145450783-referat-gangguan-kepribadian-paranoid.docx
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas emosional dan perilaku yang
menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari. Kepribadian merupakan kata yang menun-
jukan pola perilaku yang menetap pada diri seseorang dan juga cara orang tersebut dalam
merasakan sesuatu. Karakter kepribadian secara mencolok membedakan diri seseorang den-
gan orang lain. Kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Gangguan kepribadian adalah
suatu varian dari sifat karakter seseorang yang tidak seperti umumnya yang ditemukan pada
sebagian besar orang. Sifat kepribadian yang tidak fleksibel dan maladaptif dapat menye-
babkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan bagi seseorang.1
Gangguan kepribadian yang merupakan pola kronis dari perasaan dan tingkah laku se-
cara mencolok menyimpang dari kebiasaan dan harapan yang berlaku dalam kehidupan, baik
norma secara kelompok atau pribadi. Mereka yang mengalami gangguan kepribadian cen-
derung akan berperilaku kaku, tidak fleksibel, dan maladaptif, sehingga menyebabkan pen-
derita pada hilangnya fungsi mental seperti terjadinya perasaan sedih yang bersifat merusak
dalam diri penderita.1
Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan menyangkal
masalahnya dibandingkan dengan orang dengan gangguan kecemasan, gangguan depresif,
atau gangguan obsesif, atau gangguan obsesif-kompulsif. Gejala gangguan kepribadian
adalah aloastik yaitu dapat diterima oleh ego orang tersebut. Mereka dengan gangguan
kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku maladaptifnya, karena orang tersebut tidak
secara rutin merasakan sakit dari apa yang dirasakan oleh masyarakat sebagai gejalanya,
mereka sering kali dianggap sebagai tidak bermotivasi untuk pengobatan dan tidak mempan
terhadap pemulihan.1
Setiap orang mempunyai sifat curiga, sedikit atau banyak. Sifat ini masih “normal” jika masih dapat diterima oleh lingkungan sosial individu serta ia sendiri dan lingkungannya
masih tidak merasa terganggu. Ada yang sifat curiganya di perbatasan, masih rasional. Akan
tetapi asa individu yang sifat curiganya begitu besar, sudah diluar proporsi dari situasi dan
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
1
lingkungan ( bukan tidak realistik) sehingga merugikan individu itu sendiri dan masyarakat.
Dalam hal ini dapat dikatakan ia sudah mempunyai gangguan kepribadian paranoid.3
Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu ganggguan kepribadian dengan sifat
curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain dilihat sebagai
seorang aggressor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai
pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai
akibat rasa proyeksi rasa bermusuhanya sendiri. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman
dan mendapatkan banyak musuh.3
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
2
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu kondisi kesehatan mental di mana seseo-
rang memiliki pola jangka panjang ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap orang lain,
tetapi tidak memiliki latar belakang psikotik gangguan seperti skizofrenia. 1
Menurut W.F. Maramis dalam bukunya ‘Catatan Kedokteran Jiwa’ Kepribadian
paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol, orang
seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain yang dilihatnya dianggap sebagai agresor
terhadapnya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering
ia mengancam orang lain sebagai akibat dari proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Dengan
demikian ia kehilangan banyak teman dan mendapatkan banyak musuh.5
Terdapat banyak jenis gangguan kepribadian yang dapat menyerang mental seseo-
rang, salah satunya adalah gangguan kepribadian paranoid, yang mana berbentuk kesalahan
dalam mengartikan perilaku orang lain sebagai suatu hal yang bertujuan menyerang atau
merendahkan dirinya. Gangguan biasa muncul pada masa dewasa awal yang mana meru-
pakan manifestasi dari rasa tidak percayadan kecurigaan yang tidak tepat terhadap orang lain
sehingga menghasilkan kesalahpahaman atas tindakan orang lain sebagai sesuatu yang akan
merugikan dirinya.(5)
Para penderita gangguan kepribadian paranoid cenderung tidak memiliki kemampuan
untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang lain, selain itu mereka
pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada
dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara berlebihan.
Penderita akan merasa sangat tidak nyaman untuk berada bersama orang lain, walaupun di
dalam lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang hangat dan ramah. Dimana
dan bersama siapa saja mereka akan memiliki perasaan ketakutan akan dikhianati dan diman-
faatkan oleh orang lain.5
2.2 EpidemiologiGangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
3
Prevelansi dari gangguan kepribadian paranoid telah dilaporkan 0.5% - 2.5% pada
populasi umum, 10% - 30% pada mereka yang rawat inap pada bagian kejiwaan, dan 2% -
10% pada mereka yang rawat jalan pada bagian kejiwaan.3
2.3 Etiologi
Penyebab gangguan kepribadian paranoid tidak diketahui. Gangguan ini tampaknya
lebih umum dalam keluarga dengan gangguan psikotik seperti skizofrenia dan gangguan
delusi. Hal ini menunjukkan gen mungkin terlibat. Faktor-faktor lingkungan mungkin
memainkan peran juga. Kondisi ini tampaknya lebih sering terjadi pada pria.1
Beberapa perilaku yang terpengaruh dari kultursosial atau keadaan kehidupan tertentu
mungkin dapat secara salah dikatakan paranoid dan mungkin dapat lebih ditegakkan dengan
proses dari evaluasi klinis. Anggota dari grup minoritas, imigran, pengungsi potilikal dan
ekonomi, atau pribadi dari latar belakang etnis yang berlainan mungkin dapat menunjukkan
perilaku berjaga-jaga atau defensif oleh karena ketidakpahaman (seperti keterbatasan bahasa
atau kurangnya pengetahuan akan peraturan dan regulasi setempat) atau respon dari perasaan
ditelantarkan atau berbeda dengan mayoritas masyarakat. Perilaku ini dapat, pada saatnya,
menghasilkan kemarahan dan frustrasi pada mereka yang berurusan dengan pribadi ini, yang
akhirnya menciptakan lingkaran setan dari saling tidak percaya, yang seharusnya tidak disala-
hartikan dengan gangguan kepribadian paranoid. Beberapa grup etnis tertentu juga menun-
jukkan perilaku kultural yang dapat disalahartikan sebagai paranoid.2
Gangguan kepribadian paranoid bisa muncul awalnya pada anak-anak dan remaja
dengan sifat menyendiri, hubungan antar masyarakat yang kurang, kecemasan sosial, hasil
yang kurang di sekolah, hipersensitivitas, pikiran dan bahasa yang aneh, dan merasa diri is-
timewa. Anak-anak ini bisa muncul sebagai orang yang "aneh" atau "eksentrik" dan mengun-
dang gangguan dari yang lain. Pada contoh klinis, gangguan ini dapat muncul lebih sering
pada laki-laki.4
Faktor Genetika
Bukti yang terbaik bahwa faktor genetika berperan terjadap timbulnya gang-
guan kepribadian berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan
kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk
gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggidibandingkan kembar dizig-
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
4
otik. Selain itu, menurut satu penelitian tentang panilaian multiple kepribadian tem-
peramen, minat okupasional dan waktu luang,dan sikap social, kembar monozigotik
yang dibesarkan terpisah adalah kira-kirasama dengan kembar monozigotik yang
dibesarkan bersama-sama.4
Gangguan kepribadian kelompok A (paranoid, schizoid, dan skizotipal)
adalah lebih sering ditemukan pada sanak saudara biologis dari pasien ski-
zofrenik dibandingkan kelompok kontrol. Secara bermakna lebih banyak sanak
saudara dengan gangguan kepribadian skizotipal ditemukan di dalam riwayat keluar-
gaorang dengan skizofrenia dibandingkan kelompok kontrol. Korelasi yang
lebih jarang ditemukan antara gangguan kepribadian paranoid atau schizoid dan ski-
zofrenia.(4)
Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak
mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Sebagai
contoh,anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami gang-
guan kepribadian menghindar. Gangguan kepribadian tertentu mungkin berasal dari
kesesuaian parental yang buruk yaitu ketidaksesuaian antara temperamen dan cara
membesarkan anak. Sebagai contoh, seorang anak yang pencemas dibesarkan oleh ibu
yang pencemas.1
Faktor Biologis
Hormon, orang yang menunjukkan sifat impulsif sering kali juga menun-
jukkan peningkatan kadar testosteron, 17 estradiol, dan estrone. Neorotransmitter, en-
dorfin memiliki efek yang serupa dengan morfin eksogen, termasuk analgesia dan
supresi rangsangan.1
Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud pada awalnya menyatakan bahwa sifat kepribadian
adalah berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikosek-
sual. Sebagai contoh, suatu karakter oral adalah pasif dan dependen karena terfik-
sasi pada stadium oral, dimana ketergantungan pada orang lain untuk asupan
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
5
makanan adalah menonjol. Karakter anal adalah keras keapala, kikir, dan sangat teliti
karena perjuangan di sekitar latihan toilet selama periode anal.1
2.4 Gambaran klinis
Gangguan ini mempunyai sifat curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin
agresif dan setiap orang lain dilihat sebagai seorang agresor terhadapnya, ia harus memperta-
hankan dirinya terhadap ancaman dari luar. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh un-
tuk menjaga harga diri. Ia cenderung merasa dirinya penting secara berlebihan dan sering
merujuk kepada dirinya sendiri. Sebagai proyeksi rasa permusuhannya sendiri, sering ia men-
gancam orang lain. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman dan mendapatkan banyak
musuh. Ia menolak untuk memaafkan, biarpun kesalahan orang lain yang hanya mengenai
masalah kecil.2
Pribadi dengan gangguan kepribadian paranoid biasanya sulit untuk bergaul dan ser-
ing mempunyai masalah dengan hubungan yang dekat. Mereka mempunyai kecurigaan yang
besar dan sikap permusuhan di ekspresikan berlebihan dalam argumentasi, pada keluhan yang
berulang, atau dengan diam, sikap acuh tak acuh yang bermusuhan. Karena mereka terlalu
waspada pada bahaya yang potensial, mereka bisa menjadi hati-hati, rahasia, atau berke-
lakuan tidak terang-terangan dan terlihat dingin dan kurang mempunyai sifat yang lembut.
Walaupun mereka terlihat objektif, rasional, dan tidak mempunyai emosi, mereka sering lebih
sering menampilkan afek yang labil, dengan sikap bermusuhan, keras kepala, dan sikap
sarkastik yang mendominasi. Sikap permusuhan dan curiga mereka bisa memancing per-
musuhan dari orang lain, pada akhirnya akan menjadi suatu kondisi pembenaran dari kecuri-
gaan awal mereka.2
Karena pribadi dengan gangguan kepribadian paranoid kurang mempercayai orang
lain, mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam memenuhi sendiri kebutuhannya
dan mempunyai rasa yang kuat dalam kemandirian. Mereka juga membutuhkan tingkat kon-
trol yang tinggi pada hal-hal disekitarnya. Mereka sering kaku, kritis pada orang lain, dan
tidak dapat bekerjasama, biarpun mereka sangat kesulitan dalam menerima kritik. Mereka
menyalahkan orang lain untuk kelalaiannya sendiri. Dalam kepribadian paranoid kita mene-
mukan secara berlebihan kecenderungan yang secara umum, yaitu suka melemparkan kesala-
han dan tanggung jawab kepada orang lain, menolak apriori sifat-sifat orang lain yang tidak
memenui ukuran yang telah dibuatnya sendiri. Untuk mempertahankan rasa harga diri, dibu-Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
6
atnya keterangan yang tidak masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya tetapi yang hanya
memuaskan emosinya sendiri. Sering diduganya bahwa orang lain yang tidak adil,
bermusuhan dan agresif.2
Karena kecekatan mereka untuk menyerang balik sebagai respons pada ancaman
yang mereka terima dari sekitar mereka, mereka dapat suka berperkara dan sering terlibat
dalam sengketa hukum. Pribadi dengan gangguan ini mencari pembenaran dari kecurigaan
mereka tidak perduli orang atau situasi yang mereka hadapi, mencap motivasi yang jahat dari
orang lain sebagai reaksi atas ketakutan mereka. Mereka mungkin menunjukkan kecurigaan
tersembunyi, fantasi yang berlebihan yang tidak realistis, yang sering berhubungan dengan
isu-isu kekuasaan dan peringkat, dan mereka cenderung mengembangkan menyamakan se-
mua orang itu negatif, terutama mereka yang dari grup populasi yang terpisah dari mereka.5
Terutama pada respon ke stress, pribadi dengan gangguan ini mungkin mengalami
episode psikotik yang sangat singkat (menit sampai jam). Pada keadaan tertentu, gangguan
kepribadian paranoid bisa menjadi faktor premorbid dari gangguan delusi atau schizophrenia.
Pribadi dengan gangguan ini bisa mengembangkan depresi berat dan beresiko tinggi untuk
agoraphobia (rasa takut terhadap ruang terbuka) dan gangguan obsesi kompulsif. Alkohol dan
zat-zat adiktif lainnya yang disalahgunakan sering digunakan. Kondisi yang paling umum
menyertai gangguan kepribadian adalah schizotypal, schizoid, narcissistic, tindakan menghin-
dar, dan perbatasan.3
Gejala inti gangguan kepribadian paranoid adalah ketidakpercayaan umum orang lain.
Komentar dan tindakan bahwa orang sehat tidak akan memperhatikan tampil sebagai penuh
penghinaan dan ancaman terhadap seseorang dengan gangguan tersebut. Namun, secara
umum, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tetap berhubungan dengan realitas;
mereka tidak memiliki salah satu dari halusinasi atau delusi terlihat pada pasien dengan
psikosis. Namun demikian, kecurigaan mereka bahwa orang lain bermaksud menyakiti atau
mengeksploitasi mereka begitu meresap dan intens bahwa orang-orang dengan gangguan
kepribadian paranoid sering menjadi sangat terpencil. Mereka menghindari interaksi sosial
yang normal. Dan karena mereka merasa tidak aman dalam apa yang merupakan dunia yang
sangat mengancam bagi mereka, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid mampu men-
jadi kekerasan. Komentar berbahaya, lelucon tidak berbahaya dan komunikasi sehari-hari lain
sering dianggap sebagai penghinaan. Karena mereka terus-menerus mempertanyakan moti-
vasi dan kepercayaan orang lain, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tidak cen-
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
7
derung untuk berbagi keintiman. Mereka takut informasi tersebut dapat digunakan un-
tuk melawan mereka. Akibatnya, mereka menjadi bermusuhan dan tidak bersahabat, argu-
mentatif atau menyendiri. Ketidaknyamanan mereka sering menarik tanggapan negatif dari
orang di sekitar mereka. Menampik ini menjadi "bukti" didalam pikiran pasien bahwa orang
lain, memang, bermusuhan dengan mereka.Mereka memiliki wawasan sedikit menjadi efek
dari sikap dan perilaku interaksi mereka umumnya tidak berhasil dengan orang lain. Ketika
ditanya apakah mereka bertanggung jawab untuk interaksi negatif yang mengisi hidup
mereka, orang-orang dengan gangguan kepribadian paranoid cenderung untuk menempatkan
semua menyalahkan orang lain.(4)
Ciri-ciri lainnya seperti mempertanyakan motif tersembunyi di dalam orang lain,
perasaan kepastian,tanpa pembenaran atau bukti, bahwa orang lain bermaksud menyakiti atau
mengeksploitasi mereka isolasi social, agresivitas dan permusuhan, sedikit atautidak ada rasa
humor.(6)
2.5 Diagnosis
Pedoman diagnostic menurut PPDGJ-III
Gangguan kepribadian paranoid merupakan gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
a. Kepekaan berlebian untuk tetap menyimpang terhadap kegagalan dan penolakan
b. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk
memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil
c. Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman
dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai
suatu sikap permusuhan atau penghinaan
d. Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi
yang ada (actual situation)
e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dsara ( justification) tentang kesetiaan seksual
dari pasangannya
f. Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifes-
tasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri ( self referential attitude)
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
8
g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substansif
dari suatu peristiwa baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada
umumnya
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.3
2.6. Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian paranoid dapat juga dibedakan dengan gangguan delusi tipe
penganiayaan, schizophrenia tipe paranoid, dan gangguan mood dengan psikotik, karena
gangguan-gangguan ini berkarateristik oleh adanya periode psikotik yang berkelanjutan
(seperti delusi dan halusinasi). Untuk memberi diagnosis tambahan gangguan kepribadian
paranoid, gangguan kepribadiannya harus telah muncul sebelum onset gejala psikotik dan
harus terus menerus ada selama gejala psikotik berkurang. Ketika suatu pribadi mempunyai
axis I gangguan psikotik kronik (seperti schizophrenia) yang didahului oleh gangguan keprib-
adian paranoid, gangguan kepribadian paranoid harus ditulis pada axis II, disusul oleh faktor
"premorbid" didalam kurung.3
Gangguan kepribadian paranoid harus dibedakan dengan perubahan kepribadian
oleh karena kondisi medikal umum, dimana ciri-cirinya muncul karena efek langsung dari
kondisi medis umum pada sistem saraf pusat. Juga harus dibedakan dengan gejala yang
mungkin bisa muncul berhubungan dengan penggunaan suatu zat secara terus menerus
(seperti gangguan karena penggunaan kokain). Terakhir, juga harus dibedakan dengan ciri-
ciri paranoid yang berhubungan dengan keterbatasan fisik (seperti tunarungu).3
Gangguan kepribadian lainnya mungkin bisa disalahartikan dengan gangguan keprib-
adian paranoid karena mereka mempunyai beberapa kesamaan gejala. Oleh karena itu penting
adanya untuk membedakan diantara gangguan-gangguan ini berdasarkan terhadap gejala
yang khas. Namun, jika seseorang mempunyai kepribadian yang memenuhi kriteria satu atau
lebih gangguan kepribadian disamping gangguan kepribadian paranoid, semuanya dapat didi-
agnosa sekaligus. Gangguan kepribadian paranoid dan gangguan kepribadian schizotypal
sama-sama mempunyai tanda seperti kecurigaan, sikap acuh – tak acuh terhadap orang lain,
dan ide paranoid, tetapi gangguan kepribadian schizotypal juga mempunyai gejala lain seperti
pikiran ajaib, pengalaman persepsi yang luar biasa, dan pikiran dan omongan aneh. Orang
dengan perilaku yang memenuhi gangguan kepribadian schizoid sering dilihat sebagai seseo-Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
9
rang yang aneh, eksentrik, dingin, dan acuh - tak acuh, tetapi mereka biasanya tidak mempun-
yai ide paranoid yang menonjol. Kecenderungan seseorang dengan gangguan kepribadian
paranoid untuk bereaksi pada sedikit rangsangan dengan kemarahan juga terlihat pada gang-
guan kepribadian histrionic dan borderline. Tetapi, gangguan ini tidak berhubungan dengan
kecurigaan yang mendalam. Orang dengan gangguan kepribadian menghindar mungkin juga
enggan bersama orang lain, tetapi lebih kepada ketakutan dipermalukan atau ditemukan keti-
dakmampuannya dari pada niat jahat oleh orang lain. Walaupun perilaku antisosial mungkin
dapat terdapat pada beberapa orang dengan gangguan kepribadian paranoid, hal ini tidak bi-
asanya dipengaruhi oleh kepuasan pribadi atau memanfaatkan orang lain seperti pada gang-
guan kepribadian antisosial, tetapi lebih kepada keinginan untuk membalas dendam. Orang
dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin dalam beberapa waktu menunjukkan kecuri-
gaan, penarikan diri dari sosial, atau pengasingan, tetapi hal ini dipengaruhi terutama oleh ke-
takutan ketidaksempurnaan atau kecacatan mereka terbongkar.3
Ciri-ciri paranoid mungkin beradaptasi, terutama pada lingkungan yang mengancam.
Gangguan kepribadian paranoid seharusnya didiagnosa hanya ketika ciri-ciri ini tidak fleksi-
bel, salah beradaptasi, dan tetap ada dan menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan
atau menyusahkan.1
Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari gangguan delusional
karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. Keadaan
ini dapat dibedakan dari skizofrenia paranoid karena halusinasi dan pikiran formal tidak dite-
mukan pada gangguan kepribadian paranoid. Gangguan kepribadian paranoid dapat
dibedakan dari gangguan kepribadian ambang karena pasien paranoid jarang mampu terlibat
secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien ambang.
Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat perilaku antisosial.
Orang dengan gangguan kepribadian skizoid adalah menarik diri dan menjauhkan diri tetapi
tidak memiliki gagasan paranoid.(4)
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
10
2.7 Terapi
Bila diminta bantuan untuk orang gangguan kepribadian paranoid,maka dalam
bimbingan dititik beratkan pada pengalaman subjektifnya dalam interaksi dengan dokter dan
jangan sering membantah kecurigaannya.(1)
Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan yang terpilih. Ahli terapi harus langsung dalam
menghadapi pasien. Jika ahli terapi dituduh tidak konsisten atau gagal, seperti terlam-
bat untuk suatu perjanjian, kejujuran dan permintaan maaf adalah lebih baik daripada
penjelasan yang membela diri. Ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran dan tol-
eransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan. Dengan
demikian psikoterapi individual memerlukan gaya professional dan tidak terlalu
hangat dari pihak ahli terapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi
kelompok, mereka juga tidak mungkinmentoleransi intrusivitas terapi perilaku. Klinisi
yang terlalu banyak menggunakan interpretasi khususnya interpretasi mengenai
perasaan ketergantungan yang dalam, masalah seksual, dan keinginan untuk keinti-
man, secara jelas meningkatkan ketidakpercayaan pasien.4
Pada suatu waktu, perilaku pasien dengan gangguan kepribadian paranoid
menjadi sangat mengancam sehingga ahli terapi harus mengendalikannya atau menen-
tukan batas dalam hal tersebut. Tuduhan delusional harus dihadapi dengancara yang
realistik tetapi jelas tanpa menghina pasien. Pasien paranoid terlandaketakutan jika
mereka merasa bahwa orang yang akan mencoba menolong merekaadalah lemah dan
tidak berdaya; dengan demikian, ahli terapi tidak boleh mengancam mengambil
kendali kecuali mereka berdua mau dan mampu melakukannya.1 Terapi perilaku telah
digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosialdan umtuk menghilangkan kecuri-
gaan terhadap permainan pasien.4
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
11
Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan.
Pada sebagian besar kasus suatu obat antiansietas seperti diazepam (valium) adalah
memadai. Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan suatu antipsikotik, seperti thiori-
dazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode
singkat untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat an-
tipsikotik pimozide (Orap) telah digunakan secara berhasil menurunkan gagasan para-
noid pada beberapa pasien.(4)
2.8 Prognosis
Hasil biasanya tergantung pada apakah orang itu mau menerima bantuan. Terapi
bicara dan obat kadang-kadang dapat mengurangi paranoid dan membatasi dampaknya pada
fungsi sehari-hari seseorang. (1)
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
12
Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu ganggguan kepribadian dengan sifat
curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain dilihat sebagai
seorang aggressor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai
pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai
akibat rasa proyeksi rasa bermusuhanya sendiri. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman
dan mendapatkan banyak musuh.3
Farmakoterapi adalah berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada seba-
gian besar kasus suatu obat antiansietas seperti diazepam (valium) adalah memadai. Tetapi
mungkin perlu untuk menggunakan suatu antipsikotik, seperti thioridazine (Mellaril) atau
haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani agitasi
parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat antipsikotik pimozide (Orap) telah digunakan
secara berhasil menurunkan gagasan paranoid pada beberapa pasien.(4)
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan,HI, Sadock,BJ, dan Greb,JA. Gangguan Kepribadian: Dalam dr. IMade
Wiguna S (eds). Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Jilid Dua. Edisi. Jakarta: Bina RupaAksara Publisher 2010;
258-265.Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
13
2. Muslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa , Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-IIII. Jakarta. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2001
2. Puri,Paul,Ian,Buku Ajar Psikiatri,Edisi2,Jakarta.Penerbit buku kedokteran
EGC.2008
3. Elvira,Gitayanti.Buku Ajar Psikiatri,Badan Penerbit Fakultas Kedokteran In-
donesia,Jakarta.2010
4. Tomb.David A,Buku Saku Psikiatri,Edisi 6,Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ
14