05-me-ta-2014.pdf
DESCRIPTION
05-ME-TA-2014.pdfTRANSCRIPT
RANCANG BANGUN ALAT PEMASANG BEARING DENGAN SISTEM PEMANASAN RUMAH BEARING
DAN POROS DENGAN SISTEM PENDINGIN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III
SPESIALISASI PERAWATAN DAN PERBAIKAN
PROGRAM STUDI TEKNIK MEKANIK
oleh :
1. ABDUL RAHMAN RKT. NIM: 1105012092 2. DOHOT SINAGA NIM: 1105012120 3. HORAS P. SIREGAR NIM: 1105012138 4. KURNIAWAN SIMANGUNSONG NIM: 1105012150 5. RAJA ADI G. NIM: 1105012174
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
ii
INTISARI
Rancang Bangun Alat Pemasang Bearing dengan Sistem Pemanasan Rumah
Bearing dan Poros dengan Sistem Pendingin
Bearing merupakan komponen penting dari motor dan generator, bearing
digunakan sebagai penyangga shaft rotor yang berfungsi mengurangi gesekan
antara shaft rotor dan rumah bearing. Kerusakan pada bearing dapat
mengakibatkan meningkatnya konsumsi daya, gesekan besar sehingga
menimbulkan getaran yang berlebih dan kebisingan suara pada motor maupun
generator.
Menurut survey SKF, 16 % dari kerusakan dini pada bearing diakibatkan
dari cara pemasangannya yang tidak sesuai dengan ketentuan yaitu ; bearing
dimasukkan pada shaft rotor secara paksa dengan cara dipukul atau dipanasi
dengan las asetelin.
Pada proyek akhir ini telah dirancang sebuah Alat Pemasang Bearing
dengan Sistem Pemanasan Rumah Bearing dan Poros dengan Sistem Pendingin.
Alat ini menggunakan kompor gas sebagai pemanasan rumah bearing. Dengan
alat ini, rumah bearing yang dipanasi akan mengalami pemuaian/pertambahan
diameter, sehingga diameter rumah bearing melewati nilai toleransi bearing, maka
bearing dengan mudah dipasangkan pada rumah bearing. Sebaliknya dengan
pemasangan poros dengan sistem pendingin, alat ini menggunakan nitrogen cair
sebagai pendingin. Poros yang didinginkan akan mengalami penyusutan diameter,
sehingga poros dapat dipasangkan dengan mudah pada bearing.
Kata kunci : Bearing, pemanasan rumah bearing, pendinginan poros.
iii
ABSTRACT
Mounting tool bearing design with housewarming system of bearing and
shaft with the cooling system.
Bearing is as an important component from engine and generator,
bearing is used as a buffer of rotor shaft that was functioning to realive friction
and house of bearing. The damage of bearing could give effect to increase
capacity consumpsion, and big friction so it made over friction and noise of
engine or generator.
According to SKF survey, 16% from the earlier damage of bearing was
caused by the set that was not appropriate with the stipulatin such as; bearing
was entered into rotor shaft by hitting or warmed with asetelinforcely.
On this last project had been designed a set tool of bearing with the
housewarming system and shaft with cooling system. The tool used a gas stove as
a housewarming of bearing. By this tool, house of bearing which was warmed
would get expansion/ accreation diameter, so the diameter of bearing’s house
passed the tolerance value, then the bearing was easy to be mounted on bearing’s
house. On the contrary the mounting of shaft with cooling system, the tool used
liquid nitrogene as a cooler. The shaft which was cooled would get diameter
reduction, so that the shaft could be mounted on bearing easly.
Key word: bearing, housewarming, cooling shaft.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesempatan, pengetahuan, pengalaman,
kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
Laporan tugas akhir ini berjudul “Rancang Bangun Alat Pemasang
Bearing dengan Sistem Pemanasan Rumah Bearing dan Poros dengan Sistem
Pendingin. Dengan tujuan untuk menyelesaikan sebagian persyaratan dalam
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Mesin, Program Studi Teknik
Mekanik.
Sesuai dengan judulnya, dalam laporan tugas akhir ini akan dibahas untuk
mengetahui cara kerja dan perancangan Alat Pemasang Bearing dengan Sistem
Pemanasan Rumah Bearing dan Poros dengan Sistem Pendingin yang sesuai
dengan perencanaan dan komponen-komponen yang digunakan.
Dalam proses pembuatan laporan tugas akhir ini, penulis telah mendapat
bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi, maupun
dari segi administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. M. Syahruddin, S.T.,M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan;
2. Idham Kamil, S.T.,M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Medan;
3. Joni Indra, S.T.,M.T., Kepala Program Studi Teknik Mekanik, Politeknik
Negeri Medan;
4. Ir. Achmad Irianto, M.T., Dosen Pembimbing penulis yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan saran serta petunjuk
dalam menyelesaikan laporan ini;
5. Seluruh Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan;
6. Administrasi Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan;
7. Seluruh keluarga tercinta khusunya buat Ayahanda dan Ibunda penulis
yang terus memberi semangat dan memberikan dukungan materi,
semangat dan doa sehingga laporan ini bisa diselesaikan;
v
8. Seluruh mahasiswa semester VI angkatan 2014 yang turut berpartisipasi
dalam memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada lembaga pendidikan
yaitu Politeknik Negeri Medan, yang telah memberi bantuan dalam pembuatan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini
dan juga sebagai masukan bagi penulis.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua orang
yang membacanya dan yang akan membahas hal yang sama.
Medan, 27 Agustus 2014
Hormat Penulis,
1. Abdul Rahman Rkt. NIM: 1105012092 1.
2. Dohot Sinaga NIM: 1105012120 2.
3. Horas Siregar NIM: 1105012138 3.
4. Kurniawan Simangunsong NIM: 1105012150 4.
5. Raja Adi G. NIM: 1105012174 5.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
SPESIFIKASI TUGAS AKHIR ........................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iv
INTISARI ............................................................................................. vii
ABSTRACT ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................ 3
D. Manfaat ...................................................................................... 4
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 5
A. Bearing ………………………………………………….…….. 5
1. Sejarah bearing ……………………………………….…… 5
2. Klasifikasi bearing ………………………………………... 6
B. Baja ………………………………………………………….... 8
1. Baja karbon ……………………………………………….. 9
vii
a. Baja karbon rendah (low carbon stell) ………………… 9
b. Baja karbon menengah (medium carbon stell) ……….. 10
c. Baja karbon tinggi (high carbon stell) ………………... 10
2. Baja paduan ………………………………………………… 10
3. Unsur campuran pada baja …………………………………. 11
a. Unsur campurab dasar (karbon) ……………………….. 11
b. Unsur campuran lain …………………………………... 11
C. Aluminium ……………………………………………………… 12
1. Sifat aluminium …………………………………………….. 12
a. Sifat fisik ……………………………………………….. 12
b. Sifat kimia ……………………………………………… 13
c. Sifat mekanik …………………………………………… 13
D. Teori dan konsep dasar rancang bangun ……………………….. 14
E. Komponen utama alat ………………………………………….. 15
1. Nitrogen cair (Liquid nitrogen) …………………………….. 15
2. Kompor gas ………………………………………………… 16
a. Perpindahan panas secara konduksi …….......................... 17
b. Perpindahan panas secara konveksi ………….................. 17
c. Perpindahan panas secara radiasi ..................................... 18
d. Perhitungan muai panjang ................................................ 18
3. Tabung nitrogen cair ………………………………………… 19
4. Tabung isolasi pendingin …………………………………… 20
a. Perhitungan perpindahan kalor pada tabung isolasi
Pendingin ……………………………………………….. 21
5. Selang ………………………………………………………. 22
BAB III. PEMBAHASAN .................................................................... 23
A. Komponen – komponen utama .................................................. 23
B. Prinsip kerja alat ………………………………………………. 24
C. Toleransi suaian ……………………………………………….. 25
D. Perhitungan perpindahan kalor pada rumah bearing ………...... 29
1. Baja karbon ……………………………………………….. 29
2. Aluminium ………………………………………………... 30
E. Perhitungan perpindahan kalor pada poros …………………... 31
viii
1. Baja karbon ……………………………………………….. 31
2. Aluminium ……………………………………………....... 32
F. Perhitungan perpindahan kalor pada tabung isolasi pendingin.... 33
G. Perhitungan muai panjang pada rumah bearing ………….......... 36
1. Baja karbon ……………………………………………...... 36
2. Aluminium ………………………………………………... 37
H. Perhitungan penyusutan panjang pada poros ………………..... 38
1. Baja karbon ……………………………………………...... 38
2. Aluminium ……………………………………………....... 39
BAB IV. PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT ...................... 40
A. Pengertian perawatan ………………………………………….. 40
B. Perawatan bagian – bagian utama alat ………………………... 42
1. Kompor gas ……………………………………………….. 42
2. Tabung nitrogen cair ……………………………………… 42
3. Selang ……………………………………………………... 42
4. Tabung isolasi pendingin …………………………………. 42
BAB V. PEMBUATAN ……………………………………………... 43
A. Komponen – komponen alat …………………………………. 43
1. Komponen yang dibuat …………………………………... 43
a. Pembuatan kerangka alat …………………………….. 43
b. Tabung nitrogen …………………………………….... 44
2. Komponen yang dibeli …………………………………… 44
B. Perakitan ……………………………………………………… 44
C. Analisa biaya …………………………………………………. 44
1. Biaya pembelian material ………………………………… 46
2. Biaya pengerjaan alat …………………………………….. 48
3. Biaya pemakaian listrik …………………………………... 48
4. Total biaya ………………………………………………… 49
5. Analisa titik impas ................................................................ 50
ix
BAB VI. PENUTUP ………………………………………………… 53
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 53
B. Saran …………………………………………………………... 54
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kereta celtic dan bearing kayu yang digunakan pada
kereta celtic .................................................................... 5
Gambar 2. Macam – macam bantalan gelinding ............................. 7
Gambar 3. Kompor gas .................................................................. 18
Gambar 4. Tabung nitrogen cair ..................................................... 20
Gambar 5. Tabung isolasi pendingin .............................................. 21
Gambar 6. Selang ........................................................................... 23
Gambar 7. Bagian – bagian alat pemasang bearing ......................... 24
Gambar 8. Rumah bearing, bearing, dan poros ............................... 28
Gambar 9. Rangka alat dan ukurannya ............................................ 42
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bearing merupakan komponen penting bagi mekanisme mesin, bearing
yang digunakan sebagai komponen penyangga shaft rotor yang berfungsi
mengurangi gesekan antara shaft rotor dan housing. Kerusakan pada bearing dapat
mengakibatkan meningkatnya konsumsi daya, gesekan besar sehingga
menimbulkan getaran yang berlebihan dan kebisingan suara pada motor.
Bearing adalah kelengkapan penting suatu motor listrik, maka bearing
harus dirawat dengan baik dan cara pemasangan bearing harus dengan cara yang
benar. Pemasangan bearing pada shaft rotor motor-motor pada dunia industri
biasanya dilakukan dengan metode pemanasan dengan menggunakan las asetelin.
Kemudian setelah bearing tersebut panas , maka bearing dengan mudah dipasang
pada shaft rotor motor listrik. Pemasangan bearing dengan metode pemanasan
dengan menggunakan las asetelin dan dengan cara bearing di masukan pada shaft
rotor secara paksa dengan metode dipukul dipandang sebagai metode yang
kurang baik dan tidak benar.
Dari pertimbangan diatas maka didapatkan ide untuk mencoba membuat
rancang bangun Alat Pemasang Bearing dengan Sistem Pemanasan Rumah
Bearing dan Poros Dengan Sistem Pendingin.
Saat ini pemasangan bearing dan poros sering kita jumpai menggunakan
berbagai cara dengan metode manual, yakni dengan cara dipukul menggunakan
palu melalui tenaga manusia. Cara ini masih dianggap sebagai cara yang tepat
untuk memasang bearing terhadap rumah bearing maupun terhadap poros.
Menurut survey SKF, 16% dari kerusakan dini dari bearing diakibatkan dari cara
pemasangannya yang tidak sesuai dengan ketentuan yaitu : Bearing dimasukkan
pada shaft rotor secara paksa dengan cara dipukul atau dipanaskan dengan las
asetelin.
Logam memiliki perubahan karakter jika menerima perlakuan panas
maupun dingin. Beberapa karakter tersebut adalah logam akan mengalami
xii
perubahan volume jika menerima suhu panas dan suhu dingin. Sifat – sifat
tersebut dapat dimanfaatkan dan dikembangkan yang dihubungkan dengan Alat
Pemasang Bearing dengan Sistem Pemanasan Rumah Bearing dan Poros
dengan Sistem Pendingin.
Bearing memiliki komponen – komponen yang saling terkait satu sama
lain yang terpasang diantara 2 ( dua ) cincin yang juga sebagai komponen
utamanya. Sementara poros merupakan batangan simetris yang berpenampang
yang umumnya berupa lingkaran. Bearing dan poros akan mengalami perubahan
bentuk yang tidak dikehendaki jika menerima pukulan yang mengakibatkan
penyimpangan kesesuaian fungsional utamanya.
Dengan menggunakan metode pemanasan terhadap rumah bearing yang
bertujuan agar diameter rumah bearing melewati nilai toleransi dari diameter
bearing, maka bearing dapat dipasangkan pada rumah bearing tanpa proses
pemukulan pada saat pemasangan. Sebaliknya dengan pemasangan poros dengan
metode pendinginan yang bertujuan agar diameter poros mengalami pengecilan
(menyusut). Sehingga poros dapat dipasangkan pada bearing tanpa proses
pemukulan.
B. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan, penulis merasa perlu untuk membatasi
masalah yang akan dibahas didalam laporan ini, mengingat keterbatasan
waktu, tempat, kemampuan dan pengalaman.
Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam rancang bangun ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana prinsip kerja alat pemasang bearing dengan sistem pemanasan
rumah bearing dan poros dengan sistem pendingin?
2. Bagaimana analisa biaya pembuatan alat pemasang bearing dengan sistem
pemanasan rumah bearing dan poros dengan sistem pendingin?
3. Bagaimana sistem perawatan dan perbaikan pada alat pemasang bearing
dengan sistem pemanasan rumah bearing dan poros dengan sistem
pendingin bila di bandingkan dengan sistem paksa (press) ?
xiii
C. Tujuan
Berdasarkan batasan masalah tersebut maka tujuan perancangan alat
pemasang bearing dengan sistem pemanasan rumah bearing dan poros dengan
sistem pendingin ini adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip kerja alat pemasang bearing dengan sistem
pemanasan rumah bearing dan poros dengan sistem pendingin;
2. Untuk mengetahui berapa biaya pembuatan dalam merancang alat
pemasang bearing dengan sistem pemanasan rumah bearing dan poros
dengan sistem pendingin;
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem perawatan dan perbaikan alat
pemasang bearing dengan sistem pemanasan rumah bearing dan poros
dengan sistem pendingin bila di bandingkan dengan sistem paksa (press).
D. Manfaat
Manfaat tugas perancangan mesin ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi:
1. Penulis sendiri, dimana dalam penulisan laporan ini penulis dapat menambah
wawasan tentang alat pemasangan bearing dengan sistem pemanasan rumah
bearing dan poros dengan sistem pendingin;
2. Masyarakat yang bergerak dalam bidang perindustrian untuk dapat
dikembangkan menjadi teknologi tepat guna;
3. Mahasiswa sebagai salah satu sumber untuk mengembangkan dan
membahas permasalahan yang sama untuk dijadikan bahan masukan atau
perbandingan sesuai apa yang dibahas yaitu mengenai alat pemasangan
bearing dengan sistem pemanasan rumah bearing dan poros dengan
sistem pendingin.
xiv
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data mengenai rancang bangun ini diperoleh penulis
dengan cara :
1. Studi literature dengan mencari buku – buku yang ada dalam
perpustakaan Politeknik Negeri Medan, maupun sumber lain dari
luar yang berkaitan dengan perancangan mesin tersebut;
2. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing yang bersangkutan
maupun dari pihak – pihak yang dapat membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang memahami dan mengerti tentang
perancangan mesin tersebut.