16002-3-896312881753
TRANSCRIPT
PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK
MODUL 3
METODE PENENTUAN LOKASI PABRIK
DOSEN
Ir.Amin Syukron, MT
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 1
PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK
MODUL 3
METODE PENENTUAN LOKASI PABRIK
A. TUJUAN INTRUKSIONAL
Setelah kuliah selesai mahasiswa diharapkan dapat Memahami PTLP dengan
menggunakan metode kuantittatif & kualitatif.
B. MATERI PEMBAHASAN
1. Metode kuantitatif
2. Metode kualitatif (METODE ANALISA PUSAT GRAVITASI)
C. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui dan memahami pendekatan dalam PTLP dengan metode
kuantitatif & kualitatif.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 2
PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK
MODUL 3
METODE PENENTUAN LOKASI PABRIK
Untuk menentukan alternatif lokasi pabrik yang sebaiknya dipilih maka ada 2
metode pendekatan yang dikenal, yaitu metode kualitatif (Ranking Procedure) dan
metode kuantitatif (Analisa Pusat Gravitasi dan Analisa Metode Transportasi).
1.1. ALTERNATIF PEMILIHAN LOKASI PABRIK DENGAN METODE KUALITATIF
(RANKING PROCEDURE)
Metode ini lebih bersifat kualitatif dan/atau subyektif. Disini akan baik
aplikasinya untuk problemaproblema yang sulit untuk dikuantifikasikan. Prosedur
yang harus dilaksanakan dalam pendekatan dengan metode kualitatif ini bisa diatur
berdasarkan langkah-langkah analisa sebagai berikut:
a. Langkah pertama adalah mengidentifikasikan faktorfaktor yang relevan dan
memiliki signifikasi yang berkaitan dengan proses pemilihan lokasi pabrik, seperti
halnya dengan faktor-faktor berikut
1. Lokasi pensuplai bahan baku
2. Lokasi pemasaran
3. Lokasi tenaga kerja
4. Kondisi iklim
5. U U dan peraturan lainnya
6. Factory utilities & services
b. Langkah kedua adalah pemberian bobot dari masingmasing faktor yang telah
diidentifikasikan tersebut berdasarkan derajat kepentingannya (weighted pro-
cedure). sebagai contoh dari faktor-faktor tersebut diatas kita beri bobot sebagai
berikut:
1. Lokasi pensuplai bahan baku 20% bobotnya (XI)
2. Lokasi area pemasaran bobotnya 40% ( (X2)
3. Lokasi tenaga kerja (X3)
4. Kondisi iklim setempat berbobot 5 % (X4)
5. UU dan Peraturan-peraturan Daerah setempat 5% (X5)
6. Factory utilities & service 20 % (X6)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 3
Harga Xi=1 s/d 6 menunjukkan bobot dari masing-masing faktor yang
diidentifikasikan memiliki pengaruh yang signifikan didalam menetapkan lokasi
pabrik.
c. Langkah ketiga adalah memberi skor (nilai) untuk masing-masing faktor
yang diidentifikasikan sesuai dengan skala angka (range berkisar 0 s/d 10,
dengan 10 terbaik) dari masing-masing alternatif lokasi yang dianalisa.
Misalnya disini ada 4 alternatif Lokasi, maka matrix skor dari setup faktor
dan alternatif lokasi dapat ditunjukkan seperti tergambar dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Matriks Penilaian Lokasi dengan Ranking Procedure
Alternatif
Kriteria
Lokasi
I
Lokasi
II
Lokasi
III
Lokasi
IV
Raw Material Supplies YI I Y12 Y13 Y14
Market Location Y21 Y22 Y33 Y44
Labor Supplies Y31 Y31 Y33 Y34
Climatic Conditions Y41 Y42 Y43 Y44
Law & Rules Y51 Y52 Y53 Y54
Factory Utilities & Services Y61 Y62 Y63 Y64
d. Langkah keempat dari prosedur ini adalah dengan mengalikan bobot dari
masing-masing faktor tersebut diatas dengan skor dart tiap-tiap alternatif yang
ada (Xi x Yij) dan menghitung total perkalian antara skor dan bobot ini yang
dalam hal ini bisa diinformasikan sebagai
Zj. = Σ Xi x Yij i = 1 s/d 6 (dalam contoh ini)
j = I s/d 4 (dalam contoh)
Dari hash total perkalian ini maka pemilihan alternatif lokasi yang
dianggap paling baik adalah alternatif lokasi yang memiliki Z j yang
terbesar.
1.2. ALTERNATIF PEMILIHANLOKASI PABRIK DENGANMETODE
KUANTITATIF
Metode ini bersifat kuantitatif dan dianggap obyektif karena
penilaiannya akan didasarkan pada ukuran-ukuran yang bisa
dikuantifikasikan secara nyata. Disini akan dibahas beberapa metode
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 4
kuantitatif yang mana secara garis besar kita bagi menjadi 2 metode
dasar, yaitu:
Metode Analisa Pusat Gravitasi (Centre of Gravity Approach).
Metode Analisa Transportasi (Metode Heuristic, Metode North-West
Corner Rule and Vogel's Approximation Method).
1.2.1. METODE ANALISA PUSAT GRAVITASI
Lokasi yang optimal dari suatu pusat fasilitas produksi (pabrik)
pada dasarnya akan dipengaruhi oleh lokasi dimana sumber-sumber
material yang dibutuhkan untuk production input berada atau lokasi area
pemasaran tempat production output harus didistribusikan. Pendekatan
analisa pusat gravitasi dibuat dengan memperhitungkan jarak masing-
masing lokasi sumber material atau daerah pemasaran tadi dengan lokasi
pabrik yang direncanakan. Disini asumsi dibuat bahwa biaya produksi dan
distribusi untuk masing-masing lokasi (sumber material, pemasaran
menuju lokasi pabrik) akan sama.
Formula yang diperlukan untuk analisa pusat gravitasi dapat
dinyatakan sebagai berikut :
…….minimal
Dimana
M = Banyaknya alternatif lokasi pabrik yang dipilih.
N = Banyaknya daerah pemasaran atau sumber
perolehan material yang akan menjadi pertimbangan
didalam penentuan lokasi pabrik.
(Xi ,Yi) = koordinat rokasi dari alternatif pabrik yang akan
didirikan i = 1, 2,3, .... m
(aj ,bj) = koordinat lokasi dari daerah pemasaran yang akan
didistribusikan atau lokasi sumber material dimana
pabrik akan sangat tergantung j = 1,2,3, ....n
w j = kebutuhan (demand) akan produk atau material dari
daerah pemasaran atau jumlah kapasitas suplai dari
lokasi sumber.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 5
Rumus tersebut diatas berlaku baik untuk menetapkan lokasi
pabrik relatif terhadap daerah-daerah pemasaran yang ingin
didistribusikan maupun terhadap sumber-sumber material dimana pabrik
akan sangat bergantung. Untuk kelancaran analisa ini maka input data
yang diperlukan berupa.
Ramalan kebutuhan produk jadi maupun bahan bak -u dari masing-
masing daerah pemasaran atau sumber material.
Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang , direncanakan, daerah
pemasaran ataupun loka~: sumber material.
Rasio/perbandingan antara material input dengan produk jadi yang
dihasilkan.
Kesulitan pokok didalam analisa pusat gravitasi ini ialah kenyataan
yang dihadapi berupa perbedaan biaya distribusi dan produksi untuk
setiap lokasi dimana dalam formula jidak diperhitungkan. Metode analisa
transportasi (program linier) dalam hal ini akan bisa membantu didalam
mencari optimalisasi lokasi dengan memasukkan faktor Biaya produksi
dan atau distribusi didalam analisanya.
1.2.2. METODE ANALISA TRANSPORTASI PROGRAMA LINIER
Aplikasi metode transportasi akan meliputi pemecahan
permasalahan-permasalahan seperti
Penetapan suplai yang cukup untuk beberapa lokasi tujuan dari
beberapa sumber tertentu pada tingkat Biaya yang minimal
(distribution problem)
Pemilihan lokasi untuk fasilitas-fasilitas baru (plant atau
warehouse) untuk memenuhi kebutuhan pasar yang akan
datang location problem).
Penetapan berbagai macam bentuk/sumber produksi guna
memenuhi kapasitas produksi sesuai dengan demand yang
akan datang dan Biaya produksi yang minimal, khususnya yang
berkaitan dengan proses sub-kontrak (aggregate planning
problem).
Contoh:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 6
Perusahaan penerbangan komersial mengoperasikan pesawat-
pesawatnya untuk menghubungkan 4 kota besar dalam suatu pulau
sebagai tujuannya. Misalnya saja airport dari ke-4 kota besar tersebut
kita sebut sebagai A1, A2, A3 dan A4. Untuk kebutuhan suplai bahan
bakarnya maka diperoleh dari sumber-sumber bahan bakar yang terletak
di Kota F1, F2 dan F3. Kapasitas sumber bahan bakar, kebutuhan bahan
bakar untuk tiap-tiap airport dan Biaya distribusi dapat ditunjukan dalam
transportation matrix berikut. Problema kita disini adalah mencoba
mengalokasikan kebutuhan bahan bakar dari masing-masing airport
tersebut dengan sumber-sumber suplai bahan bakar menurut total Biaya
distribusi yang termurah.
A1 A2 A3 A4
kebutuhan suplai bahan bakar (ton/minggu)
2300 3400 2500 1800 10,000
4,000
3,600
F2
F3
SUMBERTUJUAN KAPASITAS
SUPLAI
F12,400
$ 10,-
$ 5,- $ 2,- $ 6,-
$ 6,-$ 5,-$ 8,-
$ 7,-$ 4,-$ 7,-$ 9,-
$ 3,-
Catatan & Notasi
SOURCE.
Source atau sumber disini ditunjukkan dengan kapasitas suplai dari
masing-masing sumber tersebut untuk periode waktu tertentu
(mingguan, bulanan, harian dan lain-lain). Jumlah sumber (asal)
ditunjukkan dalam baris transportation matriks dengan notasi S,
(dimana i = 1,2,....m). Dalam contoh kita maka sumber ini
ditunjukkan dengan F1, F2 dan F3 dimana kapasitas suplai dari
masing-masing sumber asal ini adalah S, = 2.400 ton/ minggu. S2 =
4.000 ton/minggu, dan S3 = 3.600 ton/minggu. Disini i = 1,2,3,
(m=3).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 7
DESTINATIONS.
Destination atau tujuan menunjukkan lokasi dimana suplai akan
diberikan. Kebutuhan dari masingmasing lokasi tujuan akan suplai
per satuan waktu juga harus ditentukan. Tujuan disini akan
ditunjukkan dengan kolom dalam transportation matriks dengan
notasi D j, (dimana j = 1, 2, ... n).
Dalam contoh maka tujuan ini ditunjukkan dengan A 1, A2, A3 dan A4
dimana kebutuhan suplai untuk masing-masing tujuan adalah D 1 =
2.300 ton/ minggu, D2 = 3.400 ton/minggu, D3 = 2.500 ton/ minggu
dan D4 = 1.800 ton/minggu. Disini j = 1,2,3 dan 4 (n = 4).
UNIT SHIPPING COST.
Biaya pengiriman untuk 1 unit produk sering kali dalam persoalan
juga akan dimasukkan biaya produksi per unit untuk setiap lokasi
sumber dari sumber i ke tujuan j akan ditunjukkan dengan notasi
C i j. Dalam contoh akan ada m x n biaya pengiriman atau distribusi
dari sumber ke tujuan yaitu sebanyak 12 macam biaya, seperti
tertera dalam transportation matriks biaya pengiriman dari sumber
F1 .menuju lokasi tujuan A3 sebesar $ 5 (C13).
ALOKASI SUPLAI/DISTRIBUSI.
Jumlah pengiriman barang atau distribusi produk per route (X i j)
adalah merupakan variabel yang nilainya justru hendak dicari atau
dihitung. Alokasi dari suplai distribusi atau pengiriman setiap route
ini tentu saja dengan mempertimbangkan kapasitas sumber,
demand dari setiap lokasi tujuan dan biaya pengiriman/distribusi
dari sumber ke tujuannya. Didalam penentuan alokasi ini maka
total biaya distribusi/pengiriman dan biaya produksi yang minimal
akan merupakan tolak ukur pemecahan masalah
yang ada (C i j X i j).
TOTAL TRANSPORTATION COSTS.
Disini biaya total transportasi dari sumber ke lokasi tujuan setiap
alokasi suplai akan merupakan kriteria pokok untuk evaluasi. Total
trasportation costs disini dapat diformulasikan sebagai Z = ΣC i j x X i j
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 8
dan optimalisasi akan dicapai untuk harga Z yang terkecil.
Berdasarkan keterangan tersebut diatas maka jelas bahwa tujuan
utama dari analisa metode transportasi ini adalah untuk
memberikan total transportation costs (Z) yang terkecil. Hambatan
pokok yang dihadapi dalam analisa metode ini adalah bahwa
kebutuhan dari tiap tujuan haruslah sesuai dengan suplai yang bisa
disediakan oleh setiap sumber (dengan kapasitasnya masing-
masing) yang ada. Dari contoh kita diatas maka total transportation
costs:
(Z) = ΣC i j x X i j atau
= C11 X11 + C12 X12 + C34 X34
Problema utama dari analisa transportasi ini adalah
mengalokasikan harga X i j dimana disini kita akan menghadapi
hambatan/batasan yang bisa diklasifikasikan sebagai "supply
constraint" dan "destination constraint". Supply constraint atau
batasan yang berkaitan dengan sumber menunjukkan bahwa jumlah
dari seluruh pengiriman atau distribusi dari setiap sumber khusus (X i j) haruslah sama dengan jumlah yang tersedia (kapasitas) dari
sumber yang bersangkutan (S i).
Dari contoh soal kita maka X11 + X12 + X13 + X14 = S1 atau F1 = 2.400
ton/minggu. Destination constrain atau batasan yang berkaitan
dengan kebutuhan masing-masing lokasi tujuan menunjukkan
bahwa jumlah pengiriman total yang diterima pada suatu tujuan
harus sama dengan jumlah yang dibutuhkan dari lokasi tujuan
tersebut. Dari contoh soal maka bisa dinyatakan X 12 + X22 + X32 = D2
atau A2 = 3.400 ton/minggu. Dengan mengingat kondisi dan
batasan persoalan yang ada, maka didalam penyelesaian analisa
transportasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kapasitas supplies dan kebutuhan harus dinyatakan dalam
satuan unit yang sama seperti tons, buah, gallon dan lain-lain.
Kalau disini ditunjukkan per satuan periode waktu maka ini pun
juga harus sama.
Disini total kapasitas supplies dari setiap sumber (SS) juga
harus sama dengan total kebutuhan dari setiap lokasi tujuan
(SD I). Apabila kondisi ini tidak diperoleh maka diperlukan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 9
penyesuaian-penyesuaian sebagai berikut
Total kebutuhan lokasi tujuan lebih besar dibandingkan
dengan total kapasitas supllies yang tersedia dari sumber
yang ada (ΣD i > ΣS i) Menghadapi kasus ini maka perlu
membuat semacam "dummy source" yaitu sumber yang
memiliki kapasitas fiktif sebesar selisih ΣD - ΣS i dimana unit
shipping costs untuk masing-masing alokasi dalam baris
dinyatakan dalam nol.
Total kapasitas supplies yang tersedia lebih besar
dibandingkan dengan total kebutuhan dari lokasi tujuannya
(ΣD I < ΣS i). Seperti halnya dengan problema sebelumnya
maka disini perlu pula dibuat "dummy destination" yaitu
mengalokasikan suatu tujuan fiktif dengan kebutuhan
supplies sebesar ΣS i - ΣD i, dan alokasi unit shipping costs
untuk kolom ini juga dibuat sama dengan nol.
Didalam penyelesaian persoalan ini maka semua asumsi yang dipakai
dalam teori programa linier juga akan diaplikasikan dalam metode analisa
transportasi.
Kembali pada contoh persoalan yang hendak dibahas, maka kita
melihat bahwa total kapasitas suplies dari sumber-sumber yang ada
sudah seimbang sama dengan total kebutuhan dari lokasi tujuannya.
Secara sistematis representasi dari problema yang ada bisa digambarkan
dalam bentuk network seperti pada gambar diatas.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 10
Guna memperjelas prosedur penyelesaian masalah transportasi,
berikut akan dibahas langkah demi langkah analisa, yaitu sebagai berikut:
STEP 1 PENYELESAIAN AWAL.
Sebelum penyelesaian awal ini dibuat maka terlebih dahulu problem yang
ada diperhatikan apakah sudah seimbang atau belum. Maksudnya disini
total suplai haruslah sama dengan total kebutuhan dari masing-masing
lokasi tujuannya. Apabila ternyata tidak seimbang maka dibuat " dummy "
yang sesuai, seperti apa yang telah dibahas terdahulu. Untuk
penyelesaian awal ini bisa dilaksanakan dengan aplikasi salah satu
metode, yaitu
Metode Heuristic
Metode heuristic seperti halnya dengan metode yang lain bertujuan untuk
meminimumkan total cost untuk alokasi/distribusi suplai produk untuk setiap
lokasi tujuan. Dengan memperhatikan struktur biaya pengiriman/ distribusi
(dalam beberapa hal struktur biaya produksi juga akan digabungkan jadi satu)
yang ada, maka alokasi suplai dari masing-masing sumber untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing lokasi tujuan diprioritas kan berturut-turut sesuai
dengan struktur biaya yang terkecil, sehingga diharapkan pada akhirnya akan
diperoleh total biaya transportasi yang terkecil. Metode Heuristic ini
sederhana dan cepat aplikasinya, akan tetapi tidak menjamin diperoleh
hasil pemecahan yang optimal.
Dari contoh persoalan yang telah kita miliki, kita dapatkan
penyelesaian dengan metode Heuristic seperti berikut;
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 11
A1 A2 A3 A4
kebutuhan suplai bahan bakar (ton/minggu)
2,300 3,400 2,500 1,800 10,000
2.500 (3)
600 (2)4,000
3,600
F2
F3 1.100 (5)
3.400 (1)
SUMBER TUJUANKAPASITAS
SUPLAI (TON/MINGGU)
F1 1.200 (6) 1.200 (4)2,400
$ 10,-
$ 5,- $ 2,- $ 6,-
$ 6,-$ 5,-$ 8,-
$ 7,-$ 4,-$ 7,-$ 9,-
$ 3,-
Penyelesaian dengan menggunakan metode Heuristic didasarkan
dengan prinsip "The least cost assignment routine", dimana disini
kita akan selalu mengalokasikan demand sebesar-besarnya pada
lokasi sumber yang memberikan Biaya transportasi yang sekecil-
kecilnya secara berturut-turut. Dari persoalan yang dihadapi, maka
penyelesaian dimulai dengan mengalokasikan sumber F 2 sebesar
3,400 ton/minggu untuk mensuplai tujuan A 2 karena disini unit cost
untuk transportasi adalah yang terkecil yaitu sebesar $2,-.
Selanjutnya berdasarkan 600 (F2,A4); 2,500 (F3,A3); 1,200 (F,,A;);
1,100(F3,A1) dan 1,200 (F l,A1).
Berdasarkan alokasi penyelesaian persoalan tersebut diatas maka
akan diperoleh total Biaya transportasi (Z) yaitu sebesar
Z = 3,400 ($2) + 600 ($3) + 2,500 ($4) + 1,200 ($6) + 1,100 ($9) +
1,200 ($10) = $ 47,700
Dari langkah penyelesaian persoalan yang telah
dilaksanakan terlihat bahwa persyaratan batasan suplai dan
kebutuhan setiap lokasi sudah terpenuhi. Demikian pula persyaratan
bahwa alokasi harus menempati seluruh sel matrix dengan jumlah
alokasi sebesar m + n - 1 sudah pula berhasil dilaksanakan. Dalam
kasus persoalan yang dihadapi kita ketahui bahwa m = 3 dan n = 4,
sehingga m + n = 6 (jumlah alokasi suplai yang telah dilaksanakan
juga sebanyak 6).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 12
Dari langkah Heuristic terlihat pula bahwa alokasi semata-mata
hanya dengan melihat unit Biaya transportasi yang paling kecil dan
hasilnya ternyata juga tetap belum menjamin optimal. Hal tersebut
akan bisa dibuktikan dalam perhitungan-perhitungan selanjutnya.
Northwest corner Ruler Method (NCR)
Metode ini juga tergolong sederhana didalam langkah-langkah kerjanya
meskipun dalam beberapa hal dianggap kurang efisien. Disini langkah
penyelesaian diawali dengan alokasi pada sel matrix yang terletak pada pojok
kiri atas (north West) dan memakai suplai dari sumber yang tersedia
semaksimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan dari tujuannya.
A1 A2 A3 A4
kebutuhan suplai bahan bakar (ton/minggu)
2,300 3,400 2,500 1,800 10,000
700
1,800 1,800
4,000
3,600
F2
F3
3,300
SUMBER TUJUANKAPASITAS
SUPLAI (TON/MINGGU)
F1 2,300 1002,400
$ 10,-
$ 5,- $ 2,- $ 6,-
$ 6,-$ 5,-$ 8,-
$ 7,-$ 4,-$ 7,-$ 9,-
$ 3,-
$ 4,-
Dari contoh persoalan yang kita hadapi maka alokasi tersebut adalah
pada sel matrix F1-Al dengan alokasi suplai sebesar 2,300 ton/minggu.
Disini akan masih didapati sisa kapasitas sebesar 100 ton/minggu dari
sumber F1 yang mana untuk langkah selanjutnya sisa kapasitas ini kita
alokasikan pada baris horizontal berikutnya, yaitu Fl-A2. Langkah
berikutnya adalah mengalokasikan kebutuhan dari lokasi tujuan kolom
kedua sejumlah sisa kebutuhan yang masih belum terpenuhi secara
maximum disesuaikan dengan kapasitas yang tersedia dibaris sumber
terakhir dan seluruh sumber tujuan yang membutuhkan sumber suplai
bisa dipenuhi. Berdasarkan penyelesaian awal dengan menggunakan
metode NCR ini maka total transportasi cost (Z) dapat dihitung sebagai
berikut:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 13
Z = 2,300 ($ 10) + 100 ($ 8) + 3,300 ($ 2) + 700 ($ 6) + 1,800 ($ 4) +
1,800 ($ 7) = $ 54,400
Dari penyelesaian horizontal (baris sumber) dan vertikal kolom lokasi
tujuan) diatas maka kita lihat bahwa penyelesaian dengan metode NCR
cukup feasibel, tidak ada lintasan tertutup (closed path atau loop), ini
akan muncul bila alokasi suplai dan kebutuhan secara serentak sudah
terpenuhi batasan-batasannya (suplai = kebutuhan).
Disini pemindahan alokasi secara diagonal tidak diperbolehkan, karena
pengalokasiannya hanya diperbolehkan kearah horizontal dan vertikal.
Kalau kondisi seperti hal tersebut terjadi maka prosedur tersebut akan
terhenti dan tidak bisa dilanjutkan. Hal tersebut dapat dipecahkan
dengan "degeneracy", dimana jalan keluarnya yang bisa dilakukan
adalah dengan mencoba merubah urutan dari baris sumber atau kolom
lokasi tujuan.
Meskipun belum optimal (bandingkan dengan hash aplikasi metode
heuristic) akan tetapi metode NCR terlihat cukup sederhana
pelaksanaannya. Metode ini tidak memperhatikan unit cost dari masing-
masing sel matriks yang ada pada saat kita mengalokasikan suplai untuk
memenuhi kebutuhan dari lokasi tujuan. Karena langkah ini baru
merupakan step 1 maka langkah-langkah optimalisasi baru akan
dilakukan dalam step-step berikutnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Amin Syukron, MT
PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK 14