08030056-rini-marini

11
PENERAPAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN PADA ANAK USIA BALITA DI LINGKUNGAN UPTD SKB KOTA CIMAHI RINI MARINI e-mail : [email protected] UPTD SKB KOTA CIMAHI ABSTRAK Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang belum meratanya penerapan pola asuh orang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak usia dini. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak balita. 2. Untuk mengetahui kemandirian anak balita dalam berperilaku (mandi, berpakaian, makan dan bermain). 3. Untuk mengetahui kecenderungan pola asuh yang digunakan oleh orang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak. Hasil penelitian memperlihatkan pola asuh yang diterapkan orang tua dalam menumbuhkan sikap mandiri pada anak balita telah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya bimbingan dan arahan orang tua, memberikan contoh sikap mandiri yang baik serta memberikan nasehat dalam berbagai kegiatan dan kesempatan dengan menggunakan pola interaksi yang menggunakan pola kemitraan dan pola teman. Agar dalam interaksi anak tidak merasa canggung dan takut pada orang tua, sehingga tujuan pola asuh untuk menumbuhkan sikap mandiri dan juga terbentuknya anak-anak yang mandiri serta terbinanya keluarga khususnya anak-anak mandiri dapat terwujud. Kesimpulan, para orang tua membutuhkan tentang pendidikan anak usia dini karena mereka beranggapan bahwa pola asuh dalam keluarga merupakan salah satu jalur pendidikan luar sekolah yang bersifat mendasar, dimana dalam pendidikan keluarga didalamnya terdapat proses pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua dan anak, semakin kompleksnya kehidupan dewasa ini, maka pendidikan keluarga dalam hal ini pola asuh yang diterapkan oleh orang tua bagi anak usia dini semakin penting. Kata Kunci : Pola Asuh, Kemandirian, Anak Usia Balita

Upload: falentina-dwi-citra

Post on 25-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

08030056-Rini-Marini

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN

    KEMANDIRIAN PADA ANAK USIA BALITA

    DI LINGKUNGAN UPTD SKB KOTA CIMAHI

    RINI MARINIe-mail : [email protected]

    UPTD SKB KOTA CIMAHI

    ABSTRAK

    Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang belum meratanya penerapan pola asuhorang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak usia dini. Tujuan penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam menumbuhkankemandirian pada anak balita. 2. Untuk mengetahui kemandirian anak balita dalam berperilaku(mandi, berpakaian, makan dan bermain). 3. Untuk mengetahui kecenderungan pola asuh yangdigunakan oleh orang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak.

    Hasil penelitian memperlihatkan pola asuh yang diterapkan orang tua dalammenumbuhkan sikap mandiri pada anak balita telah berjalan baik. Hal ini dapat dilihat dariadanya bimbingan dan arahan orang tua, memberikan contoh sikap mandiri yang baik sertamemberikan nasehat dalam berbagai kegiatan dan kesempatan dengan menggunakan polainteraksi yang menggunakan pola kemitraan dan pola teman. Agar dalam interaksi anak tidakmerasa canggung dan takut pada orang tua, sehingga tujuan pola asuh untuk menumbuhkansikap mandiri dan juga terbentuknya anak-anak yang mandiri serta terbinanya keluargakhususnya anak-anak mandiri dapat terwujud.

    Kesimpulan, para orang tua membutuhkan tentang pendidikan anak usia dini karenamereka beranggapan bahwa pola asuh dalam keluarga merupakan salah satu jalur pendidikanluar sekolah yang bersifat mendasar, dimana dalam pendidikan keluarga didalamnya terdapatproses pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua dan anak, semakin kompleksnyakehidupan dewasa ini, maka pendidikan keluarga dalam hal ini pola asuh yang diterapkan olehorang tua bagi anak usia dini semakin penting.

    Kata Kunci : Pola Asuh, Kemandirian, Anak Usia Balita

  • PENDAHULUANA. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan suatu upayauntuk membina manusia agar menjadi warganegara yang baik dan berkepribadian sesuaidengan tujuan Pendidikan Nasionalberdasarkan Pancasila dan UUD 45. TujuanPendidikan Nasional yang tercantum di dalamBab II Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalbahwa:

    Pendidikan Nasional bertujuan untukberkembang-nya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiridan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab

    Dalam rangka mewujudkan tujuanPendidikan Nasional tersebut keluargaterutama orang tua sangat berpengaruhterhadap perkembangan pendidikan anak, agaranak memiliki kepribadian. Kepribadianmerupakan aspek kependidikan yang harusdikembangkan pada setiap manusia mulai dariusia dini sebagai titik awal agar peserta didikdapat mengembangkan dirinya lebihsempurna. Dalam hal ini inti perubahanpendidikan adalah perkembangan moral anak.Menurut Zakiah Daradjat (1988:63) Perilakumoral adalah Kelakuan yang sesuai denganukuran-ukuran/nilai-nilai masyarakat, yangtimbul dari hasil dan bukan paksaan dari luar,yang disertai pula oleh rasa tanggung jawabatas kelakuan/tindakan tersebut. Tindakan ituharuslah mendahulukan kepentingan umumdaripada kepentingan sendiri. Perilaku moralakan menuju kepada pengertian akhlak (MoralIslam), sehingga perilaku moral dalampenelitian ini diartikan sebagai manifestasisikap seseorang dalam perbuatannya sehari-hari, baik terhadap Tuhan, sesama manusiaatau terhadap lingkungan.

    Faktor pendidikan orang tua dalamkeluarga sangat penting, karena tingkatpendidikan orang tua mempunyai pengaruhterhadap cara mereka mendidik anak-anak,dengan berbekal pengalaman pendidikan yangditempuh maka, setiap orang tua akanberusaha membimbing dan mengarahkan anaksebaik-baiknya.

    Semua orang tua ingin mendidikanaknya dengan baik supaya anak bisa mandiridan bertanggung jawab atas segalaperbuatannya, namun seringkali keinginannyahanya tinggal keinginan, karena banyak orangtua yang tidak tahu cara yang efektif untukmewujudkannya, padahal kemandirian padaanak berawal dari keluarga, serta dipengaruhioleh pola asuh orang tua, karena di dalamkeluarga orang tua yang berperan dalammengasuh, membimbing, dan membantumengarahkan anak untuk menjadi mandiri.Mengingat masa kanak-kanak dan remajamerupakan masa yang penting dalam proseskemandirian, maka pemahaman dankesempatan yang diberikan orang tua kepadaanak-anak dalam meningkatkan kemandirianamatlah krusial. Untuk dapat mandiriseseorang membutuhkan kesempatan,dukungan dan dorongan dari keluarga danlingkungan sekitarnya dan peran serta orangtua dalam menumbuhkan kemandirian diripada anak sangat penting.

    Berdasarkan latar belakangpermasalahan di atas, maka kemandirian diripada anak sangat penting, mengingatkemandirian akan banyak memberikandampak yang positif bagi perkembangan anak,maka sebaiknya kemandirian diajarkan padaanak sedini mungkin, dan penulis merasatertarik untuk lebih memahami danmengetahui tentang pola asuh orang tua ataukeluarga dalam menumbuhkan kemandiriandiri pada anak, maka penulis mengambil judulpenelitian yaitu Penerapan Pola AsuhOrang Tua Dalam MenumbuhkanKemandirian pada Anak Usia Balita diLingkungan UPTD SKB Kota Cimahi.

    B. Identifikasi MasalahBertitik tolak dari uraian di atas dan

    juga didukung dengan hasil pengamatan secaralangsung di lapangan, maka penulismendapatkan data-data sebagai berikut:1. Seorang anak memperoleh pendidikan

    yang pertama di lingkungan keluarga,dimana pendidikan yang diterima anakcenderung akan mempengaruhi sikap danperilaku anak, sebab pendidikan yangpaling pertama diikuti dan dialami olehanak dalam keluarga merupakan

  • pendidikan yang paling dasar untukmendidik dan mengarahkan anak, dimanapada usia balita anak perlu dilatih untukdapat menolong diri sendiri danmempercayai bahwa dirinya akan mampumenyelesaikan berbagai tantangan hidupsendiri. (Jassin Tuloli:1991).

    2. Anak perlu dibimbing untuk dapat mandisendiri, makan sendiri, berpakaian sendiridan dapat bermain sendiri. (Siti RahayuHaditono, 1993:12).

    C. Perumusan MasalahBerdasarkan identifikasi masalah di atas

    maka, penulis membatasi masalah padakeluarga yang mempunyai anak balita yangberusia antara 3-5 tahun, yang berada dilingkungan UPTD SKB Kota Cimahi.

    Oleh karena itu sesuai dengankemampuan penulis, maka pembatasanmasalah di atas dapat dirumuskan masalahnyasebagai berikut: Bagaimana Penerapan PolaAsuh Orang Tua Dalam MenumbuhkanKemandirian pada Anak Usia Dini.

    D. Pertanyaan PenelitianUntuk memudahkan dan mengarahkan

    dalam penelitian serta pembahasannya makapenulis mengemukakan pertanyaan sebagaiberikut:1. Bagaimana pola asuh yang diterapkan

    orang tua dalam menumbuhkankemandirian pada anak usia 3 - 5 tahun dilingkungan UPTD SKB Kota Cimahi?

    2. Bagaimana kemandirian anak usia 3 - 5tahun dalam berperilaku mandi, makan,berpakaian dan bermain?

    3. Bagaimana kecenderungan pola asuh yangdigunakan oleh orang tua dalammenumbuhkan kemandirian pada anak usia3 5 tahun di lingkungan UPTD SKB KotaCimahi?

    E. Tujuan PenelitianPenelitian ini dilakukan bertujuan untuk

    mengetahui pola asuh yang diterapkan olehorang tua dalam menumbuhkan kemandirianpada anak balita; mengetahui kemandiriananak balita dalam berperilaku; serta untukmengetahui kecenderungan pola asuh yangdigunakan oleh orang tua dalammenumbuhkan kemandirian pada anak.

    KAJIAN TEORI DAN METODEA. A. Pola Asuh Orang Tua

    1. Pengertian Pola Asuh Orang TuaPengertian pola asuh dalam

    penelitian ini diartikan sebagai sikap,prilaku atau tindakan tertentu yangberkenaan dengan orang tua, dalammendidik anak-anaknya.

    2. Tipe-Tipe Pola AsuhHenry C. Ligren dalam Syamsu

    Yusuf L N (1989:25) membagi polaasuh orang tua sebagai berikut:a. Pola asuh otoriter ciri-cirinya

    antara lain orang tua bertindak keras,memaksakan disiplin, memberikanperintah dan larangan anak harusmematuhi peraturan-peraturan orangtua dan tidak boleh membantahorang tua, orang tua disini sangatberkuasa.

    b. Laissez Faire, memiliki ciri antaralain : membiarkan anak bertindaksendiri dan memonitor, danmembimbingnya bersifat masabodoh, membiarkan apa saja yangdilakukan anak, kurangnyakehangatan yang akrab dalamkeluarga.

    c. Demokratis, memiliki ciri-ciriorang tua dalam menentukanperaturan terlebih dahulumempertimbangkan danmemperhatikan keadaan, perasaan,dan pendapat anak, musyawarahdalam mencari jalan keluar suatupermasalahan, hubungan antarkeluarga saling menghormati ,adanya hubungan yang harmonisantara anggota keluarga, adanyakomunikasi dua arah, memberikanbimbingan dengan penuh pengertian.

    d. Permisif ditandai dengan adanyasikap orang tua yang mengalah danmenerima, selalu menuruti kehendakanak, memberikan penghargaan yangberlebihan, mengalah dan selalumemberikan perhatian yangberlebihan.

    3. Pengaruh Bentuk-BentukPengasuhan Terhadap Perilaku Anaka. Pengaruh pengasuhan otoriter

    terhadap perilaku anak

  • Orang tua yang otoritercenderung mempunyai anak yangsecara sosial tidak kompeten, jarangmengambil inisiatif dalamberinteraksi sosial dan mungkinmenghindar dari interaksi sosial.Mereka juga merasa bahwa controlyang ketat dari orang tua terhadapmereka adalah karena mereka belummampu bertanggung jawab. Darisifat orang tua yangoverprotection menyebabkanperasaannya tidak aman, agresif dandengki, mudah merasa gugup,melarikan diri dari kenyataan, sangattergantung, ingin menjadi pusatperhatian, bersikap menyerah,kurang mampu dalammengendalikan emosi, menolaktanggung jawab, kurang percaya diri,mudah terpengaruh, sulit dalambergaul, pemalu, suka mengasingkandiri dan tidak dapat bekerja sama.

    b. Pengaruh pengasuhan Laizes faireterhadap perilaku anak

    Pengasuhan ini yang cenderungmembiarkan anak (tidak peduli) dancenderung membebaskan anak, makapola perilaku sosial anak pun akankurang sehat pula, karena merasadibebaskan, anak-anak yangdibesarkan dalam lingkungankeluarga seperti ini akan menerapkanpola perilaku sosial yang samaterhadap kelompok sosialnya. Anakakan bebas dalam bergaul, dansegala jenis peraturan atau hukumandan sejenisnya telah diabaikan. Sikapanak cenderung tidak patuh, tidakbertanggung jawab, agresif danteledor, berkuasa, terlalu percayadiri, mencari perhatian, karena anakkurang perhatian dari orang tua.Selain itu anak menjadi mudahfrustasi. Setelah dewasa mereka jugasulit menguasai emosi dan tidakmemiliki tujuan hidup.

    Mereka juga akan cenderungkekanak-kanakan dan kurangmemperlihatkan control diri karenatidak diajarkan untuk bertanggungjawab dan tidak diajarkan untukmemimpin, maka setelah dewasaakan menyebabkan anak tidakmemiliki rasa tanggung jawab dan

    tidak mampu memimpin. Bagiperkembangan sosial anak tidak baik,karena kebebasan yang diberikanorang tua tidak disertai keterlibatankasih sayang, apalagi perhatian.Sebab hal tersebut didasari olehsikap orang tua yang hanyamemikirkan hal yang berkaitandengan materi dan obsesi untukmencapai sesuatu.

    c. Pengaruh Pengasuhan DemokrasiTerhadap Perilaku Anak

    Dari sikap orang tua yangkontrol dan terarah, juga mendoronganak untuk menyatakan pendapatatau pertanyaan, menjadikan anakmemiliki prilaku sosial yang sehatseperti senang bersahabat, memilikirasa percaya diri, dan mau berkerjasama. Karena perlakuan yangdemokratis dari orang tua sepertimenghargai anak sebagai individuatau subjek, akan berpengaruh positifterhadap perkembangan sosialnya.Di antaranya anak menghargai hak-hak orang lain, sopan, dan memilikiloyalitas yang tinggi, karena orangtua membiasakan memperhatikanperasaan-perasaan dan kebutuhananak. Dan orang tua bersikap tegaspada situasi dan kondisi yangdiperlukan tetapi tetap memberipeluang bagi anak untuk menanggapimelalui dialog terbuka. Hal ini akanmenyebabkan anak bersikap terbukadan memiliki tanggung jawab yangtulus dari setiap tindakan yang telahdan akan diperbuatnya, sehinggaarah tujuan hidupnya jelas, perlakuanyang adil dan bijaksana akanmenjadikan anak bersikap mandiri.

    B. Pola Asuh Orang Tua DihubungkanDengan Tingkat Pendidikan Orang Tua

    Krech dan Crucchtlel dalam SyamsuYusup (1989:39) mengemukakan bahwa:latar belakang tingkat pendidikan orangtua mempunyai hubungan yang amat eratdengan cara mendidik anak-anaknya.Bahwa cara orang tua dalam mengasuhanak sangat ditentukan oleh pendidikanmereka, semakin tinggi jenjang pendidikanyang ditempuh orang tua, pola asuh yangditerapkan akan semakin baik dengan tidakmengabaikan perkembangan anak.

  • C. Konsep Kemandirian1. Makna kemandirian

    Konsep tentang kemandirian akanmenunjuk pada perkembangan diri,karena diri merupakan inti darikemandirian. Konsep yang berkenaandengan diri seperti self actualization(Meslow, the creative self (Adler) egointegrity konsep tentang diri tersebuttidak selalu merujuk kepadakemandirian. Kemandirian merupakansalah satu ciri dari kedewasaan, orangyang mandiri memiliki kemauan-kemauan dan kemampuan berupayauntuk memenuhi tuntutan kebutuhanhidupnya secara sah, wajar danbertanggung jawab. Orang yang mandiripun tidak identik dengan orang yangmemiliki sifat individualistic.

    2. Ciri-Ciri KemandirianMenurut Jassin Tuloli (1991) orang

    yang mandiri adalah orang yang hidupdi tengah-tengah masyarakat yangbekerja sama dengan masyarakatsekitarnya, namun memiliki tanggungjawab untuk memiliki tuntutankebutuhan hidupnya secara wajar,perkembangan kemandirian berasal daridalam diri anak seperti jenis kelamin,usia maupun pendidikan danperkembangan yang berasal daripendidikan atau pembentukanlingkungan termasuk orang tua.

    David Krech (1972)mengemukakan bahwa, anak yang tidaktergantung pada orang tua memilikimobilitas tinggi mengenai aspirasi danpendidikannya, sedangkan yang sangatbergantung kepada orang tuanyamemiliki mobilitas aspirasi rendah.Karena itu mandiri mempunyai maknatanggung jawab, tidak menyita hak-hakorang lain mampu memenuhi tuntutankebutuhan pokok minimal, punyakeberanian untuk mengambil resiko.

    3. Fungsi KemandirianMuhamad Surya dalam Agus

    Winarti, (1994 : 45-47) mengemukakanpribadi yang mandiri mempunyai fungsipokok, yaitu :1. Fungsi kemandirian yang pertama,

    mengenal diri sendiri dan lingkungan

    meliputi, kemampuan mengenalterhadap keadaan, potensi,kecenderungan, kekuatan dankelemahan diri sendiri seperti apaadanya. Disamping itu fungsi inijuga mencakup: pengenalan terhadapberbagai kondisi objektif yang ada diluar diri sendiri, khususnya didalamllingkungan hidup sehari-hari, dimanaanak usia balita akan lebih banyakberada dalam lingkungan keluarga

    2. Menerima diri dan lingkungan,menurut agar individu yangbersangkutan bersikap positif dandinamik terhadap kondisi objektifyang adadilingkungannya. Sikapmenerima secara positif dinamik iniperlu didahului oleh pengenalan diridan lingkungan sebagai mana fungsiyang pertama individu dituntut pulauntuk menerima lingkungannyasecara positif dan dinamik,penerimaan yang positif dinamikakan membebaskan diri dari sikapnrimo dalam arti tunduk menyerahsaja terhadap kondisi lingkunganyang kurang menguntungkan.

    3. Mengambil keputusan menuntutkemampuan individu untukmenetapkan satu pilihan dariberbagai kemungkinan yangberdasarkan pertimbangan yangmatang.

    4. Mengarahkan diri sendiri, menuntutkemampuan individu untuk mencaridan menempuh jalan agar apa yangmenjadi kepentingan dirinya dapatterselenggarakan dengan positif dandinamik.

    5. Perwujudan diri yaitu merupakankebetulan dan kemantapan dariperwujudan keseluruhan fungsi-fungsi tersebut diatas. Bila fungsikelima telah terbina pada individuitu, maka individu tersebut mampumerencanakan danmenyelenggarakan kehidupan dirisendiri, baik sehari-hari maupundalam jangka menengah dan jangkapanjang, sehingga segenapkemampuan dan potensi yangdimiliki dapat berkembang secaraoptimal.

  • 4. Faktor Faktor Yang MempengaruhiKemandiriana. Faktor-Faktor Yang Menghambat

    KemandirianMenurut E. Koswara dalam

    Leni Rohaeni, (2000:64),mengemukakan faktor yangmenghambat pembentukankemandirian seseorang ada dua, yaituhambatan dalam diri individu dandari luar diri individu.

    Hambatan yang berasal dari diriindividu dapat disebabkan olehterbatasnya kemampuan,pengetahuan, pendidikan danketerampilan disamping itu adanyasikap pasrah, kurang percaya diri,dan kurang berinisiatif.Ketergantungan pada orang lainlebih tinggi. Sehingga kesemuanyaitu menyebabkan individu tidakdapat membuat keputusan dan tidakmampu memecahkan masalah yangdihadapinya. Sedangkan hambatandari luar individu dapat disebabkanoleh lingkungan yang tidakmendukung terutama keluarga atauorang tua.

    b. Faktor Yang MendukungKemandirian

    Seperti telah kita ketahui bahwafaktor yang paling dominan dalammenghambat perkembangankemandirian adalah faktor internalindividu itu sendiri. Oleh karena ituuntuk memperlancar perkembangankemandirian pada anak atau individuharuslah didukung oleh sikap anakatau individu itu sendiri dandibimbing oleh orang yangberpengalaman. Dalam hal ini adalahorang tua sebagai pengasuh anakdalam keluarga.

    D. Konsep Balita1. Karakteristik Perkembangan Anak

    BalitaFase perkembangan balita memiliki

    ciri-ciri sebagai berikut:a. Perkembangan fisikb. Perkembangan intelegensic. Perkembangan Emosi

    2. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPerkembangan Anak Balita

    Drs. Hanifan Bambang Purnomo(1990, 9:11), mengemukakanperkembangan anak dipengaruhi olehdua faktor yaitu, faktor keturunan danfaktor lingkungan.

    3. Kebutuhan dan Ciri-ciri PerilakuAnak Balitaa. Kebutuhan Faalib. Kebutuhan akan Keamananc. Kebutuhan akan Kasih Sayang dan

    Kebersamaand. Kebutuhan akan Penghargaane. Kebutuhan akan Perwujudan Diri

    4. Ciri Ciri Perilaku Anak Balitaa. Pengamatan yang siaga dan cermatb. Bahasac. Keterampilan Motorikd. Membacae. Matematikaf. Ingatang. Rasa Ingin Tahu dan Keuletanh. Semangati. Persahabatan

    E. Konsep Keluarga dan Balita1. Pengertian Keluarga

    Vebrianto (Neni Rohanah 2002:33)merumuskan intisari pengertiankeluarga:a. Keluarga merupakan kelompok

    sosial terkecil yang umumnya terdiridari ayah, ibu dan anak.

    b. Hubungan sosial diantara anggotakeluarga relatif tetap dan didasarkanatas ikatan darah, perkawinan danadopsi.

    c. Hubungan antara anggota keluargadijiwai oleh saran afeksi dan rasatanggung jawab.

    d. Fungsi keluarga itu memelihara,merawat dan melindungi anak dalamrangka sosialisasi, agar merekaberjiwa mandiri.

    2. Ciri Dan Jenis KeluargaKeluarga menurut pandangan

    psikologis di dalam, M.I Soelaeman(1994 : 10) dijelaskan bahwa keluargapsikologis merupakan sekumpulanorang yang hidup bersama dalam tempattinggal sama dan masing-masinganggota merasakan ada pertautan batinsehingga diantara mereka terjadi saling

  • mempengaruhi, saling memperhatikandan saling menyerahkan diri.

    3. Fungsi KeluargaMenurut M.I Soelaeman (1994 :

    12)ada beberapa fungsi keluarga yaitusebagai berikut :a. Fungsi Pendidikanb. Fungsi Sosialisasic. Hubungan Proteksi atau Fungsi

    Lingkungand. Fungsi Afeks atau Fungsi Perasaane. Fungsi Religiusf. Fungsi Ekonomig. Fungsi Rekreasih. Fungsi Biologis

    PROSEDUR PENELITIANA. A. Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi adalah totalitas semua nilaiyang mungkin baik hasil menghitungmaupun pengukuran kuantitatif atau secarakualitatif daripada karakteristik tertentumengenai sekumpulan objek yang jelasdan lengkap. Sedangkan sampel adalahkesatuan-kesatuan yang langsung dijadikansumber data yang dikumpulkan. Populasiorang tua yang mempunyai anak usia balitadi lingkungan UPTD SKB Kota Cimahisebanyak 50 orang. Sampel adalah wakildari populasi yang cukup besar jumlahnyadengan tujuan untuk memperolehketerangan mengenai objek, dengan jalanmengamati sebagian saja dari populasi.(Kartini Kartono 1982:155). Adapun yangmenjadi sampel dalam penelitian ini adalahorang tua yang mempunyai anak usia balitadi lingkungan UPTD SKB Kota Cimahisebanyak 25 orang.

    B. Metode dan Teknik PenelitianDalam penelitian ini penulis

    menggunakan metode deskriptif kualitatifseperti yang dikemukakan oleh WinarnoSurakhmad dalam (Neni Rochanah2003:14) yaitu : Suatu cara untukmenyimpulkan fenomena atau masalah-masalah yang aktual dengan caramenyusun, mengklarifikasikan data, sertamenyimpulkan.

    Adapun teknik pengumpulan datapenelitian yang dipergunakan adalahsebagai berikut:1. Observasi

    2. Angket3. Wawancara.4. Studi Kepustakaan

    C. Langkah-Langkah Pengumpulan Data1. Penyusunan angket2. Uji coba angket3. Revisi Angket4. Penyebaran Angket

    D. Langkah-langkah Pengolahan DataSetelah angket terkumpul kembali

    penulis melanjutkan pada langkah-langkahpengelolaan data. Adapun langkah-langkahpengolahan data yang dapat dilaksanakanadalah sebagai berikut:1. Editing

    Editing dilaksanakan sebagai suatukegiatan dalam pengecekan data yangmasuk.

    2. Klasifikasi DataPada tahap ini data yang sudah diseleksikemudian dikelompokan sesuai aspekserta indikator yang diteliti.

    3. Menghitung FrekuensiMenjumlahkan jawaban dari masing-masing kategori atau setiap alternatifjawaban dari pertanyaan, hal ini akanmemudahkan dalam langkah tabulasiyang perhitungannya dilakukan dengancara tally.

    4. Tabulasi DataSetelah data dihitung berdasarkan secaratally diatas maka hasilnya dimasukankedalam tabel yang sudah dibuat denganmaksud untuk mempermudahpengolahan berikutnya.

    5. Persentase DataMemprosentasikan data dari setiapalternatif jawaban yang telah ditabelkansehingga dapat ditarik kesimpulan darijumlah alternatif jawaban benarprosentasenya dari jawaban yang sama.

    6. Penapsiran dan Analisa DataMemberikan penapsiran dan analisapada masing-masing alternatif jawabandari setiap pertanyaan denganmenggunakan kriteria sebagai berikut:0% = Tidak seorangpun1% -24% = Sebagian kecil25% - 49% = Hampir setengahnya50% = Setengahnya51% - 74% = Lebih setengahnya75% - 99% = Sebagian besar100% = Seluruhnya

  • HASIL DAN PEMBAHASANA. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

    1. Letak dan Keadaan DaerahUPTD SKB Kota Cimahi beralamat

    di Jl. Cipageran Nomor 56 termasuk kedalam wilayah Kelurahan Cipageran.Kelurahan Cipageran adalah salah satukelurahan yang terletak di KecamatanCimahi Utara Kota Cimahi, wilayahKelurahan Cipageran letaknya berada disebelah timur Kota Cimahi dengan jarakdari ibukota kecamatan 1 Km, Jarak dariibu kota 2 Km. Curah hujan 2250mm/tahun. Kelurahan CipageranKecamatan Cimahi Utara Kota Cimahitermasuk kelurahan yang memilikitransportasi sangat lancar untuk menujuke pusat-pusat Kota.

    2.` Keadaan PendudukJumlah penduduk Kelurahan CipageranKecamatan Cimahi Utara Kota Cimahisebanyak 4.190 orang, terdiri dari ataslaki-laki 2.125 orang dan wanita 2.053orang. Dari jumlah penduduk tersebutdapat digolongkan menurut usia danjenis kelamin sebagaimana terdapatpada tabel berikut :

    Tabel 4.1Keadaan Penduduk Berdasarkan

    Usia Dan Jenis Kelamin

    Umur Jenis Kelamin fPria Wanita

    0 12 bln13 bln 4 thn

    5 6 thn7 12 thn

    13 15 thn16 18 thn19 25 thn26 35 thn36 45 thn46 25 thn51 60 thn61 75 thn

    > 76 thn

    6211941

    35418620525571742915614543

    107

    5413153

    46216919840052858015415679

    104

    11622594

    816355403885

    12451009310301122211

    Jumlah 2.125 2.053 4.190Sumber : Profil Kelurahan Cipageran2011

    3. Tingkat Pendidikan

    Tabel 4.2Keadaan Penduduk Menurut Tingkat

    Pendidikan

    No. Jenis f12345678

    Pra SDTamat SD/sederajatTamat SLTPTamat SMATamat Perguruan TinggiPutus SDPutus SLTPPutus SMA

    7011.967175862418712524

    Jumlah 3.445Sumber : Profil Kelurahan Cipageran 2011

    4. Mata Pencaharian Penduduk

    Tabel 4.3Mata Pencaharian Penduduk

    No. Jenis f123456

    PetaniPeternakPengrajinKaryawan swastaPedagangPNS

    341115144288

    2.306Jumlah 2.787

    Sumber : Profil Kelurahan Cipageran 2011

    B. Hasil Analisis Data1. Deskripsi Responden

    Responden yang dijadikan sumberdata sampel penelitian ini adalah wargamasyarakat yang berada di lingkunganUPTD SKB Kota Cimahi yang beradadi wilayah Kelurahan CipageranKecamatan Cimahi Utara sebanyak 25orang, adapun hasil hasil penelitianakan digambarkan dan dijelaskan padatabel tabel berikut:

    Tabel 4.4Identitas Responden Berdasarkan Usia

  • Di kelurahan Cipageran

    No. Golongan Usia f1234

    25 59 tahun40 49 tahun30 39 tahun20 29 tahun

    21553

    Jumlah 25Sumber : Angket Bagian I no. 1

    Tabel 4.5Identitas Responden Berdasarkan Tingkat

    Pendidikan

    No Tingkat Pendidikan Jumlah1234

    Perguruan TinggiTamat SLTATamat SLTPTamat SD

    71143

    Jumlah 25Sumber : Angket Bagian I No. 2

    Tabel 4.6Identitas Responden Berdasarkan Mata

    Pencaharian

    No Mata Pencaharian Jumlah1234

    Pegawai NegeriPegawai SwastaBuruhIbu Rumah Tangga

    654

    10Jumlah 25

    Sumber : Angket Bagian I No. 3

    2. Hasil PenelitianPemecahan masalah dalam

    penelitian ini, pembahasan hasilpenelitian ini penulis bagi dalam tigapermasalahan sesuai dengan pertanyaanpenelitian, yaitu :

    1. Analisa Data mengenai pola asuhyang diterapkan orang tua dalammenumbuhkan kemandirian padaanak usia 3 - 5 tahun.

    Tabel 4.7Tanggapan Responden Mengenai Faktor

    Pendukung Tumbuhnya Kemandirian

    No Alternatif jawaban f %a.b.

    Bimbingan dan arahan orang tuaSarana dan prasarana yangmemadai

    12

    8

    48

    32

    c.d.

    Keuangan yang cukupTidak menentu

    32

    128

    Jumlah 25 100Sumber : Angket Penelitian Bagian A No. 1

    Tabel 4.8Tanggapan Responden Mengenai Tujuan

    Pola Asuh Yang Diberikan Orang TuaKepada Anak Balitanya

    No Alternatif jawaban f %a.b.

    c.

    d.

    Menumbuhkan kemandirianMemberikan dasar pendidikan bagianakMengembangkan daya kreasi dankreativitas terhadap anakMenjadi tolak ukur pendidikandiluar

    17

    1

    7

    -

    68

    4

    28

    0Jumlah 25 100

    Sumber : Angket Penelitian Bagian A No. 2

    Tabel 4.9Tanggapan Responden Mengenai Pola

    Interaksi Orang Tua Dalam UpayaMenumbuhkan Kemandirian Anak

    Balitanya

    No Alternatif jawaban f %a.b.c.d.

    Pola Kemitraan dan Pola TemanPola guruPola demokrasiPola diktator

    19-6-

    760240

    Jumlah 25 100Sumber : Angket Penelitian Bagian A No. 3

    2. Analisa Data mengenai kemandiriananak usia 3 - 5 tahun dalamberperilaku mandi, makan,berpakaian dan bermain.

    Tabel 4.18Tanggapan Responden Mengenai Hasil

    Bimbingan Atau Bukannya Kemandirian YangNampak Pada Diri Anak

    No Alternatif Jawaban f %a.

    b.

    c.

    Tentu, kemandirian anak merupakanhasil bimbingan dan arahan orangtuaKemandirian anak tidak selalutergantung hasil bimbingan danarahan orang tuanyaKemandirian anak sangat ditentukanoleh pola pikir anak itu sendiri

    19

    2

    3

    76

    8

    12

  • d. Kemandirian anak sangat ditentukanoleh fasilitas yang ada 1 4

    Jumlah 25 100Sumber : Angket Penelitian Bagian B No. 12

    Tabel 4.19Tanggapan Responden Mengenai

    KemandirianAnak Balita Dalam Bermain Khususnya

    Memanfaatkan Permainan

    No Alternatif Jawaban f %a.b.c.d.

    AdaTidak adaKurang berpengaruhKeharmonisan orang tua sangatberpengaruh pada kemandiriananak balita

    5-4

    16

    200

    16

    64Jumlah 25 100

    Sumber : Angket Penelitian Bagian B No. 13

    3. Analisis Data mengenaikecenderungan pola asuh yangdigunakan oleh orang tua dalammenumbuhkan kemandirian padaanak usia 3 - 5 tahun

    Tabel 4.22Tanggapan Responden Mengenai Bentuk

    Pola AsuhYang Diberikan Orang Tua Kepada Anak

    Balitanya

    No Alternatif Jawaban f %a.

    b.c.

    d.

    Memberikan contoh berkemandi-rian yang baikMemberikan nasehatMemberikan pujian jika anakberlaku benarMemberikan hukuman jika anakberlaku salah

    16

    4

    3

    2

    64

    16

    12

    8Jumlah 25 100

    Sumber : Angket Penelitian Bagian C No. 16

    Tabel 4.23Tanggapan Responden Mengenai Cara

    Orang Tua Melakukan Pendidikan KepadaAnak Balitanya

    No Alternatif Jawaban f %a. Memberikan contoh dan

    memberikan nasihat dalamberbagai kegiatan dankesempatan

    16 64

    b.

    c.

    d.

    Memberikan nasihat jikadiperlukanMemberikan sarana hiburan bagianak-anakMengekang kebebasan anak

    4

    32

    16

    128

    Jumlah 25 100Sumber : Angket Penelitian Bagian C No. 17

    Tabel 4.25Tanggapan Responden Mengenai Bentuk

    Pola AsuhYang Sering Digunakan Orang Tua

    No Alternatif Jawaban f %a.

    b.c.

    d.

    Memberikan contohberkemandirian yang baikMemberikan nasihatMemberikan pujian jika anakberlaku benarMemberikan hukuman jika anakberlaku salah

    16

    4

    3

    2

    64

    16

    12

    8Jumlah 25 100

    Sumber : Angket Penelitian Bagian C No. 19

    Setelah penulis melakukanpenganalisaan terhadap hasil tanggapanresponden terhadap pola asuh orang tua dalammenumbuhkan kemandirian dapat disimpulkanbahwa bentuk pola asuh yang diberikan orangtua kepada anak adalah dengan memberikancontoh berkemandirian yang baik dan jugamemberikan contoh dan memberikan nasihatdalam berbagai kegiatan dan kesempatan.Sementara itu, bentuk pola asuh lain yangdiberikan orang tua kepada anak balitanyaadalah dengan melakukan kegiatan keseharianyang bersifat mandiri seperti mandi, makan,berpakaian dan bermain.KESIMPULAN

    Pola asuh orang tua dalammenumbuhkan sikap mandiri pada anak balitatelah berjalan dengan baik, melalui polainteraksi kemitraan dan teman agar anakbalitanya tidak merasa canggung dan takutpara orang tua melakukan bimbingan danarahan kepada anak balitanya dengan tujuanmenumbuhkan sikap mandiri.Pola asuh yang diberikan orang tua kepadaanak dengan memberikan contoh sikapmandiri yang baik dan memberikan nasihatdalam berbagai kegiatan dan kesempatan sertamemberikan kesempatan pada anak untukmelakukan kegiatan keseharian sendiri dengantujuan dan harapan untuk menumbuhkan sikap

  • mandiri dan juga terbentuknya anak-anak yangmandiri serta terbinanya keluarga khususnyaanak-anak mandiri.DAFTAR PUSTAKAAhmadi, A dan Uhbiyati N. (1992). Ilmu

    Pendidikan. Bandung : Rineka Cipta.

    Arikunto, S. (1997). Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta.

    Aini, W. (1999). Pola Asuh Anak padaKelompok Bermain (Studi Kasus PadaKelompok Bermain Anak Tadika PuriBandung). Tesis FPS IKIP Bandung :tidak diterbitkan.

    Depdiknas. (1992). Undan-undang tentangSistem Pendidikan Nasional. UU RI No.2 Tahun 1989. Jakarta : Sinar Grafika.

    Daradjat, Zakiah. (1988). Ilmu PendidikanIslam. Bandung : Bumi Aksara

    Dianawati. (2000). Transformasi PendidikanEtika dan Moral Pada Keluarga (StudiDeskriptif tentang Proses PendidikanEtika dan Moral pada Keluarga Inti diDesa Mekar Jaya Kecamatan BanjarKabupaten Bandung dan KelurahanMekar Jaya Kecamatan Ranca SariKodya Bandung). Skripsi Program S IFIP UPI, UPI Bandung : tidakditerbitkan)

    Haditono, Siti Rahayu dan Monks, F. J., A. M.P. (2004). Psikologi Perkembangan :Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress.

    Kartono, Kartini. (1982). PengantarMetodologi Sosial. Bandung : Alumni.

    Koswara, E. (2000). Teori-Teori Kepribadian.Bandung : Refika Aditama.

    Manurung, M.R. (1995). ManajemenKeluarga. Bandung : IndonesiaPublishing House.

    Moloeng, L.J. (2000). Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung : Remaja RosdaKarya.

    Munandar, U. (1995). PengembanganKreativitas Anak Berbakat. Jakarta :Rineka Cipta.

    Poerwadarminta, W.J.S. ( 1985). KamusUmum Bahasa Indonesia. Yogyakarta :Balai Pustaka.

    Purnomo, Hanifan Bambang. (1994).Memahami Dunia Anak-Anak. Bandung: Mandar Maju.

    Russen, Perquin. (1992). Pendidikan Keluargadan Masalah Kewibaan. Bandung :Jemars.

    Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar SekolahWawasan Sejarah PerkembanganFalsafah dan Teori Pendukung Azas.Bandung : Nusantara Press.

    Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan DalamKeluarga. Bandung : Alfabeta.

    Soekanto, S. (1990). Sosiologi Keluarga.Bandung : Rineka Cipta.

    Surakhmad, Winarno. (2001). PengantarPenelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.

    Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan(Konseling). Jakarta : Depdikbud DirjenDikti PPlPTK.

    Yusuf, Syamsu. (2001). PsikologiPerkembangan Anak dan Remaja. Bandung :Rosda Karya