document1

7
3. Injeksi Suspensi Kering tanpa granulasi (Sterilisasi Akhir) Jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natrium a. Zat aktif dan eksipien digerus, kemudian ditimbang sejumlah yang dibutuhkan b. Masing-masing zat digerus dan dicampurkan sampai homogen dalam mortir c. Campuran sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan corong dan zalfkaart d. Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium cap, kemudian disterilkan dalam autoklaf (121 O C selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai e. Setelah sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi sediaan f. Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat 4. Injeksi Suspensi Kering tanpa granulasi (Metode Aseptik) Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah LAF, ruangan kelas 2 (jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natrium) a. Zat aktif dan eksipien digerus kemudian ditimbang sejumlah yang dibutukan lalu disterilisasi dengan metode yang sesuai b. Campurkan zat aktif dan eksipien dalam mortar steril lalu gerus sampai homogen c. Campuran diayak melalui ayakan B40 d. Campuran ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan corong dan zalfkaart e. Vial ditutup dengan karet dan alumunium cap f. Dilakukan evaluasi sediaan g. Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat 1. Kelembaban Alat : Moisture balance Tujuan : - mengontrol kand lembab granul shg m`antisipasi masalah slm proses pengisian massa suspensi ke dalam botol yg disebabkan o/ kand lembab. - Mengontrol kand lembab bkaitan dg ptumbuhan mikroba Prinsip : kelembaban granul diukur dg pemanasan (gravimetri) Prosedur : granul ditimbang lalu dimasukkan dlm alat moisture balance yg akan memanaskan granul pd suhu 60-70C. Alat tsb akan mbaca kand lembab dr bobot yg berubah stlh pemanasan. Penafsiran hasil : kand lembab yg baik 3% 2. Homogenitas Tujuan : menjamin homogenitas dlm pencampuran bahan2. Prinsip : - menetapkan kadar zat aktif dengan cara melakukan sampling pd bbrp titik (atas, tengah, bawah) wadah/pencampur (u/ yg tdk bwarna) - melihat distribusi bahan stlh pcampuran sec visual (u/ yang bwarna) Penafsiran hasil : Campuran dikatakan homogen bila kadar z.a pd bbagai titik relatif sama (simp baku relatif tidak >2%) A. Evaluasi Dilakukan setelah sediaan disterilkan dan sebelum wadah dipasang etiket dan dikemas. EVALUASI FISIKA 1 Penetapan pH . (FI ed. IV, hal 1039-1040) 2 Bahan Partikulat dalam Injeksi <751> ( FI> ed IV, hal. 981-984).

Upload: karinans

Post on 07-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

gfhjfhj

TRANSCRIPT

Page 1: Document1

3. Injeksi Suspensi Kering tanpa granulasi (Sterilisasi Akhir)Jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natriuma. Zat aktif dan eksipien digerus, kemudian ditimbang sejumlah yang dibutuhkanb. Masing-masing zat digerus dan dicampurkan sampai homogen dalam mortirc. Campuran sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan corong dan zalfkaartd. Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium cap, kemudian disterilkan dalam autoklaf (121

OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuaie. Setelah sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi sediaanf. Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

4. Injeksi Suspensi Kering tanpa granulasi (Metode Aseptik)Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah LAF, ruangan kelas 2 (jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natrium)a. Zat aktif dan eksipien digerus kemudian ditimbang sejumlah yang dibutukan lalu disterilisasi dengan metode

yang sesuaib. Campurkan zat aktif dan eksipien dalam mortar steril lalu gerus sampai homogenc. Campuran diayak melalui ayakan B40d. Campuran ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan corong dan zalfkaart e. Vial ditutup dengan karet dan alumunium capf. Dilakukan evaluasi sediaang. Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

1. KelembabanAlat : Moisture balanceTujuan :- mengontrol kand lembab granul shg m`antisipasi masalah slm proses pengisian massa suspensi ke dalam

botol yg disebabkan o/ kand lembab.- Mengontrol kand lembab bkaitan dg ptumbuhan mikroba

Prinsip : kelembaban granul diukur dg pemanasan (gravimetri)Prosedur : granul ditimbang lalu dimasukkan dlm alat moisture balance yg akan memanaskan granul pd suhu 60-70C. Alat tsb akan mbaca kand lembab dr bobot yg berubah stlh pemanasan.Penafsiran hasil : kand lembab yg baik 3%

2. Homogenitas Tujuan : menjamin homogenitas dlm pencampuran bahan2.Prinsip :- menetapkan kadar zat aktif dengan cara melakukan sampling pd bbrp titik (atas, tengah, bawah)

wadah/pencampur (u/ yg tdk bwarna)- melihat distribusi bahan stlh pcampuran sec visual (u/ yang bwarna)

Penafsiran hasil :Campuran dikatakan homogen bila kadar z.a pd bbagai titik relatif sama (simp baku relatif tidak >2%)

A. Evaluasi Dilakukan setelah sediaan disterilkan dan sebelum wadah dipasang etiket dan dikemas.

EVALUASI FISIKA 1 Penetapan pH . (FI ed. IV, hal 1039-1040) 2 Bahan Partikulat dalam Injeksi <751> ( FI> ed IV, hal. 981-984). 3 Penetapan Volume Injeksi Dlam Wadah <1131> (FI ed. IV Hal 1044). 4 Uji keseragaman sediaan (untuk serbuk rekonstitusi, FI IV <911>, p. 999-1001) 5 Uji Kebocoran (Goeswin Agus, Larutan Parenteral, hal 192) 6 Uji Kejernihan dan Warna ( Goeswin Agus, Larutan Parenteral, HAL 201) 7 Uji Kejernihan larutan (FI IV <881> hal 998) EVALUASI BIOLOGI 1 Uji Efektivitas Pengawet Antimikroba (untuk yang mengandung pengawet) <61> (FI ed IV, HAL

854-855)

Page 2: Document1

2 Uji Sterilitas <71> (FI ed. IV, HAL 855-863) 3 Uji Endotoksin Bakteri <201> (FI ed. IV, HAL 905-907) 4 Uji Pirogen (Untuk volume > 10 ml) <231> (FI ed. IV, HAL. 908-909) 5 Uji Kandungan Zat Antimikroba (untuk yang mengandung pengawet) <441> (FI ed. IV, HAL. 939-

942) 6 Uji Potensi Antibiotika (Untuk zat aktif antibiotik) (FI IV <131> hal 891-899)

EVALUASI KIMIA 1 Uji Identifikasi (Sesuai dengan monografi sediaan masing-masing) 2. Penetapan Kadar (Sesuai dengan monografi sediaan masing-masing).

. UJI KESERAGAMAN SEDIAAN <991> FI IV hal. 999 Ada 2 metode, yaitu keseragaman bobot, dan keseragaman kandungan. Metode diterapkan tergantung pada jenis sediaan.

Keseragaman Bobot SEDIAAN PADAT STERIL UNTUK PARENTERAL: Timbang seksama 10 vial, satu persatu, beri identitas tiap vial. Keluarkan isi dengan cara yang sesuai. Timbang seksama tiap vial kosong, dan hitung bobot netto dari tiap isi vial dengan cara mengurangkan bobot vial dari masing-masing bobot sediaan (bobot vial yang ada isinya). Dari hasil Penetapan Kadar, seperti tertera pada masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dalam tiap vial, dengan anggapan bahwa zat aktif terdistribusi secara homogen.

Keseragamana Kandungan SEDIAAN PADA STERIL DALAM DOSIS TUNGGAL: Tetapkan kadar 10 vial satu per satu, seperti pada Penetapan Kadar dalam masing-masing monografi kecuali dinyatakan lain dalam Uji Keseragaman Kandungan. Jika jumlah zat aktif dalam satuan dosis tunggal kurang dari yang dibutuhkan dalam Penetapan Kadar, atur derajat pengenceran dari larutan dan atau volume alikuot sehingga kadar zat aktif dalam larutan akhir lebih kurang sama seperti yang tertera pada prosedur Penetapan Kadar; atau jika penetapan kadar dilakukan secara titrasi, gunakan titran yang memadaiseperti yang tertera pada Titrimetri <771>, pada Prosedur dalam Uji dan Penetapan Kadar dalam Ketentuan dan Persyaratan Umum. Jika dilakukan modifikasi seperti ini dalam prosedur penetapan kadar dalam masing-masing monografi, buat perubahan yang sesuai dalam rumus perhitungan dan faktor titrasi. Bila prosedur khusus disebutkan untuk uji keseragaman kandungan dalam masing-masing monografi, lakukan koreksi.

Kriteria (A)Jika harga rata-rata dari harga batas (limit) yang tertera pada definisi potensi dalam tiap monografi adalah 100,0% atau kurang BAHAN PADAT STERIL DOSIS TUNGGAL DAN UNTUK PARENTERAL: kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan kaseragaman dosis dipenuhi, jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari cara Keseragaman Bobot atau dalam Keseragaman Kandungan terletak antara 85-115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif ≤6%. Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0-115,0% dan tidak ada satuan terletak antara rentang 75,0-125,0%, atau jika simpangan baku relatif > 6,0% atau jika kedua kondisi tidak terpenuhi, lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak > 1 satuan dari 30 terletak di luar rentang 85,0-115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0-125,0%, dan simpangan baku relatif dari 30 satuan tidak > 7,8%.

Page 3: Document1

(B) Jika rata-rata dari harga batas potensi pada Ketentuan potensi masing-masing monografi > 100,0% 1 Jika harga rata-rata satuan sediaan yang diuji 100,0% atau kurang, persyaratan seperti yang

tertera pada (A) 2 Jika rata-rata satuan ≥rata-rata batas, persyaratan seperti (A), hanya kata2 ”yang tertera di

etiket” diganti jadi ”seperti tertera pada etiket dikalikan dengan rata-rata harga batas yang tertera pada ketentuan potensi dalam monografi dibagi dengan 100”

3 Jika rata-rata satuan terletak di antara 100% dan rata-rata harga batas yang tertera pada ketentuan potensi seperti pada (A), kecuali bahwa kata-kata ”yang tertera di etiket” diganti jadi ”seperti tertera pada etiket dikalikan dengan harga rata-rata satuan sediaan yang diuji (dinyatakan sbg % yang tertera pada etiket) dibagi dengan 100”

2. PENETAPAN VOLUME INJEKSI dalam WADAH (FI IV <1131> hal 1044) Tujuan: Menetapkan volume injeksi yang dimasukkan dalam wadah agar volume injeksi yang digunakan tepat/ sesuai dengan yang tertera pada penandaan. (Volume injeksinya itu harus dilebihkan. Kelebihan volume yang dianjurkan dipersyaratkan dalam FI IV)

Cara Pengerjaan: Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih, 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml, atau 5 wadah atau lebih bila volume 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dalam alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, kedalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera (garis-garis penunjuk volume gelas ukur menunjuk volume yang ditampung, bukan yang dituang). Cara lain, isi alat suntik dapat dipindahkan kedalam gelas piala kering yang telah ditara, volume dalam ml diperoleh dari hasil perhitungan berat dalam g dibagi bobot jenis cairan. Isi dari dua atau tiga wadah 1 ml atau 2 ml dapat digabungkan untuk pengukuran dengan menggunakan jarum suntik kering terpisah untuk mengambil isi tiap wadah. Isi dari wadah 10 ml atau lebih dapat ditentukan dengan membuka wadah, memindahkan isi secara langsung ke dalam gelas ukur atau gelas piala yang telah ditara.

Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu persatu, atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.

Volume tertera dalam penandaan (ml)

Kelebihan volume yang dianjurkan

Untuk cairan encer (ml) Untuk cairan kental (ml)

0,5 0,10 0,12

1,0 0,10 0,152,0 0,15 0,255,0 0,30 0,5010,0 0,50 0,7020,0 0,60 0,90

Page 4: Document1

30,0 0,80 1,2050,0 atau lebih 2% 3%

Bila dalam wadah dosis ganda berisi beberapa dosis volume tertera, lakukan penentuan seperti di atas dengan sejumlah alat suntik terpisah sejumlah dosis tertera. Volume tiap alat suntik yang diambil tidak kurang dari dosis yang tertera. Untuk injeksi mengandung minyak, bila perlu hangatkan wadah dan segera kocok baik-baik

sebelum memindahkan isi. Dinginkan hingga suhu 25o C sebelum pengukuran volume.

C. Injeksi Kering Bentuk suatu obat yang dibuat sebagai obat suntik tergantung pada sifat obat itu sendiri dengan memperhitungkan sifat fisika dan kimia dan juga pertimbangan terapeutik tertentu. Umumnya, bila obat tidak stabil dalam larutan, ia akan dibuat sebagai bubuk kering yang dimaksudkan untuk dibentuk dengan penambahan pelarut yang tepat pada waktu akan diberikan, atau dapat dibuat dalam bentuk suspensi partikel obat dalam pembawa dimana obat tidak larut. (ANSEL ED 4 ,1989, HAL. 405).

Larutan Terkonstitusi (FI IV HAL 12) Pada sediaan steril yang akan dibuat larutan terkonstitusi diberi nama sesuai bentuknya ....... steril atau ..... untuk injeksi. Karena sediaan dikonstitusikan oleh tenaga medik segera pada saat digunakan, uji dan ketentuan tentang larutan yang dikonstitusi untuk pemberian tidak dimasukkan dalam masingmasing monografi padatan kering atau cairan pekat steril. Untuk menjamin mutu sediaan injeksi sebagaimana diberikan, uji yang tidak merusak sediaan injeksi seprti berikut ini dilakukan untuk memperlihatkan kesesuaian larutan terkonstituai pada saat sebelum digunakan.

1. Kesempurnaan dan kejernihan melarut Konstitusikan larutan seperti tertera pada etiket dari pabrik untuk sediaan steril kering. • Padatan melarut sempurna, tidak terlihat meninggalkan sisa yang tidak melarut • Kejernihan larutan terkonstitusi tidak kurang jernih secara signifikan dari volume sama

pengencer atau air murni dalam wadah serupa dan diperiksa dengan cara yang sama. 2. Bahan partikulat Konstitusikan larutan dengan cara seperti yang tertera pada etiket sediaan steril

kering: larutan tidak mengandung partikel bahan asing yang dapat dilihat secara visual.

Cefotaxime

C16H16N5NaO7S2

BM 477,45

Mengandung ekivalen atau tidak kurang dari 916 µg dan tidak lebih dari 964 µg cefotaxime per

mg, dihitung pada kondisi kering

• Pemerian : Putih atau bubuk agak kuning, higroskopis

• Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam metanol

• Warna Larutan :

Page 5: Document1

Ambil 2,5 g cefotaxime, masukkan ke dalam volumetric flask. Larutkan dengan carbon dioxide-

free water R, hasil berupa larutan jernih (Larutan A). Tambahkan 1 ml asam asetat glasial ke

dalam 10 ml Larutan A. Hasil berupa larutan jernih.

• Rotasi jenis : antara +58oC dan +64 oC

• pH : antara 4,5-6,5, pada larutan

• Susut pengeringan : keringkan pada suhu 100 oC - 105 oC selama 3 jam. Berat yang

hilang tidak lebih dari 3%

(USP 30-NF25, 1664)