152_7

7
PEMANFAATANKHAMIR SACCHAROMYCES CEREVISIAE UNTUK TERNAK RIZAZAINUDDINAHMAD BalaiPenelitianVeteriner, PCBox151, Bogor 16114 ABSTRAK Saccharonrycescerevisiae merupakansalahsatujeniscendawantergolongkhamir yang bermanfaatuntukmanusiadan ternak .Pertamakali dimanfaatkan untukpembuatanmakanan,sejalandenganwaktukemudianmulaidipakaiuntukkeperluan bioteknologi,industri . S. cerevisiae dipakaisebagaiprobiotikdanimunostimulanuntukmeningkatkankesehatandan produktivitasternaksepertiruminansia,unggasataupunikan .Hasil-hasilpenelitian yang diperolehsecaraumummenunjukkan pemakaian S . cerevisiae feedadditive berkorelasipositifterhadappenampilanbobotbadantenak .Tulisaninimenguraikan pentingnyapenggunaan S. cerevisae untukproduktivitasdankesehatanternak . Katakunci : SS cerevisiae, probiotik,imunostimulan,ternak PENDAHULUAN Cendawanselainmerugikankarenamenimbulkan penyakitsepertiaspergilosisdanaflatoksikosis,banyak pula yang tergolongmenguntungkandandipakaiuntuk kepentinganmanusiamisalnyakapangsebagaikontrol biologicacingdanragikhamirsebagaiprobiotikdan imunostimulan .Pemakaianragisebagaisalahsatu bahanutamapembuatanrotidankuesudahsejak lama dipakaipadazamanMesirkuno, yang belakanganini diketahuisebagaikhamir Saccharomycescerevisiae . Bersamaandengankemajuanzamanpadaabadke-18, pembuatanbirdilakukanpuladenganmenggunakan khamir genus Saccharomyces spp .,sebagaibiostater (SGD, 2004) . Di Indonesia S. cerevisiae sebagaikhamir telahdimanfaatkanolehmasyarakatuntukkeperluan pembuatanroti,dan tape singkong .Padamasakini, khamir paling banyakdigunakanuntukkeperluan berbagaiindustridalamprosesproduksiminuman beralkohol,biomasa,ekstrakuntukkeperluanindustri kimia, senyawa beraromadan produksi protein rekombinanuntukmenunjangkegiatanbioteknologi khususnyabidangmolekulerbiologi (WATSON etal., 1988) . Peranankhamirdalambidangbiologimolekuler adalah sebagai mikroba eukariot uniseluler yang ABSTRACT THEADVANTAGEOFYEAST SACCHAROMYCESCEREVISIAE FORLIVESTOCK Saccharonycescerevisiae isayeastthatisusefulforhumanandanimal .Itcanbeusedforproducingfoodandfor biotechnologyofindustrialpurposes .Recently .itisusedasprobioticandimmunostimulanttoimprovelivestockproductivity andhealth .ResearchresultsindicatethattheutilizationofS . cerevisiae asfeedadditiveinanimalfeedhasapositivecorrelation tothebodyweightgainoftheanimal .Thispaperdescribestheimportanceof S.cerevisiae inimprovinglivestockproductivity andhealth. Keywords : S. cerevisiae, probiotic,immunostimulant,livestock mempunyaikemampuanuntukdisisipkandengangen mikroba lain (NIKON, 2004) . Untukmencapaiproduk yang diinginkanharusmelaluiprosesteknologitinggi dan modern, biayanyarelatifmahalnamunproduk yang dihasilkanbermututinggi, sehingga jika diperhitungkansecaraekonomilebihmenguntungkan . Selain untuk keperluan pembuatan roti dan bioteknologiuntukmanusiasecaralangsung,jugatelah dilakukanberbagai usahapenelitianuntukternak hingga akhirnya diperoleh khamir S. cerevisiae. Khamirtersebutdipakaiuntukmeningkatkankesehatan ternakyaitusebagaiprobiotikdanimunostimulandalam bentuk feed additive. Ternak yang dapat mengkonsumsi S. cerevisiae adalahgolonganikan, ruminansiadanunggas .Keuntunganpenggunaan S. cerevisiae sebagaiprobiotikadalahtidakmembunuh mikrobabahkanmenambahjumlahmikroba yang menguntungkan, berbedadenganantibiotikadapat membunuh mikroba yang merugikan maupun menguntungkantubuh,danmempunyaiefekresistensi . Demikian pula dengan penggunaan S. cerevisiae sebagaibahanimunostimulan .Imunostimulanberfungsi untukmeningkatkankesehatantubuhdengancara meningkatkansistempertahananterhadappenyakit- penyakit yang disebabkanbakteri,cendawan, virus dan 49

Upload: noonanuzha-lestary-nuzhaayu

Post on 27-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: 152_7

PEMANFAATAN KHAMIR SACCHAROMYCES CEREVISIAE UNTUKTERNAK

RIZA ZAINUDDIN AHMAD

Balai Penelitian Veteriner, PC Box 151, Bogor 16114

ABSTRAK

Saccharonryces cerevisiae merupakan salah satu jenis cendawan tergolong khamir yang bermanfaat untuk manusia danternak . Pertamakali dimanfaatkan untuk pembuatan makanan, sejalan dengan waktu kemudian mulai dipakai untuk keperluanbioteknologi, industri . S. cerevisiae dipakai sebagai probiotik dan imunostimulan untuk meningkatkan kesehatan danproduktivitas ternak seperti ruminansia, unggas ataupun ikan . Hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara umum menunjukkanpemakaian S. cerevisiae feed additive berkorelasi positif terhadap penampilan bobot badan tenak . Tulisan ini menguraikanpentingnya penggunaan S. cerevisae untuk produktivitas dan kesehatan ternak .

Kata kunci : SS cerevisiae, probiotik, imunostimulan, ternak

PENDAHULUAN

Cendawan selain merugikan karena menimbulkanpenyakit seperti aspergilosis dan aflatoksikosis, banyakpula yang tergolong menguntungkan dan dipakai untukkepentingan manusia misalnya kapang sebagai kontrolbiologi cacing dan ragi khamir sebagai probiotik danimunostimulan. Pemakaian ragi sebagai salah satubahan utama pembuatan roti dan kue sudah sejak lamadipakai pada zaman Mesir kuno, yang belakangan inidiketahui sebagai khamir Saccharomyces cerevisiae .Bersamaan dengan kemajuan zaman pada abad ke-18,pembuatan bir dilakukan pula dengan menggunakankhamir genus Saccharomyces spp., sebagai biostater(SGD, 2004) . Di Indonesia S. cerevisiae sebagai khamirtelah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluanpembuatan roti, dan tape singkong. Pada masa kini,khamir paling banyak digunakan untuk keperluanberbagai industri dalam proses produksi minumanberalkohol, biomasa, ekstrak untuk keperluan industrikimia, senyawa beraroma dan produksi proteinrekombinan untuk menunjang kegiatan bioteknologikhususnya bidang molekuler biologi (WATSON et al.,1988) . Peranan khamir dalam bidang biologi molekuleradalah sebagai mikroba eukariot uniseluler yang

ABSTRACT

THE ADVANTAGE OF YEAST SACCHAROMYCES CEREVISIAE FOR LIVESTOCK

Saccharo nyces cerevisiae is a yeast that is useful for human and animal . It can be used for producing food and forbiotechnology of industrial purposes . Recently. it is used as probiotic and immunostimulant to improve livestock productivityand health . Research results indicate that the utilization of S . cerevisiae as feed additive in animal feed has a positive correlationto the body weight gain of the animal . This paper describes the importance of S. cerevisiae in improving livestock productivityand health.

Key words : S. cerevisiae, probiotic, immunostimulant, livestock

mempunyai kemampuan untuk disisipkan dengan genmikroba lain (NIKON, 2004) . Untuk mencapai produkyang diinginkan harus melalui proses teknologi tinggidan modern, biayanya relatif mahal namun produkyang dihasilkan bermutu tinggi, sehingga jikadiperhitungkan secara ekonomi lebih menguntungkan .

Selain untuk keperluan pembuatan roti danbioteknologi untuk manusia secara langsung, juga telahdilakukan berbagai usaha penelitian untuk ternakhingga akhirnya diperoleh khamir S. cerevisiae.Khamir tersebut dipakai untuk meningkatkan kesehatanternak yaitu sebagai probiotik dan imunostimulan dalambentuk feed additive. Ternak yang dapatmengkonsumsi S. cerevisiae adalah golongan ikan,ruminansia dan unggas. Keuntungan penggunaan S.cerevisiae sebagai probiotik adalah tidak membunuhmikroba bahkan menambah jumlah mikroba yangmenguntungkan, berbeda dengan antibiotika dapatmembunuh mikroba yang merugikan maupunmenguntungkan tubuh, dan mempunyai efek resistensi .Demikian pula dengan penggunaan S. cerevisiaesebagai bahan imunostimulan . Imunostimulan berfungsiuntuk meningkatkan kesehatan tubuh dengan carameningkatkan sistem pertahanan terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan bakteri, cendawan, virus dan

49

Page 2: 152_7

Sumber : JEAN-MICHEL (2005)

50

RIZA ZAINUDDIN AHMAD : Pemanfaalan Khamir Saccharomyces cerevisiae unluk Ternak

lainnya, sedangkan penggunaan antibiotika hanyamembunuh bakteri. Meskipun demikian kita harusberhati-hati dalam menentukan dosis probiotik yangdianjurkan di dalam penggunaannya di mana bilaberlebihan dapat menimbulkan penyakit"Saccharomikosis" . Hal ini terjadi karena terganggunyakeseimbangan mikroflora di dalam tubuh, akibatpopulasi khamir meningkat melebihi populasi mikrobalainnya . Tujuan tulisan ini untuk membahas pentingnyakegunaan S. cerevisiae untuk ternak .

SACCHAROMYCES CEREVISIAE

S. cerevisiae merupakan khamir sejati tergolongeukariot yang secara morfologi hanya membentukblastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval ataubulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya (Gambar 1).Dapat berkembang biak dengan membelah diri melalui"budding cell" . Reproduksinya dapat dipengaruhi olehkeadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersediabagi pertumbuhan sel . Penampilan makroskopikmempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning

muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak danmemiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah (NIKON,2004 ; LANDECKER, 1972 ; LODDER, 1970) .

Taksonomi Saccharomyces spp. menurut SANGER(2004), sebagai berikut :

Super Kingdom : EukaryotaPhylum

: FungiSubphylum

: AscomycotaClass

: SaccharomycetesOrder

: SaccharomycetalesFamily

: SaccharomycetaceaeGenus

: SaccharomycesSpecies

: Saccharomyces cerevisiae

Khamir dapat berkembang biak dalam gulasederhana seperti glukosa, maupun gula kompleksdisakarida yaitu sukrosa (MARX, 1991) . Selain ituuntuk menunjang kebutuhan hidup diperlukan oksigen,karbohidrat, dan nitrogen . Pada uji fermentasi gula-gula mempunyai reaksi positif pada gula dekstrosa,galaktosa, sukrosa, maltosa, raffinosa, trehalosa, dannegatif pada gula laktosa (LODDER, 1970) .

Gambar 1 . Saccharomvces cerevisiae pembesaran 10 x 40

Page 3: 152_7

Komposisi kimia S. cerevisiae terdiri atas : proteinkasar 50-52%, karbohidrat ; 30-37% ; lemase 4-5% ;dan mineral 7-8% (REED dan NAGODAWITHANA,1991) . SURIAWIRIA (1990) melaporkan komposisikimia sel khamir yang hampir sama (Tabel 1) dankandungan asam aminonya (Tabel 2) .

Tabel 1 . Komposisi sel khamir S. cerevisiae

Sumber: SURIAWIRIA (1990)

Tabel 2 . Kandungan asam amino dalam khamir S cerevisiae

Sumber : SURIAWIRIA (1990)

S. cerevisiae mempunyai beberapa enzim yangmempunyai fungsi penting yaitu intervase, peptidasedan zimase . Enzim peptidase mempunyai 96 gen danyang homolog inaktif sebanyak 32 (PEPTIDASE, 2004) .

Tabel 3. Pemanfaatan S. cerevisiae untuk berbagai jenis ternak

WARTAZOA Vot. 15 No . I Th. 2005

PEMANFAATAN S. CEREVISIAE

Khamir S. cerevisiae dapat dimanfaatkan sebagaiprobiotik, prebiotik dan imunostimulan dan kegunaanlainnya di dalam meningkatkan produksi ternak (Tabel3) . Sehubungan dengan prebiotik lebih banyak dipakaiuntuk kepentingan manusia secara langsung maka tidakdibahas dalam bagian ini .

S. cerevisiae sebagai probiotik

Menurut definisi FULLER (1992) dan KARPINSKAet al. (2001), probiotik adalah imbuhan pakanberbentuk mikroba hidup yang menguntungkan danmempengaruhi induk semang melalui perbaikankeseimbangan mikroorganisme dalam saluranpencernaan. Sedangkan prebiotik adalah bahanmakanan yang tidak tercerna dan memberikankeuntungan pada inang melalui simulasi yang selektifterhadap pertumbuhan aktivitas dari satu atau sejumlahbakteri yang terdapat di dalam kolon (ROBERFROID,2000) . Di bidang peternakan penggunaan probiotikbermanfaat untuk kesehatan, produksi dan pencegahanpenyakit . Selanjutnya SOEHARSONO (1994)mengemukakan bahwa mikroba yang termasuk dalamkelompok probiotik bila mempunyai ciri sebagaiberikut yaitu : dapat diproduksi dalam skala industri,jika disimpan di lapangan akan stabil dalam jangkawaktu yang lama, mikroorganisme harus dapat hidupkembali di dalam saluran pencernaan, dan memberikanmanfaat pada induk semang . COLE (1991) menyatakanprobiotik merupakan salah satu pilihan pakan tambahanpada ternak yang sehat dan aman bagi lingkungan .SHIN et al. (1989) menyatakan bahwa S. cerevisiaetermasuk salah satu mikroba yang umum dipakai untukternak sebagai probiotik, bersama-sama dengan bakteridan cendawan lainnya seperti Aspergillus niger, A .oryzae, Bacillus pumilus, B. centuss, Lactobacillus

5 1

Jenis ternak Pemanfaatan Sumber (Pustaka)RuminansiaSapi Meningkatkan produksi susu dan bobot badan WINA (2000)

Domba Meningkatkan bobot badan RATNANINGSIH (2002)

UnggasAyam Menurunkan kuman E.coli KUMPRECI-rr et al. (1994)

Meningkatkan bobot badan KOMPIANG(2002) ; KUMPRECHTOVA et a!.(2001)

Hewan airUdang Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Fox (2002)

lkan Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Fox (2002)

Aneka ternakKelinci Meningkatkan bakteri yang menguntungkan TEDESCO et al. (1994)

Asam amino Jumlah (%)Fenilalanin 4,1-4,8

Isoleusin 4,6-5,3

Lisin 7,7-7,8

Leusin 7,0-7,8

Metionin 1,6-1,7

Sistin 0,9

Treonin 4,8-5,4

Triptofan 1,1-1,3

Valin 5,3-5,8

Senyawa Jumlah (%)Abu 5,0-9,5

Asam nukleat 6,0-12,0

Lemak 2,0-6,0

Nitrogen 7,5-8,5

Page 4: 152_7

acidophilus, Saccharomyces crimers, Streptococcuslactis dan S. termophilus .

Pengujian terhadap S. cerevisiae yang dipakaisebagai feed additive dalam bentuk probiotik terlebihdahulu diuji secara in vitro dengan melakukan ujikemampuan daya hidup terhadap asam-asam organik,garam empedu, dan pH rendah (AGARWAL et al., 2000) .TEDESCO et al. (1994) mendapatkan korelasi daripemberian S. cerevisiae terhadap bakteri pada kelinci,yaitu dengan cara mengurangi jumlah bakteri patogendan meningkatkan jumlah bakteri aerob, anaerob yangmenguntungkan di dalam usus . KUMPRECHT et al.(1994) memberikan campuran S. cerevisiae denganStreptococcus faecum pada ayam broiler sehinggajumlah kuman Eschericha coli berkurang sebesar 50%di dalam sekumnya . Selanjutnya KOMPIANG (2002)menggunakan "khamir (ragi) laut" dengan S. cerevisiaedi dalam pakan ayam dan mendapatkan hasil yangpositif yaitu meningkatnya bobot badan setelahpemberian S. cerevisiae . Selanjutnya KUMPRECHTOVAet al. (2000) memberi S. cerevisiae 47 dengan dosis200 g/100 kg pakan untuk meningkatkan penampilandaging dan mengurangi bau amonia nitrogen pada fesesayam . Hasil lain dari pemberian S. cerevisiae ialahmeningkatkan penampilan bobot ayam dan secara invitro mampu menekan pertumbuhan S. typhimuriummeski secara in vivo tidak memberikan hasil yangsignifikan (ISTIANA et al., 2002 ; GHOLIB et al., 2003) .

Pemberian S. cerevisiae pada ternak ruminansiaakan meningkatkan bakteri selulolitik dan asam laktatpada saluran pencernaan. Meski tidak semuamemberikan respon positif terhadap pemberian pakanimbuhan ini namun pada sapi dapat meningkatkanproduksi susu rata-rata sebesar 4,3% dan pertambahanbobot badan rata-rata sebesar 8,7% . Sementara inibeberapa produk khamir komersial yang diperjualbelikan di Indonesia adalah Diamond V (USA), CYC-100 (Korsel), Yea-Sacc (USA) (WINA, 2000) .

Pada ternak domba dilakukan pencampuran Scerevisiae dengan Bioplus di dalam ransum untukmendapatkan peningkatan bobot badan sertamenurunkan konversi pakan (RATNANINGSIH, 2000)dan basil yang diperoleh menunjukkan korelasi yangpositif yaitu dengan dosis 4 g/hari (1 g S. cerevisiaeekivalen mengandung 14 x 10 10 koloni) menghasilkankonversi pakan sebesar 6 kg/kg pertambahan bobotbadan. Namun tidak semua isolat S. cerevisiae dapatdigunakan sebagai probiotik, karena harus melaluibeberapa macam seleksi dan dari sejumlah khamirtersebut hanya sedikit yang dapat digunakan, misalnyaseperti yang diteliti oleh AGARWAL et al. (2000), dari 9isolat yang diuji hanya 1 yang dapat digunakan sebagaiprobiotik .

Melihat keberhasilan penelitian-penelitian di atasmaka S. cerevisiae dapat digunakan sebagai probiotiknamun beberapa faktor harus diperhatikan sebagai

52

RIZA ZAINUDDIN AHMAD : Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae unluk Ternak

bahan pertimbangan seperti ekonomi, pengaruh burukterhadap ternak, zat khasiat yang terkandung didalamnya. Dari segi ekonomi harus diperhitungkanongkos produksi dalam skala besar dibandingkandengan keuntungan yang diperoleh . Perludipertimbangkan pengaruh buruk jika pemberian secaraberlebihan akan mengganggu keseimbangan mikrofloradi dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadinyapengaruh patogen pada ternak yaitu penyakit"Saccharomikosis " . Bila zat khasiatnya dapat diolahberupa prebiotik mungkin akan lebih balk dan efisienseperti Beta D-glukan untuk imunostimulan yangdiperoleh dari dinding sel S. cerevisiae.

Imunostimulan dan sistem pertahanan tubuh

Sistem pertahanan tubuh atau imunitas terdiri darisubstansi, sel-sel dan organ-organ yang diperlukanuntuk membentuk sistem pertahanan yang kompeten .Hampir semua hewan mempunyai kombinasipertahanan tubuh antara kekebalan alamiah dan prosesstimulasi berupa adaptasi pertahanan tubuh melaluiantigen untuk menanggulangi serangan infeksi . Sistemkekebalan ini yang dikenal dengan nama imun. Sistemini dapat terjadi secara buatan ataupun alamiah . Didalam proses pengebalan tubuh ini dapat pula dibantudengan imunostimulan (TIZARD, 1987) .

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwaimunostimulan adalah suatu bahan bila diberikan padahewan dan manusia dapat menyebabkan peningkatansistem pertahanan tubuh untuk menghadapi seranganpenyakit. Imunostimulan meningkatkan limfosit Tsebagai imunitas seluler yang penting artinya dalamrangka proteksi terhadap bakteri dan virus intra seluler .Limfosit B juga ditingkatkan, dalam rangkameningkatkan imunitas humoral, dan tingkat serumantibodi . Serum ini untuk menetralisasi endotoksin,sehingga pada akhirnya imunostimulan digunakanternak untuk meningkatkan kemampuan membunuhbakteri, dan menurunkan waktu yang diperlukan untukmemperbanyak antibodi (BETA GLUKAN, 2004d) .

Lebih rinci lagi imunostimulan dapat digolongkanyang bekerja spesifik dan non spesifik . Beberapamateri atau subtansi yang terlibat di dalam prosessistem yang spesifik adalah imunisasi aktif dan pasifbalk oleh virus, bakteri maupun cendawan sedangkanyang non spesifik berupa stimulasi limfosit, danmakrofag (TIzARD, 1987) . Manfaatnya secara umumimunostimulan dapat meningkatkan aktivitaspertahanan tubuh dan mempercepat prosespenyembuhan. Sistem pertahanan tubuh dapat dibagimenjadi 2 golongan yaitu kekebalan humoral danselular. Humoral terdapat pada darah yang dikenaldengan antibodi, juga dapat ditemui sebagai molekulprotein serum . Sedangkan respon selular berupamekanisme fagositosis dengan cara peningkatan

Page 5: 152_7

WARTAZOA Vol. 15 No. I Th . 2005

sensitivitas dari sistem R.E.S (Reticulo endothelialsystem) yaitu: ginjal, hati, limpa dan timus . Limfositdapat digolongkan menjadi set B dan set T. Set Tditemukan dalam peredaran darah hewan tingkat tinggidan memegang peranan penting dalam imunitas selular .Set B pada mamalia dihasilkan oleh sumsum tulangdan untuk unggas set B dihasilkan oleh bursa Fabricius,set T dihasilkan oleh timus . Selanjutnya set Bmenghasilkan antibodi, yang merupakan salah satuelemen humoral untuk beradaptasi secara imunitas,sedangkan set T membantu set B dengan mengaktivasimakrofag untuk mempertahankan tubuh terhadapserangan infeksi mikroba . Set makrofag merupakansalah satu set yang termasuk dalam kekebalan alamiahdengan cara menghasilkan subtansi kimia . Selanjutnyasubstansi ini menjadi pertahanan set imun yang pentingdengan cara bergerak ke arah sisi yang diserang olehset asing. Makrofag ini mempunyai reseptor pada setmembran untuk 7 macam residu gula . Saat reseptorberikatan dengan residu, makrofag diaktifkan dankemudian menghasilkan sitokin . Sitokin inilah yangberfungsi sebagai pengatur respon imun tubuh(TIZARD, 1987) . Demikanlah sistem tersebut secarabersama-sama membentuk sistem pertahanan di dalamtubuh melawan serangan infeksi penyakit .

Dari uraian di atas maka jetas bahwaimunostimulan sangat bermanfaat untuk peningkatansistem kesehatan tubuh, dan salah satu imunostimulanadalah Beta-D glukan yang akan diuraikan selanjutnya .

Saccharomyces cerevisiae sebagai imunostimulan

Salah satu bahan yang esensial sebagaiimunostimulan adalah beta-D glukan, dan bahan initerdapat pada barley dan khamir (S. cerevisiae) .Penemuan substansi beta-D glukan berawal daripenelitian LOUIS PILLEMER (1940) (dalam LIFE SOURCEBASIC, 2002), meneliti suatu substansi yang memilikikemampuan menghasilkan aktivator mekanismepertahanan tubuh yang disebut zymosan . Meski dikenalsebagai substansi yang berkemampuan menstimulasisecara nonspesifik terhadap respon imun, namun zataktifnya sendiri betum diketahui . Pada penelitiansetanjutnya NICHOLAS DILUZIO (1970) (dalam LIFESOURCE BASIC, 2002) berhasil menemukan substansitersebut, dan komponen aktifnya adalah beta-D glukan .Komponen tersebut berasal dari ekstrak dinding setkhamir roti yang tergolong cendawan . Komponentersebut mempunyai sebuah campuran unik denganefektivitas dan intensitasnya sebagai suatu sistempertahanan tubuh melalui aktivasi set darah putih yangspesifik seperti makrofag dan set NK (natural killer) .Beta-D glukan akan berikatan dengan permukaan setmakrofag dan set NK dan berfungsi sebagai trigeruntuk proses aktivasi makrofag . Hasil proses ini berupapeningkatan sirkulasi makrofag di dalam tubuh untuk

mencari benda-benda asing yang masuk ke dalamtubuh, selain itu pula untuk meningkatkan jumlah set-set makrofag. Pada khamir di bagian tertentu dapatdijadikan imunostimulan (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .

S. cerevisiae tergolong cendawan berupa khamir(yeast) pembuat kue dan roti ternyata mempunyaipotensi kemampuan yang tinggi sebagaiimunostimulan, dan bagian yang bermanfaat tersebutadalah dinding selnya yang mengandung (3 (1,3 dan1,6) glukan. Bahan inilah yang dipakai sebagaiimunostimulan setelah berhasil dipisahkan pada bagiandinding set S. cerevisiae (LIFE SOURCE BASIC, 2002) .

Manfaat beta 1-3 dan 1-6 glucan

Beta-D glukan meningkatkan fungsi imuntermasuk fagositosis (kemampuan untuk menangkapbenda asing, partikel yang dilepaskan sitokin ; hormoninterseluter yaitu : IL-1, IL-6, GM-CSF, interferon) danpembuatan antigen . Beta-D glukan juga menstimulasiRES, di dalam proses peningkatan jumlah makrofag,dan aktivasi sel-sel darah putih selain makrofag. Sel-seltersebut ialah : granulosit dan monosit. Beta-D glukandapat sebagai imunomodulator untuk meningkatkankemampuan set T, set B, dan makrofag di dalamrangka melawan infeksi penyakit. Selain itu membantuperbaikan jaringan yang rusak pada tubuh melaluiproses regenerasi dan penyembuhan (BETA GLUCAN,2004d) .

Di dalam terapannya tidak melalui suntikan tetapimelalui oral, bersama-sama makanan, sedangkanpeningkatan atau penurunan mekanisme pertahanantubuh tergantung pada jumlah glukan yang dikonsumsioleh ternak. Oleh karena itu respon terhadap ternaksangat bervariasi tergantung ada atau tidaknya reseptoryang dikenal oleh komponen gula dari beta-D glukan(LIFE SOURCE BASIC, 2002) .

Dari beberapa hasil penelitian laboratorium dankomersil secara umum sudah terbukti manfaat khamir(S. cerevisiae) pada ayam broiler, petelur, babi, ikanlele, sapi dan udang sehingga dapat mengurangi biayaobat-obatan dan vaksinasi . Berikut beberapa contohpemakaian S. cerevisiae sebagai imunostimulan padaternak. Transfer gen betaglukan dapat dilakukan padaudang dan mikroorganisme kelautan lainnya sepertimikroalga dan bakteri non patogenik lainnya dalamrangka meningkatkan kekebalan tubuh . Pada ikan Ieledumbo, Beta glukan dengan dosis 750 mg/kg pakanmempunyai peran imunostimulan yang positif terhadaprespon kebal non spesifik yang dilakukan dengan ujitantang terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila(RUKYANI et al ., 1987) . Pada udang hitam (Penaeusmonodon) pemberian 1 g/kg pakan Beta glukanmemperlihatkan peran imun yang positif terhadapkenaikan hematosit (SITTHIPuN et al., 2000) . Padaudang dan ikan penggunaan S. cerevisiae dapat sebagai

53

Page 6: 152_7

RIZA ZAINUDDIN AHMAD : Pemanfaalan Khmnir Saccharomyces cerevisiae unluk Ternak

imunostimulan untuk mengatasi serangan bakteri dankuman lainnya seperti Aeromonas salmonicida,vibriosis, dengan dosis 50 mg/kg bobot udang atau ikan(Fox, 2002).

Dari uraian di atas tersaji dosis tertentu untukjenis jenis ternak yang cukup bervariasi jumlahnya danuntuk penerapannya relatif mudah . Selain itupemakaian imunostimulan Beta-D glukan relatif lebihaman dari pada antibiotika yang mempunyai efekresistensi .

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian tentang S. cerevisiae sebagai probiotikdan imunostimulan telah banyak dilakukan namunmasih terus diteliti untuk peningkatan produksi dankesehatan ternak . Penampilan bobot badan ternaksetelah mengkonsumsi S. cerevisiae menunjukkan hasilyang positif sebagai probiotik, sehingga prospekperkembangan penggunaannya sangat balk untuk masamendatang .

Walaupun telah banyak penelitian tentang Beta-Dglukan yang berasal dari dinding sel khamir S.cerevisiae sebagai imunostimulan dan bahan makanankesehatan namun harus disempurnakan, diteliti lebihlanjut terutama isolat-isolat lokal di Indonesia . Selainitu dengan adanya dukungan potensi plasma nutfahdan ketersediaan teknologi merupakan dukungan yangtak boleh diabaikan untuk pengembanganimunostimulan dan probiotik pada masa sekarang danmendatang .

DAFTAR KEPUSTAKAAN

AGARWAL, N., D .N. KAMRA, L.C.CHAUDHARY, A. SAHoo andPATHAK. 2000 . Selection ofSaccharomyces cerevisaestrains for use as a microbial feed additive .http:/www.B l ackwell .synergy.com/links/doi / 10.1046/J.1472-765X.2000.00826.X/Full / (15 Oktober 2003) .

BETA GLUCAN. 2004d. Beta glucan research . Saccharomyecescerevisiae. httpJ/ www.betaglucan.org/ . (20Desember 2004) .

COLE, D.J.A. 1991 . The role of The nutrionist in design feedfor future in feed industry. Proc. of Alltechs, SeventhAnnual Symposium . Alltech Technical Publication,Nicholasville Kentucky : 1-2 .

Fox, J.M. 2003. Immunology of fish and shrimp. http ://www.Sci .tamucc.edu/pals/maric/inedx/webpage/dlec2.html . (15 Oktober 2003).

FULLER, R. 1992 . Probiotics the Scientific Basis . Chapman &Hall. The University Press Cambridge .

GHOLIB, D., ISTIANA, TARMUDn dan R.Z. AHMAD. 2003 .Laporan hasil Penelitian Potensi Sacchromycescerevisae APBN 2002 Sebagai Probiotik. BalaiPenelitian Veteriner, Bogor .

54

ISTIANA . E . KUSUMANINGTYAS, D . GHOLIB dan S . HASTIONO .2002 . Isolasi dan identifikasi Saccharomycescerevisae beserta in vitro terhadap (Salmonellatyphimurium) . Pros. Seminar Nasional TeknologiPeternakan dan Veteriner. Ciawi, Bogor 30 Sept .-1Okt . 2002 . Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm .459-462 .

JEAN-MICHEL. 2005 . Saccharomyeces cerevisiaes . h ttp ://www. inra. fr/Internet/Directions/DIC/PRESSE /COMMUNIQUES/images/sia2004/saccharomyces-cerevisiael .jpg (24 April 2005) .

KARSPINSKA, E ., B. BLASZCAK, G . KOSOWSKA, A . DEGRSKI,M. BINEK and W .B. BORZEMSKA . 2001 . Growth of theintestinal anaerobes in the newly hatched chicksaccording to the feeding and providing with normalgut flora. Bull . Vet. Pulawy. 45 : 105-109.

KoMPIANG, I.P. 2002 . Pengaruh ragi Saccharomyces cereviaedan ragi laut sebagai pakan imbuhan probiotikterhadap kinerja unggas. JITV 7(1) : 18-21 .

KUMPRECHT, I., P. ZOBAC; Z. GASNAREK dan E . ROBOSOVA .1994 . The effect of continues applications ofprobiotics preparations based on S. cerevisae varelipsoideus and Streptococcus faecium C-68 (SF-68)on chicken broiler yield . Zivocisma-yroba 39(6) :491-503 .

KUMPRECHTOVA, D., P .ZoBAC dan 1. KUMPRECT. 2000. Theeffect of Saccharomyces cerevisae Sc 47 on chikenbroiler performance an nitrogen out put. Czech. J.Anim Sci. 45 : 169-77 .

LANDECKER, E.M. 1972. Fundamental of the Fungi . PrenticeHall Inc . NewYork University. NewYork. USA. pp .59-61 .

LIFE SOURCE BASICS . 2002. WGP. Beta glucan . http: www .Life Source basics.Com/beta_glucan .htm . (10Desember 2002) .

LODDER, J . 1970 . The Yeast : A Taxonomic Study SecondRevised and Enlarged Edition . The Netherland,Northolland Publishing Co ., Amsterdam .

MARX JEAN, L. 1991 . Revolusi Bioteknologi . Terjemahan :WILDER YATIM. Edisi I, Cetakan l, kota : Jakarta .Yayasan Obor Indonesia: 69-73 .

NIKON . 2004 . Saccharomyeces Yeast Cells : NikonMicroscopy . Phase Contrast lmageGaIlery .http//www.microscopyu.com/galleries/pliasecontrast/sacc haromvcessmall .html (15 Juni 2004) .

SANGER . 2004. Peptidase of Saccharomyces cerevisae .http //merops . Sanger.ac. Uk/speccards/peptidase/spOO0895.htm. (20 Desember 2004) .

RATNANINGSIH, A. 2000. Pengaruh pemberian Probiotik S.cerevisiae dan bioplus pads ransum ternak dombaterhadap konsumsi bahan kering, kecernaan dankonversi ransum (in vivo). Skripsi FakultasPeternakan Universitas Padjajaran . Bandung .

Page 7: 152_7

REED, G. and T.W. NAGODAWITHANA. 1991 . YeastTechnology . god edition . Van Nostrad, Rein Hold.NewYork. USA .

ROBERFOID, M.B. 2000 .Prebiotics and probiotics :are theyfunctional foods 1-3 Am . J. Clin. New. 71 (Suppl) :16828-16878.

RUKYANI, A., E . SILVIA, A. SUNARTO dan TAUKHID . 1997 .Peningkatan respons kebal non-spesifik pada ikan Ieledumbo (Clarios spp) dengan pemberianimmunostimulan (Beta-glucan) . Jurnal PenelitianPerikanan Indonesia . 111(1) .

SGD. 2004. What are Yeasts? http :// www.yeastgenome .org/Ul. .-What are veast.html (15 Juni 2004) .

SHIN, T., S. HYUNG, K . KYUN and A . CHOONG . 1989. Effectsof CYC on the performance of Dairy, Beef cattle andswine. Seoul, Korea.

SITTHIPUN M, A.H . KITTIKUN dan K . SUPAMATTAYTA . 2000 .Immmunostimulant and Vaccination in black tigershrimp, Penaeus inonodon Fabricius : Extraction ofBeta_glucan from yeast and It is application in blacktiger shrimp (Penaeus monodon Fabricius) .httpi/www.clib .psu .ac .th/acad 43/smol I .htm (27Desember 2000) .

WARTAZOA Vol. 15 No . I Th. 2005

SOEHARSONO. 1994. Probiotik (alternatif pengganti antibiotikdalam bidang petemakan). Laboratorium Fisiologidan Biokimia . Fakultas Peternakan . UniversitasPadjajaran .

SURIAWIRIA, U. 1990. Pengantar Biologi Umum . PenerbitAngkasa. Bandung.

TEDESCO, D., C.CASTROVILLI, G. CONI, D . BARTOLI, V.VOLLRTO dan F . POLIDORI . 1994. Use of probiotics inthe feeding of meat rabbits : Effects on performanceand intestinal microorganism . Rivista dj.Coniglicoltura 31(10): 41-46.

TIZARD, 1 . 1987. Veterinary Immunology an Introduction .W.B. Saunders Company. Philadelphia. USA. pp.1-387 .

WATSON, J.D ., J . ToozE dan D.T. KURTZ. 1988. DNARekombinan Suatu Pelajaran Singkat. Alih bahasaWisnu Gunarso . Penerbit Airlangga .

WINA, E. 2000. Pemanfaatan ragi (yeast) sebagai pakanimbuhan untuk meningkatkan produktivitas ternakruminansia. Wartazoa 9(2) : 50-56 .

55