108685672-3
TRANSCRIPT
SKENARIO 3 Kelompok
3
‘’Gigiku bisa rapi setelah dikawat …’’
2
• Rizki Yulita Rahmah• Nida Amalia• Haluanry Doane Santoso• Nina Annisa Hidayati• Destiya Dewi Haryanti• Aizar Agi Syahrial• Eka Oktavia Ruswanti• Dian Novita Sari• Inayaty Homairo• Juli Harnida Purwaningayu
3
Gigiku bisa rapi setelah dikawat
Seorang anak perempuan berusia 14 tahun datang ke dokter gigi dan mengeluhkan gigi atas bawahnya tidak rata. Dari hasil pemeriksaan didapatkan 11 labioversi, 41 linguoversi, relasi molar pertama puncak cusp mesio bukal gigi 16 dan 26 berada pada buccal groove 46 dan 36, overjet 11/41= 4.5mm, 21/31= 2mm, overbite 11/41 dan 21/31= 2mm, dari relasi kaninus terlihat 13 terletak antara 43 dan 44, 23 terletak anatara 33 dan 34, lalu dokter gigi melakukan perawatan orto pada geligi atas dan bawah untuk mendorong gigi insisivnya supaya rapi sesuai lengkung geligi. Dokter gigi mengemukakan perawatan orto untuk pasien ini tidak rumit karena tidak memerlukan pencabutan dan sejak 3 bulan lalu pasien sudah menghentikan kebiasaan lamanya menggigit kuku.
4
Diagnosa
Pasien pada skenario memiliki kebiasaan buruk menggigit kuku yang mengakibatkan gigi 11 labioversi dan gigi 41 linguoversi. Diagnosa pada skenario adalah maloklusi klas l Angle. Kelainan gigi tersebut tidak rumit sehingga pasien hanya memerlukan perawatan ortodonti lepasan
5
Problem Tree
ALAT ORTO LEPASAN
Definisi
Indikasi dan Kontraindikai
Syarat
Komponen
Desain
Tatalaksana
Sasaran Belajar1. Menjelaskan alat orto lepasan:• definisi • indikasi dan kontraindikasi• syarat• komponen• desain• tatalaksana2. Menjelaskan fungsi pemasangan
orto lepasan3. Menjelaskan kelebihan dan
kekurangan orto lepasan 6
7
4. Menjelaskan klasifikasi alat ortodonti
5. Menjelaskan perbedaaan alat orto cekat dan lepasan
6. Menjelaskan klasifikasi maloklusi
7. Menjelaskan overjet dan overbite
8. Menjelaskan dampak jika pasien tidak dirawat
9. Menjelaskan pergerakan gigi secara ortodonsi
10. Menjelaskan prognosis dari kasus pada skenario
1. Definisi
Suatu perangkat yang mampu membuat dan meneruskan gaya ke suatu gigi sehingga timbul pergerakan gigi agar mencapai oklusi yang optimal yang dapat dilepas dan dipasang oleh pasien
Singh, 20078
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi • Umur > 6 tahun pasien
cooperative• Maloklusi dengan pola skelet
kelas 1 atau yang tidak jauh menyimpang dari kelas 1 disertai kelainan letak gigi, yaitu :– Terdapat jarak gigit yang besar– Gigitan terbalik– Kelainan jurusan bukolingual
(gigitan silang unilateral posterior) yang disebabkan displacement mandibula
Pambudi 2009; Maruo IT, etc. 2009
9
Kontraindikasi• Diskrepansi skeletal yang jelas
dalam arah sagital dan vertikal• Bila dibutuhkan penjangkaran
antarmaksila• Adanya malposisi apeks, rotasi yang
parah ataupun rotasi multipel• Bila diperlukan pergerakan gigi
secara translasi ( bodily)• Bila terdapat problem ruangan,
misalnya adanya berdesakan yang parah ataupun adanya diastema yang berlebihan
Pambudi, 2009
10
Syarat • Mudah dipasang dan dilepas pasien• Terletak stabil di dalam mulut • Nyaman dipakai• Desainnya sederhana, tdk tebal, tdk
rumit sehingga tidak mengganggu fungsi bicara dan makan
• Bahan biokompatibel• Dapat memberikan gaya terus
menerus
Pambudi, 2009; Singh 2007
11
Komponen
1. Komponen aktifUntuk menggerakkan gigi seperti pegas, busur labial, sekrup ekspansi dan elastik.
2. Komponen pasif/retentifUntuk menahan gigi seperti klamer adams.
3. Komponen pejangkar4. Lempeng akrilik
Pambudi , 200912
Free Template from www.brainybetty.com 13
Komponen
14
Desain lRB33 – 43 : Busur Labial36 dan 46 : Klamer Adam41 : Kantilever
Tunggal
RA13 – 23 : Busur Labial16 dan 26 : Klamer Adam
15
Keterangan:1.Short Labial Bow2.Klamer
adam/adam’s clasp3.Komponen pasif4.Baseplate/plat dasar5.Matress spring
1
2
3
4
56
2
1
4
2
4
Desain ll
Free Template from www.brainybetty.com 17
Labial Bow
Z spring
Klamer Adam
Tatalaksana 1. Memberi penjelasan mengenai beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien.
2. Identifikasi pasien 3. Anamnesis 4. Pemeriksaan klinis, baik umum (general)
maupun khusus (local) 5. Pembuatan studi model.6. Analisis foto Rontgen.7. Analisis foto profil dan foto muka (wajah)
Moyers, R.E., Handbook of Ortodontics, 4th Ed
18
8. Penentuan diagnosis 9. Analisis etiologi maloklusi 10. Perencanaan perawatan 11. Pelaksanaan perawatan 12. Penentuan jenis dan desain alat13. Prognosis
Moyers, R.E., Handbook of Ortodontics, 4th Ed
19
Instruksi
• Pasien ditunjukan dgn cermin cara memasang dan melepas
• Menjaga OH (menghindari dekalsifikasi enamel)
• Saat dibersihkan, POL harus dipegang agar komponen tidak tertekuk/distorsi
Singh, 200720
21
• The applieance should be worn full-time, including at mealtimes from insertion. The only time it is removed is after meal for cleaning
• You must avoid eating hard or sticky food consuming fizzy drinks while wearing the appliance as these are likely to damage the appliance and your teeth
• Speaking and eating will be dificult for the first few days
• Mild jaws discomfort and muscle tenderness are common for first few days
Millet D, et all; 2005
2. Fungsi • Memperbaiki estetik, fungsi kunyah
dan fungsi bicara• Mencegah terjadinya kelainan
periodontal• Meningkatkan daya tahan gigi thd
karies• Mencegah perawatan ortodontik yg
berat pada usia lebih lanjut• Mencegah cara pernafasan yg
abnormal dari segi perkembangan gigi
Pambudi, 2009
22
3. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan • Dapat dilepas oleh pasien sendiri• Relatif murah• Dapat direparasi
Pambudi, 2009
23
Kekurangan • Pasien
OH buruk akumulasi plak gingivitis marginalis
kronis• Piranti
distorsi tidak retentive• Hanya beberapa gigi yg dapat
digerakkkan• Menyebabkan iritasi jaringan jika
desain tidak benar. Ex. loop dari busur labial menyebabkan iritasi vestibular
Rahardjo, Pambudi. 2009; Singh, 2007
24
4. Klasifikasi Ortodonti
• Piranti ortodontik lepasan• Piranti ortodontik Semi cekat • Piranti ortodontik cekat• Piranti ortodontik fungsional
Singh, 2007; Raharjo,2009; Robert 200425
26
Menurut waktu dan tingkatan maloklusi:
1. Preventive Orthodonticsmencegah malposisi gigi dan hubungan rahang yang abnormal
2. Interceptive Orthodonticstindakan pada maloklusi yang mulai tampak dan sedang berkembang
3. Corrective or Curative Orthodonticstindakan pada maloklusi yang nyata
Proffit WR, etc; 2000
27
Menurut periode perawatan:1. Periode Aktif• Menggunakan alat orto untuk
menggerakkan gigi yg malposisi2. Periode Pasif• Perawatan pasca periode aktif
selesai• Bertujuan mempertahankan
kedudukan gigi yg telah dikoreksi• Menggunakan Hawley retainer
Proffit WR, etc; 2000
Free Template from www.brainybetty.com 28
Perbedaan Peranti lepasan Peranti Cekat
Definisi Dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien.
Melekat pada gigi dan tidak dapat dilepas oleh pasien.
Komponen •komponen aktif•Komponen retentif•Penjangkaran•Lempeng akrilik
•Lekatan (attachment) berupa breket atau cincin (band).•Kawat busur (archwire)•Penunjang (accesories atau auxilaries)
Penggunaan mengkoreksi diastema, crowded ringan, dan pergerakan tipping gigi sederhana.
memerlukan gerakan gigi secara translasi (bodily), intrusi, ekstrusi, dan koreksi gigi rotasi yang parah, penutupan diastema, dan menggerakan beberapa gigi dalam satu rahang maupun antar rahang
5.
29
6. Klasifikasi MaloklusiKelas I Angle : Tonjol mesiobukal gigi M1 RA
terletak pd celah bagian bukal (bukal groove) gigi M1 RB
Kelas II Angle : Tonjol Mesiobukal M1 RA terletak pada ruangan di antara tonjol mesiobukal M1 dan tepi distal tonjol gigi P rahang bawah (relasi gigi mesioklusi)
Klass II angle Divisi 1 : Jika gigi – gigi anterior di RA inklinasinya ke labial / protrusi
Klass II angle Divisi 2 : Jika gigi – gigi anterior di RA inklinasinya tidak ke labial / retrusi
Kelas III Angle : Tonjol Mesiobukal gigi M1 RA atas beroklusi dengan bagian distal M1 dan tepi mesial tonjol gigi M2 RB (relasi gigi mesioklusi)
Bakar A, 2007
30
Angle Klas l
Angle Klas lllAngle Klas ll divisi 2
Angle Klas ll divisi 1
31
Menurut Dewey (Modifikasi angle klas I dan III)
Klas Itipe 1: Class I Angle disertai gigi anterior RA crowdingtipe 2: Class I Angle disertai gigi I RA labioversitipe 3: Class I Angle disertai gigi I RA linguoversi (Crossbite)tipe 4: Cross bite posteriortipe 5: M ke arah mesioversi karena tanggal gigi sebelah mesial (tipping)
Singh, 2007
Klas III modifikasi Dewey:Tipe 1 : edge to edge saat dioklusikanTipe 2 : Insisiv RB crowding dgn Insisiv RATipe 3 : RA kurang berkembang daripada RB
Singh, 2007
32
7. Overjet dan OverbiteOverjet • Jarak horizontal antara gigi-gigi
insisivus atas dan bawah pada keadaan oklusi
• Normal = 2-4 mm
Overbite • Jarak vertikal antara gigi-gigi
insisivus atas dan bawah pada keadaan oklusi.
• Jarak normal = 2-4 mmAbu bakar , 2007 33
34
8. Dampak jika kasus tidak dirawat
1. Kesehatan gigi dan mulut ↓2. Estetik ↓3. Fungsi kunyah dan bicara ↓
Pambudi, 2009
35
9. Pergerakan gigi secara ortodonsi
Agar gigi bisa di gerakan, harus terjadi resorpsi tulang sebagai respon terhadap stress, dan agar gigi permanen melekat erat juga harus terjadi deposisi tulang untuk mempertahankan keutuhan dari mekanisme perlekatan. Akibatnya, soket dari gigi harus bergerak sejalan dengan pergerakan dari gigi melalui tulang alveolar.
Foster TD,1993
10. Prognosis Prognosis dapat dikatakan baik atau buruktergantung pada beberapa faktor :1. Diagnosis2. Etiologi3. Perencanaan perawatan4. Pemilihan peranti yang digunakan5. Jaringan penyangga gigi6. Kooporatif pasien
37
Free Template from www.brainybetty.com 38
TERIMA KASIH
Daftar pustaka• Maruo IT, Colluci MDG, Vieira S, Tanaka O. Study
of the Legality of Orthodontic Practice by General Practice Dentists. R Dental Press Ortodon Ortop Facial. 2009. 14, 42. e1- 42.e10
• Moyers, R.E., Handbook of Ortodontics, 4th Ed. Year Book Medical Publisher, Inc., Chicago, London, Boca Raton,1988
• Proffit WR, Fields HW, Ackerman JL, Bailey LJ, Tulloch JFC. 2000. Contemporary Orthodontics. Mosby. St. Louis. p.166-167
• Bakar, Abu. Kedokteran Gigi Klinis. 2007. Jakarta. Quantum
• Raharjo, Pambudi. Piranti Orto Lepasan. 2009. Surabaya. Pusat Penerbit dan Percetakan (AUP)
• Raharjo, Pambudi. Ortodonti Dasar . 2009. Surabaya. Pusat Penerbit dan Percetakan (AUP).
39
40
• Singh G. Textbook of Orthodontics. 2nd Ed. JBMP. New Delhi. India. 2007
• Robert, Harry D, Sandy J. Ortodontic. Part 5: Appliances Choices, Br Dent J, 2004;96:9-18
• Foster TD. Buku ajar Ortodonsi edisi III. 1993: 168 – 237• Millet D, Welbury R. Clinical problem solving in
orthodontics and pediatric dentistry. 2005: 32