16 makalah kab.banjarnegara

17
II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 11 KONDISI CAPAIAN MDGs. DAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMKAB. BANJARNEGARA I. Letak Geografis dan Admisnitratif Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk Wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian barat, membujur dari barat ke timur. Secara astronomi, Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur, dengan batas-batas : Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Kebumen. Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang. Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Wonosobo. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Propinsi Jawa Tengah, terdiri dari 20 kecamatan, secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 LUAS WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA DIPERINCI PER KECAMATAN, TAHUN 2005 NO KECAMATAN LUAS (HA) PROSENTASE (%) 1. Susukan 5.265,67 4,923 2. Purwareja Klampok 2.186,67 2,044 3. Mandiraja 5.261,58 4,919 4. Purwanegara 7.386,53 6,905 5. B a w a n g 5.520,64 5,161 6. Banjarnegara 2.624,20 2,453 7. Pagedongan 8.055,24 7,530 8. Sigaluh 3.955,95 3,698 9. Madukara 4.820,15 4.506 10. Banjarmangu 4.635,61 4,334 11. Wanadadi 2.827,41 2,643

Upload: serge-stavisky

Post on 06-Aug-2015

72 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 11

KONDISI CAPAIAN MDGs. DAN

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMKAB. BANJARNEGARA

I. Letak Geografis dan Admisnitratif Wilayah

Kabupaten Banjarnegara termasuk Wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian barat, membujur dari barat ke timur. Secara astronomi, Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur, dengan batas-batas :

Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Kebumen. Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang. Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Wonosobo.

Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Propinsi Jawa Tengah, terdiri dari 20 kecamatan, secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1

LUAS WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA DIPERINCI PER KECAMATAN, TAHUN 2005

NO KECAMATAN LUAS (HA) PROSENTASE (%) 1. Susukan 5.265,67 4,923 2. Purwareja Klampok 2.186,67 2,044 3. Mandiraja 5.261,58 4,919 4. Purwanegara 7.386,53 6,905 5. B a w a n g 5.520,64 5,161 6. Banjarnegara 2.624,20 2,453 7. Pagedongan 8.055,24 7,530 8. Sigaluh 3.955,95 3,698 9. Madukara 4.820,15 4.506 10. Banjarmangu 4.635,61 4,334 11. Wanadadi 2.827,41 2,643

Page 2: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 12

12. R a k i t 3.244,62 3,033 13. Punggelan 10.284,01 9,614 14. Karangkobar 3.906,94 3,652 15. Pagentan 4.618,98 4,318 16. Pejawaran 5.224,97 4,884 17. B a t u r 4.717,10 4,410 18. Wanayasa 8.201,13 7,667 19. Kalibening 8.377,56 7.832 20. Pandanarum 5.856,05 5,474

J u m l a h

106.970,997

100,00

Secara administratif Kabupaten Banjarnegara terdiri dari 20 kecamatan , 266 desa dan 12 kelurahan. Lihat tabel.

TABEL 2

PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BANJARNEGARA

NO SUB WILAYAH PERTUMBUHAN

KECAMATAN DESA KELURAHAN

JUM

1.

Banjarnegara

1. Bawang 2. Sigaluh 3. Banjarnegara 4. Pagedongan

181449

- 1 9 -

1815139

2.

Purwareja Klampok

1. Susukan 2. Pwj. Klampok 3. Mandiraja 4. Purwanegara

158

1613

- - - -

158

1613

3.

Wanadadi

1. Rakit 2. Punggelan 3. Wanadadi 4. Pandanarum

1117118

- - - -

1117118

4.

Batur

1. Batur 2. Wanayasa 3. Pejawaran 4. Kalibening

8171716

- - - -

8171716

Page 3: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 13

5.

Karangkobar

1. Karangkobar 2. Banjarmangu 3. Pagentan 4. Madukara

13171618

- - - 2

13171620

J U M L A H 266

12 278

Sumber Data : Kantor BPS Kab. Banjarnegara Bentang alam. Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Bagian Utara merupakan daerah pegunungan dengan relief

bergelombang dan curam, bagian ini meliputi kecamatan, yaitu: Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara dan Banjarmangu.

b. Bagian Tengah merupakan daerah yang relative datar, merupakan lembah sungai Serayu yang subur, bagian wilayah ini meliputi kecamatan: Banjarnegara (sebagian), Madukara, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu.

c. Bagian Selatan merupakan daerah pegunungan yang berrelif curam, bagian ini meliputi kecamatan: Sigaluh, sebagian Kecamatan Banjarnegara, Pagedongan, Bawang, Mandiraja dan sebagian Kecamatan Susukan.

Topografi. Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. a. Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari

seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purwareja Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.

b. Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Punggelan, Wanadadi, Rakit Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.

Page 4: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 14

c. Antara 500 - 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.

d. Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening, pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.

Kemiringan.. Sebagian besar wilayah ini berkemingan antara 15-45%, yaitu 45,04%. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. a. Antara 0 – 15% meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten

Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Susukan, Purwareja Klampok, Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan, Bawang dan Rakit.

b. Diatas 15 – 40% meliputi luas 45,04% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan, Wanayasa dan Kalibening.

c. Lebih dari 40% meliputi luas 30,35% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur.

Stratigrafi. Berdasarkan hasil survey nasional tentang geologi regional, daerah ini termasuk termasuk wilayah jalur fisiografi pegunungan Serayu Selatan. Stratigrafi daerah ini terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf ) yang terdiri dari : Serkis Kristalin, Sabak, Serpil Hitam, Filit, Kwarsit, Batuan Batu Gampeng. Sedangkan batuan pratersier termudanya yaitu lempung serpihan dengan lensa-lensa batu gampeng orbitulina. Diatas batuan pratersier terdapat endapan batuan tertier yang terdiri dari sedimen eosen dan horison tufanapalon serta horison breksi. Batuan termudanya yaitu batuan sedimen kwarter yang terdiri dari breksi lembah dan endapatn resent. Formasi batuan. Berdasarkan hasil penyelidikan tahun 1974 oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jogjakarta, diperoleh data formasi batuan sebagai berikut: (1) Batuan Grewake dan Lempung Hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden, (2) Batuan

Page 5: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 15

Metasedimen tersingkap di Desa Kalitengah hingga daerah Kebutuh Duwur, dan (3) Batuan Filit dan Sekis yang singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan pegunungan Serayu Selatan. Iklim. Iklim Kabupaten Banjarnegara dapat dikemukanan sebagai berikut:: suhu udara berkisar antara 20° C - 26° C (temperatur terdingin yaitu 3° C - 18° C), dengan kelembaban udara berkisar 80 % - 85 %. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3.202 mm, bulan basah lebih besar dari bulan kering. Tanah. Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Tanah Tahun 1966 serta ditunjang oleh Peta Tanah skala 1 : 250.000, dapat diketahui jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Banjarnegara, yaitu sebagai berikut: a. Tanah ALLUVIAL dengan asosiasinya, berwarna kelabu coklat dan

hitam, sifatnya beraneka ragam. Produktivitas tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Wanadadi, Batur, Karangkobar dan Purwareja Klampok. Jenis tanaman yang tumbuh pada tanah ini tergantung pada derajat keasaman ( PH ) tanah dari sedikit asam, netral sampai basa. Luas tanah ini meliputi 5,40 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara.

b. Tanah LATOSOL berasosiasi dengan ANDOSOL, sifatnya agak asam hingga netral, warnanya beraneka ragam yaitu kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan. Tingkat kesuburan tanah sedang sampai tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian, kebun campuran, pertanian sayur-sayuran dan hutan. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Susukan, Purwareja Klampok, Purwanegara, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran dan Pagentan. Luasnya meliputi 66,32 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara.

c. Tanah ANDOSOL dengan asosiasinya berwarna coklat, coklat kekuning-kuningan, bersifat netral sampai asam. Produktivitas tanah sedang hingga tinggi, cocok untuk tegalan, kebun campuran dan hutan. Terdapat di Kecamatan Kalibening, Wanayasa, Pejawaran dan Batur, meliputi luas 14,50 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Page 6: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 16

d. Tanah GROMUSOL asosiasinya dengan tanah mediteran, sifatnya agak netral, warna kelabu hingga hitam, merah kekuning-kuningan, merah hingga coklat. Produktivitasnya rendah sampai sedang, cocok dipergunakan untuk usaha-usaha persawahan dan tegalan. Meliputi Kecamatan Purwonegoro, Mandiraja, Punggelan dan Banjarnegara. Luas 11,72 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara.

e. Tanah ORGONOSOL, yaitu tanah yang bersifat asam, berwarna hitam. Terdiri dari sisa-sisa rumput/tumbuhan yang membusuk. Terdapat disekitar telaga di Kecamatan Batur, luasnya meliputi 0,50 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara.

f. Tanah LITOSOL, tanah yang beraneka sifat dan warnanya. Jenis tanah ini kurang baik untuk usaha pertanian, terdapat di Kecamatan Banjarnegara dan Kecamatan Punggelan. Meliputi luas wilayah 1,56 % dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Hutan. Di daerah ini ada 3 jenis hutan, yaitu hutan lindung 724,10 ha (0,68%). , hutan produksi 17.326,200ha (16,20%), dan hutan Skala Alam 106,40 ha (0,0001%). Secara keseluruhan luas hutan 18.156,70 ha (16,97% dari luas wilayah). Tingkat pelayanan di bidang ekonomi Pelayanan di bidang ekonomi yang telah diselenggarakan meliputi :

a. Pembangunan sarana dan prasarana meliputi pasar dan kios. b. Pembangunan sarana dan prasrana pengairan c. Pembangunan sarana dan prasarana arus lalu lintas ekonomi d. Pembinaan industri kecil dan UKM.

Kecukupan pangan Kecukupan pangan dapat diketahui dari tingkat kecukupan pangan tiap penduduk dari pangan yang diproduksi di daerah ini. .Apabila tingkat kecukupan pangan penduduk berada di atas`standar, maka dapat dikatakan tingkat kecukupan pangan adalah surplus dan sebaliknya. Penyediaan nilai kalori beras (NKB) sejak tahun 2001 telah melampaui nilai standar nasional (180 kg/kapita/tahun), yaitu 299,92 kg/kapita/tahun (2005). Ini berarti Kabupaten Banjarnegara adalah surplus di bidang pangan , terutama karbohidrat.

Page 7: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 17

Penyediaan protein hewani pada tahun 2001 adalah 2,23 gram/kapita/hari meningkat menjadi 5,45 gram/kapita/hari pada tahun 2005. Untuk konsumsi ikan segar meningkat dari 4,05 kg (2001) menjadi 6,9 kg (2005). Komoditas unggulan dan andalan Di Kabupaten Banjarnegara ada beberapa komoditas yang selama ini telah berkembang yang pantas menjadi komoditas unggulan, meliputi:

a. Pertanian : kentang, salak dan teh b. Industri : keramik, c. Pariwisata: obyek wisata Dataran Tingi Dieng.

Disamping itu juga terhadap komoditas andalan meliputi : - Komoditas tanaman pangan :padi,palawija (jagung dan ketela

pohon), buah-buahan (durian) - Komoditas Perkebunan :kelapa, kayu (albasia), tanaman

rempah-rempah. - Komoditas Perikanan :ikan gurami dan lele - Komoditas Peternakan :sapi dan kambing. Di samping itu dengan melihat berbagai prestasi yang diperoleh dari berbagai perlombaan yang diadakan baik tingkat nasional maupun daerah, maka ada beberapa komoditas yang perlu tindak lanjut pengembangannya antara lain: perikanan (termasuk ikan hias), ketahanan pangan, dan ternak domba. Sosial Budaya Daerah

Dalam subbab ini akan disajikan beberapa indikator sosial budaya yang meliputi : kependudukan, Indek Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial, agama, pemuda dan olah raga, kebudayaan dan kebijakan-kebijakan pengembangannya Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara pada akhir tahun 2006 tercatat sebanyak 903.059 jiwa, yang terdiri atas 451.270 laki-laki dan 451.789 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,67%/tahun.

Page 8: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 18

Jumlah angkatan kerja tercatat 421.761 orang atau 47,02% terhadap jumlah penduduk. Angka Ketergantungan pada tahun 2005 adalah 64. Ini berarti setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung penduduk tidak produktif sebesar 64 penduduk usia non produktif. Dari sejumlah angkatan kerja yang ada, terdistribusi pada berbagai lapangan kerja, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Struktur Penduduk Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Banjarnegara

NO LAPANGAN USAHA UTAMA

JUMLAH

%

1. Pertanian 212.579 50,402 Pertambangan & Penggalian 2.849 0,673. Industri 43.348 10,284. Listrik, Gas & Air Minum 1.348 0,325. Konstruksi 38.477 9,126. Perdagangan 71.188 16,887. Transportasi & Komunikasi 15.440 3,668. Keuangan 2.244 0,539. Jasa 34.288 8,13

JUMLAH 421.761 100

Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indek Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indek komposit yang terdiri dari elemen-elemen kesehatan, pendidikan dan ekonomi (daya beli). Elemen kesehatan ditentukan oleh indikator angka harapan hidup (AHH). Elemen pendidikan ditentukan oleh indikator angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Elemen ekonomi ditentuan oleh daya beli rakyat. Data dari BPS, IPM di Kabupaten Banjarnegara tahun 2005 sebesar 67,3. Besaran IPM didukung oleh: elemen AHH : 68,2 tahun, AMH: 85,0, RLS 5,8 tahun dan Daya Beli Rakyat: Rp. 620.800,- perkapita pertahun.

Page 9: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 19

Pada tahun yang sama IPM rata-rata Provinsi adalah 69,8 yang didukung oleh AHH 70,6 tahun; AMH 87,4; RLS 6,6 tahun dan Daya beli Rp. 621.400 perkapita pertahun.

Kesehatan Beberapa indikator pembangunan di bidang kesehatan dapat dilaporkan sebagai berikut: (1) Angka Kematian Bayi (AKB) 11,9 (2) Angka Harapan Hidup 68,40 tahun, (3) Angka kematian ibu melahirkan 106 (4) Kondisi anak dengan katagori gizi buruk 0,4% cakupan desa UCI sebesar 100%. (5) Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu 35 buah (6) Jumlah Rumah Sakit/Balai Pengobatan yang sejenis 4 buah, (7) Jumlah Rumah Bersalin 139, (8) Jumlah Posyandu 1.580 (9) Jumlah tenaga medis 11.370, (10) Jumlah dukun bayi/persalinan 3.546 atau tiap desa tersedia 13 tenaga dukun bayi. Pendidikan Beberapa indikator penting untuk mengetahui intensitas pembangunan din bidang pendidikan antara lain, ialah angka partisipasi sekolah (baik kasar maupun murni) pada berbagai level sekolah, rasio guru- murid, rasio murid-kelas dan penurunan jumlah penduduk yang buta huruf. a. Angka Partisipasi Kasar/Murni SD/MI: 103,62% /93,67% b. Angka Partisipasi Kasar /Murni SMP/MTs: 89,61% /79,61% c. Angka Partisipasi Kasar/Murni SLTA/MA: 39,53%/34,57% d. Ratio guru – murid untuk TK dan sederajatnya: 30 e. Ratio guru – murid untuk SD dan sederajatnya 23 f. Ratio guru – murid untuk SLTP dan sederajatnya: 19 g. Ratio guru – murid untuk SLTA dan sederajatnya: 17 h. Jumlah TK dan sederajatnya 251 unit i. Jumlah SD dan sederajatnya 866 unit j. Jumlah SMP dan sederajatnya 98 unit k. Jumlah SLTA dan sederajatnya 36 unit l. Jumlah PT dan sederajatnya 2 unit

Page 10: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 20

Kesejahteraan sosial Banyaknya pengundang masalah sosial menurut jenisnya adalah sebagai berikut : - Pengemis,gelandangan dan orang terlantar (PGOT) = 6.870 orang - Tuna susila = 48 orang - Tuna netra = 948 orang - Bisu tuli = 1264 orang - Yatim piatu dan anak terlantar = 6211 orang - Orang Jompo = 4745 orang - Keluarga praesjahtera = 95.357 KK - Keluarga sejahtera I = 68.907 KK - Keluarga sejahtera II = 47.930 KK - Keluarga sejahtera III = 26.744 KK - Keluarga sejahtera III+= 7.052 KK Agama Struktur penduduk berdasarkan pemeluk agama, sebagian besar penduduk adalah pemeluk agama Islam. Data selengkapnya dapat dilihat dibawah ini.

a. Islam : 912.093 b. Katolik : 3.319 c. Protesten : 2.346 d. Hindu : 90 e. Budha : 562 f. Lain-lain : 75

Prasarana keagamaan meliputi: masjid 1483 buah, langgar/ musola 3074 buah, gereja 24 buah dan vihara/ pura 7 buah. Dimana Kerukunan umat beragama di daerah ini cukup mantap .

Pemuda dan olah raga Dari struktur penduduk tampak bahwa penduduk di daerah ini didominasi oleh pemuda. Oleh karena itu, pembinaan, penyediaan fasiltas untuk pengembangan kreativitas dan olah raga dan pengendalian menjadi agenda utama dalam pengembangan pemuda. Berkat pembinaan dan semangat para pemuda, maka di Kabupaten Banjarnegara telah banyak prestasi-prestasi kepemudaan yang telah

Page 11: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 21

diperoleh baik tingkat daerah, nasional bahkan internasional. Prestasi internasional, seperti (1) Chris John , juara dunia tinju versi IBF, (2) Lutfan Budi Santoso, peraih medali emas pencaksilat pada SEA GAMES XXII di Vietnamjuara , dan (3) Sugiri Sasono peraih medali perunggu untuk cabang tinju di SEA GAMES XXXIII di Vietnam. Prestasi di tingkat nasional meliputi: mengarang, sastra, olahraga , karya tulis, Indonesian Tour Sciense Foundation . Prestasi di tingkat darah (provinsi) meliputi: K3 dalam jambore Bhakti Husada, majalah dinding, karya ilmiah remaja, beberapa cabang olah raga, karang taruna berprestasi, pidato bahasa Inggris, mocopat, dll. Fasilitas atau prasarana yang tersediakan untuk kegiatan kepemudaan dan olah raga serta kesenian , meliputi: a. Stadion dan lapangan olah raga b. Lapangan tenis c. Lapangan bulu tangkis d. Kolam renang e. Pencak silat f. Arena Tinju g. Gedung olah raga h. Gedung kesenian, dll. Kebudayaan Kegiatan kebudayaan yang telah dilakukan di daerah ini meliputi pengembangan dan pelestarian. Secara rinci krgiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Kegiatan seni budaya kuda lumping, karawitan, pedalangan ,dll. Prasarana dan Sarana Daerah Prasarana dan sarana daerah dalam hal ini meliputi: prasarana jalan, sarana angkutan, prasarana pengairan, dan prasarana komunikasi. Prasarana jalan. Jalan di daerah ini terdiri dari jalan dengan kondisi sebagai berikut:

a. Jalan negara , panjang 57,673 km dengan kondisi baik sepanjang 12,470 km dan kondisi sedang 45,203 km.

Page 12: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 22

b. Jalan provinsi, panjang 84,49 km dengan kondisi baik sepanjang 25,200 km, kondisi sedang 59,290 km.

c. Jalan kabupaten , panjang 834,690 km dengan kondisi baik sepanjang 602,740 km, kondisi sedang 48,660 km , kondisi rusak 100,750 km dan kondisi rusak berat 82,540 km.

Sarana angkutan. Operasi angkutan yang ada hingga kini telah menjangkau hampir sampai kepelosok desa. Di masa mendatang diharapkan jalur-jalur trayek akan bertambah, sehingga mempercepat pemerataan pembangunan. Prasarana pengairan. Jaringan pengairan yang ada terdiri dari pengairan teknis dan non teknis dengan kondisi sebagai berikut:

a. Jaringan Irigasi Primer sepanjang 131,142 m b. Jaringan Irigasi Sekunder sepanjang 311.174 m c. Jaringan Irigasi pedesaan. Ini tersebar diseluruh Kecamatan.

Komunikasi. Komunikasi pada saat ini merupakan kebutuhan pokok. Dari data yang ada, tercatat di daerah ini telah terlayani telepon manual 6361 SST, sedangkan yang lain menggunakan telepon seluler (nir kabel). Pemerintahan Umum Di bidang pemerintahan indikator-indikator yang perlu dicermati adalah keragaman dan kualitas pelayanan baik yang diselenggarakan oleh daerah/ kabupaten , kecamatan maupun oleh pemerintah desa. Pelayanan yang diselenggarakan oleh kabupaten meliputi: catatan sipil, perijinan , pemadam kebakaran, ketentraman & ketertiban umum, PDAM , Perbankan, Sosial dan sebagainya. Pelayanan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan dan desa meliputi:administrasi pembangunan dan admistrasi kemasyarakatan. Badan usaha yang telah dibentuk adalah PDAM, BPR, BPR BKK, Perusda Percetakan dan Perusda Pertambangan. Prasarana pemerintahan yang ada secara umum masih layak dan dapat difungsikan, terutama dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

Page 13: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 23

II. VISI DAN MISI A. VISI Visi dalam hal ini adalah visi pemerintah daerah, yaitu visi Kepala Daerah. Visi pemerintah daerah pada dasarnya merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh pemerintah daerah dalam periode 2006-2011. Fungsi visi pemerintah daerah, terutama sebagai arah bagi perjalanan pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Visi bukan mimpi dan bukan slogan, tetapi visi harus dapat diwujudkan dan dapat dirasakan ketercapaiannya. Berdasarkan uraian pada Bab II, Gambaran Umum Kondisi Daerah, dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Banjarnegara masih dijumpai masalah-masalah yang masih perlu ditangani dengan sungguh-sungguh, pada periode 2006-2011, yaitu: ekonomi rakyat, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, kemiskinan, pengangguran, dan pemerintahan. Dengan kata lain kesejahteraan rakyat masih perlu ditingkatkan pada masa depan. Secara awam kunci kesejahteraan adalah: kenyang, sehat , pinter , nyaman dan moralitas. Ini merupakan mandat daerah, yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan atau direalisasi dan akan memberi warna kuat terhadap visi yang akan dirumuskan. Berdasarkan masalah, potensi dan harapan masa depan, maka Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam periode pemerintahan 2006-2011 menetapkan visi sebagai berikut:

“Banjarnegara yang Mandiri, Berkualitas, Sejahtera, Bermartabat, Iman dan Taqwa berdasarkan Pancasila”

Dari visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Kabupaten Banjarnegara sebagai daerah otonom dan telah mendapatkan penyerahan urusan pemerintahan, mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dalam mewujudkan tujaun daerah, yaitu masyarakat yang sejahtera. Dalam periode 2006-2011 Kepala Daerah beserta perangkat daerah dan stakeholders mempunyai komitmen untuk mewujudkan “Banjarnegara yang Mandiri,

Page 14: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 24

Berkualitas, Sejahtera, Bermartabat, Iman dan Taqwa berdasarkan Pancasila” B. MISI Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah sebagaimana rumusan di muka, maka dirumuskan misi (beban yang harus dilaksanakan) sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, efektif dan bersih (bebas KKN) dengan mengutamakan masyarakat

b. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan

c. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan

d. Meningkatkan kualitas dan kecerdasan sumberdaya manusia dalam pembangunan yang berkelanjutan

e. Memulihkan dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dari keterpurukan ekonomi nasional

f. Menciptakan rasa aman dan tentram dalam suasana kehidupan yang demokratis dan agamis

Dari misi tersebut di atas, maka ketercapain misi Kepala Daerah dapat dindikasikan sebagai berikut:

a. Terselenggaranya tugas-2 pemerintah secara efektif b. Tersusunnya program -program pembangunan yang efektif c. Penggunaan dana yang makin terarah dan efisiensi yang besar d. Terlaksananya pengawasan yang efektif e. Meningkatnya jumlah dan keragaman sumber-sumber pendanaan

daerah f. Meningkatnya investasi di sektor produktif baik yang dilakukan oleh

pemerintah, swasta maupun masyarakat. g. Meningkatnya kemandirian masyarakat , terutama dalam bidang

pendanaan pembangunan. h. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan i. Meningkatnya kemampuan masyarakat mengakses ke sumber-

sumber daya, termasuk informasi. j. Meningkatnya usaha kemitraan yang dilakukan oleh masyarakat k. Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat

Page 15: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 25

l. Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat m. Meningkatnya daya beli masyarakat n. Meningkatnya IPM o. Meningkatnya PDRB p. Meningkatnya pertumbahan ekonomi q. Berkembangnya produktiivitas sektor-sektor riil r. Menurunnya angka gangguan (bencana alam dan konflik dalam

masyarakat )

III. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG BERPIHAK PADA

KAUM MISKIN

Berdasarkan Perda Kab. Banjarnegara No. 7 Tahun 2007 tentang

RPJMD Kabupaten Banjarnegara, mengamanatkan pengentasan

kemiskinan sebagai prioritas yang harus dilaksanakan. Pada tahun 2007

ini juga telah dilaksanakan berbagai program/ kegiatan pengentasan

kemiskinan yang dilaksanakan oleh Dinas/Instansi dengan anggaran

sebesar Rp. 45.215.795.400,- . Program Kegiatannya antara lain bidang

perekonomian & pertanian Rp. 6.525.000.000,-, bidang pendidikan Rp.

1.341.400.000,-, Bidang kesehatan Rp. 767.645.4000,-,Bidang kesos Rp.

6.385.000.000,-, bidang pemberdayaan masyarakat Rp. 27.000.000.000,-

dan Bidang Infrastruktur Rp. 3.196.750.000,-.

Program/kegiatan tersebut yang sasarannya adalah untuk

pengentasan kaum miskin dengan memberikan bantuan/modal dan

berbagai kegiatan ketrampilan , namun pada kenyataannya masih banyak

kendala pada tingkat pelaksanaan. Mulai dari penetapan sasaran atau

penerima manfaat yang kurang tepat, sampai pada proses monitoring dan

evaluasi yang belum berjalan efektif.

Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bekerjasama

dengan Program Pro Poor Planning and Budgetting Bappenas-ADB telah

melaksanakan pelatihan/workshop/lokakarya bagi para Kasubag

Perencanaan di Dinas/Instansi agar mampu membuat perencanaan yang

Page 16: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 26

berpihak pada kaum miskin. Disamping itu kita juga melakukan koordinasi

dan fasilitasi ke anggota DPRD agar mampu memahami Program Pro

Poor, sehingga pada saat proses penyusunan dan penetapan anggaran

juga berpihak pada kaum miskin. Hasil dari kegiatan ini adalah KUA dan

PPAS tahun 2008 sudah lebih mempertajam untuk pro poor.

IV. Penyusunan Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kab.

Banjarnegara.

Program/Kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan sudah

berjalan dari tahun ke tahun, namun hasilnya belum memuaskan. Hal ini

antara lain disebabkan perencanaan dan penganggaran pada

sasaran/penerima manfaat kegiatan belum fokus pada kaum miskin.

Sehingga masih dimungkinkan masyarakat yang tidak dalam kondisi

miskinpun bisa menerima program/kegiatan tersebut. Disamping itu basic

data yang dipakai pemerintah dari pendataan penerima BLT yang

dilaksanakan BPS ternyata masih menyisakan banyak persoalan, karena

ditemui banyak ketidak validan dengan kondisi riil di masyarakat.

Oleh karena itu pemerintah kabupaten Banjarnegara dalam rangka

menggali akar penyebab kemiskinan di Kab. Banjarnegara melaksanakan

suatu ”Kajian Kemiskinan Partisipatif dengan melibatkan komunitas kaum

miskin”. Kajian ini dilaksanakan dengan membagi wilayah Kab.

Banjarnegara dengan 5 tipologi. Dari kegiatan ini maka ditemukan bahwa

penyebab kemiskinan di masyarakat antara lain :

a. Budaya di masyarakat yang cenderung boros (contoh : hajatan,

tradisi-tradisi yang memberatkan masyarakat);

b. Sumber Daya Manusia yang masih rendah. Rata-rata penduduk

miskin hanya berpendidikan SD ke bawah.

c. Lapangan kerja yang monoton hanya pada sektor pertanian dan

tidak punya ketrampilan tambahan.

d. Mental manusia itu sendiri.

Page 17: 16 Makalah Kab.banjarnegara

II LOKNAS PRO POOR 11-13 DES’07 27

Dari hasil kajian ini muncul harapan/rekomendasi dari masyarakat

miskin agar mampu mengubah nasib dan memutuskan rantai

kemiskinan, yaitu antara lain dengan pendidikan gratis bagi anak-anak

dari keluarga miskin atau pendidikan murah bagi masyarakat. Disamping

itu juga bantuan modal untuk usaha diluar pertanian, bantuan saprodi

dan pendampingan bagi setiap program bantuan.

Tahapan berikut untuk penyusunan dokumen strategi

penanggulangan kemiskinan adalah dengan mereview Kebijakan yang

telah dilaksanakan pemerintah. Review ini melibatkan Dinas /Instansi

dan stake holder. Dari review kebijakan ditemukan bahwa memang perlu

pembenahan-pembenahan program bantuan modal ke masyarakat

mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan

evaluasi. Demikian pula untuk bisa menyelenggarakan pendidikan yang

murah perlu dikaji lagi tentang biaya operasional penyelenggaraan

pendidikan ditiap jenjang. Sehingga akan diketahui standar biaya

pendidikan. Disamping itu juga perlu dikaji lagi peraturan tentang

RAPBS. Peran Dinas Pendidikan di Kabupaten maupun Kecamatan

menjadi penting sebagai pengendali agar biaya yang dikenakan ditiap

sekolah menjadi lebih rasional.

Dari beberapa alternatif strategi yang ditemukan, maka

akan ditetapkan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kab.

Banjarnegara , yang sekarang ini masih pada tahap akhir

penyelesaian. Namun komitmen Eksekutif dan Legislatif

bahwa mulai APBD 2008 akan lebih mendukung kegiatan

pro poor. -----------------------------***************____________________