1654_iii
DESCRIPTION
LKJSHFLKJDSFTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan : Tekstur Analyzer
B. Tujuan Percobaan : 1. Memahami Prinsip Kerja Tekstur Analizer
2. Memahami Cara Kerja Pengukuran Tekstur
II. DASAR TEORI
Tektur makanan dapat diartikan sebagai cara bagaimana berbagai unsur
komponen dan unsur struktur ditata dan digabung menjadi mikro dan makro
struktur dan pernyataan struktur ini keluar dalam segi aliran dan deformasi.
Kebanyakan makanan merupakan struktur fisika-kimia yang rumit. Akibatnya,
sifat fisiknya mencakup rentang yang lebar, mulai dari bahan fluida Newton
sampai sistem dispersi yang paling rumit dengan ciri-ciri semi padatan. Antara
susunan kimia makanan, struktur fisiknya, dan sifat fisik atau mekanikanya
terdapat hubungan langsung yang saling berkaitan. (de Man, 1999)
Pada telaah tektur makanan menurut de Man (1999), perhatian ditujukan
kepada dua bidang yang saling berkaitan yaitu, sifat aliran dan deformasi serta
makro dan mikro struktur. Berikut ini alasan mengapa telaah tektur sangat penting
dalam pengukuran tekstur :
1. Untuk menilai ketahanan produk terhadap kerja mekanis (seperti
pemanenan buah dan sayur secara mekanis).
2. Untuk menentukan sifat aliran produk selama pemrosesan, penanganan,
dan penyimpanan.
3. Untuk menentukan perilaku mekanis makanan jika dimakan.
Batasan-batasan tekstur menurut de Man (1999) adalah :
1. Kekerasan, diperlukan untuk memampatkan suatu materi, sehingga
resisten terhadap deformasi
2. Kelentingan, merupakan tingkat di mana suatu materi yang diubah
bentuknya dapat kembali pada bentuk awalnya.
3. Kelekatan, menyangkut daya tarik materi dalam mulut seperti lidah, gigi
dan langit-langit mulut, sejauh mana materi dapat ditarik.
4. Kekompakan, kekuatan ikatan internal yang menyusun materi.
Tektur sangat mempengaruhi citra suatu makanan menurut Szczesniak dan
Kleyn, (1963). Ciri-ciri yang paling sering diacu adalah kekerasan, kekohesifan,
dan kandungan air. Tiga golongan utama ciri-ciri tekstur :
1. Ciri mekanis
2. Ciri geometris
3. Ciri lain yang berkaitan (terutama dengan lemak dan air)
Pengukuran objektif tekstur termasuk dalam bidang reologi dimana
merupakan ilmu mengenai aliran dan deformasi bahan. Penentuan sifat reologi
makanan tidak berarti bahwa tekstur produk ditentukan secara lengkap. Namun,
pengetahuan mengenai beberapa sifat reologi makanan dapat memberikan
petunjuk penting tentang keterterimaan dan sangat penting pada penentuan sifat
dan rancangan metode pemrosesan dan peralatan. (de Man, 1999)
Terkadang, karakteristik fisik makanan susah untuk diklasifikasikan. Hal
ini merupakan terminology yang tepat dalam mempersiapkan nilai untuk evaluasi
sensoris. Tektur dibutuhkan banyak teknik objektif, salah satunya digunakan
klasifikasi fisik yang telah sesuai dengan Szczesniak. (Weaver dan Daniel, 2003)
Berdasarkan penggolongan ciri-ciri tekstur Szczesniak, instrument baru
telah dikembangkan di General Foods Research Laboratories dengan nama
Teksturometer General Foods. Dari gerakan bolak – balik yang mendeformasi
cuplikan yang terdapat dalam baki yang dilengkapi dengan pengukur regangan,
diperoleh rekaman gaya yang disebut kurva profil tekstur. (de Man, 1999)
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah penggaris, Personal
Computer, LFRA Teksture Analyzer merek Brookfield, dan 1 set probe.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah jeruk,
jelly, biskuit/crackers.
B. Cara Kerja
Disiapkan sampel berupa biskuit/crackers, jelly dan buah jeruk. Masing-
masing sampel diukur ketebalannya dengan menggunakan penggaris. Sampel
diletakkan dimeja objek. Probe diturunkan hingga menyentuh permukaan
sampel dan hasil dicatat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1.1 Hasil Pengujian Tekstur Analyzer
Sampel Hardness
Biscuit/crakers 3356.50 g
Jelly 121.50 g
Jeruk 196.50 g
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tekstur analyzer LI
(Lyod Instrument) bernama LFRA Teksture Analyzer merek Brookfield. Alat ini
memiliki penampilan dan kemampuan yang dinilai cukup kompeten dalam
mengukur produk, quality control, tes laboratorium, dan pendidikan keahlian
memberikan solusi terhadap pengukuran makanan. Alat tersebut dioperasikan
secara otomatis dengan menggunakan komputer. Dalam mengukur tekstur suatu
benda, kita diharuskan untuk memilih bentuk beban (probe) yang tepat agar
pengukuran dapat berjalan sesuai dengan harapan dan didapatkan hasil yang
cukup akurat.
Gambar 1.1 LFRA Teksture Analyzer
Prinsip kerja dari tekstur analyzer yaitu :
1. Mengukur profil tekstur dengan merekam gaya regangan.
2. Dengan gaya bolak balik benda yang mendeformasi sampel diperoleh
rekaman gaya yang disebut kurva profil tektur.
LFRA Teksture Analyzer terdiri dari beberapa komponen yang memiliki
fungsi yang berbeda diantaranya :
1. Layar/display berfungsi menunjukkan pengaturan kealat.
2. Tempat pasang improbe berfungsi sebagai alat untuk digunakan mengukur
tekstur.
3. Probe berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menekan bahan.
4. Meja objek berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel.
5. Scrol berfungsi sebagai alat pemutar meja objek.
6. Perangkat komputer berfungsi untuk menerjemahkan hasil tekstur.
Pada percobaan ini digunakan tiga macam sampel yaitu buah jeruk, jelly dan
biskuit/carckers. Dalam mengukur tekstur dari masing-masing sampel digunakan
probe yang memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Untuk mengukur
tekstur dari buah jeruk digunakan probe TA 9 ukuran 1,5 mm dengan bentuk
probe yaitu jarum. Untuk mengukur tekstur jelly digunakan probe TA 17 ukuran
25,4 mm dengan bentuk probe yaitu bola. Sedangkan untuk mengukur tekstur
biskuit/crackers digunakan probe TA 18 ukuran 12,7 mm dengan bentuk probe
yaitu bulat silindris.
Gambar 1.2 Jenis – Jenis Probe
Pada praktikum ini langkah-langkah pengoprasional alat sebagai berikut :
pertama nyalakan komputer dan alat. Kemudian alat akan mendeteksi dan
mengukur sampel. Pilihlah sampel yang akan diuji dan pasang probe. Pilih tekstur
prolite dan reseting. Alat akan mengeluarkan bunyi apabila sudah tesambung dan
langsung bisa digunakan.
Ketika alarm berbunyi kembali pilih define new teks klik hardness,
selanjutnya work done. Ditulis ketebalan sampel dengan membagi 2, contoh
sampel biskuit ketebalan 1,4 mm dibagi 2 menjadi 7 nm kemudian save. Probe
akan bergerak turun perlahan sebanyak 3x. Probe akan menyentuh meja objek
kemudian probe naik lagi. Probe turun dan sampel diletakkan dan probe akan
menyentuh sampel. Probe akan naik kembali, probe akan turun kembali menekan
sampel sampai setengah dari sampel tersebut dan hasil akan di terjemahkan oleh
komputer.
Dari hasil percobaan dalam pengukuran tekstur sampel diperoleh bahwa
biskuit/crakers memiliki hardness sebesar 3356.50 g. Buah jeruk memiliki
hardness sebesar 196.50 g dan jelly memiliki hardness sebesar 121.50 g.
Dari data yang diperoleh diketahui bahwa biskuit/crakres memiliki
hardness (kekerasan) yang paling besar yaitu 3356.50 g dibandingkan dengan
kekerasan buah jeruk dan jelly. Kekerasan buah jeruk 196.50 g sedangkan
kekerasan yang paling kecil yaitu jelly sebesar 121.50 g. Hal ini dapat dibuktikan
secara kualitatif dengan cara mengunyah masing-masing sampel dan
membandingkan tingkat kekerasannya berdasarkan proses pengunyahan yang
dirasakan. Buah jeruk memiliki tekstur yang berair sedangkan jelly memiliki
tekstur yang kenyal. Selain itu, dari pengukuran sekilas dengan menggunakan
mata dan tangan juga dapat dikatakan bahwa jeruk lebih berair daripada jelly
sedangkan jelly padat dan kenyal.
Dari hasil pengukuran tekstur yang dilakukan, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi tekstur suatu makanan adalah :
1. Kadar air, semakin tinggi kadar air, maka sampel akan lebih lunak. Jika
kadar air lebih rendah, maka sampel akan keras.
2. Gula reduksi, semakin tingi gula reduksi pada sampel, maka sampel akan lebih
keras.
3. Gas atau udara pada lingkungan sekitar dapat mempengaruhi kerapuhan
sampel, seperti pada biskuit.
4. Jenis bahan baku.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum ini dapat disimpilkan sebagai berikut :
1. Prinsip kerja dari tekstur analyzer yaitu: Mengukur profil tekstur
dengan merekam gaya regangan dan dengan gaya bolak balik benda
yang mendeformasi sampel diperoleh rekaman gaya yang disebut
kurva profil tektur.
2. Cara pengukuran tekstur dengan menggunakan alat tekstur analyzer
LI bernama LFRA teksture Analyzer merek Brookfield yang
dioperasikan secara otomatis dengan menggunakan komputer. Mesin
texture analyzer akan merekam data hasil pengujian dan mengubahnya
dalam bentuk kurva hubungan gaya (force) dan waktu. Dari kurva
tersebut dapat ditentukan parameter-parameter tekstur dari sampel
yang diujikan.
3. Dari hasil percobaan dalam pengukuran tekstur sampel diperoleh
bahwa biskuit/crakers memiliki hardness sebesar 3356.50 g. Buah
jeruk memiliki hardness sebesar 196.50 g dan jelly memiliki hardness
sebesar 121.50 g.
DAFTAR PUSTAKA
de Man, J. M. 1999. Kimia Makanan. Edisi Kedua. ITB. Bandung.
Hellyer, J. 2004. Quality Testing with Instrumental Texture Analysis in Food
Manufacturing. http://www.labplusinternational.com/. 18 Oktober 2013
Sadjiman Ebdi Sanyoto. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta
Szczesniak, A. S. dan Kylen, D. H. 1993. Consumers Awareness of Texture and
Other Food Attributes. Food Technology.
Weaver, C. M. dan Daniel, J. R. 2003. The Food Chemistry Laboratory. CRC
Press. New York.
LAMPIRAN
Gambar 1.3 Uji Teksture Biskuit/crackers Gambar 1.4 Jenis – Jenis Probe
Gambar 1.5 Membaca Hasil Pengukuran Gambar 1.6 Uji tekstur jelly TA-17