160501 larangan suudhdhan tajasus ghibah dan namimah

6
MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN (MTA) PUSAT http://www.mta.or.id e-mail : [email protected] Ahad, 01 Mei 2016/23 Rajab 1437 Brosur No. : 1799/1839/IA Larangan Suudhdhan, Tajassus, Ghibah dan Namimah Firman Allah SWT : Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita- wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. (11) Hai orang-orang yang beriman, jauhkanlah kebanyakan dari prasangka, 2 sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (12) [QS. Al-Hujuraat : 11-12] Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian-kemari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu yang terkenal kejahatannya. [QS. Al-Qalam : 10-13] Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata. [QS. An-Nisaa’ :112] Hadits Nabi SAW : Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta- dusta perkataan (hati), janganlah kalian mendengar-dengarkan (pembicaraan orang lain) dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat, janganlah kalian saling mendengki, janganlah

Upload: kholis87

Post on 08-Jul-2016

250 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Brosur ahad pagi

TRANSCRIPT

Page 1: 160501 Larangan Suudhdhan Tajasus Ghibah Dan Namimah

MAJLIS TAFSIR AL -QUR’AN (MTA) PUSAT

http://www.mta.or.id e-mail : [email protected] Jl. Ronggowarsito No. 111A Surakarta 57131, Telp (0271) 663299, Fax (0271) 663977

Ahad, 01 Mei 2016/23 Rajab 1437 Brosur No. : 1799/1839/IA

Larangan Suudhdhan, Tajassus, Ghibah dan Namimah Firman Allah SWT :

ا

ن

ي

ــذ

ــا ال

ه

يـ

ا ال

ــو

نـ

ــم

س

ع

م

ــو

قـ

ــن

م

م

ــو

قـ

ر

ــخ

س

ي

ن

ا ى ا

ــر

يـ

ا خ

ــو

نـ

و

ك

ي

م

ه

ــــنـ

م

ال

ــــو

س

ع

ــــآء

س

ن

ــــن

م

ــــآء

س

ن

ال

، و

ن

ه

ــــنـ

ا م

ــــر

يـ

خ

ــــن

ك

ي

ن

ى ا

ال

و

م

ك

س

ف

نـ

آ ا

و

ز

م

ل

ـتـ

س

اال

س

ـئ

، ب

ـاب

ق

ل

ال

ا �

و

ز

ابـ

ن

تـ

ـد

ع

بـ

ق

ـو

س

لف

ا

م

ـــان

مي

ال

ولـــ ،ا

ا

ف

ـــب

ت

يـ

مل

ـــن

م

و

ـ

الظ

ـــم

ه

ك

ئ

ن

ـــو

م

. ل

ا

ن

ي

ـــذ

ـــا ال

ه

ـــوا يـ

ن

م

ال

و

مث

ا

ــــن

الظ

ــــض

ع

بـ

ن

ا

ــــن

الظ

ــــن

ا م

ــــر

يـ

ث

ا ك

ــــو

بـ

ن

ت

اج

ال

ا و

ــــو

س

س

جت

ا

ـــب

حي

ـــا، ا

ض

ع

بـ

م

ـــك

ض

ع

بـ

ـــب

ت

غ

ـــا يـ

ت

يـ

م

ـــه

ي

خ

ا

ـــم

حل

ـــل

ك

%

ن

ا

م

ك

ـــد

ح

م

ي

ح

ر

اب

و

تـ

هللا

ن

، ا

وا هللا

ق

اتـ

، و

ه

و

م

ت

ه

ر

ك

١٢-١١ :احلجرات. ف

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. (11)

Hai orang-orang yang beriman, jauhkanlah kebanyakan dari prasangka, 2

sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (12) [QS. Al-Hujuraat : 11-12]

ال

و

ال

ح

ل

ك

ع

ط

ت

ني

ه

م

. ف

م

ي

م

ن

ب

آءش

م

از

. مه

د

ت

ع

م

ري

خ

ل

ل

ناع

م

م

ي

ث

. ا

ذ

د

ع

بـ

ل

ت

ع

م

ي

ن

ز

ك

١٣-١٠ :القلم. ل

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian-kemari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu yang terkenal kejahatannya. [QS. Al-Qalam : 10-13]

ط

خ

ب

س

ك

ي

ن

م

و

ي

ر

ـه ب

ب

م

ر

يـ

ا مث

مث

ا

و

ا

ة

ئ

يـ

و

ـا�

ت

ه

بـ

ـل

م

ت

اح

ـد

ق

ـا فـ

ئ

ا

ن

يـ

ب

ا م

مث

١١٢ :النساء. ا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata. [QS. An-Nisaa’ :112]

Hadits Nabi SAW :

ـــال

ص ق

هللا

ل

ـــو

س

ر

ن

ا

ة

ـــر

يـ

ر

ه

ىب

ا

ـــن

: ع

ـــن

الظ

ن

ـــا

ف

ـــن

الظ

و

ـــم

ك

ا

ث

ي

ـــــــد

حل

ا

ب

ـــــــذ

ك

. ا

ال

ا و

ـــــــو

س

اف

ن

تـ

ال

ا و

ـــــــو

س

س

جت

ال

ا و

ـــــــو

س

س

حت

ال

و

د

ت

ال

ا و

و

ض

اغ

ب

تـ

ال

ا و

و

د

اس

حت

ا�

و

خ

ا

هللا

اد

ب

ا ع

و

نـ

و

ك

ا، و

و

ر

مسـلم . ابـ

١٩٨٥: ٤

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan (hati), janganlah kalian mendengar-dengarkan (pembicaraan orang lain) dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat, janganlah kalian saling mendengki, janganlah

Page 2: 160501 Larangan Suudhdhan Tajasus Ghibah Dan Namimah

3

saling membenci dan janganlah saling membelakangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1985]

ــال

ص ق

هللا

ل

ــو

س

ر

ن

ا

ة

ــر

يـ

ر

ه

ىب

ا

ــن

ا: ع

و

ــال

؟ ق

ــة

ب

يـ

لغ

ــا ا

م

ن

و

ر

ــد

ت

: ا

ــم

ل

ع

ا

ه

ل

ــو

س

ر

و

-

. ا

ــال

: ق

ه

ــر

ك

ــا ي

مب

ــاك

خ

ا

ك

ــر

ك

. ذ

ــل

ي

: ق

ن

ا

ــت

ي

أ

ر

فـ

ا

ال

؟ ق

ل

و

قـ

ا ا

ى م

خ

ا

ىف

ان

: ك

ل

و

ق

ا تـ

م

ه

ي

ف

ان

ك

ن

ا

، و

ـه

ت

بـ

تـ

اغ

د

ق

فـ

ه

ت

ه

بـ

د

ق

فـ

ه

ي

ف

ن

ك

ي

مل

ن

٢٠٠١: ٤ مسلم. ا

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (kepada para shahabatnya), “Tahukah kalian apakah ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah kamu menyebut tentang saudaramu dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada yang bertanya kepada beliau, “Bagaimana pendapat engkau jika keadaan saudaraku itu memang betul-betul seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Jika keadaan saudaramu itu betul seperti apa yang kamu katakan, maka sungguh kamu telah berbuat ghibah kepadanya. Dan jika (apa yang kamu katakan itu) tidak ada padanya, maka berarti kamu telah berbuat buhtan (kebohongan) kepadanya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2001]

ــت

ال

رض ق

ــة

ش

ائ

ع

ــن

ص: ع

لنــيب

ل

ــت

ل

ا : قـ

ــذ

ك

ة

ي

ــف

ص

ــن

م

ك

ــب

س

ح

ا

ــــذ

ك

. و

اة

و

الــــر

ــــض

ع

بـ

ــــال

: ق

ة

ر

ــــيـ

ص

ق

ــــىن

ع

. تـ

ــــال

ق

: فـ

ــــو

ل

ــــت

ل

قـ

ــــد

ق

ل

ــه

ت

ج

ز

م

ل

ــر

ح

لب

ا

ــاء

مب

ــت

ج

ز

. م

ــت

ال

ــ: ق

ل

ــت

ي

ك

ح

و

ــا.

س

ن

ا

. ه

ــال

ق

: فـ

ا

ــــذ

ك

ا و

ــــذ

ك

ىل

ن

ا

و

ــــا.

س

ن

ا

ــــت

ي

ك

ح

ىن

ا

ــــب

ح

ــــا ا

: ٤ابــــو داود . م

٤٨٧٥: ، رقم٢٦٩

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Saya pernah berkata kepada Nabi SAW, “Cukup bagimu dari Shafiyah begini dan begitu”. Sebagian orang-orang yang meriwayatkan mengatakan : Yang dimaksud ‘Aisyah ialah, “Ia wanita yang pendek”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kamu telah mengatakan

4

suatu kalimat seandainya dicampur dengan air laut sungguh air laut itu menjadi keruh”. Dan ‘Aisyah pernah berkata, “Saya pernah menceritakan tentang seseorang kepada beliau, maka beliau bersabda, “Aku tidak suka menceritakan (keburukan) seseorang meskipun akan mendapatkan upah sekian dan sekian”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 269, no. 4875]

ــب

ن

يـ

ز

ـد

ن

ع

، و

ــي

ي

ح

ـت

ن

ب

ة

ي

ـف

ص

ل

ــر

يـ

ع

ب

ـل

ت

اع

ــه

ن

رض ا

ـة

ش

ائ

ع

ـن

ع

ــال

ق

، فـ

ــر

ه

ظ

ـل

ض

ف

هللا

ل

ــو

س

ر

ــب

ن

يـ

ز

ا: ص ل

ــر

يـ

ع

ــا ب

ه

يـ

ط

ع

. ا

ــت

ال

ق

: فـ

ــــا ذ

ه

ر

ج

ه

ص، فـ

هللا

ل

ــــو

س

ر

ــــب

ض

غ

؟ فـ

ــــة

ي

د

و

ه

ليـ

ا

ــــك

ل

ــــى ت

ط

ع

ا

ا ا

ال

و

ة

ج

حل

ا

ر

ف

ص

ض

ع

بـ

و

م

ر

ح

٤٦٠٢: ، رقم١٩٩: ٤ ابو داود. م

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Sesungguhnya untanya Shafiyah binti Huyaiyyin sedang sakit, sedang Zainab mempunyai kelebihan kendaraan. Maka Rasulullah SAW bersabda kepada Zainab, “Berikanlah onta kepadanya !”. Lalu (Zainab) menjawab, “Saya disuruh memberi kepada wanita Yahudi itu ?”. Kemudian Nabi SAW marah dan meninggalkan Zainab pada bulan Dzulhijjah, Muharram dan sebagian bulan Shafar. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 199, no. 4602]

ن

ع

ال

ق

ة

ر

يـ

ر

ه

ىب

: ا

ـال

ق

فـ

ـل

ج

ر

ام

ق

ص فـ

النيب

د

ن

نا ع

: ك

ل

ـو

س

ر

ـــــال

ف

ف

ـــــع

ض

ـــــا ا

م

و

ا

ـــــز

ج

ع

ـــــا ا

، م

هللا

ص! �

النـــــيب

ـــــال

ق

: فـ

ا

م

ـــــت

بـ

تـ

غ

ه

م

حل

م

ت

ل

ك

ا

و

م

ك

ب

اح

٦١٢٥: ، رقم٣٦٢: ٥ابو يعلى . ص

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Dahulu ketika kami di sisi Nabi SAW, ada seorang laki-laki berdiri. Lalu ada orang yang berkata, “Ya Rasulullah, alangkah loyonya si fulan itu !”. Atau ia berkata, “Alangkah lemahnya orang itu”. Maka Nabi SAW bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepada teman kalian dan kalian telah makan dagingnya”. [HR. Abu Ya’la juz 5, hal. 362, no. 6125, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Muhammad bin Abi Humaid]

ا

ة

ر

يـ

ر

ه

ىب

ا

ن

ع

ـال

ج

ر

ن

ـد

ن

ع

ـن

م

ـام

ق

هللا

ل

ـو

س

ر

ـه

ام

ي

ق

ا ىف

و

أ

ـر

ص فـ

Page 3: 160501 Larangan Suudhdhan Tajasus Ghibah Dan Namimah

5

ا

ز

ج

ا. ع

و

ال

ق

: فـ

ال

ف

ز

ج

ع

ا ا

م

ص! .

هللا

ل

و

س

ر

ال

ق

: فـ

م

ـاك

خ

ا

م

ت

ل

ك

ا

ه

و

م

ت

بـ

تـ

اغ

٤٦١: ، رقم٢٨٣: ١طرباىن ىف االوسط ال. و

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seorang laki-laki berdiri di sisi Rasulullah SAW, lalu orang-orang melihat ketika dia berdiri dalam keadan loyo. Mereka berkata, “Alangkah loyonya si fulan itu”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Kalian telah makan (daging) saudara kalian, dan kalian telah berbuat ghibah kepadanya”. [HR. Thabaraniy di dalam Al-Mu'jamul Ausath juz 1, hal. 283, no.461, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Hammaad (Muhammad) bin Abi Humaid]

ع

ن

ا

يب

ه

ر

يـ

ر

ة

اق

: ل

ج

اء

ا

ال

س

ل

م

ي

ا

ىل

ر

س

و

ل

هللا

ص ف

ش

ه

د

ع

ى ل

نـ

ف

س

ه

ا

ر

ب

ع

م

ر

ات

لز

،ىن

يـ

ق

و

: ل

ا

تـ

ي

ت

ام

ر

أ

ة

ح

ر

ا،ام

و

يف

ل

ذ

ك

يـ

ع

ر

ض

ع

ن

ه

ر

س

و

ل

هللا

ص ح

ىت

ا

قـ

ب

ل

يف

اخل

ام

س

فـ

ق

ال

ر

س

و

ل

هللا

ص ل

: ه

ا

ن

ك

تـ

ه

ا؟ فـ

ق

: ال

نـ

ع

فـ

ق

: ال

ه

ل

غ

اب

ل

ذ

ك

م

نك

ف

يـ

ا ه

ك

م

ا ي

غ

ي

ب

ال

م

ر

و

د

يف

ال

م

ك

ح

ل

ة

و

الر

ش

اء

يف

ا

لب

ئ

ر

؟ ق

: ال

نـ

ع

فـ

ق

: ال

فـ

ه

ل

ت

د

ر

ي م

ا الز

ىن

؟ ق

: ال

نـ

ع

،م

ا

تـ

ي

ت

م

نـ

ه

ا ح

ر

اام

م

ث

ل

ا م

%

يت

الر

ج

ل

م

ن

ام

ر

أ

ت

ه

ح

ال

.ال

ق

: ال

ف

م

ا ت

ر

ي

د

9

ذ

ا ا

لق

و

ل

؟ ق

: ال

ا

ر

ي

د

ا

ن

ت

ط

ه

ر

.ين

ف

ا

م

ر

ب

ه

ر

س

و

ل

ص هللا

ا

ن

يـ

ر

ج

،م

فـ

ر

ج

. م

ف

س

م

ع

ر

ج

ل

ني

م

ن

ا

ص

ح

اب

ه

يـ

ق

و

ل

ا

ح

د

مه

ا ل

ص

اح

ب

: ه

ا

ن

ظ

ر

ا

ىل

ذ

ه

ا ال

ي ذ

س

تـ

ر

هللا

ع

ل

ي

ه

فـ

ل

م

ت

د

ع

ه

نـ

ف

س

ه

ح

ىت

ر

ج

م

ر

ج

م

ا

لك

ل

ق

: ال

6

ف

س

ك

ت

ر

س

و

ل

ص هللا

ع

نـ

ه

.ام

ف

م

ر

جب

يـ

ف

ة

مح

ار

ش

ائ

ل

ب

ر

ج

ل

،ه

فـ

ق

: ال

ا

ي

ن

ف

ال

ن

و

ف

ال

ن

؟ فـ

ق

: اال

حن

ن

ذ

� ا

ر

س

و

ل

.هللا

فـ

ق

ال

هل

: ام

ك

ال

م

ن

ج

يـ

ف

ة

ذ

ه

ا احل

م

!ار

فـ

ق

: اال

ر

س

و

ل

،هللا

غ

ف

ر

هللا

ل

،ك

م

ن

:

ك

ل

م

ن

ذ

ه

ا؟ فـ

ق

ال

ر

س

و

ل

: ص هللا

م

ا ن

ل

ت

م

ا م

ن

ع

ر

ض

ذ

ا ه

الر

ج

ل

آن

ا ف

ا

ش

د

م

ن

ا

ك

ل

ذ

ه

ا ه

جل

يـ

ف

،ة

فـ

و

ال

ذ

ي

نـ

ف

س

ي ب

ي

د

ه

ا

ن

ه

ا

آلن

يف

ا

نـ

ه

ار

ن اجل

٤٣٩٩: ، رقم٢٤٤: ١٠ابن حبان .ة

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah datang seorang laki-laki (dari suku) Aslam kepada Rasulullah SAW lalu dia bersaksi atas dirinya sendiri empat kali (bahwa dia berbuat zina). Ia berkata, “Saya mendatangi wanita secara haram”. Pada yang demikian itu Rasulullah SAW berpaling darinya. Sehingga dia bersaksi yang ke lima kali, lalu Rasulullah SAW bertanya kepadanya, "Apakah kamu sampai menyetubuhinya ?". Ia menjawab, "Ya". Rasulullah SAW bertanya lagi, "Apakah sampai masuk ke dalamnya sebagaimana celak masuk ke dalam wadahnya atau tali timba masuk ke dalam sumur ?". Orang tersebut menjawab, "Ya". Rasulullah SAW bertanya lagi, "Apakah kamu tahu apakah zina itu ?". Orang tersebut menjawab, "Ya saya tahu, yaitu saya mendatangi wanita secara haram sebagaimana seorang laki-laki mendatangi istrinya secara halal". Rasulullah SAW bertanya, “Apa yang kamu inginkan dengan perkataan ini ?”. Orang itu menjawab, “Saya menginginkan supaya engkau membersihkan diriku”. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan supaya ia dirajam. Lalu orang tersebut dirajam. Kemudian Rasulullah SAW mendengar ada dua orang laki-laki dari shahabat beliau, salah satunya berkata kepada temannya, “Lihatlah kepada orang ini yang Allah telah menutupinya, tetapi dirinya tidak membiarkan, sehingga dia dirajam seperti anjing yang dilempari batu”. (Abu Hurairah) berkata : Ketika itu Rasulullah SAW diam saja. Kemudian beliau berjalan (bersama para shahabat), lalu melewati bangkai himar di dekat kaki beliau. Maka beliau bersabda, “Mana si fulan dan si fulan tadi ?”. Mereka menjawab, “Ini kami ya Rasulullah”. Beliau bersabda kepada kedua orang itu, “Makanlah bangkai himar ini !”. Mereka berdua menjawab, “Ya Rasulullah, semoga Allah mengampuni engkau. Siapa yang mau memakan bangkai himar

Page 4: 160501 Larangan Suudhdhan Tajasus Ghibah Dan Namimah

7

ini ?”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Apa-apa yang kalian dapat dari (menjelek-jelekkan) kehormatan orang laki-laki tadi adalah lebih buruk dari makan bangkai himar ini. Dan demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya (orang laki-laki yang telah dirajam itu) sekarang sedang (berendam) di sungai surga”. [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, juz 10, hal. 244, no. 4399, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama 'Abdur Rahman bin Ash-Shaamit]

ت

ال

ق

ة

ش

ائ

ع

ن

: ع

ص ال

هللا

ل

و

س

ر

ال

ق

ه

اب

ح

ال: ص

ىب

ر

ا

ن

و

ر

د

ت

ز

ىن

ا

و

ــال

؟ ق

هللا

ــد

ن

: ع

ــم

ل

ع

ا

ه

ل

ــو

س

ر

و

-

. ا

ــال

الــ: ق

ىب

ر

ا

ن

ــا

ف

ز

ىن

هللا

ــد

ن

ع

ال

ح

ت

س

ا

س

م

ئ

ر

ام

ض

ر

ع

ل

م

. ل

أ

ر

قـ

: مث

ال

ن

و

ذ

ـؤ

يـ

ن

ي

ـذ

ال

و

و

ني

ن

م

ـؤ

م

ــاال

ن

يـ

ب

ــا م

مث

ا

و

ــا.

ت

ه

ا بـ

ــو

ل

م

ت

اح

ــد

ق

ا فـ

و

ــبـ

س

ت

ــا اك

م

ــري

غ

ب

ــات

ن

م

ؤ

ابــو . م

٤٦٧٠: ، رقم١٨٩: ٤يعلى

Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para shahabatnya, “Tahukah kalian sebesar-besar zina di sisi Allah ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sebesar-besar zina di sisi Allah ialah menganggap halal (menjatuhkan) kehormatan orang Islam”. Kemudian (Rasulullah SAW) membaca ayat : Walladziina yu’dzuunal-mu’miniina wal mu’minaati bi ghairi maktasabuu faqodihtamaluu buht aanaw wa itsmam mubiinaa [QS. Al-Ahzab : 58] (Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan tanpa kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguh mereka telah berbuat buhtan (kebohongan) dan dosa yang nyata). [HR. Abu Ya’la, juz 4, hal. 189, no. 4670]

ال

ج

ر

ن

ا

ه

غ

ل

بـ

ه

ن

ا

ة

ف

يـ

ذ

ح

ن

ع

ـة

ف

يـ

ذ

ح

ـال

، فق

ث

ي

د

حل

ا

م

ن

: ي

ـت

ع

مس

ل

و

ق

ص يـ

هللا

ل

و

س

: ر

ال

ام

من

نة

جل

ا

ل

خ

د

١٠١: ١ مسلم. ي

Dari Hudzaifah bahwasanya ia mendengar ada seorang laki-laki yang suka berbuat namimah, maka Hudzaifah berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka berbuat namimah”. [HR. Muslim juz 1, hal. 101]

8

ــال

ق

ث

ــار

حل

ا

ـن

ب

ــام

مه

ـن

: ع

ال

ىف

ــة

ف

يـ

ذ

ح

ـع

ــا م

س

و

ل

نـا ج

ك

د

ــج

س

. م

ـــا

ن

يـ

ل

ا

ـــس

ل

ج

ـــىت

ح

ـــل

ج

ر

ـــاء

ج

. ف

ـــة

ف

يـ

ذ

حل

ـــل

ي

ق

ـــ: ف

ه

ن

ا

ىل

ا

ـــع

ف

ر

ا يـ

ذ

الس

اء

ي

ش

ا

ان

ط

. ل

ه

ع

م

س

ي

ن

ا

ة

اد

ر

ا

ة

ف

يـ

ذ

ح

ال

ق

: فـ

هللا

ل

ـو

س

ر

ـت

ع

مس

ل

و

ق

: ص يـ

ال

ات

ت

قـ

نة

جل

ا

ل

خ

د

١٠١: ١ مسلم. ي

Dari Hammam bin Harits, ia berkata : Dahulu ketika kami sedang duduk bersama Hudzaifah di masjid, datanglah seorang laki-laki ikut duduk diantara kami, lalu dikatakan kepada Hudzaifah, “Sesungguhnya orang ini suka melaporkan omongan-omongan kepada penguasa”. Maka Hudzaifah berkata agar didengar orang tersebut : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka berbuat namimah”. [HR. Muslim juz 1, hal. 101]

ن

ع

هللا

د

ب

ع

ال

ق

ر

م

ع

ن

: ب

ل

و

ق

ص يـ

هللا

ل

و

س

ر

ت

ع

: مس

و

ة

م

ي

لنم

ا

النار

ىف

ة

ي

م

حل

ا

و

ة

م

ي

ت ،الش

ص

ىف

ن

ع

م

ت

جت

ال

و

ر

د

ن

م

ؤ

ىف ىنالطـربا. م

١٣٦١٥: ، رقم٢٤٠: ١٢الكبري املعجم

Dari 'Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Namimah (adu-adu), syatimah (suka mencaci) dan hamiyyah (kesombongan) adalah di neraka, tidaklah bersemayam di dalam dada seorang mu'min”. [HR. Thabarani dalam Al-Mu'jamul Kabiir juz 12, hal 340, no. 13615, dla'if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Muhammad bin Yazid bin Sinaan]

ــــر

م

ع

ــــن

ب

هللا

ــــد

ب

ع

ــــن

ع

ــــال

ص ق

النــــيب

ــــن

: و ع

ال

م

ــــل

س

ــــن

م

م

ــــل

س

م

ال

ــان

س

ل

ــن

م

ن

و

م

ــل

س

م

ه

ــد

ي

و

. ه

ال

و

ــى هللا

ه

ــا نـ

م

ــر

ج

ه

ــن

م

ر

ــاج

ه

م

ه

ن

٨: ١ البخارى. ع

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang Islam itu ialah

Page 5: 160501 Larangan Suudhdhan Tajasus Ghibah Dan Namimah

9

orang yangmana orang-orang Islam yang lain selamat dari perbuatan lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah ialah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah. [HR. Bukhari juz 1, hal. 8]

ــال

ق

ــاس

ب

ع

ــن

اب

ــن

: ع

ن

ي

ــر

بـ

ــى قـ

ل

ص ع

هللا

ل

ــو

س

ر

ــر

. م

ــال

ق

ــا : فـ

م

ا

ــري

ب

ك

ىف

ن

ــذ

ع

ــا يـ

م

، و

ن

ــذ

ع

يـ

ــا ل

م

ه

نـ

ــ. ا

م

ــى ا

ش

مي

ــان

ك

ا ف

مه

ــد

ح

ا ا

ــــة

م

ي

لنم

� .

ال

ــــان

ك

ف

ــــر

آلخ

ــــا ا

م

ا

و

ــــه

ل

و

بـ

ــــن

م

رت

ــــت

س

. ي

ــــال

ا : ق

ع

ــــد

ف

ى ه

ل

ع

س

ر

غ

مث

ني

نـ

ثـ

ه

ق

ش

ف

ب

ط

ر

ب

ي

س

ع

ـب

ى ه

ل

ع

ا و

د

اح

ا و

ا ذ

ذ

ال

ق

ا، مث

د

اح

: و

ف

ف

خي

ن

ا

ه

ل

ع

ال

س

ب

يـ

يـ

ا مل

ا م

م

ه

نـ

٢٤٠: ١ مسلم. ع

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati dua qubur, lalu beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya dua penghuni qubur ini sedang disiksa. Keduanya tidak disiksa lantaran perkara yang besar (menurut anggapannya). Adapun seorang dari keduanya dahulu biasa kesana-kemari berbuat namimah. Adapun seorang yang lain dahulu tidak menjaga (tidak bersih) dari kencing”. Ibnu ‘Abbas berkata : Lalu beliau minta diambilkan pelepah kurma yang masih basah, lalu beliau membelahnya menjadi dua, kemudian beliau menancapkan untuk yang ini satu, dan yang itu satu. Kemudian beliau bersabda, “Mudah-mudahan mereka diringankan dari siksa, selama pelepah kurma itu masih basah”. [HR. Muslim juz 1, hal. 240]

م

ا

ىب

ا

ـــن

ع

ـــال

ق

ـــة

: ام

ـــع

ي

ق

ب

ـــو

حن

ـــر

حل

ا

د

ي

ـــد

ش

م

ـــو

يـ

ص ىف

النـــيب

ـــر

م

ــد

ق

ر

لغ

ــال

: ق

ــه

ف

ل

خ

ن

ــو

ش

مي

النــاس

ــان

ك

. ف

ــال

: ق

ت

ــو

ص

ــع

ــا مس

م

ل

فـ

ذ

ر

قـ

و

ال

ع

النـ

ال

ـئ

ل

ـه

ام

م

ا

م

ه

م

د

ق

ىت

ح

س

ل

ج

ف

ه

س

ف

نـ

ىف

ك

ل

ىف

ـع

ق

يـ

ـا

م

ه

ي

ا ف

ـو

نـ

فـ

د

ـد

ق

ن

ي

ر

بـ

ق

ا ب

ذ

ا

د

ق

ر

لغ

ا

ع

ي

ق

ب

ب

ر

ا م

م

ل

، فـ

رب

لك

ا

ن

م

ه

س

ف

نـ

ـــني

ل

ج

. ر

ـــال

: ق

ـــال

ق

ص فـ

النـــيب

ـــف

ق

و

: فـ

ه

م

ـــت

نـ

فـ

د

ـــن

؟م

م

ـــو

ليـ

ـــا ا

ن

. ه

10

ا

و

ــــال

: ق

ــــال

، ف

هللا

ــــيب

ن

ــــال

ف

و

ن

. ن

ــــال

: ق

نـ

ا

و

آلن

ا

ن

>

ــــذ

ع

يـ

ــــا ل

م

ه

ـــــا

م

ه

ي

ر

بـ

قـ

ىف

ـــــان

ن

تـ

ف

ا. يـ

و

ـــــال

: ق

ـــــال

؟ ق

اك

ذ

م

ـــــي

، ف

هللا

ل

ـــــو

س

ر

�ـــــا :

م

ا

ال

ــــان

ك

ا ف

مه

ــــد

ح

ــــى ا

ش

مي

ــــان

ك

ف

ــــر

آلخ

ــــا ا

م

ا

، و

ل

ــــو

لبـ

ا

ــــن

م

ه

ــــز

نـ

تـ

يـ

ــة

م

ي

لنم

> .

ف

ــة

ب

ط

ر

ة

ــد

ي

ر

ج

ــذ

خ

ا

و

ن

ي

ـــر

بـ

لق

ــى ا

ل

ــا ع

ه

ل

ع

ج

ا، مث

ه

ــق

. ش

ا

و

ـــال

: ق

، و

هللا

ـــيب

ن

ـــال

؟ ق

ـــت

ل

ع

فـ

: مل

ف

خ

ـــي

ل

ف

ـــا ن

م

ه

نـ

ا. ع

و

ـــال

: ق

ـال

؟ ق

ا هللا

م

ه

بـ

ـذ

ع

يـ

ىت

م

ىت

ح

، و

هللا

يب

: ن

، ال

ـب

ي

غ

ال

ا

ـه

م

ل

ع

يـ

. هللا

ـــال

: ق

ال

ـــو

ل

ـــا و

م

م

ت

ع

ـــم

س

ل

ث

ي

ـــد

حل

ا

ىف

م

ك

ـــد

ي

ز

تـ

و

ا

م

ك

ب

ـــو

ل

قـ

ـــغ

ي

ر

مت

ع

مس

٢٢٣٥٥: ، رقم٣٠٣: ٨ امحد. ا

Dari Abu Umamah, ia berkata : Pada suatu hari yang sangat panas Nabi SAW berjalan lewat arah (quburan) Baqii’il Gharqad. Abu Umamah berkata, “Maka setelah beliau mendengar suara sandal-sandal, beliau menenangkan diri lalu duduk, sehingga beliau mempersilakan orang-orang berjalan di depannya supaya tidak timbul suatu kesombongan pada diri beliau. Setelah beliau melewati (quburan) Baqii’il Gharqad, tiba-tiba beliau melihat dua quburan orang laki-laki yang orang-orang (baru saja) menguburkannya. Lalu Nabi SAW berhenti dan bertanya, “Siapa yang telah kalian qubur di sini pada hari ini ?”. Mereka menjawab, “Ya Nabiyyallah, si Fulan dan si Fulan”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya keduanya sekarang ini sedang mendapat siksa dan fitnah qubur. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa sebabnya ?”. Nabi SAW menjawab, “Adapun salah satu dari keduanya, dia tidak bersih dari kencing, adapun yang lain, dia dahulu kesana-kemari berbuat namimah”. Kemudian Nabi SAW mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu membelahnya dan menancapkannya pada kedua qubur itu. Para shahabat bertanya, “Ya Nabiyyallah, mengapa engkau berbuat begitu ?”. Beliau SAW menjawab, “Supaya diringankan (siksa) dari keduanya”. Mereka bertanya, “Ya Nabiyyallah, sampai kapan Allah menyiksa mereka berdua ?”. Nabi SAW menjawab, “Itu hal yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan seandainya hati

Page 6: 160501 Larangan Suudhdhan Tajasus Ghibah Dan Namimah

11

kalian tidak keluh-kesah dan kalian tidak banyak bicara, sesungguhnya kalian pasti bisa mendengar apa yang aku dengar”. [HR. Ahmad, juz 8, hal. 303, no. 22355]

مح

الـر

د

ب

ع

ن

صع

النـيب

ـه

ب

ـغ

ل

بـ

يـ

م

ـن

غ

ـن

ب

: ن

ن

ي

ـذ

ال

هللا

ـاد

ب

ع

ـار

ي

خ

ار

ــر

ش

، و

هللا

ــر

ك

ا ذ

و

ء

ا ر

ذ

ا

ال

هللا

ــاد

ب

ع

ال

ــة

م

ي

لنم

ن

و

ــاءش

م

ن

ــو

قـ

ر

ف

م

ال

ا

ني

بـ

ح

ن

و

اغ

ب

ل

ا

ة

اب

ر

بـ

ال

ء

ت

ن

لع

١٨٠٢٠: ، رقم٢٩١: ٦ امحد. ا

Dari ‘Abdur Rahman bin Ghanmin, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sebaik-baik hamba Allah ialah orang-orang yang apabila mereka itu dipuji, disebutlah nama Allah, dan seburuk-buruk hamba Allah ialah orang-orang yang berjalan kesana-kemari berbuat namimah, orang-orang yang memecah persatuan dengan mencari-cari cela dan keburukan orang-orang yang bersih”. [HR. Ahmad juz 6, hal. 291, no. 18020]

ـــال

ق

د

و

ـــع

س

م

ـــن

ب

هللا

ـــد

ب

ع

ـــن

: ع

ـــت

ل

ق

ص فـ

هللا

ل

ـــو

س

ر

ت

ل

ـــأ

: س

،

هللا

ل

ـــــو

س

ر

ا

ـــــال

؟ ق

ـــــل

ض

ف

ا

ـــــال

م

ع

ال

ا

: ي

ـــــال

لص

ـــــاا

ق

يـ

ـــــى م

ل

ع

. ة

ــت

ل

: قـ

ــال

؟ ق

هللا

ل

ــو

س

ر

ا �

ــاذ

م

: مث

ي

ــد

ال

لو

ا

ــر

ب

. ن

ا �

ــاذ

م

مث

ــت

ل

قـ

ـــال

؟ ق

هللا

ل

ـــو

س

: ر

ك

ـــان

س

ل

ـــن

م

النـــاس

م

ـــل

س

ي

ن

. ا

ـــو

ل

و

ت

ـــك

س

مث

ىن

اد

ز

ل

ه

ت

د

ز

تـ

٩٨٠٢: ، رقم١٩: ١٠ الطرباىن ىف املعجم الكبري. اس

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, aku berkata, “Ya Rasulullah, amal perbuatan yang bagaimana yang lebih utama ?”. Nabi SAW menjawab, “(Amal yang lebih utama) ialah shalat pada waktunya”. Saya bertanya lagi, “Kemudian apalagi, ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Berbhakti kepada kedua orang tua”. Saya bertanya lagi, “Kemudian apalagi, ya Rasululah ?”. Beliau bersabda, “Supaya orang-orang selamat dari lisanmu”. Kemudian beliau diam, seandainya aku minta tambah lagi, tentu beliau menambah padaku lagi”. [HR. Thabarani dalam Al-Mu’jamul Kabir juz 10, hal. 19, no. 9802]

12

ــال

ق

د

و

ــع

س

م

ــن

ب

هللا

ــد

ب

ع

ــن

: ع

ــال

ا ص ق

ــد

م

حم

ن

ــا : ا

م

م

ك

ــئ

بـ

نـ

ا

ال

ا

النــاس

ــني

بـ

ــة

ال

لق

ا

ــة

م

ي

النم

ــي

؟ ه

ــه

ض

لع

. ا

ــال

ا ص ق

ــد

م

حم

ن

ا

: و

ن

ا

ـد

ص

ـب

ت

ك

ي

ـىت

ح

ق

د

ص

ي

ل

ج

الر

ا<

ـذ

ك

ـب

ت

ك

ي

ـىت

ح

ب

ـذ

ك

ي

ا و

ق

. يـ

٢٠١٢: ٤ مسلم

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata : Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian, apakah al-’adlhu itu ?. Al-’Adlhu adalah perbuatan namimah yang tersebar di tengah-tengah manusia”. Dan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang berbuat jujur sehingga dicatat sebagai orang yang jujur, dan seseorang berbuat dusta sehingga dicatat sebagai pendusta”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2012].

~oO[ @ ]Oo~

\