1. bab i

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Madiun sebagai salah satu kota dengan tata guna lahan pertanian yang cukup luas merupakan salah satu penghasil beras di negara ini. Peran sebagai penghasil beras tersebut memerlukan cukup banyak support terutama dalam pemenuhan kebutuhan air irigasi. Kebutuhan akan air irigasi ini akan diperlukan selama sepanjang tahun. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa air irigasi hanya dapat memenuhi kebutuhan petani di musim penghujan saja. Sedankan di musim kemarau, air irigasi dapat dibilang tidak mencapai dari setengah kebutuhan petani. Air untuk pemenuhan irigasi dapat menggunakan beberapa sumber, yaitu air dari permukaan dan airtanah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa air irigasi yang selama ini ada masih belum dapat mencukupi kebutuhan petani itu menggunakan air irigasi permukaan. Sehingga dalam laporan ini diharapakan dapat memberikan bantuan alternatif mengenai potensi sumber air irigasi baru yang berasal dari airtanah. Setelah mengetahui kondisi lapangan yang demikan, kami berusaha untuk membantu masyarakat untuk sedikit membantu masalah kekurangan air tersebut dengan melakukan survei pendugaan potensi aliran airtanah. Dalam survei kali ini akan dilakukan pendugaan susunan lapisan geologi bawah 1

Upload: fahriza110695563854

Post on 14-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I KKN-P

TRANSCRIPT

BAB I

1

3

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKota Madiun sebagai salah satu kota dengan tata guna lahan pertanian yang cukup luas merupakan salah satu penghasil beras di negara ini. Peran sebagai penghasil beras tersebut memerlukan cukup banyak support terutama dalam pemenuhan kebutuhan air irigasi. Kebutuhan akan air irigasi ini akan diperlukan selama sepanjang tahun. Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa air irigasi hanya dapat memenuhi kebutuhan petani di musim penghujan saja. Sedankan di musim kemarau, air irigasi dapat dibilang tidak mencapai dari setengah kebutuhan petani.Air untuk pemenuhan irigasi dapat menggunakan beberapa sumber, yaitu air dari permukaan dan airtanah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa air irigasi yang selama ini ada masih belum dapat mencukupi kebutuhan petani itu menggunakan air irigasi permukaan. Sehingga dalam laporan ini diharapakan dapat memberikan bantuan alternatif mengenai potensi sumber air irigasi baru yang berasal dari airtanah.Setelah mengetahui kondisi lapangan yang demikan, kami berusaha untuk membantu masyarakat untuk sedikit membantu masalah kekurangan air tersebut dengan melakukan survei pendugaan potensi aliran airtanah. Dalam survei kali ini akan dilakukan pendugaan susunan lapisan geologi bawah permukaan tanah dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger.Hasil dari pendugaan konfigurasi resistivitas dari masing-masing konfigurasi elektroda akan memberikan hasil yang berbeda-beda. Tiap-tiap konfigurasi elektroda memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, baik saat pelaksanaan di lapangan maupun ketika pengolahan data.Pengembangan sumber daya air untuk menunjang usaha pertanian semacam ini akan dilaksanakan secara optimal dalam kurun waktu yang cukup lama dan tetap akan terus dikembangkan. Dengan demikian hasil pertanian akan selalu mengalami kenaikan disetiap tahunnya, sehingga masyarakat di daerah tersebut benar-benar merasakan manfaatnya.

1.2. Identifikasi MasalahKabupaten Madiun merupakan wilayah penghasil padi di Indonesia. Akan tetapi pemenuhan air irigasi di lapangan masih kurang. Sumur-sumur irigasi yang telah ada sekarang ini dianggap masih kurang dalam upaya pemenuhan kebutuhan air irigasi. Oleh karena itu akan dicoba untuk mencari alternatif sumber air irigasi baru selain irigasi permukaan, yaitu irigasi airtanah. Potensi airtanah di wilayah Kabupaten Madiun menurut peta hidrogeologi memiliki nilai yang dianggap mampu untuk sumber air irigasi alternatif. 1.3.Batasan MasalahBatasan masalah yang diambil dalam studi ini adalah:1. Pembahasan akan dibatasi pada identifikasi lapisan bawah permukaan tanah2. Pelaksanaan pendugaan dilakukan di 3 desa di Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, yaitu Desa Ngale, Desa Purworejo dan Desa Wonoayu.3. Survei ini ditujukan untuk mengetahui adanya lapisan akuifer dari susunan lapisan geologi bawah permukaan dari pengolahan data hasil pendugaan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger di lokasi survei tersebut. 4. Pengolahan data hasil pendugaan dari model konfigurasi tersebut diselesaikan dengan menggunakan software komputer yaitu IPI2WIN dan PROGRESS 3.0.

1.4. Rumusan MasalahBerdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan permasalahan dalam studi ini adalah:1. Berapa nilai tahanan jenis material yang tergolong sebagai akuifer dari hasil pendugaan dengan menggunakan model konfigurasi Schlumberger setelah dilakukan pengolahan data menggunakan software IPI2WIN dan PROGRESS 3.0 ?2. Terdapat pada lapisan geologi apakah akuifer hasil pendugaan geolistrik resistivitas model konfigurasi Schlumberger menggunakan software IPI2WIN dan PROGRESS 3.0 ?3. Pada kedalaman berapakah letak lapisan akuifer hasil pendugaan dengan metode geolistrik ?

1.5. Tujuan dan ManfaatTujuan dari survei pendugaan akuifer dengan Metode Geolistrik sebagai berikut.1. Untuk mengetahui nilai tahanan jenis material dari hasil pendugaan menggunakan konfigurasi Schlumberger.2. Untuk mengetahui lapisan geologi bawah permukaan hasil pendugaan geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger menggunakan software IPI2WIN dan PROGRESS 3.0.3. Untuk mengetahui letak akuifer dari permukaan tanah berdasarkan hasil pendugaan dengan metode geolistrik resistivitas menggunakan software IPI2WIN dan PROGRESS 3.0.Manfaat dari pendugaan geolistrik resistivitas ini adalah untuk mengetahui kondisi susunan lapisan geologi bawah permukaan didasarkan pada hasil interpretasi besarnya hambatan jenis suatu lapisan batuan. Dari hasil interpretasi tersebut dapat diketahui letak lapisan akuifer pada susunan lapisan bawah permukaan dan transmisivitas akuifer. Manfaat lain dari kegiatan ini yaitu memberikan informasi kepada masyarakat sekitar tentang keberadaan potensi air yang dapat dimanfaatkan terutama untuk kebutuhan irigasi.1