1. pertanian 10,84 3,02 2,52 8,87 5,76 5,67 4,49 i ii iii ... filebab 1 makroekonomi regional bank...
TRANSCRIPT
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 7
1.2 SISI PENAWARAN
Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor
utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan
sektor jasa-jasa mengingat kontribusi kedua sektor tersebut sebesar 47% dari porsi PDRB
Prov. Gorontalo.
. Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.2.1 SEKTOR PERTANIAN
Menurunnya kinerja pertanian terjadi pada triwulan III-2012 sebagai dampak
kekeringan yang terjadi di Gorontalo. Pertanian tanaman bahan makanan terutama padi
yang selama ini memberikan kontribusi terbesar di sektor ini menurun signifikan.
Penurunan kinerja sektor pertanian di Gorontalo karena musim kering dikonfirmasi
oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia serta data Luas Panen dari Dinas
Provinsi Gorontalo yang menurun.
Grafik 1.23 Grafik 1.24 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama
I II III IV I II III
1. PERTANIAN 224.915,82 218.187,49 228.328,98 213.676,50 237.866,28 230.559,95 238.573,50
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.257,09 8.684,55 9.308,41 9.138,02 9.212,82 9.530,54 9.707,18
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 57.776,66 59.288,96 62.754,96 64.796,70 65.464,67 67.141,00 69.804,20
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.384,61 4.429,28 4.557,70 4.641,46 4.676,63 4.811,58 4.944,98
5. BANGUNAN 66.678,94 70.115,64 74.588,92 73.421,60 74.388,82 76.854,74 79.311,52
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 108.849,78 113.225,97 118.888,33 121.039,34 121.202,55 124.013,62 129.863,07
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 81.166,56 83.578,36 86.359,27 87.391,26 86.967,51 89.944,57 94.036,52
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 67.513,76 68.321,45 70.417,46 71.816,97 72.962,87 75.818,39 78.217,30
9. JASA-JASA 143.204,96 148.143,80 152.792,01 150.816,51 153.226,44 159.639,45 158.152,96
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748,19 773.975,51 807.996,04 796.738,37 825.968,59 838.313,83 862.611,23
I II III IV I II III
1. PERTANIAN 10,84 3,02 2,52 8,87 5,76 5,67 4,49
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,72 6,66 7,20 9,31 11,57 9,74 4,28
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 5,02 7,01 7,37 10,53 13,31 13,24 11,23
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,86 9,17 9,06 7,31 6,66 8,63 8,50
5. BANGUNAN 8,06 11,34 10,60 8,29 11,56 9,61 6,33
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,07 12,71 11,27 12,43 11,35 9,53 9,23
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,42 9,26 8,65 8,96 7,15 7,62 8,89
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 11,04 9,15 6,98 8,14 8,07 10,97 11,08
9. JASA-JASA 3,98 3,79 4,44 6,29 7,00 7,76 3,51
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,91 8,29 8,31 6,76
2011
2011 (% y.o.y)
SEKTOR
SEKTOR
2012
2012 (% y.o.y)
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012| BANK INDONESIA
Grafik 1.25 Grafik 1.26 Perkembangan Produksi Tabama Perkembangan NTP
Perkiraan ARAM II Pertanian Provinsi Gorontalo mencatat bahwa produksi padi
untuk tahun 2012 akan terkontraksi hingga 8,79% (y.o.y) menurun dibandingkan
pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 7,43% (y.o.y). Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo
memperkirakan bahwa produktivitas padi akan menurun pada tahun 2012 terkait cuaca yang
kurang mendukung. Pada tahun 2012 produktivitas padi diperkirakan hanya sebesar 4,8
ton/ha sementara beberapa tahun terakhir lebih dari 5 ton/ha.
Tabel 1.4 ARAM II Pertanian Padi
Tabel 1.5 ARAM II Pertanian Jagung
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 9
1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Meskipun kinerja perekonomian secara umum melambat, namun kinerja sektor
pengangkutan dan komunikasi menunjukkan peningkatan selama triwulan III-2012. Salah
satu faktor utama adalah kegiatan masyarakat selama musim lebaran. Pertumbuhan
ekonomi sektor pengangkutan dan komunikasi tercatat sebesar 8,89% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 7,62% (y.o.y).
Kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan meningkat, hal ini dikonfirmasi oleh
data penjualan BBM dan penghimpunan pajak kendaraan bermotor yang meningkat.
Sementara untuk sub sektor angkutan laut dan ferry menunjukkan penurunan sebagaimana
dikonfirmasi oleh penurunan jumlah penumpang kapal laut dan jumlah kargo angkutan laut
yang masuk dan keluar Gorontalo. Kinerja sektor angkutan udara pada triwulan laporan
menunjukkan penurunan, hal ini terkait salah satu maskapai penerbangan di Gorontalo telah
menutup jalur penerbangannya dari dan menuju Gorontalo.
Grafik 1.27 Grafik 1.28 Perkembangan Pajak Kendaraan Realisasi Penjualan BBM Transportasi
Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012| BANK INDONESIA
Grafik 1.31 Grafik 1.32 Perkembangan Penumpang Pesawat Perkembangan Bagasi Pesawat
1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo tumbuh
stabil. Pada triwulan III-2012 sektor PHR tumbuh 9,23% (y.o.y) hampir sama dengan kinerja
triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,53% (y.o.y)
Masih optimisnya kinerja sub sektor perdagangan tampak dari volume bongkar
pelabuhan yang menunjukkan peningkatan. Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia
triwulan III-2012 menunjukkan pula terjadi kenaikan di sektor ini. Sementara itu kinerja sub
sektor perhotelan turut meningkat seiring dengan musim libur selama lebaran.
Grafik 1.33 Grafik 1.34 SKDU Perdagangan Volume Muat Pelabuhan
Grafik 1.35 Grafik 1.36 Kargo Pesawat Tingkat Penghunian Hotel
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 11
1.2.4 SEKTOR BANGUNAN
Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan perlambatan, pada triwulan III-
2012 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 6,33% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,61 % (y.o.y).
Grafik 1.37 Grafik 1.38 Penjualan Semen Kredit Konstruksi
Penurunan kinerja sektor bangunan dikonfirmasi oleh menurunnya beberapa prompt
indikator sektor bangunan yaitu :
Realisasi belanja modal APBD Pemprov masih mencapai Rp 47,5 Miliar atau sebesar
51,82% dari keseluruhan anggaran belanja modal TA 2012. Rendahnya penyerapan
APBD Belanja Modal tersebut menjadi tekanan utama perlambatan sektor bangunan
mengingat sebagian besar proyek infrastruktur fisik di Gorontalo merupakan proyek
pemerintah.
Sementara itu kinerja kredit konstruksi juga menunjukkan perlambatan. Kredit pada
bulan September 2012 tumbuh 14,98% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 18,16% (y.o.y)
1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Kinerja sektor keuangan tumbuh 11,08% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 10,97% (y.o.y). Meningkatnya kinerja sub sektor
keuangan terutama disebabkan karena meningkatnya kinerja sektor keuangan perbankan.
Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang meningkat
Sampai dengan bulan September 2012, NIM perbankan mencapai Rp 434 Miliar atau
tumbuh 13,36% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan NIM periode Juni 2012 yang tumbuh
9,46% (y.o.y). Kondisi ini didorong oleh menurunnya beban bunga dan kenaikan
pendapatan perbankan.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012| BANK INDONESIA
Grafik 1.39 Grafik 1.40
NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban
1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan penurunan dibandingkan
triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan III-2012 tumbuh 11,23% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 13,24% (y.o.y). Menurunnya kinerja disektor ini
ditunjukkan oleh beberapa prompt indikator yaitu konsumsi listrik industri, perkembangan
kredit, konsumsi BBm Industri.
Menurut hasil survei Industri Pengolahan Besa/Sedang BPS Prov. Gorontalo, sektor
industri yang mendapat tekanan cukup besar pada triwulan laporan adalah industri barang
logam serta industri pakaian jadi. Sementara untuk industri makanan masih cukup baik
dalam memenuhi kenaikan konsumsi rumah tangga pada saat lebaran Idul Fitri.
Grafik 1.41 Grafik 1.42 Listrik Industri Kredit Sektor Industri
Grafik 1.43 Grafik 1.44 Konsumsi BBM Industri Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 13
1.2.7 SEKTOR LAINNYA
Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan III-2012 tumbuh 8,5% (y.o.y)
relatif stabil dimana pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 8,63% (y.o.y). Daya
tersambung sampai dengan September 2012 mencapai 143.366 KVA. PLN telah
mengoperasikan mesin genset berbahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) berdaya 7 MW di
Gardu Induk Isimu, sehingga bisa menghemat hingga Rp 57 Miliar. PLN juga akan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga biomassa (tongkol jagung dan sekam padi)
untuk mengurangi defisit listrik yang terjadi.
.
Grafik 1.45 Grafik 1.46 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa
Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2012 melambat
dibandingkan triwulan II-2012. Sektor ini tumbuh 4,28% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mencapai 9,74% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan
kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan penurunan. Sementara itu kinerja
sektor jasa-jasa pada triwulan III-2012 tumbuh 3,51% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan II-2012 yang tercatat sebesar 7,76% (y.o.y). Hal ini sebagai
imbas dari relatif rendahnya serapan realisasi belanja pemerintah daerah selama triwulan
laporan.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012| BANK INDONESIA
BOKS 1 : KINERJA PERTANIAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM PERTUMBUHAN
EKONOMI PROVINSI GORONTALO
Menelaah 10 tahun pembangunan ekonomi Gorontalo khususnya dalam sektor
pertanian perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat sektor ini merupakan sektor
utama pendorong pertumbungan dan penyerap angkatan kerja terbesar di Gorontalo.
Melihat grafik dibawah ini tampak dari keseluruhan sektor ekonomi, kontribusi sektor
pertanian mencapai 28% terhadap keseluruhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
Gorontalo.
Grafik 1.47 Kontribusi Sektoral Grafik 1.48 Kinerja Sektor Pertanian
Apabila diamati dalam grafik 1.48 tampak bahwa kinerja sektor pertanian di
Gorontalo menunjukkan perlambatan dan kontribusinya semakin menurun dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Hal ini ditunjukkan pula oleh nilai tukar petani
yang menunjukkan perlambatan secara tahunan. Penurunan kinerja sektor pertanian ini juga
tampak dari perlambatan produksi padi dan jagung yang menjadi komoditas andalan
Gorontalo.
Grafik 1.49. Produksi Padi Grafik 1.50. Produksi Jagung
Grafik 1.51. Perkembangan NTP
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2012 15
Hal yang menarik untuk dikaji ditengah penurunan pertumbuhan sektor pertanian adalah
kenaikan produktivitasnya. Kenaikan produktivitas lahan padi misalnya meningkat dari 4.42
ton/ha pada tahun 2002 menjadi 5.19 ton/ha pada 2011, sementara jagung meningkat dari
2.85 ton/ha pada tahun 2002 menjadi 4,46 ton/ha pada 2011. Kenaikan produktivitas lahan
tersebut diimbangi pula oleh kenaikan produktivitas tenaga kerja yang bekerja disektor
tersebut. Indikator tersebut ditunjukkan oleh pendapatan perkapita tenaga kerja sektor
pertanian yang semakin meningkat. Pada tahun 2005 pendapatan perkapita sektor
pertanian sebesar Rp 3,4jt/tahun meningkat hingga tahun 2011 sebesar Rp 5,4jt/tahun hal
ini menunjukkan bahwa terdapat perbaikan kinerja secara produktivitas.
Grafik 1.52. Produktivitas Lahan Grafik 1.53. Output Perkapita
Berdasarkan hasil telaah tersebut dapat disimpulkan beberapa hal :
- Sektor pertanian masih menjadi sektor utama penyerap lapangan kerja di Gorontalo.
- Peningkatan output melalui proses intensifikasi pertanian telah berjalan cukup baik yang
diindikasikan dengan kenaikan produktivitas per lahan maupun produktivitas tenaga
kerja.
- Proses ekstensifikasi terkendala karena keterbatasan lahan produksi pertanian
produktif.
Grafik 1.54. Luas Lahan Padi Grafik 1.55. Luas Lahan Jagung
- Untuk mempertahankan share pertanian dalam struktur perekonomian mengingat
penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak, perlu dikaji penanaman komoditas
unggulan sektor pertanian yang memberikan value lebih tinggi.