1. template makna sejarah-iwan f

19
makna Sejarah dalam Mata Diklat Pendalaman Materi Sejarah Kebudayaan Islam BAGI GURU MADRASAH TSANAWIYAH Oleh: iwan falahudin Abstraksi Tulisan berjudul ‘Makna Sejarah dalam Mata Diklat Pendalaman Materi SKI – bagi Guru Madrasah Tsanawiyah’, ini merupakan pengayaan konten pembelajaran dalam diklat pendalaman materi Sejarah Kebudayaan Islam bagi guru madrasah tsanawiyah di tiga wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Jakarta, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Kalimantan Barat. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan sedikit pencerahan tentang pemahaman sebagian guru SKI – MTs. terutama mengenai Makna Sejarah dalam Mata Diklat Pendalaman Materi SKI – bagi Guru Madrasah Tsanawiyah. Karena fakta di lapangan ketika penulis mengisi jam diklat untuk materi tersebut, ternyata sebagian peserta diklat yang terdiri dari para guru SKI – MTs itu kurang memahami makna sejarah secara spesifik. Metode kajian yang penulis lakukan dalam rangka menjawab permasalahan yang muncul di sebagian kalangan guru SKI – MTs. itu adalah ‘library research’. Simpulan dari tulisan ini adalah bahwa sejarah adalah catatan peristiwa masa lalu seseorang atau komunitas baik berupa pikiran, ataupun perbuatan yang mempunyai akibat dan atau nilai penting bagi dirinya, lingkungannya, atau generasi berikutnya.Kajian dalam ilmu sejarah mencakup empat aspek, yaitu:Sejarah sebagai peristiwa, Sejarah sebagai kisah, Sejarah sebagai ilmu. Dan Sejarah sebagai seni. Ada 5 (lima) dasar alternatif yang dapat dilakukan dalam melakukan penelitian sejarah, yaitu: Melakukan langkah-langkah penelitian sejarah, Menelusuri jejak masa lampau, Mengumpulkan sumber, bukti, atau fakta sejarah, dan Menggunakan metode sejarah lisan (wawancara). Klasifikasikan jenis-jenis sejarah antara lain: Berdasarkan kurun waktu (kronologis). Berdasarkan wilayah (geografis), Berdasarkan negara (nasional),

Upload: iwan-falahudin

Post on 28-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

makna Sejarah dalam Mata Diklat Pendalaman Materi

Sejarah Kebudayaan Islam BAGI GURU MADRASAH TSANAWIYAH

Oleh: iwan falahudin

Abstraksi

Tulisan berjudul ‘Makna Sejarah dalam Mata Diklat Pendalaman Materi SKI – bagi Guru Madrasah Tsanawiyah’, ini merupakan pengayaan konten pembelajaran dalam diklat pendalaman materi Sejarah Kebudayaan Islam bagi guru madrasah tsanawiyah di tiga wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan Jakarta, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Kalimantan Barat.

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan sedikit pencerahan tentang pemahaman sebagian guru SKI – MTs. terutama mengenai Makna Sejarah dalam Mata Diklat Pendalaman Materi SKI – bagi Guru Madrasah Tsanawiyah. Karena fakta di lapangan ketika penulis mengisi jam diklat untuk materi tersebut, ternyata sebagian peserta diklat yang terdiri dari para guru SKI – MTs itu kurang memahami makna sejarah secara spesifik. Metode kajian yang penulis lakukan dalam rangka menjawab permasalahan yang muncul di sebagian kalangan guru SKI – MTs. itu adalah ‘library research’.

Simpulan dari tulisan ini adalah bahwa sejarah adalah catatan peristiwa masa lalu seseorang atau komunitas baik berupa pikiran, ataupun perbuatan yang mempunyai akibat dan atau nilai penting bagi dirinya, lingkungannya, atau generasi berikutnya.Kajian dalam ilmu sejarah mencakup empat aspek, yaitu:Sejarah sebagai peristiwa, Sejarah sebagai kisah, Sejarah sebagai ilmu. Dan Sejarah sebagai seni. Ada 5 (lima) dasar alternatif yang dapat dilakukan dalam melakukan penelitian sejarah, yaitu: Melakukan langkah-langkah penelitian sejarah, Menelusuri jejak masa lampau, Mengumpulkan sumber, bukti, atau fakta sejarah, dan Menggunakan metode sejarah lisan (wawancara). Klasifikasikan jenis-jenis sejarah antara lain: Berdasarkan kurun waktu (kronologis). Berdasarkan wilayah (geografis), Berdasarkan negara (nasional), Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis), Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).Adapun pembagian sejarah berdasarkan tema / topiknya antara lain: Sejarah sosial, Sejarah politik, Sejarah intelektual, Sejarah ekonomi, Sejarah agraria, dan Sejarah kebudayaan.

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah mari sama-sama kita meningkatkan kualitas pengetahuan tentang Sejarah Kebudayaan Islam dengan memperbanyak bahan bacaan dari berbagai sumber. Sehingga kita dapat lebih mengidentifikasi persamaan dan perbedaan ketiga jenis kebudayaan tersebut.

Kata kunci: Mempelajari sejarah, dan belajar dari sejarah.

A. Pendahuluan

Page 2: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

Ada satu hal penting dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam / SKI,

namun sering terlupakan atau bahkan mungkin terabaikan dalam konteks

pembelajaran materi ini, yaitu rincian tujuan yang akan dicapai diakhir

pembelajaran. Dalam konteks ini sebagaimana tercantum dalam Permenag Nomor

2 Tahun 2008, lampiran 3 b – bab VII, tentang SK – KD, yaitu kita dituntut agar

mampu:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari

landasan ajaran, nilai dan norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah

SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat

sebagai sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar

berdasarkan pendekatan ilmiah.

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan terhadap peninggalan Sejarah

Islam sebagai bukti peradaban umat Islam masa lampau.

5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari

peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan

mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek,

seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Pada prinsipnya tujuan pembelajaran mata diklat Sejarah Kebudayaan Islam /

SKI, tidak hanya mempelajari aspek dari sisi kognitif saja, juga tidak sebatas hanya

sebagai proses transformasi pengetahuan mengenai fakta masa lalu belaka, akan

tetapi lebih dari itu, yang terpenting adalah bagaimana kita dapat belajar dari

sejarah.

Belajar dari sejarah tentunya berkonotasi sangat berbeda dengan

mempelajari sejarah. Belajar dari sejarah berarti kita dapat memilih dan memilah

mana yang baik dan mana yang buruk, yang baik dapat kita adaptasi, dan yang

buruk dapat menjadi cermin bagi kita, yang muaranya adalah kemampuan untuk

dapat melakukan tranformasi nilai-nilai yang perlu diteladani oleh kita semua.

Dan untuk dapat memahami mata diklat Sejarah Kebudayaan Islam / SKI secara

lebih komprehensif, sebaiknya kita mampu memahami pengertian sejarah dan

Page 3: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

beberapa aspek yang berkaitan dengannya secara integral. Atau paling tidak kita

memiliki sedikit back up pengetahuan tentang sejarah. Dengan demikian distorsi

pemahaman mata diklat Sejarah Kebudayaan Islam / SKI dapat lebih diminimalkan.

Ketika penulis mengisi jam diklat untuk materi pendalaman Sejarah Kebudayaan

Islam bagi guru madrasah tsanawiyah, ada sebagian dari para guru tersebut yang

kurang memahami pengertian sejarah secara lebih spesifik. Sehingga timbul

pertanyaan bagaimana cara memberikan pemahaman yang lebih mendalam

tentang pengertian sejarah kepada para rekan guru tersebut? Karenanya tulisan

sederhana ini mencoba untuk menjawab kesenjangan pemahaman yang ada

dikalangan sebagian guru itu.

B. Pembahasan

 

Ada lima rincian tujuan yang telah ditetapkan dalam peraturan menteri agama

tersebut. Kelima poin itu dapat dicapai secara lebih maksimal jika sudah memiliki

fondasi pengetahuan tentang sejarah walau hanya sedikit. Karenanya dalam hal ini

penulis akan lebih concern membahas tentang perspektif sejarah dan beberapa hal

yang berkaitan dengannya.

 1. Makna Sejarah

Sejarah adalah peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi pada

masa lalu. Masa lalu yang dapat disebut sejarah, harus didukung data, dan

fakta, serta mengandung makna yang penting. Oleh karena itu, sekalipun

sejarah adalah sesuatu yang terjadi di masa lalu, akan tetapi masa lalu itu

harus berguna dan dapat dicari data pendukungnya yang bersifat valid.

Para ahli sejarah membagi istilah zaman menjadi 2 (dua)

kategori yaitu, zaman prasejarah dan zaman sejarah (Zainal Abidin

Ahmad 1977; 13-20).

Zaman prasejarah adalah suatu pengelompokkan / periodeisasi

zaman yang belum mengenal tulisan. Sehingga warisan yang dapat kita

ketahui ada yang bersifat material misalnya, kapak batu, dan alat-alat

kehidupan lainnya, ada pula yang bersifat non material misalnya, tradisi

lisan berupa cerita rakyat, etika, dan pandangan hidup (H.Y. Agus

Murdyastomo, dkk. 2006: 24-30).

Page 4: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

Zaman sejarah merupakan periode kedua setelah zaman

prasejarah. Zaman ini dimulai sejak ditemukannya tulisan sebagai

sumber sejarah. Suatu komunitas masyarakat yang sudah memiliki

kebudayaan tinggi biasanya menuliskan berbagai peristiwa penting

pada zamannya melalui berbagai media yang sesuai dengan situasi dan

kondisi pada masanya.

Pengertian sejarah secara etimologis menurut Kamus Bahasa

Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008: 1382), adalah:

Asal-usul (keturunan) silsilah, Kejadian dan peristiwa yang benar-

benar terjadi pada masa lampau, Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa

dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Arti sejarah menurut Kamus Indonesia-Inggris (John M. Echols &

Hassan Shadily 2003: 299), adalah history. Kata history mengandung arti

kumpulan peristiwa masa lalu.

Secara analogis, sejarah berasal dari kata syajarah شجرة

berdasarkan beberapa alasan :

Pertama, dari sisi pengucapan dalam bahasa Indonesia, kata syajarah

paling dekat dengan kata sejarah jika dibandingkan dengan kata lain seperti

sirah, qishshah, apalagi history, story, dan sebagainya. Adapun padanan kata

sejarah dalam bahasa Arab adalah tarikh تاريخ .

Kedua, ada makna filosofis yang terkandung di dalam kata syajarah

yang berarti pohon. Pohon secara struktural muncul dari biji atau tunas

kemudian membesar dan semakin besar, tetapi pada suatu saat pohon itu

akan tumbang. Kondisi manusia, baik itu individu, dinasti, atau komunitas

lainnya, senantiasa muncul dari sesuatu yang kecil kemudian membesar dan

terus besar, tetapi suatu ketika ia akan roboh atau binasa (H.Y. Agus

Murdyastomo, dkk. 2006: 2-3).

Dalam Sejarah Kebudayaan Islam kondisi sebagaimana tersebut

dapat ditemukan pada setiap fasenya. Sebagai contoh, Nabi Muhammad

membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Selanjutnya sampai

pada saat empat orang khalifah (Al-khulafau – Al-Rosyidun) memegang

Page 5: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

kendali kenegaraan atas umat Islam, pada masa itu dikenal sebagai sistem

pemerintahan yang disebut al-khilafah Al-Rasyidah. Tetapi kemudian berangsur

mengalami perubahan ketika kekuasaan berpindah ke tangan Muawiyah bin Abi

Sufyan yang mendirikan dinasti Umayah dan lebih mengedepankan suku

bangsa Arab daripada umat Islam secara keseluruhan. Sehingga masa itu

lazim disebut sebagai al-Mamlakah al-Arabiyyah. Meski begitu, pada

akhirnya, setelah berkuasa selama sekitar satu abad, daulat Umayah yang

berpusat di Damascus juga runtuh digantikan oleh dinasti Abbasiyah, yang

berkuasa selama lebih kurang lima abad, dan pada akhirnya runtuh juga.

Sedangkan dinasti Umayah yang berkuasa di Spanyol, tetap eksis, berada diluar

kekuasaan Abbasiyah) (Musyrifah Sunanto 2003: hal. 47-49).

Makna sejarah secara terminologis menurut J.V. Bryce adalah catatan

dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.

Sedangkan menurut W.H. Walsh, sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan

yang berarti dan penting saja bagi masa lalu manusia, sehingga merupakan

cerita yang berarti (http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah, Senin, 02 Januari 2012).

Dan yang dinamakan sejarah tidak akan pernah terlepas dari 3 (tiga)

unsur utama, yaitu: Man/Manusia+Time/Waktu+Space/Tempat (H.Y. Agus

Murdyastomo, dkk. 2006: 4-5).

Kesimpulan dari kedua makna terminologis sejarah tersebut, sejarah

adalah catatan peristiwa masa lalu seseorang atau komunitas baik berupa

pikiran, ataupun perbuatan yang mempunyai akibat dan atau nilai penting bagi

dirinya, lingkungannya, atau generasi berikutnya.

  2. Kajian Ilmu Sejarah

Kajian dalam ilmu sejarah mencakup empat aspek, yaitu: Sejarah

sebagai peristiwa, Sejarah sebagai kisah, Sejarah sebagai ilmu, Sejarah

sebagai seni.

Sejarah sebagai peristiwa yaitu sejarah dalam arti objektif sebagai suatu

peristiwa yang benar-benar terjadi dimasa lalu pada tempat dan waktu tertentu

tanpa ada pengaruh dari siapa pun dan dari mana pun.

Sejarah sebagai kisah yaitu sebagai cerita tentang peristiwa masa lalu

Page 6: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

yang benar-benar terjadi pada tempat dan waktu tertentu, yang diceritakan lagi

oleh pelaku peristiwa itu, atau oleh orang lain yang menyaksikan, atau oleh

pihak lain yang mendengar cerita tersebut. Sehingga sejarah dalam aspek ini

biasanya cenderung subjektif, karena terkadang terselip penambahan atau

pengurangan data sesuai dengan keinginan atau kepentingan orang yang

bercerita.

Sejarah sebagai ilmu yaitu sejarah disusun berdasarkan metode ilmiah

seperti hipotesis, pengamatan, penelitian, eksperimen, dan sintesis, sesuai

dengan prinsip ilmu pada umumnya. Objek ilmu sejarah adalah peristiwa /

kejadian yang dilakukan manusia pada masa lampau.

Sejarah sebagai seni yaitu suatu karya yang tidak hanya memerlukan

aspek kognitif saja, melainkan memerlukan juga aspek intuisi, imajinasi, emosi,

dan gaya bahasa. Sehingga siapa pun yang mendengar penjelasan tentang

suatu peristiwa, seolah-olah dia pun terbawa arus bagaikan mengalami, atau

menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi itu (H.Y. Agus Murdyastomo, dkk.

2006: 5-12).

3. Periodeisasi dan Kronologi dalam Sejarah.

Periodeisasi adalah upaya mengelompokkan suatu sejarah berdasarkan

urutan peristiwa dan waktu yang berdekatan, atau dalam konteks yang sejenis.

Sedangkan kronologi adalah urutan / rangkaian peristiwa yang saling

bersambungan antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. (H.Y. Agus

Murdyastomo, dkk. 2006: 14-17). Berikut ini penjelasannya:

a. Periodeisasi Sejarah

Ilmu sejarah bertugas menyusun data dan fakta masa lalu yang tidak

teratur, menjadi sebuah gambaran yang sistematis sehingga mudah

dimengerti secara umum. Jadi periodeisasi adalah suatu kesatuan

peristiwa dan waktu yang berisi data dan fakta kejadian yang dinilai

memiliki kekhasan, atau ciri-ciri yang berdekatan. Karenanya periodeisasi

biasanya menunjukkan perbedaan yang jelas antara satu periode dengan

periode lainnya. Misalnya sejarah Nabi Muhammad pada periode Makkah,

berbeda dengan sejarah beliau pada periode Madinah.

Page 7: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

b. Kronologi Sejarah

Kronologi adalah urutan kejadian yang berkesinambungan. Paparan

kisah dalam sejarah mesti memuat latar belakang, proses, dan akibat dari

terjadinya peristiwa yang telah berlangsung berikut penjelasannya. Hal ini

penting dilakukan karena masa lalu memuat beragam peristiwa yang harus

diklasifikasikan dan disusun secara kronologis supaya tidak terjadi

pemahaman saling tumpang tindih.

4. Dasar-dasar Penelitian Sejarah

Ada 5 (lima) dasar alternatif yang dapat dilakukan dalam melakukan penelitian

sejarah (H.Y. Agus Murdyastomo, dkk. 2006; 53-59) yaitu:

a. Melakukan langkah-langkah penelitian sejarah.

b. Menelusuri jejak masa lampau.

c. Mengumpulkan sumber, bukti, dan fakta sejarah.

d. Menggunakan metode sejarah lisan (wawancara).

e. Mengklasifikasikan jenis-jenis sejarah.

a) Melakukan langkah-langkah penelitian sejarah

Ketika melakukan langkah-langkah penelitian sejarah berupa

rekonstruksi (menyusun alur) peristiwa yang terjadi di masa lalu,

seorang sejarawan harus cermat dalam memilih suatu peristiwa

terpenting dari berbagai kejadian yang akan direkonstruksi. Dalam

hal ini ada 4 (empat) aspek yang mesti menjadi pertimbangan, yaitu:

1. Manfaat yang akan diperoleh.

2. Bila rekonstruksi itu sudah dilakukan orang lain, maka harus

dipertegas tujuan melakukan rekonstruksi ulangan.

3. Sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan peristiwa yang

akan diteliti mesti ada dan terjangkau.

4. Kemampuan bekal yang cukup dalam teori dan metodologi

penelitian.Dan dalam menyusun alur sejarah / merokonstruksi

masa lampau.

Seorang sejarawan biasanya mengikuti langkah baku dalam

penelitian sejarah, yang disebut dengan metode sejarah kritis. Ada 4

Page 8: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

(empat) langkah dalam melakukan metode sejarah kritis, yaitu:

1. Heuristik, yaitu mencari, menemukan, dan mengumpulkan

sumber sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder.

2. Kritik / verifikasi, yaitu melakukan pengujian / kritik terhadap

sumber yang sudah ditemukan. Pengujian / kritik tersebut dibagi

menjadi dua kategori, yaitu: kritik ekstern, dan kritik intern.

a. Kritik ekstern adalah pengujian dari sisi luar / fisik dari

sumber sejarah yang telah didapat. Misalnya bahan

dokumen primer yang ditemukan tentang sejarah Arab

praislam terbuat dari kertas HVS, tentu saja hal ini

menunjukkan bahwa bahwa sumber primer itu palsu,

karena pada masa Arab praislam belum ada kertas HVS.

b. Kritik intern adalah adalah pengujian pada sisi konten, jadi

meskipun secara ekternal / fisik, benda yang ditemukan itu

adalah asli dan sesuai dengan zaman pada waktu itu,

namun secara konten perlu dicari sumber atau informasi

lain untuk menguatkannya. Jika tidak ada sumber lain yang

anakronik / bertentangan, maka sumber tersebut dapat

dianggap kredibel / dapat dipertanggungjawabkan.

3. Interpretasi, setelah mendapatkan sumber sejarah, dan sudah

dilakukan pengujian, maka seorang sejarawan mempelajari dan

mengkajinya secara mendalam melalui berbagai interpretasi.

Hasil interpretasi yang paling diyakini kebenarannya itulah yang

disebut dengan fakta sejarah. Selanjutnya fakta sejarah itu

disusun secara sistematis sehingga menjadi suatu rangkaian

sarat makna dan dapat menjadi kisah yang valid.

4. Histiografi. Setelah mengumpulkan sumber sejarah, menguji,

dan menginterpretasikannya, maka langkah terakhir adalah

melakukan histiografi / menyusun laporan hasil penelitiannya

dalam bentuk tulisan. Bahan laporan ini berisi tiga bagian,

pertama merupakan judul dan pendahuluan yang memuat latar

Page 9: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

belakang masalah, garis besar isi, perumusan masalah, tujuan,

metode, sumber sejarah, dan kajian pustaka. Bagian kedua

berisi pembahasan dan uraian argumentasi yang disusun

menjadi kisah dari peristiwa yang direkonstruksi. Bagian ketiga

adalah penutup, berupa kesimpulan dari hasil penelitiannya.

b. Menelusuri Jejak-Jejak Masa Lampau

Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lalu sebagiannya ada

yang meninggalkan jejak, sisa / serpihan peristiwa, baik berupa

benda, dokumen, maupun kenangan para pelaku dan saksinya. Sisa /

serpihan peristiwa masa lampau itulah yang disebut jejak peristiwa.

Jejak peristiwa itu harus dicari, dikumpulkan, dan disusun kembali

supaya menjadi jalinan peristiwa yang jelas dan berurutan (H.Y. Agus

Murdyastomo, dkk. 2006; 53-74). Salah satu cara untuk menelusuri

jejak peristiwa masa lalu supaya dapat disusun secara baik adalah

dengan memakai rumus: 5 W + 1 H. Yaitu:

a) What : Apa peristiwa yang akan diangkat ?

b) Where : Dimana peristiwa itu terjadi ?

c) When : Kapan peristiwa itu terjadi ?

d) Who : Siapa pelaku peristiwa yang akan diteliti ?

e) Why : Mengapa peristiwa itu perlu diteliti?

f) How : Bagaimana peristiwa itu terjadi sejak awal hingga

akhir?

c. Mengumpulkan Sumber / Bukti, dan Fakta Sejarah

Menurut sifatnya sumber sejarah dibagi menjadi dua,

yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer disebut

juga sumber rujukan utama dan atau pertama, misalnya dokumen

utama asli, pelaku sejarah, atau orang yang menyaksikan langsung.

Sumber sekunder adalah sumber rujukan tambahan, misalnya

informasi yang didapat bukan dari dokumen utama asli, atau bukan

langsung dari pelaku, juga bukan langsung dari orang yang

menyaksikan. Sedangkan fakta sejarah sebagaimana telah dijelaskan

Page 10: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

adalah pernyataan dan kesimpulan dari laporan penelitian seorang

sejarawan.

Keberadaan sumber / bukti, dan fakta sejarah merupakan

aspek yang paling penting dalam ilmu sejarah, karena seorang

sejarawan tidak mungkin bekerja tanpa sumber dan bukti sejarah.

Sumber dan bukti sejarah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sumber

lisan, tulisan, dan benda (H.Y. Agus Murdyastomo, dkk. 2006: 59-63).

Dan dalam Sejarah Kebudayaan Islam, Al-Quran dan Hadits disebut

pula sebagai sumber utama / primer dan atau pertama.

Berikut ini adalah penjelasan tentang tiga jenis sumber sejarah:

a) Sumber lisan adalah sumber yang memuat informasi masa lalu

berdasarkan penuturan dari mulut ke mulut. Secara ilmiah

sumber informasi sejarah berupa lisan kurang dapat

dipertanggungjawabkan, tetapi tetap diperlukan.

b) Sumber tulisan adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui

peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang terjadi di

masa lampau. Misalnya prasati, naskah, dan lain-lain

c) Sumber benda adalah sumber sejarah berupa benda yang tidak

ada tulisannya, seperti kapak, perhiasan, patung dan lain-lain.

Untuk mendapatkan informasi dari benda-benda peninggalan

bersejarah itu diperlukan ilmu bantu lain, misalnya arkeologi.

d. Metode Sejarah Lisan (Wawancara).

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang

peristiwa yang sudah terjadi pada masa lalu selain dengan

menggunakan benda peninggalan dan sumber tertulis, yaitu dengan

cara mengumpulkan informasi secara lisan melalui wawancara. Hal

ini dapat dilakukan jika kita memerlukan data tambahan, atau malah

jika kita tidak mempunyai data tertulis sama sekali. Dalam wawancara

ini seorang pemberi informasi disebut nara sumber, atau responden.

Sedangkan pihak yang yang mencari informasi disebut koresponden

(H.Y. Agus Murdyastomo, dkk. 2006: 59-63).

Page 11: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

e. Klasifikasi Jenis-Jenis Sejarah

Sebagaimana telah diketahui, bahwa ilmu sejarah adalah

ilmu yang mempelajari peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu di

waktu dan tempat tertentu, dan dianggap penting serta bernilai

manfaat. Namun peristiwa yang terjadi pada masa lalu itu sangat

beragam, sehingga untuk mempermudah pemahaman perlu

diklasifikasikan / dikelompokkan menjadi beberapa jenis sejarah. Ada

banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah, Senin, 02 Januari 2012), antara

lain:

a) Berdasarkan kurun waktu (kronologis).

b) Berdasarkan wilayah (geografis).

c) Berdasarkan negara (nasional).

d) Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis).

e) Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).

Adapun pembagian sejarah berdasarkan tema / topiknya antara lain: a) Sejarah sosial : Yaitu sejarah yang banyak bercerita

tentang masyarakat dan perubahannya, misalnya pertumbuhan

penduduk, urbanisasi, migrasi, dan lain-lain.

b) Sejarah politik : Yaitu sejarah yang berhubungan

sistem kekuasaan, misalnya sejarah tumbuhnya dinasti.

c) Sejarah intelektual : Yaitu sejarah yang mengungkap dan

mengangkat ide, dan pemikiran sebagai kajian. Misalnya sejarah

pemikiran dalam Islam yang memunculkan aliran seperti

Khawarij, Syi’ah, Mu’tazilah, dan lain-lain.

d) Sejarah ekonomi : Yaitu sejarah yang mengkaji

kehidupan manusia dari sisi perdagangan, produksi,

kesejahteraan, dan lain-lain.

e) Sejarah agraria : Yaitu sejarah yang mengkaji

masalah tanah dan aspek pertanian.

Page 12: 1. Template Makna Sejarah-iwan f

f) Sejarah kebudayaan : Yaitu sejarah yang mengkaji

masalah etika (baik dan buruk), dan estetika (keindahan alam,

seni, sastra). Misalnya mengenai gaya hidup, adat istiadat,

upacara, siklus kehidupan, dan lain-lain (Agus Murdyastomo,

dkk. 2006: 63-68).

C. A. Penutup

 

Demikianlah sekelumit pemahaman tentang sejarah secara umum. Semoga

dapat menjadi fondasi untuk mempelajari materi Sejarah Kebudayaan Islam dengan

mendalam, dan lebih dari itu agar dapat belajar dari sejarah (dalam hal ini Sejarah

Kebudayaan Islam/SKI), untuk kemudian dijadikan sebagai salah satu pedoman

mengambil keputusan yang lebih baik bagi kehidupan masa kini, dan yang akan

datang.

 a. Saran

 

Untuk lebih memperkaya dan melengkapi serta meningkatkan kualitas

pengetahuan khususnya dalam bidang sejarah kebudayaan Islam, hendaknya

para rekan guru dapat menambah waktu membacanya. Sehingga jika para rekan

guru senantiasa menambah waktu dan jam membaca, maka proses belajar dan

mengajar baik secara formal di kelas maupun informal di luar kelas, dapat lebih

tinggi bobot dan mutunya. Dan lebih dari itu, kualitas para peserta didik pun dapat

lebih meningkat pula.

ReferensiEchols, M. Jhon & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Cet.XXV, Jakarta, PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2003.H.Y. Agus Murdyastomo, dkk. Sejarah Kontekstual, Untuk SMA & MA, Cet. I,

Surakarta, Mediatama, 2006).Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Islam, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2003.Permenag Nomor 2 Tentang SK. KD, SKL Tahun 2008.Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.Zainal Abidin Ahmad; Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang ,

Jakarta; Bulan Bintang, 1977.http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah, Senin, 02 Januari 2012.

  

Page 13: 1. Template Makna Sejarah-iwan f