150408757 makalah manajemen portofolio

27
MANAJEMEN DAN EVALUASI PORTOFOLIO A. Manajemen Portofolio Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya memilih satu saham saja. Alasannya, dengan melakukan kombinasi saham, pemodal bisa meraih return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi. Manajemen portofolio adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor mengatur uangnya yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibuatnya. Manajemen portofolio dipandang sebagai suatu proses sistematik yang dinamis. Karena manajemen portofolio dipandang sebagai suatu proses, maka dapat diaplikasikan kepada setiap investor atau manajer investasi. Tahapan awal dari proses manajemen portofolio adalah perencanaan (planning). Tahap perencanaan ini memfokuskan pada penentuan input-input yang diperlukan untuk membentuk portofolio. Ada tiga input yang digunakan untuk membentuk portofolio, yaitu: 1) return ekspektasian individual sekuritas (input ini digunakan untuk membentuk return ekspektasian portofolio), 2) varian return individual sekuritas, dan 3) kovarian return individual sekuritas. 1

Upload: sera-valentina-simanjuntak

Post on 28-Dec-2015

488 views

Category:

Documents


111 download

TRANSCRIPT

Page 1: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

MANAJEMEN DAN EVALUASI PORTOFOLIO

A. Manajemen Portofolio

Portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang

diinvestasikan dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga.

Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya.

Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya

memilih satu saham saja. Alasannya, dengan melakukan kombinasi saham, pemodal bisa

meraih return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi.

Manajemen portofolio adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor mengatur

uangnya yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibuatnya. Manajemen

portofolio dipandang sebagai suatu proses sistematik yang dinamis. Karena manajemen

portofolio dipandang sebagai suatu proses, maka dapat diaplikasikan kepada setiap

investor atau manajer investasi.

Tahapan awal dari proses manajemen portofolio adalah perencanaan (planning).

Tahap perencanaan ini memfokuskan pada penentuan input-input yang diperlukan untuk

membentuk portofolio. Ada tiga input yang digunakan untuk membentuk portofolio,

yaitu: 1) return ekspektasian individual sekuritas (input ini digunakan untuk membentuk

return ekspektasian portofolio), 2) varian return individual sekuritas, dan 3) kovarian

return individual sekuritas.

Varian dan kovarian return individual sekuritas digunakan untuk membentuk

varian return atau risiko portofolio. Faktor-faktor yang menentukan input-input ini

berasal dari diri investor sendiri (sasaran-sasaran, hambatan-hambatan, dan preferensi-

preferensi) dan dari pasar modal (dengan mempertimbangkan keadaan ekonomik, sosial,

politikal, dan sektor yang relevan). Hasil dari perencanaan ini adalah kebijakan-

kebijakan dan strategi-strategi portofolio serta ekspektasi-ekspektasi pasar yang nantinya

dibutuhkan dalam pembentukan portofolionya.

Proses manajemen portofolio dimulai dengan menentukan sasaran-sasaran

investasi investor. Sasaran-sasaran investasi lebih difokuskan pada pencapaian

kombinasi return dan risiko yang terbaik dari sudut pandang investor. Kombinasi ini

menunjukkan tukaran (trade off) antara return yang dituntut yang dapat diterima oleh

investor dengan tingkat toleransi risiko yang harus dihadapi (risk tolerance).

1

Page 2: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

1. Investor Individu Vs Investor Institusional

Terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup signifikan antara investor

individual dengan investor institusional. Perbedaan-perbedaan tersebut akan

mempengaruhi strategi portofolio mereka. Oleh karena itu memahami perilaku kedua

kelompok investor ini cukup penting dalam menentukan sasaran-sasaran investasi

kedua kelompok investor ini.

Preferensi return dan risiko investor individual lebih ditentukan oleh tujuan

dan batasan dari masing-masing pribadi investor, sedangkan untuk investor-investor

institusi, kebijakan portofolio mereka ditentukan dengan memperhitungkan tujuan

yang hendak dicapai, toleransi risiko umum dari investor-investor yang diwakilinya,

batasan dan aturan yang berlaku umum, dan bersifat lebih jangka panjang.

Investor-investor institusi dapat bermacam-macam, seperti misalnya

perusahaan-perusahaan reksadana (mutul funds), dana pensiun (pension funds), dana

sumbangan (endowment funds), perusahaan-perusahaan asuransi jiwa (life insurance

companies), perusahaan-perusahaan bukan asuransi jiwa (non life insurance

companies), dan bank-bank.

Perbedaan utama investor individu dengan investor institusional terletak

pada tujuan, hambatan dan pilihan terutama dari sudut pandang kepentingan investor.

Investor Individu:

Mendefinisikan risiko sebagai kehilangan uang

Bercirikan personal

Tujuan berdasarkan apa yang ingin dicapai oleh individu ketika mengivestasikan

asetnya

Lebih bebas dalam berinvestasi

Investor Institusional:

Lebih menggunakan pendekatan kuantitatif dan umumnya mendefinisikan risiko

dalam bentuk penyimpangan atau standar deviasi.

Mempertimbangkan karakter investasi yaitu mana yang bisa memberikan

keuntungan lebih dalam portofolio yang dikelola oleh investasi.

Tujuannya lebih rinci sesuai dengan total paket aset dan kewajibannya.

Menjadi subyek terkait dengan berbagai hukum dan aturan.

2

Page 3: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

Implikasi proses manajemen portofolio terhadap dua jenis investor ini antara lain:

Investor individu: perbedaan profil keuangan dari masing-masing individu dan

terkadang dipengaruhi oleh kebijakan atau faktor-faktor unik yang tergantung

dari masing-masing individunya, maka dampaknya terhadap pilihan investasi

disebut dengan self-imposed constraints.

Investor institusi: sehubungan dengan meningkatnya kompleksitas pengelolaan

risiko institusi, maka penentuan kebijakan menjadi hal yang penting. Karena

dengan menentukan kebijakan yang tepat maka akan dapat mencapai tujuan yang

diinginkan, tingkat toleransi terhadap risiko, hambatan yang muncul ketika

berinvestasi dan bagaimana pilihan portofolio yang dilakukan.

1.1 Formulasi Kebijakan Investasi

Bagaimana memformulasikan kebijakan investasi baik bagi investor individu

maupun institusi dengan pendekatan sebagai berikut:

1. Tujuan. Menentukan tujuan utama dari portofolio dengan mempertimbangkan tingkat

pengembalian dan toleransi terhadap risiko

2. Mengidentifikasi Hambatan dan Pilihan

Detail dari hambatan dan pilhan yang ada tergantung pada portofolio yang

hendak diambil karena terkait dengan jaminan, diuraikan sebagai berikut:

1. Likuiditas –>Kebutuhan likuiditas terkait dengan aset yang bisa yang bisa jual tanpa

perubahan yang dratis dalam penetapan harganya. Biasanya setara kas (sekuritas pasar

uang) memiliki likuiditas tinggi dan biasanya mudah dijual dengan harga mendekati

face value. Banyak saham yang memiliki likuiditas bagus tapi ketika dijual baru akan

menunjukkan seberapa besar penilaian pasar

2. Jangka waktu –>Investor perlu mempertimbangkan berapa lama ia akan berinvestasi

karena terkait dengan kebijakan yang akan diambil dan perencanaan yang akan

dilakukan

3. Hukum dan Peraturan –>Investor akan berhubungan dengan hukum dan aturan yang

berlaku dinegara tertentu

3

Page 4: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

4. Pajak –>Perlu mempertimbangkan pajak karena akan berdampak pada program

investasi yang akan dilakukan terutama untuk investor institusi.

5. Pilihan unik dan ruang lingkup –>Ada hal-hal tertentu yang akan dihadapi oleh

investor ketika melakukan pilihan tertentu dan berinvestasi dengan menggunakan

kategori aset atau aset spesifik.

1.2 Pengembangan Dan Penerapan Strategi Investasi

Proses pembentukan portofolio dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. Tentukan saham atau efek mana yang tersedia untuk pembentukan portofolio

2. Manfaatkan prosedur yang optimal dalam memilih sekuritas dan tentuka bobot

portofolio dengan saham yang dipilih

2. Sikap Investor Terhadap Risiko

Sikap investor terhadap risiko sangat tergantung kepada preferensi investor

tersebut terhadap risiko. Menurut Tandelilin (2001:7), Investor yang lebih berani akan

memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return

yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung

risiko yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang

terlalu tinggi.

Sharpe et al. (1997) dalam Isna, mengatakan bahwa dalam teori portofolio

dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis sikap investor apabila dihadapkan pada risiko adalah

sebagai berikut:

Investor senang risiko (risk seeking). Artinya jika dihadapkan pada dua pilihan

portofolio yang memiliki tingkat pendapatan yang sama, maka investor ini akan

memilih portofolio yang memiliki tingkat risiko yang lebih besar.

Investor anti risiko (risk aversion). Kelompok investor ini biasanya jika

dihadapkan pada pilihan portofolio yang memberikan tingkat pendapatan yang

sama, maka investor ini akan memilih portofolio yang memiliki risiko yang

paling kecil atau rendah dari alternatif investasi yang ada.

Investor netral terhadap risiko (risk neutral). Investor tipe ini tidak peduli (acuh)

terhadap risiko. Artinya investor akan meminta kenaikan tingkat keuntungan yang

sama untuk setiap kenaikan risiko

4

Page 5: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

Dari ketiga sikap investor tersebut, pada umumnya investor cenderung

menjadi Risk Averter. Para investor cenderung bersifat menghindari risiko dalam

setiap keputusannya, sehingga selalu berusaha memilih investasi yang menawarkan

return tertinggi dengan risiko rendah. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh

Weston dan Thomas (1991:446) bahwa kelompok investor terdiri dari kelompok

pengambil risiko (risk seeker), Kelompok anti risiko (risk averter) dan kelompok yang

acuh terhadap risiko (risk indeference).

Bagi investor yang memutuskan berinvestasi di saham khususnya pada

saham industri properti dan real estate akan menghadapi risiko yang lebih besar

dibandingkan alternatif investasi lain seperti tabungan, deposito, dan obligasi. Hal ini

disebabkan oleh return (pendapatan) yang diharapkan dari investasi pada saham

bersifat tidak pasti, dimana return saham terdiri dari dividen dan capital gain.

3. Formulasi Kebijakan Investasi (Tujuan, Kendala, dan Preferensi)

Penentuan dari kebijakan portofolio disebut sebagai Pernyataan kebijakan

investasi adalah langkah pertama dalam proses investasi. Hal tersebut meringkas

tujuan, batasan, dan prefrensi bagi investor. Sebuah pendekatan yang diajukan dalam

memformulasikan sebuah pernyataan kebijakan investasi hanyalah untuk

menyediakan informasi, dalam urutan berikut, untuk investor manapun – individual

atau institusional.

Bagaimana memformulasikan kebijakan investasi baik bagi investor

individu maupun institusional dengan pendekatan sebagai berikut:

a) Tujuan

Tujuan portofolio berfokus pada pertukaran risiko-imbal hasil antara return

ekspektasi yang diinginkan investor dan berapa banyak risiko yang bersedia

ditanggung investor. Tujuan portofolio selalu berpusat pada laba dan risiko karena

dua aspek ini adalah yang paling diperhatikan oleh investor. Tentunya laba dan

risiko adalah basis dari semua keputusan finansial secara umum dan keputusan

investasi secara khusus. Investor mencari laba tetapi harus menanggung risiko

untuk mendapatkan peluang untuk mencapatkan laba. Sebuah poin permulaan baik

disini adalah untuk memikirkan dalam hal tradeoff (pilihan) laba-risiko yang

dikembangkan.

5

Page 6: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

b) Kendala

Dalam mengembangkan strategi dan kebijakan investasi, adalah penting

untuk mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang terkait dengan investasi

portofolio yang hendak dibentuk. Faktor-faktor tersebut adalah faktor-faktor

ekspektasi makro (macroexpectational factors) yang dapat mempengaruhi pasar

modal.

Faktor-faktor makro yang harus dipertimbangkan adalah faktor-faktor

ekonomik, sosial, politikal, dan sektor industri. Faktor ekonomik yang penting

dipertimbangkan adalah tingkat suku bunga pasar yang akan terjadi karena suku

bunga mempunyai hubungan terbaik signifikan dengan kinerja pasar modal. Faktor

ekonomi lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah inflasi. Inflasi perlu

dipertimbangkan terutama untuk investasi berhorison jangka panjang agar investasi

portofolio dikemudian hari tidak kehilangan daya tariknya karena returnnya di

bawah inflasi yang terjadi.

c) Preferensi risiko investor

Preferensi risiko investor individual akan sangat ditentukan oleh umur dan

tingkat penghasilannya. Pendekatan siklus hidup bisa dilihat pada empat fase yang

berbeda dimana investor individual melihat kekayaan mereka, meskipun adalah

penting untuk mencatat bahwa batasan antar tahapan tidak sepenuhnya jelas dan

bisa membutuhkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Lebih lanjut, seorang

individual bisa menjadi sebuah komposit dari tahapan ini pada waktu yang

bersamaan. Empat tahapan/fasa itu adalah:

Accumulated phase (fasa akumulasi). Fasa ini merupakan fasa awal karir

investor individual. Pada awal karirnya, investor individual umumnya masih

sedikit memiliki kekayaannya, namun masih mempunyai jangka waktu yang

panjang untuk mengumpulkannya. Umumnya investor ini adalah investor yang

masih muda umurnya. Investor seperti ini umumnya rela dan mau

menanggung risiko yang lebih besar untuk memperoleh return yang lebih

besar.

Consolidation phase (fasa konsolidasi). Fasa ini merupakan fasa pertengahan

sampai akhir karir dari investor individu. Pada fasa ini, ketika pendapatan yang

diperoleh oleh investor sudah melebihi pengeluaran yang dikeluarkannya

untuk menanggung hidupnya, mereka mulai mengakumulasi portofolio

6

Page 7: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

investasinya. Investor seperti ini umumnya adalah investor yang memiliki

preferensi risiko dan tukaran return-risiko pada tingkat moderat.

Spending phase (fasa belanja). Fasa ini merupakan fasa akhir karir dan pensiun

dari investor individual. Pada fasa ini, biaya hidup investor sudah dapat ditutup

dari investasi portofolio-portofolio yang telah diakumulasi sebelumnya

bukannya dari pendapatan yang diterima yang sudah mulai menurun. Investor

seperti ini umumnya melakukan investasi yang aman karena sangat

menggantungkan hasil dari investasinya untuk menanggung biaya hidupnya,

sehingga tukaran return-risikonya berada di tingkat rendah, yaitu akan memilih

investasi dengan risiko yang lebih rendah walaupun hanya memperoleh return

yang lebih kecil.

Gifting phase (fasa memberi). Fasa ini merupakan fasa akhir dari umur hidup

investor. Pada fasa ini, tukaran return-risiko investor berada di tingkat yang

sama dengan tukaran return-risiko di fasa belanja.

4. Implementasi Strategi Investasi (Alokasi Aset dan Optimisasi Portofolio)

4.1 Alokasi Aset

Terkait dengan keputusan untuk membagi dana yang ada ke beberapa jenis

investasi yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio. Umumnya untuk investasi

keuangan, dana alokasi pada tiga tipe aktiva yakni saham, obligasi, dan instrumen

pasar uang. Untuk investasi riil dapat juga diinvestasikan ke tanah, bangunan, logam

mulia dan lainnya.

Macam-macam reksadana di indonesia juga mencerminkan alokasi aktiva

tersebut. Reksadana pasar uang mengalokasikan semua dananya ke instrumen pasar

uang. Reksadana pendapatan tetap mengalokasikan semua dananya ke sebagian besar

dananya ke obligasi. Reksadana ekuitas mengalokasikan sebagian besar dananya ke

saham. Reksadana campuran mengalokasikan sebagian besar danannya ke obligasi

dan saham. Reksadana terproteksi mengalokasikan sebagian besar dananya ke obligasi

yang akan jatuh tempo.

Alokasi aktiva merupakan keputusan investasi yang sangat penting, mengingat

kombinasi aktiva inilah yang akan menghasilkan return dan risiko dari portofolio.

Umumnya strategi alokasi aktiva didasari pada preferensi dan karakteristik investor.

Alokasi aktiva dibagi menjadi dua yakni: agresif (return dan risiko yang tinggi dan

7

Page 8: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

konservatif (return dan risiko yang moderat/rendah). Untuk alokasi aktiva strategik

(strategic asset allocation) biasanya alokasi aktiva dilakukan sekali tiap beberapa

tahun, untuk keputusan jangka panjang. Untuk alokasi aktiva taktikal (tactical asset

allocation), alokasi aktiva dilakukan secara rutin, untuk merespon kejadian-kejadian

tertentu.

4.2 Optimisasi Portofolio

Optimisasi portofolio terkait dengan pemilihan portofolio yang dapat

memberikan hasil portofolio yang terbaik.

Hasil dari optimisasi portofolio akan didapatkan kombinasi yang optimal dari

sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio. Kombinasi optimal ini menunjukkan

macam-macam sekuritas yang harus dibeli atau dijual pendek (short sale) beserta

proporsinya masing-masing. Setelah diketahui macam sekuritas dan proporsinya

masing-masing, maka portofolio ini perlu diimplementasikan dan dieksekusi, yaitu

membeli atau menjual pendek masing-masing sekuritas.

5 Monitoring Dan Penyesuaian Portofolio

Aktivitas monitoring dan penyesuaian portofolio dapat dilakukan dengan cara:

Memonitor kondisi pasar

Kondisi pasar perlu dimonitor karena situasi pasar sangat dinamis dan berdampak

pada harga saham dan pendapatan yang diperoleh

Perubahan  kondisi investor, meliputi:

Perubahan dalam kekayaan

Sebuah perubahan dalam kekayaan dapat menyebabkan investor untuk

berperilaku secara berbeda, mungkin menerima lebih banyak resiko dalam

kasus peningkatan kekayaan dan menjadi lebih menghindari resiko dalam

kasus penurunan kekayaan.

Perubahan dalam horizon waktu

Secara tradisional, kita memikirkan investor menjadi menua dan menjadi lebih

konservatif dalam pendekatan investasi mereka.

Perubahan dalam kebutuhan likuiditas

Sebuah kebutuhan untuk pendapatan yang lebih baru akan meningkatkan

penekanan pada saham yang membayar deviden, sementara penurunan dalam

8

Page 9: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

kebutuhan pendapatan baru dapat mengarah pada investasi lebih besar dalam

saham kecil yang potensinya akan didapatkan bertahun-tahun di masa depan.

Perubahan dalam situasi pajak

Seorang investor yang berpindah ke golongan pajak yang lebih tinggi akan

menemukan obligasi pemerintahan kota lebih menarik. Dan juga, waktu dari

realisasi dari laba modal bisa menjadi lebih penting.

Perubahan dalam pertimbangan legal/regulasi

Hukum mempengaruhi perubahan investor secara reguler, baik hukum pajak

atau hukum yang mengatur rekening pensiun, tunjangan hidup, dan seterusnya.

Perubahan dalam kebutuhan dan situasi unik

Investor menghadapi sejumlah kemungkinan perubahan selama hidup mereka,

bergantung pada banyak faktor ekonomi, sosial, politik, kesehatan, dan yang

terkait dengan pekerjaan.

Investor melakukan pemonitoran digunakan untuk melakukan penyesuaian terhadap

portofolionya.

B. Evaluasi Portofolio

Ada dua hal penting yang menjadi syarat dalam menilai performa dari seorang

manajer investasi, yaitu:

a. Kemampuan dalam memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata untuk suatu

tingkat risiko tertentu.

b. Kemampuna dalam mendiversifikasi portofolio sehingga menghilangkan semua risiko

non sistematik.

Tahap akhir proses investasi adalah penilaian kinerja portofolio. Dua variable

diatas yaitu tingkat keuntungan dan risiko merupakan variable relevan yang digunakan

dalam penilaian kinerja portofolio. Tujuan penilaian kinerja portofolio adalah

mengetahui dan menganalisis apakah portofolio yang dibentuk telah dapat meningkatkan

kemungkinan tercapainya tujuan investasi dan dapat diketahui portofolio mana yang

memiliki kinerja lebih baik.

Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja

(performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun

risiko yang ditanggung. Menurut Husnan (2003:45), tidaklah benar jika portofolio yang

memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.

9

Page 10: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

Menurut John (2005:53), kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio. Teori

portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus

dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya

dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan

asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek di masa depan dapat diestimasi dan

kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi

tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.

Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk

meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan.

Untuk mengetahui apakah sasaran investor masih tercapai, maka kinerja

portofolio perlu dihitung dan diukur setiap saat dan dibandingkan dengan benchmark

sasaran investor. Karena adanya tukaran (trade-off) antara return dan risiko, pengukuran

portofolio berdasarkan returnnya saja mungkin tidak cukup, tetapi harus

mempertimbangkan return dan risikonya.Pengukuran yang melibatkan kedua faktor ini

disebut dengan return sesuaian risiko (risk adjusted return).

Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan

merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas

investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk

menutup risiko tersebut. Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio dalam hal tingkat

risiko dan tingkat pengembaliannya, ada beberapa teknik atau ukuran yang biasa

digunakan, yaitu:

1. Return Nominal vs Return Riil

Secara umum, return riil adalah return nominal dikurangi tingkat inflasi.

Agar daya beli tidak berkurang, return nominal sebuah investasi harus melebihi

tingkat inflasi. Menghitung return untuk periode satu tahun tanpa setoran tambahan

atau pengambilan uang relative mudah, karena kita cukup mengurangi investasi akhir

dengan investasi awal dan hasilnya dibagi dengan investasi awal. Penghitungan return

menjadi tidak sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode, jika ada

penambahan atau pengambilan uang selama periode investasi, atau jika risiko

diperhitungkan.

1.1. Return Nominal

10

Page 11: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

Adalah return yang hanya mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak

mempertimbangkan tingkat daya beli dari nilai uang tersebut.

RUMUS :

1.2. Return Riil

Adalah return yang disesuaikan dengan tingkat inflasi.

RUMUS :

2. Return Aritmetrik dan Return Geometrik

Return aritmetrik akan sama dengan return geometrik jika dan hanya jika

besar return untuk setiap periode adalah sama. Dalam semua keadaan lainnya, return

geometric dapat dipastikan lebih rendah daripada return aritmetik sehingga return

geometric sering disebut sebagai ukuran return yang lebih konservatif. Semakin besar

11

Page 12: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

perbedaan return antar periode, semakin besar perbedaan return geometric dan return

aritmetik.

2.1. Return Aritmatik

Digunakan untuk menghitung rata-rata tanpa memperhatikan tingkat

pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.

RUMUS :

2.1. Return Geometrik

Digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat

pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.

RUMUS :

3. Return Tertimbang Berdasarkan Uang

Cara menghitung return ini adalah sama seperti1menghitung internal Rate

of Return ( IRR ) yaitu tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang kas keluar dan

nilai sekarang kas masuk.

Dimana IRR digunakan untuk mengukur return aktual yang didapatkan

pada nilai-nilai portofolio awal dan pada kontribusi netto yang dibuat selama periode

tersebut. Return ini digunakan untuk mengukur kinerja investasi seorang investor

individu yang mempunyai kekuasaan mengendalikan keluar masuk uang investasinya.

Meskipun demikian, return berdasarkan uang tidak tepat untuk mengukur kinerja

seorang manajer investasi atau manajer keuangan yang tidak mempunyai kendali atas

jumlah uang yang diinvestasikannya.

RUMUS:

Keterangan :

i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.

12

Page 13: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif

4. Risk-Adjusted Return

Return yang tinggi saja belum tentu merupakan hasil investasi yang baik.

Return yang rendah juga dapat merupakan hasil investasi yang baik jika return yang

rendah ini disebabkan oleh risiko yang rendah pula. Oleh karena itu return yang

dihitung perlu disesuaikan dengan risiko yang harus ditanggungnya.

Beberapa model perhitungan return sesuaian risiko (risk-adjusted return)

adalah: 1) Reward to Volatility (Treynor Measure), 2) Reward to Variability (Sharpe

Measure), 3) Jensen’s Alpha, 4) M2, dan 5) Rasio Appraisal.

Reward to Volatility (Treynor Measure)

Kinerja portofolio yang dihitung dengan pengukuran ini dilakukan dengan

membagi return lebih (excess return) dengan volatilitas portofolio. Pengukuran

kinerja portofolio ini disebut dengan pengukur Treynor (treynor measure) atau

disebut juga dengan nama reward to volatility (RVOL) yang dikenalkan oleh Jack L.

Treynor pada tahun 1966 sebagai berikut:

RVOL = TRP - RBR / βP

Keterangan:

RVOL = reward to volality atau pengukur Treynor

TRP = rata-rata return total portofolio periode tertentu

RBR = rata-rata return aktiva bebas risiko periode tertentu

βP = volatilitas yang diukur dengan beta portofolio periode tertentu

TRP - RBR = return lebih (excess return) portofolio

Nilai RVOL menunjukkan kinerja portofolio. Semakin besar nilai RVOL

semakin baik kinerja portofolio. Berbeda dengan Sharpe, Treynor membagi return

lebih portofolio dengan beta portofolio. Treynor berargumentasi bahwa portofolio

yang dibentuk mestinya adalah portofolio optimal, maka risiko unik (unsystematic

risk) dapat diabaikan dan yang masih tertinggal adalah risiko sistematik (systematic

risk) yang diukur dengan beta.

Reward to Variability (Sharpe Measure)

Kinerja porotofolio yang dihitung dengan pengukur ini dilakukan dengan

13

Page 14: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

membagi return lebih (excess return) dengan variabilitas (variability) return

portofolio. Pengukur kinerja portofolio ini disebut dengan pengukur Sharpe (Sharpe

Measure) atau disebut juga dengan nama reward to variability (RVAR) yang

dikenalkan oleh Wiliam F. Sharpe pada tahun 1986 sebagai berikut:

RVAR = TRP - RBR / ϭP

Keterangan:

RVAR = reward to variability atau pengukur Sharpe

TRP = rata-rata return total portofolio dalam periode tertentu

RBR = rata-rata return aktiva bebas risiko dalam periode tertentu

ϭP = variabilitas yang diukur dengan deviasi standar dari return portofolio dalam

periode tertentu

TRP - RBR = return lebih (excess return) portofolio

Nilai RVAR menunjukkan kinerja dari portofolio. Semakin besar nilai

RVAR semakin baik kinerja dari portofolionya. Pengukuran Sharpe atau RVAR

sebenarnya adalah mengukur slop atau sudut dari portofolio yang ditarik dari titik

return bebas risiko.

Perbandingan Sharpe dan Treynor menggunakan pembagi yang berbeda.

Pengukur Sharpe menggunakan pembagi yang berbeda. Pengukur Sharpe

menggunakan pembagi variabilitas yang diukur dengan deviasi standar return

portofolio (ϭP), sedangkan pengukur Treynor menggunakan pembagi volatilitas yang

diukur dengan pengukur risiko sistematik atau beta portofolio (βP).

Jensen’s Alpha

Jika diperhatikan, pengukur Sharpe dan pengukur Treynor sebenarnya

adalah mengukur sudut dari portofolio. Semakin besar sudut atau slop dari portofolio,

semakin baik kinerja portofolionya. Selain sudut, kinerja portofolio juga dapat

ditentukan juga oleh intersepnya (intercept). Semakin tinggi intersepnya semakin

tinggi return portofolionya. Pengukuran intersep ini dikenalkan oleh Micheal C.

Jensen pada tahun 1968. Pengukuran ini disebut dengan nama Jensen’s Alpha.

ϭP = (TRP - RBR) - βP (RM - RBR)

keterangan:

ϭP = Jensen’s alpha

14

Page 15: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

TRP = rata-rata return portofolio periode tertentu

RBR = rata-rata return aktiva bebas risiko periode tertentu

RM = rata-rata return pasar periode tertentu

TRP - RBR = rata-rata premium risiko portofolio (portofolio risk premium)

RM - RBR = rata-rata premium risiko pasar (market risk premium)

Pengukuran M2

Pengukur yang lebih mudah untuk membandingkan kinerja portofolio

dengan kinerja pasar diusulkan oleh John G. Graham dan Campbell R. Havey pada

tahun 1994 dan selanjutnya lebih dipopulerkan oleh Franco Modigliani dengan

cucunya yang bernama Leah Modigliani, sehingga dikenal dengan nama pengukur

M2. Nilai dari M2 adalah sebesar:

M2 = (TRP - RBR).ϭM / ϭP + RBR – RM

Secara esensial, M2 merupakan ukuran mengenai kinerja yang disesuaikan

dengan risiko dimana return yang disesuaikan untuk volatilitas yang memungkinkan

perbandingan return diantara portofolio-portofolio Ukuran itu melakukan ini dengan

menggunakan Treasury Bills dan portofolio yang dievaluasi. Jika resiko dari

portofolio yang dievaluasi lebih kecil daripada pasar, solvabilitas bisa digunakan

untuk meningkatkan volatilitas. Jika resiko lebih besar daripada pasar, sebagian dari

dana bisa ditempatkan dalam Treasury Bills – dananya bisa didesolvabilitasi agar

sesuai dengan volatilitas yang lebih rendah dari pasar. Sebuah keunggulan besar dari

M2 adalah bahwa hasilnya dinyatakan dalam bentuk desimal atau persentase, yang

bisa dengan mudah dipahami oleh semua orang.

Rasio Appraisal

Rasio Appraisal adalah sebuah rasio pengembalian portofolio atas

pengembalian dari patokan ketidakstabilan indeks. Rasio ini mengukur kemampuan

seorang manajer portofolio untuk menghasilkan pengembalian kelebihan relatif

terhadap patokan yang digunakan, tetapi juga mencoba untuk mengidentifikasi

konsistensi investor. Rasio ini akan mengidentifiksi apakah manajer telah

mengalahkan benchmark yang dalam beberapa bulan atau paling sedikit setiap satu

bulan. Untuk menghitung rasio appraisal dapat dilakukan dengan membagi alfa

portofolio dengan risiko sistematik sistematik portofolio. Dalam rasio ini mengukur

15

Page 16: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

return abnormal per unit risiko yang secara prinsip dapat dihilangkan dengan

memegang portofolio indeks pasar.

Karakteristik utama dari rasio informasi adalah sebagai berikut:

Rasio informasi memperkirakan ex-post nilai tambah dan berhubungan dengan

ex-ante peluang yang ada di masa depan.

Perbatasan yang menggambarkan peluang yang di akses oleh manajer dapat

diidentifikasi dengan rasio informasi.

Tingkat agresivitas untuk setiap manajer dapat ditentukan oleh rasio informasi

Kadang-kadang intuisi dapat memberikan petunjuk yang baik tentang rasio

informasi dan penghindaran risiko residu.

Nilai tambah tergantung pada prospek manajer dan agresivitas.

16

Page 17: 150408757 Makalah Manajemen Portofolio

Referensi:

Isna Yuningsih dan Rizky Yudaruddin, Pengaruh Model Tiga Faktor terhadap Return

Saham, Akuntabilitas, September 2007, hal 79-84, ISSN 1412-0240, Vol 7, No. 1,

http://repository.univpancasila.ac.id/index.php?

option=com_docman&task=doc_download&gid=1214&Itemid=9. (Diakses

Tanggal 19 Maret 2013).

Jogiyanto, (2012), Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh, Penerbit BPFE,

Yogyakarta.

Sriati, Implikasi Manajemen Portofolio terhadap Investor,

http://blog.stie-mce.ac.id/sriati/2011/07/11/implikasi-manajemen-portofolio-

terhadap-investor/. (Diakses Tanggal 19 Maret 2013).

Sunariyah, (1999), Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, Penerbit UPP STIM

YKPN, Yogyakarta.

Shiddiq N. Rahardjo. Portofolio Management & Evaluation. Universitas Diponegoro.Teori Ekonomi Penyesuaian Portofolio. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/teori-ekonomi-penyesuaian-portofolio/ (diakses 11 April 2013)

Implikasi Manajemen Portofolio terhadap Investor. http://blog.stie-mce.ac.id/sriati/2011/07/11/implikasi-manajemen-portofolio-terhadap-investor/ (diakses 12 April 2013)

Hendra. 2008. Kinerja Portofolio. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

submit.x=0&submit.y=0&page=1&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F2000%2Fjiunkpe-ns-s1-2000-31497132-702-go_publik-chapter2.pdf (diakses 12 April 2013)

17