119778625 pertemuan ke 6 estimasi dan prakiraan permintaan
DESCRIPTION
ekonomi manajerialTRANSCRIPT
ESTIMASI DAN PRAKIRAAN PERMINTAAN
Oleh
Kelompok 10
Firlana Rahmania (115020200111081)
Rr. Charisma Putri (115020200111105)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
Maret 2013
ESTIMASI DAN PRAKIRAAN PERMINTAAN
Estimasi permintaan pasar tidaklah sama artinya dengan peramalan permintaan pasar. Estimasi
permintaan pasar ditujukan untuk menentukan nilai sekarang dari koefesien pada fungsi permintaan
pasar. Sementara peramalan permintaan pasar ditujukan untuk mendapatkan nilai-nilai permintaan
pasar di waktu yang akan datang.
A. METODE- METODE PENGESTIMASIAN PERMINTAAN PASAR
Pada setiap pengestimasian kita akan temukan tahap pengumpulan data. Berdasarkan cara
pengumpulan data ini pengestimasian permintaan pasar dibedakan menjadi dua kelompok :
1. Metode Langsung (Direct Method), dan
2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
1. Metode Langsung
Metode langsung adalah metode – metode pengestimasian di mana pada pengumpulan datanya
mengikutkan konsumen secara langsung. Metode di sini merupakan pendekatan penelitian
pemasaran. Metode – metode yang termasuk dalam metode langsung yaitu :
a) Survei Konsumen (consumer surveys)/ Wawancara (interview)
b) Klinik Konsumen (consumer clinics) /Simulasi situasi pasar (simulated market situation)
c) Eksperimen pasar (market experiments)
Metode –metode di atas secara mendalam dipelajari dalam buku atau kuliah riset pemasaran.
Namun kita di sini akan membahasnya secara sederhana.
a) Survei Konsumen (consumer surveys)
Suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan persepsi para pelanggan dengan
cara wawancara secara langsung atau dengan questioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Kelemahan dari metode ini ialah biaya relative mahal dan survei kurang realistik.
Karena kelemahan tersebut maka banyak perusahan yang menambahkan dengan metode
penelitian observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh salesman pada suatu area.
b) Klinik Konsumen (consumer clinics)
Ini merupakan ekperimen laboratorium di mana sejumlah partisipan diberikan sejumlah
uang tertentu dan diminta untuk membelanjakannya dalam suatu toko simulasi dan melihat
bagaimana mereka memberikan reaksi terhadap suatu produk. Kelemahan dari metode ini ialah :
- Hasilnya dipertanyakan karena partisipan tahu bahwa mereka dalam simulasi dan
sedang diobservasi, sehingga terkadang mereka berlaku tidak normal.
- Biaya juga relative mahal
c) Eksperimen Pasar (market experiment)
Suatu cara untuk membuat estimasi permintaan dengan melakukan uji coba pada segmen
pasar tertentu. Uji coba ini dilakukan dengan memberikan perlakuan tertentu terhadap factor-
faktor yang mempengaruhi permintaan.
Kelebihannya ialah dapat dilakukan dengan skala besar untuk lebih meyakinkan mengenai
keabsahan dari hasilnya dan bahwa konsumen tidak sadar bahwa mereka merupakan bagian dari
eksperimen. Namun ada pula kekurangannya, yaitu dalam rangka menjaga biaya tetap rendah,
eksperimen biasanya tetap dalam skala yang terbatas dan waktu yang relative singkat, sehingga
gambarannya untuk jangka panjang perku dipertanyakan.
2. Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung adalah metode – metode pengestimasian di mana pada pengumpulan
datanya tidak mengikutkan konsumen secara langsung. Data-data yang dikumpulkan merupakan
data-data sekunder. Salah satu metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah metode regresi.
B. PENGESTIMASIAN PERMINTAAN PASAR DENGAN REGRESI
Metode regresi adalah metode estimasi yang menghubungkan suatu variable (variable tak bebas)
dengan variable-variabel lain yang mempengaruhinya (variable bebas). Sementara kita ketahui bahwa
fungsi permintaan pasar adalah hubungan antara jumlah komoditi yang diminta dengan berbagai factor
yang mempengaruhinya. Dengan demikian jelaslah mengapa metode yang sering digunakan dalam
metode tidak langsung ialah metode regresi. Dalam metode ini, jumlah komoditi yang diminta
merupakan variable tak bebas atau variable yang dijelaskan, sementara factor-faktor yang
mempengaruhi seperti harga komoditi, pendapatan konsumen, dll, adalah variable bebas atau variable
yang menjelaskan.
Seperti telah kita uraikan di muka estimasi permintaan pasar ditujukan untuk menetapkan nilai
sekarang dari koefesien fungsi permintaan pasar, sehingga metode regresi inipun nantinya akan kita
tujukan untuk memetapkan berapa nilai koefesien tersebut, sekaligus menarik kesimpulan pola
hubungan antara variable bebas dan variabrl tak bebas berdasarkan nilai-nilai koefesien tersebut.
Adapun tahap-tahap dari pengestimasian metode regresi ini, yaitu :
1. Tahap penyusunan model
2. Tahap mengumpulkan data
3. Tahap penentuan nilai koefesien model
4. Tahap analisis model
Gambar 1 : Tahap-tahap pengestimasian Metode Regresi
Penyusunan Model
- Spesifikasi
- Menentukan bentuk hubungan antar variable atas dasar
teori ekonomi
Pengumpulan Data
Pengestimasian
- Menetapkan nilai koefesien dari model
Analisis Model
- Analisis signifikansi
- Analisis pelanggaran asumsi
Hasil analisis : Model regresi tidak reliable
Hasil analisis : Model regresi reliable
Teori Ekonomi
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Penerapan
Tujuan utama pengestimasian adalah untuk mendapatkan bentuk fungsi permintaan yang bisa
dipercaya (reliable) untuk keperluan pengambilan keputusan.
1) Tahap Menyusun Model
Ada dua tahapan dalam menyusun model :
1. Spesifikasi Variabel : Menentukan variable-variable apa saja yang kita perkirakan merupakan
variable bebas (variable yang mempengaruhi jumlah permintaan pasar).
2. Menentukan bentuk hubungan antarvariable (bentuk persamaannya).
Bentuk hubungan antarvariabel (bentuk persamaannya) ada beberapa macam, antara lain :
A. Persamaan Regresi Linear
1. Regresi linear sederhana, dengan bentuk umum persamaan
Y = a + bX
2. Regresi linear berganda, dengan bentuk umm persamaan
Y = a + bX1 + cX2 + dX3 + … + mXn
B. Persamaan Regresi Non Linear
1. Persamaan potensial, dengan bentuk umum persamaan
Y = a + bX + cX2 + … + mXn
2. Persamaan expotensial, dengan bentuk umum persamaan
Y = a + bx
Persamaan regresi non linear dapat juga dinyatakan dalam bentuk lagarimatik seperti :
Log Y = a + b Log X
Log Y = a + b Log X + c (Log X)2
Atau dalam bentuk semi logaritmik, seperti :
Log Y = a + b Log X
Log Y = a + bX + cX2
Pengetahuan kita akan hubungan antarvariabel bebas dan variable tak bebas yaitu antara jumlah
komoditi yang diminta dengan factor-faktor yang mempengaruhinya akan sangat membantu dalam kita
menetapkan bentuk persamaan di atas.
2) Tahap pengumpulan data
Data yang kita kumpulkan di sini adalah data yang sesuai dengan variabel-variabel yang telah
kita spesifikasikan pada tahap pertama di atas. Seperti yang telah kita jelaskan di muka, metode
regresi merupakan metode tidak langsung di mana dalam pengumpulan data konsumen tidak
dilibatkan secara langsung, sehingga data yang kita peroleh adalah data sekunder.
Ada dua bentuk data sekunder yang dapat kita peroleh, yaitu :
1. Data Time Series
Yaitu data yang telah dicatat selama periode waktu tertentu. Misal, data perkembangan
tingkat harga mobil A mulai dari tahun 1979 sampai tahun 1989.
2. Data Cross Section
Yaitu data dari sumber yang berbeda yang dicatat pada waktu tertentu yang bersamaan.
Misal data tingkat harga mobil A di kota X, Y, Z, dst, yang kita catat pada tahun 1989.
3) Tahap penentuan nilai koefesien model
Nilai koerfesien ini dapat kita tentukan setelah kita memperoleh data seperti tahap di atas.
Penentuan nilai koefesien ini dapat kita lakukan dengan cara manual menggunakan rumus-rumus
statistik ataupun dengan cara bantuan komputer. Misalkan dari data yang kita miliki di atas dengan
bantuan komputer didapatkan koefesien model sebagai berikut :
Qx = -8000,631 + 2,4495 M + 5,5060 Py + 0,2651 Ix
Nilai-nilai koefesien pada model permintaan di atas menunjukkan bahwa permintaan akan
mobil akan bernilai -8000,631 bila pendapatan konsumen, harga mobil Y, dan pengeluaran iklan mobil
X adalah nol. Bila harga mobil Y dan pengeluaran iklan kita asumsikan tetap, maka setiap kenaikan
pendapatan konsumen sebesar Rp 1.000,00 akan menyebabkan peningkatan jumlah mobil X yang
diminta sebesar 2,4495 unit. Pendapatan konsumen dan pengeluaran iklan kita asumsikan tetap,
maka setiap kenaikan pendapatan konsumen sebesar Rp 1.000,00 akan menyebabkan peningkatan
jumlah mobil X yang diminta sebesar 5,5060 unit. Bila harga mobil Y dan pendapatan kita asumsikan
tetap, maka setiap kenaikan pendapatan konsumen sebesar Rp 1.000,00 akan menyebabkan
peningkatan jumlah mobil X yang diminta sebesar 0,2651 unit.
4) Tahap analisis model
Rumusan model permintaan akan mobil X di atas belum dapat kita terima sebagai model fungsi
permintaan yang bisa dipercaya (reliable), sehingga kita harus menganalisis terlebih dahulu. Analisis atas
model regresi ini meliputi analisis signifikansi dan analisis pelanggaran asumsi.
a) Analisis Signifikansi
Yaitu pengujian apakah variable-variabel bebas baik secara bersama-sama ataupun secara
individual betul-betul mampu (significant) menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel
tak bebas.
Analisis signifikansi untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual betul-betul
mampu menjelaskan perubahan yang yang terjadi pada variabel tak bebas dilakukan dengan
menggunakan uji statistic t. Sedangkan analisis signifikansi untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara bersama-sama betul-betul mampu menjelaskan perubahan yang yang terjadi pada variabel tak
bebas dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan koefesien determinan R2.
b) Analisis Pelanggaran Asumsi
Yaitu analisis yang ditujukan untuk mengetahui apakah model regresi yang kita dapatkan tidak
melanggar asumsi-asumsi dari suatu model regresi.
Tiga asumsi model regresi, yaitu :
1. Asumsi tidak adanya auto korelasi
Hubungan antara nilai suatu variabel dengan nilai variabel yang sama tetapi terjadi pada periode yang
sebelumnya. Analisi apakah model yang kita hasilkan melanggar asumsi nonauto korelasi atau tidak
dilakukan dengan cara visual melalui grafik time series residuals atau dengan uji statistic Durbin Watson.
Pelanggaran asumsi nonauto korelasi dapat diatasi dengan car memasukkan variabel yang diperkirakan
telah menyebabkan pola residuals yang begitu sistemastis.
2. Asumsi Homoscedasticity
Yaitu adanya kerandoman deviasi standar nilai variabel tak bebas pada setiap nilai variabel tak bebas.
Bila deviasi standar ini tidk random tapi menunjukkan hubungan yang sistematis dengan besarnya satu
atau lebih variabel bebas, maka ini berarti asumsi homoscedasticity terlanggar, atau dengan kata lain
pada model regresi terdapat heterocedasticity.
Pelanggaran asumsi homoscedasticity akan mempengaruhi standar error koefesien sehingga pada
akhirnya menyebabkan kesalahan pada pengujian signifikansi, yaiutu pada pengujian statistic t.
Jika kita melihat grafik nilai residuals grafiknya secara teratur membengkak atau mengecil dengan
bertambah besarnya nilai variabel bebas maka ini berarti terjadi heteroscedasticity, homoscedasticity
terlanggar. Pelanggaran asumsi ini dapat kita atasi dengan cara :
- Melihat kembali komposisi variabel bebas
- Merubah bentuk persamaan hubungan fungsional
- Dan atau menggunakan teknik derajat terkecil tertimbang (weighted least squaression
technique)
3. Asumsi non-multikolinearity
Maksudnya adalah dalam suatu model regresi variabel bebas tidak saling berhubungan secara signifikan
satu sama lainnya. Bila dua atau lebih variabel bebas dalam model regresi ternyata saling berhubungan
secara signifikan maka kemampuan menjelaskan dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas
menjadi berkurang.
Pelanggaran asumsi non-multikolinearity ini dapat diketahui dengan melakukan tes korelasi
antarvariabel bebas. Bila ternya terdapat pelanggaran asumsi ini, maka salah satu variabel bebas yang
saling berhubungan tersebut harus dihilangkan.
Penggunaan Model Hasil Estimasi
Bila hasil dari semua analisis menunjukkan bahwa model regresi fungsi permintaan yang kita dapatkan
adalah dapat dipercaya (reliable), maka dengan demikian fungsi permintaan tersebut siap untuk kita
gunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.
SUMBER
Salvatore, Dominick. 2001. Managerial Economics dalam Perekonomian Global. Alih Bahasa:
Ichsan Setyo Budi; Editor: Palupi Wuriarti. Jakarta: Salemba Empat.
Wiratmo, Masykur. 1992. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta: Media Widya Mandala.