1. epidemiologi & pendekatan diagnostik gangguan tidur pada usia lanjut
DESCRIPTION
Materi Seminar Geriatri, dr.NinaTRANSCRIPT
CURRICULUM VITAEDr. Nina Kemala Sari, SpPD, KGer Pendidikan: 1991: Dokter Umum, FKUI
2001: Internis, FKUI2007: Peserta Program
Doktoral FK-UI Pekerjaan: Koordinator Sp-II Konsultan divisi
GeriatriBendahara Kolegium IPDKetua UPJM RSCMKoordinator PengembanganOrganisasi & Medik RSCM
Organisasi: IDI, PAPDI, PERGEMI
Waktu Tidur Pergeseran keseimbangan sintesis dengan
degradasi protein. >> mitosis sel ginjal, usus, kulit Hormon anabolik >> jam tidur, hormon
katabolik >> waktu bangun. Kekurangan tidur ekskresi katekolamin
(fungsi katabolik & balans nitrogen negatif) kehilangan protein.
Fungsi Tidur Melindungi tubuh detoksifikasi
hipnotoksin Teori Hipnotoksin Mengkonservasi energi Teori
Benington Heler tingkat energi di otak meningkat, penggunaan energi ↓ 15-20%.
Restorasi otak Teori Restorasi GH dilepas waktu tidur dalam.
Homeostasis
Keluhan Tidur pada Usia Lanjut
1. Lebih lama di tempat tidur2. Berkurangnya waktu tidur3. Sering terbangun malam hari4. Lama baru bisa tertidur5. Tidur kurang puas6. Meningkatnya rasa kantuk siang hari7. Tidur siang lebih sering dan lebih lama
Perubahan Tidur pada Usia LanjutNormal :
Irama sirkadian tidur bangun bangun sepanjang harisaat cahaya terang dan tidur sepanjang malam saatgelap.
Usia lanjut:Kurang sensitif dengan perubahan gelap dan terang.Ekskresi kortisol dan Growth Hormone (GH) sertaperubahan temperatur tubuh berfluktuasi dan kurangmenonjol. Melatonin, hormon yang diekskresi pada malamhari dan berhubungan dengan tidur, menurun denganmeningkatnya umur.Kualitas tidur usia lanjut sehat tergantung aktivitas padasiang hari.
Perubahan Pola Tidur pada Usia Lanjut Fase Tidur
Stadium Tidur Gambaran EEG Karakteristik Gelombang
Perubahan pada usia lanjut
Non-REM
Stadium 0 (mengantuk, mata tertutup)
Stadium 1/ tidur ringan
Stadium 2 ((tidur konsolidasi/ makin dalam)
Stadium 3 (dalam, tidur gelombang lambat).Stadium 4 (dalam, tidur gelombang lambat)
Aktivitas α
Munculnya gelombang theta, hilangnya gelombang α.
Kompleks K makin lambat.Sleep-spindles
Aktivitas delta(20% aktivitas total).Aktivitas delta (50% aktivitas total).
8-12 Hz
3-7 Hz
2-7 HzGelombang amplitudo tinggi, tunggal, > 0,5 detik.Gelombang cepat (12-14 Hz), >0,,5 detik0,5-2 Hz
0,5-2 Hz
Meningkatnya proporsi tidur.
Selang-seling di antara fase REM
Berkurangnya proporsi tidur.
Berkurangnya proporsi tidur.
REM Aktivitas theta sama dengan tidur stadium 1 tapi dengan tambahan gelombang gigi gergaji.
3-7 Hz Berkurangnya proporsi waktu tidur total tapi panjangnya fase REM tetap konstan.
Perubahan Tidur pada Usia Lanjut•Berkurangnya waktu tidur malam total•Melambatnya onset tidur•Fase sirkadian lanjut: cepat ke tempat tidur, cepatbangun•Berkurangnya tidur gelombang lambat•Berkurangnya tidur REM•Berkurangnya ambang untuk terbangun dari tidur•Tidur terganggu dengan sering terbangun•Tidur siang
Perubahan Lama & Stadium Tidur dengan usia
Lama tidur(jam)
Stadium 1-2 (%)
Stadium 3-4 (%)
REM
BayiAnakDewasaUsila
13-168-126-95-8
10-3040-6045-6050-80
30-4020-3015-255-15
40-5020-3015-2515-25
Lavie P et al, Sleep Disorders. 2002
Gangguan Tidur pada Usia Lanjut
Usia gangguan tidur 50% vs 26% pada dewasa muda insomnia >> 12-40% Prevalensi insomnia bila terdapat: problem medis atau psikiatris. Masa pensiun, Penggunaan berbagai obat. Masalah tidur berhubungan kuat dengan
depresi pada usia lanjut. Komorbid dengan demensia.
Faktor-faktor kontributor Gangguan Tidur pada Usia Lanjut
Perubahan irama sirkadian Gangguan tidur primer: SDB, PLMS Penyakit medis: hipertiroid, artritis, CHF Penyakit psikiatri: depresi, ansietas Polifarmasi Demensia Kebiasaan higiene tidur yang buruk.
Cohen-Zion, Sleep disorders. Hazzard’s Geriatric Medicine, 6th ed. 2009
Berbagai Gangguan Tidur pada Usia LanjutGangguan Tidur Gambaran Klinis Metode DiagnostikSleep Apnu
Restless Legs Syndrome (RLS)
Periodic Limb Movement Disorder (PLMD)
Gangguan Perilaku TidurREM
Fase Tidur Lanjut
Insomnia
Berhenti bernapas sesaatselama tidur; mengantuksiang hari; mendengkurkeras; obesitas
Gerakan motorik; pacing malam hari.
Kaki menendang saattidur, terbangun dari tidur, mengantuk siang hari
Tampaknya bertind
Tertidur & terbangun dini
Kesulitan memulai danmenjaga untuk tetap tidur.
Anamnesis: PF;PSG
Anamnesis
Polisomnografi
Anamnesis & PSGAnamnesis/ catatan tidurharian (dengan aktigrafi)Anamnesis/ catatan tidurharian (dengan aktigrafi)
Sleep Disordered Breathing/ SDB Definisi:
SDB adalah hipopnu dan atau apnu saat tidur.
Terjadi berulang sepanjang malam , setiap kalinya minimal 10 detik.
Indeks Apnu-Hipopnu/ AHI = ∑ Apnu-Hipopnu/ jam tidur.
Diagnosis klinis SDB: AHI 10-15. z
Epidemiologi SDB SDB >> usia lanjut drpd dewasa muda,
panti rawat werdha, demensia, hipertensi, > .
Faktor risiko: IMT ↓ muscle tension Perubahan anatomi jalan napas kolaps jalan napas ↓ fungsi tiroid ↓ volume paru.
Patofisiologi SDB
3 jenis peristiwa: sentral, obstruktif, campuran.
Kejadian sentral disebabkan oleh disfungsi syaraf pernapasan.
Kejadian obstruktif disebabkan oleh obstruksi anatomi jalan napas atas.
Kejadian campuran adalah kombinasi komponen sentral dan obstruktif.
Apnu Tidur Sentral Apnu: terhentinya aliran udara ke paru selama
min 10 detik. Hipopnu: reduksi 30-50% aliran udara selama
min 10 detik.: ↓ dorongan bernapas Lesi batang otak bawah, Infark medula oblongata lateral Operasi servikal tinggi Ensefalitis yang melibatkan batang otak Ensefalopati anoksik
Apnu Tidur Obstruktif/ Obstructive Sleep Apnea/ OSA >> Obesitas Penyakit neuromuskular otot faring posterior Penyakit moto-neuron Hipertrofi Adenotonsilar Sedatif Kelelahan Stroke Trauma kepala Penyakit neurologi akut lainnya Penyakit paru
MemperburukOSA
Sindrom Apnu-Hipopnu Tidur Obstruktif Malam Siang
MendengkurApnuTercekikDispnuGelisahNokturiaDiaforesis (>> keringat)Refluks (tersedak)Drooling (ngeces)
MengantukFatigueNyeri kepal pagi hariKonsentrasi burukLibido menurun/ impotenAtensi menurunDepresiKecekatan fisik berkurangPerubahan kepribadian
Diagnosis SDB Gejala:Mendengkur pasien tidak sadar. Terbangun malam berulang Mengantuk siang hari yang berlebihan. Pengkajian: Anamnesis riwayat tidur lengkap PF: tanda-tanda obstruksi jalan napas, IMT Penunjang: rekaman PSG
Periodic Limb Movement Disorders/ PLMD Gangguan Gerak Ekstremitas Periodik Waktu Tidur
PLMS: gangguan gerak ekstremitas periodik, hampir tiap 20-40 detik sepanjang malam. Gerakan-gerakan ini berlangsung sekitar 0,5-5 detik dan menyebabkan sering terbangun singkat.
Indeks Gerakan Ekstremitas Periodik/ PLMI = ∑ gerakan ekstremitas diikuti terbangun/jam tidur.
Diagnosis klinis: PLMI > 5.
Epidemiologi PLMS
Prevalensi PLMS meningkat signifikan dengan bertambahnya usia. 45% : 5-6% pada dewasa muda.
Patofisiologi PLMS Disfungsi sistim dopamin efek terapi
dengan agonis dopamin.
Diagnosis PLMS
Laboratorium PSG tidur gerak ekstremitas yang khas.
PLMS Ringan: PLMI 5-24/jam PLMS Sedang: PLMI 25-49/jam PLMS Berat: PLMI ≥50/jam
Restless Legs Syndrome/ RLS Sindrom Tungkai Gelisah Disestesia tungkai rasa tidak enak berlebihan
terutama di kaki saat beristirahat malam. Terdapat sensasi rasa serangga merayap atau seperti peniti dan jarum yang membaik dengan sering menggerakkan kaki.
EpidemiologiPrevalensi meningkat pada usia lanjut, 10-35% pada
usia > 65 tahun, 2 x lebih banyak pada .
Mayoritas pasien RLS juga mengalami PLMS tapi hanya ¼ pasien PLMS juga RLS.
Patofisiologi RLS Disregulasi homeostasis besi kadar feritin
di cairan serebrospinal lebih rendah. Dugaan mekanisme RLS defisiensi besi
(besi: kofaktor sintesis enzim tirosin hidroksilasi pd reseptor dopaminergik)mengganggu biosintesis dopamin.
Kelainan lain yang menyertai: SSRIs, antidepresan trisiklik, neuropati perifer, gagal ginjal, artritis rematoid, dan gagal jantung kongestif.
Diagnosis Diagnosis umumnya ditegakkan secara klinis. Sindrom RLS td 4 Kriteria:Kriteria 1: gangguan sensorik ekstremitas bawahKriteria 2: kegelisahan motorik di ekstremitas
bawah.Kriteria 3: gangguan lebih buruk waktu istirahat.Kriteria 4: gejala lebih buruk waktu malam.
Circadian Rhytm Disorders/ Gangguan Tidur Irama Sirkadian Usia lanjut, beberapa faktor mempengaruhi irama
sirkadian sehingga irama tidur bangun lebih lemah dan tidak terorganisir. Perubahan tersebut:
1. degenerasi lambat Nukleus Supra Kiasmatik di hipotalamus anterior,
2. reduksi progresif sekresi melatonin endogen malam hari,
3. berkurangnya sensitifitas kondisi eksternal atau sensitifitas terhadap cahaya terang.
Gangguan irama sirkadian disebut Sindrom Fase Tidur Lanjut (Advanced Sleep Phase Syndrome/ ASPS).
Epidemiologi
Prevalensi ASPS sekitar 1% pada dewasa muda. Meskipun prevalensinya meningkat pada usia lanjut,persentase yang pasti belum diketahui.
Patofisiologi.. Perubahan siklus tidur bangun disebabkan
oleh: perubahan siklus suhu tubuh inti, berkurangnya pajanan cahaya, dan faktor
lingkungan, genetik.
Diagnosis ASPS Kelemahan irama sirkadian keseluruhan pada
usia lanjut waktu terbangun malam hari. Keluhan tersering adalah rasa kantuk sore
hari dan terbangun terlalu dini di pagi hari. Serupa gejala insomnia menjaga tidur. Data riwayat tidur lengkap, minimal catatan
harian tidur selama 1-2 minggu.
REM Sleep Behavior Disorder/ RBDGangguan Perilaku Tidur REM Disinhibisi atoni otot rangka yang terdapat
pada tidur REM mimpi dapat dilakoni. Pasien sering dapat mengingat mimpinya setelah kejadian.
RBD ditandai dengan mengigau, berjalan, bahkan makan sambil tidur, terutama pada paruh kedua malam pada saat tidur REM.
Epidemiologi Prevalensi RBD belum diketahui. Pria usia
lanjut berisiko lebih tinggi mengalami RBD.
Patofisiologi RBD Disfungsi batang otak yang bertanggung jawab
terhadap supresi tonus motorik selama tidur REM.
RBD akut berhubungan dengan: Anti depresan trisiklik Fluoksetin MAO Inhibitor Withdrawal dari alkohol atau sedatif.
RBD kronik berhubungan dengan:Narkolepsi & gangguan neurodegeneratif lainnya seperti demensia & Parkinson.
Diagnosis RBD Riwayat tidur lengkap aloanamnesis. PSG sepanjang malam simultan dengan
rekaman video perilaku tidur malam.
INSOMNIA Keluhan berkurangnya jumlah tidur dan atau
buruknya kualitas tidur.
Jenis insomnia:1. Sleep onset insomnia2. Sleep maintenance insomnia >>3. Early morning insomnia >>4. Psychophysiological insomnia berasosiasi
dengan gangguan psikiatrik.
Jenis Insomnia ~ lamanya 1. Insomnia transien: beberapa hari2. Insomnia jangka pendek: beberapa
minggu3. Insomnia kronik: bbrp bulan-tahun
Patofisiologi Insomnia
Multi faktor >> komorbid dengan kondisi medis,
psikiatris, atau psikososial atau sekunder terhadap terapi kondisi-kondisi ini.
Diagnosis Insomnia
Penilaian medis, psikiatri, dan penilaian tidur menyeluruh serta evaluasi obat-obatan.
Catatan harian tidur 1-2 minggu. Informasi karakteristik, onset, lama, dan
beratnya insomnia serta evaluasi faktor-faktor konstributor gangguan tidur.
Medikasi & zat lain yang berkontribusi terhadap insomnia pada usia lanjut
Zat Efek & SaranAlkoholAnticholinesterase inhibitorΒ-blokerKafein, dekongestan
Karbadopa, levodopaKortikosteroidDiuretikNikotinFenitoinSSRIsTeofilinHormon Tiroid
Induksi tidur, gangguan tidur selanjutnya.Insomnia, mimpi yang menggangguPerubahan fisiologi tidur. Mimpi yang menakutkanEfek stimulanSarankan pasien tidak memakainya sore hariMimpi yang menakutkan, insomniaEfek stimulan: agitasi. Berikan dosis sekecil mungkinNokturia hindari pemberian sore/ malam hariSarankan berhenti merokok.Insomnia seringInsomnia seringEfek stimulan ganti dengan inhalasi Cek fungsi tiroid.
Wolkove N. Sleep and aging. CMAJ 2007;176(9)
Contoh Sleep Diary/ Catatan Harian Tidur
Nama: .................... Tanggal ........... s/d .................. Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Jam bangun tidur pagi?2. Jam berapa tidur tadi malam? 3. Brp lama untuk bisa tertidur?4. Berapa kali terbangun tadi malam?5. Berapa lama terbangunnya masing2? 6. Jumlah waktu tidur total malam hari7. Berapa banyak alkoholdiminum tadi malam?i (waktu & dosis)8. Berapa banyak obat tidur, diminum tadi malam? (wkt & dosis)9.) Berapa banyak minum kafein
kemarin? (the, kopi, coke, dsb)
08.0024.0045 mnt10,10,20 mnt6 jam 35 mnt1 gelas wine
Tidak ada
2 cappuccino, 1 kaleng coke.
Montgomery P, Sleep disorders in elderly people, In: Principles and Prcatice of Geriatric Medicine, 4th ed, 2006.
Sleep Diary Sleep Latency = Waktu naik ke tempat tidur & dapat tertidur
Sleep Efficiency =Rasio waktu tidur terhadap waktu di tempat tidur
Pemeriksaan Tidur Objektif1. Polisomnografi (PSG) di klinik tidur/
rumah first night effect (-): EEG Elektrookulogram EMG
2. Aktigrafi detektor gerakan ukuran jam tangan membedakan tidur & bangun gangguan irama sirkadian.
Hipnogram
Indikasi Pemeriksaan Tidur Objektif
Sleep Apnea Narkolepsi PLMS + bila REM RBD (Gangguan Perilaku
Tidur REM) klinis tidak jelas.
Algoritma Gangguan Tidur di Perawatan Kronik
DeteksiLangkah 1
Apakah ada gangguan tidur?
Langkah 2
Apakah ada faktor risiko gangguan tidur?
Evaluasi masalah tidur pasien selama jadwal penilaian periodik dan setiap saat ada perubahan kondisi klinis
Langkah 3
Tawarkan tindakan sementara untuk mengurangi gangguan tidur
Hindari obat hipnotik sampai penilaian adekuat selesai
Langkah 4
Definisikan karakteristik ganggguan tidur dan identifikai penyebab2 yang mungkin
Langkah 4Definisikan karakteristik ganggguan tidur dan identifikai penyebab2 yang mungkin
Langkah 5Kumpulkan informasi dan lakukan observasi langsung gangguan tidur pasien
Penilaian
Langkah 6Evaluasi faktor lingkungan, kebiasaan, dan perilaku yang berkontribusi
Bedakan masalah onset tidur dengan menjaga tidur
Langkah 7
Evaluasi kondisi medis dan obat-obat yang mungkin berkontribusi
Langkah 8
Pertimbangkan apakah evaluasi oleh spesialis gangguan tidur diperlukan?
Langkah 9
Buat kesimpulan hasil penilaian
Langkah 10
Berikan terapi nonfarmakologis
Langkah 11
Pertimbangkan lagi kebutuhan obat-obat yang dpt mengganggu tidur
Langkah 12
Atasi kondisi medis yang menjadi penyebab gangguan tidur
Langkah 13
Resepkan obat, dikombinasi dg terapi nonfarmakologis
Langkah 14
Monitor efektivitas intervensi terapi
Langkah 15
Pertahankan atau modifikasi terapi berdasarkan respon pasien
Langkah 16
Monitor manajemen fasilitas gangguan tidur
Terapi
Monitoring
Kesimpulan Pada usia lanjut terdapat perubahan pola tidur normal. Gangguan tidur kerap terjadi pada usia lanjut. Gangguan tidur tersering pada usia lanjut adalah
insomnia. Perlu diidentifikasi faktor-faktor kontributor gangguan
tidur pada usia lanjut. Penting secara rutin ditanyakan langsung pada pasien &
keluarga/ pramu rawat mengenai gangguan tidur karena seringkali terabaikan.
Catatan harian tidur & anamnesis lengkap merupakan alat diagnostik esensial.
Pemeriksaan tidur obyektif diindikasikan pada kondisi tertentu.