[123doc.vn] perancangan dan pengujian alat pengering jagung dengan tipe cabinet dryer untuk...
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
1/115
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
2/115
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
3/115
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
4/115
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING JAGUNG
DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK
KAPASITAS 9 kg PER-SIKLUS
YUDA PRATAMA ATMAJA
NIM. 050401079
Telah Diketahui Oleh:
Pembimbing/Penguji
Prof. Dr. Ir. Farel H. Napitupulu, DEANIP. 1951 0906 1978 031002
Penguji I Penguji II
Ir. Isril Amir Ir. Zamanhuri MT
NIP. 1945 10271974121001 NIP. 194511051971061001
Diketahui Oleh:
Ketua Depertemen Teknik Mesin
Dr.-Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri
NIP.196412241992111001
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
5/115
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
6/115
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
7/115
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
8/115
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
9/115
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang
telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Tugas ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan mencapai
gelar sarjana di Fakultas Teknik, Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera
Utara. Adapun yang menjadi judul Skripsi ini yaitu Perancangan Dan Pengujian
Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 kg Per-
Siklus".
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat dukungan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Farel H. Napitupulu DEA, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyelesaikan
Tugas Sarjana ini.
2.
Bapak DR. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik USU.
3.
Bapak Tulus Burhanuddin ST. MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik USU.
4. Bapak Ir. Isril Amir, selaku dosen penguji pada sidang tugas sarjana penulis.
5. Bapak Ir. Zamanhuri MT, selaku dosen penguji pada sidang tugas sarjana penulis.
6. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik USU.
7. Orang tua penulis, Ir. Darwin Atmaja dan Magdalena Rangkuty, yang selalu
memberikan penulis nasehat-nasehat serta doa selama studi di Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik USU.
8. Adik penulis, Ria Pratiwi Atmaja, yang selalu memberikan dukungan pada
penulis.
9. Rekan rekan mahasiswa Departemen Teknik Mesin FT USU stambuk 2005 yang
selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi
penulis.
10.
Teman teman seperjuangan (Mora, Qurthubi dan Elwin) yang selalu bersamapenulis dalam tugas sarjana ini.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
10/115
Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam Skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk penyempurnaan Skripsi ini. Sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan banyak
terima kasih.
Medan, Januari 2010
Penulis,
Yuda Pratama Atmaja
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
11/115
ABSTRAK
Para petani di Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraria, umumnya masih
menangani pra dan pasca panen hasil pertaniannya dengan cara yang sangat
tradisional. Ciri utama dari cara tradisional adalah perlakuannya yang masih sangat
tergantung kepada alam. Pengeringan suatu produk pertanian adalah suatu bentuk
penanganan pasca panen yang cukup banyak mendapat perhatian para peneliti. Hal ini
dikarenakan dua hal, pertama dengan proses pengeringan yang baik, akan diperoleh
hasil pertanian yang dapat disimpan relatif lebih lama, sehingga meningkatkan nilai
ekonominya. Dan kedua, proses pengeringan termasuk salah satu proses yang cukup
banyak menggunakan energi. Proses pengeringan yang masih umum dilakukan petani
di Indonesia adalah pengeringan dengan mengandalkan matahari sebagai sumber
energi utamanya. Sementara, perubahan cuaca yang bisa terjadi sangat tiba-tiba akan
mengganggu proses yang diinginkan. Tentu saja hal ini tidak mendukung tuntutan
kualitas hasil pertanian yang sudah semakin tinggi atau sudah menetapkan standar
yang harus dipenuhi secara nasional. Berdasarkan fakta inilah, maka sangat diperlukan
suatu alat untuk proses pengeringan yang menggunakan tenaga alternatif selain
matahari.Pada tugas akhir ini saya mengusulkan suatu rancangan alat pengering
pertanian dengan menggunakan minyak tanah dan kayu bakar sebagai pengganti
energi matahari. Alat yang dirancang adalah Tipe Cabinet Dryer yang dapat
digunakan secara siklus dan tidak tergantung kepada kondisi cuaca sebagai syarat
utama. Sebagai produk yang dikeringkan saya memilih jagung, salah satu produk yang
banyak dijumpai di masyarakat dan juga merupakan salah satu sumber kalori yang
tinggi sehingga banyak dikonsumsi. Setelah dipanen, umumnya kadar air yang
dikandung jagung adalah sekitar 35-40 % berat. Jika kondisi dibiarkan beberapa lama
setelah dipanen, akan menyebabkan jagung tersebut cepat membusuk akibat
pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Standar Nasional Indonesia, jika kadar air
dari jagung tersebut diturunkan menjadi 17 % berat, maka proses perkembangan
mikroorganisme akan melambat dan pembusukan akan tertunda atau bahkan terhenti
untuk beberapa lama.
Alat pengering ini dirancang dengan menggunakan jagung sebagai produk
yang dikeringkan dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 9 kg per siklus. Setelah
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
12/115
dirancang alat ini diuji dengan menggunakan produk dan kapasitas yang sama dengan
rancangan. Jagung tongkol yang baru dipanen dimasukkan kedalam mesin pengering,
kemudian sumber energi untuk pengeringan yang diuji adalah kayu bakar dan minyak
tanah. Alasan utama pemilihan sumber energi ini adalah ketersediannya yang cukup di
daerah pedesaan dimana para petani tinggal. Medium pengering yang digunakan pada
pengujian ini adalah uap air sebagai pengganti udara. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas pengangkutan energi dari sumber pemanas dibanding jika
harus menggunakan udara biasa. Parameter yang diuji adalah distribusi suhu pada
produk yang dikeringkan, waktu pengeringan, kebutuhan air sebagai medium
pengering, kadar air produk, kebutuhan energi, dan analisa biaya. Dari uji
performance yang dilakukan kesimpulan utama penelitian ini adalah, pertama
pengeringan jagung dapat dilakukan pada Cabinet Dryeryang tidak tergantung pada
tenaga matahari dengan hasil yang memenuhi standar yang diinginkan, dan kedua
pengeringan dengan menggunakan kayu bakar lebih baik dari pada dengan
menggunakan minyak tanah.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
13/115
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBARAN PENGESAHAN DARI PEMBIMBING ........................................ .ii
LEMBARAN PERSETUJUAN DARI PEMBANDINGAN........................... ..... iii
LEMBARAN PERSETUJUAN DARI PENGUJI.......................................... ..... iv
SPESIFIKASI TUGAS ................................................................................... ...... v
LEMBARAN EVALUASI SEMINAR TUGAS AKHIR .............................. .... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ..... ix
ABSTRAK....................................................................................................... ..... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................ .... xv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ... xvi
DAFTAR NOTASI ......................................................................................... . xviii
BAB 1. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Tujuan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Manfaat Perancangan ............................................................................ 2
1.4. Batasan Masalah .................................................................................... 21.5. Sistematika Penulisan ............................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Singkat Jagung .......................................................................... 42.2. Proses Pengeringan................................................................................ 5
2.2.1. Pengeringan dengan Cara Alami ................................................. 52.2.2. Pengeringan dengan Udara Panas ................................................ 6
2.2.3. Pengeringan dengan Uap Air ...................................................... 72.3. Cabinet Dryer....................................................................................... 9
2.4. Standar Mutu Jagung ........................................................................... 102.5. Analisa Kadar Air ................................................................................ 11
2.6. Analisa Kebutuhan Energi Selama Proses Pengeringan........................ 122.7. Analisa Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan ............................... 14
2.8. Analisis Titik Impas (Break Even Point) .............................................. 14
BAB 3. PERANCANGAN ALAT PENGERING
3.1. Perancangan Tray ................................................................................ 163.2. Perancangan Ruang Bahan Pengeringan .............................................. 18
3.3. Perancangan Tempat Air yang Dipanaskan (Heater) ............................ 203.4. Perancangan Ruang Bakar ................................................................... 21
3.5. Hasil Akhir Perancangan Alat Pengering ............................................. 223.6. Prinsip Kerja Alat Pengering ............................................................... 24
3.7. Analisa PerformanceAlat Pengering yang Dirancang ......................... 263.8. Material yang Digunakan dalam Perancangan Alat Pengering ............. 32
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
14/115
3.9. Pelaksanaan Perancangan Alat Pengering ............................................ 33
BAB 4. PENGUJIAN ALAT PENGERING4.1. Tempat dan Waktu ............................................................................. 34
4.2. Peralatan yang Digunakan ................................................................... 34
4.3. Bahan .................................................................................................. 40
4.4. Prosedur Pengujian .............................................................................. 41
4.5. Variabel yang Diamati ......................................................................... 43
4.6. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 44
BAB 5. DATA DAN ANALISA5.1. Data Hasil Pengujian ........................................................................... 45
5.1.1. Data hasil pengujian dengan bahan bakar kerosin..................... 45
5.1.2. Data hasil pengujian dengan bahan bakar kayu bakar ............... 47
5.2. Analisa Data Hasil Pengujian .............................................................. 49
5.2.1. Distribusi suhu pada masing-masing tray................................. 49
5.2.2. Kebutuhan air selama proses pengeringan ................................ 505.2.3. Analisa kadar air jagung tiap traysetelah dikeringkan.............. 51
5.2.4. Analisa total energi yang dibutuhkan untukmengeringkan jagung per siklus .............................................. 57
5.2.5. Analisa kebutuhan bahan bakar yang digunakanselama proses pengeringan jagung ........................................... 65
5.3. Analisa Biaya Penggunaan Alat Pengering Per Siklus.......................... 665.3.1. Analisa biaya penggunaan alat pengering dengan
bahan bakar kerosin ................................................................. 665.3.2. Analisa biaya penggunaan alat pengering dengan
bahan bakar kayu bakar ........................................................... 685.3.3. Perbandingan analisa biaya berdasarkan bahan bakar
yang digunakan ....................................................................... 715.4. Total Perbandingan Bahan Bakar Kerosindengan Kayu Bakar ............ 73
5.4.1. Analisa Perbandingan Bahan Bakar Kerosindengan Kayu Bakar untuk Massa yang Sama ........................... 73
5.4.2. Total Perbandingan Bahan Bakar Kerosindengan
Kayu Bakar dari Hasil Pengujian pada saat ini ......................... 76
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 79
6.2. Saran .................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81
LAMPIRAN .................................................................................................... 82
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
15/115
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Syarat khusus jagung sesuai Standar Nasional Indonesia ................. 11
Tabel 3.1. Material yang diperlukan untuk membuat alat pengering ................. 33
Tabel 5.1. Distribusi suhu tiap tray.............................................................. .... 45
Tabel 5.2. Berat jagung tiap trayselama pengeringan berlangsung ................... 46
Tabel 5.3. Suhu rata-rata dan berat jagung setelah dikeringkan ......................... 46
Tabel 5.4. Distribusi suhu tiap tray................................................................... 47
Tabel 5.5. Berat jagung tiap trayselama pengeringan berlangsung ................... 47
Tabel 5.6. Suhu rata-rata dan berat jagung setelah dikeringkan ......................... 48
Tabel 5.7. Kadar air jagung kering menggunakan bahan bakar kerosin............. 55
Tabel 5.8. Kadar air jagung kering menggunakan bahan bakar kayu bakar ....... 56
Tabel 5.9. Total biaya produksi untuk pengeringan jagung tongkol per siklus .. 67
Tabel 5.10.Total biaya produksi untuk pengeringan jagung tongkol per siklus .. 69
Tabel 5.11.Perbandingan analisa biaya antara kerosin dengan kayu bakar
untuk saat ini ................................................................................... 72
Tabel 5.12.Perbandingan analisa biaya antara kerosin dengan kayu bakar
untuk pemakaian massa bahan bakar yang sama pada saat ini .......... 75
Tabel 5.13.Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang
digunakan saat ini memiliki massa yang sama ................................. 75
Tabel 5.14.Perbandingan alat pengering berdasarkan bahan bakar yang
digunakan saat ini selama pengeringan berlangsung......................... 76
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
16/115
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Penjemuran di bawah matahari langsung ........................................ 6
Gambar 2.2. Skema sistem pengering udara panas ............................................. 7
Gambar 2.3. Skema sistem pengeringan uap air ................................................. 9
Gambar 3.1. Bentuk Trayyang dirancang ................................................... .... 18
Gambar 3.2. Pola aliran udara yang terjadi .................................................. .... 18
Gambar 3.3. Ruang bahan pengeringan yang dirancang............................... .... 20
Gambar 3.4. Tempat Air yang Dipanaskan (Heater) .................................... .... 21
Gambar 3.5. Ruang bakar yang dirancang ................................................... .... 22
Gambar 3.6. Alat pengering yang dirancang ................................................ .... 23
Gambar 3.7. Laju aliran panas pengeringan dengan uap air ......................... .... 25
Gambar 3.8. Diagram alir pelaksanaan perancangan.................................... .... 33
Gambar 4.1. Alat pengering yang akan digunakan ....................................... .... 34
Gambar 4.2. Heater..................................................................................... .... 35
Gambar 4.3. Thermocouple Thermometer................................................... .... 36
Gambar 4.4. Thermo Anemometer............................................................... .... 37
Gambar 4.5. Relative Humidity Meter.............................................................. 38
Gambar 4.6. Thermometer............................................................................... 39
Gambar 4.7. Kompor Minyak Tanah ................................................................ 39
Gambar 4.8. Timbangan ................................................................................... 40
Gambar 4.9. Kayu Bakar ................................................................................ 40
Gambar 4.10. Jagung yang akan dikeringkan .................................................... 41
Gambar 4.11. Neraca kesetimbangan energi ...................................................... 43
Gambar 4.12. Diagram alir pelaksanaan penelitian ............................................ 44
Gambar 5.1. Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kerosin.......... 49
Gambar 5.2. Grafik distribusi suhu tiap tray untuk bahan bakar kayu bakar .... 49
Gambar 5.3. Grafik distribusi suhu tiap traykerosinvs kayu bakar ................. 50
Gambar 5.4. Grafik kadar air jagung kering tiap traybahan bakar kerosin ....... 55
Gambar 5.5. Grafik kadar air jagung kering tiap tray
bahan bakar kayu bakar .............................................................. 56
Gambar 5.6. Grafik kadar air jagung kering tiap traykerosinvs kayu bakar .... 57Gambar 5.7. GrafikBreak Even Pointpengeringan jagung bahan bakar kayu .. 71
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
17/115
Gambar 5.8. Grafik perbandingan analisa biaya kerosin vs kayu bakar
untuk saat ini ............................................................................... 72
Gambar 5.9. Grafik Analisa Alat Pengering Kerosin vs Kayu Bakar ............... 76
Gambar 5.10. Grafik Kebutuhan Energi Kerosin vs Kayu Bakar ....................... 77
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
18/115
DAFTAR NOTASI
LAMBANG KETERANGAN SATUAN
A Luas penampang dinding alat pengering m2
A1 Luas penampang 1 dinding alat pengering m2
A2 Luas penampang 2 dinding alat pengering m2
A3 Luas penampang 3 dinding alat pengering m2
BEP Break Even Point
cpair Panas jenis air kkal/kgoC
cpjagung Panas jenis jagung kkal/kgo
C
cpw Panas jenis udara basah kkal/m3 oC
T Temperatur rata rata udara pengeringoC
1x Tebal dinding alat pengering m
2x Tebal lapisan isolasi m
hfg Panas laten air kkal/kg
k1 Koefisien perpindahan kalor konduksi plat kkal/mhoC
k2 Koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi kkal/mhoC
N Lama pengeringan jam
NKBk Nilai kalor bakar bahan bakar kkal/kg
ar Massa jenis uap air ventilasi gr/m3
jagung Massa jenis jagung tongkol kg/m3
sa Massa jenis moisture jenuh pada Ta gr/m3
sd Massa jenis moisture jenuh pada Td gr/m3
Qd Kebutuhan energi untuk pengeringan jagung kkal
Ql Kebutuhan energi penguapan air jagung kkal
Qlt Energi yang hilang dari dinding dan
ventilasi ruang pengering kkal
Qlv Energi yang hilang dari ventilasi kkal/jam
Qlw Energi yang hilang melalui dinding box pengering kkal/jam
QT Total energi yang dibutuhkan untuk
mengeringkan jagung per siklus kkal
Qt Kebutuhanenergi pemanasan jagung kkal
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
19/115
Qw Kebutuhan energi pemanasan air jagung kkal
RHa Kelembaban relative udara luar %
RHd Kelembaban relative udara pengering rata-rata %
T Temperatur oC
Ta Temperatur awal jagungoC
Td Temperatur rata - rata udara pengeringoC
U Koefisien pindahan kalor menyeluruh kkal/m2hoC
V Debit udara ventilasi m3/s
v Kecepatan udara pengering diantara jagung m/s
Wf Berat kandungan air jagung akhir kg
wf Kadar air jagung kering %
Wi Berat air jagung awal kg
wi Kadar air jagung awal %
Wjb Berat jagung basah kg
Wjk Berat jagung kering kg
Wjo Berat jagung dengan kadar air 0% kg
Wr Berat air yang dipindahkan selama
proses pengeringan kg
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
20/115
ABSTRAK
Para petani di Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraria, umumnya masih
menangani pra dan pasca panen hasil pertaniannya dengan cara yang sangat
tradisional. Ciri utama dari cara tradisional adalah perlakuannya yang masih sangat
tergantung kepada alam. Pengeringan suatu produk pertanian adalah suatu bentuk
penanganan pasca panen yang cukup banyak mendapat perhatian para peneliti. Hal ini
dikarenakan dua hal, pertama dengan proses pengeringan yang baik, akan diperoleh
hasil pertanian yang dapat disimpan relatif lebih lama, sehingga meningkatkan nilai
ekonominya. Dan kedua, proses pengeringan termasuk salah satu proses yang cukup
banyak menggunakan energi. Proses pengeringan yang masih umum dilakukan petani
di Indonesia adalah pengeringan dengan mengandalkan matahari sebagai sumber
energi utamanya. Sementara, perubahan cuaca yang bisa terjadi sangat tiba-tiba akan
mengganggu proses yang diinginkan. Tentu saja hal ini tidak mendukung tuntutan
kualitas hasil pertanian yang sudah semakin tinggi atau sudah menetapkan standar
yang harus dipenuhi secara nasional. Berdasarkan fakta inilah, maka sangat diperlukan
suatu alat untuk proses pengeringan yang menggunakan tenaga alternatif selain
matahari.Pada tugas akhir ini saya mengusulkan suatu rancangan alat pengering
pertanian dengan menggunakan minyak tanah dan kayu bakar sebagai pengganti
energi matahari. Alat yang dirancang adalah Tipe Cabinet Dryer yang dapat
digunakan secara siklus dan tidak tergantung kepada kondisi cuaca sebagai syarat
utama. Sebagai produk yang dikeringkan saya memilih jagung, salah satu produk yang
banyak dijumpai di masyarakat dan juga merupakan salah satu sumber kalori yang
tinggi sehingga banyak dikonsumsi. Setelah dipanen, umumnya kadar air yang
dikandung jagung adalah sekitar 35-40 % berat. Jika kondisi dibiarkan beberapa lama
setelah dipanen, akan menyebabkan jagung tersebut cepat membusuk akibat
pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Standar Nasional Indonesia, jika kadar air
dari jagung tersebut diturunkan menjadi 17 % berat, maka proses perkembangan
mikroorganisme akan melambat dan pembusukan akan tertunda atau bahkan terhenti
untuk beberapa lama.
Alat pengering ini dirancang dengan menggunakan jagung sebagai produk
yang dikeringkan dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 9 kg per siklus. Setelah
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
21/115
dirancang alat ini diuji dengan menggunakan produk dan kapasitas yang sama dengan
rancangan. Jagung tongkol yang baru dipanen dimasukkan kedalam mesin pengering,
kemudian sumber energi untuk pengeringan yang diuji adalah kayu bakar dan minyak
tanah. Alasan utama pemilihan sumber energi ini adalah ketersediannya yang cukup di
daerah pedesaan dimana para petani tinggal. Medium pengering yang digunakan pada
pengujian ini adalah uap air sebagai pengganti udara. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas pengangkutan energi dari sumber pemanas dibanding jika
harus menggunakan udara biasa. Parameter yang diuji adalah distribusi suhu pada
produk yang dikeringkan, waktu pengeringan, kebutuhan air sebagai medium
pengering, kadar air produk, kebutuhan energi, dan analisa biaya. Dari uji
performance yang dilakukan kesimpulan utama penelitian ini adalah, pertama
pengeringan jagung dapat dilakukan pada Cabinet Dryeryang tidak tergantung pada
tenaga matahari dengan hasil yang memenuhi standar yang diinginkan, dan kedua
pengeringan dengan menggunakan kayu bakar lebih baik dari pada dengan
menggunakan minyak tanah.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
22/115
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan cuaca di Indonesia saat ini bisa dikatakan tidak stabil. Dengan
adanya perubahan cuaca yang tidak menentu ini dapat mengganggu aktivitas para
petani di Indonesia baik di masa pra panen maupun pasca panen.
Jagung selain untuk keperluan pangan, juga digunakan untuk bahan baku
industri pakan ternak, maupun ekspor. Teknologi produksi jagung sudah banyak
dihasilkan oleh lembaga penelitian dan pengkajian lingkup Badan Litbang Pertanian
maupun Perguruan Tinggi, namun belum banyak diterapkan di lapangan. Penggunaan
pupuk urea misalnya ada yang sampai 600 kg/ha jauh lebih tinggi dari kisaran yang
seharusnya diberikan yaitu 350-400 kg/ha. Teknologi pasca panen yang masih
sederhana mengakibatkan kualitas jagung di tingkat petani tergolong rendah sehingga
harganya menjadi rendah. hal ini dikarenakan petani pada umumnya menjual
jagungnya segera setelah panen. Cara pengeringan yang banyak dilakukan, yaitu
pengeringan di pohon sampai kadar air 23-25% baru dipanen dan langsung dipipilyang selanjutnya dijual.
Dalam upaya pengembangan jagung yang lebih kompetitif, diperlukan upaya
efisiensi usahatani, baik ekonomi, mutu maupun produktivitas melalui penerapan
teknologi mulai dari penentuan lokasi, penggunaan varietas, benih bermutu,
penanaman, pemeliharaan, hingga penanganan panen dan pasca panen yang tepat.
Pengeringan merupakan usaha untuk menurunkan kadar air sampai batas
tertentu tujuannya agar reaksi biologis terhenti dan mikrorganisme serta serangga
tidak bisa hidup di dalamnya. Pengeringan jagung dapat dibedakan menjadi dua
tahapan yaitu:
1.
Pengeringan dalam bentuk gelondong. Pada pengeringan jagung gelondong
dilakukan sampai kadar air mencapai 18% untuk memudahkan pemipilan.
2. Pengeringan butiran setelah jagung dipipil.
Pemipilan merupakan kegiatan memisahkan biji jagung dari tongkolnya.
Pemipilan dapat dilakukan dengan cara tradisional atau dengan cara yang lebih
modern. Secara tradisional pemipilan jagung dapat dilakukan dengan tangan maupun
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
23/115
alat bantu lain yang sederhana seperti kayu, pisau dan lain-lain sedangkan yang lebih
modern menggunakan alat pemipil yang disebut Corn sheller yang dijalankan dengan
motor.
Butiran jagung hasil pipilan masih terlalu basah untuk dijual ataupun
disimpan, untuk itu diperlukan satu tahapan proses yaitu pengeringan akhir.
Umumnya petani melakukan pengeringan biji jagung dengan penjemuran di bawah
sinar matahari langsung, sedangkan pengusaha jagung (pabrikan) biasanya
menggunakan alat pengering tipe batch dryer dengan kondisi temperatur udara
pengering antara 50oC 60oC dengan kelembaban relatif 40%.
1.2.
Tujuan Masalah
1. Untuk merancang alat pengering jagung yang nantinya dapat digunakan oleh para
petani jagung.
2. Untuk mendapatkanperformancealat pengering yang dapat mengeringkan jagung
sesuai dengan Standard Nasional Indonesia.
3. Untuk membandingkan hasil dari pengeringan jagung berdasarkan bahan bakar
yang digunakan, yaitu antara kerosindengan kayu bakar.
1.3. Manfaat Perancangan
Untuk menghasilkan alat pengering yang dapat memudahkan petani jagung pada
saat proses pengeringan jagung jika perubahan cuaca tidak stabil.
1.4. Batasan Masalah
1.
Dimensi dari alat pengering yang dirancang
2. Perbandingan berdasarkan bahan bakar kerosindengan kayu bakar yang meliputi:
a.
Distribusi suhu tiap traypada alat pengering
b. Kebutuhan air yang digunakan untuk menghasilkan uap air (L/jam)
c. Waktu pengeringan untuk mencapai kadar air yang diinginkan (jam)
d. Kadar air jagung setelah dikeringkan berdasarkan Standard Nasional
Indonesia (%)
e.
Kebutuhan energi (kJ/kg)
f. Kebutuhan bahan bakar (Liter/jam)
g.
Analisa biaya
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
24/115
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami tulisan ini, maka dilakukan
pembagian bab berdasarkan isinya. Tulisan ini akan disusun dalam enam bab, BAB I
PENDAHULUAN, berisi latar belakang, tujuan masalah, manfaat perancangan, dan
batasan masalah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi landasan teori yang
diperoleh dari literatur untuk mendukung perancangan dan pengujian. BAB III
PERANCANGAN ALAT PENGERING, berisi perhitungan perancangan alat
pengering. BAB IV PENGUJIAN ALAT PENGERING berisi tata cara pengujian alat
pengering, peralatan dan perlengkapan yang digunakan serta prosedur kerja dari
pengujian yang dilakukan. BAB V DATA DAN ANALISA, berisi data hasil
pengujian, perhitungan dan analisa terhadap data hasil pengujian. BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan dari hasil pengujian dan saran-
saran.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
25/115
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Singkat Jagung
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari
keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika
melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang
Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda
menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
Sistematika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : ZeaSpecies :Zea mays L.
Jenis jagung dapat dikelompokkan menurut umur dan bentuk biji.
a) Menurut umur, dibagi menjadi 3 golongan:
1. Berumur pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genjah
Kertas, Abimanyu dan Arjuna.
2. Berumur sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1
dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.3.
Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning,
Bima dan Harapan.
b) Menurut bentuk biji, dibagi menjadi 7 golongan:
1. Dent Corn
2. Flint Corn
3. Sweet Corn
4. Pop Corn
5.
Flour Corn
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
26/115
6. Pod Corn
7. Waxy Corn
Varietas unggul mempunyai sifat: berproduksi tinggi, umur pendek, tahan
serangan penyakit utama dan sifat-sifat lain yang menguntungkan. Varietas unggul ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: jagung hibrida dan varietas jagung bersari bebas.
Nama beberapa varietas jagung yang dikenal antara lain: Abimanyu, Arjuna, Bromo,
Bastar Kuning, Bima, Genjah Kertas, Harapan, Harapan Baru, Hibrida C 1 (Hibrida
Cargil 1), Hibrida IPB 4, Kalingga, Kania Putih, Malin, Metro, Nakula, Pandu,
Parikesit, Permadi, Sadewa, Wiyasa, BogorComposite-2.
2.2.
Proses Pengeringan
2.2.1. Pengeringan dengan Cara Alami
Pengeringan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dengan cara
mengurangi kadar air untuk mencegah tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme
pembusuk. Dalam proses pengeringan dilakukan pengaturan terhadap suhu,
kelembaban (humidity) dan aliran udara. Perubahan kadar air dalam bahan pangan
disebabkan oleh perubahan energi dalam sistem (1Banwatt, 1981). Untuk itu,
dilakukan perhitungan terhadap neraca massa dan neraca energi untuk mencapai
keseimbangan.
Menurut (1Banwatt, 1981), alasan yang mendukung proses pengeringan dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme adalah untuk mempertahankan mutu
produk terhadap perubahan fisik dan kimiawi yang ditentukan oleh perubahan kadar
air, mengurangi biaya penyimpanan, pengemasan dan transportasi, untuk
mempersiapkan produk kering yang akan dilakukan pada tahap berikutnya,
menghilangkan kadar air yang ditambahkan akibat selama proses sebelumnya,memperpanjang umur simpan dan memperbaiki kegagalan produk. Produk kering
dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk baru.
Pengeringan dengan sinar matahari menjadikan mutu biji lebih baik yaitu
menjadi mengkilap. Caranya adalah biji ditebarkan di lantai penjemuran di bawah
terik matahari. Pengeringan ini membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dan sangat
tergantung dengan cuaca. Pada metode Cadburry, jika cuaca tidak memungkinkan
dapat diganti dengan hembusan udara pada pengeringan buatan. Pada tahap awaldengan suhu lingkungan selama 72-80 jam dan diteruskan dengan suhu udara 45oC -
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
27/115
60C sampai biji kering. Lama pengeringan ini 7-8 jam sehari. Selama penjemuran
dilakukan pembalikkan hamparan biji 1-2 jam sekali. Lama penjemuran dapat lebih
dari 10 hari, tergantung dengan cuaca dan lingkungan.
Pengeringan merupakan usaha untuk menurunkan kadar air sampai batas
tertentu tujuannya agar reaksi biologis terhenti dan mikrorganisme serta serangga
tidak bisa hidup di dalamnya. Pengeringan jagung dapat dibedakan menjadi dua
tahapan yaitu:
1. Pengeringan dalam bentuk gelondong. Pada pengeringan jagung gelondong
dilakukan sampai kadar air mencapai 18% untuk memudahkan pemipilan.
2. Pengeringan butiran setelah jagung dipipil.
Pemipilan merupakan kegiatan memisahkan biji jagung dari tongkolnya.
Pemipilan dapat dilakukan dengan cara tradisional atau dengan cara yang lebih
modern. Secara tradisional pemipilan jagung dapat dilakukan dengan tangan maupun
alat bantu lain yang sederhana seperti kayu, pisau dan lain-lain sedangkan yang lebih
modern menggunakan alat pemipil yang disebut Corn shelleryang dijalankan dengan
motor.
Butiran jagung hasil pipilan masih terlalu basah untuk dijual ataupun
disimpan, untuk itu diperlukan satu tahapan proses yaitu pengeringan akhir.
Umumnya petani melakukan pengeringan biji jagung dengan penjemuran di bawah
sinar matahari langsung, sedangkan pengusaha jagung (pabrikan) biasanya
menggunakan alat pengering tipe Batch Dryer dengan kondisi temperatur udara
pengering antara 50C 60C dengan kelembaban relatif 40%.
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan. Secara
tradisional jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9%
11%. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapatdilakukan di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan
digantung.
Gambar 2.1. Penjemuran di bawah matahari langsung
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
28/115
2.2.2. Pengeringan dengan Udara Panas
Secara buatan proses pengeringan dapat dilakukan dengan alat pengering
untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai
cara pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di
dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38oC 43oC, sehingga kadar air turun
menjadi 12% - 13 %. Alat pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan
pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan. Cara ini lebih
baik karena tidak tergantung cuaca dan bahan bakar lebih sedikit. Pengeringan dengan
pengering buatan terjadi selama 32 jam dan pembalikkan biji setiap 3 jam.
Pengeringan ini dengan menggunakan Barico dryer. Namun, bisa digunakan dengan
alat pengering lain, misalnya cabinet dryer. Lama pengeringan tergantung dari jenis
alat pengeringnya. Prinsip pengeringannya menggunakan udara pengering sebagai
medium panas dalam menurunkan kadar air biji hingga 9% - 11%.
Gambar 2.2. Skema sistem pengering udara panas
2.2.3.
Pengeringan dengan Uap Air
Uap air panas mempunyai sifat pindah panas yang lebih unggul dari pada udara
pada suhu yang sama. Karena tidak ada tahanan terhadap difusi uap air dalam uap itu
sendiri, laju pengeringan pada periode laju konstan hanya tergantung pada laju pindah
panas. Pada prinsipnya, setiap pengering langsung atau tak langsung (kombinasi
konduksi dan konveksi) dapat dioperasikan sebagai pengering uap air panas
(2Abdulillah, 2000).
Salah satu keuntungan nyata dari pengeringan dengan uap air panas adalahbahwa luaran pengering juga uap, meskipun pada enthalpi jenis lebih rendah. Dalam
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
29/115
pengeringan dengan udara, panas laten dalam aliran gas luaran biasanya sukar dan
mahal untuk digunakan kembali. Jika infiltrasi udara dapat dihindarkan (atau
diminimumkan sampai tingkat yang dapat diterima), maka seluruh panas laten yang
disuplai ke pengering uap air ini dapat dipulihkan dengan mengembunkan aliran
buang atau meningkatkan enthalpi jenisnya secara mekanis atau dengan kompresi
panas. Karena pengering ini akan menghasilkan uap yang sama dengan jumlah air
yang diuapkan di dalam pengering, maka pabrik perlu memanfaatkan kelebihan uap
tersebut. Jika uap ini digunakan ditempat lain, panas laten yang dipulihkan tidak
dibebankan pada alat pengering, dan menyebabkan konsumsi energi bersih sebesar
1000-1500 kJ/kg air yang diuapkan untuk alat pengering dibandingkan dengan 4000-
6000 kJ/kg air yang diuapkan untuk pengering udara panas. Jadi penurunan konsumsi
energi merupakan keuntungan yang jelas dari alat pengering dengan menggunakan
uap air panas. Keuntungan lain adalah:
a)
Tidak ada reaksi oksidasi atau pembakaran dalam alat pengering uap air panas.
Hal ini berarti tidak ada bahaya kebakaran atau ledakan dan juga menghasilkan
mutu yang lebih baik.
b)
Massa jenis uap pada temperatur tinggi lebih rendah daripada massa jenis
udara pada temperatur yang sama, sehingga secara alami uap akan lebih
mudah naik jika dipanaskan hingga pada temperatur tinggi.
c) Memungkinkan laju pengeringan yang lebih tinggi, baik dalam periode laju
konstan maupun laju menurun, tergantung pada suhu uap.
d) Pengeringan dengan uap dapat mencegah bahaya kebakaran atau ledakan pada
saat pengeringan produk yang mengandung racun atau cairan organik mahal
yang harus dipulihkan, sambil memungkinkan pengembunan aliran buang
dalam kondenser kecil.e) Alat pengering uap air panas memungkinkan proses pasteurisasi, sterilisasi
dan deodorisasiproduk pangan.
Uap yang terbentuk dari produk dapat ditarik dari ruang pengering, diembunkan
dan panas latennya digunakan kembali.
Secara umum, pengeringan uap air dapat dipertimbangkan sebagai pilihan yang baik
hanya jika satu atau lebih dari kondisi berikut ini dipenuhi:
a)
Biaya energi sangat tinggi, nilai produk rendah atau dapat diabaikan
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
30/115
b) Mutu produk lebih unggul jika dikeringkan dalam uap dibandingkan dengan
udara.
c) Biaya kebakaran, ledakan atau kerusakan oksidatif sangat tinggi. Premi
asuransi yang lebih rendah dapat menutupi sebagian tambahan biaya investasi
pengering dengan uap.
d) Jumlah air yang harus dibuang maupun kapasitas produksi yang diperlukan
tinggi. Hal ini dapat memenuhi skala ekonomi. Jelasnya, pengering seperti ini
hanya baik dipertimbangkan untuk operasi kontinyu karena masalah yang
berkaitan dengan masalah penghidup-matian akibat pengembunan pada produk
serta keberadaan zat tak dapat diembunkan (udara).
Air yang diuapkan dalam pengering uap, dengan asumsi tidak ada kehilangan,
akan menjadi kelebihan uap, dengan enthalpi spesifik yang rendah. Penggunaan uap
ini secara ekonomis umumnya merupakan kunci keberhasilan proses pengeringan uap.
Uap ini biasanya pada tekanan atmosfer dan berdebu, yang perlu dibersihkan untuk
penggunaan ulang.
Gambar 2.3. Skema sistem pengeringan uap air
2.3. Cabinet Dryer
Cabinet dryer merupakan alat pengering yang menggunakan udara panas
dalam ruang tertutup (chamber). Ada dua tipe yaitu tray dryer dan vacuum dryer.
Vacuum dryermenggunakan pompa dalam penghembusan udara, sedangkan pada tray
dryer tidak menggunakan pompa (3Singh, 2001). Kelemahan cabinet dryer adalah
kurangnya pengontrolan aliran udara yang bergerak sehingga bila aliran udara terlalu
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
31/115
kencang, menyebabkan aliran turbulen dalam chamber, yang menghambat
pengeringan produk bahan pangan. Produk yang sesuai dikeringkan dengan alat ini
adalah produk yang memiliki keseragaman yang tinggi, misalnya biji cokelat, biji
jagung dan apel. Kelebihannya adalah harga murah, karena membutuhkan daya yang
tidak terlalu tinggi (4Fellows,1990).
Komponen cabinetdryer adalah tray, heater danfan. Traydisesuaikan dengan
kapasitas jumlah, berat dan ukuran produk pangan. Trayberfungsi sebagai wadah biji
dalam proses pengeringan, yang disusun bertingkat. Sedangkan boiler berfungsi
sebagai pemanas udara atau pengering udara dan penghembus udara kering yang akan
digunakan dalam pengeringan (5Severn, 1954). Boiler memiliki medium pemanas
berupa steam. Kualitas steam yang digunakan adalah 90%, agar dapat mengeringkan
udara secara optimal yang dapat memenuhi kebutuhan panas udara kering dalam
pengeringan. Suhu steam yang digunakan adalah 120C ( 5Severn, 1954). Suhu
tersebut mampu menghasilkan kalor untuk mengeringkan udara secara optimal. Pada
1 HP, boilermemiliki heating surfacesebesar 10 ft2(
1Banwatt, 1981).
Dalam perhitungan neraca panas, dibutuhkan data-data yaitu panas spesifik,
panas latent, RH(%) dan suhu sehingga diperoleh hubungan antara RH(%) udara
dengan kadar air dalam bahan pangan pada grafik psychrometric charts
(3Singh,2001). Hubungan tersebut menentukan berapa panas masuk dan keluar yang
setimbang. Selain itu, juga menentukan panas yang hilang dalam proses pengeringan.
Selain neraca panas, juga dibutuhkan neraca massa untuk mengetahui keseimbangan
antara berapa produk yang masuk dengan berapa yang keluar serta berapa uap air
yang dilepaskan dalam proses. Ini berpengaruh juga pada perubahan fraksi air dalam
bahan pangan (3Singh, 2001).
2.4. Standar Mutu Jagung
Pengendalian mutu merupakan usaha mempertahankan mutu selama proses
produksi sampai produk berada di tangan konsumen pada batas yang dapat diterima
dengan biaya seminimal mungkin. Pengendalian mutu jagung pada saat pasca panen
dilakukan mulai pemanenan, pengeringan awal, pemipilan, pengeringan akhir,
pengemasan dan penyimpanan.
Berdasarkan warnanya, jagung kering dibedakan menjadi jagung kuning (bila
sekurang-kurangnya 90% bijinya berwarna kuning), jagung putih (bila
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
32/115
sekurangkurangnya bijinya berwarna putih) dan jagung campuran yang tidak
memenuhi syarat-syarat tersebut. Dalam perdagangan internasional, komoditi jagung
kering dibagi dalam 2 nomor HS dan SITC berdasarkan penggunaannya yaitu jagung
benih dan non benih.
a)
Syarat Umum
1. Bebas hama dan penyakit.
2. Bebas bau busuk, asam, atau bau asing lainnya.
3. Bebas dari bahan kimia, seperti: insektisida dan fungisida.
4. Memiliki suhu normal.
b) Syarat Khusus
Syarat khusus jagung disesuaikan dengan Standar yang telah ditentukan dalam
SNI.
Tabel 2.1. Syarat khusus jagung sesuai Standar Nasional Indonesia
No Komponen
Utama
Persyaratan Mutu (%maks)
I II III IV
1 Kadar air 14 14 15 17
2 Butir Rusak 2 4 6 8
3 Butir Warna Lain 1 3 7 10
4 Butir Pecah 1 4 3 5
5 Kotoran 1 1 2 2
2.5. Analisa Kadar Air
Kadar air jagung yang telah dikeringkan dapat dihitung melalui beberapa
tahapan berikut ini.
-Menghitung kadar air jagung kering yang diperkirakan dengan menggunakan
persamaan berikut ini.
[ ]%100
=
Wjk
WjoWjkwf (2.1)
wf = Kadar air jagung yang diperkirakan (%)
Wjk= Berat jagung kering (kg)
Wjo= Berat jagung dengan kadar air 0 % (kg)
-Nilai total kadar air setelah jagung dikeringkan (wf)
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
33/115
Berat air jagung awal (Wi), kg
Wi= Wjbwi (2.2)
wi= kadar air awal jagung (%)
Wjb= Berat jagung basah hasil panen (kg)
[ ]%100
)(
=
Wjb
WfWjkWjbwi (2.3)
- Berat kandungan air jagung akhir (Wf), kg
WjkWf = %66,16 (2.4)
2.6. Analisa Kebutuhan Energi Selama Proses Pengeringan
a)
Kebutuhan energi untuk pengeringan jagung (Qd), kkalQd= Qt+ Qw+ Ql (2.5)
dimana;
Qd = energi pengeringan jagung, kkal
Qt = energi pemanasan jagung, kkal
Qw = energi pemanasan air jagung, kkal
Ql = energi penguapan air jagung, kkal
- Energi untuk pemanasan jagung (Qt), kkal
Qt = Wjb. cpjagung(Td-Ta) (2.6)
cpjagung = Panas jenis jagung (kkal/kgo
C)
Ta = Temperatur awal jagung (oC)
Td = Temperatur rata - rata udara pengering (oC)
- Energi pemanasan air jagung (Qw), kkal
Qw= Wicpair(Td-Ta) (2.7)
cpair = Panas jenis air (kkal/kgoC)
- Berat air yang dipindahkan selama proses pengeringan (Wr), kg
Wr= Wi Wf (2.8)
- Energi penguapan air jagung (Ql), kkal
Ql= Wrhfg (2.9)
hfg = Panas laten air (kkal/kg)
b) Energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt), kkal
Qlt = (QlwN)+ Qlv (2.10)
dimana;
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
34/115
Qlw =energi yang hilang melalui dinding box pengering, kkal/jam
Qlv =energi yang hilang dari ventilasi, kkal/jam
N =Lama pengeringan
-Kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw)
2
2
1
1
1
kx
kx
U
+
= (2.11)
menyeluruhTAUQlw = (2.12)
Dimana :
Qlw =energi yang hilang melalui dinding box pengering (kkal/jam)
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (kkal/m2.h.oC)
A = Luas penampang (m2)
T = Td = Temperatur rata rata udara pengering (oC)
k1 = koefisien perpindahan kalor konduksi plat (kkal/mhoC)
k2 = koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi (kkal/mhoC)
x1=tebal plat (m)
x2=tebal lapisan isolasi (m)
- Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)
N
cpwVQlv
Ta)-(Td=
(2.13)
dimana;
V = Debit udara ventilasi, m3/s
cpw= Panas jenis udara basah (kkal/m3 oC)
ar
WrV
=
1000 (2.14)
- Massa jenis uap air ventilasi (ar), gr/m3
RhaRHd sasdar = (2.15)
ar = Massa jenis uap air ventilasi (gr/m3)
sa = Massa jenis moisture jenuh pada Ta (gr/m3)
sd = Massa jenis moisture jenuh pada Td (gr/m3)
c)
Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan Jagung Per Siklus (QT),
kkal
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
35/115
QT= Qd+ Qlt (2.16)
2.7. Analisa Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan
-Kebutuhan bahan bakar selama proses pengeringan jagung
Kebutuhan bahan bakarkNKB
QT= (2.17)
dimana; QT =Total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan jagung per
siklus
NKBk= Nilai kalor bakar bahan bakar
- Kebutuhan bahan bakar tiap jam (liter/jam)
Kebutuhan bahan bakar/jamN
bakarbahantotalKebutuhan= (2.18)
dimana;N= Lama pengeringan
2.8. Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volume
produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi.
Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui
besarnya volume pendapatan dari pengeringan jagung tongkol sehingga produksi
jagung kering tidak mengalami kerugian.
- Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan :
BEPvariabelBiaya-penerimaanBiaya
tetapBiaya= (2.19)
Setelah diperoleh nilai BEP dalam jumlah pengeringan, maka dapat dihitung
nilai BEP dalam bentuk biaya (Rp) dan nilai BEP dalam bentuk jumlah bahan yang
akan dikeringkan (kg).
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
36/115
BAB 3
PERANCANGAN ALAT PENGERING
Perancangan yang akan dilakukan meliputi dimensi atau ukuran ukuran
utama dari alat pengering. Alat pengering ini memiliki ruang bahan pengeringan,
ruang bahan bakar, tray atau rak bahan yang akan dikeringkan dan tempat air yang
akan dipanaskan. Pada alat pengering ini juga dirancang ruang untuk udara luar masuk
ke dalam alat pengering. Alat pengering ini tidak memakai fan atau kipas dalam
proses pengeringan. Sehingga kipas tidak dirancang dalam alat pengering ini.
Karena tidak memakai kipas atau fan, maka untuk menghasilkan distribusi
suhu yang merata pada alat pengering ini dirancanglah bentuk tray atau rak
penampungan bahan yang nantinya dapat membentuk pola aliran udara panas yang
mampu mendistribusikan suhu sehingga suhu di dalam alat menjadi merata. Untuk
menghasilkan bentuk trayyang diinginkan, harus dilakukan terlebih dahulu beberapa
pengujian. Bentuk pengujian yang dilakukan ialah pengujian hampa yaitu alat
pengering yang telah jadi dites dengan tidak menggunakan bahan yang akan
dikeringkan. Dari beberapa pengujian hampa ini akan didapat bentuk trayyang sesuaidan menghasilkan pola aliran udara panas yang merata tiap tingkatannya. Alat
pengering ini dirancang dengan berbahan bakar minyak tanah atau kerosindan dapat
juga dipakai untuk bahan bakar kayu bakar.
Prinsip kerja alat pengering yang dirancang adalah pemanasan air terlebih
dahulu sehingga menghasilkan uap air. Panas uap air yang dihasilkan ini bertujuan
sebagai media pengering. Proses pengeringan yang terjadi pada alat pengering ini
adalah konduksi dan konveksi. Karena alat ini tidak memiliki kipas, maka proses
pengeringan yang terjadi adalah proses pengeringan alami. Alat pengering ini juga
dilengkapi isolasi yang terbuat dari karet dan bertujuan untuk mengurangi kehilangan
panas di dalam alat sewaktu proses pengeringan berlangsung. Adapun tebal karet
isolasi sebesar 10 mm.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
37/115
3.1. Perancangan Tray
Tray merupakan salah satu bagian terpenting dari alat pengering. Tray
berfungsi sebagai tempat/ wadah bahan yang akan dikeringkan di dalam alat
pengering. Besar tray yang dirancang nantinya mempengaruhi kapasitas dari alat
pengering.
Karena kapasitas dari alat pengering yang dirancang sebesar 9 kg per siklus,
maka akan didapat ukuran tray yang sesuai dengan cara sebagai berikut:
jagung= 0,27 gr/cm3= 270 kg/m3
Dari nilai massa jenis jagung tongkol di atas, kemudian dicari berapa besar
volume yang dapat menampung 1 kg jagung tongkol dengan persamaan berikut ini.
jagung= Massa jenis jagung tongkol = 270 kg/m3
Volume 1 kg jagung =jagung
1 (3.1)
Volume 1 kg jagung = kgm /0037,0kg/m270
1 33 =
Pada perancangan trayini, akan dirancang 3 buah traydi dalam alat pengering.
Jadi masing masing tray dapat menampung 3 kg jagung tongkol. Maka untuk
perancangan trayuntuk kapasitas 3 kg jagung tongkol adalah :
Volume tray = 0,0037 m3/kg 3 kg
= 0,0111 m3= 11100 cm3
Volume tray dari perhitungan di atas dengan mempertimbangkan bentuk dan
besar bahan yang akan dikeringkan, maka masih harus ditambahkan lagi 50 %, dengan
tujuan agar terdapat ruang atau jarak antara bahan yang akan dikeringkan di atas tray
sehingga akan terjadi aliran udara panas disekitar bahan yang akan dikeringkan
selama proses pengeringan berlangsung. Jadi atas alasan tersebut, volume tray yang
sesuai untuk dirancang adalah sebagai berikut.
Volume tray+ (Volume tray 50%) = 11100 cm3 + (11100 cm3 50%)
= 16650 cm3
Dari hasil perhitungan di atas, dengan mempertimbangkan tinggi maksimum
jagung sebesar 5 cm, maka dapat ditentukan volume trayyang sesuai untuk memenuhi
kapasitas tray yang diinginkan.
Panjang = 60 cmLebar = 40 cm
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
38/115
Tinggi = Tinggi maksimum jagung + jarak jagung antar tray
= 5 cm + 2,5 cm = 7,5 cm
Maka volume tray yang telah dirancang dengan ukuran di atas adalah :
Volume = Panjang Lebar Tinggi
= 60 cm 40 cm 7,5 cm
= 18000 cm3= 0,018 m3
Jadi kapasitas maksimum tray yang dirancang dari hasil perhitungan diatas
adalah:
Kapasitas =jagungkg1volume
%)50(0,0111-dirancangyangtrayvolume
= kg36,3/kgm0,0037
m00555,0m0,0183
33
=
Dari hasil di atas, maka ukuran tray yang dirancang telah sesuai untuk
memenuhi kebutuhan pengeringan jagung untuk kapasitas tiap traysebesar 3 kg.
Trayyang dirancang berbentuk kawat jaring seperti saringan. Kawat jaring ini
terbuat dari aluminium. Kawat jaring ini memiliki ketebalan 1 mm dan memiliki
lubang lubang berdiameter 3 mm.
Pada tray, kawat jaring tersebut dilapisi pelat pada masing - masing sisinya
dibagian atas dan bagian bawah kawat jaring. Tujuannya adalah agar kawat jaring
menjadi ketat dan tidak mudah rusak ketika terjadi pembebanan sewaktu pengeringan
bahan pertanian berlangsung. Tebal masing masing pelat adalah 2 mm dengan lebar
5 mm.
Dengan mempertimbangkan jumlah tingkat/ kamar pengeringan dan
disesuaikan dengan ukuran ruang pengering serta karena tinggi rata rata masing
masing jagung 5 cm, maka secara keseluruhan ditentukan ukuran tray ditentukansebagai berikut :
- Panjang = 60 cm
-
Lebar = 40 cm
- Tebal = 0,5 cm
- Jarak antar tray = 15 cm
Setelah alat pengering selesai dibuat, maka dilakukanlah pengujian hampa
untuk mendapatkan bentuk trayyang menghasilkan pola aliran udara yang merata di
dalam alat pengering.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
39/115
Dari data pengujian hampa yang telah dilakukan, maka didapat bentuk tray
dan pola aliran udara yang sesuai (seperti terlihat pada gambar 3.1 dan 3.2).
Gambar 3.1. Bentuk Trayyang dirancang
Gambar 3.2. Pola aliran udara yang terjadi
3.2. Perancangan Ruang Bahan Pengeringan
Ruang bahan pengeringan merupakan salah satu komponen utama dari alat
pengering yang dirancang. Ruamg bahan pengeringan ini bertujuan sebagai ruangan
untuk tempat bahan yang akan dikeringkan di dalam alat pengering.
Untuk penelitian ini, karena distribusi temperatur akan diamati pada sejumlah
titik disepanjang ruang pemanas maka pada alat pengering ini dilakukan jumlah
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
40/115
pembatasan tingkat/ kamar pengeringan. Dalam hal ini ditentukan 3 tingkat/ kamar
pengeringan yang pada masing masing tingkat akan diamati perubahan
temperaturnya pada 3 titik selama siklus pengeringan. Sehingga, seluruh titik
pengamatan berjumlah 9 titik.
Material yang digunakan untuk membuat ruang bahan pengeringan ini adalah
pelat baja karbon St 37 dengan ketebalan pelat 2 mm. Baja karbon St 37 banyak
digunakan untuk konstruksi umum dengan sifat perlakuan panas sedang, karena alat
pengering yang dirancang diperkirakan akan mengalami perlakuan panas dengan
suhu yang tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 60 oC 80 oC.
Dengan alasan penelitian, maka dirancanglah ruang pengeringan yang cukup
untuk menampung produk dengan kapasitas 20 kg. Dengan alas an alasan tersebut
maka tinggi ruang bahan pengeringan ditentukan sebagai berikut.
Jumlah tray =3 buah
Jarak tiap tray= 15 cm
Tebal tray = 0,5 cm
Jarak tray3 dengan bagian atas alat pengering = 25 cm
Jarak tray1 dengan bagian bawah alat pengering = 28,5 cm
Maka ukuran ruang bahan pengeringan adalah :
Tinggi = (15 cm 3) + (0,5 cm 3) + 25 cm + 28,5 cm = 100 cm
Jadi ukuran ukuran dari ruang bahan pengeringan ini adalah :
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 100 cm
Ruang bahan pengeringan yang telah dirancang nantinya dilapisi cat yang
bertujuan untuk mengurangi korosi pada material ruang bahan pengeringan.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
41/115
Gambar 3.3. Ruang bahan pengeringanyang dirancang
3.3. Perancangan Tempat Air yang Dipanaskan (Heater)
Heater merupakan salah satu komponen utama dari alat pengering yang
dirancang. Heater bertujuan sebagai tempat air yang dipanaskan dan kemudian
menghasilkan uap air sebagai media pengeringan pada alat pengering ini.
Material yang digunakan untuk membuat heaterini adalah pelat baja karbon St
37 dengan ketebalan pelat 2 mm. Dibagian atas heaterdiberi beberapa lubang dengandiameter 10 mm. Lubang pada heater berfungsi untuk memudahkan uap air panas
keluar menuju ruang bahan pengeringan. Setelah selesai dirancang, nantinya heater
akan dilapisi cat untuk mengurangi korosi pada heatertersebut.
Heater ini memiliki kapasitas 9 liter air. Maka ukuran utama heater dapat
ditentukan dengan cara sebagai berikut.
Volume yang diinginkan = 9 liter
Panjang heater = 30 cm
Lebar heater = 30 cm
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
42/115
Tinggi heater = 10 cm
Volume = Panjang Lebar Tinggi
= 30 cm 30 cm 10 cm
= 9000 cm3= 9 dm
3= 9 liter
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat gambar berikut ini.
Gambar 3.4. Tempat Air yang Dipanaskan (Heater)
3.4. Perancangan Ruang Bakar
Ruang bahan bakar juga merupakan komponen utama dari alat pengering yang
dirancang. Ruang bahan bakar berfungsi sebagai tempat bahan bakar yang digunakan
selama proses pengeringan berlangsung di dalam alat pengering yang dirancang.
Ruang bahan bakar ini dirancang dari bahan baja karbon St 37 yang berbentuk pelat
dengan ketebalan 2 mm. Ruang bahan bakar yang dirancang memiliki panjang 60 cm,
lebar 40 cm dan tinggi 50 cm. Ruang bahan bakar ini untuk sementara dapat
digunakan dengan bahan bakar kayu bakar dan kompor minyak tanah.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
43/115
Gambar 3.5. Ruang bakaryang dirancang
3.5.
Hasil Akhir Perancangan Alat Pengering
Dari hasil perancangan di atas, maka diperoleh data data dimensi atau ukuran
komponen utama alat pengering yang telah dirancang. Hasil akhir perancangan alat
pengering ini antara lain dapat dilihat pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
44/115
Gambar 3.6. Alat pengering yang dirancang
Keterangan gambar 3.6. Alat pengering yang dirancang:
1.
Cabinet Dryer tipeTray dryer
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 150 cm
Bahan = Pelat baja karbon St 37
2.
Tray
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tebal = 0,5 cm
Diameter lubang = 3 mm
Jumlah = 3 buah
Bahan = Kawat aluminium
Kapasitas tray= @ 3 kg jagung
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
45/115
3. Ruang bahan pengeringan
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 100 cm
Bahan = Pelat baja karbon St 37
4. Tempat air yang akan dipanaskan (heater)
Panjang = 30 cm
Lebar = 30 cm
Tinggi = 10 cm
Kapasitas = 9 liter
Bahan = Pelat baja karbon St 37
5. Ruang bakar
Panjang = 60 cm
Lebar = 40 cm
Tinggi = 50 cm
Bahan = Pelat baja karbon St 37
Selain komponen utama dari alat pengering di atas, alat pengering ini juga
dilengkapi pintu. Pintu ruang alat pengering dilengkapi kaca dengan maksud untuk
mempermudah melakukan pemantauan terhadap kesediaan air dalan heater. Adapun
ukuran kaca pada pintu alat pengering adalah sebagai berikut :
Lebar = 25 cm
Tebal = 5 mm
Tinggi = 70 cm
Selain itu, untuk meminimalisasi rugi kalor di sepanjang ruang pengering
dipasang bahan isolasi berupa karet keras dengan ketebalan 10 mm dan koefisien
perpindahan panas konduksi, k2sebesar 0,013 W/m.oC.
3.6. Prinsip Kerja Alat Pengering
Berdasarkan literatur yang terdapat pada bab 2, proses pengeringan terbagi
atas tiga macam yaitu pengeringan dengan cara alami, pengeringan dengan udara
panas dan pengeringan dengan uap air. Maka dipilihlah proses pengeringan dengan
uap air untuk alat pengering yang akan dirancang. Alasan pemilihan pengeringandengan uap air karena pengeringan dengan uap air memiliki beberapa keunggulan
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
46/115
dibanding pengeringan dengan udara panas seperti tertulis pada bab 2. Salah satu
keunggulan pengeringan dengan uap air adalah uap air panas mempunyai sifat pindah
panas yang lebih unggul dari pada udara pada suhu yang sama. Selain itu, proses
pindahan panas secara konveksi pada pengeringan dengan uap air lebih merata
dibanding pengeringan dengan udara panas. Karena uap air yang terdapat pada alat
pengering lebih cepat menyebar diseluruh bagian dalam alat pengering. Sehingga
proses pengeringan juga lebih cepat jika menggunakan uap air panas. Keunggulan
lainnya adalah massa jenis uap pada temperatur tinggi lebih rendah daripada massa
jenis udara pada temperatur yang sama, sehingga secara alami uap akan lebih mudah
naik jika dipanaskan hingga pada temperatur tinggi. Laju aliran panas yang dilalui
oleh uap air di dalam alat pengering dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.7. Laju aliran panas pengeringan dengan uap air
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
47/115
Prinsip kerja alat pengering dengan memanfaatkan uap air adalah dengan
melakukan pemanasan air terlebih dahulu. Air yang terdapat pada heaterdipanaskan
hingga menghasilkan uap. Karena pada alat pengering ini tidak digunakanfansebagai
pengontrol aliran udara, maka proses perpindahan panas berlangsung secara alami.
Selain itu, karena heater menyatu dengan ruang pemanas dan sekaligus untuk
membantu pemanasan udara, sebagian kecil uap air dilepas untuk membawa kalor di
sepanjang hamparan jagung.
Uap air memiliki massa jenis yang lebih rendah dari udara pada temperatur
tinggi sehingga amat membantu proses pemanasan jagung. Dari dinding jagung,
terjadi aliran panas konduksi disepanjang plat di dalam ruang pengering sehingga hal
ini juga turut membantu pemanasan udara di dalam ruang pengering.
Pada alat pengering ini, terdapat saluran air yang terhubung lansung ke heater
dan dapat dibuka tutup menggunakan elbow . Tujuan dari pengadaan saluran air ini
adalah untuk mengantisipasi kekurangan air selama proses pengeringan berlangsung.
Ketersediaan air di dalam heater dapat diamati secara lansung melalui pintu yang
sengaja di desain menggunakan kaca.
Jika temperatur di dalam ruang pengering telah cukup tinggi ( 100
o
C), makasaluran pembuangan yang terletak di dinding belakang alat pengering dapat dibuka
dengan tujuan mengurangi tekanan dalam ruang pengering. Hal ini secara langsung
juga akan menurunkan temperatur dalam ruang pengering tersebut.
3.7. AnalisaPerformanceAlat Pengering yang Dirancang
Di dalam perancangan alat pengering ini, dilakukan juga analisa performance
dari alat pengering yang bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengering yang
dirancang ini nantinya dapat berfungsi dengan baik atau tidak sehingga alat ini dapat
digunakan oleh para petani di pedesaan.
1. Berat jagung kering dengan kadar air sesuai Standar Nasional Indonesia
Sesuai Standar Nasional Indonesia, bahwa kadar air untuk jagung kering
adalah 17 %, dan kadar air awal jagung tongkol adalah 35 % - 40 % (6Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1988). Maka dari kadar air ini dapat dihitung
berat akhir jagung kering.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
48/115
Untuk mencari berat jagung dengan kadar air sesuai Standar Nasional
Indonesia adalah dengan cara sebagai berikut :
Asumsikan kadar air awal jagung = 40 %.
Berat jagung basah tiap tray= 3 kg
Berat jagung kering dengan kadar air 0 % = [ ]%)403(3 = 1.8 kg
Maka berat jagung dengan kadar air 17 % adalah 2,168 kg.
2. Total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan jagung
Untuk mencari total energi yang dibutuhkan oleh alat pengering selama proses
pengeringan berlangsung, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Berat jagung basah hasil panen (Wjb) = 9 kg
Berat jagung kering hasil pengeringan (Wjk) = 2,168 kg 3 = 6,504 kg
Temperatur rata-rata udara pengering (Td) = 70oC
Temperatur awal jagung (Ta) = 28oC
Lama pengeringan (N) = 6 jam
Kecepatan udara pengering diantara jagung (v) = 0,256 m/s
Koefisien pindahan panas dinding (k1) = 45,36 kkal/mho
C
Koefisien pindahan panas pada isolasi (k2) = 0,011 kkal/mho
C
Panas jenis udara basah (cpw) = 0,281 kkal/m3 oC
Panas jenis jagung (cpjagung) = 0,486 kkal/kgoC
Panas jenis air (cpair) = 1 kkal/kgoC
Panas laten air (hfg) = 557,45 kkal/kg
Massa jenis moisture jenuh pada Td(sd) = 198,67 gr/m3
Massa jenis moisture jenuh pada Ta(sa) = 27,59 gr/m3
Kelembaban relative udara pengering rata-rata (RHd) = 78 %
Kelembaban relative udara luar (RHa) = 70 %
Berat air jagung awal (Wi) = 9 kg 40 % = 3,6 kg
a) Kebutuhan energi untuk pengeringan jagung (Qd), dihitung dengan
persamaan (2.5).
Qd= Qt+ Qw+ Ql
dimana;
Qd = energi pengeringan jagung, kkal
Qt = energi pemanasan jagung, kkal
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
49/115
Qw = energi pemanasan air jagung, kkal
Ql = energi penguapan air jagung, kkal
Energi untuk pemanasan jagung (Qt), dihitung menggunakan
persamaan (2.6).
Qt = Wjb. cpjagung(Td-Ta)
= 9 kg 0,486 kkal/kgoC (70 oC 28 oC)
Qt = 183,708 kkal
Energi pemanasan air jagung (Qw), menggunakan persamaan (2.7).
Qw= Wicpair(Td-Ta)
= 3,6 kg 1 kkal/kgoC (70 oC 28 oC)
Qw= 151,2 kkal
Berat kandungan air jagung akhir (Wf), menggunakan persamaan (2.4).
WjkWf = %66,16
kgWf 504,61666,0 = = 1,084 kg
Berat air yang dipindahkan selama proses pengeringan (Wr), dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan (2.8).
Wr= Wi Wf
= 3,6 1,084
= 3,9024 kg
Energi penguapan air jagung (Ql), dihitung dengan menggunakan
persamaan (2.9).
Ql= Wrhfg
=3,9024 kg 557,45 kkal/kg
= 2175,4 kkal
Maka didapat energi yang dibutuhkan untuk pengering jagung (Qd)
Qd= Qt+ Qw+ Ql
= 183,708 + 151,2 + 2175,4
= 2510,308 kkal
Jadi energi yang dibutuhkan untuk pengering jagung adalah 2510,308 kkal.
b) Energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt),
dihitung dengan menggunakan persamaan (2.10).
Qlt = (QlwN)+ Qlv
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
50/115
dimana;
Qlw =energi yang hilang melalui dinding box pengering, kkal/jam
Qlv =energi yang hilang dari ventilasi, kkal/jam
N = lama pengeringan
Kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) menggunakan
beberapa asumsi sebagai berikut :
1) Aliran panas berlangsung tunak (steady) dan temperatur tiap jam dianggap
konstan dan harganya diperoleh dengan merata-ratakan temperatur selama
pengujian untuk tiap tingkat dan tiap titik pengujian.
2) Konduktifitas thermal bahan (plat dan karet) dianggap konstan.
3)
Tidak ada pembangkit kalor sepanjang dinding.
4) Kehilangan kalor melalui dinding hanya diperhitungkan melalui dinding
samping (kanan dan kiri) dan dinding belakang.
Kehilangan energi melalui dinding box alat pengering dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (2.11) dan (2.12).
2
2
1
1
1
kx
kx
U
+
=
menyeluruhTAUQlw =
Dimana :
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (kkal/m2h
oC)
A = Luas penampang (m2)
T = Td = 70 C
k1 = koefisien perpindahan kalor konduksi plat (kkal/mhoC)
k2 = koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi (kkal/mho
C)x1=tebal dinding alat pengering (m) = 2 mm = 0.002 m
x2=tebal lapisan isolasi (m) =10 mm = 0.01 m
1,1
011,001,0
36,45002,0
1=
+
=U Chmkkal o2/
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang satu (A1)
adalah :
A1 = 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m2
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
51/115
)C70()4,0()/1,1( 221
= mChmkkalQlw o
8,301 =Qlw kkal/jam
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang dua (A2)
A1 =A2 = 40 cm 100 cm = 4000 cm2= 0,4 m
2
8,3021 ==QlwQlw kkal/jam
Kehilangan energi melalui dinding alat pengering untuk penampang tiga (A3)
A3 = 60 cm 100 cm = 6000 cm2= 0,6 m
2
)C70()6,0()/1,1( 223
= mChmkkalQlw o
2,463
=Qlw kkal/jam
Maka total kehilangan energi melalui dinding box pengering (Qlw) adalah
Qlw = 30,8 + 30,8 + 46,2
= 107,8 kkal/jam
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv), dapat dihitung dengan persamaan
(2.13).
N
TaTdcpwV
Qlv
)(
=
dimana;
V = Debit udara ventilasi, dan dihitung dengan persamaan (2.14).
ar
WrV
1000 =
Massa jenis uap air ventilasi (ar), dihitung menggunakan persamaan (2.15).
RHaRHd sasdar =
%7059,27%7867,819 =ar
65,135=ar gr/m3
Debit udara ventilasi (
V ), m3/s
3/65,135
3,90241000
mgr
kgV =
15,28768=
V m3/s
Kehilangan energi melalui ventilasi (Qlv)
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
52/115
jam
CCCmkkalmQlv
ooo
6
)2870(/281,015,28768 33 =
95,56586=Qlv kkal/jam
Karena ventilasi ruang pengering dibuka selama 10 menit tiap jamnya, maka
untuk 6 jam pengeringan ventilasi ruang pengering dibuka selama 60 menit.
Jadi kehilangan energi melalui ventilasi selama pengeringan per siklus adalah :
95,56586=Qlv kkal/jam 1 jam
95,56586=Qlv kkal
Maka energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt)
Qlt = (QlwN)+ Qlv
= ( 8,107 kkal/jam 6 jam) + 95,56586 kkal
Qlt = 57233,75 kkal
Jadi energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering (Qlt) adalah
57233,75 kkal.
c) Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan Jagung Per Siklus
(QT), menggunakan persamaan (2.16).
QT= Qd+ Qlt
= 2510,308 kkal + 57233,75 kkal
= 59744,058 kkal/siklus
Jadi total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan jagung per siklus (QT)
adalah 59744,058 kkal/siklus.
3. Kebutuhan bahan bakar
- Kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan jagung dapat
dihitung dengan persamaan (2.17).
Kebutuhan bahan bakarkNKB
QT=
dimana;NKBk= Nilai kalor bakar kerosin= 11000 kkal/kg
1 kg = 1,224 liter
maka kebutuhan bahan bakar kerosinselama pengeringan jagung adalah
Kebutuhan bahan bakar kgkkal /11000
kal59744,058k=
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
53/115
= 5,43 kg
= 6,65 liter
Jadi total kebutuhan bahan bakar kerosin selama proses pengeringan jagung
adalah 6,65 liter.
Kebutuhan kerosin tiap jam (liter/jam), dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (2.18).
Kebutuhan kerosin/jamN
bakarbahantotalKebutuhan=
jam6
liter6,65=
108,1= liter/jam
Jadi kebutuhan kerosin tiap jamnya adalah 1,108 liter/jam.
- Kebutuhan bahan bakar kayu bakarselama proses pengeringan jagung
Kebutuhan bahan bakarkNKB
QT=
dimana;NKBk= Nilai kalor bakar kayu = 4000 kkal/kg
maka kebutuhan bahan bakar kayu bakar selama pengeringan jagung adalah
Kebutuhan bahan bakarkgkkal /4000
kal59744,058k= = 14,94 kg
Jadi total kebutuhan bahan bakar kayu bakar selama proses pengeringan
jagung adalah 14,94 kg.
Kebutuhan kayu bakar tiap jam (kg/jam)
Kebutuhan kayu bakar/jamN
bakarbahantotalKebutuhan=
jam6
14,94kg=
49,2= kg/jam 2,5 kg/jam
Jadi kebutuhan kayu bakartiap jamnya adalah 2,5 kg/jam.
3.8. Material yang Digunakan dalam Perancangan Alat Pengering
Setelah perancangan alat pengering selesai dilaksanakan, maka selanjutnya
dilakukan pembuatan alat pengering. Pada proses pembuatan alat pengering ini, bahan
atau material yang diperlukan antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
54/115
Tabel 3.1. Material yang diperlukan untuk membuat alat pengering
No Bahan Satuan Jumlah
1 Pelat baja karbon St 37 (1 m 2 m 2 mm) lembar 2
2 Karet isolasi (1 m 2 m 1 cm) lembar 2
3 Karet pelapis m 10
4 Lem buah 10
5 Kaca (25 cm 70 cm 5 mm) buah 1
6 Roda alat pengering set 4
7 Baut & mur set 3
8 Pipa besi diameter 2 m 1/2
9 Pipa besi diameter 1/2 m 1
10 Elbow1/2 set 2
11 Kran air set 2
12 Kawat jaring aluminium (60 cm 40 cm) lembar 1
13 Dempul Kaleng 2
14 Cat Besi Kaleng 1
15 Sensor Thermocouple unit 9
3.9.
Pelaksanaan Perancangan Alat Pengering
Secara garis besar pelaksanaan perancangan alat pengering ini akan
dilaksanakan berurutan dan sisitematis, seperti ditunjukkan pada gambar 3.8.
Gambar 3.8. Diagram Alir Pelaksanaan Perancangan
Perancangan alat pengering
SELESAI
Indentisifikasi masalah
- Dimensi Alat Pengering
- Performance Alat Pengering yang Dirancang
Study Literature
START
Analisa Perancangan
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
55/115
BAB 4
PENGUJIAN ALAT PENGERING
4.1. Tempat dan Waktu
Pengujian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Mekanik, gedung
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pengujian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat pengering yang telah selesai
dirancang dan kemudian dibuat untuk dapat diaplikasikan sesuai fungsinya. Pengujian
ini dilaksanakan sejak alat pengering selesai dibuat sampai proses pengeringan bahan.
Proses pengujian ini berlangsung selama 2 bulan, yaitu sejak bulan oktober 2009
sampai dengan desember 2009.
4.2.
Peralatan yang Digunakan
a) Alat Pengering
Alat pengering ini dibuat berdasarkan hasil rancangan terlebih dahulu. Alat
pengering ini dibuat bertujuan untuk mengeringkan produk pertanian sebagai solusi
dari permasalahan cuaca di Indonesia yang tidak stabil. Kapasitas pengeringan dari
alat ini tergantung pada produk pertanian yang akan dikeringkan.
Gambar 4.1. Alat pengering yang akan digunakan
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
56/115
b) Heater
Alat ini digunakan sebagai tempat pemanasan air yang akan dipanaskan di
dalam alat pengering. Udara panas yang dihasilkan dari pemanasan heater ini yang
nantinya dimanfaatkan untuk mempercepat proses pemanasan.
Gambar 4.2.Heater
c)
Thermocouple Thermometer
Untuk melakukan pengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat
pengering digunakan instrumen pengukuran temperatur, yaitu Thermocouple
Thermometer Tipe KW 06-278 Krisbow (seperti terlihat pada Gambar 4.3). Setting
instrumen pengukuran temperatur ini dilakukan pada saat akan melakukanpengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat pengering selama proses
pengeringan berlangsung.
Spesifikasi Thermocouple ThermometerTipe KW 06-278 Krisbow sebagai
berikut:
Nama :Digital thermometer, single input
Input sensitivity : User selectable 0.1oC or 1 oC
Temperatur range : - 50.0
o
C ~ 1300
o
C- 58
oF ~ 2000
oF
Accuracy range : 0.5 % 1oC
0.5 % 2oF
Ukuran : 165 x 76 x 43 mm
Berat : 403 gram
Sumber daya : dua buah baterai 1,5 V Alkaline
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
57/115
Gambar 4.3. Thermocouple Thermometer
d) Thermo Anemometer
Untuk melakukan pengukuran terhadap kecepatan udara pengering
diantara jagung yang terjadi di dalam alat pengering digunakan instrumen pengukuran
yaitu Thermo Anemometer (seperti terlihat pada Gambar 4.4). Setting instrumen ini
dilakukan pada saat proses pengeringan berlangsung.
Spesifikasi Thermo Anemometersebagai berikut:
Nama :DigitalHot Wire Thermo Anemometer
Specifications range : 0.2 m/s ~ 20.0 m/s
0.7 km/h ~ 72.0 km/h
40 ft/min ~ 3940 ft/min
0.5 MPH ~ 44.7 MPH
0.4 knots ~ 31.1 knots
Temperature range : 32 oF ~ 122 oF (0 oC ~ 50 oC)
Accuracy range : 0.1 m/s
0.1 km/h
1 ft/min
0.1 MPH
0.1 knots
0.1 oF/oC
Ukuran : 175 x 86 x 47 mm
Berat : 510 gram
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
58/115
Gambar 4.4. Thermo Anemometer
e) Relative Humidity Meter
Untuk melakukan pengukuran terhadap kelembaban relative udara
pengering yang terjadi selama proses pengeringan digunakan instrumen pengukuran
yaitu Relative Humidity Meter (seperti terlihat pada Gambar 4.5). Setting instrumen
ini dilakukan pada saat proses pengeringan berlangsung.
SpesifikasiRelative Humidity Metersebagai berikut:
Nama :Relative Humidity Meter2080R Digitron
Air temperature : -10oC ~ 100
oC
14 oF ~ 212 oF
Humidity range : 0 % RH ~ 100 % RH
Thermocouple model : Type K
Temperatur range : - 200 oC ~ 1350 oC
- 328 oF ~ 2462 oF
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
59/115
Gambar 4.5.Relative Humidity Meter
f) Thermometer
Fungsi alat ini hampir sama dengan Thermocouple Thermometer yaitu
untuk melakukan pengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat pengering. Setting
instrumen pengukuran temperatur ini dilakukan pada saat akan melakukanpengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat pengering selama proses
pengeringan berlangsung.
Spesifikasi ThermometerKW 06-308 Krisbow sebagai berikut:
Nama : Thermometer
Input sensitivity : User selectable 0.1oC or 1
oC
Temperatur range : - 40.0oC ~ 250 oC
- 40
o
F ~ 482
o
F Accuracy range : 2 % 2
oC
2 % 2 oF
Sampling time : 2.0 seconds
Sumber daya : Baterai LR44 (1.5V)
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 [123doc.vn] Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Jagung Dengan Tipe Cabinet Dryer Untuk Kapasitas 9 Kg
60/115
Gambar 4.6. Thermometer
g) Kompor Minyak Tanah
Pada pengujian ini, kompor digunakan sebagai alat untuk memanaskan
atau memasak air yang terdapat di dalam alat pengering sehingga menghasilkan uap
air. Kompor yang digunakan memiliki sumbu sebanyak 16 sumbu dengan kapasitas
bahan bakar 2 liter minyak tanah atau kerosin.
Gambar 4.7. Kompor Minyak Tanahh)
Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur berat produk yang akan
dikeringkan. Alat ini digunakan pada saat produk sebelum dikeringkan dan sesudah
dikeringkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar