12.pemeriksaan dan penyidikan pajak
DESCRIPTION
from Wirawan B Ilyas & Richard Bourton 5th EditionTRANSCRIPT
Project 12
1. Hasana Dina Wahidah / F03110582. Andhika Henny Nusantari / F0312009
3. Rosita Putri Diani / F0312109
PEMERIKSAANDAN PENYIDIKAN PAJAK
PEMERIKSAAN PAJAK
PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMERIKSAAN PAJAK
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Tujuan pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan WP dan untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN
1. Petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan
dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksa serta memperlihatkan kepada
WP yang diperiksa
2. WP yang diperiksa wajib : memperlihatkan dan atau meminjamkan buku
atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP,
atau objek yang terutang pajak; memberikan kesempatan untuk
memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi
bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan memberikan keterangan lain
yang diperlukan
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN (lanjutan…)
3. Buku catatan, dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain wajib
dipenuhi oleh WP paling lama 1 bulan sejak permintaan disampaikan
4. Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen
serta keterangan yang diminta, WP terikat oleh suatu kewajiban untuk
merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan
pemeriksaan
5. Dirjend Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruang
tertentu serta barang bergerak dan atau tidak bergerak apabila WP tidak
memenuhi kewajiban
RUANG LINGKUP DAN JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Lapangan
Meliputi suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak, untuk tahun
berjalan dan atau tahun sebelumnya dan atau untuk tujuan lain yang
dilakukan di tempat WP. Dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan lengkap
atau sederhana.
2. Pemeriksaan Kantor
Meliputi suatu jenis pajak tertentu baik tahun berjalan dan atau tahun
sebelumnya yang dilakukan di kantor Dirjend Pajak. Pemeriksaan ini hanya
dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan sederhana
PEMERIKSAAN LENGKAP DAN SEDERHANA
1. Pemeriksaan Lengkap
Adalah yang dilakukan di tempat WP dengan menerapkan teknik-teknik
pemeriksaan yang lazim digunakan dalam pemeriksaan pada umumnya.
Pemeriksaan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 2 bulan dan dapat
diperpanjang paling lama 8 bulan.
2. Pemeriksaan Sederhana Lapangan
Adalah pemeriksaan pajak meliputi seluruh jenis pajak dan atau tujuan
lain baik tahun berjalan dan atau tahun sebelumnya dengan menerapkan
teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana.
Pemeriksaan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 1 bulan dan dapat
diperpanjang paling lama 2 bulan
PEMERIKSAAN LENGKAP DAN SEDERHANA (Lanjutan…)
3. Pemeriksaan Sederhana Kantor
Adalah pemeriksaan pajak meliputi seluruh jenis pajak tertentu untuk
tahun berjalan dan atau tahun sebelumnya yang dilakukan dengan
menerapkan teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang
sederhana. Pemeriksaan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 4 minggu
dan dapat diperpanjang paling lama 6 minggu
PENGELOMPOKAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
Pelaksanaan pemeriksaan dikelompokkan sesuai dengan sifatnya, yaitu :
1. Pemeriksaan Rutin
Yaitu pemeriksaan yang dapat langsung dilakukan oleh unit pemeriksa
tanpa harus ada persetujuan terlebih dahulu dari unit atasan, biasanya
harus segera dilakukan terhadap SPT lebih bayar, SPT rugi, dan SPT yang
menyalahi penggunaan norma penghitungan
2. Pemeriksaan Khusus
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan setelah ada persetujuan atau
instruksi dari unit atasan dalam hal : terdapat bukti bahwa SPT yang
disampaikan WP tidak benar, WP melakukan tindak pidana perpajakan,
dan sebab lain berdasar instruksi Dirjend Pajak atau kepala kantor wilayah
TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN PAJAK
Teknik pemeriksaan merupakan cara pembuktian data dari metode
pemeriksaan.
Menurut Theodorus M Tuannakota, teknik pemeriksaan adalah cara
mendapatkan pembuktian dan dikenal dengan istilah memeriksa,
menganalisis, mengecek, membandingkan, konfirmasi, voting, menginpeksi,
merekonsiliasi, testing atau sampling, menelusuri, dan memeriksa dokumen
dasar.
Hal yang membedakan pemeriksaan pajak dengan pemeriksaan yang
dilakukan oleh akuntan publik yaitu pemeriksaan pajak mempunyai
kewenangan untuk mencari dan mengalihkan pendapatan yang tersembunyi
di luar pembukuan dan lebih memfokuskan pemeriksaan secara mendalam
terhadap bidang-bidang yang diragukan kebenarannya.
TEKNIK DAN METODE PEMERIKSAAN PAJAK (lanjutan…)
Sementara itu, metode yang digunakan dalam melaksanakan pemeriksaan
pajak ada 2, yaitu :
1. Metode Langsung, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguji
kebenaran angka-angka dalam Surat Pemberitahuan, laporan keuangan,
buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen pendukung sesuai dengan
proses pemeriksaan
2. Metode Tidak Langsung, yaitu metode yang dilakukan dengan cara
pengujian atas kebenaran angka-angka dalam Surat Pemberitahuan secara
tidak langsung melalui suatu pendekatan penghitungan tertentu
mengenai penghasilan dan biaya. Metode ini merupakan pelengkap
metode langsung.
PENYIDIKAN PAJAK
Penyidikan tindak
pidana perpajakan hanya
dapat dilakukan oleh
pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di lingkungan
Dirjend Pajak yang diberi
wewenang khusus sebagai
penyidik tindak pidana di
bidang perpajakan
WEWENANG PENYIDIK
Wewenang penyidik antara lain sebagai berikut :
1. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan
tindak pidana perpajakan agar lebih lengkap dan jelas
2. Meminta keterangan dan bahan bukti sehubungan tindak pidana pajak
3. Melakukan penggeledahan serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
tersebut
4. Meminta bantuan tenaga ahli dalam pelaksanaan tugas penyidikan
5. Melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung, dan lain sebagainya
WEWENANG PENYIDIK(Lanjutan…)
Tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh penyidik, antara lain :
1. Tidak terdapat cukup bukti
2. Peristiwanya bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan
3. Peristiwanya telah daluwarsa
4. Tersangkanya meninggal dunia
5. Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menkeu,
Jaksa Agung, dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan paling lama 6 bulan sejak tanggal surat permintaan
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Penyidikan dihentikan dalam hal :
1. Tidak terdapat cukup bukti
2. Peristiwanya bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan
3. Peristiwanya telah daluwarsa
4. Tersangkanya meninggal dunia
5. Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menkeu, Jaksa
Agung, dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan paling lama 6 bulan sejak tanggal surat permintaan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH