taksonomi dan tujuan pembelajaran

32
TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia (Uno, 2008). Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut: LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Page 1

Upload: egi-qory-imamah-djojomihardjo

Post on 18-Dec-2014

10.486 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB IPENDAHULUAN

A. PendahuluanTujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek

yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada tahun 1970 di seluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia (Uno, 2008).

Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat

2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.

3. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.

4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 1

Page 2: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

5. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik.

6. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar.

7. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.

8. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan permasalahan yang dihadapi para guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran (Sudrajat, 2009).

Oleh karena itu, melalui tulisan sederhana ini akan dikemukakan secara singkat tentang apa dan bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, dalam perspektif teoritis. Dengan harapan dapat memberikan pemahaman kepada para guru dan calon guru agar dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas, sehingga

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 2

Page 3: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

dapat melaksanakan pembelajaran yang benar-benar terfokus pada tujuan yang telah dirumuskannya.

B. Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan tujuan taksonomi

Pembelajaran?2. Apa manfaat tujuan taksonomi Pembelajaran?3. Apa tujuan Taksonomi kognitif, Psikomotor dan

Afektif?C. Tujuan

1. Merumuskan tujuan kognitif berdasarkan taksonomi Bloom / Gagne / Merill

2. Merumuskan tujuan psikomotor 3. Merumuskan tujuan afektif dengan menggunakan

taksonomi menurut Krathwohl/ Martin/ Briggs4. Menjelaskan pentingnya integrasi tujuan kognitif

dan afektif dalam pembelajaran

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 3

Page 4: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Pengertian Tujuan PembelajaranMerujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008)

berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp dan David E. Kapel menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Henry Ellington menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Sementara itu, menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran mencakup kemampuan yang akan

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 4

Page 5: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada suatu kompetensi dasar.

Meskipun para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam tapi tampaknya menunjuk pada esensi yang sama, yaitu: 1. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan

perilaku pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

2. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.

Yang menarik untuk digarisbawahi yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: 1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud

kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri

2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar

3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran

4. Memudahkan guru mengadakan penilaian.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 5

Page 6: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Sementara itu, Fitriana Elitawati (2002) menginformasikan hasil studi tentang manfaat tujuan dalam proses belajar mengajar bahwa perlakuan yang berupa pemberian informasi secara jelas mengenai tujuan pembelajaran khusus kepada siswa pada awal kegiatan proses belajar-mengajar, ternyata dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa.

Memperhatikan penjelasan di atas, tampak bahwa tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran, yang di dalamnya dapat menentukan mutu dan tingkat efektivitas pembelajaran.

B. Taksonomi Kompetensi PembelajaranMenurut oleh Kravetz (2004), bahwa kompetensi

adalah sesuatu yang seseorang tunjukkan dalam kerja setiap hari. Fokusnya adalah pada perilaku di tempat kerja, bukan sifat-sifat kepribadian atau ketrampilan dasar yang ada di luar tempat kerja ataupun di dalam tempat kerja. Kompetensi mencakup melakukan sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang pasif. Seorang karyawan mungkin pandai, tetapi jika mereka tidak meterjemahkan kepandaiannya ke dalam perilaku di

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 6

Page 7: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

tempat kerja yang efektif maka kepandaian tidak berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan. Kebingungan yang banyak terjadi dengan kompetensi adalah pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap (attitudes) dan sifat-sifat pribadi lain (Syafei, 2007).

Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kendati demikian, di lapangan kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran seringkali dikacaukan dengan perumusan indikator pencapaian kompetensi.

Sri Wardani (2008) bahwa tujuan pembelajaran merupakan target pencapaian kolektif, karena rumusan tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh desain kegiatan dan strategi pembelajaran yang disusun guru untuk siswanya. Sementara rumusan indikator pencapaian kompetensi tidak terpengaruh oleh desain ataupun strategi kegiatan pembelajaran yang disusun guru, karena rumusannya lebih bergantung kepada karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai siswa. Di samping terdapat perbedaan, keduanya memiliki titik persamaan yaitu memiliki fungsi sebagai acuan arah proses dan hasil pembelajaran.

Terlepas dari kekacauan penafsiran yang terjadi di lapangan, yang pasti bahwa untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu. W. James Popham dan Eva L.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 7

Page 8: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Baker (2005) menegaskan bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Selanjutnya, dia menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu:

(1) preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan

(2) analisis taksonomi perilaku; dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.

Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy).

Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu: 1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek

intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 8

Page 9: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation)

2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization)

3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.

Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa komponen-komponen yang harus terkandung dalam tujuan pembelajaran, yaitu

(1) perilaku terminal, (2) kondisi-kondisi dan (3) standar ukuran. Hal senada dikemukakan Mager (Hamzah B.

Uno, 2008) bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga komponen utama, yaitu:

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 9

Page 10: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

(1) menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang harus dikuasainya pada akhir pelajaran;

(2) perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut; dan

(3) perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.

Berkenaan dengan perumusan tujuan yang berorientasi performansi, Dick dan Carey (Hamzah Uno, 2008) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terdiri atas:

(1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik;

(2) menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada waktu anak didik berbuat; dan

(3) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan.

Masih berkenaan dengan perumusan tujuan pembelajaran, Hamzah B. Uno (2008) menekankan pentingnya penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 10

Page 11: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran.

Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran dalam format ABCD. A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima).

1. Kawasan KognitifKawasan Konitif adalah kawasan membahas

tujuan pembelajaran dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan ketingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:a. Tingkat pengetahuan (knowledge), diartikan

kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh: Siswa dapat menggambarkan satu buah segitiga sembarang.

b. Pemahaman (comprehension), diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh: Siswa dapat menjelaskan kata-katanya sendiri

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 11

Page 12: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

tentang perbedaan bangun geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.

c. Tingkat penerapan (application), diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul di kehidupan sehari-hari. Contoh: Siswa dapat menghitung panjang sisi miring dari suatu segitiga siku-siku jika diketahui sisi lainnya (Uno, 2008).

d. Tingkat analisis (analysis), diartikan kemampuan menjabarkan atau menguraikan suatu konsep menjadi bagian-bagian yang lebih rinci, memilah-milih, merinci, mengaitkan hasil rinciannya. Contoh: Mahasiswa dapat menentukan hubungan berbagai variabel penelitian dalam mata kuliah Metodologi Penelitian.

e. Tingkat sintetis (synthetis), diartikan kemampuan menyatukan bagian-bagian secara terintegrasi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum ada. Contoh: Mahasiswa dapat menyusun rencana atau usulan penelitian dalam bidang yang diminati pada mata kuliah Metodologi Penelitian.

f. Tingkat evaluasi (evaluation), diartikan kemampuan membuat penilaian judgment tentang nilai (value) untuk maksud tertentu. Contoh: Mahasiswa dapat memperbaiki program-program computer yang secara fisik tampak kurang baik dan kurang efisien pada mata kuliah Algoritma dan pemrograman (Suparman, 2001).

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 12

Page 13: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Taksonomi Tujuan Pembelajaran kognitif menurut beberapa ahli yaitu Bloom, Gagne, Merill, Gerlach dan Sulivan, disusun dalam table :

2.Kawasan AfektifKawasan afektif adalah satu domain yang

berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interest, apresiasi atau penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif ini ada 5, yaitu:

a. Kemauan menerima, berarti keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu seperti keinginan membaca buku,

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 13

Page 14: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

mendengar music, atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

b. Kemauan menanggapi, berarti kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif kegiatan tertentu seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas dilaboratorium atau menolong orang lain.

c. Berkeyakinan, berarti kemauan menerima sistem nilai tertentu pada individu seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi atau penghargaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

d. Penerapan karya, berarti penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

e. Ketekunan dan ketelitian, berarti individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap segala hal.

3.Kawasan Psikomotor

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 14

Page 15: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

Kawasan psikomotor berkaitan dengan ketrampilan atau skill yang bersikap manual atau motorik. Tingkatan psikomotor ini meliputi:

a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Contoh: mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang.

b. Kesiapan melakukan suatu kegiatan, berkenaan dengan melakukan sesuatu kegiatan atau set termasuk di dalamnya metal set atau kesiapan mental, physical set (kesiapan fisik) atau (emotional set) kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan.

c. Mekanisme, berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Contoh: menulis halus, menari, menata laboratorium dan menata kelas.

d. Respon terbimbing, berkenaan dengan meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).

e. Kemahiran, berkenaan dengan penampilan gerakan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga. Contoh: tampilan menyetir kendaran bermotor.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 15

Page 16: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

f. Adaptasi, berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Contoh: orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.

g. Organisasi, berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu, biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi, seperti menciptakan model pakaian, menciptakan tarian, komposisi musik (Uno, 2008).

C.Perbedaan antara taksonomi yang lama dan taksonomi yang baru

Perbedaan mendasar antara taksonomi yang baru dengan taksonomi yang lama adalah dalam hal pemisahan antara dimensi pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif (cognitive processes). Dalam taksonomi yang lama kedua dimensi tersebut disatukan dalam kategori pengetahuan sehingga kategori pengetahuan berbeda dari kategori-kategori yang lain (lihat tabel 1). Seperti terlihat dalam tabel 1, kategori 1.0 merupakan rincian tentang macam-macam pengetahuan (“isi”) sedangkan kategori 2.0 – 6.0 merupakan “proses kognitif”.

Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan kategori-kategori yang lain merupakan kata kerja yang menunjukkan berbagai kemungkinan bagaimana kata

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 16

Page 17: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

benda tersebut diperlakukan. Rumusan tujuan pembelajaran sesungguhnya merupakan gabungan antara kategori 1.0 dengan kategori-kategori yang lain. Contoh: Kategori 1.23 (Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori) dapat dikombinasikan sbb:

- dengan kategori 2.10 (translasi), menjadi bagaimana mentranslasikan “prinsip dan generalisasi”.

- dengan kategori 3.0, menjadi bagaimana mengaplikasikan “prinsip dan generalisasi”.

- dengan kategori 4.20, menjadi bagaimana menganalisis hubungan-hubungan antara “prinsip dan generalisasi” dalam suatu fenomena.

- Dengan kategori 5.20, menjadi bagaimana membuat rencana dengan memanfaatkan “prinsip dan generalisasi”.

- Dengan kategori 6.10, menjadi bagaimana menilai “prinsip dan generalisasi” berdasarkan bukti internal yang tersedia.Dalam taksonomi yang baru dimensi pengetahuan

dan dimensi proses kognitif dipisahkan. Dimensi pengetahuan hanya memuat jenis-jenis pengetahuan sedangkan dimensi proses kognitif memuat macam-macam proses kognitif. Pemisahan ini bukan hanya memperjelas kedudukan kedua dimensi tersebut namun juga memperluas cakupan kedua dimensi tersebut.

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 17

Page 18: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 18

Page 19: Taksonomi dan tujuan pembelajaran

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN

DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Ahmad, 2009, Tujuan Pembelajaran Sebagai Komponen Penting, http://www.athmosudrajatfileswordpress-com/2009/09/tujuan-pembelajaran-sgb-komponen-komponen-penting-dlm-pembelajaran1-doc, diambil tanggal 15 Maret 2010

Suparman, Atwi, 2001, Desain Instruksional, Jakarta:PAU-PPAI, Universitas Terbuka, hal.78-92.

Uno, Hamzah, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Syafei, H Buyung Ahmad, 2007, Kompeten dan Kompetensi,

Hamalik, Oemar, 2009, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya cetakan ketiga, hal 138-139.

Diposkan oleh istiqomah di 07:12 Label: Pendidikan

LANDASAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARANPage 19