145450783-referat-gangguan-kepribadian-paranoid.docx

21
BAB I PENDAHULUAN Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari. Kepribadian merupakan kata yang menunjukan pola perilaku yang menetap pada diri seseorang dan juga cara orang tersebut dalam merasakan sesuatu. Karakter kepribadian secara mencolok membedakan diri seseorang dengan orang lain. Kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter seseorang yang tidak seperti umumnya yang ditemukan pada sebagian besar orang. Sifat kepribadian yang tidak fleksibel dan maladaptif dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan bagi seseorang. 1 Gangguan kepribadian yang merupakan pola kronis dari perasaan dan tingkah laku secara mencolok menyimpang dari kebiasaan dan harapan yang berlaku dalam kehidupan, baik norma secara kelompok atau pribadi. Mereka yang mengalami gangguan kepribadian cenderung akan berperilaku kaku, tidak fleksibel, dan maladaptif, sehingga menyebabkan penderita pada hilangnya fungsi mental seperti terjadinya perasaan sedih yang bersifat merusak dalam diri penderita. 1 Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan menyangkal masalahnya dibandingkan dengan orang Gangguan Kepribadian Paranoid Pembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ 1

Upload: annisa-sasa

Post on 12-Feb-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

BAB IPENDAHULUAN

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas emosional dan perilaku yang

menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari. Kepribadian merupakan kata yang menun-

jukan pola perilaku yang menetap pada diri seseorang dan juga cara orang tersebut dalam

merasakan sesuatu. Karakter kepribadian secara mencolok membedakan diri seseorang den-

gan orang lain. Kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Gangguan kepribadian adalah

suatu varian dari sifat karakter seseorang yang tidak seperti umumnya yang ditemukan pada

sebagian besar orang. Sifat kepribadian yang tidak fleksibel dan maladaptif dapat menye-

babkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan bagi seseorang.1

Gangguan kepribadian yang merupakan pola kronis dari perasaan dan tingkah laku se-

cara mencolok menyimpang dari kebiasaan dan harapan yang berlaku dalam kehidupan, baik

norma secara kelompok atau pribadi. Mereka yang mengalami gangguan kepribadian cen-

derung akan berperilaku kaku, tidak fleksibel, dan maladaptif, sehingga menyebabkan pen-

derita pada hilangnya fungsi mental seperti terjadinya perasaan sedih yang bersifat merusak

dalam diri penderita.1

Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan menyangkal

masalahnya dibandingkan dengan orang dengan gangguan kecemasan, gangguan depresif,

atau gangguan obsesif, atau gangguan obsesif-kompulsif. Gejala gangguan kepribadian

adalah aloastik yaitu dapat diterima oleh ego orang tersebut. Mereka dengan gangguan

kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku maladaptifnya, karena orang tersebut tidak

secara rutin merasakan sakit dari apa yang dirasakan oleh masyarakat sebagai gejalanya,

mereka sering kali dianggap sebagai tidak bermotivasi untuk pengobatan dan tidak mempan

terhadap pemulihan.1

Setiap orang mempunyai sifat curiga, sedikit atau banyak. Sifat ini masih “normal” jika masih dapat diterima oleh lingkungan sosial individu serta ia sendiri dan lingkungannya

masih tidak merasa terganggu. Ada yang sifat curiganya di perbatasan, masih rasional. Akan

tetapi asa individu yang sifat curiganya begitu besar, sudah diluar proporsi dari situasi dan

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

1

Page 2: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

lingkungan ( bukan tidak realistik) sehingga merugikan individu itu sendiri dan masyarakat.

Dalam hal ini dapat dikatakan ia sudah mempunyai gangguan kepribadian paranoid.3

Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu ganggguan kepribadian dengan sifat

curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain dilihat sebagai

seorang aggressor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai

pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai

akibat rasa proyeksi rasa bermusuhanya sendiri. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman

dan mendapatkan banyak musuh.3

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

2

Page 3: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu kondisi kesehatan mental di mana seseo-

rang memiliki pola jangka panjang ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap orang lain,

tetapi tidak memiliki latar belakang psikotik gangguan seperti skizofrenia. 1

Menurut W.F. Maramis dalam bukunya ‘Catatan Kedokteran Jiwa’  Kepribadian

paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol, orang

seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain yang dilihatnya dianggap sebagai agresor

terhadapnya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering

ia mengancam orang lain sebagai akibat dari proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Dengan

demikian ia kehilangan banyak teman dan mendapatkan banyak musuh.5

Terdapat banyak jenis gangguan kepribadian yang dapat menyerang mental seseo-

rang, salah satunya adalah gangguan kepribadian paranoid, yang mana berbentuk kesalahan

dalam mengartikan perilaku orang lain sebagai suatu hal yang bertujuan menyerang atau

merendahkan dirinya. Gangguan biasa muncul pada masa dewasa awal yang mana meru-

pakan manifestasi dari rasa tidak percayadan kecurigaan yang tidak tepat terhadap orang lain

sehingga menghasilkan kesalahpahaman atas tindakan orang lain sebagai sesuatu yang akan

merugikan dirinya.(5)

Para penderita gangguan kepribadian paranoid cenderung tidak memiliki kemampuan

untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang lain, selain itu mereka

pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada

dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara berlebihan.

Penderita akan merasa sangat tidak nyaman untuk berada bersama orang lain, walaupun di

dalam lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang hangat dan ramah. Dimana

dan bersama siapa saja mereka akan memiliki perasaan ketakutan akan dikhianati dan diman-

faatkan oleh orang lain.5

2.2 EpidemiologiGangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

3

Page 4: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

Prevelansi dari gangguan kepribadian paranoid telah dilaporkan 0.5% - 2.5% pada

populasi umum, 10% - 30% pada mereka yang rawat inap pada bagian kejiwaan, dan 2% -

10% pada mereka yang rawat jalan pada bagian kejiwaan.3

2.3 Etiologi

Penyebab gangguan kepribadian paranoid tidak diketahui. Gangguan ini tampaknya

lebih umum dalam keluarga dengan gangguan psikotik seperti skizofrenia dan gangguan

delusi. Hal ini menunjukkan gen mungkin terlibat. Faktor-faktor lingkungan mungkin

memainkan peran juga. Kondisi ini tampaknya lebih sering terjadi pada pria.1

Beberapa perilaku yang terpengaruh dari kultursosial atau keadaan kehidupan tertentu

mungkin dapat secara salah dikatakan paranoid dan mungkin dapat lebih ditegakkan dengan

proses dari evaluasi klinis. Anggota dari grup minoritas, imigran, pengungsi potilikal dan

ekonomi, atau pribadi dari latar belakang etnis yang berlainan mungkin dapat menunjukkan

perilaku berjaga-jaga atau defensif oleh karena ketidakpahaman (seperti keterbatasan bahasa

atau kurangnya pengetahuan akan peraturan dan regulasi setempat) atau respon dari perasaan

ditelantarkan atau berbeda dengan mayoritas masyarakat. Perilaku ini dapat, pada saatnya,

menghasilkan kemarahan dan frustrasi pada mereka yang berurusan dengan pribadi ini, yang

akhirnya menciptakan lingkaran setan dari saling tidak percaya, yang seharusnya tidak disala-

hartikan dengan gangguan kepribadian paranoid. Beberapa grup etnis tertentu juga menun-

jukkan perilaku kultural yang dapat disalahartikan sebagai paranoid.2

Gangguan kepribadian paranoid bisa muncul awalnya pada anak-anak dan remaja

dengan sifat menyendiri, hubungan antar masyarakat yang kurang, kecemasan sosial, hasil

yang kurang di sekolah, hipersensitivitas, pikiran dan bahasa yang aneh, dan merasa diri is-

timewa. Anak-anak ini bisa muncul sebagai orang yang "aneh" atau "eksentrik" dan mengun-

dang gangguan dari yang lain. Pada contoh klinis, gangguan ini dapat muncul lebih sering

pada laki-laki.4

Faktor Genetika

Bukti yang terbaik bahwa faktor genetika berperan terjadap timbulnya gang-

guan kepribadian berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan

kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk

gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggidibandingkan kembar dizig-

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

4

Page 5: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

otik. Selain itu, menurut satu penelitian tentang panilaian multiple kepribadian tem-

peramen, minat okupasional dan waktu luang,dan sikap social, kembar monozigotik

yang dibesarkan terpisah adalah kira-kirasama dengan kembar monozigotik yang

dibesarkan bersama-sama.4

Gangguan kepribadian kelompok A (paranoid, schizoid, dan skizotipal)

adalah lebih sering ditemukan pada sanak saudara biologis dari pasien ski-

zofrenik dibandingkan kelompok kontrol. Secara bermakna lebih banyak sanak

saudara dengan gangguan kepribadian skizotipal ditemukan di dalam riwayat keluar-

gaorang dengan skizofrenia dibandingkan kelompok kontrol. Korelasi yang

lebih jarang ditemukan antara gangguan kepribadian paranoid atau schizoid dan ski-

zofrenia.(4)

Faktor Temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak

mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Sebagai

contoh,anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami gang-

guan kepribadian menghindar. Gangguan kepribadian tertentu mungkin berasal dari

kesesuaian parental yang buruk yaitu ketidaksesuaian antara temperamen dan cara

membesarkan anak. Sebagai contoh, seorang anak yang pencemas dibesarkan oleh ibu

yang pencemas.1

Faktor Biologis

Hormon, orang yang menunjukkan sifat impulsif sering kali juga menun-

jukkan peningkatan kadar testosteron, 17 estradiol, dan estrone. Neorotransmitter, en-

dorfin memiliki efek yang serupa dengan morfin eksogen, termasuk analgesia dan

supresi rangsangan.1

Faktor Psikoanalitik 

Sigmund Freud pada awalnya menyatakan bahwa sifat kepribadian

adalah berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikosek-

sual. Sebagai contoh, suatu karakter oral adalah pasif dan dependen karena terfik-

sasi pada stadium oral, dimana ketergantungan pada orang lain untuk asupan

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

5

Page 6: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

makanan adalah menonjol. Karakter anal adalah keras keapala, kikir, dan sangat teliti

karena perjuangan di sekitar latihan toilet selama periode anal.1

2.4 Gambaran klinis

Gangguan ini mempunyai sifat curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin

agresif dan setiap orang lain dilihat sebagai seorang agresor terhadapnya, ia harus memperta-

hankan dirinya terhadap ancaman dari luar. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh un-

tuk menjaga harga diri. Ia cenderung merasa dirinya penting secara berlebihan dan sering

merujuk kepada dirinya sendiri. Sebagai proyeksi rasa permusuhannya sendiri, sering ia men-

gancam orang lain. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman dan mendapatkan banyak

musuh. Ia menolak untuk memaafkan, biarpun kesalahan orang lain yang hanya mengenai

masalah kecil.2

Pribadi dengan gangguan kepribadian paranoid biasanya sulit untuk bergaul dan ser-

ing mempunyai masalah dengan hubungan yang dekat. Mereka mempunyai kecurigaan yang

besar dan sikap permusuhan di ekspresikan berlebihan dalam argumentasi, pada keluhan yang

berulang, atau dengan diam, sikap acuh tak acuh yang bermusuhan. Karena mereka terlalu

waspada pada bahaya yang potensial, mereka bisa menjadi hati-hati, rahasia, atau berke-

lakuan tidak terang-terangan dan terlihat dingin dan kurang mempunyai sifat yang lembut.

Walaupun mereka terlihat objektif, rasional, dan tidak mempunyai emosi, mereka sering lebih

sering menampilkan afek yang labil, dengan sikap bermusuhan, keras kepala, dan sikap

sarkastik yang mendominasi. Sikap permusuhan dan curiga mereka bisa memancing per-

musuhan dari orang lain, pada akhirnya akan menjadi suatu kondisi pembenaran dari kecuri-

gaan awal mereka.2

Karena pribadi dengan gangguan kepribadian paranoid kurang mempercayai orang

lain, mereka mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam memenuhi sendiri kebutuhannya

dan mempunyai rasa yang kuat dalam kemandirian. Mereka juga membutuhkan tingkat kon-

trol yang tinggi pada hal-hal disekitarnya. Mereka sering kaku, kritis pada orang lain, dan

tidak dapat bekerjasama, biarpun mereka sangat kesulitan dalam menerima kritik. Mereka

menyalahkan orang lain untuk kelalaiannya sendiri. Dalam kepribadian paranoid kita mene-

mukan secara berlebihan kecenderungan yang secara umum, yaitu suka melemparkan kesala-

han dan tanggung jawab kepada orang lain, menolak apriori sifat-sifat orang lain yang tidak

memenui ukuran yang telah dibuatnya sendiri. Untuk mempertahankan rasa harga diri, dibu-Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

6

Page 7: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

atnya keterangan yang tidak masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya tetapi yang hanya

memuaskan emosinya sendiri. Sering diduganya bahwa orang lain yang tidak adil,

bermusuhan dan agresif.2

Karena kecekatan mereka untuk menyerang balik sebagai respons pada ancaman

yang mereka terima dari sekitar mereka, mereka dapat suka berperkara dan sering terlibat

dalam sengketa hukum. Pribadi dengan gangguan ini mencari pembenaran dari kecurigaan

mereka tidak perduli orang atau situasi yang mereka hadapi, mencap motivasi yang jahat dari

orang lain sebagai reaksi atas ketakutan mereka. Mereka mungkin menunjukkan kecurigaan

tersembunyi, fantasi yang berlebihan yang tidak realistis, yang sering berhubungan dengan

isu-isu kekuasaan dan peringkat, dan mereka cenderung mengembangkan menyamakan se-

mua orang itu negatif, terutama mereka yang dari grup populasi yang terpisah dari mereka.5

Terutama pada respon ke stress, pribadi dengan gangguan ini mungkin mengalami

episode psikotik yang sangat singkat (menit sampai jam). Pada keadaan tertentu, gangguan

kepribadian paranoid bisa menjadi faktor premorbid dari gangguan delusi atau schizophrenia.

Pribadi dengan gangguan ini bisa mengembangkan depresi berat dan beresiko tinggi untuk

agoraphobia (rasa takut terhadap ruang terbuka) dan gangguan obsesi kompulsif. Alkohol dan

zat-zat adiktif lainnya yang disalahgunakan sering digunakan. Kondisi yang paling umum

menyertai gangguan kepribadian adalah schizotypal, schizoid, narcissistic, tindakan menghin-

dar, dan perbatasan.3

Gejala inti gangguan kepribadian paranoid adalah ketidakpercayaan umum orang lain.

Komentar dan tindakan bahwa orang sehat tidak akan memperhatikan tampil sebagai penuh

penghinaan dan ancaman terhadap seseorang dengan gangguan tersebut. Namun, secara

umum, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tetap berhubungan dengan realitas;

mereka tidak memiliki salah satu dari halusinasi atau delusi terlihat pada pasien dengan

psikosis. Namun demikian, kecurigaan mereka bahwa orang lain bermaksud menyakiti atau

mengeksploitasi mereka begitu meresap dan intens bahwa orang-orang dengan gangguan

kepribadian paranoid sering menjadi sangat terpencil. Mereka menghindari interaksi sosial

yang normal. Dan karena mereka merasa tidak aman dalam apa yang merupakan dunia yang

sangat mengancam bagi mereka, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid mampu men-

jadi kekerasan. Komentar berbahaya, lelucon tidak berbahaya dan komunikasi sehari-hari lain

sering dianggap sebagai penghinaan. Karena mereka terus-menerus mempertanyakan moti-

vasi dan kepercayaan orang lain, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tidak cen-

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

7

Page 8: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

derung untuk  berbagi keintiman. Mereka takut informasi tersebut dapat digunakan un-

tuk melawan mereka. Akibatnya, mereka menjadi bermusuhan dan tidak bersahabat, argu-

mentatif atau menyendiri. Ketidaknyamanan mereka sering menarik tanggapan negatif dari

orang di sekitar mereka. Menampik ini menjadi "bukti" didalam pikiran pasien bahwa orang

lain, memang, bermusuhan dengan mereka.Mereka memiliki wawasan sedikit menjadi efek

dari sikap dan perilaku interaksi mereka umumnya tidak berhasil dengan orang lain. Ketika

ditanya apakah mereka bertanggung jawab untuk interaksi negatif yang mengisi hidup

mereka, orang-orang dengan gangguan kepribadian paranoid cenderung untuk menempatkan

semua menyalahkan orang lain.(4)

Ciri-ciri lainnya seperti mempertanyakan motif tersembunyi di dalam orang lain,

perasaan kepastian,tanpa pembenaran atau bukti, bahwa orang lain bermaksud menyakiti atau

mengeksploitasi mereka isolasi social, agresivitas dan permusuhan, sedikit atautidak ada rasa

humor.(6)

2.5 Diagnosis

Pedoman diagnostic menurut PPDGJ-III

Gangguan kepribadian paranoid merupakan gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :

a. Kepekaan berlebian untuk tetap menyimpang terhadap kegagalan dan penolakan

b. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk

memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil

c. Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman

dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai

suatu sikap permusuhan atau penghinaan

d. Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi

yang ada (actual situation)

e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dsara ( justification) tentang kesetiaan seksual

dari pasangannya

f. Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifes-

tasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri ( self referential attitude)

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

8

Page 9: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substansif

dari suatu peristiwa baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada

umumnya

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.3

2.6. Diagnosis Banding

Gangguan kepribadian paranoid dapat juga dibedakan dengan gangguan delusi tipe

penganiayaan, schizophrenia tipe paranoid, dan gangguan mood dengan psikotik, karena

gangguan-gangguan ini berkarateristik oleh adanya periode psikotik yang berkelanjutan

(seperti delusi dan halusinasi). Untuk memberi diagnosis tambahan gangguan kepribadian

paranoid, gangguan kepribadiannya harus telah muncul sebelum onset gejala psikotik dan

harus terus menerus ada selama gejala psikotik berkurang. Ketika suatu pribadi mempunyai

axis I gangguan psikotik kronik (seperti schizophrenia) yang didahului oleh gangguan keprib-

adian paranoid, gangguan kepribadian paranoid harus ditulis pada axis II, disusul oleh faktor

"premorbid" didalam kurung.3

Gangguan kepribadian paranoid harus dibedakan dengan perubahan kepribadian

oleh karena kondisi medikal umum, dimana ciri-cirinya muncul karena efek langsung dari

kondisi medis umum pada sistem saraf pusat. Juga harus dibedakan dengan gejala yang

mungkin bisa muncul berhubungan dengan penggunaan suatu zat secara terus menerus

(seperti gangguan karena penggunaan kokain). Terakhir, juga harus dibedakan dengan ciri-

ciri paranoid yang berhubungan dengan keterbatasan fisik (seperti tunarungu).3

Gangguan kepribadian lainnya mungkin bisa disalahartikan dengan gangguan keprib-

adian paranoid karena mereka mempunyai beberapa kesamaan gejala. Oleh karena itu penting

adanya untuk membedakan diantara gangguan-gangguan ini berdasarkan terhadap gejala

yang khas. Namun, jika seseorang mempunyai kepribadian yang memenuhi kriteria satu atau

lebih gangguan kepribadian disamping gangguan kepribadian paranoid, semuanya dapat didi-

agnosa sekaligus. Gangguan kepribadian paranoid dan gangguan kepribadian schizotypal

sama-sama mempunyai tanda seperti kecurigaan, sikap acuh – tak acuh terhadap orang lain,

dan ide paranoid, tetapi gangguan kepribadian schizotypal juga mempunyai gejala lain seperti

pikiran ajaib, pengalaman persepsi yang luar biasa, dan pikiran dan omongan aneh. Orang

dengan perilaku yang memenuhi gangguan kepribadian schizoid sering dilihat sebagai seseo-Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

9

Page 10: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

rang yang aneh, eksentrik, dingin, dan acuh - tak acuh, tetapi mereka biasanya tidak mempun-

yai ide paranoid yang menonjol. Kecenderungan seseorang dengan gangguan kepribadian

paranoid untuk bereaksi pada sedikit rangsangan dengan kemarahan juga terlihat pada gang-

guan kepribadian histrionic dan borderline. Tetapi, gangguan ini tidak berhubungan dengan

kecurigaan yang mendalam. Orang dengan gangguan kepribadian menghindar mungkin juga

enggan bersama orang lain, tetapi lebih kepada ketakutan dipermalukan atau ditemukan keti-

dakmampuannya dari pada niat jahat oleh orang lain. Walaupun perilaku antisosial mungkin

dapat terdapat pada beberapa orang dengan gangguan kepribadian paranoid, hal ini tidak bi-

asanya dipengaruhi oleh kepuasan pribadi atau memanfaatkan orang lain seperti pada gang-

guan kepribadian antisosial, tetapi lebih kepada keinginan untuk membalas dendam. Orang

dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin dalam beberapa waktu menunjukkan kecuri-

gaan, penarikan diri dari sosial, atau pengasingan, tetapi hal ini dipengaruhi terutama oleh ke-

takutan ketidaksempurnaan atau kecacatan mereka terbongkar.3

Ciri-ciri paranoid mungkin beradaptasi, terutama pada lingkungan yang mengancam.

Gangguan kepribadian paranoid seharusnya didiagnosa hanya ketika ciri-ciri ini tidak fleksi-

bel, salah beradaptasi, dan tetap ada dan menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan

atau menyusahkan.1

Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari gangguan delusional

karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. Keadaan

ini dapat dibedakan dari skizofrenia paranoid karena halusinasi dan pikiran formal tidak dite-

mukan pada gangguan kepribadian paranoid. Gangguan kepribadian paranoid dapat

dibedakan dari gangguan kepribadian ambang karena pasien paranoid jarang mampu terlibat

secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien ambang.

Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat perilaku antisosial.

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid adalah menarik diri dan menjauhkan diri tetapi

tidak memiliki gagasan paranoid.(4)

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

10

Page 11: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

2.7 Terapi

Bila diminta bantuan untuk orang gangguan kepribadian paranoid,maka dalam

bimbingan dititik beratkan pada pengalaman subjektifnya dalam interaksi dengan dokter dan

jangan sering membantah kecurigaannya.(1)

Psikoterapi

Psikoterapi adalah pengobatan yang terpilih. Ahli terapi harus langsung dalam

menghadapi pasien. Jika ahli terapi dituduh tidak konsisten atau gagal, seperti terlam-

bat untuk suatu perjanjian, kejujuran dan permintaan maaf adalah lebih baik daripada

penjelasan yang membela diri. Ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran dan tol-

eransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan. Dengan

demikian psikoterapi individual memerlukan gaya professional dan tidak terlalu

hangat dari pihak ahli terapi. Pasien paranoid tidak  bekerja baik dalam psikoterapi

kelompok, mereka juga tidak mungkinmentoleransi intrusivitas terapi perilaku. Klinisi

yang terlalu banyak menggunakan interpretasi khususnya interpretasi mengenai

perasaan ketergantungan yang dalam, masalah seksual, dan keinginan untuk keinti-

man, secara jelas meningkatkan ketidakpercayaan pasien.4

Pada suatu waktu, perilaku pasien dengan gangguan kepribadian paranoid

menjadi sangat mengancam sehingga ahli terapi harus mengendalikannya atau menen-

tukan batas dalam hal tersebut. Tuduhan delusional harus dihadapi dengancara yang

realistik tetapi jelas tanpa menghina pasien. Pasien paranoid terlandaketakutan jika

mereka merasa bahwa orang yang akan mencoba menolong merekaadalah lemah dan

tidak berdaya; dengan demikian, ahli terapi tidak boleh mengancam mengambil

kendali kecuali mereka berdua mau dan mampu melakukannya.1 Terapi perilaku telah

digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosialdan umtuk menghilangkan kecuri-

gaan terhadap permainan pasien.4

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

11

Page 12: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

Farmakoterapi

Farmakoterapi adalah berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan.

Pada sebagian besar kasus suatu obat antiansietas seperti diazepam (valium) adalah

memadai. Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan suatu antipsikotik, seperti thiori-

dazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode

singkat untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat an-

tipsikotik pimozide (Orap) telah digunakan secara berhasil menurunkan gagasan para-

noid pada beberapa pasien.(4)

2.8 Prognosis

Hasil biasanya tergantung pada apakah orang itu mau menerima bantuan. Terapi

bicara dan obat kadang-kadang dapat mengurangi paranoid dan membatasi dampaknya pada

fungsi sehari-hari seseorang. (1)

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

12

Page 13: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

Gangguan kepribadian paranoid adalah suatu ganggguan kepribadian dengan sifat

curiga yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang lain dilihat sebagai

seorang aggressor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai

pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai

akibat rasa proyeksi rasa bermusuhanya sendiri. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman

dan mendapatkan banyak musuh.3

Farmakoterapi adalah berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada seba-

gian besar kasus suatu obat antiansietas seperti diazepam (valium) adalah memadai. Tetapi

mungkin perlu untuk menggunakan suatu antipsikotik, seperti thioridazine (Mellaril) atau

haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani agitasi

parah atau pikiran yang sangat delusional. Obat antipsikotik pimozide (Orap) telah digunakan

secara berhasil menurunkan gagasan paranoid pada beberapa pasien.(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan,HI, Sadock,BJ, dan Greb,JA. Gangguan Kepribadian: Dalam dr. IMade

Wiguna S (eds). Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis Jilid Dua. Edisi. Jakarta: Bina RupaAksara Publisher 2010;

258-265.Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

13

Page 14: 145450783-Referat-Gangguan-Kepribadian-Paranoid.docx

2. Muslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa , Rujukan Ringkas dari

PPDGJ-IIII. Jakarta. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2001

2. Puri,Paul,Ian,Buku Ajar Psikiatri,Edisi2,Jakarta.Penerbit buku kedokteran

EGC.2008

3. Elvira,Gitayanti.Buku Ajar Psikiatri,Badan Penerbit Fakultas Kedokteran In-

donesia,Jakarta.2010

4. Tomb.David A,Buku Saku Psikiatri,Edisi 6,Penerbit Buku Kedokteran EGC

Gangguan Kepribadian ParanoidPembimbing: dr. Mawar Gloria Tarigan,Sp.KJ

14