152663887-gangguan-penyesuaian.docx

17
Gangguan Penyesuaian (Adjustment Disorder) Definisi Gangguan penyesuaian (adjustment disorder) merupakan reaksi maladaptif jangka pendek terhadap stressor yang dapat diidentifikasi, yang muncul selama tiga bulan dari munculnya stressor tersebut. Gangguan ini merupakan respon patologis terhadap apa yang oleh orang awam disebut sebagai kekurang beruntungan, atau yang menurut para psikiater disebut sebagai stressor psikososial. Gangguan ini bukan merupakan kondisi lebih buruk dari gangguan psikiatrik yang sudah ada. (Kaplan & Sadock, 1991). Halgin & Whitbourne (1994) mengungkapkan bahwa gangguan penyesuaian diri adalah reaksi terhadap satu atau beberapa perubahan (stressor) dalam kehidupan seseorang yang lebih ekstrem dibandingkan dengan reaksi normal orang pada umumnya, terhadap perubahan (stressor) yang sama. Reaksi maladaptif terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam fungsi sosial, pekerjaan, akademis, atau adanya kondisi distress emosional yang melebihi batas normal. Hendaya tersebut muncul dalam 3 bulan setelah adanya stressor. Reaksi maladaptif dalam bentuk gangguan penyesuaian ini, mungkin teratasi bila stressor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor. Bila reaksi maladaptif ini berlangsung lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan, diagnosis gangguan penyesuaian perlu diubah (Rathus & Nevid, 1991).

Upload: anonymous-mw4mubg

Post on 21-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

Gangguan Penyesuaian (Adjustment Disorder)

Definisi

Gangguan penyesuaian (adjustment disorder) merupakan reaksi maladaptif jangka

pendek terhadap stressor yang dapat diidentifikasi, yang muncul selama tiga bulan dari

munculnya stressor tersebut. Gangguan ini merupakan respon patologis terhadap apa yang

oleh orang awam disebut sebagai kekurang beruntungan, atau yang menurut para psikiater

disebut sebagai stressor psikososial. Gangguan ini bukan merupakan kondisi lebih buruk dari

gangguan psikiatrik yang sudah ada. (Kaplan & Sadock, 1991).

Halgin & Whitbourne (1994) mengungkapkan bahwa gangguan penyesuaian diri

adalah reaksi terhadap satu atau beberapa perubahan (stressor) dalam kehidupan seseorang

yang lebih ekstrem dibandingkan dengan reaksi normal orang pada umumnya, terhadap

perubahan (stressor) yang sama.

Reaksi maladaptif terlihat dari adanya hendaya yang bermakna (signifikan) dalam

fungsi sosial, pekerjaan, akademis, atau adanya kondisi distress emosional yang melebihi

batas normal. Hendaya tersebut muncul dalam 3 bulan setelah adanya stressor. Reaksi

maladaptif dalam bentuk gangguan penyesuaian ini, mungkin teratasi bila stressor

dipindahkan atau individu belajar mengatasi stressor. Bila reaksi maladaptif ini berlangsung

lebih dari enam bulan setelah stressor (konsekuensinya) dialihkan, diagnosis gangguan

penyesuaian perlu diubah (Rathus & Nevid, 1991).

ICD-10 dan DSM-IV mendefinisikan gangguan penyesuaian sebagai keadaan

sementara yang ditandai dengan munculnya gejala dan terganggunya fungsi seseorang akibat

tekanan pada emosi dan psikis, yang muncul sebagai bagian adaptasi terhadap perubahan

hidup yang signifikan, kejadian hidup yang penuh tekanan, penyakit fisik yang serius, atau

kemungkinan adanya penyakit yang serius.

Stresor bisa hanya melibatkan individual, atau bahkan mempengaruhi komunitas yang

lebih luas. Predisposisi dan vulnerabilitas individu memiliki peran yang lebih penting dalam

risiko munculnya manifestasi dari gangguan penyesuaian dibandingkan dengan reaksi

terhadap kejadian penuh tekanan lainnya, seperti post-traumatic stress disorder. Gangguan

Penyesuaian diasumsikan sebagai suatu keadaan yang tidak akan terjadi tanpa adanya

stressor. ICD-10 mendefinisikan stressor di sini sebagai stressor yang “tidak termasuk tipe

yang tidak biasa atau katastropik”

Page 2: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

Menggolongkan “gangguan penyesuaian” sebagai sebuah gangguan mental

memunculkan beberapa kesulitan karena tidak mudah mendefinisikan apa yang normal dan

tidak normal dalam konsep gangguan penyesuaian. Bila sesuatu yang buruk terjadi pada

hidup kita, maka wajar bila kita merasa sedih. Bila ada krisis dalam pekerjaan, saat dituduh

melakukan kejahatan, mengalami kebanjiran, bisa dimengerti bila kita mengalami kecemasan

atau depresi. Sebaliknya justru apabila kita tidak bereaksi “maladaptif”, paling tidak secara

temporar, karena terjadinya peristiwa- peristiwa tersebut, dapat menunjukkan ada yang tidak

wajar pada diri kita. Namun, bila reaksi emosional kita berlebihan, atau kemampuan kita

untuk berfungsi mengalami penurunan atau hendaya, maka kondisi ini bisa didiagnosis

sebagai gangguan penyesuaian. Jadi, bila kita sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas

kuliah karena putus cinta dan nilai akademis menurun, maka ada kemungkinan kita

mengalami gangguan penyesuaian (Rathus & Nevid, 1991).

Gangguan penyesuaian terkadang dikritik sebagai “memedikalisasi masalah dalam

kehidupan”, karena perbedaan yang ditimbulkan antara kondisi ini dengan reaksi normal

terhadap stres. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gangguan penyesuaian biasanya

mengganggu fungsi sosial dan penampilan, dan muncul sebagai adaptasi terhadap perubahan

hidup yang signifikan. Stresor dapat mempengaruhi integritas kehidupan sosial seseorang

(melalui kehilangan atau perpisahan), atau bahkan yang melibatkan sistem yang lebih luas

(migrasi atau pengungsian).

Epidemiologi

Berdasarkan DSM-IV TR prevalensi dari gangguan penyesuaian diantara 2 sampai 8

persen dari total populasi. Wanita didiagnosa dua kali lebih sering dibanding dengan pria, dan

wanita single secara umum memiliki resiko yang paling tinggi. Pada anak-anak dan remaja,

tidak ada perbedaan kecenderungan gangguan penyesuaian antara anak laki-laki dan anak

perempuan. Pada remaja, baik laki-laki maupun perempuan, stressor yang umum

menyebabkan gangguan penyesuaian diantaranya masalah sekolah, penolakan dari orang tua,

perceraian orang tua, dan tindak kekerasan yg diterima. Sedangkan pada orang dewasa,

sumber stressor yang umum diantaranya, masalah keluarga, perceraian, berpindah ke

lingkungan yang baru, dan masalah finansial (Kaplan & Sadock, 2007).

Gangguan penyesuaian merupakan salah satu gangguan yang paling banyak

ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit, baik yang dirawat karena penyakit fisik,

maupun juga pasien yang hendak mengalami operasi. Pada suatu penelitian ditemukan bahwa

5 persen dari semua pasien yang dirawat pada suatu rumah sakit selama masa 3 tahun

Page 3: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

didiagnosis mengalami gangguan penyesuaian. Kemudian juga ditemukan bahwa 50 persen

dari orang-orang yang memiliki riwayat penyakit medis, didiagnosis mengalami gangguan

penyesuaian (Kaplan & Sadock, 2007).

Etiologi

Berdasarkan definisi yang diungkapkan, gangguan penyesuaian selalu didahului oleh

satu atau lebih stressor. Kadar kekuatan dari stressor tersebut tidak selalu sebanding dengan

kadar kekuatan gangguan yang dihasilkan. Kadar dari stressor tersebut dipengaruhi oleh

banyak faktor yang kompleks, seperti derajat stressor, kuantitas, durasi, lingkungan maupun

konteks pribadi yang menerima stressor tersebut. Misalnya, reaksi dari anak berusia 10 tahun

dan 40 tahun tentu sangat berbeda terhadap peristiwa meninggalnya orang tua. Faktor

kepribadian, norma kelompok, serta budaya setempat juga sangat berpengaruh terhadap cara

seseorang menanggapi sebuah stressor (Kaplan & Sadock, 2007).

Diagnosis gangguan penyesuaian membutuhkan identifikasi dari kejadian yang penuh

tekanan. Masih terjadi perdebatan apakah pasien dengan gangguan penyesuaian memiliki

vulnerabilitas yang tinggi terhadap stressor yang umum atau vulnerabilitas yang umum

terhadapp stressor yang besar.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan penyesuaian

pada seseorang.

Peran stress

Seseorang harus mengalami kejadian yang penuh tekanan untuk dianggap

mengalami gangguan penyesuaian. Stressor yang menyebabkan gangguan

penyesuaian bisa jadi berbeda tipe dan bobot. Paykel et al mengklasifikasikan

kejadian hidup menjadi desirable/undesirable (seperti kemajuan karir.penyakit),

penerimaan/kehilangan (seperti pernikahan/kematian seseorang yang dicintai).

Stressor bisa single/tunggal bisa multiple/banyak, single misalnya, kehilangan

orang yang dicintai, sedangkan yang multiple misalnya selain kehilangan orang yang

dicintai, juga di PHK, dan mengidap suatu penyakit. Selain itu stressor juga dapat

berupa sesuatu yang berulang, misalnya kesulitan bisnis di masa sulit, serta dapat

berupa sesuatu yang terus menerus, misalnya kemiskinan dan penyakit kronis.

Perselisihan dalam keluarga dapat menyebabkan gangguan penyesuaian yang

berpengaruh terhadap semua anggota keluarga, namun dapat juga gangguan hanya

terbatas pada satu anggota keluarga yang mungkin menjadi korban, atau secara fisik,

menderita penyakit. Terkadang, gangguan penyesuaian juga dapat muncul pada

Page 4: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

konteks kelompok atau komunitas, dimana sumber stresnya mempengaruhi beberapa

orang sekaligus, seperti yang terjadi pada komunitas yang mengalami bencana alam.

Selain itu tahap perkembangan tertentu seperti, mulai masuk sekolah, meninggalkan

rumah untuk merantau, menikah, menjadi ayah/ibu, gagal dalam meraih cita-cita,

maupun ditinggal oleh anak untuk merantau, sering diasosiasikan dengan gangguan

penyesuaian (Kaplan & Sadock, 2007).

Vulnerabilitas individu

Masing-masing individu memiliki vulnerabilitas yang berbeda terhadap gangguan

penyesuaian, tergantung dari karakteristik kepribadian dan latar belakang masing-

masing. Tidak semua orang yang mengalami stress akan memiliki gangguan

penyesuaian. Berikut adalah hal-hal yang mempengaruhi vulnerabilitas seseorang

terhadap stress:

- Variabilitas individu: usia, jenis kelamin, tingkat kesehatan atau komorbiditas

kejiwaan.

- Faktor hubungan, seperti tingkat instruksi; etik, politik, kepercayaan.

- Lingkungan keluarga: keberadaan dukungan, kekuatan hubungan, dan status

ekonomi.

- Kejadian di masa kecil: seorang ibu yang mengontrol anaknya atau seorang

ayah yang suka meng-abuse anaknya, berhubungan dengan peningkatan risiko

gangguan penyesuaian. Faktor personal dari tingginya neurotisme dan

rendahnya ekstraversi mungkin berhubungan dengan gangguan penyesuaian.

- Level pendidikan: Level pendidikan yang tinggi dapat melindungi diri dari

distress psikologis.

- Status pernikahan: Pernikahan dianggap sebagai faktor yang dapat melindungi

diri dari gangguan penyesuaian.

- Hubungan antara kelainan kepribadian dan gangguan penyesuaian masih tidak

jelas. Meskipun gangguan kepribadian dapat meningkatkan risiko

berkembangnya gangguan penyesuaian, pasien dengan gangguan penyesuaian

lebih jarang untuk memiliki kelainan kepribadian dibandingkan dengan pasien

depresi.

Page 5: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

Manifestasi Klinis

Gangguan penyesuaian didiagnosis saat seseorang memiliki gejala kejiwaan saat

menyesuaikan diri terhadap keadaan baru.

Gejala-gejala yang muncul bervariasi, misalnya depresi, kecemasan, atau campuran di

antara keduanya. Gejala campuran ini yang paling sering ditemukan pada orang dewasa.

Berikut adalah gabungan dari beberapa gejala gangguan penyesuaian:

Gejala psikologis. Meliputi depresi, cemas, khawatir, kurang konsentrasi, dan mudah

tersinggung.

Gejala fisik. Meliputi berdebar-debar, nafas cepat, diare, dan tremor.

Gejala perilaku. Meliputi agresif, ingin menyakiti diri sendiri, alcohol abuse,

penggunaan obat-obatan yang tidak tepat, kesulitan sosial, dan masalah pekerjaan.

Gejala-gejala tersebut muncul bertahap setelah adanya kejadian yang penuh tekanan, dan

biasanya berlangsung dalam waktu sebulan (ICD-10) atau 3 bulan (DSM IV). Gangguan ini

jarang terjadi lebih dari 6 bulan. Contoh kejadian yang penuh tekanan antara lain putusnya

hubungan, pemutusan hubungan kerja, perselisihan dalam pekerjaan, kehilangan, sakit dan

perubahan besar.

Seseorang yang menderita gangguan penyesuaian akan memiliki kesulitan dalam fungsi

sosial dan pekerjaan; kerja dan hubungan antara sesama akan terganggu akibat stress yang

berlangsung atau kurangnya konsentrasi. Bagaimanapun juga kesulitan yang terjadi tidak

akan mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang sampai level yang signifikan. Gejala tidak

selalu menghilang segera setelah stressor menghilang dan jika stressor berlanjut, gangguan

mungkin akan menjadi kronik.

Kriteria diagnosis Gangguan Penyesuaian

DSM-IV-TR

A. Perkembangan gejala emosi maupun perilaku yang muncul sebagai respon terhadap

stresor yang dapat diidentifikasi, terjadi dalam/tidak lebih dari 3 bulan setelah onset

dari stresor tersebut.

B. Gejala atau perilaku tersebut secara klinis bermakna sebagaimana ditunjukkan berikut

ini:

a. Penderitaan yang nyata melebihi apa yang diperkirakan, saat mendapatkan

paparan stressor.

Page 6: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

b. Gangguan yang bermakna pada fungsi sosial atau pekerjaan, termasuk dalam

bidang akademik.

C. Gangguan yang berhubungan dengan stres tidak memenuhi kriteria untuk kelainan

Axis I secara spesifik dan bukan merupakan eksaserbasi dari kelainan Axis I atau II

yang ada sebelumnya.

D. Gejalanya yang muncul tidak mencerminkan kehilangan (Bereavement)

E. Jika stressor (atau sequence-nya) telah berhenti, gejala tidak muncul lagi untuk

tambahan 6 bulan ke depan.

Tentukan jika:

Akut: Jika gangguan terjadi selama kurang dari 6 bulan

Kronik: Jika gangguan terjadi selama 6 bulan atau lebih lama adjusment disorder dikode

berdasarkan pada sub tipenya, yang dipilih berdasarkan gejala yang predominan.

Stresor yang spesifik dapat ditentukan dalam axis IV

309.0 With Depressed Mood

309.24 With Anxiety

309.28 With Mixed Anxiety and Depressed Mood

309.3 With Disturbance of Conduct

309.4 With Mixed Disturbance of Emotions and Conduct

309.9 Unspecified

ICD-10

Gangguan penyesuaian dikode ke dalam F43.2, golongan Reaction to severe stress,

and adjustment disorders (F43). Menurut ICD 10, terdapat bermacam-macam manifestasi

klinis dari gangguan penyesuaian, termasuk mood depresi, cemas, khawatir (atau gabungan

antara ketiganya), perasaan tidak mampu untuk mengatasi perasaan, merencanakan masa

depan, atau melanjutkan kondisi saat ini, dan beberapa tingkatan atas ketidakmampuan dalam

penampilan sehari-hari. Mungkin saja akan terjadi gangguan perilaku (seperti agresivitas dan

disosial), terutama pada orang dewasa. Tidak ada gejala yang predominan untuk masuk ke

dalam diangosis spesifik lainnya. Pada anak-anak biasanya terdapat fenomena regresif,

seperti mengompol, berbicara seperti bayi, atau menghisap jempol.

Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan sejak terjadinya kejadian yang penuh dengan

tekanan atau mengubah kehidupan, dan biasanya durasi dari gejala tersebut tidak melebihi 6

bulan, kecuali masuk ke dalam kasus reaksi depresi berkepanjangan (F 43.21). Jika gejala

Page 7: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

yang muncul berlangsung lama, maka diagnosis sebaiknya diubah sesuai dengan gambaran

klinis yang muncul.

Jika penyebabnya adalah kehilangan, maka harus dipertimbangkan juga sebagai reaksi

normal dari kehilangan (bereavement), yang sesuai dengan budaya seseorang dan biasanya

tidak lebih dari 6 bulan. Untuk diagnosis tersebut biasanya dikode dengan Z63.4

(menghilangnya atau meninggalnya anggota keluarga).

Reaksi kehilangan dalam berbagai waktu, yang dianggap tidak normal karena bentuk

atau isinya, harus dikode sebagai F43.22, F43.23, F43.24, atau F43.25, dan yang mana masih

selalu muncul dan bertahan hingga 6 bulan dapat dikode sebagai F43.21 (reaksi depresi

berkepanjangan)

P edoman Diagnosis

a. Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara:

Bentuk, isi, dan beratnya gejala;

Riwayat dan corak kepribadian sebelumnya; dan

Kejadian , situasi yang penuh tekanan, atau krisis kehidupan.

b. Keberadaan ketiga faktor ini harus jelas dan mempunyai bukti yang kuat bahwa

gangguan tersebut tidak akan terjadi bila tidak mengalami hal tersebut.

c. Jika stressornya dianggap minimal, atau jika merupakan sebuah hubungan sementara

(kurang dari 3 bulan), kelainan tersebut harus diklasifikasikan di tempat lain, sesuai

dengan gejala yang muncul.

Includes:

- Culture shock

- Grief reaction

- Hospitalism in children

Excludes:

Gangguan cemas terpisah pada anak (F93.0)

Jika kriteria untuk gangguan penyesuaian sudah tepat, bentuk klinis atau fitur-fitur

yang dominan dapat dispesifikan ke dalam 5 karakter:

F43.20 Brief depressive reaction

Page 8: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

Suatu keadaan depresi yang ringan dan sementara dengan durasi tidak melebihi 1 bulan.

F43.21 Prolonged depressive reaction

Suatu keadaan depresi ringan yang terjadi sebagai respon dari pajanan situasi penuh

tekanan yang berkepanjangan, namun durasi tidak melebihi 2 tahun.

F43.22 Mixed anxiety and depressive reaction

Baik gejala depresi maupun cemas cukup banyak, namun pada level yang tidak lebih

tinggi dari mixed anxiety and depressive disorder (F41,2) atau gangguan cemas campuran

lainnya (F41.3).

F43.23 With predominant disturbance of other emotions

Gejalanya biasanya berupa emosi yang parah, seperti cemas, khawatir, tegang, dan marah.

Kategori ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang memiliki perilaku regresif, seperti

mengompol atau menghisap ibu jari.

F43.24 With predominant disturbance of conduct

Gangguan paling utama adalah yang meliputi perilaku, seperti reaksi kehilangan orang

dewasa yang mengakibatkan terjadinya perilaku agresif atau disosial.

F43.25 With mixed disturbance of emotions and conduct

Baik gejala emosional maupun gangguan perilaku, keduanya muncul dalam bentuk yang

prominent.

F43.28 With other specified predominant symptoms

PPDGJ-III:

a. Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara:

bentuk, isi, dan beratnya gejala

riwayat sebelumnya atau corak kepribadian

kejadian, situasi yang penuh stres, atau krisis kehidupan

b. Adanya ketiga faktor di atas harus jelas dan mempunyai bukti yang kuat bahwa

gangguan tersebut tidak akan terjadi bila tidak mengalami hal tersebut.

Page 9: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

c. Manifestasi gangguan bervariasi dan mencakup afek depresi, anxietas, campuran

depresi dan anxietas, gangguan tingkah laku disertai adanya disabilitas dalam

kegiatan rutin sehari-hari.

d. Biasanya mulai terjadi dalam satu bulan setelah terjadinya kejadian yang penuh stres,

dan gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan kecuali dalam hal reaksi

depresi berkepanjangan.

Intervensi

Halgin & Whitbourne (1994) mengungkapkan bahwa para klinisi biasanya membantu

klien yang mengalami gangguan penyesuaian secara langsung dengan memberikan dorongan

selama periode krisis dan mencoba untuk mendukung kemampuan koping klien terhadap

stress yang dihadapinya. Selain itu sangat dianjurkan untuk memberikan intervensi sedini

mungkin, karena hal ini mengurangi kemungkinan masalah berkembang menjadi kronis.

Beberapa opini menyatakan bahwa psikoterapi masih menjadi pilihan terapi untuk

ganggunan penyesuaian dan hanya sedikit penelitian farmakoterapi yang dilakukan untuk

mendukung pengobatan gangguan penyesuaian dengan antidepresi. Ragam intervensi yang

dapat dilakukan misalnya konseling, psikoterapi, intervensi krisis, terapi keluarga, dan terapi

kelompok. Terapi kelompok sendiri biasanya dilakukan untuk mendorong klien

mengungkapkan ketakutan, kecemasan, kemarahan, ketidakberdayaan, maupun keputusasaan

secara verbal. Secara umum, tujuan dari yang dilakukan adalah untuk mendorong klien

mengungkapkan isi hatinya secara verbal dibandingkan dengan mengekspresikannya dengan

perilaku yang merusak.

Salah satu pilihan intervensi yang dapat dilakukan adalah Brief therapy. Misalnya seorang

klien yang mengalami gangguan penyesuaian, diberi kunjungan sekali dalam satu minggu

selama lebih kurang 12 minggu, dengan fokus intervensi pada masalah terkini atau stress

yang dialami. (Horowitz, 1986 dalam Halgin & Whitbourne, 1994)

Dalam sebuah penelitian yang ditujukan untuk membedakan respon terapi antidepresi

pada Depresi Major dengan gangguan penyesuaian dengan mood depresi, ditemukan hasil

bahwa tidak ada perbedaan respon klinis antara keduanya terhadap antidepresi. Namun

kecepatan respon terapinya lebih cepat 2 kali pada gangguan penyesuaian dibandingkan

pasien depresi biasa.

Tidak ada terapi antidepresi yang lebih efektif, baik terapi tunggal maupun terapi

kombinasi, dalam pengobatan gangguan penyesuaian. Pengobatan dengan trazodone maupun

Page 10: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

clorazepate pada pasien gangguan penyesuaian dengan HIV menunjukan hasil yang sama

dalam penyembuhan penyakit. Pengobatan dengan etifoxine (obat anxiolitic non

benzodiazepine) dan lorazepam juga menunjukkan adanya kemanjuran dalam mengobati

gejala, namun pada pasien yang menggunakan etifoxine ditemukan bahwa pasiennya

membaik secara nyata dan menunjukan efek yang baik tanpa efek samping.

Prognosis

Gangguan penyesuaian biasanya membaik setelah beberapa bulan, jarang yang menjadi

berkepanjangan. Belum ada penelitian yang menginvestigasi efektivitas dari pengobatan.

Gangguan penyesuaian tidak separah dibandingkan kondisi kejiwaan lainnya dalam hal

durasi sakit yang lebih pendek, lebih mudah kembali untuk keefektifan kerja dan sedikit yang

harus masuk ke rumah sakit, atau jika masuk ke rumah sakit, membutuhkan waktu yang lebih

pendek dalam perawatan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap personel Sri

Lankan Air Force, 45 pasien dengan gangguan penyesuaian kembali bekerja dalam 6 bulan.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di US, 5 tahun setelah didiagnosis gangguan

penyesuaian, 79 % pasien dewasa kembali baik, meskipun 8% dari mereka mengalami gejala

yang relaps. Dua puluh satu persen dari yang tidak membaik, kebanyakan dari mereka

mengalami depresi atau masalah alkohol. Dari penelitiah ditemukan bahwa kurang dari 18%

individu yang mengalami gangguan penyesuaian jangka panjang.

Berhubungan dengan risiko bunuh diri, beberapa penelitian juga menunjukkan 2% dari

pasien dengan gangguan penyesuaian melakukan bunuh diri dalam waktu 5 tahun. Meskipun

angka tersebut lebih tinggi dari risiko bunuh diri pada populasi umum, angka ini masih lebih

rendah dibandingkan bentuk lainan gangguan psikiatrik.

Beberapa penelitian menyarankan jika stressornya berlanjut (contoh, sakit yang

berkepanjangan, atau tekanan finansial), gangguan penyesuaian dapat berkepanjangan.

Gangguan penyesuaian dapat sembuh tanpa intervensi medis. Penanganannya biasanya

suportif, membantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya dan menyelesaikan masalah

mereka. Adakalanya, pengobatan antidepressant atau anti cemas bisa digunakan

Page 11: 152663887-Gangguan-Penyesuaian.docx

Daftar Pustaka

World Health Organization. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders: Clinical Description and diagnostic guidelines. Geneva: World Health Organization; 1992.

Carta, M.G et al. Adjustment Disorder: epidemiology, diagnosis and treatment. Clinical Practice and Epidemiology in Mental Health 2009, 5:15.

Wilson, S. Synopsis of Causation: Adjustment Disorder. The Ministry of Defence; 2008.

http://dc356.4shared.com/doc/ticqsxyR/preview.html

http://behavenet.com/adjustment-disorder