perihal : pedoman pelaksanaan apbn ta 2013 yth. 1 ... · perihal : pedoman pelaksanaan apbn ta 2013...

150
1 Jakarta, 28 Januari 2013 Nomor : 334/2.1/100/I/2013 Sifat : Sangat segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI Yth. 1. Sekretaris Utama BPN RI; 2. Inspektur Utama BPN RI; 3. Para Deputi di lingkungan BPN RI; 4. Para Pejabat Eselon II di Lingkungan BPN RI Pusat di Jakarta; 5. Ketua STPN Yogyakarta di Yogyakarta; 6. Para Kepala Kantor Wilayah BPN di Seluruh Indonesia; 7. Para Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota di Seluruh Indonesia. Dalam rangka pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013 di lingkungan BPN RI, dengan mempedomani : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2013; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Jo. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.25/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Bagan Akun Standar (BAS) Jo. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-8/PB/2009 tanggal 27 Febuari 2009 tentang Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar Jo. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011 tanggal 30 November 2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar;

Upload: duongtruc

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

1

Jakarta, 28 Januari 2013

Nomor : 334/2.1/100/I/2013

Sifat : Sangat segera

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013di Lingkungan BPN-RI

Yth. 1. Sekretaris Utama BPN RI;2. Inspektur Utama BPN RI;3. Para Deputi di lingkungan BPN RI;4. Para Pejabat Eselon II di Lingkungan BPN RI Pusat di Jakarta;5. Ketua STPN Yogyakarta di Yogyakarta;6. Para Kepala Kantor Wilayah BPN di Seluruh Indonesia;7. Para Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota di Seluruh Indonesia.

Dalam rangka pelaksanaan APBN tahun anggaran 2013 di lingkungan BPN RI, dengan

mempedomani :

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun

2013;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah Jo. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan

atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54

Tahun 2010;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.25/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Bagan

Akun Standar (BAS) Jo. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-8/PB/2009

tanggal 27 Febuari 2009 tentang Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar Jo. Peraturan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011 tanggal 30 November 2011 tentang

Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar;

Page 2: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

2

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Jo. Nomor 233/PMK.05/2011,

tanggal 23 Desember 2011, tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian

Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 tanggal 22 Juli 2010 tentang Indeks

Dalam Rangka Penghitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan Nasional

Jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2012 tanggal 3 April 2012, tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 tentang Indeks Dalam

Rangka Penghitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan Nasional;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tanggal 23 November 2010 tentang

Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang tidak

Tertagih;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tanggal 30 November 2011 tentang

Mekanisme Pengelolaan Hibah;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2011 tanggal 21 Desember 2011 tentang

Sistem Akuntansi Hibah;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.02/2012 tanggal 28 Maret 2012 tentang Tata Cara

Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2012, atau perubahannya;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tanggal 3 Juli 2012 tentang Perjalanan

Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.02/2012 tanggal 19 Oktober 2012 tentang

Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal 29 November 2012 tentang Tata

Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

18. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 tanggal 19 Mei 2010 tentang

Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Badan

Pertanahan Nasional;

19. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tanggal 10 November 2009

tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Bendahara Kementerian/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

20. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tanggal 23 Desember 2009

tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual Jo. Surat Edaran

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor S-6477/PB/2010 tanggal 25 Agustus 2010 tentang

tindak lanjut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-62/PB/2009 dalam

penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2010;

Page 3: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

3

21. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-69/PB/2010 tanggal 31 Desember 2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Atas Beban Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran;

22. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2011 tanggal 7 April 2011

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Melalui Pemberian Kuasa Antar Kuasa

Pengguna Anggaran;

23. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tanggal 30 November

2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo

Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga;

24. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tanggal 30 November

2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Kementerian

Negara/Lembaga;

25. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tanggal 5 Desember 2011

tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Satuan Kerja Kementerian

Negara/Lembaga;

26. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011 tanggal 7 Desember 2011

tentang Perubahan dan Penambahan Akun Pendapatan, Belanja dan Transfer pada Bagan Akun

Standar;

27. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-15/PB/2012 tanggal 15 April 2012

tentang Tata Cara Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2012 Jo. Nomor

PER-47/PB/2012 tanggal 10 Desember 2012, tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-15/PB/2012 tentang Tata Cara Revisi Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran Tahun Anggaran 2012;

28. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2012 tanggal 28 Desember 2012

tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/PB/2012 tanggal 21 Desember 2012

tentang Petunjuk Teknis Pengembalian Penerimaan Negara pada Tahun Anggaran Berjalan

Melalui KPPN;

30. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-16/PB/2012 tanggal 7 Mei 2012

tentang Petunjuk Pembayaran Pengembalian Uang Tuntutan Ganti Rugi yang telah disetorkan ke

Kas Negara atas ditemukannya kembali BMN yang hilang;

Page 4: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

4

Bersama ini diminta perhatian Saudara berkenaan dengan pelaksanaan APBN sebagai berikut :

I. PENGELOLA APBN

1. Pada setiap awal tahun anggaran, Kepala BPN RI selaku Pengguna Anggaran (PA) menunjuk

Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kuasa Pengguna Barang (KPB) di lingkungan

BPN RI dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI;

2. Kepala BPN RI selaku Pengguna Anggaran melimpahkan kewenangan kepada Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) pada Kantor Pusat BPN RI, STPN Yogyakarta, Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN), dan Kantor Pertanahan (Kantah) di seluruh

Indonesia. KPA sebagaimana dimaksud di atas untuk menunjuk :

a. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan

pengeluaran anggaran belanja/penanggung jawab kegiatan/Pejabat Pembuat Komitmen;

b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kepada negara dan

menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM)/ Pejabat Penandatanganan SPM;

c. Bendahara Penerimaan untuk melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan dalam rangka

Penerimaan Negara;

d. Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka

pelaksanaan anggaran belanja;

e. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) adalah pembantu KPA

yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan belanja pegawai;

f. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani Surat Perintah Setor (SPS).

3. KPA menyampaikan Surat Keputusan para Pejabat pada angka 1 dan angka 2 huruf a, b, d

dan e kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku Kuasa

Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN) berserta spesimen tandatangan PPSPM dan

cap/stempel Satker;

4. KPA menyampaikan surat keputusan pejabat pada angka 2 huruf a dan b kepada PPSPM

disertai dengan spesimen tandatangan PPK;

5. Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA bersifat ex-officio;

6. Setiap terjadi pergantian jabatan Kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat Kepala

Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA;

7. PA dapat menunjuk pejabat lain selain Kepala Satker sebagai KPA dalam hal :

a. Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;

b. Satker sementara;

c. Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau

d. Satker Lembaga Negara.

Page 5: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

5

8. Penunjukan KPA, Penetapan PPK, PPSPM dan Bendahara tidak terikat periode tahun

anggaran;

9. Dalam hal tidak terdapat perubahan pejabat yang ditetapkan sebagai KPA, PPK, PPSPM

dan/atau Bendahara pada saat pergantian periode tahun anggaran, penunjukan KPA,

penetapan PPK, PPSPM dan/atau Bendahara tahun yang lalu masih tetap berlaku;

10. Pada awal tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan kepada pejabat yang

bersangkutan dalam hal tidak terdapat penggantian PPK, PPSPM dan/atau Bendahara;

11. Dalam hal terdapat kekosongan jabatan kepala Satker atau pejabat lain yang ditunjuk sebagai

KPA, PA segera menunjuk seorang pejabat baru sebagai pelaksana tugas KPA;

12. Dalam hal PPK atau PPSPM dipindahtugaskan/pensiun/diberhentikan dari jabatannya/

berhalangan sementara, KPA menetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan surat

keputusan dan berlaku sejak serah terima jabatan;

13. Dalam hal tidak ada personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa untuk

ditunjuk sebagai PPK, maka PPK dijabat oleh pejabat eselon I dan II dan/atau PA/KPA;

14. PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir harus menyelesaikan seluruh administrasi

keuangan yang menjadi tanggung jawabnya pada saat menjadi PPK atau PPSPM;

15. Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/pensiun/diberhentikan dari jabatannya/

berhalangan sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kepala Satker menetapkan pejabat

pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran;

16. Dalam pelaksanaan anggaran, Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kepala Satker menetapkan 1

(satu) Bendahara Pengeluaran untuk 1 (satu) DIPA/Satker;

17. Dalam hal terdapat keterbatasan pegawai/pejabat yang akan ditunjuk sebagai Bendahara

Pengeluaran, Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kepala Satker dapat menetapkan 1 (satu)

Bendahara Pengeluaran untuk mengelola lebih dari 1 (satu) DIPA/Satker;

18. Dalam hal terdapat kegiatan yang lokasinya berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara

Pengeluaran dan/atau beban kerja Bendahara Pengeluaran sangat berat dan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran, maka KPA dapat mengangkat

satu atau lebih Bendahara Pengeluaran Pembantu guna kelancaran pelaksanaan kegiatan;

19. Dalam hal diangkat Bendahara Pengeluaran Pembantu, Bendahara Pengeluaran melimpahkan

kewajiban dan tanggung jawab pengelolaan uang kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu;

20. Bendahara Pengeluaran Pembantu secara operasional bertanggung jawab kepada Bendahara

Pengeluaran atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya;

21. Untuk pelaksanaan Kegiatan dalam DIPA di masing-masing unit kerja, agar Kepala

Kantor/Ketua STPN Yogyakarta selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di daerah, segera

menerbitkan Keputusan penunjukan Kasubbag Perencanaan dan Keuangan/Kaur

Perencanaan dan Keuangan/Kasubbag Keuangan (STPN) atau pejabat yang ditunjuk yang

Page 6: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

6

memenuhi persyaratan sebagai pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan

yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja/Penanggungjawab Kegiatan/Pejabat

Pembuat Komitmen dan dalam hal volume beban tugas/kegiatan sangat tinggi dapat pula

ditunjuk Kabid/Kasi/Kasubsi/Kasubbag/Kaur untuk masing-masing kegiatan tersebut;

22. PPK dalam rangka Pengadaan Barang dan Jasa dapat menunjuk tim teknis dan administrasi;

23. Kepala Satker dapat menunjuk koordinator kegiatan dalam rangka membantu tugas-tugas

PPK;

24. Penunjukan Pengelola Kegiatan atau Tim Pelaksana Kegiatan agar disesuaikan dengan

jumlah orang, volume dan biaya yang tersedia dalam DIPA dan Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK);

25. Penerbitan Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja sekurang-kurangnya harus mencantumkan

sumber dana yang tersedia dalam DIPA, Besaran Satuan Biaya, Uraian Tugas dan Jangka

Waktu Pelaksanaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor

37/PMK.02/2012 tanggal 9 Maret 2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013;

26. Larangan perangkapan jabatan :

a. Kuasa Pengguna Anggaran tidak boleh merangkap sebagai Bendahara Pengeluaran;

b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan

pengeluaran atas beban anggaran belanja/penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen,

pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kepada negara dan

menandatangani SPM, dan Bendahara Pengeluaran tidak boleh saling merangkap;

c. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) tidak boleh merangkap

sebagai Bendahara Penerimaan, demikian pula sebaliknya kecuali dalam hal tertentu

dengan kondisi tertentu dengan ijin BUN/Kuasa BUN;

27. Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat yang Melakukan Tindakan yang

Mengakibatkan Pengeluaran Atas Beban Anggaran Belanja/Pembuat Komitmen, dan Pejabat

Pengujian dan Perintah Pembayaran dan Menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM),

serta Pengangkatan Bendahara Pengeluaran sehubungan dengan kegiatan Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota oleh Pejabat Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota tidak

diperkenankan, sebagaimana maksud Pasal 4 dan Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

28. Dalam hal pejabat/pegawai pada Satuan Kerja tidak memungkinkan karena keterbatasan

SDM, maka KPA dapat melaksanakan tugas sebagai Pejabat Pengujian dan Perintah

Pembayaran/penandatangan SPM atau Pejabat Pembuat Komitmen;

29. Penunjukan Pengelola APBN Pada Kantor Pertanahan Perwakilan/Daerah Pemekaran

sesuai dengan DIPA Kantor Pertanahan Induk, maka KPA dapat menunjuk pengelola :

a. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) sebagai pembantu Bendahara Pengeluaran;

b. Pembantu Bendahara Penerimaan;

c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Page 7: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

7

II. KEWENANGAN, FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

1. Kewenangan dan tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, sebagai berikut :

a. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menguji,

membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan, dan memerintahkan

pembayaran tagihan-tagihan atas beban DIPA yang bersangkutan.

b. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut di atas, PA/KPA berwenang :

1) Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;

2) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan

sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;

3) Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;

4) Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang

bersangkutan;

5) Memerintahkan pembayaran atas beban DIPA bersangkutan.

c. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan

dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban DIPA bersangkutan

bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan

surat bukti dimaksud;

d. Dalam pelaksanaan anggaran pada Satker, KPA memiliki tugas dan wewenang :

1) menyusun DIPA;

2) menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran

anggaran belanja Negara;

3) menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM

atas beban anggaran belanja Negara;

4) menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan

pengelola anggaran/keuangan;

5) menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;

6) memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan

dana;

7) mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan

8) menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Page 8: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

8

2. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna

Anggaran, melaksanakan rencana kerja yang sudah ditetapkan dalam DIPA, membuat

keputusan-keputusan dan/atau mengambil tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan

timbulnya pengeluaran uang dan/atau tagihan atas beban APBN. Keputusan-keputusan

dan/atau tindakan-tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya, antara

lain dapat berupa :

a. Keputusan Kepegawaian (seperti pengangkatan pertama pegawai, pengangkatan

pegawai dalam jabatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, mutasi pegawai);

b. Keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan

substansi tugas pokok dan fungsi (seperti Surat Tugas, Surat Perjalanan Dinas);

c. Keputusan/tindakan dalam rangka pengadaan barang/jasa (kontrak, pembelian, Surat

Perintah Kerja dll).

Pejabat yang menandatangani kontrak/keputusan bertanggungjawab atas kebenaran

materiil dan akibat yang timbul dari kontrak/keputusan tersebut.

3. Kepala Kantor/Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran dapat melimpahkan

kewenangannya dengan pengaturan sebagai berikut :

a. Penandatanganan (dalam rangka ’mengetahui’) BKU, Lembaran Cek dan

Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran, sebagai berikut :

1) Kepala BPN RI kepada Kepala Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran

atau pejabat yang ditunjuk;

2) Kakanwil BPN kepada Kasubag Perencanaan dan Keuangan atau Pejabat

Pembuat Komitmen atau Pejabat yang ditunjuk;

3) Ketua STPN Yogyakarta kepada Kasubag Keuangan atau Pejabat Pembuat

Komitmen atau Pejabat yang ditunjuk;

4) Kakantah kepada Kaur Perencanaan dan Keuangan atau Pejabat Pembuat

Komitmen atau pejabat yang ditunjuk.

b. Penandatanganan (dalam rangka ’mengetahui’) BKU, Lembaran Cek dan

Pemeriksaan Kas Bendahara Penerimaan, sebagai berikut :

1) Kepala BPN RI kepada Kepala Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran

atau pejabat yang ditunjuk;

2) Kakanwil BPN kepada Kepala Bagian TU atau pejabat yang ditunjuk;

3) Ketua STPN Yogyakarta kepada Kepala Bagian Administrasi Umum atau

pejabat yang ditunjuk;

4) Kakantah kepada Kasubbag TU atau pejabat yang ditunjuk.

Page 9: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

9

c. Pemeriksaan Kas Bendahara dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu

bulan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi

(internal) yang disampaikan :

1) Untuk Kantor Pusat BPN RI, Kanwil BPN dan STPN kepada Sekretaris Utama

dan Inspektur Utama BPN RI;

2) Untuk Kantor Pertanahan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN yang

bersangkutan dan Inspektur Utama BPN RI.

d. Pelimpahan kewenangan sebagaimana tersebut diatas ditetapkan dalam Surat

Keputusan Kepala Kantor / Satker selaku KPA.

4. Membuat dan menyampaikan laporan keuangan secara Aplikasi Sistem Akuntansi

Instansi dan secara manual.

B. Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Atas Beban Anggaran

Belanja/Penanggungjawab Kegiatan/Pembuat Komitmen

1. Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Atas Beban

Anggaran Belanja/Penanggung jawab Kegiatan/Pembuat Komitmen dalam pelaksanaan

kegiatan, mempunyai kewenangan :

a. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan

DIPA;

b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia

Barang/Jasa;

d. melaksanakan kegiatan swakelola;

e. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang dilakukannya;

f. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

g. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara;

h. membuat dan menandatangani SPP;

i. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;

j. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita

Acara Penyerahan;

k. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; dan

l. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang

mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2 Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana, dilakukan

dengan :

Page 10: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

10

a. menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan

dananya;

b. menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP;

dan

c. mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA.

3 Pengujian dilakukan dengan :

a. menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih

kepada negara; dan/atau

b. menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi

persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai.

4 Dalam hal surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada negara berupa surat jaminan

uang muka, pengujian kebenaran materiil dan keabsahan dokumen dilakukan dengan:

a. menguji syarat-syarat kebenaran dan keabsahan jaminan uang muka; dan

b. menguji tagihan uang muka berupa besaran uang muka yang dapat dibayarkan

sesuai ketentuan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

5 Laporan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan berupa laporan atas :

a. pelaksanaan kegiatan;

b. penyelesaian kegiatan; dan

c. penyelesaian tagihan kepada negara.

6 Tugas dan wewenang lainnya meliputi :

a. menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

b. memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak

yang mempunyai hak tagih kepada negara;

c. mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan;

d. memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan

e. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia

barang/jasa.

7 Uang muka dapat diberikan kepada penyedia barang/jasa untuk :

a. mobilisasi alat dan tenaga kerja;

b. pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material; dan/atau

c. persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

8. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang, PPK menguji :

a. kelengkapan dokumen tagihan;

b. kebenaran perhitungan tagihan;

c. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN;

d. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum

dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia

barang/jasa;

Page 11: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

11

e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum

pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak;

f. kebenaran, keabsahan serta akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti

mengenai hak tagih kepada negara; dan

g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada

dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak.

9 PPK harus menyampaikan laporan bulanan terkait pelaksanaan tugas dan wewenang

kepada KPA, yang paling kurang memuat :

a. perjanjian/kontrak dengan penyedia barang/jasa yang telah ditandatangani;

b. tagihan yang belum dan telah disampaikan penyedia barang/jasa;

c. tagihan yang belum dan telah diterbitkan SPPnya; dan

d. jangka waktu penyelesaian tagihan.

10. Tugas Pokok Pejabat Pembuat Komitmen Dalam Pengadaan Barang/jasa sesuai Perpres

No. 70 Tahun 2012 adalah :

a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi :

1) Spesifikasi Teknis Barang/Jasa;

2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan

3) Rancangan Kontrak.

b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c. menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah Kerja

(SPK)/surat perjanjian;

d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;

e. mengendalikan pelaksanaan Kontrak;

f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;

g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan

Berita Acara Penyerahan;

h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan

pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan

i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa.

Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana point 10, dalam hal diperlukan, PPK

dapat :

1. Mengusulkan kepada PA/KPA:

a. perubahan paket pekerjaan; dan/atau;

b. perubahan jadwal kegiatan pengadaan;

2. menetapkan tim pendukung;

Page 12: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

12

3. menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk membantu

pelaksanaan tugas Unit Layanan Pengadaan (ULP); dan

4. menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.

Berdasarkan Surat Edaran Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

No.02/SE/KA/2010 tanggal 11 Maret 2010 Perihal Pemberlakuan Sertifikat Keahlian

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, disampaikan bahwa Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) wajib memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa mulai 1 Januari 2012.

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

No.8 Tahun 2010 tentang Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagai

berikut :

1. Sertifikat kategori L2, L4 dan L5 yang telah berakhir masa berlakunya dapat dikonversi

menjadi Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Pertama/Dasar

dengan masa berlaku 4 (empat) tahun sejak tanggal konversi;

2. Konversi Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud pada

angka 1 diatas hanya dilakukan bagi sertifikat yang diajukan paling lambat 6 (enam)

bulan sejak berakhir masa berlakunya sertifikat.

3. Dalam hal sertifikat telah habis masa berlakunya, maka tata cara perpanjangan

Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa mengikuti ketentuan Pasal 26 Peraturan

Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No.8 Tahun 2010;

Permohonan konversi sertifikat kategori L2, L4, dan L5 sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No.8

Tahun 2010 diatur sebagai berikut :

1. Untuk sertifikat kategori L2 yang diterbitkan pada tahun 2010 permohonan konversi

diajukan secara kolektif dari K/L/D/I kepada Deputi Bidang PPSDM up. Direktur Bina

Sertifikat Profesi, dengan melampirkan:

a. Surat keterangan dari pimpinan K/L/D/I menyatakan bahwa Pemegang Sertifikat

masih aktif bertugas di bidang Pengadaan Barang/Jasa;

b. Fotokopi Sertifikat Keahlian Barang/Jasa Pemerintah; dan

c. Fotokopi sertifikat pelatihan atau bukti keikutsertaan sosialisasi keahlian

Pengadaan Barang/Jasa dengan materi berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54

Tahun 2010 dari K/L/D/I, Badan/Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perguruan Tinggi

Negeri, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),

Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia (IAPI) Pusat, atau Lembaga Pendidikan dan

Pelatihan Swasta.

2. Untuk sertifikat kategori L4 dan kategori L5 permohonan konversi diajukan secara

kolektif dari K/L/D/I kepada Deputi Bidang PPSDM up. Direktur Bina Sertifikasi

Profesi, dengan melampirkan :

Page 13: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

13

a. Surat keterangan dari pimpinan K/L/D/I menyatakan bahwa Pemegang Sertifikat

masih aktif bertugas di bidang Pengadaan Barang/Jasa: dan

b. Fotokopi Sertifikat Keahlian Barang/Jasa Pemerintah.

3. Apabila kantor/Satker tidak mempunyai tenaga/pejabat struktural yang memiliki

sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa, maka KPA dapat mengambil tindakan sendiri

selaku PPK (mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara). KPA dimaksud tidak perlu bersertifikat.

C. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)

1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) adalah Kabag

Perbendaharaan dan Tata Usaha Keuangan/Kabag TU/Kasubbag TU/Kabag

Administrasi Umum (STPN) atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan SK pelimpahan;

2. Dalam melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM, PPSPM memiliki tugas

dan wewenang sebagai berikut :

a. menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung;

b. menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk

dibayarkan;

c. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;

d. menerbitkan SPM;

e. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;

f. melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA; dan

g. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan

pengujian dan perintah pembayaran.

3. Dalam menerbitkan SPM, PPSPM melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP

pada kartu pengawasan DIPA;

b. menandatangani SPM; dan

c. memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan

elektronik pada ADK SPM.

4. Pengujian terhadap SPP beserta dokumen pendukung yang dilakukan oleh PPSPM,

meliputi :

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP;

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK;

c. kebenaran pengisian format SPP;

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran

Satker;

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja

Anggaran Satker;

Page 14: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

14

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi

persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai;

g. kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan

sehubungan dengan pengadaan barang/jasa;

h. kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan

dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;

i. kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak

yang mempunyai hak tagih;

j. kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak

yang mempunyai hak tagih kepada negara; dan

k. kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam

perjanjian/kontrak.

5. Pengujian kode BAS termasuk menguji kesesuaian antara pembebanan kode mata

anggaran pengeluaran (akun 6 digit) dengan uraiannya;

6. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang, PPSPM bertanggung jawab atas :

a. kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi terhadap dokumen hak tagih

pembayaran yang menjadi dasar penerbitan SPM dan akibat yang timbul dari

pengujian yang dilakukannya; dan

b. ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN.

7. PPSPM harus menyampaikan laporan bulanan terkait pelaksanaan tugas dan

wewenang kepada KPA paling sedikit memuat (contoh form lampiran 1 ) :

a. jumlah SPP yang diterima;

b. jumlah SPM yang diterbitkan; dan

c. jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM.

8. PPSPM menerbitkan dan menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada

KPPN dengan melampirkan berkas kelengkapan pengajuan Surat Perintah Membayar

(SPM) dalam rangkap 4 (empat) :

a. lembar kesatu dan kedua disampaikan ke KPPN;

b. lembar ketiga sebagai pertinggal pada Satker yang bersangkutan;

c. lembar keempat sebagai pertinggal pada penerbit SPM.

9. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dimaksud, PPSPM membuat Buku

Pembantu Register SPM/SP2D, sebagaimana lampiran 2 ;

III. PROSEDUR PENYELESAIAN TAGIHAN NEGARA

A. Pembuatan dan Pencatatan Komitmen

1. Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan

pengeluaran negara, dilakukan melalui pembuatan komitmen dalam bentuk :

Page 15: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

15

a. perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau

b. penetapan keputusan.

2. Setelah Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat, setiap Satker di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga

dapat memulai proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa pemerintah

sebelum DIPA tahun anggaran berikutnya disahkan dan berlaku efektif;

3. Biaya proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa pemerintah sebelum

DIPA tahun anggaran berikutnya disahkan dan berlaku efektif sebagaimana dimaksud

pada angka 2 untuk jenis belanja modal dialokasikan dalam belanja modal tahun

anggaran berjalan, sedangkan untuk jenis belanja barang/bantuan sosial dialokasikan

dalam belanja barang tahun anggaran berjalan ;

4. Realisasi belanja atas alokasi anggaran biaya proses pelelangan yang berasal dari

belanja modal pada tahun anggaran berjalan, dicatat dalam neraca sebagai Konstruksi

Dalam Pengerjaan (KDP);

5. Proses lelang pengadaan barang/jasa yang dibiayai melalui dana tahun anggaran

berjalan dilaksanakan oleh panitia pengadaan yang dibentuk pada tahun anggaran

berjalan;

6. Penandatanganan perjanjian/kontrak atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa sebagai

tindak lanjut atas pelaksanaan lelang dilakukan setelah DIPA tahun anggaran

berikutnya disahkan dan berlaku efektif;

7. Dalam hal biaya proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa tidak

dialokasikan pada tahun anggaran berjalan, biaya proses pelelangan dimaksud dapat

dialokasikan pada DIPA tahun anggaran berjalan dengan melakukan revisi DIPA sesuai

ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai revisi DIPA;

8. Perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa hanya dapat dibebankan pada DIPA tahun

anggaran berkenaan;

9. Perjanjian/kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya membebani DIPA lebih dari 1 (satu)

tahun anggaran dilakukan setelah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang;

10. Perjanjian/kontrak atas pengadaan barang/jasa dapat dibiayai sebagian atau seluruhnya

dengan rupiah murni dan/atau pinjaman dan/atau hibah;

11. Pembuatan komitmen melalui penetapan keputusan yang mengakibatkan pengeluaran

negara antara lain untuk:

a. pelaksanaan belanja pegawai;

b. pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola;

c. pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium kegiatan; atau

d. belanja bantuan sosial yang disalurkan dalam bentuk uang kepada penerima

bantuan sosial.

Page 16: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

16

12. Penetapan keputusan dilakukan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

13. Perjanjian/kontrak yang pembayarannya akan dilakukan melalui SPM-LS, PPK

mencatatkan perjanjian/kontrak yang telah ditandatangani ke dalam suatu sistem yang

disediakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

14. Pencatatan perjanjian/kontrak paling kurang meliputi data sebagai berikut:

a. nama dan kode Satker serta uraian fungsi/subfungsi, program, kegiatan, output, dan

akun yang digunakan;

b. nomor Surat Pengesahan dan tanggal DIPA;

c. nomor, tanggal, dan nilai perjanjian/kontrak yang telah dibuat oleh Satker;

d. uraian pekerjaan yang diperjanjikan;

e. data penyedia barang/jasa yang tercantum dalam perjanjian/kontrak antara lain nama

rekanan, alamat rekanan, NPWP, nama bank, nama dan nomor rekening penerima

pembayaran;

f. jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan serta masa pemeliharaan apabila

dipersyaratkan;

g. ketentuan sanksi apabila terjadi wanprestasi;

h. addendum perjanjian/kontrak apabila terdapat perubahan data pada

perjanjian/kontrak tersebut; dan

i. cara pembayaran dan rencana pelaksanaan pembayaran:

1). sekaligus (nilai ............ rencana bulan ......); atau

2). secara bertahap (nilai ............ rencana bulan ......).

15. Data perjanjian/kontrak beserta ADK-nya disampaikan kepada KPPN secara langsung

atau melalui e-mail paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya

perjanjian/kontrak untuk dicatatkan ke dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN;

16. Alokasi dana yang sudah tercatat dan terikat dengan perjanjian/kontrak tidak dapat

digunakan lagi untuk kebutuhan lain;

17. Dalam hal terdapat perubahan data pegawai pada penetapan keputusan yang

mengakibatkan pengeluaran negara untuk pelaksanaan belanja pegawai, Pejabat

Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) mencatat perubahan data pegawai

tersebut ke dalam suatu sistem yang disediakan oleh Direktorat Jenderal

Perbendaharaan.

18. Perubahan data pegawai tersebut meliputi dokumen yang terkait dengan:

a. pengangkatan/pemberhentian sebagai calon pegawai negeri;

b. pengangkatan/pemberhentian sebagai pegawai negeri;

c. kenaikan/penurunan pangkat;

Page 17: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

17

d. kenaikan/penurunan gaji berkala;

e. pengangkatan/pemberhentian dalam jabatan;

f. mutasi Pindah ke Satker lain;

g. pegawai baru karena mutasi pindah;

h. perubahan data keluarga;

i. data utang kepada negara; dan/atau

j. pengenaan sanksi kepegawaian.

19. Daftar perubahan data pegawai disampaikan kepada KPPN paling lambat bersamaan

dengan pengajuan SPM Belanja Pegawai ke KPPN dan bukan merupakan lampiran dari

SPM Belanja Pegawai;

20. Penyampaian daftar perubahan data pegawai dilaksanakan setelah terlebih dahulu

disahkan oleh PPSPM dengan menyertakan ADK;

21. Daftar perubahan data pegawai digunakan dalam rangka pemutakhiran (updating) data

antara KPPN dengan Satker untuk pembayaran belanja pegawai dan untuk menguji

kesesuaian dengan tagihan;

22. Daftar perubahan data pegawai dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam

lampiran 3;

B. Pengajuan Tagihan

1. Penerima hak mengajukan tagihan kepada negara atas pembuatan komitmen

berdasarkan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran;

2. Atas dasar tagihan tersebut, PPK melakukan pengujian;

3. Pelaksanaan pembayaran tagihan dilakukan dengan Pembayaran LS, dalam hal

Pembayaran LS tidak dapat dilakukan, pembayaran tagihan kepada penerima hak

dilakukan dengan UP;

4. Khusus untuk pembayaran komitmen dalam rangka pengadaan barang/jasa berlaku

ketentuan sebagai berikut :

a. pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum barang/jasa diterima;

b. dalam hal pengadaan barang/jasa yang karena sifatnya harus dilakukan pembayaran

terlebih dahulu, pembayaran atas beban APBN dapat dilakukan sebelum barang/jasa

diterima; dan

c. pembayaran atas beban APBN sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan

setelah penyedia barang/jasa menyampaikan jaminan atas uang pembayaran yang

akan dilakukan.

5. Pembayaran LS ditujukan kepada:

a. Penyedia barang/jasa atas dasar perjanjian/kontrak;

b. Bendahara Pengeluaran/pihak lainnya untuk keperluan belanja pegawai non gaji

induk, pembayaran honorarium, dan perjalanan dinas atas dasar surat keputusan.

Page 18: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

18

6. Pembayaran tagihan kepada penyedia barang/jasa dilaksanakan berdasarkan bukti-bukti

yang sah yang meliputi :

a. Bukti perjanjian/kontrak;

b. Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa;

c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;

d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;

e. Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;

f. Berita Acara Pembayaran;

g. Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang dibuat

sesuai format sebagaimana tercantum dalam lampiran 4;

h. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib

Pajak/Bendahara Pengeluaran;

i. Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sebagaimana

dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan

barang/jasa pemerintah; dan/atau

j. Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang

dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam/luar

negeri sebagaimana dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman atau hibah

dalam/luar negeri bersangkutan;

7. Pembayaran tagihan kepada Bendahara Pengeluaran/pihak lainnya sebagaimana

dimaksud pada angka 5 huruf b di atas dilaksanakan berdasarkan bukti-bukti yang sah,

meliputi :

a. Surat Keputusan;

b. Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas;

c. Daftar penerima pembayaran; dan/atau

d. Dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan.

8. Dalam hal jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya

sebagaimana dimaksud pada angka 6 huruf i di atas berupa surat jaminan uang muka,

jaminan dimaksud dilengkapi dengan Surat Kuasa bermaterai cukup dari PPK kepada

Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan;

9. Tagihan atas pengadaan barang/jasa dan/atau pelaksanaan kegiatan yang membebani

APBN diajukan dengan surat tagihan oleh penerima hak kepada PPK paling lambat 5

(lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara;

10. Dalam hal 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara penerima hak

belum mengajukan surat tagihan, PPK harus segera memberitahukan secara tertulis

kepada penerima hak untuk mengajukan tagihan;

Page 19: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

19

11. Dalam hal setelah 5 (lima) hari kerja sebagaimana dimaksud pada angka 10 di atas

penerima hak belum mengajukan tagihan, penerima hak pada saat mengajukan tagihan

harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada PPK atas keterlambatan pengajuan

tagihan tersebut;

12. Dalam hal PPK menolak/mengembalikan tagihan karena dokumen pendukung tagihan

tidak lengkap dan tidak benar, PPK harus menyatakan secara tertulis alasan

penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya

surat tagihan;

C. Mekanisme Penerbitan SPP-LS

1. Dalam hal pengujian telah memenuhi persyaratan, PPK mengesahkan dokumen tagihan

dan menerbitkan SPP yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam

lampiran 5;

2. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diatur sebagai berikut :

a. Untuk pembayaran Gaji Induk dilengkapi dengan :

1) Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji, dan Halaman Luar Daftar Gaji yang

ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani PPABP;

3) Daftar Perubahan Potongan;

4) Daftar Penerimaan Gaji Bersih pegawai untuk pembayaran gaji yang

dilaksanakan secara langsung pada rekening masing-masing pegawai;

5) Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi oleh

Kepala Satker/pejabat yang berwenang meliputi Surat Keputusan (SK) terkait

dengan pengangkatan Calon Pegawai Negeri, SK Pegawai Negeri, SK Kenaikan

Pangkat, Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala, SK Mutasi Pegawai, SK

Menduduki Jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Surat atau Akta

terkait dengan anggota keluarga yang mendapat tunjangan, Surat Keterangan

Penghentian Pembayaran (SKPP), dan Surat Keputusan yang mengakibatkan

penurunan gaji, serta SK Pemberian Uang Tunggu sesuai peruntukannya;

6) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

7) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai;

dan

8) Surat Setoran Pajak Penghasilan (SSP PPh) Pasal 21.

b. Untuk Pembayaran Gaji Susulan

1) Gaji Susulan yang dibayarkan sebelum gaji pegawai yang bersangkutan masuk

dalam Gaji Induk, dilengkapi dengan:

Page 20: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

20

a) Daftar Gaji Susulan, Rekapitulasi Daftar Gaji Susulan, dan halaman luar

Daftar Gaji Susulan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK;

b) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

c) Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi

oleh Kepala Satker/pejabat yang berwenang meliputi SK terkait dengan

pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri/Pegawai Negeri, SK Mutasi

Pegawai, SK terkait Jabatan, Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan

Melaksanakan Tugas, Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan

Keluarga, Surat atau Akta terkait dengan anggota keluarga yang mendapat

tunjangan, dan SKPP sesuai peruntukannya;

d) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

e) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data

pegawai; dan

f) SSP PPh Pasal 21.

2) Gaji Susulan yang dibayarkan setelah gaji pegawai yang bersangkutan masuk

dalam Gaji Induk, dilengkapi dengan :

a) Daftar Gaji Susulan, Rekapitulasi Daftar Gaji Susulan, dan halaman luar

Daftar Gaji Susulan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK;

b) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

c) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

d) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data

pegawai; dan

e) SSP PPh Pasal 21.

c. Untuk pembayaran Kekurangan Gaji dilengkapi dengan :

1) Daftar Kekurangan Gaji, Rekapitulasi Daftar Kekurangan Gaji, dan halaman

luar Daftar Kekurangan Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

3) Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi oleh

Kepala Satker/pejabat yang berwenang meliputi SK terkait dengan

pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri/Pegawai Negeri, SK Kenaikan

Pangkat, Surat Keputusan/Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala, SK Mutasi

Pegawai, SK terkait dengan jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;

4) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

Page 21: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

21

5) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai;

dan

6) SSP PPh Pasal 21.

d. Untuk pembayaran Uang Duka Wafat/Tewas, dilengkapi dengan :

1) Daftar Perhitungan Uang Duka Wafat/Tewas, Rekapitulasi Daftar Uang Duka

Wafat/Tewas, dan halaman luar Daftar Uang Duka Wafat/Tewas yang

ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

3) SK Pemberian Uang Duka Wafat/Tewas dari pejabat yang berwenang;

4) Surat Keterangan dan Permintaan Tunjangan Kematian/Uang Duka

Wafat/Tewas;

5) Surat Keterangan Kematian dari Camat atau Visum dari Rumah Sakit;

6) ADK terkait dengan perubahan data pegawai; dan

7) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai.

e. Untuk pembayaran Terusan Penghasilan Gaji dilengkapi dengan :

1) Daftar Perhitungan Terusan Penghasilan Gaji, Rekapitulasi Daftar Terusan

Penghasilan Gaji, dan halaman luar Daftar Terusan Penghasilan Gaji yang

ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

3) Copy dokumen pendukung yang telah dilegalisasi oleh Kepala Satker/pejabat

yang berwenang berupa Surat Keterangan Kematian dari Camat atau Visum dari

Rumah Sakit untuk pembayaran pertama kali;

4) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

5) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai;

dan

6) SSP PPh Pasal 21.

f. Untuk pembayaran Uang Muka Gaji dilengkapi dengan :

1) Daftar Perhitungan Uang Muka Gaji, Rekapitulasi Daftar Uang Muka Gaji, dan

halaman luar Daftar Uang Muka Gaji yang ditandatangani oleh PPABP,

Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Copy dokumen pendukung yang telah dilegalisasi oleh Kepala Satker/pejabat

yang berwenang berupa SK Mutasi Pindah, Surat Permintaan Uang Muka Gaji,

dan Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga;

3) ADK terkait dengan perubahan data pegawai; dan

4) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai.

Page 22: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

22

g. Untuk pembayaran Uang Lembur dilengkapi dengan :

1) Daftar Pembayaran Perhitungan Lembur dan Rekapitulasi Daftar Perhitungan

Lembur yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan

KPA/PPK;

2) Surat Perintah Kerja Lembur;

3) Daftar Hadir Kerja selama 1 (satu) bulan;

4) Daftar Hadir Lembur; dan

5) SSP PPh Pasal 21.

h. Untuk pembayaran Uang Makan dilengkapi dengan :

1) Daftar Perhitungan Uang Makan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK; dan

2) SSP PPh Pasal 21.

i. Untuk pembayaran Honorarium Tetap/Vakasi dilengkapi dengan :

1) Daftar Perhitungan Honorarium/Vakasi yang ditandatangani oleh PPABP,

Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) SK dari Pejabat yang berwenang; dan

3) SSP PPh Pasal 21.

3. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran :

a. honorarium dilengkapi dengan dokumen pendukung, meliputi:

1) Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat

penerbitan Surat Keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;

2) Daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling sedikit nama orang,

besaran honorarium, dan nomor rekening masing-masing penerima honorarium

yang ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

3) SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran; dan

4) Surat Keputusan dilampirkan pada awal pembayaran dan pada saat terjadi

perubahan Surat Keputusan.

b. langganan daya dan jasa dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa surat

tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah;

c. perjalanan dinas diatur sebagai berikut :

1) perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri :

a) Daftar nominatif perjalanan dinas; dan

b) Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam

negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.

Page 23: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

23

2) Perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar nominatif

perjalanan dinas;

3) Daftar nominatif ditandatangani oleh PPK yang memuat paling kurang informasi

mengenai pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan),

tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan

untuk masing-masing pejabat;

4) Perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen pertanggungjawaban biaya

perjalanan dinas pindah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan

pegawai tidak tetap.

d. pembayaran pengadaan tanah, dilampiri :

1) Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling

sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening

masing-masing penerima;

2) foto copy bukti kepemilikan tanah;

3) bukti pembayaran/kuitansi;

4) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB)

tahun transaksi;

5) Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak

sedang dalam agunan;

6) Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah

yang disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang

penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;

7) Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang

menyatakan bahwa rekening Pengadilan Negeri yang menampung uang titipan

tersebut merupakan Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;

8) Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah;

9) SSP PPh final atas pelepasan hak;

10) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan

11) Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan

perundang-undangan mengenai pengadaan tanah.

4. SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima

secara lengkap dan benar;

5. SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran;

Page 24: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

24

6. Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada angka 5 di atas merupakan hari libur

atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling

lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5;

7. SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima

secara lengkap dan benar dari penerima hak;

8. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran pengadaan barang/jasa atas beban belanja

barang, belanja modal, belanja bantuan sosial, dan belanja lain-lain dilengkapi dengan

dokumen pendukung berupa bukti-bukti yang sah;

9. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja bantuan sosial kepada penerima bantuan

sosial diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri;

10. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja pembayaran kewajiban utang, belanja

subsidi, belanja hibah, masing masing diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

tersendiri;

D. Mekanisme Pembayaran dengan UP dan TUP

1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker dan

membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme Pembayaran

LS;

2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang

dapat dimintakan penggantiannya (revolving);

3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada

1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas;

4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas

Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah);

5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran :

a) Belanja Barang;

b) Belanja Modal; dan

c) Belanja Lain-lain.

6. Pembayaran dengan UP oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu)

penerima/penyedia barang/jasa dapat melebihi Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan;

7. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang telah digunakan

sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA;

Page 25: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

25

8. Penggantian UP dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima

puluh persen);

9. Untuk Bendahara Pengeluaran yang dibantu oleh beberapa BPP, dalam pengajuan UP

ke KPPN harus melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang

dikelola oleh masing-masing BPP;

10. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui Bendahara Pengeluaran, apabila UP

yang dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen);

11. Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA, dalam hal 2 (dua)

bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP;

12. Dalam hal setelah 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan belum

dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 25% (dua

puluh lima persen);

13. Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara Kepala KPPN menyampaikan surat

pemberitahuan kepada KPA untuk memperhitungkan potongan UP dalam SPM

dan/atau menyetorkan ke Kas Negara;

14. Dalam hal setelah dilakukan pemotongan dan/atau penyetoran UP, Kepala KPPN

melakukan pengawasan UP;

15. Dalam melakukan pengawasan UP, ketentuan penyampaian surat pemberitahuan dan

pemotongan UP berikutnya mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 11,

12 dan 13 di atas;

16. Dalam hal 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

angka 13 di atas KPA tidak memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau

menyetorkan ke kas negara, Kepala KPPN memotong UP sebesar 50% (lima puluh

persen) dengan cara menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA untuk

memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau menyetorkan ke kas negara;

17. Dalam hal setelah surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 16 di atas,

KPA melakukan penyetoran UP dan/atau memperhitungkan potongan UP dalam

pengajuan SPM-GUP, diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 14 di

atas;

18. KPA mengajukan UP kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam 1

(satu) bulan yang direncanakan dibayarkan melalui UP;

19. Pemberian UP diberikan paling banyak :

a) Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa

dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp.900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah);

b) Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan

melalui UP di atas Rp.900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan

Rp.2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);

Page 26: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

26

c) Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa

dibayarkan melalui UP di atas Rp.2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah)

sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah); atau

d) Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa

dibayarkan melalui UP di atas Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah).

20. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas permintaan KPA,

dapat memberikan persetujuan UP melampaui besaran sebagaimana dimaksud pada

angka 19 di atas dengan mempertimbangkan :

a) Frekuensi penggantian UP tahun yang lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali dalam 1

(satu) bulan selama 1 (satu) tahun; dan

b) Perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan melampaui besaran

UP.

21. KPA dapat mengajukan TUP kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada Bendahara

Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang sifatnya

mendesak/tidak dapat ditunda;

22. Syarat penggunaan TUP :

a) Digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal

SP2D diterbitkan; dan

b) Tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.

23. KPA mengajukan permintaan TUP kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN disertai :

a) Rincian rencana penggunaan TUP; dan

b) Surat yang memuat syarat penggunaan TUP di atas dibuat sesuai format yang

tercantum dalam lampiran 6.

24. Dalam hal KPA mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu)

bulan, Kepala KPPN dapat memberi persetujuan dengan pertimbangan kegiatan yang

akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan;

25. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan

secara bertahap;

26. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2

(dua) hari kerja setelah batas waktu;

27. Untuk perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, KPA

mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala KPPN;

E. MEKANISME PENERBITAN SPP-UP/GUP/GUP NIHIL

1. Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, Bendahara Pengeluaran

menyampaikan kebutuhan UP kepada PPK;

Page 27: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

27

2. Atas dasar kebutuhan UP, PPK menerbitkan SPP-UP untuk pengisian UP yang

dilengkapi dengan perhitungan besaran UP sesuai pengajuan dari Bendahara

Pengeluaran;

3. SPP-UP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 2 (dua)

hari kerja setelah diterimanya permintaan UP dari Bendahara Pengeluaran;

4. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasarkan Surat

Perintah Bayar (SPBy) yang disetujui dan ditandatangani oleh PPK atas nama KPA;

5. SPBy dilampiri dengan bukti pengeluaran :

a. kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur pajak dan SSP; dan

b. nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang

diperlukan yang telah disahkan PPK.

6. Dalam hal penyedia barang/jasa tidak mempunyai kuitansi/bukti pembelian, Bendahara

Pengeluaran/BPP membuat kuitansi yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum

dalam lampiran 7;

7. Berdasarkan SPBy, Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan :

a. pengujian atas SPBy;dan

b. pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang diajukan

dan disetorkan ke Kas Negara.

8. Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang muka

kerja, SPBy dilampiri :

a. rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;

b. rincian kebutuhan;dan

c. batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja, dari penerima uang

muka kerja.

9. Atas dasar rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran dan rincian kebutuhan dana,

Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pengujian ketersediaan dananya;

10. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy apabila

telah memenuhi persyaratan pengujian;

11. Dalam hal pengujian perintah bayar tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan,

Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan;

12. Penerima uang muka kerja harus mempertanggungjawabkan uang muka kerja sesuai

batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 8 huruf c di atas, berupa bukti

pengeluaran;

13. Atas dasar pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan

pengujian bukti pengeluaran;

Page 28: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

28

14. Dalam hal sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 8 huruf c di atas,

penerima uang muka kerja belum menyampaikan bukti pengeluaran, Bendahara

Pengeluaran/BPP menyampaikan permintaan tertulis agar penerima uang muka kerja

segera mempertanggungjawabkan uang muka kerja yang ditembuskan kepada PPK;

15. BPP menyampaikan SPBy beserta bukti pengeluaran kepada Bendahara Pengeluaran;

16. Bendahara Pengeluaran selanjutnya menyampaikan bukti pengeluaran kepada PPK

untuk pembuatan SPP GUP/GUP Nihil;

17. SPBy dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam lampiran 8;

18. PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP;

19. Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai berikut :

a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;

b. Bukti pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam angka 5 di atas; dan

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.

20. Perjanjian/Kontrak beserta faktur pajaknya dilampirkan untuk nilai transaksi yang harus

menggunakan perjanjian/Kontrak sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah;

21. SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah bukti-

bukti pendukung diterima secara lengkap dan benar;

22. Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UP minimal sama

dengan nilai UP yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran;

23. Dalam hal pengisian kembali UP akan mengakibatkan sisa dana dalam DIPA yang

dapat dilakukan pembayaran dengan UP lebih kecil dari UP yang dikelola Bendahara

Pengeluaran :

a. Pengisian kembali UP dilaksanakan maksimal sebesar sisa dana dalam DIPA yang

dapat dibayarkan dengan UP; dan

b. Selisih antara sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UP

dan UP yang dikelola Bendahara Pengeluaran dibukukan/diperhitungkan sebagai

potongan Penerimaan Pengembalian UP.

24. Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal :

a. Sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan dengan UP minimal sama dengan

besaran UP yang diberikan;

b. Sebagai pertanggungjawaban UP yang dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau

c. UP tidak diperlukan lagi.

25. Penerbitan SPP-GUP Nihil merupakan pengesahan/pertanggungjawaban UP;

26. SPP-GUP Nihil dilengkapi dengan dokumen pendukung;

27. SPP-GUP Nihil disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

bukti-bukti pendukung diterima secara lengkap dan benar.

Page 29: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

29

F. MEKANISME PENERBITAN SPP-TUP/PTUP

1. PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan dokumen meliputi :

a. rincian penggunaan dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara

Pengeluaran;

b. surat pernyataan dari KPA/PPK yang menjelaskan syarat penggunaan TUP

sebagaimana dalam Huruf D angka 22 di atas; dan

c. surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuan TUP dari Kepala KPPN.

2. SPP-TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 2 (dua)

hari kerja setelah diterimanya persetujuan TUP dari Kepala KPPN;

3. Untuk mengesahkan/mempertanggungjawabkan TUP, PPK menerbitkan SPP-PTUP

dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir

pertanggungjawaban TUP;

4. Penerbitan SPP-PTUP dilengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam

Huruf E angka 19 di atas.

G. MEKANISME PENGUJIAN SPP DAN PENERBITAN SPM

1. PPSPM melakukan pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung yang

disampaikan oleh PPK;

2. Pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung SPP, meliputi :

a. Pengujian sebagaimana dimaksud pada Romawi II Huruf C angka 4 di atas; dan

b. keabsahan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada Romawi III Huruf B

angka 6 dan 7 di atas.

3. Dalam hal pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukungnya memenuhi

ketentuan, PPSPM menerbitkan/menandatangani SPM;

4. Jangka waktu pengujian SPP sampai dengan penerbitan SPM-UP/TUP/GUP/PTUP/LS

oleh PPSPM diatur sebagai berikut :

a. untuk SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja;

b. untuk SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja;

c. untuk SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja; dan

d. untuk SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja.

5. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena dokumen pendukung tagihan

tidak lengkap dan benar, maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan

penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya

SPP;

6. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar pengujian dan penerbitan SPM disimpan oleh

PPSPM;

Page 30: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

30

7. Bukti pengeluaran menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat pemeriksa internal dan

eksternal;

8. Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui sistem aplikasi yang disediakan oleh

Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

9. SPM yang diterbitkan melalui sistem aplikasi SPM memuat Personal Identification

Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM dari penerbit

SPM yang sah;

10. SPM dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam lampiran 9;

11. Dalam penerbitan SPM melalui sistem aplikasi, PPSPM bertanggung jawab atas :

a. Keamanan data pada aplikasi SPM;

b. Kebenaran SPM dan Kesesuaian antara data pada SPM dengan data pada ADK

SPM; dan

c. Penggunaan Personal Identification Number (PIN) pada ADK SPM.

12. PPSPM menyampaikan SPM-UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP/LS dalam rangkap 2

(dua) beserta ADK SPM kepada KPPN;

13. Penyampaian SPM-UP/SPM-TUP/SPM-LS sebagaimana dimaksud pada angka 12 di

atas diatur sebagai berikut :

a. penyampaian SPM-UP dilampiri dengan surat pernyataan dari KPA yang dibuat

sesuai format sebagaimana tercantum pada lampiran 10;

b. penyampaian SPM-TUP dilampiri dengan surat persetujuan pemberian TUP dari

Kepala KPPN;

c. penyampaian SPM-LS dilampiri dengan Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti

setor lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima.

14. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang muka

atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan :

a. asli surat jaminan uang muka;

b. asli surat kuasa bermaterai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk mencairkan

jaminan uang muka; dan

c. asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang muka sesuai Peraturan

Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

15. Khusus untuk penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, juga dilampiri

dengan faktur pajak;

16. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

SPM diterbitkan;

17. SPM-LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepada KPPN paling lambat

tanggal 15 sebelum bulan pembayaran;

Page 31: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

31

18. Dalam hal tanggal 15 merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur,

penyampaian SPM-LS untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN dilakukan paling

lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal 15;

19. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 18 di atas dikecualikan

untuk Satker yang kondisi geografis dan transportasinya sulit, dengan

memperhitungkan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan;

20. Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan oleh petugas pengantar SPM yang sah dan

ditetapkan oleh KPA dengan ketentuan sebagai berikut :

a. petugas pengantar SPM menyampaikan SPM beserta dokumen pendukung dan ADK

SPM melalui front office Penerimaan SPM pada KPPN;

b. petugas Pengantar SPM harus menunjukan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS)

pada saat menyampaikan SPM kepada Petugas Front Office; dan

c. dalam hal SPM tidak dapat disampaikan secara langsung ke KPPN, penyampaian

SPM beserta dokumen pendukung dan ADK SPM dapat melalui Kantor Pos/Jasa

Pengiriman resmi.

21. Untuk penyampaian SPM melalui kantor pos/jasa pengiriman resmi, KPA terlebih

dahulu menyampaikan konfirmasi/pemberitahuan kepada Kepala KPPN;

H. PEMBAYARAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA

1. Setiap keterlanjuran setoran ke Kas Negara dan/atau kelebihan penerimaan negara dapat

dimintakan pengembaliannya berdasarkan surat-surat bukti setoran yang sah ;

2. Pembayaran pengembalian keterlanjuran setoran dan/atau kelebihan penerimaan negara

harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang pada negara;

3. Tata cara pengembalian penerimaan negara yang telah disetor ke Kas Negara terdiri :

a. Pengembalian Penerimaan Negara Pada Tahun Berjalan,

1) Pengembalian penerimaan negara dan pengembalian penerimaan lainnya, yang

diakibatkan oleh :

a) Kelebihan atau kesalahan penyetoran;

b) Kelebihan atau kesalahan pemotongan SPM;

c) Setoran Ganda; dan

d) Ikatan Perjanjian

2) Pengembalian Penerimaan Negara yang disetorkan pada tahun anggaran berjalan

dibukukan sebagai pengurang Penerimaan Negara bersangkutan dan dibebankan

pada akun penerimaan yang sama dengan akun pada saat penyetorannya.

3) Prosedur pengembalian Penerimaan Negara menggunakan mekanisme penerbitan

Pengembalian Penerimaan (SPM-PPL) dimana :

a) PA/KPA Satuan Kerja/Penyetor mengajukan permintaan pengembalian

Penerimaan Negara kepada KPPN dengan melampirkan :

Page 32: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

32

- Fotocopy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi

BUN/Kuasa BUN (KPPN);

- Fotocopy bukti kepemilikan rekening tujuan;

- Surat ketetapan pengembalian; dan

- Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dibuat sesuai format

sebagaimana tercantum dalam lampiran 11.

b) Penerbit Surat Perintah Pembayaran (SPP)/SPM-PP adalah Pejabat

Perbendaharaan pada satuan kerja yang memiliki alokasi dana DIPA. Dalam

hal satuan kerja yang mengajukan permintaan pengembalian tidak memiliki

alokasi dana dalam DIPA, maka penerbit SPP/SPM-PP adalah Sub Bagian

Umum KPPN berkenaan; dan

c) Pengajuan SPM-PP beserta kelengkapannya kepada KPPN dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang mengatur pengajuan SPM ke KPPN.

b. Pengembalian Penerimaan Negara atas penerimaan Tahun Anggaran sebelumnya.

1) Pengembalian penerimaan negara yang disetor dan/atau dipotong atas penerimaan

tahun sebelumnya, diakibatkan oleh :

a) kelebihan/kesalahan penyetoran;

b) kelebihan/kesalahan memotong pada SPM;

c) setoran ganda;

d) ikatan perjanjian;dan

e) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

2) Prosedur Pengembalian Penerimaan Negara atas penerimaan tahun anggaran

sebelumnya yaitu :

a) PA/KPA mengajukan permintaan pengembalian penerimaan negara kepada

KPPN dengan melampirkan :

- Fotocopy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi Kuasa

BUN Pusat/di Daerah;

- Surat ketetapan pengembalian; dan

- Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).

b) KPPN melakukan pemeriksaan kelengkapan permintaan pengembalian

penerimaan dan akan meneruskan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara,

Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan melampirkan Surat Keterangan

Telah Dibukukan (SKTB) dan Surat Keputusan Persetujuan Pembayaran

Pengembalian Penerimaan (SKP4) yang diterbitkan oleh KPPN yang

tembusannya disampaikan kepada PA/KPA.

4. Petunjuk pengembalian uang Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang telah disetorkan ke Kas

Negara atas ditemukannya kembali BMN yang hilang.

Page 33: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

33

a. Pembayaran pengembalian uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara :

1) Persyaratan :

a) Pada prinsipnya uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara dapat

dikembalikan kepada yang berhak, apabila BMN yang telah dinyatakan hilang

di masa yang lalu ditemukan kembali;

b) Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang mengajukan usul

penetapan keputusan tentang persetujuan/penolakan pengembalian uang TGR

kepada Menteri/Pimpinan Lembaga setelah melakukan pemeriksaan terhadap

BMN yang telah ditemukan kembali tersebut, meliputi :

(1) Mencocokkan kebenaran jenis/spesifikasi barang disesuaikan dengan

daftar barang pada Kuasa Pengguna Barang; dan

(2) Pemeriksaan kondisi barang.

c) Untuk memeriksa kondisi barang, Kuasa Pengguna Barang dapat meminta

bantuan tenaga penilai yang kompoten dan/atau menentukan kondisi fisik

barang berdasarkan berita acara serah terima barang yang diterbitkan oleh

Kepolisian/Instansi yang berwenang;

d) Pemeriksaan kondisi fisik barang dilakukan dalam rangka memperoleh

kepastian mengenai kondisi fisik barang dalam kondisi baik, rusak ringan, atau

rusak berat dengan kriteria sebagai berikut :

(1) Kondisi Baik : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam

keadaan utuh dan berfungsi dengan baik.

(2) Kondisi Rusak Ringan : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam

keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan

baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan

perbaikan bagian utama/ komponen pokok.

(3) Kondisi Rusak Berat : Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan

tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan

besar/penggantian bagian utama/ komponen

pokok, sehingga tidak ekonomis lagi untuk

diadakan perbaikan/rehabilitasi.

e) Pengembalian uang TGR pada dasarnya dapat dilakukan jika hasil pencocokan

terhadap kebenaran jenis/spesifikasi barang dan kondisi fisik barang yang

ditemukan kembali dinyatakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Barang sesuai dengan jenis/spesifikasi barang dan kondisinya dalam

keadaan baik;

f) Besarnya pengembalian uang TGR terhadap kondisi barang sebagaimana

dimaksud pada huruf e) di atas, dapat diberikan sebesar 100% (seratus persen)

tanpa memperhitungkan nilai penyusutan dan/atau nilai keekonomiannya;

Page 34: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

34

g) Dalam hal kondisi fisik barang yang ditemukan kembali dalam keadaan

kondisi rusak ringan, besarnya pengembalian uang TGR diperhitungkan

dengan biaya riil yang telah dikeluarkan untuk memperbaiki barang yang

ditemukan kembali tersebut, sehingga kondisi fisik barang dimaksud

memenuhi kriteria kondisi baik;

h) Dalam hal kondisi fisik barang yang ditemukan kembali dalam keadaan

kondisi rusak berat, Menteri/Pimpinan Lembaga dapat menetapkan keputusan

penolakan pengembalian uang TGR.

2) Mekanisme :

Pengembalian uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara atas ditemukannya

kembali BMN yang hilang pada tahun anggaran berjalan dapat dibedakan sebagai

berikut :

a) TGR telah disetorkan ke Kas Negara seluruhnya pada tahun anggaran yang

lalu;

b) TGR telah disetorkan ke Kas Negara seluruhnya pada tahun anggaran berjalan;

c) TGR disetorkan ke Kas Negara secara angsuran sejak tahun anggaran yang lalu

sampai dengan tahun anggaran berjalan.

b. Tata cara pengembalian uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara seluruhnya

pada Tahun Anggaran lalu mengacu pada petunjuk tata cara pengembalian PNBP

atas penerimaan tahun sebelumnya;

c. Tata cara pengembalian uang TGR yang telah disetorkan seluruhnya pada Tahun

Anggaran berjalan mengacu pada petunjuk tata cara pengembalian PNBP pada

tahun berjalan.

I. PEMBAYARAN TAGIHAN YANG BERSUMBER DARI PENGGUNAAN PNBP

1. Pembayaran tagihan atas beban belanja negara yang bersumber dari penggunaan PNBP,

dilakukan sebagai berikut :

a. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis PNBP dan batas

tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimum pencairan dana yang

dapat dilakukan oleh Satker sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor

237/KMK.02/2010 tanggal 19 Mei 2010;

b. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas Negara berdasarkan

konfirmasi dari KPPN;

c. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui pagu

PNBP Satker yang bersangkutan dalam DIPA Petikan;

d. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target/estimasi dalam DIPA Petikan,

penambahan pagu dalam DIPA Petikan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan

Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran.

Page 35: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

35

2. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 Tanggal 19

Mei 2010 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan

pada Badan Pertanahan Nasional, untuk masing-masing kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan Pelayanan Pertanahan, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar

85,54% (delapan puluh lima koma lima puluh empat persen).

Pelayanan Pertanahan terdiri dari 8 pelayanan yaitu :

1) Pelayanan Survei, Pengukuran dan Pemetaan ;

2) Pelayanan Pemeriksaan Tanah;

3) Pelayanan Konsolidasi Tanah secara Swadaya;

4) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan;

5) Pelayanan Pendaftaran Tanah;

6) Pelayanan Informasi Pertanahan;

7) Pelayanan Lisensi;

8) Pelayanan Kerjasama di Bidang Pertanahan yang berasal dari kerjasama dengan

pihak lain.

b. Kegiatan Pelayanan Pendidikan, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar

90,11% (sembilan puluh koma sebelas persen).

c. Penggunaan sebagian dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai peningkatan

pelayanan di bidang pertanahan yang melibatkan kemampuan intelektual tertentu

yang meliputi survey, pengukuran dan pemetaan, kegiatan operasional,

pemeliharaan, dan investasi dalam rangka :

1) Peningkatan pelayanan di bidang pertanahan yang melibatkan kemampuan

intelektual tertentu yang meliputi survey, pengukuran dan pemetaan,

pemeriksaan tanah, konsolidasi tanah secara swadaya, pertimbangan teknis

pertanahan, pendaftaran tanah, informasi pertanahan, lisensi dan kerjasama

dengan pihak lain;

2) Penegakan hukum di bidang pertanahan;

3) Pendidikan dan pelatihan di bidang pertanahan.

3. Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen) dari

realisasi PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPA Petikan

maksimum sebesar Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);

4. Realisasi PNBP sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas termasuk sisa Maksimum

Pencairan (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya;

5. Satker pengguna PNBP yang belum memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana

PNBP dapat diberikan UP sebesar maksimal 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana

PNBP pada DIPA Petikan, maksimum sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);

6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 di atas, dapat dilakukan untuk

pengguna PNBP yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP

Page 36: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

36

namun belum mencapai 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana PNBP pada DIPA

Petikan;

7. Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil 1 (satu)

bulan dengan memperhatikan batas Maksimum Pencairan (MP);

8. Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP dilakukan terpisah dari UP/TUP

yang berasal dari Rupiah Murni;

9. Penggantian UP atas pemberian UP dilakukan setelah Satker pengguna PNBP

memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP paling sedikit sebesar UP yang

diberikan;

10. Penyesuaian besaran UP dapat dilakukan terhadap Satker pengguna PNBP yang telah

memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP melebihi UP yang telah diberikan;

11. Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula sebagai berikut:

MP : Maksimum Pencairan

PPP : Proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang ditetapkan

oleh Menteri Keuangan

JS : Jumlah setoran

JPS : Jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang

diterbitkan.

12. Sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya dari Satker

pengguna, dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tahun anggaran

berjalan setelah DIPA Petikan disahkan dan berlaku efektif;

13. Tata cara penerbitan dan pengujian SPP dan SPM-UP/TUP/PTUP/GUP/GUP Nihil/LS

dari dana yang bersumber dari PNBP mengacu pada mekanisme yang ada;

14. PPSPM menyampaikan SPM-UP/TUP/PTUP/GUP/GUP Nihil/LS beserta ADK SPM

kepada KPPN dengan dilampiri :

a. dokumen pendukung SPM;

b. bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN; dan

c. daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) dibuat sesuai format

sebagaimana tercantum dalam lampiran 12.

J. PEMBAYARAN TAGIHAN UNTUK KEGIATAN YANG BERSUMBER DARI

PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

1. Penerbitan SPP, SPM dan SP2D untuk kegiatan yang sebagian/seluruhnya bersumber

dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, mengikuti ketentuan mengenai kategori,

porsi pembiayaan, tanggal closing date dan persetujuan pembayaran dari pemberi

pinjaman dan/atau hibah luar negeri sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pencairan

dana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan;

MP = (PPP x JS) - JPS

Page 37: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

37

2. Penerbitan SPP-LS, SPM-LS, dan SP2D-LS atas tagihan berdasarkan

perjanjian/kontrak dalam valuta asing (valas) dan/atau pembayaran ke luar negeri

mengikuti ketentuan sebagai berikut :

a. Perjanjian/kontrak dalam valas tidak dapat dikonversi ke dalam rupiah; dan

b. Pengajuan SPM disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.

3. Penerbitan SPP-UP/TUP, SPM-UP/TUP, dan SP2D-UP/TUP menjadi beban dana

Rupiah Murni;

4. Pertanggungjawaban dan penggantian dana Rupiah Murni atas SP2D-UP/TUP

sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas, dilakukan dengan penerbitan SPP-

GUP/GUP Nihil/PTUP, SPM-GUP/GUP Nihil/PTUP, dan SP2D-GUP/GUP

Nihil/PTUP yang menjadi beban Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan;

5. Dalam hal terjadi penguatan nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap valas yang

menyebabkan alokasi dana Rupiah pada DIPA Petikan melampaui sisa Pinjaman

dan/atau Hibah Luar Negeri, sebelum dilakukan penerbitan SPP, Satker harus

melakukan perhitungan dan/atau konfirmasi kepada Executing Agency agar tidak terjadi

pembayaran yang melampaui sisa Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan;

6. Pengeluaran atas SP2D dengan sumber dana dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam dokumen Perjanjian

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, atau pengeluaran setelah Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri dinyatakan closing date dikategorikan sebagai pengeluaran

ineligible;

7. Atas pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada angka 6 di

atas, Direktur Jenderal Perbendaharaan menyampaikan surat pemberitahuan kepada

Pimpinan Kementerian Negara/Lembaga dengan tembusan kepada Direktur Jenderal

Anggaran;

8. Penggantian atas pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud

pada angka 7 di atas menjadi tanggung jawab Kementerian Negara/Lembaga yang

bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DIPA Petikan tahun anggaran

berjalan atau dibebankan dalam DIPA Petikan tahun anggaran berikutnya;

9. Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan pencairan dana Pinjaman

dan/atau Hibah Luar Negeri diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

K. KOREKSI/RALAT, PEMBATALAN SPP, SPM, DAN SP2D

1. Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D hanya dapat dilakukan sepanjang tidak

mengakibatkan :

a) perubahan jumlah uang pada SPP, SPM dan SP2D;

b) sisa pagu anggaran pada DIPA/POK menjadi minus; atau

c) perubahan kode Bagian Anggaran, Esselon I, dan Satker.

Page 38: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

38

2. Dalam hal diperlukan perubahan kode Bagian Anggaran, Esselon I, dan Satker

sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf c di atas, dapat dilakukan dengan terlebih

dahulu mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Perbendaharaan;

3. Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D dapat dilakukan untuk :

a. memperbaiki uraian pengeluaran dan kode BAS selain perubahan kode;

b. pencantuman kode pada SPM yang meliputi kode jenis SPM, cara bayar, tahun

anggaran, jenis pembayaran, sifat pembayaran, sumber dana, cara penarikan, nomor

register; atau

c. koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama bank yang tercantum pada

SPP, SPM dan SP2D beserta dokumen pendukungnya yang disebabkan terjadinya

kegagalan transfer dana.

4. Koreksi/ralat SPM dan ADK SPM hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan

koreksi/ralat SPM dan ADK SPM secara tertulis dari PPK;

5. Koreksi/ralat kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit) pada ADK SPM dapat

dilakukan berdasarkan permintaan koreksi/ralat ADK SPM secara tertulis dari PPK

sepanjang tidak mengubah SPM;

6. Koreksi/ralat SP2D hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan koreksi SP2D

secara tertulis dari PPSPM dengan disertai SPM dan ADK yang telah diperbaiki;

7. Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK sepanjang SP2D belum diterbitkan;

8. Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PPSPM secara tertulis sepanjang SP2D

belum diterbitkan;

9. Dalam hal SP2D telah diterbitkan dan belum mendebet kas negara, pembatalan SPM

dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan atau

pejabat yang ditunjuk;

10. Koreksi SP2D atau daftar nominatif untuk penerima lebih dari satu rekening hanya

dapat dilakukan oleh Kepala KPPN berdasarkan permintaan KPA;

11. Pembatalan SP2D tidak dapat dilakukan dalam hal SP2D telah mendebet Kas Negara;

L. PELAKSANAAN PEMBAYARAN PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN

1. Dalam kondisi akhir tahun anggaran, batas terakhir pembayaran atas beban APBN

dapat dilakukan sebelum tanggal terakhir pada akhir tahun;

2. Penetapan batas terakhir pembayaran dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan

BUN untuk menyelesaikan administrasi pengelolaan Kas Negara;

3. Dalam pertanggungjawaban UP/TUP pada akhir tahun anggaran, pengajuan SPM dan

SP2D GUP Nihil/PTUP dapat dilakukan melampaui tahun anggaran;

4. Batas akhir penerbitan SPM GUP Nihil/PTUP ditetapkan dengan mempertimbangkan

kelancaran penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

Page 39: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

39

5. Pelaksanaan pembayaran pada akhir tahun anggaran diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan yang mengatur mengenai langkah-langkah dalam menghadapi akhir tahun

anggaran.

IV. PENATAUSAHAAN HIBAH

1. Hibah adalah Pendapatan/Belanja yang berasal dari/untuk Badan/Lembaga Dalam Negeri

atau Perseorangan, Pemerintah Negara Asing, Badan/Lembaga Asing, Badan/Lembaga

International baik dalam bentuk Uang, Barang/Jasa/Surat Berharga yang tidak perlu

dibayar/diterima kembali, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat

tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus;

2. Dana-dana dari pihak lain termasuk dari pemerintah daerah yang output pelayanannya

diserahkan kepada pemohon (misalkan permohonan pengukuran, sertifikasi, dst) tidak

dikategorikan dalam pengertian hibah diatas, dengan demikian terhadap dana-dana yang

diterima dalam rangka pelayanan permohonan tersebut diselenggarakan dengan mekanisme

PNBP;

3. Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam bentuk Uang,

Barang/Jasa/Surat Berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar

kembali, yang berasal dari Dalam Negeri atau Luar negeri, yang atas pendapatan hibah

tersebut, Pemerintah mendapatkan manfaat secara langsung yang digunakan untuk

mendukung tugas dan fungsi Kementrian/Lembaga, atau diteruskan kepada Pemerintah

Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha milik Pemerintah Daerah;

4. Belanja Hibah adalah pengeluaran Pemerintah Pusat dalam bentuk Uang, Barang/Jasa/Surat

Berharga kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Lainnya atau Perusahaan Daerah yang

secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat,

serta tidak secara terus menerus;

5. Pendapatan Hibah Langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh

Kementerian/Lembaga dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara, sehingga pengesahannya harus dilakukan oleh

Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara;

6. Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari Dalam Negeri atau Luar negeri yang

memberikan hibah kepada Pemerintah Pusat.

A. Tata Cara Pengesahan Hibah dalan bentuk Uang

1. Pengajuan Permohonan Nomor Register :

a. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja (Satker) selaku Pengguna

Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara berjenjang mengajukan

permohonan nomor register atas hibah langsung bentuk uang kepada Direktur Jenderal

Pengelolaan Utang Cq. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen melalui Sekretaris

Page 40: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

40

Utama Cq Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, tembusan di

sampaikan kepada Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran dilampiri dengan :

1) Perjanjian Hibah (Grand Agreement) atau dokumen lain yang dipersamakan;

2) Ringkasan Hibah (Grand Summary).

b. Surat Permohonan nomor register dan ringkasan hibah disusun sesuai format

sebagaimana dalam lampiran 13 dan 14.

2. Pengajuan Persetujuan Pembukaan /Penutupan Rekening Hibah .

a. Menteri Pemimpin Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja (Satker) selaku Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) secara berjenjang mengajukan permohonan persetujuan

pembukaan Rekening Hibah kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara melalui

Sekertaris Utama Cq Biro Keuangan dan Pelaksanaan Angaran dalan rangka

Pengelolaan hibah langsung dam bentuk uang;

b. Permohonan Pembukaan Rekeing Hibah dilampiri surat pernyataan penggunaan

rekening sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan

rekening milik K/L Kantor/Satker;

c. Atas dasar persetujuan pembukaan rekening dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara,

Menteri/Pemimpin Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja (Satker) selaku Pengguna

Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) membuka Rekening Hibah untuk

mendanai kegiatan yang disepakati dalam perjanjian Hibah atau dokumen yang

dipersamakan;

d. Pengelolaan Rekening Hibah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran Satker dan

dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu;

e. Rekening Hibah yang telah dibuka sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 191/PMK.05/2011 wajib dilaporkan dan dimintakan persetujuan kepada

Direktorat Pengelolaan Kas Negara, K/L dapat langsung menggunakan uang yang

berasal dari hibah langsung tanpa menunggu terbitnya persetujuan pembukaan

Rekening Hibah;

f. Rekening hibah yang sudah tidak digunakan sesuai dengan pembukaannya, wajib

ditutup oleh Menteri/Pemimpin Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja (Satker) dan

saldonya disetor ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN), kecuali ditentukan lain

dalam perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan;

g. Tata cara penyetoran dan pencatatan penyetoran saldo rekening hibah ke RKUN diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan;

h. Jasa Giro/Bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke Kas Negara sebagai

PNBP, kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang

dipersamakan.

Page 41: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

41

3. Penyesuaian Pagu Hibah dalam DIPA Petikan

a. PA/KPA pada K/L melakukan penyesuaian pagu belanja/pendapatan yang bersumber

dari Hibah langsung dalam bentuk uang dalam DIPA Petikan;

b. Penyesuaian Pagu belanja/pendapatan dilakukan melalui revisi DIPA Petikan yang

diajukan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kakanwil DJPB untuk disahkan

sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran;

c. Penyesuaian Pagu Belanja dilakukan melalui revisi DIPA Petikan sebesar yang

direncanakan akan dilaksanakan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, paling

tinggi sebesar perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan;

d. Revisi pada huruf b dan c di atas menambah pagu DIPA Petikan tahun anggaran

berjalan;

e. Hibah langsung yang sudah diterima tetapi belum dilakukan penyesuaian pagu DIPA

Petikan diproses melalui tata cara revisi anggaran pada kesempatan pertama, K/L

dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari hibah langsung tanpa menunggu

terbitnya revisi DIPA Petikan;

f. Apabila terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk

uang untuk membiayai kegiatan pada DIPA Petikan K/L tahun anggaran berjalan yang

akan digunakan pada tahun anggaran berikutnya, dapat menambah pagu belanja DIPA

Petikan tahun anggaran berikutnya;

g. Penambahan pagu DIPA Petikan setinggi-tinggi sebesar sisa uang yang bersumber dari

hibah pada akhir tahun berjalan; penambahan pagu DIPA Petikan dilakukan melalui

mekanisme revisi yang diajukan oleh PA/KPA kepada Kepala Kanwil Direktorat

Jenderal Perbendaharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. Untuk Pendapatan Hibah langsung yang bersifat tahun jamak (multiyears) pelaksanaan

revisi penambahan pagu DIPA Petikan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas

dapat digabung dengan revisi penambahan pagu DIPA Petikan dari rencana

penerimaan hibah langsung tahun berikutnya.

4. Pengesahan Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang.

a. PA/KPA secara berjenjang melalui Sekretaris Utama Cq Biro Keuangan dan

Pelaksanaan Anggaran mengajukan SP2HL atas seluruh pendapat Hibah Langsung

Luar Negeri bentuk uang sebesar yang telah diterima, dan belanja yang bersumber dari

Hibah Langsung Luar Negeri sebesar yang telah dibelanjakan pada tahun anggaran

berjalan kepada KPPN Khusus VI paling tinggi sebesar alokasi dana yang tercantum

pada DIPA Petikan;

b. Dalam hal Hibah berasal dari Dalam Negeri, PA/KPA mengajukan Surat Perintah

Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) atas seluruh pendapatan Hibah Langsung

Dalam Negeri bentuk Uang sebesar yang telah diterima dan belanja yang bersumber

dari Hibah Langsung Dalam Negeri sebesar yang telah dibelanjakan pada tahun

Page 42: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

42

anggaran berjalan kepada KPPN mitra kerjanya paling tinggi sebesar alokasi dana

yang tercantum pada DIPA Petikan;

c. Format Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) seperti pada lampiran

15 dan dilampiri dengan :

1) fotocopi Rekening Hibah;

2) surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL);

3) surat Pernyataan Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM);

4) fotocopi Surat Persetujuan Pembukaan Rekening untuk pengajuan Surat Perintah

Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) pertama kali.

d. Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) dibuat menggunakan aplikasi

SPM yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

5. Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang.

a. Sisa uang yang bersumber dari hibah langsung bentuk uang dapat dikembalikan

kepada Pemberi Hibah sesuai dengan Perjanjian Hibah atau dokumen yang

dipersamakan;

b. Atas pengembalian Hibah yang berasal dari Luar Negeri, PA/KPA secara berjenjang

melalui Sekretaris Utama Cq Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran mengajukan

Surat Perintah Pengesah Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) kepada

KPPN Khusus Jakarta VI, dengan melampirkan :

1) fotocopi rekening koran terakhir atas rekening hibah;

2) fotocopi bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah;

3) Surat Pernyataan Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM);

c. Atas pengembalian Hibah yang berasal dari Dalam Negeri, PA/KPA mengajukan

Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL)

kepada KPPN mitra kerjanya dan dilampiri :

1) fotocopi Rekening Koran Terakhir atas Rekening Hibah;

2) fotocopi bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah;

3) Surat Pernyataan Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM);

d. Format SP4HL sebagaimana tercantum dalam lampiran 16;

e. SP2HL dibuat menggunakan aplikasi SPM yang disediakan oleh Direktorat Jenderal

Perbendaharaan.

B. Tata Cara Pengesahan dan Pencatatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang/Jasa/

Surat Berharga.

1. Penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) dan Penatausahaan Dokumen

Pendukung Lainnya.

a. BAST minimal memuat :

Page 43: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

43

1) Tanggal Serah Terima;

2) Pihak Pemberi dan Penerima Hibah;

3) Tujuan Penyerahan Hibah;

4) Nilai Nominal, apabila dalam mata uang asing harus dikonversi ke mata uang

rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal BAST;

5) Bentuk Hibah; dan

6) Rincian Harga per Barang.

b. Apabila dalam BAST atau dokumen pendukung hibah lainnya tidak terdapat nilai

Barang/Jasa/Surat Berharga, Menteri/Pemimpin Lembaga/Kepala Kantor/Satuan

Kerja (Satker) selaku Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

penerima hibah melakukan estimasi nilai wajar atas Barang/Jasa/Surat Berharga

yang diterima;

c. Dokumen pendukung lain terkait penerimaan hibah harus ditatausahakan oleh

penerima hibah.

2. Pengajuan Permohonan Nomor Register

a. Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja (Satker) selaku Pengguna

Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara berjenjang melalui

Sekretaris Utama Cq Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri dan tembusan

disampaikan kepada Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran mengajukan

permohonan nomor register atas hibah langsung bentuk barang/jasa/surat berharga

kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Cq. Direktur Evaluasi Akuntansi dan

Setelmen dilampiri dengan :

1) Perjanjian Hibah (Grand Agreement) atau dokumen lain yang dipersamakan;

2) Ringkasan Hibah (Grand Summary).

b. Surat Permohonan nomor register dan ringkasan hibah disusun sesuai format

sebagaimana dalam lampiran 17 dan 18;

c. Dalam hal tidak terdapat dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1.a dan 1.b

di atas permohonan nomor register dilampiri dengan :

1) Berita Acara Penyerahan Hibah; dan

2) Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL).

d. Pencatatan barang yang ada di kantor yang belum dimasukkan dalam SIMAK

BMN, mekanismenya sebagai berikut :

1) Apabila barang sudah ada Nilai Nominal dan Berita Acara Surat Terima

(BAST), barang tersebut cukup dimasukkan dalam aplikasi SIMAK BMN

dan diungkap secara memadai dalam CaLK;

Page 44: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

44

2) Kepala Kantor Wilayah/Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang

menerima hibah dalam bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga membuat dan

menandatangani BAST bersama dengan pemberi hibah.

a) BAST minimal memuat :

- Tanggal Serah Terima;

- Pihak Pemberi dan Penerima Hibah;

- Tujuan Penyerahan;

- Nilai Nominal, apabila dalam mata uang asing harus dikonversi ke mata

uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal

BAST;

- Bentuk Hibah; dan

- Rincian Harga per Barang.

b) Apabila dalam BAST atau dokumen pendukung hibah lainnya tidak

terdapat nilai Barang/Jasa/Surat Berharga, Kepala Kantor Wilayah/Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota penerima hibah melakukan estimasi

nilai wajar atas Barang/Jasa/Surat Berharga yang diterima.

3. Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.

Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja selaku Pengguna Anggaran

(PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara berjenjang melalui Sekretaris Utama

Cq Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran mengajukan Surat Perintah Pengesahan

Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL-BJS)

sebagaimana contoh lampiran 19 dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direktur Jenderal

Pengelolaan Utang Cq. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen dengan dilampiri :

a. BAST; dan

b. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL).

4. Pencatatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.

a. PA/Kuasa PA mengajukan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/

Jasa/Surat Berharga (MPHL-BJS) sebagaimana contoh format MPHL-BJS pada

lampiran 20 atas seluruh pendapatan hibah langsung bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga untuk Pencatatan Persediaan Barang dan Jasa dari Hibah/Belanja Modal

untuk Pencatatan Asset Tetap atau Asset lainnya dari Hibah/Pengeluaran

Pembiayaan untuk Pencatatan Surat Berharga dari Hibah baik dari Luar Negeri

maupun dari Dalam Negeri sebesar nilai Barang/Jasa/Surat Berharga pada tahun

anggaran berjalan kepada KPPN mitra kerjanya, dengan dilampiri :

1) SPTMHL ;

2) SP3HL-BJS lembar ke 2; dan

3) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).

Page 45: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

45

b. MPHL-BJS dibuat menggunakan aplikasi SPM yang disediakan oleh Direktorat

Jenderal Perbendaharaan;

c. Atas dasar persetujuan MPHL-BJS yang diterima dari KPPN, PA/KPA

membukukan belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah/belanja

modal untuk pencatatan Asset Tetap atau Asset Lainnya dari hibah;

d. Apabila Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Kantor/Satuan Kerja (Satker) selaku

Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) penerima hibah

tidak dapat menghasilkan estimasi nilai wajar atas Barang/Jasa/Surat Berharga

yang diterima, maka Pendapatan Hibah Langsung tidak diajukan permohonan

nomor register dan tidak dilakukan pengesahan baik di Direktur Jenderal

Pengelolaan Utang (DJPU) maupun KPPN;

e. Atas Pendapatan Hibah Langsung diungkapkan secara memadai pada Catatan atas

Laporan Keuangan (CaLK).

C. Pejabat Perbendaharaan

1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari

hibah langsung adalah PPK Satker yang bersangkutan atau apabila perlu dapat ditunjuk

PPK tersendiri oleh KPA;

2. Pejabat penandatangan Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) dan Surat

Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung (SP4HL) adalah

Pejabat Penandatangan SPM, dalam hal SK telah ditetapkan maka PA/KPA melakukan

revisi dengan menambahkan kewenangan sebagai penandatangan SP2HL dan SP4HL

serta revisi SK disampaikan kepada Kepala KPPN;

3. Pejabat Penandatangan MPHL-BJS adalah KPA.

D. Penyampaian SP2HL

1. PA/Kuasa PA membuat dan menyampaikan SP2HL ke KPPN atas pendapatan hibah

langsung dalam bentuk uang dan/atau belanja yang bersumber dari hibah langsung

dengan dilampiri :

fotocopy rekening koran terakhir atas rekening hibah;

SPTMHL;

SPTJM;

fotocopy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama

kali.

2. Penyampaian SP2HL ke KPPN dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun anggaran.

Page 46: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

46

E. Penyampaian SP4HL

1. PA/Kuasa PA membuat dan menyampaikan SP4HL ke KPPN atas pengembalian

pendapatan hibah langsung dalam bentuk uang dengan dilampiri :

fotocopy rekening koran terakhir atas rekening hibah;

fotocopy bukti pengiriman/ transfer kepada pemberi hibah;

SPTJM.

2. Penyampaian SP4HL ke KPPN dilakukan segera setelah semua kegiatan dalam

perjanjian hibah selesai dilaksanakan dan pengembalian hibah telah dilakukan.

F. Penyampaian MPHL-BJS

1. Penyampaian MPHL-BJS ke KPPN dilakukan pada tahun anggaran berjalan setelah

dilakukan pengesahan penerimaan hibah langsung bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga

ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali

dalam 1 (satu) tahun anggaran;

2. Atas pendapatan hibah langsung bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga dan belanja

barang untuk Pencatatan Persediaan dan Jasa dari hibah/Belanja Modal untuk

pencatatan Asset Tetap atau Asset Lainnya dari hibah/Pengeluaran Pembiayaan untuk

Pencatatan Surat Berharga dari hibah, PA/Kuasa PA membuat dan menyampaikan

MPHL-BJS ke KPPN dengan dilampiri :

SPTMHL bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga;

Surat Perintah Pengesahan Penerimaan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga (SP3HL-BJS) yang sudah disetujui Direktur Jenderal Pengelolaan Utang

(DJPU) lembar kedua;

SPTJM.

G. Petugas Pengantar SP2HL, SP4HL, dan MPHL-BJS

Petugas pengantar SP2HL, SP4HL, dan MPHL-BJS adalah petugas pengantar SPM, dalam

hal SK telah ditetapkan, PA/Kuasa PA melakukan revisi dengan menambahkan tugas

pengantar SP2HL, SP4HL, dan MPHL-BJS serta revisi SK disampaikan kepada Kepala

KPPN.

H. Pengambilan SPHL, SP3HL, dan Persetujuan MPHL-BJS

1. Petugas Pengambil SPHL, SP3HL dan Persetujuan MPHL-BJS adalah petugas

pengambil SP2D;

2. Dalam hal petugas pengambil SP2D telah ditetapkan, PA/Kuasa PA melakukan revisi

SK dengan menambahkan tugas untuk mengambil SPHL, SP3HL, dan Persetujuan

MPHL-BJS serta menyampaikan revisi SK kepada Kepala KPPN.

Page 47: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

47

I. Sanksi-sanksi

1. Kementrian/Lembaga yang menerima hibah dalam bentuk Uang/Barang/Jasa/Surat

Berharga yang tidak mengajukan register dan/atau pengesahan diberikan sanksi

administrasi;

2. Hibah yang diterima langsung oleh Kementerian/Lembaga dan tidak dikelola sesuai

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 ini menjadi tanggung jawab

Penerima Hibah;

3. Apabila terjadi ineligible (tidak memenuhi syarat) atas Pendapatan hibah yang tidak

diajukan register dan/atau pengesahan oleh Kementerian/Lembaga, Negara tidak

menanggung atas jumlah ineligible Pendapatan Hibah yang bersangkutan.

Apabila terjadi ineligible atas Pendapatan hibah yang telah diajukan register dan

pengesahan oleh Kementerian/Lembaga, Negara dapat menanggung atas jumlah ineligible

melalui DIPA Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.

Terhadap Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang

telah diterima sebelum ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011

serta telah disahkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), tidak diperlukan

pengesahan kembali berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011.

V. PENATAUSAHAAN PNBP

A. Seluruh transaksi PNBP diterima dan dicatat oleh Bendahara Penerimaan dalam BKU dan

Buku Pembantu sesuai dengan jenis pelayanan;

B. Jenis PNBP di lingkungan BPN RI.

Sehubungan dengan pendapatan dan penerimaan-penerimaan Badan Pertanahan Nasional

RI yang bersifat umum dan bersifat fungsional, maka Bendahara Penerimaan agar

menyetorkan penerimaan-penerimaan tersebut ke Rekening Kas Umum Negara dengan

Kode Unit Organisasi 056.01 dan Kode Akun Pendapatan untuk :

1. Bersifat Umum :

1. 423121 - Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung dan Bangunan;

2. 423122 - Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin;

3. 423129 - Pendapatan dari pemindahtanganan BMN lainnya;

4. 423141 - Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan;

5. 423142 - Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin;

6. 423149 - Pendapatan dari Pemanfaatan BMN lainnya;

7. 423221 - Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro);

8. 423291 - Pendapatan Jasa Lainnya;

9. 423752 - Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan

Pemerintah;

Page 48: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

48

10. 423911 - Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun

Anggaran Yang Lalu;

11. 423912 - Penerimaan Kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran

Yang Lalu;

12. 423913 - Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran

Yang Lalu;

13. 423914 - Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar

Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu;

14. 423915 - Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun

Anggaran Yang Lalu;

15. 423916 - Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran

Yang Lalu;

16. 423921 - Pendapatan Pelunasan Piutang Non Bendahara;

17. 423922 - Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi Atas Kerugian yang

diderita oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara;

18. 423931 - Pendapatan dari Penutupan rekening;

19. 423999 - Pendapatan Anggaran Lain-lain.

2. Bersifat Fungsional :

1. 423214 - Pendapatan Hak dan Perijinan;

2. 423219 - Pendapatan Pelayanan Pertanahan terdiri dari :

a) Pelayanan Survei, Pengukuran dan Pemetaan ;

b) Pelayanan Pemeriksaan Tanah;

c) Pelayanan Konsolidasi Tanah secara Swadaya;

d) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan;

e) Pelayanan Pendaftaran Tanah;

f) Pelayanan Informasi Pertanahan;

g) Pelayanan Lisensi;

h) Pelayanan Penetapan Tanah Objek Penguasaan Benda

Benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara

Belanda (P3MB);

i) Pelayanan Kerjasama dibidang Pertanahan yang

berasal dari kerjasama dengan pihak lain;

3. 423511 - Pendapatan Uang Pendidikan

Page 49: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

49

C. Bendahara Penerimaan dan ATL Bendahara Penerimaan bertanggung jawab kepada KPA

baik dari segi penerimaan, penyetoran, penatausahaan, pembukuan dan pelaporan;

D. Legalitas SSBP PNBP agar ditandatangani oleh Atasan Langsung Bendahara Penerimaan;

E. Bukti Setor PNBP untuk kegiatan pelayanan (SSBP) lembar ke-4 agar diserahkan kepada

Bendahara Pengeluaran disertai dengan Daftar Nominatif Nama-nama Pemohon,

sebagaimana contoh format pada lampiran 21;

F. SSBP menggunakan bentuk/format standar;

G. Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) wajib disetor langsung secepatnya ke Kas

Negara;

H. Bentuk dan jenis kwitansi penerimaan, Surat Perintah Setor (SPS) dan Daftar Nominatif

tetap berlaku sebagaimana SE. KBPN No. 350-669-Settama tanggal 25 Maret 2004;

I. KPA dapat melimpahkan kewenangan penandatanganan Surat Perintah Setor (SPS) kepada

pejabat yang ditunjuk;

J. Biaya administrasi bank/transfer/bea materai sehubungan dengan pelayanan Bank

dibebankan pada APBN yang bersumber dari DIPA petikan;

K. Kekurangan pembayaran PNBP sehubungan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

51/PMK.02/2012 wajib ditagih dan dilaporkan dalam Laporan Keuangan;

VI. PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG SUMBER DANANYA DARI

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional dan

dalam rangka tertib administrasi penggunaan anggaran khususnya yang bersumber dari

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), maka perlu diatur penggunaannya sebagai berikut :

A. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) petikan, yang selanjutnya dirinci dalam

Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang disusun oleh masing–masing Satuan Kerja

bersangkutan, merupakan dokumen pelaksanaan anggaran berdasarkan Undang-Undang

APBN yang diantaranya menetapkan besaran alokasi/batas pagu belanja PNBP yang dapat

digunakan dan dicairkan dalam tahun anggaran bersangkutan;

B. Selanjutnya pelaksanaan penggunaan dana PNBP didasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 tentang Persetujuan Penggunaan sebagian Dana

Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Pertanahan Nasional, yang menetapkan Izin

Penggunaan untuk pelayanan pertanahan paling tinggi sebesar 85,54 % tidak termasuk

penerimaan dari pelayanan P3MB/Prk 5, karena penerimaan dari P3MB/Prk 5 tidak diatur

Page 50: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

50

ijin penggunaannya. Sedangkan pelayanan pendidikan paling tinggi sebesar 90,11% dari

realisasi PNBP;

C. Dalam pelaksanaannya penetapan target dan realisasi PNBP didasarkan atas :

1. Target PNBP ditetapkan dan dicantumkan pada Halaman III DIPA petikan masing-

masing Satuan Kerja sesuai hasil penelaahan bersama dengan Direktorat Jenderal

Anggaran Kementerian Keuangan RI berdasarkan usulan dan data dari masing - masing

Satuan Kerja bersangkutan;

2. Apabila pencantuman target PNBP dalam DIPA petikan belum/tidak lengkap/tidak

sesuai dengan hasil penelaahan sebagaimana dimaksud pada point C.1, maka Satuan

Kerja yang bersangkutan harus segera mengajukan usul revisi DIPA petikan

bersangkutan ke Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan setempat dengan tembusan

ke Kantor Pusat BPN RI, sesuai mekanisme revisi DIPA yang ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2013;

3. Realisasi PNBP dibuktikan dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang sudah

divalidasi oleh Bank/Kas Negara dan dicantumkan dalam rekonsiliasi data PNBP

bersama KPPN setempat;

4. Apabila realisasi PNBP telah melampaui target yang sudah ditetapkan pada tahun

berjalan, revisi DIPA diatur dalam Romawi VII Revisi DIPA.

D. Dalam pelaksanaan penggunaan dana PNBP, agar diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Anggaran Belanja PNBP dalam DIPA petikan digunakan untuk membiayai Operasional

Pelayanan dan Dukungan Pelayanan yang meliputi 3 (tiga) program yaitu :

a. program Pengelolaan Pertanahan Nasional;

b. program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya; dan

c. program Peningkatan Sarana dan Prasarana.

2. Besaran pagu dana PNBP yang dapat digunakan dan dicairkan dibatasi oleh dan

mengacu kepada :

a. besaran pagu masing-masing Program yang ditetapkan dalam DIPA petikan

bersangkutan;

b. batas ijin persetujuan penggunaan sebagian dana PNBP sebagaimana ditetapkan

dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010;

c. besaran jumlah realisasi penerimaan PNBP tahun berjalan yang dibuktikan dengan

dokumen SSBP;

d. sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya;

3. Penggunaan dana Program Pengelolaan Pertanahan Nasional (point D.1.a) untuk

membiayai pelaksanaan operasional pelayanan pertanahan dan penegakan hukum.

Pelaksanaan operasional pelayanan pertanahan wajib diutamakan mengingat hal

tersebut berkaitan langsung dengan pelayanan kepada masyarakat.

Page 51: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

51

Operasional pelayanan sesuai dengan tipe pekerjaan/sifat pelayanan termaksud,

dibedakan atas :

a. Untuk Kegiatan Pelayanan yang operasionalnya memerlukan pekerjaan lapang yang

mencakup kegiatan pelayanan :

1) Survei Pengukuran dan Pemetaan;

2) Pemeriksaan Tanah;

3) Pertimbangan Teknis Pertanahan;

4) Konsolidasi Tanah secara Swadaya;

b. Kegiatan Pelayanan yang operasionalnya merupakan pelayanan administrasi kantor

mencakup kegiatan pelayanan :

1) Pendaftaran Tanah;

2) Informasi Pertanahan;

3) Pemberian Lisensi;

4. Selanjutnya porsi penggunaan dana Program Pengelolaan Pertanahan Nasional (P3)

untuk membiayai pelaksanaan operasional pelayanan pertanahan tersebut pada point

D.3 diatur sebagai berikut :

a. Untuk kegiatan pelayanan yang operasionalnya memerlukan pekerjaan lapang

sebagaimana dimaksud pada point D.3.a, besaran anggaran operasional pelayanan

pertanahan untuk :

1) Konsolidasi Tanah secara Swadaya adalah maksimum sebesar 90 % (sembilan

puluh persen) dari ijin persetujuan penggunaan PNBP sesuai dengan realisasi

penerimaan atau maksimum 90 % x 85,54 % x SSBP;

2) Survei Pengukuran dan Pemetaan, Pemeriksaan Tanah, dan Pertimbangan Teknis

Pertanahan adalah maksimum sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari ijin

persetujuan penggunaan PNBP sesuai dengan realisasi penerimaan atau

maksimum 80 % x 85,54 % x SSBP;

Pola belanja dihitung secara proporsional sesuai realisasi penerimaan dengan

tetap mengacu pada rincian biaya yang telah tercantum dalam POK, sedangkan

besarnya volume satuan menyesuaikan jumlah penerimaan.

Page 52: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

52

Contoh :

Kegiatan Pelayanan Yang Operasionalnya Memerlukan Pekerjaan Lapang.

Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Non Pertanian di ProvinsiKalimantan Barat (HSBKu Rp.80.000,-) sebanyak 5 (lima) permohonan :

Luas (M2) Tarif (Rp) Rumus Maksimum Penggunaan

(80 % x 85,54 % x SSBP)

Besaran Penggunaan(Rp)

100 116.000 80 % x 85,54 % x 116.000 79.381,12

300 148.000 80 % x 85,54 % x 148.000 101.279,36

500 180.000 80 % x 85,54 % x 180.000 123.177,60

600 196.000 80 % x 85,54 % x 196.000 134.126,72

1000 260.000 80 % x 85,54 % x 260.000 177.923,20

JUMLAH 900.000 80 % x 85,54 % x 900.000 615.888,00

Sisa Maksimum Pencairan dari penerimaan yakni sebesar Rp.153.972,-

{(Rp.900.000 X 85,54 %) – Rp.615.888,-} digunakan untuk membiayai Program

Pengelolaan Pertanahan (Penegakan Hukum), Program Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, dan Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana;

b. Untuk kegiatan pelayanan yang operasionalnya merupakan pelayanan administrasi

kantor sebagaimana dimaksud pada point D.3.b, besaran anggaran operasional

pelayanan pertanahan adalah sebesar Rp.42.000,- untuk setiap Permohonan dari

ijin persetujuan penggunaan PNBP sesuai dengan realisasi penerimaan. Pola belanja

mengacu pada harga satuan yang telah tertuang dalam POK.

Contoh :

Kegiatan Pelayanan Yang Operasionalnya Merupakan Pelayanan Administrasi Kantor.

Pelayanan Pendaftaran Hak Tanggungan sebanyak 5 (lima) permohonan terdiri dari :

No TARIF

(Rp)

MAKSIMUM

PENCAIRAN

BELANJA

OPERASIONAL

SISA M.P DARI

PENERIMAAN

1 50.000 42.770 42.000 770

2 50.000 42.770 42.000 770

3 200.000 171.080 42.000 129.080

4 200.000 171.080 42.000 129.080

5 2.500.000 2.138.500 42.000 2.096.500

JML 3.000.000 2.566.200 210.000 2.356.200

Page 53: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

53

Sisa Maksimum Pencairan dari penerimaan yakni sebesar Rp. 2.356.200,-

{(Rp.3.000.000 x 85,54 %) – (Rp.42.000 X 5 permohonan)} digunakan untuk

membiayai Program Pengelolaan Pertanahan (Penegakan Hukum), Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, dan Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana;

5. Penggunaan dana Program Pengelolaan Pertanahan (Penegakan Hukum) diprioritaskan

untuk membiayai pelaksanaan kegiatan dalam rangka :

a. Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Pertanahan;

b. Peningkatan Pelayanan di Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;

c. Peningkatan Pelayanan di Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan;

d. Peningkatan Pelayanan di Bidang Pengendalian dan Pemberdayaan Masyarakat;

e. Peningkatan Pelayanan di Bidang Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan.

6. Penggunaan Dana Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya (PDM) diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan :

a. Tata kelola pertanahan;

b. Peningkatan SDM;

c. Sosialisasi peraturan dan kebijakan;

d. Penguatan data dan informasi;

e. Lain-lain kegiatan dukungan manajemen dan tugas teknis.

7. Penggunaan dana Program Peningkatan Sarana dan Prasarana (PSP) diprioritaskan

untuk membiayai pelaksanaan kegiatan :

a. Pembangunan Gedung Kantor;

b. Rehabilitasi Gedung (termasuk Instalasi);

c. Pengadaan Kendaraan Operasional;

d. Pengadaan Peralatan dan;

e. Kegiatan Investasi lainnya;

8. Untuk jenis pelayanan di Bidang Pertanahan yang berasal dari kerjasama dengan Pihak

Lain, porsi penggunaan anggaran operasional pelayanan disesuaikan dengan jenis

pelayanannya sebagaimana dimaksud pada point D.3;

9. Terhadap jenis pelayanan yang belanjanya belum tertuang dalam RKAKL/POK dapat

dicantumkan dalam RKAKL/POK sesuai SOP unit teknis terkait melalui mekanisme

revisi DIPA/POK.

E. Dalam pelaksanaan penggunaan dana PNBP agar tetap berpedoman pada mekanisme dan

standar satuan biaya yang diberlakukan pada APBN tahun bersangkutan serta dihindari

terjadinya pemborosan anggaran dan ketidakseragaman dalam pemberlakuan satuan biaya

untuk kegiatan-kegiatan yang relatif sama;

F. Mengingat kondisi masing-masing Satuan Kerja berbeda satu dengan lainnya, kecuali

peruntukan penggunaan dana Program Pengelolaan Pertanahan Nasional (Operasional

Page 54: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

54

Pelayanan) yang besaran porsi penggunaannya per masing-masing jenis kegiatan pelayanan

telah ditetapkan secara pasti khususnya point D.4 diatas, maka prioritas dan besaran

penggunaan dana untuk kegiatan Program Pengelolaan Pertanahan Nasional (Penegakan

hukum), Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, dan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana ditentukan oleh Kepala Satuan Kerja selaku

Kuasa Pengguna Anggaran dengan memperhatikan kebutuhan riil dan mendesak dalam

mendukung pelaksanaan Program Nasional di bidang pertanahan dan apabila memerlukan

revisi agar mengikuti mekanisme Tata Cara Revisi Anggaran.

G. Agar setiap Satker mengetahui besaran dana PNBP baik target penerimaan, pagu DIPA,

realisasi penerimaan, alokasi dan realisasi belanja, sehingga dapat menggunakan dana secara

efektif, pengelola PNBP Satker harus membuat kendali PNBP sebagai berikut :

1. Proporsi Arsitektur Anggaran dalam DIPA (lampiran 22)

2. Kendali Penerimaan dan Belanja ( lampiran 23)

VII. REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)

Pelaksanaan Revisi DIPA yang terkait dengan pelaksanaan program/kegiatan agar

mempedomani Peraturan Menteri Keuangan Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2013

serta mempedomani/memperhatikan program-program prioritas pelayanan pertanahan jangka

menengah dan tahunan. Dalam hal pelaksanaan DIPA Satker/Unit Organisasi Eselon I

memerlukan revisi, maka Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat

mengusulkan pengesahan revisi DIPA kepada Direktur Jenderal Anggaran/Direktur Jenderal

Perbendaharaan.

Prosedur Pengajuan Usul dan Proses Revisi DIPA di Lingkungan BPN RI.

A. Prosedur Pengajuan Usul Revisi DIPA

1. Usulan revisi DIPA BPN RI diajukan Eselon I/II yang terkait kepada Sekretaris Utama

dengan tembusan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, dan Biro Keuangan dan

Pelaksanaan Anggaran;

2. Usul revisi DIPA Daerah diajukan oleh Kakanwil BPN yang bersangkutan kepada

Sekretaris Utama dengan tembusan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, dan

Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran, serta unit Esselon I terkait;

3. Usul revisi DIPA STPN diajukan oleh Ketua STPN kepada Sekretaris Utama dengan

tembusan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, dan Biro Keuangan dan

Pelaksanaan Anggaran;

Usul revisi DIPA sekurang-kurangnya melampirkan :

1. format 1.5 RKA-KL yang memuat usulan perubahan / pergeseran anggaran;

2. perhitungan anggaran yang diusulkan untuk dilakukan perubahan / pergeseran (matriks

perubahan) ;

Page 55: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

55

3. format 1.4 RKA-KL untuk kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP; dan

4. data pendukung lainnya yang terkait antara lain berupa :ADK, TOR/KAK, RAB,

Spesifikasi Teknis.

B. Proses Revisi Anggaran/ Revisi DIPA :

Prosedur/Tata Cara Revisi DIPA menunggu Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara

Revisi Anggaran Tahun 2013.

VIII. PENYUSUNAN DAN REVISI PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK)

A. PENYUSUNAN POK

POK merupakan penjabaran lebih lanjut dari DIPA petikan, POK berfungsi sebagai :

1. Pedoman dalam melaksanakan kegiatan/aktivitas;

2. Alat monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan/aktivitas;

3. Alat perencana kebutuhan dana;

4. Sarana untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pelaksanaan

anggaran.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada masing-masing satker pada awal tahun anggaran

setelah diterimanya DIPA petikan segera menyusun dan menetapkan Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK) DIPA Tahun Anggaran berjalan yang mengacu pada Kertas Kerja RKAKL

yang menjadi dasar penerbitan DIPA bersangkutan.

POK sekurang-kurangnya memuat uraian tentang kode dan nama Satker, program dan nama

program, kode dan nama kegiatan/output/komponen input/akun, rincian volume, harga

satuan, jumlah biaya, dan sumber dana. (format POK lampiran 24).

B. REVISI POK

Apabila dalam pelaksanaan kegiatan memerlukan revisi POK, maka Inspektorat Utama/

Direktur/Kepala Biro/Kepala Pusat/Kabag/Kabid/Kasubag/Kasi dapat mengusulkan revisi

POK kepada Kuasa Pengguna Anggaran dengan mengubah RKAKL berkenaan dan

selanjutnya menyampaikan Arsip Data Komputer (ADK) berupa matrik perubahan dan

Kertas Kerja RKAKL pembaruan dalam softcopy dan hardcopy dimaksud kepada Direktur

Pelaksanaan Anggaran Ditjen Perbendaharaan/Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan

setempat untuk dilaksanakan pemutakiran data/validasi DIPA serta tembusan di sampaikan

kepada Kepala KPPN setempat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan revisi POK antara lain :

1. Harus memperhatikan realisasi anggaran Akun sebelumnya;

2. Pada revisi POK ke 2 dan selanjutnya agar memperhatikan hasil revisi POK sebelumnya;

3. Anggaran yang diblokir/bintang tidak diperkenankan direvisi sebelum pembukaan blokir;

Page 56: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

56

Dalam mengajukan revisi POK agar menyebutkan alasan perubahan/revisi dan

menyebutkan program, kegiatan, sub kegiatan, komponen, sub komponen atau Akun yang

akan direvisi.

IX. SURAT KUASA PENGGUNAAN ANGGARAN (SKPA)

A. PRINSIP DASAR SKPA

1. SKPA diterbitkan dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pembayaran antar

wilayah dan dilakukan untuk menunjang pencapaian keluaran (output) Kuasa PA

Penerbit;

2. SKPA diterbitkan oleh Kuasa PA unit esselon yang lebih tinggi kepada Kuasa PA unit

esselon yang lebih rendah, dalam unit esselon I yang sama pada suatu kementerian

negara/lembaga;

3. Kuasa PA Satker Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan/atau Urusan Bersama tidak

dapat menerbitkan/menerima SKPA;

4. Kuasa PA Penerima tidak dapat menerbitkan SKPA lagi kepada Kuasa PA Penerima

lainnya atas SKPA yang diterimanya;

5. Kuasa PA Penerbit bertanggungjawab atas indeks kinerja kegiatan dan keluaran (output)

dari pekerjaan yang diterbitkan SKPA-nya;

6. Kuasa PA Penerima bertanggungjawab atas pencapaian paket pekerjaan dan penggunaan

anggaran yang diterbitkan SKPA-nya;

7. Penerbitan SKPA tidak berakibat pada pemindahan pagu DIPA dari Kuasa PA Penerbit

kepada Kuasa PA Penerima;

8. SKPA mengurangi kredit anggaran yang dapat direalisasikan pada Kuasa PA Penerbit

dan KPPN Penerbit;

B. PENERBITAN DAN PENATAUSAHAAN SKPA

1. SKPA diterbitkan sesuai fungsi, subfungsi, program, kegiatan, output dan Akun

sebagaimana tercantum dalam DIPA Petikan Kuasa PA Penerbit;

2. SKPA diterbitkan dengan kode Satker Kuasa PA Penerbit, kde lokasi Kuasa PA Penerbit,

dan kode kantor bayar KPPN Penerima;

3. SKPA diterbitkan per jenis belanja dan berlaku untuk 1 (satu) tahun anggaran;

4. Kuasa PA Penerbit menerbitkan SKPA untuk digunakan sebagai dasar penggunaan

anggaran oleh Kuasa PA Penerima;

5. SKPA disampaikan kepada KPPN Penerbit dalam rangkap 8 (delapan) dengan dilampiri

ADK SKPA untuk mendapat pengesahan;

6. Dalam hal terjadi revisi POK Kuasa PA Penerbit juga menyampaikan ADK revisi POK

kepada KPPN Penerbit bersamaan dengan penyampaian SKPA;

7. KPPN Penerbit melakukan pengujian SKPA meliputi :

Page 57: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

57

a. Ketersediaan dana dalam DIPA Petikan yang ditunjuk dalam SKPA;

b. Kesesuaian penerbitan SKPA dengan prinsip dasar.

8. Kuasa PA Penerbit mengirimkan SKPA yang telah disahkan kepada Kuasa PA Penerima

dalam rangkap 2 (dua) dengan disertai ADK SKPA untuk dijadikan dasar penggunaan

anggaran dan menyimpan 1 (satu) lembar sebagai pertinggal;

C. PENCAIRAN DANA SKPA

1. Kuasa PA Penerima menyampaikan 1 (satu) lembar SKPA kepada Kepala KPPN

Penerima sebelum pengajuan SPM yang pertama kali;

2. Kuasa PA Penerima membukukan pengeluaran yang berasal dari SKPA secara terpisah

dari dana yang berasal dari DIPA Petikan;

3. Pejabat perbendaharaan yang mengelola dana SKPA pada Satker Penerima dilaksanakan

oleh pejabat perbendaharaan yang ditunjuk untuk mengelola dana DIPA Petikan Satker

Penerima;

D. PELAPORAN DAN REKONSILIASI

1. Kuasa PA Penerima menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan atas

pelaksanaan SKPA secara terpisah dengan penyelenggaraan akuntansi dan penyusunan

laporan keuangan atas dana DIPA Petikan yang dikelolanya;

2. Kuasa PA Penerima melaksanakan rekonsiliasi atas realisasi dana SKPA dengan KPPN

Penerima setiap bulan;

3. Kuasa PA Penerima menyusun laporan keuangan atas realisasi dana SKPA setiap

triwulan;

4. Laporan keuangan disampaikan kepada Kuasa PA Penerbit disertai dengan ADK dan

fotocopy Berita Acara Rekonsiliasi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum

penyampaian laporan keuangan UAKPA oleh Kuasa PA Penerbit kepada UAPPA-W;

5. Kuasa PA melakukan konsolidasi laporan keuangan yang diterima dari Kuasa PA

Penerima dengan laporan keuangan atas dana DIPA;

6. Konsolidasi laporan keuangan dilaksanakan secara elektronik;

7. Konsolidasi laporan keuangan dilakukan sebelum penyampaian laporan keuangan

UAKPA kepada UAPPA-W;

8. Tata cara rekonsiliasi dan penyusunan Laporan Keuangan berpedoman pada Peraturan

Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat.

Page 58: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

58

E. PELAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Setelah pelaksanaan pembayaran berakhir dan/atau pada akhir tahun anggaran, Kuasa PA

Penerima menyampaikan laporan pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam

SKPA kepada Kuasa PA Penerbit;

2. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan atas SKPA menghasilkan BMN, Satker yang

menerbitkan SKPA mencatat BMN dimaksud dalam SIMAK BMN penerbit SKPA,

selanjutnya melakukan pemindahtanganan/pemindahbukuan/transfer BMN kepada Satker

yang menerima SKPA dengan BAST;

3. Satker yang menerima SKPA mencatat BMN dalam SIMAK-BMN;

X. PELAPORAN

A. LAPORAN KEUANGAN

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi

dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Jo. Nomor 233/PMK.05/2011 tentang perubahan

PMK No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pusat, serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2012 tentang

Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, bahwa sebagai

Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN, Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyusun

dan menyampaikan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dengan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi.

Untuk penyusunan dan penyampaian Laporan Keuangan dengan Aplikasi Sistem Akuntansi

Instansi (SAI) setiap Kepala Kantor sebagai Kuasa Pengguna Anggaran wajib membentuk :

1. Kantor Pertanahan membentuk Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

yang mempunyai tugas dan kewajiban :

a. Memproses dokumen sumber berupa :

1) Perkiraan pendapatan pada DIPA halaman III;

2) Surat Setor Pajak (SSP);

3) Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP);

4) Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB);

5) DIPA, Revisi DIPA;

6) SKPA;

7) SPM, SP2D, dan

8) Dokumen lain yang dipersamakan untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa

LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan satuan kerja.

b. Bagi Satuan Kerja yang mendapat Hibah Dalam/Luar Negeri Langsung (HD/LNL)

yang berupa Uang/Barang/Jasa/Surat Berharga wajib memproses :

1) DIPA/Revisi DIPA;

2) SP2HL/SPHL;

3) SP4HL/SP3HL;

Page 59: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

59

4) SP3HL-BJS;

5) MPHL-BJS/Persetujuan MPHL-BJS; dan

6) Surat Setoran Bukan Pajak (untuk pengembalian pendapatan hibah).

c. Melakukan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dan laporan barang;

d. Menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke KPPN dan melakukan

rekonsiliasi dengan KPPN setempat setiap bulan;

e. Menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK hasil rekonsiliasi dengan KPPN setiap

bulan kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Esselon I (UAPPA-

E1/UAPA);

f. Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan tahunan disertai

dengan Catatan atas Laporan Keuangan dilengkapi dengan informasi tentang

Pendapatan dan Belanja secara akrual dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab dari

Kepala Kantor Pertanahan.

2. Kantor Wilayah BPN disamping sebagai Satker (UAKPA) juga wajib membentuk Unit

Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) yang mempunyai tugas

dan kewajiban :

a. Melakukan proses penggabungan Laporan Keuangan yang berasal dari UAKPA di

wilayah kerjanya (termasuk laporan realisasi anggaran pembiayaan dan perhitungan

yang digunakan bila ada);

b. Menyusun Laporan Keuangan Tingkat UAPPA-W berdasarkan hasil penggabungan

laporan keuangan dari tingkat UAKPA di wilayah kerjanya;

c. Melakukan rekonsiliasi internal antara Laporan keuangan dengan Laporan Barang;

d. Menyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-W beserta ADK kepada Kanwil

Direktorat Jenderal Perbendaharaan di wilayahnya masing-masing setiap bulan dan

melakukan rekonsiliasi setiap Triwulan;

e. Menyampaikan laporan realisasi anggaran dan neraca beserta ADK setiap bulan ke

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran tingkat Esselon 1 (UAPPA-E1) atau

Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) setiap bulan;

f. Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan tahunan. Untuk

penyampaian laporan keuangan tersebut harus dibuat secara lengkap disertai dengan

Catatan atas Laporan Keuangan dilengkapi dengan informasi tentang Pendapatan dan

Belanja secara akrual dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab dari Kepala Kantor

Wilayah BPN Provinsi.

Page 60: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

60

3. Kantor Pusat BPN RI disamping sebagai Satker (UAKPA) juga wajib membentuk Unit

Akuntansi Pengguna Anggaran Esselon I (UAPPA-EI) dan Unit Akuntansi Pengguna

Anggaran (UAPA).

Mengingat Kantor Pusat BPN RI hanya mempunyai 1 (satu) Esselon I yang mempunyai

DIPA sehingga Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Esselon I digabung

dengan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) yang mempunyai tugas dan

kewajiban :

a. Melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPPA-W serta Laporan

Realisasi Anggaran;

b. Menyusun laporan keuangan tingkat UAPA berdasarkan hasil penggabungan laporan

keuangan UAPPA-W;

c. Melakukan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang;

d. Melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester

dan hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi;

e. Menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPA beserta ADK kepada Direktorat

Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

f. Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan tahunan disertai

dengan Catatan atas Laporan Keuangan (dilengkapi dengan informasi tentang

Pendapatan dan Belanja secara akrual), Surat Pernyataan Tanggung Jawab (Statement

of Responsibility) dari Kepala Badan Pertanahan Nasional RI, dan Pernyataan Telah

Direviu dari Inspektur Utama.

4. Penyampaian Laporan Keuangan.

a. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota/UAKPA menyampaikan laporan keuangan

bulanan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan ADK ke KPPN

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah berakhirnya bulan bersangkutan; dan

ke tingkat UAPPA-W paling lambat tanggal 12 (dua belas) bulan berikutnya.

Sedangkan penyampaian laporan keuangan triwulanan untuk :

1) Triwulan I berupa : LRA, Neraca, ADK, BAR ke tingkat UAPPA-W paling lambat

tanggal 12 April 2013:

2) Triwulan II/Semester I berupa : LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual, ADK dan

BAR ke tingkat UAPPA-W paling lambat tanggal 10 Juli tahun 2013;

3) Triwulan III berupa : LRA, Neraca, ADK, BAR ke tingkat UAPPA-W paling

lambat tanggal 12 Oktober 2013;

4) Triwulan IV/Semester II berupa : LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual,

Pernyataan Tanggung Jawab dari Kepala Kantor Pertanahan, ADK dan BAR ke

tingkat UAPPA-W paling lambat tanggal 20 Januari 2014.

Page 61: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

61

b. Kantor Wilayah BPN Provinsi/UAPPA-W menyampaikan laporan setiap bulan berupa

Laporan Realisasi Anggaran dan ADK ke :

1) Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan setempat paling lambat tanggal 15

(lima belas) pada bulan berikutnya; dan

2) Unit Akuntansi tingkat UAPPA-E1/UAPA paling lambat tanggal 20 (dua puluh)

bulan berikutnya.

Sedangkan untuk penyampaian laporan keuangan Triwulanan untuk :

1) Triwulan I berupa : LRA, Neraca, ADK dan BAR paling lambat tanggal 20 April

2013;

2) Triwulan II/Semester I berupa : LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual, ADK,

BAR dan pernyataan tanggung jawab dari Kepala Kantor Wilayah BPN paling

lambat tanggal 15 Juli 2013;

3) Triwulan III berupa : LRA, Neraca, ADK dan BAR paling lambat tanggal 20

Oktober 2013.

4) Triwulan IV/Semester II berupa: LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual, ADK,

BAR dan pernyataan tanggung jawab dari Kepala Kantor Wilayah BPN paling

lambat tanggal 29 Januari 2014.

c. Kantor Pusat BPN RI/UAPA menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran dan ADK

triwulanan ke Kementerian Keuangan Cq. Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai

berikut :

1) Triwulan I beruapa : LRA dan ADK paling lambat tanggal 7 Mei 2013;

2) Triwulan II/Semester I berupa : LRA, Neraca CaLK, Informasi Akrual, ADK,

BAR, dan pernyataan tanggung jawab dari Kepala BPN RI serta Pernyataan

Reviu dari Inspektur Utama paling lambat tanggal 26 Juli 2013;

3) Triwulan III berupa : LRA dan ADK paling lambat tanggal 9 November 2013; dan

4) Triwulan IV/Semester II berupa : LRA, Neraca, CaLK, ADK, BAR, Pernyataan

Tanggung Jawab dari Kepala BPN RI, Pernyataan Reviu dari Inspektur Utama,

dan Informasi Akrual paling lambat akhir bulan Februari 2014.

5. Sistematika Laporan Keuangan

Dalam Menyusun Laporan Keuangan mempedomani Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang berisi Laporan

Realisasi Anggaran dan Neraca Kementerian Negara/Lembaga disertai dengan Catatan

atas Laporan Keuangan.

Page 62: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

62

Adapun Sistematika Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :

Kata Pengantar

Pernyataan Tanggung Jawab

Ringkasan

I. Laporan Realisasi Anggaran

II. Neraca

III. Catatan atas Laporan Keuangan

A. Penjelasan Umum

A.1. Dasar Hukum

A.2. Kebijakan Teknis

A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.4. Kebijakan Akuntansi

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

B.1. Pendapatan Negara dan Hibah

B.2. Belanja Negara

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

C.1. Asset Lancar

C.2. Asset Tetap

C.3. Piutang Jangka Panjang

C.4. Asset Lainnya

C.5. Kewajiban Jangka Pendek

C.6. Ekuitas Dana Lancar

C.7. Ekuitas Dana Investasi

D. Pengungkapan Penting Lainnya

D.1. Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca

D.2. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK

D.3. Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual

D.4. Rekening Pemerintah

D.5. Pengungkapan Lain-lain (contoh : Barang yang belum dicatat dalam BMN

yang perolehannya bukan dari APBN)

Laporan-laporan Pendukung :

1. LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan;

2. LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja;

3. Neraca Percobaan;

4. Laporan Barang Pengguna;

5. Lampiran Tindak Lanjut atas Temuan BPK; dan

6. Daftar Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual.

Page 63: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

63

Pada tingkat UAPA dilengkapi dengan pernyataan telah direviu Inspektur Utama.

Penyampaian Laporan Keuangan Semester I tahun 2013 dan Laporan Keuangan Akhir

Tahun 2013 agar disusun secara lengkap berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dilengkapi dengan informasi

tentang Pendapatan dan Belanja Akrual.

B. HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN :

1. Menginventarisasi Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009

tanggal 23 Desember 2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan

Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan dinyatakan bahwa Laporan Keuangan

Semesteran dan Laporan Keuangan Tahunan harus dilengkapi dengan informasi

Pendapatan dan Belanja secara Akrual. Informasi tentang pendapatan dan belanja secara

akrual dimaksudkan sebagai tahapan dari pendapatan dan belanja berbasis kas menuju

pada penerapan anggaran berbasis akrual.

Adapun yang dimaksud dengan :

a. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan;

b. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat hak dan/atau kewajiban timbul;

c. Pendapatan secara akrual adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah

ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar

kembali;

d. Belanja secara Akrual adalah penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa dalam

periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau

konsumsi asset atau timbulnya kewajiban;

e. Belanja yang masih harus dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas

barang/jasa yang telah diterima/dinikmati dan/atau perjanjian/komitmen yang

dilakukan oleh Kementerian Negara/Lembaga, namun sampai pada akhir periode

pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/

komitmen tersebut;

f. Belanja dibayar di muka adalah pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah

dibayarkan dari Rekening Kas Umum Negara dan membebani pagu anggaran, namun

barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan

kerja/pemerintah;

g. Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sampai dengan tanggal

pelaporan belum diterima oleh satuan kerja karena adanya tunggakan pungutan

Page 64: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

64

pendapatan dan transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih satuan

kerja/pemerintah dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

h. Pendapatan diterima di Muka adalah pendapatan yang diterima oleh satuan kerja dan

sudah disetor ke Rekening Kas Umum Negara, namun wajib setor belum menikmati

barang/jasa/fasilitas dari satuan kerja/pemerintah, atau pendapatan pajak/bukan pajak

yang telah disetor oleh wajib pajak/bayar ke Rekening Kas Umum Negara yang

berdasarkan hasil pemeriksaan dan/atau penelitian oleh pihak yang berwenang

terdapat lebih bayar pajak/bukan pajak.

Informasi pendapatan secara akrual :

1) Diperoleh dari realisasi pendapatan berbasis kas disesuaikan dengan transaksi

pendapatan akrual;

2) Transaksi pendapatan secara akrual terdiri dari :

a) Pendapatan yang masih harus diterima, yaitu pendapatan perpajakan yang

masih harus diterima dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang masih

harus diterima.

Pendapatan yang masih harus diterima disajikan sebagai penambah pada

informasi pendapatan secara akrual dan sebagai piutang pada neraca.

b) Pendapatan diterima dimuka, yaitu PNBP diterima dimuka.

Pendapatan diterima dimuka disajikan sebagai pengurang pada informasi

pendapatan secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek pada neraca.

Informasi belanja secara akrual :

1) Diperoleh dari belanja berbasis kas disesuaikan dengan transaksi belanja akrual.

2) Transaksi belanja secara akrual terdiri dari :

a) Belanja yang masih harus dibayar, terdiri dari belanja pegawai, yang masih

harus dibayar, belanja barang yang masih harus dibayar, belanja modal yang

masih harus dibayar.

Belanja yang masih harus dibayar disajikan sebagai penambah pada informasi

belanja secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek pada neraca.

b) Belanja yang dibayar dimuka, terdiri dari belanja pegawai dibayar dimuka,

belanja barang dibayar dimuka, belanja modal dibayar dimuka.

Belanja dibayar dimuka disajikan sebagai pengurang pada informasi belanja

secara akrual dan sebagai piutang pada neraca.

2. Menentukan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak

Tertagih

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tanggal 23

Desember 2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi

Page 65: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

65

Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dinyatakan bahwa

Satuan Kerja yang memiliki piutang harus menetapkan kualitas piutang dan pembentukan

penyisihan piutang tak tertagih, baik piutang jangka pendek dan piutang jangka panjang.

Adapun yang dimaksud dengan :

a. Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Kementerian Negara/Lembaga

dan/atau Hak Kementerian Negara/Lembaga yang dapat dinilai dengan uang sebagai

akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atau akibat lainnya yang sah;

b. Piutang Jangka Pendek adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan

dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan;

c. Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan

direalisasikan lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan;

d. Kualitas Piutang adalah hampiran atas ketertagihan piutang yang diukur berdasarkan

kepatuhan membayar kewajiban oleh debitor.

1) Kualitas Piutang.

Penilaian Kualitas Piutang dilakukan dengan mempertimbangkan sekurang-

kurangnya :

a) Jatuh tempo piutang; dan

b) Upaya penagihan

Kualitas Piutang ditetapkan dalam 4 (empat) golongan, yaitu kualitas lancar,

kualitas kurang lancar, kualitas diragukan, dan kualitas macet.

Penilaian Kualitas Piutang dilakukan berdasarkan kondisi Piutang pada tanggal

laporan keuangan.

2) Klasifikasi Piutang.

Penggolongan Piutang digolongkan menjadi :

a) Piutang Pajak (tidak dijelaskan);

b) Piutang Bukan Pajak; dan

c) Piutang Lainnya.

Penggolongan kualitas Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak dilakukan dengan

ketentuan :

a) Kualitas lancar apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh

tempo yang ditetapkan;

b) Kualitas kurang lancar apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan;

c) Kualitas diragukan apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan; dan

Page 66: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

66

d) Kualitas macet apabila :

- Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau

- Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/ Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara.

3) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Yang dimaksud Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus

dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan

kualitas piutang.

Klasifikasi penyisihan piutang :

a) Penyisihan piutang tidak tertagih yang umum;

b) Penyisihan piutang tidak tertagih yang khusus;

(1) Penyisihan Piutang Tidak tertagih yang umum ditetapkan paling sedikit

sebesar 5 ‰ (lima permil) dari Piutang yang memiliki kualitas lancar;

(2) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang khusus ditetapkan sebesar :

- 10 % (sepuluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas kurang lancar

setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan;

- 50 % (lima puluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas diragukan

setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan; dan

- 100 % (seratus perseratus) dari Piutang dengan kualitas macet setelah

dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan.

c) Agunan atau barang sitaan yang mempunyai nilai di atas piutangnya

diperhitungkan sama dengan sisa piutang;

d) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang dibentuk berdasarkan piutang yang

kualitasnya menurun, dilakukan dengan mengabaikan persentase Penyisihan

Piutang Tidak Tertagih pada Kualitas Piutang sebelumnya;

e) Kementerian Negara/Lembaga yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dikenakan sanksi administratif berupa

teguran tertulis oleh Menteri Keuangan;

f) Nilai agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditetapkan sebesar :

(1) 100 % (seratus perseratus) dari agunan berupa surat berharga yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat berharga negara, garansi bank,

tabungan dan deposito yang diblokir pada bank, emas dan logam mulia;

(2) 80 % (delapan puluh perseratus) dari nilai hak tanggungan atas tanah

bersertifikat hak milik (SHM) atau hak guna bangunan (SHGB) berikut

bangunan di atasnya;

Page 67: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

67

(3) 60 % (enam puluh perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah

bersertifikat hak milik (SHM), hak guna bangunan (SHGB), atau hak pakai,

berikut bangunan di atasnya yang tidak diikat dengan hak tanggungan;

(4) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah dengan

bukti kepemilikan berupa Surat Girik (letter C) atau bukti kepemilikan non

sertifikat lainnya yang dilampiri surat pemberitahuan pajak terhutang

(SPPT) terakhir;

(5) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai hipotik atas pesawat udara dan kapal

laut dengan isi kotor paling sedikit 20 (dua puluh) meter kubik;

(6) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai jaminan fidusia atas kendaraan

bermotor; dan

(7) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai atas pesawat udara, kapal laut, dan

kendaraan bermotor yang tidak diikat sesuai ketentuan yang berlaku dan

disertai bukti kepemilikan.

Agunan selain yang dimaksud di atas dapat diperhitungkan sebagai faktor

pengurang dalam pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih setelah

mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan.

g) Nilai barang sitaan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditetapkan sebesar :

(1) 100 % (seratus perseratus) dari agunan berupa surat berharga yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat berharga negara, tabungan dan

deposito yang diblokir pada Bank, emas dan logam mulia;

(2) 60 % (enam puluh perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah

bersertifikat hak milik (SHM), hak guna bangunan (SHGB), atau hak pakai,

berikut bangunan di atasnya;

(3) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah dengan

bukti kepemilikan berupa Surat Girik (letter C) atau bukti kepemilikan non

sertifikat lainnya yang dilampiri surat pemberitahuan pajak terhutang

(SPPT) terakhir; dan

(4) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai atas pesawat udara, kapal laut, dan

kendaraan bermotor yang disertai bukti kepemilikan.

Barang sitaan selain yang dimaksud di atas tidak diperhitungkan sebagai

pengurang dalam pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih;

h) Nilai agunan atau barang sitaan bersumber dari nilai yang dikeluarkan oleh

Instansi yang berwenang;

i) Dalam hal sumber nilai agunan atau barang sitaan tidak diperoleh, agunan atau

barang sitaan tidak diperhitungkan sebagai faktor pengurang Penyisihan Piutang

Tidak Tertagih;

Page 68: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

68

j) Menteri Keuangan berwenang melakukan penilaian kembali atas nilai agunan

dan/atau barang sitaan yang telah diperhitungkan sebagai pengurang dalam

pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih apabila Kementerian

Negara/Lembaga tidak memenuhi ketentuan; dan

k) Kewenangan Menteri Keuangan melakukan penilaian kembali didelegasikan

kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

4) Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.

a) UAKPA melakukan akuntansi penyisihan piutang tak tertagih terhadap piutang

yang dimiliki dan/atau dikuasainya, baik terhadap piutang jangka pendek dan

piutang jangka panjang;

b) Penghitungan penyisihan piutang tidak tertagih dijabarkan di dalam Kartu

Penyisihan Piutang Tak Tertagih;

c) Nilai penyisihan tidak bersifat akumulatif tetapi ditetapkan setiap semester dan

tahunan sesuai perkembangan kualitas piutang;

d) Tata cara penetapan kualitas piutang dan besarnya tarif penyisihan piutang

sebagaimana dijelaskan tersebut diatas;

e) Berdasarkan Kartu Penyisihan Piutang, UAKPA melakukan penatausahaan dan

dilakukan input dengan formulir jurnal asset.

5) Tata Cara Pelaporan Serta Penyajian Dan Pengungkapan Penyisihan Piutang Tidak

tertagih.

a) Tingkat UAKPA

(1) UAKPA menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam neraca

setiap semester dan tahunan;

(2) UAKPA mengungkapkan informasi yang lebih rinci dalam CaLK; dan

(3) UAKPA menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak tertagih

melalui laporan keuangan ke UAPPA-W atau UAPPA-E1 setiap semester

dan tahunan.

b) Tingkat UAPPA-W

(1) UAPPA-W menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam laporan

keuangan UAPPA-W setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan

keuangan UAKPA;

(2) UAPPA-W mengungkapkan lebih rinci dalam Catatan atas Laporan

Keuangan; dan

(3) UAPPA-W menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak

tertagih melalui laporan keuangan kepada UAPPA-E1 setiap semester dan

tahunan.

Page 69: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

69

c) Tingkat UAPPA-E1

(1) UAPPA-E1 menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam laporan

keuangan UAPPA-E1 setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan

keuangan UAPPA-W/UAKPA;

(2) UAPPA-E1 mengungkapkan lebih rinci dalam Catatan atas Laporan

Keuangan;

(3) UAPPA-E1 menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak

tertagih melalui laporan keuangan kepada UAPA setiap semester dan

tahunan.

d) Tingkat UAPA

(1) UAPA menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam neraca

UAPA setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan keuangan UAPPA-

E1;

(2) UAPA menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam neraca

UAPA setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan keuangan UAPPA-

E1;

(3) UAPA mengungkapkan lebih rinci dalam Catatan atas Laporan Keuangan;

(4) UAPA menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak tertagih

melalui laporan keuangan kepada Menteri Keuangan c.q Ditjen

Perbendaharaan setiap semester dan tahunan.

6) Jurnal Standar.

Satuan kerja setelah menetapkan kualitas piutang dan pembentukan penyisihan

piutang selanjutnya menyajikan dalam Neraca :

a) Jurnal Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dilakukan pada setiap

tanggal neraca yaitu semesteran dan tahunan;

b) Jurnal Penyesuaian Penyisihan Piutang dilakukan pada tanggal pelaporan

berikutnya apabila ada penambahan atau pengurangan;

c) Jurnal Penghapusan Piutang Tidak Tertagih dilakukan apabila piutang tidak

dihapuskan; dan

d) Jurnal Balik Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dilakukan pada awal tahun

anggaran berikutnya.

3. Pelaporan Pencatatan Hibah.

Untuk pelaporan hibah agar mempedomani surat Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia Nomor 2339/2.3-100/VII/2012 tanggal 2 Juli 2012 tentang

Pengelolaan dan Sistem Pelaporan Hibah.

a. Satuan Kerja membukukan dokumen sumber transaksi keuangan atas :

1) Belanja yang bersumber dari hibah langsung bentuk uang;

Page 70: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

70

2) Saldo kas di K/L dari hibah;

3) Belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah; dan

4) Belanja modal untuk pencatatan asset tetap atau asset lainnya dari hibah.

b. Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yang sampai dengan akhir tahun

belum digunakan dan belum disahkan, disajikan dalam Neraca;

c. Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yang telah disahkan dan masih

terdapat sisa pada akhir tahun anggaran, disajikan dalam Neraca dan merupakan

bagian dari Saldo Anggaran Lebih;

d. Asset yang diperoleh dari Pendapatan Hibah dalam bentuk barang disajikan dalam

Neraca;

e. Penerima hibah mencatat realisasi belanja yang bersumber dari hibah, belanja barang

untuk pengesahan pendapatan dari hibah, belanja modal untuk pengesahan asset

tetap/asset lainnya dari hibah dalam Laporan Realisasi Anggaran dan mengungkapkan

Pendapatan Hibah dalam CaLK;

f. BPN RI/UAPA melakukan Rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan

Utang (DJPU) atas realisasi Pendapatan Hibah Langsung secara triwulanan;

g. Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud dapat dilakukan dari tingkat UAPA sampai

dengan UAKPA.

Kuasa Pengguna Anggaran selain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan dengan

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan

secara manual berupa :

a. Laporan Keadaan Kredit Anggaran/LKKA (lampiran 25) , disampaikan :

1) Untuk kantor pertanahan disampaikan kepada Kakanwil BPN Up. Kabag TU

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah akhir bulan;

2) Untuk Kanwil BPN disampaikan kepada Sekretaris Utama BPN RI Up. Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran, berupa rekapitulasi laporan semua satker

disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah akhir bulan;

3) Untuk BPN Pusat disampaikan kepada Sekretaris Utama BPN RI Up. Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah

akhir bulan.

b. Laporan Keadaan Kas Uang Penerimaan/LKKUP (lampiran 26) Mekanisme pelaporan

seperti pada huruf a di atas;

c. Laporan pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran dan Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Penerimaan, disertai salinan rekening koran dari

bank/pos bulan berkenaan disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja bulan

berikutnya kepada :

1) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;

2) Kantor Wilayah BPN Up. Kepala Bagian Tata Usaha;

Page 71: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

71

3) Sekretaris Utama Up. Kepala Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran; dan

4) Badan Pemeriksa Keuangan.

d. Laporan realisasi PNBP triwulanan dan Laporan perkiraan realisasi PNBP sampai dengan

triwulan IV.

1) Laporan realisasi PNBP triwulanan disampaikan paling lambat 15 (lima belas) hari

setelah triwulan bersangkutan berakhir (lampiran 27);

2) Laporan perkiraan realisasi PNBP sampai dengan triwulan IV, paling lambat sudah

diterima oleh Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran BPN RI tanggal 1 Agustus

tahun anggaran berjalan (lampiran 28);

Kepala Satuan Kerja selaku Penanggung Jawab Sistem Akuntansi Instansi (SAI) wajib

melaksanakan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam penyusunan Laporan Keuangan

dengan langkah-langkah :

a. LRA Pendapatan :

1) Pastikan seluruh SSBP sudah dientry dalam SAI;

2) Pastikan nilai LRA pendapatan sama dengan jumlah SSBP dan LKKUP;

3) Pastikan nilai LRA pendapatan pada aplikasi SAKPA (SAI) sama dengan nilai Berita

Acara Rekonsiliasi (BAR) pendapatan pada Sistem Akuntansi Umum (SAU);

4) Pastikan LRA pendapatan sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

b. LRA Belanja :

1) Pastikan seluruh SP2D telah dientry dalam SAI;

2) Pastikan nilai LRA Belanja sama dengan jumlah SP2D dan LKKA;

3) Pastikan nilai LRA Belanja sama dengan BAR Belanja;

4) Pastikan LRA Belanja sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

c. Neraca :

1) Asset lancar

(a) Pastikan kas di Bendahara Pengeluaran sama dengan nilai sisa Uang Persediaan

(UP) yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetor ke Kas Negara;

(b) Pastikan kas di Bendahara Penerimaan sama dengan jumlah penerimaan (PNBP)

yang belum di setor ke Kas Negara, dan pastikan harus sama dengan saldo

rekening koran dan uang tunai di brankas per tanggal pelaporan;

(c) Pastikan kas lainnya dan setara kas sama dengan jasa giro, pajak, pengembalian

belanja yang belum disetor ke kas negara, hibah langsung berupa uang dan

SP2D LS yang belum dibayarkan;

(d) Pastikan nilai persediaan sama dengan laporan persediaan per tanggal pelaporan

dan harus sesuai dengan Berita Acara Opname Fisik Persediaan per tanggal

pelaporan;

Page 72: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

72

(e) Pastikan Asset lancar sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

2) Asset Tetap :

(a) Pastikan nilai asset tetap (tanah, gedung/bangunan, peralatan dan mesin,

jaringan) harus sama dengan Laporan Barang Milik Negara (BMN);

(b) Lakukan Inventarisasi internal atas asset tetap (BMN) setiap semester dengan

Berita Acara Inventarisasi BMN dan nilai asset tetap tersebut harus sama dengan

laporan BMN dan Berita Acara Rekonsiliasi BMN;

(c) Pastikan Asset tetap sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

3) Asset Tetap lainnya :

(a) Pastikan nilai asset tetap lainnya (asset selain tanah, gedung/bangunan, peralatan

dan mesin, jaringan yang memenuhi syarat nilai kapitalisasi asset) harus sama

dengan Laporan Barang Milik Negara (BMN);

(b) Lakukan Inventarisasi internal atas asset tetap lainnya setiap semester dengan

Berita Acara Inventarisasi BMN dan nilai asset tetap lainnya tersebut harus sama

dengan laporan BMN dan Berita Acara Rekonsiliasi BMN;

(c) Pastikan Asset tetap lainnya sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan (CaLK).

4) Asset lainnya :

(a) Pastikan nilai asset lainnya (Asset tak berwujud sperti aplikasi, software) harus

sama dengan Laporan Barang Milik Negara (BMN);

(b) Lakukan Inventarisasi internal atas asset lainnya setiap semester dengan Berita

Acara Inventarisasi BMN dan nilai asset lainnya tersebut harus sama dengan

laporan BMN dan Berita Acara Rekonsiliasi BMN;

(c) Pastikan asset lainnya sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

5) TGR :

(a) Apabila terdapat TGR pastikan telah disajikan di asset lancar apabila jatuh

tempo 12 (dua belas) bulan, atau disajikan di asset lainnya apabila jatuh tempo

lebih dari 12 (dua belas) bulan;

(b) Pastikan TGR sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

6) Tindak Lanjut Hasil Temuan Pemeriksaan :

(a) Pastikan temuan hasil pemeriksaan BPK telah ditindaklanjuti dan dijelaskan

dalam CaLK.

(b) Tindak Lanjut merupakan lampiran Laporan Keuangan

7) Instrumen SPI lampiran 29

Page 73: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

73

C. LAPORAN REKENING

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK/PMK.05/2007 dan Nomor

58/PMK.05/2008 pelaporan rekening agar dilaksanakan secara berjenjang yaitu :

1. Kantor Pertanahan wajib menyampaikan kepada Kantor Wilayah BPN Up.Kabag TU

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah akhir bulan, sesuai lampiran 30;

2. Kantor Wilayah BPN wajib menyampaikan kepada Sekretaris Utama BPN RI Up.

Kepala biro Keuangan dan Pelaksanaan anggaran berupa Rekapitulasi Laporan semua

Kantor Pertanahan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja akhir bulan, sesuai

lampiran 31;

3. Kantor BPN RI wajib menyampaikan kepada Sekretaris Utama Up. Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah

akhir bulan sebagai bahan laporan ke Kementerian Keuangan, sesuai lampiran 32;

D. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Laporan Pelaksanan Kegiatan mencakup fisik dan keuangan secara periodik dan

berkesinambungan disampaikan kepada Sekretaris Utama Up. Kepala Biro Perencanaan dan

Kerja Sama Luar Negeri, sesuai lampiran 33.

E. Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara secara aplikasi dan manual juga

disampaikan kepada Inspektorat Utama setiap bulan, semesteran, dan tahunan.

XI. KETENTUAN LAIN-LAIN

A. Surat Keputusan Penghentian Pembayaran (SKPP) pegawai pensiun diterbitkan oleh Kepala

Satker dalam rangkap 6 (enam) dan disampaikan kepada KPPN untuk disahkan kepala seksi

perbendaharaan dan dibuatkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Kepala KPPN

dengan penjelasan :

1. Lembar pertama dan lembar kedua dikirim kepada PT. Taspen (Persero);

2. Lembar ketiga diserahkan kepada pegawai yang bersangkutan;

3. Lembar keempat dikirimkan kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang

mewilayahi PT. Taspen (Persero)/PT. ASABRI (Persero) yang membayar pensiun;

4. Lembar kelima sebagai arsip Bendahara Pengeluaran;

5. Lembar keenam untuk arsip KPPN;

Page 74: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

74

B. Persyaratan pengajuan biaya mutasi :

1. Kuitansi dan kuitansi rincian yang telah ditandatangani oleh yang bersangkutan;

2. SPD lembar I (keberangkatan) dan lembar II (kedatangan) yang distempel dan ditanda

tangani oleh pejabat di tempat yang baru;

3. Daftar keluarga (KP4) yang dilegalisir oleh Kepala Bagian Tata Usaha;

4. Fotocopy SK Mutasi Pegawai yang dilegalisir oleh Kepala Bagian Tata Usaha;

5. Fotocopy Berita Acara Pelantikan;

Semua persyaratan di atas dibuat rangkap 2 (dua).

C. Persyaratan pengajuan biaya pemulangan pensiun :

1. Fotocopy SK pensiun yang dilegalisir Kepala Bagian Tata Usaha;

2. SPD lembar I (keberangkatan) dan lembar II (kedatangan) yang telah ditandatangani dan

di stempel oleh Kepala Desa/Lurah tempat tinggal hendak menetap;

3. Kuitansi dan kuitansi perincian yang telah ditanda tangani oleh yang bersangkutan;

4. Nama bank dan nomor rekening yang bersangkutan;

5. Nomor telepon yang bersangkutan;

Semua persyaratan di atas dibuat rangkap 2 (dua).

D. Pembukuan dan Pengelolaan Keuangan Bendahara diatur tersendiri dalam Pedoman

Pengelolaan Keuangan Bidang Kebendaharaan;

E. Dalam hal keterbatasan sumber daya manusia dalam rangka pelaksanaan APBN, Kepala

Satker dapat melakukan kontrak kerja baik dengan Badan Hukum maupun Perorangan,

dengan mekanisme berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Nomor

35 Tahun 2011 Jo. Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

F. Dalam pelaksanaan APBN harus didasarkan pada prinsip-prinsip :

1. Hemat, tidak mewah, efisien serta sesuai dengan kebutuhan tehnis yang disyaratkan;

2. Efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program/kegiatan, serta fungsi

setiap Satuan Kerja.

XII. KETENTUAN PENUTUP

A. Dengan berlakunya Surat ini, maka :

1. Surat Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 312/2.1-100/I/2012

tanggal 30 Januari 2012 Perihal Pedoman Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2012 di

Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;

Page 75: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

75

Page 76: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

76

DAFTAR LAMPIRAN

No LAMPIRAN URAIAN1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.

18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.33.

Lampiran 1Lampiran 2Lampiran 3Lampiran 4Lampiran 5Lampiran 6Lampiran 7Lampiran 8Lampiran 9Lampiran 10Lampiran 11Lampiran 12Lampiran 13Lampiran 14Lampiran 15Lampiran 16Lampiran 17

Lampiran 18Lampiran 19Lampiran 20Lampiran 21Lampiran 22Lampiran 23Lampiran 24Lampiran 25Lampiran 26Lampiran 27Lampiran 28Lampiran 29Lampiran 30Lampiran 31Lampiran 32Lampiran 33

Laporan Bulanan PPSPMBP. Register SPM/SP2DDaftar Perubahan Data PegawaiKuitansi Pembayaran Langsung (PMK 190/PMK.05/2012)Surat Permintaan PembayaranSurat PernyataanKuitansi/Bukti PembayaranFormat Surat Perintah Bayar (SPBy)Format SPM-UP/TUPSurat PernyataanSurat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) Satker Pengguna PNBPSurat Permohonan Permintaan Nomor Register Hibah dalam bentuk uangRingkasan Hibah dalam bentuk uangFormat SP2HLFormat SP4HLSurat Permohonan Permintaan Nomor Register Hibah dalam bentuk Barang/Jasa/Surat BerhargaRingkasan Hibah dalam bentuk Barang/Jasa/Surat BerhargaContoh SP3HL-BJSFormat MPHL-BJSBukti Setor SSBP lembar ke-4Proporsi Arsitektur Anggaran dalam DIPAKendali Penerimaan dan BelanjaFormat Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)Laporan Keadaan Kredit Anggaran/LKKALaporan Keadaan Kas Uang Penerimaan/LKKUPLaporan Realisasi PNBPLaporan Perkiraan PNBPInstrumen SPILaporan Daftar Rekening Dinas Kantor PertanahanLaporan Daftar Rekening Dinas Kanwil BPN ProvinsiLaporan Daftar Rekening Dinas Pusat BPN RILaporan Pelaksanaan Kegiatan

Page 77: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

77

Lampiran 1

LAPORAN BULAN PENERBITAN SPMBULAN……………..2013

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

1 Jumlah SPP yang belum terbit SPM Bulan lalu

2 Jumlah SPP yang diterima

3 Jumlah SPM yang diterbitkan

4 Jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM

5 Jumlah SPP yang belum terbit Bulan ini

…………………., ………………..2013

Pejabat Penanda Tangan SPM

……………………………………………………………….NIP/NRP

Page 78: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

78

Bruto Potongan Bersih Ket Bruto Potongan Bersih Ket1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Jumlah Keseluruhan Jumlah Keseluruhan

Pejabat Penanda Tangan SPM

……………………………………NIP/NRP

BUKU PEMBANTU REGISTER SPM/SP2DSATKER……………………………………

PROGRAM : ……………… - KEGIATAN : ………………………….BULAN …………………………………………….

lampiran 2

NoUru

t

SATKERPENERBITAN SPM

TANGGAL NOMOR URAIANJUMLAH

NoUru

t TANGGAL NOMOR URAIANJUMLAH

SATKERPENERBITAN SPM

Page 79: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

79

Page 80: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

80

Page 81: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

81

Page 82: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

82

Page 83: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

83

Page 84: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

84

Page 85: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

85

Page 86: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

86

Page 87: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

87

Page 88: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

88

Page 89: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

89

Page 90: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

90

Page 91: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

91

Page 92: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

92

Page 93: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

93

Page 94: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

94

Page 95: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

95

Page 96: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

96

Page 97: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

97

Page 98: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

98

Page 99: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

99

Page 100: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

100

Page 101: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

101

Page 102: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

102

Page 103: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

103

Page 104: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

104

Page 105: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

105

Page 106: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

106

Page 107: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

107

Page 108: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

108

Page 109: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

109

Page 110: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

110

Page 111: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

111

Page 112: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

112

Page 113: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

113

Page 114: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

114

Page 115: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

115

Page 116: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

116

Page 117: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

117

Page 118: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

118

Page 119: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

119

Page 120: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

120

Page 121: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

121

Page 122: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

122

Page 123: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

123

Page 124: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

124

LAMPIRAN 22

KODE URAIAN KEGIATAN VOLUME JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8

2973 DUKUNGAN MANAJEMEN - - - 1,687,833,000 - -

2975 PENGELOLAAN SAR-PRAS - - - 1,105,930,000 - -

2999 LAPORAN/PENEGAKAN HUKUM - - - 1,476,850,000 - -

4,270,613,000 45.44

2999 SURVEI, PENGUKURAN BATASKAWASAN/WILAYAH & PEMETAAN

V - - -

2999 PENGUKURAN & PEMETAAN BIDANG TANAH V 2,264,000,000 1,936,625,600 1,549,300,000 80.00

2999 PEMERIKSAAN TANAH V 1,036,000,000 886,194,400 708,955,000 80.00

2999 PERTIMBANGAN TEKNIS PERTNH V 126,908,000 108,557,103 86,845,000 80.00

2999 KONSOLIDASI TANAH SWADAYA - - - - - -

2999 PENDAFTARAN TANAH PERTAMA V 687,747,000 588,298,784 1,565,340,000 - -

2999 PEMELIHARAAN DATA V 2,582,500,000 2,209,070,500 -

2999 HAK TANGGUNGAN V 2,840,750,000 2,429,977,550 -

2999 INFORMASI PERTANAHAN V 1,450,000,000 1,240,330,000 1,218,000,000 98.20

10,987,905,000 9,399,053,937 5,128,440,000 54.56

9,399,053,000 100

PROSENTASE BIAYA OPERASIONAL PELAYANAN DARI PAGU BELANJA PNBP KANTAH KAB. SERANG% BELANJA NON

OPERASIONAL DANBELANJA

OPERASIONAL

SUB TOTAL BELANJA NON OPERASIONAL

SUB TOTAL BELANJA OPERASIONAL

TOTAL PAGU DIPA DARI SUMBER PNBP

TARGET PENERIMAAN MAKSIMUMPENCAIRAN

(85.54%)

PAGU DIPA % BELANJAOPERASIONAL DARI

M.P.

Page 125: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

125

TARGET MP PORSI

No KEGIATAN PENERIMAAN PAGU DIPA PENERIMAAN SSBP JUMLAH SISA (85,54 %) UNT OPS NON BELANJA BELANJA NON NON

PERMOHONAN ( % ) OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL OPERASIONAL1 2 3 4 5 6 7 8 (5 - 6) 9 (6 X 85,54%) 10 11 12 (9 - 11) 13 14 15 (11 - 13) 16 (12 - 14) 17 {4-(13+14)}

1SURVEI, PENGUKURAN BATASKAWASAN/WILAYAH & PEMETAAN - - -

2 PENGUKURAN & PEMETAAN BID TANAH 2,264,000,000 1,549,300,000 320,826,660 320,826,660 - - 274,435,125 80% 219,548,100 54,887,025 110,000,000 - 109,548,100 - 1,439,300,000

3 PEMERIKSAAN TANAH 1,036,000,000 708,955,000 127,263,700 127,263,700 - - 108,861,369 80% 87,089,095 21,772,274 45,000,000 42,089,095 - 663,955,000

4 PERTIMBANGAN TEKNIS PERTNH 126,908,000 86,845,000 76,610,100 76,610,100 - - 65,532,280 80% 52,425,824 13,106,456 15,000,000 37,425,824 - 71,845,000

5 KONSOLIDASI TANAH SWADAYA - - - - - - - -

6 PENDAFTARAN TANAH PERTAMA 687,747,000 546,000,000 26,720,630 26,720,630 103 - 22,856,827 4,326,000 18,530,827 1,500,000 2,826,000 - 544,500,000

7 PEMELIHARAAN DATA 2,582,500,000 769,340,000 176,743,041 176,743,041 689 - 151,185,997 28,938,000 122,247,997 18,000,000 10,938,000 - 751,340,000

8 HAK TANGGUNGAN 2,840,750,000 250,000,000 474,250,000 474,250,000 1,836 - 405,673,450 77,112,000 328,561,450 55,000,000 22,112,000 - 195,000,000

9 INFORMASI PERTANAHAN 1,450,000,000 1,218,000,000 134,160,300 134,160,300 2,683 - 114,760,721 112,686,000 2,074,721 75,000,000 37,686,000 - 1,143,000,000

10 LISENSI - -

SISA MP TAHUN SEBELUMNYA 100,000,000 15,000,000 85,000,000 - 15,000,000

JUMLAH 10,987,905,000 5,128,440,000 1,336,574,431 1,336,574,431 5,311 - 1,243,305,768 - 597,125,019 646,180,749 319,500,000 - 277,625,019 - 4,808,940,000

11 TATAKELOLA PERTNH - 1,687,833,000 - - - - - - - BELANJA - 40,000,000 - - 1,647,833,000

12 PENINGKATAN SAR-PRAS - 1,105,930,000 - - - - - - - SKALA - 35,000,000 - - 1,070,930,000

13 LAPORAN/PTEGAKAN HKM - 1,476,850,000 - - - - - - - PRIORITAS - 25,000,000 - - 1,451,850,000

- 4,270,613,000 - - - - - - - 646,180,749 - 100,000,000 - 546,180,749 4,170,613,000

TOTAL 10,987,905,000 9,399,053,000 1,336,574,431 1,336,574,431 5,311 - 1,243,305,768 - 597,125,019 646,180,749 319,500,000 100,000,000 277,625,019 546,180,749 8,979,553,000

CATATAN :1 PROPORSI OPERASIONAL PEKERJAAN YANG BERSIFAT LAPANGAN SESUAI PROSENTASE BELANJA OPERASIONAL DARI MAKSIMUM PENCAIRAN . ( Kolom 11 = Kolom 9 x Kolom 10 )2 PROPORSI OPERASIONAL PEKERJAAN YANG BERSIFAT ADMINISTRASI SEBESAR Rp. 42.000,-/BIDANG ( Kolom 11 = Kolom 7 x Rp. 42.000 )

3 PENGGUNAAN BELANJA NON OPERASIONAL SESUAI SKALA PRIORITAS

4 KENDALI DIBUAT SETIAP ADA TRANSAKSI ATAU SECARA BERKALA5 SISA MP TAHUN SEBELUMNYA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI KEGIATAN TAHUN BERJALAN.

SISA DIPA

PAGU DIPA DAN REALISASI PNBP S/D PEBRUARI

REALISASI PENERIMAAN

CONTOH KENDALI PENERIMAAN DAN BELANJA (PNBP) 2013

ALOKASI DANA REALISASI SISA DANA

Lampiran 23

Page 126: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

126

Page 127: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

127

PAGU REALISASI SISA PAGU REALISASI SISA PAGU REALISASI SISA PAGU REALISASI SISA1 Kanwil…………….

056.01.01056.01.02056.01.03056.01.06JUMLAH - - - - - - - - - - - -

2 Kantah Kab/Kota056.01.01056.01.02056.01.03056.01.06JUMLAH - - - - - - - - - - - -

3 dst………..

056.01.01056.01.02056.01.03056.01.06JUMLAH - - - - - - - - - - - -

………………………………….., ………………………………..2013

NIP …………………………………………………….

LAPORAN REALISASI ANGGARANBADAN PERTANAHAN NASIONAL RI

PROPINSI………………………………………. S.D. BULAN ………………………………………………….

LAMPIRAN 25

JUMLAH

JUMLAH PERPROGRAM

AN. KEPALA KANTOR WILAYAHBPN PROVINSI ………………………..KEPALA BAGIAN TATA USAHA

…………………………………………………………..

PROGRAM/KEGIATANSATKERNO BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL

Page 128: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

128

Page 129: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

129

Page 130: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

130

Page 131: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

131

Page 132: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

132

dalam rupiah

NO PROVINSI/SATUAN KERJA TARGET PNBP PENERIMAAN

PENGELUARAN(YANG TELAH

DISETOR KE KASNEGARA)

SISA% Thdp

Pen% ThdpPengel S/D BULAN

1 2 4 5 6 7 (5-6) (5/4) (6/4) 7

1 Kanwil BPN Provinsi … Penerimaan 1901 - - - - - -Fungsional 1902 - - - - - -

1903 - - - - - -1904 - - - - - -1905 - - - - - -1906 - - - - - -19071908 - - - - - -1909 - - - - - -

423219 - - - - - -423511 - - - - - -

- - - - - -Penerimaan 423129 - - - - - -

Umum 423141 - - - - - -423142 - - - - - -423149 - - - - - -423221 - - - - - -423291 - - - - - -423911 - - - - - -423912 - - - - - -423913 - - - - - -423914 - - - - - -423915 - - - - - -423916 - - - - - -423919 - - - - - -423922 - - - - - -

- - - - - -- - - - - -

2 Kantor Pertanahan Kab./Kota Penerimaan 1901 - - - - - -Fungsional 1902 - - - - - -

1903 - - - - - -1904 - - - - - -1905 - - - - - -19061907 - - - - - -1908 - - - - - -1909 - - - - - -

423219 - - - - - -423511 - - - - - -

- - - - - -Penerimaan 423129 - - - - - -

Umum 423141 - - - - - -423142 - - - - - -423149 - - - - - -423221 - - - - - -423291 - - - - - -423911 - - - - - -423912 - - - - - -423913 - - - - - -423914 - - - - - -423915 - - - - - -423916 - - - - - -423919 - - - - - -423922 - - - - - -

- - - - - -- - - - - -

3 Kantor Pertanahan Kab./Kota Penerimaan 1901 - - - - - -Fungsional 1902 - - - - - -

1903 - - - - - -19041905 - - - - - -1906 - - - - - -1907 - - - - - -1908 - - - - - -1909 - - - - - -

423219 - - - - - -423511 - - - - - -

- - - - - -Penerimaan 423129 - - - - - -

Umum 423141 - - - - - -423142 - - - - - -423149 - - - - - -423221 - - - - - -423291 - - - - - -423911 - - - - - -423912 - - - - - -423913 - - - - - -423914 - - - - - -423915 - - - - - -423916 - - - - - -423919 - - - - - -423922 - - - - - -

- - - - - -- - - - - -

REKAP LAPORAN KEADAAN KAS UANG PENERIMAAN (LKKUP) PROVINSI ……………..

TAHUN ANGGARAN ………..S.D ……….

KODE MAP/KEGIATAN

3

Jumlah I

Jumlah IIJumlah I + II

Jumlah I

Jumlah IIJumlah I + II

Lampiran 26

Jumlah I

Jumlah IIJumlah I + II

Page 133: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

133

hal.21 2 4 5 6 7 (5/4) (6/4) 7

4 dst …………. Penerimaan 1901 - - - - - -Fungsional 1902 - - - - - -

1903 - - - - - -19041905 - - - - - -1906 - - - - - -1907 - - - - - -1908 - - - - - -1909 - - - - - -

423219 - - - - - -423511 - - - - - -

- - - - - -Penerimaan 423129 - - - - - -

Umum 423141 - - - - - -423142 - - - - - -423149 - - - - - -423221 - - - - - -423291 - - - - - -423911 - - - - - -423912 - - - - - -423913 - - - - - -423914 - - - - - -423915 - - - - - -423916 - - - - - -423919 - - - - - -423922 - - - - - -

- - - - - -- - - - - -

Jumlah Penerimaan Penerimaan 1901 - - - - - -Fungsional 1902 - - - - - -

1903 - - - - - -1904 - - - - - -19051906 - - - - - -1907 - - - - - -1908 - - - - - -1909 - - - - - -

423219 - - - - - -423511 - - - - - -

- - - - - -Penerimaan 423129 - - - - - -

Umum 423141 - - - - - -423142 - - - - - -423149 - - - - - -423221 - - - - - -423291 - - - - - -423911 - - - - - -423912 - - - - - -423913 - - - - - -423914 - - - - - -423915 - - - - - -423916 - - - - - -423919 - - - - - -423922 - - - - - -

- - - - - -- - - - - -

…………, ……………. 20……

KEPALA KANTOR WILAYAHBADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ……………….

NIP……………….

Jumlah IIJumlah I + II

Jumlah I

Jumlah IIJumlah I + II

3

Jumlah I

Page 134: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

134

Keterangan :

I Penerimaan Fungsional1 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan

- 1901 (Pelayanan Survey, Pengukuran dan Pemetaan)- 1902 (Pelayanan Pemeriksaan Tanah)- 1903 (Pelayanan konsolidasi Tanah Secara Swadaya)- 1904 (Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan)- 1905 (Pelayanan Pendaftaran Tanah )- 1906 (Pelayanan informasi Pertanahan)- 1907 (Pelayanan Lisensi)- 1908 (Palayanan Penetapan Tanah Obyek Penguasaan Benda-benda Tetap Milik perseorangan Warga Negara Belanda (P3MB))- 1909 (Pelayanan Kerjasama di bidang pertanahan yang berasal dari kerjasama dengan pihak lain)

2 423511 Pendapatan Uang Pendidikan

II Penerimaan Umum1 423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan2 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri3 423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang4 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya5 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)6 423291 Pendapatan Jasa Lainnya7 423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu8 423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu9 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu

10 423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu11 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu12 423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu13 423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu14 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

Page 135: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

135

BADAN PERTANAHAN NASIONALKANTOR WILAYAH BPN PROPINSI :KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ KOTA :

PENERIMAAN PENGELUARAN SISA PENERIMAAN PENGELUARAN SISA PENERIMAAN PENGELUARAN SISA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

I 4231 PENDAPATAN , PENJUALAN, SEWA, JASA DAN BUNGA 1)

I.1 42312 PENDAPATAN PENJUALAN ASSET 2)1 423129 Pendapatan Penjualan asset Lainnya yang berlebih/rusak/dihapuskan

I.2 42314 PENDAPATAN SEWA 2)2 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri3 423142 Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang4 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya

II 4232 PENDAPATAN JASA 3)

II.1 42321 PENDAPATAN JASA I 2)

6 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan 2a)- 1901 (Pelayanan Survey, Pengukuran dan Pemetaan)- 1902 (Pelayanan Pemeriksaan Tanah)- 1903 (Pelayanan konsolidasi Tanah Secara Swadaya)- 1904 (Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan)- 1905 (Pelayanan Pendaftaran Tanah )- 1906 (Pelayanan informasi Pertanahan)- 1907 (Pelayanan Lisensi)- 1908 (Palayanan Penetapan Tanah Obyek Penguasaan Benda-benda Tetap Milikperseorangan Warga Negara Belanda (P3MB))- 1909 (Pelayanan Kerjasama di bidang pertanahan yang berasal dari kerjasama dengan pihak lain)

II.2 42322 PENDAPATAN JASA II 2)7 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)

II.3 42329 PENDAPATAN JASA LAINNYA 2)8 423291 Pendapatan Jasa-Jasa Lainnya

III 4235 PENDAPATAN PENDIDIKAN 4)

III.1 42351 PENDAPATAN PENDIDIKAN 2)9 423511 Pendapatan Uang Pendidikan

Pelayanan Pendidikan

LAPORAN KEADAAN KAS UANG PENERIMAAN (LKKUP)BENDAHARAWAN PENERIMAAN

BULAN :

NO KODE URAIAN JENIS PENERIMAAN / KEL.PENDAPATAN / SUB KEL.PENDAPATAN /PENDAPATAN

BULAN INI BULAN LALU S/D BULAN INI

Page 136: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

136

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

IV 4239 PENDAPATAN LAIN-LAIN 5)

IV.1 42391 PENDAPATAN DARI PENERIMAAN KEMBALI TAHUN ANGGARAN YANG LALU 2)10 423911 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran Yang Lalu11 423912 Penerimaan Kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran Yang Lalu12 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran Yang Lalu13 423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu14 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu15 423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun anggaran Yang Lalu16 423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu

IV.2 42392 PENDAPATAN PELUNASAN PIUTANG 2)13 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang

diderita oleh Negara (MasukTP/TGR)

JUMLAH I + II + III + IV 6)

Mengetahui / MenyetujuiKuasa Pengguna Anggaran

_______________________NIP : ………………………… NIP :…………………….

………………………………Bendaharawan Penerimaan

__________________

Page 137: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

137

Petunjuk Pengisian

1) Diisi jumlah kelompok pendapatan I.1 + I.2

2) Disi jumlah pendapatan sesuai Sub kelompok pendapatan

3) Diisi jumlah kelompok pendapatan II.1+ II.2 + II.3

2a) Diisi jumlah pendapatan dari jenis kegiatan Pelayanan Pertanahan

4) Diisi jumlah kelompok pendapatan III.1

5) Diisi jumlah kelompok pendapatan IV.1 + IV.2

6) Diisi jumlah seluruh pendapatan ( I + II + III + IV )

Page 138: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

138

Lampiran : 27

BADAN PERTANAHAN NASIONALKANTOR WILAYAH BPN PROPINSI :………………………………

Dalam Rupiah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan2 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri3 423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang4 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya6 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan7 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)8 423291 Pendapatan Jasa Lainnya9 423511 Pendapatan Uang Pendidikan

10 423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu11 423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu12 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu13 423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu14 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu15 423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu16 423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu17 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

JUMLAH

REKAPITULASI LAPORAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAKTRIWULAN : ………TAHUN ANGGARAN …………

NO KODE JENIS PNBP (PERMAP) TARGETPNBP

REALISASITRIWULAN I

REALISASITRIWULAN

REALISASITRIWULAN

REALISASITRIWULANIV

JUMLAHREALISASI

%TERHADAP TARGET

………………………………… NIP.

KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL……………………….,……………………

Page 139: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

139

BADAN PERTANAHAN NASIONALKANTOR WILAYAH BPN PROPINSI :………………………………

Dalam Rupiah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Kantor Wilayah BPN Propinsi ………………………………..

1 423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan2 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri3 423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang4 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya6 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan7 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)8 423291 Pendapatan Jasa Lainnya9 423511 Pendapatan Uang Pendidikan

10 423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu11 423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu12 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu13 423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu14 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu15 423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu16 423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu17 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

JUMLAH

2. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …………………………………..

1 423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan2 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri3 423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang4 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya6 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan7 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)8 423291 Pendapatan Jasa Lainnya9 423511 Pendapatan Uang Pendidikan

10 423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu11 423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu12 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu13 423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu14 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu15 423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu16 423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu17 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

JUMLAH

LAPORAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAKTRIWULAN :………TAHUN ANGGARAN ……….

NO KODE JENIS PNBP (PERMAP) TARGET PNBP REALISASITRIWULAN I

REALISASITRIWULAN II

REALISASITRIWULAN III

REALISASITRIWULANIV

JUMLAHREALISASI

%TERHADAPTARGET

Page 140: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …………………………………..

1 423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan2 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri3 423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang4 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya6 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan7 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)8 423291 Pendapatan Jasa Lainnya9 423511 Pendapatan Uang Pendidikan

10 423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu11 423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu12 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu13 423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu14 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu15 423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu16 423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu17 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

4. dst ………………………………..

JUMLAHJUMLAH 1 s/d ……………….

NIP.

………………, ……….……………………

KEPALA KANWIL BADAN PERTANAHAN NASIONALPROPINSI

…………………………………

Page 141: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

141

Lampiran : 28

BADAN PERTANAHAN NASIONALKANTOR WILAYAH BPN PROVINSI :………………………………

PERKIRAAN

S/D TRIWULAN IV

1 2 3 4

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)423291 Pendapatan Jasa Lainnya423511 Pendapatan Uang Pendidikan423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

J U M L A H

REKAPITULASI LAPORAN REALISASI PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN ……

KODE JENIS PNBP (PERMAP) TARGET PNBP

……………………….,……………………KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN

PERTANAHAN NASIONAL

…………………………………

Page 142: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

142

BADAN PERTANAHAN NASIONALKANTOR WILAYAH BPN PROPINSI :………………………………

PERKIRAAN S/D TRIWULAN IV

1 2 3 41. Kantor Wilayah BPN Propinsi ……………………………………….

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)423291 Pendapatan Jasa Lainnya423511 Pendapatan Uang Pendidikan423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

J U M L A H

2. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …………………………….

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)423291 Pendapatan Jasa Lainnya423511 Pendapatan Uang Pendidikan423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

J U M L A H

3. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …………………………….

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro)423291 Pendapatan Jasa Lainnya423511 Pendapatan Uang Pendidikan423911 Penerimaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu423912 Penerimaan kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu423914 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

J U M L A HJ U M L A H 1 s/d 3

NIP.

JENIS PNBP (PERMAP) TARGET PNBP

……………………….,……………………

KEPALA KANTOR WILAYAH BADANPERTANAHAN NASIONAL

…………………………………

LAPORAN PERKIRAAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAKS/D TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN ……….

KODE

Page 143: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

143

Page 144: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

144

Page 145: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

145

Page 146: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

146

Kab/Kota : ………………………………………..Bulan : ………………………………………..

LAMPIRAN 30

NOMOR PERSETUJUANPENGGUNAAN REKENING DARI KPPN

ATAS NAMANAMA BANKNOMOR REKENINGSATKER

Kab/Kota : ……………………………………………………………….

NIP. ……………………………………

NO REALISASI SISA

LAPORAN DAFTAR REKENINGKANTOR PERTANAHAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Kepala Kantor Pertanahan Badan Pertanahan Nasional

Page 147: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

147

Kab/Kota : ………………………………………..Bulan : ………………………………………..

Kab/Kota : ……………………………………………………………….

NIP. ……………………………………

LAMPIRAN 31LAPORAN DAFTAR REKENING

KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

NO SATKER NOMOR REKENING NAMA BANK ATAS NAMA NOMOR PERSETUJUANPENGGUNAAN REKENING DARI KPPN

REALISASI SISA

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

Page 148: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

148

Kab/Kota : ………………………………………..Bulan : ………………………………………..

SISA

LAMPIRAN 32LAPORAN DAFTAR REKENING

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NO SATKER NOMOR REKENING NAMA BANK ATAS NAMA NOMOR PERSETUJUANPENGGUNAAN REKENING DARI KPPN

REALISASI

Page 149: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

149

I. DATA UMUM1 Nomor Kode dan Nama Unit Kegiatan :2 Nomor Kode dan Nama Fungsi :3 Nomor Kode dan Nama Sub Fungsi :4 Nomor Kode dan Nama Program :5 Indikator Hasil :6 Nomor Kode dan Nama Kegiatan :7 Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan/Tahun ke :8 Nomor Kode dan Nama Program :9 Tempat Kedudukan Tanggung Jawab Kegiatan :

10 Nomor Surat Pengesahan DIPA :

II. TARGET DAN REALISASI PELAKSANAAN PER OUTPUT

Satuan RM PLN PNBP Volume Satuan (%) RM (%) PLN (%) PNBP (%) Rupiah (%)4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Lampiran 33

1 2 3

Uraian Program/Kegiatan/OutputKodeVolume

FisikTarget Target

Eselon II Pusat/Ketua STPN/Kakamwil/KakanMengetahui

(……………………………………………………………………….)

MengetahuiPejabat Pembuat Komitmen

(………………………………………………………………..)

Bobot Tertimbang(%)Fisik Keuangan Jumlah

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATANBULAN…..TA……..

Bobot (%)JumlahKeuangan

Page 150: Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 Yth. 1 ... · Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2013 di Lingkungan BPN-RI ... 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal

150