1-revisi baru peraturan umi nomor 01 tahun 2004

Upload: muhammad-akhram-resmana

Post on 08-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

peraturan UMI

TRANSCRIPT

NO

PAGE 19

NOMATERI PERATURANMATERI REVISIKETERANGAN

PERATURAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NOMOR : 01 TAHUN 2004Tentang

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK AKADEMIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAATAS RAHMAT ALLAH SWT

REKTOR UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA,

Menimbang:a.bahwa dalam rangka mengakomodasi perkembangan Ilmu pengetahuan dan dinamika masyarakat ke dalam proses kegiatan akademik pada pendidikan tinggi, maka diperlukan adanya Otonomi Kampus yang luas dan bertanggung jawab agar proses pendidian dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.

b.bahwa Keputusan Rektor Universitas Muslim Indonesia Tertanggal 19 Agustus 1999 Nomor : 2142/H.20/UMI/VIII/1999 Tentang Peraturan Akademik Universitas Muslim Indonesia, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan dinamika masyarakat, sehingga perlu ditinjau kembali.

c.bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b di atas, perlu dikeluarkan Peraturan Universitas yang mengatur mengenai Ketentuan-ketentuan Pokok Akademik Universitas Muslim Indonesia.

Mengingat:1.Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2.Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;

3.Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1998 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 1998;

4.Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 188/U/1998;

5.Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 374/DIKTI/Kep/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Pengawasan Program Studi Yang Terakreditasi Untuk Program Sarjana Di Perguruan Tinggi.

Memperhatikan:1.Peraturan Dasar Yayasan Badan Wakaf Universitas Muslim Indonesia Nomor : 2 Tahun 1997;

2.Statuta Universitas Muslim Indonesia Yayasan Badan Wakaf Universitas Muslim Indonesia Tahun 1995 tertanggal 24 April 1995;

3.Keputusan-keputusan Rapat Musyawarah Senat Universitas Muslim Indonesia.

Dengan Persetujuan Senat Universitas Muslim Indonesia

MEMUTUSKAN

Menetapkan :PERATURAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK AKADEMIK UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA.

PERATURAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NOMOR : Tentang

KETENTUAN POKOK AKADEMIK *

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAATAS RAHMAT ALLAH SWT

REKTOR UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA,

Menimbang:a.bahwa dalam rangka mengakomodasi perkembangan Ilmu pengetahuan dan dinamika masyarakat ke dalam proses kegiatan akademik pendidikan tinggi, serta untuk efektifitas pencapaian tujuan pendidikan tinggi, maka perlu ditetapkan Peraturan Akademik:

b.bahwa Peraturan UMI No.01 Tahun 2004 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Akademik UMI, dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan Perkembangan ilmu pengetahuan dan dinamika masyarakat, sehingga perlu ditinjau kembali.

c.bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b di atas, perlu metetapkan Peraturan Universitas tentang Ketentuan Pokok Akademik Mengingat:1.Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional**diganti UU No 12 Tahun 20122. Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi.

4. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 30 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Program Studi Di Luar Domisili Perguruan Tinggi;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; 8. Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1998 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 1998.

9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.178/U/2001 tentang Gelar Dan Lulusan Perguruan Tinggi11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan Pengendalian dan Pembinaan Program Difloma, Sarjana dan Pascasarjana Di Perguruan Tinggi.12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.045/U/2002.13. Keputusan Direktur Jenderal Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI No.38/Dikti/Kep/2002.14. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI No.34/Dikti/2002.15. Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No : 001/SK/BAN-PT?IV/2010 Tentang Prosedur dan Mekanisme Program Studi;

16. Peraturan Dasar Yayasan Badan Wakaf UMI Tahun 2005.17. Statuta Universitas Muslim Indonesia Tahun 2012. ?

Memperhatikan : 1. Surat Penunjukan Rektor UMI Nomor 3051/H.20/VIII/2011 tanggal 3 Agustus 2011 tentang Penunjukan Tim Ti Revisi dan Perubahan (Amandemen) Peraturan UMI No. 01 Tahun 2004 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Akademik Universitas Muslim Indonesia. 2. Usul dan Saran Peserta Rapat Senat UMI tanggal Tahun 2012.Dengan Persetujuan Senat Universitas Muslim Indonesia

MEMUTUSKAN

Menetapkan :PERATURAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA TENTANG KETENTUAN POKOK AKADEMIK

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Republik Indonesia, selanjutnya disebut Menteri;

2.Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wil. IX Sulawesi, selanjutnya disingkat Kopertis.

3.Koordinator Perguruan Tinggi Islam Swasta Wilayah VIII, selanjutnya disingkat Kopertais;

4.Rektor adalah Rektor Universitas Muslim Indonesia;

5.Universitas Muslim Indonesia selanjutnya disingkat UMI;

6.Senat UMI selanjutnya disingkat Senat;

7. Dekan adalah Dekan Fakultas dalam lingkungan UMI;

8. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada UMI;

9. Mahasiswa baru adalah mahasiswa yang baru pertama kali terdaftar untuk mengikuti satu program studi di UMI;

10. Mahasiswa lanjut studi ke jenjang yang lebih tinggi adalah mahasiswa tamatan program pendidikkan diploma UMI atau perguruan tinggi lain, yang ingin melanjutkan studi ke program sarjana yang diselenggarakan oleh UMI;

11. Mahasiswa pindahan adalah :

a. Mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta yang pindah ke UMI pada fakultas dan program studi yang sama;

b. Mahasiswa yang pindah ke fakultas lain dalam lingkungan UMI

c. Mahasiswa yang pindah ke program studi lain dalam lingkungan fakultasnya;

d. Mahasiswa pergurun tinggi luar negeri yang telah diakreditasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.

12. Sistem Kredit Semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan, yang terdiri atas beban mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggara program pendidikan, yang diukur dengan satuan kredit semester.

13. Semester adalah satuan waktu yang menyatakan lamanya suatu program kegiatan akademik yang setara dengan 18 sampai 19 minggu kerja;

14. Satuan kredit semester, adalah satuan tugas akademik yang setara dengan satu kali 50 menit kegiatan akademik tatap muka terjadual ditambah satu jam kegiatan akademik terprogram tidak terjadual dan satu jam kegiatan akademik mandiri perminggu selama satu semester, selanjutnya disingkat SKS;

15. Program Studi adalah kesatuan rencana belajar sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan kkademikk dan/atau profesional yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum serta ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum;

16. Program pendidikan profesional adalah program diploma yang diselenggarakan oleh fakultas melalui program Diploma 2, Diploma 3, dan/atau Akademi;

17. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang dijabarkan dalam program pendidikan tertentu, untukk mendukung tercapainya tujuan program pendidikan;

18. Garis-garis Besar Program Pengajaran mata kuliah adalah uraian singkat yang meliputi tujuan, prasyarat, materi dan bobot kredit suatu mata kuliah, selanjutnya disingkat GBPP;

19. Satuan Acara Pengajaran adalah bagian mata kuliah yang disajikan untuk suatu mata pelajaran yang berisi antara lain tujuan instruksional, pokok dan sub pokok bahasan, metode penyajian, media, cara evaluasi dan sumber pustkanya, selanjutnya disingkat SAP;

20. Kartu Rencana Studi adalah kartu yang memuat daftar mata kuliah yang dipilih oleh mahasiswa dari sejumlah mata kuliah yang ditawarkan pada satu semester berdasarkan minat dan kemampuan, selanjutnya disingkat KRS;

21. Indeks Prestasi Kumulatif adalah angka yang menunjukan prestasi hasil belajar mahasiswa mulai dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif, selanjtnya disingkat IPK;

22. Kartu Hasil Studi dan Kartu Hsil Ujian penjaminan kualitas, adalah kartu yang memuat niali-nilai hasil evaluasi, indeks prestasi semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang telah diperoleh seorang mahasiswa, selanjutnya disingkat KHS dan KHUPM;

23. Penasehat Akademik adalah dosen yang selain fungsinya melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi ditugaskan pula membimbing mahasiswa yang ditunjuk dengan Surat Keputusan Dekan, selanjutnya disingkat PA;

24. Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, selanjutnya disingkat MKPK;

25. Kelompok Mata Kuliah Ciri Khusus adalah mata kuliah yang bertujuan memberi orientasi keislaman kepada mahasiswa sebagai ciri khusus dari Universitas Muslim Indonesia, selanjutnya disingkat MKCK;

26. Kelompok Keahlian Berkarya adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompotensi keahlian dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan, selanjutnya disingkat MKKB;

27. Kelompok Matakuliah Perilaku Berkarya adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap program studi, selanjutnya disingkat MKPB;

28. Kelompok Matakuliah Berkehidupan Bersama adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang relevan dengan upaya pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku di masyarakat baik secara nasional maupun global yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya, sealanjutnya disingkat MKBB;

29. Kelompok Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu, selanjutnya disingkat MKKK;

30. Sumbangan Pembinaan Pendidikan dan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan, selanjutnya disingkat SPP dan BPP adalah dana yang diperoleh dari mahasiswa atau masyarakat;

31. Cuti Akademik adalah izin bagi mahasiswa untuk tidak mengikuti proses kegiatan akademik selama jangkka waktu tertentu.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pendirikan dan Menteri Agama Republik Indonesia; pasal 1 ayat 24 UU No 12 Tahun 20122. Menteri Lain adalah Menteri yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan perguruan tinggi di luar lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan;3. Koordinator Perguruan Tinggi Swasta, selanjutnya disingkat Kopertis adalah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IX Sulawesi.4. Koordinator Perguruan Tinggi Islam Swasta, selanjutnya disingkat Kopertais adalah Koordinator Perguruan Tinggi Islam Swasta Wilayah VIII.5. Rektor adalah Rektor Universitas Muslim Indonesia,.6. Universitas adalah Universitas Muslim Indonesia 7. Senat Universitas selanjutnya disingkat Senat adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi pada Universitas; 8. Dekan adalah Dekan Fakultas dalam lingkup UMI.

9. Direktur adalah Direktur program Pascasarjana, direktur pesantren, dan direktur akademik.

10. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentrasformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 11. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada UMI.

12. Mahasiswa baru adalah mahasiswa yang baru pertama kali terdaftar untuk mengikuti satu program studi di UMI.

13. Mahasiswa lanjut studi ke jenjang yang lebih tinggi adalah mahasiswa tamatan program pendidikan diploma UMI atau perguruan tinggi lain, yang ingin melanjutkan studi ke program sarjana yang diselenggarakan oleh UMI.

14. Mahasiswa pindahan adalah :

a. Mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta yang pindah ke UMI pada fakultas dan program studi yang sama.

b. Mahasiswa yang pindah ke fakultas lain dalam lingkungan UMI

c. Mahasiswa yang pindah ke program studi lain dalam lingkup fakultas yang sama.

d. Mahasiswa perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi oleh Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan RI.

15. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan, dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggara program pendidikan;16. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 19 minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya, termasuk 2 sampai 3 minggu kegiatan penilaian;

17. Satuan kredit semester selanjutnya disingkat SKS adalah takaran penghargaan terhadap pegalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu selama 1 jam atau 2 jam praktikum, atau 4 jam kerja lapangan, yang masing-masing diiringi oleh sekitar 1 2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1 2 jam kegiatan mandiri; 18. Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi dan/atau pendidikan vokasi.19. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara akatif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 20. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program studi diploma, program sarjana, program magisster, program doktor dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia 21. Pendidikan akademik adalah program pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu, pengetahuan, dan teknologi yang diselenggarakan oleh fakultas dan pascasarjana melalui program strata 1, strata 2 dan strata 322. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian tertentu; 23. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian tertentu;

24. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dijabarkan dalam program pendidikan tertentu, untukk mendukung tercapainya tujuan program pendidikan;

25. Garis-garis Besar Program Pengajaran mata kuliah yang selanjutnya disngkat GBPP, adalah uraian singkat yang meliputi tujuan, prasyarat, materi dan bobot kredit suatu mata kuliah;26. Satuan Acara Pengajaran yang selanjutnya disngkat SAP, adalah bagian mata kuliah yang disajikan untuk suatu mata pelajaran yang berisi antara lain tujuan instruksional, pokok dan sub pokok bahasan, metode penyajian, media, cara evaluasi dan sumber pustaka;27. Kartu Rencana Studi yang selanjutnya disngkat KRS, adalah kartu yang memuat daftar mata kuliah yang dipilih oleh mahasiswa dari sejumlah mata kuliah yang ditawarkan pada satu semester berdasarkan minat dan kemampuan;28. Indeks Prestasi Kumulatif yang selanjutnya disingkat IPK, adalah angka yang menunjukan prestasi hasil belajar mahasiswa mulai dari semester pertama sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif;29. Kartu Hasil Studi dan Kartu Hsil Ujian Penjaminan Kualitas, yang selanjutnya disngkat KHS dan KHUPM adalah kartu yang memuat niali-nilai hasil evaluasi, indeks prestasi semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang telah diperoleh seorang mahasiswa;30. Penasehat Akademik yang selanjutnya disngkat PA adalah dosen yang selain fungsinya melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi ditugaskan pula membimbing mahasiswa yang ditunjuk dengan Surat Keputusan Dekan,;

31. Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang selanjutnya disingkat MPK adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan;

32. Ditiadakan (dimasukkan dalam kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).**

33. Kelompok Matakuliah Keahlian Berkarya yang selanjutnya disingkat MKB adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menhasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai; 34. Kelompok Matakuliah Perilaku Berkarya yang selanjutnya disingkat MPB adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap program studi;

35. Kelompok Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat yang selanjutnya disingkat MBB adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya;36. Kelompok Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan yang selanjutnya disingkat MKK adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu;

37. Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) adalah mata kuliah yang diperlukan oleh calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi yang sedang diteliti dan digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah yang sedang diteliti untuk Disertasi;38. Sumbangan Pembinaan Pendidikan dan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan, selanjutnya disingkat SPP dan BPP adalah dana yang diperoleh dari mahasiswa;39. Cuti Akademik adalah izin bagi mahasiswa untuk tidak mengikuti proses kegiatan akademik selama jangka waktu tertentu.

BAB II

PENERIMAAN MAHASISWA

Bagian Pertama

Persyaratan dan Prosedur

Pasal 2

Penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

a. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kopertis, Kopertais dan Universitas Muslim Indonesia;

b. Lulus dalam ujian penerimaan masuk mahasiswa baru dalam tahun akademik yang berjalan;

c. Calon mahasiswa yang dinyatakan lulus saringan masuk sebagaimana dimaksud harup a dan b Pasal ini dapat dinyatakan batal jika diketahui di kemudian hari yang bersangkutan tersangkut atau pernah tersangkut hal-hal sebagai berikut:

Tindak pidana atau sejenisnya;

Dipecat atau DO (Drop Out) dari Perguruan Tinggi lain

Terlibat organisasi terlarang sesuai perundang-undangan yang berlaku.

BAB II

PENERIMAAN MAHASISWA

Bagian Pertama

Persyaratan dan Prosedur

Pasal 2

Penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan berdasarkan ketentuan :

a. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kopertis, Kopertais dan Universitas Muslim Indonesia;b. Lulus dalam ujian saringan penerimaan mahasiswa baru dalam tahun akademik yang berjalan;c. Calon mahasiswa yang dinyatakan lulus pada ujian seleksi masuk sebagaimana dimaksud pada haruf a dan b dapat dinyatakan batal pada saat diketahui yang bersangkutan :

Melakukan tindak pidana;

Berbuat curang. Terlibat organisasi terlarang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Terlibat penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif lainnya

Dipecat atau DO (Drop Out) dari Perguruan Tinggi lain

Pasal 3

(1) Seorang mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti dua atu lebih program studi di UMI, kecuali atas izin Rektor;

(2) Jika seorang mahasiswa dari suatu fakultas beralih ke fakultas lain dalam lingkungan UMI, maka statusnya dinyatakan sebagai mahasiswa baru;

(3) Mahasiswa yang dimaksud ayat (2) Pasal ini, mata kuliah yang sudah dilulusi pada program studi lama dapat diakui setara dengan mata kuliah yang dicantumkan dalam kurikulum dari program studi yang akan diikutiny di UMI;

(4) Mata kuliah yang dimaksud ayat (3) Pasal ini selanjutnya akan diatur oleh Dekan.

Pasal 3

(1) Seorang mahasiswa diperkenankan mengikuti maksimal dua program studi di UMI atas izin Rektor.(2) Jika mahasiswa dari suatu fakultas beralih ke fakultas lain dalam lingkup UMI, maka statusnya dinyatakan sebagai mahasiswa baru.*

(3) Mahasiswa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), mata kuliah yang sudah dilulusi pada program studi lama dapat diakui setara dengan mata kuliah yang dicantumkan dalam kurikulum dari program studi yang akan diikutinya di UMI.

Pasal 4

(1) Mahasiswa yang dimaksud pada Pasal 1 butir 10 tamatan program diploma UMI dapat diterima pada suatu program sarjana yang sejenis dengan syarat :

a. Menyelesaikan program diploma dalam jangka waktu paling lama 7 semester berturut-turut;

b. Memperoleh indeks prestasi kumulatif minimal 2,75 atau telah memperoleh pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 tahun dalam bidang yang sesuai dengan bidang studinya dengan IP kumulatif 2,50;

c. Usia ijazah program diploma (D3) tidak melebihi 3 tahun dengan ketentuan daya tampung program studi pada fakultas bersangkutan masih memungkinkan.

(2) Mahasiswa tamatan akademi, politeknik, atau program diploma dari perguruan tinggi lain dapat diterima pada program sarjana yang sejenis.

(3) Syarat-syarat penerimaan, sebagaimana dimaksud ayat (2) di atas ditentukan oleh Rektor setelah mendengar pertimbangan Dekan Fakultas yang bersangkutan.

Pasal 4

(1) Mahasiswa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 angka tamatan program diploma UMI dapat diterima pada suatu program sarjana yang sejenis dengan syarat :

a. menyelesaikan program diploma dalam jangka waktu paling lama 7 semester berturut-turut;

b. memperoleh indeks prestasi kumulatif paling kurang 2,75 atau telah memperoleh pengalaman kerja paling kurang 2 tahun dalam bidang yang sesuai dengan bidang studinya dengan IP kumulatif 2,50; (2) Mahasiswa tamatan akademi, politeknik, atau program diploma dari perguruan tinggi lain dapat diterima pada program sarjana yang sejenis.

(3) Syarat penerimaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan Rektor.

Pasal 5

Syarat-syarat penerimaan mahasiswa pindahan yang dimaksud pada Pasal 1 butir 11 huruf a dari perguruan tinggi lain yang telah terakreditasi ialah :

a. Untuk diterima di program sarjana, telah melulusi minimal 40 SKS dengan IPK minimal 2,75, sedang untuk diterima di program diploma 3 (D3) telah melulusi minimal 20 SKS dengan IPK minimal 2,75;

b. Mengikuti kuliah berturut-turut sejak menjadi mahasiswa pada perguruan tinggi asal dan terdaftar secara sah sebagai mahasiswa pada waktu mengajukan permohonan pindah;

c. Daya tampung dari fakultas atau program studi yang dimaksud masih memungkinkan.

Pasal 5

Syarat penerimaan mahasiswa pindahan yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 14 huruf a dari perguruan tinggi lain yang telah setara atau lebih tinggi akreditasinya ialah :

a. untuk diterima pada: 1. program sarjana, telah melulusi paling kurang 40 sks dengan IPK paling kurang 2,75. 2. program diploma 3 (D3) telah melulusi paling kurang 20 sks dengan IPK paling kurang 2,75. 3. program Magister dan Doktor telah melulusi paling kurang 10 sks dengan IPK paling kurang 3,25;b. mengikuti kuliah berturut-turut sejak menjadi mahasiswa pada perguruan tinggi asal dan terdaftar secara sah sebagai mahasiswa pada waktu mengajukan permohonan pindah;

Pasal 6

(1) Mahasiswa yang dimaksud pada pasal 1 butir 11 huruf b yang pindah dari program diploma ke program diploma lain, atau dari program sarjana ke program sarjana lain, serta dari program sarjana ke program diploma dalam lingkungan UMI, dengan syarat tidak dikeluarkan dari UMI dan telah lulus evaluasi tiga semester prtama pada program studi asal;

(2) Seorang mahasiswa hanya diperkenankan satu kali pindah fakultas atau program studi selama belajar di UMI.

Pasal 6

(1) Mahasiswa yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 14 huruf b yang pindah dari program diploma ke program diploma lain, atau dari program sarjana ke program sarjana lain, serta dari program sarjana ke program diploma dalam lingkup UMI, dengan syarat tidak dikeluarkan dari UMI.(2) Mahasiswa hanya diperkenankan satu kali pindah fakultas atau program studi selama belajar di UMI.

(3) Mahassiswa yang akan pindah prodi atau fakultas terlebih dahulu mendapat persetujuan dari prodi atau fakultas yang dituju.

Pasal 7

(1) Mahasiswa yang dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dan (2) peraturan ini harus mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor;

(2) Persetujuan atau penolakan permohonan tersebut ditentukan oleh Rektor;

(3) Mahasiswa yang disetujui permohonannya harus segera mendaftarkan diri pada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswan, sesuai dengan jadual pendaftaran yang berjalan.

(4) Setelah terdaftar sebagai mahasiswa, seluruh prestasi akademik yang diperolehnya dari perguruan tinggi asal dinilai oleh Dekan dan ditetapkan mata kuliah yang dapat diakuio setara dengan mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum dari program studi yang akan diikutinya di UMI;(5) Dekan menetapkan batas waktu studi menurut ketentuan yang tercantum pada Pasal 45 ayat (2) peraturan ini.

Pasal 7

(1) Mahasiswa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 pada ayat (1) dan ayat (2) harus mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor;

(2) Mahasiswa yang disetujui permohonannya harus segera mendaftarkan diri pada Biro Administrasi Akademik.**

(3) Setelah terdaftar sebagai mahasiswa, seluruh prestasi akademik yang diperolehnya dari perguruan tinggi asal dinilai oleh Dekan dan ditetapkan mata kuliah yang dapat diakui setara dengan mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum dari program studi yang akan diikutinya di UMI;

Bagian Kedua

Mahasiswa Pindahan

Pasal 8

Ketentuan yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) sampai dengan ayat (5) berlaku pula bagi mahasiswa pindahan yang dimaksud pada Pasal 1 angka 11 huruf a dan huruf b peraturan ini.

Bagian Kedua

Mahasiswa Pindahan

Pasal 8 ditiadakanKetentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 berlaku pula bagi mahasiswa pindahan.

Pasal 9

(1) Permohonan pindah mahasiswa yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 11 huruf c diajukan kepada Dekan yang bersangkutan dan tembusannya kepada Rektor;

(2) Persetjuan atau penolakan terhadap permohonan yang dimaksud ayat (1) Pasal ini ditentukan oleh Dekan;

(3) Bagi mahasiswa yang disetujui permohonannya berlaku pula ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1) sampai dengan ayat (5) peraturan ini.

Pasal 9 ditiadakan(1) Permohonan pindah mahasiswa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 12 huruf c diajukan kepada Dekan atau Direktur yang bersangkutan dan tembusannya disampaikan kepada Rektor;

(2) Bagi mahasiswa yang disetujui permohonannya berlaku pula ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 7.

Pasal 10

(1) Penerimaan mahasiswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan penerimaan mahasiswa pindahan diadakan pada setiap permulaan tahun akademik;

(2) Kepada mahasiswa yang mengundurkan diri dari UMI dengan maksud pindah ke perguruan tinggi lain diberi surat pindah dan daftar nilai yang telah dilulusi dengan tetap memperhatikan prosedur yang berlaku;

(3) Mahasiswa yang dimaksud ayat (2) pasal ini wajib menyelesaikan tunggakan BPP-nya.

Pasal 10

(1) Penerimaan mahasiswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mahasiswa pindahan diadakan pada setiap semester;

(2) Mahasiswa yang mengundurkan diri dari UMI dengan maksud pindah ke perguruan tinggi lain diberi surat pindah dan daftar nilai mata kuliah yang telah dilulusi dengan tetap memperhatikan prosedur yang berlaku;

(3) Mahasiswa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) harus menyelesaikan segala kewajibannya.(4) Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berhak lagi diterima kembali.

(5) Tata cara dan prosedur pengunduran diri mahasiswa selanjutnya diatur dalam peraturan Rektor.

Pasa 11

Dalam hal luar biasa dapat diterima mahasiswa pindahan lanjut studi ke jenjang yang lebih tinggi atas pertimbangan khusus dari Rektor.

Pasa 11

Dalam hal luar biasa dapat diterima mahasiswa pindahan lanjut studi ke jenjang yang lebih tinggi atas pertimbangan khusus dari Rektor

BAB III

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Bagian Pertama

Kurikulum

Pasal 12

Penyelenggaraan pendidikan didasarkan atas kurikulum, dan bertujuan :

a. Menyiapkan mahasiswa menjadi manusi Indonesia seutuhnya yang berbudaya serta memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional Indonesia;

c. Menyiapkan kualitas manusia Indonesia sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berwatak, berdisiplin, bekerha keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, kreatif, sehat jasmani dan rohani, cinta tanah air, dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial;

d. Mengembangkan islamisasi ilmu pengetahuan berdasarkan visi dan misi UMI sebagai lembaga pendidikan dan dawah.

BAB III

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Bagian Pertama

Kurikulum

Pasal 12

Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada kurikulum dan bertujuan :

a. Menyiapkan mahasiswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang berbudaya serta memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional Indonesia;

c. Menyiapkan kualitas manusia Indonesia sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhana Wataala, berbudi pekerti luhur, berkarakter, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, kreatif, sehat jasmani dan rohani, cinta tanah air, dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial;

d. Mengembangkan islamisasi ilmu pengetahuan berdasarkan visi dan misi UMI sebagai lembaga pendidikan dan dawah.

Pasal 13

(1) Kurikulum disusun dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku dan atau atas usul Dekan yang bersangkutan;

(2) Kurikulum yang telah disetujui oleh Senat Fakultas disahkan dan ditetapkan dengan keputusan Rektor;

(3) Kurikulum dapat ditinjau kembali setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu, teknologi dan seni serta kebutuhan masyarakat;

(4) Dalam rangka efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, kurikulum disusun secara matriks antara program studi dengan jurusan, bagian dalam unit penyelenggara.

Pasal 13

(1) Kurikulum program studi disusun dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku atas usul Dekan atau Direktur yang bersangkutan;

(2) Kurikulum yang telah disetujui oleh Senat Fakultas atau Dewan Akademik Pascasarjana ditetapkan dengan Peraturan Rektor;

(3) Kurikulum dievaluasi kembali secara periodik paling lama satu kali dalam 4 (empat) tahun untuk disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan kebutuhan masyarakat;

(4) Dalam rangka efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, kurikulum disusun secara matriks oleh program studi dengan jurusan atau bagian dalam unit penyelenggara.

Pasal 14

Berdasarkan peranannya dalam setiap program studi, maka mata kuliah program studi dikelompokkan dan diberi bobot sebagai berikut:

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK): 5 10%

Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan:40 50%

Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKKB)

dan Kelompok Perilaku Berkarya (MKPB):20 35%

Mata Kuliah Bekehidupan Bersama (MKBB): 5 10%

Mata Kuliah Ciri Khusus (MKCK): 5 10%

Mata Kuliah Pilihan (MKP): 5 35%

Pasal 14

Berdasarkan tujuan dan fungsinya maka mata kuliah program studi dikelompokkan dan diberi bobot sebagai berikut:

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK): 5 10%

Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK):40 50%

Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)

dan Kelompok Perilaku Berkarya (MPB):20 35%

Mata Kuliah Bekehidupan Bersama (MBB): 5 10%

Pasal 15

(1) Setiap matakuliah mempunyai :

a. Nomor kode matakuliah;

b. Nama matakuliah;

c. Status matakuliah;

d. Bobot kredit matakuliah.(2) Setiap semester matakuliah yang dapat diprogramkan oleh mahasiswa dengan tetap memperhatikan prasyarat tertentu;

(3) Matakuliah prasyarat sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini akan diatur dan ditentukan tersendiri dengan keputusan Dekan.

Pasal 15

(1) Setiap mata kuliah mempunyai :

a. Nomor kode mata kuliah;

b. Nama mata kuliah;

c. Status mata kuliah;

d. Bobot kredit mata kuliah.

(2) Setiap semester mata kuliah yang ditawarkan dapat diprogramkan oleh mahasiswa dengan tetap memperhatikan mata kuliah prasyarat tertentu.(3) Mata kuliah prasyarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan diatur dan ditentukan tersendiri dengan Peraturan Dekan atau Peraturan Direktur.

Pasal 16

(1) Matakuliah hanya dapat diajarkan jika diikuti oleh peserta sekurang-kurangnya lima orang, kecuali jika matakuliah tersebut merupakan matakuliah penutup strata bagi seorang mahasiswa;

(2) Seorang mahasiswa diperkenankan mengikuti kelompok matakuliah perilaku berkarya, yakni KKN dan Skripsi/Penulisan Karya Ilmiah Non-Skripsi jika telah melulusi kelompok matakuliah lain menurut persyaratan kurikulum.

Pasal 16

(1) Penyelenggaraan mata kuliah dapat dilakukan jika diikuti oleh peserta paling kurang lima orang, kecuali ditentukan lain oleh Dekan atau Direktur.

(2) Dekan atau dapat menentukan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan pertimbangan untuk kepentingan penyelesaian studi.

Bagian Kedua

Garis-garis Besar Program Pengajaran dan

Satuan Acara Pengajaran

Pasal 17

(1) Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matakuliah disusun bersama oleh Ketua Jurusan/Ketua Bagian/Program Studi, Kepala Laboratorium dan Dosen yang mempunyai kewenangan ilmiah dalam mata kuliah tersebut;

(2) Isi dan luas bahasan suatu matakuliah yang tercantum dalam GBPP harus mendukung tercapainya tujuan program pendidikan dan diukur dengan Satuan Kredit Semester;

(3) GBPP matakuliah dicantumkan dalam buku pedoman/katalog UMI.

Bagian Kedua

Garis-garis Besar Program Pengajaran dan

Satuan Acara Pengajaran

Pasal 17

(1) Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matakuliah disusun bersama oleh Ketua Jurusan/Ketua Bagian/Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium dan Dosen yang mempunyai kompetensi keilmuan dalam mata kuliah tersebut;

(2) Muatan dan lingkup bahasan suatu mata kuliah yang tercantum dalam GBPP guna mendukung tercapainya tujuan program pendidikan dan diukur dengan satuan kredit semester;

(3) GBPP mata kuliah dicantumkan dalam Buku Pedoman/Katalog UMI.

Pasal 18

(1) Satuan Acara Pengajaran (SAP) disusun oleh dosen pengasuh matakuliah dengan koordinasi Ketua Jurusan/ Bagian/ Program Studi;

(2) Salinan SAP disampaikan kepada Ketua Jurusan, Bagian dan Program studi;

(3) SAP sudah harus siap disusun satu minggu sebelum kegiatan semester dimulai;

(4) Suatu matakuliah dapat diajarkan oleh tim dosen yang dikoordinasikan oleh seorang dosen senior.

Pasal 18

(1) Setiap dosen dan atau tim pengampuh mata kuliah menyusun Satuan Acara Pengajaran (SAP) dikoordinasikan Ketua Jurusan/Ketua Bagian/Ketua Program Studi. (2) Setiap mata kuliah diajarkan oleh tim dosen yang dikoordinasikan oleh seorang dosen yang memiliki kompotensi keilmuan.

Bagian Ketiga

Kurikuler dan Ekstra Kurikuler

Pasal 19

(1) Kegiatan pendidikan terdiri atas kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler;

(2) Kegiatan Kurikuler yang tercantum dalam kurikulum meliputi :

a. Pengajaran dalam bentuk kuliah, praktikum, seminar, kerja lapangan, lokakarya, diskusi dan kegiatan ilmiah lain;

b. Penelitian dengan bimbingan dosen sesuai dengan peraturan yang berlaku pada setiap fakultas;

c. Pengabdian pada masyarakat atau kuliah kerja nyata.

Bagian Ketiga

Kurikuler, Ko-Kurikler dan Ekstra Kurikuler

Pasal 19

(1) Kegiatan pendidikan terdiri atas kegiatan kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler;

(2) Kegiatan Kurikuler yang tercantum dalam kurikulum meliputi :

a. Pengajaran dalam bentuk kuliah, praktikum, seminar, kerja lapangan, lokakarya, diskusi dan kegiatan ilmiah lain;

b. Penelitian dengan bimbingan dosen sesuai dengan peraturan yang berlaku pada setiap fakultas;

c. Pengabdian pada masyarakat atau Kuliah Kerja Nyata/pengabdian pada masyarakat desa/kuliah kerja profesi/magang.

(3) Kegiatan ko-kokurikuler meliputi peningkatan kompetensi mahasiswa untuk suatu program studi tertentu

(4) Kegiatan Ekstra Kurikuler meliputi :

a. Olah raga

b. Kesenian

c. Praktek keagamaan.

Pasal 20

Semua kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler untuk satu semester diatur dan disusun dalam rencana studi mahasiswa yang dicantumkan dalam Kartu Rencana Studi (KRS).

Pasal 20

Kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler dalam satu semester berjalan dan diprogramkan dalam Kartu Rencana Studi mahasiswa.

Bagian Keempat

Perkuliahan

Pasal 21

(1) Pelaksanaan perkuliahan disesuaikan dengan jadual yang telah ditentukan dengan tetap memperhatikan kalender akademik;

(2) Penyusunan jadual perkuliahan diatur oleh masing-masing fakultas dan dikoordinasikan oleh Biro Admnistrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UMI.

Bagian Keempat

Perkuliahan

Pasal 21

(1) Pelaksanaan perkuliahan disesuaikan dengan jadual yang telah ditentukan dengan tetap memperhatikan kalender akademik;

(2) Penyusunan jadual perkuliahan diatur oleh masing-masing fakultas atau program pascasarjana dan dikoordinasikan kepada BAAK.(1) Perkuliahan dilaksanakan sesuai jadwal yang disusun oleh setiap fakultas atau Program Pascasarjana dengan memperhatikan kalender akademik(2) Jadwal dan dosen pengampu mata kuliah lintas fakultas dikoordinasikan pada BAAK

Pasal 22

(1) Proses penjadualan meliputi :

a. Jadual Perkuliahan;

b. Jadual Ujian;

c. Jadual Pengadministrasian Evaluasi Nilai;

d. Jadual Pembelanjaan Matakuliah;

e. Jadual Pendaftaran Mahasiswa Baru dan Lama;

f. Jadual Pertemuan Penasehat Akademik (PA) dan Mahasiswa;

g. Jadual Wisuda.

(2) Dalam penjadualan perkuliahan tidak dibenarkan seorang Dosen memindahkan atau mengubah jam perkuliahan, kecuali atas kesepakatan dengan mahasiswa dan Pimpinan Fakultas;

(3) Penyusunan jadual harus memperhatikan waktu yang tersedia bagi dosen, sarana dan prasarana yang dimiliki serta fasilitas lain yang tersedia.

Pasal 22(1) Proses penjadualan meliputi :

a. Jadual Perkuliahan

b. Jadual Ujian;

c. Jadual Pengadministrasian Evaluasi Nilai;

d. Jadual Pembelanjaan Matakuliah;

e. Jadual Pendaftaran Mahasiswa Baru dan Lama;

f. Jadual Pertemuan Penasehat Akademik (PA) dan Mahasiswa;

g. Jadual Wisuda.

(2) Dosen tidak dibenarkan memindahkan dan mengubah tempat dan/atau waktu perkuliahan kecuali atas persetujuan pimpinan fakultas atau Program Pascasarjana (3) Penyusunan jadual harus memperhatikan waktu yang tersedia bagi dosen, sarana dan prasarana yang dimiliki serta fasilitas lain yang tersedia.

Bagian Kelima

Penasehat Akademik

Pasal 23

(1) Untuk kelancaran tujuan dan penyelenggaraan pendidikan anak didik, diangkat Dosen Penasehat Akademik;

(2) Yang dapat diangkat sebagai Penasehat Akademik adalah Dosen yang telah mempunyai pangkat akademik dan dipandang cakap untuk tugas tersebut;

(3) Pengangkatan Dosen Penasehat Akademik ditentukan dan ditetapkan oleh Dekan dengan Surat Keputusan.

Bagian Kelima

Penasehat Akademik

Pasal 23

(1) Untuk kelancaran penyelenggaraan pendidikan peserta didik, diangkat Dosen Penasehat Akademik;(2) Yang dapat diangkat sebagai Penasehat Akademik adalah Dosen tetap yang telah memiliki jabatan fungsional akademik.

(3) Pengangkatan Dosen Penasehat Akademik ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan.**

Pasal 24

(1) Penasehat Akademik bertugas sebagai berikut :

a. Mengayomi dan membimbing sejumlah mahasiswa memasuki kehidupan akademik untuk menjadi warga masyarakat akademik;

b. Menuntun perkembangan studi dan stretegi mahasiswa yang dibimbingnya sampai menyelesaikan studi di UMI;

c. Memberikan bimbingan kepada mahasiswa mengenai hak dan kewajibannya;

d. Menuntun mahasiswa untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, jika perlu meminta bantuan bimbingan dan konseling;

e. menuntun pengisian KRS dan membina tingkah laku mahasiswa bimbingannya.

(2) Ketua Jurusan/Bagian mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari semua penasehat akademik dalam jurusan dan/atau untuk bagian masing-masing.

Pasal 24

(1) Tugas dan tanggung jawab penasehat Akademik : catatan minta di wr 1(2) Ketua Jurusan/Bagian/prodi mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari semua penasehat akademik.

Pasal 25

(1) Berdasarkan alasan yang dapat diterima, seorang mahasiswa dapat membatalkan atau menggantikan mata kuliah yang telah tercantum dalam KRS-nya;

(2) Pembatalan atau penggantian mata kuliah harus dengan persetujuan penasehat akademik dan Ketua Jurusan/ Bagian yang bersangkutan atau Pembantu Dekan I.

Bagian Kelima aPembatalan dan Penggantian Mata Kuliah

Pasal 25

(1) Mahasiswa dapat mengusulkan penggantian mata kuliah yang telah di programkan dalam KRS-nya dengan persetujuan PA;

(2) Usulan penggantian mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh Wakil Dekan I.

Pasal 26

(1) Pembatalan atau penggantian mata kuliah dilakukan dengan mengisi formulir selambat-lambatnya pada ahkir minggu kedua dari semester yang sedang berjalan;

(2) Dalam hal pembatalan atau penggantian mata kuliah seorang mahasiswa wajib mengiuti sekurang-kurangnya 12 SKS.

(3) Setelah minggu kedua dari semester yang sedang berjalan, seorang mahasiswa tidak diperkenankan lagi membatalkan atau menggantikan suatu mata kuliah, kecuali mengundurkan diri secara sah sebagaimana diatur dalam Pasal 36 Peraturan ini.

Pasal 26

(1) Penggantian mata kuliah dilakukan dengan mengisi formulir selambat-lambatnya pada ahkir minggu kedua dari semester yang sedang berlangsung;

(2) Dalam hal penggantian mata kuliah seorang mahasiswa hanya dapat mengikuti maksimal 12 sks.(3) Setelah minggu kedua dari semester yang sedang berlangsung, seorang mahasiswa tidak diperkenankan lagi mengganti mata kuliah, kecuali mengundurkan diri;Jadwal penggantian mata kuliah paling lambat dua minggu (14 hari)

Bagian Keenam

Sumbangan Pembinaan Pendidikan dan

Biaya Penyelenggaraan Pendidikan

Pasal 27

(1) Setiap mahasiswa baru dan mahasiswa pindahan yang dimasud Pasal 1 angka 11 huruf a dikenakan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP);

(2) Biaya SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikenakan satu kali pada tahun pertama sebagai mahasiswa.

(3) Besarnya SPP/BPP mahasiswa yang dimasud ayat (1) pasal ini ditetapkan setiap tahun akademik dan ditetapkan melalui Keputusan Rektor.

(4) Sebelum mengisi KRS, setiap mahasiswa wajib melunasi BPP untu semester yang akan diikutinya;

(5) Dengan pertimbangan tertentu, Pembantu Dekan II dapat memberi persetujuan kepada mahasiswa bermohon mengangsur atau menunda pembayaran BPP;

(6) Untuk diperkenankan mengikuti ujian peningkatan/ pengawasan mutu, mahasiswa terlebih dahulu harus melunasi BPP-nya.

Bagian Keenam

Sumbangan Pembinaan Pendidikan dan

Biaya Penyelenggaraan Pendidikan

Pasal 27(1) Setiap mahasiswa baru dan mahasiswa pindahan sebagaimana yang dimasud Pasal 1 angka 12 huruf a dikenakan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP);

(2) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan satu kali pada tahun pertama sebagai mahasiswa.

(3) Besarnya SPP/BPP mahasiswa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun akademik dengan Keputusan Rektor.(4) Setiap mahasiswa wajib melunasi BPP sebelum mengikuti kegiatan akademik;(5) Dengan pertimbangan tertentu, Dekan/Direktur dapat memberi persetujuan kepada mahasiswa untuk mengansur pembayaran BPP;(6) Untuk diperkenankan mengikuti ujian penjaminan kualitas, mahasiswa terlebih dahulu harus melunasi BPP-nya. (7) Mahasiswa yang melampaui batas waktu cutinya dan akan aktif kembali harus menyampaikan permohonan kepada Rektor dengan rekomendasi Dekan;

Pasal 28

Bagi mahasiswa yang berasal dari bangsa lain (asing), besarnya BPP ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Rektor.

Pasal 28

Bagi mahasiswa yang berasal dari bangsa lain (asing), besarnya BPP ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Rektor.

Pasal 29

(1) Seorang mahasiswa yang mendapat izin cuti akademik sebagaimana dimaksud Pasal 42 peraturan ini, selama satu semester dikenakan pembayaran BPP 60% dari satu tahun pembayaran;

(2) Mahasiswa yang cuti akademik selama dua smester berturut-turut, dikenakan pembayaran BPP 25% dari satu tahun pembayaran;

(3) Mahasiswa yang dikenakan sanksi pemberhentian sementara (skorsing), tetap wajib membayar BPP selama waktu skorsing tersebut.

Pasal 29

(1) Mahasiswa yang mendapat izin cuti akademik sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 42, selama satu semester dikenakan pembayaran BPP 60% dari satu tahun pembayaran;

(2) Mahasiswa yang cuti akademik selama dua semester berturut-turut, dikenakan pembayaran BPP 25% dari satu tahun pembayaran;

(3) Mahasiswa yang dikenakan sanksi pemberhentian sementara (skorsing), pada saat aktif kembali tetap wajib membayar BPP selama waktu skorsing.*

Bagian Ketujuh

Administrasi Akademik

Pasal 30

Administrasi pendidikan dilakukan oleh Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan melalui bagian-bagiannya serta Bagian Tata Usaha dari Fakultas.

Bagian Ketujuh

Administrasi Akademik

Pasal 30

Administrasi akademik diselenggarakan oleh BAAK dan Bagian Tata Usaha dari Fakultas atau Program Pascasarajana.

Pasal 31

Untuk mendukung kelancaran kegiatan administrasi pendidikan, diperlukan sarana-sarana sebagai berikut :

a. Buku katalog/pedoman yang berisi antara lain peraturan akademik, kurikulum yang dilengkapi dengan GBPP untuk tiap mata kuliah, serta data dan informasi pengajaran lainnya. Buku ini harus diterbitkan sebelum tahun akademik baru;

b. Formulir mahasiswa yang telah dibakukan seperti KRS, KPMK, daftar hadir, SAP, KHS, Kartu Perwalian dan lain-lain;

c. Kalender Akademik ditetapkan dengan surat keputusan Rektor pada setiap permulaan tahun akademik.

Pasal 31

Untuk mendukung kelancaran kegiatan administrasi akademik, diperlukan sarana sebagai berikut :

a. Buku katalog/pedoman yang berisi antara lain peraturan akademik, kurikulum yang dilengkapi dengan GBPP untuk tiap mata kuliah, serta data dan informasi pengajaran lainnya. b. Buku katalog/pedoman sebagaimana yang dimaksud pada huruf a di atas harus diterbitkan sebelum tahun akademik baru;

c. Format administrasi akademik antara lain seperti KRS, KPMK, daftar hadir, SAP, KHS,RPKPS, Kartu Perwalian, Kartu Monitoring Dosen dibakukan oleh rektor;d. Kalender Akademik ditetapkan dengan Peraturan Rektor pada setiap permulaan tahun akademik.

Bagian Kedelapan

Kuliah Kerja Nyata

Pasal 32

(1) Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu kegiatan intra kurikuler wajib dalam bentuk pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara multi disipliner dengan bobot 3 SKS;

(2) Seorang mahasiswa dapat mengikuti kegiatan KKN bila memenuhi persyaratan :

a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan;

b. Mendaftarkan diri sebagai peserta KKN pada Fakultas;

c. Telah bebas kuliah (kuliah tatap muka).

(3) Sumber dana penyelenggaraan kegiatan KKN berasal dari sumbangan mahasiswa yang jumlahnya ditetapkan dalam suatu eputusan Rektor.

Bagian Kedelapan

Kuliah Kerja Nyata/Pengabdian Pada Masyarakat Desa/

Kuliah Kerja ProfesiPasal 32

(1) Kuliah Kerja Nyata (KKN)/Pengabdian Pada Masyarakat Desa (PPMD)/Kuliah Kerja Profesi (KKP) adalah suatu kegiatan akademik yang dilakukan dalam bentuk pengabdian pada masyarakat.(2) Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan KKN/PPMD/KKP/Magang dengan persyaratan:

a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan;

b. memprogramkan dalam KRS;

c. Mendaftarkan diri sebagai peserta KKN/PPMD/KKP pada Fakultas. d. Telah melulusi matakuliah paling kurang 130 sks.e. Telah lulus Pencerahan Qalbu.(dipinisi ditanyakan sama org pasantren)Dipenisi Magang pd pasal 1 (3) Sumber dana penyelenggaraan kegiatan KKN/PPMD/KKP/Magang berasal dari sumbangan mahasiswa yang jumlahnya ditetapkan dalam suatu Keputusan Rektor.

BAB IV

EVALUASI STUDI MAHASISWA

Bagian Pertama

Ujian Peningkatan/Pengawasan Mutu

Pasal 33

(1) Evaluasi studi mahasiswa yang dilakukan dalam bentuk ujian akhir peningkatan atau pengawasan mutu, nilai hasil evaluasinya adalah gabungan nilai seluruh bentuk studi selama semester yang berjalan;

(2) Perhitungan dan konversi ke nilai akhir berdasarkan Pasal 39 dilaporkan oleh dosen kepada Pimpinan Fakultas.

BAB IV

EVALUASI STUDI MAHASISWA

Bagian Pertama

Ujian Penjminan Kualitas Pasal 33

(1) Evaluasi hasil studi mahasiswa dilakukan dalam bentuk ujian penjaminan kualitas.

(2) Hasil evaluasi adalah gabungan nilai seluruh kegiatan studi pada semester berjalan;

Pasal 34

(1) Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian peningkatan dan pengawasan mutu, ialah :

a. Untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam memahami atau menguasai bahan dari suatu mata kuliah yang telah diajarkan selama suatu semester;

b. Untuk menilai apakah tujuan mata kuliah telah tercapai diajarkan dengan baik oleh dosen pengasuh mata kuliah tersebut.

(2) Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti ujian akhir peningkatan dan pengawasan mutu suatu mata kuliah, ialah yang telah mengikuti sekurang-kurangnya 75% dari semua kegiatan akademik mata kuliah tersebut selama satu semester.

Pasal 34

(1) Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian penjaminan kualitas, ialah :

a. menilai kemampuan mahasiswa memahami atau menguasai mata kuliah yang telah diajarkan selama satu semester;

b. mengevaluasi seberapa jauh tujuan mata kuliah telah tercapai diajarkan oleh dosen pengampu mata kuliah tersebut.

(2) Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti ujian penjaminan kualitas suatu mata kuliah, ialah yang telah mengikuti sekurang-kurangnya 75% dari semua kegiatan akademik mata kuliah tersebut selama satu semester.

Bagian Kedua

Panilaian

Pasal 35

(1) Nilai hasil evaluasi studi mahasiswa dinyatakan dengan huruf A, B, C, D dan E yang masing-masing bernilai 4, 3, 2, 1 dan 0;

(2) Seorang mahasiswa yang memperoleh nilai C dan D dapat memperbaiki nilai pada semester berikutnya selama batas waktu studi yang diperkenankan belum dilampaui dan atau pada Semester Antara dengan persetujuan Rektor.

(3) Untuk mata kuliah yang diusahakan perbaikan, maka nilai tertinggi yang diberlakukan;

(4) Nilai E adalah nilai tidak lulus;

(5) Selain nilai A sampai dengan E digunakan pula nilai K (kosong) dan nilai T (tunda - belum lengkap).

Bagian Kedua

Panilaian

Pasal 35

Buatkan tabel(1) Nilai hasil evaluasi studi mahasiswa bagi jenjang program Diploma, Spesialis dan sarjana (S1) dinyatakan dengan huruf A, B, C, D dan E yang masing-masing bernilai 4, 3, 2, 1 dan 0;

(2) Nilai hasil evaluasi studi mahasiswa bagi jenjang program Magister dan program Doktor dinyatakan dengan huruf A, A-, B+, B, B-, C+, C, D dan E yang masing-masing bernilai dengan setaraan : 100 > A > 90 atau A = 4,00

90 > A- > 85 atau A- = 3,70

85 > B+ > 80 atau B+ = 3,30 80 > B > 75 atau B = 3,00

75 > B- > 70 atau B- = 2,70

70 > C+ > 65 atau C+ = 2,30

65 > C > 55 atau C = 2,00

55 > E > 0 atau E = 0,00(3) Mahasiswa pada program Diploma, Spesialis dan Sarjana yang memperoleh nilai C atau D dapat memperbaiki nilai pada semester berikutnya selama belum melampaui masa studi melalui Program Pembelajaran Intensif yang ditetapkan dengan Keputusan Rektor.(4) Mahasiswa pada Program Magistes dan Program Doktor yang memperoleh nilai B- (B minus) ke bawah dapat mengajukan permohonan ke pimpinan untuk perbaikan nilai. (5) Nilai mata kuliah hasil perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) tertinggi adalah nilai B.(6) Nilai E adalah nilai tidak lulus;

(7) Selain nilai A sampai dengan E digunakan pula nilai K (kosong) dan nilai T (tunda - belum lengkap).

Pasal 36

Nilai ialah nilai yang diberikan kepada mahasiswa yang mengunduran diri secara sah dari satu atau lebih mata kuliah, karena suatu alasan yang dapat diterima oleh dosen pengasuh mata kuliah, sepanjang SKS yang tersisa tidak kurang dari 12 SKS.

Pasal 36

(1) Nilai Kosong (K) ialah nilai yang diberikan kepada mahasiswa yang mengundurkan diri secara sah dan tertulis yang disetujui dekan/direktur.

Pasal 37

(1) Nilai T (tunda) ialah nilai yang tidak lengkap karena belum semua tugas akademik diselesaikan oleh mahasiswa pada waktunya, yang disebabkan keadaan luar biasa;

(2) Nilai T hanya diberikan apabila tugas yang belum diselesaikan oleh mahasiswa masih berpengaruh terhadap penilaian keseluruhan dari mata kuliah yang bersangkutan;

(3) Dosen penguji yang memberi nilai T wajib mencantumkan alasan pemberian nilai tersebut pada daftar niai (berita acara penilaian)

(4) Batas waktu berlakunya nilai T adalah satu bulan terhitung mulai tanggal penyetoran nilai ujian akhir semester mata kuliah yang bersangkutan;

(5) Apabila mahasiswa tidak menyelesaikan tugasnya dalam jangka waktu tersebut, maka nilai T secara otomatis menjadi nilai E.

(2) Nilai T (tunda) ialah nilai yang ditunda karena belum semua tugas akademik diselesaikan oleh mahasiswa.

(3) Dosen penguji yang memberi nilai T wajib mencantumkan alasan pemberian nilai tersebut pada daftar nilai (berita acara penilaian)

(4) Batas waktu berlakunya nilai T adalah dua minggu terhitung mulai tanggal penyetoran nilai ujian akhir semester mata kuliah yang bersangkutan;

(5) Apabila mahasiswa tidak menyelesaikan tugasnya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka nilai T menjadi nilai E.

Pasal 38

Mahasiswa yang tidak diperkenankan mengikuti ujian akhir peningkatan dan pengawasan mutu menurut Pasal 34 ayat (2) dan tidak mengundurkan diri secara sah menurut Pasal 36 dari peraturan ini diberi nilai E untuk mata kuliah yang bersangkutan.

Pasal 37Mahasiswa yang tidak diperkenankan mengikuti ujian penjaminan kualitas sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) dan tidak mengundurkan diri secara sah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 36 maka mata kuliah tersebut beruba menjadi nilai E.

Pasal 39

(1) Penilaian ujian dilakukan oleh dosen pengasuh mata kuliah dan dikoordinasikan oleh dosen senior jika mata kuliah diasuh oleh tim dosen.

(2) Nilai ujian diserahkan kepada Pembantu Dekan bidang Akademik selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah ujian mata kuliah diadakan dan daftar nilai asli disteruskan kepada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

(3) Setelah satu minggu nilai ujian dimasukkan, dosen tidak diperkenankan lagi mengubah atau memperbaiki nilai;

(4) Unit Pelaksana Teknis Komputer menerbitkan KHS mahasiswa paling lambat satu minggu sebelum waktu registrasi berikutnya dimulai.

Pasal 38(1) Penilaian hasil ujian dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah dan dikoordinasikan dengan dosen koordinator jika mata kuliah diasuh oleh tim dosen.

(2) Nilai ujian diserahkan kepada Wakil Dekan I/Asisten Direktur I selambat-lambatnya empat belas hari setelah naskah diterima oleh dosen yang bersangkutan dan daftar nilai asli diteruskan ke BAAK.(3) Setelah empat belas hari nilai ujian dimasukkan Wakil Dekan I/Asdir l, dosen tidak diperkenankan lagi mengubah atau memperbaiki nilai;

Bagian Ketiga

Indeks Prestasi dan Beban Studi

Pasal 40

(1) Keberhasilan studi dinyatakan dengan indeks prestasi yang dihitung melalui konversi nilai bilangan yang tercantum pada Pasal 35 ayat (1) peraturan ini;

(2) Indeks Prestasi Semester (IPS) dihitung dari nilai ujian dan bobot kredit setiap mata kuliah yang tercantum dalam KRS dengan menggunaka rumus sebagai berikut:

IPS : Jumlah (N x K) Jumlah K

K = besarnya bobot kredit mata kuliah;

N = nilai huruf setelah dikonversikan ke bentuk bilangan.

(3) Indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari semua nilai mata kuliah dari semua semester yang sudah diikuti oleh mahasiswa, setelah memperhatikan ketentuan yang tercantum pada Pasal 35 ayat (3) peraturan ini;

(4) Nilai K dan nilai T tidak diikutkan dalam perhitungan IPS dan IPK;

(5) Bagi mahasiswa pindahan, nilai mata kuliah yang dilulusi pada perguruan tinggi atau fakultas asal dan diakui menurut Pasal 7 ayat (4) peraturan ini diikutsertakan dalam perhitungan IPK.

Bagian Ketiga

Indeks Prestasi dan Beban Studi

Pasal 39(1) Keberhasilan studi dinyatakan dengan indeks prestasi yang dihitung melalui konversi nilai bilangan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 35 ayat (1);(2) Indeks Prestasi Semester (IPS) dihitung dari nilai ujian dan bobot kredit setiap mata kuliah yang tercantum dalam KRS dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IPS : Jumlah (N x K) Jumlah K

K = besarnya bobot kredit mata kuliah;

N = nilai huruf setelah dikonversikan ke bentuk bilangan.

(3) Indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung dari semua nilai mata kuliah dari semua semester yang sudah diikuti oleh mahasiswa, setelah memperhatikan ketentuan sebagaiana yang dimaksud pada Pasal 35 ayat (3);

(4) Nilai K dan nilai T tidak diikutkan dalam perhitungan IPS dan IPK;

(5) Bagi mahasiswa pindahan, nilai mata kuliah yang dilulusi pada perguruan tinggi atau fakultas asal dan diakui sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 7 ayat (4) diikutsertakan dalam perhitungan IPK.

Pasal 41

Jumlah SKS yang dapat diambil pada setiap semester ditentukan oleh besarnya IPS pada semester terakhir yang diikuti oleh mahasiswa dengan berpedoman pada tabel sebagai berikut :

Indeks Prestasi Semester Terakhir

Jumlah SKS yang boleh diambil pada semester berikutnya

3,1 4,0

21 24

2,1 3,0

18 20

1,1 2,0

15 17

0,0 1,0

12 14

Pasal 41

Jumlah sks yang dapat diprogamkan pada setiap semester ditentukan oleh besarnya IPS pada semester terakhir yang diikuti oleh mahasiswa dengan berpedoman pada tabel sebagai berikut :

Indeks Prestasi Semester Terakhir

Jumlah sks maksimal yang diprogramkan> =3,00 24

2,50 2,99 212,00 2,49 181,50 1,9916