118068453 patogenesis dan patofisiologi diabetes melitus
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
1/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 1
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
I. DIABETES MELITUS TIPE 1DM tipe 1 berkembang
sebagai akibat dari faktor
genetik, lingkungan, dan faktor
imunologi yang menghancur-
kan sel-sel pancreas. Gejala
DM tidak akan muncul pada
seorang individu hingga
80% sel pankreas
dihancurkan.1 Umumnya
berkembang dari masa anak
anak dan berma-nifestasi saat
remaja yang kemudian
berprogres seiring
bertambahnya umur (Gambar
A-1). DM tipe ini sangat ber-gantung dengan terapi insulin karena jika tidak
mendapatkan insulin penderita akan mengalami komplikasi metabolik serius berupa
ketoasidosis dan koma.
A. Faktor GenetikBerdasarkan studi yang ada didapatkan berbagai gen yang dapat memicu
timbulnya DM tipe 1. Gen yang paling berpengaruh adalah lokus HLA pada
kromosom 6p21 yaitu sekitar 50% penderita DM tipe 1 memiliki HLA-DR3 atau
HLA-DR4 haplotype. Beberapa gen non-HLA yang dapat memicu timbulnya DM
tipe 1 adalah insulin dengan variable number of tandem repeats(VNTRs) pada
region promoter. Polimorfisme dari CTLA4 dan PTPN22 menganggu fungsi
aktivitasnya sebagai inhibitor respon sel T dapat memicu proses autoimun pada
DM tipe 1.
B. Faktor AutoimmunitasDi antara sekian banyak jenis sel pankreas, hanya sel yang dihancurkan
oleh sistem imun. Walaupun demikian tipe sel islet lain seperti sel yang
memproduksi glukagon, sel yang memproduksi somatostatin, dan sel PP yang
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
2/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 2
memproduksi polipeptida pankreas, masih berfungsi. Terlebih lagi, secara
embriologi sel-sel islet lain tersebut mirip dengan sel dan juga
mengekspresikan protein yang sebagian besar sama dengan sel . Sel peka
terhadap efek toksik dari beberapa sitokin seperti Tumor Necrosis Factor (TNF ), interferon , dan interleukin 1 (IL-1). Mekanisme dari proses kematian
sel belum diketahui dengan pasti, namun proses ini dipengaruhi oleh
pembentukkan metabolitnitric oxide(NO), apoptosis, dan sitotoksisitas dari sel
T CD8+.
Dasar dari abnormalitas imun pada DM tipe 1 adalah kegagalan dari self-
tolerance sel T. Kegagalan toleransi ini dapat disebabkan oleh defek delesi
klonal pada sel T self-reactive pada timus, defek pada fungsi regulator atau
resistensi sel T efektor terhadap supresi sel regulator. Hal hal tersebut
membuat sel T autoreaktif bertahan dan siap untuk berespon terhadap self-
antigens. Aktivasi awal dari sel tersebut terjadi pada nodus limfe peripankreatik
sebagai respon terhadap antigen yang dilepaskan dari sel Pulau Langerhans
yang rusak. Sel T yang teraktivasi bergerak ke pancreas merusak sel .
Populasi sel T yang dapat menyebabkan kerusakan tersebut adalah TH1 cells
(merusak dengan mensekresi sitokin = including IFN- and TNF) dan CD8+
CTLs.
Sel islet pankreas yang menjadi target autoimun antara lain adalah Islet
cell autoantibodies (ICA) yang merupakan suatu komposisi dari beberapa
antibodi yang spesifik pada molekul sel islet pankreas seperti insulin, glutamic
acid decarboxylase (GAD), ICA-512/IA-2 (homolog tirosin-fosfatase), dan
phogrin (protein granul yang mensekresi insulin). Sehingga antigen tersebut
merupakan marker dari proses autoimun DM tipe 1.
C. Faktor LingkunganBerbagai faktor lingkungan sering dikaitkan dengan DM, namun tidak
satupun pernah terbukti benar-benar berpengaruh. Faktor yang diduga memicu
DM antara lain meliputi virus (coxsackie B, mumps, cytomegalovirus dan
rubella). Terdapat 3 hipotesis yang menjelaskan bagaimana virus dapat
menimbulkan DM tipe 1 :1. Akibat infeksi virus inflamasi serta kerusakan sel Pulau Langerhans
pelepasan antigen sel dan aktivasi sel T autoreaktif
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
3/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 3
2. Virus memproduksi protein yang mirip dengan antigen sel sehinggamemicu respon imun yang juga beraksi dengan sel pada pancreas
3. Infeksi virus terdahulu yang menetap pada jaringan Pankreas kemudianterjadi reinfeksi dengan virus yang sama yang memiliki epitop antigenicyang sama memicu respon imun pada sel Pulau Langerhans
Dari ketiga hipotesis tersebut belum ada yang dapat menjelaskan secara
pasti pathogenesis infeksi virus terhadap timbulnya DM tipe 1. Vaksinasi pada
anak tidak ada hubungannya dengan timbulnya DM tipe 1.2 Faktor lain yang
dapat memicu DM tipe 1 adalah protein susu bovine dan komponen nitrosurea.
II. DIABETES MELITUS TIPE 2Resistensi insulin dan sekresi insulin yang tidak normal menjadi kunci dari
berkembangnya DM tipe 2. Obesitas, terutama tipe sentral, sering ditemukan pada
penderita DM tipe 2. Pada tahap awal, toleransi glukosa hampir normal karena sel-sel
B pankreas mengkompensasi dengan meningkatkan produksi insulin. Ketika
resistensi insulin dan hiperinsulinemia kompensatorik terus terjadi, pankreas tidak
mampu mempertahankan keadaan hiperinsulinemia tersebut. Akibatnya, terjadi
gangguan toleransi glukosa, yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah setelah
makan. Setelah itu, penurunan sekresi insulin dan peningkatan produksi glukosa hati
berlanjut pada diabetes berat dengan hiperglikemia saat puasa dan kegagalan sel
beta.
Berdasarkan studi terbaru dikatakan bahwa dalam timbulnya DM tipe 2
terdapat pengaruh faktor genetik yaitu transcription factor 7like-2 (TCF7L2) pada
kromosom 10q yang mengkode faktor transkripsi pada WNT signaling pathway.
Berbeda dengan DM tipe 1 penyakit ini tidak berhubungan dengan gen yang
mengatur toleransi dan regulasi imun seperti HLA, CTLA4, dll.
Ada 4 karakteristik penyebab DM tipe 2, yaitu resistensi insulin, berkurangnya
sekresi insulin, dan meningkatnya produksi glukosa hati, dan metabolisme lemak
yang abnormal.
A. Resistensi Insulin
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
4/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 4
Resistensi insulin adalah resistensi terhadap efek insulin pada uptake,
metabolisme, dan penyimpanan glukosa. Hal tersebut dapat terjadi akibat defek
genetik dan obesitas. Menurunnya kemampuan insulin untuk berfungsi dengan
efektif pada jaringan perifer merupakan gambaran DM tipe 2.Mekanisme resistensi insulin umumnya disebabkan oleh gangguan
pascareseptor insulin. Polimorfisme pada IRS-1 (Gambar B-1) berhubungan
dengan intoleransi glukosa dan meningkatkan kemungkinan bahwa
polimorfisme dari berbagai molekul pascareseptor dapat berkombinasi dan
memunculkan keadaan yang resisten terhadap insulin. Resistensi insulin terjadi
akibat gangguan persinyalan PI-3-kinase yang mengurangi translokasi glucose
transporter(GLUT) 4 ke membran plasma.
Gambar B-1 : mekanisme kerja insulin
Ada 3 hal yang berperan dalam resistensi insulin terkait obesitas, yaitu:
1. Asam lemak bebas (free fatty acids/FFA)2. Peningkatan trigliserida intraselular dan produk metabolisme asam lemak
menurunkan efek insulin yang berlanjut pada resistensi insulin.
3. Adipokin4. Leptin dan adiponektin meningkatkan kepekaan insulin, sedangkan
resistin meningkatkan resistensi insulin.
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
5/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 5
5. PPAR (peroxisome proliferator-activated receptor gamma) dan TZD(thiazolidinediones)
PPAR merupakan reseptor intrasel yang meningkatkan kepekaan insulin.
TZD merupakan antioksidan (antidiabetik) yang mampu berikatan dengan
PPAR sehingga menurunkan resistensi insulin.
Gambar B-2. Hubungan Obesitas dengan Resistensi Insulin
Berikut ini merupakan table berisi hal hal yang dapat menurunkan
respon terhadap insulin:
Factors Reducing Response to InsulinPrereceptor inhibitors: Insulin antibodiesReceptor inhibitors:Insulin receptor autoantibodies
"Down-regulation" of receptors by hyperinsulinism:
Primary hyperinsulinism (B cell adenoma)
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
6/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 6
Hyperinsulinism, secondary to a postreceptor defect (obesity, Cushing's
syndrome, acromegaly, pregnancy) or prolonged hyperglycemia (diabetes
mellitus, post-glucose tolerance test)
Postreceptor influences:Poor responsiveness of principal target organs: obesity, hepatic disease,
muscle inactivity
Hormonal excess: glucocorticoids, growth hormone, oral contraceptive
agents, progesterone, human chorionic somatomammotropin,
catecholamines, thyroxine
B. Gangguan Sekresi InsulinSekresi insulin
dan sensitivitasnya
saling berhubungan.
Pada DM tipe 2,
sekresi insulin
meningkat sebagai
respon terhadap
resistensi insulin
untuk memperta-
hankan toleransi
glukosa. Namun,
lama kelamaan sel
beta kelelahan
mem-produksi
insulin sehingga
terjadi kegagalan sel
Gambar B-3).
Gambar B-3. Progres Timbulnya DMKegagalan sel ini tidak terjadi pada semua penderita DM tipe 2 sehingga
diduga ada pengaruh faktor intrinsik berupa faktor genetik yaitu gen
diabetogenik TCF7L2.2
Polipeptida amiloid pada pulau Langerhans (amilin)disekresikan oleh sel beta dan membentuk deposit fibriler amiloid pada
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
7/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 7
pankreas penderita DM tipe 2 jangka panjang. Diduga bahwa amiloid ini
bersifat sitotoksik terhadap sel sehingga massa sel berkurang. Dapat
disimpulkan bahwa disfungsi yang terjadi dapat bersifat kualitatif (sel beta
tidak mampu mempertahankan hiperinsulinemia) atau kuantitatif (populasi selbeta berkurang). Kedua hal tersebut dapat disebabkan oleh toksisitas glukosa
dan lipotoksisitas.
C. Peningkatan Produksi Glukosa HatiKetika tubuh semakin resisten terhadap insulin, kadar gula darah yang
tinggi akan memaksa tubuh mensekresikan insulin secara terus menerus ke
dalam sirkulasi darah (hiperinsulinemia). Pada keadaan normal, seharusnya hal
ini dapat membuat glukosa dikonversi menjadi glikogen dan kolesterol. Akan
tetapi, pada pasien DM yang resisten terhadap insulin, hal ini tidak terjadi dan
sebaliknya ketiadaan respon terhadap insulin mengakibatkan hati terus
menerus memproduksi glukosa (glukoneogenesis). Hal ini pada akhirnya akan
berujung pada terjadinya hiperglikemia. Produksi gula hati baru akan terus
meningkat akibat terjadinya ketidaknormalan sekresi insulin dan munculnya
resistensi insulin di otot rangka.D. Abnormalitas Metabolik
1. Abnormalitas metabolisme otot dan lemakResistensi insulin bersifat relatif karena hiperinsulinemia dapat
menormalkan kadar gula darah. Akibat resistensi insulin, penggunaan
glukosa oleh jaringan sensitif insulin berkurang, sedangkan hepatic
glucose outputbertambah sehingga menyebabkan hiperglikemia.
Akumulasi lipid dalam serat otot rangka, yang mengganggu
fosforilasi oksidatif dan penurunan produksi ATP mitokondria yang
dirangsang insulin, menghasilkan reactive oxygen species (ROS), seperti
lipid peroksida. Peningkatan massa adiposit meningkatkan kadar asam
lemak bebas dan produk adiposit lainnya. Selain mengatur berat badan,
nafsu makan, dan energy expenditure, adipokin mengatur sensitivitas
insulin. Peningkatan produksi asam lemak bebas dan beberapa adipokin
menyebabkan resistensi insulin pada otot rangka dan hati. Misalnya, asam
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
8/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 8
lemak bebas mengurangi penggunaan glukosa pada otot rangka,
merangsang produksi glukosa dari hati, dan mengganggu fungsi sel beta.
Di sisi lain, produksi adiponektin berkurang pada obesitas dan
menyebabkan resistensi insulin hepatik. Adiponektin memegang perananpenting dalam resistensi insulin yang dihubungkan dengan struktur
molekul dan mekanisme kerjanya yaitu menurunkan kandungan
trigliserida, mengaktivasi PPAR- dan AMP-Kinase. Kadar adponektin
yang rendah merupakan salah satu faktor risiko dan prediktor terjadinya
diabetes melitus tipe 2. Selain itu, beberapa produk adiposit dan adipokin
merangsang inflamasi sehingga terjadi peningkatan IL-6 dan C-reactive
proteinpada DM tipe 2.
2. Peningkatan produksi glukosa dan lipid hatiPada DM tipe 2, resistensi insulin pada hati menggambarkan
kegagalan hiperinsulinemia untuk menekan glukoneogenesis sehingga
terjadi hiperglikemia saat puasa dan penurunan penyimpanan glikogen
hati setelah makan.1 Peningkatan produksi glukosa hati terjadi pada tahap
awal diabetes, setelah terjadi abnormalitas sekresi insulin dan resistensi
insulin pada otot rangka. Akibatnya, banyak asam lemak bebas keluar dari
adiposit sehingga terjadi peningkatan sintesis lipid (VLDL dan
trigliserida) dalam hepatosit. Penyimpanan lipid (steatosis) dalam hati
dapat berlanjut pada penyakit perlemakan hati nonalkoholik dan
abnormalitas fungsi hati. Selain itu, keadaan tersebut menyebabkan
dislipidemia pada penderita DM tipe 2, yaitu peningkatan trigliserida,
peningkatan LDL, dan penurunan HDL.
III. RINGKASAN DM 1 VS DM 2Type 1 Diabetes Mellitus Type 2 Diabetes Mellitus
CLINICALOnset: usually childhood and
adolescence
Onset: usually adult; increasing incidence in
childhood and adolescence
Normal weight or weight loss
preceding diagnosis
Vast majority are obese (80%)
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
9/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 9
Progressive decrease in insulin
levels
Increased blood insulin (early); normal or
moderate decrease in insulin (late)
Circulating islet autoantibodies
(anti-insulin, anti-GAD, anti-ICA512)
No islet auto-antibodies
Diabetic ketoacidosis in absence of
insulin therapy
Nonketotic hyperosmolar coma more
common
GENETICSMajor linkage to MHC class I and II
genes; also linked to
polymorphisms in CTLA4 andPTPN22, and insulin gene VNTRs
No HLA linkage; linkage to candidate
diabetogenic and obesity-related genes
(TCF7L2, PPARG, FTO, etc.)
PATHOGENESISDysfunction in regulatory T cells
(Tregs) leading to breakdown in
self-tolerance to islet auto-antigens
Insulin resistance in peripheral tissues,
failure of compensation by -cells
Multiple obesity-associated factors
(circulating nonesterified fatty acids,
inflammatory mediators, adipocytokines)linked to pathogenesis of insulin resistance
PATHOLOGYInsulitis (inflammatory infiltrate of
T cells and macrophages)
No insulitis; amyloid deposition in islets
-cell depletion, islet atrophy Mild -cell depletion
DAFTAR PUSTAKA1. Fauci, et al. Harrison's : Principles of Internal Medicine. 17th edition. USA :
McGraw-Hill, inc.,2008.
2. Maitra A, Abbas AK. The endocrine system. Robbins and Cotran Pathologic Basis
of Disease. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.
3. Umar H, Adam J. Low Adiponectin Levels and The Risk of Type 2 Diabetes
Mellitus. The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2. 2009 Januari (1) :
56-60.
-
7/22/2019 118068453 Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus
10/10
I Wayan Sumaryana Patogenesis dan Patofisiologi Diabetes Melitus | 10
4. German MS, Masharani U. Pancreatic hormones and diabetes mellitus. Greenspans
basic and clinical endocrinology. Edisi ke-8. USA: The McGraw-Hill Companies,
Inc.; 2007.