1221010_1221053_appendicesjhk
DESCRIPTION
hguTRANSCRIPT
-
LAMPIRAN
-
L 1
Foto Foto Kerja Praktek
-
(Dari kiri ke kanan)
Perkenalan kondisi proyek oleh pak okta Proses pekerjaan duckting Bekisting Kantilever
(Dari kiri ke kanan)
Produk Keramik yang digunakan Kondisi awal tanah lokasi tower 2
(Dari kiri ke kanan)
Kabel Tray Mechanical Electrical Denah Area Loading Material
-
(Dari kiri ke kanan)
Inspeksi Mechanical Electrical Finishing Mock Up Pemindahan Barang di lantai Atap
(Dari kiri ke kanan)
Lokasi STP Pekerjaan galian tower 2
-
Pekerjaan Pondasi, Pembesian dan Beton
-
Hartanto Arif Wijaya (1221010) Febrina Vienna Soulisa (1221053)
-
L 2
Undangan Rapat Klarifikasi Kontrak
-
L 3
Denah Lantai 1
-
Denah Lantai Semi Basement 1 Lantai 1
-
L 4
Metode Kerja Galian Tanah Open Cut
-
Metode Kerja Bore Pile
-
L 5
Bill of Quantity
-
L 6
Kurva S SAP
-
Master Schedule Hotel Harper Bandung
-
L 7
Laporan Harian Kerja Praktek
-
Laporan Kerja Praktek Harian 1
DCP (bersama pak Okta)
Pelaksanaan konstruksi terdiri dari 3 tahap, yaitu :
Pra-Construction
Pihak yang terlibat : Owner, Perencana, MK
Construction
Pihak yang terlibat : Owner, Perencana, MK, All Kontraktor
Post Construction
Pihak yang terlibat : Owner, MK, Building Management, Kontraktor (pada masa
pemeliharaan)
Sistematika Gambar
For Info : Berupa sketsa awal
For Tender : Gambar yang akan ditenderkan
For Con : Setelah proses pelelangan
Fungsi gambar For Con adalah sebagai penyempurnaan dari gambar for
tender yang dapat berubah sesuai kondisi di lapangan. Gambar ini kemudian menjadi
acuan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan dan menjadi dasar juga untuk
pelaksanaan yang dilimpahkan pada pihak ketiga (mandor, tukang, dsb)
Soft Drawing : diperlukan saat kontraktor mengajukan IPL (Izin Pekerjaan Lapangan)
dan memerlukan persetujuan MK. Pengajuan IPL mengikuti format yang telah
disediakan MK. Jika diperlukan, dapat ditambahkan pula :
1. Metode kerja
2. Material (oleh perencana maupun MK)
3. Izin Kerja Lapangan berupa form inspeksi
Tujuan Utama Manajemen Konstruksi adalah mengontrol BWM, yaitu :
Biaya
Waktu
Mutu
Istilah-istilah dalam dunia MK
RKS : Rencana kerja dan syarat, oleh konsultan engineering
Fungsi RKS adalah sebagai acuan informasi yang diperlukan oleh pelaksana maupun
MK berkaitan dengan detail teknis dan spek pekerjaan
RFI (Request For Information) : Apabila kontraktor memiliki pertanyaan teknis, maka dapat
diajukan ke MK.
BAST : Berita Acara Serah Terima, diberikan oleh MK ke Owner
Site Instruction : Bisa kurang , bisa tambah (misal, tambahan biaya)
-
Dasar-dasar Site instruction (SI) / landasan munculnya SI :
- Surat Permintaan dari kontraktor perihal pekerjaan atau pelaksanaan
- Site memo dari MK apabila ada perubahan atau perbaikan yang dirasa perlu oleh MK
- RFI dari kontraktor yang dijawab oleh MK dan perencana
- Gambar (Perbedaan antara for tender dan for con yang belum jelas)
Jenis Jenis Kontraktor Spesialis
1. Genset
2. STP (Sewage Treatment Plant)
3. Lift
4. Kitchen
5. Landscape
6. Lightning
7. Interior
8. Chiller
Simpulan dari hasil kerja praktek :
Setiap bulan MK membuat laporan progress kepada owner berupa hasil rekapitulasi laporan
harian dan mingguan.
Tugas MK selain sebagai wakil owner juga mengontrol biaya, mutu dan waktu proyek.
Setiap akan dilakukan pengerjaan baik struktur, ME, arsitektur dan lainnya, perlu
memberikan IPL sesuai format yang telah disediakan MK dengan lampiran gambar For Con,
metode pengerjaan dan bila perlu hasil pengujian bila akan mengajukan suatu produk.
MK sebagai wakil owner dapat memberikan masukan produk maupun instansi yang sekiranya
tidak baik digunakan berdasarkan pengalaman-pengalaman MK memegang proyek.
Bila terdapat masalah dilapangan, MK dapat menegur pelaksana dengan memberi Memo.
Bila telah ditegur namun tidak dilaksanakan, maka MK dapat menahan Progress pelaksana
yang akan berdampak pada pembayaran.
Faktor-faktor yang menghambat tidak tercapainya :
- Waktu : Pelaksanaan meleset dari rencana
Maka, langkah yang harus diambil MK untuk mengantisipasinya adalah :
1. Merevisi dan mengevaluasi jadwal pelaksanaan
2. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan jadwal pelaksanaan yang telah
direvisi
3. Memberi saran pada kontraktor agar menambah jumlah pekerja
-
- Mutu : Mutu spesifikasi teknis tidak tercapai
Maka, langkah yang harus diambil MK untuk mengantisipasinya adalah :
1. Melaksanakan upaya perbaikan mutu dengan cara memaksimalkan kinerja pekerjaan
teknis dilapangan
2. Memaksimalkan manajemen kualitas spesifikasi lain yang masih dalam tahap
pelaksanaan
- Biaya : Pembengkakan anggaran
Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegahnya adalah :
1. Membuat prioritas hal yang perlu diutamakan dan yang tidak
2. Membuat anggaran biaya sebagai acuan pengeluaran
3. Melakukan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan faktor lingkungan,
keuangan, keinginan owner, dan kemungkinan-kemungkinan perubahan rencana
pelaksanaan di lapangan
-
Laporan Kerja Praktek Harian 2
Arsitektur (bersama pak Gunadi)
Hasil inspeksi arsitektur yang didapat :
Lantai 11
Permasalahan : - Kebocoran pada kamar (dinding)
Solusi : - Dilakukan penyuntikan
Lantai 10
Permasalahan : - Kebocoran pada kamar (dinding) paling banyak ditemukan
- Pengecoran tidak padat
Solusi : - Dilakukan penyuntikan
Lantai 9
Permasalahan : - Kebocoran pada kamar (dinding) paling banyak ditemukan
- Pengecoran tidak pada
- Pemasangan dinding tidak sempurna (terdapat banyak lubang pada
dinding)
- Tangga lantai 9 lantai 10 pengerjaan tidak rapid an dibiarkan
Solusi : - Dilakukan penyuntikan dan pemadatan pada dinding
- Pekerjaan tangga dikerjakan hingga selesai
Lantai 8
Permasalahan : - Kebocoran hanya sedikit ditemukan pada dinding kamar mandi
Solusi : - Dilakukan penyuntikan
Lantai 7
Permasalahan : - Pada kamar 705 ditemukan sisa adukan yang dibiarkan mengeras
- Terjadi kebocoran pada pipa di koridor
Solusi : - Adukan yang mongering harus dibuang agar elevasi / tinggi lantai
sesuai untuk pemasangan keramik kamar mandi
- Menginformasikan pada ME agar ditindak lanjuti
Lantai 6
Permasalahan : - Tidak ada FCO (lubang buangan air) pada salah satu kamar mandi
- Pipa PPR tidak sesuai ukuran yang seharusnya, sehingga dapat
menghambat pekerjaan
Solusi : - Membuat FCO
- Menginformasikan pada ME agar ditindak lanjuti
Lantai 5
Permasalahan : - Pipa PPR tidak sesuai ukuran padahal sudah disemen
Solusi : - Dilakukan pembongkaran ulang oleh ME (kamar 507, 505, 511 dan
sebagian besar kamar pada lantai 5)
Lantai 3
Permasalahan : - Kamar 303 (mock up), plafon belum ditutup
Solusi : - Pengerjaan plafon
-
Simpulan dari hasil kerja praktek :
Inspeksi oleh MK dilakukan sesuai dengan bidang masing-masing. (misal, arsitektur, struktur,
ME, dll)
MK berhak menegur pekerjaan pelaksana apabila dinilai tidak sesuai dengan rencana kerja
Pada kasus kamar 303, merupakan prioritas karena Mock up
Pengerjaan oleh tukang harus diawasi oleh pelaksana agar dapat mengendalikan mutu proyek
Apabila jam kerja sudah sekitar 30 menit lagi, maka sebaiknya tidak melakukan adukan
karena akan menyisakan adukan yang kering sehingga perlu dibersihkan
Pekerjaan konstruksi saling berhubungan satu sama lain. Sehingga apabila terjadi masalah,
maka bidang lain akan mengalami kendala pula dan berhubungan dengan keterlambatan
waktu pelaksanaan.
Hal-hal yang berpotensi menimbulkan permasalahan dalam pekerjaan arsitektur :
- Kurangnya koordinasi arsitek, MEP dan struktur
- Pekerjaan arsitektur tidak diselesaikan sesuai schedule dan rencana
- Perubahan konsep konstruksi
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir masalah :
- Melakukan koordinasi dan komunikasi secara berkala dengan MEP maupun struktur
- Menjalankan fungsi MK yaitu pengawasan dan pengendalian serta koordinasi dan
pengarahan
- Perubahan konsep konstruksi baik karena permintaan owner maupun penyesuaian
terhadap lingkungan konstruksi dapat diminimalisir dengan cara mengadakan rapat
bersama
-
Laporan Kerja Praktek Harian 3
MEP (bersama pak Imam)
Agenda :
- Konfirmasi pengiriman email data lift ke pak Jarwo
- Koordinasi pekerjaan plafon dapat dimulai pada unit lantai 3
- Koordinasi letak barang pada lantai atap
- Koordinasi naik 1 m pada atap ke pak Bambang
- Pengawasan pemindahan barang pada atap
- Pengecekan pekerjaan kabel LT.9
- Pengecekan pemasangan pipa dan kabel ditiap lantai
- Check list waterproofing atap
- Pengawasan pengecekan lampu di lantai 5 dan Mock Up
- Pengecekan pelapisan pipa chiller agar air tidak merembes
Permasalahan :
- Akibat hujan pada 31 Maret 2015 petang, kondisi basement tergenang air
- Akibat angin kencang pada 31 Maret 2015 petang, barang-barang di atap terbang
- Genangan air di atap tidak mengalir karena tidak ada lubang alir air
- Pekerjaan plafon belum dapat dilakukan karena MEP belum sepenuhnya selesai
Solusi :
- Barang-barang diatap dipindahkan ke sebelah penangkal petir dan ditimpa oleh besi agar
tidak terbang
- Koordinasi dengan bagian struktur untuk masalah lubang alir
- Tempat AC dan Pit Lift di basement ditutup untuk melindungi dari genangan air
- Pekerjaan plafon tetap berjalan pada unit yang telah selesai pekerjaan MEP nya
Seputar dalam bidang MEP
- Cooling tower dan Head pam : Merupakan tempat penyimpanan air yang terletak di atap
- Dock House : Bangunan tertutup kecil yang berfungsi sebagai pembuangan air atau
memutuskan air
- Riser : Lubang persegi tempat pipa
- AC Ducting : Untuk menyerap bau dan asap serta mengolah fresh air dalam ruangan
- FCU : Salah satu mesin AC
- Read ton : Untuk mengambil fresh air yang berfungsi sebagai alat sirkulasi udara kotor dan
bersih
- Induk Sap : Sap utama pipa besar
- Pipa drain : Pipa air hujan
- Block Out : Sebagai suspend. Berfungsi sebagai tempat udara masuk saat terjadi kebakaran.
Setiap gedung, bagi MEP harus memiliki Block Out
- Kabel Ladder dan Tray : Tempat kabel arus kuat dan lemah. Ukuran besar biasanya untuk
arus kuat. Sedangkan ukuran kecil untuk arus lemah
- Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran.
Hydrant juga berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana
-
kebakaran terjadi. Sistem kerja Fire Hydrant yang terpasang menggunakan system air,
(medianya adalah air). Instalasi pada system ini adalah menyediakan air dalam jumlah besar
yang disediakan secara terpusat dan stand by, sehingga apabila terjadi kebakaran akan dapat
berfungsi dengan baik.
- BTS : Menara pemancar signal yang terletak di atap
- Hydrant : Pada hydrant terdapat kabel manual full point dan alarm.
- Mock Up : Sample untuk unit
Simpulan dari hasil kerja praktek :
Setiap pekerjaan kontraktor pada tiap bidang harus dicek terlebih dahulu oleh masing-masing
penanggung jawab bidang dari MK sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya
Faktor cuaca dapat menghambat kinerja proyek dan mengakibatkan keterlambatan waktu
Pentingnya lubang alir air bagi sebuah gedung terutama pada proyek yang dilaksanakan di
musim hujan agar air tidak menggenang
Perlunya persiapan tempat penyimpanan barang-barang cadangan
Pekerjaan plafon dan pekerjaan MEP dapat berjalan berbarengan apabila pekerjaan MEP
difokuskan unit per unit
Bagi MEP, setiap gedung wajib memiliki Block Out sebagai safety bila terjadi kebakaran
-
Laporan Kerja Praktek Harian 4
Struktur (bersama pak Widi)
Agenda :
- Pengecekan progress STP
- Koordinasi pelaksanaan STP
Catatan : Karena menunggu koordinasi orang STP, maka dilakukan inspeksi MEP
MEP (bersama pak Imam)
Agenda :
- Pengecekan box MCB di lt. 3, lt. 5, dan lt. 6
- Pengecekan kelengkapan pipa drain, pipa reg (PPR) dan isolasi pipa
Hasil inspeksi :
Lt. 3
Kamar 303 dikunci, sehingga tidak dapat dilakukan inspeksi
Lt. 5
Hasil inspeksi box MCB
Kamar 530 box MCB belum terpasang
Hasil inspeksi kelengkapan dan isolasi pipa
Kamar Pipa drain Pipa reg (PPR) Keterangan
532 Tambah gantungan - Ada gantungan lepas dari
kawat, perbaiki
528 Isolasi lepas Isolasi lepas Ada gatungan lepas, perbaiki
526 - Isolasi lepas -
523 - Isolasi lepas -
521 Ada gantungan lepas, perbaiki
520 - Isolasi lepas -
519 Tambah gantungan Perbaiki gantungan Isolasi kurang menempel dan
gantungan kawat lepas
517 - - Foyer tertutup
515 - - Foyer tertutup
511 - - Foyer tertutup
509 Ganti gantungan - Foyer tertutup
507 - - Foyer tertutup
505 Tambah gantungan - -
503 - Gantungan kawat
lepas
Foyer tertutup
Tali rapia lepas
Tambah gantungan
502 Gantungan - Foyer tertutup
500 - - Isolasi kurang menepel
-
Lt. 6
Hasil inspeksi box MCB
Kamar Keterangan
630 Belum ada
629 Belum ada
635 Belum ada
Temuan pada saat inspeksi :
- Keramik tangga lt.3 belum terpasang
- Terdapat lubang di tembok depan tangga lt.2
- Pengecoran tangga lt.3 dan lt.2 belum maksimal
Inspeksi lain yang dilakukan :
- Pengecekan jarak keran wudhu semi basement
- Pengecekan lift dan koordinasi dengan pak Anang
Catatan : Pak Anang meminta fotocopy gambar lift
-
Laporan Kerja Praktek Harian 5
Engineering Structure (bersama pak Ramelan)
Pada saat perencanaan, bagian-bagian yang terlibat ialah bagian Struktur, Arsitektur dan
MEP. Bagian Arsitek mengajukan denah yang apabila disetujui oleh Owner maka selanjutnya
diserahkan ke bagian Struktur untuk dihitung perkuatannya, misalnya pembesianm dimensi kolom,
maupun dimensi balok. Setelah dihitung, maka akan ditinjau dari segi masalah MEP, misalnya GWT,
STP dan Plumbing.
Untuk pembebanan lantai atap, data beban diterima dari bagian MEP oleh bagian Struktur.
Agar dapat menghindari genangan air yang terjadi pada bagian atap, maka perlu dibersihkan dahulu
kemudian dilakukan test waterproofing. Kemudian bagian atap yang akan diletakkan beban MEP di
skrit (dilapisi pasir dan semen untuk mendapatkan kemiringan yang direncanakan) ke arah roof drain.
Beberapa pertimbangan penggunaan pondasi antara lain :
Raft pondasi : Digunakan apabila ditemukan tanah keras. Kelebihannya adalah hemat. Tebal
pelat 80 hingga 3 m (tergantung tinggi gedung).
Tiang pancang / Bor pile : Digunakan pada kondisi tanah buruk pada kedalaman yang
dikehendaki.
Kombinasi campuran pondasi : Dapat dilakukan apabila jumlah lantai bangunan banyak.
Soldier pile : Untuk menahan tanah agar tidak runtuh / longsor. Dan dilokasikan disekeliling
bangunan. Di atasnya dipasang capping beam untuk mengikat soldier pile.
Untuk pembangunan suatu bangunan struktur, mengacu pada Standar Detail Drawing yang
memuat peraturan yang harus diikuti. Misalnya panjang penyaluran, panjang kait dan selimut beton.
Perkuatan lubang dapat menggunakan Wire mesh karena lebih cepat. Hal yang perlu diingat
ialah saat menggunakan Wire mesh, tidak boleh dipasang di tumpuan. Hal yang diperhatikan lainnya
yaitu panjang penyaluran menentukan mutu beton.
Informasi lain tentang mutu bangunan :
Fungsi tulangan sengkang : menerima gaya lintang
Saat pelaksanaan, jumlah diameter dapat digunakan lebih dari saat perencanaan
Sambungan besi sebaiknya tidak diletakkan di bagian lapangan
Pengecekan besi dapat dilakukan dengan cara tes tarik dan tes tekuk sesuai dengan RKS
Beton merupakan beban tekan, sehingga diperlukan tulangan (tarik) yang mengimbangi
Hal-hal lain yang perlu diketahui :
Shear wall / Core wall : dinding inti untuk menahan gempa dan biasanya dimanfaatkan untuk
tempat lift
Retaining wall : berfungsi sebagai penahan tanah
Rump : jalur mobil dari basement
GWT (ground water treatment) : Menyimpan kebutuhan air bersih bangunan
-
Laporan Kerja Praktek Harian 6
Studi masalah yang dihadapi saat proses konstruksi bangunan
Permasalahan :
Pada saat terjadi hujan besar, basement mengalami banjir.
Tujuan pembahasan :
Menentukan solusi terhadap masalah banjir pada basement.
Solusi :
Membersihkan Basement
Basement akan perlu untuk dibersihkan habis semua air keluar dengan menggunakan
pompa. Jika diperlukan, gunakan disinfektan untuk membunuh racun yang mungkin ada
terbawa oleh air yang menggenangi basement.
Perbaikan.
- Setelah basement kering, maka perlu membuat reparasi yang diperlukan untuk menutup celah-celah yang ada, tutup dengan acian halus untuk menambal setiap permukaan
yang berpotensi menimbulkan kebocoran dan banjir, Hal ini akan mencegah kebocoran lebih
lanjut.
- Membuat pipa aliran air yang nantinya akan mengalirkan air hujan berlebihan dari area konstruksi ke area yang dituju (misalnya sungai).
Langkah pencegahan banjir pada basement
Sebelum terjadi kebanjiran pada basement yang akan dibangun, terdapat beberapa
faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
Tinggi air tanah di lokasi
Drainase
Jenis tanah
Sedangkan untuk kebutuhan dari tembok di basement, yang perlu diperhatikan ialah :
Kemantapan struktural
Ketahanan
Pengeluaran kelembaban
Buildability
-
Laporan Kerja Praktek Harian 7
Studi masalah yang dihadapi saat proses konstruksi bangunan
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pembangunan hotel Harper Aston dibagi menjadi 2 tahap. Tahap 1
dilaksanakan oleh kontraktor WIKA, sedangkan tahap 2 dikerjakan oleh kontraktor dari pihak
Owner. Pekerjaan konstruksi tahap 2 dimulai dengan pekerjaan tanah berupa galian dan
pembuatan pondasi. Galian tanah yang dilakukan berpotensi menimbulkan masalah karena
tidak digunakan penahan tanah sebelum galian dilakukan.
Masalah yang mungkin timbul adalah longsor pada galian karena tidak adanya
penahan tanah. Masalah lain yaitu banyaknya air genangan yang menghambat progress
pengerjaan tanah, namun masalah ini telah diantisipasi dengan pompa dan pipa pengaliran air
genangan ke lokasi sungai atau pengaliran air terdekat.
Apabila galian dilanjutkan akan berdampak pada rumah penduduk sekitar
karena jarak yang terlalu dekat dan bila dilanjutkan dapat mengakibatkan tanah berpotensi
runtuh, bukan hanya tanah namun juga rumah rumah sekitar.
TUJUAN
Menentukan solusi terhadap masalah galian yang mungkin timbul akibat tidak
adanya penahan tanah
-
BAB II
METODE PENAHAN TANAH
A. DINDING PENAHAN TANAH
Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi penahan agar tanah tidak
longsor. Konstruksi ini digunakan untuk suatu tebing yang agak tegak dan digunakan bila
suatu bangunan yang dibangun berbatasan dengan sungai, danau, atau tanah payau. Bahan
yang digunakan di belakang dinding penahan disebut tanah urugan. Tanah lempung sangat
tidak disarankan untuk digunakan sebagai tanah urugan.
Jenis Dinding Penahan Tanah
Menurut bahan konstruksi, dinding penahan dibagi atas dua yaitu dari
pasangan batu dan beton pracetak. Berdasarkan bentuk konstruksinya dan caranya menahan
tanah, dinding penahan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Dinding gravitasi
Jenis ini menggantungkan seluruh kestabilan pada berat dinding itu sendiri.
Bentuknya sederhana dan pelaksanaannya mudah. Bahannya dapat dibuat dari pasangan
batu atau beton tanpa tulangan, kecuali pada permukaan luar untuk mencegah retak-
retak akibat perubahan suhu.
b. Dinding penahan semi gravitasi
Jenis ini mempunyai fungsi sama dengan dinding gravitasi, hanya bagian bawah
diperluas.
-
c. Dinding penahan dengan sisi belakang tegak
Jenis ini dapat dibuat dari beton tanpa tulangan atau dengan tulangan. Dinding
penahan dengan tulangan lebih ekonomis terutama untuk dinding yang relatif tinggi.
d. Dinding penahan dengan sisi belakang miring
Jenis ini terbuat dari tanpa beton tulangan dan cukup baik digunakan dinding
yang tinggi.
e. Dinding penahan dengan konsel
Jenis ini terbuat dari beton bertulang dan secara statis merupakan konstruksi
yang kokoh dengan keseimbangan momen yang baik, tanah dasar yang baik. Di atas
konsel dapat diletakkan instalasi-instalasi bawah tanah, seperti pipa air minum, air
limbah, jaringan telepon atau listrik.
f. Dinding penahan dengan sandaran
Jenis ini dapat dibuat dari susunan batu atau beton. Tembok penahan ini
digunakan bila tanah asli dibelakang cukup baik dan tekanan tanahnya relatif kecil.
g. Dinding penahan dengan balok kontilever (q)
Bila dinding tinggi, maka tekanan tanah yang bekerja pada dinding cenderung
untuk menggulingkan dinding, untuk itu agar ekonomis sebaiknya digunakan dinding
kontilever. Dinding ini mempunyai bagian pada dasarnya memanjang di bawah tanah
urugan dan berat tanah diatas kaki tersebut dapat membantu mencegah tergulingnya
dinding.
-
h. Dinding penahan dengan penyokong di sisi dalam
Dinding penahan jenis ini, hampir sama dengan cantilever, tetapi pada jarak
tertentu didukung oleh plat-plat vertikal yang diletakkan di belakang dinding. Jenis ini
digunakan pada dinding yang tingginya lebih dari 8 meter.
i. Dinding penyokong dari luar
Dinding jenis ini hampir sama dengan dinding counteryort, hanya pada jenis ini
penyokong ditempatkan di depan dinding.
j. Dinding penahan khusus
Dinding penahan yang tersusun dari balok-balok beton pracetak misalnya dinding krib.
Dinding penahan dari bronjong
Dinding penahan tipe kotak
Dinding penahan bentuk y terbalik
Dinding penahan dengan pelebar arah dan konsel.
Pemilihan Macam Dinding
Pemilihan macam dinding penahan tanah tergantung dari pertimbangan teknik dan
ekonomi, yang perlu diperhatikan adalah sifat-sifat tanah asli, kondisi tanah urugan, kondisi
lingkungan setempat dan kondisi lapangan. Sebagai pegangan dapat digunakan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
a. Dinding penahan dari pasangan batu dan dinding penahan gravitasi dapat digunakan
untuk ketinggian 3 6 meter.
b. Dinding penahan dengan balok kantilever digunakan untuk ketinggian 3 8 meter.
c. Dinding penahan dengan plat penopang digunakan untuk ketinggian 8 15 meter.
B. WIRE MESH
Besi wiremesh adalah besi yang bentuknya seperti kawat dan dianyam menjadi
lembaran. Oleh karena itu di Indonesia besi ini lebih populer dengan sebutan besi atau kawat
anyam. Bentuk dari anyaman ini ada yang kotak-kotak atau ada pula yang seperti jajaran
genjang.
Jika diameternya disesuaikan dengan kebutuhan, besi wiremesh bisa
digunakan untuk penguat dak beton atau pelat lantai. Untuk bangunan bertingkat, ukuran
yang dipakai adalah delapan hingga sepuluh. Namun untuk rumah hunian biasa, bisa
-
menggunakan yang ukurannya empat hingga enam. Dan selain untuk menguatkan dak beton,
besi jenis ini bisa dipakai untuk penguat talud atau penahan tanah, anak tangga atau kawat
bronjong.
Besi wiremesh ada dua jenis. Pertama yang berupa lembaran. Ukuran standar
yang ada adalah 2,1 meter x 5,4 meter. Sedangkan jenis yang kedua berupa gulungan atau rol
yang punya ukuran lebar 2,1 meter dan panjangnya mencapai 54 meter.
Penggunaannya bisa mendatangkan beberapa keuntungan, antara lain adalah
proses pembuatan bangunan menjadi lebih cepat sehingga bisa dilakukan efisiensi waktu
secara maksimal. Hal ini bisa menimbulkan efek gedung yang sedang dibangun menjadi lebih
bagus mutunya dan biaya yang harus dikeluarkan bisa lebih hemat.
Berdasarkan kondisi dilapangan, pembangunan dinding penahan tanah sudah
tidak dapat dilaksanakan lagi karena galian telah dilakukan. Oleh karena itu, maka metode
yang digunakan ialah menggunakan wire mesh.
-
BAB III
METODE PENGGUNAAN WIRE MESH
Posisi galian dilapangan menunjukkan bahwa apabila galian dilanjutkan dapat
berdampak pada rumah-rumah warga disekitar lingkungan konstruksi proyek.
Dengan jarak kurang lebih 8 meter dari lokasi penggalian serta kebutuhan
dinding penahan dengan kedalaman minimal 6 meter, maka dapat dipastikan galian akan
menimbulkan longsor yang berpengaruh pada rumah-rumah warga sekitar yang akan
berdampak pada pengeluaran yang lebih besar apabila dilihat dari segi ekonomi. Dari sudut
pandang Manajemen Konstruksi (MK), maka masalah ini dapat berdampak pada pengawasan
waktu pelaksanaan proyek. Karenanya, penggunaan wire mesh dimaksudkan agar dapat
mengatasi masalah yang mungkin terjadi tersebut. Berikut proses pelaksanaan penggunaan
wire mesh sebagai penahan tanah :
1. Galian dimiringkan kurang lebih 30 hingga 40 derajat dan lakukan galian parsial
setiap 3 hingga 4 meter dan lakukan cor manual.
2. Beri / pasang kawat anyam (wire mesh), agar tidak mudah longsor. Pasang pula balok
sepanjang saluran sekitar galian agar menopang saluran tersebut dan ikat anyam ke
pohon sekitar galian untuk membantu kawat menahan tanah dari longsor.
-
SIMPULAN
Metode yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi proyek yang
dilaksanakan adalah dengan menggunakan wire mesh karena galian telah dilakukan dan juga
lebih hemat ketimbang dinding penahan tanah. Hal yang perlu diperhatikan ialah pemasangan
balok sepanjang saluran agar tidak terjadi kerusakan sepanjang saluran.
Saran :
Pada kondisi sebelum melakukan galian sebaiknya memasang dinding penahan tanah
(apabila memungkinkan) karena lebih kuat.
Pada kondisi telah dilakukan galian namun tidak memiliki penahan tanah, sebaiknya
memperhitungkan jarak antara galian dan rumah-rumah warga sekitar untuk
menghindari kerugian yang dapat ditimbulkan apabila terjadi kerusakan.
Pengantisipasian genangan air sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Terutama apabila
pembangunan proyek dilakukan pada musim hujan.
-
Laporan Kerja Praktek Harian 8
Manajemen : Usaha untuk mencapai tujuan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Konstruksi : Suatu kegiatan pembangunan sarana maupun prasarana.
Pengertian Umum Manajemen Konstruksi :
Usaha untuk mencapai suatu tujuan pembangunan sarana maupun prasaraan dengan cara
paling efektif dan efisien.
Pengertian Profesi Manajemen Konstruksi :
Profesi khusus yang bertugas manage kualitas proyek dalam hal mutu, waktu dan biaya.
Tugas Manajemen Konstruksi Sebagai Organisasi :
1. Project Time Management : Untuk menentukan Jadwal dan Tren
2. Project Cost Management : Untuk memastikan harga dari order.
3. Project Quality Management : Untuk memastikan diskripsi kualitas order
4. Project Human Resources & Development Management : Untuk memastikan organisasi
Proyek memadai / kompeten.
5. Project Procurement Management : untuk memastikan supply SDM, Material & ALat
memenuhi kualitas, kuantitas dan stok
6. Project Safety, Healthy & Environment Management : Memastikan kesehatan / keselamatan
SDM terpenuhi dan lingkungan terjaga dari kerusakan / pencurian.
Kapan Diperlukan Manajemen Konstruksi :
1. Proyek Pemerintah :
Adanya batasan berdasarkan biaya. Pada nilai proyek tertentu diwajibkan menggunakan
jasa Manajemen Konstruksi.
2. Proyek Swasta :
- Tergantung kebijakan Bank. Ada beberapa Bank yang menyetujui peminjaman uang
apabila terdapat jasa Manajemen Konstruksi yang dirasa menjamin kualitas proyek.
- Kondisi dimana Owner tidak mengetahui konstruksi atau tidak tergolong memiliki
pengetahuan tentang konstuksi secara spesifik.