1-ikan-bandeng

Upload: andrew-agung-wibisono

Post on 14-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • SAMBUTAN

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

    karena berkat rahmat dan hidayahNya serta kerja keras penyusun telah

    berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi para

    penyuluh dan pelaku utama maupun pelaku usaha. Oleh karena itu, kami

    mengucapkan terima kasih kepada para penyusun yang telah mencurahkan pikiran,

    waktu, dan tenaganya, sehingga materi ini siap untuk digunakan.

    Materi Penyuluhan merupakan salah satu bagian yang penting

    dalam penyelenggaraan suatu penyuluhan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan

    baik dan tujuan dapat tercapai. Kami berharap materi ini akan memberikan

    kontribusi yang positif terhadap pencapaian tujuan dari Penyelenggaraan

    Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.

    Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan materi penyuluhan ini

    masih banyak kekurangan. Kritik, usul, atau saran yang konstruktif

    sangat kami harapkan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaannya di

    masa mendatang.

    Jakarta, Nopember 2011

    Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

    i

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT dengan tersusunnya modul berjudul

    Pengolahan Ikan Bandeng. Modul ini disusun sebagai alat bantu dalam

    penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang baik dan efektif. Modul

    dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan waktu dan ruang penyelenggaraan

    penyuluhan, memudahkan pelaku utama dan atau pelaku usaha belajar mandiri

    sesuai kemampuan.

    Penyusun modul penyuluhan perikanan dengan judul Pengolahan Ikan

    Bandeng adalah Ir. Asriani dosen Sekolah Tinggi Perikanan sebagai bagian

    dari Tim Penyusun Modul Penyuluh Perikanan yang terdiri atas tiga kelompok

    yaitu Budidaya Perikanan, Pengolahan Ikan dan Penangkapan Ikan .

    Ruang lingkup modul terdiri atas bab Pendahuluan, Materi Pokok, Penutup,

    Kunci Jawaban, Daftar Pustaka, Glosarium. Materi pokok terdiri atas beberapa

    materi pokok, masing-masing materi pokok tersusun atas judul, indicator

    keberhasilan, uraian dan contoh (termasuk sub materi pokok), Latihan,

    Rangkuman, Evaluasi Materi Pokok, Umpan Balik dan Tindak Lanjut.

    Setelah melaksanakan modul ini diharapkan penyuluh sebagai pelaku utama

    dan pengolah ikan nila sebagai pelaku usaha dapat belajar mandiri sesuai

    kemampuan mengatasi keterbatasan waktu dan ruang penyelenggaraan

    penyuluhan.

    Jakarta, Desember 2011

    Penysun

  • iii

    DAFTAR ISI

    PENGANTAR .................................................................................................. i

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    DAFTAR INFORMASI VISUAL ............................................................................ vi

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................... vii

    PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    A. Deskripsi singkat ................................................................................. 3

    B. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 3

    C. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ...................................................... 4

    MATERI POKOK 1 ........................................................................................... 5

    POTENSI DAN DISTRIBUSI .............................................................................. 5

    A. Klasifikasi dan Morfologi ...................................................................... 5

    B. Potensi ............................................................................................... 6

    C. Distribusi ............................................................................................ 7

    D. Latihan ............................................................................................. 7

    E. Rangkuman ....................................................................................... 8

    F. Umpan Balik ....................................................................................... 8

    MATERI POKOK 2 ........................................................................................... 10

    KARAKTERISTIK IKAN BANDENG ...................................................................... 10

    A. Karakteristik Ikan Bandeng .................................................................. 10

    B. Komposisi Gizi ................................................................................... 10

    C. Latihan .............................................................................................. 12

    D. Rangkuman ....................................................................................... 12

    E. Umpan Balik ...................................................................................... 13

  • iv

    MATERI POKOK 3 ........................................................................................... 14

    PENGOLAHAN ................................................................................................. 14

    A. Penanganan Pascapanen ...................................................................... 14

    B. Pengolahan Ikan Bandeng .................................................................... 17

    1. Bandeng Tanpa Duri ......................................................................... 17

    2. Bandeng Asap .................................................................................. 25

    3. Otak-otak Bandeng ........................................................................... 32

    4. Bandeng Crispy ................................................................................ 36

    5. Bandeng Presto ................................................................................ 40

    C. Latihan ................................................................................................. 43

    D. UmpanBalik .......................................................................................... 44

    PENUTUP ...................................................................................................... 45

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46

  • v

    DAFTAR INFORMASI VISUAL

    Gambar

    1. Gambar 1. Ikan Bandeng (Channos channos Forsk) ....................................... 6

    2. Gambar 2. Struktur Duri Pada Bandeng ........................................................... 18

    3. Gambar.3 Alur Proses Pembuatan Bandeng asap .............................................................. 28

    4. Gambar 4. Alur Proses Pembuatan Bandeng Crispy ........................................................... 39

    Tabel

    1. Tabel 1. Nutrisi Ikan Bandeng ( 100 gr daging ) ........................................................10

    2. Tabel 2. Ciri-ciri ikan segar yang yang bermutu tinggi maupun yang

    bermutu rendah .............................................................................................. 16

    3. Tabel 3. Kriteria Mutu Bandeng Cabut Duri Berdasarkan Penilaian Organoleptik ........... 24

    4. Tabel 4. Kriteria Mutu Ikan Bandeng Asap berdasarkan Penilaian Organoleptik .............. 30

    5. Tabel 5. Pengaruh Temperatur terhadap Daya Simpan Bandeng Asap ............... ........... 31

    6. Tabel 6. Kriteria Mutu Bandeng Crispy yang Baik Berdasarkan Penilaian Organoleptik .... 39

  • vi

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    Materi Penyuluhan Perikanan ini merupakan salah satu bahan ajar untuk

    mengenal ikan mas dan seluk beluknya, sampai mempelajari proses pengolahan

    dengan teknik penggaraman, fermentasi dan olahan diversifikasi produk. .

    Materi Penyuluhan ini terdiri atas beberapa topik yang disusun sesuai urutan

    yang diawali dengan tingkat kemampuan yang paling dasar. Untuk

    mempermudah dalam mempelajari materi penyuluhan perikanan ini, ikutilah

    petunjuk penggunaan berikut ini :

    Petunjuk Bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha

    a. Baca dan pelajari tiap-tiap uraian materi dengan teliti dan seksama

    b. Kerjakanlah semua latihan yang ada pada tiap tahap uraian materi

    c. Jangan mempelajari tahapan kegiatan belajar berikutnya sebelum

    menyelesaikan latihan pada tahapan belajar sebelumnya.

    Petunjuk Bagi Penyuluh Perikanan

    a. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam merencanakan proses

    belajar

    b. Membimbing pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengerjakan setiap

    tugas dan latihan yang ada dalam Materi Penyuluhan ini

    c. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengakses sumber belajar

    tambahan lain yang diperlukan untuk pendalaman penguasaan materi yang

    dibahas didalam Materi Penyuluhan ini.

  • vii

    d. Mengorganisasikan kelompok belajar pelaku utama dan pelaku usaha bila

    diperlukan

    e. Melaksanakan penilaian terhadap semua kegiatan yang telah dilaksanakan

    pelaku utama dan pelaku usaha meliputi aspek pengetahuan, sikap dan

    keterampilan

    f. Mencatat pencapaian kemajuan belajar pelaku utama dan pelaku usaha

  • 1

    PENDAHULUAN

    Sebagai negara yang maritime, Indonesia mempunyai potensi yang besar

    dalam perikanan, baik perikanan air tawar, air payau, maupun air laut. Menurut

    Saparinto (2007), potensi akuakultur air payau, yakni dengan sistem tambak

    diperkirakan mencapai 931.000 ha dan hampir telah dimanfaatkan potensinya hingga

    100% dan sebagian besar digunakan untuk memelihara ikan bandeng (Chanos

    chanos Forsk) dan udang (Pennaeus sp.).

    Salah satu produk perikanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah

    ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki

    rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari masyarakat. Selain itu,

    harganya juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat. Ikan bandeng

    digolongkan sebagai ikan berprotein tinggi dan berkadar lemak rendah.

    Dalam rangka pemanfaatan bandeng untuk konsumsi manusia, tentunya

    dibutuhkan keterampilan serta keragaman dalam mengolahnya. Materi penyuluhan

    Pengolahan Ikan Bandeng ini berisi prosedur pengolahan ikan bandeng agar

    menjadi makanan yang diminati masyarakat. Dengan demikian kegiatan tersebut

    dapat mendukung ketahanan pangan, peningkatan gizi, menciptakan lapangan kerja,

    dan membentuk masyarakat untuk terbiasa berwirausaha.

    Dasar-dasar Pengolahan Ikan

    Seperti kita ketahui ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak

    (membusuk). Hanya dalam waktu sekitar 8 jam sejak ikan ditangkap dan didaratkan

    sudah akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Karena itu

    agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,

    perlu dijaga kondisinya. Pengolahan merupakan salah satu cara untuk

  • 2

    mempertahankan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama

    sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi. Usaha dalam

    melaksanakan pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya,

    ikan yang baru ditangkap dapat dipertahankan kesegarannya dengan cara

    didinginkan atau dibekukan, atau dapat pula diolah menjadi produk setengah jadi

    seperti dalam pembuatan ikan pindang dan sebagainya.

    Pada mulanya, usaha-usaha yang dilakukan dalam pengolahan ikan

    dikerjakan secara tradisional dengan memanfaatkan proses alami. Faktor alami yang

    banyak dimanfaatkan berupa sinar matahari. Melalui jalan menjemur ikan di bawah

    terik matahari, kandungan air yang ada dalam daging ikan akan berkurang sehingga

    ikan menjadi kering dan awet.

    Sejak ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seperti saat ini,

    usaha dalam pengolahan ikanpun ikut berkembang dengan makin banyaknya

    peralatan mekanis yang digunakan dalam proses pengolahan tersebut. Sehingga

    dengan peralatan yang cukup modern, proses pengolahan menjadi lebih cepat,

    dapat memperbanyak produksi akhir, serta mampu memperbaiki mutu hasil olahan.

    Tujuan Utama Pengolahan

    Ikan dan hasil perikanan lain merupakan bahan pangan yang mudah

    membusuk, maka proses pengolahan yang dilakukan bertujuan untuk menghambat

    atau menghentikan aktivitas zat-zat dan mikroorganisme perusak atau enzim-enzim

    yang dapat menyebabkan kemunduran mutu ikan.

    Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan melindungi ikan dari

    pembusukan atau kerusakan. Pembusukan terjadi akibat perubahan yang

    disebabkan oleh mikroorganisme dan perubahan-perubahan lain yang sifatnya

    merugikan. Pengolahan juga bertujuan untuk memperpanjang daya awet dan

    mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.

  • 3

    A. Deskripsi Singkat

    Modul dengan judul Pengolahan Ikan Bandeng, menjelaskan tentang

    teknologi pengolahan ikan Bandeng secara tradisional dan sederhana, sehingga

    dapat diaplikasikan oleh setiap kalangan, baik industri pengolahan ikan skala rumah

    tangga maupun skala menengah.

    B. Tujuan Pembelajaran

    Secara umum tujuan dari penyusunan modul ini adalah sebagai pedoman

    atau acuan bagi fasilitator atau pelatih dalam melaksanakan bimbingan teknis atau

    pelatihan pengolahan ikan Bandeng. Adapun tujuan khusus modul ini adalah agar

    peserta bimbingan teknis diharapkan mampu :

    1) Memahami definisi pengolahan ikan bandeng, persyaratan bahan mentah, dan

    pengolahan ikan bandeng

    2) Menangani bahan mentah ikan bandeng dengan baik

    3) Melakukan pengolahan ikan bandeng dengan benar

  • 4

    C. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

    1. Sejarah Singkat Ikan Bandeng

    a. Distribusi dan Penyebaran

    b. Kandungan Gizi

    2. Pemilihan dan Penanganan Bandeng

    a. Memilih ikan Bandeng yang Baik

    b. Penanganan ikan Bandeng

    3. Olahan ikan Bandeng

    a. Bandeng Tanpa Duri

    b. Bandeng Asap

    c. Otak-otak Bandeng

    d. Bandeng Crispy

    e. Bandeng Presto

  • 5

    MATERI POKOK 1

    POTENSI DAN DISTRIBUSI IKAN BANDENG

    A. Klasifikasi dan Morfologi

    Menurut Saanin (1968), klasifikasi ikan bandeng (Chanos chanos Forsk)

    adalah sebagai berikut :

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Chordata

    Sub phylum : Vertebrata

    Class : Pisces

    Sub class : Teleostei

    Ordo : Malacopterygii

    Family : Chanidae

    Genus : Chanos

    Species : Chanos chanos Forsk

    Ikan Bandeng mempunyai ciri-ciri seperti badan memanjang, padat, kepala

    tanpa sisik, mulut kecil terletak di depan mata. Mata diselaputi oleh selaput bening

    (subcutaneus). Sirip punggung terletak jauh di belakang tutup insang dan dengan

    rumus jari-jari D. 14-16; sirip dada (pectoral fin) mempunyai rumus jari-jari P. 16-17;

    sirip perut (ventrial fin) mempunyai rumus jari-jari V. 11-12; sirip anus (anal fin)

    terletak jauh di belakang sirip punggung dekat dengan anus dengan rumus jari-jari A.

    10-11; sirip ekor (caudal fin) berlekuk simetris dengan rumus jari-jari C. 19 (Hadie,

    1986).

    Setelah mempelajari materi ini, pelaku utama dan pelaku usaha mengetahui

    potensi dan distribusi ikan bandeng di Indonesia

  • 6

    Menurut Ghufron (1994), ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) dapat tumbuh

    hingga mencapai 1,8 m, anak ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) yang biasa

    disebut nener yang biasa ditangkap di pantai panjangnya sekitar 1-3 cm, sedangkan

    gelondongan berukuran 5-8 cm.

    Gambar 1. Ikan Bandeng (Channos channos Forsk)

    B. Potensi

    Dalam usaha pembudidayaan ikan, lingkungan perairan yang cukup luas

    merupakan nilai lebih yang dimiliki Indonesia. Peningkatan budidaya perikanan

    dalam hal ini budidaya ikan bandeng biasa dijadikan alternatif upaya pemenuhan gizi

    dan pangan serta upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Ikan bandeng

    merupakan salah satu komoditas perikanan yang dianggap bernilai ekonomis tinggi

    sehingga sangat potensial untuk dibudidayakan secara optimal. Untuk menggali

    potensi tersebut, dibutuhkan pemahaman mengenai ikan bandeng dan seluk

    beluknya.

    Bagi masyarakat pesisir, ikan bandeng merupakan jenis ikan yang sudah tidak

    asing lagi, hanya saja masyarakat pedalaman yang berlokasi jauh dari pantai belum

    tentu mengenal ikan ini. Secara umum gambaran fisik (morfologi) ikan bandeng

    mudah dikenali, yakni berbentuk seperti peluru torpedo dengan sirip ekor yang

    bercabang, bermata bundar warna hitam dengan bagian tengahnya berwarna putih

    jernih, serta memiliki sisik yang berwarna putih keperakan. Dagingnya yang

  • 7

    berwarna putih susu sehingga juga dikenal dengan sebutan milkfish. Di beberapa

    tempat, ikan bandeng memiliki banyak nama, misalnya di Sumatera dikenal dengan

    sebutan banding, mulch, atau agam. Di Bugis disebut bolu, di Filipina disebut

    bangos, dan di Taiwan disebut sabahi.

    C. Distribusi

    Ikan bandeng merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam famili Chanidia dan

    termasuk ke dalam jenis ikan pelagis yang mencari makan di permukaan dan sering dijumpai di

    daerah dekat pantai atau litoral. Secara geografis, ikan ini hidup di daerah tropis maupun subtropis

    pada batas 30-400 LS dan LU. Penyebarannya mencakup areal perairan Indo Pasifik, mulai dari

    pantai timur Afrika, Malagasi, Laut Merah, Teluk Aden, pantai barat dan timur India, Sri Langka,

    Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, bagian selatan Jepang, pantai utara Australia, Hawaii,

    sampai ke pantai barat Kalifornia dan Meksiko.

    Di Indonesia, ikan bandeng sudah lama dikenal sebagai ikan yang banyak dipelihara di tambak.

    Pemeliharaannya tersebar hampir di seluruh pulau besar di tanah air, seperti Jawa, Sumatera,

    Kalimantan, atau Sulawesi. Selain di Indonesia, ikan bandeng juga banyak dipelihara di Filipina dan

    Taiwan. Sebenarnya, ikan bandeng memang merupakan jenis ikan air payau. Namun, saat ini ikan

    bandeng sudah mulai banyak dibudidayakan di kolam air tawar atau karamba apung air tawar.

    LATIHAN

    Lengkapilah titik titik dibawah ini dengan jawaban yang sesuai.

    1. Ikan bandeng termasuk jenis ikan yang dibudidayakan di .......................................

    2. Daging ikan bandeng berwarna putih sehingga ikan bandeng juga disebut

    3. Secara geografis ikan bandeng hidup di perairan pada batas . LU dan LS

    4. Ikan bandeng panjang maksimal bias mencapai.........

  • 8

    Rangkuman

    Ikan bandeng termasuk ikan pelagis yang mencari makan di permukaan dan sering dijumpai

    di daerah dekat pantai atau litoral. Secara geografis, ikan ini hidup di daerah tropis maupun

    subtropis pada batas 30-400 LS dan LU. Ikan bandeng merupakan suatu komoditas

    perikanan yang memiliki rasa cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari

    masyarakat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh segala lapisan

    masyarakat.Budidaya ikan bandeng biasa dijadikan alternatif upaya pemenuhan gizi

    dan pangan serta upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

    Umpan Balik dan tindak lanjut

    Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang materi

    penyuluhan ini. Hitung jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk

    mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

  • 9

    Keterangan:

    a. 91 % s.d 100% : Amat Baik

    b. 81 % s.d 90% : Baik

    c. 71% s.d 80,99% : Cukup

    d. 61% s.d 70,99% : Kurang

    Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% keatas (kategori baik), maka

    disarankan mengulangi materi.

  • 10

    MATERI POKOK 2

    KARAKTERISTIK IKAN BANDENG

    A. Komposisi Gizi

    Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa cukup enak dan

    gurih sehingga banyak digemari oleh masyarakat. Selain itu, harganya juga terjangkau oleh

    segala lapisan masyarakat. lkan bandeng termasuk ikan yang bertulang keras (teleostei), dan

    dagingnya berwarna putih susu dengan struktur daging padat.

    Menurut USDA National Nutrient Database for Standard Reference (2009),

    ikan bandeng mempunyai nutrisi yang lengkap, terdiri dari proksimat, mineral lemak

    dan asam amino yang bermanfat bagi pemenuhan nutrisi manusia (Tabel 1.)

    Tabel 1. Nutrisi Ikan Bandeng ( 100 gr daging )

    Nutrisi Units Nilai

    Proksimat Air Energi Energi Protein Lemak Abu Karbohidrat Fiber, total diet Minerals Kalsium, Ca Besi, Fe Magnesium, Mg Fosfor, P Kalium, K

    gr kcal kJ gr gr gr gr gr mg mg mg mg mg

    70.85 148 619 20.53 6.73 1.14 0.00 0.0 51 0.32 30 162 292

    Setelah mempelajari materi ini, pelaku utama dan pelaku usaha mengetahui

    keraktristik ikan bandeng di Indonesia

  • 11

    Natrium, Na Seng, Zn Tembaga, Cu Mangan, Mn Selenium, Se Vitamins Thiamin Riboflavin Niacin Pantothenic acid Vitamin B-6 Folate, total Asam folat Folate, food Folate, DFE Vitamin B-12 Vitamin A, RAE Retinol Vitamin A, IU Lemak Asam lemak, total saturated Asam lemak, total monounsaturated Asam lemak, total polyunsaturated Kolesterol Asam amino Tryptophan Threonin Isoleusin Leusin Lisin Methionin Sistin Phenylalanin Tyrosin Valin

    mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mcg mcg mcg mcg_DFE mcg mcg_RAE mcg IU gr gr gr mg gr gr gr gr gr gr gr gr gr gr

    72 0.82 0.034 0.020 12.6 0.013 0.054 6.440 0.750 0.423 16 0 16 16 3.40 30 30 100 1.660 2.580 1.840 52 0.230 0.900 0.946 1.669 1.886 0.608 0.220 0.802 0.693 1.058

    Sumber: USDA National Nutrient Database for Standard Reference, (2009)

    Ikan bandeng mempunyai nilai gizi yang tinggi , namun ikan bandeng juga banyak

    mengandung duri sehingga kurang diminati masyarakat. Selain itu ada juga ikan bandeng yang

    berbau tanah, akan mengurangi cita rasa ikan kendati telah dibuat dalam bentuk olahan. Ikan

    bandeng yang berbau tanah juga sangat tidak disukai oleh banyak kalangan sehingga

  • 12

    penggunaannya sebaiknya dihindari. Bau tanah pada ikan bisa disebabkan oleh adanya senyawa

    geosmin yang ditimbulkan oleh jamur Actinomycetes dan ganggang biru Oscillatoria tenus. Hal ini

    sering terjadi pada tambak yang dangkal dan letaknya jauh dari laut (tambak darat). Pada tempat

    tersebut, kandungan tanah pada tambak kurang baik sehingga dapat menurunkan kualitas

    kesuburan tanah. Hal ini akan membuat banyak klekap mengapung. Klekap yang sudah

    mengapung tidak disukai oleh ikan bandeng, sihingga ikan bandeng akan mengaduk-aduk tanah

    mencari makanan dan memakan ganggang biru (Oscilatoria tenus) yang ditumbuhi jamur

    Actinomycetes.

    Secara fisik bandeng yang berbau tanah dapat diketahui dari warna punggungnya. Bila

    warna punggungnya kuning kecokelatan atau abu-abu pucat (tidak berwarna biru cerah), berarti

    bandeng tersebut beraroma tanah.

    LATIHAN

    Lengkapilah titik titik dibawah ini dengan jawaban yang sesuai.

    1. Daging ikan bandeng berwarna ...

    2. Ikan bandeng selain rasanya .. dan .. tetapi memiliki kekurangan

    3. Ikan bandeng yang berbau tanah disebabkan oleh senyawa .

    4. Ciri-ciri secara fisik ikan yang berbau tanah adalah ..........................

    Rangkuman

    Menurut USDA National Nutrient Database for Standard Reference (2009),

    ikan bandeng mempunyai nutrisi yang lengkap, terdiri dari proksimat, mineral lemak

    dan asam amino yang bermanfat bagi pemenuhan nutrisi manusia.Ikan bandeng

    merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa cukup enak dan gurih. Ikan bandeng

    mempunyai nilai gizi yang tinggi , namun ikan bandeng juga banyak mengandung duri sehingga

    kurang diminati masyarakat. Selain itu ada juga ikan bandeng yang berbau tanah, akan

    mengurangi cita rasa ikan kendati telah dibuat dalam bentuk olahan.

  • 13

    Umpan Balik dan tindak lanjut

    Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang materi

    penyuluhan ini. Hitung jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk

    mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

    Keterangan:

    e. 91 % s.d 100% : Amat Baik

    f. 81 % s.d 90% : Baik

    g. 71% s.d 80,99% : Cukup

    h. 61% s.d 70,99% : Kurang

    Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% keatas (kategori baik), maka

    disarankan mengulangi materi.

  • 14

    MATERI POKOK 3

    PENGOLAHAN

    A. Penanganan Pasca Panen

    Seperti diketahui, produk perikanan merupakan komoditas yang cepat busuk atau rusak

    apabila tidak segera ditangani dengan baik. Agar suatu olahan bermutu baik, khususnya olahan

    hasil perikanan, persyaratan mutu bahan baku merupakan syarat utama yang harus dipenuhi.

    Apabila bahan makanan yang mengandung protein mengalami kerusakan mikrobiologis,

    biasanya akan menghasilkan bau busuk khas protein yang dikenal sebagai bau putrid. Kerusakan

    tersebut sering disebut sebagai kerusakan putrefaktif. Mikroba yang paling berperan dalam

    kerusakan ini adalah bakteri. Cara kerja bakteri-bakteri tersebut adalah dengan memecah protein

    menjadi senyawa-senyawa sederhana seperti cadaverin; putrescin; skatola; atau H2S dan NH3,

    yang menyebabkan bau busuk. Ikan yang sudah busuk biasanya juga mengalami kerusakan

    struktur jaringan sehingga menjadi lembek dan membuat cita rasa ikan menjadi tidak enak dan

    berair akibat dari pencairan jaringan protein.

    Bakteri-bakteri tersebut juga memecah lemak dan minyak yang terdapat pada bahan

    makanan menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, asam lemak (khususnya asam lemak tak

    jenuh) yang memiliki ikatan rangkap akan mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi senyawa

    sederhana seperti aldehid dan keton serta senyawa lain yang menimbulkan bau khas tengik.

    Proses terjadinya kerusakan makanan karena aktivitas mikroba biasanya terjadi secara simultan

    dan bersama-sama.

    Setelah mempelajari materi ini, pelaku utama dan pelaku usaha dapat

    mengolah /membuat bandeng tanpa duri, bandeng crispy, bandeng asap

    dan bandeng presto

  • 15

    Sebagai bahan baku, ikan bandeng termasuk jenis pangan yang mudah rusak. Oleh karena

    itu, perlu dijaga kesegarannya, dimulai dari pemanenan hingga pengolahan dengan cara

    menggunakan pola penanganan rantai dingin. Cuaca saat melakukan transportasi bahan baku juga

    perlu diperhatikan, yakni bila cuaca panas, jumlah es yang digunakan sebagai bahan pendingin

    menjadi lebih banyak daripada saat tidak panas. Begitu pula dengan lama penyimpanan, ikan

    bandeng jika disimpan pada suhu 0C bisa bertahan sampai 16 hari, pada suhu 10C bertahan

    selama 6 hari, dan pada suhu 20C bias bertahan sampai 2 hari.

    Cara yang paling mudah dan murah untuk mempertahankan mutu ikan agar tetap segar

    selama penyimpanan adalah dengan menggunakan es. Wadah yang biasa digunakan untuk

    menempatkan ikan di antaranya sebagai berikut.

    Oblong (tong dari plastik).

    Kotak pendingin (cool box) yang terbuat dari bahan polystyrene.

    Ruang pendingin (chill room).

    Kotak berinsulasi (insulated box).

    Wadah berinsulasi dapat dibuat sendiri berupa peti berkonstruksi kuat dengan

    menggunakan insulator dari styrofoam atau poliuretan, kemudian peti dilapisi pelat aluminium

    setebal 0,6 mm - 0,7 mm, seng BWG 30, atau fiber glass dengan ketebalan 0,8 mm.

    Penggunaan es yang dianjurkan adalah dalam bentuk, pecahan, atau curah, perbandingan yang

    paling ideal antara es dengan ikan minimal 1:1. Es dengan bentuk curah lebih efektif dalam

    mendinginkan dari pada bentuk es balok. Hal itu karena semakin kecil ukuran butiran es, semakin

    cepat kemampuan mendinginkannya dan semakin mudah mencair. Selain faktor es, tempat/

    wadah yang dipergunakan juga ikut mempengaruhi kecepatan es mencair. Tempat yang

    mempunyai sifat insulator tinggi akan memperlama proses pencairan es.

    Setelah sampai di tempat pengolahan, ikan bandeng sebaiknya segera diolah. Bila

    menunggu beberapa lama, perlu disimpan di tempat bersuhu rendah, baik dengan menggunakan

  • 16

    es untuk jangka pendek maupun disimpan dalam freezeer untuk penyimpanan jangka waktu yang

    relatif lama.

    Ikan yang digunakan sebagai bahan baku harus memiliki tingkat kesegaran

    yang tinggi sehingga produk bandeng yang dihasilkan memiliki mutu yang lebih baik.

    Mutu produk yang dihasilkan tergantung dari bahan baku maupun proses

    pengolahan yang dilakukan. Berikut adalah ciri-ciri ikan segar yang bermutu tinggi

    maupun yang bermutu rendah (Tabel 2).

    Tabel 2. Ciri-ciri ikan segar yang yang bermutu tinggi maupun yang bermutu rendah

    Parameter Ikan segar bermutu tinggi Ikan segar bermutu rendah Mata Cerah, bola mata menonjol,

    kornea jernih Bola mata cekung, pupil putih susu, kornea keruh

    Insang Warna merah cemerlang, tanpa lendir

    Warna kusam, dan berlendir

    Lendir Lapisan lender jernih, transparan, mengkilat cerah, belum ada perubahan warna

    Lender berwarna kekuningan sampai coklat tebal, warna cerah hilang, pemutihan nyata

    Daging dan perut Sayatan daging sangat cemerlang, berwarna asli, tidak ada pemerahan sepanjang tulang belakang, perut utuh, ginjal merah terang, dinding perut dagingnya utuh, bau isi perut segar

    Sayatan daging kusam, warna merah jelas sepanjang tulang belakang, dinding perut membubar, bau busuk

    Bau Segar, bau rumput laut, bau spesifik menurut jenis

    Bau busuk

    Konsistensi Padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek daging dari tulang belakang

    Sangat lunak, bekas jari tidak mau hilang bila ditekan, mudah sekali menyobek daging dari tulang belakang

    Sumber: SNI No.01-2729.1-2006

  • 17

    B. PENGOLAHAN IKAN BANDENG

    Ikan bandeng pada dasarnya dapat diolah menjadi berbagai ragam olahan dengan

    berbagai macam bumbu, baik berupa masakan daerah (nasional) maupun internasional yang

    diolah menggunakan teknologi seperti breaded, nugget, atau crispy. Modul ini hanya akan

    menyajikan beberapa olahan dasar ikan bandeng yang telah memasyarakat di Indonesia, seperti

    bandeng cabut duri, bandeng asap, otak-otak bandeng, dan bandeng crispy dan bandeng presto.

    Melalui olahan dasar tersebut, para praktisi atau penggemar masakan berbahan bandeng dapat

    mengembangkannya menjadi berbagai macam masakan sesuai dengan cita rasa sendiri.

    1. Bandeng Tanpa Duri

    Ikan bandeng mempunyai rasa yang gurih namun mempunyai kelemahan

    yaitu adanya tulang dan duri yang cukup banyak di dalam tubuh ikan Bandeng

    sehingga berisiko tinggi bila dikonsumsi oleh manusia terutama anak-anak. Hal ini

    mengurangi minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan Bandeng. Jumlah duri

    yang terdapat pada ikan Bandeng adalah sebagai berikut; pada bagian punggung

    ada 42 pasang duri bercabang yang menempel di dalam daging dekat permukaan

  • 18

    kulit luar, bagian tengah ada 12 pasang duri pendek, pada rongga perut ada 16 duri,

    bagian perut dekat ekor ada 12 pasang duri kecil.

    Gambar 2. Struktur Duri Pada Bandeng

    Bandeng Tanpa Duri merupakan produk perikanan setengah jadi berupa

    bandeng mentah segar yang telah dibuang tulang dan durinya. Kelebihan dari

    Bandeng Tanpa Duri yaitu tidak mengurangi atau menghilangkan kandungan gizi

    yang terdapat pada Bandeng mentah, karena pengolahannya hanya menghilangkan

    duri yang ada pada Bandeng, daging ikan masih dalam kondisi segar. Bandeng

    Tanpa Duri selanjutnya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai variasi makanan

    sesuai dengan selera. Beberapa produk olahan dari Bandeng Tanpa Duri ini antara

    lain Bandeng Pepes, Bandeng Asap, Bandeng Nugget, Bandeng crispy dan

    sebagainya. Hasil produksi Bandeng Tanpa Duri kemudian dijual kepada konsumen,

    dimana konsumen ini setengahnya adalah konsumen pengguna (end user) dan

    sisanya adalah pedagang yang menjual kembali produk ini dalam keadaan mentah

    (fresh frozen) atau menjualnya setelah diolah menjadi produk makanan olahan.

  • 19

    Bandeng Tanpa Duri ini memang belum dikenal banyak oleh masyarakat,

    banyak yang mengira Bandeng Tanpa Duri ini sama dengan Bandeng Presto yang

    memang lebih dulu telah dikenal oleh masyarakat, sehingga produksi Bandeng

    Tanpa Duri ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan Bandeng Presto. Alasan

    sedikitnya produksi Bandeng Tanpa Duri ini yaitu proses produksi yang relatif sulit

    bagi pemula (meskipun setelah mahir, proses ini menjadi sederhana) serta

    membutuhkan ketekunan serta ketelitian tinggi, khususnya pada saat mencabut duri

    ikan bandeng tersebut. Seseorang yang telah mahir membutuhkan waktu 2-3 menit

    untuk melakukan pencabutan tulang dan duri Bandeng. Tetapi bila belum mahir

    maka mengerjakannya bisa mencapai waktu 15-20 menit untuk setiap ekor

    bandeng. Tahap pengolahan ikan bandeng tanpa duri adalah sebagai berikut :

    Penyiangan

    Hal pertama yang harus dilakukan dalam proses penyiangan adalah mencuci semua

    bandeng yang akan diolah menggunakan air dan es. Tujuannya adalah untuk membersihkan ikan

    bandeng dari kotoran tanah dan lumpur. Selanjutnya, ikan bandeng disiangi dengan cara

    membersihkan kotoran dan isi perut ikan dengan cara membelah menjadi bentuk kupu-kupu.

    Diperlukan kehati-hatian dalam membersihkan isi perut bandeng untuk menghindari pecahnya

    empedu. Bila empedu pecah, akan membuat rasa ikan menjadi pahit. Ada beberapa pengolah

    bandeng yang membuang insang. Namun, sebagian lagi ada yang membiarkannya dengan

    anggapan bahwa insang bisa dijadikan sebagai penyangga bentuk agar penampakan produk

    terlihat lebih menarik.

    Pada dasarnya, tahap-tahap penyiangan bandeng adalah sebagai berikut :

  • 20

    1) Ikan bandeng dibelah pada bagian punggung ( bentuk kupu-kupu ) dari

    mulai kepala sampai pada pangkal ekor, usahakan pengirisan tidak

    memotong tulang punggung.

    2) Bersihkan bandeng dengan cara membuang isi perut, kotoran, insang

    3) Ikan bandeng dicuci agar bandeng juga bersih dari sisa-sisa darah.

    Pembersihan sisa darah penting dilakukan karena sisa darah yang

    masih melekat bisa mempercepat terjadinya proses pembusukan baik

    secara kimia maupun secara biologi. Agar lebih bersih, dilanjutkan

    dengan perendaman ikan dalam larutan garam 3% .

  • 21

    Pencabutan duri

    Bagi pemula, pencabutan duri memang pekerjaan yang tergolong sulit untuk dilakukan.

    Namun, dengan terus berlatih, pekerjaan ini akhirnya akan terasa mudah. Pengetahuan mengenai

    jumlah duri tersebut dapat digunakan untuk memastikan apakah duri pada bagian itu sudah

    tercabut semua. Oleh karena itu, sebaiknya jumlah duri yang telah dicabut dihitung sehingga duri

    yang ketinggalan bisa segera diketahui. Alat yang biasa digunakan untuk mencabut duri adalah

    pinset yang rucing.

    Pencabutan duri dapat dilakukan secara berurutan sesuai tahapan tersebut atau bisa

    dengan melakukan dari bagian yang dianggap paling mudah sampai ke bagian yang dirasa paling

    sulit. Perabaan sebaiknya dilakukan untuk memastikan duri telah tercabut semua. Apabila masih

    terasa ada duri, segera diambil. Sebaiknya hal ini dilakukan berulang-ulang hingga duri betul-betul

    tercabut semua.

    1) Penggangkatan/ pencabutan tulang belakang

    Tulang belakang dipatahkan pada bagian ekor selanjutnya ditarik ke

    atas kebagian kepala, daging ikan ditekan agar tidak ikut tertarik keatas

    sampai ke bagian kepala .

  • 22

    2) Cabut duri bagian perut sebanyak 16 pasang dengan menggunakan

    pinset

    3) Mencabut duri di daerah dada dekat kepala (jumlah duri 12 buah)

    4) Cabut duri punggung (jumlah duri 42 buah ) diawali pada bagian

    depan dekat tutup insang .

  • 23

    5) mencabut duri di daerah dekat pangkal ekor (jumlah duri 12 buah)

    6) Potong sirip punggung yang diawali dari pangkal punggung sirip

    punggung hingga sirip terlepas.

  • 24

    7) Perabaan sebaiknya dilakukan untuk memastikan duri telah tercabut semua.

    Apabila masih terasa ada duri, segera diambil setelah duri betul-betul tercabut

    semua ikan bandeng tanpa duri siap dikemas.

    Tabel 3. Kriteria Mutu Bandeng Cabut Duri Berdasarkan Penilaian Organoleptik

    No Parameter Keterangan

    1 Rupa Ikan utuh dan tidak patah, muIus, tidak luka atau lecet, tetapi bersih dari sisik, bersih, tidak terdapat benda asing, serta tidak ada endapan lemak atau kotoran lain.

    2 Warna Warna spesifik, cemerlang, serta tidak berjamur dan berlendir

    3 Bau Spesifik seperti ikan, tanpa bau tengik, masam, basi, atau busuk

    4 Tekstur Kompak, padat, tidak berair dan kesat, serta tidak banyak daging yang rusak.

    Pengemasan

    Setelah duri bandeng tercabuti semua, ikan bandeng yang semula dibelah seperti kupu-

    kupu ditutup kembali seperti sediakala. Selanjutnya bandeng dimasukkan ke dalam kemasan

    plastik yang sudah diberi label. Kemasan dari plastik merupakan kemasan yang cukup baik untuk

    bahan pangan yang mudah rusak. Label dicantumkan untuk lebih memberikan nilai jual yang lebih

    tinggi dan sebagai salah satu media promosi produk tersebut.

  • 25

    Penyimpanan

    Untuk mengawetkan bandeng cabut duri yang telah dikemas, diperlukan tempat pendingin

    untuk meletakkan bandeng sebelum dipasarkan. Tempat pendingin bias berupa kotak pendingin

    (cool box) atau freezer. Begitu pula sewaktu memasarkannya, produk bandeng cabut duri

    sebaiknya diletakkan di tempat pendingin.

    2. Bandeng Asap

    Bandeng asap merupakan salah satu produk perikanan yang telah lama dikenal. Semula,

    sebelum ada produk bandeng cabut duri, bandeng yang diproduksi sebagai bandeng asap adalah

    yang masih memiliki duri. Namun, saat ini bandeng yang digunakan sebagai bahan untuk bandeng

    asap bisa menggunakan bandeng yang sudah dicabut durinya. Unsur yang paling berperan dalam

    pembuatan bandeng asap adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Pengasapan akan

    menghasilkan efek pengawetan yang berasal dari beberapa senyawa kimia yang terkandung di

    dalam kayu tersebut. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 400 senyawa kimia,

    khususnya alcohol, aldehid, ester, furan, lakton, fenol, serta asam-asam organik seperti asam

    semut dan asam cuka. Komponen asap tersebut dapat dijadikan sebagai sumber aroma, warna,

    antimikroba, dan antioksidan.

  • 26

    Perubahan warna dari ikan asap yang terbentuk disebabkan oleh adanya interaksi antara

    senyawa karbonil yang berasal dari asap dengan gugus amino dari protein yang terdapat pada

    permukaan ikan. Warna kuning keemasan atau kuning kecokelatan yang terbentuk dari proses

    pengasapan merupakan warna yang bisa dijadikan sebagai indikator dalam menentukan mutu

    produk.

    Untuk menghasilkan bandeng asap yang baik, sebaiknya digunakan jenis kayu yang

    mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsur phenol dan asam organik tinggi. Kedua

    unsur ini lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan dapat menghasilkan

    rasa, aroma, maupun warna daging ikan asap yang khas. Bahan baku

    pengasap yang sering digunakan di antaranya kayu api-api , kulit dan ampas tebu, serabut dan

    tempurung kelapa, serta batang jagung.

    Pengasapan bandeng dapat dilakukan melalui dua cara berikut :

    1) Pengasapan panas (hot smoking), yaitu proses pengasapan dengan suhu sekitar 70-1000

    C. Ikan bandeng yang diasapi sebaiknya diletakkan cukup dekat dengan sumber asap.

    Lama pengasapan yang ideal sekitar 2-4 jam.

    2) Pengasapan dingin (cold smoking), yaitu pengasapan dengan suhu sekitar 40-500C. lkan

    bandeng yang akan diasapi diletakkan agak jauh dari sumber asap. Proses

    pengasapannya lebih lama daripada pengasapan panas, yakni memakan waktu beberapa

    hari bahkan bisa sampai dua minggu.

  • 27

    Pada prinsipnya, pengasapan bandeng dapat dilakukan sperti pada skema pembuatan

    bandeng asap. Beberapa pengolah bandeng asap ada yang melakukan pengasapan secara

    bertahap, yaitu sebagai berikut.

    1) Mula-mula bandeng diasapi dengan asap tebal bersuhu 30-40C selama -1 jam.

    Pengasapan ini bertujuan untuk menguapkan sebagian air secara merata dari tubuh ikan.

    2) Selanjutnya, suhu dinaikkan menjadi 50-60C. Ketebalan asap dikurangi dan lama waktu

    pengasapan -3/4 jam.

    3) Hal terakhir yang dilakukan adalah menaikkan suhu secara perlahan dengan suhu 70-80C

    dan lama pengasapan 30-60 menit.

    Ada pula yang melakukannya dengan pengasapan panas pada suhu 70-80C selama

    beberapa jam dan kemudian suhu diturunkan kembali. Pengasapan tersebut dilanjutkan selama

    beberapa hari. Proses pengasapan dianggap baik apabila berat ikan yang susut hanya sekitar 10-

    5% dari berat ikan setelah disiangi. Usahakan agar ikan yang diasapi tidak menjadi kering dan

    keras karena akan mengurangi kualitasnya.

  • 28

    Gambar.3 Alur Proses Pembuatan Bandeng Asap

    Ikan Bandeng

    Cuci

    Siangi, buang sisik, isi perut dan insang

    Cuci ikan bandeng hingga bersih

    Angkat & tiriskan

    Rendam dalam larutan garam dan bumbu

    Pembilasan

    Penirisan

    Penggantungan di tempat pengasapan

    Pengasapan

    Pendinginan

  • 29

    Cara menyiangi

    Bandeng yang akan diasap dapat berupa bandeng segar utuh (dalam keadaan masih ada

    durinya) atau bandeng yang telah mengalami proses pencabutan duri (bandeng cabut

    duri).

    Penyiangan bandeng asap dapat dilakukan dengan cara mengambil insang dan isi perut

    melalui mulut dan tutup insangnya.

    Cara penyiangan bandeng melalui mulut dan insang. Ditarik menggunakan pengcungkil melalui mulut (a) serta menarik dan membersihkan insang menggunakan tangan (b dan c).

    1) Cara pengolahan

    a. Setelah disiangi dan dicuci bersih, tiriskan ikan bandeng dengan cara digantung.

    b. Buat larutan rendaman dengan formula seperti dibawah ini :

    Bandeng Asap Asin Bandeng Asap Berbumbu

    Larutan garam 20-25% (dengan merendam 2-2,5 kg garam ke dalam 10 liter air)

    Air 8-10 liter Garam 1-1,5 kg Bawang putih 250-300 g Ketumbar 50 g Gula merah Asam jawa 20-25 g

    Keterangan : untuk 10 kg bandeng

    c. Ikan bandeng yang telah ditiriskan kemudian direndam ke dalam larutan tersebut selama 30

    menit atau lebih. Beri pemberat di atasnya agar tidak terapung. Tujuan perendaman selain untuk

    meningkatkan cita rasa dan tekstur ikan, juga untuk membersihkan sisa darah dan kotoran yang

    tertinggal.

  • 30

    d. Kemudian ikan dicuci kembali. Setelah itu, ditiriskan dengan cara diangin-anginkan sampai

    permukaan kulit ikan kering.

    e. Nyalakan tungku pengasap hingga menimbulkan asap yang cukup tebal untuk mengasapkan

    bandeng.

    f. Ikan bandeng kemudian disusun dan digantung di atas batang besi pengasap dengan cara

    menusuk pada bagian mulut atau ekor ikan dengan kaitan besi seperti kail. Untuk bandeng cabut

    duri, dapat dijepit terlebih dahulu dengan jepitan panggangan dari kawat.

    g. Pengasapan dapat dilakukan dengan cara hot smoking atau cold smoking atau perpaduan

    keduanya. Proses pengasapan dilakukan selama 3-5 jam dengan kondisi asap tebal bersuhu

    mencapai 80-900 C, kemudian secara bertahap suhu dinaikkan hingga 1000 C.

    h. Setelah dianggap matang (bila warnanya telah berubah warna menjadi kuning keemasan

    atau kuning kecokelatan), bandeng asap dikeluarkan dari tempat pengasapan, kemudian

    dinginkan.

    Tabel 4. Kriteria Mutu Ikan Bandeng Asap berdasarkan Penilaian Organoleptik

    No Parameter Keterangan

    1 Rupa Ikan utuh dan tidak patah (sesuai pada waktu setelah disiangi), mulus, tidak luka atau lecet, bersih, cemerlang, tidak terdapat benda asing, tidak ada endapan lemak, garam atau kotoran lain.

    2 Warna Warna spesifik, kuning kecokelatan cemerlang atau cokelat agak gelap cemerlang, tidak berjamur, dan tidak berlendir

    3 Bau Spesifik bau asap, gurih, segar; tanpa bau tengik, masam, basi, atau busuk

    4 Rasa Gurih spesifik bandeng asap, bila berbumbu rasa bumbu merata, enak dan tidak terlalu asin, rasa asin merata, tidak ada rasa asing

    5 Tekstur Kompak, padat, cukup kering, tidak berair, dan kesat.

  • 31

    2) Penyimpanan

    Umur simpan yang bisa dijadikan ukuran dalam menyimpan produk bandeng asap adalah

    sekitar 2-3 hari dengan kondisi suhu ruang. Umur simpan tersebut dapat diperpanjang sampai 7

    hari jika disimpan pada suhu di bawah 100 C. Pada suhu 00 C, bandeng asap bisa tahan sampai

    satu tahun. Sementara bila divacuum pada suhu kamar, umur simpan bandeng asap bisa

    mencapai 2 bulan.

    Tabel 5. Pengaruh Temperatur terhadap Daya Simpan Bandeng Asap

    No Suhu Daya Simpan Bandeng Asap

    1 27-30C 5-7 hari

    2 5C 3 bulan

    3 0C 60 bulan

    Kerusakan bandeng asap karena penyimpanan umumnya ditandai dengan timbulnya

    lendir pada permukaan bandeng asap yang disertai dengan tumbuhnya jamur ketapang.

    Usahakan untuk tidak menyimpan bandeng asap langsung bersentuhan dengan lapisan es

    pendingin. Cairan dari es dapat menurunkan mutu bandeng asap tersebut. Bila dilakukan

    pembekuan, lebih baik menggunakan sistem pengaliran udara dingin (air blast freezer). Melalui

    cara ini, udara dingin dapat bebas bersirkulasi di sekeliling produk. Setelah itu, produk

    dimasukkan ke dalam cold storage sampai produk tersebut digunakan.

  • 32

    3. Otak-otak Bandeng

    Otak-otak bandeng merupakan salah satu olahan diversifikasi dari bahan dasar ikan

    bandeng. Prinsip dasar dari pengolahan otak-otak adalah mengeluarkan daging dan duri dari

    tubuh ikan kemudian dipisahkan dari kulitnya. Duri ikan dibuang, sementara kulitnya dijadikan

    sebagai pembungkus otak-otak. Daging ikan digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan

    otak-otak bandeng.

    Dalam pengolahannya, daging ikan dicampur dengan bahan dan bumbu tertentu

    kemudian dimasukkan lagi ke dalam kulit ikan bandeng. Ikan bandeng dapat dijadika olahan otak-

    otak karena memiliki kulit yang ulet sehingga tidak mudah sobek pada saat proses pengeluaran

    daging dan durinya.

    1) Penyiangan

    Bandeng yang akan dibuat otak-otak berupa bandeng segar dalam keadaan utuh.

    Selanjutnya, bandeng dibersihkan isi perut, sisik dan dicuci hingga bersih.

    2) Bahan dan bumbu

    Bahan dan bumbu otak-otak untuk 1 kg ikan sebagai berikut.

    a. Bahan yang digunakan:

  • 33

    2-3 ekor bandeng ( 1 KG )

    4 ons kentang kukus (dihaluskan)

    4 butir telur

    200 cc minyak goreng

    b. Bumbu yang dihaluskan:

    6 butir kemiri

    2 sendok teh ketumbar halus

    4 Siung bawang putih

    6 butir bawang merah

    garam dan merica secukupnya

    150 cc santan kental

    3) Cara pembuatan

    a. Bersihkan ikan, lalu pukul-pukul dengan lumping (muntu) hingga daging hancur di dalam.

    b. Tekuk ekor ikan kea rah atas hingga terdengar klik sebagai tanda tulang telah patah.

  • 34

    c. Setelah tulang ekor dipatahkan, remas-remas ikan bandeng dengan kedua tangan agar daging

    menjadi lumat.

    d. Tarik tulang ke arah atas melalui bagian kepala.

    Untuk mempercepat penarikan tulang, gunakan alat pembantu berupa tang.

  • 35

    e. Keluarkan semua isi daging bandeng. Sisihkan dari duri-duri halus yang masih tersisa.

    Tumbuk daging ikan sampai menjadi adonan yang halus, tumis sampai harum bumbu

    yang dihaluskan, kemudian masukkan santan. Setelah mendidih, masukkan daging ikan

    sampai masak. Setelah dingin, campur adonan ikan dengan telur dan kentang, aduk

    sampai rata.

    Isikan adonan (campuran daging, kentang, dan bumbu) ke dalam kulit bandeng melalui

    lubang di dekat kepala hingga penuh.kukus selama kurang lebih 20 menit. Agar tidak

    lengket, sebaiknya dibungkus dengan daun pisang.

  • 36

    Goreng otak-otak bandeng hingga matang (sebelum digoreng, sebaiknya otak-otak digulingkan

    terlebih dahulu ke dalam kocokan telur).

    Otak-otak bandeng siap dihidangkan.

    3.Bandeng Crispy

  • 37

    Daging bandeng yang sudah tidak memiliki duri lagi (bandeng cabut duri) umumnya lebih

    mudah diolah sesuai selera sehingga pengolahannya bisa lebih variatif. Olahan bandeng crispy

    merupakan inovasi lain dari produk bandeng cabut duri.

    Penyiangan

    Bandeng diambil durinya sebagaimana olahan bandeng cabut duri atau dengan membeli

    bandeng cabut duri apabila telah tersedia di pasaran. Bila membeli produk bandeng cabut duri

    yang sudah beku atau disimpan dalam frezeer, sebaiknya bandeng dicuci terlebih dahulu.

    Pencucian dimaksudkan untuk melunakkan daging bandeng yang beku sekaligus untuk

    membersihkan kembali.

    Untuk membuat bandeng crispy, ada beberapa macam bentuk dalam penyajiannya. Ada

    yang berbentuk ikan bandeng utuh seperti kupu-kupu, berbentuk potongan sedang atau berbentuk

    potongan kecil-kecil. Bandeng crispy yang dipotong kecil-kecil, selain dapat digunakan sebagai

    lauk, bisa juga dijadikan sebagai kudapan yang dihidangkan bersama saus.

    1) Bahan dan bumbu

    Bahan dan bumbu bandeng crispy untuk 1 kg daging ikan adalah sebagai berikut.

    a. Adonan I:

    1/2 sendok teh merica halus

    4 siung bawang putih halus

    1/2 sendok teh garam

    2 butir telur dikocok lepas

  • 38

    b. Adonan II:

    200 g tepung terigu protein tinggi

    2 sendok makan tepung kanji

    1/2 sendok teh garam

    1/2 sendok teh merica bubuk

    1/4 sendok teh backing powder

    2) Cara membuat

    Pada dasarnya, pembuatan bandeng crispy dapat dilakukan seperti pada skema

    pembuatan bandeng crispy.

    a. Masukkan potongan ikan ke dalam adonan I, bolak-balikkan dan diamkan selama 30 menit.

    b. Campur dan aduk rata adonan II, ambil potongan ikan dari adonan I, kemudian guling-

    gulingkan pada adonan II.

    c. Celupkan kembali potongan ikan ke dalam adonan I dan digulingkan-gulingkan kembali ke

    dalam adonan II.

    d. Bila ingin langsung disajikan, goreng dengan api kecil sampai matang. Namun, bila ingin

    disimpan, goreng setengah matang dan simpan kembali di dalam freezer.

    e. Bandeng crispy siap disajikan.

  • 39

    Gambar 2. Alur Proses Pembuatan Bandeng Crispy

    Tabel 4. Kriteria Mutu Bandeng Crispy yang Baik Berdasarkan Penilaian Organoleptik

    No Parameter Keterangan

    1 Rupa Potongan daging ikan bandeng balut tepung keriting, tidak terdapat benda asing, tidak ada endapan lemak, garam, atau kotoran lain.

    2 Warna Warna spesifik cokelat muda cerah, tidak gosong dan berlendir.

    3 Bau Spesifik gorengan, gurih renyah, tanpa bau tengik, basi, atau busuk.

    4 Rasa Gurih, enak, renyah dan tidak terlalu asin, rasa asin merata, dan tidak ada rasa asing.

    5 Tekstur Kompak, padat, tidak berair, dan kering.

    Bandeng

    Cuci, siangi

    Bandeng diambil durinya

    Masukkan daging bandeng pada adonan II

    Daging bandeng digulingkan pada adonan I

    Celupkan pada adonan I dan gulingkan kembali

    pada adonan II

    Goreng setengah matang, simpan

    dalam freezer Goreng hingga matang

  • 40

    4. BANDENG PRESTO

    Jenis olahan "bandeng presto" adalah salah satu diversifikasi pengolahan

    hasil perikanan, terutama sebagai modifikasi pemindangan. Bandeng presto hampir

    sama dengan pindang bandeng, tetapi mempunyai kelebihan yakni tulang dan duri

    dari ekor hingga kepala lunak dan dapat dimakan tanpa menimbulkan gangguan

    pada mulut.

    Usaha ini mudah dikerjakan dan skalanya dapat disesuaikan dengan tingkat

    kemampuan modal, tenaga dan pemasarannya. Dalam skala rumah tangga untuk

    usaha sambilan sejumlah 10 sampai 25 Kg/hari, skala sedang (50 - 100 Kg/hari)

    untuk dipasarkan di beberapa kios atau supermarket dan usaha besar (sekitar 1

    ton/hari) untuk memenuhi beberapa pasar di kota-kota yang padat penduduknya,

    baik antar kabupaten maupun antar propinsi yang dapat ditempuh jalan darat atau

    jalan laut/udara.

    Untuk mendistribusikan bandeng presto yang memerlukan waktu. diperlukan

    perangkat peralatan yang dapat mengendalikan suhu terutama alat refrigrasi.

  • 41

    Bahan Baku

    Ikan bandeng segar

    Garam halus bermutu tinggi

    Lembaran aluminium (aluminium foil) atau daun pisang.

    Bumbu : Bawang merah, bawang putih, kunyit . jahe.

    Peralatan

    Pisau

    Bak plastik

    Lemari es (skala kecil) atau kamar dingin (skala besar I

    Alat kukus bertekanan (autoclave) yang dilengkapi pengukur tekanan dan pengukur

    suhu, misalnya Press-cooker untuk skala kecil.

    Cara Pembuatan

    Ikan dicuci dibuang isi perutnya dan insangnya. bersihkan ginjal (tampak

    merah menempel pada tulang belakang di bagian dalam rongga perut ). Cuci dengan

    air bersih dan kemudian rendam dalam larutan garam (3 Kg garam,100 liter air)

    selama 15 - 20 menit. Dalam merendam ikan dengan larutan garam sebaiknya diberi

    es. untuk mencegah pembusukan karena peningkatan suhu.Ikan hasil rendaman

    diberi garam halus secukupnya I dilaburi garam sejumlah 2% atau 2 gram untuk 100

    gram ikan, 8 gram untuk ikan berukuran 400 gram atau direndam dalam larutan

    garam jenuh selama 2 jam. kemudian dibungkus daun pisang atau lembaran

    aluminium setiap ekor dan selanjutnya satu persatu ditata disarangan autoclave atau

    press-cooker. Pengukusan dilakukan selama 60 menit dengan tekanan di bagian

    dalam 0,5 atmosfir bagi ikan 200 - 300 gram dan 1,0 atmosfir bagi ikan yang

    beratnya lebih dan 300 gram.

  • 42

    Hasil pengukusan dibiarkan turun suhunya di ruangan dan setelah produk mencapai

    suhu kamar sebaiknya disimpan dalam ruangan bersuhu rendah (sekitar 0C)

    dengan menggunakan lemari es atau kamar dingin. Hal ini penting untuk distribusi,

    pemasaran atau pengeceran, karena bandeng presto dapat tahan 7 sampai 10 hari

    pada suhu sekitar 0C.

    Catatan:

    Cita rasa bandeng presto dapat bervariasi dengan jalan menambah bumbu tersebut

    di atas secukupnya sebelum dibungkus untuk dikukus. Rasa garam asin bandeng

    presto sebaiknya dikerjakan dengan cara merendam bandeng (yang telah bersih dan

    direndam dalam larutan 3% garam) dalam larutan garam jenuh selama 1 (satu) jam.

    Hasil pengukusan dapat dikemas dengan kantong plastik dan diberi label.

    Alat kukus Autoclave

  • 43

    Latihan

    Lengkapilah titik titik dibawah ini dengan jawaban yang benar

    1. Sebutkan posisi dan jumlah duri pada ikan bandeng ....................

    2. Agar bandeng presto dapat tahan lama sebaiknya disimpan pada suhu

    3. Proses pengasapan ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ..

    4. Fungsi dari alat pengemas adalah ...............................

    Rangkuman

    Ikan bandeng mempunyai nilai gizi yang tinggi namun mempunyai kekurangn mengandung

    banyak duri, untuk mengatisipasi hal tersebut dapat dilakukan upaya dibuat produk bandeng tanpa

    duri.Bandeng tanpa duri merupakan produk perikanan setengah jadi berupa bandeng

    mentah segar yang telah dibuang tulang dan durinya. Kelebihan dari bandeng Tanpa

    Duri yaitu tidak mengurangi atau menghilangkan kandungan gizi yang terdapat pada

    bandeng mentah, karena pengolahannya hanya menghilangkan duri yang ada pada

    bandeng, daging ikan masih dalam kondisi segar. Daging bandeng yang sudah tidak

    memiliki duri lagi (bandeng cabut duri) umumnya lebih mudah diolah sesuai selera sehingga

    pengolahannya bisa lebih variatif. Olahan bandeng crispy merupakan inovasi lain dari produk

    bandeng cabut duri. Upaya untuk mengatasi duri pada ikan bandeng bias juga dibuat produk

    bandeng presto. Upaya untuk mengawetkan produk perikanan adalah pengasapan

    yang, selain memberikan aroma asap pada produk juga memberikan produk menjadi

    awet karena beberapa unsur kimia yang terkandung dalam asap.

  • 44

    Umpan Balik dan tindak lanjut

    Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang materi

    penyuluhan ini. Hitung jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus untuk

    mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.

    Keterangan:

    i. 91 % s.d 100% : Amat Baik

    j. 81 % s.d 90% : Baik

    k. 71% s.d 80,99% : Cukup

    l. 61% s.d 70,99% : Kurang

    Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% keatas (kategori baik), maka

    disarankan mengulangi materi.

  • 45

    PENUTUP

    Ikan bandeng mempunyai nilai gizi yang tinggi , namun ikan bandeng juga banyak

    mengandung duri sehingga kurang diminati masyarakat. Selain itu ada juga ikan bandeng yang

    berbau tanah, akan mengurangi cita rasa ikan kendati telah dibuat dalam bentuk olahan. Ikan

    bandeng yang berbau tanah juga sangat tidak disukai oleh banyak kalangan sehingga

    penggunaannya sebaiknya dihindari. Bau tanah pada ikan bisa disebabkan oleh adanya senyawa

    geosmin yang ditimbulkan oleh jamur Actinomycetes dan ganggang biru Oscillatoria tenus. Hal ini

    sering terjadi pada tambak yang dangkal dan letaknya jauh dari laut (tambak darat).

  • 46

    DAFTAR PUSTAKA

    Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.

    Anonimus. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Bandeng Tanpa Duri. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Biro Pengembangan UMKM. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/0E854124-0871-4101-90D8-3CA7A1F85251/17965/bandengtanpadurirevised.pdf

    Aninomus. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Usaha Pengasapan Ikan. Bank Indonesia Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/1475D25D-A0CB-4E39-AF71-5BC6AD0C1B03/15954/UsahaPengasapanIkan.pdf

    Nurjanah, Abdullah A, Kustiariyah. 2011. Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku

    Hasil Perairan. IPB Press. Bogor.

    Saparinto, Cahyo. 2009. Bandeng Cabut Duri dan Cara Pengolahannya. Dahara

    Prize. Semarang.

    Saparinto, Cahyo. 2007. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Penebar Swadaya.

    Jakarta.