11a.shok-dr.yrs
DESCRIPTION
abcTRANSCRIPT
Penatalaksanaan Syok
Kemajuan-kemajuan dalam bidang Kesehatan Ibu dan
Bayi Baru Lahir
2Management of Shock
Tujuan Sesi
! Praktek terbaik dalam penatalaksanaan syok
! Adanya bukti mengenai penggantian cairan
! Praktek terbaik dalam penggunaan darah/produk-produk darah
3Management of Shock
Definisi Syok
! Kegagalan sistem sirkulasi dalam mempertahankan aliran
yang adekuat pada organ-organ vital
! MENGANCAM JIWA
! MEMERLUKAN PENGOBATAN YANG SEGERA DAN INTENSIF
4Management of Shock
5Management of Shock
Kapan dapat berharap atau
mengantisipasi Syok
! Perdarahan:
$ Pada awal kehamilan (contoh : aborsi, kehamilan ektopik,
kehamilan mola)
$ Pada akhir kehamilan atau persalinan(contoh: plasenta
previa, solusio placenta, ruptura uteri)
$ Sesudah kelahiran bayi (contoh: ruptura uteri, atonia uteri)
! Infeksi (contoh aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi,
amnionitis, metritis)
! Trauma (contoh perlukaan pada uterus atau kandung kemih
selama aborsi, ruptura uterui)
6Management of Shock
Gejala dan Tanda
! Nadi cepat dan lemah (110 x/per menit atau lebih)
! Tekanan darah yang rendah (tekanan sistolik kurang dari 90
mm Hg)
! Pucat (pada kelopak mata bagian bawah, telapak tangan,
sekitar mulut)
! Berkeringat, atau kulit terasa lembab
! Nafas cepat (30 x/permenit atau lebih)
! Gelisah, bingung, tidak sadarkan diri
! Keluaran urine sedikit( kurang dari 30 ml/jam)
7Management of Shock
Penatalaksanaan Segera
! BERTERIAK MINTA TOLONG - orang yang ada disekitar kita
dimintai bantuan
! Mulailah resusitasi
! Membuat akses intravena
8Management of Shock
Tata-laksana mengatasi perdarahan hebat
! Airway
! Breathing
! Circulation and hemorrhage
control
! Shock position
! Replace blood loss
! Stop / minimize the bleeding process
Eddy Rahardjo
9Management of Shock
AIRWAY
Eddy Rahardjo
10Management of Shock
Posisi shock
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI
300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral
Eddy Rahardjo
11Management of Shock
Penatalaksanaan Khusus
! Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit
! Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang
! Penilaian status pembekuan darah dengan tes pembekuan di
tempat tidur.
! Penatalaksanaan penyebab khusus
! Pantau:
$ Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15 menit
$ Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam
12Management of Shock
Cairan Intravena
! Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua jarum
berlubang besar
$ Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20 menit
$ Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam pertama
$ Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan
tetesan infus yang lebih cepat
Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus, lakukan
vena seksi
13Management of Shock
Tanda klinis shock
! GANGGUAN PERFUSI PERIFER Raba telapak tangan
* Hangat, Kering, Merah : NORMAL * Dingin, Basah, Pucat : SHOCK
Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan * Merah kembali < 2 detik :
NORMAL / > 2 detik : SHOCK * Bandingkan dengan tangan pemeriksa
! NADI MENINGKAT : raba nadi radialis * nadi < 100 : NORMAL / nadi >
100 : SHOCK
! TEKANAN DARAH MENURUN * Sistolik > 100 : NORMAL / < 100 :
SHOCK
14Management of Shock
Estimasi BB : ... 60 kgEstimasi Blood Volume : ... 70 ml/kg x 60 = 4200 mlEstimasi Blood Loss : .... % EBV = ..... ml
NORMO
VOLEMIA-- 30% EBV
-- 15% EBV
-- 50% EBV
TsystNadi
Perf
12080
hangat
100100
pucat
< 90> 120
dingin
< 60-70> 140 - ttb
basah
EBL = perdarahan 600 1200 2000 ml
Infus RL 1200-2000 2500-5000 4000-8000 ml
15Management of Shock
Pasien perdarahan datang
perkirakan volume yang hilang
|
Shock ? posisi shock
pasang infus jarum besar (2)
ambil sample darah u/ cari donor
|
infusi RL 1000 (+1000 lagi)
Perfusi HKM
nadi < 100
T-sist > 100
|
Lambatkan infusi
Perfusi, nadi, T-sist
belum baik, masih shock
|
tambah RL lagi
(2-4 x volume hilang)
16Management of Shock
Kristaloid vs Koloid sebagai Cairan
Pengganti: Tujuan dan Desain
! Tujuan: Membandingkan resiko dan manfaat dari kristaloid dan
koloid pada resusitasi
! Desain: Meta-analisis pada 17 percobaan klinis secara acak
Choi et al 1999.
17Management of Shock
Kristaloid vs Koloid sebagai Cairan
Pengganti: Hasil-hasil
Kristaloid Koloid
Manfaat Merembes ke komponen ekstraselular
Mengurangi peningkatan cairan paru
Meningkatkan fungsi organ setelah
operasi
Reaksi anafilaktik minimal
Kemungkinan dapat mengurangi
angka kematian
Lebih murah
Tetap berada di komponen
intravaskular
volume yang diperlukan ebih
sedikit
Meningkatkan transpor
oksigen ke jaringan,
kontraktilitas jantung dan
keluarannya
ResikoPredisposisi untuk terjadinya edema
pulmonalMahal
Choi et al 1999.
18Management of Shock
Kristaloid vs Koloid sebagai Cairan
Pengganti: Kesimpulan
! Kristaloid merupakan pilihan pertama untuk digunakan,
karena:
$ Lebih aman
$ Lebih murah
$ Lebih mudah didapatkan
19Management of Shock
Studi Kristaloid vs Koloid pada
Kematian: Tujuan dan Desain
! Tujuan: Mengidentifikasi adanya efek pada angka kematian
pada pasien-pasien kritis yang diobati dengan kristaloid atau
koloid
! Metode:
$ Meta analisis dari pengujian percobaan klinis secara acak
$ Pasien-pasien dengan trauma, luka bakar, pembedahan,
sepsis.
Scheirhout and Roberts 1998.
20Management of Shock
Studi Kristaloid vs Koloid pada
Kematian: Hasil-hasil
! Dari 37 percobaan, 26 diantaranya tidak benar
! 19 dilaporkan meninggal, 1315 pasien:
$ Koloid: 24% beresiko terhadap kematian, kristaloid: 20%
beresiko terhadap kematian
$ Koloid telah meningkatkan resiko kematian sebesar 4%
$ Percobaan dengan “adequate concealment” : 7%
peningkatan resiko (-1- 15%)
Scheirhout and Roberts 1998.
21Management of Shock
Studi Kristaloid vs Koloid pada
Kematian: Kesimpulan
! Kesimpulan:
$ Tidak ada keuntungan yang diperoleh dengan
menggunakan koloid pada resusitasi
! Batasan:
$ Karakteristik pasien membuat percobaan menjadi tidak
bisa dibandingkan
$ Adanya perbedaan dalam aturan resusitasi
$ Perbedaan konsentrasi/tipe dari kristaloid/koloid yang
digunakan
Scheirhout and Roberts 1998.
22Management of Shock
Penatalaksanaan kasus khusus:
Perdarahan
! Menghentikan perdarahan (pemberian oksitosika, masase uterus, kompresi bimanual, kompresi pada aorta, pembedahan))
! Pemberian cairan Intra vena
! Perencanaan pemberian transfusi secara dini
! Penatalaksanaan terhadap penyebab perdarahan:
$ 22 minggu pertama usia kehamilan: aborsi, kehamilan ektopik atau mola
$ Setelah 22 minggu atau selama persalinan tetapi sebelum kelahiran bayi: plasenta previa, abrupsio plasenta, atau ruptura uteri
$ Setelah bayi dilahirkan: ruptura uteri, atonia uteri, sobekan pada saluran genital, retensio plasenta atau tertinggalnya sisa plasenta
! Penilaian kembali kondisi Ibu
23Management of Shock
Transfusi
Resiko pada transfusi dengan seluruh komponen darah atau
dengan plasma:
! Reaksi transfusi ( bercak pada kulit hingga syok anafilaktik)
! Penularan kuman penyebab infeksi (HIV, hepatitis B dan C,
sifilis, penyakit cagas)
! Infeksi bakteri, apabila darah tidak diolah atau disimpan
dengan benar
! Peningkatan resiko disertai dengan peningkatan volume
transfusi
24Management of Shock
Resiko-resiko transfusi
Untuk meminimalkan resiko transfusi:
! Seleksi donor dengan efektif
! Penyaringan terhadap kuman penyebab infeksi
! Kualitas yang baik dari golongan darah, tes kecocokan,
pemisahan komponen, penyimpanan, dan pengangkutan.
! Penggunaan yang tepat terhadap darah dan produk-produk
darah
25Management of Shock
Transfusi (Lanjutan)
! Penggunaan yang tepat terhadap darah dan produk-produk
darah:
Transfusi hanyalah salah satu unsur resusitasi
Mengikuti panduan petunjuk nasional untuk mengambil
keputusan pemberian transfusi, pertimbangan:
$ Resiko dan manfaat bagi pasien secara individual
$ Diharapkan adanya tingkat kemajuan
$ Ada indikasi untuk melakukan transfusi
$ Cairan alternatif untuk resusitasi
$ Kemampuan untuk memantau keadaan pasien
26Management of Shock
Transfusi (lanjutan)
! Memantau keadaan Ibu sebelum transfusi, pada awal transfusi, 15 menit setelah transfusi dimulai, dan sekurang-kurangnya setiap jam sesudah transfusi selesai
! Memantau:
$ Keadaan umum
$ Suhu
$ Nadi
$ Tekanan darah
$ Pernafasan
$ Keseimbangan cairan
! Catat volume cairan infus, penomoran tertentu dari darah yang di donorkan, efek-efek yang merugikan
27Management of Shock
Reaksi Transfusi: Penatalaksanaan
! Hentikan infus
! Lanjutkan dengan pemberian cairan intra vena
! Efek yang merugikan sedikit:
– Berikan prometazin 10 mg melalui mulut
28Management of Shock
Reaksi Transfusi: Penatalaksanaan
(lanjutan)
! Syok anafilaktik, berikan:
$ Adrenalin dengan perbandingan 1:1000 larutan. 0,1 ml dalam 10 ml
larutan normal salin diberikan secara IV dengan pelan
$ Promethazine 10 mg IV
$ Hidrokortison 1 g IV setiap 2 jam sesuai kebutuhan
$ Aminopilin 250 mg dalam 10 ml larutan normal salin secara IV
dengan perlahan untuk bronkospasme
$ Memantau fungsi ginjal, paru-paru dan jantung
! Pindahkan pasien pada pusat rujukan bila kondisinya sudah stabil
! Pencatatan dan pelaporan
29Management of Shock
Alternatif untuk Transfusi
! Larutan yang konsentrasinya mirip dengan plasma:
$ Kristaloid
$ Koloid
LARUTAN DEKTROSA ADALAH CAIRAN PENGGANTI YANG BURUK. JANGAN DIGUNAKAN
KECUALI TIDAK ADA PILIHAN LAIN. JANGAN GUNAKAN CAIRAN PLASMA ATAU AIR BIASA
30Management of Shock
Pencegahan terhadap Syok Akibat
Perdarahan
Meminimalkan darah yang terbuang:
! Gunakan teknik terbaik dalam anastesi dan pembedahan untuk
meminimalkan hilangnya darah pada operasi
! Autotransfusi selama prosedur jika dibenarkan (MCPC – S14)
! Penatalaksanaan aktif kala tiga pada persalinan
! Penatalaksaan terhadap perdarahan pasca persalinan
31Management of Shock
Penatalaksanaan Penyebab Khusus:
Infeksi
! Apabila fasilitas memadai: kumpulkan contoh-contoh darah,
urin, dan nanah untuk kultur
! Berikan antibiotik untuk mengobati infeksi aerob dan an-aerob
hingga bebas demam selama 48 jam :
$ Penisilin G 2 juta unit ATAU ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
$ Ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan IV setiap 24 jam
$ Ditambah metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
$ JANGAN BERIKAN MELALUI MULUT
! Ulangi penilaian kondisi pasien
32Management of Shock
Penatalaksanaan Penyebab Khusus:
Trauma
! Menyiapkan intervensi bedah
33Management of Shock
Syok:Penilaian Ulang
! Lakukan penilaian ulang terhadap respon dalam 30 menit untuk mempertimbangkan perbaikan
$ Menstabilisasi nadi (90 x/menit atau kurang)
$ Meningkatkan Tekanan Darah ( sistolik 100 mmHg atau lebih)
$ Meningkatkan status kejiwaan (mengurangi kebingungan atau kegelisahan)
$ Meningkatkan keluaran urin(30 ml/jam atau lebih)
! Apabila ada kemajuan:
$ Atur infus IV dengan laju 1L habis dalam 6 jam
$ Lanjutkan penatalaksanaan terhadap penyebab syok
! Apabila tidak ada kemajuan atau kestabilan, diperlukan penatalaksanaan lebih lanjut
34Management of Shock
Syok: Penatalaksanaan Lanjutan
! Lanjutkan infus IV dengan kecepatan 1L habis dalam 6 jam dan
oksigen dengan laju 6-8 L/menit
! Memantau dengan ketat
! Lakukan uji laboratorium untuk hematokrit, golongan darah,
jenis Rhesus, dan uji silang
! Apabila fasilitas tersedia, periksa elektrolit serum, kreatinin
serum, dan pH darah
! Perhatikan adanya komplikasi yang tertunda selama beberapa
hari
! Pindahkan bila terjadi gagal organ
ACOG 1997.
35Management of Shock
Referensi
ACOG. Hemorrhagic shock. Educational Bulletin #235, 1997.
Choi PT-L et al. 1999. crystalloid vs. colloids in fluid
resuscitation: A systematic review. Critical Care Medicine 27( 1):
200-210.
Scheirhout and Roberts 1998. Fluid resuscitation with colloid or
crystalloid in critically ill patients: A systematic review of
randomized trials. BMJ 316:961-964.
36Management of Shock
Wanita 20 th, 60 kg, Hb 14, berdarah 1500 ml
! EBV : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
! Hb total : 0.14 x 4200 = 588 gm
! Hb hilang : 0.14 x 1500 = 210 gm Setelah Infus RL 4000 ml =
Normovolemia
! Hb akhir : (588-210) / 4200 = 9 gm/dl
! TIDAK PERLU TRANSFUSI
37Management of Shock
Wanita 20 th, HAMIL, 60 kg
berdarah 1500 ml
! EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
! HAMIL + 30% - 50% (protective hypervolemia) 1400-2100 ml 5600
- 6300 ml
! bila tidak hamil = 35% = shock
! bila hamil aterm = 23-26% = belum shock
! bila pasien ini shock = 35% x 5600 - 6300 ml = 2000 - 2200 ml sudah
hilang
38Management of Shock
Wanita 20 th, HAMIL+ EKLAMPSIA, 60 kg, berdarah
1500 ml
! EBV normal : 60 kg x 70 ml = 4200 ml
! HAMIL + EKLAMPSIA = tidak ada protective hypervolemia tetap 4200
- 4500 ml
! bila tidak hamil = 35% = shock
! bila eklampsia = 35% = juga shock
! shock diperburuk karena
$ miokard juga lebih jelek
$ hipovolemia intravaskuler, hipervolemia interstitial
39Management of Shock
KET, datang shock berat
Berat badan 50 kg, EBV 50 x 70 = 3500 ml
Shock = perdarahan > 35% = 1200 ml
Kebutuhan RL untuk mengatasi shock:
2-4 x 1200 ml = 2400 - 4800 ml
Ny.S/ MRS OP POSTOP KRS
Tensi 80 110 120 110
Nadi 148 108 100 80
Perfusi DBP DKP HKP HKP
RL
1500
RL
2000 Darah tertampung
1000 ml
40Management of Shock
Hemodilusi adalah
! Mengganti perdarahan dengan cairan : * Ringer
Laktat / Asetat (2-4 x) * Plasma Substitute /
Expander (1-2 x) * NaCl hipertonis (1/4 x)
! Mengembalikan normo-volemia
! Menyebabkan anemia akut
! Mengurangi kebutuhan transfusi
! Mengurangi risiko tertular hepatitis / HIV
41Management of Shock
RL 2000
RL 2000
RL 2000
Bleeds
1000
Bleeds
2000
Hb 14
Hb 10
Hb 7
NORMO
volemia
+
ANEMIA
42Management of Shock
RL 2000RL 2000
RL 2000
Bleeds
1000Bleeds
2000
Hb 14
Hb 10Hb 7
Bleeds
3000
RL 2000
RL 2000
Hb 4
RL 2000
Sampai Hb rendah berapa pasien masih hidup ?
43Management of Shock
Normovolemia
! Jantung dapat kompensasi meningkatkan cardiac output
! Oksigenasi jaringan terpelihara
! Aliran darah di mikrosirkulasi lebih baik
! Anemia merangsang bone marrow lebih aktif
44Management of Shock
KET, datang shock berat
Ny.S/ MRS OP POSTOP KRS
Tensi 80 110 120 110
Nadi 148 108 100 80
Perfusi DBP DKP HKP HKP
Hb ? 7.0 6.5 8.6
RL 1500 RL 2000 Transfusi
500
45Management of Shock
Hemodilusi Hb 2 pasien “sementara” masih hidup
! Venous oxygen reserve digunakan
! Viskositas darah turun karena hemodilusi
! Vasodilatasi kerja jantung ringan, kebutuhan O2 miokard
berkurang
! Harus dibantu menurunkan O2-demand :
* beri O2 100% * nafas buatan ±
pelumpuh otot (tidak bergerak) * morfin i.v. (tidak nyeri) +
sedasi (tidur tenang) * antibiotika yang sesuai
46Management of Shock
Transfusi sangat daruratDONOR UNIVERSIL
(bila golongan yang sama tak ada)
! Donor gol. O dapat diberikan untuk semua golongan darah pasien
! Kalau ada PRC gol. O lebih baik
! Setelah memberi donor gol. O 4 unit, transfusi berikutnya
harus tetap gol. O
! Transfusi dengan golongan darah pasien lagi baru boleh dilakukan setelah
lewat 2 minggu atau bila titer antibodi sudah < 1/200