1 rpp

16
Tindak lanjut dari penyusunan silabus sekolah adalah penyusunan RPP menjadi tanggungjawab guru yang mengajar. Dalam ketentuan sertifikasi guru (2008) ditetapkan seorang guru harus melampirkan 5 RPP dari mata pelajaran yang diampunya. Pentingnya penyusunan RPP seperti seorang sutradara membuat skenario film sebelum adegan sebenarnya difilmkan. Walaupun ada saja kemung kinan adegan menyimpang dari skenario, tetapi sutradara profesional akan tetap memegang skenario jika ia ingin film yang dibuatnya bermutu. Begitu pula seorang guru yang profesional akan melandasi kegiatan pembelajarannya pada skenario yang dibuat sebelum mengajar. Ada anggapan di kalangan beberapa guru bahwa kegiatan mengajar mereka sudah rutin dan sudah hafal apa yang harus diberikan ke siswa, sehingga membuat RPP hanya mebuang waktu. Jika RPP diminta sekolah maka ada guru yang enggan membuatnya, dan jika terpaksa, maka dilakukan hanya untuk memenuhi persyaratan administratif. Apalagi, mereka menganggap tidak pernah ada kontrol dari kepala sekolah maupun pengawas sekolah tentang pelaksanaan pembelajarannya di kelas Jadi ekstrimnya, tidak ada hubungan RPP dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. RPP hanya syarat administratif, sedangkan mengajar adalah kegiatan rutin hari ke hari dilakukan guru. Anggapan semacam ini mengakibatkan mutu pembelajaran merosot ke tingkat dasar, karena guru merasa tak perlu meng- Penyusunan RPP dalam kaitan PTK di SMK (Bambang Dharmaputra) 1 PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN (RPP) DALAM KAITAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMK Bambang Dharmaputra Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Semenjak KTSP diberlakukan, dan tuntutan guru mampu melaksanakan PTK pada mata pelajaran yang diampunya, maka diperlukan rencana mengajar yang baik dari guru sebelum PTK dilakukan.. RPP yang disusun dengan baik akan memudahkan pelaksanaan PTK bagi guru.

Upload: jodi-sugiarto

Post on 23-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

RPP

TRANSCRIPT

Tindak lanjut dari penyusunan silabus sekolah adalah penyusunan RPP menjadi tanggungjawab guru yang mengajar. Dalam ketentuan sertifikasi guru (2008) ditetapkan seorang guru harus melampirkan 5 RPP dari mata pelajaran yang diampunya. Pentingnya penyusunan RPP seperti seorang sutradara membuat skenario film sebelum adegan sebenarnya difilmkan. Walaupun ada saja kemung kinan adegan menyimpang dari skenario, tetapi sutradara profesional akan tetap memegang skenario jika ia ingin film yang dibuatnya bermutu.Begitu pula seorang guru yang profesional akan melandasi kegiatan pembelajarannya pada skenario yang dibuat sebelum mengajar. Ada anggapan di kalangan beberapa guru bahwa kegiatan mengajar mereka sudah rutin dan sudah hafal apa yang harus diberikan ke siswa, sehingga membuat RPP hanya mebuang waktu. Jika RPP diminta sekolah maka ada guru yang enggan membuatnya, dan jika terpaksa, maka dilakukan hanya untuk memenuhi persyaratan administratif. Apalagi, mereka menganggap tidak pernah ada kontrol dari kepala sekolah maupun pengawas sekolah tentang pelaksanaan pembelajarannya di kelas Jadi ekstrimnya, tidak ada hubungan RPP dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. RPP hanya syarat administratif, sedangkan mengajar adalah kegiatan rutin hari ke hari dilakukan guru.Anggapan semacam ini mengakibatkan mutu pembelajaran merosot ke tingkat dasar, karena guru merasa tak perlu meng-koreksi kegiatan pembelajarannya. Dengan alasan guru telah menguasai materi, bukankah siswa akan belajar sendirinya dari apa yang diberikan. Kemampuan siswa menyerap tergantung bakatnya masing-masing, bukan kesalahan guru jika meraka tak dapat menguasai apa yang diberikan. Anggapan guru itu mungkin benar jika materi ajar dan siswa yang diajarnya tidak berubah dari tahun ke tahun. Ibarat mesin pabrik, selama tuntutan produk dan bahan baku yang diolah tidak berubah, maka tidak ada alasan harus mengganti mesin yang baru sampai mesin itu rusak. Namun kenyataan yang di hadapi guru, materi ajar telah berubah sesuai tuntutan DUDI dan masyarakatnya. Demikian pula, setiap tahun guru akan menghadapi siswa yang berbeda minat, harapan, dan kondisi sosialnya. Hal ini tentu mendorong guru untuk menyesuaikan tuntutan profesional yang dituangkan dalam RPP. Guru akan membuat skenario pembelajaran, agar siswanya berhasil.PERMENDIKNAS

NOMOR 41 TAHUN 2007Tuntutan guru kompeten membuat RPP terus dituntut, baik di undang-undang No.14/2005, peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005, maupun berbagai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Ini menunjukkan serius masyarakat menuntut guru untuk mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik. Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dijelaskan ada empat kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Tuntutan pembuatan RPP yang baik dapat dilihat secara langsung pada kompetensi pedagogik dan profesional. Dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah lebih merinci lagi tugas guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam perencanaan proses pembelajaran itu sendiri, peran guru terbagi dua langkah, yakni penyusunan silabus dan RPP. Selanjutnya dikatakan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup tinggi bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem bangan fisik serta psikologis peserta didik.

HUBUNGAN ANTARA

SILABUS DAN RPPSecara formal silabus berisi (1) identitas mata pelajaran, (2) SK , (3) KD, (4) materi pembelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, (6) indikator pencapaian kompetensi, (7) penilaian, (8)alokasi waktu. Sedangkan RPP itu sendiri secara formal terdiri atas (1) identitas mata pelajaran, (2) SK, (3) KD, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi ajar, (7)alokasi waktu,(8) metode pembelajaran, (9) kegiatan pembelajaran, (10) penilaian hasil belajar, (11) sumber belajar.Jadi jika diamati, semua komponen yang ada di silabus terdapat lagi di RPP dan bahkan ditambahkan dua komponen, yaitu tujuan pembelajaran, dan metode pembelajaran Sedangkan materi ajar pada RPP dapat disamakan dengan materi pembelajaran pada silabus, tetapi berbeda lingkup pencapaiannya.Di sini berarti guru harus memperluas isi silabus menjadi ricaian dengan tujuan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai KD. Rincian ini lebih dipertegas dengan membagi kegiatan pembelajaran atas tiga tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup. Oleh sebab itu, RPP seorang guru dapat berbeda merincinya dengan guru lain. walaupun silabus yang diacunya sama. Jadi untuk mata pelajaran yang sama, guru satu dengan guru lain diperbolehkan berbeda RPP mereka, asalkan silabus yang digunakan sama seperti yang ditetapkan sekolah.Pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, maka pada saat yang bersamaan dapat terjadi penilaian hasil belajar, sumber belajar , dan alokasi waktu Guru waktu menyusun skenario sajian dalam langkah-langkah pembelajarannya akan menggunakan sumber belajar tertentu atau menilai hasil belajar, dan kesemuanya terkait dalam alokasi waktu yang dirancang bagi guru dan siswa.Dengan membuat dalam bentuk matriks keempat komponen tersebut, maka akan nampak kapan penggunaannya dan keterkaitannya.Sebelum kegiatan pembelajarannya ini disusun, maka guru pertama kali harus menetapkan tujuan pembelajaran untuk mencapai KD yang ditetapkan. Seperti tujuan instruksional lainnya, maka tujuan pembelajaran harus jelas audience (A), yakni siswanya, jelas behaviour (B) atau kompetensi yang terbentuk akibat pembelajaran, jelas condition (C) atau indikator keberhasilan yang dituntut, dan degree (D) atau derajat keberhasilan yang dituntut dalam KKM nya. Sering dipertanyaakan apa beda antara KD, indikator dengan tujuan pembelajaran di RPP. Jelas bahwa penyusunanan tujuan pembelajaran harus memperhatikan KD dan indikatornya. yang dirumuskan menjadi tujuan.Dalam penjelasan Permendiknas No. 41 tahun 2007 dikatakan metode pembelajaran bertujuan mewujudkan suasana pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Jadi metodologi ini akan menentukan arah dan langkah kegiatan pembelajaran yang disusun guru terkait dengan materi ajar yang akan disampaikan. Dalam Permendikans tersebut.metode harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Implementasi RPP akan nampak dari pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Untuk itu, diusulkan penulis agar dibuat matrik keterkaitan antara langkah pembelajaran, sumber belajar, penilaian, dan alokasi waktu. Permendiknas menutut sikap guru dalam menangani kegiatan inti ini secara profesional dengan mengacu pada proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Berikut ini butir-butir yang dituntut dalam kegiatan inti :Eksplorasi, di mana guru diminta:

a. melibatkan peserta didik mencari informasi tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber

b. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain

c. memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, antar peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya

d. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan

e. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan, di laboratorium, studio. atau lapanganElaborasi. di mana guru diminta

a. membiasakan peserta didik membaca, dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna

b. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secaara lisan maupun tertulis.c. memberikan kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesai kan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut

d. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif, dan kola boratif

e. memfasilitasi peserta didik berkom petisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

f. memfasilitasi peserta didik mem buat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertu lis, secara individual maupun kelompok

g. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

h. memfasilitasi peserta didik melaku kan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan

i. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menum buhkan kebanggaan dan rasa perca ya diri peserta didikKonfirmasi, di mana guru diminta

a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber

c. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memper oleh pengalaman belajar yang telah dilakukan

d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang ber makna dalam mencapai kompetensi dasar

e. membantu menyelesaikan masalah

f. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi

g. memberi informasi untuk bereksplo rasi lebih jauh

h. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

Dalam lampiran Permendiknas No. 41 tahun 2007, juga dijelaskan hal apa saja yang dianjurkan kepada guru untuk menggalinya pada kegiatan awal dan kegiatan akhir. Demikian pula dijelaskan tentang bagaimana penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran harusnya dilakukan. Harapan pemerintah, tentunya agar kuali tas pembelajaran guru meningkat.IMPLEMENTASI RPP DI PTK

PTK merupakan penelitian yang dianjurkan untuk dilakukan guru. Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 disebut kan sebagai salah satu kompetensi guru mata pelajaran dalam mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Berbeda dengan penelitian lainnya, maka PTK bertujuan memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru di kelas.secara profesional. Tanpa ada masalah pembelajaran yang nyata di kelasnya, maka tak perlu dilakukan PTK oleh guru. Karakteristik utama PTK adanya refleksi guru atas tindakan yang dilakukan setelah mengajar di kelasnya. Secara umum PTK terdiri dari siklus-siklus kegiatan menurut Stringger (1996) terdiri dari look, think, dan act yang berulang-ulang.

Gambar 1 Siklus Penelitian TindakanSuharsimi (2007) mengembangkan satu siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jadi sebelum PTK dilakukan, maka guru wajib membuat perencanaan pembelajaran nya melalui RPP dengan baik. Selain itu, karakteristik PTK adalah kolaborasi dengan teman sejawat dalam mengamati pelaksanaan pembelajaran guru. Tidak saja teman sejawat guru yang mengamati tindakan pembelajaran guru, tetapi murid pun diminta masukannya sebagai subjek yang menerima tindakan pembelajaran tersebut. Tentunya guru harus menilai prestasi siswa, apakah KKM yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.Setelah satu siklus dilalui, yakni setelah satu indikator tercapai, maka guru melaku kan refleksi dari hasil yang diperolehnya. Teman sejawat diminta memberi masukan berdasarkan instrumen pengamatan yang telah disepakati lebih dahulu dan komentar atas tindakan pembelajaran yang telah dilakukan guru. Diskusikan langkah perbaikan yang harus dilakukan guru pada siklus berikutnya. Demikian pula diskusikan hasil tes prestasi siswa dengan membandingkan KKM yang ditetapkan sekolah, dan masukan siswa tentang pembelajaran yang dilakukan dari instrumen yang diedarkan. Tujuan diskusi ini adalah untuk memperbaiki perencanaan pada siklus berikutnya. Oleh sebab itu, sebaiknya pada tahap refleksi ini dapat diajak diskusi atasan langsung dan teman sejawat terkait agar diperoleh refleksi yang sesungguhnya. Guru jangan tersinggung andaikata ada masukan dari berbagai pihak yang kurang menyenangkan, tetapi renungkanlah masukan mereka itu untuk perbaikan perencanaan di tingkat berikutnya.Jadi pada siklus berkutnya, yakni pencapai an indikator kedua, maka guru harus memperbaiki perencanaan PTK sesuai masukan. Ada kemungkinan, masukan yang diterima guru menuntut diadakan pengulangan kembali materi siklus pertama. Tetapi perlu difikirkan waktu yang ditetapkan sekolah di silabus, dan hak anak yang telah berhasil dalam siklus pertama. Untuk itu, diawal siklus kedua, guru perlu menyampaikan hasil refleksi siklus pertama kepada murid, dan memberi tugas remedial siswa yang kurang berhasil. Intinya PTK tidak boleh menjadi alasan tidak tercapainya isi kurikulum sekolah, karena perlu pengulangan materi. Yang perlu diperbaiki adalah cara menangani guru dalam kegiatan pembelajaran agar siswa berhasil.Apakah hasil refleksi perlu memperbaiki RPP yang telah dibuat, maka ini tergantung masalahnya. Jika kesalahan itu terjadi pada penampilan guru, maka RPP tak perlu dirubah dan hanya guru perlu merubah penampilannya sesuai hasil refleksi. Jika kesalahan itu terjadi dari aspek metodologis pembelajaran, maka guru terpaksa merevisi RPP karena ini bersifat mendasar dan strategis. Oleh sebab itu, janganlah guru mengembangkan metodologis pembelajaran PTK tanpa pengkajian teoretik yang mendalam. Renungkan kembali RPP guru sebelum digunakan dalam PTK, apakah ini cukup valid secara teoretik atau belum. Jika belum, kaji lebih mendalam dan diskusi kan masalah pembelajaran dengan fihak terkait. Pertanyaan berikutnya, kapan siklus PTK berakhir. Pada dasarnya siklus PTK berakhir jika masalah pembelajaran yang diajukan terselesaikan. Guru menilai keberhasilan itu dari tercapainya KD dalam RPP. Jadi jika semua siklus yang mengukur indikator telah tercapai, maka KD dapat disimpulkan berhasil. Siklus sebaiknya diakhiri, setelah pencapaian KD telah berhasil. Tetapi jika tidak tercapai dilanjutkan PTK ke KD berikutnya dengan cara yang sama.Contoh Masalah di PTK

Sebagaimana diketahui, penelitian tindakan kelas diawali adanya permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan guru. Ini dapat berawal dari rendahnya prestasi belajar siswa, sampai tuntutan yang berkembang di masyarakat. Misalkan saja, dengan adanya SMK bertaraf internasional, maka tentunya ada perbedaan harapan masyarkat dibanding SMK biasa. Ini dicirikan dengan KKM di SMK bertaraf internasional lebih tinggi diban ding SMK biasa.Dengan diberlakukan KTSP, maka sekolah diperkenankan mengembangkan kurikulum nya sendiri, namun di lain fihak jam belajar produktif berkurang dibanding adaptif. Padahal karakteristik siswa SMK mengingin kan praktik lebih tinggi dari sekedar teori. di kelas. Oleh sebab itu, ada perbedaan pandangan SMK dibanding SMU, yakni pelajaran adaptif harus menunjang produktif dan kemampuan berkembang siswanya. Di SMU tidak dikenal pelajaran adaptif atau produktif, karena tujuannya berbeda dengan SMK. Tujuan pendidikan di SMK adalah mempersiapkan lulusannya untuk bekerja sesuai bidang keahliannya. Oleh sebab itu, SMK bertanggungjawab untuk menentukan isi kurikulum mereka sesuai harapan DUDI dan masyarakatnya.Jika dilihat KTSP SMU, maka pelajaran matematika besarnya 4 jam per minggu selama tiga tahun. Demikian pula di SMK diberikan porsi 516 jam selama tiga tahun. Ini jamnya sebanding antara SMU dan SMK, tetapi berbeda penanganannya. Yang dituntut KTSP adalah SKL SMK dan SKL Mata Pelajaran Matematika tercapai, bukan isi materinya harus sama dengan SMU. Berdasarkan pandangan ini, maka guru mate matika SMKN 150 bekerjasama dengan guru produktif mengusulkan silabus matematika kels X yang berbeda dengan sebelumnya.Alasan perubahan ini didasarkan, tuntutan KKM yang tinggi (80) dan data hasil belajar siswa sebelumnya hanya mencapai rata-rata 65 pada rentangan penilaian 100. Demikian pula tuntuan penggunaan komputer di masyarakat sangat tinggi, sehingga perlu ada perubahan cara pembelajaran matematika di SMK. Selanjutnya guru matematika dan guru produktif berkolaborasi dan mengadakan PTK untuk meningkatkan hasil belajar siswanya. Hal ini disetujui kepala sekolah dan ketua program studi keahlian elektronika sehingga pada semester 1 kelas X dilaksanakan penelitian tersebut.Rujukan PustakaBambang Dharmaputra. 2007. PTK dan Kolaborasi Guru SMK dengan Mahsiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi. Jurnal Pevote Vol.2, No. 2, April 2007 : 1-10. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro FT UNJBambang Dharmaputra. 2007. KTSP SMK Jurnal Pevote Vol.2, No. 3, September 2007 : 1-10. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro FT UNJ

Bambang Dharmaputra. 2008. Penyusunan Silabus pda KTSP SMK. Jurnal Pevote Vol.3 No. 4 April 2008: 1-10. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro FT UNJDick, W., & Carey, L., 1996. The Systematic Design of Instruction. Illinois: Scott, Foresman and CompanyPeraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi GuruPeraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian PendidikanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Puskur Balitbangdiknas. 2007. Naskah Akademik. Kajian Kebijakan Kurikulum SMKSuparman, Atwi. 1997. Desain Instruk sional. Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Tatag Yuli Eko Siswono. 2008. Mencermati Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah. Universitas Negeri Surabaya: Jurusan Matematika FMIPARPP Matematika Kelas XNama Sekolah : SMK Negeri 150 Jakarta

Bidang Studi Keahlian: Teknologi dan Rekayasa

Program Studi Keahllian:: Teknik Elektronika

Kompetensi Keahlian : (1) Teknik Audio Video, (2) Teknik Elektronika IndustriMata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X / 1

Standar Kompetensi : Mampu mengolah data matematika dengan komputer yang dirakit siswa (KKM = 80)Kompetensi Dasar : Merakit komputer destop sekolah (KKM= 80)

Alokasi Waktu : 6 x ( 4 x 45) menit (24 jam pelajaran) Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Mengenal komponen komputer desk top sekolah2. Mengidentifikasi komponen di pasar komputer

3. Merakit komputer desktop sekolahMateri Ajar : Perakitan Komputer Desktop Sekolah

Tujuan Pembelajaran: Siswa SMK semester X dapat merakit komputer desktop melalui identifikasi komputer sekolah dan tuntutan pasar dengan prestasi belajar minimal di atas KKM KD (80)Metode Pembelajaran:

1. Sesuai Permendiknas No. 41 tahun 2007, maka metode pembelajaran yang digunakan mengacu proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dalam kegiatan intinya. 2. Dalam pencapaian indikator pertama, guru akan menggunakan media pembelajaran yang beragam melalui power point yang menarik dan operation sheet yang mendorong siswa mencari informasi sebelum merakit komputer,.3. Dalam pencapaian indikator kedua, guru membagi siswa dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan komponen komputer desktop sekolah dan peluang pengembangannya di pasar komputer4. Dalam pencapaian indikator ketiga, guru mempersilahkan siswa membongkar komputer desktop yang telah diidentifikasi terdahulu, dan kemudian merakit kembali serta menginstal DOS untuk menjamin komputer berfungsi kembali. Akhirnya siswa diminta untuk membuat laporan perakitan dan peluang pengembangannya.

Kegiatan Pembelajaran

Langkah PembelajaranSumber BelajarPenilaian hasil BelajarAlokasi Waktu (menit)

GuruSiswaTotal

Kegiatan Pendahuluan

1. Menyiapkan peserta didik siap mengikuti proses pembelajaran--145

2. Menjelaskan KD dan Indikator yang ingin dicapai serta tanya jawab1. Tranparansi (T) 1 s/d 41. Lembar Pengamatan guru kolaborator (LPGK)51015

3. Membagi dan menjelaskan lembar transparansi, lembar informasi (LI), dan Job Sheet (JS) yang diikuti tanya jawab tugas dengan siswa1. T perakitan komputer desktop sekolah2. LI komponen komputer

3. JS perakitan kompter1. LPGK101525

Kegiatan Inti Indikator Pertama

1. Menjelaskan cara kerja, komponen komputer desktop sekolah. dan tanya jawab tentang komputer di pasar1 T 5 s/d 202.Desktop yang dijadikan model penjelasan1. LPGK202545

2. Membagi kelompok 1 komputer dua orang yang kemudian diminta mengidentifikasi komponen yang ada dengan membandingkan data komponen yang tersedia di LI.1. JS Komputer2. LI Komputer

3. Komputer desktop 16 perangkat1. LPGK2. LP Guru Mengajar 206090

3. Menganalisis cara membongkar komponen agar tidak terjadi kerusakan waktu perakitan ulang.1. JS Komputer

2. LI Komputer

3. Komputer desktop 16 perangkat1. LPGK

2. LP Guru Mengajar

4. Membuat laporan akhir JS dalam kelompok dan mengizinkan mereka berdiskusi dengan teman asalkan tertib.1. JS Komputer

2. LI Komputer

3. Komputer desktop 16 1. LPGK

2. LP Guru Mengajar 104555

Langkah PembelajaranSumber BelajarPenilaian hasil BelajarAlokasi Waktu (menit)

GuruSiswaTotal

Kegiatan Inti Indikator Pertama

5. Mengumpulkan job sheet dan dilanjutkan tes tertulis dan mengisi lembar instrumen evaluasi diri siswa (LIED)1. LPGK

2. Lembar tes tertulis

3. Lembar LIED53035

Kegiatan Inti Indikator Kedua

1. Membahas hasil tes 1 dan tugas remedial bagi yang KKM< 801. Hasil tes tertulis1. LPGK202545

2. Menjelaskan teknik menggunakan internet & data pasar dalam mencari komponen yang akan dirakit1. T 21 s/d 302. JS Komputer

3. LI Komputer

4. Jaringan Internet1. LPGK2. LP Guru Mengajar306090

3. Berdiskusi tentang berbagai komponen yang ada di pasar dan implikasi jika diterapkan 1. JS Komputer

2. LI Komputer

3. Jaringan internet1. LPGK

2. LP Guru Mengajar

306090

4. Membuat laporan akhir JS dalam kelompok dan rencana akhir perakitan komputer1. JS Komputer

2. LI Komputer

3. Komputer yang akan dirakit1. LPGK

2. LP Guru Mengajar 306090

5. Mengumpulkan job sheet dan dilanjutkan tes tertulis dan mengisi lembar instrumen evaluasi diri siswa (LIED). Tes praktik dilihat dari hasil pengisian job sheet siswa1. LPGK

2. Lembar tes tertulis

3. Lembar LIED202545

Langkah PembelajaranSumber BelajarPenilaian hasil BelajarAlokasi Waktu (menit)

GuruSiswaTotal

Kegiatan Inti Indikator Ketiga

1. Membahas hasil tes 2 dan tugas remedial bagi yang KKM< 771. Hasil tes tertulis dan praktik1. LPGK202545

2. Menjelaskan teknik merakit dan menyimpan data dan menginstal ulang hard disk komputer sekolah1. T 31 s/d 40

2. JS Komputer

3. LI Komputer

4. Desktop yang dijadikan model penjelasan1. LPGK

2. LP Guru Mengajar306090

3. Membongkar, merakit ulang, menympan data, dan menginstal ulang progam dan memasukkan DOS agar komputer berfungsi1. JS Komputer

2. LI Komputer

3. Komputer desktop 16 perangkat untuk dirakit1. LPGK

2. LP Guru Mengajar

3090120

4. Mengumpulkan job sheet dan mengisi lembar instrumen evaluasi diri siswa (LIED). Tes praktik dilihat dari hasil pengisian job sheet siswa1. LPGK

2. Lembar tes tertulis

3. Lembar LIED202545

Kegiatan Penutup

1. Memberi umpan balik pbm yang telah dilakukan dan mempersilahkan siswa menanggapi1. LPGK 101525

2. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya1. LPGK101020

Penyusun RPP

Guru Produktif KK Teknik Elektronika Industri

Guru Metamatika KK Teknik Elektronika Industri

Disyahkan: Jakarta, 15 Juli 2006

Ketua KK Teknik Audio Video

Ketua KK Teknik Elektronika Industri

Kepala Sekolah SMPN 150

PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN (RPP) DALAM KAITAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMK

Bambang Dharmaputra

Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Semenjak KTSP diberlakukan, dan tuntutan guru mampu melaksanakan PTK pada mata pelajaran yang diampunya, maka diperlukan rencana mengajar yang baik dari guru sebelum PTK dilakukan.. RPP yang disusun dengan baik akan memudahkan pelaksanaan PTK bagi guru.

Kata kunci: Permendiknas No 41 tahun 2007, hubungan silabus dan RPP, penyusunan RPP, dan implementasi RPP dalam PTK

10Pevote., Vol.3, No 5, September 2008 : 1 -10

Penyusunan RPP dalam kaitan PTK di SMK (Bambang Dharmaputra)9