1 kompetensi pembelajaran dan taksonomi tujuan pembelajaran

21
KOMPETENSI PEMBELAJARAN DAN TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Kimia Dosen Pengampu Jamil Suprihatiningrum, S.Pd, M.Si. Kelompok 1: 1. Dian Ayu Puspitasari (11670004) 2. Amanatul Qudsiyah (11670014) 3. Th. Nurmala E (11670019) 4. Elsa (11670027) 5. Syavi Fauziah Rohmah Z.S. (11670034) 6. Nasiatul Mubarokah (11670040) 7. Muhammad Alfian Madnur (11670049) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Upload: bani-hafidz-nazali

Post on 24-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

KOMPETENSI PEMBELAJARAN DAN TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran KimiaDosen Pengampu Jamil Suprihatiningrum, S.Pd, M.Si.

Kelompok 1:

1. Dian Ayu Puspitasari(11670004)2. Amanatul Qudsiyah

(11670014)3. Th. Nurmala E

(11670019)4. Elsa

(11670027)

5. Syavi Fauziah Rohmah Z.S.(11670034)6. Nasiatul Mubarokah

(11670040)7. Muhammad Alfian Madnur(11670049)PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA

2013/ 2014KATA PENGANTARPuji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Strategi Pembelajaran Kimia.

Penulisan makalah ini disusun sebagai tugas kelompok dalam proses pembelajaran mata kuliah Penilaian Pembelajaran Kimia di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Makalah ini terdiri dari 3 bagian:

1. Pendahuluan

2. Pembahasan3. PenutupKami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu Jamil Suprihatiningrum, S.Pd, M.Si. selaku dosen Penilaian Pembelajaran Kimia yang telah memberikan tugas ini pada kami. Kami memperoleh banyak manfaat setelah menyusun tugas ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada pembaca.

Yogyakarta, 11 September 2013BAB I

PENDAHULUANTujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran berakhir pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk diIndonesia(Uno, 2008).Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penerapan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.3. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.

4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.5. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.6. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.7. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.8. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.Agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. (Sudrajat, 2009).BAB IIPEMBAHASAN

A. Kompetensi Pembelajaran

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati (Nurhadi, 2005: 65). Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.Menurut Mc Ashan (dalam Mulyasa, 2006: 38), dikatakan bahwa kompetensi :....is knowledge, skills, and abilities that a person achieves, which become part of his or her being to extant he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors.

Artinya kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.Lebih lanjut oleh Gordon (dalam Mulyasa, 2006: 38-39) dijelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut :1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu.

3. Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

6. Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Berhubungan dengan kompetensi belajar, untuk dasar pemikiran menggunakan konsep kompetensi menurut Nurhadi (2004 : 16) adalah : 1. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.

2. Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten.

3. Kompetensi merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran.

4. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.

Dari berbagai pengertian dan definisi diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kompetensi belajar adalah kemampuan yang dimiliki dan ditunjukkan siswa yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sebagai hasil belajar. B. Taksonomi Tujuan Pembelajaran

Sejarah pengukuran dan penilaian pendidikan tercatat bahwa dalam kurun waktu tahun 40-an beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Benjamin S. Bloom, M.D. Englehart, E. Furst, W.H. Hill, Daniel R. Krathwohl, dan didukung pula oleh Ralph E. Taylor, mengembangkan suatu metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut taxonomy. Ide ini membuat taksonomi muncul setelah lebih kurang lima tahun mereka berkumpul dan mendiskusikan pengelompokan tujuan pendidikan, yang pada akhirnya melahirkan sebuah karya Bloom dan kawan-kawannya dengan judul: Taxonomy of Educational Objectives (1956). Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: (1) Ranah proses berpikir (cognitive domain), (2) Ranah nilai atau sikap (affective domain), dan (3) Ranah keterampilan (psychomotor domain).

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Contohnya: peserta didik dapat menyebutkan dan menghafal pengertian serta sifat dari larutan asam dan larutan basa pada materi asam basa.b. Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagia segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Contohnya: peserta didik dapat membedakan antara larutan asam dan larutan basa pada materi asam basa.c. Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara maupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan konkret. Contohnya: peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep asam basa berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki masing-masing larutan dalam kehidupan sehari-hari.d. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang kecil dan mapu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain. Contohnya: peserta didik dapat memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari larutan asam basa dalam lingkungan hidupnya sebagai bagian dari ilmu kimia.e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Contohnya: peserta didik dapat membuat karangan, makalah, essay, dan karya tulis tentang larutan asam basa serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.f. Penilaian (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Contohnya: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang diperoleh dari larutan asam dan basa berdasarkan sifat yang dimiliki masing-masing larutan tersebut, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian bahwa larutan asam dan basa memang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya sering dipakai dalam kehidupan manusia.Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom itu jika diurutkan hierarki piramoidal adalah sebagaimana terlukis pada gambar di bawah ini.

Keterangan:

Pengetahuan (1) adalah merupakan jenjang berpikir paling dasar. Pemahaman (2) mencakup pengetahuan (1). Aplikasi atau penerapan (3) mencakup pemahaman (2) dan pengetahuan (1). Analisis (4) mencakup aplikasi (3), pemahaman (2) dan pengetahuan (1). Sintesis (5) meliputi juga analisis (4), aplikasi (3), pemahaman (2) dan pengetahuan (1). Evaluasi (6) meliputi juga sintesis (5), analisis (4), aplikasi (3), pemahaman (2) dan pengetahuan (1).2. Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan aspek aspek perasaan dan emosi. Pengembangan pendidikan afektif yang semula hanya mencakup perasaan dan emosi, telah berkembang lebih luas, yakni menyangkut moral, nilai nilai, budaya, dan keagamaan (Sukardi, 2008). Tingkatan afektif ini ada 5, yaitu:

a. Kemauan menerima, berarti keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu seperti keinginan membaca buku, mendengar music, atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

b. Kemauan menanggapi, berarti kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif kegiatan tertentu seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain.

c. Berkeyakinan, berarti kemauan menerima sistem nilai tertentu pada individu seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi atau penghargaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

d. Penerapan karya, berarti penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

e. Ketekunan dan ketelitian, berarti individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap segala hal (Uno, 2008).3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektifnya. Contohnya: (1) peserta didik bertanya pada guru kimia tentang contoh-contoh asam basa dalam kehidupan sehari-hari. (2) peserta didik mencari dan membaca buku, jurnal ilmiah, dan makalah tentang larutan asam basa dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. (3) peserta diidk dapat memberikan penjelasan kepada teman-temannya di sekolah, pada keluarga di rumah, dan pada masyarakat di sekitarnya tentang larutan asam basa dan manfaatnya dalm kehidupan sehari-hari. (4) peserta didik dapat memberikan contoh manfaat dari larutan asam basa. Misalnya obat magh yang bersifat basa bermanfaat untuk menetralkan penyakit asam lambung.Ranah psikomotor berkaitan dengan ketrampilan atau skill yang bersikap manual atau motorik. Tingkatan psikomotor ini meliputi:

a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Contoh: mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang.

b. Kesiapan melakukan suatu kegiatan, berkenaan dengan melakukan sesuatu kegiatan atau set termasuk di dalamnya metal set atau kesiapan mental, physical set (kesiapan fisik) atau (emotional set) kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan.

c. Mekanisme, berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Contoh: menulis halus, menari, menata laboratorium dan menata kelas.

d. Respon terbimbing, berkenaan dengan meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).

e. Kemahiran, berkenaan dengan penampilan gerakan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga. Contoh: tampilan menyetir kendaran bermotor.

f. Adaptasi, berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Contoh: orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.

g. Organisasi, berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu, biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi, seperti menciptakan model pakaian, menciptakan tarian, komposisi musik (Uno, 2008).BAB IIIKESIMPULAN

1. Kompetensi belajar adalah kemampuan yang dimiliki dan ditunjukkan siswa yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sebagai hasil belajar.2. Terdapat beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi diantaranya pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest).3. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya berpendapat bahwa taksonomi tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain yang melekat pada diri peserta didik, yaitu ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotor domain).4. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation)5. Ranah afektif merupkan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan aspek aspek perasaan dan emosi. Tingkatan afektif ini ada 5, yaitu: kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, ketekunan dan ketelitian,6. Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Tingkatan psikomotor ini meliputi: persepsi, kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan organisasi.DAFTAR PUSTAKANurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan jawaban). Jakarta : Grasindo.Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : PT Bumi Aksara.

Uno, Hamzah, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.Sudrajat, Ahmad, 2009, Tujuan Pembelajaran Sebagai Komponen Penting, http://www.athmosudrajatfileswordpress-com/2009/09/tujuan-pembelajaran-sgb-komponen-komponen-penting-dlm-pembelajaran1-doc, diambil tanggal 11 September 2013.