bentuk yang abstrak tap� juga konkret.

b. Perolehan hasil belajar para siswa yang utama, buat tujuan-tujuan ini lebih spesifik dalam aplikasinya, identifikasi perolehan hasil belajar para siswa yang utama menjelang akh�r tahun ajaran. Contoh: penguasaan kemampuan akadem�k sampa� level tertentu, perolehan pr�ns�p-pr�ns�p dasar yang mengontrol per�laku, peorlehan has�l belajar yang leb�h pr�bad� sepert� bertambahnya kepercayaan d�r� dan keterbukaan.

c. Kebermaknaan sos�al pembelajaran s�swa, beberapa guru menekankan pembelajaran kejuruan, atau memanfaatkan pembelajaran untuk menjad�kan s�swa sebaga� warga negara yang ba�k.

d. C�tra pembelaja, elemen �n� mencoba mengungkapkan s�kap atau asums� tentang baga�mana seseorang belajar. Apakah pembelajaran �tu sepert� bejana yang kosong yang harus d�penuh� �nformas�? Beberapa orang mungk�n memandang pembelajaran itu dengan cara yang sama – seolah-olah semua pembelajar pada dasarnya sama dan akan merespon dengan cara yang sama terhadap pedagog� untuk menjelaskan baga�mana s�swa belajar. Yang la�n mungk�n akan memfokuskan pada ’operant cond�t�on�ng’, atau mentargetkan pengajaran pada tahap perkembangan kogn�t�f, atau memfokuskan pada pembelajaran mand�r�.

e. C�tra kur�kulum, Elemen �n� berka�tan dengan s�kap tentang apa yang d�pelajar� s�swa. Beberapa orang mengatakan yang pal�ng pent�ng dalam pembelajaran adalah apab�la pembelajaran tersebut betul-betul bermanfaat dalam keh�dupan nyata. Yang la�n mengatakan bahwa jen�s apapun pembelajaran �tu secara �ntr�ns�k bergu�na. Yang la�n lag� menyatakan bahwa pembelajaran �tu berguna hanya sebatas mengelompokkan orang yang berbeda kemampuan dan m�nat lalu mengarahkan mereka ke arah yang produkt�f secara sos�al. Beberapa ornag bahkan menyatakan bahwa kur�kulum membantu s�swa memaham� Tuhan dengan leb�h ba�k.

f. C�tra tentang guruPedagog�, Apa �tu guru? Apakah guru �tu pegawa� negara yang

Page 211: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 205

meng�kut� keb�jakan pemer�ntah dan pelaksanaan-pelaksanaan yang d�haruskan oleh pemer�ntah daerah, dan pusat? Atau apakah guru �tu seorang ahl� yang profes�onal yang d�pekerjakan oleh masyarakat untuk mempraktekan keahl�annya? Atau apakah guru �tu juru b�cara untuk sebuah trad�s� yang mewar�skan kekayaan budaya? Ataukah guru �tu seorang perekayasa pol�t�k yang mem�mp�n para pemuda mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka untuk mereformas� masyarakatnya? Elemen �n� mencoba mengungkapkan asums�-asums� tentang peranan guru.

g. Ikl�m atau suasana sekolah, Akankah guru mendom�nas� pengalaman belajar? Beberapa orang mengamsums�kan bahwa ‘�nqu�ry learn�ng’ adalah cara yang pal�ng ba�k untuk d�ajarkan. Yang la�n mengasums�kan bahwa t�ap d�s�pl�n �lmu leb�h berguna bag� beberapa pendekatan dar�pada yang la�nnya.

h. Ikl�m atau suasana sekolah, Elemen �n� mel�batkan pert�mbangan l�ngkungan sepert� s�fat afekt�f terhadap d�s�pl�n l�ngkup kelas dan sekolah, rasa bangga, keterbukaan komun�tas sekolah terhadap gaya h�dup yang beragam. Elemen �n� sangat berhubungan erat dengan hal-hal yang bermanfaat dalam kur�kulum dan terhadap konsekuens� sos�al pembelajaran.

Jad� jelas bag� para guru ket�ka mereka menguj� asums�-asums� mereka berdasarkan set�ap kategor� d� atas bahwa ada log�ka �nstr�ns�k bag� mereka. Ya�tu, adanya kons�stens� antara asumsi tentang sifat pembelajar dan jenis hubungan guru – murid yang oada gilirannya berhubungan secara log�s dengan keyak�nan para guru tentang tujuan pend�d�kan. Para pend�d�k b�asanya membantu keputusan-keputusan prakt�s mengana� keg�atan-keg�atan profes�onal berdasarkan keyak�nan, asums� dan s�kap yang t�dak d�art�kulas�kan dengan jelas dan ser�ng. Walaupun beg�tu, mereka betul-betul mempengaruh� t�ndakan. Dengan merefleksikan keyakinan, asumsi dan sikap mereka, para pendidik dapat mengevaluasi kons�stens� �nternal dan daya meyak�nkan mereka. Mereka juga b�sa mengetahu� apakah mereka puas dengan ruang l�ngkup mereka, atau apakah mereka t�dak mempert�mbangkan hal-hal yang penting. Dengan mengklarifikasikan pengertian tindakan mereka, para pend�d�k b�sa mel�hat kebutuhan untuk tumbuh d� area yang khusus untuk menambah keefekt�fan mereka dan juga memperluas kemampuan �nd�v�du.

8. Ruang L�ngkup PengawasAnal�s�s tentang elemen-elemen utama dalam ruang l�ngkup berka�tan dengan

ruang l�ngkup pend�d�kan. Ruang l�ngkup pend�d�kan �n� memfokuskan pada apa yang seseorang yak�n� seharusnya terjad� dalam proses pend�d�kan formal. Ruang l�ngkup �n� b�sa m�l�k seorang guru, mur�d, pegawa� manajemen, atau seorang pengawas. Pengawas dapat menjabarkan ruang l�ngkup pend�d�kannya,dan akan leb�h lengkap apab�la �a menambahkan keyak�nannya tentang keg�atan superv�s�. Dua kategor� yang berka�tan dengan superv�s� adalah tujuan superv�s� dan proses superv�s� yang d�p�lh.

a. Tujuan supervisi, bebarapa orang akan melihat dari sudut ‘neoscientific’. Yang lain akan berb�cara dengan menggunakan perspekt�f hubungan �nd�v�du, atau menekankan

Page 212: 16KONSEPDASARPENJAKES

206 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pada akt�v�tas moral wewenang guru dan pembelajaran s�swa yang d�pert�ngg�.b. Proses superv�s�, beberapa orang akan mem�l�h pendekatan superv�s� kl�n�kal. Yang

la�n mungk�n leb�h suka proses elekt�k yang sesua� dengan kebutuhan.

Sekali lagi, pentingnya mengklarifikasikan keyakinan seseorang dan asumsi-asumsi yang t�dak d�nyatakan langsung tentang s�fat superv�s� adalah untuk membuka p�ntu pertumbuhan, untuk bertukarp�k�ran, dan untuk keg�atan superv�s� yang berlandaskan pada keyak�nan yang mendasar.

9. Pendekatan untuk Menelaah Ruang L�ngkupAda dua pendekatan bag� para pengawas dan guru untuk mengkonstruks�kan ruang

l�ngkup mereka. Pendekatan pertama akan mel�batkan semua guru atau sekelompok guru dalam format pengembangan staf. Pendekatan yang la�n akan memerlukan seorang pengawas dan seorang guru yang bekerja dalam s�tuas� satu lawan satu.

a. Pendekatan kelompok untuk pengembangan ruang l�ngkup pend�d�kanDalam rangka pengembangan staff, para pengawas dapat bekerja dengan sekelompok

guru. Penjelasan tentang apa itu ruang lingkup dan bagaimana klarifikasi ruang lingkup b�sa membantu pekerjaan mereka harus d�ber�kan. Contoh-contoh ruang l�ngkup juga harus d�sed�akan. Kemud�an para guru akan menul�skan ruang l�ngkup mereka. Mereka harus d�dorong untuk menguj� coba �mej atau metafora yang menyatukan elemen-elemen ruang l�ngkup mereka. Dav�d Hunt, dalam karyanya dengan para guru, telah menemukan bahwa metafora membantu guru menunjukkan teor� yang terdapat pada kenyataan d� lapangan. Metafora sepert� memandu perjalanan, mem�mp�n orkestra, menambang emas, menjad� kapten d� sebuah kapal, dan menyutradara� sebuah drama mengandung keyak�nan-keyak�nan dan asums�-asums� tentang pembelajaran, kur�kulum tujuan sos�al sekolah dan pedagog�. Dengan menul�skan kata-kata memungk�nkan mereka memaham� metafora panduan mereka.

Guru-guru b�sa juga mengetahu� kons�stens� �nternal antara elemen-elemen ruang l�ngkup dan mencatat hal-hal yang perlu d�lakukan selama lat�han-lat�han ber�kutnya. Yang la�n akan mem�l�h pendekatan yang t�dak berstruktur, memb�arkan asums�-asums� mereka muncul ket�ka asums�-asums� tersebut d�ketahu� dan d�rasakan perlu ada, dar�pada memaksakan memasukkan asums�-asums� tersebut ke dalam kategor� yang t�dak cocok.

Page 213: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 207

Beberapa orang merasa nyaman menemukan suatu tempat yang suny� untuk menuliskan refleksi mereka. Normalnya, pemikiran-pemikiran ini akan muncul begitu saja, t�dakmenurut urutan pr�or�tas. Sekal� para guru menul�skan elemen-elemen ruang l�ngkup mereka, mereka dapat mula� mengelompokkan dan menempatkan elemen-elemen tersebut dalam urutan pr�or�tas.

Yang la�n akan merasa bosan dengan lat�hanmenul�s dan akan mencar� rekan sejawat untuk mend�skus�kan masalah tersebut. Kebebasan dalam bertukar p�k�ran ser�ng menimbulkan adanya proses klarifikasi. Contohnya, tape recorder bisa membantu membuat transkr�p pemb�caraan ber�kutnya. Yang la�n merasa tertolong dengan komb�nas� d�alog dan tul�san. Mereka b�sa merujuk pada pernyataan formal tentang tujuan-tujuan yang mem�l�k� satu s�stem atau sekolah untuk memula� proses �n�. Dengan mempelajar� tujuan-tujuan tersebut dan menyel�d�k� asums�-asums� yang mendasar�nya, guru b�sa menemukan w�layah-w�layah yang sesua� dan t�dak sesua�.

Walaupun guru-guru melakukan klarifikasi ruang lingkup mereka pada awalnya, dua langkah yang la�n akan terbukt� bermanfaat. Setelah menyatakan ruang l�ngkup secara tentat�f, para guru harus memband�ngkan ruang l�ngkup mereka dengan dua atau t�ga rekannya untuk menguj� w�layah-w�layah yang sesua� dan t�dak sesua�. Kadang-kadang hal ini mengarah pada modifikasi ruang lingkup mereka sendiri. Hal ini bisa juga menyadarkan k�ta pada kenyataan bahwa ada beg�tu banyak ragam perspekt�f. Tentu saja hal �n� juga membantu para guru membentuk t�m kerja. Mengetahu� b�as-b�as d�bal�k pendekatan satu sama la�n akan memungk�nkan para guru bekerja sama d� bag�an yang sesua� atau mungk�n melengkap� satu sama la�n.

Setelah para guru mend�skus�kan ruang l�ngkup mereka, mereka kemud�an harus memband�ngkannya dengan ruang l�ngkup s�stem atau sekolah. Hal �n� mungk�n t�dak tercantum dalam dokumen tertul�s, tap� sepert� dalam beberapa kasus, hal tersebut ada secara �mpl�s�t dalam keb�jakan operas�onal s�stem atau sekolah. Para guru mungk�n menemukan perbedaan yang mendasar antara tujuan-tujuan yang d�nyatakan oleh sekolah dan yang terjad� d� lapangan. Memunculkan perbedaan �tu send�r� merupakan pelayanan terhadap sekolah. Tujuan mempelajar� ruang l�ngkup sekolah yang d�nyatakan dan t�dak d�nyatakan adalah untuk memband�ngkan ruang l�ngkup sekolah dan ruang l�ngkup guru. J�ka mereka menemukan perbedaan yang mencolok d�antara mereka, para guru dan pengawas harus mencari solusi untuk mengatasi perbedaan tersebut, memodifikasi satu atau la�n hal supaya ruang l�ngkup mereka se�mbang.

J�ka para pengawas dan para guru bekerja sama merestrukturas� proses pend�d�kan d� sekolah atau s�stem mereka, lat�han �n� b�sa menjad� med�a untuk memula�nya. Sepert� yang d�sarkan M�chael Fulan bahwa perba�kan sekolah dan kelas perlu tumpang t�nd�h, dan para guru harus terus terl�bat dalam kedua perba�kan tersebut. D�skus� tentang ruang l�ngkup d�antara kelompok-kelompok guru sela�n berguna bag� mereka, juga b�sa mengarah pada ragam �n�s�at�f pengembangan staff.

Page 214: 16KONSEPDASARPENJAKES

208 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

b. Pemanfaatan �nd�v�du dalam pengembangan ruang l�ngkupPara pengawas b�sa juga memanfaatkan lat�han ruang l�ngkup kelompok untuk

bekerja dengan para guru secara �nd�v�du. D�skus� tentang ruang l�ngkup guru memungkinkan pengawas dan guru mengklarifikasi apa arti episode pengajaran bagi mereka. D�skus� semacam �tu memungk�nkan para guru dan pengawas meng�nterprestas� dan mengeksploras� kemungk�nan-kemungk�nan dalam ep�sod pengajaran dan rangka�an ep�sopde-ep�sode. Membuat ruang l�ngkup seseorang ekspl�s�t juga memungk�nkan pengawas dan guru mengeksploras� perbedaan d� antara ruang l�ngkup guru dalam teor� dan kenyataan d� lapangan. Contohnya, para guru mungk�n berper�laku meny�mpang dar� ruang l�ngkup yang d�nyatakannya. Lalu para pengawas dan para guru harus mend�skus�kan perbedaan yang jelas dna memaham� apakah pelaksanaan d� lapangan sepert� �tu perlu d�ubah untuk d�sesua�kan dengan ruang l�ngkup yang d�nyatakan. Yang d�tekankan d� s�n� bukan pada t�ndakan memperba�k� kesalahan, tetap�, pada t�ndakan mengklarifikasi pemahaman dan maksud-maksud kerja sama guru dan siswa.

Apabila para guru menjadi lebih reflektif terhadap pekerjaannya, mereka akan lebih matang dalam memaham� kons�stens� dan meresponse mur�d-mur�dnya. Lag�pula, melalu� d�skus� tentang ruang l�ngkup guru, para pengawas akan menerapkan kerangka percakapan akadem�s dengan guru tersebut berdasarkan bahasa dan perspekt�f guru �tu, dar�pada kerangka format yang umum untuk pengajaran. Dasar pemahaman antara pengawas dan guru mendukung pemb�caraan pos�t�f yang terus menerus, yang d�rasakan nyaman oleh para guru karena pemb�caraan tersebut berka�tan dengan agenda mereka sendiri daripada agenda birokrasi – mengisi formulir yang berisi tentang kategori-kategor� yang d�rancang orang la�n.

Jad�, konsep ruang l�ngkup ber�kut contoh-contoh ruang l�ngkup pend�d�kan jasman� d�ber�kan, jelaslah bahwa ruang l�ngkup d�buat berlandaskan asums�-asums�, keyak�nan-keyak�nan, s�kap-s�kap, dan n�la�-n�la� yang mendasar yang merupakan fondas� per�laku pend�d�k. Ruang l�ngkup cenderung membentuk keg�atan har�an pend�d�k. Dengan mendorong para guru mengklasifikasi ruang lingkup mereka, para pengawas dapat menstimulasi ragam refleksi para guru mengenai apa yang terjadi di lapangan.

Upaya untuk menelaah kembal� apa yang telah d�kerjakan dan baga�mana dampaknya b�sa d�lakukan dalam bentuk kelompok, membuat kemungk�nan-kemungk�nan untuk menata ulang kegiatan sekolah. Refleksi yang lain tentang apa yang terjadi di lapangan dapat juga berbentuk individu. Refleksi semacam itu dapat memberikan bahasa yang umum dan pengert�an d� antara pengawas dan guru yang b�sa menumbuhkan pandangan baru dalam pengajaran kemungk�nan-kemungk�nan baru untuk pembelajaran s�swa.

Page 215: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 209

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar �n�, maka kerjakanlah lat�han

�n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan tugas pengawas dan guru bekerja sama merestrukturas� proses pend�d�kan d� sekolah atau s�stem mereka, lat�han �n� b�sa menjad� med�a untuk memula�nya.

2. D�skus�kan tentang ruang l�ngkup d�antara kelompok-kelompok guru sela�n berguna bag� mereka, juga b�sa mengarah pada ragam �n�s�at�f pengembangan staff.

3. Jelaskan ruang l�ngkup d�buat berlandaskan asums�-asums�, keyak�nan-keyak�nan, s�kap-s�kap, dan n�la�-n�la� yang mendasar yang merupakan fondas� per�laku pend�d�k. Ruang l�ngkup cenderung membentuk keg�atan har�an pend�d�k.

4. Jelaskan mengenai mengenai tugas pengawas dalam menstimulasi ragam refleksi para guru mengena� apa yang terjad� d� lapangan.

RANGKUMANTeor� d� atas banyak mengungkap berbaga� hal terka�t dengan proses pengawasan dan

model supervisi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran termasuk pembelajaran pend�d�kan jasman� d� MI. Pelaksanaan pengawasan yang tepat sangat mendukung pos�t�f terhadap pelaksanaan pembelajaran, seh�ngga mutu has�l pembelajaran akan sangat d�rasakan oleh semua p�hak termasuk guru dan s�swa.

Tujuan pembelajaran menjad� salah satu �nd�kator keberhas�lan tercapa�nya has�l pend�d�kan harus d�topang oleh pelaksanaan pengawasan yang opt�mal oleh supervisor seh�ngga d�peroleh SDM yang cerdas dan berakhlak mul�a. Khususnya dalam men�ngkatkan k�nerja para guru pend�d�kan jasman� d� t�ngkat sekolah dasar, opt�mal�asas� penggunaan model superv�s� mutlak d�perlukan. Pelaksanaan superv�s� selama �n� mas�h terfokus pada pelaksanaan manajemen pembelajaran, belum menyentuh substans� persoalan pokok yang d�hadap� guru pend�d�kan jasman� d� lapangan.

Page 216: 16KONSEPDASARPENJAKES

210 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C,

atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Superv�sor pend�d�kan jasman� t�dak boleh mendom�nas� dalam pelaksanaan superv�s�, karena penekanan superv�s� pend�d�kan jasman� yang demokrat�s adalah:A. D�nam�ka C. Kooperat�f dan akt�fB. Aktrakt�f D. Kolaborat�f

2. Antara satu s�stem per�laku dengan s�stem per�laku la�nnya merupakan satu kesatuan yang �ntegral, dan sal�ng pengaruh mempengaruh� satu sama la�n. Oleh karena �tu, pelaksanaan superv�s� harus:A. Terpadu C. Inklus�fB. Integral D. Eksklus�f

3. Superv�s� pend�d�kan jasman� hendaknya bers�fat komprehens�f, art�nya program superv�s� Pend�d�kan jasman� harus mencakup:A. Satu aspek C. Dom�nan B. Seluruh aspek D. S�nerg�s

4. Superv�s� pend�d�kan jasman� bukanlah untuk mencar�-car� kesalahan bawahan, art�nya superv�sor harus bers�fat:A. Komun�kat�f C. Konstrukt�fB. Kolaborat�f D. Semua benar

5. Superv�s� pend�d�kan jasman� dalam penyusunan program, pelaksanaan dan evaluas� program harus bers�fat:A. Obyekt�f. C. Kreat�fB. Subyekt�f D. Inovat�f

Page 217: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 211

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r KB �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� set�ap Keg�atan Belajar yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada Modul selanjutnya, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� Keg�atan Belajar modul �n�, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. C2. B3. B4. C5. A

Page 218: 16KONSEPDASARPENJAKES

212 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 219: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 213

MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANIDAN KESEHATAN

6

Page 220: 16KONSEPDASARPENJAKES

214 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 221: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 215

MANAJEMEN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

PendahuluanManajemen pend�d�kan terd�r� dar� dua kata yang mem�l�k� makna berbeda, ya�tu:

manajemen dan pend�d�kan. Menurut Purwanto (2001:1) kata manajemen d�art�kan, “Sebaga� suatu keg�atan atau usaha untuk membantu, malayan�, mengarahkan, atau mengatur semua keg�atan d� dalam mencapa� suatu tujuan.” Sedangkan pend�d�kan d�makna� sebaga� usaha sadar melalu� serangka�an pembelajaran, pelat�han, dan pemb�mb�ngan dalam mengubah per�laku seseorang. Jad� penggunaan kata manajemen pend�d�kan merupakan apl�kas� �lmu manajemen ke dalam pend�d�kan. Dalam hal �n� Engkoswara (1987:25) mendefinisikan bahwa, “Manajemen pendidikan sebagai ilmu yang mempelajar� baga�mana menata sumber daya untuk mencapa� tujuan yang telah d�tetapkan secara produkt�f dan baga�mana menc�ptakan suasana yang ba�k bag� manus�a yang turut serta dalam mencapa� tujuan yang d�sepakat� bersama �tu.” Jad�, perbedaan manajemen pend�d�kan dan manajemen akan terletak pada pr�ns�p-pr�ns�p operas�onalnya dan bukan pada pr�ns�p-pr�ns�p umumnya. Dengan dem�k�an untuk memaham� manajemen pend�d�kan d�perlukan pemahaman atau penguasaan pr�ns�p-pr�ns�p manajemen umum, t�dak berart� bahwa pengetahuan manajemen la�n dapat d�terapkan d� dalam manajemen pend�d�kan.

Mesk�pun segala keg�atan yang d�lakukan dalam proses manajemen pend�d�kan pada akh�rnya bermaksud untuk mencapa� tujuan pend�d�kan yang telah d�tetapkan, namun manajemen pend�d�kan t�dak sama dengan pend�d�kan. T�dak semua keg�atan pencapa�an tujuan pend�d�kan �tu adalah manajemen pend�d�kan. Jad�, manajemen pend�d�kan merupakan segenap usaha bersama d� dalam proses pencapa�an tujuan pend�d�kan secara efektif dan efisien.

Setelah dengan seksama mempelajar� modul �n�, secara khusus Anda d�harapkan dapat:

1. Memaham� tentang keg�atan manajemen dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Page 222: 16KONSEPDASARPENJAKES

216 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2. Menerapkan kepem�mp�nan guru dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan.

Untuk membantu Anda mencapa� tujuan tersebut, modul �n� d�organ�sas�kan menjad� dua Keg�atan Belajar (KB), sebaga� ber�kut:

KB 1: Keg�atan manajemen pend�d�kan jasman� dan kesehatan KB 2: Kepem�mp�nan guru dalam pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan

Untuk membantu Anda dalam mempelajar� Modul �n�, ada ba�knya d�perhat�kan beberapa petunjuk belajar ber�kut �n�:

1. Bacalah dengan cermat bag�an pendahuluan �n� sampa� Anda memaham� secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan baga�mana mempelajar� modul �n�.

2. Baca sep�ntas bag�an dem� bag�an dan temukan kata-kata kunc� dar� kata-kata yang d�anggap baru. Car�lah dan baca pengert�an kata-kata kunc� tersebut dalam kamus yang Anda m�l�k�.

3. Tangkaplah pengert�an dem� pengert�an melalu� pemahaman send�r� dan tukar p�k�ran dengan mahas�swa la�n atau dengan tutor Anda.

4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajar� sumber-sumber la�n yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dar� berbaga� sumber, termasuk dar� �nternet.

5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan lat�han dan melalu� keg�atan d�skus� dalam keg�atan tutor�al dengan mahas�swa la�nnya atau tempat sejawat.

6. Jangan d�lewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang d�tul�skan pada set�ap akh�r keg�atan belajar. Hal �n� berguna untuk mengetahu� apakah Anda sudah memaham� dengan benar kandungan modul �n�.

Page 223: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 217

Kegiatan Manajemen Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Sebaga� proses dalam meng�mplementas�kan keb�jakan publ�k, manajemen pendidikan memiliki berbagai bidang garapan terutama dalam upaya mengefektifkan secara berkelanjutan dar� v�s� dan m�s� pend�d�kan. Menurut Engkoswara (2001:2) memaparkan bahwa w�layah kerja manajemen pend�d�kan, secara skemat�k dapat d�l�hat pada gambar ber�kut �n�:

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

Sebagai proses dalam mengimplementasikan kebijakan publik, manajemen

pendidikan memiliki berbagai bidang garapan terutama dalam upaya mengefektifkan

secara berkelanjutan dari visi dan misi pendidikan. Menurut Engkoswara (2001:2)

memaparkan bahwa wilayah kerja manajemen pendidikan, secara skematik dapat dilihat

pada gambar berikut ini:

Perorangan

Garapan

Fungsi SDM SB SFB

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan V

Kelembagaan

Gambar 1

Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

(Sumber: Dasar-dasar Manajemen Pendidikan, 2001)

Keterangan:

SDM = Sumber Daya Manusia

SB = Sumber Belajar

SFB = Sumber Fasilitas dan Dana

TPP = Tujuan Pendidikan yang Produktif

Gambar tersebut mengilustrasikan adanya fungsi dan wilayah manajemen

pendidikan yang terintegrasi satu sama lainnya. Fungsi uama manajemen pendidikan

TPP

Gambar 1Ruang L�ngkup Manajemen Pend�d�kan

(Sumber: Dasar-dasar Manajemen Pend�d�kan, 2001)

Keterangan:SDM = Sumber Daya Manus�aSB = Sumber BelajarSFB = Sumber Fas�l�tas dan DanaTPP = Tujuan Pend�d�kan yang Produkt�f

1

Page 224: 16KONSEPDASARPENJAKES

218 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Gambar tersebut meng�lustras�kan adanya fungs� dan w�layah manajemen pend�d�kan yang ter�ntegras� satu sama la�nnya. Fungs� uama manajemen pend�d�kan adalah membuat perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam b�dang pend�d�kan sedangkan garapannya menyangkut pengembangan SDM, sumber belajar (SB), dan sumber fas�l�tas dan dana (SFD). Fungs� dan garapan �n� menjad� instrument dalam pencapa�an tujuan pend�d�kan yang produkt�f (TPP) ba�k secara �nd�v�du maupun �nst�tus�. Engkoswara (2001:3) meny�mpulkan bahwa, “Kr�ter�a keberhas�lan dalam manajemen pend�d�kan adalah produkt�v�tas pend�d�kan.”

Pengawasan sebaga� bag�an dar� fungs� manajemen pend�d�kan yang d�bahas dalam konteks �n� adalah pengawasan pend�d�kan pada jalur sekolah yang d�lakukan oleh pengawas sekolah sebaga� aparat fungs�onal. Pelaksanaan pengawasan (superv�s�) d�tekankan pada pengawasan proses pembelajaran yang leb�h d�kenal dengan �st�lah instructional supervision. Menurut Sator� (1997) bahwa �st�lah instructional supervision mengacu pada, “M�s� utama organ�sas� pend�d�kan dalam s�stem persekolahan, ya�tu keg�atan pengawasan pend�d�kan yang d�tujukan untuk memperba�k� dan men�ngkatkan kual�tas pend�d�kan.”

Jad�, fokus utama pengawasan adalah terc�ptanya kual�tas proses pembelajaran bag� para s�swa. Untuk �tu, keunggulan dar� sebuah sekolah nampak pada kual�tas pembelajarannya yang direfleksikan melalui perilaku belajar siswa. Dalam hal ini Sergiovanni dan Starratt (1993:38) menjelaskan bahwa, “Superv�s�on �s a process des�gned to help teachers and superv�sors learn more about the�r pract�ce; to be better able to use the�r knowledge and sk�lls to better serve parents and schools; and to make the school a more effect�ve learn�ng commun�ty.” Maknanya adalah pengawasan merupakan sebuah proses yang d�rancang untuk membantu para guru dan para pengawas dalam mempelajar� leb�h banyak lag� tentang tugasnya; untuk leb�h ba�k lag� dalam member�kan layanan pada orang tua dan sekolah pengawas dan guru dapat menggunakan pengetahuan dan keteramp�lannya; dan untuk menjad�kan sekolah sebaga� masyarakat belajar yang leb�h efekt�f.

1. Pemb�naan Guru dalam Kaj�an Manajemen Pend�d�kan Manajemen merupakan proses yang berada pada tataran keb�jakan ba�k pada �nst�tus�

pemer�ntahan sepert� sekolah, m�l�ter maupun �nst�tus� non pemer�ntahan yang bers�fat pr�bad� atau masyarakat. Dalam �mplementas�nya manajemen �n� memerlukan upaya kreat�f dan mengandung banyak c�r�-c�r� kemasyarakatan dalam konteks yang leb�h luas. L�ngkup kemasyarakatan �n� sangat luas dengan berbaga� fenomena dan persoalan yang kompleks dan memerlukan upaya penyelesa�an s�stemat�s. Manajemen sebaga� upaya bersama d�harapkan mampu menjad� langkah mencar� solus� dar� persoalan tersebut secara efektif dan efisien. Wujud dari proses implementasi kebijakan ini sering diistilahkan dengan kata manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan serta organ�sas� yang menjad� �nstrument dalam pengamb�lan keputusan yang secara

Page 225: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 219

hol�st�k mem�l�k� keterka�tan h�rark�s satu sama la�n antara manajemen, manajemen, dan organ�sas� sepert� yang d�tamp�lkan pada gambar ber�kut:

upaya kreatif dan mengandung banyak ciri-ciri kemasyarakatan dalam konteks yang

lebih luas. Lingkup kemasyarakatan ini sangat luas dengan berbagai fenomena dan

persoalan yang kompleks dan memerlukan upaya penyelesaian sistematis. Manajemen

sebagai upaya bersama diharapkan mampu menjadi langkah mencari solusi dari persoalan

tersebut secara efektif dan efisien. Wujud dari proses implementasi kebijakan ini sering

diistilahkan dengan kata manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan serta organisasi yang menjadi instrument dalam pengambilan keputusan

yang secara holistik memiliki keterkaitan hirarkis satu sama lain antara manajemen,

manajemen, dan organisasi seperti yang ditampilkan pada gambar berikut:

Gambar 2

Hubungan Manajemen, Manajemen, dan Organisasi

MANAJEMEN

Bingkai Pembuat KeputusanPengaturan dan Pembimbing

MANAJEMEN

Melaksanakan kegiatan, mengawasiefektifitas berjalan berkelanjutan

ORGANISASI

Alat perantara untuk menyelesaikankeputusan dan menetapkan obyek

Gambar 2Hubungan Manajemen, Manajemen, dan Organ�sas�

Jad�, manajemen pend�d�kan mel�put� semua fungs� manajemen yang mencakup komponen perencanaan, pengarahan, pemb�ayaan, dan pengawasan dalam konteks pend�d�kan. Segala aspek pend�d�kan harus d�pert�mbangkan guna mencapa� sasaran ba�k m�kro, meso, maupun makro. Engkoswara (1987:43) memakna�, “Manajemen pend�d�kan sebaga� �lmu yang mempelajar� penataan sumber daya manus�a, kur�kulum atau sumber belajar dan fas�l�tas untuk mencapa� suasana yang ba�k bag� manus�a yang d�sepakat�.” Sementara Oteng Sut�sna (1983:19) memaparkan bahwa, “Manajemen

Page 226: 16KONSEPDASARPENJAKES

220 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pend�d�kan merupakan keseluruhan proses mencakup sumber daya manus�a dan mater�al yang d�manfaatkan secara efekt�f untuk mencapa� tujuan pend�d�kan secara efekt�f dan efisien.” Oleh karena itu, penataan manusia dalam lingkup pendidikan terdiri dari dinas pend�d�kan, pengawas, kepala sekolah, guru, dan s�swa serta komponen pendukung la�nnya sepert� kur�kulum dan med�a perlu d�berdayakan secara opt�mal dalam mera�h sasaran pend�d�kan.

Dalam konteks pemb�naan pend�d�kan secara umum ada t�ga bentuk utamanya, ya�tu: (a) pemb�naan dalam bentuk pengawasan; (b) pemb�naan dalam bentuk pengembangan kar�r; dan (c) pemb�naan dalam bentuk pelat�han.

2. Pemb�naan dalam bentuk pengawasanPemb�naan merupakan elemen pent�ng dalam konteks manajemen person�l pend�d�kan,

bahkan pemb�naan �dent�k dengan pengawasan. Dalam hal �n�, Soeweno (1992:2) memaparkan bahwa, “Pemb�naan guru d�sebut juga superv�s� pend�d�kan.” Pengawasan atau pemb�naan guru �n� pada dasarnya sebaga� akt�v�tas member�kan bantuan dan layanan terhadap guru agar men�ngkat kemampuan dan kual�tas pembelajaran dalam mera�h tujuan pend�d�kan. Sepert� yang tertuang dalam UUSPN No. 2 tahun 1989 menjelaskan (1989:52) bahwa, Pemb�naan berada dalam rangka�an pengawasan, ya�tu: Pengawasan leb�h merupakan upaya untuk member�kan b�mb�ngan pemb�naan, dorongan, dan pengayoman bag� satuan pend�d�kan yang bersangkutan yang d�harapkan terus menerus dapat men�ngkatkan mutu pend�d�kan maupun mutu pelayanan.

Namun, ada kalanya d� lapangan pelaksanaan pengawasan t�dak leb�h dar� hanya sekedar petugas yang sedang menjalankan fungs� manajemen sepert� pen�la�an, �npeks�, atau mencar�-car� kesalahan para guru. Sebaga� mana Rusl� Lutan, dkk. (2002:129) paparkan bahwa, ”Kedudukan pengawas (supervisor) leb�h tepat d�sebut m�tra guru dalam memecahkan masalah dan membangk�tkan perubahan dar� dalam sekolah.” Kond�s� �n�lah yang menjad�kan pengawasan mengandung makna luas dan dalam, serta mem�l�k� perspekt�f jauh ke depan.

Banyak d�temukan praktek pengawasan d� sekolah yang d�rasakan kurang efekt�f untuk men�ngkatkan mutu pengajaran. Praktek pengawasan �n� d�laksanakan berdasarkan manajemen trad�s�onal yang memandang guru sebaga� pelaksana kur�kulum dan s�stem pengajaran belaka. Dalam hal �n�, pengawasan d�lakukan untuk menjam�n agar guru mengajar sesua� dengan petunjuk kur�kulum pengajaran yang telah d�tetapkan. Pengawasan semacam �n� mas�h d�rasakan d� dun�a persekolahan dewasa �n�, mesk�pun manajemen trad�s�onal semacam �n� sudah t�dak favor�t lag�. Bahkan sekarang �n� sudah bergeser pada pengawasan pengembangan sumber daya manus�a dengan pengamb�lan keputusan bersama menjad� c�r� khasnya. Sebaga� mana Serg�ovann� dan Starratt (1993:267) paparkan, “Teachers and superv�sors share respons�b�l�ty for plann�ng, development, and prov�s�on of staff-development act�v�t�es.” Asums�nya bahwa keputusan bersama d�buat leb�h ba�k, manakala guru merasa mem�l�k� dan mempunya� kom�tmen yang

Page 227: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 221

men�ngkat terhadap keputusan tersebut. Dengan dem�k�an kesuksesan dalam pekerjaan akan men�ngkat pula. Jad�, komponen pertama dalam konsep pemb�naan guru adalah pengawasan. Dalam keg�atan pemb�naan ada dua p�hak yang terl�bat d�dalamnya, ya�tu: (1) p�hak yang melayan� terd�r� dar� pen�l�k sekolah, kepala sekolah, pemb�na la�nnya d� lapangan dan (2) p�hak yang d�layan� yakn� guru sebaga� pelaksana tugas membelajarkan s�swa agar men�ngkat kual�tas h�dupnya. Djam’an Sator� (1997:21) memaparkan bahwa, “Fokus utama superv�s� pend�d�kan adalah kual�tas proses pembelajaran peserta d�d�k.”

Peningkatan sekolah dengan membantu para guru merefleksikan dalam bentuk praktek, untuk mau belajar leb�h banyak tentang apa yang mereka lakukan dan mengapa, untuk mendorong pen�ngkatan d�r�, untuk sal�ng berbag� akan hal-hal yang telah d�ketahu� kepada teman la�n, dan mendorong untuk men�ngkatkan kemampuan. Kesemuanya �n� menjad� kunc� dalam melakukan pengawasan. Dengan dem�k�an guru d�harapkan leb�h profess�onal dalam menjalankan kar�rnya sebaga� pend�d�k.

Tujuan dan akt�v�tas pengawasan mel�batkan perubahan. Perubahan merupakan sesuatu yang t�dak mudah tetap� harus d�upayakan. Sebaga� pengawas akan d�hadapkan pada berbaga� hal yang menyul�tkannya, namun baga�mana dengan kerja kerasnya pengawas mencoba untuk men�ngkatkan kual�tas pengajaran secara �nd�v�du atau kolekt�f d� sekolah agar menjad� budaya dan �kl�m yang nyaman bag� guru dan s�swa. Suasana dan budaya sangat d�pengaruh� oleh keb�jakan adm�n�strat�f; dan bahkan leb�h tertutup terutama dalam hal hubungan antar �nd�v�du dengan proses belajar mengajarnya. Hal �n�lah yang menjad� w�layah garapan pengawasan. Untuk alasan �n�, maka pengawasan mem�l�k� peranan utama dalam membangun �kl�m dan budaya sekolah. Dalam pend�d�kan jasman� pengawasan harus d�arahkan pada pen�ngkatan mutu pembelajaran pend�d�kan jasman� yang d�tekankan pada pembangk�tan dorongan untuk berubah dar� dalam.

Kenyataannya, khusus untuk b�dang pend�d�kan jasman�, mas�h ada para pengawas (supervisor) yang memaham� pengawasan sebaga� bentuk pen�la�an atau �npeks� terhadap guru pend�d�kan jasman�. Kenyataan tersebut juga menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan t�dak leb�h dar� hanya sekedar petugas yang sedang menjalankan fungs� manajemen sepert� pen�la�an, �npeks�, atau mencar�-car� kesalahan para guru pend�d�kan jasman�, bahkan yang leb�h parah pengawas t�dak paham tentang baga�mana pelaksanaan pembelajaran pend�d�kan jasman� sebenarnya.

3. Pemb�naan dalam bentuk pengembangan kar�rPemb�naan guru sebenarnya leb�h menekankan pada pertumbuhan profes�onal

dengan �nt� keahl�an secara tekn�s serta dukungan kepr�bad�an dan s�kap profess�onal, maka pemb�naan guru sangat pent�ng terutama membekal�nya saat berada d� lapangan. Fakry Gaffar (1987: 158-159) memaparkan bahwa, “Pemb�naan guru merupakan suatu keharusan untuk mengatas� permasalahan tugas d� lapangan.” Oleh karena �tu, memberdayakan guru secara opt�mal d�perlukan pemb�naan yang tepat ba�k dalam aspek

Page 228: 16KONSEPDASARPENJAKES

222 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

karir, mental, maupun fisik.

Pemb�naan guru salah satu bentuknya adalah pengembangan sumber daya manus�a. Dalam hal �n� Castetter (1996:232) memaparkan mengena� pengembangan staf sebaga� ber�kut: Staff development is preminent among those processes designed by the system to attract, retain, and improve the quality and quantity of staff members needed to solve its problems and to achieve its goals. The process of staff development is vitally linked to human resources planning because, as it will be recalled, a sound human resource plan calls for: (1) Improving the performance in their present positions of all incumbent position holders; (2) Developing key skills of selected personnel so as to fill anticipated vacancies; (3) Promoting the self development of all personnel in order to enhance their influence as individual and to facilitate satisfaction; (4) Provide a basis for identifying and developing successors in each employee group from executives to support personnel across the school system.

Pengembangan staf sebaga� proses pen�ngkatan melalu� keg�atan yang menekankan pada pendekatan real�sas� d�r�, pertumbuhan d�r�, dan pengembangan d�r�. Jad�, pemb�naan melalu� pengembangan tersebut mel�put� pen�ngkatan dan pertumbuhan kemampuan, s�kap, sk�ll, dan pengetahuan. Sebaga� mana W�narno Surachmad (1983:179) paparkan bahwa, “Pemb�naan guru mel�put� �lmu pengetahuan, keteramp�lan, kepr�bad�an, dan kesejahteraan guru, serta pelayanan kepegawa�an dan jenjang kar�r.” Aspek-aspek �n�lah yang harus menjad� perhat�an utama dalam upaya pengembangan sumber daya manus�a guru d� sekolah. Hal tersebut tersurat dalam Undang-Undang S�stem Pend�d�kan Nas�onal bahwa upaya pemb�naan mutu guru yang d�laksanakan bertujuan agar guru bekual�tas t�ngg�, mempunya� wewenang mengajar serta mampu melaksanakan tugas memb�mb�ng, mengajar, dan atau melat�h. Maka dar� �tu, pemb�naan guru harus menjad� program yang d�rancang sekolah maupun organ�sas� penyelenggara pend�d�kan yang d�adakan oleh p�hak guru dengan langkah-langkah mel�put� perencanaan, �mplementas�, dan evaluas�.

Pemb�naan guru merupakan pengembangan kar�r. Kar�r adalah kerja h�dup (l�fe’s work) atau keberhas�lan �nd�v�du dalam pekerjaan yang d�p�l�h untuk mengantarkannya menuju keh�dupan yang leb�h ba�k. Pemb�naan kar�r bag� guru adalah perlu dan menjad� proses dalam pen�ngkatan kemampuan berupa per�laku dan s�kap pos�t�f ba�k untuk d�r�nya maupun masyarakat. Pemb�naan kar�r akan berlangsung leb�h cepat apab�la orang tersebut memaham� dan mel�hat dengan jelas tentang har� depannya. Maka pemb�naan kar�r dapat d�mot�vas� melalu� berbaga� cara la�nnya sepert� (a) kena�kan pangkat dan golongan, (b) kena�kan gaj� atau kompensas�, (c) pember�an penghargaan dan puj�an, (d) pember�an tugas yang sesua� dengan kemampuannya, (e) pen�ngkatan dalam s�tuas� kerja dan jam�nan h�dup layak, (f) evaluas� obyekt�f dar� atasan, dan (g) pemb�naan berkelanjutan. Dalam proses pemb�naan kar�r d� b�dang kepend�d�kan d�kemukakan Castetter (1996:235) sebaga� ber�kut: Personal characteristics criteria: health, appearance, loyality, work motivation, cooperation, and interpersonal relations. Process criteria: in-class behavior, teacher presentation, questions, feedback, teaching style, effective style, and individualization. Out of class behavior: non instructional responsibilities. Product criteria:

Page 229: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 223

student accomplishments, as measured by tests, projects, and observation of student behavior. Multiple criteria: a combination of traits, product, or process.

Kr�ter�a tersebut mengacu pada dua d�mens�, ya�tu: d�mens� proses dan d�mens� produk. Adapun yang menjad� kr�ter�a utamanya adalah kual�tas pemb�naan kemampuan profes�onal yang mel�put� dua hal sebaga� ber�kut: (a) proses, pemb�naan yang sesua� dengan kebutuhan pengajaran, kebutuhan guru, dan sesua� dengan program kerja dan (b) produk, keberhas�lan pemb�naan d�l�hat dar� perubahan dan pen�ngkatan pengetahuan, s�kap, sk�ll dalam ka�tan pengajaran.

Jad�, pemb�naan kar�r sebaga� upaya membantu dan melayan� guru melalu� penc�ptaan l�ngkungan yang kondus�f bag� pen�ngkatan kual�tas pengetahuan, sk�ll, s�kap, ked�s�pl�nan, serta pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan guru agar mau dan mampu berkreas� dalam upaya men�ngkatkan d�r� dan efekt�v�tas pembelajaran dalam upaya mencapa� tujuan pend�d�kan. Dengan kata la�n, pemb�naan guru bertujuan untuk men�ngkatkan kesadaran dan kemampuan guru mengembangkan d�r� sebaga� pekerja profess�onal. Serg�ovann� dan Starratt (1993:266) jelaskan, “The concept of staff development, �n contrast, seems more �n tune w�th the v�ew of teach�ng as a profess�on.” Untuk �tu, pemb�naan kar�r sebaga� guru profess�onal pada semua jenjang pend�d�kan perlu d�c�ptakan sedem�k�an rupa seh�ngga cukup member�kan kepuasaan kepada para guru untuk tetap berada dalam jabatanya sebaga� guru, karena daya tar�k jabatan guru sama dengan menjad� pejabat structural la�nnya atau yang berkar�r d� l�ngkungan b�rokras�. Namun kenyataan d� lapangan menurut Sut�sna (1990:23) bahwa, “Belum ada pola pemb�naan kar�r guru yang s�st�mat�s.”

4. Pemb�naan dalam bentuk pend�d�kan dan lat�hanMenurut Ded� Supr�ad� dan Fasl� Jalal (2001:223) menjelaskan bahwa, ”Pemb�naan

mutu guru perlu secara sungguh-sungguh member�kan perhat�an kepada melat�h kepekaan guru terhadap latar belakang peserta d�d�k yang semak�n beragam terutama pada pend�d�kan dasar sebaga� konsekuens� dar� semak�n terbukanya akses peserta d�d�k terhadap sekolah.” Pend�d�kan dan pelat�han merupakan upaya pemb�naan guru yang ser�ng d�lakukan guna men�ngkatkan k�nerja dan produkt�v�tas guru. Sebaga� mana yang d�kemukakan Becker (1993:17) bahwa, “Educat�on and tra�n�ng are the most �mportant �nvestments �n human cap�tal.” Karena pend�d�kan dan lat�han menjad� bag�an pent�ng dar� �nvestas� pembangunan sumber daya manus�a. Oleh karena �tu dalam pelaksanaannya pemb�naan guru dapat d�lakukan secara �nd�v�dual atau kelompok.

Dalam pemb�naan guru telah d�tegaskan bahwa pend�d�kan dan pelat�han guru menjad� bag�an terpent�ng dalam pengembangan d�r� dan �nst�tus� kepend�d�kan. Salah satu s�s� yang harus d�perhat�kan guru dalam rangka pen�ngkatan kual�tas pengajaran adalah menc�ptakan suasana l�ngkungan mengajar yang menyenangkan, mengajar yang berwawasan l�ngkungan sangat pent�ng dalam usaha pen�ngkatan efekt�v�tas

Page 230: 16KONSEPDASARPENJAKES

224 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pembelajaran.

Sebaga� guru profes�onal harus selalu men�ngkatkan pengetahuan, s�kap dan keteramp�lannya secara terus menerus. Apalag� dalam jabatan fungs�onal harus mampu untuk menjawab tantangan perkembangan masyarakat, karena jabatan guru harus selalu d�kembangkan dan d�mutah�rkan. Dalam bers�kap guru harus selalu mengadakan pembaruan sesua� dengan tuntutan tugasnya. Usaha perba�kan dan pen�ngkatan kual�tas mengajar guru d�laksanakan melalu� berbaga� keg�atan pemb�naan d�antaranya melalu� On–Serve Education. Karena guru pend�d�kan jasman� d� SD sebaga� guru b�dang stud� maka pola pend�d�kan dan pelat�han semacam �n� sangat tepat. Keg�atannya dalam bentuk layanan yang d�ber�kan kepada para guru untuk b�dang stud� pend�d�kan jasman� d� tempat mereka mengajar ba�k secara �nd�v�dual maupun secara kelompok. Keg�atannya d�lakukan d� pusat-pusat keg�atan belajar mengajar d� sekolah, maupun pen�ngkatan kual�tas melalu� lembaga pend�d�kan yang formal.

Kes�mpulannya, pemb�naan guru pend�d�kan jasman� d� SD perlu d�t�ngkatkan secara berkelanjutan dan terpadu, ba�k pemb�naan dalam bentuk pengawasan, pengembangan kar�r, atau pend�d�kan dan pelat�han. Upaya tersebut d�harapkan dapat men�ngkatkan profes�onal�sas� guru pend�d�kan jasman� d� SD yang pada akh�rnya mampu membangun generas� bangsa yang leb�h berkual�tas ba�k sebaga� pr�bad� maupun sebaga� makhluk sos�al.

B. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pengawasan Manajemen mutu (kual�tas) merupakan salah satu langkah strateg�k dalam

membangun lembaga yang leb�h berstandar secara umum. Pengawasan yang menjad� bag�an dar� manajemen telah menempatkannya untuk leb�h eks�s guna mendorong para pelakunya agar leb�h sol�d dan pedul� akan mutu pembelajarannya. Oleh karena �tu, kesuksesan lembaga d� masa yang akan datang harus respons�f sebaga�mana dun�a yang mengel�l�ng�nya. Lembaga bukan merupakan kesatuan yang stat�s, namun terbentuk, tumbuh, matang, mem�l�k� kekurangan, mengalam� pembaharuan dan rev�tal�sas�. Daur perkembangan yang terjad� �dent�k dengan yang terjad� pada lembaga la�nnya d�mana operas�onal�sas� pembelajaran berada pada l�ngkungan yang d�warna� deregulas� yang secara per�od�k d�evaluas�..

Set�ap tahap dalam daur h�dup organ�sas� mem�l�k� tantangannya send�r�. Pada set�ap tahap tersebut suatu lembaga harus berubah, beradaptas� dan berkembang. Manajemen mutu terpadu yang d�terjemahkan dar� �st�lah Total Quality Management (TQM) dengan kekuatannya merupakan strateg� perencanaan jangka panjang dan mel�batkan seluruh staf dalam pen�ngkatan yang berkelanjutan, member�kan alat untuk menghadap� tantangan pada set�ap tahap. Djam’an Sator� (1997:10) memakna� manajemen mutu terpadu sebaga�, “Suatu s�kap mental dalam proses produks� barang dan jasa. Proses produks� akan menghas�lkan suatu produk yang bermutu t�ngg�, b�la terdapat pengendal�an mutu dalam set�ap tahap atau proses.” Jad� manajemen mutu �n� harus sudah menjad� bag�an

Page 231: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 225

melekat dalam set�ap langkah keh�dupan guru bahkan kalau memungk�nkan harus sudah mendarah dag�ng dalam menjalankan profes�nya dalam dun�a pend�d�kan.

Khusus dalam dun�a pend�d�kan, penerapan manajemen mutu terpadu merujuk pada semak�n berkembangnya kerja kelompok pada t�ngkat sekolah. Penerapan manajemen mutu terpadu ini dalam dunia pendidikan didorong oleh munculnya periode demografi peserta d�d�k yang sedang mengalam� perubahan, semak�n berkurangnnya sumber dana dar� pemer�ntah, serta persa�ngan yang semak�n men�ngkat secara dramat�s. J�ka pesan mutu terpadu d�adops� dan lembaga mengembangkan strateg� adaptas�, seh�ngga menemukan cara untuk selalu dekat dengan pengguna layanan pend�d�kan. Lembaga harus menetapkan tujuannya secara per�od�k dan mengevaluas�nya secara terus menerus.

1. Bentuk dan struktur manajemen mutu Terdapat bentuk yang benar bag� organ�sas� untuk mengadops� manajemen mutu.

Struktur harus d�sesua�kan j�ka �ng�n mengembangkan proses manajemen mutu. Dar� fakta menekankan bahwa dengan berkembangnya manajemen mutu terpadu, maka banyak h�rark� yang d�kurang�. Organ�sas� strukturnya menjad� leb�h sederhana, ramp�ng dan d�bangun dar� t�m kerja yang kuat. Beberapa ahl� sepert� Tom Peters memper�ngatkan tentang kerum�tan struktur yang dapat menyebabkan kesul�tan. H�rark� yang t�ngg� dengan manajemen yang berleb�han dapat men�mbulkan kesul�tan untuk bekerja secara efekt�f.

Manajemen mutu meletakkan dasar pada t�m kerja. Pengembangan dan penguatan t�m kerja merupakan hal yang d�sorot dalam manajemen mutu. Dalam hal pengawasan yang berleb�han dar� manajemen dan fungs� penjadwalan dapat d�kurang�. Organ�sas� dar� prespekt�f �n� d�rancang untuk melayan� pelanggan. Dalam ka�tan �n�, seluruh bag�an dan s�stem harus bersesua�an. Keberhas�lan un�t-un�t tersebut mempengaruh� keberhas�lan organ�sas� secara keseluruhan.

Kepem�mp�nan adalah hal yang esens�al dalam manajemen mutu terpadu �n�. Pem�mp�n harus mem�l�k� v�s� dan dapat menterjemahkannya ke dalam keb�jakan dan tujuan khususnya dengan jelas. Mutu terpadu merupakan suatu ke�ng�nan dan jalan h�dup organ�sas� yang menganut pesan-pesannya. Para ahl� manajemen mencoba untuk memberikan pertimbangan spesifik dalam kepemimpinan pendidikan. Preskr�ps�nya tentang mutu yang d�perlukan oleh seorang pem�mp�n pend�d�kan yang melihat bahwa pemimpin pendidikan membutuhkan kualifikasi pengawas yang harus mengkomun�kas�kan n�la�-n�la� lembaga pada guru, s�swa dan masyarakat luas.

2. Member�kan wewenang pada guruPember�an wewenang menjad� sebuah kom�tmen yang d�ber�kan tentang pent�ngnya

kual�tas d� sekolah. Kom�tmen memerlukan antus�asme yang t�dak berkesudahan terhadap pen�ngkatan kual�tas. Kom�tmen memerlukan promos� dan perhat�an tentang

Page 232: 16KONSEPDASARPENJAKES

226 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

cara baru serta memerlukan kaj�an ulang yang konstan tentang set�ap t�ndakan yang telah d�laksanakan. Kepem�mp�nan untuk menc�ptakan suatu l�ngkungan pend�d�kan yang baru, secara khusus d�fokuskan pada kepem�mp�nan untuk pember�an wewenang. Untuk �tulah dalam proses pengawasan akan selalu mel�batkan guru dan staf dalam akt�v�tas pemecahan masalah, dengan menggunakan metoda �lm�ah dan pr�ns�p stat�st�k mutu.

3. Pent�ngnya kelompok kerja dalam pend�d�kanUntuk menc�ptakan manajemen mutu yang efekt�f, maka konsep budaya kelompok

kerja harus d�perluas dan d�penetras�kan pada seluruh lembaga dan d�gunakan secara luas, termasuk untuk pengamb�lan keputusan dan pemecahan masalah. Dalam manajemen mutu penetapan kelompok t�dak hanya untuk memperlancar pekerjaan. Kelompok �n� merupakan suatu fungs� yang sangat pent�ng, karena dapat d�gunakan untuk mencapai tujuan dalam suatu proyek yang sifatnya spesifik. Proyek jangka pendek dan t�m pen�ngkatan merupakan elemen kunc� dalam member�kan pen�ngkatan kual�tas. Keuntungan tambahan dar� adanya kelompok �n� adalah t�m �n� menyebabkan terl�batnya banyak person�l dalam proses kual�tas terpadu. Kelompok �n� menjad� motor penggerak bag� pen�ngkatan kual�tas.

Pen�ngkatan kual�tas d�kerjakan oleh sejumlah kelompok kerja yang memfokuskan pada proyek-proyek kec�l. Proyek �n� d�desa�n untuk memecahkan masalah pen�ngkatan atau masalah desa�n proses pekerjaan yang baru. Keberhas�lan pada kelompok yang kec�l agar memperoleh keberhas�lan yang leb�h besar. Sebaga� mana d�ketahu� bahwa kekuatan yang d�butuhkan untuk pen�ngkatan kual�tas adalah datang dar� orang-orang yang bekerja secara harmon�s. Konsep �novat�f manajemen kual�tas strateg�k adalah adanya kelompok ahl� yang mampu med�sa�n sebuah upaya pen�ngkatan kual�tas secara leb�h jauh dalam pend�d�kan. Kelompok dalam pend�d�kan yang pent�ng m�salnya: KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah) dan KKG (Kelompok Kerja Guru). T�m �n� d�pandang mem�l�k� fungs� pent�ng sepert�: (a) men�ngkatkan tanggung jawab atas kual�tas pengajaran, (b) men�ngkatkan tanggung jawab atas penggunaan waktu guru, penggunaan waktu staf dan mater�al yang d�gunakan, (c) sebaga� sarana pengawasan, evaluas� dan pen�ngkatan mutu.

5. Strateg� pen�ngkatan mutuPend�d�kan seba�knya mempelajar� mengena� baga�mana menggunakan dan meng�nter-

prestas�kan strateg� dasar yang pal�ng banyak d�apl�kas�kan dalam upaya pen�ngkatan kualitas. Alat-alat identifikasi dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Penggunaan alat-alat �n� memerlukan keberan�an, dengan ser�ngnya d�gunakan, maka akan menjad� bag�an dar� budaya pengamb�lan keputusan dalam lembaga.

1) Bra�nstorm�ng adalah strateg� manajemen mutu yang �deal. Dengan cara �n� memungk�nkan pengembangan kreat�v�tas t�m dan member�kan kesempatan pada

Page 233: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 227

mereka untuk menyampa�kan �de dan �su secara cepat. Ses� sumbang saran �n� seba�knya memerlukan waktu sek�tar 10-15 men�t.

2) Strateg� mengelompokkan sejumlah �de pendapat atau �su untuk kemud�an dikategorisasikan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi ide mana yang paling terka�t pada masalah dar� pada yang la�nnya. Network �n� d�n�la� leb�h kreat�f dar�pada penggunaan proses log�ka. Cara �n� d�n�la� sederhana dan merupakan proses yang sangat kuat j�ka d�mula� dengan sumbang saran.

Tekn�k �n� dapat d�gunakan untuk meyak�nkan bahwa lembaga mengetahu� s�apa sebenarnya pelanggannya dan dapat mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk melayan� para pelanggan tersebut. Proses d�agram menyed�akan data l�ngkungan yang mendukung operas�onal proses.

Proses

Pelanggan

Suplier

Suplier Pelanggan

Sumber-sumber

(Fisik dan Finansial)

Gambar 3

Manajemen dan Pengawasan

6. Perencanaan strategis mutu dalam pengawasan

Jika manajemen mutu merupakan program perubahan budaya jangka panjang

sehingga hal itu harus direncanakan, sebagai berikut:

1) Mutu pengawasan tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan. Mutu

pengawasan memerlukan pendekatan secara sistematik dengan menggunakan proses

perencanaan yang strategis. Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, lembaga tidak

dapat merencanakan peningkatan mutu pengawasan. Proses perencanaan strategis

dalam pembelajaran diadopsi dari metoda yang serupa dalam bidang lainnya.

Strategi ini dipergunakan untuk menetapkan misi, tujuan dan kekuatan analisis,

kelemahan kesempatan dan memperkuat arti.

2) Perencanaan strategik memungkinkan adanya formulasi prioritas jangka panjang dan

memungkinkan perubahan yang terjadi pada lembaga diatasi secara rasional. Tanpa

adanya suatu strategi, maka lembaga tidak dapat menentukan apa yang terbaik untuk

ditempatkan pada prioritas pengembangan pertama kali. Pentingnya upaya strategis

ini tidak saja untuk mengembangkan rencana kerja sama; tetapi lebih jauh adalah

PROSES

Sumber-sumber(Fisik dan Finansial)

Gambar 3 Manajemen dan Pengawasan

6. Perencanaan strateg�s mutu dalam pengawasanJ�ka manajemen mutu merupakan program perubahan budaya jangka panjang

seh�ngga hal �tu harus d�rencanakan, sebaga� ber�kut:

1) Mutu pengawasan t�dak terjad� beg�tu saja, tetap� harus d�rencanakan. Mutu pengawasan memerlukan pendekatan secara s�stemat�k dengan menggunakan proses perencanaan yang strateg�s. Tanpa arahan jangka panjang yang jelas, lembaga t�dak dapat merencanakan pen�ngkatan mutu pengawasan. Proses perencanaan strateg�s dalam pembelajaran d�adops� dar� metoda yang serupa dalam b�dang la�nnya. Strateg� �n� d�pergunakan untuk menetapkan m�s�, tujuan dan kekuatan anal�s�s, kelemahan kesempatan dan memperkuat art�.

Page 234: 16KONSEPDASARPENJAKES

228 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2) Perencanaan strateg�k memungk�nkan adanya formulas� pr�or�tas jangka panjang dan memungk�nkan perubahan yang terjad� pada lembaga d�atas� secara ras�onal. Tanpa adanya suatu strateg�, maka lembaga t�dak dapat menentukan apa yang terba�k untuk d�tempatkan pada pr�or�tas pengembangan pertama kal�. Pent�ngnya upaya strateg�s �n� t�dak saja untuk mengembangkan rencana kerja sama; tetap� leb�h jauh adalah agar pengawasan dapat mengkaj� ulang tentang baga�mana hubungan guru dengan peserta d�d�knya.

7. Pengawasan dan evaluas�S�stem mutu selalu membutuhkan suatu umpan bal�k. Mekan�smenya harus

d�tempatkan secara jelas guna meyak�nkan bahwa has�lnya dapat d�anal�s�s berdasarkan rencana yang d�buat. Untuk meyak�nkan bahwa evaluas� d�awas� secara �nd�v�du dan lembaga, maka harus d�t�njau dar� t�ga t�ngkatan, sebaga� ber�kut:

1) Immed�ate (Segera/Sekarang). Mel�put� pengecekan har�an tentang kemajuan s�swa. Jen�s evaluas� �n� bers�fat �nformal dan b�asanya d�lakukan oleh guru atau pada t�ngkat t�m.

2) Jangka Pendek. Tahap �n� memerlukan alat evaluas� yang leb�h terstruktur dan leb�sh spesifik. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa murid telah mencapai prestasi sesua� dengan potens� yang d�m�l�k�nya.

3) Jangka Panjang. Merupakan suatu t�njauan luas tentang kemajuan yang d�capa� berdasarkan tujuan strateg�s yang telah d�rencanakan. In� merupakan evaluas� utama. Evaluas� jangka panjang �n� memerlukan sampel dalam skala besar.

Adanya umpan bal�k merupakan hal yang sangat pent�ng untuk memperk�rakan dan menjam�n mutu yang d�ber�kan. Mutu s�stem akan memerlukan dokumentas� mekan�sme evaluas� yang d�lakukan lembaga untuk memon�tor prestas� �nd�v�dual dan keberhas�lan program. Part�s�pas� peserta d�d�k dalam memperk�rakan kemajuannya dan pengalamannya merupakan elemen yang sangat pent�ng. Metoda yang d�gunakan dapat berupa catatan prestas�, rev�ew pertemuan, angket dan �nternal aud�t. Apapun metoda yang d�paka� yang pent�ng harus sesua� dengan proses.

C. Organisasi Pembelajaran dalam PengawasanOrgan�sas� pembelajaran merupakan suatu organ�sas� yang telah mengembangkan

kapas�tas berkes�nambungan untuk menyesua�kan d�r� dan berubah. Menurut Garv�n (1993:80),”A learn�ng organ�zat�on �s an organ�zat�on sk�lled at creat�ng, acqu�r�ng, and transferring knowledge, and at modifying its behavior to reflect new knowledge and �ns�ghts.” Organ�sas� pembelajaran leb�h d�fokuskan pada ”apa” dan menggambarkan s�stem, pr�ns�p-pr�ns�p, dan karakter�st�k organ�sas� bahwa belajar dan has�l adalah satu kesatuan. Organ�sas� pembelajaran d�dalamnya terdapat d�mens� pembelajaran organ�sas�. Karakter�st�k dar� organ�sas� pembelajaran, menurut Marquardt (1996:21),

Page 235: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 229

terd�r� dar� l�ma hal, ya�tu: ”(1) learn�ng, (2) organ�zat�on, (3) people, (4) knowledge, and (5) technology.” Kel�ma karater�st�k organ�sas� pembelajaran merupakan sebuah s�stem yang sal�ng berhubungan satu sama la�n.

Gambar 4

Sistem Organisasi Pembelajaran

(Sumber: Building The Learning Organization, 1996)

a. Pembelajaran (learning) merupakan bagian pokok dari subsistem dalam organisasi

pembelajaran. Ada tiga tingkat pembelajaran dalam organisasi pembelajaran, yaitu:

(1) pembelajaran individual berkenaan dengan perubahan keterampilan, pemahaman,

pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh melalui belajar mandiri dan observasi;

(2) pembelajaran kelompok untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

kompetensi kemahiran dengan dan di dalam kelompok; (3) pembelajaran organisasi

untuk mempertinggi intelektual dan kemampuan produktif yang diperoleh melalui

kebersamaan komitmen dan kesempatan untuk kontinuitas perbaikan.

b. Organisasi merupakan latar dan tubuh dalam terjadinya pembelajaran. Ada empat

dimensi dalam organisasi, yaitu: (1) budaya, yang menunjuk pada nilai-nilai,

kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, dan adat istiadat organisasi; (2) visi, menangkap

harapan, sasaran dan arahan untuk masa depan. Ini adalah cita-cita organisasi yang

disampaikan di dalam dan di luar organisasi; (3) strategi, berhubungan dengan

tindakan perencanaan, metodologi, taktik, dan langkah-langkah guru dan pemanfaatan

pembelajaran dalam semua tindakan; dan (4) struktur, artinya perampingan struktur

dan memaksimalkan hubungan di dalam dan di luar organisasi.

Learning

Organizati People

KnowledgeTechnology

Gambar 4S�stem Organ�sas� Pembelajaran

(Sumber: Bu�ld�ng The Learn�ng Organ�zat�on, 1996)

a. Pembelajaran (learn�ng) merupakan bag�an pokok dar� subs�stem dalam organ�sas� pembelajaran. Ada t�ga t�ngkat pembelajaran dalam organ�sas� pembelajaran, ya�tu: (1) pembelajaran �nd�v�dual berkenaan dengan perubahan keteramp�lan, pemahaman, pengetahuan, s�kap, dan n�la� yang d�peroleh melalu� belajar mand�r� dan observas�; (2) pembelajaran kelompok untuk men�ngkatkan pengetahuan, keteramp�lan dan kompetens� kemah�ran dengan dan d� dalam kelompok; (3) pembelajaran organ�sas� untuk mempert�ngg� �ntelektual dan kemampuan produkt�f yang d�peroleh melalu� kebersamaan kom�tmen dan kesempatan untuk kont�nu�tas perba�kan.

b. Organ�sas� merupakan latar dan tubuh dalam terjad�nya pembelajaran. Ada empat d�mens� dalam organ�sas�, ya�tu: (1) budaya, yang menunjuk pada n�la�-n�la�, kepercayaan, keyak�nan, keb�asaan, dan adat �st�adat organ�sas�; (2) v�s�, menangkap harapan, sasaran dan arahan untuk masa depan. In� adalah c�ta-c�ta organ�sas� yang d�sampa�kan d� dalam dan d� luar organ�sas�; (3) strateg�, berhubungan dengan t�ndakan perencanaan, metodolog�, takt�k, dan langkah-langkah guru dan pemanfaatan pembelajaran dalam semua t�ndakan; dan (4) struktur, art�nya peramp�ngan struktur dan memaks�malkan hubungan d� dalam dan d� luar organ�sas�.

c. Orang yang mel�put� pengawas, kepala sekolah, guru, dan s�swa. Mas�ng-mas�ng kelompok �n� bern�la� untuk organ�sas� pembelajaran dan d�butuhkan untuk

Page 236: 16KONSEPDASARPENJAKES

230 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

d�berdayakan dan memungk�ngkan untuk belajar. Pengawas dan guru sebaga� pembelajar d�berdayakan dan d�harapkan untuk belajar, merencanakan kompetens�nya untuk masa depan dengan mengamb�l t�ndakan dan res�ko dan memecahkan masalah. Pengawas sebaga� pembelajar member�kan pengawasan dan peran teladan dengan membangk�tkan tanggung jawab dengan member� kesempatan belajar pada orang la�n d� l�ngkungannya.

d. Pengetahuan berkenaan dengan pengelolaan kesempatan dan pen�ngkatan pengetahuan organ�sas� yang mel�put�: (1) perolehan, (2) penc�ptaan, (3) peny�mpanan, (4) pem�ndahan, dan (5) pemanfaatan pengetahuan. Elemen pengetahuan adalah belajar tanpa hent� dan t�dak ter�kat. Penyebaran �nformas� terjad� melalu� banyak saluran sepert� menyebarkan pengetahuan secara kolekt�f.

e. Teknolog� adalah pendukung yang dapat mengakses �nformas� dan pembelajaran. Pembelajaran berbas�s teknolog� mel�put� pemanfaatan v�deo, aud�o, dan pelat�han mult�med�a berbas�s komputer untuk tujuan penyampa�an dan shar�ng pengetahuan dan sk�ll.

Jad�, dalam konsep pengawasan akan terjad� proses pembelajaran sepert� membangun kreat�v�tas dan mot�vas� untuk terus menggal� �nformas� dar� berbaga� p�hak dan sumber yang ada. Organ�sas� pembelajaran dapat d�gunakan sebaga� organ�sas� yang secara terus menerus dan bersama-sama belajar untuk mengembangkan kepas�tas pengawas untuk terus belajar dalam menc�ptakan has�l yang d��ng�nkan serta menggunakan pembelajaran tersebut untuk mera�h keberhas�lannya. Organ�sas� pembelajaran �n� dapat memberdayakan pengawas dan guru d� dalam dan d� luar lembaga pend�d�kan untuk belajar dengan memanfaatkan teknolog� agar leb�h opt�mal dalam mera�h has�l. Pengawas harus terus menc�ptakan kond�s� mau maju dengan dukungan fas�l�tas yang tersed�a agar terbangun �kl�m pengawasan yang leb�h kondus�f dan bermakna bag� semua p�hak. Langkah �n� mampu membangun c�tra d�r� ke arah yang leb�h ba�k sebaga� pengawas yang d�tuntut untuk mem�l�k� kemampuan leb�h d�band�ngkan dengan �nd�v�du yang d�awas�nya, seh�ngga t�dak ada lag� yang melaksanakan pengawasan sepert� �nspeks� yang hanya mel�hat s�s� kekurangannya. Justru pengawas harus mem�l�k� kapas�tas d�r� untuk mampu mengert� dan mel�hat jauh ke depan dalam menjalankan tugasnya, seh�ngga guru akan terb�na secara ba�k dalam mera�h mutu pembelajaran. Oleh karena �tu, organ�sas� pembelajaran d�yak�n� sebaga� sebuah c�tra �deal organ�sas� d�mana d�dalamnya terdapat sumber daya manus�a (SDM) yang tegar dalam menghadap� set�ap perubahan melalu� proses belajar. Dalam konteks yang dem�k�an, pengembangan SDM pengawas t�dak sekedar berada dalam b�ngka� kemajuan kar�r struktural. Pengembangan SDM pengawas d�arahkan pada upaya pembelajaran untuk member� bekal keteramp�lan, keahl�an, pengetahuan dan kemampuan dalam memaham� dan melakukan proses kerja sesua� dengan s�tuas� organ�sas� mutakh�r. Dengan dem�k�an organ�sas� dapat mencapa� a greater competitive advantage d� dalam persa�ngan yang semak�n ketat.

Page 237: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 231

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar �n�, maka kerjakanlah lat�han

�n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan Pembelajaran (learn�ng) merupakan bag�an pokok dar� subs�stem dalam organ�sas� pembelajaran. Jelaskan t�ga t�ngkat pembelajaran dalam organ�sas� pembelajaran!

2. Jelaskan empat d�mens� dalam organ�sas� merupakan latar dan tubuh dalam terjad�nya pembelajaran!

3. Jelaskan proses pen�ngkatan mutu pembelajaran melalu� keg�atan yang menekankan pada pendekatan real�sas� d�r�, pertumbuhan d�r�, dan pengembangan d�r�.

4. Jelaskan pemb�naan guru melalu� beberapa aspek yang mampu men�ngkatkan dan pertumbuhan kemampuan, s�kap, sk�ll, dan pengetahuan.

5. Jelaskan mengena� Undang-Undang S�stem Pend�d�kan Nas�onal bahwa upaya pemb�naan mutu guru yang d�laksanakan bertujuan agar guru bekual�tas t�ngg�, mempunya� wewenang mengajar serta mampu melaksanakan tugas memb�mb�ng, mengajar, dan atau melat�h!

RANGKUMANAda t�ga t�ngkat pembelajaran dalam organ�sas� pembelajaran, ya�tu: (1) pembelajaran

�nd�v�dual berkenaan dengan perubahan keteramp�lan, pemahaman, pengetahuan, s�kap, dan n�la� yang d�peroleh melalu� belajar mand�r� dan observas�; (2) pembelajaran kelompok untuk men�ngkatkan pengetahuan, keteramp�lan dan kompetens� kemah�ran dengan dan d� dalam kelompok; (3) pembelajaran organ�sas� untuk mempert�ngg� �ntelektual dan kemampuan produkt�f yang d�peroleh melalu� kebersamaan kom�tmen dan kesempatan untuk kont�nu�tas perba�kan.

Organ�sas� merupakan latar dan tubuh dalam terjad�nya pembelajaran. Ada empat d�mens� dalam organ�sas�, ya�tu: (1) budaya, yang menunjuk pada n�la�-n�la�, kepercayaan, keyak�nan, keb�asaan, dan adat �st�adat organ�sas�; (2) v�s�, menangkap harapan, sasaran dan arahan untuk masa depan. In� adalah c�ta-c�ta organ�sas� yang d�sampa�kan d� dalam dan d� luar organ�sas�; (3) strateg�, berhubungan dengan t�ndakan perencanaan, metodolog�, takt�k, dan langkah-langkah guru dan pemanfaatan pembelajaran dalam semua t�ndakan; dan (4) struktur, art�nya peramp�ngan struktur dan memaks�malkan hubungan d� dalam dan d� luar organ�sas�.

Page 238: 16KONSEPDASARPENJAKES

232 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Pada dasarnya set�ap akt�v�tas mengharapkan dapat mencapa� tujuan yang efekt�f dan efisien, konsep ini sering disebut dengan:B. Superv�s� C. Mot�vas� C. Adm�n�stras� D. Ded�kas�

2. K�nerja guru pend�d�kan jasman� dan kesehatan sangat d�tentukan oleh beberapa faktor, d�antaranya:A. Kepala Sekolah C. Mot�vas� B. Kompetens� D. Semua benar

3. Pemb�naan guru sebenarnya leb�h menekankan pada pertumbuhan profes�onal dengan �nt� keahl�an dan dukungan kepr�bad�an. Bentuk pmb�naan sepert� �n� d�sebut:A. Pengawasan C. Pemb�naan profes� B. Pengembangan kar�r D. Pengokohan profes�

4. Tahap anggota t�m saat menunjukkan jat� d�r�nya melalu� tugas yang d�kerjakannya d�sebut:A. Perform�ng C. Strom�ng B. Norm�ng D. Form�ng

5. Suatu s�stem penyampa�an dalam proses belajar mengajar untuk meng�mplementas�kan rencana d�sebut:A. Pengajaran C. Pemb�naan B. Pembelajaran D. Pemot�vas�an

Page 239: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 233

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r KB �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� set�ap Keg�atan Belajar yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada Modul selanjutnya, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� Keg�atan Belajar modul �n�, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. B2. D3. B4. A5. B

Page 240: 16KONSEPDASARPENJAKES

234 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 241: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 235

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

A. Pengertian Kepemimpinan Secara sederhana kepem�mp�nan d�art�kan sebaga� pelaksanaan otor�tas dan

pembuatan keputusan (M�ftah Toha, 1998:5). Pengert�an tersebut menunjuk baga�mana seorang pem�mp�n mampu menggunakan kewenangannya untuk menggerakkan organ�sas� melalu� keputusan yang d�buat. Pengert�an yang leb�h populer menunjuk pada pola keharmon�san �nteraks� antara p�mp�nan dengan bawahan seh�ngga kewenangan yang d�m�l�k� oleh seorang pem�mp�n d��mplementas�kan dalam bentuk b�mb�ngan dan pengarahan terhadap bawahan. Pola �nteraks� b�asanya d�awal� dengan upaya mempengaruh� bawahan agar mereka mau d�gerakan sesua� dengan tujuan organ�sas�.

Kepem�mp�nan merupakan kemampuan dan keteramp�lan seseorang yang menduduk� jabatan sebaga� p�mp�nan suatu kerja untuk mempengaruh� per�laku orang la�n terutama bawahannya untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang pos�t�f �a member�kan sumbangs�h nyata dalam pencapa�an tujuan organ�sas�. (Sondang P. S�ag�an, 1985:24).

Menurut Burhanudd�n (1994:63), kepem�mp�nan merupakan usaha yang d�lakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan untuk memperngaruh�, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang d�p�mp�n supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapa� tujuan-tujuan organ�sas�.

Ngal�m Purwanto (1993:26) berpendapat bahwa kepem�mp�nan sebaga� suatu bentuk persuas�, suatu sen� pemb�naan kelompok orang-orang tertentu, b�asanya melalu� ”human relat�ons” dan mot�vas� yagn tepat, seh�ngga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama dan membant�ng tulang untuk memaham� dan mencapa� segala apa yang menjad� tujuan-tujuan organ�sas�.

Sedangkan Whiles dan Bondi (1986:44) mendefinisikan kepemimpinan sebagai ”a power relat�onsh�p: the leader �s perc�eved as hav�ng the r�ght to prescr�be behav�or patterns for other. Sources of power �nclude referent power (l�k�ng), expert power, coerc�ve power and leg�t�mate (author�ty) power”.

2

Page 242: 16KONSEPDASARPENJAKES

236 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Keempat definisi tersebut diperkuat oleh pernyataan Kartini Kartono (1986:61) yang menyebutkan bahwa fungs� kepem�mp�nan adalah memandu, menuntun, memb�mb�ng atau membangun mot�vas�-mot�vas� kerja, mengemud�kan organ�sas�, menjal�n jar�ngan komun�kas� yang leb�h ba�k seh�ngga akan mampu membawa para peng�kutnya kepada tujuan yang telah d�rencanakan. Dengan dem�k�an pada set�ap kepem�mp�nan m�n�mal harus mencakup t�ga unsur sebaga� ber�kut: Pertama, ada seorang pem�mp�n yang mem�mp�n, mempengaruh� dan member�kan b�mb�ngan. Kedua, ada anggota (bawahan) yang d�kendal�kan. Ket�ga, ada tujuan yang d�perjuangkan melalu� serangka�an keg�atan.

Berdasarkan pendekatannya, d�kenal beberapa jen�s pendekatan kepem�mp�nan, antara la�n pendekatan ps�kolog�s, pendekatan sos�olog�s, dan pendekatan t�ngkah laku. Pendekatan ps�kolog�s menggambarkan bahwa manus�a mem�l�k� c�r�-c�r� kepr�bad�an yang un�k. Keun�kan tersebut memungk�nkan seseorang mem�l�k� kecenderungan berkelakuan yang d�bawa sejak lah�r, dan kecenderungan tersebut d�setuju� orang la�n untuk menjad� pem�mp�n. Dengan perkataan la�n, bahwa orang sepert� �tu memang d�takd�rkan untuk menjad� pem�mp�n, menjad� manus�a yang besar.

Pendekatan sos�olog� mencoba memband�ngkan ektens�f d�antara kelompok untuk mencar� perbedaan yang besar dengan mengatur ak�bat-ak�bat yang d�t�mbulkan oleh pemimpin terhadap kelompok. Dimensi ini diidentifikasikan sebagai ukuran kelompok, homogen�tas kelompok, dan ke�nt�man anggota dalam hubungannya dengan kelompok. Hemph�ln(1949) menemukan dua d�mens�, ya�tu v�sc�d�ty (perasaan keterpautan dalam kelompok) dan hedon�c (perasaan kepuasan anggota).

Pendekatan sos�olog�s melah�rkan konsep-konsep kepem�mp�nan potens�al kepem�mp�nan perm�s�f, kepem�mp�nan persuas�f, dan kepem�mp�nan darurat. Pendekatan t�ngkah laku memandang bahwa kepem�mp�nan dapat d�pelajar� dar� pola t�ngkah laku, bukan dar� s�fat-s�fat pem�mp�n. Kepem�mp�nan, menurut Halp�n (1959) harus d�bedakan dengan t�ngkah laku pem�mp�n. T�ngkah laku pem�mp�n dapat beror�entas� kepada tugas keorgan�sas�an, dan kepada hubungan dengan anggota kelompoknya.

Pendekatan t�ngkah laku men�t�kberatkan pandangannya kepada dua aspek kepem�mp�nan, ya�tu gaya dan fungs� kepem�mp�nan (Stoner. 1982). Gaya kepem�mp�nan d�maksudkan sebaga� suatu cara berper�laku yang khas dan seorang pem�mp�n terhadap para anggota kelompoknya. Karena �tu, gaya kepem�mp�nan akan terbentuk oleh apa yang d�p�l�h untuk d�keb�jakan, kapan �a mengerjakan, dan baga�mana cara �a bert�ndak.

Pendekatan t�ngkah laku leb�h lanjut d�kembangkan oleh para ahl� ke dalam teor�-teor� kepem�mp�nan dua faktor, Halp�n dan W�ner (1957) mengembangkan konsep Leader Behaviour Description Questionaire dan mem�sahkan kepem�mp�nan ke dalam dua d�mens�. Pertama, initiating structure ya�tu hal-hal yang menunjukkan t�ngkah laku pem�mp�n dalam merancang hubungan antara d�r�nya dengan kelompok kerja untuk memantapkan pola organ�sas�, jalur-jalur komun�kas�, dan prosedur kerja. Kedua, concideration ya�tu t�ngkah laku pem�mp�n yang ber�nd�kas� kepada adanya persahabatan, sal�ng mengharga� dan kehangatan hubungan antara bawahan dengan atasan.

Page 243: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 237

Kepem�mp�nan t�ga faktor, sebaga�mana d�kedepankan oleh Getzel dan Guba (1957) berkenaan dengan t�ga gaya kepem�mp�nan, ya�tu normat�f, personal, dan transaks�onal. Gaya normat�f menekankan d�mens� t�ngkah laku sos�olog�s atau d�mens� t�ngkah laku �nst�tus� gaya kepem�mp�nan personal leb�h menekankan d�mens� ps�kolog�s atau �nd�v�du, dan gaya kepem�mp�nan transaks�onal menekankan kepada salah satu dan dua gaya kepem�mp�nan yang d�sebut leb�h dahulu.

Gaya kepem�mp�nan normat�f mengasums�kan bahwa tujuan-tujuan yang telah d�gar�skan akan mempercepat pencapa�an tujuan lembaga dalam kepem�mp�nannya. Jalan yang sanngat memungk�nkan untuk mencapa� tujuan leb�h terletak pada struktur organ�sas� dar� pada menggunakan orang tertentu. Kepem�mp�nan gaya �n� t�dak leb�h dar� unsur tekn�s atau orang yang d�sed�akan dengan kemampuan tertentu. B�la d�ka�tkan dengan manajemen maka manajemen yang ba�k d�tanda� oleh efekt�v�tas organ�sas� yang lebih menonjol daripada efisiensi waktu.

Dalam gaya kepem�mp�nan personal, kepem�mp�nan berorgan�sas� tetap d��ndahkan. Asums�nya bahwa jalan terba�k untuk mewujudkan tujuan-tujuan adalah leb�h kepada keterl�batan �nd�v�du dar�pada hanya mempercayakan kepada struktur organ�sas�. Dengan dem�k�an, bukan efekt�v�tas organ�sas� yang menentukan ba�k buruknya manajemen, tetapi efisiensi individunya.

Gaya kepem�mp�nan transaks�onal merupakan ‘gaya sementara untuk mencapa� gaya yang la�n yang sangat bergantung kepada s�tuas�. Gaya �n� leb�h menekankan kebutuhan untuk bergeser samb�l berubah ke arah yang leb�h ba�k tanpa mengubah urutan organ�sas� maupun pr�bad� yang terl�bat d� dalamnya. Ukuran ba�k buruknya manajemen dalam gaya kepem�mp�nan �n� d�tentukan oleh efekt�v�tas organisasi dan efekt�v�tas �nd�v�du.

Teor� kepem�mp�nan empat faktor menurut L�pham dan Rank�m, mencakup d�mens�-d�mens� kepem�mp�nan struktural, suport�f, part�s�pas�f, dan fas�l�tat�f. Gaya kepem�mp�nan struktural dalam operas�nya leb�h menekankan perhat�annya kepada kekuasaan pem�mp�n yang d�atur secara h�rark�s dan struktural dalam suatu organ�sas�. Dem� tercapa�nya tujuan, seorang pem�mp�n akan mengamb�l keputusan mendelegas�kan wewenang, memantau pelaksanaan pekerjaan berdasarkan h�rark� kewenangan yang d�m�l�k�nya.

Gaya kepem�mp�nan part�s�pat�f merupakan gaya yang menyed�akan peluang seluas dan seba�k mungk�n kepada bawahan untuk berpart�s�pas� dalam set�ap keg�atan yang menguntungkan kelompok dan �nd�v�du yang d�p�mp�nnya. Wewenang yang d�ber�kan kepada bawahan terukur dan sebatas wewenang yang d�ber�kan organ�sas� dan kedudukannya. Hubungan yang bers�fat kekeluargaan antara atasan dengan bawahan dapat d�h�ndar� seh�ngga mereka melaksanakan hubungan kerja sesua� dengan aturan organ�sas�.

Gaya kepem�mp�nan fas�l�tat�f menekankan kebebasan bawahan untuk berkreas� dan ber�n�s�at�f sesua� dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Pem�mp�n berfungs�

Page 244: 16KONSEPDASARPENJAKES

238 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

sebaga� fas�l�tator yang menyalurkan kreat�v�tas dan �n�s�at�f bawahannya. Mesk�pun dem�k�an, kebebasan yang d�ber�takan bukan tanpa batas, mela�nkan sebatas wewenang organ�sas� yang telah d�p�kulkan kepadanya.

Sela�n ket�ga pendekatan yang d�sebutkan d� atas, terdapat pula pendekatan kepem�mp�na terpadu. Pendekatan �n� men�t�kberatkan kepada semua karakter�st�k ba�k dar� seg� pem�mp�n maupun s�tuas� yang menyerta�nya. Berdasarkan keterpaduan antara seg�-seg� pem�mp�n dengan s�tuas�nya d�buatlah gar�s t�ngkah laku yang dapat d�jad�kan acuan dalam mengukur dan meramalkan per�laku yang ba�k bag� seorang pem�mp�n.

Berangkat dar� penjelasan d� atas maka kepem�mp�nan pend�d�kan berart� usaha untuk mem�mp�n, mempengaruh� dan member�kan b�mb�ngan kepada para personel pend�d�kan sebaga� bawahan agar berbaga� tujuan pend�d�kan dapat tercapa� melalu� serangka�an keg�atan yang telah d�rencanakan. Pengert�an tersebut pal�ng t�dak d�benarkan oleh Imam Soepard� (1988:61) yang merumuskan pengert�an kepem�mp�nan pend�d�kan sebaga� kemampuan dan kes�apan untuk dapat menggerakkan dan memb�na para pend�d�k / aparatur pend�d�kan seh�ngga mereka mau melakukan tugas-tugas pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

Penyelenggaraan keg�atan pend�d�kan sebaga� suatu proses memerlukan penanganan yang terencana dan s�stemat�s agar set�ap sumber daya pend�d�kan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi. Selama proses berlangsung terjad� �nteraks� antar sumber daya pend�d�kan khususnya sumber daya manus�a sebaga� unsur penggerak dan sumber daya pend�d�kan la�nnya. Untuk menjam�n set�ap jar�ngan kerja selama penyelenggaraan pend�d�kan berjalan sesua� dengan rencana dan mencapa� sasaran (object�ves), tujuan (goal) dan sepadan dengan kadar “�nput element” yang d�pergunakan maka d�perlukan adanya suatu med�a atau alat, ya�tu Manajemen Pend�d�kan.

Dalam konteks dem�k�an berart� manajemen pend�d�kan akan memadukan berbaga� fungs� potens�al dan segenap sumber daya la�n dan meng�ntegras�kan sumber daya ba�k personal maupun mater�al pend�d�kan melalu� keg�atan pengarahan, pengendal�an dan pengolahan yang tepat. Senada dengan �tu Chester W Harr�s (1960:19) mengatakan “Educat�onal adm�n�strat�on �s the process of �ntegrat�ng the effort and of ut�l�z�ng appropr�ate mater�al, �n such a way as to promote effect�vely the development of human qual�t�es.” Kemudian dipertegas oleh Nasution (1972:245) yang mendefinisikan

Page 245: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 239

“Manajemen pend�d�kan sebaga� suatu proses keseluruhan semua keg�atan bersama dalam b�dang pend�d�kan dengan memanfaatkan semua fas�l�tas yang tersed�a ba�k personal mater�al maupun sp�r�tual untuk mencapa� tujuan pend�d�kan.”

Opt�mal�sas� pemanfaatan sumber daya pend�d�kan �tu send�r� mel�batkan berbaga� proses atau fungs� dan manajemen pend�d�kan. Proses atau fungs� �tu oleh Engkoswara (1982) d�bag� atas perencanaan, pelaksanaan dan pemb�naan (pengawasan). Proses tersebut merupakan w�layah kerja manajemen pend�d�kan terhadap sumber daya pend�d�kan yang terd�r� atas manus�a (mur�d, guru, pekerja dan sebaga�nya), sumber belajardan fas�l�tas pend�d�kan. Apab�la d�gambarkan maka w�layah kerja manajemen pend�d�kan (Engkoswara, 1987:43) akan terl�hat sepert� d� bawah �n� :

Tabel 1W�layah Kerja Manajemen Pend�d�kan

PENDIDIKANPR PL PNG

M S F M S F M S FPerencanaanPelaksanaanPemb�naan

Keterangan PR : PerencanaanPL : PelaksanaanPNG : Pemb�naanM : Manus�a (mur�d, guru, atasan, orangtua s�swa)S : Sumber belajarF : Fas�l�tasP : Pend�d�kan

W�layah kerja manajemen pend�d�kan sudah jelas mengandung keg�atan kepem�mp�nan. Oleh karena perencanaan, pelaksanaan dan pemb�naan/pengawasan pada hakekatnya merupakan fungs�-fungs� manajemen yang harus d�lakukan oleh seorang pem�mp�n. Bahkan secara tegas Walter S. Monroe (dalam Soepand�, 1988:62) mendefinisikan : ‘Education administration is the direction, control and management of all matters perta�n�ng to school affa�rs, �nclud�ng bus�ness adm�n�strat�on, s�nce all aspects of school affa�rs may be cons�dered a carr�ed on for educat�onal ends.” Ist�lah direction, control dan management menurut definisi tersebut merupakan materi pokok dar� manajemen pend�d�kan, dan ket�ga �st�lah �tulah yang menunjukkan adanya keg�atan kepem�mp�nan dalam manajemen pend�d�kan.

Page 246: 16KONSEPDASARPENJAKES

240 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

D� antara sumber daya pend�d�kan yang ada, sumber daya manus�a adalah sumber daya yang utama. Sebaga� sumber daya utama karena : (1) sumber daya manus�alah yang mampu menggerakkan atau menjad�kan sumber daya la�nnya menjad� berfungs� bag� penyelenggaraan pend�d�kan, (2) hanya sumber daya manus�alah yang mempunya� kemampuan berfikir secara rasional, sehingga dibutuhkan pengarahan ke arah pencapa�an tujuan pend�d�kan. Dengan dem�k�an seorang adm�n�strator pend�d�kan d�tuntut mampu menjalankan fungs� kepem�mp�nan pemnd�d�kan dengan ba�k. Ia harus mampu mempengaruh�, mengarahkan, memb�mb�ng dan mengendal�kan per�laku para personal yang terl�bat dalam penyelenggaraan pend�d�kan agar mereka mau dan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara leb�h profes�onal seh�ngga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Sebagaimana telah kita pahami dan beberapa definisi tentang kepemimpinan pada penjelasan sebelumnya, bahwa kepem�mp�nan pend�d�kan bertujuan agar set�ap keg�atan yang d�laksanakan dapat mencapa� tujuan pend�d�kan-pengajaran secara efekt�f dan efisien. Tujuan kepemimpinan lebih merupakan kerangka ideal yang akan memberikan pedoman bag� keg�atan pem�mp�n, sekal�gus menjad� patokan yang harus d�capa�. Untuk memungk�nkan tercapa�nya tujuan tersebut, seseorang harus melakukan berbaga� fungs� kepem�mp�nan.

Menurut Gross (1961) ada semb�lan fungs� kepem�mp�nan ya�tu menentukan tujuan, menjelaskan, melaksanakan, mem�l�h cara yang tepat, member�kan dan mengkoord�nas�kan tugas, memot�vas�, menc�ptakan keset�aan, mewak�l� kelompok serta merangsang para anggota untuk bekerja (Burhanudd�n, 1994:66). Sementara Kart�n�-Kartono (1986:61) menyebutkan fungs� kepem�mp�nan adalah memadu, menuntun, memb�mb�ng, member� atau membangun mot�vas�-mot�vas� kerja, mengemud�kan organ�sas�, menjal�n menjar�ng-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi yang efisien dan membawa para peng�kutnya kepada yang �ng�n d�tuju sesua� dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

Ph�l�p Selzn�ck, sebaga�mana d�kut�f oleh R�chard H. Hall (1982:159-160) menjelaskan ada empat fungs� kepem�mp�nan sebaga� ber�kut: The first involves the definition of the institutional (organizational) mission and role. This is obviously vital in a rapidly changing world and must be viewed as a dynamic process. The second task in the ‘institutional embodiment of purpose’, which involves building the policy in to the structure or deciding upon the means to achieve the ends desired. The third task is to defend the organization’s integrity. Here values and public relation intermix: the leader represents the organizations to the public and to their own members as they buy to persuade them to follow their decisions. The final leadership task is the ordering of internal conflict.

Dalam bidang pendidikan, oleh Burhanuddin (1994:67) mengklasifikasikan menjadi t�ga fungs� kepem�mp�nan pend�d�kan sebaga� ber�kut:

1. Fungs� yang berhubungan dengan tujuan yang �ng�n d�capa�. Art�nya pem�mp�n berusaha membantu kelompok untuk merumuskan tujuan pend�d�kan yang memenuh� syarat agar dapat d�jad�kan pedoman dalam menentukan keg�atan-

Page 247: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 241

keg�atan pend�d�kan.2. fungs� yang berka�tan dengan pengarahan pelaksanaan keg�atan dalam rangka

mencapa� tujuan organ�sas�. Art�nya baga�mana pem�mp�n mempu menggerakan bawahan agar serangka�an pend�d�dkan dapat terlaksana dengan ba�k. Tekn�k yang d�gunakan mel�put� actuating, leading, direction, motivating and staffing.

3. Fungs� yang berhubungan dengan penc�ptaan suasana kerja yang mendukung proses keg�atan manajemen berjalan dengan lancer, penuh semangat sehat dan dengan kreat�v�tas yang t�ngg�. Art�nya pem�mp�n harus menc�ptakan �kl�m organ�sas� yang mampu mendorong pen�ngkatan k�nerja pend�d�kan yang t�ngg� dan kepuasan kerja yang maks�mal.

Kemud�an d�pertegas lag� oleh Ahmad Rohan� dan Abu Ahmad� (1991:89-90) yang menyatakan bahwa fungs� kepem�mp�nan pend�d�kan dapat d�sar�kan sebaga� ber�kut:

a. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir mengeluarkan pendapat, baik secara perorangan maupun kelompok sebaga� usaha mengumpulakan data/bahan dan anggota kelompok/organ�sas�/lembaga dalam menetapkan keputusan (dec�s�on mak�ng) yang mampu mempengaruh� asp�ras� d� dalam kelompok/organ�sas�/lembaga.

b. Mengembangkan suasana kerjasama yang efekt�f dengan member�kan pengharagaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang d�p�mp�nnya seh�ngga t�mbul kepercayaan pada d�r�nya send�r� dan kesed�aan mengharga� orang la�n sesua� dengan kemampuan mas�ng-mas�ng.

c. Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat/buah fikiran dengan s�kap harga mengharga� seh�ngga t�mbul perasaan �kut terl�bat d� dalam kelompok/organ�sas�/lembaga dan t�mbul perasaan bertanggung jawab akan pekerjaan mas�ng-mas�ng sebaga� bag�an dan usaha pencapa�an tujuan.

d. Membantu menyelesa�kan masalah-masalah, ba�k yang d�hadap� secara perseorangan maupun kelpompok dengan member�kan petunjuk-petunjuk dalam mengatas�nya seh�ngga berkembang kesed�aan-kesed�aan untuk memecahkannya dengan kemampuan send�r�.

Ura�an �tu dapat d�s�mpulkan bahwa fungs� kepem�mp�nan �tu mencakup pengembangan kemampuan mengeluarkan pendapat, pengakuan terhadap kemampuan orang yang d�p�mp�n, menumbuhkan s�kap sal�ng mengharga� serta member�kan petunjuk-petunjuk dalam menyelesa�kan masalah.

Teor� kepem�mp�nan pada umumnya berusaha untuk menerangkan factor-faktor yang menyebabkan munculnya kepem�mp�nan dan s�fat kepem�mp�nan. Meng�ngat banyaknya pendapat tentang teor�-teor� kepem�mp�nan, sementara penul�s meny�mpulkan beberapa teor�, sepert� yang d�kemukakan oleh Pamudj� (1986:145-152) yang dapat d�r�ngkas sebaga� ber�kut: (a) Teor� s�fat mengajarkan bahwa kepem�mp�nan �tu memerlukan

Page 248: 16KONSEPDASARPENJAKES

242 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

serangka�an s�fat dan c�r� tertentu yang dapat menjam�n keberhas�lan pada set�ap s�tuas�; (b) Teor� l�ngkungan adalah munculnya pem�mp�n sebaga� has�l dar� waktu, tempat dan keadaan; (c) Teor� pr�bad� dan s�tuas� art�nya kepem�mp�nan sebaga� ak�bat dar� seperangkat kekuatan yang tunggal; (d) Teor� �nteraks� dan harapan yang mendasarkan d�r� pada var�abel-var�abel aks�, reaks�, �nteraks� dan perasaan; (e) Teor� human�st�k yang mendasarkan d�r� pada dal�l bahwa manus�a karena s�fatnya adalah organ�s yang d�mot�vas�, sedangkan organ�sas� karena s�fatnya adalah tersusun dan terkendal�.; dan (f) Teor� tukar menukar adalah berdasarkan asums� bahwa �nteraks� sos�al menggambarkan suatu bentuk tukar menukar anggota kelompok dalam member�kan kontr�bus� dengan pengorbanan mereka send�r� dan mener�ma �mbalan dengan pengorbanan kelompok yang la�n.

Mengacu pada teor� kepem�mp�nan tersebut, maka lah�rlah s�fat dan t�pe kepem�mp�nan. Menurut Siagian (1997:39) sifat kepemimpinan harus memiliki kondisi fisik yang baik, berpengetahuan luas, empat�, b�jaksana, luwes, d�nam�s, berwawasan ke depan, dan sebaga�nya. Sedangkan t�pe kepem�mp�nan menurut Wahjosum�djo (1992:102) terd�r� dar� d�rekt�f (pem�mp�n yang melakukan komun�kas� satu arah), konsultat�f (pem�mp�n yang mau mendengar perasaan bawahan), part�s�pat�f (pem�mp�n dan bawahan sama-sama terl�bat dalam kompetens�), dan delegat�f (pem�mp�n mend�skus�kan masalah yang d�hadap� dengan bawahan).

B. Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Guru PenjasKepem�p�nan mema�nkan peranan yang dom�nan, krus�al, dan kr�t�kal dalam

keseluruhan uapaya untuk men�ngkatkan k�nerja kerja pada t�ngkat �nd�v�dual, pada t�ngkat kelompok, dan pada t�ngkat organ�sas� (Sondang P. S�ag�an, 2002:62). Dominan, krusial, dan kreitikalnya peranan tersebut terlihat dengan menyoroti definisi kepem�mp�nan, peranan dan fungs�nya, pengalaman t�polog�nya, serta kemampuan menggunakan gaya kepem�mp�nan yang s�fatnya s�tuas�onal dengan memaham� berbaga� teor� tentang kepem�mp�nan. Selanjutnya d�katakan bahwa kepem�mp�nan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruh� orang la�n dalam hal �n� para bahwahannya, sedem�k�an rupa seh�ngga orang la�n �tu mau melakukan kehendak pem�mp�n mesk�pun secara pr�bad� hal �tu mungk�n t�dak d�senang�nya. J�ka d�s�mak dengan cermat maka akan terl�hat pal�ng sed�k�t lag� hal, ya�tu: (1) dar� seseorang yang menduduk� jabatan pem�mp�n d�tuntut kemampuan tertentu yang t�dak d�m�l�k� oleh sumber daya manus�a la�nnya dalam organ�sas�, (2) kepeng�kutan sebaga� elemen pent�ng dalam menjalankan kepem�mp�nan, dan (3) kemampuan mengubah ‘egosentr�sme’ para bawahan menjad� ‘organ�sas�-sentr�sme’.

Seseorang yang menduduk� jabatan p�mp�nan dalam suatu organ�sas� mema�nkan peranan yang sangat pent�ng t�dak hanya secara �nternal bag� organ�sas� yang bersangkutan akan tetap� juga dalam menghadap� berbaga� p�hak d� luar organ�sas� yang kesemuanya d�maksudkan untuk men�ngkatkan kemampuan organ�sas� mencapa� tujuannya. Menurut

Page 249: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 243

Sondang P. S�ag�an, (2002:66) bahwa peran tersebut dapat d�kategor�kan dalam t�ga bentuk ya�tu yang bers�fat �nterpersonal, �nformas�onal, dan dalam kancah pengamb�lan keputusan.”

1. Peranan yang bers�fat �nterpersonalBahwa salah satu tuntutan yang harus d�penuh� oleh seorang p�mp�nan dan manajer

�alah keteramp�lan �nsan� (human sk�ll). Keteramp�lan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya dalam menjalankan kepem�mp�nannya, seorang p�mp�nan ber�nteraks� dengan manus�a, bukan hanya dengan bawahannya, akan tetap� juga dengan berbaga� p�hak yang berkepent�ngan (stakeholders) d� dalam dan d� luar organ�sas�. In�lah yang d�maksud dengan peran �nterpersonal, yang menampakkan d�r� dalam t�ga bentuk: (1) Selaku s�mbol keberadaan organ�sas�, (2) Selaku p�mp�nan yang bertanggung jawab untuk memot�vas� dan member�kan arahan kepada para bawahan yang dalam kenyataan berart� berurusan dengan semua bawahan, (3) Peran selaku penghubung d�mana seorang manajer/p�mp�nan harus mampu menc�ptakan jar�ngan yang luas dengan member�kan perhat�an khusus kepada mereka yang mampu berbuat sesuatu bag� organ�sas�.

2. Peranan yang bers�fat �nformas�K�n� semak�n kuat gaung pendapat yang mengatakan bahwa �nformas� merupakan

aset organ�sas� yang kr�t�kal s�fatnya. D�katakan dem�k�an karena dewasa �n� dan d�masa yang akan datang sukar membayangkan adanya keg�atan organ�sas� yang dapat terlaksana dengan efisien dengan efektif tanpa dukungan informasi yang mutakhir, lengkap dan dapat d�percaya karena d�olah dengan ba�k. Peran tersebut mengamb�l t�ga bentuk, ya�tu (1) Seorang pem�mp�n/manajer adalah pemantau arus �nformas� yang terjad� dar� dan ke dalam organ�sas�, (2) Peran sebaga� pembag� atau d�sem�nator �nformas�, (3) Peran sebaga� juru b�cara organ�sas�.

3. Peran pengamb�lan keputusanJ�ka p�l�han harus d�jatuhkan pada t�ga peran yang harus d�ma�nkan seorang p�mp�nan

dalam organ�sas�. Mungk�n akan banyak orang akan menjatuhkan p�l�han pada peran ket�ga �n�. Peran �n� mengamb�l empat bentuk sebaga� ber�kut: (1) Selaku enterpreneur. Sebaga� enterpreneur seorang p�mp�nan d�harapkan mampu mengkaj� terus menerus s�tuas� yang d�hadap� oleh organ�sas�, untuk mencar� dan menemukan peluang yang dapat d�manfaatkan, mesk�pun kaj�an �tu ser�ng menuntut terjad�nya perubahan dalam organ�sas�, (2) Peredam gangguan. Peran �n� berart� kesed�aan mem�kul tanggung jawab untuk mengamb�l t�ndakan korekt�f apab�la organ�sas� menghadap� gangguan ser�us yang apab�la t�dak d�tangan� akan berdampak negat�f kepada organ�sas�; (3) Pembag� sumber dana dan daya. Ser�ng orang menga�tkan manajemen dengan wewenang atau kekuasaan, mak�n t�ngg� pos�s� manajer�al seseorang, wewenang dan kekuasaannya pun mak�n

Page 250: 16KONSEPDASARPENJAKES

244 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

besar.

Wewenang atau kekuasaan �tu pal�ng ser�ng menampakkan d�r� pada kekuasaan untuk mengalokas�kan dana dan daya, termasuk d�dalamnya wewenang untuk menempatkan orang pada pos�s� tertentu, wewenang mempromos�kan orang, wewenang menurunkan pangkat, wewenang mengenakan sanks�, dan yang la�nnya. Kewenangan dan kekuasaan �tulah yang membuat para bawahan bergantung kepadanya; (4) Perund�ngan bag� organ�sas�. Mak�n t�ngg� jabatan seseorang leb�h banyak ber�nteraks� dengan berbaga� p�hak d� luar organ�sas�. Ia semak�n ser�ng berperan selaku perund�ng untuk organ�sas�.

4. Konsep Kompetens� Ind�v�du sebaga� Pem�mp�nP�mp�nan sekolah dasar merupakan p�mp�nan tert�ngg� d� dalam lembaga organ�sas�

tersebut yang salah satu tugasnya mengelola dan melaksanakan pend�d�kan d� sekolah dasar. Kompetens� �tu send�r� merupakan suatu pem�l�kan pengetahuan, keteramp�lan dan kemampuan yang d�tuntut oleh suatu jabatan atau pekerjaan. Gambaran yang d�kemukakan para ahl� tentang kompetens� yang harusnya d�m�l�k� oleh para p�mp�nan pend�d�kan t�dak ada yang sama r�nc�annya. Rumusan yang mereka utarakan sangat bergantung pada s�s� pandang mas�ng-mas�ng dan pada pengutamakan tertentu sesua� dengan kepent�ngan pengkaj�an yang d�lakukannya.

Berka�tan dengan kompetens� �nd�v�du, menurut Charles E. Johnson (1974) d�kut�p dar� Ab�n Syamsudd�n (1996) kompetens� sebaga� suatu penamp�lan yang ras�onal yang dapat mencapa� tujuan-tujuan yang d��ng�nkan dengan penuh kesenangan. Dar� batasan tersebut kompetensi adalah suatu penampilan spesifik yang rasional sebagai harmoni dan pem�l�han pengetahuan, keteramp�lan, dan kemampuan yang d�butuhkan oleh tugas pekerjaan untuk mencapa� tujuan-tujuan yang telah d�tetapkan dengan penuh keberhas�lan. Spenser dan Spenser (1993), mengemukakan bahwa berka�tan dengan kompetens� �nd�v�du yang merupakan kompetens� seseorang, yang d�gambarkan sebaga� karakter�st�k dasar seorang pekerja yang menggunakan bag�an kepr�bad�annya yang pal�ng dalam dan dapat mempengaruh� per�lakunya ket�ka �a menghadap� pekerjaan, yang akh�rnya berpengaruh pada kemampuan untuk menghas�lkan prestas� kerjanya. Kompetens� �n� terbukt� dar� l�ma karakter�st�k ya�tu watak, mot�f, konsep d�r�, pengetahuan, dan keteramp�lan, yang mana dapat d�gambarkan sebaga� ber�kut:

Page 251: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 245

pimpinan pendidikan tidak ada yang sama rinciannya. Rumusan yang mereka utarakan

sangat bergantung pada sisi pandang masing-masing dan pada pengutamakan tertentu

sesuai dengan kepentingan pengkajian yang dilakukannya.

Berkaitan dengan kompetensi individu, menurut Charles E. Johnson (1974)

dikutip dari Abin Syamsuddin (1996) kompetensi sebagai suatu penampilan yang rasional

yang dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dengan penuh kesenangan. Dari

batasan tersebut kompetensi adalah suatu penampilan spesifik yang rasional sebagai

harmoni dan pemilihan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan

oleh tugas pekerjaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh

keberhasilan. Spenser dan Spenser (1993), mengemukakan bahwa berkaitan dengan

kompetensi individu yang merupakan kompetensi seseorang, yang digambarkan sebagai

karakteristik dasar seorang pekerja yang menggunakan bagian kepribadiannya yang

paling dalam dan dapat mempengaruhi perilakunya ketika ia menghadapi pekerjaan, yang

akhirnya berpengaruh pada kemampuan untuk menghasilkan prestasi kerjanya.

Kompetensi ini terbukti dari lima karakteristik yaitu watak, motif, konsep diri,

pengetahuan, dan keterampilan, yang mana dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1

Konsep Kompetensi Individu

Motivasi Internal

Watak

Konsep Diri

Pengetahuan

Keterampilan

KompetensiIndividu

Gambar 1Konsep Kompetens� Ind�v�du

Kompetens� keteramp�lan dan pengetahuan cenderung dapat d�l�hat, karena berada d� permukaan, kedua kompetens� �n� relat�f mudah untuk d�kembangkan, m�salnya melalu� pengalaman atau pelat�han. Sedangkan kompetens� konsep d�r�, watak dan mot�f bers�fat leb�h tersembuny�, leb�h dalam dan berperan sebaga� sumber dar� kepr�bad�an, leb�h sul�t untuk d�kembangkan. Karena semua �tu bers�fat kemampuan �nternal yang melekat dalam d�r� �nd�v�du mas�ng-mas�ng. Adapun yang dapat d�rubah adalah keteramp�lan eksternal yang mas�h memerlukan sentuhan edukas� pada set�ap �nd�v�du.

Pada umumnya keteramp�lan atau kemampuan �tu secara bertahap akan terpengaruh� oleh faktor-faktor l�ngkungan d�mana �nd�v�du berada. Dom�nas� l�ngkungan sangat d�rasakan dalam mempengaruh� terjad� perubahan dalam gaya kepem�mp�nan seseorang. Oleh karena �tu keteramp�lan dan kemampuan menjad� kompetens� dasar dalam menentukan kualifikasi seorang pemimpin.

Pengetahuan

Konsep diri

WatakMotif

Nilai Sikap

Keterampilan

Kompetensi permukaan

Kompetensiinti

Kompetensi keterampilan dan pengetahuan cenderung dapat dilihat, karena

berada di permukaan, kedua kompetensi ini relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya

melalui pengalaman atau pelatihan. Sedangkan kompetensi konsep diri, watak dan motif

bersifat lebih tersembunyi, lebih dalam dan berperan sebagai sumber dari kepribadian,

lebih sulit untuk dikembangkan. Karena semua itu bersifat kemampuan internal yang

melekat dalam diri individu masing-masing. Adapun yang dapat dirubah adalah

keterampilan eksternal yang masih memerlukan sentuhan edukasi pada setiap individu.

Pada umumnya keterampilan atau kemampuan itu secara bertahap akan

terpengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana individu berada. Dominasi lingkungan

sangat dirasakan dalam mempengaruhi terjadi perubahan dalam gaya kepemimpinan

seseorang. Oleh karena itu keterampilan dan kemampuan menjadi kompetensi dasar

dalam menentukan kualifikasi seorang pemimpin.

Gambar 2

Model Kompetensi Sentral

Gambar 2Model Kompetens� Sentral

Page 252: 16KONSEPDASARPENJAKES

246 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(1) Moties (mot�f) merupakan gambaran d�r� seseorang tentang sesuatu yang d�p�k�rkan atau yang d��ng�nkannya, dan merupakan dorongan untuk mewujudkan c�ta-c�tanya atau memenuh� amb�s�nya ket�ka �a menduduk� jabatan atau pos�s� baru, (2) Traits (watak) merupakan karakter�st�k mental seseorang dan kons�stens� respon terhadap rangsangan, tekanan, s�tuas� atau �nformas�, (3) Self consept (konsep d�r�) merupakan gambaran tentang n�la� luhur, yang d�junjung t�ngg� seseorang, serta bayangan d�r� atau s�kap terhadap masa depan �deal yang d�c�ta-c�takan, yang d�harapkan dapat d�wujudkan melalu� kerja dan usahanya, (4) Knowledge (pengatahuan) merupakan kemampuan seseorang yang berbentuk dar� �nformas� yang d�m�l�k� seseorang dalam b�dang kaj�an tersebut, (5) Skill (keteramp�lan) merupakan kemampuan untuk melakukan msesuatu pekerjaan fisik atau mental.

Kompentens� keteramp�lan, dan pengetahuan cenderung dapat d�l�hat ket�ka berada pada permukaan, kedua t�pe karakter�st�k �n� relat�f mudah d�kembangkan m�salnya melalu� pelat�han dan pengalaman. Sedangkan karakter�st�k, watak, mot�f dan konsep d�r� leb�h sul�t untuk d�kembangkan dan membutuhkan waktu.

Berka�tan dengan �mpl�kas� competence adalah capacity for action yang merupakan kapas�tas yang d�m�l�k� seseorang untuk bekerja. Selanjutnya Rosabet Kanter (1995) mengemukakan bahwa para pema�n kunc� dalam ekonom� global adalah kelompok yang mem�l�k� kekayaan intangibel assets ya�tu: concept, competence, connection atau networking. Secara r�ngkas Kanter mengatakan bahwa s�apa saja yang �ng�n bertahan dalam memasuk� era global haruslah mem�l�k� t�ga kekayaan tad�. Sementara Peter S�nger (1994), mengemukakan ba�k untuk organ�sas� b�sn�s maupun publ�k agar dapat bertahan h�dup harus menjad� learning organization yang mengacu pada perhat�an menyeluruh terhadap kel�ma d�s�pl�n (fifth dicipline) yang mana anggota organ�sas� harus mem�l�k� : (1) system thinking, ya�tu kemampuan berp�k�r secara s�stem, mencakup makna kemampuan untuk selalu berp�k�r dan bert�ndak dengan pendekatan yang menyeluruh dan mampu men�mbang segala unsur yang sal�ng berka�tan atau s�stem�k, (2) personal mastery, ya�tu derajat kemampuan/keahl�an kerja set�ap anggota t�m, mencakup makna semangat menemukan proses kerja dan has�l kerja yang leb�h ba�k dar� sebelumnya serta derajat kemampuan atau keahl�an kerja dar� set�ap anggota, (3) shared vision, ya�tu kemampuan dan kemauan set�ap anggota untuk menumbuhkan persamaan pandangan masa depan kemud�an menumbuhkan kesadaran berkom�tmen, mencakup makna adanya kesepakatan seluruh anggota t�m untuk menjad�kan proses berbaga� keb�asaan kerja sehar�-har�, (4) mental model, ya�tu keseras�an n�la�-n�la� yang d�anut dalam meny�kap� proses pembelajaran, (5) team leraning, ya�tu kemampuan dan kemauan untuk belajar dan bekerjasama dalam satu t�m, mencakup makna derajat semangat seluruh anggota t�m untuk sal�ng berbag� pengetahuan dan sal�ng mengajarkan berbaga� cara, serta derajat kemampuan seluruh anggota t�m untuk belajar dan bekerja sama sebaga� satu kesatuan.

Berka�tan dengan kompetens� yang d�m�l�k� oleh seseorang Allan C, Omste�n (1980:50) mengartikan kompetensi sebagai bagian spesifik dari perilaku yang dapat dijelaskan

Page 253: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 247

dengan pengelolaan yang d�perlukan dalam suatu keseluruhan pengajaran yang manual atau dalam s�stem pen�la�an. Hartanto (1998) member�kan kaj�an tentang pemahaman tentang kompetens� �nsan� mem�l�k� unsur-unsur sebaga� ber�kut: (1) kompetens� �ntelektual, unsur �n� terka�t dengan kemampuan profes�onal seseorang yang d�wujudkan dalam bentuk pengetahuan yang d�anggap cerm�nan �ntelegens�a yang d�bangun melalu� proses pend�d�kan, keteramp�lan yang b�asanya d�ka�tkan dengan talenta dan d�kembangkan melalu� pelat�han, kemampuan (ab�l�ty), yang b�asanya d�ka�tkan dengan kemampuan fisik dan daya tahan seseorang di dalam kegiatan kerja, pengalaman yang d�peroleh melalu� pengalaman kerja yang relevan dan pemahaman mendalam atas kond�s� l�ngkungan b�sn�s dan kerja, (2) kompetens� jejar�ng kerjasama, kompetens� �n� terbentuk dar� hubungan kerjasama d�antara organ�sas�, m�tra kerja dan p�hak la�n yang berkepent�ngan, yang mau member�kan kom�tmennya untuk maju bersama dengan orang-orang yang mem�l�k� jar�ngan tersebut, (3) kompetens� kr�d�b�l�tas, kompetens� �nsan� �n� perlu d�kembangkan secara berkes�nambungan, karena organ�sas� d� dalam l�ngkungan yang terus berubah.

Berdasarkan paparan konsep d� atas secara umum dapat d�s�mpulkan bahwa kompetens� dapat d�kemukakan merupakan karakter s�kap, per�laku, atau kemauan serta kemampuan yang relat�f bers�fat stab�l ket�ka menghadap� s�tuas� atau kond�s� d� tempat kerjanya. Kesemuanya �tu akan terbentuk dar� suatu komb�nas� antara watak, konsep d�r�, mot�f, pengetahuan serta keteramp�lan. Oleh karena �tu kompetens� sangat d�perlukan dalam mengangkat keberhas�lan dalam performa seseorang dalam profes�nya.

C. Hubungan Kompetensi dengan KinerjaMot�f, watak dan konsep d�r� serta pengetahuan dapat menggambarkan karakter�st�k

kompetens� yang mana kemauan berak�bat pada has�l k�nerja sepert� d�gambarkan sebaga� ber�kut:

motif, pengetahuan serta keterampilan. Oleh karena itu kompetensi sangat diperlukan

dalam mengangkat keberhasilan dalam performa seseorang dalam profesinya.

C. Hubungan Kompetensi dengan Kinerja

Motif, watak dan konsep diri serta pengetahuan dapat menggambarkan

karakteristik kompetensi yang mana kemauan berakibat pada hasil kinerja seperti

digambarkan sebagai berikut:

Intent Tindakan Hasil

Motif KeterampilanWatakKonsep diriPengetahuan

Gambar 3

Model Hubungan Pengaruh Kompetensi Individu Terhadap performansi Pekerjaan

Spenser dan Spenser (1993) membagi kompetensi individu ini menjadi enam

kelompok, dimana masing-masing kelompok tersebut terdiri dari lima sampai enam

kompetensi, kelompok kompetensi ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Semangat untuk berprestasi dan bertindak (Achievement and Action) yang mencakup

kompetensi: (1) Orientasi prestasi (Achievement Orientation), yaitu derajat kepedulian

atau derajat usaha seseorang untuk berprestasi dalam pekerjaan, sehingga ia berusaha

bekerja dengan baik atau di atas standar. Adapun yang termasuk dalam kompetensi ini

meliputi berorientasi pada hasil, efisiensi, standar, perbaikan, kewirausahaan,

optimasi penggunaan sumber daya, (2) Penilaian terhadap kerapian, mutu dan

ketelitian (Concern for order, Quality and Accuracy) yaitu dorongan dalam diri

KARAKTERISTIKINDIVIDU

PERFORMANCEPERILAKU

Gambar 3Model Hubungan Pengaruh Kompetens� Ind�v�du Terhadap performans� Pekerjaan

Page 254: 16KONSEPDASARPENJAKES

248 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Spenser dan Spenser (1993) membag� kompetens� �nd�v�du �n� menjad� enam kelompok, d�mana mas�ng-mas�ng kelompok tersebut terd�r� dar� l�ma sampa� enam kompetens�, kelompok kompetens� �n� d�antaranya adalah sebaga� ber�kut:

1. Semangat untuk berprestas� dan bert�ndak (Achievement and Action) yang mencakup kompetens�: (1) Or�entas� prestas� (Achievement Orientation), ya�tu derajat kepedul�an atau derajat usaha seseorang untuk berprestas� dalam pekerjaan, seh�ngga �a berusaha bekerja dengan ba�k atau d� atas standar. Adapun yang termasuk dalam kompetensi ini meliputi berorientasi pada hasil, efisiensi, standar, perbaikan, kew�rausahaan, opt�mas� penggunaan sumber daya, (2) Pen�la�an terhadap kerap�an, mutu dan ketel�t�an (Concern for order, Quality and Accuracy) ya�tu dorongan dalam d�r� seseorang untuk mengurang� ket�dakpast�an d� l�ngkungan kerjanya, khusus berka�tan denan ketersed�aan data dan �nformas� yang andal dan akurat. Termasuk kompetens� �n�: mon�tor�ng kejelasan, mengurang� ket�dakpast�an dan keeping track. (3) In�s�at�f (Initiative) ya�tu ke�ng�nan atau derajat usaha untuk bert�ndak meleb�h� yang d�butuhkan atau d�harapkan oleh pekerjaan melakukan sesuatu tanpa menunggu per�ntah leb�h dahulu, t�ndakan �n� d�lakukan untuk memperba�k� atau men�ngkatkan has�l pekerjaan dan untuk menc�ptakan peluang-peluang baru sepert� proakt�f, (4) Pencar�an dan Pengumpulan Informas� (Information Seeking) ya�tu besarnya usaha yang d�keluarkan untuk mencar� dan mengumpulkan �nformas�-�nformas� untuk men�ngkatkan kual�tas keputusan dan t�ndakan berdasarkan �nformas� yang andal dan akurat serta berdasarkan pengalaman atas kond�s� l�ngkungan. Kompetens� �n� juga didefinisikan dapat memahami suatu secara mendalam.

2. Kemampuan Pelayanan (Helping and Human Services) yang mencakup kompetens� : (1) Empat� (Interpersonal Understanding) ya�tu kemauan untuk mendengarkan dan memaham� (perhat�an) dan mendengarkan hal-hal yang t�dak d�katakan b�sa berupa pemahaman d� atas pem�k�ran dan perasaan orang la�n, (2) Or�entas� Pelayanan dan Kepuasan Pelayanan atau Kepuasan Pelanggan (Customer Service Orientation) ya�tu kemauan untuk membantu dan melayan� kebutuhan atau harapan pelanggan/orang la�n.

3. Kemampuan Mempengaruh� Orang La�n (The Impact and Influence) yang mencakup kompetens�: (1) Pengaruh Strateg�s-mendukung dan mempengaruh� (Impact and Influence) ya�tu kemampuan untuk membujuk, meyak�nkan, dan mempengaruh�, atau men�mbulkan kesan ba�k pada orang la�n seh�ngga orang la�n mau mendukung gagasan atau �denya, (2) Kesadaran berorgan�sas� (Organization Awareness) ya�tu kemampuan untuk memaham� hubungan kekuasaan atau pos�s� dalam organ�sas�. Menggambarkan kemampuan untuk mengidentifikasikan orang-orang yang berperan atau berpengaruh dalam pengamb�lan keputusan, dan kemampuan untuk mempred�ks� pengaruh suatu kond�s� atau s�tuas� terhadap nas�b �nd�v�du atau kelompok dalam organ�sas�, (3) Membangun hubungan kerja (Rational Building) ya�tu derajat usaha untuk memb�na atau menjaga hubungan sos�al atau jar�ngan hubungan sos�al agar hangat dan akrab.

Page 255: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 249

4. Kemampuan Manajer�al (Manager�al) yang mencakup kompetens�: (1) Kemampuan Member� Dukungan (Develop�ng Others) ya�tu kemampuan untuk mendorong pengembangan atau proses belajar orang la�n, (2) Keberan�an member� Per�ntah dan memanfaatkan kekuasaan jabatan (D�rect�veness: Assert�veness and Use of Pos�t�onal Power) ya�tu kemampuan memer�ntah dan mengarahkan orang la�n ba�k karena kemampuan d�r� maupun karena kekuasaan jabatannya, untuk melakukan sesuatu sesua� dengan sasaran organ�sas�, (3) Kerja Kelompok dan Kerjasama (Teamwork and Cooperat�on) ya�tu kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan orang la�n dalam suatu kelompok kerja atau menjad� bag�an dar� suatu kelompok kerja, (4) Kepem�mp�nan Kelompok (Team Leadersh�p) ya�tu kemauan dan kemampuan untuk berperan sebaga� pem�mp�n kelompok, b�asanya d�tunjukkan dalam pos�s� otor�tas formal.

5. Daya P�k�r atau Kemampuan Keahl�an (Cognitif) yang mencakup kompetens�: (1) Berp�k�r Anal�t�s (Analytical Thinking) ya�tu kemampuan untuk memaham� s�tuas� atau permasalahan dengan cara mengura�kan masalah menjad� bag�an-bag�an yang leb�h r�nc�, atau kemampuan untuk mengamat� �mpl�kas� suatu keadaan tahap dem� tahap berdasarkan pemahaman dan pengalaman masa lalu, (2) Berp�k�r Konseptual (Conceptual Thinking) ya�tu kemampuan memaham� s�tuas� atau permasalahan dengan cara memandangnya sebaga� satu kesatuan mencakup kemampuan untuk mengidentifikasikan pola keterkaitan antara masalah yang bersifat maya (tidak nampak) atau kemampuan mengidentifikasi masalah mendasar dalam situasi yang kompleks, (3) Keahl�an Tekn�s (Expertise) ya�tu penguasaan pengetahuan ekpl�s�t, berupa keahl�an/keteramp�lan untuk menyelesa�kan suatu pekerjaan serta mot�vas� untuk mengembangkan, menggunakan, dan mend�str�bus�kan pengetahuan atau keteramp�lan kepada orang la�n.

6. Efekt�v�tas Ind�v�du (Personal Effectiveness) yang mencakup kompetens�: (1) Pengendal�an D�r� (Self Controll) ya�tu kemampuan untuk mengendal�kan emos� d�r� seh�ngga mampu mencegah per�laku negat�f, khususnya ket�ka menghadap� tantangan atau penolakan dar� orang la�n atau pada saat bekerja d� bawah tekanan, (2) Kepercayaan D�r� (Self Confidence) ya�tu keyak�nan seseorang pada kemampuan untuk menyelesa�kan suatu tugas atau pekerjaan, (3) Fleks�b�l�tas (Flexibilitay) ya�tu kemampuan menyesua�kan d�r� secara efekt�f pada berbaga� s�tuas�, kemampuan untuk memaham� dan mengharga� perbedaan perspekt�f dengan sesuatu hal, kemampuan untuk berubah atau kemudahan untuk mener�ma suatu perubahan dalam organ�sas� atau pekerjaan, (4) Kom�tmen pada organ�sas� ya�tu kemauan seseorang untuk menyelesa�kan s�kap atau per�lakunya atau melakukan t�ndakan yang menunjang kebutuhan, pr�or�tas dan tujuan organ�sas�.

Beberapa kompetens� la�n dar� penel�t�an Spenser (1993) dan Jann H�dayat (1999) adalah sebaga� ber�kut: Keahl�an menul�s atau narat�f, ya�tu kemampuan untuk menyampa�kan pokok-pokok p�k�ran dan gagasan dalam suatu pertemuan formal/

Page 256: 16KONSEPDASARPENJAKES

250 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

�nformal dengan menggunakan med�a cer�ta, dongeng, atau perumpamaan. Kemampuan L�ngu�st�k ya�tu kemampuan untuk menyelesa�kan pem�k�ran dan gagasan secara l�san atau tul�san, untuk kemud�an d�d�skus�kan atau d�d�alogkan seh�ngga terbentuk kesamaan perseps�, bahasa berpengaruh pada terbentuknya perseps�.

Berka�tan dengan kompetens� seseorang, Dan�el Goleman (1999) dalam bukunya Working with Emotional Intelligence mengemukakan peran kecerdasan emos� (EQ) dalam mempengaruh� t�ngg�nya k�nerja seseorang, kelompok dan perusahaan. Menurutnya agar prestas� t�ngg�, memerlukan kecakapan emos� (EQ) dua kal� leb�h pent�ng dar� pada kemampuan kogn�t�f murn�, kecerdasan emos� termasuk oleh Dan�el Goleman (1999) mel�put� dua hal ya�tu: (1) Kecakapan pr�bad� merupakan baga�mana k�ta mengelola d�r� send�r�, dan (2) Kecakapan sos�al merupakan baga�mana k�ta menangan� suatu hubungan. Kedua kecakapan tersebut yang membangun kecerdasan emos� seseorang.

Kecakapan pr�bad� mel�put�: (1) Kesadaran d�r� ya�tu mengetahu� kond�s� d�r� send�r�, kesukaan, sumberdaya dan �ntu�s�, sepert�: Kesadaran emos� yang merupakan mengenal� emos� d�r� send�r� dan efeknya; Pen�la�an d�r� secara tel�t� yang merupakan mengetahu� kekuatan dan batas-batas d�r�; Percaya d�r� ya�tu keyak�nan tentang harga d�r� dan kemampuan send�r�, (2) Pengaturan D�r� ya�tu mengelola kond�s� dan sumber daya d�r� send�r� sepert�; Kendal� d�r� ya�tu mengelola emos�-emos� dan desakan-desakan hat� yang merusak; S�fat dapat d�percaya ya�tu memel�hara norma-norma sport�v�tas dan �ntegr�tas, kewaspadaan untuk bertanggung jawab atas k�nerja pr�bad�; Adaptab�l�tas sepert� keluwesan dalam menghadap� perubahan; Inovas� ya�tu mudah mener�ma dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan �nformas�-�nformas� baru, (3) Mot�vas� ya�tu kecenderungan emos� untuk memudahkan untuk mera�h sasaran sepert�: Dorongan prestas� ya�tu dorongan untuk menjad� leb�h ba�k; Kom�tmen ya�tu menyesua�kan d�r� dengan sasaran organ�sas�, In�s�at�f: kes�apan untuk memanfaatkan kesempatan; Opt�m�sme ya�tu keg�g�han dalam memperjuangkan sasaran kendat� ada halangan.

Kecerdasan Sos�al mel�put�: (1) Empat� ya�tu kesadaran terhadap perasaan kebutuhan dan kepent�ngan orang la�n sepert�: Memaham� orang la�n: meng�ndra dan menunjukkan m�nat akt�f terhadap kepent�ngan orang la�n; Or�entas� pelayanan: mengant�s�pas� dan usaha memenuh� kebutuhan pelanggan; Memngembangkan orang la�n: merasakan kebutuhan orang la�n dan menumbuhkan kemampuan mereka; Mengatas� keragaman: menumbuhkan peluang melalu� pergaulan dengan macam-macam orang; Kesadaran pol�t�s: mampu membawa arus-arus emos� sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, (2) Keteramp�lan Sos�al ya�tu kep�ntaran dalam mengubah tanggapan yang d�kehendak� pada orang la�n sepert�: Pengaruh ya�tu mem�l�k� takt�k untuk melakukan persuas�; Komun�kas� ya�tu meng�r�m pesan yang jelas dan meyak�nkan; Kepem�mp�nan ya�tu membangk�tkan �nsp�ras� dan memandu kelompok dan orang la�n menjalankan tugas leb�h efekt�f; Agen perubahan ya�tu memula� dan mengelola perubahan, Manajemen kompl�k ya�tu merund�ngkan dan menyelesa�kan ket�daksepakatan; Membangun �katan menumbuhkan hubungan yang �ntrumental; Kolaboras� dan kooperas� ya�tu kerja sama

Page 257: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 251

dengan orang la�n dem� tujuan bersama; Kemampuan t�m ya�tu menc�ptakan s�nerg� kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.

Sementara berka�tan dengan keefekt�fan atau prestas� seseorang Stephen Covey (1993) dalam bukunya The seven habits of highly effective people mengemukakan bahwa s�tuas� yang �deal dalam organ�sas� dan bermasyarakat agar terjelma suatu jar�ngan manus�a yang sal�ng membantu dan men�ngkatkan s�nerg� sebuah organ�sas� dengan adanya �nterpendence, ya�tu ketergantungan bersama setelah sebelumnya ada independence (kemerdekaan) dan sebelumnya lag� ada dependence (ketergantungan pada seseorang). Menurut Stephen Covey ada tujuh keb�asaan orang yang efekt�f sebaga� ber�kut: (1) Proakt�f, (2) Memula� dar� gagasan akh�r dalam p�k�ran, (3) Mengutamakan hal yang harus diutamakan, (4) Berfikir menang-menang, (5) Memahami dahulu orang la�n, baru m�nta d�r� d�faham�, (6) Membangun kebersamaan dalam s�nerg�, (7) Selalu memperbaharu� keh�dupan. Melat�h keb�asaan kogn�t�f umumnya leb�h mudah d�band�ngkan melat�h kecerdasan emos� sepert� membuat orang agar kons�sten, mem�l�k� komitmen, berintegritas tinggi, berfikiran terbuka, bersikap jujur, memiliki kepercayaan d�r�, kreat�f dan sebaga�nya.

D�samp�ng kecerdasan emos�, d�kut�f dar� Ary G�nanjar (2001), Wolf S�nger (1990) ahl� syaraf, mengemukakan has�l r�setnya ya�tu adanya proses syaraf manus�a yang mengarah pada usaha mempersatukan dan member� makna keh�dupan, yang selanjutnya hal �n� d�sebut sebaga� kecerdasan sp�r�tual atau (SQ). Pada hat� nuran� (strengts) yang perlu d�pertahankan atau d�kembangkan, dan kelemahan atau hambatan (weaknesses) yang perlu dibenahi, atau ditinggalkan. Sumber data yang dimiliki mencakup kondisi fisik baik fisik dasar maupun fisik terbangun, kondisi non fisik yaitu sosial budaya masyarakat yang mungk�n mendorong atau sebal�knya menghambat kompetens� �nd�v�du dan kreat�v�tas p�mp�nan SD.

Berdasarkan kaj�an teor� yang telah d�ura�kan d� atas dapat d�tar�k suatu kes�mpulan (s�ntet�s) bahwa kepem�mp�nan pada jenjang pend�d�kan SD yang mencakup berbaga� faktor atau aspek yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan d�l�hat dar� s�s� �nternal yang mel�put� budaya kerja, komun�kas� �nterpersonal, keteramp�lan, dan sumber daya fungs�onal; serta s�s� eksternal yang mel�put� sos�o-kultural, sos�o-ekonom�, serta perkembangan IPTEK.

4. Kepala Sekolah sebaga� P�mp�nan Pend�d�kanDalam satuan pend�d�kan, kepala sekolah menduduk� dua jabatan pent�ng untuk

b�sa menjam�n kelangsungan proses pend�d�kan sebaga�mana telah d�gar�skan oleh peraturan perundang-undangan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pend�d�kan d� sekolah secara keseluruhan. Kedua, kepala sekolah adalah pem�mp�n formal pend�d�kan d�sekolahnya.

Sebaga� pengelola pend�d�kan, berart� kepala sekolah bertanggung jawab

Page 258: 16KONSEPDASARPENJAKES

252 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

terhadap keberhas�lan penyelenggaraan keg�atan pend�d�kan dengan cara melaksanakan manajemen sekolah dengan seluruh substans�nya. D�samp�ng �tu kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kual�tas sumber daya manus�a yang ada agar mereka mampu menjalankan tugaas-tugas pend�d�kan. Oleh karena �tu sebaga� pengelola, kepala sekolah mem�l�k� tugas untuk mengembangkan k�nerja para personal (terutama para guru) kearah profes�onal�sme yang d�harapkan.

Sebaga� pem�mp�n formal, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapa�nya tujuan pend�d�kan melalu� upaya menggerakan para bawahan kearah pencapa�an tujuan pend�d�kan yang telah d�tetapkan. Dalam hal �n� kepala sekolah bertugas melaksanakan fungs�-fungs� kepem�mp�nan, ba�k fungs� yang berhubungan dengan pencapa�an tujuan pend�d�kan maupun penc�ptaan �kl�m sekolah yang kondukt�f bag� terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Usaha untuk memberdayakan para personal dapat d�lakukan melalu� pembag�an tugas secara proporc�onal. Agar kerjasama dan tugas-tugas yang d�maksudkan dapat berjalan secara efektif dan efisiend, maka diperlukan upaya dan kepala sekolah sebagai pem�mp�n untuk mempengaruh� mengarahkan dan mengendal�kan per�laku bawahan ke arah pencapa�an tujuan-tujuan pend�d�kan. D�s�n�lah letaknya fungsí kepem�mp�nan dalam penyelenggaraan pend�d�kan d� sekolah.

Menurut Achmad Sanus� (1991:126) kepem�mp�nan dan pengelolaan (manajemen) sekolah tersebut menuntut kepala sekolah untuk mem�l�k� : (1) kemampuan dan kemampuan tentang tujuan, proses dan teknolog� yang melandas� pendd�kan d� set�ap jenjang sekolah; (2) kom�tmen lepada perba�kan profes�onal secara terus menerus. Selanjutnya Moh. Fakry Gaffar (1987:126) member� rambu-rambu agar keseluruhan keg�atan manajemen sekolah yang d�p�mp�nya d�g�r�ng untuk menc�ptakan suatu s�tuas� d�mana anak dapat belajar dengan leb�h ba�k dan d�mana anak merasa bahwa sekolah adalah tempat yang ba�k untuk belajar. Untuk mewujudkan tujuan �n� menjad� kenyataan, kepala sekolah perlu mengubah or�entas�nya dengan mengg�r�ng keseluruhan fungs� berbaga� unsur sekolah menuju suatu t�t�k ya�tu pembelajaran peserta d�d�k.

Perubahan dalam peranan dan fungs� sekolah dan yang stat�s d� jaman lampau kepada yang d�nam�s dan fungs�onal-konstrukt�f d� era pembangunan, membawa tanggung jawab yang leb�h luas kepala sekolah, khususnya kepada adm�n�strator kepala sekolah. Pada mereka harus tersed�a pengetahuan yang cukup tentang kebutuhan nyata masyarakat serta kesed�aan dan keteramp�lan untuk mempelajar� secara kont�nyu perubahan yang sedang terjad� d� masyarakat seh�ngga sekolah melalu� program-program pend�d�kan yang d� saj�kan senant�asa dapat menyesua�kan d�r� dengan kebutuhan baru dan kond�s� baru (Achmad Sanus�, dkk, 1991:117).

D��syaratkan oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebaga� salah satu unsur SDM adm�n�strator pend�d�kan perlu melengkap� wawasan kepem�mp�nan pend�d�kannya dengan pengetahuan dan s�kap yang ant�s�pat�f terhadap perubahan yang terjad� dalam keh�dupan masyarakat, termasuk perkembangan keb�jakan makro pend�d�kan. Wujud

Page 259: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 253

perubahan dan perkembangan yang pal�ng actual saat �n� ádalah mak�n t�ngg�nya asp�ras� masyarakat terhadap pend�d�kan dan gencarnya tuntutan keb�jakan pend�d�kan yang meliputi peningkatan aspek-aspek pemerataan kesempatan, mutu, efisiensi dan relevans�.

Dar� sudut pandang manajemen mutu pend�d�kan, kepem�mp�nan pend�d�kan yang direfleksikan oleh kepala sekolah seyogyanya meliputi kepedulian terhadap usaha-usaha pen�ngkatan mutu pend�d�kan d� satuan pend�d�kan yang d�p�mp�nnya. Dalam hubungan �n� mutu pend�d�kan dapat d�art�kan sebaga� kemampuan satuan pend�d�kan ba�k tekn�s maupun pengolahan yang profes�onal yang mendukung proses belajar peserta d�d�k seh�ngga dapat mencapa� prestas� belajar yang opt�mal.

Penjelasan tersebut leb�h memperkokoh kedudukan kepala sekolah dalam menentukan keberhas�lan proses pend�d�kan. Dalam hal �n� kual�tas kepem�mp�nan yang d�laksanakan menjad� sangat pent�ng oleh karena laju perkembangan keg�atan/program pend�d�kan yang ada d� set�ap sekolah d�tentukan oleh arahan, b�mb�ngan serta v�s� yang �ng�n d�capa� oleh kepala sekolah. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas kepem�mp�nannya dengan ba�k, kepala sekolah mem�l�k� kompetens� yang d�syaratkan. Kompetens� �n� harus mengacu pada t�ga hal sebaga� ber�kut: pertama, menunjuk pada karakter�st�k pr�bad� pem�mp�n yang tercem�n pada set�ap s�kap dan t�ndakannya. Kedua, mengacu pada kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebaga� pem�mp�n yang d�peroleh melalu� pend�d�kan atau pelat�han. Ket�ga, menunjuk lepada statu k�nerja yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas.

Robert C. Bog dan sebaga�mana d�kut�f oleh D�rawat, dkk (1983:88) mengemukakan empat kemampuan yang harus d�m�l�k� oleh seorang pem�mp�n pend�d�kan, ya�tu:

a. Kemampuan mengorgan�sas�kan dan membantu staff d� dalam merumuskan perba�kan pengajaran d� sekolah dalam bentuk program yang lengkap.

b. Kemampuan untuk membangk�tkan dan memupuk kepercayaan pada d�r� send�r� dan guru-guru dan anggota staff sekolah la�nnya.

c. Kemampuan untuk memb�na dan memupuk kerja sama dalam mengajukan dan melaksanakan program-program superv�s�.

d. Kemampuan untuk mendorong dan memb�mb�ng guru-guru serta staff sekolah la�nnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpart�s�pas� secara akt�f pada set�ap usaha-usaha sekolah untuk mencapa� tujuan-tujuan sekolah �tu seba�k-ba�knya.

Achmad Sanus� dan kawan-kawan (1991:126) mengka�tkan kemampuan kepala sekolah dengan m�s� profes�onalnya terd�r� atas : (1) kemampuan dalam manajemen sekolah yang mel�put� kemampuan tujuan, kemampuan proses dan kemampuan tekn�s manajer�al; (2) pengetahuan dalam manajemen sekolah yang mel�put� berbaga� pengetahuan yang relevan dengan proses adm�n�strat�f dan b�dang tekn�s; serta (3) kom�tmen dalam manajemen sekolah yang mel�put� or�entas� ke arah perba�kan syarat keunggulan profes�onal akt�f berpart�s�pas� dalam keg�atan belajar mengajar yang profes�onal, dan ded�kas� terhadap

Page 260: 16KONSEPDASARPENJAKES

254 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pengembangan konsep yang lengkap tentang ’the principalshift’.

Dalam Pola Pembaharuan S�stem Pend�d�kan Tenaga Kepend�d�kan d� Indones�a merangkum berbaga� kompetens� yang ada menjad� t�ga kompetens� yang harus d�m�l�k� oleh set�ap tenaga kepend�d�kan yang profes�onal, ya�tu: (1) Kompetens� pr�bad� yang menunjuk kepada suatu kemampuan yang sesua� dengan dasar dan tujuan pend�d�kan nas�onal. (2) Kompetend� profes�onal yang menunjuk kepada suatu kemampuan tekn�s edukat�f dan adm�n�strat�f serta kepem�mp�nan yang tangguh untuk dapat menyelenggarakan keg�atan pend�d�kan yang berkual�tas.

Sebaga� pem�mp�n pend�d�kan, kepala sekolah perlu mem�l�k� kompetens� dasar yang d��syaratkan kompetens� �n� berasal dar� Robert L. Katz (T. J. Serg�ovann�, Robert J. Starratt, 1979;25 Dn Burhanudd�n, 1994;91-92) berupa keteramp�lan dasar manajer�al.

a. Keteramp�lan tekn�s (Techn�cal sk�ll) Keteramp�lan yang berhubungan dengan pengetahuan, metode dan tekn�k-tekn�k

tertentu dalam menyelesa�kan suatu tugas-tugas tertentu. Dalam prakteknya, keterl�batan seorang pem�mp�n dalam set�ap bentuk techn�cal sk�ll d�sesua�kan dengan status/t�ngkatan s� pem�mp�n �tu send�r�.

b. Keteramp�lan manus�aw� (Human Sk�ll) Keteramp�lan yang menunjukkan kemampuan seorang pem�mp�n d� dalam bekerja

dengan melalu� orang la�n secara efekt�f, dan untuk memb�na kerjasama. Untuk mencapa� kemampuan dem�k�an seorang pem�mp�nharus dapat d�r�nya send�r�, ”akseptans� d�r�” dan sesama orang la�n. keteramp�lan manus�a yang sangat strateg�s untuk dapat memperoleh k�nerja organ�sas� yang t�ngg�, karena dalam �mplementas�nya terwujud pada upaya baga�mana seorang pem�mp�ng mampu memot�vas� bawahan.

c. Keteramp�lan Konseptual (Conceptual) Keterampilan terakhir ini menunnjukkan kemampuan dalam berfikir, seperti

menganal�sa suatu masalah, memutuskan dan mecahkan masalah tersebut dengan ba�k. Untuk dapat menerapkan keteramp�lan �n� seorang pem�mp�n d�tuntut mem�l�k� pemahaman yang utuh (secara total�tas) terhadap organ�sas�nya. Tujuannya agar �a dapat bert�ndak selaras dengan tujuan organ�sas� secara menyeluruh atas dasar tujuan dan kebutuhan kelompok send�r�.

LATIHANSupaya para mahas�swa leb�h memaham� Keg�atan Belajar �n�, maka kerjakanlah lat�han

�n� dengan cara membahas permasalahan ber�kut sesua� dengan petunjuk pembahasan yang d�sertakan untuk set�ap pokok persoalan. Dalam pembahasannya dapat d�lakukan secara �nd�v�du atau kelompok belajar.

Bahaslah pertanyaan-pertanyaan ber�kut �n� dalam lembar kerja Anda!

1. Jelaskan kedudukan kepala sekolah dalam menentukan keberhas�lan proses pend�d�kan.

2. D�skus�kan mengena� kual�tas kepem�mp�nan yang d�laksanakan menjad� sangat pent�ng oleh karena laju perkembangan keg�atan/program pend�d�kan yang ada d�

Page 261: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 255

set�ap sekolah d�tentukan oleh arahan, b�mb�ngan serta v�s� yang �ng�n d�capa� oleh kepala sekolah.

3. Jelaskan tugas-tugas kepem�mp�nannya dengan ba�k, kepala sekolah mem�l�k� kompetens� yang d�syaratkan.

4. Jelaskan kompetens� �n� harus mengacu pada t�ga hal.

RANGKUMANKompetens� �n� harus mengacu pada t�ga hal sebaga� ber�kut: pertama, menunjuk pada

karakter�st�k pr�bad� pem�mp�n yang tercem�n pada set�ap s�kap dan t�ndakannya. Kedua, mengacu pada kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebaga� pem�mp�n yang d�peroleh melalu� pend�d�kan atau pelat�han. Ket�ga, menunjuk lepada statu k�nerja yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas.

Berdasarkan ura�an kaj�an teor�t�s d� atas dan has�l temuan sebelumnya dapat d�s�mpulkan bahwa pengawasan merupakan bag�an yang t�dak terp�sahkan dar� manajemen pend�d�kan. Mesk�pun dalam pelaksanaannya sekarang �n� mas�h belum opt�mal namun upaya sungguh dar� supervisor dalam pelaksanaan pengawasan sangat d�perlukan.

Teor� d� atas banyak mengungkap berbaga� hal terka�t dengan manajemen pend�d�kan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran termasuk pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� MI. Pelaksanaan manajemen yang tepat sangat mendukung pos�t�f terhadap pelaksanaan pembelajaran, seh�ngga mutu has�l pembelajaran akan sangat d�rasakan oleh semua p�hak termasuk guru dan s�swa.

Tujuan pembelajaran menjad� salah satu �nd�kator keberhas�lan tercapa�nya has�l pend�d�kan harus d�topang oleh manajemen yang opt�mal oleh kepala sekolah seh�ngga d�peroleh SDM yang cerdas dan berakhlak mul�a. Khususnya dalam men�ngkatkan k�nerja para guru pend�d�kan jasman� d� t�ngkat MI.

Page 262: 16KONSEPDASARPENJAKES

256 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

TES FORMATIF

Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat, tuangkan pada lembar tugas yang Anda miliki!

1. Serangka�an proses untuk men�ngkatkan kual�tas gerak guna menopang berbaga� b�dang keh�dupan adalah:A. Olahraga C. Pend�d�kan jasman� B. Kompet�s� D. Pend�d�kan agama

2. Sesuatu yang d�wujudkan dalam bentuk keteramp�lan dan keahl�an guru dalam mengajar d�sebut:A. Kooperat�f C. Kolaboras� B. Kompetens� D. K�nerja

3. Proses yang d�desa�n oleh sekolah untuk memajukan kual�tas dan kuant�tas guru yang d�perlukan untuk memecahkan masalah dem� tercapa�nya tujuan sekolah adalah:A. Pemb�naan C. Pend�d�kan B. Pengelolaan D. Pengawasan

4. Suatu perubahan dalam berbaga� hal yang memperl�hatkan �nteraks� dar� keadaan sebelumnya d�sebut:A. Pertumbuhan C. Pematangan B. Pengembangan D. Pedewasaan

5. Upaya sadar melalu� serangka�an pembelajaran, pemb�naan, dan pemb�mb�ngan untuk mengubah per�laku �nd�v�du d�sebut:A. Pengentasan C. Pengembangan B. Pengendal�an D. Pend�d�kan

Page 263: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 257

UMPAN BALIK

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunc� Jawaban Tes Format�f yang terdapat pada bag�an akh�r KB �n� dan h�tunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemud�an gunakan rumus d� bawah �n� untuk mengetahu� t�ngkat penguasaan Anda dalam mater� set�ap Keg�atan Belajar yang telah d�pelajar�.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

T�ngkat penguasaan = ------------------------------------------------- x 100%

5

Makna dar� t�ngkat penguasaan Anda adalah:90% - 100% = Ba�k Sekal�80% - 89% = Ba�k70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang

B�la Anda mencapa� t�ngkat penguasaan 80% atau leb�h, Anda dapat melanjutkan pada Modul selanjutnya, tetap� apab�la t�ngkat penguasaan Anda kurang dar� 80% maka Anda harus mempelajar� kembal� Keg�atan Belajar modul �n�, terutama pada bag�an yang belum d�kuasa�.

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. C2. D3. A4. B5. D

Page 264: 16KONSEPDASARPENJAKES

258 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 265: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 259

GLOSARIUM

Filsafat berasal dari kata filo dan sofi artinya cinta kebijakan. Dengan kata lain seorang filosof akan selalu berpikir untuk orang banyak dan memberikan manfaat bag� set�ap orang.

Ontolog� esens�nya adalah �ng�n menjawab berbaga� pertanyaan tentang apa? Contoh, apa �tu pend�d�kan jasman�? Apa �tu olahraga? Dan banyak lag� pertanyaan mengena� apa dan apa. Jad�, obyek telaah ontolog� adalah yang ada atau apa yang �ng�n k�ta ketahu�. Ontolog� membahas tentang yang ada, yang t�dak ter�kat oleh satu perwujudan tertentu. Obyek formal ontolog� adalah hakekat seluruh real�tas.

Ep�st�molog� membahas secara mendalam mengena� proses yang terl�hat dalam usaha k�ta untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang d�dapat melalu� proses tertentu yang d�namakan metode ke�lmuan. Yang terka�t dengan ep�st�molog� antara la�n logika, filsafat bahasa, analisis wacana, dan matematika.

Dedukt�f menjelaskan cara berp�k�r dedukt�f (top down) dalam menjelaskan suatu gejala dengan menar�k kes�mpulan secara log�s dar� prem�s-prem�s yang telah d�terapkan sebelumnya.

Probab�l�st�k menjelaskan secara �ndukt�f (bottom up) dar� sejumlah kasus yang dengan dem�k�an t�dak member�kan kepast�an sepert� penjelasan dedukt�f mela�nkan penjelasan yang bers�fat peluang sepert� kemungk�nan atau hamp�r.

Fungs�onal merupakan penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam ka�tannya dengan s�stem secara keseluruhan yang d�anggap terlalu mudah yang menyebabkan dia beralih kepada filsafat dan matematika.

Genet�k merupakan penjelasan atas dasar turunan.

Ax�ology d�makna� sebaga� upaya mencar� manfaat yang tersurat dalam sebuah �lmu. T�dak dapat d�sangkal lag� bahwa �lmu telah banyak mengubah dun�a dalam memberantas penyak�t, kelaparan, kem�sk�nan, dan berbaga� wajah keh�dupan yang duka. Ilmu �tu bers�fat netral, �lmu t�dak mengenal s�fat ba�k atau buruk, dan s� pem�l�k pengetahuan

Page 266: 16KONSEPDASARPENJAKES

260 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

�tulah yang harus mempunya� s�kap.

PBM berart� upaya guru ber�nteraks� dengan semua unsur yang mendukung pencapa�an perubahan pada anak.

Pend�d�kan jasman� adalah upaya sadar melalu� serangka�an pemb�mb�ngan, pembelajaran, dan pelat�han dalam upaya mengubah per�laku anak melalui aktivitas fisik.

Pend�d�kan kesehatan merupakan upaya guru men�ngkatkan kesadaran s�swa akan pent�ngnya h�dup sehat yang pada akh�rnya d�harapkan menjad� suatu budaya h�dup pada anak dan l�ngkungan sek�tarnya..

Sport�v�tas adalah suatu s�kap mener�ma kekalahan dan mengaku� kemenangan lawan dengan besar hat� tanpa ada �r� dengk�. S�kap �n� akan mendorongnya untuk leb�h g�at berlat�h agar dapat mera�h prestas� yang leb�h ba�k d�kemud�an.

Sk�ll adalah keteramp�lan yang d�m�l�k� anak dan dapat d�lat�h agar leb�h teramp�l dalam bergerak dan berolahraga.

Mult�lateral merupakan akt�v�tas gerak dengan ragam pola gerak, seh�ngga s�swa akan leb�h kaya gerak. Ragam gerak �n� harus d�tanamkan sejak anak us�a d�n�.

Fas�l�tas merupakan alat pendukung dalam membantu pembelajaran agar leb�h efekt�f.

Modifikasi dimaknai sebagai upaya guru mencari solusi dalam menghadapi keterbatasan fas�l�tas yang tersed�a.

Ab�l�ty adalah kemampuan yang bers�fat �nhern (d� dalam d�r� �nd�v�du)

Akuras� adalah ketepatan

Env�ronment adalah l�ngkungan yang mendukung PBM

Fundamental Motor Sk�lls adalah keteramp�lan gerak dasar

Lokomotor adalah gerak berp�ndah dar� satu tempat ke tempat la�n

Man�pulat�f adalah gerak rekayasa

Modifikasi adalah menyederhanakan fasilitas pembelajaran

Rec�procal adalah sal�ng koreks� dengan teman pasangannya

Strateg� adalah upaya guru dalam mencapa� tujuan

Perkembangan merupakan proses terjad�nya perubahan pada �nd�v�du yang bers�fat kual�tat�f maupun kuant�tat�f.

Ps�komotor�k adalah suatu per�laku untuk mempelajar� perkembangan motor�k pada

Page 267: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 261

manus�a.

G�z� adalah kumpulan makanan yang mengandung nutr�s� se�mbang dar� unsur-unsur kesehatan, sepert�: prote�n, lemak, karboh�drat, v�tam�n, a�r, m�neral, dll.

Kual�tas gerak adalah sutau t�ngkat keberhas�lan dalam melaksanakan tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien.

Perkembangan kogn�t�f merupakan proses perubahan pada �nd�v�du dalam bidang psikologi yang secara spesifik menekankan pada unsur �ntelektual.

Perseps� motor�k merupakan salah satu term�nology yang ser�ng d�gunakan dalam pembelajaran pend�d�kan jasman�.

Kesadaran gerak adalah suatu hubungan antara perseps� dan gerak manus�a dan telah d�aku� orang yang �kut akt�f dalam akt�v�tas gerak cenderung perseps�nya leb�h pos�t�f.

Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan akadem�k seseorang yang mampu member�kan alternat�ve solus� dar� berbaga� persoalan yang muncul.

Lat�han jasman� merupakan perseps� pent�ng untuk proses gerak yang opt�mal, maka kemampuan �n� harus selalu d�pel�hara dan d�jaga agar tetap bugar dalam mendukung kual�tas h�dup.

Kesadaran waktu merupakan suatu pemahaman seseorang sepert� mendekat� bola dengan cepat dalam perma�nan sepak bola.

Efekt�v�tas art�nya pr�ns�p dasar tujuan pokok pelaksanaan superv�s� pembelajaran pend�d�kan jasman� dan kesehatan d� sekolah.

Guru dan s�swa adalah pengguna yang merasakan ba�k dan buruknya pelaksanaan superv�s�asan yang opt�mal.

Superv�sor adalah pelaksana yang menjalankan tugas pengawasan d� sekolah dan luar sekolah.

Pemb�mb�ngan merupakan upaya men�ngkatkan k�nerja para guru pend�d�kan jasman� dan kesehatan MI.

Demokrat�s art�nya, seorang superv�sor Pend�d�kan jasman� harus mel�batkan para guru pend�d�kan jasman� secara akt�f, terutama dalam hal, pengamb�lan keputusan, penyusunan program, dan tanggung jawab.

Kooperat�f dan akt�f adalah s�kap yang harus d�per�lhatkan oleh superv�sor, dan superv�sor pend�d�kan jasman� t�dak boleh mendom�nas� dalam

Page 268: 16KONSEPDASARPENJAKES

262 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

pelaksanaan superv�s�, karena penekanan superv�s� pend�d�kan jasman� yang demokrat�s.

Integral art�nya satu s�stem per�laku dengan s�stem per�laku la�nnya merupakan satu kesatuan, dan sal�ng pengaruh mempengaruh� satu sama la�n.

All th�ng art�nya superv�s� pend�d�kan jasman� hendaknya bers�fat komprehens�f.

Konstrukt�f art�nya superv�s� pend�d�kan jasman� bukanlah untuk mencar�-car� kesalahan bawahan mela�nkan seorang superv�sor harus bers�fat membangun:

Obyekt�f art�nya superv�s� pend�d�kan jasman� dalam penyusunan program, pelaksanaan dan evaluas� program harus matang.

Model adalah pedoman melakukan aks� atau suatu contoh yang dapat d�has�lkan atau d�kembangkan.

Pengembangan adalah suatu perubahan dalam berbaga� hal yang memperl�hatkan �nteraks� dar� keadaan sebelumnya.

Superv�s� adalah suatu proses yang d�rancang untuk membantu guru yang d�lakukan oleh pengawas.

Pemb�naan adalah proses yang d�rancang untuk men�ngkatkan kual�tas dan kuant�tas guru.

Pen�ngkatan adalah bertambahnya kemampuan dar� keadaan sebelumnya pada guru.

K�nerja adalah kompetens� dan mot�vas� yang d�m�l�k� guru dalam menjalankan tugasnya sebaga� pend�d�k.

Pend�d�kan jasman� adalah suatu perubahan per�laku pada peserta d�d�k melalu� akt�v�tas gerak.

Pembelajaran adalah s�stem penyampa�an dalam proses belajar mengajar untuk meng�mplementas�kan rencana.

Page 269: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 263

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kad�r, Ateng, (1992). Azas-azas dan Landasan Pend�d�kan Jasman�. Jakarta Depd�kbud. D�tjen Dd�kt�. P2LPMI.

A�p Syar�fudd�n, (1996), Belajar Akt�f Pend�d�kan Jasman� dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar kelas I sampa� dengan VI, (Jakrta: Penerb�t PT. Gramed�a.

Alfonso, R.J. F�rth, G.R, dan Nev�lle,R.F. (1981). Instruct�onal Superv�s�on: A Behavour System. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Ametembun. (1981). Superv�s� Pend�d�kan: Penuntun Bag� Para Pen�l�k, Pengawas, Kepala Sekolah, dan Guru-guru. Bandung: Percetakan Sur�.

Ar�kunto, Suhars�m�. (2005). Manajemen Penel�t�an. Ed�s� Rev�s�. Jakarta: PT. R�neka C�pta.

As�m, (2000), Kompetens� Guru Pend�d�kan Jasman�, Jurnal IMIEK Olahraga Volume 2 No. 2 Me� 2002, hal. 124-128.

Balmont, Cal�forn�a, USA. Butler George D., 1976, Introduct�on to Commun�ty Recreat�on, Ed�s� ke 5, McGraw-H�ll Book Company, USA.

Bucher, A.C., dan Krotee, L.M. (2002). Management of Phys�cal Educat�on and Sport. Ed�s� ke-11. New York: McGraw-H�ll Compan�es, Inc.

Castetter, W.B., (1996). The Human Resource Funct�on �n Educat�onal Adm�n�strat�on, Ed�s� ke-6, New Jersey, Prent�ce-Hall, Inc.

Cole, M., dan Cole She�la, R., 1989, The Development of Ch�ldren, San D�ego-Un�vers�ty of California, Scientific American Books.

Corb�n, et.al. (1979). Concepts �n Phys�cal Educat�on: W�th Laborator�es and Exper�ments. Ed�s� Ke-3.Iowa: Wm. C. Brown Company Publ�shers.

Depd�kbud. (1996). Pedoman Kerja Pelaksanaan Superv�s�. Jakarta: D�tjen D�kdasmen.

Depd�knas, (2004). Kur�kulum tahun 2004: Kur�kulum Berbas�s Kompetens�. Jakarta: Depd�knas

Depd�knas. (2003). Undang-undang S�stem Pend�d�kan Nas�onal. Jakarta: Departemen Pend�d�kan Nas�onal.

Dharma, Agus. (2001). Manajemen Supervisi. Edisi Ke-4. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Page 270: 16KONSEPDASARPENJAKES

264 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Gallahue, Dav�d L., 1989, Understand�ng Motor Development: Infants, Ch�ldren, Adolescents, Ed�s� ke dua, Benchmark Press, Inc., USA.

Harsuk�. (2003). Perkembangan Olahraga Terk�n�: Kaj�an Para Pakar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Harter. S. 1988. Causes, correlates, and the funct�onal role of global self-worth: A l�fe-span perspect�ve. New Haven, CN: Yale Un�vers�ty Press

Hassan Fuad, 1996, Pengantar F�lsafat Barat, Pustaka Jaya, Jakarta

Haywood, M. Kathleen, 1993, L�fe Span Motor Development, Ed�s� kedua, Human K�net�cs Publ�shers, USA.

Herawan, Ded�. (2004). Pengembangan Model Superv�s� Akadem�k Mata Pelajaran IPA d� SMU. D�sertas�. Bandung: PPS-Un�vers�tas Pend�d�kan Indones�a.

Hyland, D. A. (1990). Ph�losophy of Sport. Ed�s� ke-1. USA: Paragon House.

Isaacs,L.D., dan Payne,V.G., 1995, Human Motor Development: A L�fespan Approach, Ed�s� ke tiga, Mayfield Publishing Company, USA.

Jewett, A.E., Ba�n, L.L., dan Enn�s, CD., (1995), The Curr�culum Process �n Phys�cal Educat�on, Ed�s� ke-2, Iowa, Wm. C. Brown Commun�cat�on, Inc.

Lavay W.B., French R., dan Henderson L.H., (1997). Pos�t�ve Behav�or Management Strateg�es for Phys�cal Educators, Human K�net�cs.

Mahendra, A., & Ma’mun, A. (1999). Teor� Belajar Motor�k. Bandung: IKIP Press.

M�ller N.P., dan Rob�nson D.M., 1963, The Le�sure Age: Its Challenge to Recreat�on, wadsworth Publ�sh�ng Company, Inc.,

Mosston, M., & Ashworth, S. (1994). Teach�ng Phys�cal Educat�on, Ed�s� ke-4. USA: Macm�llan College Publ�sh�ng Company, Inc.

Muchtar, Remy. (1997). Model Pembelajaran Pend�d�kan Jasman� d� SD: Suatu Alternat�f. Makalah. Konferens� Nas�onal Pend�d�kan Jasman� dan Olahraga. Bandung: IKIP Bandung

Ngasmain dan Soepartono, (1997). Modifikasi Olahraga dan Model Pembelajarannya sebaga� Strateg� Pemb�naan Olahraga Us�a D�n� Bernuansa Pend�d�kan. Makalah d�saj�kan pada Konferens� Nas�onal Pend�d�kan Jasman� dan Olahraga. Bandung 22-23 September

Pangraz�, P.R., & Dauer, P.V. (1992). Dynam�c Phys�cal Educat�on for Elementary School Ch�ldren. Ed�s� ke-7, New York: Allyn dan Bacon.

Parkhouse, L.B. (2001). The Management of Sport: Its Foundat�on and Appl�cat�on. Ed�s� ke-3. St. Lou�s, M�ssour�: Mosby-Year Book, Inc.

Rusl� L, Yudha MS, Adang S, dan Rusl� Ibrah�m, (2002), Superv�s� Pend�d�kan Jasman�:

Page 271: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 265

Konsep dan Prakt�k, Jakarta: Depd�knas, D�kdasmen dan D�tjen Olahraga.

Rusl� Lutan, & Chol�k, T. (1997). Strateg� Pembelajaran Pend�d�kan Jasman� dan Kesehatan. Buku Mater� Pokok, Depd�kbud-D�kdasmen, BP2MG Penjaskes Setara D-II, Un�vers�tas Terbuka, Jakarta.

Rusl� Lutan, 1988, Belajar Keteramp�lan Gerak Pengantar Teor� dan Metode, Jakarta, P2LPTK, D�tjen Peguruan T�ngg�.

Rusl� Lutan. (1999). Kr�s�s Global Pend�d�kan Jasman� (Re�nterpretas� Has�l Kongres World Summ�t on Phys�cal Educat�on dan Kesan Tentang Keolahragaan Jerman). Makalah. Lokakarya KBK, Jurusan Pend�d�kan Olahraga, FPOK-UPI.

Schm�dt, R.A.,1988, Motor Control and Learn�ng: A Behav�oral Emphas�s, Ed�s� ke dua, Champa�gn, IL: Human K�net�cs, USA.

Sergiovanni, T.J dan Starratt, R.J. (1993). Supervision: A Redefinition. New York: McGraw-H�ll, Inc.

Sheda, Constance dan Small Chr�st�ne, 1995, Developmental Motor Act�v�t�es for Therapy, Ar�zona-USA: Therapy Sk�ll Bu�lders

S�edentop, D. (1990). Introduct�on to Phys�cal Educat�on, F�tness, and Sport. Cal�forn�a: Mayfield Publishing Company.

S�mamora, Henry., (1995), Manajemen Sumber Daya Manus�a,Yogyakarta, STIE YKPN.

Sug�yanto, 2005, Perkembangan dan Belajar Motor�k. Jakarta: Un�vers�tas Terbuka

Supand�, K. (1990). Manajemen Pend�d�kan Jasman� dan Olahraga. Buku Pegangan Mahas�swa. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Sur�asumantr� Jujun S., 1993, F�lsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer, Pustaka S�nar Harapan, Jakarta.Parkhouse, L.B., 1996, The Management of Sport: Its Foundat�on and Appl�cat�on, Ed�s� ke 2, mosby-Year Book, Inc., USA.

T�laar, M., 2000, Pend�d�kan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madan� Indones�a: Strateg� Reformas� Pend�d�kan Nas�onal, Ed�s� ke-2, Bandung, PT. Remaja RoMIakarya.

W�nn�ck, P. Joseph, 1990, Adapted Phys�cal Educat�on and Sport, Ill�no�s: Human K�net�cs Books.

Yudha, M.S., Beny I., Rahmat H., dan Komar, H., 2001, Metode Pengembangan Kemampuan Gerak: Penataran Tertul�s Penyegaran T�pe A untuk Guru TK, Bandung, Depd�knas, D�tdasmen, PPPGT.

Yudha, M.S., dan Husdarta J.S., 2000, Perkembangan Peserta D�d�k, Jakarta, Depd�knas-D�tdasmen.

Ze�gler Earle F., 1964, Phylosoph�cal Foundat�ons for Phys�cal, Health, and Recreat�on Educat�on, Prent�ce-Hall, Inc. Englewood Cl�ffs, New York, USA.

Page 272: 16KONSEPDASARPENJAKES

266 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Page 273: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 267

RIWAYAT HIDUP PENULIS

YUDHA M. SAPUTRA d�lah�rkan d� Garut, 12 Maret 1963 anak kedua dar� pasangan H. Otong Ahmad Sukarta dan Hj. Imas Fat�mah. D� tahun 1989 men�kah dengan Hj. Yul�asr�. Jenjang pend�d�kan yang pernah d�tempuh mula� dar� Taman Kanak-kanak h�ngga SLTA d�selesa�kannya d� Kota Kelah�rannya Garut. Setelah lulus dar� SDN 2 Tarogong Garut pada tahun 1976, kemud�an melanjutkan stud�nya ke SMPN 1 Garut yang lulus pada tahun 1979 dan SMAN 1 Garut yang d�selesa�kannya pada tahun 1982. Pada tahun 1982 d�ajak ke Bandung oleh Uanya (H. Undang M�sdan, dosen IKIP Bandung) untuk meneruskan pend�d�kan

ke Jurusan Pend�d�kan Kesehatan dan Rekreas�, FPOK IKIP Bandung (sekarang FPOK UPI) dan lulus pada tahun 1987. Alhamdul�llah pada tahun 1989 d�angkat menjad� PNS d� l�ngkungan FPOK UPI h�ngga saat �n�. Setelah mengabd� selama 6 tahun d� lembaganya, tepatnya pada tahun 1995 d�ber� kesempatan untuk melanjutkan stud� S2 d� Un�vers�ty of Houston, USA dalam b�dang Pedagogy of Phys�cal Educat�on dan lulus pada tahun 1997. Pada 2001 lembaga member�nya kesempatan untuk menempuh pend�d�kan S3 dalam b�dang Adm�n�stras� Pend�d�kan d� SPs UPI.

Pengalaman sebaga� tenaga pengajar sejak tahun 1989 adalah: dosen FPOK UPI dar� tahun 1989-sekarang, dosen MKU Olahraga d� ITB dar� tahun 1990-2000; dosen AKORIN C�loto 1997-1999; dosen STKIP Pasundan dar� tahun 1997-sekarang, dosen Mata Kul�ah Penjas pada PGSD Bum� S�l�wang� UPI dar� tahun 1997-2007; dosen mata kul�ah Metodolog� Pembelajaran Bahasa dan Motor�k d� PGTK Bum� S�l�wang� UPI sejak tahun 2000-2007; dosen Perencanaan Pengajaran dan Sport Tour�sm d� UNIGAL C�am�s dar� tahun 2000-sekarang, dosen d� PGSD Kampus Sumedang dar� tahun 2000-sekarang; dosen Metodolog� Pembelajaran Bahasa dan Motor�k d� PGTK Kampus Sumedang UPI sejak tahun 2004-sekarang; dosen UNIMA Majalengka dar� tahun 2001- sekarang; dan dosen Un�vers�tas Tr�sakt� dar� 2004-2005. D� samp�ng menjad� dosen, juga mendapatkan tugas la�n ya�tu: Konsultan D�rektorat Olahraga Masyarakat pada D�tjen Olahraga Depd�knas dar� tahun 2002-2004; Penatar Manggala Pend�d�kan dan Pelat�han Pembekalan Guru Kelas/Agama untuk menjad� guru penjas d� SD pada D�kdasmen Depd�knas dar� tahun 2002-2007; Penatar Manggala Pend�d�kan dan Pelat�han Pembekalan Guru Penjas Sekolah Luar B�asa D�kdasmen Depd�knas dar� tahun 2003-2007; Penatar pada sos�al�sas� buku ajar pend�d�kan jasman� dar� SD-SLTA se Indones�a dar� D�kdasmen Depd�knas dar� tahun 2000-2004; konsultan Pend�d�kan Jasman� pada LPMP Jawa Barat dar� tahun 2000-sekarang; konsultan kur�kulum SD Yayasan Mutapan�n dar� tahun 2000-2004; konsultan pend�d�kan pada Yayasan Zamrud dar� tahun 2007-sekarang; T�m perumus evaluas� has�l PON XV tahun 2000 d� Surabaya; Sos�al�sas� model perkembangan bal�ta Depd�knas

Page 274: 16KONSEPDASARPENJAKES

268 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jakarta pada tahun 2003; T�m perumus strateg� pembangunan keolahragaan Jawa Barat tahun 2005-2006; Sosialisasi Rancangan Sertifikasi Tenaga Keolahragaan Menpora pada tahun 2007; T�m perumus evaluas� has�l PON XVI tahun 2004 d� Palembang; T�m penyusun laporan Tes F�s�k atlet PON Jabar dar� tahun 2006-2008; Penyusun laporan Raparprov KONI Jabar 2006 dan rencana kerja KONI Jabar tahun 2007; Penyusun laporan Raparprov KONI Jabar 2007 dan rencana kerja KONI Jabar tahun 2008; T�m perumus model PORPROV 2010 Jawa Barat dar� tahun 2007-sekarang. T�m Penyusun Port�fol�o Akred�tas� Inst�tus� UPI pada tahun 2007;

Pengalaman dalam jabatan struktural d� lembaga formal maupun nonformal adalah: Sekretar�s Jurusan Pend�d�kan Kesehatan dan Rekreas� FPOK UPI dar� tahun 1998-2005; Ketua L�tbang PSI Jabar dar� tahun 2000-2004; Ketua L�tbang Ikas� Jabar dar� tahun 2001-2005; Ketua L�tbang PABBSI Jabar dar� tahun 2002-2007; Wak�l L�tbang Indones�an Soc�ety for Adapted Phys�cal Educat�on (ISAPE) dar� tahun 2003-sekarang; Pengurus Indones�an Soc�ety for Phys�cal Educat�on and Sport (ISPES) dar� tahun 2003-sekarang; Sekretar�s Forum Insan Olahraga Jawa Barat dar� 2005-2006; Ketua Pelaksana Tes F�s�k atlet PON Jabar dar� tahun 2006-2008; Ketua Jurusan Pend�d�kan Kesehatan dan Rekreas� FPOK UPI dar� tahun 2005-2007; Ketua Jurusan Pend�d�kan Kesehatan dan Rekreas� merangkap Ketua Prod� IKOR FPOK UPI dar� tahun 2007-sekarang; Wak�l Ketua D�v�s� SDM kepengurusan KONI Jabar 2006-2010; Penanggung jawab Jurnal W�sata dan Olahraga dari tahun 2005-sekarang; Assesor Sertifikasi Profesi Guru tingkat Jawa Barat dar� tahun 2007-sekaang; Assesor BAN PT D�kt� Dapd�knas dar� tahun 2007-sekarang. Sebaga� Dekan FPOK UPI mula� tahun 2008 sampa� sekarang.

Pengalaman meng�kut� pend�d�kan dan pelat�han d� dalam dan d� luar neger� adalah d�klat Bahasa Inggr�s selama 5 bulan d� Malang pada tahun 1995; d�klat Engl�sh for Student selama 3 bulan d� USA pada tahun 1995; d�klat terjemahan buku ajar t�ngkat nas�onal oleh D�kt� pada tahun 2001; d�klat penul�san buku ajar t�ngkat nas�onal oleh D�kdasmen pada tahun 2004; d�klat penul�san bahan ajar berbas�s E-Learn�ng pada tahun 2006.

Pengalaman meng�kut� sem�nar, konferens�, dan lokakarya (workshop) d� dalam dan luar neger� adalah peserta Internat�onal Sports Olymp�c Conference �n Atlanta USA pada tahun 1996; Penyaj� pada Internat�onal Sports Sc�ence Conference �n Hongkong pada tahun 2000; Penyaj� pada Internat�onal Sports Sc�ence and Phys�cal Educat�on Conference �n Bandung pada tahun 2002; Peserta The 4th Comparat�ve Educat�on Soc�ety of As�a B�enn�al Conference �n Bandung pada tahun 2003; Penyaj� pada Internat�onal Conference on Sports and Susta�nable Development �n Jogya pada tahun 2003; Peserta Internat�onal Conference on Educat�on �n Malays�a pada tahun 2005; Study Band�ng ke Nanyang Un�vers�ty (Nat�onal Inst�tute of Educat�on) pada tahun 2005; Stud� Band�ng ke UTM, U�TM, UPSI Malays�a pada tahun 2006; Penyaj� pada Internat�onal Conference of Sport Industry �n Bandung pada tahun 2006; Stud� Band�ng ke New South Weals Un�vers�ty Austral�a pada tahun 2007; Penyaj� pada Internat�onal Conference of Longl�fe Learn�ng (ICLL) d� UKM Malays�a 2007; Penyaj� pada Sem�nar dan Lokakarya Pen�ngkatan Mutu

Page 275: 16KONSEPDASARPENJAKES

Konsep Dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 269

Pembelajaran berbas�s R�set Bandung pada tahun 2008.

Pengalaman menel�t� yang sudah d�publ�kas� pada beberapa jurnal adalah Pengaruh Strateg� Pembelajaan Dedukt�f dan Indukt�f terhadap Pen�ngkatan Kemampuan Memecahkan Masalah pada Anak SD d�publ�kas�kan pada Jurnal PGSD Sumedang tahun 2001; Pengaruh Gaya Mengajar Res�prokal dan Eksploras� terhadap Pen�ngkatan Gerak Dasar Siswa SD dipublikasikan pada Jurnal Depdiknas tahun 2002; Profil Guru Pendidikan Jasman� SD d� Kota Bandung d�publ�kas�kan pada Jurnal Un�vers�tas Banjarmas�n tahun 2003; Reformas� Manajemen Perguruan T�ngg� d�publ�kas�kan pada Jurnal Unsy�ah NAD tahun 2004; Anal�s�s Kecenderungan Manajemen Waktu Luang d� Kota Bandung d�publ�kas�kan pada Jurnal W�sata dan Olahraga tahun 2005; Faktor-faktor Strateg�k yang mempengaruh� K�nerja Guru Penjas d�publ�kas�kan pada Jurnal W�sata dan Olahraga tahun 2006; Pengembangan lapangan kerja lulusan jurusan pend�d�kan kesehatan dan rekreas� melalu� kerjasama pemasaran sport tour�sm dengan pusat keg�atan olahraga d� Kota Bandung d�publ�kas�kan pada Jurnal Depd�knas tahun 2007; Kontr�bus� superv�s� dan fas�l�tas terhadap k�nerja guru pend�d�kan jasman� sekolah dasar d� Kota Bandung.” Pada tahun 2007; Pemberdayaan perempuan lanjut us�a melalu� perubahan pola h�dup pada tahun 2007 d�publ�kas�kan pada Bazar Has�l Penel�t�an UPI tahun 2007; Pengembangan �ndustr� olahraga terpadu menuju kemand�r�an dan kemapanan pada UPI BHMN d�publ�kas�kan pada Jurnal Penel�t�an Pend�d�kan UPI tahun 2007.

Pengalaman dalam penul�san buku dan bahan ajar sebaga� ber�kut: Pembelajaran Atlet�k untuk SD yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2001; Pembelajaran Atlet�k untuk SLTP yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2001; Pembelajaran Atlet�k untuk SLTA yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2002; Model Olahraga Rekreas� yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2002; Model Pengembangan Motor�k Anak TK yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2002; Superv�s� Pend�d�kan Jasman� yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2003; Olahraga Masyarakat yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2003; Pembelajaran Perma�nan Bola Tangan anak SDLB yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun tahun 2003; Pembangunan Olahraga Jawa Barat yang d�terb�tkan oleh Pemda Jabar pada tahun 2003; Pembelajaran Kooperat�f untuk Pengembangan Keteramp�lan Anak TK yang d�terb�tkan oleh Depd�knas pada tahun 2005; Pembangunan Olahraga Jabar menuju Prov�ns� Termaju pada tahun 2010 yang d�terb�tkan oleh Pemda Jabar pada tahun tahun 2005; Rev�tal�sas� Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan yang d�terb�tkan oleh Pemda Jabar pada tahun 2005. Pembelajaran dan Perkembangan Motor�k yang d�terb�tkan oleh UT Jakarta pada tahun 2006; Bahan Belajar Mand�r� (BBM) Pend�d�kan Jasman� dan Olahraga yang d�terb�tkan oleh UPI pada tahun 2007.

Penghargaan yang pernah d�ter�ma adalah menjad� tahun 2008 Dosen Teladan ke I t�ngkat Fakultas, Dosen teladan ke III t�ngkat Un�vers�tas d� l�ngkungan UPI tahun 2008; Menjad� Penel�t� Terba�k ke IV d� l�ngkungan UPI pada tahun 2002; Mendapat penghargaan Sat�a Lancana Pengabd�an 10 tahun dar� UPI pada tahun 2004; Mendapat