1. bab i

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya disebut acne. Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari folikel sebaceous khusus yang berkaitan dengan folikel rambut dan kelenjar sebasea yang tersering dijumpai pada wajah, dada, dan punggung. 1 Meskipun akne vulgaris tidak menimbulkan fatalitas, tetapi akne dapat cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan pada wajah penderita. 2 Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal yang mendapat perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa muda. a Hampir setiap orang pernah mengalami penyakit ini. Kligman mengatakan bahwa tidak ada seorangpun (artinya 100%), yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini. Akne vulgaris itu sendiri merupakan

Upload: albernande1993

Post on 10-Apr-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hubungan acne dan stress

TRANSCRIPT

Page 1: 1. BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja

dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya disebut acne. Akne

vulgaris adalah suatu kelainan dari folikel sebaceous khusus yang berkaitan

dengan folikel rambut dan kelenjar sebasea yang tersering dijumpai pada wajah,

dada, dan punggung.1 Meskipun akne vulgaris tidak menimbulkan fatalitas, tetapi

akne dapat cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya

kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan pada wajah penderita.2

Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal yang mendapat

perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa muda.a Hampir setiap orang

pernah mengalami penyakit ini. Kligman mengatakan bahwa tidak ada

seorangpun (artinya 100%), yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini.

Akne vulgaris itu sendiri merupakan penyakit kulit tersering yang ditemukan dan

ditatalaksana oleh seorang dermatologis. Keadaan ini terdapat hampir 80% pada

usia 11 sampai 30 tahun.b Dimana kejadian yang lebih tinggi terjadi pada

mahasiswa perempuan, yaitu 59,2% dan pada mahasiswa lelaki, yaitu 40,8 %.a

Diketahui bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita

akne vulgaris dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika).c penelitian lain

juga menemukan bahwa perempuan ras Afrika Amerika dan Hispanik memiliki

prevalensi akne tinggi, yaitu 37% dan 32%, sedangkan perempuan ras Asia, yaitu

30%, Kaukasia, yaitu 24%, dan India, yaitu 23%.c Pada ras Asia, lesi inflamasi

Page 2: 1. BAB I

lebih sering dibandingkan lesi komedonal, yaitu 20% dan 10%. Pada ras

Kaukasia, acne komedonal lebih sering dibandingkan acne inflamasi, yaitu 14%

dan 10%.c Menurut laporan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetika Indonesia,

terdapat 60% penderita akne vulgaris pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007.

Diduga pertumbuhan akne vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor seperti

genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic), faktor makanan, keaktifan dari

kelenjar sebasea, faktor psikis, musim, faktor stres, infeksi bakteri

(Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia yang lain.2 Gangguan ini

dianggap hal yang biasa semata-mata dihubungkan dengan pubertas namun bukti

ilmiah telah menggambarkan bahwa efek dari kondisi ini jauh lebih dari apa yang

dilihat di luar kulit saja.1

Ini termasuk efek pada kesehatan jiwa, psikologis kesejahteraan, dan

kualitas hidup terutama pada remaja. Ini karena, adanya akne dapat membuat

hidup menjadi tidak menyenangkan pada remaja yang merupakan kelompok umur

yang paling tidak siap menghadapi dampak psikologis akne.6 Bagian wajahlah

yang paling sering terkena, dan bagi remaja wajah bernilai penting, yang berkaitan

dengan pengembangan citra dirinya. Seorang anak muda biasa menghabiskan

waktu merenungi nasibnya dengan berlama-lama di depan cermin, tidak peduli

apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik atau ratusan.7

Kondisi stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne,

yang mana pada kondisi tersebut dapat terjadi peningkatan produksi hormon

androgen dari kelenjar adrenal dan sebum yang berlebihan sehingga menyebabkan

adanya sumbatan pada kelenjar sebasea dan membentuk mikrokomedo.c Dewasa

ini, sebuah penelitian menemukan bahwa tingkat stres dan gangguan kesehatan

Page 3: 1. BAB I

mental mahasiswa meningkat lima kali lebih tinggi, terutama pada mahasiswa

kedokteran yang telah menjadi fenomena di seluruh dunia. Nilai skala klinis

Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) pada mahasiswa Amerika

Serikat terus meningkat antara tahun 1938 dan 2007.  Dibandingkan dengan

mahasiswa di tahun 1930-an dan 1940-an, didapatkan lebih dari 70% mahasiswa

di tahun 2007 memiliki skor diatas rata-rata MMPI. c

Penelitian mengenai prevalensi stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

juga telah dilakukan pada beberapa negara. Tiga penelitian yang di lakukan di

Asia menunjukan hasil sebagai berikut, yaitu didapatkan prevalensi stres

mahasiswa fakultas kedokteran di Pakistan adalah 30, 84% dari 161 partisipan,

61,4% di Thailand dari 686 partisipan, 41,9% di Malaysia dari 496 partisipan, dan

71,1% di Indonesia (Carolin, 2010).c Di Bandar Lampung sendiri, prevalensi stres

pada mahasiswa fakultas kedokteran juga cukup tinggi, yaitu 10,9% mahasiswa

fakultas kedokteran mengalami stres ringan, 77,2% mahasiswa fakultas

kedokteran mengalami stres sedang, dan 12% mahasiswa fakultas kedokteran

mengalami stres berat.d

Masa remaja adalah masa yang penting fisik, emosional, dan pembangunan

sosial, yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang individu maupun

komplikasi psikososial.2 Lebih-lebih lagi, pada remaja Fakultas Kedokteran

Universitas Malahayati sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi,

jadwal yang padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka

mengalami kondisi yang tertekan ataupun stres.

Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon adrenalin yang dalam

tubuh merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhirnya mempengaruhi aliran

Page 4: 1. BAB I

darah, peningkatan sekresi asam dilambung dan gangguan pada aliran saraf

sehingga muncul gejala-gejala pada fisik seperti akne vulgaris.6 Kecemasan juga

menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi

kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi meradang yang baru.7

Maka dalam kondisi stres peluang untuk mendapatkan akne vulgaris lebih

cenderung meningkat. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti

hubungan stress dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswi program studi

kedokteran umum Universitas Malahayati Angkatan 2013 Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh stress terhadap kejadian

akne vulgaris pada mahasiswi program studi kedokteran umum Universitas

Malahayati angkatan 2013 Bandar Lampung.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh

stress terhadap kajadian akne vulgaris pada mahasiswi program studi kedokteran

umum Universitas Malahayati angkatan 2013 Bandar Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkatan stress pada mahasiswi program studi

kedokteran umum Universitas Malahayati angkatan 2013.

Page 5: 1. BAB I

2. Untuk mengetahui prevalensi kejadian akne vulgaris pada mahasiswi

program studi kedokteran umum Universitas Malahayati angkatan 2013.

3. Untuk mengetahui tingkatan stress yang dapat menimbulkan manifestasi

akne vulgaris pada mahasiswi program studi kedokteran umum Universitas

Malahayati angkatan 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menambah

kewaspadaan dalam mengontrol emosi terhadap kejadian akne vulgaris pada

wanita, terutama mahasiswi program studi kedokteran umum Universitas

Malahayati dan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

Menyajikan data primer mengenai akne vulgaris dan stres di kalangan mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung demi kepentingan

pencegahan dan juga sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup

Menyadari keterbatasan tenaga, waktu, dan kemampuang penulis dalam

penelitian ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian. Penelitian ini

dimulai dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan Januari 2015,

yang diteliti adalah hubungan stress dengan kejadian akne vulgaris dan yang akan

dijadikan subjek penelitian adalah mahasiswi program studi kedokteran umum

Universitas Malahayati Angkatan 2013 Bandar Lampung.