kebijakan transfer ke daerah apbn ta 2021
TRANSCRIPT
Kebijakan Transfer ke DaerahAPBN TA 2021
KebijakanDana Transfer Umum
KebijakanDana Alokasi Umum
KEBIJAKAN DANA ALOKASI UMUM
4
ARAH KEBIJAKAN DAU 2021
1. Pagu DAU Nasional bersifat dinamis mengikuti PDN
neto yang ditetapkan Pemerintah;
2. Menyempurnakan formula DAU: Evaluasi bobot variabel
alokasi dasar, variabel kebutuhan fiskal, variabel kapasitas
fiskal daerah, dan memperbaiki pengukuran indeks
ketimpangan antarwilayah (penggunaan Theil Indeks);
3. Menyempurnakan Alokasi Dasar untuk mendukung
kebijakan yang mendorong upaya peningkatan kualitas
layanan publik daerah dan penguatan kualitas SDM
(mempertimbangkan Formasi PPPK);
4. Pemanfaatan pengalokasian sekurang-kurangnya 25
persen dari DTU untuk mendorong upaya pemulihan
ekonomi pasca pandemi Covid-19 di daerah, termasuk
perbaikan infrastruktur dan memperkuat pembangunan
SDM di bidang Pendidikan antara lain untuk
pembayaran gaji guru non PNSD.
5. Penyaluran berbasis kinerja untuk mendukung
optimalisasi penggunaan DAU untuk pencapaian output
layanan.
KEBIJAKAN PAGU DAU DALAM APBN 2021
BAGIAN KAB/KOTA
DAU Formula(85,90%)
DAU NASIONAL
Total DAU 2021 = 390,29 Triliun (31,6% xPDN Neto)
BAGIAN PROVINSI
DAU Formula(14,10%)
URAIAN
TA. 2020 TA. 2021
Perpres
72/2020JUMLAH PAGU Selisih
Dana Alokasi Umum (DAU)
1. DAU Formula 377.763,9 390.291,4 12.527,5
2. DAU Tambahan 6.617,6 - (6.617,6)
Total DAU 384.381,5 390.291,4 5.909,9
% Total DAU thd PDN Neto 35,31% 31,59% (3,72%)
Alokasi Dasar
KebutuhanFiskal
Kapasitas Fiskal
Gaji PNSD
Jml Penduduk
Luas Wilayah
IKK
IPM
PDRB Per Kapita
PAD
DBH Pajak
DBH SDA
Kemenkeu & Taspen
Kemendagri
Kemendagri & Badan Informasi
Geospasial
BPS
BPS
BPS & Kemendagri
Daerah &Kemenkeu
Kemenkeu
Kemenkeu
TBR Daerah &Kemenkeu
Formasi PNSD Kemenpan-RB
2020
2021
2020
2020
2020
2019
2019
2019
2019
2019
2019
Formasi PPPK(guru/nonguru)
Kemenpan-RB / Kemendikbud
2021
DATA DASAR PENGHITUNGAN DAU
DAU Tambahan diintegrasikan dalam pagu DAU TA. 2021, karena:
a. Jumlah dan kebutuhan gaji PPPK telah diperhitungkan dalam formula Alokasi Dasar DAU TA.2021;
b. Sesuai ketentuan pendanaan untuk Kelurahan diharapkan dapat dipenuhi dari APBD;
c. Pengalokasian DAU Tambahan menjadi temuan BPK
Sesuai ketentuan UU 33/2004, DAU ditetapkan sekurang - kurangnya 26% dari PDN Neto yang ditetapkan dalam APBN
FORMULA DAU
Pagu Alokasi DAU dalam RAPBN TA. 2021
PAGU DAN DATA DASAR PENGHITUNGAN DAU TA 2021
ALOKASI DASAR (AD)
GaJi ASN di Instansi Daerah
■ Tunjangan Fungsional ■ Tunjangan Struktural■ Tunjangan Umum
Alokasi Dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji PNSD (Pasal 27 ayat (4) UU No 33/2004)
Alokasi Dasar dihitung berdasarkan data belanja pegawai daerah dengan memperhitungkan:» Kebijakan Formasi CPNSD» Kebijakan Gaji Ke-13» Kebijakan THR» Kebijakan Formasi PPPK
Formasi ASN di Instansi Daerah
GAJI POKOK
TUNJANGAN KELUARGA
TUNJANGAN JABATAN
TUNJANGAN BERAS
TUNJANGAN PPh
■ Formasi ASN di InstansiDaerah Tahun 2021
Dalam UU APBN 2021, dirumuskan bahwa
Alokasi dasar dihitungberdasarkan Gaji
ASND
DAU setiap bulan
disalurkan setelah daerah
menyampaikan laporan
belanja pegawai meliputi:
realisasi gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada PNSD
realisasi tunjangan tambahanpenghasilan yang dibayarkan
kepada PNSD
realisasi gaji dan tunjangan yang dibayarkan kepada PPPK Guru
dan Nonguru
DAU untuk bulan Februari
disalurkan setelah daerah
menyampaikan laporan:
Laporan Rencana Penggunaan Belanja Wajib yang Bersumber dari
DTU TA berjalan
laporan realisasi penggunaan Belanja Wajib yang Bersumber dari DTU
untuk tahun anggaran sebelumnya
laporan realisasi penggunaan DAU tahun anggaran sebelumnya
Februari
DAU untuk bulan Agustus
disalurkan setelah daerah
menyampaikan laporan:
laporan realisasi penggunaan Belanja Wajib yang Bersumber dari
DTU semester I tahun anggaran berjalan
laporan realisasi penggunaan DAU semester I tahun anggaran berjalan
Agustus
paling lambat disampaikan tanggal 14 setiapbulan sebelum bulan penyaluran DAU berkenaan.
paling lambat disampaikanPada tanggal 14 Januari
paling lambat disampaikanTanggal 14 Juli
Penyaluran DAU dilaksanakan setiap bulan sebesar 1/12 (satu per dua belas) dari pagu alokasi, dengan ketentuan: Paling cepat pada hari kerja pertama untuk bulan Januari, paling cepat 1 (satu) hari kerja sebelum hari kerja pertama untuk bulan Februari sampai dengan
Desember. memperhatikan realisasi pembayaran Gaji Guru PPPK dan jumlah Guru PPPK yang diangkat sesuai data pengangkatan Guru PPPK.
7
KEBIJAKAN PENYALURAN DAU FORMULA
Laporan Pencegahan dan/atau Penangangan covid-19
Dalam rangka penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Pemerintah Daerah menyampaikan laporan pencegahan dan/atau penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) setiap bulan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.
Laporan pencegahan dan/atau penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) diterima paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya.
Dalam hal tanggal 14 bulan berikutnya bertepatan dengan hari libur atau hari yang diliburkan, batas waktu penerimaan laporan pada hari kerja berikutnya.
Dukungan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
Pemerintah Daerah menyediakan pendanaan melalui APBD yang dapat bersumber dariDTU untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Menteri Keuangan dapat mengarahkan penggunaan sebagian DTU untuk kegiatan tertentudalam rangka percepatan penanggulangan pandemi COVID-19.
Jenis dan besaran penggunaan sebagian DTU serta kegiatan ditetapkan dengan KeputusanMenteri Keuangan.
Pemerintah Daerah menyampaikan laporan mengenai penggunaan sebagian DTU untukdukungan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang merupakan bagian dari laporanpencegahan dan/atau penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019
Dalam hal Daerah belum menganggarkan pendanaan sebagian DTU dalam APBD,Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian APBD sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
1
2
3
4
5
10
POIN-POIN KMK YANG MENGATUR MENGENAI EARMARKING DAU ATAU DBH UNTUK
DUKUNGAN PROGRAM PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
1. Pemerintah daerah menyediakan dukungan pendanaan dalam APBD untuk program Vaksinasi
COVID- 19 untuk pendanaan kegiatan antara lain:
koordinasi dan dukungan pelaksanaan vaksinasi;
pemantauan dan penanggulangan dampak kesehatan ikutan pasca vaksinasi;
distribusi dan pengamanan/penyediaan tempat penyimpanan vaksin ke fasilitas kesehatan;
kegiatan lainnya sesuai ketentuan yang diatur oleh kementerian teknis.
3. Dukungan pendanaan yang bersumber dari DAU ditetapkan sebesar persentase tertentu dari
alokasi DAU TA 2021 atau sesuai dengan kebutuhan daerah dengan memperhatikan jumlah penduduk
dan jangkauan wilayah distribusi vaksin COVID-19
4. Dalam hal pemerintah daerah tidak mendapat alokasi DAU TA 2021, dukungan pendanaan dapat
bersumber dari DBH sesuai kemampuan keuangan daerah.
1
2
3
Pemotongan penyaluran TKD dapat dilakukan dalam hal :
1. kelebihan penyaluran TKD;
2. Tunggakan pembayaran pinjaman Daerah;
3. Pembayaran kembali atas pokok dan pembayaran bungapinjaman PEN Daerah;
4. Hibah daerah induk kepada DOB yang tidak dilaksanakan;
5. Tidak atau kurang membayar iuran jaminan kesehatan;
6. Kebijakan pengamanan negara;
7. Pembebanan keuangan negara atas biaya yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau putusan peradilan;
8. Tidak terpenuhinya kewajiban untuk mengalokasikan belanja wajib dalam AOBD;
9. Tidak terpenuhinya kewajiban Pemda terkait penyesuaian tarif dan pengawasan PDRD;
10. Pemenuhan kewajiban lain sesuai ketentuan perundang-undangan.
Penundaan penyaluran TKD dapat dilakukan dalam hal:
1. Konfirmasi penerimaan TKDD berupa LKT dan LRT;
2. Laporan pemanfaatan sementara dan penganggaran kembali sisa DBH DR;
3. Penyampaian data/informasi keuangan daerah secara langsung/melalui SIKD;
4. Laporan rencana defisit APBD;
5. Laporan posisi kumulatif pinjaman daerah;
6. Pemberian sanksi administratif terhadap pemegang izin usaha pertambangan/pertambangan khusus;
7. Pemenuhan kewajiban Pemda dalam mengalokasikan belanja wajib dalam APBD;
8. Pemenuhan kewajiban Pemda dalam pemutakhiran DTKS;
9. Pemenuhan kewajiban Pemda terkait penyesuaian tarif dan pengawasa PDRD;
10. Pemenuhan kewajiban Pemda untuk menggunakan aplikasi SIKD;
11. Pemenuhan kewajiban administratif lainnya.
PEMOTONGAN DAN PENUNDAAN PENYALURAN
KebijakanDana Bagi Hasil
KEBIJAKAN UMUM PENGATURAN DBH
13
DASAR HUKUM
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan KeuanganAntara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah1
2
3
4
UU No. 9 Tahun 2020 Tentang Anggaran PendapatanDan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021
PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
PMK No. 139/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan DanaBagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Otsus
6
DBH sebagai salah satu instrumen fiskal untuk menjaga
keutuhan NKRI melalui pembagian sumber penerimaan
negara yang adil kepada daerah, baik yang berasal dari
penerimaan pajak dan PNBP SDA untuk digunakan
seluas-luasnya demi kemakmuran rakyat sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.
Pembagian penerimaan Pajak dan PNBP Sumber Daya
Alam oleh Pemerintah kepada daerah penghasil maupun
daerah non penghasil yang berada dalam provinsi yang
sama, untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
01
02
LANDASAN TEORI
Untuk mengurangi
kesenjangan vertikal antara
pusat dan daerah (vertical imbalance) Pembagian
dengan porsi tertentu antara
Pemerintah dan daerah
penghasil
Untuk mengurangi
kesenjangan horizontal
antar daerah (horizontal imbalance) Pembagian
secara merata untuk
daerah lain yang berada
di dalam provinsi yang
sama dengan daerah
penghasil
01 02
TUJUAN KEBIJAKAN DBH
PAJAK
• PBB-P3
• PPh
• CHT
SDA
• Hutan
• Minerba
• Migas
• Pabum
• Ikan
PENGERTIAN:Pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
o Dibagi kepada daerah penghasil sesuai dengan
porsi yang ditetapkan dalam UU No. 33/2004.
o Dibagi dengan imbangan Daerah penghasil
mendapatkan porsi lebih besar, dan Daerah lain
(dalam provinsi yang bersangkutan) mendapatkan
bagian pemerataan dengan porsi tertentu yang
ditetapkan dalam UU.
Penyaluran DBH berdasarkan realisasi
penerimaan tahun anggaran berjalan
(Pasal 23 UU 33/2004)
PENYALURAN:
Based on Actual Revenue
TUJUAN:Untuk memperbaiki
keseimbangan vertikal antara
pusat dan daerah dengan
memperhatikan potensi daerah
penghasil.
DBH
JENIS DBH
DANA BAGI HASIL
MEKANISME PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DBH(PP 55/2005)
6
TRANSPARAN- Rekonsiliasi data PNBP
antara Kementerian
terkait dengan Pemda
- Informasi realisasi
penyaluran DBH
- Dilaporkan dalam LKPP
- Diperiksa BPK
AKUNTABEL
PenermaanPAJAK
PNBP SDA
PORSI DBH ANTARA PEMERINTAH PUSAT,
PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
6
K/K
Penghasil
PAJAK
PPh Pasal 21 dan 25/29 80 8 12
Pajak Bumi dan Bangunan 10 16,2 64,8 9
Cukai Hasil Tembakau 98 0,6 0,8 0,6
SDA
Kehutanan
IIUPH 20 16 64 -
PSDH 20 16 32 32
Dana Reboisasi 60 40* 40 -
Mineral dan Batubara
Iuran Tetap (Land-rent )
- darat dan laut <4 Mil 20 16 64 -
- 4 Mil <laut < 12 Mil 20 80
Iuran Produksi (Royalti)
- darat dan laut <4 Mil 20 16 32 32
- 4 Mil <laut < 12 Mil 20 26 54
Dari Kawasan
Perhutanan
Perikanan 20 - - 80
Minyak Bumi
- darat dan laut <4 Mil 84,5 3,1 6,2 6,2
- 4 Mil <laut < 12 Mil 84,5 5,17 10,33
Gas Bumi
- darat dan laut <4 Mil 69,5 6,1 12,2 12,2
- 4 Mil <laut < 12 Mil 69,5 10,17 20,33
Panas Bumi 20 16 32 32
I.
1
3
2
1
c
b
a
II
Pusat Prov.Biaya
Pungut
Pemerataan
K/K Lain
No.Jenis Penerimaan Negara yang
Dibagihasilkan
UU 33/2004
6
5
4
3
2
c
b
a
*) Sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, alokasi DBH
SDA Kehutahan Dana Reboisasi dialihkan dari kabupaten/kota
penghasil ke provinsi penghasil.
SIKLUS PENGHITUNGAN DAN PENETAPAN DBH
6
PMK
“Perubahan Alokasi Tahap II”
• Prognosa Realisasis.d. 9 bulan
Sebagai dasarpenyaluran Tw IV
PMK
“Kurang Bayar (KB)/Lebih Bayar(LB) DBH”
• Realisasi TA Berkenaan yang telah diaudit BPK.
untuk penetapan KB/LB DBH
1 432
Berdasarkan RPMK tentang Dana Transfer Umum (DTU) diatur empat siklus
penghitungan dan penetapan DBH
TAHUN BERJALAN
TAHUN
BERIKUTNYA
Okt-Nov
Tahun berikutnya
Nov-Des
Tahun sebelumnyaJuli-Agustus
Tahun berjalanNov-Des
Tahun berjalan
Perpres
“APBN”
• Perkiraan Alokasi DBH TA berkenaan
• Mempertimbangkanrealisasi DBH 5 tahun terakhir
Perpres/PMK
Perubahan AlokasiDBH Tahap I :
• APBN-P
• Prognosa Realisasis.d. Semester I.
Sebagai dasarpenyaluran Tw IIISebagai dasar
penyaluran Tw I dan II
Sebagai dasar penyaluran KB dan pemotongan LB
ALOKASI DBH DALAM PERPRES APBN
6
PENYESUAIAN
PENGALOKASIAN
DBH DALAM
PERPRES APBN
Nilai Alokasi DBH TA berkenaan yang
ditetapkan adalah nilai terkecil
perbandingan antara perhitungan DBH
atas rencana penerimaan APBN dengan
proyeksi DBH atas realisasi penerimaan
paling kurang 3 tahun sebelumnya
dan/atau paling sedikit 75% dari
perhitungan DBH berdasarkan data
dasar dari K/L.
Selisih lebih atas perbandingan
perhitungan DBH tersebut akan
diperhitungkan kembali melalui
APBN-P atau mekanisme
perubahan alokasi berdasarkan
prognosis realisasi di semester I
PERTIMBANGAN:
1. Pembagian alokasi DBH dalam APBN masih
berasal dari perkiraan penerimaan negara 1
tahun kedepan, yang akan mengalami dinamika
perubahan penerimaan negara pada tahun
berjalan.
2. Alokasi DBH dan buffer fund/selisih lebih alokasi
DBH tersebut akan disesuaikan kembali dg
perkembangan realisasi penerimaan negara di
tahun berjalan pada triwulan 3 melalui APBNP
atau PMK, dan di triwulan 4 melalui PMK.
3. Dengan pengendalian alokasi DBH dimaksud
dapat memberikan pertimbangan kepada
pemda utk dapat menganggarkan DBH dalam
APBD sebesar 100% dari yg ditetapkan dlm
perpres.
4. Untuk menjaga kualitas belanja dan defisit APBD,
krn sejak awal alokasi DBH yg sifatnya belum
pasti sdh dikendalikan alokasinya.
5. DBH secara prinsip dialokasikan ke daerah
berdasarkan realisasi penerimaan negara,
karenanya hak daerah atas DBH tdk akan
berkurang.
SIMULASI PENGENDALIAN PENGALOKASIAN DBH DALAM APBN, APBN-P ATAU
PERUBAHAN ALOKASI TAHAP I (TW III)
6
Menjadi
SISA LEBIH
(Alokasi
potensial)
Alokasi DBH yang
ditetapkan adalah
nilai terkecil dari hasil
perbandingan
DAERAH Perhitungan APBN
Proyeksi DBH atas
Realisasi min 3
tahun terakhir
Nilai terkecil
antara 2 dan 3DITETAPKAN Selisih
1 2 3 4 5 6 = 2-5
A 120 140 120 120 0
B 100 60 60 75 25
C 80 90 80 80 0
D 50 100 50 50 0
E 140 120 120 120 20
F 200 130 130 150 50
G 60 70 60 60 0
TOTAL 750 710 620 655 95
Perubahan Alokasi Tahap II (TW IV):
• Alokasi ditetapkan berdasarkan
perhitungan prognosis realisasi
Perubahan Alokasi Tahap I (TW III):
• APBN-P
– Perubahan asumsi makro
– Perubahan target penerimaan
• PMK
– Alokasi ditetapkan berdasarkan
perhitungan prognosis realisasi
UPDATE PELAKSANAAN KEBIJAKAN DBH
23
DANA BAGI HASIL TA 2020
* Ket: terdapat tambahan penyaluran dari pergeseran anggaran BUN sebesar Rp7,98 T
Realisasi Penyaluran DBH sudah final per 30 November 2020
DBH Pajak Anggaran: Rp44,88 T
Realisasi: Rp29,34 T (65,4%)
DBH SDA Anggaran: Rp29,04 T
Realisasi: Rp25,00 T (86,1%)
Kurang Bayar
DBH
Anggaran: Rp12,50 T
Realisasi: Rp39,56 T (316,4%)*
Anggaran: Rp86,42 T
Realisasi: Rp93,91 T (108,7%)* TOTAL DBH
1. DBH, selain DBH CHT dan DBH DR, digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas
daerah dengan pemenuhan kewajiban mandatory spending 25% untuk belanja
infrastruktur daerah yang terkait dengan pelayanan publik.
2. Penggunaan DBH dapat digunakan dalam rangka penanganan pandemi
COVID-19 dan dukungan terhadap program PEN di daerah.
3. Pada TA 2020 dilakukan percepatan penyelesaian KB DBH melalui optimalisasi
penggunaan pagu DBH TA berjalan.
Penyaluran DBH TA BerjalanDalam rangka percepatan penanggulangan dampak pandemi COVID-19, Dirjen
Perimbangan Keuangan dapat mengusulkan kepada Menteri Keuangan relaksasi dalam
penyaluran DBH TA berjalan berdasarkan penyebaran COVID-19 di daerahUsulan relaksasi penyaluran DBH TA berjalan, paling sedikit memuat: Daerah yang diberikan relaksasi penyaluran Jenis DBH yang diberikan relaksasi penyaluran, dan Jangka waktu pemberian relaksasi penyaluran
Dalam hal Menteri Keuangan menyetujui usulan relaksasi penyaluran DBH TA berjalan,
relaksasi penyaluran DBH TA berjalan bagi daerah tersebut ditetapkan dengan KMK yang
ditandatangani oleh Dirjen Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan.
Dirjen Perimbangan Keuangan telah menyalurkan Kembali DBH kepada Daerah yang pada
TW I dan II mengalami penundaan penyaluran DBH karena belum menyampaikan
kelengkapan syarat salur seperti Berita Acara Rekonsiliasi dan menunda penyampaian
syarat penyaluran DBH oleh Pemda Pada TW III dan TW IV berupa:
1. Berita Acara Rekonsiliasi
2. Laporan Kinerja COVID-19
Penyaluran KB DBHMenteri Keuangan dapat menetapkan alokasi sementara KB DBH TA 2019 berdasarkan
prognosis realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan TA 2019Alokasi sementara KB DBH ditetapkan kembali secara definitif: Berdasarkan realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan Tahun 2019 dari
laporan hasil pemeriksaan atas LKPP yang dikeluarkan BPK Memperhitungkan KB yang sudah disalurkan berdasarkan penetapan alokasi
sementara
Berdasarkan penetapan alokasi sementara dan/atau alokasi definitif KB DBH TA 2019,
Menteri Keuangan dapat menyalurkan KB DBH TA 2019 dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan negara dan perkembangan penyebaran pandemi COVID-19
Penyaluran KB DBH TA 2019 ditetapkan dengan KMK yang ditandatangani oleh Dirjen
Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan
RELAKSASI DAN PERCEPATAN PENYALURAN DANA BAGI HASIL
Yang kemudian disampaikan kembali paling lambat
minggu kedua bulan Januari 2021 sebagai syarat
penyaluran DBH TW I pada tahun anggaran berikutnya.
KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL (DBH) TA 2021
Mempercepat penyelesaian Kurang Bayar DBH yang memperhitungkan
lebih bayar DBH melalui optimalisasi alokasi DBH tahun anggaran berjalan
dengan memperhatikan kondisi keuangan negara
Mengoptimalkan pemanfaatan DBH dalam rangka mendukungpenanganan kesehatan, jaring pengaman sosial serta pemulihan ekonomidampak Covid-19
Melanjutkan Kebijakan pengelolaan DBH yang tepat waktu, tepat jumlah,
dan akuntabel dengan memperhatikan proyeksi DBH berdasarkan realisasi
DBH paling kurang 3 (tiga) tahun terakhir
Melanjutkan kebijakan DBH Pajak yang terkait dengan pembagian
penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10 persen secara merata kepada
seluruh kabupaten/kota; menambah cakupan DBH PBB termasuk sektor
lainnya, antara lain PBB perikanan dan PBB atas kabel bawah laut; serta
DBH CHT digunakan dengan ketentuan sebagai berikut: 50% untuk
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat; 25% untuk penegakan hukum; dan
25% untuk bidang kesehatan.
Melanjutkan kebijakan DBH SDA antara lain dengan menghilangkan
earmarked 0,5% dari DBH SDA Migas untuk bidang pendidikan;
mengalokasikan DBH Dana Reboisasi dari semula ke kabupaten/ kota
penghasil menjadi ke provinsi penghasil sesuai UU 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
Menyalurkan DBH berdasarkan realisasi penerimaan negara sesuai dengan
kondisi keuangan negara, yang mempertimbangkan kinerja daerah dalam:
mendukung optimalisasi penerimaan pajak; pemeliharaan lingkungan;
dan penanggulangan dampak Covid-19.
Perkembangan DBH, 2015-2021
Perpres113/2020
18,0%
Rp101,96 T
KEBIJAKAN PENYALURAN DBH
26
DANA BAGI HASIL PAJAK
6
DBH PBB Bagi Rata
DBH PBB & Biaya
Pemungutan Sektor
P3 selain Migas dan
Panas Bumi
Catatan: Porsi penyaluran Triwulan III paling tinggi 30 % dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan negara semester I
1
2
DANA BAGI HASIL PAJAK
628
DBH PBB & Biaya
Pemungutan Sektor
Migas dan Panas Bumi
Triwulan
III
IV
20%
Paling tinggi 30%
Selisih Pagu dgn jml penyaluran
s.d. Tw III
Paling Lambat 30 Juni
Paling Lambat 30 September
Paling Lambat 31 Desember
I
II
Penyaluran
20%
Waktu Penyaluran
Paling Lambat 31 Maret
Catatan: Porsi penyaluran Triwulan III paling tinggi 30 % dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan negara semester I
Triwulan
I
II
III
IV
Penyaluran
20%
20%
Paling tinggi 30%
Waktu Penyaluran
Paling Lambat 31 Maret
Paling Lambat 30 Juni
Paling Lambat 30 September
Paling Lambat 31 DesemberSelisih Pagu dgn jml penyaluran s.d. Tw III
DBH PPh Pasal 21
dan PPh WPOPDN
4
3
DANA BAGI HASIL PAJAK CUKAI HASIL TEMBAKAU
Catatan:
PMK NO. 206/PMK.07/2020
Penyaluran triwulan I & II setelah Kepala daerah menyampaikan:
a. laporan realisasi penggunaan DBH CHT semester II TA sebelumnya;
b. surat pernyataan telah menganggarkan kembali sisa lebih penggunaan anggaran DBH CHT TA sebelumnya; dan
c. surat pernyataan telah menganggarkan dana dari sumber selain DBH CHT untuk menggantikan DBH CHT yang
pada TA sebelumnya digunakan tidak sesuai peruntukannya.
Penyaluran triwulan III & IV setelah Kepala daerah menyampaikan laporan realisasi penggunaan DBH CHT
semester I.
Sanksi, penundaan dan pemotongan penyaluran DBH CHT
Paling Lambat Juni
III
IV
30%
Selisih Pagu dgn jml penyaluran s.d. Tw III
Paling Lambat September
Paling Lambat Desember
Triwulan
I
II
Penyaluran
25%
25%
Waktu Penyaluran
Paling Lambat Maret
DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM
Catatan:
1. Porsi penyaluran Triwulan III paling tinggi 30 % dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan negara
semester I
2. Penyaluran Tambahan DBH SDA Migas dalam rangka Otsus dilakukan setelah gubernur menyampaikan
laporan tahunan penggunaan tambahan DBH SDA Migas kepada Menteri Keuangan cq. DJPK paling lambat
minggu kedua bulan Maret TA berikutnya yang memuat besaran dana dan kegiatan yang didanai (khusus
Aceh dan Papua Barat).
Triwulan
I
II
III
IV
Migas, Mineral dan Batubara, Panas Bumi
20%
20%
Paling tinggi 30%
Selisih Pagu dgn jml penyaluran s.d. Tw III
Waktu Penyaluran
Paling Lambat Maret
Paling Lambat Juni
Paling Lambat September
Paling Lambat Desember
Kehutanan & Perikanan
15%
15%
15%
Selisih Pagu dgn jml penyaluran s.d. Tw III
DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM
Catatan:
PMK NO. 230/PMK.07/2017
1. Porsi penyaluran Triwulan III paling tinggi 30 % dengan mempertimbangkan realisasi penerimaan negara
semester I
2. Syarat Penyaluran:
Penyaluran triwulan I & II setelah Kepala daerah menyampaikan:laporan realisasi penggunaan DBH DR
semester II TA sebelumnya;
Penyaluran triwulan III & IV setelah Kepala daerah menyampaikan laporan realisasi penggunaan DBH DR
semester I.
3. Sanksi, penundaan dan pemotongan penyaluran
Paling Lambat Juni
III
IV
Paling tinggi 30%
Selisih Pagu dgn jml penyaluran s.d. Tw III
Paling Lambat September
Paling Lambat Desember
Triwulan
I
II
Penyaluran
15%
15%
Waktu Penyaluran
Paling Lambat Maret
PENYALURAN DBH PER-BULAN DALAM SETIAP TRIWULANNYAJenis DBH yang disalurkan DITENTUKAN untuk setiap bulan nya pada TA 2020
6
JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
• Minerba (20%)
• Pabum (20%)
• Perikanan (15%)
Migas
(20%)
• PPh (20%)
• CHT (20%)
• Kehutanan (15%)
• PBB Bagian
Daerah & Biaya
pungut (20%)• Minerba (25%)
• Pabum (25%)
• Perikanan (15%)
Migas
(25%)
• PPh (20%)
• CHT (30%)
• Kehutanan (15%)
• PBB Bagian Daerah
& Biaya pungut
(25%)
PBB Bagian Daerah dan Biaya pungut (Migas dan Panas Bumi). PPh, CHT,
Kehutanan, Minerba, Panas Bumi, Migas, Perikanan :
• tahap III paling lambat bulan September; dan
• tahap IV paling lambat bulan Desember.
Jika kondisi keuangan negara tidak memungkinkan berdasarkan
hasil rapat pimpinan kementerian keuangan, maka bulan
penyaluran / jenis DBH dapat disesuaikan.
PBB Bagi rata :
• tahap I paling lambat bulan April (30%);
• tahap II paling lambat bulan Agustus (50%); dan
• tahap III paling lambat bulan November (selisih pagu dengan salur tahap I-II)
PBB Bagian Daerah dan Biaya Pemungutan PBB Non
Migas dan Panas Bumi :
• Secara mingguan dimulai pada bulan Agustus
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Selisih antara pagu alokasi
dengan jumlah dana yang telah
disalurkan (TW I, II, III)
• Minerba (35%)
• Pabum (35%)
• Perikanan (35%)
• Migas (35%)
• Kehutanan (35%)
• PPh (20%)
• CHT (30%)
• PBB Bagian
Daerah & Biaya
Pungut (35%)
SIMULASI PENYALURAN DBH DAN KB DBH
Realisasi DBH (Audit BPK)
Rp43.000
LKPP audited
LB DBH Th sebelumnya
43.000 – 40.000 = 3.000
TAHUN BERJALAN
TAHUN BERIKUTNYA
TW I
TW II
TW III
20% x Pagu APBN20% x 35.000 = 7.000
20% x Pagu APBN20% x 35.000 = 7.000
(70% x Pagu APBN-P) –salur sd. TW II (70% x 41.000) – 14.000 = 14.700
Pagu APBNRp35.000
TW IVPagu –salur sd.TW III40.000 – 28.700 = 11.300
Pagu APBN-PRp41.000
Pagu PMK prognosis realisasiRp40.000
Pagu APBNRp35.000
Maret
Juni
Sept.
Des.
SIMULASI PENYALURAN DBH DAN LB DBH
Realisasi DBH (Audit BPK)
Rp38.000
LKPP audited
LB DBH Th sebelumnya
38.000 – 40.000 = -2.000
TAHUN BERJALAN
TAHUN BERIKUTNYA
TW I
TW II
TW III
20% x Pagu APBN20% x 35.000 = 7.000
20% x Pagu APBN20% x 35.000 = 7.000
(70% x Pagu APBN-P) –salur sd. TW II (70% x 41.000) – 14.000 = 14.700
Pagu APBNRp35.000
TW IVPagu –salur sd.TW III40.000 – 28.700 = 11.300
Pagu APBN-PRp41.000
Pagu PMK prognosis realisasiRp40.000
Pagu APBNRp35.000
Maret
Juni
Sept.
Des.
KEBIJAKAN DBH SDA
35
DBH SDA
KEHUTANAN
MIGAS
MINERBA
PANAS BUMI
PERIKANAN
• Penerimaan Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH)
• Penerimaan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
• Penerimaan Dana Reboisasi (DR)
Kehutanan
• Penerimaan Iuran Tetap (Land-rent)
• Penerimaan Royalti (Royalty)
Mineral dan Batubara
• Penerimaan Pungutan Pengusahaan Perikanan
• Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan
Perikanan
• Penerimaan SDA Minyak Bumi (- DMO, Fee UHM, Pajak-Pajak)
• Penerimaan SDA Gas Bumi (- DMO, Fee UHM, Pajak-Pajak)
Pertambangan Migas
• Setoran Bagian Pemerintah (- kewajiban pajak dan pungutanlain)
• Iuran Tetap dan Iuran Produksi
Pertambangan Panas Bumi
JENIS-JENIS DBH SUMBER DAYA ALAM
DBH SDA
KEHUTANAN
MIGAS
MINERBA
PANAS BUMI
PERIKANAN
No PNBP SDA
Kehutanan
Persentase DBH SDA Kehutanan(PP 55/2005)
Pusat ProvinsiKab/ Kota
Penghasil
Pemerataan
Kab/Kota lainnya
1. IIUPH 20% 16% 64% -
2. PSDH 20% 16% 32% 32%
3. DR 60% 40%* 40% -
DBH SDA Kehutanan:Bagian daerah yang berasal dari
penerimaan SDA Kehutanan yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan
angka persentase untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi
*) Sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, alokasi DBH SDA KehutahanDana Reboisasi dialihkan dari kabupaten/kota penghasil ke provinsi penghasil.
37
D B H I I U P H
D B H P S D H
D B H D R
PENGGUNAAN DBH KEHUTANAN
I u r a n I j i n U s a h a P e m a n f a a t a n
H u t a n ( I I U P H )
P r o v i s i S u m b e r D a y a H u t a n
( P S D H )
D a n a R e b o i s a s i( D R )
• Dipungut daripemegang izin usahapemanfaatan hasilhutan dari hutan alamyang berupa kayu
• Dipungut dalamrangka reboisasi dan rehabilitasi hutan
• Dihitung denganrumus Tarif/Satuan x Volume
JENIS-JENIS DBH SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN
DBH SDA
KEHUTANAN
MIGAS
MINERBA
PANAS BUMI
PERIKANAN
DBH SDA Minyak dan Gas Bumi (Migas):Bagian daerah yang berasal dari penerimaan SDA Minyak dan
Gas Bumi yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi
Penyediaan Data Teknis
(1) DITJEN MIGAS (KEMEN. ESDM) Data Lifting
(2) DITJEN ANGGARAN (KEMEN.KEUANGAN)Data PNBP
Penghitungan Dan Penetapan Alokasi DBH Migas Oleh Ditjen
Perimbangan Keuangan (KEMEN.KEUANGAN)
DITJEN PAJAK
(KEMEN.KEUANGAN)& PEMDA
Faktor Pengurang (Fee Hulu
Migas, PPN,PBB, PDRD)
SKK MIGAS
Revenue Entitlement
38
JENIS-JENIS DBH SUMBER DAYA ALAM MIGAS
DBH SDA
KEHUTANAN
MIGAS
MINERBA
PANAS BUMI
PERIKANAN
Daerah Penghasil:
Provinsi
Provinsi
penghasil 5%
Kab/Kota
dalam
prov ybs10%
15% Kab./Kota
penghasil6%
Kab./Kota
lainnya
dalam
provinsi
ybs
6%
Provinsi ybs3%
Daerah Penghasil:
Kab./Kota
Provinsi
penghasil0,17%
Seluruh
Kab/Kota
dalam prov
ybs
0,33%
Kab./Kota
penghasil0,2%
Kab./Kota
lainnya
dalam
provinsi ybs
0,2%
Provinsi ybs0,1%
0,5%
+
Porsi Pembagian DBH SDA Minyak Bumi
Daerah Penghasil:
Provinsi
Provinsi
penghasil 10%
Kab/Kota
dalam prov
ybs
20%
30% Kab./Kota
penghasil12%
Kab./Kota
lainnya
dalam
provinsi ybs
12%
Provinsi
ybs6%
Daerah Penghasil:
Kab./Kota
Provinsi
penghasil0,17%
Seluruh
Kab/Kota
dalam prov
ybs
0,33%
Kab./Kota
penghasil0,2%
Kab./Kota
lainnya dalam
provinsi ybs0,2%
Provinsi
ybs0,1%
0,5%
+
Porsi Pembagian DBH SDA Gas Bumi
39
PORSI PEMBAGIAN DBH MIGAS
DBH
SDA
KEHUTA
NAN
MIGAS
MINERBA
PANAS BUMI
PERIKANAN
DBH SDA Mieral dan Batu Bara (Minerba):
Bagian daerah yang berasal dari penerimaan SDA
Minerba yang berasal dari Iuran Tetap (Land-
Rent) dan iuran Eksploitasi/Eksplorasi (royalti),
yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan
angka persentase untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
Iiuran produksi pemegang kuasa usaha
pertambangan atas hasil dari kesempatan
eksplorasi/eksploitasi.
LAND-RENT:
Iuran yang diterima negara sebagai imbalan
atas kesempatan Penyelidikan Umum.
ROYALTI:
Daerah Penghasil: Provinsi
Provinsipenghasil 80%
Kab./Kota penghasil64%
Provinsi ybs16%
Daerah Penghasil: Kab./Kota
Provinsipenghasil 26%
Seluruh Kab/Kotadalam prov ybs
54%
Kab./Kota penghasil
32%
Kab./Kota lainnya dalam provinsi ybs
32%
Provinsi ybs16%
80%
80%
LAND-RENT:
ROYALTI:
Porsi Pembagian DBH SDA Minerba
JENIS-JENIS DBH SUMBER DAYA ALAM MINERBA
41
PROV. X
KAB. AKAB. B
KAB. C
KOTA EKAB. DBUKAN
PENGHASILBUKAN
PENGHASIL
BUKAN PENGHASIL
Landrent: 40 MRoyalti: 120 M
Royalti: 40 M
Penerimaan Landrent
DBH Landrent
Kab. A 40 M 25,6 M (64% x 40 M)
Kab. B - -
Kab. C - -
Kab. D - -
Kota E - -
Prov. X - 6,4 M (16% x 40 M)
Jumlah 40 M 32 M
Penerimaan Royalti
DBH Royalti
BAGIAN PENGHASIL
BAGIAN PEMERATAAN JUMLAH
Kab. A 120 M 38,4 M (32% x 120 M)
Dari Kab B 3,2 M(32%*40 M)/4
41,6 M
Kab. B 40 M 12,8 M(32% x 40 M)
Dari Kab A 9,6 M(32%*120 M)/4
22,4 M
Kab. C - - Dari Kab A 9,6 M 12,8 M
Dari Kab B 3,2 M
Kab. D - - Dari Kab A 9,6 M 12,8 M
Dari Kab B 3,2 M
Kota E - - Dari Kab A 9,6 M 12,8 M
Dari Kab B 3,2 M
Prov. X - - - - 25,6 M(16% x 160 M)
Jumlah 160 M 128 M
CARA PERHITUNGAN DBH MINERBA
DBH SDA
KEHUTANAN
MIGAS
MINERBA
PANAS
BUMI
PERIKANAN
DBH SDA PANAS BUMI:
Bagian daerah yang berasal dari penerimaan SDA Panas Bumi yang berasal dari Setoran Bagian Pemerintah atau Iuran
Tetap dan Iuran Produksi, yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan
daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
SETORAN BAGIAN PEMERINTAHSetoran dari pengusaha panas bumi setelahdikurangikewajiban perpajakan dan pungutan lainnya atasdasar kontrak pengusahaan panas bumi yangditandatangani pra UU 27/2003 tentang PanasBumi.
IURAN TETAP Iuran yang dibayarkan kepada
negara sebagai kesempatan atas eksplorasi, studikelayakan, dan ekspoitasi pada suatu wilayah, atasdasar kontrak yang ditandatangani pasca UU 27/2003.
IURAN PRODUKSI Iuran yang diberikan
kepada negara atas hasil yang diperoleh dari usahapertambangan panas bumi, atas dasar kontrak yangditandatangani pasca UU 27/2003.
©
©
©
New WKP pasca UU 27/2003
42
JENIS-JENIS DBH SUMBER DAYA ALAM PANAS BUMI
DBH SDA
KEHUTANAN
MIGAS
MINERBA
PANAS
BUMI
PERIKANAN
DBH SDA PERIKANAN:
Bagian daerah yang berasal dari penerimaan SDA Perikanan
yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi
PEMBAGIAN PORSI alokasi DBH Perikanan
dibagikan secara merata ke seluruh Kabupaten,
kota, dan Provinsi DKI
43
DBH SUMBER DAYA ALAM PERIKANAN
Sed Ut Perspiciatis Unde Voluptatem Accusan Tium Doloremque Laudantium Eaque Ipsa Quae
KebijakanDana Insentif Daerah
45
KEBIJAKAN DID TA 2021
Mendorong peningkatan kinerja pemerintah daerah dan mendukung pemulihan dan penguatan ekonomi daerah
Efektifitas dan efisiensi penggunaan DID dan Penyempurnaan formulasi DID (RPJMN 2020 – 2024)
1.7 5.0
7.5 8,5
10,0
13.5 13.5
5.0
19.9%50.0%
9.7% 17.8%
90.8%
-27.0%
2015 2016 2017 2018 2019 Perpres72/2020
2021RAPBN
DID Tambahan DID Growth DID
Dana Insentif Daerah, 2015-2021 Mengedepankan kriteria kinerja yang dinamis dan strategis untuk
mendorong daerah lebih kompetitif, seperti penurunan angka
pengangguran, kinerja pengendalian inflasi, indeks pencegahan
korupsi
Menyederhanakan dan menjaga konsistensi formula DID
Mendorong kemandirian daerah dan peningkatan kualitas belanja
APBD
Mempertajam indikator yang selaras dengan pencapaian prioritas
nasional
Memperkuat indikator yang memiliki dampak besar terhadap
perekonomian nasional
Mengalokasikan sebagian DID pada tahun berjalan dengan
menggunakan data kinerja tahun berjalan/termutakhir dalam rangka
pemulihan ekonomi di daerah
Penggunaan DID:
Digitalisasi pelayanan bidang Pendidikan dan Kesehatan;
Pemulihan ekonomi termasuk pemberdayaan UMKM, industri kecil,
dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Penyaluran berdasarkan kinerja tahun sebelumnya dan kinerja tahun
berjalan
46
INDIKATOR DID 2020 – DID 2021
Dana Insentif Daerah (DID) dialokasikan untuk memberikan insentif/penghargaan kepada daerah atas kinerja pemerintah daerah dalam
perbaikan/pencapaian kinerja di bidang tata kelola keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan, pelayanan dasar publik, dan
kesejahteraan masyarakat
1. Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan
Daerah
a. Kemandirian Daerah
b. Efektifitas Pengelolaan Belanja Daerah
c. Creative Financing
d. Mandatory spending
e. Ketepatan waktu pelaporan
2. Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan
a. Angka Partisipasi Murni
b. Peta Mutu Pendidikan
c. Rata-rata Nilai Ujian Nasional
3. Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan
a. Penanganan Stunting (Baduta)
b. Baduta yang mendapatkan imunisasi
lengkap
c. Persalinan di fasilitas kesehatan
4. Pelayanan Dasar Publik Bidang
Infrastruktur
a. Akses sanitasi Layak
b. Sumber air minum layak
5. Kesejahteraan Masyarakat
a. Penurunan Penduduk Miskin
b. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
6. Pelayanan Umum Pemerintahan
a. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
b. Perencanaan Pembangunan Daerah
c. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP)
d. Inovasi Pemerintah Daerah
7. Peningkatan ekspor
8. Peningkatan Investasi
9. Pengelolaan Sampah plastik
1. Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan
Daerah
a. Kemandirian Daerah
b. Efektifitas Pengelolaan Belanja Daerah
c. Sistem Informasi Keuangan Daerah (baru)
2. Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan
a. Angka Partisipasi Murni
b. Peta Mutu Pendidikan
3. Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan
a. Penanganan Stunting (Balita)
b. Balita yang mendapatkan imunisasi lengkap
c. Persalinan di fasilitas kesehatan
4. Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur
a. Akses sanitasi Layak
b. Sumber air minum layak
5. Kesejahteraan Masyarakat
a. Penurunan Penduduk Miskin
b. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
c. Penurunan Angka Pengangguran (baru)
6. Pelayanan Umum Pemerintahan
a. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
b. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP)
c. Penghargaan Pembangunan Daerah
d. Inovasi Daerah
7. Peningkatan ekspor
8. Peningkatan Investasi
9. Pengelolaan Sampah
10. Pengendalian Inflasi Daerah (baru)
11. Indeks Pencegahan Korupsi (baru)
Kategori Kinerja Kategori Kinerja
Kriteria Utama Kriteria Utama
Opini BPK atas LKPD (WTP)
Penetapan Perda APBD tepat waktu
Penggunaan e-Government (e-budgeting dan e-procurement)
Opini BPK atas LKPD (WTP)
Penetapan Perda APBD tepat waktu
Penggunaan e-Government (e-budgeting, dan e-procurement)
2020 2021
47
SUMBER DATA PERHITUNGAN DID 2021
No Jenis Data Kategori Kinerja Tahun Sumber Data
V. Kategori Kesejahteraan Masyarakat
1 Persentase Penduduk Miskin 2018-2019 BPS
2 Indeks Pembangunan Manusia 2018-2019 BPS
3 Penurunan Angka Pengangguran 2018-2019 BPS
VI. Pelayanan Umum Pemerintahan
1 Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 2018-2019 KEMENDAGRI
2 Penghargaan Pembangunan Daerah 2020 BAPPENAS
3Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP)
2018-2019 KEMENPANRB
4 Inovasi Daerah 2020KEMENPANRB/
KEMENDAGRI
VII. Peningkatan Ekspor 2018-2019 KEMENKEU
VIII. Peningkatan Investasi 2018-2019 BKPM
IX. Kategori Pengelolaan Sampah 2020 KLHK
X. TPID Award 2020 MENKO PEREKONOMIAN
XI. Indeks Pencegahan Korupsi 2018-2019 KPK
No Jenis Data Kategori Kinerja Tahun Sumber Data
I. Kategori Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah1 APBD (Anggaran) 2018-2019 PEMDA2 Realisasi APBD 2018-2019 PEMDA3 PDRB Non Migas 2018-2019 BPS4 SIKD 2020 KEMENKEU
II. Kategori Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan1 Peta Mutu Pendidikan 2018-2019 KEMENDIKBUD2 Angka Partisipasi Murni 2018-2019 BPS
III. Kategori Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan1 Persentase Balita Stunting 2018-2019 KEMENKES
2Persentase Balita Sudah Mendapatkan Imunisasi Lengkap
2018-2019 KEMENKES
3Persentase Cakupan Persalinan dengan Tenaga Kesehatan
2018-2019 BPS
IV. Kategori Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur
1Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Layak
2018-2019 BPS
2Persentase Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Layak
2018-2019 BPS
No Jenis Data Kriteria Utama Tahun Sumber Data
1 Opini BPK atas LKPD 2019 BPK
2 Penetapan Perda APBD 2020 PEMDA3 e-budgeting 2020 KEMENDAGRI4 e-procurement 2019 LKPP
48
FLOWCHART PERHITUNGAN
Memenuhi:
• Opini WTP atas LKPD
• Penetapan Perda APBD 2020 Tepat
Waktu (sebelum 31 Desember 2019)
• Penggunaan e-Government
(e-budgeting & e-procurement)
Layak
(eligible)Kriteria Utama
Tidak Layak
(ineligible)
Tidak
Mendapatkan DID
Penilaian Kategori
Kinerja
Memenuhi passing grade (B) untuk kategori:
1. Kesehatan fiskal dan pengelolaan
keuangan daerah (kecuali SIKD)
2. Pelayanan dasar publik bidang
pendidikan
3. Pelayanan dasar publik bidang
kesehatan
4. Pelayanan dasar publik bidang
infrastruktur
5. Kesejahteraan Masyarakat
6. Peningkatan Ekspor
7. Peningkatan Investasi
8. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
9. SAKIP
10.Indeks Pencegahan Korupsi
Menerima penghargaan/rekomendasi K/L
dari kelompok kategori:
1. Penghargaan Pembangunan Daerah
2. Inovasi Daerah
3. Pengelolaan Sampah
4. Pengendalian Inflasi Daerah
5. SIKD
Memenuhi
Tidak
Memenuhi
Mendapatkan Alokasi DID
49
METODOLOGI PERHITUNGAN
I. Kategori Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Pelayanan Dasar Publik, Kesejahteraan Masyarakat, Peningkatan Investasi, Peningkatan Ekspor, Penyelenggaraan Pemerintahan, SAKIP, dan Indeks Pencegahan Korupsi didasarkan pada nilai peningkatan kinerjadan capaian akhir
II. Kategori Penghargaan Pembangunan Daerah, Inovasi Daerah, TPID Award, dan Pengelolaan Sampah didasarkan pada hasil penilaian olehKementerian/Lembaga dan/atau Instansi yang terkait
Peningkatan Kinerja 2 Tahun terakhir dan
Capaian Akhir Nilai Kinerja
Nilai peningkatan kinerja (delta)
Selisih nilai 2 tahun terakhir (2019 – 2018)
Penyeragaman nilai menjadi skala 0 - 100
Nilai peningkatan kinerja (skala 100)
Nilai akhir capaian kinerja
Nilai tahun terakhir (2019)
Penyeragaman nilai menjadi skala 0 - 100
Nilai akhir capaian kinerja (skala 100)
Nilai Akhir Kategori dikelompokkan menjadi 5 kelompok nilai dari A, B, C, D, dan E
Daerah penerima DID adalah daerah dengan kelompok nilai A dan B
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖𝑥 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎 + 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎
2Pembagian kelompok nilai:
(1) A = 91 – 100 (amat baik)
(2) B = 76 – 90 (baik)
(3) C = 61 – 75 (cukup)
(4) D = 51– 60 (sedang)
(5) E = 50 kebawah (kurang)
50
DAERAH PENERIMA ALOKASI
Alokasi DID diberikan kepada Daerah yang memenuhi kriteria utama dan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
03
02
01Pemerintah daerah yang memiliki nilai kinerja di atas batas nilai yang ditentukan (B) dari hasil penilaian
peningkatan kinerja 2 tahun terakhir dan capaian kinerja tahun terakhir pada:
Pemerintah daerah yang mendapatkan penghargaan/diusulkan dari Kementerian/Lembaga Negara
pada:
Pemerintah daerah yang mendapatkan skor minimal 95 untuk penilaian atas interkoneksi SIKD yang
meliputi registrasi, status koneksi agen SIKD, dan penyampaian data.
1. kelompok kategori kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah
(selain kategori Sistem Informasi Keuangan Daerah atau SIKD);
2. kelompok kategori pelayanan dasar publik bidang pendidikan;
3. kelompok kategori pelayanan dasar publik bidang kesehatan;
4. kelompok kategori pelayanan dasar publik bidang infrastruktur;
5. kelompok kategori kesejahteraan masyarakat;
6. kategori penyelenggaraan pemerintahan daerah;
7. kategori Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);
8. kelompok kategori investasi;
9. kelompok kategori peningkatan ekspor; dan
10. kelompok kategori pencegahan korupsi.
1. kategori penghargaan pembangunan daerah;
2. kategori inovasi daerah;
3. kategori pengendalian inflasi; dan
4. kategori pengelolaan sampah.
No. Uraian 2020 2021 Naik/Turun Column1
1 Pagu DID 13.500 MRp 13.500 MRp 0,00% 0%
2 Penerima Alokasi DID 416 426 2,40% 0%
3 Nilai Maksimum Perolehan DID 95,19 MRp 104,17 MRp 9,43% 0%
4 Nilai Minimum Perolehan DID 6,73 MRp 6,73 MRp -0,08% 0%
5 Rata-rata Perolehan DID 32,45 MRp 31,69 MRp -2,35% 0%
51
RESUME PERHITUNGAN
No. Uraian 2020 2021 Naik/Turun
1 Opini BPK WTP atas LKPD 443 475 7,22%
2 Penetapan Perda APBD Tepat Waktu 514 504 -1,95%
3 e-budgeting 531 529 -0,38%
4 e-procurement 531 524 -1,32%
Memenuhi Kriteria Utama 425 445 4,71%
52
PENGGUNAAN DAN PENYALURAN
Penggunaan
DID diprioritaskan untuk:
1. Bidang pendidikan dan kesehatan
termasuk digitalisasi pelayanan
pendidikan dan kesehatan; dan
2. Pemulihan dan pemberdayaan
perekonomian daerah termasuk
pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah, industri kecil, dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
PMK 167/PMK.07/2020 tentang Perubahan atas PMK Nomor 141/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Insentif Daerah
Penyaluran
Penyaluran dilakukan secara bertahap, yaitu:
Tahap I paling cepat bulan Februari (50%); dan
Tahap II paling cepat bulan Juli (50%).
Persyaratan penyaluran DID antara lain:
Untuk Tahap I (paling lambat diterima DJPK tgl 20
Juni)
1) Peraturan Daerah mengenai APBD tahun anggaran
berjalan;
2) Rencana penggunaan DID tahun berjalan; dan
3) Laporan realisasi penyerapan DID tahun anggaran
sebelumnya bagi daerah yang mendapatkan.
Untuk Tahap II (paling lambat diterima DJPK 20
November) dengan menyampaikan laporan realisasi
penyerapan DID tahap I dengan penyerapan paling
sedikit 70% dari dana yang diterima di RKUD
2Tahap
50%Tiap Tahap
70%Min. Penyerapan
Tahap I
53
PENAMBAHAN INDIKATOR/VARIABEL DID 2021
No. Indikator Variabel Keterangan
1 SIKD Hasil penilaian diatas 95% •Mendorong kinerja Pemda untuk melakukan pelaporan transaksi harian secara
real-time
•Penilaian dilakukan berdasarkan interkoneksi SIKD yang meliputi antara lain
registrasi, status koneksi agen SIKD dan penyampaian data
2 Penurunan Angka
Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka Merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan
kerja. Digunakan pada perhitungan DID TA 2021 untuk mendorong penurunan
angka pengangguran selaras dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun
2021.
3 Pengendalian Inflasi
Daerah
Penerima penghargaan TPID
Award
Mendorong kinerja pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi di daerah
4 Pencegahan Korupsi Indeks Pencegahan Korupsi •Pencegahan korupsi di pemerintah daerah dilakukan melalui program
koordinasi dan supervisi pencegahan-korsupgah. KPK bersama kemendagri
dan instansi lain mendampingi pemerintah daerah dalam pembangunan
sistem, perbaikan tata kelola pemerintahan daerah. Sistem
diimplementasikan untuk mengurangi resiko terjadinya tindak pidana korupsi
•Penilaian dilakukan berdasarkan capaian kemajuan implementasi perbaikan
di perencanaan dan penganggaran APBD, pengadaan barang dan jasa,
PTSP, APIP, manajamen ASN, optimalisasi pajak daerah menajemen asset
daerah, tata Kelola desa
54
INDIKATOR YANG TIDAK DIGUNAKAN PADA 2021
Kategori Keterangan Usulan
Creative Financing • Penilaian hanya dilakukan terhadap Pemda yang melakukan
pinjaman ke PT. SMI
• Pemda yang melakukan pinjaman hanya sebanyak 29 Pemda
Indikator ini tidak digunakan dalam
perhitungan alokasi DID 2021 karena tidak
memenuhi azas fairness untuk semua daerah
Mandatory Spending Merupakan kewajiban Pemda yang harus dipenuhi
sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan
Tidak digunakan Kembali dalam
perhitungan alokasi DID 2021
Ketepatan Waktu Pelaporan Merupakan kewajiban Pemda yang harus dipenuhi
sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan
Tidak digunakan kembali dalam
perhitungan alokasi DID 2021
Rata-rata nilai Ujian Nasional Data tidak tersedia karena tidak ada pelaksanaan UN pada
tahun 2020
Tidak digunakan kembali dalam
perhitungan alokasi DID 2021
55
INDIKATOR YANG TIDAK DIGUNAKAN PADA 2021
Kategori Keterangan Usulan
Creative Financing • Penilaian hanya dilakukan terhadap Pemda yang melakukan
pinjaman ke PT. SMI
• Pemda yang melakukan pinjaman hanya sebanyak 29 Pemda
Indikator ini tidak digunakan dalam
perhitungan alokasi DID 2021 karena tidak
memenuhi azas fairness untuk semua daerah
Mandatory Spending Merupakan kewajiban Pemda yang harus dipenuhi
sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan
Tidak digunakan Kembali dalam
perhitungan alokasi DID 2021
Ketepatan Waktu Pelaporan Merupakan kewajiban Pemda yang harus dipenuhi
sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan
Tidak digunakan kembali dalam
perhitungan alokasi DID 2021
Rata-rata nilai Ujian Nasional Data tidak tersedia karena tidak ada pelaksanaan UN pada
tahun 2020
Tidak digunakan kembali dalam
perhitungan alokasi DID 2021
56
INDIKATOR/VARIABEL DID 2021
No. Indikator Variabel Keterangan
1 Kemandirian Daerah
(Tax Ratio)
Realisasi PDRD / PDRB non migas Rasio yang menyatakan berapa besar kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang berhasil diperoleh dari tingkat perekonomian dalam kurun waktu
tertentu
2 Efektifitas Pengelolaan
Belanja DaerahSub indikator efektifitas
belanja modal pendidikan
Belanja Modal Pendidikan / Belanja
Pendidikan
Belanja modal untuk pendidikan selain belanja modal untuk sarana dan
prasarana perkantoran.
Mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan efektifitas belanja di
bidang pendidikan.
3 Efektifitas Pengelolaan
Belanja DaerahSub indikator efektifitas
belanja modal kesehatan
Belanja Modal Kesehatan / Belanja
Kesehatan
Belanja modal untuk kesehatan selain belanja modal untuk sarana dan
prasarana perkantoran.
Mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan efektifitas belanja di
bidang kesehatan.
4 SIKD Hasil penilaian diatas 95% •Mendorong kinerja Pemda untuk melakukan pelaporan transaksi harian
secara real-time
•Penilaian dilakukan berdasarkan interkoneksi SIKD yang meliputi antara lain
registrasi, status koneksi agen SIKD dan penyampaian data
5 Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Murni Proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia SMP (13-15 Tahun) dan SMA
(16-18 Tahun)
6 Peta Mutu Pendidikan Peta Mutu Pendidikan Antara lain mencerminkan Kompetensi lulusan, kurikulum pendidikan, pendidik
dan tenaga pendidikan, proses pembelajaran, sarana prasarana dan
pengelolaan sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan.
57
INDIKATOR/VARIABEL DID 2021
No. Indikator Variabel Keterangan
7 Penanganan Stunting Persentase Balita Stunting Persentase jumlah balita yang mengalami status gizi pendek dan sangat
pendek (stunting) dengan membandingkan antara tinggi badan dan usia
sesuai standar baku WHO
8 Balita yang
Mendapatkan Imunisasi
Lengkap
Persentase Balita yang
Mendapatkan Imunisasi Lengkap
Perbandingan balita yang mendapatkan imunisasi lengkap (BCG, DPT,
Polio, Campak) pada bayi berusia 0 s.d. 4 tahun
9 Persalinan di Fasilitas
Kesehatan
Persentase Cakupan Persalinan di
Fasilitas Kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan (RS/RS bersalin; Klinik/bidan/praktek dokter;
Puskesmas/Polindes/Pustu)
10 Akses Sanitasi Layak Persentase Rumah Tangga dengan
Akses Sanitasi Layak
Proporsi RT yang memiliki fasilitas tempat pembuangan air limbah
permukiman (water closet) yang memenuhi syarat kesehatan antara lain
dilengkapi dengan leher angsa dan tangki pembuangan kotoran (septic
tank)
11 Sumber Air Minum
Layak
Persentase Rumah Tangga dengan
Sumber Air Minum Layak
Proporsi RT yang memperoleh air minum dari air ledeng (keran), keran
umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan atau mata air,
dan sumur terlindung, sumur bor, atau sumur pompa
58
INDIKATOR/VARIABEL DID 2021
No. Indikator Variabel Keterangan
12 Penurunan Penduduk
Miskin
Persentase Penduduk Miskin Rasio antara penduduk miskin dibanding dengan jumlah penduduk
13 IPM Indeks Pembangunan Manusia Menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan
dalam memperoleh pendapatan (pengeluaran per kapita), kesehatan
(angka harapan hidup), dan pendidikan (harapan lama sekolah dan rata-
rata lama sekolah)
14 Penurunan Angka
Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka Merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan
kerja. Digunakan pada perhitungan DID TA 2021 untuk mendorong
penurunan angka pengangguran selaras dengan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2020.
15 Peningkatan Ekspor Nilai ekspor (dalam USD) Nilai ekspor barang yang termasuk dalam cakupan komoditas ekspor
yang keluar dari daerah pabean melalui pelabuhan dan/atau bandara.
16 Peningkatan Investasi Penanaman Modal Asing (PMA)
dan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN)
Nilai investasi penanaman modal dalam negeri (rupiah) dan investasi
penanaman modal asing (USD)
59
INDIKATOR/VARIABEL DID 2021
No. Indikator Variabel Keterangan
17 Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah
Skor Hasil EKPPD Terhadap LPPD Mendorong penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya
peningkatan kinerja untuk mendukung pencapaian tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah dan pelayanan publik berdasarkan
prinsip tata kepemerintahan yang baik
18 Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP)
Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan efektifitas
penggunaan anggaran yang berorientasi pada hasil
19 Penghargaan
Pembangunan Daerah
Penerima Penghargaan
Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Rekomendasi Bappenas
Mendorong daerah untuk melakukan perencanaan secara komprehesif
dan terukur.
Formula perhitungan teridiri dari penilaian terhadap RKPD dan
pencapaian pembangunan, proses penyusunan RKPD, dan pencapaian
indikator makro
20 Inovasi DaerahSub indikator inovasi
pelayanan publik
Inovasi Pelayanan Publik
(Kementerian PANRB)
Mendorong pemerintah daerah untuk selalu berinovasi dalam
mengembangkan sistem pelayanan kepada masyarakat
21 Inovasi DaerahSub indikator inovasi
pemerintah daerah
Innovative Government Award
(Kemendagri)
Mendorong pemerintah daerah untuk selalu berinovasi dalam
meningkatkan kinerja pemerintahan
60
INDIKATOR/VARIABEL DID 2021
No. Indikator Variabel Keterangan
22 Pengelolaan Sampah Kinerja Pengelolaan Sampah Mendorong pemerintah daerah untuk membuat dan menerapkan
kebijakan/program pengurangan sampah plastik serta inovasi dan/atau
kreatifitas dalam mengurangi sampah
23 Pengendalian Inflasi
Daerah
Penerima penghargaan TPID Award Mendorong kinerja pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi di
daerah
24 Pencegahan Korupsi Indeks Pencegahan Korupsi •Pencegahan korupsi di pemerintah daerah dilakukan melalui program
koordinasi dan supervisi pencegahan-korsupgah. KPK bersama
kemendagri dan instansi lain mendampingi pemerintah daerah dalam
pembangunan sistem, perbaikan tata kelola pemerintahan daerah.
Sistem diimplementasikan untuk mengurangi resiko terjadinya tindak
pidana korupsi
•Penilaian dilakukan berdasarkan capaian kemajuan implementasi
perbaikan di perencanaan dan penganggaran APBD, pengadaan
barang dan jasa, PTSP, APIP, manajamen ASN, optimalisasi pajak daerah
menajemen asset daerah, tata Kelola desa
Daerah Alokasi Daerah AlokasiBali 10 567 10 545NTB 11 341 11 363NTT 7 211 10 208Jumlah 28 1.119 31 1.115
-4 MiliarDaerah Penerima Naik
Alokasi Turun 11%
Bali dan Nusra 2020 2021
Daerah Alokasi Daerah AlokasiSulut 15 358 14 448Gorontalo 7 150 6 240Sulteng 9 310 13 370Sulsel 18 455 20 537Sulbar 6 131 5 97Sultra 15 375 15 412Jumlah 70 1.779 73 2.103
Sulawesi 2020 2021
324 Miliar4%Daerah Penerima Naik
Alokasi Naik
Daerah Alokasi Daerah AlokasiKalbar 11 265 12 183Kalteng 14 410 11 240Kalsel 14 524 14 446Kaltim 10 401 10 448Kalut 4 103 6 227Jumlah 53 1.703 53 1.544
Alokasi Turun -159 Miliar0%Daerah Penerima Turun
Kalimantan 2020 2021
Daerah Alokasi Daerah AlokasiJakarta 1 56 1 43Jabar 24 1.059 27 1.213Banten 9 317 9 368Jateng 35 1.710 35 1.199Yogya 6 413 6 326Jatim 36 1.464 37 1.506Jumlah 111 5.020 115 4.656
2020 2021
Daerah Penerima Naik 4%-364 MiliarAlokasi Turun
Jawa
Daerah Alokasi Daerah AlokasiAceh 20 466 21 519Sumut 15 402 16 447Sumbar 18 394 18 455Riau 13 385 12 329Kepri 8 241 8 308Jambi 11 249 12 262Sumsel 18 387 15 341Babel 4 146 6 239Bengkulu 7 143 9 234Lampung 14 371 12 276Jumlah 128 3.183 129 3.410
Sumatera 2020 2021
Daerah Penerima Naik 1%Alokasi Naik 227 Miliar
61
DISTRIBUSI ALOKASI
Daerah Alokasi Daerah AlokasiMaluku 6 130 6 161Maluku Utara 7 212 8 189Papua 5 114 5 130Papua Barat 8 239 6 192Jumlah 26 696 25 671
Daerah Penerima Turun
Maluku dan Papua 2020
-4%Alokasi Turun -24 Miliar
2021
KebijakanDana Transfer Khusus
Sed Ut Perspiciatis Unde Voluptatem Accusan Tium Doloremque Laudantium Eaque Ipsa Quae
KebijakanDana Alokasi Khusus Fisik
64
KEBIJAKAN DAK Fisik 2021Sesuai usulan kebutuhan daerah yang selaras dengan prioritas Nasional
Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik 2021PERKEMBANGAN DAK FISIK, 2015-2021
Refokusing dan simplikasi jenis, bidang, dan kegiatan DAK
Fisik untuk pencapaian Standar Pelayanan Minimal dan
pemenuhan kesenjangan layanan dasar Pendidikan, Kesehatan
dan Konektivitas.
Peningkatan dan pemerataan penyediaan infrastruktur
pelayanan publik.
Peningkatan sinergi dengan belanja K/L dan sumber dana
lainnya.
Jenis DAK Fisik adalah Reguler dan Penugasan Daerah afirmasi sebagai salah satu indikatorpenentuan Lokasi Prioritas
DAK Fisik Penugasan bersifat lintas sektor berdasar tema/program ygmendukung pencapaian sasaran major project dan prioritas tertentu:Tema Penurunan Kematian Ibu dan StuntingTema Penanggulangan KemiskinanTema Ketahanan PanganTema Infrastruktur Ekonomi Berkelanjutan
DAK Fisik Reguler fokus pencapaian Standar PelayananMinimal dan pemenuhan kesenjangan layanan dasarPendidikan, Kesehatan dan Konektivitas
Penilaian dan sinkronisasi DAK Fisik yang disinergikan denganperencanaan/ penganggaran berbagai sumber dana lain (belanja K/L,Hibah, Pinjaman) yang saling terkoneksi
65
RENCANA JENIS, BIDANG & TEMA DAK FISIK 2021
**)Termasuk untuk daerah berciri afirmasi
Jenis Reguler Jenis Penugasan**
Pendidikan Kesehatan& KB
Tema Konektivitas *
Tema PenurunanKematian Ibu dan
Stunting
TemaPenanggulangan
Kemiskinan
Tema PenyediaanInfrastruktur Ekonomi
Berkelanjutan
Jalan
Transportasi Perdesaan
Transportasi Perairan/Laut
Kesehatan & KB
Air Minum
Sanitasi
LHK
Air Minum
Sanitasi
PerumahanPermukiman
Jalan
Perikanan
Irigasi
Pertanian
Jalan
LHK
Pariwisata
IKM
*) Transportasi Perdesaan danTransportasi Perairan/Laut difokuskan
untuk daerah berciri afirmasi
LHK
Tema KetahananPangan
2020: 11 Bidang 2021: 5 Bidang 2020: 16 Bidang (termasuk Jenis Afirmasi) 2021: 11 Bidang
66
PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN 2021
• Pemda menyampaikan usulanmelalui aplikasi KRISNA;
• Pemerintah menerima usulan aspirasi dari DPR RI melaluiBanggar.
• Verifikasi kesesuaian dengandokumen perencanaan daerah;
• Penilaian awal atas kelayakan teknisdari seluruh usulan yang masuk
• Konfirmasi hasil penilaian awal bersamaDaerah untuk memastikan kelayakan teknisdan pemenuhan kesiapan pelaksanaankegiatan
• Penghitungan alokasi berdasarkan hasilsinkronisasi, denganmempertimbangan kinerja pelaksanaantahun sebelumnya
• Pemerintah melakukanpembahasan RAPBN bersamaDPR, untuk selanjutnyadilakukan persetujuan oleh DPR.
• Rincian alokasi per daerahditetapkan dengan PeraturanPresiden
Oktober 2020September 202018 Agt - 11 Sept 20204 Juli - 17 Agt 2020Mei – 3 Juli 2020
67
PAGU ANGGARAN DAK FISIK TA 2021
(Jutaan rupiah)
BidangTA 2020 TA 2021 Selisih RPABN
dengan APBN 2020
Selisih Usulan Perubahan
dengan RAPBNPagu Perpres 72 RAPBN Usulan PerubahanAir Minum 362.330 3.000.000 3.000.000 2.637.670 0Industri Kecil dan Menengah 18.512 750.000 750.000 731.488 0Irigasi 234.308 3.000.000 3.000.000 2.765.692 0Jalan 3.180.526 10.282.400 10.791.539 7.101.874 509.139Kelautan dan Perikanan 145.912 1.000.000 1.000.000 854.088 0Kesehatan dan KB 20.781.200 20.781.200 20.781.200 0 0
Kesehatan 20.161.000 20.106.200 20.106.200 -54.800 0KB 620.200 675.000 675.000 54.800 0
Lingkungan Hidup dan Kehutanan 48.667 700.000 700.000 651.333 0Lingkungan Hidup 40.676 350.000 350.000 309.324 0Kehutanan 7.991 350.000 350.000 342.009 0
Pariwisata 40.985 1.000.000 629.847 959.015 -370.153Pasar 32.452 -32.452 0Pendidikan 18.453.187 18.334.600 18.334.600 -118.587 0
Pendidikan 18.334.600 17.784.600 17.784.600 -550.000 0Gedung Olahraga 44.255 -44.255Perpusda 74.332 550.000 550.000 475.668 0
Pertanian 290.378 1.400.000 1.400.000 1.109.622 0Perumahan dan Permukiman 407.258 1.000.000 1.000.000 592.742 0Sanitasi 915.443 2.000.000 2.000.000 1.084.557 0Sosial 12.424 -12.424Transportasi Laut 8.798 750.000 611.014 741.202 -138.986Transportasi Perdesaan 139.226 1.250.000 1.250.000 1.110.774 0Dana Cadangan 9.115.746 -9.115.746
Total 54.187.350 65.248.200 65.248.200 11.060.850 0
Berdasarkan hasilpenilaian kelayakanteknis atas usulan DAK Fisik, terdapatpengurangan paguBidang Pariwisata dan Transportasi Laut, dandirealokasi ke BidangJalan, guna mendukung pelaksanaan tematik ketahanan pangan dan tematik penyediaan infrastruktur ekonomi berkelanjutan khususnya sektor pariwisata.
68
TARGET OUTPUT DAK FISIK TAHUN 2021
• Peningkatan sarana dan
prasarana 23.016 unit
• Pembangunan 34 unit dan
Rehabilitasi 36 unit Gedung
Fasilitas Layanan PerpustakaanUmum
PENDIDIKAN
• Pembangunan Pusat Daur
Ulang Sampah 17 unit
• Penanaman Hutan Rakyat
16.750 Hektar
LHK
Pembangunan amenitas
kawasan pariwisata dan
Pembangunan Atraksi daya
tarik wisata di 154 daerah
PARIWISATA
• Pembangunan 971 Gedung
Puskesmas
• Pembangunan/Rehabilitasi
559 RS Rujukan
• Penguatan Intervensi
stunting di 360 kab/kota
KESEHATAN
• Rehabilitasi Fasilitas
Pelabuhan 60 Pelabuhan
• Pembangunan Bus Air 10
Unit dan Bus Air Roro 10
Unit
TRANSPORTASI PERAIRAN
• Pembangunan SPAM JP
167.110 SR
• Perluasan SPAM JP
117.097 SR
AIR MINUM
• Pemeliharaan/Rehabilitasi Jalan
2.375 KM
• Rekonstruksi/Peningkatan
Kapasitas Struktur Jalan
10.076 KM
• Pembangunan Jalan 229 KM
• Pembangunan Jembatan 699 M
JALAN
Pengembangan dan
Pembangunan 33.975 SR Sistem
Pengelolaan Air Limbah
Domestik Terpusat skala
Permukiman dan 465 SR skala
Perkotaan
SANITASI
• Peningkatan kualitas rumah
40.000 Unit
• Pembangunan baru rumah
layak huni 10.000 Unit
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
• Pembangunan Sentra IKM
20 Sentra
• Revitalisasi Sentra IKM 100
Sentra
IKM
• Pembangunan 3.355 unit
sumber air
• Pembangunan 1.000 km jalan
usaha tani/jalan produksi
PERTANIAN
• Pembangunan/Rehabilitasi dan
Pengadaan Sarpras Pelabuhan
Perikanan di 111 Pelabuhan
Perikanan
• Pembangunan/Rehabilitasi Unit
Perbenihan Prov/Kab/Kota
255 Unit
KELAUTAN DAN PERIKANAN
• Rehabilitasi jaringan irigasi
335.584 Ha
• Pembangunan jaringan
irigasi 41.488 Ha
IRIGASI
• Pembangunan dan
Peningkatan Jalan Pedesaan
strategis 1.769 KM
• Pengadaan Sarana
Transportasi Perairan
dibawah 20 GT sebanyak
585 unit
TRANSPORTASI PEDESAAN
*Angka Output masih sementara
Tujuan Penyaluran DAK Fisik Melalui KPPN
Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa TA 2021dilaksanakan oleh Direktorat JenderalPerbendaharaan melalui 173 KPPN yang tersebar diseluruh Indonesia, yang berperan selaku KPAPenyaluran DAK Fisik dan Dana Desa di wilayahkerjanya masing-masing
Tujuan Penyaluran
Mendekatkan pelayanan KementerianKeuangan terhadap Pemerintah Daerahmelalui 173 Kantor PelayananPerbendaharaan Negara (KPPN) yangtersebar di seluruh Indonesia.
Meningkatkan efisiensi koordinasi dankonsultasi antara Pemerintah Daerahdengan Kementerian Keuangan .
Meningkatkan efektivitas monitoring danevaluasi serta analisis kinerja pelaksanaananggaran pusat dan daerah.
Pagu per Jenis/Bidang
sampai dengan 1 Milyar
Ya
Jenis Penyaluran DAK Fisik 2021
Penyaluran
Campuran
Penyaluran
Bertahap
Tidak
Seluruh
kegiatan
direkomendasi
kan sekaligus
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tahap 11
Tahap 2
Tahap 3
2
3
Penyaluran per jenis per bidang/subbidang
Pasal 33 PMK 130/PMK.07/2019
direkomendasi kan sekaligus
oleh KL
Penyaluran Sekaligus
Penyaluran Bertahap
Paling Cepat
April
Paling lambat
21 Oktober
Paling Cepat
September
Paling lambat
15 Desember
Syarat Penyaluran:
1. Perda APBD
2. Laporan Realisasi Penyerapan dan
Capaian Output TA sebelumnya yang
telah direviu APIP
3. Rencana Kegiatan yg disetujui K/L
4. Kontrak Kegiatan
5. Foto dengan titik koordinat lokasi kegiatan
Syarat Penyaluran:
1. Laporan Realisasi Penyerapan (Minimal
75%) dan Capaian Output Tahap
sebelumnya yang telah direviu APIP
2. Foto dengan titik koordinat lokasi kegiatan
Syarat Penyaluran:
1. Laporan Realisasi Penyerapan (Minimal
90%) dan Capaian Output (Minimal 70%)
yang telah direviu APIP
2. Foto dengan titik koordinat lokasi kegiatan
3. Laporan Nilai Rencana Kebutuhan Dana
disalurkan 45% jika nilai kontrak>70% pagu
jika kontrak antara 25%-70% pagu disalurkan sebesar selisihnilai kontrak dengan penyaluranTahap 1
jika kontrak <=25% pagu tidakdilakukan penyaluran Tahap 2
Sebesar selisih antaradana yang telah diterimadi RKUD dengan nilairencana kebutuhan dana untuk penyelesaiankegiatan
Tahapan DAK Fisik
tidak disalurkan
Konsekuensi
Keterlambatan
Penyampaian Syarat
Penyaluran
● Punishment bagi
daerah yang tidak
tertib dan
berkomitmen
rendah dan salah
satu pertimbangan
kinerja dalam
pengalokasian di
tahun berikutnya
● Mendorong agar
tertib/disiplin
anggaran
Tujuan Penerapan
Pasal 33 PMK 130/PMK.07/2019
Paling cepatFebruari
Paling lambat 21 Juni
25%Tahap 1
45%*Tahap 2
Selisih*Tahap 3
Ketentuan Penyaluran Sekaligus
Solar System
Pagu alokasi DAK Fisik per jenis per bidang sebesar s.d.
Rp 1M *
Seluruh kegiatan padabidang/subbidang tidak dapat
dibayarkan secara bertahap sesuairekomendasi K/L yang telah disetujui
oleh DJPK
(Paling Cepat April, paling lambatDesember)
(Paling Cepat April, Paling Lambat Juli)
Penyaluran Sekaligus
Perda mengenai APBD T.A berjalan
Laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output TA
sebelumnya yang telah direviu oleh Inspektorat Daerah
Rencana kegiatan yg telah disetujui bersama K/L
Paling lambat 21 Juli
Paling cepat 1 April Paling Lambat 15 Des
Daftar kontrak kegiatan untuk seluruh kegiatan yang
dilaksanakan dan bersifat final
Sebagian/seluruh BAST Barang dan/atau Pekerjaan untuk
kegiatan yg tidak dapat dibayarkan secara bertahap
* Pemda
menyampaikan
laporan realisasi
penyerapan dana
dan capaian
output kegiatan
DAK paling
lambat bulan
November tahun
berjalan
Pasal 36 PMK 130/PMK.07/2019
- Menetapkan kegiatan
yang pembayarannya
tidak dapat dilakukan
secara bertahap
- Menyampaikan
ketetapan
rekomendasi dari K/L
kepada Kepala
KPPN melalui
Koordinator KPA
Penyaluran DAK
Fisik dan Dana Desa
Kemenkeu c.q. DJPK
Penyaluran Campuran
Dilakukan jika pada
satu bidang/
subbidang DAK Fisik
terdapat sebagian
kegiatan yg
pembayarannya tidak
dapat dilakukan
secara bertahap
Kementerian/Lembaga
KL memberikan
rekomendasi untuk
kegiatan yang
penyalurannya
tidak dapat
dilakukan secara
bertahap kepada
DJPK paling lambat
bulan Januari
Ketentuan Penyaluran:
Penyaluran dilakukan secara :
- Bertahap (sesuai ketentuan
bertahap)
Berdasarkan nilai pagu per
jenis per bidang/subbidang
dikurangi dengan nilai kegiatan
yang tidak dapat dibayarkan
secara bertahap, dikali
persentase penyaluran pada
setiap tahap
- Sekaligus (sesuai ketentuan
sekaligus)
Disalurkan sebesar nilai
kegiatan yang tercantum dalam
BAST untuk sebagian dan/atau
seluruh kegiatan DAK Fisik
Pasal 39 PMK 130/PMK.07/2019
Kemudahan
Penyaluran
DiskresiMenkeu
Dalam hal Daerah mengalami bencana alam,
kerusuhan, kejadian luar biasa, dan/atau wabah
penyakit menular
Dalam hal terdapat risiko tidak tercapainya target nasional
Terdapat permintaan penghentian penyaluran DAK Fisik dan dilakukan pembahasan bersama K/L teknis dan Bappenas
Penghentian Penyaluran
Perpanjangan Batas Waktu
Diskresi Penyaluran oleh Menteri Keuangan
Pasal 41 PMK 130/PMK.07/2019
Pasal 53 PMK 130/PMK.07/2019
Pasal 53 PMK 130/PMK.07/2019
Ketentuan Penggunaan Sisa DAK Fisik
Mercury
Earth
Mendanai kegiatan pada bidang/subbidang yang sama
dgn juknis tahun berjalan
Sisa DAK Fisik 1 TA sebelumnya, digunakan utk pencapaian output dgn juknis pada saat output belum
tercapai
Mendanai kegiatan padabidang/subbidang tertentusesuai kebutuhan daerah
berdasar juknis TA berjalan
Sisa DAK Fisik TA 2014 dan/atau > 1 TA sebelumnya, digunakan utk
kegiatan sesuai kebutuhan daerahdgn Juknis TA berjalan
Pasal 43 PMK 130/PMK.07/2019
Output Belum Tercapai
Sisa DAK Fisik Output Sudah Tercapai
Sed Ut Perspiciatis Unde Voluptatem Accusan Tium Doloremque Laudantium Eaque Ipsa Quae
KebijakanDana Alokasi Khusus Non Fisik
Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik merupakan bagian dari Dana Transfer Khusus, yang dialokasikan dalam APBNkepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang bersifat operasional, dalam rangkameningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik yang merupakan urusan daerah sesuai kebutuhan danprioritas daerah, serta selaras dengan prioritas nasional.
Kebijakan Umum DAK Nonfisik
PRINSIP
Membantu dan melengkapi kekurangan pendanaan bagi
kegiatan khusus operasional dalam rangka pelaksanaan
pelayanan dasar publik berdasarkan standar pelayanan
minimal (SPM) yang selaras dengan program prioritas
nasional dan menjadi kewenangan urusan pemerintah
daerah.
Dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah, sesuai
dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN.
Dapat berupa pengalihan Dana Dekonsentrasi dan Dana
Tugas Pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran
kementerian negara/lembaga yang digunakan untuk
melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundang-
undangan menjadi urusan Daerah.
URUSAN DAERAH Merupakan urusan daerah
sesuai UU No.23 Tahun 2014
PERATURANAdanya amanat dalam regulasi mengenai pengalokasian dana tersebut (contoh: UU Pendidikan utk BOS serta UU Adminduk utk DAK Adminduk)
PRIORITAS NASIONAL Mendukung capaian Prioritas
Nasional dalam RKP
KRITERIA
DAK
NONFISIK
LAYANAN PUBLIK
12
3
4
5
INDIKASI KEBUTUHAN
DANA
KEBIJAKAN DAK
NONFISIK
PAGU INDIKATIF
PAGU ANGGARAN
ALOKASI PER DAERAH
Arah kebijakan;
besaran pagu perjenis
dana;
jumlah sasaran;
satuan biaya;
K/L menyampaikan
Indikasi Kebutuhan
Dana
ke Kemenkeu
kebijakan pengalokasian;
jumlah sasaran;
satuan biaya;
besaran pagu per kegiatan/ruang lingkup;
hasil evaluasi pelaksanaan tahun anggaran
sebelumnya;
formulasi pengalokasian; atau
konsep alokasi per daerah.
Penentuan kebijakan
pembangunan antara Bappenas,
Kemenkeu (DJPK dan DJA) dengan
K/L
(Juni-Juli)
(Mei -
Juni)
Rekonsiliasi data
Tunjangan Guru Memperhitungkan
sisa dana dan
kurang salur TAYL
(akhir Januari)
(Maret-April)
6UU APBN
Perpres Rincian APBN
(September - Desember)
Perencanaan dan Pengalokasian DAK Nonfisik(Dasar Hukum : PMK Nomor 48 tahun 2019 dan PMK Nomor 9 Tahun 2020)
79
Kebijakan Dana Alokasi Khusus Nonfisik 2021PERKEMBANGAN DAK NONFISIK, 2015-2021
Mendukung upaya pemulihan ekonomi pada sektor yang
mendukung penyerapan tenaga kerja dan investasi.
Peningkatan dan pemerataan kemampuan pelayanan
kesehatan untuk mendukung pencegahan dan penanganan
krisis kesehatan.
Penambahan DAK Nonfisik jenis baru:
a. Dana Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak;
b. Dana Fasilitasi Penanaman Modal; dan
c. Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian.
Meningkatkan pengelolaan DAK Nonfisik melalui:
a. Perencanaan dan penganggaran berbasis output dan
outcome.
b. Penyaluran berbasis kinerja penyerapan dan laporan
penggunaan.
c. Penguatan sinergi dengan DAK Fisik maupun Belanja
K/L.
d. Integrasi pemantauan melalui integrasi aplikasi.
Kebijakan DAK Nonfisik TA 2021
2020 2021
DAK Nonfisik TA 2021
80
(miliar rupiah)
Terdapat jenis DAK Nonfisik baru meliputi:
Dana Fasilitasi Penanaman Modal untukmembantu peningkatan realisasi investasidan kepatuhan pelaku usaha dalammemenuhi ketentuan pelaksanaanpenanaman modal termasuk mendapatkankemudahan perizinan berusaha di masing-masing daerah.
Dana Pelayanan PerlindunganPerempuan dan Anak untuk mendanaipeningkatan kualitas layanan bagiperempuan dan anak korban kekerasan,termasuk tindak pidana perdagangan orang(TPPO)
Dana Ketahanan Pangan dan Pertanianuntuk mendukung keberdayaan masyarakatmemenuhi kebutuhan pangan dari hasilpekarangannya sendiri dengan membantupemerintah daerah dalam menyukseskanprogram Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
UNIT COSTJUMLAH
SASARAN PELAYANAN
FORMULA ALOKASI
2021 Pagu Perpres
72/2020
Realisasi
Update % Pagu APBN
Dana Alokasi Khusus Nonfisik 129.244,7 126.410,4 97,8% 131.175,3
a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 53.459,1 51.596,9 96,5% 53.459,1
b. BOP PAUD 4.014,7 3.998,4 99,6% 4.014,7
c. BOP Pendidikan Kesetaraan 1.195,3 1.174,9 98,3% 1.195,3
d. Tunjangan Profesi Guru PNSD 50.881,1 50.859,3 100,0% 55.360,4
e. Tambahan Penghasilan Guru PNSD 454,2 327,7 72,2% 454,2
f. Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus 1.985,0 1.318,8 66,4% 1.985,0
g. BOP Museum dan Taman Budaya 136,0 135,4 99,6% 136,0
h. BOK 13.882,0 13.823,4 99,6% 10.733,1
i. BOKB 1.888,7 1.881,4 99,6% 1.967,4
j. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM 192,0 191,9 100,0% 192,0
k. Dana Pelayanan Administrasi Kependudukan 961,3 961,3 100,0% 973,2
l. Dana Pelayanan Kepariwisataan 142,2 141,1 99,3% 142,2
m. Dana Bantuan BLPS 53,1 0,0 53,1
n. Dana Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak* 0,0 0,0 101,7
o. Dana Fasilitasi Penanaman Modal* 0,0 0,0 203,9
p. Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian* 0,0 0,0 204,0
*Jenis dana baru DAK Nonfisik TA 2021
DAK Nonfisik2020
Target Output DAK Nonfisik TA 2021
81
BOS
Untuk 218.510 sekolah, terdiri atas:
• BOS Reguler: 216.662 sekolah
• BOS Afirmasi: 29.615 sekolah
• BOS Kinerja: 8.900 sekolah
BOP PAUD
Untuk 6.700.000 peserta didik
BOP KESETARAAN
Untuk 719.547 peserta didik
TAMSIL
Untuk 124.734 guru
TKG
Untuk 20.525 guru
TPG
Untuk 1.086.680 guru
BOP MUSEUM DAN TB
Untuk 113 Museum
dan 19 Taman Budaya
BOK
Untuk 10.143 puskesmas
BOKB• Untuk 5.889 Balai Penyuluhan KB
• Untuk 18.762 Faskes
PK2UKMUntuk 57.026 peserta pelatihan
dan 863 tenaga pendamping
ADMINDUK
Untuk 541 daerah
PELAYANAN PARIWISATA
Untuk 44.320 peserta pelatihan dan 50 TIC
BANTUAN BLPS
Untuk 1 daerah
PELAYANAN PPAUntuk 34 Provinsi dan
216 Kab/Kota
FASILITASI PENANAMAN MODAL
Untuk 10.382 proyek dan 111.624 pelaku usaha
TARGET
OUTPUT
DAK
NONFISIK
KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN
Untuk 2.300 Kelompok Masyarakat
Penyaluran DAK Nonfisik(Dasar Hukum : PMK Nomor 48 tahun 2019 dan PMK Nomor 9 Tahun 2020)
No Jenis Dana DAK Nonfisik Pola Penyaluran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 BOS Reguler (tiga tahap, paling cepat) 30% 40% 30%
BOS Kinerja ( sekaligus, paling cepat) 100%
BOS Afirmasi ( sekaligus, paling cepat) 100%
2 BOP PAUD Reguler (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
3 Dana TPG PNSD Reguler (triwulanan, paling cepat) 30% 25% 25% 20%
4 Dana Tamsil Guru PNSD Reguler (triwulanan, paling cepat) 30% 25% 25% 20%
5 Dana TKG PNSD Reguler (triwulanan, paling cepat) 30% 25% 25% 20%
6 BOK (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
7 BOKB (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
8 PK2UKM (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
9 ADMINDUK (sekaligus) 50% 50%
10 BOP Kesetaraan Reguler (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
11 BOP Museum dan Taman Budaya (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
12 Dana Pelayanan Kepariwisataan (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
13 Dana Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) (tahap I dan II, paling cepat) 50% 50%
TOTAL ALOKASI
Penyaluran DAK Nonfisik dilakukan secara triwulanan untuk Dana Tunjangan Guru dan Tahapan untuk jenis DAK Nonfisik lainnya dari RKUN ke RKUD berdasarkan penyampaian laporan periode sebelumnya.
Penyaluran DAK Nonfisik selain Dana Tunjangan Guru dan Dana BOS dilakukan dengan memperhitungkan sisa dana yang terdapat di RKUD sampai dengan akhir tahun sebelumnya.
Penyaluran DAK Nonfisik Jenis Baru TA 2021
• Pemerintah daerah menyampaikan laporan realisasi pemanfaatan dana yang terdiri dari 3 bagian yaitu, (1) Laporan Penyerapan; (2) Rekap SP2D;
dan (3) Laporan Penggunaan melalui Aplikasi Pelaporan DAK Nonfisik (Aladin) paling lambat pada:
- Tanggal 15 Juli untuk laporan tahun sebelumnya sebagai syarat penyaluran Tahap I.
- Tanggal 22 November untuk laporan tahap II sebagai syarat penyaluran Tahap II.
• Jika pemerintah daerah tidak menyampaikan laporan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, K/L pengampu dapat merekomendasikan
penyaluran dana Tahap I yang paling diterima pada 21 Agustus. Dalam hal rekomendasi tidak diterima, dana tidak dapat disalurkan (hangus).
BULANDAK NF
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Dana Pelayanan PerlindunganPerempuan dan Anak
Tahap I Paling cepat(sebesar50%)
Tahap I Paling lambat(sebesar 50%)
Tahap II Paling cepat(sebesar 50%)
Tahap II Paling lambat(sebesar50%)
Dana Fasilitasi Penanaman Modal
Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian
BULANDAK NF
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Dana Pelayanan PerlindunganPerempuan dan Anak
Laporan TahunSebelumnya paling lambat diterima
Laporan Tahap I paling lambatditerima
Dana Fasilitasi Penanaman Modal
Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian
(PMK197/2020 tentang Perubahan Kedua atas PMK 48/2019 tentang Pengelolaan DAK Nonfisik )
JADWAL PELAPORAN
JADWAL DAN BESARAN PENYALURAN
Laporan realisasi DAK Nonfisik, kecuali Dana BOS, disampaikan dalam bentuk dokumen elektronik (softcopy) melalui aplikasi terdiri
dari Laporan Realisasi Penyerapan, Laporan rdan Rekap SP2D yang ditandatangani oleh Kepala OPD pengelola keuangan di daerah.
http://sikd.djpk.kemenkeu.go.id/lapordjpk/
Input Laporan
Cetak Laporan Kirim Laporan via
AplikasiVerifikasi laporan
Laporan Benar
Laporan Salah
Kirim Laporan
Hardcopy
Laporan di terima dan
benar
Revisi laporan Menyampaikan surat Membuka akses
Transfer Dana ke RKUD
Pasal 25 ayat (3) PMK Nomor 48/PMK.07/2019
Pelaporan DAK Nonfisik
Formula: Alokasi =jumlah siswa x unit cost
BOS Rp 53.459 miliar untuk 216 ribu sekolah (44,6juta peserta didik)
1. Terdiri dari BOS Reguler, BOS Afirmasi dan BOS Kinerja.2. BOS Afirmasi untuk mendukung operasional rutin bagi
sekolah di desa tertinggal dan sangat tertinggal.3. BOS Kinerja untuk menambah pembiayaan program sekolah
penggerak dengan tujuan mentransformasi pembelajaran danmenciptakan Community Learning di daerah.
4. Standar biaya minimal untuk SLB minimal adalah5juta/siswa/tahun (tergantung jenis ketunaan) sehinggadiusulkan adanya kenaikan Unit Cost menjadi 3,5juta/siswa/tahun.
RUANG LINGKUP/JENIS
KEGIATAN
ARAH KEBIJAKAN
ALOKASI, FORMULASI& SASARAN
Diarahkan untuk untuk mendanai belanja nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah sebagai pelaksana program wajibbelajar dan dapat dimungkinkan untuk mendanai beberapa kegiatan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BOS SD/SDLB dan SMP/SMPLB untuk menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar BOS SMA/SMALB dan SMK diarahkan untuk mewujudkan layanan pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu bagi semua
lapisan masyarakat
Digunakan untuk penyediaan pendanaan biaya operasional nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah antara lain:
.
• Pengembangan Perpustakaan
• Kegiatan Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
• Kegiatan Evaluasi Pembelajaran
• Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan serta Pengembangan Manajemen Sekolah
• Pembelian Alat Multi Media Pembelajaran
• Penerimaan Peserta Didik Baru
• Pengelolaan Sekolah
• Langganan Daya dan Jasa
• Pemeliharaan dan Perawatan Sarana Sekolah
• Pembayaran Honor
KEBIJAKAN DANA BOS TA 2021
• pembiayaan langganan daya dan jasa• untuk pembelian cairan atausabun
pembersih tangan, pembasmi kuman (disinfectant), masker atau penunjang kebersihan lainnya.
Satuan Biaya
Jenjang Satuan Biaya (Rp)
SD 900.000
SMP 1.100.000
SMA 1.500.000
SMK 1.600.000
SLB 3.500.000
85
RUANG LINGKUP/JENIS
KEGIATAN
ARAH KEBIJAKAN
ALOKASI, FORMULASI& SASARAN
Diarahkan untuk mendukung proses operasional pembelajaran dan
dukungan biaya operasional bagi anak PAUD serta dialokasikan
kepada penyelenggara satuan PAUD yang mempunyai Nomor
Pokok Satuan PAUD Nasional (NPSN), yang memiliki peserta didik
kurang mampu atau wilayah sulit.
• Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat
yang tidak dapat dijangkau dan dipenuhi oleh jalur
pendidikan formal.
• Dialokasikan kepada kabupaten/kota berdasarkan jumlah
peserta didik pada lembaga/satuan pendidikan nonformal.
Dana BOP PAUD Dana BOP Kesetaraan
• Alokasi Pagu Anggaran : Rp4.014 miliar
• Jumlah Sasaran : 6,7 juta peserta didik pada pendidikan anak
usia dini yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar, melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau
informal.
• Kegiatan Pembelajaran dan Bermain (minimal 50%)
• Kegiatan Pendukung Pembelajaran (maksimal 35%)
• Kegiatan lainnya (Perawatan sarpras dan operasional rutin
(maksimal 15%)
Alokasi Perdaerah = Jumlah peserta didik PAUD x Unit Cost (Rp 600.000,-/peserta didik)
• Manajemen satuan Pendidikan (maksimal 10%)
• Biaya Pelaksanaan Pembelajaran (minimal 90%)
• Alokasi Pagu Anggaran : Rp1.195 miliar
• Jumlah sasaran : 719.547 peserta didik pada lembaga/satuan
pendidikan nonformal yang diselenggarakan sesuai jenjang
pendidikan dasar (Paket A dan Paket B) dan menengah (Paket
C).
Alokasi Perdaerah = Jumlah peserta didik x Unit Cost
Paket A : Rp1.300.000,00/peserta didik/tahunPaket B : Rp1.500.000,00/peserta didik/tahunPaket C : Rp1.800.000,00/peserta didik/tahun
KEBIJAKAN DANA BOP PAUD & BOP KESETARAAN TA 2021
86
DAK Non Fisik Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak adalah dana yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing melalui pemenuhan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan kualitas anak, perempuan dan pemuda yang menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan perlindungan perempuan dan anak di daerah.
DAK Nonfisik PPA dilaksanakan dalam bentuk BantuanOperasional Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri atas
• BOPPA Pelayanan KtPA/TPPO;
• BOPPA Pencegahan KtPA/TPPO; dan
• BOPPA Penguatan UPTD PPA
Penerima
• Total Penerima DAK Non Fisik PPA adalah 34 Provinsi dan 216 Kab/Kota yang tersebar di seluruh Indonesia
Sumber Data
• Data KtP/A Simfoni PPA (tahun pelaporan 2019)
• Data KtP/A Bareskrim (tahun 2019)
• Data Kelembagan PPPA : APE dan KLA
• Data Kelembagaan UPTD PPA
RAPBN 2021
• 101.747.000.000,-
Kebijakan Pengalokasian dengan 3 kriteria teknis:1. Data kasus kekerasan;2. Kapastitas kelembagaan Pemberdayaan
dan Perlindungan Perempuan;3. Kapasitas Kelembagaan Pemenuhan Hak
dan Perlindungan Anak; dan4. Kelembagaan UPTD PPPA.
KEBIJAKAN DANA PELAYANAN PERLINDUNGAN
PEREMPUAN DAN ANAK TA 2021
87
Alokasi Pagu Anggaran : 10.733.132.000.000
Jumlah sasaran: 10.143 Puskesmas
RUANG LINGKUP/
JENIS KEGIATAN
ARAH KEBIJAKAN
ALOKASI, FORMULASI& SASARAN
Meningkatkan kesiapan pelayanan kesehatan di Puskesmas dalamupaya penggerakan promotif dan preventif, membudayaan GerakanMasyarakat Hidup Sehat, percepatan penurunan stunting dankematian ibu dan bayi tingkat Provinsi dan Kab/Kota, Meningkatkankapasitas pengujian di Laboratorium Kesehatan Daerah,meningkatan kapasitas daerah dalam pelaksanaan pengawasan alatkesehatan, pre dan post market industri rumah tangga pangan danpengawasan perizinan di sarana pelayanan kefarmasian khususnyaapotek dan toko obat.
.
1. Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas2. Bantuan Operasional Kesehatan Kabupaten/Kota3. Bantuan Operasional Kesehatan Provinsi4. Bantuan Operasional Kesehatan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan5. Bantuan Operasional Kesehatan Khusus Stunting6. Dukungan Akreditasi Puskesmas7. Dukungan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah8. Jaminan Persalinan (Jampersal)9. Bantuan Operasional Kesehatan Pengawasan Obat dan
Makanan
KEBIJAKAN DANA BOK TA 2021
Alokasi Perdaerah = Jumlah kebutuhan x Unit Cost
KEBIJAKAN DANA BOKB TA 2021
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, keluargaberencana dan kesehatan reproduksi di daerah untuk meningkatkanpemerataan pelayanan kesehatan, mendukung daerah dalampencapaian SPM kesehatan dan pencapaian akreditasi fasilitaspelayanan kesehatan, serta peningkatan pemerataan pelayanan KBdan kespro dan mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI)dan stunting melalui penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remajadan penguatan pengasuhan 1000 HPK.
1. Operasional Balai Penyuluhan KB
2. Operasional pelayanan KB
3. Operasional Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
di Kampung KB
4. Operasional penurunan stunting
5. Operasional Pembinaan Program KB bagi masyarakat oleh
Kader (PPKBD/Sub-PPKBD)
6. Dukungan Media KIE dan Manajemen
Alokasi Pagu Anggaran : Rp 1.967.368.000.000
Jumlah sasaran: 5.889 Balai Penyuluhan, 18.762 Faskes, 3600 desa (Lokus stunting)
Alokasi Perdaerah = Jumlah kebutuhan x Unit Cost
88
Alokasi Pagu Anggaran : Rp 142.150.000.000
Jumlah sasaran: 1.108 Pelatihan, 44.320 Peserta, 50 TIC
RUANG
LINGKUP/JENIS
KEGIATAN
ARAH
KEBIJAKAN
ALOKASI,
FORMULASI
& SASARAN
Meningkatkan kualitas pengelolaan destinasi pariwisata dan kompetensi SDM untuk
perbaikan kualitas layanan pariwisata, termasuk penyelenggaraan informasi
kepariwisataan.
a. Peningkatan Kapasitas Tata Kelola dan Kualitas Pelayanan Kebersihan, Keamanan dan
Keselamatan di Destinasi Wisata
b. Peningkatan Kapasitas Masyarakat Pariwisata dan Pelaku Usaha Pariwisata
c. Dukungan operasional non rutin fasilitas pariwisata untuk TIC
KEBIJAKAN DANA PELAYANAN KEPARIWISATAAN TA 2021
Alokasi Per daerah = Jumlah kebutuhan x Unit Cost
89
KEBIJAKAN DANA TUNJANGAN PROFESI GURU TA 2021
Kebijakan Pengalokasian : Formula : Alokasi = jumlah sasaran x unit cost per
jenis dana x 12 bulan Alokasi memperhitungkan kurang salur dan sisa
dana di RKUD atas penyaluran tahun anggaransebelumnya.
TPG
Diberikan kepada Guru PNSD yang telah memiliki sertifikatpendidik dan memenuhi persyaratan sesuai peraturanperundang-undangan, yaitu sebesar 1 (satu) kali gaji pokokPNS yang bersangkutan, tidak termasuk untuk bulan ke-13.
TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) PNSDDiarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru PNSD yang telah memiliki sertifikasi.
89.8%
84.1%
JenisDana
2020 2021
SasaranAlokasi
(Rp)Sasaran Alokasi (Rp)
TPG 1.153.717 50.881,1M 1,086,680 55.360,4M
80.4%67.4%
60.1%
55,573 58,293 56,86750,881
55,360
49,930
55,01752,002
28,067
2017 2018 2019 2020 2021
Anggaran dan Realisasi TPG (Miliar Rupiah)
Anggaran Realisasi
Data Dasar : Data Pokok Guru dan Tenaga Kependidikan
Arah Kebijakan :
90
91
KEBIJAKAN DANA TAMBAHAN PENGHASILAN GURU TA 2021
Kebijakan Pengalokasian : Formula : Alokasi = jumlah sasaran x unit cost per
jenis dana x 12 bulan Alokasi memperhitungkan kurang salur dan sisa
dana di RKUD atas penyaluran tahun anggaransebelumnya.
TAMSIL
Diberikan kepada Guru PNSD yang belum memiliki sertifikatpendidik sebesar Rp 250.000,- per bulan, dengan kualifikasipendidikan min. S1/D4 dan memenuhi 24 jam mengajar.
TAMBAHAN PENGHASILAN (TAMSIL) GURU PNSDDiarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja guru PNSD yang belum memiliki sertifikasi.
89.8%
84.1%
JenisDana
2020 2021
Sasaran Alokasi (Rp) Sasaran Alokasi (Rp)
TAMSIL 182.788 454,2M 124.734 461,3M
80.4%67.4%
60.1%
Data Dasar : Data Pokok Guru dan Tenaga Kependidikan
Arah Kebijakan :
1,400
978 914
454 454
943
588464
168
2017 2018 2019 2020 2021
Anggaran dan Realisasi Tamsil(Miliar Rupiah)
Anggaran Realisasi
KEBIJAKAN DANA TUNJANGAN KHUSUS GURU TA 2021
Kebijakan Pengalokasian : Formula : Alokasi = jumlah sasaran x unit cost per
jenis dana x 12 bulan Alokasi memperhitungkan kurang salur dan sisa
dana di RKUD atas penyaluran tahun anggaransebelumnya.
TKG
Diberikan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok guru sekolah yangberada pada desa yang termasuk dalam kategori sangattertinggal menurut IDM dari Kementerian Desa danPembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, tidaktermasuk untuk bulan ke-13.
TUNJANGAN KHUSUS GURU (TKG) PNSDDiarahkan untuk memberikan kompensasi atas kesulitan hidup dalam melaksanakan tugas di daerah khusus
56.1%89.8%
JenisDana
2020 2021
Sasaran Alokasi (Rp) Sasaran Alokasi (Rp)
TKG 37.913 1.985M 20.525 1,985M
80.4%67.4%
60.1%
Data Dasar : Data Pokok Guru dan Tenaga Kependidikan
Arah Kebijakan :
1,670
2,1302,306
1,985 1,985
1,4041,727
1,977
706
2017 2018 2019 2020 2021
Anggaran dan Realisasi TKG (Miliar Rupiah)
Anggaran Realisasi
92
Unit Cost :
56.1%89.8%
Jenis Dana2020 2021
Sasaran Alokasi (Rp) Sasaran Alokasi (Rp)
BOP MTB106 Museum dan 20 Taman Budaya
136M113 Museum dan 19 Taman Budaya
136M
80.4%67.4%
60.1%
Data Dasar : Dapo Budaya, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud
Kebijakan Pengalokasian : Alokasi BOP Museum = unit cost x Jumlah museum
Alokasi BOP Taman Budaya = unit cost x Jumlah Taman Budaya
Formula : Alokasi BOP MTB = BOP Museum + BOP Taman Budaya
130 136 136
127
70
2019 2020 2021
Anggaran dan Realisasi BOP MTB (Miliar Rupiah)
Anggaran Realisasi
Unit Cost 2021
Taman Budaya Rp1.750 juta
Museum Provinsi Tipe A Rp2.100 juta
Museum Provinsi Tipe B Rp1.673,2 juta
Museum Provinsi Tipe C Rp1.400 juta
Museum Kab/Kota Tipe A Rp1.000 juta
Museum Kab/Kota Tipe B Rp700 juta
Museum Kab/Kota Tipe C Rp600 juta
Kebijakan Penggunaan :
BOP Museum BOP Taman Budaya
aPengelolaan Koleksi minimal 30 persen dari anggaran
a Program Publik minimal 65 persen dari anggaran
bProgram Publik minimal 50 persen dari anggaran
bPemeliharaan Sarana dan Prasarana maksimal 30 persen dari anggaran
cPemeliharaan Sarana dan Prasarana maksimal 20 persen dari anggaran
cLangganan Daya dan Jasa maksimal 5 persen dari anggaran
KEBIJAKAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN (BOP) MUSEUM
DAN TAMAN BUDAYA TA 2021
Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Museum dan Taman Budaya adalah dana yang dialokasikan untuk membantu peningkatan kualitas pengelolaan museum dan taman budaya agar memenuhi standar pelayanan teknis museum dan taman budaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
93
KEBIJAKAN DANA PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI DAN USAHA KECIL& MENENGAH (PK2UKM) TA 2021
A. Pelatihan (daring atau luring)
Persiapan dan penyelenggaraan Pelatihan termasuk akomodasi dan konsumsipelaksanaan kegiatan;
Biaya paket data internet, biaya visualisasi materi, jasa aplikasi elektronik
Biaya penunjang yang meliputi bahan praktek, alat tulis kantor, honorarium pengelolakeuangan, modul atau bahan ajar, spanduk, dokumentasi, publikasi, fotokopi dan penggandaan, trainingkit serta sertifikat;
Uang saku harian dan biaya transportasi peserta Pelatihan;
Honorarium dan biaya perjalanan Widyaiswara, Fasilitator, Instruktur atau Pengajar.
Jenis Pelatihan:
Kebijakan Penggunaan :
Data Dasar : Kemenkop&UKM cut off 30 Juni 2019
2020 2021
Sasaran* Alokasi** Sasaran* Alokasi**
Jumlah 60.149 dan 835
192 61.222 dan857
192
Ket : * satuan peserta dan pendamping** dalam miliar
B. Pendampingan
Biaya rekrutmen dan seleksi tenaga pendamping, honorarium tenaga pendamping dan koordinator tenaga pendamping;
Biaya transportasi dan/atau operasional Pendampingan, dan perjalanan dinas dalamrangka koordinasi, sinkronisasi, pelaksanaan, Monitoring dan evaluasi DAK NonfisikPK2UKM;
Perkoperasian
Kewirausahaan
Keterampilan Teknis
Manajerial
Kompetensi berdasarkan Standar dan Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Teknologi Informasi: e- commerce dan start up digital
Dana PK2UKM diarahkan untuk meningkatkankapasitas sumber daya manusia koperasi dan usahamikro, kecil dan menengah melalui kegiatanpelatihan dan pendampingan.
94
Dana Adminduk diarahkan untuk mendukungpenyelenggaraan program dan kegiatan administrasikependudukan di provinsi dan kabupaten/kota, terutamauntuk mewujudkan peningkatan kepemilikan aktekelahiran, peningkatan aksesibilitas K/L terhadapdatabase kependudukan berbasis nomor identitaskependudukan (NIK) nasional.
KEBIJAKAN DANA PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (ADMINDUK) TA 2021
2020 2021
Sasaran* Alokasi** Sasaran* Alokasi**
541 961,2 M 541 973,2 M
Ket : * satuan pemerintah daerah** dalam rupiah
Provinsi Peningkatan Kapasistas
Sumber Daya Manusia; Fasilitasi, Koordinasi dan
Konsultasi terkait pelaksanaan kebijakan dan penyelenggaraan pelayananadminduk;
Penyelenggaraan Pemanfaatandata kependudukan.
Kab/Kota• Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Manusia• Pelayanan Dokumen Kependudukan;• Penerbitan Dokumen Kependudukan dan
Identitas Resmi Anak;• Penyelenggaraan Pemanfaatan Data
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;• Koordinasi dan konsultasi
penyelenggaraan pelayanan adminduk.
Kebijakan Penggunaan :
Data Dasar : Jumlah Kabupaten/Kota/Kecamatan/Kelurahan/Penduduk
Kebijakan Pengalokasian :
• Pengalokasi Dana Adminduk mempertimbangkan jumlah kabupaten/kota, Kecamatan, dan penduduk di setiap daerah penerima.
• Kebijakan Afirmasi bagi daerah yang masuk ke dalam kategori 3T.
95
Data Dasar: 1) volume sampah dan biaya layanan pengolahan sampah dari KLHK dan KemenkoMaritim2) ruang fiskal dari Kemenkeu
Dana BLPS adalah dana bantuan dari pemerintahpusat kepada pemerintah daerah berupapembiayaan layanan pengolahan sampah dalampengoperasian pembangkit listrik tenaga sampah
Tujuan :
• Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan, dan mengurangi volume sampah secara signifikan dan menjadikansampah sebagai sumber daya
• Dilakukan secara terintegrasi dari hulu-hilirmelalui pengurangan sampah dan penanganansampah.
• Mendapatkan nilai tambah berupa energi listrik
Unit Cost : Kebutuhan biaya layanan pengolahan sampah
APBN 2019 : Rp26,9 miliar, APBN 2020 & RAPBN 2021 : Rp53,1 miliar
Sasaran 2019-2021 : Kota Surabaya
Kebijakan Pengalokasian dilakukan berdasarkan Kebutuhan biaya layanan pengolahan sampah selama setahun Penilaian kelayakan proses pengolahan sampah Kemampuan fiskal daerah terhadap biaya
layanan pengolahan sampah
Kebijakan Penggunaan : kompensasi atas jasa pengolahan Sampah di lokasi tertentu yang ditetapkan, di luar biaya pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan akhir.
KEBIJAKAN DANA BANTUAN BIAYA LAYANAN PENGOLAHAN SAMPAH (BLPS) TA 2021
96
Kebijakan DAK Nonfisik Jenis Baru TA 2021
DAK Non Fisik Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak adalah dana yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing melalui pemenuhan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, peningkatan kualitas anak, perempuan dan pemuda yang menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan perlindungan perempuan dan anak di daerah.
DAK Nonfisik PPA dilaksanakan dalam bentuk BantuanOperasional Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri atas
• BOPPA Pelayanan KtPA/TPPO;
• BOPPA Pencegahan KtPA/TPPO; dan
• BOPPA Penguatan UPTD PPA
Penerima
• Total Penerima DAK Non Fisik PPA adalah 34 Provinsi dan 216 Kab/Kota yang tersebar di seluruh Indonesia
Sumber Data
• Data KtP/A Simfoni PPA (tahun pelaporan 2019)
• Data KtP/A Bareskrim (tahun 2019)
• Data Kelembagan PPPA : APE dan KLA
• Data Kelembagaan UPTD PPA
RAPBN 2021
• 101.747.000.000,-
Kebijakan Pengalokasian dengan 3 kriteria teknis:1. Data kasus kekerasan;2. Kapastitas kelembagaan Pemberdayaan
dan Perlindungan Perempuan;3. Kapasitas Kelembagaan Pemenuhan Hak
dan Perlindungan Anak; dan4. Kelembagaan UPTD PPPA.
Kebijakan Dana Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak
97
Pemantuan pelaksanaan penanaman modal Pemantauan pelaksanaan penanaman
modal di Kabupaten, Kota yang dilakukan oleh Provinsi.
Pemantauan pelaksanaan penanaman modal ke perusahaan yang dilakukan oleh Kabupaten, Kota Prioritas.
Pemantauan Pelaksanaan penanaman modal ke perusahaan yang dilakukan oleh Kabupaten, Kota Non Prioritas.
Konsultasi Peningkatan Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Bimbingan/sosialisasi kemudahan perizinan berusaha• Bimbingan Teknis
/sosialisasi kemudahan per-izinan berusaha (Provinsi)
• Bimbingan Teknis/ sosial-isasi kemudahan perizinan berusaha (Kab/Kota Priori-tas)
• Bimbingan/sosialisasikemudahan perizinanbe-rusaha (Kab/KotaNonpriori-tas)
Pengawasan pelaksanaan penanaman modal • Pengawasan pelaksanaan
penanaman modal ke perusahaan di Kabupaten, Kota yang dilakukan oleh Provinsi
• Pengawasan pelaksanaan penanaman modal ke perusahaan yang dilakukan oleh Kabupaten, Kota Prioritas.
• Pengawasan pelaksanaan penanaman modal ke perusahaan yang dilakukan oleh Kabupaten, Kota Non Prioritas.
• Fasilitasi permasalahan perusahaan dalam merealiasikan investasinya
Kebijakan Penggunaan :
Data Dasar : Jumlah Pelaku Usaha/Proyek Pemantauan/Proyek Pengawasan
Kebijakan Pengalokasian :
• Kebijakan FPM : lokasi prioritas ditetapkan ke dalam 4 kelompok, yakni Provinsi Prioritas, Provinsi Nonprioritas, Kabupaten /Kota Prioritas, dan Kabupaten /Kota Nonprioritas dengan kriteria realisasi investasi dan tingkat kesulitan aksebilitas geografis yang relatif mudah dijangkau
• Formula : Alokasi = jumlah sasaran x unit cost
Dana Fasilitasi Penanaman Modal adalah danayang dialokasikan untuk membantu peningkatanrealisasi investasi dan kepatuhan pelaku usahadalam memenuhi ketentuan pelaksanaanpenanaman modal termasuk mendapatkankemudahan perizinan berusaha di masing-masingdaerah.
Sasaran
Sasaran* Alokasi**
10.382 dan 111.624
203,9 M
Ket : * satuan proyek dan pelaku usaha** dalam rupiah
Kebijakan DAK Nonfisik Jenis Baru TA 2021Kebijakan Dana Fasilitasi Penanaman Modal
Dana Ketahanan Pangan dan pertanian adalah Dana yangdialokasikan untuk mendukung keberdayaan masyarakatmemenuhi kebutuhan pangan dari hasil pekarangannyasendiri dengan membantu pemerintah daerah dalammenyukseskan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).
Data Dasar : Jumlah kelompok P2L dan jumlah Balai PenyuluhanPertanian (BPP)
B. Bidang Pertanian
Kegiatan Pendataan Pertanian oleh Penyuluh
A. Bidang Ketahanan Pangan
Kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L)
Honor admin pendataan pertanian Biaya paket data penyuluh Operasional ATK, dan dokumentasi pelaporan
Pengadaan sarana pembibitan Pendampingan/pelatihan demplot Kegiatan pasca panen : pengemasan dan transportasi
pemasaran
Kebijakan penggunaan
Kebijakan Pengalokasian:Lokasi ditujukan untuk daerah yang merupakan penajamansasaran serta perluasan dari kegiatan P2L dengan penambahan2300 kelompok tani.
RAPBN 2021 : Rp204 Miliar
Kebijakan DAK Nonfisik Jenis Baru TA 2021Kebijakan Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian