juknis pedoman pelaksanaan anggaran dan pendapatan dan belanja negara (apbn) ta 2014

180
PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 BIRO KEUANGAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Upload: melkin

Post on 19-Jan-2016

1.354 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pedoman Pelaksanaan Anggaran

TRANSCRIPT

Page 1: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2014

BIRO KEUANGAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN

Page 2: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

DAFTAR ISI

I. DASAR HUKUM

PENGELOLA APBN 4

III. KEWENANGAN, FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 7

A. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) 7

B. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 9

C. Pejabat Penanda 'Langan Surat Perintah Metnbayar (PPSPM) 12

IV. PROSEDUR PENYELESAIAN TAGIIIAN NEGARA 13

A. Pembuatan dan Peneatatan Komitmen 13

B. Pcngajuan Tagihan 16

C. Mekanisme Penerbitan SPP-LS 17

D. Mekanisme Pembayaran dengan UP dan TUP 22

E. Mekanisme Penerbitan SPP-UP/GUP/GUP Nihil 24

F. Mekanisme Penerbitan SPP-TLP/PTUP 26

G. Mekanisme Pengujian SPP Dan Penerbitan SPM 27

H. Pelaksanaan Penerimaan Dan Pengeluaran Pada Akhir Tahun Anggaran 29

I. Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara 29

J. Pembayaran Tagihan Yang Bersumber Dari Penggunaan PNBP 32

K. Pembayaran Tagihan Untuk Kegiatan Yang Bersumber Dari Pinjaman

Dan/Atau Hibah Luar Negeri 34

L. Koreksi/Ralat, Pembatalan SPP, SPM, DAN SP2D ... 35

M. Pelaksanaan Pembayaran Pada Akhir Tahun Anggaran 36

V. PENATAUSAHAAN HIBAH LANGSUNG 37

A. Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung dalam bentuk Uang 38

B. Tata Cara Pengesahan clan Pencatatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang/

Jasa/ Surat Berharga 40

C. Pejabat Perbendaharaan 42

D. Penyampaian SP2HL 43

E. Penyampaian SP4I II, 43

F. Penyampaian MPHL-BJS 43

G. Petugas Pengantar SP2IIL, SP4F11„ dan 44

H. Pengambilan SPHL, SP3I IL, dan Persetujuan MP111.-13JS 44

I. Sanksi-sanksi 44

VI. PENATAUSAHAAN PNBP 44

VII. PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG SUMBER DANANYA

DART PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNI3P) 46

a. PELAYANAN SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN 49

Page 3: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. PEMERIKSAAN TANAH 56

c. KONSOLIDASI TANAII SECARA SWADAYA 58

d. PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN 61

e. PELAYANAN PENDAFTARAN TANAII 64

f. PELAYANAN INFORMASI PERTANAHAN 64

g. PELAYANAN LISENSI 64

h. PELAYANAN PENDIDIKAN 64

i. PENETAPAN TANAII OBYEK PENGUASAAN BENDA-13ENDA

TETAP MILIK PERSEORANGAN WARGA NEGARA

BELANDA (P3MB)/ PERATURAN PRESIDIUM KABINET

DWIKORA NOMOR 5/Prk/1965 65

j. PELAYANAN DI BIDANG PERTANAHAN YANG 13ERASAL

DARI KERJA SAMA DENGAN PIHAK LAIN 65

VIII. REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) 76

A. Prosedur Pengajuan Usul Revisi DIPA 76

B. Mekanisme revisi DIPA 76

C. Batasan Revisi Anggaran 79

IX. PENYUSUNAN DAN REVISI PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN

(POK) 80

A. PENYUSUNAN POK 80

B. REVISI POK 80

X. PELAPORAN 81

A. LAPORAN KEUANGAN 81

B. HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN 91

C. LAPORAN REKENING 100

D. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN 101

XI. KETENTUAN LAIN-LAIN 101

XII. KETENTUAN PENUTUP 103

DAFTAR 151

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 4: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014
Page 5: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 25 Februari 2014

Nomor : 683/2.1-100/11/2014

Sifat : Sangat segera

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Pedoman Pelaksanaan APBN TA 2014

di Lingkungan BPN-RI

Yth. 1. Sekretaris Utama BPN RI;

2. Inspektur Utama BPN RI;

3. Para Deputi di Lingkungan BPN RI;

4. Para Pejabat Eselon II di Lingkungan BPN RI;

5. Ketua STPN Yogyakarta, di Yogyakarta;

6. Para Kepala Kantor Wilayah BPN, di seluruh Indonesia;

7. Para Kepala Kantor Pertanahan, di seluruh Indonesia.

Dalam rangka pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2014 di lingkungan BPN RI yang

tertib dan akuntabel, perlu disusun pedoman yang mencakup hal — hal sebagai berikut :

I. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Tahun Anggaran 2014;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Jis. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011

tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, Peraturan Presiden

1

JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 2 JAKARTA SELATAN TELP. 7226901, 7393939: www.bran_go.id

Page 6: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik

Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian

Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar (BAS)

Jis. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-8/PB/2009 tanggal 27 Febuari

2009 tentang Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar, Peraturan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011 tanggal 30 November 2011 tentang Penambahan

dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan

Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor

/Satuan Kerja;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 tentang Indeks Dalam Rangka

Penghitungan Penetapan Tarif Pelayanan PNBP pada Badan Pertanahan Nasional Jo.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2012, tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 tentang Indeks Dalam Rangka Penghitungan

Penetapan Tarif Pelayanan PNBP pada Badan Pertanahan Nasional;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang

Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang tidak Tertagih;

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan

Hibah;

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/201 1 tentang Sistem Akuntansi Hibah;

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam

Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran

Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 tanggal 2 Januari 2013 tentang

Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat;

21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Penyetoran

Penerimaan Negara Bukan Pajak oleh Bendahara Penerimaan;

22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan dan

Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);

2

Page 7: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.05/2013 tentang Kebijakan Akuntansi

Pemerintah Pusat;

24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran

Tahun 2014;

25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 tanggal 19 Mei 2010 tentang

Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Badan

Pertanahan Nasional;

26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Tabel

Masa Manfaat dalam rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada

Entitas Pemerintah Pusat;

27. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tanggal 10 November

2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

28. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tanggal 23 Desember

2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual Jo. Surat

Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor S-6477/PB/2010 tanggal 25 Agustus

2010 tentang Tindak Lanjut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-

62/PB/2009 dalam Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2010;

29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-69/PB/2010 tanggal 31 Desember

2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara atas

Beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran;

30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2011 tanggal 7 April 2011

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Melalui Pemberian Kuasa Antar Kuasa

Pengguna Anggaran;

31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tanggal 30 November

2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo

Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga;

32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tanggal 30 November

2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Kementerian

Negara/Lembaga;

33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tanggal 5 Desember

2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Satuan Kerja

Kementerian Negara/Lembaga;

34. Peraturan Dircktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/PB/2012 tanggal 21 Desember

2012 tentang Petunjuk Teknis Pengembalian Penerimaan Negara pada Tahun Anggaran

Berjalan melalui KPPN;

35. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-1/PB/2013 tanggal 10 Januari 2013

tentang Tata Cara Penyesuaian Sisa Pagu Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran pada Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara dan Satuan Kerja Atas Setoran Pengembalian Belanja ;

3

Page 8: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

36. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-17/PB/2013 tanggal 6 Mei 2013

tentang Ketentuan Lebih Lanjut Tata Cara Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak atas

Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

37. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-19/PB/2013 tanggal 15 Mei 2013

tentang Tata Cara Pembayaran dan Pengembalian Uang Muka atas Beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara;

38. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-22/PB/2013 tanggal 30 Mei 2013

tentang Ketentuan Lebih Lanjut Pelaksanaan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat

Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;

39. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2013 tanggal 9 Oktober

2013 tentang Petunjuk Teknis Pengembalian Penerimaan Negara pada Tahun Anggaran

Berjalan Melalui Rekening Kas Umum Negara;

40. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tanggal 30 Desember

2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

41. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-16/PB/2012 tanggal 7 Mei 2012

tentang Petunjuk Pembayaran Pengembalian Uang Tuntutan Ganti Rugi yang telah

Disetorkan ke Kas Negara atas Ditemukannya Kembali BMN yang Hilang;

42. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4599/PB/2013 tanggal 3 Juli 2013

tentang Penjelasan lebih lanjut Penggunaan Akun Perjalanan Dinas Berdasarkan Surat

Menteri Keuangan No. S-2056/MK.5/2013

H. PENGELOLA APBN

1. Pada setiap awal tahun anggaran, Kepala BPN RI selaku Pengguna Anggaran (PA) menunjuk

Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kuasa Pengguna Barang (KPB) di lingkungan

BPN RI dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI;

2. Kepala BPN RI selaku Pengguna Anggaran melimpahkan kewenangan kepada Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA) pada Kantor Pusat BPN RI, STPN, Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional (Kanwil BPN), dan Kantor Pertanahan (Kantah) di seluruh Indonesia.

KPA dimaksud diberi kewenangan untuk menunjuk

a. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan

pengeluaran anggaran belanja/penanggung jawab kegiatan/Pejabat Pembuat Komitmen;

b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji tagihan kepada negara dan

menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM)/;

c. Bendahara Penerimaan untuk melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan dalam rangka

Penerimaan Negara;

d. Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka

pelaksanaan anggaran belanja;

e. Bendahara Pengeluaran Pembantu (jika diperlukan dengan menunjuk lebih dari satu);

4

Page 9: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) adalah pembantu KPA yang

diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan belanja pegawai;

g. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani Surat Perintah Setor (SPS).

3. KPA menyampaikan Surat Keputusan para Pejabat sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka

2 huruf a, b, d dan f kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku

Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN) beserta spesimen tandatangan Pejabat

Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dan cap/stempel Satuan Kerja;

4. KPA menyampaikan surat keputusan pejabat sebagaimana dimaksud angka 2 huruf a dan b

kepada PPSPM disertai dengan spesimen tanda tangan PPK;

5. Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA bersifat ex-officio;

6. Setiap terjadi pergantian jabatan Kepala Satker, setelah serah terima jabatan maka pejabat

Kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA;

7. PA dapat menunjuk pejabat lain selain Kepala Satker sebagai KPA dalam hal :

a. Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;

b. Satker sementara;

c. Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau

d. Satker Lembaga Negara.

8. Penunjukan KPA, Penetapan PPK, PPSPM dan Bendahara tidak terikat periode tahun

anggaran;

9. Dalam hal tidak terdapat perubahan pejabat yang ditetapkan sebagai KPA, PPK, PPSPM

dan/atau Bendahara pada saat pergantian periode tahun anggaran, penunjukan KPA,

penetapan PPK, PPSPM dan/atau Bendahara tahun yang lalu masih tetap berlaku;

10. Pada awal tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuan kepada pejabat yang

bersangkutan dalam hal tidak terdapat penggantian PPK, PPSPM dan/atau Bendahara;

11. Dalam hal terdapat kekosongan jabatan kepala Satker atau pejabat lain yang ditunjuk sebagai

KPA, PA segera menunjuk seorang pejabat baru sebagai pelaksana tugas KPA;

12. Dalam hal PPK atau PPSPM dipindahtugaskan/pensiun/diberhentikan dad jabatannya/

berhalangan sementara, KPA menetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan surat

keputusan dan berlaku sejak serah terima jabatan;

13. Dalam hal tidak ada personil yang memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa untuk

ditunjuk sebagai PPK, maka PPK dijabat oleh pejabat eselon I dan II dan/atau PA/KPA;

14. PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir harus menyelesaikan seluruh administrasi

keuangan yang menjadi tanggung jawabnya pada saat menjadi PPK atau PPSPM;

15. Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/pensiun/diberhentikan dari jabatannya/

berhalangan sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kepala Satker menetapkan pejabat

pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran;

16. Dalam pelaksanaan anggaran, Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kepala Satker menetapkan 1

(satu) Bendahara Pengeluaran untuk 1 (satu) DIPA/Satker;

5

Page 10: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

17. Dalam hal terdapat keterbatasan pegawai/pejabat yang akan ditunjuk sebagai Bendahara

Pengeluaran, Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kepala Satker dapat menetapkan 1 (satu)

Bendahara Pengeluaran untuk mengelola lebih dari 1 (satu) DIPA/Satker;

18. Dalam hal terdapat kegiatan yang lokasinya berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara

Pengeluaran dan/atau beban kerja Bendahara Pengeluaran sangat berat dan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran, maka KPA dapat mengangkat

satu atau lebih Bendahara Pengeluaran Pembantu guna kelancaran pelaksanaan kegiatan;

19. Dalam hal diangkat Bendahara Pengeluaran Pembantu, Bendahara Pengeluaran melimpahkan

kewajiban dan tanggung jawab pengelolaan uang kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu;

20. Bendahara Pengeluaran Pembantu secara operasional bertanggung jawab kepada Bendahara

Pengeluaran atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya;

21. Untuk pelaksanaan Kegiatan dalam DIPA di masing-masing unit kerja, agar Kepala

Kantor/Ketua STPN Yogyakarta selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di daerah, segera

menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Minimal Gol III/a,

b. Bersertifikat Pengadaan Barang/Jasa dan

c. Pejabat Struktural

apabila persyaratan di atas tidak terpenuhi/keterbatasan SDM maka KPA dapat melaksanakan

tugas sebagai Pejabat Pengujian dan Perintah Pcmbayaran/Penandatangan SPM atau Pejabat

Pembuat Komitmen;

22. PPK dalam rangka Pengadaan Barang dan Jasa dapat menunjuk tim teknis dan administrasi;

23. Kepala Satker dapat menunjuk koordinator kegiatan dalam rangka membantu tugas-tugas

PPK;

24. Penunjukan Pengelola Kegiatan atau Tim Pelaksana Kegiatan agar disesuaikan dengan

jumlah orang, volume dan biaya yang tersedia dalam DIPA dan Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK);

25. Penerbitan Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja sekurang-kurangnya harus mencantumkan

sumber dana yang tersedia dalam DIPA, Besaran Satuan Biaya, Uraian Tugas dan Jangka

Waktu Pelaksanaan dengan mempedomani Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor

72/PMK.02/2013 tanggal 3 April 2013 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran

2014;

26. Larangan perangkapan jabatan :

a. Kuasa Pengguna Anggaran tidak boleh merangkap sebagai Bendahara Pengeluaran;

b. Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penandatangan SPM dan Bendahara Pengeluaran

tidak boleh saling merangkap;

c. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) tidak boleh merangkap

sebagai Bendahara Penerimaan, demikian pula sebaliknya;

6

Page 11: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

27. Penunjukan Pengelola APBN pada Kantor Pertanahan Perwakilan/Daerah Pemekaran sesuai

dengan DIPA Kantor Pertanahan Induk, maka KPA dapat menunjuk pengelola :

a. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) sebagai pembantu Bendahara Pengeluaran;

b. Bendahara Penerimaan Pembantu;

c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

HI. KEWENANGAN, FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

1. Kewenangan dan tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, sebagai berikut

a. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menguji,

membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan, dan memerintahkan

pembayaran tagihan-tagihan atas beban DIPA yang bersangkutan;

b. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut di atas, PA/KPA berwenang :

1) Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;

2) Meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan

dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;

3) Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;

4) Membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang

bersangkutan;

5) Memerintahkan pembayaran atas beban DIPA bersangkutan.

c. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan

dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban DIPA bersangkutan

bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan

surat bukti dimaksud.

2. Dalam pelaksanaan anggaran pada Satker, KPA memiliki tugas dan wewenang :

a. Menyusun DIPA;

b. Menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran

anggaran belanja Negara;

c. Menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM atas

beban anggaran belanja Negara;

d. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola

anggaran/keuangan;

e. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;

f. Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan

dana;

g. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan

7

Page 12: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

h. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

3. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna

Anggaran, melaksanakan rencana kerja yang sudah ditetapkan dalam DIPA, membuat

keputusan-keputusan dan/atau mengambil tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan

timbulnya pengeluaran uang dan/atau tagihan atas beban APBN. Keputusan-keputusan

dan/atau tindakan-tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya, antara

lain dapat berupa :

a. Keputusan Kepegawaian (seperti pengangkatan pertama pegawai, pengangkatan

pegawai dalam jabatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, mutasi pegawai);

b. Keputusan/tindakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan

substansi tugas pokok dan fungsi (seperti Surat Tugas, Surat Perjalanan Dinas);

c. Keputusan/tindakan dalam rangka pengadaan barang/jasa (kontrak, pembelian, Surat

Perintah Kerja

Pejabat yang menandatangani kontrak/keputusan bertanggung jawab atas kebenaran

materiil dan akibat yang timbul dari kontrak/keputusan tersebut.

4. Kepala Kantor/Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran dapat melimpahkan

kewenangannya dengan pengaturan sebagai bcrikut :

a. Pcnandatanganan (dalam rangka 'mengetahui') BKU, Lembaran Cek dan

Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran, sebagai berikut :

1) Kuasa Pengguna Anggaran Kantor Pusat BPN RI kepada Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran atau Pejabat yang ditunjuk;

2) Kepala Kantor Wilayah BPN kepada Kasubag Perencanaan dan Keuangan atau

Pejabat Pembuat Komitmen atau Pejabat yang ditunjuk;

3) Ketua STPN kepada Kasubag Keuangan atau Pejabat Pembuat Komitmen atau

Pejabat yang ditunjuk;

4) Kepala Kantor Pertanahan kepada Kaur Perencanaan dan Keuangan atau

Pejabat Pembuat Komitmen atau Pejabat yang ditunjuk.

b. Penandatanganan (dalam rangka "mengetahui) BKU, Lembaran Cek dan

Pemeriksaan Kas Bendahara Penerimaan, sebagai berikut :

1) Kuasa Pengguna Anggaran Kantor Pusat BPN RI kepada Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran atau Pejabat yang ditunjuk;

2) Kepala Kantor Wilayah BPN kepada Kepala Bagian TU atau Pejabat yang

ditunjuk;

3) Ketua STPN kepada Kepala Bagian Administrasi Umum atau Pejabat yang

ditunjuk;

8

Page 13: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

4) Kepala Kantor Pertanahan kepada Kasubbag TU atau Pejabat yang ditunjuk.

c. Pemeriksaan Kas Bendahara dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu

bulan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi

(internal) yang disampaikan :

1) Untuk Kantor Pusat BPN RI, Kanwil BPN dan STPN kepada Sekretaris Utama

dan Inspektur Utama BPN RI;

2) Untuk Kantor Pertanahan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN yang

bersangkutan dan Inspektur Utama BPN RI.

d. Pelimpahan kewenangan sebagaimana tersebut diatas ditetapkan dalam Surat

Keputusan Kepala Kantor / Satker selaku KPA.

5. Membuat dan menyampaikan laporan keuangan secara Aplikasi Sistem Akuntansi

Instansi dan secara manual.

B. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) :

1. Pejabat yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Atas Beban

Anggaran Belanja/Penanggung jawab Kegiatan/Pembuat Komitmen dalam pelaksanaan

kegiatan, mempunyai kewenangan :

a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan

DIPA;

b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia

Barang/Jasa;

d. Melaksanakan kegiatan swakelola;

e. Memberitahukan kepada Kuasa BUN alas perjanjian/kontrak yang dilakukannya;

f. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

g. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara;

h. Membuat dan menandatangani SPP;

i. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;

j. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita

Acara Penyerahan;

k. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; dan

1. Melaksanakan tugas dan wcwenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang

mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2 Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana, dilakukan

dengan :

a. Menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan

dananya;

9

Page 14: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. Menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP;

dan

c. Mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA.

3 Pengujian dilakukan dengan :

a. Menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih

kepada negara; dan/atau

b. Menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi

persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai.

4 Dalam hal surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada negara berupa surat jaminan

uang muka, pengujian kebenaran materiil dan keabsahan dokumen dilakukan dengan:

a. Menguji syarat-syarat kebenaran dan keabsahan jaminan uang muka; dan

b. Menguji tagihan uang muka berupa besaran uang muka yang dapat dibayarkan

sesuai ketentuan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

5 Laporan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan berupa laporan atas :

a. Pelaksanaan kegiatan;

b. Penyelesaian kegiatan; dan

c. Penyelesaian tagihan kepada negara.

6 Tugas dan wewenang lainnya meliputi :

a. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

b. Memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak

yang mempunyai hak tagih kepada negara;

c. Mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan;

d. Memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan

e. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia

barang/jasa.

7 Uang muka dapat diberikan kepada penyedia barang/jasa untuk :

a. Mobilisasi alat dan tenaga kerja;

b. Pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material; dan/atau

c. Persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

8. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang, PPK menguji :

a. Kelengkapan dokumen tagihan;

b. Kebenaran perhitungan tagihan;

c. Kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN;

d. Kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum

dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia

barang/jasa;

e. Kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum

pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak;

10

Page 15: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

f. Kebenaran, keabsahan sena akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti

mengenai hak tagih kepada negara; dan

g. Ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada

dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak.

9 PPK harus menyampaikan laporan bulanan terkait pelaksanaan tugas dan wewenang

kepada KPA, sekurang-kurangnya memuat

a. Perjanjian/kontrak dengan penyedia barang/jasa yang telah ditandatangani;

b. Tagihan yang belum dan telah disampaikan penyedia barang/jasa;

c. Tagihan yang belum dan telah diterbitkan SPPnya; dan

d. Jangka waktu penyelesaian tagihan.

10. Tugas Pokok Pejabat Pembuat Komitmen Dalam Pengadaan Barang/jasa sesuai

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 adalah :

a. Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi :

1) Spesitikasi Teknis Barang/Jasa;

2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan

3) Rancangan Kontrak.

b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c. Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah Kerja

(SPK)/surat perjanjian;

d. Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;

e. Mengendalikan pelaksanaan Kontrak;

f. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;

g. Menyerahkan basil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan

Berita Acara Penyerahan;

h. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan

pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan

i. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa.

Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana tersebut di atas, dalam hal

diperlukan. PPK dapat :

1. Mengusulkan kepada PA/KPA:

a. Perubahan paket pekerjaan; dan/atau;

b. Perubahan jadwal kegiatan pengadaan;

2. Menetapkan tim pendukung;

3. Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk membantu

pelaksanaan tugas Unit Layanan Pengadaan (ULP).

11. Apabila kantor/Satker tidak mempunyai tenaga/pejabat struktural yang memiliki

sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa, maka KPA dapat mengambil tindakan sendiri

11

Page 16: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

selaku PPK (mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara) dan KPA dimaksud tidak perlu bersertifikat.

C. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)

1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) adalah Kabag

Perbendaharaan dan Tata Usaha Keuangan/Kabag TU/Kasubbag TU/Kabag

Administrasi Umum (STPN) atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan SK pelimpahan;

2. Dalam melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM, PPSPM memiliki tugas

dan wewenang sebagai berikut :

a. Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung;

b. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk

dibayarkan;

c. Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;

d. Menerbitkan SPM;

e. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;

f. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA; dan

g. Melaksanakan tugas dan wewenang Iainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan

pengujian dan perintah pembayaran.

3. Dalam menerbitkan SPM, PPSPM melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP

pada kartu pengawasan DIPA;

b. Menandatangani SPM; dan

c. Memasukkan Personal Idenil/ication Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan

elektronik pada Arsip Data Komputer (ADK) SPM.

4. Pengujian terhadap SPP beserta dokumen pendukung yang dilakukan oleh PPSPM,

meliputi :

a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP;

b. Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK;

c. Kebenaran pengisian format SPP;

d. Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran

Satker;

e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja

Anggaran Satker;

f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi

persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai;

g. Kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan

sehubungan dengan pengadaan barang/jasa;

h. Kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan

dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;

12

Page 17: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

i. Kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak

yang mempunyai hak tagih;

j. Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak

yang mempunyai hak tagih kepada negara; dan

k. Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam

perjanjian/kontrak.

5.

Pengujian kode BAS termasuk menguji kesesuaian antara pembebanan kode mata

anggaran pengeluaran (akun 6 digit) dengan uraiannya;

6. Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang, PPSPM bertanggung jawab atas :

a. Kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi terhadap dokumen hak tagih

pembayaran yang menjadi dasar penerbitan SPM dan akibat yang timbul dari

pengujian yang dilakukannya; dan

b. Ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN.

7. PPSPM harus menyampaikan laporan bulanan terkait pelaksanaan tugas dan wewenang

kepada KPA paling sedikit memuat (contoh form lampiran 1 ) :

a. Jumlah SPP yang diterima;

b. Jumlah SPM yang diterbitkan; dan

c. Jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM.

8. PPSPM menerbitkan dan menyampaikan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada

KPPN dengan melampirkan berkas kelengkapan pengajuan Surat Perintah Membayar

(SPM) dalam rangkap 4 (empat) :

a. Lembar kesatu dan kedua disampaikan ke KPPN;

b. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada Satker yang bersangkutan;

c. Lembar keempat sebagai pertinggal pada penerbit SPM.

9. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dimaksud, PPSPM membuat Buku

Pembantu Register SPM/SP2D, sebagaimana tercantum pada lampiran 2.

IV. PROSEDUR PENYELESAIAN TAGIHAN NEGARA

A. Pembuatan dan Pencatatan Komitmen

1. Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan

pengeluaran negara, dilakukan melalui pembuatan komitmen dalam bentuk :

a. perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau

b. penetapan keputusan.

2. Setelah Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat, setiap Satker di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga

dapat memulai proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa pemerintah

sebelum DIPA tahun anggaran berikutnya disahkan dan berlaku efektif;

3. Biaya proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa pemerintah sebelum

DIPA tahun anggaran berikutnya disahkan dan berlaku efektif sebagaimana dimaksud

1 3

Page 18: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

pada angka 2 untuk jenis belanja modal dialokasikan dalam belanja modal tahun

anggaran berjalan, sedangkan untuk jenis belanja barang/bantuan sosial dialokasikan

dalam belanja barang tahun anggaran berjalan;

4. Realisasi belanja atas alokasi anggaran biaya proses pelelangan yang berasal dari

belanja modal pada tahun anggaran berjalan, dicatat dalam neraca sebagai Konstruksi

Dalam Pengerjaan (KDP);

5. Proses lelang pengadaan barang/jasa yang dibiayai melalui dana tahun anggaran berjalan

dilaksanakan oleh panitia pengadaan yang dibentuk pada tahun anggaran berjalan;

6. Penandatanganan perjanjian/kontrak atas pclaksanaan pengadaan barang/jasa sebagai

tindak lanjut atas pelaksanaan lelang dilakukan setelah DIPA tahun anggaran berikutnya

disahkan dan berlaku efektif;

7. Dalam hal biaya proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa tidak

dialokasikan pada tahun anggaran berjalan, biaya proses pelelangan dimaksud dapat

dialokasikan pada DIPA tahun anggaran berjalan dengan melakukan revisi DIPA sesuai

ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai revisi DIPA;

8. Perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa hanya dapat dibebankan pada DIPA tahun

anggaran herkenaan;

9. Perjanjian/kontrak yang pclaksanaan pekerjaannya membebani DIPA lebih dari 1 (satu)

tahun anggaran dilakukan setelah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang;

10. Perjanjian/kontrak atas pengadaan barang/jasa dapat dibiayai sebagian atau seluruhnya

dengan rupiah murni dan/atau pinjaman dan/atau hibah;

11. Pembuatan komitmen melalui penetapan keputusan yang mengakibatkan pengeluaran

negara antara lain untuk:

a. Pelaksanaan belanja pegawai;

b. Pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola;

c. Pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium kegiatan; atau

d. Belanja bantuan sosial yang disalurkan dalam bentuk uang kepada penerima

bantuan sosial.

12. Penetapan keputusan dilakukan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan;

13. Perjanjian/kontrak yang pembayarannya akan dilakukan melalui SPM-LS, PPK

mencatatkan perjanjian/kontrak yang telah ditandatangani ke dalam suatu sistem yang

disediakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

14. Pencatatan perjanjian/kontrak sekurang — kurangnya meliputi data sebagai berikut:

a. Nama dan kode Satker serta uraian fungsi/subfungsi, program, kegiatan, output, dan

akun yang digunakan;

b. Nomor Surat Pengesahan dan tanggal DIPA;

c. Nomor, tanggal, dan nilai perjanjian/kontrak yang telah dibuat oleh Satker;

d. Uraian pekerjaan yang diperjanjikan;

14

Page 19: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

e. Data penyedia barang/jasa yang tercantum dalam perjanjian/kontrak antara lain nama

rekanan, alamat rekanan, NPWP, nama bank, nama dan nomor rekening penerima

pembayaran;

f. Jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan serta masa pemeliharaan apabila

dipersyaratkan;

g. Ketentuan sanksi apabila terjadi wanprestasi;

h. Addendum perjanjian/kontrak apabila terdapat perubahan data pada

perjanjian/kontrak tersebut; dan

i. Cara pembayaran dan rencana pelaksanaan pembayaran:

1). Sekaligus; atau

2). Secara bertahap.

15. Data perjanjian/kontrak beserta ADK-nya disampaikan kepada KPPN secara langsung

atau melalui e-mail paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya

perjanjian/kontrak untuk dicatatkan ke dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN;

16. Alokasi dana yang sudah tercatat dan terikat dengan perjanjian/kontrak tidak dapat

digunakan lagi untuk kebutuhan lain;

17. Dalam hal terdapat perubahan data pegawai pada penetapan keputusan yang

mengakibatkan pengeluaran negara untuk pelaksanaan belanja pegawai, Pejabat

Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) mencatat perubahan data pegawai

tersebut ke dalam Aplikasi GPP Satuan Kerja (Satker);

18. Perubahan data pegawai tersebut meliputi dokumen yang terkait dengan:

a. Pengangkatan/pemberhentian sebagai calon pegawai negeri sipil;

b. Pengangkatan/pemberhentian sebagai pegawai negeri sipil;

c. Kenaikan/penurunan pangkat;

d. Kenaikan/penurunan gaji berkala;

e. Pcngangkatan/pemberhentian dalam jabatan;

f. Mutasi pindah ke Satker lain;

g. Pegawai baru karena mutasi pindah;

h. Perubahan data keluarga;

i. Data utang kepada negara; dan/atau

j. Pengenaan sanksi kepegawaian.

19. Daftar perubahan data pegawai disampaikan kepada KPPN paling lambat bersamaan

dengan pengajuan SPM Belanja Pegawai ke KPPN dan bukan merupakan lampiran dari

SPM Belanja Pegawai;

20. Penyampaian daftar perubahan data pegawai dilaksanakan setelah terlebih dahulu

disahkan oleh PPSPM dengan menyertakan ADK;

21. Daftar perubahan data pegawai digunakan dalam rangka pemutakhiran (updating) data

antara KPPN dengan Satker untuk pembayaran belanja pegawai dan untuk menguji

kesesuaian dengan tagihan.

15

Page 20: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

B. Pengajuan Tagihan

1. Penerima hak mengajukan tagihan kepada negara atas pembuatan komitmen

berdasarkan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran;

2. Atas dasar tagihan tersebut, PPK melakukan pengujian;

3. Pelaksanaan pembayaran tagihan dilakukan dengan pembayaran LS, dalam hal

pembayaran LS tidak dapat dilakukan, pembayaran tagihan kepada penerima hak

dilakukan dengan UP;

4. Khusus untuk pembayaran komitmen dalam rangka pengadaan barang/jasa herlaku

ketentuan sebagai berikut :

a. Pembayaran tidak bolch dilakukan sebelum barang/jasa diterima;

b. Dalam hal pengadaan barang/jasa yang karena sifatnya harus dilakukan pembayaran

terlebih dahulu, pembayaran atas beban APBN dapat dilakukan sebelum barang/jasa

diterima; dan

c. Pembayaran atas beban APBN sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan

setelah penyedia barang/jasa menyampaikan jaminan atas uang pembayaran yang

akan dilakukan.

5. Pembayaran LS ditujukan kepada:

a. Penyedia barang/jasa atas dasar perjanjian/kontrak;

b. Bendahara Pengeluaran/pihak Iainnya untuk keperluan belanja pegawai non gaji

induk, pembayaran honorarium, dan perjalanan dinas atas dasar surat keputusan.

6. Pembayaran tagihan kepada penyedia barang/jasa dilaksanakan berdasarkan bukti-bukti

yang sah yang meliputi :

a. Bukti perj anj ian/kontrak;

b. Keferensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa;

c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;

d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;

e. Bukti penyelesaian pekerjaan Iainnya sesuai ketentuan;

f. Berita Acara Pembayaran;

g. Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang dibuat

sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3;

h. Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib

Pajak/Bendahara Pengeluaran;

i. Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan Iainnya sebagaimana

dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan

barang/jasa pemerintah; dan/atau

j. Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang

dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam/luar

negeri sebagaimana dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman atau hibah

dalam/luar negeri bersangkutan;

16

Page 21: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

7. Pembayaran tagihan kepada Bendahara Pengeluaran/pihak lainnya sebagaimana

dimaksud pada angka 5 huruf b di atas dilaksanakan berdasarkan bukti-bukti yang sah,

meliputi :

a. Surat Keputusan;

b. Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas;

c. Daftar penerima pembayaran; dan/atau

d. Dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan.

8. Dalam hal jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya

sebagaimana dimaksud pada angka 6 huruf i di atas berupa surat jaminan uang muka,

jaminan dimaksud dilengkapi dengan Surat Kuasa bermaterai cukup dari PPK kepada

Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan;

9. Tagihan atas pengadaan barang/jasa dan/atau pelaksanaan kegiatan yang membebani

APBN diajukan dengan surat tagihan oleh penerima hak kepada PPK paling lambat 5

(lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara;

10. Dalam hal 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara penerima hak

belum mengajukan surat tagihan, PPK harus segera memberitahukan secara tertulis

kepada penerima hak untuk mengajukan tagihan;

11. Dalam hal setelah 5 (lima) hari kerja sebagaimana dimaksud pada angka 10 di atas

penerima hak belum mengajukan tagihan, penerima hak pada saat mengajukan tagihan

harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada PPK atas keterlambatan pengajuan

tagihan tersebut;

12. Dalam hal PPK menolak/mengembalikan tagihan karena dokumen pendukung tagihan

tidak lengkap dan tidak benar, PPK harus menyatakan secara tertulis alasan

penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya

surat tagihan.

C. Mekanisme Penerbitan SPP-LS

1. Dalam hal pengujian telah memenuhi persyaratan, PPK mengesahkan dokumen tagihan

dan menerbitkan SPP yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam

Lampiran 4.

2. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diatur sebagai berikut :

a. Untuk pembayaran Gaji Induk dilengkapi dengan :

1) Daftar Gaji, Rekapitulasi Daftar Gaji, dan Halaman Luar Daftar Gaji yang

ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar Perubahan data pegawai yang ditandatangani PPABP;

3) Daftar Perubahan Potongan;

4) Daftar Penerimaan Gaji Bersih pegawai untuk pembayaran gaji yang

dilaksanakan secara langsung pada rekening masing-masing pegawai;

17

Page 22: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

5) Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi oleh

Kepala Satker/pejabat yang berwenang meliputi Surat Keputusan (SK) terkait

dengan pengangkatan Calon Pegawai Negeri, SK Pegawai Negeri, SK Kenaikan

Pangkat, Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala, SK Mutasi Pegawai, SK

Menduduki Jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Surat atau Akta

terkait dengan anggota keluarga yang mendapat tunjangan, Surat Keterangan

Penghentian Pembayaran (SKPP), dan Surat Keputusan yang mengakibatkan

penurunan gaji, serta SK Pemberian Uang Tunggu sesuai peruntukannya;

6) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

7) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai;

dan

8) Surat Setoran Pajak Penghasilan (SSP PPh) Pasal 21.

b. Untuk Pembayaran Gaji Susulan

1) Gaji Susulan yang dibayarkan sebelum gaji pegawai yang bersangkutan masuk

dalam Gaji Induk, dilengkapi dengan:

a) Daftar Gaji Susulan, Rekapitulasi Daftar Gaji Susulan, dan halaman luar

Daftar Gaji Susulan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK;

b) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

c) Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi

oleh Kepala Satker/pejabat yang berwenang meliputi SK terkait dengan

pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri/Pegawai Negeri, SK Mutasi

Pegawai, SK terkait Jabatan, Surat Pernyataan Pelantikan, Surat Pernyataan

Melaksanakan Tugas, Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan

Keluarga, Surat atau Akta terkait dengan anggota keluarga yang mendapat

tunjangan, dan SKPP sesuai peruntukannya;

d) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

e) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data

pegawai; dan

0 SSP PPh Pasal 21.

2) Gaji Susulan yang dibayarkan setelah gaji pegawai yang bersangkutan masuk

dalam Gaji Induk, dilengkapi dengan :

a) Daftar Gaji Susulan, Rekapitulasi Daftar Gaji Susulan, dan halaman luar

Daftar Gaji Susulan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK;

b) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

c) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

d) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data

pegawai; dan

18

Page 23: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

e) SSP PPh Pasal 21.

c. Untuk pembayaran Kekurangan Gaji dilengkapi dengan :

1) Daftar Kekurangan Gaji, Rekapitulasi Daftar Kekurangan Gaji, dan halaman luar

Daftar Kekurangan Gaji yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

3) Copy dokumen pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi oleh

Kepala Satker/pejabat yang berwenang meliputi SK terkait dengan pengangkatan

sebagai Caton Pegawai Negeri/Pegawai Negeri, SK Kenaikan Pangkat, Surat

Keputusan/Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala, SK Mutasi Pegawai, SK

terkait dengan jabatan, Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;

4) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

5) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai;

dan

6) SSP PPh Pasal 21.

d. Untuk pembayaran Uang Duka Wafat/Tewas, dilengkapi dengan

1) Daftar Perhitungan Uang Duka Wafat/Tewas, Rekapitulasi Daftar Uang Duka

Wafat/Tewas, dan halaman luar Daftar Uang Duka Wafat/Tewas yang

ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

3) SK Pemberian Uang Duka Wafat/Tewas dari pejabat yang berwenang;

4) Surat Keterangan dan Permintaan Tunjangan Kematian/Uang Duka Wafat/Tewas;

5) Surat Keterangan Kematian dari Camat atau Visum dari Rumah Sakit;

6) ADK terkait dengan perubahan data pegawai; dan

7) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai.

e. Untuk pembayaran Terusan Penghasilan Gaji dilengkapi dengan

1) Daftar Perhitungan Terusan Penghasilan Gaji, Rekapitulasi Daftar Terusan

Penghasilan Gaji, dan halaman luar Daftar Terusan Penghasilan Gaji yang

ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Daftar perubahan data pegawai yang ditandatangani oleh PPABP;

3) Copy dokumen pendukung yang telah dilegalisasi oleh Kepala Satker/pejabat

yang berwenang berupa Surat Keterangan Kematian dari Camat atau Visum dari

Rumah Sakit untuk pembayaran pertama kali;

4) ADK terkait dengan perubahan data pegawai;

5) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai;

dan

6) SSP PPh Pasal 21.

19

Page 24: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

f. Untuk pembayaran Uang Muka Gaji dilengkapi dengan

1) Daftar Perhitungan Uang Muka Gaji, Rekapitulasi Daftar Uang Muka Gaji, dan

halaman luar Daftar Uang Muka Gaji yang ditandatangani oleh PPABP,

Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) Copy dokumen pendukung yang telah dilegalisasi oleh Kepala Satker/pejabat

yang berwenang berupa SK Mutasi Pindah, Surat Permintaan Uang Muka Gaji,

dan Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga;

3) ADK terkait dengan perubahan data pegawai; dan

4) ADK perhitungan pembayaran Belanja Pegawai sesuai perubahan data pegawai.

g. Untuk pembayaran Uang Lembur dilengkapi dengan

1) Daftar Pembayaran Perhitungan Lembur dan Rekapitulasi Daftar Perhitungan

Lembur yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan

KPA/PPK;

2) Surat Perintah Kerja Lembur;

3) Daftar Hadir Kerja selama 1 (satu) bulan;

4) Daftar Hadir Lembur; dan

5) SSP PPh Pasal 21.

h. Untuk pembayaran Uang Makan dilengkapi dengan

1) Daftar Perhitungan Uang Makan yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara

Pengeluaran, dan KPA/PPK; dan

2) SSP PPh Pasal 21.

i. Untuk pembayaran Honorarium Tetap/Vakasi dilengkapi dengan

1) Daftar Perhitungan Honorarium/Vakasi yang ditandatangani oleh PPABP,

Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;

2) SK dari Pejabat yang berwenang; dan

3) SSP PPh Pasal 21.

3. Penerbitan SPP-I,S untuk pembayaran :

a. Honorarium dilengkapi dengan dokumen pendukung, meliputi:

1) Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang timbul akibat

penerbitan Surat Keputusan dimaksud dibebankan pada DIPA;

2) Daftar nominatif penerima honorarium yang memuat paling sedikit nama orang,

besaran honorarium, dan nomor rekening masing-masing penerima honorarium

yang ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

3) SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran; dan

4) Surat Keputusan dilampirkan pada awal pembayaran dan pada saat terjadi

perubahan Surat Keputusan.

b. Langganan daya dan jasa dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa surat

tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah;

20

Page 25: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

c. Perjalanan dinas diatur sebagai berikut :

1) perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri :

a) Daftar nominatif perjalanan dinas; dan

b) Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam

negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.

2) Perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftar nominatif

perjalanan dinas;

3) Daftar nominatif ditandatangani oleh PPK yang memuat paling kurang informasi

mengenai pihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan),

tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan

untuk masing-masing pejabat;

4) Perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan dokumen pertanggungjawaban biaya

perjalanan dinas pindah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan

pegawai tidak tetap.

d. Pembayaran pengadaan tanah, dilampiri :

1) Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling

sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening masing-

masing penerima;

2) Foto copy bukti kepemilikan tanah;

3) Bukti pembayaran/kuitansi;

4) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB)

tahun transaksi;

5) Pemyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak

sedang dalam agunam

6) Pemyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah

yang disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang

penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;

7) Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang

menyatakan bahwa rekening Pengadilan Negeri yang menampung uang titipan

tersebut merupakan Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;

8) Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah;

9) SSP PPh final atas pelepasan hak;

10) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan

11) Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan

perundang-undangan mengenai pengadaan tanah.

21

Page 26: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

4. SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima

secara lengkap dan benar;

5. SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran;

6. Dalam hal tanggal 5 sebagaimana dimaksud pada angka 5 di atas merupakan hari libur

atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling

lambat pada had kerja sebelum tanggal 5;

7. SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima

secara lengkap dan benar dari penerima hak;

8. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran pengadaan barang/jasa atas beban belanja barang,

belanja modal, belanja bantuan sosial, dan belanja dilengkapi dengan dokumen

pendukung berupa bukti-bukti yang sah;

9. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja bantuan sosial kepada penerima bantuan

sosial diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri;

10. Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja pembayaran kewajiban utang, belanja

subsidi, belanja hibah, masing masing diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

tersendiri.

D. Mekanisme Pembayaran dengan UP dan TUP

1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker dan

membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme Pembayaran

LS;

2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang

dapat dimintakan penggantiannya (revolving);

3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada

1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas;

4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas

Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah);

5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran :

a) Belanja Barang;

Belanja Modal; dan

c) Belanja Lain-lain.

6. Pembayaran dengan UP oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu)

penerima/penyedia barang/jasa dapat melebihi Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)

setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan;

22

Page 27: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

7. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang telah digunakan

sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA;

8. Penggantian UP dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima

puluh persen);

9. Untuk Bendahara Pengeluaran yang dibantu oleh beberapa BPP, dalam pengajuan UP ke

KPPN harus melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola

oleh masing-masing BPP;

10. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui Bendahara Pengeluaran, apabila UP

yang dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen);

11. Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA, dalam hal 2 (dua)

bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP;

12. Dalam hal setelah 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan belum

dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 25% (dua

puluh lima persen);

13. Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara Kepala KPPN menyampaikan surat

pemberitahuan kepada KPA untuk memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau

menyetorkan ke Kas Negara;

14. Dalam hal setelah dilakukan pemotongan dan/atau penyetoran UP, Kepala KPPN

melakukan pengawasan UP;

15. Dalam melakukan pengawasan UP, ketentuan penyampaian surat pemberitahuan dan

pemotongan UP berikutnya mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 11,

12 dan 13 di atas;

16. Dalam hal 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam

angka 13 di atas KPA tidak memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau

menyetorkan ke kas negara, Kepala KPPN memotong UP sebesar 50% (lima puluh

persen) dengan cara menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA untuk

memperhitungkan potongan UP dalam SPM dan/atau menyetorkan ke kas negara;

17. Dalam hal setelah surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 16 di atas,

KPA melakukan penyetoran UP dan/atau memperhitungkan potongan UP dalam

pengajuan SPM-GUP. diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 14 di

atas;

18. KPA mengajukan UP kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam 1

(satu) bulan yang direncanakan dibayarkan melalui UP;

19. Pemberian UP diberikan paling banyak :

a) Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa

dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp.900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah);

b) Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan

melalui UP di atas Rp.900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan

Rp.2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah);

23

Page 28: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

c) Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa

dibayarkan melalui UP di atas Rp.2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah)

sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah); atau

d) Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa

dibayarkan melalui UP di atas Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah).

20. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas permintaan KPA, dapat

memberikan persetujuan UP melampaui besaran sebagaimana dimaksud pada angka 19

di atas dengan mempertimbangkan

a) Frekuensi penggantian UP tahun yang lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali dalam 1

(satu) bulan selama I (satu) tahun; dan

b) Perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan melampaui besaran UP.

21. KPA dapat mengajukan TUP kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada Bendahara

Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang sifatnya

mendesak/tidak dapat ditunda;

22. Syarat penggunaan 'TUP

a) Digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama I (satu) bulan sejak tanggal

SP2D diterbitkan; dan

b) Tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.

23. KPA mengajukan permintaan TUP kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN disertai :

a) Rincian rencana penggunaan TUP; dan

b) Surat yang memuat syarat penggunaan TUP di atas dibuat sesuai format yang

tercantum dalam lampiran 5.

24. Dalam hal KPA mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu)

bulan, Kepala KPPN dapat memberi persetujuan dengan pertimbangan kegiatan yang

akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan;

25. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan

secara bertahap;

26. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2 (dua)

hari kerja setelah batas waktu;

27. Untuk perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, KPA

mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala KPPN;

E. Mekanisme penerbitan SPP-UP/G UP/CUP Nihil

1. Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, Bendahara Pengeluaran

menyampaikan kebutuhan UP kepada PPK;

2. Atas dasar kebutuhan UP, PPK menerbitkan SPP-UP untuk pengisian UP yang

dilengkapi dengan perhitungan besaran UP sesuai pengajuan dari Bendahara

Pengeluaran;

24

Page 29: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

3. SPP-UP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 2 (dua)

hari kerja setelah diterimanya permintaan UP dari Bendahara Pengeluaran;

4. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasarkan Surat

Perintah Bayar (SPBy) yang disetujui dan ditandatangani oleh PPK atas nama KPA;

5. SPBy dilampiri dengan bukti pengeluaran :

a. Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta faktur pajak dan SSP; dan

b. Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang

diperlukan yang telah disahkan PPK.

6. Dalam hal penyedia barang/jasa tidak mempunyai kuitansi/bukti pembelian, Bendahara

Pengeluaran/BPP membuat kuitansi yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum

dalam lampiran 6;

7. Berdasarkan SPBy, Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan

a. Pengujian atas SPBy;dan

b. Pemungutan/pemotongan pajaklbukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang diajukan

dan disetorkan ke Kas Negara.

8. Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang muka

kerja, SPBy dilampiri :

a. Rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;

b. Rincian kebutuhan; dan

c. Batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja, dari penerima uang

muka kerja.

9. Atas dasar rencana pelaksanaan kegiatatVpembayaran dan rincian kebutuhan dana,

Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pengujian ketersediaan dananya;

10. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy apabila

telah memenuhi persyaratan pengujian;

11. Dalam hal pengujian perintah bayar tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan,

Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan;

12. Penerima uang muka kerja harus mempertanggungjawabkan uang muka kerja sesuai

batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 8 huruf c di atas, berupa bukti

pengeluaran;

13. Atas dasar pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan

pengujian bukti pengeluaran;

14. Dalam hal sampai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 8 huruf c di atas,

penerima uang muka kerja belum menyampaikan bukti pengeluaran, Bendahara

Pengeluaran/BPP menyampaikan permintaan tertulis agar penerima uang muka kerja

segera mempertanggungjawabkan uang muka kerja yang ditembuskan kepada PPK;

15. BPP menyampaikan SPBy beserta bukti pengeluaran kepada Bendahara Pengeluaran;

16. Bendahara Pengeluaran selanjutnya menyampaikan bukti pengeluaran kepada PPK

untuk pembuatan SPP GUP/GUP Nihil;

25

Page 30: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

17. SPBy dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam lampiran 7;

18. PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP;

19. Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagai berikut :

a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;

b. Bukti pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam angka 5 di atas; dan

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.

20. Perjanjian/Kontrak beserta faktur pajaknya dilampirkan untuk nilai transaksi yang harus

menggunakan perjanjian/Kontrak sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-

undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah;

21. SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah bukti-

bukti pendukung diterima secara lengkap dan benar;

22. Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UP minimal sama

dengan nilai UP yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran;

23. Dalam hal pengisian kembali UP akan mengakibatkan sisa dana dalam DIPA yang dapat

dilakukan pembayaran dengan UP lebih kecil dari UP yang dikelola Bendahara

Pengeluaran

a. Pengisian kembali UP dilaksanakan maksimal sebesar sisa dana dalam DIPA yang

dapat dibayarkan dengan UP; dan

b. Selisih antara sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UP

dan UP yang dikelola Bendahara Pengeluaran dibukukan/diperhitungkan sebagai

potongan Penerimaan Pengembalian UP.

24. Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal :

a. Sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan dengan UP minimal sama dengan

besaran UP yang diberikan;

b. Sebagai pertanggungjawaban UP yang dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau

c. UP tidak diperlukan lagi.

25. Penerbitan SPP-GUP Nihil merupakan pengesahan/pertanggungjawaban UP;

26. SPP-GUP Nihil dilengkapi dengan dokumen pendukung;

27. SPP-GUP Nihil disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

bukti-bukti pendukung diterima secara lengkap dan benar.

F. Mekanisme Penerbitan SPP-TUP/PTUP

1. PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan dokumen meliputi :

a. rincian penggunaan dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK dan Bendahara

Pengeluaran;

b. surat pernyataan dari KPA/PPK yang menjelaskan syarat penggunaan TUP

sebagaimana dimaksud Huruf D angka 22 di atas; dan

c. surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuan TUP dari Kepala KPPN.

26

Page 31: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

2. SPP-TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 2 (dua)

hari kerja setelah diterimanya persetujuan TUP dari Kepala KPPN;

3. Untuk mengesahkan/mempertanggungjawabkan TUP, PPK menerbitkan SPP-PTUP dan

disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir

pertanggungj awaban TUP;

4. Penerbitan SPP-PTUP dilengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam

Huruf E angka 19 di atas.

G. Mekanisme Pengujian SPP dan Penerbitan Spm

1. PPSPM melakukan pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung yang

disampaikan oleh PPK;

2. Pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung SPP, meliputi :

a. Pengujian sebagaimana dimaksud pada Romawi HI Huruf C angka 4 di atas; dan

b. keabsahan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada Romawi IV Huruf B

angka 6 dan 7 di atas.

3. Dalam hal pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukungnya memenuhi

ketentuan, PPSPM menerbitkan/menandatangani SPM;

4. Jangka waktu pengujian SPP sampai dengan penerbitan SPM-UP/TUP/GUP/PTUP/LS

oleh PPSPM diatur sebagai berikut :

a. untuk SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja;

b. untuk SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) ban kerja;

c. untuk SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja; dan

d. untuk SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja.

5. Dalam hal PPSPM menolaldmengembalikan SPP karena dokumen pendukung tagihan

tidak lengkap dan benar, maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan

penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya

SPP;

6. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar pengujian dan penerbitan SPM disimpan oleh

PPSPM;

7. Bukti pengeluaran menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat pemeriksa internal dan

eksternal;

8. Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui sistem aplikasi yang disediakan oleh

Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

9. SPM yang diterbitkan melalui sistem aplikasi SPM memuat Personal Identification

Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM dari penerbit

SPM yang sah;

10. SPM dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam lampiran 8;

11. Dalam penerbitan SPM melalui sistem aplikasi, PPSPM bertanggung jawab atas :

a. Keamanan data pada aplikasi SPM;

27

Page 32: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. Kebenaran SPM dan Kesesuaian antara data pada SPM dengan data pada ADK SPM;

dan

c. Penggunaan Personal Identification Number (PIN) pada ADK SPM.

12. PPSPM menyampaikan SPM-UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP/LS dalam rangkap 2

(dua) beserta ADK SPM kepada KPPN;

13. Penyampaian SPM-UP/SPM-TUP/SPM-LS sebagaimana dimaksud pada angka 12 di

atas diatur sebagai berikut :

a. Penyampaian SPM-UP dilampiri dengan surat pernyataan dari KPA yang dibuat

sesuai format sebagaimana tercantum pada lampiran 9;

b. Penyampaian SPM-TUP dilampiri dengan surat persetujuan pemberian TUP dari

Kepala KPPN;

c. Penyampaian SPM-LS dilampiri dengan Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti

setor lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima.

14. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang muka

atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan :

a. Asli surat jaminan uang muka;

b. Asli surat kuasa bermaterai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk mencairkan

jaminan uang muka; dan

c. Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang muka sesuai Peraturan

Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

15. Khusus untuk penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, juga dilampiri

dengan faktur pajak;

16. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah

SPM diterbitkan;

17. SPM-LS untuk pembayaran gaji induk di sampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal

15 sebelum bulan pembayaran;

18. Dalam hal tanggal 15 merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur,

penyampaian SPM-LS untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN dilakukan paling

lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal 15;

19. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 18 di atas dikecualikan untuk

Satker yang kondisi geografis dan transportasinya sulit, dengan memperhitungkan waktu

yang dapat dipertanggungjawabkan;

20. Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan oleh petugas pengantar SPM yang sah dan

ditetapkan oleh KPA dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Petugas pengantar SPM menyampaikan SPM beserta dokumen pendukung dan ADK

SPM melaluitront office Penerimaan SPM pada KPPN;

b. Petugas Pengantar SPM hares menunjukan Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS)

pada saat menyampaikan SPM kepada Petugas Front Office; dan

28

Page 33: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

c. Dalam hal SPM tidak dapat disampaikan secara langsung ke KPPN, penyampaian

SPM beserta dokumen pendukung dan ADK SPM dapat melalui Kantor Pos/Jasa

Pengiriman resmi.

21. Untuk penyampaian SPM melalui kantor pos/jasa pengiriman resmi, KPA terlebih

dahulu menyampaikan konfirmasi/pemberitahuan kepada Kepala KPPN.

H. Pelaksanaan Penerimaan Dan Pengeluaran Pada Akhir Tahun Anggaran

1. Pengeluaran terhadap kontrak pada akhir tahun

a. Pembayaran untuk tagihan pihak ketiga alas kontrak yang prestasi pekerjaannya

belum mencapai 100% (seratus persen), harus dilampiri asli jaminan nilai jaminan

sebesar nilai pekerjaan yang belum diselesaikan;

b. Dalam hal pelaksanaan pekcrjaan yang tidak terselesaikan / tidak dapat diselesaikan

100% (seratus persen) sampai dengan berakhirnya masa kontrak, pihak KPPN

berwenang mengajukan klaim pencairan jaminan untuk untung Kas Negara.

Besarnya klaim tersebut ditambah sanksi dengan memperhatikan ketentuan yang

berlaku.

c. Klaim pencairan jaminan tanpa memperhitungkan pajak yang telah disetorkan ke

Kas Negara melalui Potongan SPM dan apabila terdapat kelebihan pembayaran

pajak tersebut dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan dibidang

Perpajakan

2. Pengeluaran terhadap uang makan dan uang lembur dibayarkan dengan uang

persediaan.

1. Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara

1. Setiap keterlanjuran setoran ke Kas Negara dan/atau kelebihan penerimaan negara dapat

dimintakan pengembaliannya berdasarkan surat-surat bukti setoran yang sah ;

2. Pembayaran pengembalian keterlanjuran setoran dan/atau kelebihan penerimaan negara

harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang pada negara;

3. Tata cara pengembalian penerimaan negara yang telah disetor ke Kas Negara terdiri :

a. Pengembalian Penerimaan Negara Pada Tahun Berjalan,

1) Pengembalian penerimaan negara dan pengembalian penerimaan lainnya, yang

diakibatkan oleh :

a) Kelebihan atau kesalahan penyetoran;

b) Kelebihan atau kesalahan pemotongan SPM;

c) Setoran Ganda; dan

d) Ikatan Perjanjian

2) Pengembalian Penerimaan Negara yang disetorkan pada tahun anggaran berjalan

dibukukan scbagai pengurang Penerimaan Negara bersangkutan dan dibebankan

pada akun penerimaan yang sama dengan akun pada saat penyetorannya.

29

Page 34: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

3) Prosedur pengembalian Penerimaan Negara menggunakan mekanisme penerbitan

Pengembalian Penerimaan (SPM-PPL) dimana :

a) PA/KPA Satuan Kerja/Penyetor mengajukan permintaan pengembalian

Penerimaan Negara kepada KPPN dengan melampirkan

Fotocopy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi

BUN/Kuasa BUN (KPPN);

Fotocopy bukti kepemilikan rekening tujuan;

Surat ketetapan pengembalian; dan

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dibuat sesuai format

scbagaimana tercantum dalam lampiran 10.

b) Penerbit Surat Perintah Pembayaran (SPP)/SPM-PP adalah Pejabat

Perbendaharaan pada satuan kerja yang memiliki alokasi dana DIPA. Dalam

hal satuan kerja yang mengajukan permintaan pengembalian tidak memiliki

alokasi dana dalam DIPA, maka penerbit SPP/SPM-PP adalah Sub Bagian

Umum KPPN berkenaan; dan

c) Pengajuan SPM-PP beserta kelengkapannya kepada KPPN dilakukan sesuai

dengan ketentuan yang mengatur pengajuan SPM ke KPPN.

b. Pengembalian Penerimaan Negara atas penerimaan Tahun Anggaran sebelumnya.

1) Pengembalian penerimaan negara yang disetor dan/atau dipotong atas penerimaan

tahun sebelumnya, diakibatkan olch

a) Kelebihan/kesalahan penyetoran;

b) Kelebihan/kesalahan memotong pada SPM;

c) Setoran ganda;

d) lkatan perjanjian;dan

e) Sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

2) Prosedur Pengembalian Penerimaan Negara atas penerimaan tahun anggaran

sebelumnya yaitu

a) PA/KPA mengajukan permintaan pengembalian penerimaan negara kepada

KPPN dengan melampirkan

Fotocopy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi Kuasa

BUN Pusat/di Daerah;

Surat ketetapan pengembalian; dan

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).

b) KPPN melakukan pemeriksaan kelengkapan permintaan pengembalian

penerimaan dan akan meneruskan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara,

Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan melampirkan Surat Keterangan

Telah Dibukukan (SKTB) dan Surat Keputusan Persetujuan Pembayaran

Pengembalian Penerimaan (SKP4) yang diterbitkan oleh KPPN yang

tembusannya disampaikan kepada PA/KPA.

30

Page 35: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

4. Petunjuk pengembalian uang Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang telah disetorkan ke Kas

Negara atas ditemukannya kembali BMN yang hilang.

a. Pembayaran pengembalian uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara :

1) Persyaratan :

a) Pada prinsipnya uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara dapat

dikembalikan kepada yang berhak, apabila BMN yang telah dinyatakan hilang

di masa yang lalu ditemukan kembali;

b) Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang mengajukan usul

penetapan keputusan tentang persetujuanipenolakan pengembalian uang TGR

kepada Kepala BPN RI setelah melakukan pemeriksaan terhadap BMN yang

telah ditemukan kembali tersebut, meliputi :

(1) Mencocokkan kebenaran jenis/spesifikasi barang disesuaikan dengan

daftar barang pada Kuasa Pengguna Barang; dan

(2) Pemeriksaan kondisi barang.

c) Untuk memeriksa kondisi barang, Kuasa Pengguna Barang dapat meminta

bantuan tenaga penilai yang kompeten dan/atau menentukan kondisi fisik

barang berdasarkan bcrita acara serah terima barang yang diterbitkan oleh

Kepolisian/Instansi yang berwenang;

d) Pemeriksaan kondisi fisik barang dilakukan dalam rangka memperoleh

kepastian mengenai kondisi fisik barang dalam kondisi baik, rusak ringan, atau

rusak berat dengan kriteria sebagai berikut :

(1) Kondisi Balk : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam

keadaan utuh dan berfungsi dengan baik.

(2) Kondisi Rusak Ringan : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam

keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik.

Untuk berfungsi dengan baik memerlukan

perbaikan bagian utama/ komponen pokok.

(3) Kondisi Rusak Berat : Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan

tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan

besar/penggantian bagian utama/ komponen

pokok, sehingga tidak ekonomis lagi untuk

diadakan perbaikan/rehabilitasi.

e) Pengembalian uang TGR pada dasarnya dapat dilakukan jika basil pencocokan

terhadap kebenaran jenis/spesifikasi barang dan kondisi fisik barang yang

ditemukan kembali dinyatakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Barang sesuai dengan jenis/spesifikasi barang dan kondisinya dalam

keadaan baik;

31

Page 36: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

f) Besarnya pengembalian uang TGR terhadap kondisi barang sebagaimana

dimaksud pada huruf e) di atas, dapat diberikan sebesar 100% (seratus persen)

tanpa memperhitungkan nilai penyusutan dan/atau nilai keekonomiannya;

g) Dalam hal kondisi fisik barang yang ditemukan kembali dalam keadaan kondisi

rusak ringan, besarnya pengembalian uang TGR diperhitungkan dengan biaya

riil yang telah dikeluarkan untuk memperbaiki barang yang ditemukan kembali

tersebut, sehingga kondisi fisik barang dimaksud memenuhi kriteria kondisi

balk;

h) Dalam hal kondisi fisik barang yang ditemukan kembali dalam keadaan kondisi

rusak berat, Kepala BPN RI dapat menetapkan keputusan penolakan

pengembalian uang TGR.

2) Mekanisme :

Pengembalian uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara atas ditemukannya

kembali BMN yang hilang pada tahun anggaran berjalan dapat dibedakan sebagai

berikut :

a) TGR telah disetorkan ke Kas Negara seluruhnya pada tahun anggaran yang

lalu;

b) TGR telah disetorkan ke Kas Negara seluruhnya pada tahun anggaran berjalan;

c) TGR disetorkan ke Kas Negara secara angsuran sejak tahun anggaran yang lalu

sampai dengan tahun anggaran berjalan.

b. Tata cara pengembalian uang TGR yang telah disetorkan ke Kas Negara seluruhnya

pada Tahun Anggaran lalu mengacu pada petunjuk tata cara pengembalian PNBP

atas penerimaan tahun sebelumnya;

c. Tata cara pengembalian uang TGR yang telah disetorkan seluruhnya pada Tahun

Anggaran berjalan mengacu pada petunjuk tata cara pengembalian PNBP pada tahun

berjalan.

J. Pembayaran Tagihan Yang Bersumber Dad Penggunaan PNBP

1. Pembayaran tagihan atas beban belanja negara yang bersumber dari penggunaan PNBP,

dilakukan sebagai berikut :

a. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis PNBP dan batas

tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimum pencairan dana yang

dapat dilakukan oleh Satker sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor

237/KMK.02/2010 tanggal 19 Mei 2010;

b. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas Negara berdasarkan

konfirmasi dari KPPN;

c. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh melampaui pagu

PNBP Satker yang bersangkutan dalam DIPA Petikan;

32

Page 37: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

d. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target/estimasi dalam DIPA Petikan,

penambahan pagu dalam DIPA Petikan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan

Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran.

2. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 Tanggal 19

Mei 2010 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan

pada Badan Pertanahan Nasional, untuk masing-masing kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan Pelayanan Pertanahan, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar

85,54% (delapan puluh lima koma lima puluh empat persen).

Pelayanan Pertanahan terdiri dari 8 pelayanan yaitu :

1) Pelayanan Survei, Pengukuran dan Pemetaan ;

2) Pelayanan Pemeriksaan Tanah;

3) Pelayanan Konsolidasi Tanah secara Swadaya;

4) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan;

5) Pelayanan Pendaftaran Tanah;

6) Pelayanan Informasi Pertanahan;

7) Pelayanan Lisensi;

8) Pelayanan Kerjasama di Bidang Pertanahan yang berasal dari kerjasama dengan

pihak lain.

b. Kegiatan Pelayanan Pendidikan, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar

90,11% (sembilan puluh koma sebelas persen).

c. Penggunaan sebagian dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai peningkatan

pelayanan di bidang pertanahan yang melibatkan kemampuan intelektual tertentu

yang meliputi survei, pengukuran dan pemetaan, kegiatan operasional, pemeliharaan,

dan investasi dalam rangka

1) Peningkatan pelayanan di bidang pertanahan yang melibatkan kemampuan

intelektual tertentu yang meliputi survei, pengukuran dan pemetaan, pemeriksaan

tanah, konsolidasi tanah secara swadaya, pertimbangan teknis pertanahan,

pendaftaran tanah, informasi pertanahan, lisensi dan kerjasama dengan pihak

lain;

2) Penegakan hukum di bidang pertanahan;

3) Pendidikan dan pelatihan di bidang pertanahan.

3. Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen) dari

realisasi PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPA Petikan

maksimum sebesar Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);

4. Realisasi PNBP sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas termasuk sisa Maksimum

Pencairan (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya;

5. Satker pengguna PNBP yang belum memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana

PNBP dapat diberikan UP sebesar maksimal 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana

PNBP pada DIPA Petikan, maksimum sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);

33

Page 38: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 di atas, dapat dilakukan untuk pengguna

PNBP yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP namun belum

mencapai 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana PNBP pada DIPA Petikan;

7. Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil 1 (satu)

bulan dengan memperhatikan Batas Maksimum Pencairan (MP);

8. Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP dilakukan terpisah dari UP/TUP

yang berasal dari Rupiah Murni;

9. Penggantian UP atas pemberian UP dilakukan setelah Satker pengguna PNBP

memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP paling sedikit sebesar UP yang

diberikan:

10. Penyesuaian besaran UP dapat dilakukan terhadap Satker pengguna PNBP yang telah

memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP melebihi UP yang telah diberikan;

11. Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formula sebagai berikut:

MP = (PPP x JS) - JPS

MP : Maksimum Pencairan

PPP : Proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang ditetapkan

oleh Menteri Keuangan

JS : Jumlah setoran

JPS : Jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang

di terbitkan.

12. Sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahun anggaran sebelumnya dari Satker

pengguna, dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tahun anggaran

berjalan setelah DIPA Petikan disahkan dan berlaku efektif, harus terlebih dahulu

mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Perbendaharaan;

13. Tata cara penerbitan dan pengujian SPP dan SPM-UP/TUP/PTUP/GUP/GUP Nihil/LS

dari dana yang bersumber dari PNBP mengacu pada mekanisme yang ada;

14. PPSPM menyampaikan SPM-UP/TUP/PTUP/GUP/GUP Nihil/LS beserta ADK SPM

kepada KPPN dengan dilampiri :

a. dokumen pendukung SPM;

b. bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN; dan

c. daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) dibuat sesuai format

sebagaimana tercantum dalam lampiran 11.

K. Pembayaran Tagihan Untuk Kegiatan Yang Bersumber Dari Pinjaman Dan/Atau

Hibah Luar Negeri

1. Penerbitan SPP, SPM dan SP2D untuk kegiatan yang sebagian/seluruhnya bersumber

dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, mengikuti ketentuan mengenai kategori,

porsi pembiayaan, tanggal closing dole dan persetujuan pembayaran dari pemberi

34

Page 39: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

pinjaman dan/atau hibah luar negeri sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pencairan dana

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan;

2. Penerbitan SPP-LS. SPM-LS, dan SP2D-LS atas tagihan berdasarkan perjanjian/kontrak

dalam valuta asing (valas) dan/atau pembayaran ke luar negeri mengikuti ketentuan

sebagai berikut

a. Perjanjian/kontrak dalam valas tidak dapat dikonversi ke dalam rupiah; dan

b. Pengajuan SPM disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI.

3. Penerbitan SPP-UP/TUP, SPM-UP/TUP, dan SP2D-UP/TUP menjadi beban dana

Rupiah Murni;

4. Pertanggungjawaban dan penggantian dana Rupiah Murni atas SP2D-UP/TUP

sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas, dilakukan dengan penerbitan SPP-

GUP/GUP Nihil/PTUP, SPM-GUP/GUP Nihil/PTUP, dan SP2D-GUP/GUP

Nihil/PTUP yang menjadi beban Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan;

5. Dalam hal terjadi penguatan nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap valas yang menyebabkan

alokasi dana Rupiah pada DIPA Petikan melampaui sisa Pinjaman dan/atau Hibah Luar

Negeri, sebelum dilakukan penerbitan SPP, Satker harus melakukan perhitungan

dan/atau konfirmasi kepada Executing Agency agar tidak terjadi pembayaran yang

melampaui sisa Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri berkenaan;

6. Pengeluaran atas SP2D dengan sumber dana dari Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri

yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam dokumen Perjanjian

Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri, atau pengeluaran setelah Pinjaman dan/atau

Hibah Luar Negeri dinyatakan closing date dikategorikan sebagai pengeluaran

ineligible;

7. Atas pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada angka 6 di

atas, Direktur Jenderal Perbendaharaan menyampaikan surat pemberitahuan kepada

Pimpinan Kementerian Negara/Lembaga dengan tembusan kepada Direktur Jenderal

Anggaran;

8. Penggantian alas pengeluaran yang dikategorikan ineligible sebagaimana dimaksud pada

angka 7 di atas menjadi tanggung jawab Kementerian Negara/Lembaga yang

bersangkutan dan harus diperhitungkan dalam revisi DIPA Petikan tahun anggaran

berjalan atau dibebankan dalam DIPA Petikan tahun anggaran berikutnya;

9. Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan pencairan dana Pinjaman

dan/atau Hibah Luar Negeri diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

L. Koreksi/Ralat, Pembatalan SPP, SPM, dan SP2D

1. Koreksi/ralat SPP. SPM, dan SP2D hanya dapat dilakukan sepanjang tidak

mengakibatkan :

a) Perubahan jumlah uang pada SPP. SPM dan SP2D;

b) Sisa pagu anggaran pada DIPA/POK menjadi minus; atau

35

Page 40: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

c) Perubahan kode Bagian Anggaran, Eselon I, dan Satker.

2. Dalam hal diperlukan perubahan kode Bagian Anggaran, Eselon I, dan Satker

sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf c di atas, dapat dilakukan dengan terlebih

dahulu mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Perbendaharaan;

3. Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D dapat dilakukan untuk :

a. Memperbaiki uraian pengeluaran dan kode BAS selain perubahan kode;

b. Pencantuman kode pada SPM yang meliputi kode jenis SPM, cara bayar, tahun

anggaran, jenis pembayaran, sifat pembayaran, sumber dana, cara penarikan, nomor

register; atau

c. Koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama bank yang tercantum pada

SPP, SPM dan SP2D beserta dokumen pendukungnya yang disebabkan terjadinya

kegagalan transfer dana.

4. Koreksi/ralat SPM dan ADK SPM hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan

koreksi/ralat SPM dan ADK SPM secara tertulis dari PPK;

5. Koreksi/ralat kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit) pada ADK SPM dapat

dilakukan berdasarkan permintaan koreksi/ralat ADK SPM secara tertulis dari PPK

sepanjang tidak mengubah SPM;

6. Koreksi/ralat SP2D hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan koreksi SP2D secara

tertulis dari PPSPM dengan disertai SPM dan ADK yang telah diperbaiki;

7. Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK sepanjang SP2D belum diterbitkan;

8. Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PPSPM secara tertulis sepanjang SP2D

belum diterbitkan;

9. Dalam hal SP2D telah diterbitkan dan belum mendebet kas negara, pembatalan SPM

dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan atau

pejabat yang ditunjuk;

10. Koreksi SP2D atau daftar nominatif untuk penerima lebih dari satu rekening hanya

dapat dilakukan oleh Kepala KPPN berdasarkan permintaan KPA;

11. Pembatalan SP2D tidak dapat dilakukan dalam hal SP2D telah mendebet Kas Negara;

M. Pelaksanaan Pembayaran Pada Akhir Tahun Anggaran

1. Dalam kondisi akhir tahun anggaran, batas terakhir pembayaran atas beban APBN dapat

dilakukan sebelum tanggal terakhir pada akhir tahun;

2. Penetapan batas terakhir pembayaran dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan

BUN untuk menyelesaikan administrasi pengelolaan Kas Negara;

3. Dalam pertanggungjawaban UP/TUP pada akhir tahun anggaran, pengajuan SPM dan

SP2D GUP Nihil/PTUP dapat dilakukan melampaui tahun anggaran;

4. Batas akhir penerbitan SPM GUP Nihil/PTUP ditetapkan dengan mempertimbangkan

kelancaran penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

36

Page 41: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

5. Pembayaran gaji, honorarium, vakasi, uang makan dan uang lembur pada akhir tahun

ditentukan sebagai berikut:

a. Pembayaran gaji bulan januari tahun anggaran berikutnya, PPSPM mengajukan

SPM-LS gaji ke KPPN paling lambat pada tanggal 10 desember tahun anggaran

berkenaan

b. Pembayaran honorarium dan vakasi bulan desember tahun anggaran berkenaan dapat

dibayarkan pada bulan desember tahun anggaran berkenaan dengan melampirkan

surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang ditandatangani oleh KPA

c. Pembayaran uang makan dan uang lembur pegawai negeri sipil bulan desember

dapat dibayarkan pada tahun anggaran berkenaan dengan uang persediaan

d. Sisa dana UP/TUP tahun anggaran berkenaan yang masih berada pada kas bendahara

pengeluaran dan bendahara pengeluaran pembantu baik tunai maupun yang masih

ada didalam rekening bank/pos harus disetorkan ke kas negara paling lambat hari

kerja terakhir menggunakan surat setoran bukan pajak (SSBP) dan disetorkan

melalui bank/pos persepsi mitra kerja KPPN berkenaan.

V. PENATAUSAHAAN HIBAH LANGSUNG

1. Hibah adalah Pendapatan/Belanja yang berasal dari/untuk Badan/Lembaga Dalam Negeri

atau Perseorangan, Pemerintah Negara Asing, Badan/Lembaga Asing, Badan/Lembaga

International baik dalam bentuk Uang, Barang/Jasa/Surat Berharga yang tidak perlu

dibayar/diterima kembali, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak

wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus;

2. Dana-dana dari pihak lain termasuk dari pemerintah daerah yang output pelayanannya

diserahkan kepada pemohon (misalkan permohonan pengukuran, sertifikasi, dst) tidak

dikategorikan dalam pengertian hibah diatas, dengan demikian terhadap dana-dana yang

diterima dalam rangka pelayanan permohonan tersebut diselenggarakan dengan mekanisme

PNBP;

3. Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam bentuk Uang,

Barang/Jasa/Surat Berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar

kembali, yang berasal dari Dalam Negeri atau Luar negeri, yang atas pendapatan hibah

tersebut, Pemerintah mendapatkan manfaat secara langsung yang digunakan untuk

mendukung tugas dan fungsi Kementrian/Lembaga, atau diteruskan kepada Pemerintah

Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah;

4. Belanja Hibah adalah pengeluaran Pemerintah Pusat dalam bentuk Uang, Barang/Jasa/Surat

Berharga kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Lainnya atau Perusahaan Daerah yang

secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta

tidak secara terus menerus;

5. Pendapatan Hibah Langsung adalah hibah yang diterima langsung oleh

Kementerian/Lembaga dan/atau pencairan dananya dilaksanakan tidak melalui Kantor

37

Page 42: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Pelayanan Perbendaharaan Negara, sehingga pengesahannya harus dilakukan oleh

Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara;

6. Pemberi Hibah adalah pihak yang berasal dari Dalam Negeri atau Luar negeri yang

memberikan hibah kepada Pemerintah Pusat.

A. Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung dalam bentuk Uang

1. Pengajuan Permohonan Nomor Register :

a. Kepala Satuan Kerja (Satker) selaku Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) secara berjenjang mengajukan permohonan nomor register atas hibah

langsung bentuk uang kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Cq. Direktur

Evaluasi Akuntansi dan Setelmen melalui Sekretaris Utama Cq Kepala Biro

Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, tembusan di sampaikan kepada Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran dilampiri dengan

1) Perjanjian Hibah (Grand Agreement) atau dokumen lain yang dipersamakan

dilengkapi dengan RAB;

2) Ringkasan Hibah (Grand Summary).

b. Surat Permohonan nomor register dan ringkasan hibah disusun sesuai format

sebagaimana tercantum pada Lampiran 12 dan 13.

2. Pengajuan Persetujuan Pembukaan /Penutupan Rekening Hibah .

a. Kepala Satuan Kerja (Satker) selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara

berjenjang mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening Hibah kepada

Direktorat Pengelolaan Kas Negara melalui Sekertaris Utama Cq Biro Keuangan dan

Pelaksanaan Angaran dalam rangka Pengelolaan hibah langsung bentuk uang;

b. Permohonan Pembukaan Rekening Hibah dilampiri surat pernyataan penggunaan

rekening sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan

rekening milik K/L Kantor/Satker;

c. Atas dasar persetujuan pembukaan rekening dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara,

Kepala Satuan Kerja (Satker) selaku Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) membuka Rekening Hibah untuk mendanai kegiatan yang disepakati

dalam perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan;

d. Pengelolaan Rekening Hibah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran Satker dan

dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu;

e. Rekening Hibah yang telah dibuka sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 191 /PMK.05/2011 wajib dilaporkan dan dimintakan persetujuan kepada

Direktorat Pengelolaan Kas Negara, K/L dapat langsung menggunakan uang yang

berasal dari hibah langsung tanpa menunggu terbitnya persetujuan pembukaan

Rekening Hibah;

f. Rekening hibah yang sudah tidak digunakan sesuai dengan pembukaannya, wajib

ditutup oleh Kepala Satuan Kerja (Satker) dan saldonya disetor ke Rekening Kas

38

Page 43: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Umum Negara (RKUN), kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah atau dokumen

yang dipersamakan;

g. Tata cara penyetoran dan pencatatan penyetoran saldo rekening hibah ke RKUN diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan;

h. Jasa Giro/Bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke Kas Negara sebagai

PNBP, kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian Hibah atau dokumen yang

dipersamakan.

3. Penyesuaian Pagu Hibah dalam DIPA Petikan

a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada satker melakukan penyesuaian pagu

belanja/pendapatan yang bersumber dari Hibah langsung dalam bentuk uang dalam

DIPA Petikan;

b. Penyesuaian Pagu belanja/pendapatan dilakukan melalui revisi DIPA Petikan yang

diajukan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kakanwil DJPB untuk disahkan

sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran;

c. Penyesuaian Pagu Belanja dilakukan melalui revisi DIPA Petikan sebesar yang

direncanakan akan dilaksanakan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, paling

tinggi sebesar perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan;

d. Revisi pada huruf b dan c di atas menambah pagu DIPA Petikan tahun anggaran

berjalan;

e. Hibah langsung yang sudah diterima tetapi belum dilakukan penyesuaian pagu DIPA

Petikan diproses melalui tata cara revisi anggaran pada kesempatan pertama, satker

dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari hibah langsung tanpa menunggu

terbitnya revisi DIPA Petikan;

f. Apabila terdapat sisa pagu belanja yang bersumber dari hibah langsung dalam bentuk

uang untuk membiayai kegiatan pada DIPA Petikan satker tahun anggaran berjalan

yang akan digunakan pada tahun anggaran berikutnya, dapat menambah pagu belanja

DIPA Petikan tahun anggaran berikutnya;

g. Penambahan pagu DIPA Petikan setinggi-tinggi sebesar sisa uang yang bersumber dari

hibah pada akhir tahun berjalan; penambahan pagu DIPA Petikan dilakukan melalui

mekanisme revisi yang diajukan oleh PA/KPA kepada Kepala Kanwil Direktorat

Jenderal Perbendaharaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

h. Untuk Pendapatan I Iibah langsung yang bersifat tahun jamak (multiyears) pelaksanaan

revisi penambahan pagu DIPA Petikan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas

dapat digabung dengan revisi penambahan pagu DIPA Petikan dari rencana

penerimaan hibah langsung tahun berikutnya.

4. Pengesahan I libah Langsung Dalam Bentuk Uang.

a. Kuasa Pengguna Anggaran pada satker secara berjenjang melalui Sekretaris Utama Cq

Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran mengajukan Surat Perintah Pengesahan

Hibah Langsung (SP2HL) atas seluruh pendapat Hibah Langsung Luar Negeri bentuk

39

Page 44: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

uang sebesar yang telah diterima, dan belanja yang bersumber dari Hibah Langsung

Luar Negeri sebesar yang telah dibelanjakan pada tahun anggaran berjalan kepada

KPPN Khusus VI paling tinggi sebesar alokasi dana yang tercantum pada DIPA

Petikan;

b. Dalam hal Hibah berasal dari Dalam Negeri, KPA mengajukan SP2HL atas seluruh

pendapatan Hibah Langsung Dalam Negeri bentuk Uang sebesar yang telah diterima

dan belanja yang bersumber dari Hibah Langsung Dalam Negeri sebesar yang telah

dibelanjakan pada tahun anggaran berjalan kepada KPPN mitra kerjanya paling tinggi

sebesar alokasi dana yang tercantum pada DIPA Petikan;

c. Pengajuan SP2HL menggunakan aplikasi SPM sesuai dengan format sebagaimana

tercantum pada lampiran 14 dan dilampiri dengan :

1) Fotocopi Rekening Hibah;

2) Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL);

3) Surat Pernyataan Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM);

4) Fotocopi Surat Persetujuan Pembukaan Rekening untuk pengajuan Surat Perintah

Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL) pertama kali.

5. Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung Dalam Bentuk Uang.

a. Sisa uang yang bersumber dari hibah Iangsung bentuk uang dapat dikembalikan kepada

Pemberi Hibah sesuai dengan Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan;

b. Atas pengembalian Hibah yang berasal dari Luar Negeri, KPA pada Satker secara

berjenjang melalui Sekretaris Utama Cq Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran

mengajukan SP4HL kepada KPPN Khusus Jakarta VI, dengan melampirkan :

1) Fotocopi rekening koran terakhir atas rekening hibah;

2) Fotocopi bukti pengiriman/transfer kepada Pemberi Hibah;

3) Surat Pernyataan Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM);

c. Atas pengembalian Hibah yang berasal dari Dalam Negeri, KPA pada Satker

mengajukan SP4HL dengan menggunakan aplikasi SPM sesuai dengan format

sebagaimana tercantum pada lampiran 15 kepada KPPN mitra kerjanya dan dilampiri

sebagaimana huruf b.

B. Tata Cara Pengesahan dan Pencatatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang/Jasa/

Surat Berharga

L Penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) dan Penatausahaan Dokumen

Pendukung Lainnya.

a. BAST minimal memuat :

1) Tanggal Serah Terima;

2) Pihak Pemberi dan Penerima Hibah;

3) Tujuan Penyerahan Hibah;

40

Page 45: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

4) Nilai Nominal, apabila dalam mata uang asing harus dikonversi ke mata uang

rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal BAST;

5) Bentuk Hibah; dan

6) Rincian Harga per Barang dengan spesifikasi.

b. Apabila dalam BAST atau dokumen pendukung hibah Iainnya tidak terdapat nilai

Barang/Jasa/Surat Berharga, Kepala Satuan Kerja (Satker) selaku Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) penerima hibah melakukan estimasi nilai wajar atas

Barang/Jasa/Surat Berharga yang diterima, dengan cara yang dapat

dipertanggungjawabkan;

c. Dokumen pendukung lain terkait penerimaan hibah harus ditatausahakan oleh

penerima hibah.

2. Pengajuan Permohonan Nomor Register

a. Kepala Satuan Kerja (Satker) selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara

berjenjang melalui Sekretaris Utama Cq Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar

Negeri dan tembusan disampaikan kepada Biro Keuangan dan Pelaksanaan

Anggaran mengajukan permohonan nomor register atas hibah langsung bentuk

barang/jasa/surat berharga kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Cq.

Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen dilampiri dengan :

1) Perjanjian Hibah (Grand Agreement) atau dokumen lain yang dipersamakan;

2) Ringkasan Hibah (Grand Summary).

b. Surat Permohonan nomor register dan ringkasan hibah disusun sesuai dengan

format sebagaimana tercantum dalam lampiran 16 dan 17;

c. Dalam hal tidak terdapat dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1.a dan 1.b

di atas permohonan nomor register dilampiri dengan

1) Berita Acara Penyerahan Hibah; dan

2) Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL).

d. Pencatatan barang yang ada di kantor yang belum dimasukkan dalam SIMAK

BMN, mekanismenya sebagai berikut :

1) Apabila barang sudah ada Nilai Nominal dan Berita Acara Surat Terima

(BAST), barang tersebut cukup dimasukkan dalam aplikasi SIMAK BMN dan

diungkap secara memadai dalam CaLK;

2) Kepala Kantor Wilayah BPN/Kepala Kantor Pertanahan yang menerima hibah

dalam bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga membuat dan menandatangani

BAST bersama dengan pemberi hibah.

3. Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.

Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) secara berjenjang

melalui Sekretaris Utama Cq Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran mengajukan

Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga (SP3HL-BJS) sebagaimana contoh lampiran 18 dalam rangkap 3 (tiga)

41

Page 46: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Cq. Direktur Evaluasi Akuntansi dan

Setelmen dengan dilampiri :

a. BAST; dan

b. Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL).

4. Pencatatan Hibah Langsung Dalam Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.

a. Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan Memo Pencatatan Hibah Langsung

Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL-BJS) sebagaimana contoh format

MPHL-BJS sebagaimana tercantum pada lampiran 19 atas seluruh pendapatan

hibah langsung bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga untuk Pencatatan Persediaan

Barang dan Jasa dari 14ibah/Belanja Modal untuk Pencatatan Aset Tetap atau Aset

lainnya dari Hibah/Pengeluaran Pembiayaan untuk Pencatatan Surat Berharga dari

Hibah baik dari Luar Negeri maupun dari Dalam Negeri sebesar nilai

Barang/Jasa/Surat Berharga pada tahun anggaran berjalan kepada KPPN mitra

kerjanya, dengan dilampiri :

1) SPTMHL ;

2) SP3HL-BJS lembar ke 2; dan

3) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).

b. MPHL-BJS dibuat menggunakan aplikasi SPM yang disediakan oleh Direktorat

Jenderal Perbendaharaan;

c. Atas dasar persetujuan MPHL-BJS yang diterima dari KPPN, KPA membukukan

belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah/belanja modal untuk

pencatatan Aset Tetap atau Aset Lainnya dari hibah;

d. Apabila Kepala Satuan Kerja (Satker) selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

penerima hibah tidak dapat menghasilkan estimasi nilai wajar atas

Barang/Jasa/Surat Berharga yang diterima, maka Pendapatan Hibah Langsung

tidak diajukan permohonan nomor register dan tidak dilakukan pengesahan baik di

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) maupun KPPN;

e. Atas Pendapatan Hibah Langsung diungkapkan secara memadai pada Catatan atas

Laporan Keuangan (CaLK).

C. Pejabat Perbendaharaan

1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari

hibah langsung adalah PPK Satker yang bersangkutan atau apabila perlu dapat ditunjuk

PPK tersendiri oleh KPA;

2. Pejabat penandatangan SP2HL dan SP4HL adalah Pejabat Penandatangan SPM, dalam

hal SK telah ditetapkan maka KPA melakukan revisi dengan menambahkan

kewenangan sebagai penandatangan SP2HL dan SP4HL serta revisi SK disampaikan

kepada Kepala KPPN;

3. Pejabat Penandatangan MPHL-BJS adalah KPA.

42

Page 47: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

D. Penyampaian SP2HL

1. Kuasa Pengguna Anggaran membuat dan menyampaikan SP2HL ke KPPN atas

pendapatan hibah langsung dalam bentuk uang dan/atau belanja yang bersumber dari

hibah langsung dengan dilampiri

a. Fotocopy rekening koran terakhir atas rekening hibah;

b. SPTMHL;

c. SPTJM;

d. Fotocopy surat persetujuan pembukaan rekening untuk pengajuan SP2HL pertama

kali.

2. Penyampaian SP2HL ke KPPN dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun anggaran.

E. Penyampaian SP4HL

1. Kuasa Pengguna Anggaran membuat dan menyampaikan SP4HL ke KPPN atas

pengembalian pendapatan hibah langsung dalam bentuk uang dengan dilampiri :

a. Fotocopy rekening koran terakhir atas rekening hibah;

b. Fotocopy bukti pengiriman/ transfer kepada pemberi hibah;

c. SPTJM.

2. Penyampaian SP4HL ke KPPN dilakukan segera setelah semua kegiatan dalam

perjanjian hibah selesai dilaksanakan dan pengembalian hibah telah dilakukan.

F. Penyampaian MPHL-BJS

1. Penyampaian MPHL-BJS ke KPPN dilakukan pada tahun anggaran berjalan setelah

dilakukan pengesahan penerimaan hibah langsung bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga

ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali

dalam 1 (satu) tahun anggaran;

2. Atas pendapatan hibah langsung bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga dan belanja barang

untuk Pencatatan Persediaan dan Jasa dari hibah/Belanja Modal untuk pencatatan Aset

Tetap atau Aset Lainnya dari hibah/Pengeluaran Pembiayaan untuk Pencatatan Surat

Berharga dari hibah, KPA membuat dan menyampaikan MPHL-BJS ke KPPN dengan

dilampiri :

a. SPTMHL bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga;

b. Surat Perintah Pengesahan Penerimaan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga (SP3HL-BJS) yang sudah disetujui Direktur Jenderal Pengelolaan Utang

(DJPU) lembar kedua;

c. SPUM.

43

Page 48: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

G. Petugas Pengantar SP2HL, SP4HL, dan MPHL-BJS

Petugas pengantar SP2HL, SP4HL, dan MPHL-BJS adalah petugas pengantar SPM, dalam

hal SK telah ditetapkan, KPA melakukan revisi dengan menambahkan tugas pengantar

SP2HL, SP4HL, dan MPHL-BJS serta revisi SK disampaikan kepada Kepala KPPN.

H. Pengambilan SPHL, SP3HL, dan Persetujuan MPHL-BJS

1. Petugas Pengambil SPHL, SP3HL dan Persetujuan MPHL-BJS adalah petugas

pengambil SP2D;

2. Dalam hal petugas pengambil SP2D telah ditetapkan, KPA melakukan revisi SK

dengan menambahkan tugas untuk mengambil SPHL, SP3HL, dan Persetujuan MPHL-

BJS serta menyampaikan revisi SK kepada Kepala KPPN.

I. Sanksi-sanksi

1. PA/KPA yang menerima hibah dalam bentuk Uang/Barang/Jasa/Surat Berharga yang

tidak mengajukan register dan/atau pengesahan diberikan sanksi administrasi;

2. Hibah yang diterima langsung oleh PA/KPA dan tidak dikelola sesuai Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 ini menjadi tanggung jawab Penerima

Hibah;

3. Apabila terjadi ineligible (tidak memenuhi syarat) atas Pendapatan hibah yang tidak

diajukan register dan/atau pengesahan oleh PA/KPA, Negara tidak menanggung atas

jumlah ineligible Pendapatan Hibah yang bersangkutan.

Apabila terjadi ineligible atas Pendapatan hibah yang telah diajukan register dan

pengesahan oleh PA/KPA, Negara dapat menanggung atas jumlah ineligible melalui DIPA

Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.

Terhadap Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga yang

telah diterima sebelum ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011

serta telah disahkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), tidak diperlukan

pengesahan kembali berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011.

VI. PENATAUSAHAAN PNBP

A. Seluruh transaksi PNBP diterima dan dicatat oleh Bendahara Penerimaan dalam BKU dan

Buku Pembantu sesuai dengan jenis pelayanan;

B. Jenis PNBP di lingkungan BPN RI.

Sehubungan dengan pendapatan dan penerimaan-penerimaan Badan Pertanahan Nasional

RI yang bersifat umum dan bersifat fungsional, maka Bendahara Penerimaan agar

menyetorkan penerimaan-penerimaan tersebut ke Rekening Kas Umum Negara dengan

Kode Unit Organisasi 056.01 dan Kode Akun Pendapatan untuk :

1. Bersifat Umum :

a. 423121 Pendapatan dan dari Penjualan Tanah, Gedung dan Bangunan;

44

Page 49: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. 423122 Pendapatan dad Penjualan Peralatan dan Mesin;

c. 423129 - Pendapatan dad pemindahtanganan BMN lainnya;

d. 423141 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan;

e. 423142 Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin;

423149 - Pendapatan dari Pemanfaatan BMN lainnya;

g. 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro);

h. 423291 - Pendapatan Jasa Lainnya;

i. 423752 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan

Pemerintah;

j. 423911 - Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun

Anggaran Yang Lalu;

k. 423912 - Penerimaan Kembali Belanja Pensiun Tahun Anggaran

Yang Lalu;

1. 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran

Yang Lalu;

m 423914 - Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Pinjaman Luar

Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu;

n. 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun

Anggaran Yang Lalu;

o. 423916 Penerimaan Kembali Belanja Swadana Tahun Anggaran

Yang Lalu

p. 423921 Pendapatan Pelunasan Pi utang Non Bendahara;

q. 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi Atas Kerugian yang

diderita oleh Negara (Masuk TP/TGR) Bendahara;

r. 423931 - Pendapatan dari Penutupan rekening;

s. 423999 - Pendapatan Anggaran Lain-lain.

2. Bersifat Fungsional :

a. 423214

-

Pendapatan Hak dan Perijinan;

b. 423219

-

Pendapatan Pelayanan Pertanahan terdiri dari :

1) Pelayanan Survei, Pengukuran dan Pemetaan ;

2) Pelayanan Pemeriksaan Tanah;

3) Pelayanan Konsolidasi Tanah secara Swadaya;

4) Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan;

5) Pelayanan Pendaftaran Tanah;

6) Pelayanan Informasi Pertanahan;

7) Pelayanan Lisensi;

8) Pelayanan Penetapan Tanah Objek Penguasaan Benda

45

Page 50: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara

Belanda (P3MB);

9) Pelayanan Kerjasama dibidang Pertanahan yang

berasal dari kerjasama dengan pihak lain;

c. 423511 - Pendapatan Uang Pendidikan

C. Bendahara Penerimaan dan ATL Bendahara Penerimaan bertanggung jawab kepada KPA

balk dari segi penerimaan, penyetoran, penatausahaan, pembukuan dan pelaporan;

D. Legalitas SSBP PNBP agar ditandatangani oleh Atasan Langsung Bendahara Penerimaan;

E. Bukti Setor PNBP untuk kegiatan pelayanan (SSBP) lembar ke-4 agar diserahkan kepada

Bendahara Pengeluaran disertai dengan Daftar Nominatif Nama-nama Pemohon,

sebagaimana contoh format pada lampiran 20;

F. SSBP menggunakan bentuldformat standar;

G. Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) wajib disetor langsung secepatnya ke Kas

Negara;

H. Bentuk dan jenis kwitansi penerimaan, Surat Perintah Setor (SPS) dan Daftar Nominatif

tetap berlaku sebagaimana SE. KBPN No. 350-669-Settama tanggal 25 Maret 2004;

I. KPA dapat melimpahkan kewenangan penandatanganan Surat Perintah Setor (SPS) kepada

pejabat yang ditunjuk;

J. Biaya administrasi bank/transfer/bea materai sehubungan dengan pelayanan Bank

dibebankan pada APBN yang bersumber dari DIPA petikan;

K. Kekurangan pembayaran PNBP sehubungan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

51/PMK.02/2012 wajib ditagih dan dilaporkan dalam Laporan Keuangan;

VII. PELAKSANAAN PENGGUNAAN ANGGARAN YANG SUMBER DANANYA DARI

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional dan

dalam rangka tertib administrasi penggunaan anggaran khususnya yang bersumber dari

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), maka perlu diatur penggunaannya sebagai berikut :

A. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) petikan, yang selanjutnya dirinci dalam

Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang disusun berdasarkan RKA-KL masing—masing

Satuan Kerja bersangkutan, merupakan dokumen pelaksanaan anggaran berdasarkan

Undang-Undang APBN yang diantaranya menetapkan besaran alokasi/batas pagu belanja

PNBP yang dapat digunakan dan direalisasikan dalam tahun anggaran berjalan;

B. Selanjutnya pelaksanaan penggunaan dana PNBP didasarkan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 237/KMK.02/2010 tentang Persetujuan Penggunaan sebagian Dana Penerimaan

Negara Bukan Pajak pada Badan Pertanahan Nasional, yang menetapkan Izin Penggunaan

untuk pelayanan pertanahan paling tinggi sebesar 85,54 % tidak termasuk penerimaan dari

pelayanan P3MB/Prk 5, karena penerimaan dari P3MB/Prk 5 tidak diatur ijin

46

Page 51: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

penggunaannya. Sedangkan pelayanan pendidikan paling tinggi sebesar 90,11% dari

realisasi PNBP;

C. Dalam pelaksanaannya, penetapan target dan realisasi PNBP didasarkan atas :

1. Target PNBP ditetapkan dan dicantumkan pada Halaman III DIPA petikan masing-

masing Satuan Kerja sesuai hasil penelaahan bersama dengan Direktorat Jenderal

Anggaran Kementerian Keuangan RI berdasarkan usulan dan data dari masing - masing

Satuan Kerja bersangkutan;

2. Realisasi PNBP dibuktikan dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) yang sudah

divalidasi dan dicantumkan dalam rekonsiliasi data PNBP bersama KPPN setempat.

D. Dalam pelaksanaan penggunaan dana PNBP, agar diperhatikan hal — hal sebagai berikut :

1. Anggaran Belanja PNBP dalam DIPA petikan digunakan untuk membiayai Operasional

Pelayanan dan Dukungan Pelayanan yang meliputi 3 (tiga) program yaitu :

a. Program Pengelolaan Pertanahan Nasional;

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya; dan

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana.

2. Besaran pagu dana PNBP yang dapat digunakan dan direalisasikan dengan mengacu

kepada :

a. Batas ijin persetujuan penggunaan sebagian dana PNBP sebagaimana ditetapkan

dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010;

b. Besaran pagu masing-masing Program yang ditetapkan dalam DIPA Petikan

bersangkutan;

c. Besaran jumlah realisasi penerimaan PNBP tahun berjalan yang dibuktikan dengan

dokumen SSBP.

3. Penggunaan dana Program Pengelolaan Pertanahan Nasional (point D.1.a) untuk

membiayai pelaksanaan operasional pelayanan pertanahan dan penegakan hukum.

Pelaksanaan operasional pelayanan pertanahan wajib diutamakan mengingat hal

tersebut berkaitan langsung dengan pelayanan kepada masyarakat.

a. Penggunaan dana Program Pengelolaan Pertanahan (Penegakan Hukum/

Peningkatan Pelayanan Pertanahan) diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan

kegiatan dalam rangka

1) Peningkatan Pelayanan di Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan;

2) Peningkatan Pelayanan di Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;

3) Peningkatan Pelayanan di Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan;

4) Peningkatan Pelayanan di Bidang Pengendalian dan Pemberdayaan

Masyarakat;

5) Peningkatan Pelayanan di Bidang Pengkaj ian dan Penanganan Kasus

Pertanahan.

b. Penggunaan Dana Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya (PDM) diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan :

47

Page 52: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

1) Tata kelola pertanahan;

2) Peningkatan SDM;

Untuk kegiatan peningkatan SDM dengan sumber dana dari PNBP Satker

sebelum pelaksanaan agar berkoordinasi dengan PUSDIKLAT BPN RI.

3) Sosialisasi peraturan dan kebijakan;

4) Penguatan data dan informasi;

5) Lain-lain kegiatan dukungan manajemen dan tugas teknis.

c. Penggunaan dana Program Peningkatan Sarana dan Prasarana (PS?)

diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan

I) Pembangunan Gedung Kantor;

2) Rehabilitasi Gedung (termasuk Instalasi);

3) Pengadaan Kendaraan Operasional;

4) Pengadaan Peralatan dan;

5) Kegiatan Investasi lainnya.

4. Mengingat kondisi masing-masing Satuan Kerja berbeda satu dengan lainnya, kecuali

peruntukan penggunaan dana Program Pengelolaan Pertanahan Nasional

(Operasional Pelayanan) yang besaran porsi penggunaannya per masing-masing jenis

kegiatan pelayanan telah ditetapkan secara pasti khususnya point D.3 diatas, maka

prioritas dan besaran penggunaan dana untuk kegiatan Program Pengelolaan

Pertanahan Nasional (Penegakan Hukum/ Peningkatan Pelayanan Pertanahan), Program

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, dan Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana ditentukan oleh Kepala Satuan Kerja selaku

Kuasa Pengguna Anggaran dengan memperhatikan kebutuhan riil dan mendesak

dalam mendukung pelaksanaan Program Nasional di bidang pertanahan.

5. Dalam rangka pelayanan pertanahan untuk pengadministrasian, pembukuan, pengolah

data dan pemeriksa harus ditetapkan dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna

Anggaran/Penanggung Jawab Kegiatan (khususnya Satker Kantor Pusat BPN RI) setiap

tahun anggaran.

6. Operasional pelayanan dibedakan sesuai dengan tipe pekerjaan/sifat pelayanan :

a. Untuk kegiatan pelayanan yang operasionalnya merupakan pelayanan

administrasi kantor, besaran anggaran operasional pelayanan pertanahan adalah

sebesar Rp. 42.000,- untuk setiap Permohonan. Pola belanja mengacu pada harga

satuan yang telah tertuang dalam POK.

Contoh :

Kegiatan pelayanan yang operasionalnya merupakan pelayanan administrasi kantor

yang tarifnya bervariasi biaya operasionalnya Rp. 42.000,-

Contoh : Pelayanan Pendaftaran Hak Tanggungan sebanyak 5 (lima) permohonan

terdiri dari :

48

Page 53: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

NO. TAR1F

(Rp)

MAKSIMUM

PENCAIRAN

BELANJA

OPERASIONAL

SISA M.P DARI

PENERIMAAN

1 50.000 42.770 42.000 770

2 50.000 42.770 42.000 770

3 200.000 171.080 42.000 129.080

4 200.000 171.080 42.000 129.080

5 2.500.000 2.138.500 42.000 2.096.500

JML 3.000.000 2.566.200 210.000 2.356.200

Sisa Maksimum Pencairan dari penerimaan yakni sebesar Rp. 2.356.200,-

{(Rp.3.000.000 x 85,54 %) — (Rp.42.000 X 5 permohonan)} digunakan untuk

membiayai Program Pengelolaan Pertanahan (Penegakan Hukum/

Peningkatan Pelayanan Pertanahan), Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, dan Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana;

b. Untuk kegiatan pelayanan yang operasionalnya merupakan pelayanan pekerjaan

lapangan biaya operasioal pelayanan sebagaimana rincian dalam

POK/RKAKL Satker, Sisa Maksimum Pencairan dari penerimaan masing-masing

pelayanan digabungkan, untuk membiayai Program Pengelolaan Pertanahan

(Penegakan Hukum/Peningkatan Pelayanan Pertanahan), Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, dan Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana.

7. Rincian biaya Operasional Pelayanan Pertanahan adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan Survei, Pengukuran dan Pemetaan

1) Pelayanan Survei, Pengukuran Batas Kawasan atau Batas Wilayah, dan

Pemetaan.

Penggunaan dana Pelayanan Survei, Pengukuran, dan Pemetaan

a) Besarnya biaya operasional maksimal 80 % dart MP;

b) Tahapan pekerjaan yang di lak ukan menggunakan biaya dengan

perhitungan proporsional dari satuan Harga dalam RKAKL/POK

(perhitungan biaya berbanding linter);

c) Untuk pengadaan ATK dibelanjakan berdasarkan kebutuhan

penggunaannya.

d) Penggunaan Biaya Operasional dengan rincian sebagai berikut :

-

Contoh : Pelayanan Survei nilai Bidang Tanah Pemukiman atau

Pertanian

49

Page 54: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.450.000 maka biaya operasional

Rp. 306.000,- (Sebagaimana Contoh I)

Contoh : Pelayanan Survei nilai Bidang tanah usaha (perbidang)

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.600.000 maka biaya operasional

Rp. 409.000,- (Sebagaimana Contoh 2)

Contoh : Pelayanan Pemetaan zona nilai tanah dan zona nilai ekonomi

kawasan skala 1 : 10.000 (minimal 50 Ha)

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.1.250.000 maka biaya operasional

Rp. 855.000,- (Sebagaimana Contoh 3)

Contoh : Pelayanan Pemetaan zona nilai tanah dan zona nilai ekonomi

kawasan skala 1 : 25.000 (minimal 50 Ha)

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.250.000 maka biaya operasional

Rp. 170.000,- (Sebagaimana Contoh 4)

Contoh : Pelayanan Tematik Bidang Tanah skala 1 : 2.500 dan

Pemecahan Sertifikat Skala : 1.000 Permohonan 25 Bidang

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.1.875.000 maka biaya operasional

Rp. 1.283.100,- (Sebagaimana Contoh 5)

Contoh : Pelayanan Tematik Kawasan skala 1 : 25.000 permohonan

40 Ha dan skala 1 : 10.000 Permohonan 20 Ha

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.800.000 maka biaya operasional

Rp. 547.456,- (Sebagaimana Contoh 6)

2) Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Dalam Rangka Penetapan

Batas

Penggunaan biaya operasional pelayanan adalah maksimum sebesar 80 "/0

(delapan puluh persen) dari ijin persetujuan penggunaan PNBP sesuai dengan

realisasi penerimaan atau maksimum : 80 % x 85,54 % x SSBP.

a) Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah.

i. Untuk luas tanah sampai dengan 10 (sepuluh) hektar Penggunaan

Biaya Operasional dengan rincian sebagai berikut :

- Tahapan yang dilakukan dikantor menggunakan biaya tetap

- Besaran Biaya Pengukuran dihitung setelah biaya tetap

Contoh : Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Non

Pertanian (HSBKu Rp.80.000,-) untuk luas 100m2 ; Tarif sesuai PP 13

sebesar Rp.116.000.

Biaya operasional = 80 % x 85,54 % x Rp.116.000,- = Rp. 79.381,-

50

Page 55: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

9; ,,

t..- 44- RAIAN AY IAYA

SESUAT LUASAN 4

KETERANGAN

1 Pemeriksaan Kelengkapan Berkas 4.000 2 Entry Data Permohonan Pengukuran 375 3 Persiapan Pengukuran 2.045 (opr - b. tetap) x 10%

4 Pengukuran Lapangan + 20.000 18.403 (opr - b. tetap ) x 90% 5 Pengolahan Data 9.133 6 Pembuatan Peta Bidang Tanah/SU 9.425 7 Pemetaan Indeks Grafis 1.375 8 Kendali Mutu Pengukuran &

Pemetaan 3.300

9 Validasi Peta Bidang Tanah/SU 3.750 10 Penyimpanan Warkah 7.075 11 Penyerahan Peta Bidang Tanah/SU 500

8,2 33i i408.1

ii. Untuk luas tanah lebih dari 10 (sepuluh) hektar

Penggunaan biaya operasional pengukuran pemetaan bidang tanah > 10

Hektar dan Pelayanan Pengukuran Bidang Tanah Pengembalian

Batas dihitung berdasarkan rincian pagu anggaran yang terdapat

pada RKAKL/POK Tahun Anggaran 2014 dan persentase terhadap

pagu penggunaan Tahun Anggaran 2014.

Contoh DIPA RKAKL di Provinsi Kalimantan Barat :

Target penerimaan pengukuran = Rp.3 87.500.000

Pagu penggunaan (85.54% x target penerimaan) = Rp.331.467.500

Biaya operasional (80% x pagu penggunaan) = Rp.265.174.000

51

Page 56: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

vp 0 1'

-r .

• .„ 4 .....

a Phi . •

011 PEMERIKSAAN KELENGKAPAN BERKAS 3,750,000 521213 Honor Output Kegiatan

Pengecekan Administrasi Berkas 25 Bidang 100,000 2,500,000 0.94%

521211 Belanja Bahan

ATK 25 Paket 50,000 1,250,000 0.47% 012 ENTRY DATA PERMOHONAN PENGUKURAN 1,250,000

521213 Honor Output Kegiatan Pembukuan Data Pemiohonan Pengukuran 25 Bidang 50,000 1,250,000 0.47%

013 PERSIAPAN PENGUKURAN 8,031,960

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya Biaya Persiapan Pengukuran Lapangan 25 Bidang 321,278 8,031,960 3.03%

014 PENGUKURAN LAPANGAN 179,934,300

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya Biaya Pengukuran Lapangan 25 Bidang 7,197,372 179,934,300 67.86%

015 PENGOLAHAN DATA 25,079,900 521213 Honor Output Kegiatan

Pengolahan Data Hasil Pengukuran 25 Bidang 803,196 20,079,900 7.57%

521211 Belanja Bahan

ATK 25 Paket 200,000 5,000,000 1.89% 016 PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH/SU 26,555,930

521213 Honor Output Kegiatan

Pembuatan PBT/SU 25 Bidang 562,237 14,055,930 5.30% 521211 Belanja Bahan

ATK&Penunjang Komputer 25 Paket 500,000 12,500,000 4.71% 017 PEMETAAN INDEKS GRAFIS 4,015,980

521213 Honor Output Kegiatan

Pemetaan Indeks Gratis 25 Bidang 160,639 4,015,980 1.51% 018 KENDALI MUTU PENGUKURAN & PEMETAAN 6,023,970

521213 Honor Output Kegiatan Kendall Mutu Pengukuran&Pemetaan 25 Bidang 240,959 6,023,970 2.27%

019 VALIDASI PETA BIDANG TANAH/SURAT UKUR 6,224,769 521213 Honor Output Kegiatan

Validasi PBT/SU 25 Bidang 248,991 6,224,769 2.35% 020 PENYIMPANAN WARKAH 3,102,397

521213 Honor Output Kegiatan

Penyimpanan Warkah 25 Bidang 24,096 602,397 0.23% 521211 Belanja Bahan

ATK&Penunjang Komputer 25 Paket 100,000 2,500,000 0.94%

021 PENYERAHAN PETA BIDANG TANAH/SURAT UKUR 1,204a94

521213 Honor Output Kegiatan

Pengadministrasi PBT/SU 25 Bidang 48,192 1,204,794 0.45%

- JUIVILAH 265.174.000 100%

52

Page 57: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Catatan :

1. Besaran persentase terhadap biaya operasional tersebut menjadi bobot untuk

menentukan penggunaan biaya;

2. Setiap ada 1 permohonan dibuatkan Petunjuk Intern (PI) sesuai dengan contoh.

Contoh : Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Pertanian di

Provinsi Kalimantan Barat (HSBKu Rp.40.000,-).

Untuk 1 permohonan pengukuran dengan luas total permohonan = 15

Hektar, yang terdiri dari 2 bidang yaitu :

a) Luas bidang tanah 11 Hektar,

Tarif = ((Lxl 0.000/4.000) x 40.000) + 14.000.000 Rp.15.100.000,-

b) Luas Bidang tanah 4 Hektar,

Tarif = ((Lx10.000/500) x 40.000) + 100.000 Rp. 3.300.000,-

Tarif = 15.100.000 + 3.300.000 Rp.18.400.000,-

Perhitungan biaya operasional untuk Pengukuran dan Pemetaan Bidang

Tanah menjadi =

Pemohon PT. A

Luas Bidang Tanah = 15 Ha

HSBK = Rp. 40.000,-

Tarif Pengukuran dan Pemetaan (sesuai PP 13/2010) = Rp. 18.400.000,-

Ijin Penggunaan : 85.54% = Rp. 15.739.360,-

Biaya Operasional = Rp. 12.591.488,-

53

Page 58: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

OIVIPONEWAIL1N

'RA s•-tr ' TA PAN PEKERJAAN VOLUME

P 1TUNGAN BIAYA

BOBOT OPERI&SIONAL

1 2 3 4 5 6 = 4 x 5

011 PEMER1KSAAN KELENGKAPAN BERKAS

521213 Honor Output Kegiatan Pengecekan Administrasi Berkas

1 Bidang 0.94% 12.591.488 118,710

521211 Belanja Bahan

ATK 1 Paket 0.47% 12.591.488 59,355

012 ENTRY DATA PERMOHONAN PENGUKURAN

5212 13 Honor Output Kegiatan Pembukuan Data Permohonan Pengukuran

I Bidang 0.47% 12.591.488 59,355

013 PERSIAPAN PENGUKURAN

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya Biaya Persiapan Pengukuran Lapangan

1 Bidang 3.03% 12.591.488 381,389

014 PENGUKURAN LAPANGAN

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya

Biaya Pengukuran Lapangan 1 Bidang 67.86% 12.591.488 8,543,977

015 PENCOLAHAN DATA

521213 Honor Output Kegiatan 1 Bidang 7.57% 12.591.488 953,471

Pengolahan Data Hasil Pengukuran

521211 Belanja Bahan

ATK 1 Paket 1.89% 12.591.488 237,419

016 PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH / SU

521213 Honor Output Kegiatan Pembuatan PBT/SU

I Bidang 5.30% 12.591.488 667,430

521211 Belanja Bahan

ATK&Penunjang Komputer I Paket 4.71% 12.591.488 593,548

017 PEMETAAN 1NDEKS CRAFTS

521213 Honor Output Kegiatan

Pernetaan Indeks Gratis 1 Bidang 1.51% 12.591.488 190,694

018 KENDAL' MUTU PENGUKURAN & PEMETAAN

521213 Honor Output Kegiatan Kendall Mutu Pengukuran&Pernetaan

I Bidang 2.27% 12.591.488 286.041

019 VALIDASI PETA BIDANG TANAH / SURAT UKUR

521213 Honor Output Kegiatan

Validasi PBT/SU 1 Bidang 2.35% 12.591.488 295,576

020 PENYIMPANAN WARKAH

52 I 213 Honor Output Kegiatan

Penyimpanan Warkah 1 Bidang 0.23% 12.591.488 28,604

521211 Belanja Bahan

ATK&Penunjang Komputer I Paket 0.94% 12.591.488 118,710

021 PENYERAHAN PETA BIDANG TANAH/SURAT UKUR

521213 Honor Output Kegiatan

Pengadministrasi PBT/SU 1 Bidang 0.45% 12.591.488 57,208

JUMLAH 12.591.488

1 Permohonan diastunsikan = 1 Bidang

Kolom 4 (%) merupakan bobot

54

Page 59: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b) Pelayanan Pengembalian Batas

i. Untuk luas tanah sampai dengan 10 (sepuluh) hektar

Penggunaan Biaya Operasional dengan rincian sebagai berikut :

- Untuk tahapan yang dilakukan dikantor menggunakan biaya tetap

Besaran Biaya Pengukuran dihitung setelah biaya tetap

Contoh :

Pelayanan Pengembalian Batas Bidang Tanah Non Pertanian

(HSBKu Rp.80.000,-) untuk luas 100m2 Tarif sesuai PP 13 sebesar

Rp.174.000 Biaya operasional 80 % x 85,54 % x Rp.174.000 =

Rp. 119.071,- dengan rincian sebagai berikut:

NO. TAHAPAN / URAIAN

ICEGIATAN

BIAYA TETAP

(Rp)

BIAYA SESUAI LUASAN

KETERANGAN

1 Pemeriksaan Kelengkapan Berkas 4.000

2 Entry Data Permohonan Pengukuran 375

3 Persiapan Pengukuran 2.007 (opr - b. tetap) x 5%

4 Pengukuran Lapangan + 20.000 16.055 (opr - b. tetap) x 40%

5 Staking Out + 20.000 22.076 (opr - b. tetap ) x 55%

6 Pengolahan Data 9.133 7 Pembuatan Peta Bidang Tanah/SU 9.425

8 Pemetaan Indeks Gratis 1.375 9 Kendall Mutu Pengukuran &

Pemetaan 3.300

10 Validasi Peta Bidang Tanah/SU 3.750 11 Penyimpanan Warkah 7.075 12 Penyerahan Peta Bidang Tanah/ SU 500

JUMLAH 78.933 40.138

ii. Untuk luas tanah lebih dari 10 (sepuluh) hektar

Penggunaan biaya operasional Pelayanan Pengukuran

Pengembalian Batas > 10 Hektar dihitung berdasarkan rincian pagu

anggaran yang terdapat pada RKAKL/POK Tahun Anggaran 2014

dan persentase terhadap pagu penggunaan Tahun Anggaran 2014.

Sebagaimana contoh cara perhitungan pada pelayananan pengkuran dan

pemetaan bidang tanah lebih dari 10 Ha.

KETERANGAN :

Koordinator pengukuran dan juru ukur adalah petugas ukur yang bertanggungjawab

atas pengukuran dan pemetaan bidang tanah tersebut dan ditetapkan dalam Surat

Tugas Pengukuran dan Pemetaan yang ditandatangani oleh Direktur Penetapan

Batas Bidang Tanah dan Ruang/ Kepala Bidang Survei, Pengukuran dan

Pemetaan/Kepala Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan.

55

Page 60: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. Pemeriksaan Tanah

1) Biaya operasional maksimum sebesar 80"/0 (delapan puluh persen) dart ijin

persetujuan penggunaan PNBP sesuai dengan realisasi penerimaan : 80% x

85,54 % x SSBP;

2) Dengan rincian sebagai berikut :

a) Untuk tahapan yang dilakukan dikantor menggunakan biaya tetap;

b) Besaran Biaya lapangan dihitung setelah biaya tetap dengan tetap mengacu

pada rincian biaya yang telah tercantum dalam POK.

3) Penggunaan Operasional Pelayanan Pemeriksaan Tanah

a) Pemeriksaan Tanah A/Tim Peneliti Tanah

Contoh : Pelayanan Pemeriksaan Tanah Non Pertanian untuk luas 100m2

(TISBKpa Rp.20.000,-) Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.354.000

maka biaya operasional 80 % x 85,54 % x Rp.354.000 = Rp.242.249,-

NO. TAHAPAN / URAIAN

KEGIATAN

BIAYA TETAP

(Rp)

BIAYA SESUAI LUASAN

KETERANGAN

I PEMERIKSAAN LAPANG Bahan 8.000

Pemeriksaan Lapang 54.249 (Biaya Operasional — Biaya Tetap)

II SIDANG PANITIA PEMERIKSAAN TANAH Bahan 9.000

Sidang Panitia Pemeriksaan Tanah

90.000 5 Orang

III PEMBUATAN SK Bahan 9.000

Pembuatan Surat Keputusan - Kendali Mutu Keabsahan - Kendall Mutu Koreksi

- Kendall Mutu Konsep - Pengolah

25.000 20.000 15.000 12.000

4 Orang

JUMLAH 188.000 54.249

b) Pemeriksaan Tanah B

Contoh : Pelayanan Pemeriksaan Tanah untuk luas 50.000m2 (HSBKpb

Rp. 67.000,-) Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 5.033.500,- maka biaya

operasional 80 % x 85,54 % x Rp. 5.033.500,- = Rp. 3.444.524,-.

56

Page 61: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

NO. TAHAPAN / URAIAN

KEGIATAN

BIAYA TETAP

(Rp)

BIAYA SESUAI LUASAN

KETERANGAN

I PEMERIKSAAN LAPANG Bahan 80.000 Pemeriksaan Lapang 1.744.524 (Biaya Operasional

— Biaya Tetap)

H SIDANG PANITIA PEMERIKSAAN TANAH Bahan 100.000 Sidang Panitia Pemeriksaan Tanah

1.000.000 10 Orang

III PEMBUATAN SK Bahan 120.000 Pembuatan Surat Keputusan - Kendali Mutu Keabsahan - Kendali Mutu Koreksi - Kendali Mutu Konsep - Pengolah

138.000 108.000 82.000 72.000

4 Orang

JUMLAH 1.700.000 1.744.524

c) Konstantasi

Contoh : Pelayanan Pemeriksaan Tanah Pertanian untuk luas 100 m2

(HSBKpkRp.10.000,-) Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.176.000,- maka

Biaya operasional 80 % x 85,54 % x Rp. 176.000,- = Rp. 120.440,-.

NO. TAHAPAN / URAIAN KEGIATAN

BIAYA TETAP

(Rp)

BIAYA SESUAI LUASAN

KETERANGAN

I PEMERIKSAAN LAPANG Bahan 5.000 Pemeriksaan Lapang 9.440 (Biaya Operasional

— Biaya Tetap) H SIDANG PANITIA PEMERIKSAAN TANAH

Bahan 6.000 Sidang Panitia Pemeriksaan Tanah

39.000 3 Orang

HI PEMBUATAN SK Bahan 9.000 Pembuatan Surat Keputusan, - Kendali Mutu Keabsahan - Kendali Mutu Koreksi - Kendali Mutu Konsep - Pengolah

20.000 13.000 10.000 9.000

4 Orang

JUMLAH 111.000 9.440

57

Page 62: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

c. Konsolidasi Tanah Secara Swadaya

1) Biaya operasional maksimum sebesar 80% (delapan puluh persen) dari ijin

persetujuan penggunaan PNBP sesuai dengan realisasi penerimaan atau 80%

x 85,54 % x SSBP;

2) Perhitungan menggunakan presentase pada tiga tahapan utama yaitu Penataan,

Pengukuran, dan Pendaftaran flak.

Dengan rincian sebagai berikut, dengan tetap mengacu pada rincian biaya yang

telah tercantum dalam POK

TAHAPAN PROPORSI DANA OPERASIONAL

DENGAN BIDANG PERMOHONAN

KETERANGAN

2 — 49 50— 99 > 100 KODE TAHAPAN (Bid) (Bid) (Bid)

PENATAAN 43.60 % 39.98 % 38.41 % 011, 012, 013, 014, 016, 017, 020, 021, 022, 023, 027

PENGUKURAN 46.94 % 51.33 % 52.74 % 015, 018, 019, 024

PENDAFTARAN 9.46 % 8.69 % 8.85 % 025, 026

HAK

3) Untuk memudahkan perincian biaya operasional, maka perlu dibuatkan

Petunjuk Intern (PI) sesuai tabel di atas.

4) Contoh : Pelayanan 50 Bidang untuk @ luas 750m2 Non Pertanian

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp.857.500/Bid

maka biaya operasional 80 % x 85,54 % x Rp. 42.875.000 = Rp. 29.340.000,-

Akun KEGIATAN

(Hitungan standar 50 bidang) Volume Satuan Ukur

Biaya Satuan Ukur

Jumlah Biaya

011 PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSOLIDASI TANAH SWADAYA 1.430.000

521211 Belanja Bahan

- Konsumsi rapat pengendalian dan koordinasi (10 org x 3 kali rapat )

30 OK 44.400 1.330.000

- Penggandaan (20 x 50 lembar) 500 Lembar 200 100.000

012 PEMIL1HAN LOKASI 375.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya pengolahan data lokasi konsolidasi tanah (2 org x 1 kali )

2 OK 150.000 300.000

013 PENGORGANISASIAN DAN BIMBINGAN MASYARAKAT (PENYULUHAN) 1.950.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 2 Paket 75.000 150.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya Penyuluhan (4 org x 3 kali) 12 OK 150.000 1.800.000

014 PENJAJAGAN KESEPAKATAN 1.275.000

58

Page 63: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya Penjajagan kesepakatan (4 org x 2 kali )

8 OK 150.000 1.200.000

015 PENGUKURAN DAN PEMETAAN KELILING 950.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya pengukuran dan pemetaan keliling (asumsi bidang terluar=30 bidang)

30 Bidang 26.700 800.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 150.000 150.000

016 PENETAPAN LOKASI 75.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

017 IDENTIFIKASI SUBYEK DAN OBYEK 225.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya Identifikasi Subyek dan Obyek (2 org x 25bid x 1 kali)

50 bidang 3.000 150.000

018 PENGUKURAN DAN PEMETAAN RINCIKAN 6.000.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 1.000.000 1.000.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya pengukuran dan pemetaan rincikan 50 bidang 100.000 5.000.000

019 PENGUKURAN DAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAN PEMETAAN PENGGUNAAN TANAH

285.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya Pengolahan Data (2org x 1 kali) 2 OK 105.000 210.000

020 PENYUSUNAN RENCANA BLOK PLAN (PRADESAIN KONSOLIDASI TANAH) 470.000

521211 Belanja Bahan

- Pencetakan peta (2 orang) 2 OK 25.000 50.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

-Biaya Penyusunan Rencana Blok Plan (Pradesain Konsolidasi Tanah) ( 2 org )

2 OK 210.000 420.000

021 PENYUSUNAN DESAIN KONSOLIDASI TANAH 2.055.000

521211 Belanja Bahan

- Pencetakan peta (1 orang x 3 kali) 3 OK 55.000 165.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya Penyusunan Desain (2 orang x 3 kali) 6 OK 315.000 1.890.000

022 MUSYAWARAH RENCANA PENATAAN KAVLING BARU 1.875.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya Musyawarah rencana penataan kavling barn ( 4 org x 3 kali )

12 OK 150.000 1.800.000

023 PELEPASAN HAK ATAS TANAH DAN PENEGASAN TANAH SEBAGAI OBYEK KONSOLIDASI TANAH

75.000

521211 Belanja Bahan

59

Page 64: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

- Bahan I Paket 75.000 75.000

024 PEMINDAHAN DESAIN KONSOLIDASI TANAH KE LAPANG (STACKING OUT) 7.825.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 1.500.000 1.500.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya pemindahan desain konsolidasi tanah ke lapang (stacking out)

50 bidang 126.500 6.325.000

025 PENERBITAN SK HAK / PENGESAHAN DATA FISIK DAN YURIDIS 1.075.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya penerbitan SK Hak / Pengesahan Data Fisik dan Yuridis

50 bidang 20.000 1.000.000

026 PEMBUKUAN HAK DAN PENERBITAN SERTIPIKAT 1.475.000

521211 Belanja Bahan

- Bahan 1 Paket 75.000 75.000

521219 Belanja barang non operasional lainnya

- Biaya Pembukuan Hak dan Penerbitan Sertipikat 50 bidang 28.000 1.400.000

027 PENYUSUNAN LAPORAN 1.924.900

Penyusunan

521211 Belanja Bahan I Paket 1.470.000 1.470.000

Pelaporan

521211 Belanja Bahan 1 Paket 454.900 454.900

TOTAL BIAYA KELUARAN 50 bidang 29.340.000

Penjelasan contoh penggunaan dana operasional (non pertanian):

1. Tahap persiapan, belanja bahan adalah biaya tetap yang terdiri dari rapat tim

koordinasi dan pengendali di awal, pertengahan, dan akhir kegiatan.

2. Pemilihan lokasi, biaya pengolahan data berbanding lurus dengan jumlah bidang.

3. Pengorganisasian dan bimbingan masyarakat, untuk jumlah bidang yang kurang

dari standar hitungan template 50 bidang, jumlah personil penyuluh dan frekuensi

penyuluhan menyesuaikan dengan jumlah bidang dan juga sebaliknya dengan

jumlah bidang yang lebih dari standar hitungan template 50 bidang.

4. Penjajagan kesepakatan, menyesuaikan dengan angka 3.

5. Pengukuran dan pemetaan keliling, biaya pengukuran dan pemetaan keliling

mengacu pada standar pada biaya ukur yang berlaku.

6. Identifikasi subyek dan obyek, kegiatan inventarisasi pemegang hak, status hak

bidang tanah beserta alas haknya. Satuan biaya diperoleh dari standar biaya

masukan (SBM) yaitu petugas survey sebesar Rp. 3.000,- — Rp. 8.000,- per bidang.

7. Pengukuran dan pemetaan rincikan, merupakan pengukuran dan pemetaan bidang

yang satuan biayanya sudah ditentukan mengacu pada satuan biaya ukur per

bidang.

8. Penyusunan pradesain (blok plan), terdiri dari :

60

Page 65: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

a. biaya pencetakan peta merupakan biaya pembuatan layout peta dan

pencetakannya maksimal Rp. 35.000 per jam.

b. biaya penyusunan pradesain (blokplan), menyesuaikan dengan nomor 8.a.

9. Penyusunan desain, menyesuaikan dengan nomor 8 dibuat per lokasi max 3 kali.

10. Musyawarah rencana penataan kaveling baru, menyesuaikan dengan nomor 3 dan

4 maksimal 3 kali.

11. Pelepasan hak atas tanah dan penegasan tanah sebagai obyek konsolidasi tanah,

belanja bahan disesuaikan dengan jumlah bidang.

12. Pemindahan desain ke lapangan, merupakan kegiatan pengukuran pengembalian

batas sehingga biaya ukurnya sebesar 1,5 kali biaya ukur per bidang.

13. Penerbitan SK hak dan penerbitan sertipikat, kegiatan administrasi yang mengacu

standar biaya keluaran pendaftaran hak.

14. Apabila jumlah bidang di lokasi Konsolidasi fanah Swadaya kurang atau lebih

dari 50 bidang, maka volume kegiatan dapat disesuaikan dengan jumlah bidang,

tetapi biaya satuan tetap mengikuti standar pada template. Perubahan biaya satuan

dapat dilakukan dengan dilengkapi analisa biaya sesuai kebutuhan proporsional

d. Pertimbangan Teknis Pertanahan

1. Biaya operasional < 80% (delapan puluh persen) dari ijin persetujuan

penggunaan PNBP sesuai dengan realisasi penerimaan;

2. Dengan rincian sebagai berikut :

a) Untuk tahapan yang dilakukan dikantor menggunakan biaya tetap

b) Besaran Biaya lapangan menggunakan tabel kebutuhan maksimum petugas

lapangan herdasarkan Luasan Permohonan

Perhitungan Biaya operasional :

1) Pertimbangan teknis pertanahan Dalam Rangka Izin Lokasi Tabel

kebutuhan petugas lapangan, sebagai berikut :

Luas (Ha) Orang Hari Jumlah OH

1 — 250 2 2 4

> 250 — 500 2 4 8

> 500 - 1.000 4 4 16

> 1.000 - 2.500 6 6 36

> 2.500 - 5.000 12 8 96

> 5.000 - 7.500 15 8 120

> 7.500 - 10.000 16 10 160

> 10.000 - 15.000 20 10 200

> 15.000 20 10 200

61

Page 66: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

CONTOH

Permohonan pelayanan pertimbangan teknis pertanahan dalam

rangka izin lokasi dengan luas 300 Ha, berada di interval luas >250-

500 Ha, maka jumlah OH petugas lapang maksimal adalah 8.

Berarti pada permohonan 300 Ha dilaksanakan oleh petugas lapang

sebanyak 2 Orang selama 4 Hari atau 4 Orang .selama 2 Hari,

dengan tetap mempertimbangkan batas waktu pelayanan

Pertimbangan Teknis Pertanahan sesuai SOP yaitu 14 hari kerja.

Sebagaimana Contoh 7.

NO TAHAPAN/URAIAN

KEGIATAN

BIAYA TETAP

(RP)

BIAYA SESUAI LUASAN

JUMLAH

1 Persiapan Pengumpulan Data PTP

297.500

2 Peninjauan Lapang 60.000 1.000.000 8 OK x 125.000 (sesuai tabel)

3 Pengolahan Data dan Analisa

595.000

4 Penyusunan Risalah PTP

1.525.000

5 Pengarsipan dan Pengintegrasian Data

70.000

JUMLAH 2.547.500 1.000.000

2) Biaya operasional pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka

penetapan lokasi

Biaya operasional seluruh tahapan permohonan pertimbangan teknis

pertanahan dalam rangka penetapan lokasi sebesar 50 % dari biaya

kin Lokasi. Sebagaimana Contoh 8.

Catatan :

Sesuai Surat Edaran Nomor 1/SE-100/I/2013 tentang Pengenaan Tarif

atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Sesuai Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a) Pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka pelaksanaan

penetapan lokasi masih diperlukan apabila proses pengadaan

tanahnya menggunakan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun

2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan

untuk Kepentingan Umum jo. Peraturan Presiden Nomor 65

Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 36

Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

62

Page 67: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b) Apabila dalam pengadaan tanah telah menggunakan Undang —

Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum Jis. Peraturan Presiden

Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan

Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Peraturan

Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan

Tanah, pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penetapan

lokasi akan diatur lebih lanjut.

3) Pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka kin Perubahan

Penggunaan Tanah

Tabel kebutuhan petugas lapangan, sebagai berikut :

Luas ( m2) Orang Hari Jumlah OH

> 1 - 5.000 1 1

> 5.000 - < 10.000 2 2

Contoh :

Untuk permohonan pelayanan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka izin

perubahan penggunaan tanah dengan luas 4.500 m2 berada di interval luas >1 -

5000 m2, ini berarti pada permohonan 4.500 m2 dapat dilaksanakan oleh petugas

lapang sebanyak 1 Orang selama I Hari, dengan tetap mempertimbangkan batas

waktu pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan sesuai SOP yaitu 14 hari

kerja. Sebagaimana Contoh 9.

Catatan :

a) Tahapan kegiatan dalam pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan meliputi

persiapan, peninjauan lapang, pengolahan dan analisa data, penyusunan

risalah PTP. pengarsipan dan integrasi data.

b) Pembiayaan peninjauan lapang disesuaikan dengan interval luas (semakin

luas permohonan semakin tinggi pembiayaan peninjauan lapang).

c) Tahapan selain peninjauan lapang, berapapun luasnya pembiayaannya sama

(mengikuti template RKAKL)

d) Hasil akhir pekerjaan pelayanan pertimbangan teknis pertanahan baik dalam

rangka Izin Lokasi, penetapan lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah

adalah Risalah Pertimbangan Teknis Pertanahan dan peta lampiran

sebagai satu kesatuan.

e) Template pada kegiatan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka

penerbitan izin lokasi dan penetapan lokasi, untuk petugas peninjauan lapang

(012) disesuaikan dengan luasannya.

63

Page 68: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

e. Pelayanan Pendaftaran Tanah

Merupakan pelayanan administrasi kantor operasionalnya adalah sebesar

Rp.42.000,- untuk setiap Permohonan sesuai dengan realisasi jumlah permohonan.

Pola belanja mengacu pada harga satuan yang telah tertuang dalam POK

f. Pelayanan lnformasi Pertanahan

Merupakan pelayanan administrasi kantor operasionalnya adalah sebesar

Rp.42.000,- untuk setiap Permohonan sesuai dengan realisasi jumlah permohonan.

Layanan informasi pertanahan ini antara lain pengecekan sertifikat, SKPT, informasi

nilai tanah, dan informasi pertanahan Iainnya sesuai PP Nomor 13 Tahun 2013. Pola

belanja mengacu pada harga satuan yang telah tertuang dalam POK.

g. Pelayanan Lisensi

1) Penilai Tanah

a) Besarnya biaya operasional maksimum 80 % dari MP;

b) Tahapan pekerjaan yang dilakukan menggunakan biaya dengan perhitungan

proporsional dari satuan Harga dalam RKAKL/POK (Perhitungan berbanding

linier);

c) ATK dibelanjakan berdasarkan kebutuhan penggunaannya sehingga tidak

mengikat harus direalisasikan sesuai template;

d) Contoh Tarif Pelayanan Lisensi Penilai Tanah sesuai PP 13 sebesar

Rp.250.000,- maka biaya operasional 80 % x 85,54 % x Rp. 250.000,- =

Rp. 181.456,- (Sebagaimana Contoh 10).

2) Surveyor Berlisensi

a) Besarnya biaya operasional adalah 100% dari MP;

11) Tahapan pekerjaan yang dilakukan menggunakan biaya yang berdasar dari

RKAKL/POK.

3) Ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Operasional pelayanan ujian PPAT sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor

237/KMK.02/2010 dan dilaksanakan berdasarkan DIPA/RKAKL /POK tahun

anggaran berjalan.

h. Pelayanan Pendidikan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010, tentang

Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

pada Badan Pertanahan Nasional pelayanan pendidikan dapat menggunakan paling

tinggi sebesar 90,11% dari realisasi PNBP.

64

Page 69: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

i. Penetapan Tanah Obyek Penguasaan Benda-Benda Tetap Milik Perseorangan

Warga Negara Belanda (P3MB)/ Peraturan Presidium Kabinet Dwikora

Nomor 5/Prk/1965.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010, tentang

Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

pada Badan Pertanahan Nasional, khusus pelayanan Penetapan Tanah Obyek

Penguasaan Benda-Benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda

(P3MB)/Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Nomor 5/Prk/1965 tidak mengatur Ij in

Penggunaannya.

Pelayanan Di Bidang Pertanahan Yang Berasal Dari Kerja Sama Dengan Pihak

Lain

Untuk jenis pelayanan di bidang pertanahan yang berasal dari kerjasama dengan pihak

lain, porsi penggunaan anggaran operasional pelayanan disesuaikan dengan jenis

pelayanannya sebagaimana diatur claim PP 13 Tahun 2010.

8. Apabila dalam pelaksanaannya terdapat ketidaksesuaian dengan Target PNBP dan

POIC/RKAKL dapat dilakukan Revisi :

a. Pergeseran Anggaran

Contoh :

Bila dalam satu Satker terdapat pelayanan yang terlampaui targetnya maka operasioal

pelayanannya terlampaui, sementara pelayanan yang lain belum mencapai target

sehingga target satker keseluruhan belum melampaui maka hams dilakukan

pergeseran antar pelayanan.

Bila dalam pergeseran tersebut volume layanan pertanahan satker :

1) ► kewenangan KPA atau Revisi POK Volume Tetap

2) kewenangan Kanwil DJPB Volume Bertambah ►

3) ► kewenangan DJA Volume Berkurang

b. Untuk kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam DIPA

Tahun 2014 (Revisi Penambahan Pagu PNBP) merupakan kewenangan DJA

Kementerian Keuangan RI, yang harus diusulkan melalui BPN RI.

Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara revisi diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan No 7/PMK.02/2014 tanggal 13 Januari 2014.

65

Page 70: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 1 : Pelayanan Survei nilai Bidang Tanah Pemukiman atau Pertanian

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 450.000,- maka biaya operasional Rp. 306.000,-

KODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA S ATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

011 Persiapan Administrasi 4,000 Berkas dan data

521213 Honor Output Kegiatan 4,000

Pemeriksaan Kelengkapan Berkas Permohonan I OK 2,000 2,000

Pembukuan Permohonan/Entry Data 1 OK 2,000 2,000

012 Survei Lapangan 212,000 Data Lapangan

521211 Belanja bahan 5,000

Pengadaan ATK 1 Pkt 5,000 5,000

521219 Belanja Barang Non Operasional lainnya 207,000

Survei lapangan I Bid 207,000 207,000

013 Pengolahan Data Tekstual dan Spasial 90,000 Laporan hasil penilaian

521211 Belanjan bahan 5,000

Pengadaan ATK 1 Pkt 5,000 5,000

521213 Honor Output Kegiatan 85,000

Pengolahan data tekstual dan numeris I Bid 35,000 35,000

Pengolahan data spasial 1 Bid 35,000 35,000

kendali Mutu hasil pekerjaan 1 OK 5,000 5,000

Kendali mutu keabsahan hasil pekerjaan 1 OK 7,000 7,000

Pengarsipan dan penyerahan hasil pekerjaan 1 OK 3,000 3,000

Jumlah 306,000

1 OK = 1 Bidang

66

Page 71: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 2 : Pelayanan Survei nilai bidang tanah usaha (perbidang)

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 600.000,- maka biaya operasional Rp. 409.000,-

KODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

PELAYANAN SURVEI NILAI BIDANG TANAH USAHA 409,000

011 Persiapan Administrasi 4,000 Berkas dan data

521213 Honor Output Kegiatan 4,000

Pemeriksaan Kelengkapan Berkas Permohonan

Pembukuan Permohonan/Entry Data

1

I

OK

OK

2,000

2,000

2,000

2,000

012 Survei Lapangan 310,000 Data Lapangan

521211 Belanja bahan 10,000

Pengadaan ATK 1 Pkt 10,000 10,000

521219 Belanja Barang Non Operasional lainnya 300,000

Survei lapangan 1 Bid 300,000 300,000

013 Pengolahan Data Tekstual dan Spasial 95,000 Laporan hash' penilaian

521211 Belanian bahan 10,000

Pengadaan ATK I Pkt 10,000 10,000

521213 Honor Output Kegiatan 85,000

Pengolahan data tekstual dan numeris 1 Bid 35,000 35,000

Pengolahan data spasial 1 Bid 35,000 35,000

kendali Mutu hasil pekerjaan 1 OK 5,000 5,000

Kendali mutu keabsahan basil pekerjaan 1 OK 7,000 7,000

Pengarsipan dan penyerahan hasil pekerjaan 1 OK 3,000 3,000

Jumlah 409,000

1 OK= 1 Bidang

67

Page 72: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 3 : Pelayanan Pemetaan zona nilai tanah dan zona nilai ekonomi kawasan

skala 1 : 10.000 (minimal 50 Ha)

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 1.250.000 maka biaya operasional Rp. 855.000,-

RODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

011 Persiapan Administrasi 4,000 Berkas dan data

521213 Honor Output Kegiatan 4,000

Pemeriksaan Kelengkapan Berkas Pennohonan 1 OK 2,000 2,000

Pembukuan Permohonan/Entry Data 1 OK 2,000 2,000

012 Survei Lapangan 568,000 Data Lapangan

521211 Belanja bahan 18,000

Pengadaan ATK 1 Pkt 18,000 18,000

521219 Belanja Barang Non Operasional lainnya 550,000

Survei lapangan 50 Ha 11,000 550,000

013 Pengolahan Data Tekstual dan Spasial 283,000 Peta

52121 1 Belanjan bahan 18,000

Pengadaan ATK 1 Pkt 18,000 18,000

521213 Honor Output Kegiatan 265,000

Pengolahan data tekstual dan numeris 50 Ha 1,500 75,000

Pengolahan data spasial 50 Ha 2,000 100,000

Penyajian peta 50 Ha 1,500 75,000

kendali Mutu has 1 pekerjaan 1 OK 5,000 5,000

Kendall mutu keabsahan basil pekerjaan 1 OK 7,000 7,000

Pengarsipan dan penyerahan basil pekerjaan 1 OK 3,000 3,000

Jumlah 855,000

1 OK = 50 HA

68

Page 73: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 4 : Pelayanan Pemetaan zona nilai tanah dan zona nilai ekonomi ka asan

skala 1: 25.000 (minimal 50 Ha)

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 250.000 maks biaya operasional Rp. 170.000,-

KODE Uraian Kegiatan VOLUME [TARGA SATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

011 Persiapan Administrasi 4,000 Berkas dan data

521213 Honor Output iP 4,000

Pemeriksaan Kelengkapan Berkas Permohonan I OK 2,000 2.000

Pembukuan Permohonan/Entry Data I OK 2,000 2,000

012 Survei Lapangan 103,000 Data Lapangan

521211 Belanja hahan 3,000

Pengadaan A 1K I Pkt 3,000 3,000 Termasuk Penggandaan

521219 Bela* Barang Non Operasional lainnva 100.000

Survei lapangan 50 Ha 2,000 100.000

013 Pengolahan Data Tekstual dan Spasial 63,000 Peta

521211 Belanjan bahan 3,000

Pengadaan ATK I Pkt 3.000 3.000 Termasuk Penggandaan

521213 Honor Output Kegiatan 60,000

Pengolahan data tekstual dan numeris 50 I la 300 15,000

Pengolahan data spasial 50 Ha 300 15.000

Penyajian peta 50 Ha 300 15.000

kendali Mutu hasil pekerjaan 1 OK 5.000 5,000

Kendali mutu keabsahan basil pekerjaan I OK 7,000 7,000

Pengarsipan dan penverahan hasil pekerjaan 1 OK 3,000 3,000

Jumlah 170,000

I OK = 50 HA

69

Page 74: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 5 : Pelayanan Tematik Bidang Tanah skala 1 : 2.500

Dan Pemecahan Sertifikat Skala 1 : 1.000

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 1.875.000 maka biaya operasional Rp. 1.283.100,-

Permohonan 25 Bidang

KODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

PERSIAPAN 487,100

521211 Belanja Bahan 487,100

ATK 1 PKT 165,500 165,500 Berkas dan data

Bahan Penunjang Komputer I PKT 321,600 321,600

PELAKSANAAN PEMETAAN TEMATIK 700,000

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 700,000

B aya lapangan 5 OH 140,000 700,000

521213 Honor Output Kegiatan 96,000 Data Lapangan

> Persiapan Survei 12,500

Pemeriksaan Kelengkapan Berkas Permohonan 1 OK 5,000 5,000

Kendali mutu persiapan survei lapangan 1 OK 7,500 7,500

> Pelaksanaan survei 83,500

Kendali mutu data lapangan 1 OK 7,500 7,500

Pengolahan Data lapangan 1 OK 15,000 15,000

Kendali mutu pengolahan data 1 OK 7,500 7,500 Peta

Kendali mutu layer data tematik 1 OK 7,500 7,500

Kendali mutu database tematik 1 OK 7,500 7,500

Kendali mutu proses pemetaan 1 OK 7,500 7,500

Pencetakan Peta 1 OK 7,500 7,500

Kendali mutu pencetakan peta 1 OK 7,500 7,500

kendali mutu pengarsipan/pemeliharaan data I OK 4,000 4,000

Kendali mutu keabsahan 1 OK 12,000 12,000

Jumlah 1,283,100

1 OK = 25 BID

Contoh Simulasi :

Perhitungan apabila pencairan pelayanan tidak tnencapai 25 Bidang, misalnya untuk 10 Bidang sebagai berikut :

(10 Bidang/25 Bidang) x 1 OK = 0,4 OK

(0,4 OK x biaya satuan * )

* = biaya satuan sebagaimana template per 25 Bidang di atas

70

Page 75: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 6 : Pelayanan Tematik Kawasan skala 1 : 25.000 permohonan 40 Ha

dan skala 1 : 10.000 Permohonan 20 Ha

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 800.000 maka biaya operasional Rp. 547.456,-

KODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA

SATUAN JUMLAH

ICETERANGAN

(KELUARAN)

PERSIAPAN 32,956

521211 Belanja Bahan 32,956

ATK 1 PKT 7,956 7,956

Bahan Penunjang Komputer 1 PKT 10,000 10,000

Perlengkapan Survei 1 PKT 15,000 15,000

PELA1CSANAAN PEMETAAN TEMATIK 514,500

521213 Honor Output Kegiatan 87,500

> Persiapan Survei 10,500

Pemeriksaan Kelengkapan Berkas Permohonan I OK 3,000 3,000

Kendall mutu persiapan survei lapangan 1 OK 7,500 7,500

> Pelaksanaan survei 77,000

Kendall mutu data lapangan I OK 7,500 7,500

Pengolahan Data lapangan 1 OK 10,000 10,000

Kendall mutu pengolahan data 1 OK 7,500 7,500

Kendall mutu layer data tematik 1 OK 7,500 7,500

Kendall mutu database tematik I OK 7,500 7,500

Kendall mutu proses pemetaan 1 OK 7,500 7,500

Pencetakan Peta 1 OK 5,000 5,000

Kendall mutu pencetakan peta 1 OK 7,500 7,500

kendali mutu pengarsipan/pemeliharaan data I OK 5,000 5,000

Kendall mutu keabsahan 1 OK 12,000 12,000

Belanja Barang Non Operasional Lainnya 427,000

Biayalapangan I OK 427,000 427,000

Jumlah 547,456

SKALA 1 : 25.000 1 OK = 40 Ha

SKALA 1 10.000 1 OK = 20 Ha

71

Page 76: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 7 : Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan

Dalam Rangka kin Lokasi

Permohonan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka izin lokasi dengan luas 300 Ha

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 7.010.000 maka biaya operasional Rp. 3.547.500,-

KODE URAIAN KEGIATAN VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

011 PERSIAPAN PENGUMPULAN DATA PTP 297,500

521213 Honor Output Kegiatan 17,500

Biaya Petugas Penerima dan pemeriksa Berkas I OK 17,500 17,500

521211 Belanja Bahan 280,000

ATK 1 Paket 50,000 50,000

Bahan teknis dan penunjang komputer I Paket 150,000 150,000

Penggandaan & Penjilidan berkas Risalah PTP 3 Buku 20,000 60,000

Biaya Pengiriman laporan 1 Paket 20,000 20,000

012 PENINJAUAN LAPANG 1,060,000

521211 Belanja Bahan 60,000 Konsumsi rapat persiapan lapang (snack 4 org

x 15.000) 4 OK 15,000 60,000

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1,000,000 b iaya Petugas Peninjauan Tapang (2 org x 4

Hari x 1 kegiatan) 8 OK 125,000 1,000,000

013 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 595,000

521213 Honor Output Kegiatan 595,000 Biaya Petugas Pengolah dan Anal isa Data (2

org x 1 Kegiatan) 2 OK 245,000 490,000

Biaya Petugas Pencetakan Peta 1 OK 105,000 105,000

014 PENYUSUNAN RISALAH PTP 1,525,000

521211 Belanja Bahan 150,000 Konsumsi rapat Tim penyusunan Risalah PTP

(snack 10 org x 15.000) 10 OK 15,000 150,000

521213 Honor Output Kegiatan 1,375,000

Tim Penyusun Risalah PTP 1,375,000 Penanggung Jawab (Kendall mutu keabsahan

risalah PTP) 1 OK 350,000 350,000

Ketua (Kendali mutu mated PTP) I OK 275,000 275,000

Sekretaris (Perumusan materi data PTP) I OK 150,000 150,000

Anggota (Pengolah data PTP, 4 orang) 4 OK 150,000 600,000

015 PENGARSIPAN DAN PENGINTEGRASIAN DATA 70,000

521213 Honor Output Kegiatan 70,000

Pengintegrasian data I OK 35,000 35,000

Pengarsipan data I OK 35,000 35,000

JUMLAH 3,547,500

72

Page 77: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 8 : Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan

Dalam Rangka Penetapan Lokasi

Permohonan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penetapan lokasi dengan luas 900 Ha

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 5.515.000 maka biaya operasional Rp. 2.303.750,-

KODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA SATURN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

011 PERS PAN PENGUMPULAN DATA PTP 148,750 521213 Honor Output Kegiatan 8,750

Biaya Petugas Penerima dan pemeriksa Berkas 1 OK 8,750 8,750

521211 Belanja Bahan 140,000

ATK 1 Paket 25,000 25,000

Bahan Teknis dan penunjang Komputer I Paket 75,000 75,000

Penggandaan & Penjilidan berkas Risalah PTP 3 Buku 10,000 30,000

Biaya Pengiriman laporan 1 Paket 10,000 10,000

012 PENINJAUAN LAPANG 1,060,000 521211 Belanja Bahan 60,000

Konsumsi rapat persiapan lapang (snack 8 org

x 7.500) 8 OK 7,500 60,000

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1,000,000 Biaya Petugas Peninjauan Lapang (4 org x 4

Hari x 1 kegiatan) 16 OK 62,500 1,000,000

013 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 297,500 521213 Honor Output Kegiatan 297,500

Biaya Petugas Pengolah dan Analisa Data (2

org x I Kegiatan) 2 OK 122,500 245,000

Biaya Petugas Pencetakan Peta I OK 52,500 52,500

014 PENYUSUNAN RISALAH PTP 762,500 521211 Belanja Bahan 75,000

Konsumsi rapatil im penyusunan Risalah P I P

(snack 10 org x 15.000) 10 OK 7,500 75,000

521213 Honor Output Kegiatan 687,500

Tim Penyusun Risalah PTP 687,500 Penanggung Jawab (Kendall mutu keabsahan

risalah PTP) 1 OK 175,000 175,000

Ketua (Kendali mutu materi PTP) 1 OK 137,500 137,500

Sekretaris (Perumusan materi data PTP) 1 OK 75,000 75,000

Anggota (Pengolah data PTP, 4 orang) 4 OK 75,000 300,000

015 PENGARSIPAN DAN PENGINTEGRASIAN DATA 35,000 521213 Honor Output Kegiatan 35,000

Pengintegrasian data 1 OK 17,500 17,500

Pengarsipan data 1 OK 17,500 17,500

JUMLAH 2,303,750

73

Page 78: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 9 : Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan

Dalam Rangka Izin Perubahan Penggunaan Tanah

Permohonan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka izin perubahan penggunaan tanah dengan Inas 4.500 m2

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 530.000 maka b'aya operasional Rp. 308.000,-

KODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

011 PERS1APAN PENGUMPULAN DATA LAPANG 63,500 521213 Honor Output Kegiatan 3,500

Biaya Petugas Penerima dan pemeriksa Berkas 1 OK 3,500 3,500

521211 Belanja Bahan 60,000

ATK 1 Paket 5,000 5,000

Bahan teknis penunjang komputer I Paket 15,000 15,000

PTP 1 Paket 20,000 20,000

Biaya Pengiriman laporan 1 Paket 20,000 20,000

012 PENINJAUAN LAPANG 12,500 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 12,500

Biaya Petugas Peninjauan Lapang (1 org x 1 Hari x 1 kegiatan) 1 OK 12,500 12,500

013 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 35,000 521213 Honor Output Kegiatan 35,000

org x 1 Kegiatan) 1 OK 24,500 24,500

Biaya Petugas Pencetakan Peta I OK 10,500 10,500

014 PENYUSUNAN RISALAH PTP 190,000 Konsumsi rapat Tim penyusunan Risalah PTP (snack 7 org ) 7 OK 7,500 52,500

521213 Honor Output Kegiatan 137,500

Tim Penyusun Risalah PTP 137,500

Penanggung Jawab (Kendali mutu keabsahan ris 1 OK 35,000 35,000

Ketua (Kendali mufti materi PTP) 1 OK 27,500 27,500

Sekretaris (Perumusan materi data PTP) I OK 15,000 15,000

Anggota (Pengolah data PTP, 4 orang) 4 OK 15,000 60,000

015 PENGARSIPAN DAN PENGINTEGRASIAN DATA 7,000 521213 Honor Output Kegiatan 7,000

Pengintegrasian data 1 OK 3,500 3,500

Pengarsipan data I OK 3,500 3,500

JUMLAH 308,000

74

Page 79: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Contoh 10 : Pelayanan Lisensi Pentlai Tanah

Tarif sesuai PP 13 sebesar Rp. 250.000 maka biaya operasional Rp. 181.458,-

KODE Uraian Kegiatan VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH KETERANGAN

(KELUARAN)

011 Persiapan Pemberian Lisensi 27,083 Notulensi Rapat

Belanja Bahan 5,000

ATK 1 PKT 5,000 5,000

521213 Honor Output Kegiatan 22,083

Pemeriksaan Berkas Administrasi I OK 22,083 22,083

013 Pengolahan Konsep SK 154,375 Surat Keputusan

521211 Belanian bahan 46,000

Pengadaan ATK 1 Pkt 14,000 14,000

Konsumsi 1 Pkt 32,000 32,000

521213 Honor Output Kegiatan 108,375

Proses Seleksi I OK 66,250 66,250

Pengolahan data 1 OK 33,125 33,125

kendali Mutu hash pekerjaan 1 OK 3,000 3,000

Kendall mutu keabsahan hash pekerjaan 1 OK 3,000 3,000

Pengarsipan dan penyerahan hash pekerjaan 1 OK 3,000 3,000

Jumlah 181,458

1 OK = 1 Berkas/1 SK

75

Page 80: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

VIII. REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)

Pelaksanaan Revisi DIPA yang terkait dengan pelaksanaan program/kegiatan agar

mempedomani Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2014 tanggal 13 Januari 2014

tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2014 serta mempedomani/memperhatikan program-

program prioritas pelayanan pertanahan jangka menengah dan tahunan. Dalam hal pelaksanaan

DIPA Satker/Unit Organisasi Eselon I memerlukan revisi, maka Pengguna Anggaran (PA)/

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat mengusulkan pengesahan revisi DIPA kepada Direktur

Jenderal Anggaran dan Kanwil Direktur Jenderal Perbendaharaan sesuai kewenangannya.

Prosedur Pengajuan Usul dan Proses Revisi DIPA di Lingkungan BPN RI.

A. Prosedur Pengajuan Usul Revisi DIPA

1. Usulan revisi DIPA BPN RI diajukan Eselon I/II yang terkait kepada Sekretaris Utama

dengan tembusan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, dan Biro Keuangan dan

Pelaksanaan Anggaran;

2. Usul revisi DIPA Daerah diajukan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN yang bersangkutan

kepada Sekretaris Utama dengan tembusan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri,

dan Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran;

3. Usul revisi DIPA STPN diajukan oleh Ketua STPN kepada Sekretaris Utama dengan

tembusan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, dan Biro Keuangan dan

Pelaksanaan Anggaran.

B. Mekanisme Revisi DIPA

1. Daftar Rincian Ruang Lingkup dan Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran

a. Revisi DJA

1) Daftar Revisi Anggaran yang disebabkan Penambahan atau Pengurangan Pagu

Anggaran Belanja termasuk Pergeseran Rincian Anggaran Belanjanya :

Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN;

2) Pergeseran antar Keluaran/Kegiatan dan atau kegiatan yang sama antar Satker

dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang

berbeda;

3) Perubahan atau Pergescran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap :

a) Penghapusan / perubahan catatan dalam halam IV DIPA;

b) Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian inkrucht;

c) Penggunaan dana Output Cadangan;

d) Penambahan / perubahan rumusan kinerja.

4) Daftar Rincian Anggaran Karena Kesalahan Administrasi :

a) Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan

sasaran yang sama;

76

Page 81: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b) Ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dalam wilayah

Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

c) Ralat Kode Lokasi dan Lokasi KPPN dalam wilayah kerja Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda;

d) Ralat Kode Satker;

e) Ralat Pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran yang berbeda antara

RKA-K/L dan RKP atau basil kesepakatan DPR-RI dengan pemerintah.

b. Revisi Kanwil DJPB

1) Penerimaan Hibah Langsung dal am bentuk uang;

2) Pergeseran dalam 1 (satu) keluaran yang sama dan atau antar keluaran, 1 (satu)

kegiatan yang sama dan atau antar kegiatan dalam 1 (Satu) Satker dan atau antar

Satker dalam 1 (Satu) wilayah kerja Kanwil DJPB.

Revisi yang memerlukan persetujuan Eselon I

a. Revisi Anggaran yang memerlukan persetujuan Eselon I meliputi :

b. Pergeseran dalam Keluaran yang sama, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam 1

(satu) wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

c. Pergeseran dalam Keluaran yang sama, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam

wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang sama;

d. Pergeseran antar Keluaran, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam 1 (satu)

wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

e. Pergeseran antar Keluaran, Kegiatan yang sama dan antar Satker dalam wilayah kerja

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda;

f. Pergeseran antar Kegiatan dalam 1 (satu) Satker.

2. Kelengkapan Usulan Revisi Anggaran

a. Revisi DJA

1) Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada

Sekretaris Utama yang dilampiri dokumen pendukung berupa:

a) Surat usulan Revisi Anggaran yang dilampiri matriks perubahan (semula-

menjadi);

b) SPTJM bermaterai yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran,

khusus untuk satker Kantor Pusat BPN RI SPTJM bermaterai ditandatangani

oleh penanggung jawab kegiatan/pimpinan unit Eselon II;

c) ADK RKA-K/L DIPA Revisi;

d) RKA Satker;

e) Copy DIPA Terakhir; dan

t) Dokumen pendukung terkait (meliputi: TOR, RAB, Analisa satuan biaya,

Spesifikasi teknis dll.).

77

Page 82: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

2) Sekretaris Utama meneliti usulan Revisi Anggaran dan kelengkapan dokumen

yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang telah diteliti kepada

APIP IQL (Inspektorat Utama) untuk dilakukan reviu.

3) Berdasarkan hasil reviu, Sekretaris Utama menyampaikan usulan Revisi

Anggaran kepada Direktur Jenderal Anggaran dengan melampirkan dokumen

pendukung berupa

a) Surat usulan Revisi Anggaran yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon I

dan dilampiri matriks perubahan (semula-menjadi);

b) SPTJM bermaterai yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon I (Sekretaris

Utama);

c) ADK RKA-K/L DIPA Revisi Satker; dan

d) RKA Satker.

b. Revisi DJPB

Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan usulan Revisi Anggaran kepada Kepala

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dilengkapi dokumen pendukung

berupa:

1) Surat Usulan Revisi Anggaran yang dilampiri matriks perubahan (semula-

menjadi) yang ditandatangani oleh KPA yang ADKnya (penyesuaian Digital

Stamp) diperoleh dari DIPA online terakhir;

2) SPTJM bermaterai yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran;

3) ADK RKA-K/L DIPA Revisi;

4) Copy DIPA Petikan Terakhir; dan

5) Dokumen pendukung terkait persetujuan unit eselon I.

3. Revisi Anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Dalam hal Revisi Anggaran mengakibatkan perubahan DIPA Petikan, Kuasa

Pengguna Anggaran menyampaikan usul Revisi Anggaran kepada Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan; dan

b. Dalam hal Revisi Anggaran tidak mengakibatkan perubahan DIPA Petikan, Kuasa

Pengguna Anggaran mengubah ADK RKA Satker, berkenaan melalui aplikasi

RKA-IQL-DIPA, mencetak Petunjuk Operasional Kegiatan (POK), dan Kuasa

Pengguna Anggaran menetapkan perubahan POK.

4. Revisi yang memerlukan Persetujuan DPR RI meliputi :

a. pergeseran anggaran antar Program selain untuk memenuhi kebutuhan Biaya

Operasional dan Penyelesaian inkracht;

b. pergeseran anggaran yang mengakibatkan perubahan hasil Program;

c. penggunaan anggaran yang harus mendapat persetujuan DPR-RI terlebih dahulu;

78

Page 83: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

d. perubahan/penghapusan catatan dalam halaman IV DIPA yang digunakan tidak

sesuai dengan recana peruntukan; dan/atau

e. pergeseran antar provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam rangka tugas

pembantuan dan urusan bersama, atau antar provinsi untuk kegiatan dalam rangka

dekonsentrasi.

5. Batas Akhir Penerimaan Usul Revisi Anggaran

Batas Akhir penerimaan usul Revisi Anggaran untuk Tahun Anggaran 2014 ditetapkan

sebagai berikut:

a. Tanggal 31 Oktober 2014 untuk Revisi Anggaran pada Direktorat Jenderal Anggaran,

dan diterima di Kantor Pusat BPN RI paling lambat tanggal 20 Oktober 2014 dengan

seluruh dokumen lengkap.

b. Tanggal 12 Desember 2014 untuk Revisi Anggaran pada Kanwil Direktorat Jenderal

Perbendaharaan.

c. Dalam hal Revisi Anggaran berkenaan dengan :

1) Kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP, PLN, HLN, dan HDN serta

Pinjaman Dalam Negeri;

2) Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan data/dokumen yang harus mendapat

persetujuan dari unit eksternal Kementerian/Lembaga seperti persetujuan DPR,

persetujuan Menteri Keuangan, basil audit eksternal, dan sejenisnya.

Batas akhir penerimaan usul Revisi Anggaran oleh Direktorat Jenderal Anggaran

ditetapkan paling lambat tanggal 19 Desember 2014.

d. Dalam hal terdapat alokasi anggaran yang dituangkan dalam Output Cadangan, usul

penggunaan dana Output Cadangan paling lambat diterima di Kantor Pusat BPN RI

tanggal 10 Maret 2014, batas akhir penyelesaian untuk diajukan ke DJA tanggal 4

April 2014.

e. Dalam hal terdapat pagu minus terkait pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat

pada gaji untuk Tahun Anggaran 2014, pagu minus tersebut harus diselesaikan

melalui mekanisme revisi DIPA paling lambat diterima di Kantor Pusat BPN RI

tanggal 19 Desember 2014 dan batas akhir penyelesaian pagu tanggal 30 Desember

2014.

C. Batasan Revisi Anggaran

1. Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangi alokasi anggaran;

2. Revisi Anggaran dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan untuk hal-hal

yang dibatasi atau dilarang didanai dari APBN;

3. Revisi Anggaran dapat di lakukan sepanjang tidak mengurangi volume keluaran yang

telah ditetapkan dalam DIPA;

4. Revisi Anggaran berupa pergeseran antar kegiatan dapat dilakukan sepanjang tidak

mengurangi volume keluaran yang telah ditetapkan dalam DIPA dan digunakan untuk

hal-hal yang bersifat prioritas, mendesak, darurat, dan tidak dapat ditunda.

79

Page 84: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

IX. PENYUSUNAN DAN REVISI PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK)

A. Penyusunan POK

POK merupakan penjabaran lebih lanjut dari DIPA petikan, POK berfungsi sebagai :

1. Pedoman dalam melaksanakan kegiatan/aktivitas;

2. Alat monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan/aktivitas;

3. Alat perencana kebutuhan dana;

4. Sarana untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pelaksanaan

anggaran.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada masing-masing satker pada awal tahun anggaran

setelah diterimanya DIPA petikan segera menyusun dan menetapkan Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK) DIPA Tabun Anggaran berjalan yang mengacu pada Kertas Kerja RKAKL

yang menjadi dasar penerbitan DIPA bersangkutan.

POK sekurang-kurangnya memuat uraian tentang kode dan nama Satker, nama Program,

Kegiatan, Output, Sub Output, Komponen, Sub Komponen, Akun, Detail, Volume, Harga

Satuan dan Sumber Dana (format POK sebagaimana tercantum pada lampiran 21).

B. Revisi POK

Apabila dalam pelaksanaan kegiatan memerlukan revisi POK dibuat oleh PPK, untuk BPN

RI usulan dari Eselon II sebagai penanggung jawab kegiatan ditujukan kepada Kepala Biro

Keuangan dan Pclaksanaan Anggaran, untuk Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan

dapat diajukan oleh PPK dengan mengubah RKAKL berkenaan dan selanjutnya

menyampaikan Arsip Data Komputer (ADK) berupa matrik perubahan dan Kertas Kerja

RKAKL pembaruan dalam sojicopy dan hardcopy dimaksud kepada Kepala Kanwil Ditjen

Perbendaharaan setempat untuk dilaksanakan pemutakiran data/validasi DIPA.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan revisi POK antara lain :

1. Harus memperhatikan realisasi anggaran Akun sebelumnya;

2. Pada revisi POK ke 2 dan selanjutnya agar memperhatikan hasil revisi POK sebelumnya;

3. Anggaran yang diblokir/bintang tidak diperkenankan direvisi sebelum pembukaan blokir;

Dalam mengajukan revisi POK agar menyebutkan alasan perubahan/revisi dan

menyebutkan program, kegiatan, sub kegiatan, komponen, sub komponen atau Akun yang

akan direvisi.

Revisi Anggaran yang dilaksanakan pada Kuasa Pengguna Anggaran merupakan Revisi

Anggaran dalam hal pagu anggaran tetap meliputi :

1. Pergeseran dalam 1 (satu) Keluaran, 1 (satu) Kegiatan dan 1 (satu) Satker; dan/ atau

2. Pergeseran antar Keluaran,1 (satu) Kegiatan dan 1 (satu) Satker.

80

Page 85: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

KASUBAG. "FU/PEJABAT YANG MENANGANI KEUANGAN/VERIFIKASI

DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG DITUNJUK

PLJUGAS AKUNTANSI/VEREIFIKASI PFTUGAS PEREKAM KOMPUTER

X. PELAPORAN

A. Laporan Keuangan

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi

dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Jis. Nomor 233/PMK.05/2011 tentang perubahan

PMK No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pusat, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang

Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, bahwa sebagai

Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN, Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyusun

dan menyampaikan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dengan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi.

Untuk penyusunan dan penyampaian Laporan Keuangan dengan Aplikasi Sistem Akuntansi

Instansi (SAI) setiap Kepala Kantor sebagai Kuasa Pengguna Anggaran wajib membentuk :

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) :

r

KEPAI A SA MAN KEICIA

Keterangan :

Penanggung jawab

Petugas Akuntansi Keuangan

1. Kantor Pertanahan membentuk Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

yang mempunyai tugas dan kewajiban :

a. Memproses dokumen sumber berupa

1) Perkiraan pendapatan pada DIPA halaman III;

2) Surat Setor Pajak (SSP);

3) Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP);

4) Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB);

5) DIPA, Revisi DIPA;

6) SKPA;

7) SPM, SP2D, dan

8) Dokumen lain yang dipersamakan untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa

LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan satuan kerja.

81

Page 86: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. Bagi Satuan Kerja yang mendapat Hibah Dalam/Luar Negeri Langsung (HD/LNL)

yang berupa Uang/Barang/Jasa/Surat Berharga wajib memproses :

1) DIPA/Revisi DIPA;

2) SP2HL/SPHL;

3) SP4HL/SP3 H L;

4) SP3HL-BJS;

5) MPHL-BJS/Persetujuan MPHL-BJS; dan

6) Surat Setoran Bukan Pajak (untuk pengembalian pendapatan hibah).

c. Melakukan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dan laporan barang;

d. Menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke KPPN dan melakukan

rekonsiliasi dengan KPPN setempat setiap bulan;

e. Menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK hasil rekonsiliasi dengan KPPN setiap

bulan kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Esselon I (UAPPA-

El /UAPA);

Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan tahunan terdiri

dari LRA, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan dilengkapi dengan Surat

Pernyataan Tanggung Jawab dari Kepala Kantor Pertanahan;

Membuat Laporan Keuangan Manual berupa LKKA dan LKKUP dan menyampaikan

ke tingkat UAPPA-W setiap bulan.

82

Page 87: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W)

KEPALA KANTOR WILAYAH/ KEPALA SATUAN KERJA YANG

DITETAPKAN

PEJABAT ESELON III KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN

AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/VERIFIKASI

DAN AKUNTANSI /PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA SUB BAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

PFYRJGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PETUGAS KOMPUTER

Keterangan:

I — — Penanggung Jawab

Petugas Akuntansi Keuangan

2. Kantor Wilayah BPN disamping sebagai Satker (UAKPA) juga wajib membentuk Unit

Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) yang mempunyai tugas

dan kewajiban :

a. Melakukan proses penggabungan Laporan Keuangan yang berasal dari UAKPA di

wilayah kerjanya (termasuk laporan realisasi anggaran pembiayaan dan perhitungan

yang digunakan bila ada);

b. Menyusun Laporan Keuangan Tingkat UAPPA-W berdasarkan basil penggabungan

laporan keuangan dari tingkat UAKPA di wilayah kerjanya;

c. Melakukan rekonsiliasi internal antara Laporan keuangan dengan Laporan Barang;

83

Page 88: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

d. Menyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-W beserta ADK kepada Kanwil

Direktorat Jenderal Perbendaharaan di wilayahnya masing-masing setiap bulan dan

melakukan rekonsiliasi setiap Triwulan;

e. Menyampaikan laporan realisasi anggaran dan neraca beserta ADK setiap bulan ke

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran tingkat Esselon 1 (UAPPA-E1) atau

Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) setiap bulan;

f. Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan tahunan. Untuk

penyampaian laporan keuangan tersebut harus dibuat secara lengkap berupa LRA.

Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan dilengkapi dengan Surat Pernyataan

Tanggung Jawab dari Kepala Kantor Wilayah BPN;

g. Menggabungkan dan memverifikasi laporan keuangan manual beruapa LKKA dan

LKKUP dari Satker dan menyampaikannya ke tingkat Eselon I dan UAPA.

Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA):

MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA

PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KESEKRETARIATAN/PEJABAT YANG

DITUNJUK

KEPALA BIRO YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/PEJABAT YANG

DITUNUJUK

KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

MEMBIDANGI KEUNGAN/VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA SUB BAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI

DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG DITUNJUK

PETUGAS AKUNTANSI/

PETUGAS VERIFIKASI

KOMPUTER

Keterangan:

Penanggung Jawab

Petugas Akuntansi Keuangan

84

Page 89: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

3. Kantor Pusat BPN RI disamping sebagai Satker (UAKPA) juga wajib membentuk Unit

Akuntansi Pengguna Anggaran Esselon I (UAPPA-EI) dan Unit Akuntansi Pengguna

Anggaran (UAPA).

Mengingat Kantor Pusat BPN RI hanya mempunyai 1 (satu) Esselon I yang mempunyai

DIPA sehingga Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Esselon I digabung

dengan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) yang mempunyai tugas dan

kewaj i ban :

a. Melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPPA-W serta Laporan

Real isasi Anggaran;

b. Menyusun laporan keuangan tingkat UAPA berdasarkan basil penggabungan laporan

keuangan UAPPA-W;

c. Melakukan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan laporan barang;

d. Melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan e.g. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester

dan basil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi;

e. Menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPA beserta ADK kepada Direktorat

Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

f. Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan tahunan yang terdiri dari LRA,

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disertai surat pernyataan tanggung

jawab (Statement of Responsibility) dari Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia dan pernyataan telah direyiu oleh inspektorat utama;

g. Menggabungkan dan memverifikasi laporan keuangan manual berupa LKKA dan

LKKUP dari tingkat wilayah seluruh Indonesia.

4. Penyampaian Laporan Keuangan.

a. Kantor Pertanahan/UAKPA menyampaikan laporan keuangan bulanan berupa Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan ADK ke KPPN selambat-lambatnya 7 (tujuh)

ban kerja setelah berakhirnya bulan bersangkutan; dan ke tingkat UAPPA-W paling

lambat tanggal 12 (dua belas) bulan berikutnya. Sedangkan penyampaian laporan

keuangan triwulanan untuk :

1) Triwulan I berupa : LRA, Neraca, ADK, BAR ke tingkat UAPPA-W paling lambat

tanggal 12 April 2014:

2) Triwulan II/Semester I berupa LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual, ADK dan

BAR ke tingkat tJAPPA-W paling lambat tanggal 10 Juli tahun 2014;

3) Triwulan III berupa : LRA, Neraca, ADK, BAR ke tingkat UAPPA-W paling

lambat tanggal 12 Oktober 2014;

4) Triwulan IV/Semester II berupa : LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual,

Pernyataan Tanggung Jawab dari Kepala Kantor Pertanahan, ADK dan BAR ke

tingkat tJAPPA-W paling lambat tanggal 20 Januari 2015.

85

Page 90: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. Kantor Wilayah BPN/UAPPA-W menyampaikan laporan-laporan berupa Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca dan ADK ke :

1) Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan setempat paling lambat tanggal 15

(lima belas) pada bulan berikutnya setiap triwulanan; dan

2) Unit Akuntansi tingkat UAPPA-E1/UAPA paling lambat tanggal 20 (dua puluh)

bulan berikutnya setiap bulan.

Sedangkan untuk penyampaian laporan keuangan Triwulanan untuk :

1) Triwulan I berupa : LRA, Neraca, ADK dan BAR paling lambat tanggal 20 April

2014;

2) Triwulan II/Semester I berupa : LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual, ADK,

BAR dan pernyataan tanggung jawab dari Kepala Kantor Wilayah BPN paling

lambat tanggal 15 Juli 2014;

3) Triwulan III berupa : LRA, Neraca, ADK dan BAR paling lambat tanggal

20 Oktober 2014.

4) Triwulan TV/Semester II berupa: LRA, Neraca, CaLK, Informasi Akrual, ADK,

BAR dan pernyataan tanggung jawab dari Kepala Kantor Wilayah BPN paling

lambat tanggal 29 Januari 2015.

c. Kantor Pusat BPN RT/UAPA menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan

ADK triwulanan ke Kementerian Keuangan Cq. Direktorat Jenderal Perbendaharaan

sebagai berikut :

1) Triwulan I beruapa : LRA dan ADK paling lambat tanggal 7 Mei 2014;

2) Triwulan II/Semester I berupa : LRA, Neraca CaLK, Informasi Akrual, ADK,

BAR, dan pernyataan tanggung jawab dari Kepala BPN RI serta Pernyataan Reviu

dari Inspektur Utama paling lambat tanggal 26 Juli 2014;

3) Triwulan III berupa : LRA dan ADK paling lambat tanggal 9 November 2014; dan

4) Triwulan IV/Semester II berupa : LRA, Neraca, CaLK, ADK, BAR, Pernyataan

Tanggung Jawab dari Kepala BPN RI, Pernyataan Reviu dari Inspektur Utama,

dan Informasi Akrual paling lambat akhir hulan Februari 2015.

5. Sistematika Laporan Keuangan

Dalam Menyusun Laporan Keuangan mempedomani Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tanggal 30 Desember 2013 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang berisi Laporan

Realisasi Anggaran dan Neraca Kementerian Negara/Lembaga disertai dengan Catatan

atas Laporan Keuangan.

Laporan keuangan terdiri dari laporan keuangan pokok dan laporan keuangan pendukung

yang dijilid terpisah.

86

Page 91: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Adapun Sistematika Laporan Keuangan Pokok adalah sebagai berikut

Pernyataan Telah Direviu (hanya untuk penyajian Laporan Keuangan Tingkat Unit

Akuntansi Pengguna Anggaran)

Ringkasan Laporan Keuangan

Pernyataan Tanggung Jawab

1. Laporan Realisasi Anggaran

II. Neraca

III. Catatan atas Laporan Keuangan

A. Gambaran Umum Entitas

A.1. Dasar Hukum

Menjelaskan tentang dasar hukum penyusunan dan penyajian laporan

keuangan, domisili dan bentuk hukum entitas.

A.2. Kebijakan Teknis

Menjelaskan mengenai visi dan misi kebijakan entitas dan tugas serta

fungsi entitas.

A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Menjelaskan proses dan sistem akuntansi yang digunakan penyusunan

laporan keuangan entitas

A.4. Kebijakan Akuntansi

Menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas dan

metode-metode penerapannya yang secara material mempengaruhi

penyajian Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Pengungkapan juga

harus meliputi pertimbangan- pertimbangan penting yang diambil dalam

mcmilih prinsip- prinsip yang sesuai.

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

Penjelasan atas Laporan Realisasi Anggaran disajikan untuk pos Pendapatan

dan Belanja dengan struktur sebagai berikut:

(a) Anggaran;

(b) Realisasi;

(c) Prosentase pencapaian;

(d) Penjelasan atas perbedaan antara anggaran dan realisasi;

(e) Perbandingan dengan periode yang lalu;

(0 Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dan periode yang lalu;

(g) Rincian lcbih lanjut pendapatan menurut sumber pendapatan;

(h) Rincian lebih lanjut belanja menurut klasifikasi ekonomi, organisasi, dan

fungsi;

(i) Rincian lebih lanjut pembiayaan;

(j) Pengungkapan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran yang disyaratkan

oleh Standar Akuntansi Pemerintahan; dan

87

Page 92: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

(k) Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

Penjelasan atas Neraca disajikan untuk pos aset, kewajiban, dan ekuitas dengan

struktur sebagai berikut:

(a) Perbandingan dengan periode yang lalu;

(b) Rincian lebih lanjut atas masing-masing akun dalam aset lancar, investasi

jangka panjang, aset tetap, aset lainnya, kewajiban jangka pendek, kewajiban

jangka panjang, dan ekuitas;

(c) Pengungkapan atas pos-pos Neraca yang disyaratkan oleh Standar Akuntansi

Pemerintahan; dan

(d) Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.

D. Pengungkapan Penting Lainnya

Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan informasi yang bila

tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca laporan.

Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian kejadian

penting selama tahun pelaporan, seperti:

(a) Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;

(b) Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru;

(c) Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan padaNeraca;

(d) Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan; dan

(e) Kejadian yang mempunyai dampak sosial.

D.1. Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca

D.2. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK

D.3. Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual

D.4. Rekening Pemerintah

D.5. Pengungkapan Lain-lain (contoh : Barang yang belum dicatat dalam BMN

yang perolehannya bukan dari APBN)

E. Lampiran dan Daftar

(a). Menyajikan informasi yang berisi rincian atas angka-angka yang disajikan

pada LRA dan neraca;

(b). Laporan Keuangan Badan Layanan Umum

(c). Informasi pendapatan dan belanja secara akrual

(d). Pengungkapan lainnya yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku.

Laporan-laporan Pendukung:

A. Rincian laporan yang dihasilkan dari aplikasi, antara lain:

1. Laporan Realisasi Anggaran;

2. Laporan Realisasi Anggaran Belanja dan kembali belanja melalui KPPN dan BUN;

3. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah

88

Page 93: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN;

4. Laporan Realisasi Anggaran Kembali Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan

dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN;

5. Laporan Realisasi Anggaran Belanja melalui KPPN dan BUN Menurut Jenis

Satuan Kerja (untuk tingkat Kementerian Negara/Lembaga, Eselon I dan Wilayah);

6. Laporan Realisasi Anggaran Kembali Belanja melalui KPPN dan BUN Menurut

Jenis Satuan Kerja (untuk tingkat Kementerian Negara/Lembaga, Eselon I dan

Wilayah);

7. Neraca;

8. Neraca Percobaan.

B. Laporan pengguna barang;

C. Catatan Ringkas Barang Milik Negara

D. Daftar Rekening Pemerintah;

E. Rencana dan Tindak Lanjut Kementerian Negara/Lembaga atas temuan pemeriksaan

BPK terhadap Laporan Keuangan Kementerian Lembaga;

F. Berita Acara Rekonsiliasi;

G. Daftar, label dan/atau dokumen lain yang dibutuhkan oleh penyusun laporan

keuangan dalam rangka penyajian laporan keuangan yang andal.

Untuk format laporan keuangan menyesuaikan dengan lampiran pada Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tanggal 30 Desember 2013.

Adapun contoh daftar isi sebagai berikut:

Kata Pengantar

Pernyataan Tanggung Jawab

Ringkasan

I. Laporan Realisasi Anggaran

II. Neraca

III. Catatan atas Laporan Keuangan

A. Penjelasan Umum

A.1. Dasar Hukum

A.2. Kebijakan Teknis

A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.4. Kebijakan Akuntansi

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

B.1. Pendapatan Negara dan Hibah

B.2. Belanja Negara

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

C.1. Aset Lancar

C.2. Aset Tetap

89

Page 94: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

C.3. Piutang Jangka Panjang

C.4. Aset Lainnya

C.5. Kewajiban Jangka Pendek

C.6. Ekuitas Dana Lancar

C.7. Ekuitas Dana Investasi

D. Pengungkapan Penting Lainnya

D.1. Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca

D.2. Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK

D.3. Informasi Pendapatan dan Belanja secara Akrual

D.4. Rekening Pemerintah

D.5. Pengungkapan Lain-lain (contoh : Barang yang belum dicatat dalam BMN

yang perolehannya bukan dari APBN)

E. Lampiran dan Daftar:

E.1. Informasi pendapatan dan belanja secara akrual;

E.2. Rekapitulasi Kas lainnya dan setara kas;

E.3. Rekapitulasi Kas di Bendahara Penerimaan;

E.4. Rekapitulasi Kas di Bendahara Pengeluaran;

E.5. Daftar piutang PNBP;

E.6. Rekapitulasi LKKA;

E.7. Rekapitulasi LKKUP;

E.8. Bukti Setor SSBP pengembalian tahun anggaran yang disetor tahun

anggaran berikutnya;

E.9. Bukti setor sisa UP; dan

E.10. Bukti setor SSBP TP/TGR.

Laporan-Laporan Pendukung :

1. LRA Pendapatan dan LRA Pengembalian Pendapatan;

2. LRA Belanja dan LRA Pengembalian Belanja;

3. Neraca;

4. Neraca Percobaan;

5. Laporan Barang Pengguna;

6. Catatan ringkas Barang Milik Negara;

7. Daftar Rekening Pemerintah;

8. Lampiran Tindak Lanjut atas Temuan BPK;

9. Berita acara rekonsiliasi internal;

10.Berita acara rekonsiliasi eksternal; dan

11.Dokumen lain yang diperlukan.

90

Page 95: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

B. Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dalam Penyusunan Laporan Keuangan :

1. Menginventarisasi Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009

tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada

Laporan Keuangan dinyatakan bahwa Laporan Keuangan Semesteran dan Laporan

Keuangan Tahunan harus dilengkapi dengan informasi Pendapatan dan Belanja secara

Akrual. Informasi tentang pendapatan dan belanja secara akrual dimaksudkan sebagai

tahapan dari pendapatan dan belanja berbasis kas menuju pada penerapan anggaran

berbasis akrual.

Adapun yang dimaksud dengan

a. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan;

b. Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat hak dan/atau kewajiban timbul;

c. Pendapatan secara akrual adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah

ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar

kembali;

d. Belanja secara Akrual adalah penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa dalam

periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau

konsumsi aset atau timbulnya kewajiban;

e. Belanja yang masih harus dibayar adalah kewajiban yang timbul akibat hak atas

barang/jasa yang telah diterima/dinikmati dan/atau perjanjian/komitmen yang

dilakukan oleh Kementerian Negara/Lembaga, namun sampai pada akhir periode

pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/

komitmen tersebut;

f. Belanja dibayar di muka adalah pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah

dibayarkan dari Rekening Kas Umum Negara dan membebani pagu anggaran, namun

barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan

kerja/pemerintah;

g. Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sampai dengan tanggal

pelaporan belum diterima oleh satuan kerja karena adanya tunggakan pungutan

pendapatan dan transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih satuan kerja/pemerintah

dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

h. Pendapatan diterima di Muka adalah pendapatan yang diterima oleh satuan kerja dan

sudah disetor ke Rekening Kas Umum Negara, namun wajib setor belum menikmati

barang/jasa/fasilitas dari satuan kerja/pemerintah, atau pendapatan pajak/bukan pajak

yang telah disetor oleh wajib pajak/bayar ke Rekening Kas Umum Negara yang

berdasarkan basil pemeriksaan dan/atau penelitian oleh pihak yang berwenang terdapat

lebih bayar pajak/bukan pajak.

91

Page 96: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Informasi pendapatan secara akrual :

1) Diperoleh dari realisasi pendapatan berbasis kas disesuaikan dengan transaksi

pendapatan akrual;

2) Transaksi pendapatan secara akrual terdiri dari :

a) Pendapatan yang masih harus diterima, yaitu pendapatan perpajakan yang masih

harus diterima dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang masih harus

diterima.

Pendapatan yang masih harus diterima disajikan sebagai penambah pada

informasi pendapatan secara akrual dan sebagai piutang pada neraca.

b) Pendapatan diterima dimuka, yaitu PNBP diterima dimuka.

Pendapatan diterima dimuka disajikan sebagai pengurang pada informasi

pendapatan secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek pada neraca.

Informasi belanja secara akrual :

1) Diperoleh dari belanja berbasis kas disesuaikan dengan transaksi belanja akrual.

2) Transaksi belanja secara akrual terdiri dari :

a) Belanja yang masih harus dibayar, terdiri dari belanja pegawai, yang masih

harus dibayar, belanja barang yang masih harus dibayar, belanja modal yang

masih harus dibayar.

Belanja yang masih harus dibayar disajikan sebagai penambah pada informasi

belanja secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek pada neraca.

b) Belanja yang dibayar dimuka, terdiri dari belanja pegawai dibayar dimuka,

belanja barang dibayar dimuka, belanja modal dibayar dimuka.

Belanja dibayar dimuka disajikan sebagai pengurang pada informasi belanja

secara akrual dan sebagai piutang pada neraca.

2. Menentukan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak

Tertagih

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas

Piutang Kementerian Negara/Lembaga Jo. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih

pada Kementerian Negara/Lembaga dinyatakan bahwa

Satuan Kerja yang memiliki piutang harus menetapkan kualitas piutang dan pembentukan

penyisihan piutang tak tertagih, balk piutang jangka pendek dan piutang jangka panjang.

Adapun yang dimaksud dengan :

a. Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Kementerian Negara/Lembaga

dari/atau Bak Kementerian Negara/Lembaga yang dapat dinilai dengan uang sebagai

akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atau akibat lainnya yang sah;

b. Piutang Jangka Pendek adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan

dalam jangka waktu 12 (dua betas) bulan sejak tanggal pelaporan;

92

Page 97: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

c. Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan

lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan;

d. Kualitas Piutang adalah hampiran atas ketertagihan piutang yang diukur berdasarkan

kepatuhan membayar kewajiban oleh debitor.

1) Kualitas Piutang.

Penilaian Kualitas Piutang dilakukan dengan mempertimbangkan sekurang-

kurangnya:

a) Jatuh tempo piutang; dan

b) Upaya penagihan

Kualitas Piutang ditetapkan dalam 4 (empat) golongan, yaitu kualitas lancar,

kualitas kurang lancar, kualitas diragukan, dan kualitas macet.

Penilaian Kualitas Piutang dilakukan berdasarkan kondisi Piutang pada tanggal

laporan keuangan.

2) Klasifikasi Piutang.

Penggolongan Piutang digolongkan menjadi :

a) Piutang Pajak (tidak dijelaskan);

b) Piutang Bukan Pajak; dan

c) Piutang Lainnya.

Penggolongan kualitas Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak dilakukan dengan

ketentuan :

a) Kualitas lancar apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh

tempo yang ditetapkan;

b) Kualitas kurang lancar apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan;

c) Kualitas diragukan apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan; dan

d) Kualitas macet apabila :

- Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau

- Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/ Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara.

3) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Yang dimaksud Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang hams

dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan

kualitas piutang.

Klasitikasi penyisihan piutang

a) Penyisihan piutang tidak tertagih yang umum;

93

Page 98: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b) Penyisihan piutang tidak tertagih yang khusus;

(1) Penyisihan Piutang Tidak tertagih yang umum ditetapkan paling sedikit

sebesar 5 %o (lima permit) dari Piutang yang memiliki kualitas lancar;

(2) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang khusus ditetapkan sebesar :

10 % (sepuluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas kurang lancar

setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan;

- 50 % (lima puluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas diragukan

setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan; dan

- 100 % (seratus perseratus) dari Piutang dengan kualitas macet setelah

dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan.

c) Agunan atau barang sitaan yang mempunyai nilai di atas piutangnya

diperhitungkan sama dengan sisa piutang;

d) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang dibentuk berdasarkan piutang yang

kualitasnya menurun, dilakukan dengan mengabaikan persentase Penyisihan

Piutang Tidak Tertagih pada Kualitas Piutang sebelumnya;

e) Kementerian Negara/Lembaga yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dikenakan sanksi administratif berupa teguran

tertulis oleh Menteri Kcuangan;

f) Nilai agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditetapkan sebesar:

(1) 100 % (seratus perseratus) dari agunan berupa surat berharga yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat berharga negara, garansi bank,

tabungan dan dcposito yang diblokir pada bank, emas dan logam mulia;

(2) 80 % (delapan puluh perseratus) dari nilai hak tanggungan atas tanah

bersertifikat hak milik (SHM) atau hak guna bangunan (SHGB) berikut

bangunan di atasnya;

(3) 60 % (enam puluh perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah

bersertifikat hak milik (SHM), hak guna bangunan (SHGB), atau hak pakai,

berikut bangunan di atasnya yang tidak diikat dengan hak tanggungan;

(4) 50 % (lima pulub perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah dengan

bukti kepemilikan berupa Surat Girik (lever C) atau bukti kepemilikan non

sertifikat lainnya yang dilampiri surat pemberitahuan pajak terhutang

(SPPT) terakhir;

(5) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai hipotik atas pesawat udara dan kapal

laut dengan isi kotor paling sedikit 20 (dua puluh) meter kubik;

(6) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai jaminan fidusia atas kendaraan

bermotor; dan

94

Page 99: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

(7) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai atas pesawat udara, kapal laut, dan

kendaraan bermotor yang tidak diikat sesuai ketentuan yang berlaku dan

disertai bukti kepemilikan.

Agunan selain yang dimaksud di atas dapat diperhitungkan sebagai faktor

pengurang dalam pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih setelah mendapat

persetujuan dari Menteri Keuangan.

g) Nilai barang sitaan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditetapkan sebesar :

(1) 100 % (seratus perseratus) dari agunan berupa surat berharga yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat berharga negara, tabungan dan

deposito yang diblokir pada Bank, emas dan logam mulia;

(2) 60 % (enam puluh perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah

bersertifikat hak milik (SHM), hak guna bangunan (SHGB), atau hak pakai,

berikut bangunan di atasnya;

(3) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai jual objek pajak atas tanah dengan

bukti kepemilikan berupa Surat Girik (letter C) atau bukti kepemilikan non

sertifikat lainnya yang dilampiri surat pemberitahuan pajak terhutang

(SPPT) terakhir; dan

(4) 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai atas pesawat udara, kapal laut dan

kendaraan bermotor yang disertai bukti kepemilikan.

Barang sitaan selain yang dimaksud di atas tidak diperhitungkan sebagai

pengurang dalam pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih;

h) Nilai agunan atau barang sitaan bersumber dari nilai yang dikeluarkan &eh

Instansi yang berwenang;

i) Dalam hal sumber nilai agunan atau barang sitaan tidak diperoleh, agunan atau

barang sitaan tidak diperhitungkan sebagai faktor pengurang Penyisihan Piutang

Tidak Tertagih;

j) Menteri Keuangan berwenang melakukan penilaian kembali atas nilai agunan

dan/atau barang sitaan yang telah diperhitungkan sebagai pengurang dalam

pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih apabila Kementerian

Negara/Lembaga tidak memenuhi ketentuan; dan

k) Kewenangan Menteri Keuangan melakukan penilaian kembali didelegasikan

kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

4) Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.

a) UAKPA melakukan akuntansi penyisihan piutang tak tertagih terhadap piutang

yang dimiliki dan/atau dikuasainya, baik terhadap piutang jangka pendek dan

piutang jangka panjang;

b) Penghitungan penyisihan piutang tidak tertagih dijabarkan di dalam Kartu

Penyisihan Piutang Tak Tertagih;

95

Page 100: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

c) Nilai penyisihan tidak bersifat akumulatif tetapi ditetapkan setiap semester dan

tahunan sesuai perkembangan kualitas piutang;

d) Tata cara penetapan kualitas piutang dan besarnya tarif penyisihan piutang

sebagaimana dijelaskan tersebut diatas;

e) Berdasarkan Kartu Penyisihan Piutang, UAKPA melakukan penatausahaan dan

dilakukan input dengan formulir jurnal aset.

5) Tata Cara Pelaporan Serta Penyajian dan Pengungkapan Penyisihan Piutang Tidak

Tertagih.

a) Tingkat UAKPA

(1) UAKPA menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam neraca

setiap semester dan tahunan;

(2) UAKPA mengungkapkan informasi yang lebih rinci dalam CaLK; dan

(3) UAKPA menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak tertagih

melalui laporan keuangan ke UAPPA-W atau UAPPA-E1 setiap semester

dan tahunan.

b) Tingkat UAPPA-W

(1) UAPPA-W menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam laporan

keuangan UAPPA-W setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan

keuangan UAKPA;

(2) UAPPA-W mengungkapkan lebih rinci dalam Catatan atas Laporan

Keuangan; dan

(3) UAPPA-W menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak

tertagih melalui laporan keuangan kepada UAPPA-E1 setiap semester dan

tahunan.

c) Tingkat UAPPA-E1

(1) UAPPA-E1 menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam laporan

keuangan UAPPA-E1 setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan

keuangan UAPPA-W/UAKPA;

(2) UAPPA-E1 mengungkapkan lebih rinci dalam Catatan atas Laporan

Keuangan;

(3) UAPPA-E1 menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak

tertagih melalui laporan keuangan kepada UAPA setiap semester dan

tahunan.

d) Tingkat UAPA

(1) UAPA menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam neraca UAPA

setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan keuangan UAPPA-E1;

(2) UAPA menyajikan penyisihan piutang tidak tertagih di dalam neraca UAPA

setiap semester dan tahunan berdasarkan laporan keuangan UAPPA-E1;

(3) UAPA mengungkapkan lebih rinci dalam Catatan atas Laporan Keuangan;

96

Page 101: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

(4) UAPA menyampaikan informasi tentang penyisihan piutang tidak tertagih

melalui laporan keuangan kepada Menteri Keuangan c.q Ditjen

Perbendaharaan setiap semester dan tahunan.

6) Jurnal Standar.

Satuan kerja setelah menetapkan kualitas piutang dan pembentukan penyisihan

piutang selanjutnya menyajikan dalam Neraca :

a) Jurnal Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dilakukan pada setiap

tanggal neraca yaitu semesteran dan tahunan;

b) Jurnal Penyesuaian Penyisihan Piutang dilakukan pada tanggal pelaporan

berikutnya apabila ada penambahan atau pengurangan;

c) Jurnal Penghapusan Piutang Tidak Tertagih dilakukan apabila piutang tidak

dihapuskan; dan

d) Jurnal Balik Penyisihan Piutang l'idak Tertagih dilakukan pada awal tahun

anggaran berikutnya.

3. Pelaporan Pencatatan

Untuk pelaporan hihah agar mempedomani surat Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia Nomor 2339/2.3-100/VII/2012 tanggal 2 Juli 2012 perihal

Pengelolaan dan Sistem Pelaporan Ilibah.

a. Satuan Kerja membukukan dokumen sumber transaksi keuangan atas :

1) Belanja yang bersumber dari hibah langsung bentuk uang;

2) Saldo kas di K/L dari hibah;

3) Belanja barang untuk pencatatan persediaan dari hibah; dan

4) Belanja modal untuk pencatatan aset tetap atau aset lainnya dari hibah.

b. Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yang sampai dengan akhir tahun

belum digunakan dan belum disahkan, disajikan dalam Neraca;

c. Pendapatan Hibah Langsung dalam bentuk uang yang telah disahkan dan masih

terdapat sisa pada akhir tahun anggaran, disajikan dalam Neraca dan merupakan

bagian dari Saldo Anggaran Lebih;

d. Aset yang diperoleh dari Pendapatan Hibah dalam bentuk barang disajikan dalam

Neraca;

e. Penerima hihah mencatat realisasi belanja yang bersumber dari hibah, belanja barang

untuk pengesahan pendapatan dari hibah, belanja modal untuk pengesahan aset

tetap/aset lainnya dari hibah dalam Laporan Realisasi Anggaran dan mengungkapkan

Pendapatan Hibah dalam CaLK;

f. BPN RI/UAPA melakukan Rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Wang

(DJPU) atas realisasi Pendapatan Hibah Langsung secara triwulanan;

g. Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud dapat dilakukan dari tingkat UAPA sampai

dengan UAKPA.

97

Page 102: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Kuasa Pengguna Anggaran selain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan dengan

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan

secara manual berupa :

a. Laporan Keadaan Kredit Anggaran/LKKA (lampiran 22) , disampaikan :

1) Untuk kantor pertanahan disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN Up.

Kabag TU selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah akhir bulan;

2) Untuk Kanwil BPN disampaikan kepada Sekretaris Utama BPN RI Up. Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran, berupa rekapitulasi laporan semua satker

disampaikan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja setelah akhir bulan;

3) Untuk BPN Pusat disampaikan kepada Sekretaris Utama BPN RI Up. Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah

akhir bulan.

b. Laporan Keadaan Kas Uang Penerimaan/LKKUP (lampiran 23) Mekanisme pelaporan

sebagaimana dimaksud huruf a;

c. Laporan pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Pengeluaran dan Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara Penerimaan, disertai salinan rekening koran dari

bank/pos bulan berkenaan disampaikan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja bulan

berikutnya kepada :

1) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;

2) Kantor Wilayah BPN Up. Kepala Bagian Tata Usaha;

3) Sekretaris Utama Up. Kepala Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran; dan

4) Badan Pemeriksa Keuangan.

d. Laporan realisasi PNBP triwulanan dan Laporan perkiraan realisasi PNBP sampai dengan

triwulan IV.

1) Laporan realisasi PNBP triwulanan disampaikan paling lambat 15 (lima belas) hari

setelah triwulan bersangkutan berakhir (lampiran 24);

2) Laporan perkiraan realisasi PNBP sampai dengan triwulan IV, paling lambat sudah

diterima oleh Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran BPN RI tanggal 1 Agustus

tahun anggaran berjalan (lampiran 25);

Kepala Satuan Kerja selaku Penanggung Jawab Sistem Akuntansi Instansi (SAI) wajib

melaksanakan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dalam penyusunan Laporan Keuangan

dengan langkah-langkah

a. LRA Pendapatan :

1) Pastikan seluruh SSBP sudah dientry dalam SAI;

2) Pastikan nilai LRA pendapatan sama dengan jumlah SSBP dan LKKUP;

3) Pastikan nilai LRA pendapatan pada aplikasi SAKPA (SAI) sama dengan nilai Berita

Acara Rekonsiliasi (BAR) pendapatan pada Sistem Akuntansi Umum (SAU);

4) Pastikan LRA pendapatan sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

98

Page 103: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

b. LRA Belanja

1) Pastikan seluruh SP2D telah dientry dalam SAI;

2) Pastikan nilai LRA Belanja sama dengan jumlah SP2D dan LKKA;

3) Pastikan nilai LRA Belanja sama dengan BAR Belanja;

4) Pastikan LRA Belanja sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

c. Neraca :

1) Aset lancar

(a) Pastikan kas di Bendahara Pengeluaran sama dengan nilai sisa Uang Persediaan

(UP) yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetor ke Kas Negara;

(b) Pastikan kas di Bendahara Penerimaan sama dengan jumlah penerimaan (PNBP)

yang belum di setor ke Kas Negara, dan pastikan harus sama dengan saldo

rekening koran dan uang tunai di brankas per tanggal pelaporan;

(c) Pastikan kas lainnya dan setara kas sama dengan jasa giro, pajak, pengembalian

belanja yang belum disetor ke kas negara, hibah langsung berupa uang dan

SP2D LS yang belum dibayarkan;

(d) Pastikan nilai persediaan sama dengan laporan persediaan per tanggal pelaporan

dan harus sesuai dengan Berita Acara Opname Fisik Persediaan per tanggal

pelaporan;

(e) Pastikan Aset lancar sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

2) Aset Tetap :

(a) Pastikan nilai aset tetap (tanah, gedung/bangunan, peralatan dan mesin, jaringan)

harus sama dengan Laporan Barang Milik Negara (BMN);

(b) Lakukan Inventarisasi internal atas aset tetap (BMN) setiap semester dengan

Berita Acara Inventarisasi BMN dan nilai aset tetap tersebut harus sama dengan

laporan BMN dan Berita Acara Rekonsiliasi BMN;

(c) Pastikan aset tetap sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

3) Aset Tetap lainnya

(a) Pastikan nilai asset tetap lainnya (aset selain tanah, gedung/bangunan, peralatan

dan mesin, jaringan yang memenuhi syarat nilai kapitalisasi aset) harus sama

dengan Laporan Barang Milik Negara (BMN);

(b) Lakukan Inventarisasi internal atas aset tetap lainnya setiap semester dengan

Berita Acara Inventarisasi BMN dan nilai aset tetap lainnya tersebut harus sama

dengan laporan BMN dan Berita Acara Rekonsiliasi BMN;

(c) Pastikan aset tetap lainnya sudah dijelaskan dalam Catatan alas Laporan

Keuangan (CaLK).

99

Page 104: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

4) Aset lainnya :

(a) Pastikan nilai aset lainnya (Aset tak berwujud sperti aplikasi, software) harus

sama dengan Laporan Barang Milik Negara (BMN);

(b) Lakukan Inventarisasi internal atas aset lainnya setiap semester dengan Berita

Acara Inventarisasi BMN dan nilai aset lainnya tersebut harus sama dengan

laporan BMN dan Berita Acara Rekonsiliasi BMN;

(c) Pastikan aset lainnya sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

(CaLK).

5) TGR :

(a) Apabila terdapat TGR pastikan telah disajikan di aset lancar apabila jatuh tempo

12 (dua belas) bulan, atau disajikan di aset lainnya apabila jatuh tempo lebih dari

12 (dua belas) bulan;

(b) Pastikan TGR sudah dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

6) Tindak Lanjut Basil Temuan Pemeriksaan :

(a) Pastikan temuan basil pemeriksaan BPK telah ditindaklanjuti dan dijelaskan

dalam CaLK.

(b) Tindak Lanjut merupakan lampiran Laporan Keuangan

7) Instrumen SPI lampiran 26

C. Laporan Rekening

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan

Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja Jis. Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian

Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja dan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian

Negara/Lembaga, pelaporan rekening agar dilaksanakan secara berjenjang yaitu :

1. Kantor Pertanahan wajib menyampaikan kepada Kantor Wilayah BPN Up.Kabag TU

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah akhir bulan, sesuai lampiran 27;

2. Kantor Wilayah BPN wajib menyampaikan kepada Sekretaris Utama BPN RI Up. Kepala

Biro Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran berupa Rekapitulasi Laporan semua Kantor

Pertanahan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja akhir bulan, sesuai

lampiran 28;

3. Kantor BPN RI wajib menyampaikan kepada Sekretaris Utama Up. Kepala Biro

Keuangan dan Pelaksanaan Anggaran selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah

akhir bulan sebagai bahan laporan ke Kementerian Keuangan, sesuai lampiran 29;

4. Pada pasal 9 ayat 1 dan 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 05/PMK.05/2010:

a. Rekening sebagaimana dimaksud pasal 2, pasal 3 dan pasal 3A harus dilaporkan dan

disajikan dalam daftar lampiran pada laporan keuangan Kementerian/Lembaga/

100

Page 105: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Kantor/Satuan Kerja sebagaimana ditetapkan dalam lembaran V yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007.

b. Dalani rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada

bendahara umum negara/kuasa bendahara umum negara setiap akhir semester.

D. Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Laporan Pelaksanan Kegiatan mencakup fisik dan keuangan secara periodik dan

berkesinambungan disampaikan kepada Sekretaris Utama Up. Kepala Biro Perencanaan dan

Kerja Sama Luar Negeri, sesuai lampiran 30.

Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara secara aplikasi dan manual juga

disampaikan kepada Inspektorat Utama setiap bulan, semesteran, dan tahunan.

XI. KETENTUAN LAIN-LAIN A. Surat Keputusan Penghentian Pembayaran (SKPP) pegawai pensiun diterbitkan oleh Kepala

Satker dalam rangkap 6 (enam) dan disampaikan kepada KPPN untuk disahkan kepala seksi

perbendaharaan dan dibuatkan surat pengantar yang ditandatangani oleh Kepala KPPN

dengan penjelasan :

1. Lembar pertama dan lembar kedua dikirim kepada PT. Taspen (Persero);

2. Lembar ketiga diserahkan kepada pegawai yang bersangkutan;

3. Lembar keempat dikirimkan kepada Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang

mewilayahi PT. Taspen (Persero)/PT. ASABRI (Persero) yang membayar pensiun;

4. Lembar kelima sebagai arsip Bendahara Pengeluaran;

5. Lembar keenam untuk arsip KPPN;

B. Persyaratan pengajuan biaya mutasi :

1. Kuitansi dan kuitansi rincian yang telah ditandatangani oleh yang bersangkutan;

2. SPD lembar i (keberangkatan) dan lembar II (kedatangan) yang distempel dan ditanda

tangani oleh pejabat di tempat yang baru;

3. Daftar keluarga (KP4) yang dilegalisir oleh Kepala Bagian Tata Usaha;

4. Fotocopy SK Mutasi Pegawai yang dilegalisir oleh Kepala Bagian Tata Usaha;

5. Fotocopy Berita Acara Pelantikan;

Semua persyaratan di atas dibuat rangkap 2 (dua).

C. Persyaratan pengajuan biaya pemulangan pensiun :

1. Fotocopy SK pensiun yang dilegalisir Kepala Bagian Tata Usaha;

2. SPD lembar I (keberangkatan) dan lembar II (kedatangan) yang telah ditandatangani dan

di stempel oleh Kepala Desa/Lurah tempat tinggal hendak menetap;

3. Kuitansi dan kuitansi perincian yang telah ditanda tangani oleh yang bersangkutan;

4. Nama bank dan nomor rekening yang bersangkutan;

5. Nomor telepon yang bersangkutan;

Semua persyaratan di atas dibuat rangkap 2 (dua).

101

Page 106: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

D. Pembukuan dan Pengelolaan Keuangan Bendahara diatur tersendiri dalam Pedoman

Pengelolaan Keuangan Bidang Kebendaharaan;

E. Dalam hal keterbatasan sumber daya manusia dalam rangka pelaksanaan APBN, Kepala

Satker dapat melakukan kontrak kerja baik dengan Badan Hukum maupun Perorangan,

dengan mekanisme berpedoman pada Pcraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Jo. Nomor

35 Tahun 2011 Jo. Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

F. Pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum mengacu pada :

1. Ketentuan, antara lain :

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

b. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan

Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

c. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 13/PMK.02/2013 tentang

Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

d. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 5 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.

2. Biaya operasional dan biaya pendukung tetap berada di instansi pengguna, mekanisme

pencairan mengikuti ketentuan yang berlaku

3. Biaya inventarisasi aspek fisik (pengukuran dan pemetaan bidang per bidang dan

keliling) dan inventarisasi aspek yuridis mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak, khusus

untuk inventarisasi aspek yuridis mengacu pada besaran Biaya Panitia Pemeriksaan

Tanah "A.

G. Pelaksanaan kegiatan legalisasi aset

1. Kegiatan Supervisi dilakukan Tim dari Kanwil BPN ke Kantor Pertanahan, namun

apabila anggaran yang tersedia tidak mencukupi untuk supervisi dari petugas kanwil

maka biaya tersebut untuk pembuatan laporan oleh Kantor Pertanahan.

2. Optimalisasi legalisasi aset di lokasi IP4T

a. Terhadap kegiatan-kegiatan legalisasi aset yang berada di lokasi IP4T dapat

dilakukan optimalisasi dengan menambah volume/target melalui mekanisme revisi

anggaran sesuai ketentuan yang berlaku

b. Optimalisasi diperoleh dari biaya kegiatan pengukuran yang tidak digunakan

c. Jumlah penambahan volume/target optimalisasi diperhitungkan dari sisa anggaran

pengukuran tidak terpakai dibagi atas standar biaya pengeluaran (SBK) legalisasi

aset masing-masing kategori.

H. Dalam pelaksanaan APBN harus didasarkan pada prinsip-prinsip :

1. Hcmat, efisien serta sesuai dengan kebutuhan yang disyaratkan;

2. Efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program/kegiatan, serta fungsi

setiap Satuan Kerja.

102

Page 107: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

XII. KETENTUAN PENUTUP

A. Dengan berlakunya Surat ini, maka :

1. Surat Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 334/2.1-100/1/2013

tanggal 28 Januari 2013 Perihal Pedoman Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2013 di

Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;

2. Surat atau Surat Edaran lainnya yang mengatur pelaksanaan APBN di Lingkungan Badan

Pertanahan Republik Indonesia yang bertentangan dengan surat ini;

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

B. Surat ini berlaku sejak tanggal 2 Januari 2014.

An. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Plt. Se taris Utama.

HUG de Ariyuda, S.H. NIP. 19550117 198203 1 003

Tembusan :

Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia.

103

Page 108: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

DAFTAR LAMPIRAN

No LAMPIRAN URAIAN

1. Lampiran 1 Laporan Realisasi SPP dan SPM

2. Lampiran 2 BP. Register SPM/SP2D

3. Lampiran 3 Kuitansi Pembayaran Langsung (PMK 190/PMK.05/2012)

4. Lampiran 4 Surat Permintaan Pembayaran

5. Lampiran 5 Surat Pernyataan

6. Lampiran 6 Kuitansi/Bukti Pembayaran

7. Lampiran 7 Format Surat Perintah Bayar (SPBy)

8. Lampiran 8 Format SPM-UP/TUP

9. Lampiran 9 Surat Pernyataan

10. Lampiran 10 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM)

11. Lampiran 11 Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) Satker Pengguna PNBP

12. Lampiran 12 Surat Permohonan Permintaan Nomor Register Hibah

13. Lampiran 13 Ringkasan Hibah

14. Lampiran 14 Format SP2HL

15. Lampiran 15 Format SP4HL

16. Lampiran 16 Surat Permohonan Permintaan Nomor Register Hibah

17. Lampiran 17 Ringkasan Hibah

18. Lampiran 18 Contoh SP3I IL-BJS

19. Lampiran 19 Format MPIIL-BJS

20. Lampiran 20 Bukti Setor SSBP lembar ke-4

21. Lampiran 21 Format Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)

22. Lampiran 22 Laporan Realisasi Anggaran

23. Lampiran 23 Rekap Laporan Keadaan Kas Uang Penerimaan (LKKUP)

24. Lampiran 24 Rekapitulasi Laporan Realisasi PNBP

25. Lampiran 25 Rekapitulasi Laporan Realisasi Perkiraan PNBP

26. Lampiran 26 Sistem Pengendalian Intern (SPI) Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

27. Lampiran 27 Laporan Daftar Rekening Kantor Pertanahan BPN

28. Lampiran 28 Laporan Daftar Rekening Kanwil BPN

29. Lampiran 29 Laporan Daftar Rekening BPN RI

30. Lampiran 30 Laporan Pelaksanaan Kegiatan

104

Page 109: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014
Page 110: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

LAM

PIR

AN

1

KE

TE

RA

NG

AN

en I--1

DO

KU

ME

N

SP

P y

ang

tida

k da

pat

dit

erbi

tkan

SP

M

Nil

ai B

ruto

(R

p)

12

<o)

Nom

or

,..■

..= ca E ,-, Tt

1,13 WO = H

0

SP

M y

ang

dit

erbi

tkan

Nil

ai B

ruto

(R

p)

o■

L O E o Z

oo

..„ el E = .- Te on tz

ce H

r-

6 4

vz

SP

P y

ang

dit

erim

a

Nil

ai B

ruto

(R

p)

in

L 0 E o 4

-et

Jum

lah

a. bk bo cv, H

en

,-.., ., ,..../ at

ej '.4

O .--t

Janu

ari 20

14

Peja

bat P

enan

data

ngan

SP

M

O N

.1=c.

ft

ro -c

a

ro

OD ro

bo al C

cv

ro a.) cv

-o

= E m Oil

2 on Z a = a 02 it OD C C . M -0 '2 F6 , 3 E to o n, c o no

a, o_ C 0

to C ..

bz .71

a

,,, M N5 0

,

on o_ C

c , ad-o c a

N C c -o ro ro 7 -o co

-0

.,.., 17 c -• ro ...n , ro .E .E E a) ro E To a

co -f,- co o NC

CC C CO CO m

- m m C CU CO 0_ 4_, C C ro to rio .5 a cc) To c E E

CD a) 0) MI a/ ,_

Y D 0_ (2_ 0_

no

O C7 no cr ✓ 21 0 LID W VD o o 01 Cl 01

*Y O n, N r‘r

Page 111: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

ro s C C C co ro no 2 ,.. ■.:.- ■= CO D Tr >ft CO CO

I- t_ CO v} C C ro 0.1 ID ....,

03 CO E CL CL Z CO

0 0 C c 2 a > > > > cccc Y s C

CO @ D CO CO CO 0 0 0 to OD

-0 -0 CO 4- -0 -0 'V -0

o 48 OD ao 0 c 48 5. 5' >:. 0 C -C C C _c CO

ca co c a a 0 -0 ro co V al ro CU CD 4+ 7 .0 C o 0

t-. 1- C C -V ...V CO -C ro ea .c t - = = = to ro a) ro .4_, C c , C C -C -C .... C co to a ="' ="' =-- =.- 7 to ro 7 ro ro .0 Lo to 0 0 cu co co a C 0 ea 4-, ›.. C .--, 0 p C CO a

•6 110 to E t° 2 > -0 > -0 > . .rn a I> - a o c c E -C c a c c cu , to ro ro ro c a ro no , to ro ro co a ro -

-0 -0 an C ai no ro to (co 2 3 3 3 3 2 -6" La a c 0 c c co co a t 0 -a 0 co -a-) C C 0 Tu vi 7, ..71 « LI ,.,, EcERE

r9 (V z z z z re, cm 60

4-. 03 113 4-• 10 1,3 C Cl. C '6' .f.. C ro E E -o 00 .1) c E E no c a

8 '5 8 r, eL ci_ a. n_ a) co no s ,_ -c .1.-. c co co cci co eL 8 ..., re re .0

CW 2̀) 2 -o E , +3 c -)e

C C C 0 C 60 0- 0 0 7 7 E z ,_ 0 m s N cu 2 3 c ro ro p (T3 le) of C C O C 1- (13 c0 vl (LI 0. a m 4/ ro to -c yo to E (CCLICCOCOCOM

C CO 4- K, i:5 0 46 C C -C CO

. _0 9 : mo 1-0 1-40 411 co" 0 ai 0 -5 -C 0 I- C C -CI LI

CO CO C -0 0 e d int an C ro c c ra co - c CL 0. a 0_ I- C C CO CO WM ro c to , , ro c C C C C 2 2

trn Ei j t 0 0C C110 4 a° 47 47 4n0 i I In )

c 413 cc MI C C m C C C C 4.. C rp ea ta CO (7) 0 CO a -a o . , -0 = t co . m . co 0 . bo 2 ii, s wo co ro CO 1-

a co s s ro co CO 0 CO

.-* 4-. E E to c c ria a., ru « salt OJ 0) C al r° 0 re Ol 4(1 al a @ t C - -.. C 0 C a - C CO a a .E j"c E E Le -. E E ,_ cr, a .r.e,i .5 .n ..o 3 n c E E c C

m OD t 00 CO CO ro ro CO CO tCcu

4- CU CI) 0./C -C tll W m co r to Y .--, 4.-. -C -C a/ CI. O. a. ro CL a c 'V 0 -V CO -V -= ai n oC 4 . . d .4.d a CD 0 Q. 43

`s0) CCC -tc,_-- CO_C 4'.__

]- CD 0) CU C

al CO 4- C • - CO 0 .0 a.cia a.c Clc n_ :2

C to u, .CL tic 40 CO (0 ra R a) c ro o o D D _Y

.4-. CO -C 0 ..4e Y -Y CO 413 0 7 E 7 n c c « « cara„ cc ...t/1 C CO - _ co ,,, CO CD c 4_, 4_, 4_, 0 C C @@@@ m ro no CO CO CO 00 CO D ro

13 t70 ECO bTo t r r It o z c ro « « E E 0 73 CO

ro ro CO S Y 0- y C C C C 'Ft -0 (TO an El t no CO ,_ a .ct 60 C ....CLID 111 0.) “...c.'n3 ) .73 )7) C 1° C ) 13 ;.3 12 0 c co 0 s s s a.

C C 7., to C (17 4' CO .74 -Y -V 0-

00 00 fa fa ca c v, Ln 2 = TA 4;' ro co ro ro ro ro CO ro s C C C C C C ca. CO ■-• €.3 CO (1) m C ,-A m ...Y ...y _.y _y 4-,

C 1- m tt, eu m v v to "a 0 -6 75 OD tH l'I C re° len til E -VT- OC raC MC 'VC wl kn = -c E ro 1- 'c'e, -C .0 = 0 C a a .1./ ro tac -= = a _aro no -,- LinCu L° 4 • .0 ■ :1 . 2 CM CM

75 VI in 11) rao CU 0 ," >' C CO la el) - - - _ 10 I-. ro -C -C -C 03

C c c C C cat = C C C C -0 0 >.. 2 2 2 T„ ive,c_„:"ewei=

c c E ro 'id. a CO '3' .60 (.e■ c.0 ci, 4 4: cac ca ,..ri a a c, 4' ,... o a a a a o 2.2 LC; CO CO 0 7

CO CO .1-. 0- CCcIUCUCJo

w a) (CO c C. c to S c c c c 2

C ea ru v co c c o sp c c c am co- cm motto c w w w a) ,_. 1._ CO -0 ft) CO c s c (1, a a a a ...% -V .040 13 4.9 C -0 -0 ro a 3@ -o -o -rp -o s c@ a a a a fora c. c to -o ro -ccc ,_c cccccc,_craccmccFccccccmcccc U U roro -co- 2 2c , oc c con meo 0- meo roco 2 2 4..,ro La co- u- ro a- 2 2 C 2 C 0 ri, l0 d

mv irO ftin , C Or, tr,I. 0 0 (0 (a N

. . a>c (0 I' 0 00 to 0

C C .-- 0 ...■ y ro - -0 .._ - - ..-. 0) CO @ .- 11 C., 0 0 -14-1[ 70 0 -CSMn3hr, 6 -VOE 00‘0000 - ...... ..-. co -n 4, ... cji .... - - .... An ..,,, 4-, y C 00 .... CO hn .- •;....) e5L aoHn a T, . = 0./ Cll _o ti) 0.1 (11 0) E' -2. ro to al 0.1 C C .)4 E CI CV co r0 0 CO 0 11) 2 CU 0 el 0 cccocccreeetgC°Fg.E.Egre22 2F.EtLatenoteeeeEtetetee CUCLICU" CU C) 0./(1■ 01CU 0.) 0.1 0005 CUCUCUCUCUCUCUtUCUWELCUOJCIJOCUCUCUCU000 0.1 a a a M a a a a CY 6 6 6 6 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a

1.0 t0 N CO 01 0 rl N •ct In CD •ct N 01 01 0 1-1 N en N 1p r-1 CO CO N 1D N 01 0 N M O Ln to V N tD ‘13 l0 1.0 t0 tD n n oo 03 03 03 03 01 01 CO 03 01 01 01 IT 01 Cl CO CO CI CO N. N N CO CO ce CO CO 00 01 01 01 a, Cl 01 01 01 01 01 01 Cl 01 01 Cl Cl 01 01 01 01 01 Cl Cl Cl 01 01 Cl Cl 01 Cl Cl 01 Cl Cl 01 al a, 01 01 Cl N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N

Page 112: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

O

SA

TK

ER

PE

NE

RB

ITA

N S

PM

SU

ML

AR

I B

ruto

I

Po

tone

an

I B

ers

ih

Ve

t

W*

14

.w

V

"

M

TA

NG

GA

L N

OM

OR

U

RA

IAN

N

Jum

lah

Kes

e lur

uhan

..., ....

Jum

lah

Ke s

elur

uhan

O T.4

1

SA

TK

ER

PE

NE

RB

ITAN

S

PM

X

At I ■

tr') 00

Ber

sih

N

= el r a (Z0

,..

Bru

to

ke)

UR

AIA

N

NO

MO

R

M

p.7

0 tm

o e Z " "

Pej

a bat

Pen

anda

Tan

gan

SP

M

Page 113: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MENTERI KEUANWN REPUBLIK INDONESIA

L.147LRAl4 s FERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK. 05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BEIANJA NEGARA

Tempat/TgI.(8)

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Sudah terima dari : Pejabat Pembuat Komitmen

Satker (4)

Jumlah uang : Rp (5) Terbilang (6)

untuk pembayaran : (7)

a.n.Kuasa Pengguna Anggaran

(10) (Nama Jelas) NIP/NRP

(9)

Nama Jelas

Th

KUITANSI PEMBAYARAN LANGSUNG

TA : (1)

NomorBukti : (2)

Math Anggaran : (3)

Pejabat Pembuat Komitmen Jabatan Penerima Uang

T.Tangan dan stempel Tanda tangan

Barang/pekerjaan tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan balk

Pejabat yang bertanggungjawab

T.Tangan

(11) (Nama Jelas)

NIP/NRP

Page 114: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Salinan sesual dengao aslinya KEPALA B

-2-

PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI PEMBAYARAN LANGSUNG

NO URAIAN ISIAN

(1) Diisi tahun anggaran berkenaan

(2) Diisi nomor urut kuitansi/bukti pembukuan

(3) Diisi mata anggaran yang dibebani transaksi pembayaran

(4) Diisi nama satker yang bersangkutan

(5) Diisi jumlah uang dengan angka

(6) Dfisi jumlah uang dengan huruf

(7) Diisi uraian pembayaran yang meliputi jumlah barang/ jasa dan spesifikasi teknisnya

(8) Diisi tempat tanggal penerimaan uang

(9) Dlisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan (apabila ada) Dan materai sesuai ketentuan

(10) Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP/NRP pejabat pembuat komitmen serta stempel dinas

(11) Diisi tanda tangan, nama jelas, NIP/NRP pejabat yang ditunjuk dan bertanggungjawab dalam penerimaan barang/jasa

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 115: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

LAMP IRAN4

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/ 2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

/Clio%

WIENTEDI ICEUANGAN REPUBUIC INDONESIA

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN Tamil :....1) Noma 1)

LIM Pinbayann

lenls Pambayaran

1. Wnu.Atuhtn netgara/kmbaga 7. Keglatan 2. UM Organists' 6. 4.344 Keratan 3. Utter 9. 60 de F ung9115Qb lungs)/Program 4. Loud 10 Kode Xewenangan 5 Tempat

6. Alamat : .4. 10)

kepodanh. Pe1abat haw& 1.44/64 Surat Paiintak Konbayar

BerdillW111/1 0111A iSKPA — 7) Nomor 18) langgal 11) tartarna In) kaml 4Eukan pormlnlaan pembayaran stbagal henkui

1. luinlah Pentbayarm yang clInintakan .- denim/ 64111

clenvin Fund

2. Untuk kaparluan

3. kegs balaila : • ..... 23)

4. Ata4 Wm

S. 444m41.

6. Mamptinyal t4kwung 26)

nomor tekening . 271

7. Nomor clan tanual SP1/Kontrak

B. NISI 5.46/1ontrak : . 23) S. 044gan pirtlelann

Nom.,

urut

I. KEGL4TAN/01STPUT/MAK (AKIN 6

DiG111 11£65ANGNUTAN II. SEMUA.CODE KiGIATANDALAM DIPA

PAGU DALAM

01PA/SKPA 114 I

SPP/SPM 5.D

YANG LAId (44.1

199 MI

114 )

10611105 D SPP INt

'RP 1

usA CANA

10 )

2 3 4

I RIGIATAN/OUTPUT/MAK (4CUN 6 OIGM

30) 31) 31) 331 34) 35)

11.411414 I 361 37) 39/ 39) 40)

II SEMUA MIGIATA.N

41) 421 43) 441 45) 46)

sl.IMU■14 II 471 41) 451 SO)

51)

UANG PERSEDIAAN PM PM PM PM

COWMEN 96601605E I

52) BERKA5

KT) PENGEL0APAN

LEMBAR

136AT TANOA SETORAN

54) L1MBAR LAMPIMN r SuRAT 8

53)

Illtarlma Sall pagull 599/ ;wank:APIA

saL141 .453) Peobat Pembuat ilornamen

pada tam.) 4-.571 Satter. 561

NMI. nama

NIP. NIP,

L 31 1

Page 116: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MENTEN ICELJANGAN tIER113L11< IN110i4ESIA

- 2 -

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN

NO URAIAN ISIAN (1) Diisi tanggal Penerbitan SPP

(2) Diisi nomor penerbitan SPP

(3) Dipilih salah satu: 1= UP, 2=TUP, 3=GUP, 4=LS, 5=GUP Nihil, 6=PTUP

(4) Dipilih salah satu:1 = Pengeluaran Anggaran (PA), 2 =Pengembalian Uang

(5) Diisi nama dan kode Kementerian negara/lembaga yang bersangkutan

(6) Diisi narna dan kode Unit Eselon I Kementerian negara/lembaga yang bersangkutan

(7) Diisi nama dan kode satker yang bersangkutan

(8) Diisi nama dan kode Provinsi satker yang bersangkutan

(9) Diisi nama dan kode kota/kabupaten satker yang bersangkutan

(10) Diisi alamat satker yang bersangkutan

(11) Diisi nama kegiatan yang bersangkutan (12) Diisi kode kegiatan yang bersangkutan (13) Diisi kode fungsi, sub fungsi dan program yang bersangkutan (14) Diisi kode: (KD) untuk Kantor Daerah, (KP) Kantor Pusat, (DK)

Dekonsentrasi, (TP) Tugas Pembantuan,(UB) Urusan Bersama, (DS) Desentralisasi

(15) Diisi nama satker yang bersangkutan

(16) Diisi nama kota/kabupaten satker yang bersangkutan

(17) Diisi jenis dokumen anggaran yang digunakan (DIPA/SKPA)

(18) Diisi nomor dokumen anggaran yang digunakan (DIPA/SKPA) (19) Diisi tanggal penerbitan dokumen anggaran (20) Diisi jumlah dana yang diminta dengan angka

(21) Diisi jumlah dana yang diminta dengan huruf

(22) Diisi keperluan pembayaran

(23) Diisi jenis belanja bersangkutan (belanja pegawai/belanja barang/belanja modal/dst)

(24) Diisi nama pihak penerima pembayaran

(25) Diisi alamat pihak penerima pembayaran

(26) Diisi nama Bank tempat rekening pihak penerima pembayaran

(27) Diisi nomor rekening pihak penerima pembayaran

(28) Diisi nomor dan tanggal SPK/kontrak yang diajukan pembayaran oleh pihak ketiga (I,S)

(29) Diisi nilai SPK/kontrak yang diajukan pembayaran oleh pihak ketiga (LS)

(30) Diisi kode kegiatan, output dan mata anggaran yang bersangkutan a

Page 117: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

KEUAIBBAN REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

(31) Diisi pagu masing-masing mata anggaran dalam satu kegiatan dan satu output

(32) Diisi akumulasi nilai SPP/SPM yang telah diajukan

(33) Diisi dengan nilai SPP yang diajukan saat ini

(34) Diisi penjumlahan nilai kolom 4 dan kolom 5

(35) Diisi hasil pengurangan nilai kolom 3 dengan kolom 6

(36) Diisi jumlah nomor urut I pada kolom 3

(37) Diisi jumlah nomor unit I pada kolom 4

(38) Diisi jumlah nomor unit I pada kolom 5

(39) Diisi jumlah nomor unit I pada kolom 6 (40) Diisi jumlah nomor unit I pada kolom 7

(41) Diisi kode kegiatan,output dan jenis belanja dalam DIPA/SKPA

(42) Diisi pagu jenis belanja dalam satu kegiatan dan satu out put dalam DIPA/SKPA

(43) Diisi kumulatif jumlah semua kegiatan yang telah diajukan sampai dengan SPP yang lalu

(44) Diisi dengan nilai SPP yang diajukan saat ini

(45) Diisi jumlah kumulatif seluruh kegiatan sampai dengan SPP ini

(46) Diisi sisa dana seluruh kegiatan

(47) Diisi penjumlahan nomor unit II pada kolom 3

(48) Diisi penjumlahan nomof urut II pada kolom 4 (49) Diisi penjumlahan nomor unit II pada kolom 5

(50) Diisi penjumlahan nomor unit II pada kolom 6

(51) Diisi penjumlahan nomor unit II pada kolom 7

(52) Diisi jumlah lampiran dokumen pendukung yang diperlukan

(53) Diisi jumlah surat bukti pengeluaran yang diperlukan

(54) Diisi jumlah lampiran surat tanda setoran (SSP/SSBP)

(55) Diisi nama satker penguji SPP/penerbit SPM

(56) Diisi nama satker pejabat pembuat komitmen

(57) Diisi tanggal penerimaan SPP

Page 118: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

- 4 -

IDWANIaAN (INDONESIA

Salinan sesuai denT,nau aslinya ICEPALA B

DAFTAR RINCIAN PEFtMINTAAN PENBAYARAN

1 Kerr/enter/an/Lard:raga ( / 2 Unit Organisasi ( / 3 Lokasi ( ) 4 Kanter/Satker i /

5 Alarrat

JenisSPP 1 GUP 2 GUP MN

3 FTLIP

6 MA Nanny tanggal

7 Kale Kegiatan Pagu 011tglit

RP.

a /Lode Output 9 Tabun Anggaran

10 Bulan

Nbrnor

Urut

Bud Pengeluaran

Jurriah Kutor Yang Dibayarkan Tanggal Manor Brica Perrbukuan

Nana Penerima dan Kepeluan M71Arfr MAK (AHUN

IT) 6

DIG

Jurrian Larrpiran : Juniah SPP Li SPNYSPP sebelum9PP IN atas beban output IN

Jurriah s.d 517I7 IN atas beban output IN

An. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Perrbuat Korritrnen

Name NIP.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 119: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Salinan aesuai dengan aslinya KEPALA B

Lampiran 5

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/ 2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEOARA

MIZNTE ICEL/ANGAN REPUI3 DC INDONESIA

KOP SURAT KEMENTERIAN/LEMBAGA (SATKER)

SURAT PERNYATAAN Nomor : XXXXXX

Sehubungan dengan pengajuan Tambahan Uang Persediaan (TUP) sebesar Rp.999.999.999,00 ( dengan huruf yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Narna

2. Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran

3. Satuan Kerja (xxxxxx)

4. Kementerian Negara/Lembaga • (xxx)

5. Unit Organisasi (xx)

dengan ini menyatakan bahwa:

1. Tambahan Uang Persediaan (TUP) tersebut akan dipergunakan untuk membiayai

kegiatan yang tidak dapat ditunda dan menurut perkiraan kami akan habis dipergunakan dalam waktu 1 (satu) bulan;

2. Jumlah Tambahan Uang Persediaan (TUP) tersebut diatas tidak akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang menurut peraturan perundang-undangan harus dilakukan dengan pembayaran langsung (LS);

3. Apabila Tambahan Uang Persediaan (TUP) tersebut tidak habis dipergunakan dalam 1

(satu) bulan, sisa yang masih ada akan disetor ke Kas Negara sebagai penerimaan kembali pembayaran Uang Persediaan (UP)/Transito.

4. Pencairan, pembayaran, penggunaan, pertanggungjawaban dan pelaporan atas dana Tambahan Uang Persediaan (TUP) tersebut di atas menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Kuasa Pengguna Anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

20)0( Kuasa Pengguna Anggaran,

NIP

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 120: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

tampiran 6

PERATU RI KELTANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK. 05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAIAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TvIENTERI KEUANOAN REPtJ13LtIC INIIONESIA

KUITANSI PEMBAYARAN UP *)

TA : (1)

Nomor Bukti : (2)

Mata Anggaran : (3)

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Sudah terima dad : Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen

Satker 4)

Jumlah uang :Rp (5)

Terbilang (6)

Untuk pembayaran • (7) Tempat/Tgl.(8)

Jabatan Penerima Uang

Tanda tangan dan Stempel

( 9 )

Nama Jelas

Setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan„ lunas dibayar Tgl....

An. Kuasa Pengguna Anggaran

Bendahara Pengeluaran Pejabat Pembuat Komitmen

Tanda tangan Tanda tangan (10) (Nama Jelas) (11) (Nama Jelas) NIP/NRP. NIP/NRP

Barang/pekerjaan tersebut telah diterima/diselesaikan dengan lengkap dan balk

Pejabat yang bertanggungjawab

T.Tangan

(12) (Nama Jelas)

NIP/NRP

*) Kuitansi ini dibuat apabila tidak diperoleh kuitansi dari penyedia barang/jasa (misalnya: jasa tambal ban).

Page 121: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Salinan aesuai dengan aslinya

OIART NIP 195

-2-

PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI UANG PERSEDIAAN (UP)

NO URAIAN ISIAN

(1) Diisi tahun anggaran berkenaan

(2) Diisi nomor unit kuitansi/bukti pembukuan

(3) Diisi mata anggaran yang dibebani transaksi pembayaran

(4) Diisi nama satker yang bersangkutan

(5) Diisi jumlah uang dengan angka

(6) Diisi jumlah uang dengan huruf

(7) Diisi uraian pembayaran yang meliputi jumlah barang/jasa dan spesifikasi teknisnya

(8) Diisi tempat tanggal penerirnaan uang

(9) Diisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan (apabila ada)

Dan materai sesuai ketentuan

(10) Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP/NRP pejabat pembuat komitmen serta stempel divas

(11) Diisi tanda tangan, nama jelas, NIP/NRP bendahara pengeluaran dan tanggal tunas dibayar

(12) Diisi tanda tangan, nama jelas, NIP/NRP pejabat yang ditunjuk dan bertanggungjawab dalam penerimaan barang/jasa

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ad.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 122: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Salinan SCSLIELl dergan aslinya IMPALA B

lampiran 7

PERATURAN MENTERI KELIANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGICA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

MENTalt ICELJANCIAN REPU15 11( INDONESIA

FORMAT SURAT PERINTAH BAYAR (SPBy)

KEMENTERIAN/LEMBAGA SATUAN KERJA (....)

SURAT PERINTAH BAYAR Tanggal : ,..Nomor :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan Bendahara Pengeluaran agar melakukan pembayaran sejumlah : Rp

(*** DH n* )

Kepada

Untuk pembayaran :

Atas dasar :

1. Kuitansi/bukti pembelian

2. Nota/buktl penerimaan barang/jasa/

(bukti lainnya)

Dibebankan pada: Kegiatan, output, MAK : Kode

Setuju/lunas dibayar, tanggal Diterima tanggal an. Kuasa Pengguna Anggaran

Bendahara Pengeluaran Penedma Uang/ Uang Muka Kerja Pejabat Pembuat Komitman

Nama Jelas Nama Jelas NIP/NRP NIP/NRP

NIP/NRP

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 123: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Lampiran 8

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK. 05/2012 TENTANG TATA CARA PEMDAYARAN DALAM RANOKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN HELANJA NEGARA

1,41:541-L441 KEUANGN1 REPUITIICINDONESIA

FORMAT SPM-UP/TUP

KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA (1) SURAT PERINTAH MEMBAYAR

Tanggal : (2) Nomor : (3)

Kuasa Bendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (4) (XXX)

Agar melakukan pembayaran sejumlah Rp (5)

*** OH *** (6)

Jenis SPM 7: (7) Cara Bayar (8) i Tahun Anggaran i (9)

Dasar Pembayaran :

(10)

Satker Kewenangan Nama Satker

)00000C XX.

Fungsl, Subfungsi, BA, Unit Eselon

XX. XX. XXX. XX.

Kegiatan, Output, Lokasi

)000( XXX XX.XX (13)

Jenis Pembayaran

Sifat Pembayaran

Sumber Dana/Cara Penarikan :

Nomor Register

I Program

_

XXX

(11)

XX (12)

(14)

(15)

/ —.416)

(17)

PENGELUARAN POTONGAN

Jenis Belanja Jumlah uang BAd/Unit Es U Lokasi I Akun I Satker Jumlah uang

XX (18) (19) ... XXX.)000( XX. XXXXXX.XXXYJa (21)

(22) ...

Jumlah Pengeluaran (20) ... Jumlah Potongan (23) ...

(24) ...

Kepada (25) NPWP (26) Rekening (27) Bank / Pos (28) Ureian (29)

• Semua persyaratan pendukung Penanda

• Kebenaran menjadl

illtil 100

i

bukti-bukti

tangan

tanggung

li 6912501063-1

untuk dimaksud

perhitungan

dilakukan

SPM.

jawab

111111

pendukung

disimpan

dan isi Pejabit

1111

telah pembayaran,

dan

yang

I

Penandatangan

(30) diuji dan dinyatakan memenuhi a.n. Kuasa Pengguna Anggaran

selanjutnya buktl-buktl Pejabat Penanda Tangan SPM

ditatausahakan oleh Pejabat

tertuang dalam SPM ini (31)

SPM. NIP/NRP (32)

I (33)

Page 124: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MI3.1TLrQ ICEUANGAN REPUBLIIC INDONESIA

- 3 -

FORMAT SPM-LS BELANJA PEGAWAI

KEMENTERIAN NEGARAJLEMBAGA (1) SURAT PERINTAH MEMBAYAR

Tanggal : (2) Nomor : (3)

Kuasa Bendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (4) (XXX) Agar melakukan pembayaran sejumlah Rp (5)

*** OH *** (6)

Jenls SPM (7) Cara Bayar : (8) Tahun Anggaran • (9)

Dasar Pembayaran :

(10)

Satker Kewenangan Nama Satker

XXXXXX. XX.

Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon XX. XX. XXX. XX.

Kegiatan, Output, Lokasi XXXX XXX XX.XX (13)

Janis Pembayaran

Sifat Pembayaran

Sumber Dana/Cara Penarikan : Nomor Register :

I

XX.X

XXXXXXXX

(11)

Program XX (12)

(14)

(15)

..... / (16) (17)

PENGELUARAN POTONGAN Jenis Belanja Jumlah uang BAliUnit Es I/ Lokasi / Akun / Satker Jumlah uang

)0( (18) (19) ... )000(X.XX.XXXXXXXX.)00(XXX (21) (22) ...

Jumlah Pengeluaran (20) ... Jumlah Potongan (23) ...

(24) ... Kepada (25) NPWP (26) Rekening (27) Bank / Pos (28) Uraian (29)

• Semua bukti-bukti dinyatakan memenuhl be ban APBN, dan ditetausahakan

• fr<ebenaran perhitungan mead tanggung

H II'I IEfflI!': ~ II100189

pendukung

selanjutnya buktl-bukti oleh Pejabat

dan lawab Peabat

2 301083-7

persyaratan untuk

1st yang

Penanda

Penandatangan

(30) Belanja Pegawai telah diuji dan an. Kuasa Pengguna Anggaran

untuk ditakukan pembayaran etas Pejabat Penanda Tangan SPM pendukung dimaksud disimpan

tangan SPM,

tertuang dam SPM al (31)

SPM. NIP/NRP (32)

(33)

Page 125: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MI:14TEPI ICEUANL1N4 REPUBLIIC INDONESIA

- 4 -

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PERINTAH MEMBAYAR

NO URAIAN ISIAN (1) Diisi uraian nama Kementerian Negara/Lembaga

(2) Diisi tanggal 5PM dengan konfigurasi : dua digit hari/dua digit bulan/empat digit tahun (dd/mm/yyyy)

(3) Diisi nomor 5PM dengan konfigurasi enam digit pertama secara otomatis diisi nomor urut oleh aplikasi dan

dapat ditambahkan isian konfigurasi penomoran sesuai ketentuan yang berlaku pada masing-masing satker (4) Diisi uraian KPPN Pembayar dan diikuti dengan kode KPPN sesuai tabel referensi

(5) Diisi dengan angka sejumlah bersih yang dibayarkan

(6) Diisi dengan huruf sejumlah bersih yang dibayarkan

(7) Diisi dengan kode jenis SPM sesuai dengan tabel referensi jenis 5PM yang antara lain meliputi :

01 = Gaji Induk/Gaji Bulan ke-13

02 = Gaji Susulan/Gaji Terusan

03 = Kekurangan

Gaji/UDW/ U DT/P ersekot 04 = Gaji Lainnya

05 = Ganti UP

06 = Ganti UP KP

07 = Langsung

08 = Dana UP

09 = Dana UP (KP)

10 = Transfer

(8) Diisi kode dan uraian cara bayar SPM yang meliputi : 1 = Cek Bank : diisi apabila cara bayar menggunakan Cek yang membebani kas

negara pada Bank 2 = Giro Bank : diisi apabila cara bayar menggunakan pemindahbukuan / transfer

yang membebani kas negara pada Bank 3 = Cek Pos : diisi apabila cara bayar menggunakan Cek yang membebani kas

negara pada Kantor Pos 4 = Giro Pos : diisi apabila cara bayar menggunakan pemindahbukuan / transfer

yang membebani kas negara pada Kantor Pos 5 = Nihil : diisi apabila penerbitan SPM tidak menyebabkan selisih belanja dan

pendapatan 6 = Pengesahan : diisi apabila penerbitan 5PM dalam rangka pengakuan atas realisasi

belanja dan pendapatan

(9) Diisi tahun anggaran berkenaan

(10) Diisi dasar penerbitan SPM, misal : nomor UU AP BN, nomor dan tanggal DI PA, Nomor PHLN untuk pinjaman LN atau dokumen dasar penerbltan lalnnya

Page 126: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MENTEN ICEUANG/W REPUBpIC INDONESIA

- 5 -

(11) Diisi kode satuan kerja (enam digit), jenis kewenangan (dua digit), dan uraian satker sesuai dengan DIPA atau yang dipersamakan dengan DIPA dan dokumen lainnya yang menjadi dasar pembebanan SPM. Khusus untuk jenis kewenangan, meliputi sebagai berikut :

KP : Kantor Pusat

KD : Kantor Daerah DK : Dekonsentrasi TP : Tugas Pembantuan UB : Urusan Bersama

(12) Diisi kode fungsi, sub fungsi, Bagian Anggaran, Unit Eselon I, Program, sesuai dengan DIPA atau dan dokumen lainnya yang menjadi dasar pembebanan SPM.

Komposisi kode fungsi, sub fungsi, Bagian Anggaran, Unit Eselon I, Program, sebagai berikut i

X X X X X X X X X X X

---Eo. Diisi kode program (dua digit)

• Diisi kode unit eselon I (dua digit) ■ Diisi kode Bagian Anggaran (tiga digit) ■

Diisi kode sub fungsi (dua digit) ■

Diisi kode fungsi (dua digit)

(13) Diisi Kegiatan, Output, Lokasi, sesuai dengan DIPA dan dokumen lainnya yang menjadi dasar pembebanan 5PM

Komposisi Kegiatan, Output, Lokasi sebagai berikut :

X X X X XX X X X X X

• Diisi kode lokasi (empat digit) terdiri dari kode kabupaten/kota (dua digit) dan kode propinsi (dua digit)

• Dusi kode output (tiga digit) Dusi kode kegiatan (empat digit)

(14) Diisi Jenis Pembayaran yang meliputi :

1 = Pengeluaran anggaran : Diisi apabila pembayaran dibebankan pada DIPA 2 = Pengembalian Uang : Diisi apabila pembayaran dalam rangka pengembalian

pendapatan negara 3 = PFK (Perhitungan Fihak Ketiga) : Diisi apabila pembayaran dalam rangka PFK 4 = Pengeluaran Transito : Diisi apabila pembayaran dalam rangka UP/TUP 5 = Perhitungan Rekening Khusus : Diisi apabila pembayaran yang membebani rekening

khusus 6 = Pembetulan Pembukuan : Diisi apabila penerbitan 5PM dalam rangka koreksi

pembukuan

(15) Diisi sifat pembayaran yang meliputi :

Page 127: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

I ■ivc.«;1

NOB-EN ICEUANGAN REPUEcTIC INDONESIA

- 6 -

1 = Dana Uang Persediaan (UP) : Diisi apabila penerbitan SPM dalam rangka pembayaran UP 2 = Tambahan UP (TUP) : Diisi apabila penerbitan SPM dalam rangka pembayaran TUP 3 = Penggantian UP (GUP) : Diisi apabila penerbitan SPM dalam rangka penggantian UP 4 = Pembayaran Langsung (LS) : Diisi apabila penerbitan SPM dalam rangka pembayaran

langsung ke rekening Bendahara Pengeluaran atau Pihak Ketiga 5 = Nihil : diisi apabila penerbitan SPM tidak menyebabkan selisih belanja

dan pendapatan selain SPM GUP-Nihil 6 = Pertanggungjawaban TUP : Diisi apabila penerbitan SPM dalam rangka

(PTUP) pertanggungjawaban TUP 7 = Pengesahan : diisi apabila penerbitan SPM dalam rangka pengakuan atas

realisasi belanja dan pendapatan

(16) Diisi sumber dana (SD) terdiri dari dua digit dan Cara Penarikan (CP) terdiri dari satu digit CP sesuai dengan DIPA atau yang dipersamakan dengan DIPA dan dokumen lainnya yang menjadi dasar pembebanan SPM. Sumber Dana (SD) antara lain meliputi : 01 = Rupiah Murni 02 = Pinjaman Luar Negeri 03 = Rupiah Murni Pendamping 04 = PNBP 05 = Pinjaman Dalam Negeri 06 = Badan Layanan Umum 07 = Stimulus 08 = Hibah Dalam Negeri 09 = Hibah Luar Negeri 10 = Hibah Langsung Dalam Negeri 11 = Hibah Langsung Luar Negeri 12 = Hibah Langsung Barang Dalam Negeri 13 = Hibah Langsung Barang Luar Negeri 14 = Hibah Langsung Jasa Dalam Negeri 15 = Hibah Langsung Jasa Luar Negeri 16 = Hibah Langsung Surat Berharga Dalam Negeri 17 = Hibah Langsung Surat Berharga Luar Negeri

Cara Penarikan (CP) antara lain meliputi : 0 = Rupiah Murni 1 = Pembiayaan Pendahuluan 2 = Pembayaran Langsung 3 = Rekening Khusus

4 = Letter of Credit

(17) Diisi nomor register pinjaman/hibah (delapan digit) sesuai dengan DIPA

(18) Diisi kode jenis belanja (dua digit) sesuai dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Sacker

Satu SPM hanya untuk satu jenis belanja

(19) Diisi jumlah rupiah masing-masing akun pengeluaran

(20) Diisi jumlah seluruh pengeluaran

(21) Diisi kode Bagian Anggaran, Unit Eselon I, lokasi, akun, dan satuan kerja dengan ketentuan sebagaimana petunjuk pengisian potongan SPM

(22) Diisi jumlah rupiah masing-masing akun potongan SPM

(23) Diisi jumlah rupiah seluruh potongan

Page 128: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Salm= sesuai denzan aslinya IMPALA

MEN KEUANOAN FIEPUB INDONESIA

- 7 -

(24) Diisi jumlah rupiah bersih (jumlah seluruh pengeluaran dikurangi jumlah seluruh potongan)

(25) Diisi nama penerima pembayaran (bendahara pengeluaran/penerima hak tagih) disertai alamat lengkap.

Khusus untuk SPM-GUP Nihil dan SPM-PTUP diisi dengan "Bendahara Umum Negara untuk dibukukan seperlunya"

(26) 1. Diisi NPWP penerima pembayaran sesuai ketentuan perpajakan;

2. Khusus untuk SPM-GUP Nihil, SPM-PTUP, dan SPM-Pengesahan tidak diisi.

(27) Diisi nomor dan nama rekening bank/pos yang menerima pembayaran. Khusus untuk SPM-GUP Nihil, SPM-

PTUP dan SPM-Pengesahan tidak diisi

(28) Diisi Bank/Pos tempat pembayaran dicairkan. Khusus untuk SPM-GUP Nihil, SPM-PTUP, dan SPM-

Pengesahan tidak diisi

(29) Uraian berisi tentang informasi : Untuk keperluan , No dan tgl.Kontrak/SPK, Nilai Kontrak/SPK, Cara

pembayaran, Tgl. Penyelesaian pekerjaan

Keperluan pembayaran sesuai dengan jenis SPM, misalnya:

1. SPM UP "Penyediaan Uang Persediaan "

2. SPM TUP "Penyediaan Tambahan Uang Persediaan"

3. SPM GUP "Penggantian Uang Persediaan untuk keperluan belanja (barang/modal/lain-lain)"

4. SPM GUP NIHIL "Penggantian Uang Persediaan untuk keperluan belanja (barang/modal/lain-lain)"

5. SPM PTUP "Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan untuk keperluan belanja

(barang/modal/lain-lain)".

6. 5PM Pengesahan "Pengesahan belanja (barang/modal/lain-lain)".

7. 5PM LS

a. LS ke Bendahara/pegawai " Pembayaran belanja .., (pegawai/barang/modal/lain-lain) sesuai

SK/ST/SPD No. Tgl......."

b. LS ke Pihak Ketiga "Pembayaran belanja (barang/modal/bantuan sosial/lain-lain)sesuai Kontrak

No. Tgl. SPMK/Jaminan Uang Muka/BAP/BAST/Jaminan Pemeliharaan No. Tgl.

(30) Diisi lokasi instansi penerbit SPM dan tanggal penerbitan SPM

(31) Diisi nama penandatangan SPM

(32) Diisi NIP/NRP penandatangan SPM

(33) Diisi bar code hasil enkripsi aplikasi 5PM

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 129: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

ICEUANGAN REPUBOK INDONESIA

- 2 -

FORMAT SPM-GLJP/PTLJP/LS NON BELANJA PEGAWAI

KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA (1) SURAT PERINTAH MEMBAYAR

Tanggal : (2) Noma- : (3)

Kuasa Bendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (4) (XXX)

Agar melakukan pembayaran sejumlah Rp (5)

*** DH *** (6)

Janis SPM . (7) Cara Bayar : (8) Tahun Anggaran • (9)

Dasar Pembayaran :

(10)

Satker Kewenangan Nama Satker

XXXXXX. XX.

Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon XX. XX. )00( XX.

Kegiatan, Output, Lokasi XXXX XXX XXX( (13)

Janis Pembayaran

Sifat Pembayaran

Sumber Dana/Cara Penahkan : Nomor Register

I Program

XX.X

(11)

XX (12)

(14)

(15)

/ .....(16) (17)

PENGELUARAN POTONGAN

Janis Belanja Jumlah uang BA//Unit Es I/ Lokasi / Akun / Satker Jumlah uang

XX (16) (19) ... XXX.XX.XXXX.)0000(X.XXX)OCX (21)

(22) ...

Jumlah Pengeluaran (20) ... Jumlah Potongan (23) ...

(24) ...

Kepada (25) NPWP (26) Rekening (27) Bank / Pos (26) Uraian (29)

• Kebe

menj

1 1 00

Semua Komitmen

dilakukan

pengeluaran

Penanda

d

1 I1111

aran

bukti-bukti

tangan

anggung

telah

II 8 1

pembayaran

1 2

dimaksud

perhltungan

dluji

SPM.

1,

jawab

90

dan

it 1

pengeluaran

atas

disimpan

dan

Illi 0 6

dinyatakan

Pejabat

beban

isi

9-7

yang

yang

dan

Penandatangan

(30) disahkan Pejabat Pembuat a.n. Kuasa Pengguna Anggaran memenuhi persyaratan untuk Pejabat Penanda Tangan SPM

APBN, selanjutnya buktl-bukti

ditatausahakan etch Pejabat

(31)

tertuang dalam SPM Ini NIP/NRP (32)

SPM.

_433)

Page 130: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

ENTERIAN

GIART NIP 195

KEPA.

1 /2t

Salim= sesuai dengan aslinya IMPALA B

Lampiran 9

PERATURAN MEM KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK. 05/2012 TENTANG

TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KOP SURAT SATUAN KERJA

SURAT PERNYATAAN Nomor : XXXXXX

Sehubungan dengan pengajuan Uang Persediaan (UP) sebesar Rp.999.999.999,00 dengan huruf ), yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama

2. Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran 3. Satuan Kerja (xxitcoc) 4. Kementerian Negara/Lembaga • (xxx) 5. Unit Organisasi (xx) dengan ini menyatakan bahwa:

1. Uang Persediaan (UP) tersebut akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja dan tidal( untuk membiayai pengeluaran yang menurut peraturan perundang-undangan hams dilakukan dengan pembayaran langsung (LS);

2. Apabila dalam 3 (tiga) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan penggantian (revolving) UP, maka bersedia memotong atau menyetorkan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari UP yang diterima.

3. Apabila dalam 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan Kepala KPPN untuk memotong atau menyetorkan UP sebesar 25% (dua puluh lima persen) belum dilaksanakan, maka bersedia memotong atau menyetorkan 50% (lima puluh persen) dari UP yang diterima.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

20)0C Kuasa Pengguna Anggaran,

NIP

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 131: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

IfLampiran 10

PERATURAN MENT RI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG

TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

LOGO (1) KEMENTERIAN/LEMBAGA (2) UNIT ESELON I (3) KOP Kementerian/Lembaga Satuan Kerja (4) Alamat (5)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK NOMOR : (6)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (7)

NIP/NRP • (8)

Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran

Dengan ini menyatakan dan bertanggung jawab secara penuh atas hal-hal sebagai berikut:

1. Usulan Revisi Anggaran telah disusun sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tabun 2013.

2. Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam rangka Revisi Anggaran telah disusun dengan lengkap dan benar, disimpan oleh Satuan Kerja, dan siap untuk diaudit sewaktu-waktu.

3. Perhitungan kebutuhan anggaran yang dituangkan dalam TOR/RAB telah disusun mengikuti ketentuan dan merupakan harga yang paling ekonomis.

4. Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas kebenaran formil dan materil usulan Revisi Anggaran yang diajukan.

5. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar dan menimbu1kan kerugian negara, saya bersedia menyetorkan kerugian negara tersebut ke Kas Negara.

6. Dalam hal terjadi permasalahan hulcum yang diakibatkan Revisi Anggaran ini menjadi tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dalam keadaan sadar, dan tidak dibawah tekanan.

(9)

Kuasa Pengguna Anggaran

Materai 6000

(10)

NIP/NRP. (11)

Page 132: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

Keterangan:

1. Diisi dengan logo Kementerian/Lembaga.

2. Diisi dengan uraian nama Kementerian/Lembaga.

3. Diisi dengan uraian nama unit Eselon I.

4. Diisi dengan uraian nama Satker.

5. Diisi dengan alamat.

6. Diisi dengan nomor Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

7. Diisi dengan nama pejabat penanda tangan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

8. Diisi dengan NIP/NRP.

9. Diisi dengan tempat dan tanggal.

10. Diisi dengan nama Kuasa Pengguna Anggaran.

11. Diisi dengan NIP/NRP.

Page 133: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

LOGO (1) KEMENTERIAN/LEMBAGA (2) UNIT ESELON I (3) KOP Kementerian/Lembaga Alarnat (4)

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK NOMOR : (5)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama (6)

NIP (7)

Jabatan : Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Pejabat Eselon I (8)

Dengan ini menyatakan dan bertanggung jawab secara penuh atas hal-hal sebagai berikut:

1. Usulan Revisi Anggaran yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran telah

diteliti, diperiksa kebenaran dan kelengkapan dokumen pendukung yang disampaikan.

2. Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dalam rangka Revisi Anggaran telah

disusun dengan lengkap dan benar, disimpan oleh Satuan Kerja dan unit Eselon I, dan siap untuk diaudit sewaktu-waktu.

3. Daiam hal pagu anggaran berubah, usul Revisi Anggaran telah dibahas dengan unit Inspektorat terkait.

4. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan kerugian negara, saya bersedia menyetorkan kerugian negara tersebut ke Kas Negara.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dalam keadaan

sadar, dan tidak di bawah tekanan.

(9)

Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/

Sekretaris/Pejabat Eselon I

Materai

6000

(10)

NIP/NRP (11)

Page 134: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Keterangan:

1. Diisi dengan logo Kementerian/Lembaga.

2. Diisi dengan uraian narna Kementerian/Lembaga.

3. Diisi dengan uraian nama unit Eselon I.

4. Dural dengan alamat Eselon I.

5. Diisi dengan nomor Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

6. Diisi dengan nama pejabat penanda tangan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.

7. Diisi dengan NIP/NRP.

8. Diisi dengan uraian jabatan penanda tangan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak sesuai keperluan.

9. Diisi dengan tempat dan tanggal.

10. Diisi dengan nama pejabat penanda tangan.

11. Diisi dengan NIP/NRP

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Page 135: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

4 MEFIILFU ICEUANOAN REPUBL1IC INDONESIA

Lampiran 11

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

KOP SURAT SATUAN KERJA

DAFTAR PERHITUNGAN JUMLAH MAKSIMAL PENCAIRAN DANA (MP)

SATKER PENGGUNA PNBP

1. Nama dan kode Kantor/Satker

2. Nama dan kode Kegiatan

3. Nomor dan tanggal DIPA

4. Target Pendapatan

5. Pagu Pengeluaran

6. Perhitungan Maksimum Pencairan Dana :

a. Jumlah Setoran PNBP TA yang lalu 1) Rp

b. Maksimum Pencairan Dana TA yang lalu (....% x 6.a) Rp

c. Realisasi Pencairan Dana TA yang lalu 2) Rp

d. Sisa Dana Tahun Anggaran yang lalu (b — c) Rp

e. Sisa UP dan TUP TA yang lalu Rp

f. Sisa MP TA yang lalu yang dapat digunakan sebelum diperoleh Rp

realisasi PNBP TA berjalan (d — e)

g. SP2D TA berjalan yang dicairkan dari 6.f Rp

Perhitungan Maksimum Pencairan Dana Berikutnya :

a. Setoran PNBP TA berjalan 1) Rp

b. Maksimum Pencairan Dana TA berjalan (....% x 7.a) Rp

c. Realisasi pencairan dana TA berjalan s.d SP2D lalu (termasuk

jumlah SP2D yang telah dicairkan pada huruf 6.g):

1) SP2D-UP Rp

2) SP2D-TUP Rp

3) SP2D-GUP Rp

4) SP2D-LS Rp

5) Jumlah Rp

d. SPM UP/TUP/GUP/PTUP/LS yang dapat diajukan berikutnya Rp

(7.b — 7.c.5)

........ ...20XX

Kuasa Pengguna Anggaran

NIP

Keterangan:

1) Foto copy SSBP lembar 4 terlampir

2) berdasarkan hasil rekonsiliasi realisasidengan KPPN

7.

Page 136: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

)ENTDRIAN KILPA

ClIART

Salinan sesuai dengan. aslinya IMPALA B

NIP 195 t w5 : 7 t

MENTEN ICEUANEIAN REPLIBI.11( INDONESIA

-2-

PETUNJUK PENGISIAN

DAFTAR PERHITUNGAN JUMLAH MAKSIMAL PENCAIRAN DANA (MP)

SATKER PENGGUNA PNBP

NO URAIAN ISIAN

(1) Diisi uraian nama dan kode kantor atau Satuan Kerja pada DIPA

(2) Diisi nama dan kode kegiatan sebagaimana tertuang dalam DIPA

(3) Diisi tanggal dan nomor DIPA Satuan Kerja yang bersangkutan

(4) Diisi target PNBP Satuan Kerja yang bersanglcutan sebagaimana tertuang pada halaman III DIPA

(5) Diisi pagu dana PNBP dalam DIPA

(6) Perhitungan maksimal pencairan dana PNBP terdiri dari:

a. Diisi jumlah setoran PNBP tahun anggaran lalu.

b. Dfisi Jumlah dana yang dapat digunakan yaitu sebesar Proporsi pagu Pengeluaran terhadap Pendapatan (PPP) dikalikan dengan jumlah setoran (a).

c. Diisi realisasi pencairan dana pada tahun anggaran yang lalu yang terdiri dari SP2D-GUP, SP2D -GUP Nihil, SP2D -PTUP, dan SP2D -LS

d. Diisi jumlah pengurangan jumlah dana yang dapat digunakan dengan realisasi tahun anggaran yang lalu.

e. Diisi jumlah sisa UP dan TUP Tahun Anggaran yang lalu yang belum dipertanggungjawabkan.

f. Diisi dengan 6.d dikurangi 6.e, yang merupakan nilai SPM UP/TUP/GUP/PTUP/LS yang dapat diajukan ke KPPN.

g. Diisi nilai SP2D UP/TUP/GUP/PTUP/LS yang telah dicairkan pada Tahun Anggaran berjalan yang dananya bersumber pada 6.f

(7) a. Diisi jumlah setoran PNBP tahun anggaran berjalan.

b. Diisi Jumlah dana yang dapat digunakan yaitu sebesar Proporsi pagu Pengeluaran terhadap Pendapatan (PPP) dikalikan dengan jumlah setoran (a).

c. Realisasi SP2D sampai dengan yang lalu.

d. SPM berikutnya yang dapat diajukan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D. W. MARTOWARDOJO

Page 137: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

L PERATURAN MENTERI RELIANuA.N

191N0M0R /Pwc05/2011 TENTANO MEKANISME PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH

Lampiran 12/16

IvIENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(KOP SURAT) KEMENTERIAN/ LEMBAGA

Nomor

Sifat

Lampiran

Hal

. Permohonan Permintaan Nomor Register Hibah

Yth. Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan

Menunjuk Peraturan Menteri Keuangan Nomor: /PMK.05/2011 tentang , dengan ini kami mengajukan permohonan permintaan nomor register hibah untuk proyek / kegiatan (1) yang berasal dan donor (2) Sebagai syarat permintaan nomor register terlampir kami sampaikan :

1. Dokumen Perjanjian Hibah (Grant Agreement)/ dokumen lain • yang dipersamakan,

2. Ringkasan Hibah (Grant Summary).

Untuk memudahkan dalam penyampaian persetujuan nomor register, persetujuan tersebut dapat disampaikan kepada

(3)

Demikian disampaikan untuk dapat ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. Atas kerjasamanya yang baik diucapkan terima kasih.

(4)...., (5)

(6)

(7) NIP

Tembusan :

(8)

Page 138: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Salinan sesuai cierigan aslinya KERALA BIR

MENTEIll KEUANGAN RSPUBLIK INDONESIA .

- 2-

PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN NOMOR REGISTER HIBAH

Nomor Uraian

(1) Diisi nama proyek/kegiatan hibah sesuai Perjanjian Hibah atau dokumen yang dipersamakan

(2) Diisi nama Negara/Lembaga Pemberi Hibah

(3) Diisi nama dan alamat Instansi beserta nomor telepon/fax Pemohon nomor register hibah

(4) Diisi lokasi Pemohon nomor register hibah (5) Diisi tanggal surat permohonan nomor register hibah

(6) Diisi jabatan penandatangan surat permohonan nomor register hibah, dapat diisi Sekretaris Jenderal Kementerian/Lembaga: atau Kepala Satuan Kerja penerima hibah

(7) Diisi nama dan NIP Pejabat penandatangan surat permohonan nomor register hibah

(8)

Diisi pihak-pihak yang mendapat tembusan surat permohonan nomor register hibah, termasuk kepada Unit pada

Kementerian/Lembaga yang memiliki tubas dan fungsi menyusun Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.

MI3NTERT KEUAnGAN,

t t d ,

AGUS D.W. MARTOWARDOJC

Page 139: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Lampiran 13/17 ,r"--

PERATURAN METER. KEUANGAN NOMOR 191 /PMK05/2011 TENTANG MEICANISME PENGELOLAAN PENERIMAAN HIBAH

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN HIBAH (GRANT SUMMARY)

1. Nama Hibah/ Grant 2. Nilai Hibah/ Grant

3. Mata Uang

4. Nomor Hibah/ Grant

5. Nomor Referensi lain 6. Tanggal Penandatanganan

7. Kementrian Lembaga Penerima / Excecuting Agency : Mode Satker : 8. Implementing Agency /Beneficiary dam. Kode Satker (bisa lebih dari satu)

a. Nama b. Alamat c. Kode Satker d. Nomor Telepon / Faximile e. E-mail

9. Donor/ Pemberi Hibah a. Negara b. Alamat • c. Nomor Telepon / Faximile : d. E-mail

10. Sumber Pembiayaan : 0 Lembaga Multilateral 0 Lembaga Swasta

Lainnya : 11.Jenis Pembiayaan (Grant Purpose) :

O Lembaga Bilateral O Perorangan

12.Jenis Hibah

13. Penarikan Hibah a. Tatacara Penarikan : 0 . PP 0 L/C b. Rencana Penarikan/Disbursement Plan :

: 0 Terencana O Langsung

0 PL 0 Reksus

No Penarikan Tgl/B1n/Thn Nilai 1. I 2. II 3. III 4. IV 5. V 6. Dan

seterusnya

c. Diterushibahkan

No Kepada Nilai 1, 2,

14. Sektor Pembiayaan

Page 140: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

No. Lokasi Alokasi 1. 2.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2-

15. Lokasi/Alokasi Proyek

16.Tanggal Efektif/ Effective Date

17.Tanggal Batas Waktu Pengefektifan/ . Tanggal Bulan Tahun

Date Effective Limit • . Tanggal Bulan Tahun

18. Tanggal Batas Penarikan/ Closing Date : Tanggal Bulan Tahun

19.Tanggal Penutupan Rekening/ Date of Closing Account : Tanggal Bulan Tahun

20.Biaya :

No. Ural= I II III IV V 1. Jenis

biaya 2. Besar

Maya 3. Jatuh

tempo

21. Ketentuan pengiriman Non 22.Persyaratan Pengefektifan/

Conditions Precedent for Effectiveness :

23.Nomor Registrasi Grant/Hibah • 24. DMFAS Grantll)

' 0 Ada

0 Tidak ada

( Dlisi oleh Direktorat EAS )

( Diisi oleh Direktorat EAS )

Tempat, tanggal, bulan, tahun Jabatan

Nama NIP/NRP

Page 141: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-3-

PENJELASAN & PETUNJUK PENGISIAN RINGKASAN HIBAH/ GRANT SUMMARY

No Penjelasan

1 Diisi dengan nama proyek sesuai yang tertulis dalam Perjanjian

Hibah/ Grant Agreement.

2 Diisi dengan jumlah hibah/grant sesuai yang tertulis dalam Perjanjian

Hibah/ Grant Agreement.

3 Diisi dengan mata uang sesuai yang tertulis dalam Perjanjian

Hibah/ Grant Agreement..

4 Diisi dengan nomor reference dari donor

5 Diisi dengan nomor referensi lainnya (jika ada)

6 Diisi dengan tanggal penandatangan hibah/ grant date signing.

7 Diisi dengan nama Kementerian/Lembaga penerima hibah/ grant.

8 Diisi dengan nama eselon I / Satker penerima dan pengelola

hibah/ grant.

9 Jelas

10 Jelas

11 Diisi dengan jenis peruntukkan pembiayaan dari hibah/grant, misal

bantuan program, bantuan proyek, technical assistance.

12 Jelas.

13 a. Jelas. b. Dilampirkan dengan Rencana Penarikan/Disbursement Schedule

dari executing agency, termasuk alokasi per jenis kategori dan per

tahun.

c. Diisi nama Lembaga/Pemda/BUMN penerima penerusan hibah

14 Diisi dengan sektor yang dibiayai dalam hibah/ grant, misal

infrastructure, education, health dsb.

15 Dalam had proyek diberbagai lokasi, disebutkan lokasi dan alokasi

dana per propinsi dan kab/kota

16 Diisi dengan tanggal efektif hibah/grant tersebut

17 Jelas

18 Jelas

19 Diisi dengan tanggal penetapan penutupan rekening/ account sesuai

dengan ketentuan pemberi hibah.

Page 142: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Salinan.sesuai dengan aslinya KEPALA BIRD UMUM

u.b ICEPALA

GIART NIP. 1959

MENTERI KEUANGAN REPUBUK INDONESIA

-4-

20 1. Diisi dngan jenis-jenis biaya/fee. 2. Diisi dengan besarnya rate yang ditetapkan dalam Perjanjian Hibah. 3. Diisi dengan saat jatuh tempo yaitu saat pembayarannya sesuai

yang telah disepakati dalam Perjanjian Hibah (jika ada). 21 Diisi penjelasan bahwa dalam Perjanjian Hibah telah diatur/belum

tentang ketentuan pencantuman ketentuan pengiriman NoD oleh Donor.

22 Diisi dengan keterangan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi

untuk pengefektifan Hibah/ Grant tersebut (jika ada). .

23 Jelas

24 .Jelas

MENTBRI KEUAISTGAN,

ttd,

AGM D.W. MARTOWARDOJO

Page 143: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Lampiran 14

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDArtARAAN NOIAOR PER-81 /P8/2011 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG BENTUK UANG DAN PENCATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/SUBAT BERHARGA

FORMAT SURAT PERINTAH PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG SP2HL

Kuasa Bendahara

Agar mengesahkan

Saida awal Pendapatan Hibah

Belanja terkaitHlbah

Snick) akhir

KEMENTERtAN NEGARAILEMBAGA...(1)

SURAT PERINTAH PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG Tanggal : (2) Nomor . .. .. .. (3)

Umum Negara. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara 4)

pendapatan dan/atau belanja terkait hIbah sejumlah:

Rp (5) Rp (6)

Hp (7) Rp (8)

Untuk Pedode Tdwulan : (9) Tahun Anggaran : (10)

Cesar Pengesahan :

(11)

Satker Kewenangan Nama Satker

xxxxxx xx xxxxxiooca..(12)

Fungsi, Subfungsl, BA. Unit Eseton I, Program xx.xx.xxx.xx.xx (13)

Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja xoctr000txx.xx (14)

Sumber DanalCara Penarikan . xx 1 xx (15) Nomor Register : xxxxxxx (16)

BELANJA PENDAPATAN

Akun Jumlah Uang BA/Unit Eselon I

/Lokasi/AkuntSatker Jumlah Uang

)COCX)0( .. (17) ... ....... .418) (20) xxx.xx.xx.m.x cootx.xrccoc

(21)

Jumlah BeIanja (19) Jurniali Pendapatan (22)

Kepada : Bendahara Umum Negara untuk dibukukan sepertunya

Yaltu : (23)

Mill

100113112301063..7

(24)

a.n.Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Penandatangan SPM

....(25)

NIP/NRP ...............(26)

ill

(27)

11

- I - 1.

Page 144: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PERINTAH PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG (SP2HL)

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi uraian Kementerian Negara/Lembaga

(2) Diisi tanggal diterbitkan SP2HL

(3) Diisi nornor SP2HL

(4) Diisi uraian KPPN yang rnelakukan pengesahan, diikuti kode KPPN

(5) Diisi saldo awal hibah langsung.

(6) Diisi jumlah pendapatan hibah langsung yang telah diterirna.

(7) Diisi jumlah belanja terkaft Hibah.

(8) Das' jumlah saldo awal dengan sebsih antara pendapatan hibah dengan belanja terkait hibah

(9) Diisi petiode triwulan

(10) Diisi Tahun Anggaran

(11) Dist dasar diterbltkannya SP2HL, misalnya: Nomor UU APBN, nomor dan tanggal DIPA, atsu dokumen penerimaan dan pengeluaran Iainnya

(12) Diisi kode Satker (6 digit), Rode kewenangan (2 digit), sada nama Satker penerima hibah

(13) Di isi Rode Fungal. Sub Fungsl, BA, Unit Eselon I, Program

(14) Diisi Janis Kegiatan, Output, Lokasi, Jenis Belanja

(15) Dial sumber dana dan =Ira penarikan dengan ketentuan sebagal berikut: 1. Kode (10) Hibah Langsung Dalam Negeri (HLO): untuk hibah langsung bentuk

uang yang berasal dari dalam negeri dan kode cam penarikan (-). 2. Kode (11) Hibah Langsung Luar Negeri (HLL): untuk hibah langsung bentuk

uang yang berasal dari luar negeri dan kode cam penarikan (-).

(16) Diisi nomor register

(17) Diisi akun belanja sesuai akun-akun belanja yang telah ada pada revisi DIPA (18) Diisi jumlah rupiah masing-masing akun belanja

(19) Dist total rupiah jumlah belanja terkait hibah

(20) 1. Dial kode Bagian Anggaran dan Eselon I: 999.02; kode lokasi. 01.51; Rode akun pendapatan: Kode Akun yang Khusus digunakan dalam SP2HL; dan Rode Satker: 960186

2. Kode Akun yang khusus digunakan dalam Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung (SP2HL), sebagai berikut:

Kode Akun Uraian

431131 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang — Perorangan

- 2 -

Page 145: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

431132 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang — Lembaga/Badan Usaha

431133 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang — Pemerintah Daerah

431139 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang —Lainnya

431231 Pendapatan Hibah Luar Negeri — Langsung Bentuk Uang Perorangan

431232 Pendapatan Hibah Luar Negeri — Langsung Bentuk Uang Bilateral

431233 Pendapatan Hibah Luar Negen — Langsung Bentuk Uang Multilateral

431239 Pendapatan Hibah Luar Negeri — Langsung Bentuk Uang Lainnya

(21) Diisi lumlah rupiah masing-masing akun pendapatan hibah

(22) Diisi total rupiah jumlah pendapatan hibah

(23) nisi uralan kepeduan pengesahan

(24) Diisi nama kota dan tanggal diterbitkan SP2HL (sama seperti pada pain 2)

(25) Otisl lands tangan Pejabat Penandatangan SPM

(28) Diisi nama dan NIP/NRP Pejabat Penandatangan SPM

(27) Mai bar code hasil enkripsi aplikasi SPM

DIREKTUR JENDERAL,

AGUS SUPRLIANTO NIP.19530814 197507 1 001 %V

- 3 -

Page 146: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Lampiran 15

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENbAHARAAN-NOMOR PER- a1 /P812011 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG BENTUK LANG DAN PENGATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANGOJASA/SURAT BERHARGA

FORMAT SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENGEMBALIAN PEN DAPATAN HIBAH LANGSUNG (SP4HL)

KEMENTERIAN/LEMBAGA (1) suRAT PERMITAH PENGESAHAN PENGEMBALIAN PENDAPATAN WEAN LANGSUNG

Tanggal : .... (2) Nomor .... (3)

Kuasa Bendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara .,.. . (4)

Agar mengesahkan pengembalian pendapatan hibah sejumlah : 1. Sisa Hibah Rp. (5) 2. Pengembalian Pendapatan Hibah Rp. (5) 3. Saida Akhir Rp. (7)

Tahun ... ...... (8)

Dasar Pengesahan : Satke r Kewenangan Nana Sake(

(9) xxxxxx xx xxxxxxxxxxx (10) Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon I, Program

xx.xx.xxx.xx.xx (11) Keglatan, Output, Lokasi, Jenls Belanja xxxxxx xx xx.xx xx (12)

Sumba r Dana/Cara Penarikan : xx/xx (13) Nomor Register : xxxxxxx (14)

P ENB Er/MALIAN PENDAPATAN HI BAH LANGSUNG

BA/Unit Eselon I /Lokasi/Akun/Satker

Jurniah Uang

(15) xxx.xx.xx.xx.xxxxxx.xxxxxx (16)

Jumlati Pengembalian (17)

Kenada Bendahara Umum Negara untuk dibukukan seperluny-a

Yaitu

(18)

1 11 I

10016912301063-7

Milli

(19) a.n. Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Penandatangan SPM

...(20)

NIP/NRP (21) I

(22)

- 6 -

4

Page 147: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENGEMBAUAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG (SP4HL

NOMOR URAIAN !SIAN

(1) Diisi uraian Kementerian Negaratembaga

(2) Diisi tanggal diterbitkan SP4HL

(3) Dilsi nomor SP4HL

(4) Diisi uraian KPPN yang melakukan pengesahan, diikuti kode KPPN

(5) DU& sisa uang dart hibah yang akan dikembalikan ke donor

(6) Dilsi jumlah pengembalian pendapatan hibah

(7) DIM wash antara sisa hibah dengan pengembalian hibah

(8) Diisi Tahun Anggaran

(9) Dilsi dasar diterbitkannya SP4HL, misalnya: Nomor UU APBN, nomor dan tanggat DIPA, atau dokumen penerimaan dan pengeluaran lainnya

(10) Dilsi kode Satker (6 digit), kode kewenangan (2 digit), serta nama Satker penerima hibah

(11) Di Isl Kode Fungsi, Subfungsi, BA, Unit Eselon 1, dan Program

(12) Diisi jenis Kegiatart, Output, Lokasi, Jenis Belanja

(13) Das' sumber dana dan can penarikan dengan ketentuan sebagal berikut: 1. Kode (10) Hibah Langsung Dalam Negeri (HLD): untuk hibah langsung bentuk

uang yang berasal dari dalam negeri dan kode cara penarikan (-). 2. Kode (11) Hbah Langsung Luar Negeri (HL1): untuk hibah langsung bentuk

uang yang berasal dad luar negeri dan kode cara penarikan (-).

(14) Diisi nomor register

(15) Mal kode Baglan Anggaran, Unit Eselon 1, kode Lokasi, Akun dan Rode Satker, dengan ketentuan: 1. Untuk pengembalian tahun anggaran berjalan diisi:

999.02.01.51.431ica.960186 Kode Akun menggunakan Rode akun yang sama dengan koda akun yang digunakan pada sant merierima hibah langsung.

2. Untuk pengembalian tahun anggaran lalu: kode BA, Eselon I, Rode Lokasi, dan Rode Satker merujuk pada kode Satker penerbit SP4HL dengan akun 311911 -.

(16) Diisi jumlah rupiah masing-masing akun pengembalian pendapatan

(17) Dilsi total rupiah jumlah pengembalian pendapatan

(18) Dilsi uraian kepertuan pengesahan, yaitu: Pengembalian tilbah Langsung bentuk Uang kepada Pemberi Hlbah sesuai bukti setor tanggal........ Nomor.. ..... ..

(19) Oils' nama kota dan tanggal diterbitkan SP4HL {sama Gaped' pada poin 2)

(20) Diisi tanda tangan Pejabat Penandatangan SPM

- 7 -

Page 148: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

1 NOMOR

URAIAN ISIAN (21) Diisi nanta dan N1P/NRP Pejabat Penandatangan SPM

(22) Diisi bar code basil enkripsi aplikasi SPM

DIREKTUR JENDERAL,

rid AGUS SUPRIJANTO NIP.19530814 197507 1 001

- 8 -

Page 149: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Lampiran

PERATURAN MENTERI KEUANGAN 191NOMOR /PMK.05/2011 TENTANG

MEKANISME PENCELOLAAN PENERIMAAN HIBAH

ter

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KOP SURAT (1)

SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG

BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA

TANGGAL NOMOR

Yth . Direktur Jenderal Pengelolaan Utang - Kementerian Keuangan RI Cq, Direktur Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen

Bersama ini thsarnpaikan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat • Berharga sebagai dasar untuk mengesahkan dan membukukan hibah yang diterima berupa Barang/Jasa/Surat Berharga dengan rincian sebagai berikut :

Penerima Hibah Bagian Anggaran/Eselon I : (2) Kode dan Nama Satker : (3)

Pemberi Hibah Negara Donor : (4) Nama Donor : (5) Nama Proyek (6) Nomor & Tgl Perjanjian Hibah : (7) Nilai Hibah : (8)

Rincian Pendapatan Hibah Nomor register Nilai realisasi Hibah Bentuk Hibah Akan

(9) (10) equivalen Rp (11) ❑ Barang ❑ Jasa 0 Surat Berharga (12) (13)

Telah disahkan/dibukukan

(14), (15) Tanggl (17)

PA/ KPA

TTD

NAMA(18) NIP(19)

TTD

(16) '

Page 150: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

IvIENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2-

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PERINTAH PENGESAHAN PENDAPATAN HIBAH LANGSUNG

BENTUK BARANG/JASA/SURAT BERHARGA

No. Keterangan

1 Diisikan Kop Surat Kementerian/Lembaga yang mengajukan

pengesahan.

2 Diisikan Kode dan Uraian Bagian Anggaran dan Eselon I.

3 Diisikan Kode dan Uraian Sather Penerima Hibah.

4 Diisikan Negara Pemberi hibah.

Dalam hal Pemberi Hibah merupakan:

• lembaga internasional dan luar negeri diisi lembaga internasional,

• lembaga nasional dari dalam negeri diisi lembaga nasional.

5 Diisikan Nama Pemberi Hibah. -

6 Nama proyek/kegiatan yang dibiayai hibah.

7 Nomor dan tanggal Perjanjian Hibah (Grant Agreement).

8 Diisikan Nilai Komitmen/nilai proyek yang diperjanjikan sesuai

perjanjian hibah.

9 Diisikan nomor register dari DJPU..

10 Diisikan nilai realisasi hibah dalam valas (bila ada) sesuai Berita Acara

Serah Terima.

11 Diisikan nilai realisasi hibah dalam rupiah sesuai Berita Acara Serah

Terima.

12 Diberi tanda silang pada salah satu kotak sesuai bentuk hibah yang

diterima.

13 Diisikan kode akun pendapatan hibah yang diterima (dapat dilihat pada

Modul/Bagan Akun Standar).

14 Diisikan kota penerbit Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah

Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.

15 Diisikan tanggal penerbitan Surat Perintah Pengesahan. Pendapatan

Page 151: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

VIGAN T1001 ■ ENTERIAN •

Salinan sesuai dengan asllnya KEPALA BIRO UMUM •

u.13 ICEPALA

GIART

MENTERI ICWJANGAN,

t t d

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

,B4112 mRIAT Jek

ite I

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ,

Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/ Surat Berharga.

16 Diisikan Nama dan NIP/NRP PA/KPA.

17 Diisi oleh DJPU.

18 Diisi oleh DJPU.

19 Diisi oleh DJPU.

NIP. 1959

Page 152: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Lampiranis PERATURAN. D1REKTUR JENDERAttaparmr—NOWA PER- sitPerzDti TENTANG TATA CARA PENr#SAHAN NOAH L.ANGSONG BENTIAK IJANCI DAM PENCATATAN HMS LANGSIAg3 REMIUK BARANG/JASA/$IJRAT' BERHARGA

GMAT MEMO PENCKIATAN H1SAli LANGSUNG BEUTUK BARAIRWASNSURAT BERHARGA IMPEL-EWS)

KFMPNTERIAN NEGARAJLEMBAGA. (1)

MEMO PENcATATAN HIEelj,LANGUNG gtENTUK BARANG/JASA/SURAT BERRARGP . Tanggal ..... .. . (2) Nomor : (3)

Kuasa Eiendahara Umum Negara, Kantor Pelayanan Perbendehataan Negara . 4) agar melakukan pencatatan atas penerimaan hibah langsung bentuk barannasaisurat berharga:

Tahun Anggewan . ... ....... (5)

DaaarPannalatart :

..(e)

Satker Kewenangan

nyyxx 'a

Fungsl, Subfungsi, BA, Unit Eselon xx.xxotxxxx (8)

Kegtatan, Output. tenkasi, Jens xca. tco.xxioc (9)

Nama Satker

=coax:0am•(7)

1, Program

Belans

xxixx (10)

: xxxxooc (11)

Sumber Dana/Cara Penankan Noma Register

SELANJA PENDAPATAN

Aiwa Juntab Liana BA/Unit Eselon 1 /LokasUAkun/Satker Jumlah Uang

=cu. 2) "'-' ' (13)

(15) xxx.teat.u.xxxxxxxconoc ' ''''''''''' '''''''.(16)

la ..........414) Jumlah Pendapa n (17)

:Beactattant Umurn Negara untuk dlbukukan sepertunya Yal, (18)

$

'

. I I

a

'

I ± L

..A22)

(19) Kuasa Pengguna Anggaran -

....(20)

NIP/NRP... (21)

- 11

Page 153: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

PETUNJUK PENGISIAN MEMO PENCATATAN HIBAH LANGSUNG BENTUK BARANG/JASA/

SURAT BERHARGA (MPHL-BJS)

NOM }R URAIAN ISIAN

(1) Diisi uraian Kementerian Negara/Lembaga

(2) Mist tanggal diterbitkan MPHL-BJS

(3) Diisi nomor MPHL-BJS

(4) Diisi uraian KPPN yang melakukan pengesahan, diikuti kode KPPN

(5) Diisi Tahun Anggaran

(6) Diisi dasar diterbitkannya MPHL-BJS, yaitu: PP No.10/2011, dan Tanggal serta Nomor SP3HL-BJS.

(7) Diisi kode Satker (6 digit), kode kewenangan (2 digit). serta nama Satker penerima hibah

(8) Di isi Fungsi, Sub Fungsi, BA. Unit Eselon I, Program.

(9) Diisi Kode Kegiatan, Output, Lokasi, Janis Belanja. Untuk Kegiatan dan Output dila' kode keglatan dan output yang ada pada Satuan Kerja berkenaan yang paling sesuai dengan maksud dan tujuan penerimaan hibah barang/jasa/surat berharga.

(10) Diisi sumber dana dan can penarikan dengan ketentuan sebagai berikut 1. Kode (12) Hibah Langsung Barang Dalam Negeri (HLBD): untuk hibah langsung

bentuk barang yang berasal dart dalam negeri dan kode cara penarikan (-). 2. Kode (13) Hibah Langsung Barang Luar Negeri (HLBL): untuk hibah langsung

bentuk barang yang berasal dan War negeri dan kode cara penarikan (-). 3. Kode (14) Hibah Langsung Jasa Dalam Negeri (HLJD): untuk hibah langsung

bentuk jasa yang berasal dad dalam negeri dan kode cara penarikan (-). 4. Kode (15) Hibah Langsung Jasa Luar Negeri (HLJL): untuk hibah langsung

bentuk jasa yang berasal dad luar negeri dan kode can penarikan (-). 5. Kode (16) Hibah Langsung Surat Berharga Dalam Negeri (HLSD): untuk hibah

langsung bentuk swat berharga yang berasal dad dalam negeri dan kode cara penarikan (-).

6. Kode (17) Hibah Langsung Surat Berharga Luar Negeri (HLSL): untuk hibah langsung bentuk surat berharga yang berasal dari luar negeri dan kode can penarikan (-).

(1 '1) Diisi nomor register

(12) Mai akun belanja seperti di bawah int 1. Untuk Belanja dalam bentuk Barang:

Kode Akun Uraian 521611 Belanja Baranq untuk Pencatatan Persediaan dart Hibah 531211 Belanja Modal Tanah untuk Pencatatan Tanah dad Hibah 532211 Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk Pencatatan Peralatan

dan Mesin dad Hibah 533211 Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk Pencatatan

Gedung dan Bangunan dart Hibah

-12-

f

Page 154: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

534211 Belanja Modal Jalan. Irtgasi dan Jaringan untuk Pencatatan Jatan. Irigasi dan Jaringan dart Hibah

536211 Belanja Modal Lainnya untuk Pencatatan Met Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya dad Hibah

2. Untuk Belanja dalam bentuk Jasa:

Kode Akun Uraian 522311 Belanja Jasa untuk Pencatatan Jasa dart Hibah

3. Untuk Belanja dalam bentuk Surat Berharga:

Kode Akun Uraian 724411 Penyertaan Modal Negara untuk Pencatatan Surat Berharga

dad Hibah (13) Dual jumlah rupiah masing-masing akun belanja

(14) Diisi total rupiah jumlah belanja terkait hibah (15) Dist Kode BA/Unit Eselon ULokasUAkun/Satker. 999.02.01.51.431x=960186

Kode Akun Pendapatan yang khusus digunakan dalam Memo Pencatatan Hibah Langsung–Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL—BJS):

1. Untuk Pendapatan dalam bentuk Barang:

1

Kode Akun Uraian 431121 Pendapatan Hibah Dalam Negeri – Langsung Bentuk Barang 431221 Pendapatan Hibah Luar Negeri – Langsung Bentuk Baiting

2. Untuk Pendapatan dalam bentuk Jasa:

Kode Akun Uraian 431122 Pendapatan Hibah Dalam Negeri – Langsung Bentuk Jasa 431222 Pendapatan Hibah Luar Negeri – Langsung Bentuk Jasa

3. Untuk Pendapatan dalam bentuk Surat Berharga:

Kode Akun Uraian 431123 Pendapatan Hibah Dalam Negeri – Langsung Bentuk Surat

Berharga 431223 Pendapatan Hibah Luar Negeri-,- Langsung Bentuk Surat

Berharga (16) Diisi jumlah rupiah masing-masing akun pendapatan hibah

(17) Ohl total rupiah jumlah pendapatan hibah

(18) Diisi uraian keperluan pencatatan hibah langsung bentuk barang/jasa/surat berharga (19) Oust tanggal diterbitkan MPHL-BJS (sama seperti pada poin 2)

(20) Diisi tanda tanganKuasa Pengguna Anggaran

- 13 -

Page 155: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

$AGtJS SUPRIJANTO ,NIR19530814 197507 1 001

NOMOR

(21)

(22)

URAIAN ISIAN

Dfisi nama dan NiP/NRPKuasa Pengguna Anggaran

Diisi bar code hasH enkripsi apfikasi SPM

DIREKTUR JENDERAL.

-14-

Page 156: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

I I

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIFtEKTORAT JENDERAL PERBENDANARAAN

KPPN

(1)

Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)

Nomor • (2)

Tanggal : (3)

4 KANTOR PENERIMA SETORAN

(BANK PERSEPSI) KANTOR POS DAN GIRO

Lembar Untuk

KE REKENING KAS NEGARA NOMOR :

A. 1. NPWP Wajib Setor/Bend

2. Nama Wajib Setor/Bend

3. Alamat

(4)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17) Tanggal : (18)

(19)

B. 1. Kementerian/Lembaga

2. Unit Organisasi Eselon I

3. Satuan Kerja

4. Fungsi/Subfungsi/Program :

5. Kegiatan/Subkegiatan

6. Lokasi

C. MAP dan Uraian Penerimaan

D. Jumlah Setoran : Rp.

Dengan Huruf

E. Surat Penagihan (SPN) : Nomor Atau Surat Pemindahan

Penagihan Piutang Negara : KPPN (SP3N)

PERHATIAN

Keperluan : (20)

Bacalah Dahulu Petunjuk pengisian formulir

SSBP pada halaman belakang lembar ini

(26)

(27)

Cap

Tanda Tangan

Nama Terang

(21) tanggal (22) Diterima Oleh :

BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO Tanggal (25)

(23) NIP. (24)

Page 157: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

—i 1— o 1-

, '''' C N 'Id 2 it a

es aa a 'a . w r, N

Keb

utuh

an D

ana

O N

O 0 NJ

0) ...

so

cs) t-

ri Y

in

re

I-- or a

co Ill 1.1.

C el C II IC'

N t :11 V N

O.

0

IN

on K

ont

rakt

ual

a 7, t z SC

a'

E. a )- 0— 4 2 0 , a- y U ,

Per

hKun

gen

• ..

Vol

um

e I

Mar

ge I Ju

mla

h

Ma

ya

0

0

V

Z 5 2 n

C m

1 Y

4. .18 2

N E

0 2 .-

1

a

rn C

o.

Pe

jaba

t Ese

lon

I Kem

ente

rian N

egar

afle

mba

ga

Page 158: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

t cz

cc

Ka

ma K

ab./

Kota

RS

E S

1-4

3 0 o.

BE

LA

NJA

BA

RA

NG

B

EL

AN

JA M

OD

AL

0 fa.

BE

LA

NJA

PE

GA

WA

I

8

O

o 5 r? • Lin kr,

O 0 0 o

C

3 5 VI

0 0

NT

OR

VV

ILA

YA

N

Page 159: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

S

i 5 P.

-5,

........ ,

..................... ,

n a a.

BELA

NJA

MO

DAL

< '." N

n

0 ..

, ..................... ,

BEIA

M/A

BAR

ANG

<

t.;

=

, .............. ,

I

PA

GU

, .......... ,

zic

E:IC z 0

< .„ „

......... ,

a

D LI a.

" ............ ,

-....

L8

z z .1.15 < re

rt II

2

o w in 0

1 2 0 0 N rg

a° oo .6 ,6 LPL u, 0 0

:?; 0 rg rg

q q oo ,6 '6 Ln in 0 Q

''2 2 P. R g ̀r•c= P: g). g 2 53 2 2 2 2 ct cr; 2 2 2 Eic ic?, p or PPPPPPcrIP caL oL cr, a. 0, 0, a, cr, cr, rr, oL NNpINNNelniNNNNNNNNNNeuNN rg

oi ft; rn rn rn n: vo vi 6 vi Qi ui ,c; .zi .6 ui ,6 .6 gqq °0.c? 0. q 0. 0. O D. D. 0. 0. 0. 0. 0. 0. O. 0. 2 o gooooo o ogo.o,o,o °to. o 0 ci ‘Cr gi , ,,c; .6 .6 .6 .6 ■O ,c) r.0 rn ■13 rth mi ui g) qi .6 ,.6 •Ii ,o in u'i in ;4 un in in in in in 'n in in in Ln LIL Ln in Ln Ln ta Ln 0 0 0 ,-, 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 c,, c•Lt ui 9 .6 ,r, 0

g cr, cg ‘d 0.

.O Ln 0

2 0. rLI ..6 Q .6 Ln 0

'1,0f,' (PV ,6 9 ,45 Ln 0

cn :7-.. rg .6 0. ,6 'A o

2

.6

,r; LA 0

ni

2 <

—,

C W

rgi

0 Z .—

< 0 8 z z — z

< < z

z eu, g

s

5 ea ea 6

0 aC

Page 160: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

S

I

2,

.71

ZS t,

n a

iEALI

SASI I

SIS

A

,001 ‘,41 TZ <7, ro.; c̀i.; 0 & rol g 8,D

01 01 0) 01 0 0% 01 0 0 0 0, 0 0 0 0 0 0, 0 0 0 ON

NN " " el 701 " Nni 70 01 'NT " C:01 Ckg ■O V1 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6 6 5 5 3 3 3 0 0 0 0 0 8 0, 0 0 0 0 0 0 0 0. 0 0 0, 0 0 0 0 0

q00.0.0.20.0.0.0.0.o0 0 0 0 0 0 0 0 0 o.

000000 0

P lb .0 No vz ■ v> .1" .c) N.6 .6 .6 .6 .16 q() < 16 88888888888s8s888888

2 8888880 88888

0

0

P,

Page 161: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

S 5 -5- -6- :

JU

MLA

H

e...-

7— -a 6 a

m a n.

BE

LAN

1A

MO

DA

L

■5, 71

■3, ra 6 et

D o p.

I B

EIA

NJA

BA

RA

NG

I

E 6 tt

n 110

Yd

I

zi

‘6, z, z 5 2

5 6 et

z 0 o.

z I ill < 82

T O.

R 0 v v. 0

1 Tv' a a.

q O. 0 0 •5 ) un v., 0 0

.1'8 at ON

O. O.

Q 0 w ,6 in tr. 0 0

2 al

2 'L al 0

e

O.

S IQ rc: g 2 NO 're g 2 .1-6 cra re3 to 2 2 cto NO 2; 8 a.- h'p apl '6 '6,-' 2, Op- ̀O' N Ch 0.. 0. 0. 0. 0. 0. o o o o o 0. o ch 0, 0, cn a a a a, co a, a,

q 0 . 0 q 0. 2 0. 9 0 0 0 o so, 0, go. o0 o0 o 0 o, D q '6 q V) '0 0 '0 o 0 d cc w w o .3 o .6 6 kd ,d 6 ,5 qi .6 .6 .a ,r, un tarn an an un in tn In WI tn in in In in vo v., ,e, vo oo in La to v) La Ln La 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0

JUM

LA

H

a

t 1,

41.23:n_ -%

a 14 . re•

0 „

Page 162: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

REKAP LAPORAN KEADAAN KAS UANG PENERIMAAN (LKKUP)

PRO VINSI

TAHuN ANGGARAN 5.0

Lampiran 23

dalam ruiah

1r' (".1 '.17i9lv.IN.YPUIRIrrrVli;lz[S!rrA IIsk19.:= 1M:Augq,3grAii9?: 1 rilliopiltNIW.' . MM14:12n.r

, gia"-.141

zin . 957141c) r

qn ora^ o 1-ky an

20,n --.:7,-.-7.-,y

_ worisetsr-77"*-Thisiseestas c somorkenris gap IMIt64\11* StibiaiS KamelIBPNProvInsl... Penenmaan 1901 • - -

Fungsional 1902

1903 1904 -

1905 • - - - - 1906 • • • •

1907 1908 1909

423210 - •

423511 . • • - Jungahl . -

Penerimaan 423129 Urnum 423141

423142 - • - - - - 423149 -

423221 423291 423911 -

423912 423913 423914 -

423915 •

423916

423919 -

423922 •

Jundah II . - •

Jundahl+11 • - - 2 KantorPertanananKabJKoW Penenmaan 1901 - - -

FungsMnal 1802 1803 - -

1904

1905 1906

1907 -

1908

1909

423219 • . . - - 423511

Jurnlahl • . • -

Penedmaan 423129 -

Urnum 423141 423142 -

423149 423221 423291

423911 423912 423913 423914 423915 423916 .

423919 -

423922 Jungahll -

Jungahl 41 • .

3 KenlorPerranahanKab./Koth Penal-imam 1901 -

FungsMnal 1902 - -

1903 . - - - 1904 1905 -

1906 1907 1908 - - - - - 1909

423219 - - • - 423511 • • -

Juml hl • • -

Penenrnaan 423129 Urnum 423141 - -

423142 •

423149

423221

423291 423911

423912 -

423913

423914 • • - 423915 • • 423916

423919 . • .

423922 - -

Jung h 8 - -

Jungahl+1 . . .

Page 163: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

hal .2 1 , 2 -)

3 4 5 6 7 I — (514) (6/4) 7

4 dst PermImaan Fungaiona1

1901 1902 1903 1904 1905 1906 1907 1908 1909

. -

. -

.

- -

423219 423511

- .

. - . .

Juml hl - . Penedmaan

Umum 423129 423141 423142 423149 423221 423291 423911 423912 423913 423914 423915 423916 423919 423922

-

-

-

.

.

.

- -

-

-

.

- . -

Juml h II . - Jumlahl+11 . . -

Jumlah PennImaan Penerlmaan Fungslonal

1901 1902 1003 1904 1905 1906 1907 19081909

• • • -

- -

.

- -

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

423219 423511

• •

- - -

.

-

.

Juml hl • . - Penedmaan

Umum 423129 423141 423142 423149 423221 423291 423911 423012 423913 423914423915 423916 423918 423922

-

-

-

-

-

- • •

-

.

.

.

.

- . .

.

Jumlah II - Jurnlah 1+ I - .

20

KEPALA KANTOR WILAYAH

BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI

NIP

Page 164: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Keterangan :

I Penerimaan Fungslonal 1 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan

-1901 (Pelayanan Survey, Pengukuran dan Pemetaan) -1902 (Pelayanan Pemerlksaan Tanah) - 1903 (Pelayanan konsolidasi Tanah Secara Swadaya) - 1904 (Pelayanan Pertlmbangan Teknls Pertanahan) - 1905 (Pelayanan Pendaftaran Tanah ) - 1906 (Pelayanan Informasi Pertanahan) -1907 (Pelayanan Llsensft -1908 (Palayanan Penetapan Tanah Obyek Penguasaan Benda-benda Tetap Milik perseorangan Warga Negara BeLando (P3MB)) -1909 (Pelayanan Kerjasama di bidang pertanahan yang berasal dart ker)asama dengan pihak lain)

2 423511

Pendapatan Uang Pendidlkan

II Penerimaan Umum 1 423129 Pendapatan Penjualan Ant Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan 2 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri 3 423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang 4 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya 5 423221 Pendapatan Jail Lembaga Keuangan (lasa Giro) 6 423291 Pendapatan lasa Lainnya 7 423911 Penerimaan kemball Belanja Pegawal Pusat Tahun Anggaran yang Lalu 8 423912 Penerimaan kemball Belan)a Pensiun Tahun Anggaran yang Lalu 9 423913 Penerimaan Kemball Belanja Lainnya Rupiah Mum' Tahun Anggaran yang Lalu

10 423914 Penerimaan Kemball Belanja Lainnya Pinjaman Luar Nagar) Tahun Anggaran Yang Lalu 11 423915 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu 12 423916 Penerimaan Kemball Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu 13 423919 Penerimaan Kemball BalanJa Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu

14 423922 Pendapatan Pelunasan Gantl Rugi atas Kerugian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

Page 165: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

-J

z 2 T2

E w w az 0 eL •

z •

z z D<5 NQ

<

0 O z < 1.1.1 co

0

• •

0

z

aza O 0 0 < a.

CC4( Z Z z < Z O. < CD =

< < >- i— it CC

CI. cc cc Z 0 0 o n co<

k

5 = 03 0

< N 2 V

Z

N w

B 0 w z a

- P

EN

ER

IMA

AN

BU

LAN

LA

LU

Q 0 N

0.

PE

NG

EL

UA

RA

N

0

PE

NE

RIM

AAN

1,-

T-----

1--

IN

I —3(

.11.A

N

a to T.5 ..0

PE

NG

EL

UA

RA

N

m

rew 6 G.

• rw' —, , c, FT's ^ na , N -rri Ce RI

UR

AJA

N JE

NIS

PE

NE

RIM

AAN

I KE

LP

EN

DA

PA

TAN

I SU

B KE

L.P

EN

DA

PA

TA

N I P

EN

DA

PA

TA

N

3

PE

ND

AP

AT

AN

, P

EN

JUM

AN

, SE

WA

, JA

SA

DAN

BU

NG

A

PE

ND

AP

AT

AN

PE

NJU

ALA

N AS

SE

T

i Pendap

atan

Penj

uala

n a

sset La

inny

a ya

ng b

edeb

itiru

sak/

Mha

pusk

an

PE

NDA

PAT

AN

SE

WA

Pend

apat

an S

ew

a R

um

ah Din

as/

Ru

mah

Heg

er'

Sew

a G

edun

g, B

angu

nan

dan

Gud

an

g

Pend

apa

tan S

awa

Bend

a-b

end

a T

ak

Ben

gera

k La

inny

a

PE

ND

AP

AT

AN

JA

SA

PE

ND

AP

ATA

N JA

SA

I

,Pend

apa

tan P

ela

yanan P

erta

nah

an

I-

19

01

(P

ela

yan

an

Su

rve

y, P

en

guku

ran

da

n P

erne

taa

n)

-19

02 (

Pel

aya

nan

Pem

edks

aan

Ta

nah

)

- 19

03 (

Pel

aya

na

n k

ons

olid

asi T

an

ah S

ecar

a S

wad

aya

) -19

04 (

Pel

aya

na

n P

edim

bang

an T

ekn

is P

ert

ana

han

) -1

905

(Pel

aya

na

n P

end

afta

ran T

an

ah )

-1

90

6 (P

elay

an

an

((d

urm

as) Pel

an

ahan)

- 190

7 (P

elaya

nan U

sensi

) -

19

08

(Pel

aya

nan

Pe

nel

apa

n T

anah

Oby

ek P

eng

ua

saa

n B

en

da te

nda

Te

tap

Mili

kpers

eora

nga

n W

arg

a N

ega

ra B

eland

a (

P3M

B))

-19

09 (

Pel

ayan

an K

erja

sam

a di b

ida

ng

pert

anah

an y

ang

be

rasa

t da

d k

erj

asam

a de

nga

n p

ihak

lain

)

PE

ND

AP

AT

AN

JA

SA

II

P

end

apa

tan

Jasa

Lem

baga

Keu

anga

n (J

asa

Gir

o)

PE

ND

APA

TAN

JAS

A L

AIN

NY

A

Pend

ap

atan

Ja

sa-J

asa

Lai

nnya

PE

ND

AP

AT

AN

PEN

DID

IK

AN

PE

ND

AP

AT

AN

PE

ND

IDIK

AN

Pend

ap

atan

Ua

ng

Pend

idik

an

Pela

yana

n P

endi

dika

n

8 N •4 Na '1; 'N ni;') 71*

VN VNNN

V V. V v

pi — a, C] N ,

N N N CO N en t.,4 t N CO N (I V N

V V N a

N o e3 N c‘d en v N ..

n tn ,.. N e) V) a N+ a

2 — — V .- "I N el a r-- to E

Page 166: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

a i

e

m

S

.

n

'ir Cril N

[

E.-, rip

Z

Z

3

..

D

8 >.

1 i .

z

1 2

< 9 w

• _ _ _

PeC

eriT

ad

fl

Ken

bali B

elan

ja P

eg

awai

Pus

at Tab

un

Ang

gara

n Y

an

g L

alu

Pen

edm

aa

n K

em

bab

Bela

nja

Pen

skn T

abu

n A

ngga

ran

Yang L

alu

Pen

edm

aan

Kem

bab

Be

lan

ja L

ai a

ya R

upi

ah NIu

ml

Tab

un

Angg

ara

n Y

ang L

alu

Pen

erim

aan

Kem

bali

Bel

anj

a Lak

inya

Pirt

jam

an

bum

Neg

ev;

Tat

um A

ngg

ara

n Y

ang

Lal

u

Pen

edm

aa

n K

em

bag

Bel

anj

a L

alnn

ya lib

ah Ta

bun

Ang

gara

n Y

ang

Lal

u

Pen

edm

aan

Kem

bai

Bel

anj

a S

wad

ana

Tab

un

ang

gar

an Y

ang

La

lu

Pen

etim

aa

n K

emba

g Bel

anja

La

lmya

Tab

un

Ang

gara

n Y

ang L

alu

IUT

AN

G

VtF

ILIP

'A I

MIN

rw

rim

noar

o•

r

Pend

apa

tan

Pek

.1113

580 G

ang

Rug'

ala

s K

en

tgia

n y

ang

cfut

erila

oleh

Nega

m 4

Ma

sukT

P/T

GR

)

• • •

, o

r, .., .. 0, ...... N r) 0, Of CI 0 0> CA CP r3 CO

2 0—Nr,...nv 2 t2

Page 167: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Petunjuk Pengisian

1) 6/Hsi jumlah kelompok pendapatan 1.1 + 1.2

2) Disi jumlah pendapatan sesuai Sub kelompok pendapatan

3) Diisi jumlah kelompok pendapatan 11.1+ 11.2 + 11.3

2a) Diisi jumlah pendapatan dari jenis kegiatan Pelayanan Pertanahan

4) Diisi jumlah kelompok pendapatan 111.1

5) Diisi jumlah kelompok pendapatan IV.1 + IV.2

6) Diisi jumlah seluruh pendapatan ( I + II + III + IV )

Page 168: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

2 et.

aZ

cu

Z g

z

Z

0.= • < <

cd Z g O z a. 5

5 0. 0.

e N

fa fa

ra

WaT

ER

HA

DA

P I

T

AR

GE

T

I

0 vl

I

i—c = a 5 gi .1.4 = -.1 0 LP, C n C

al

RE

AL

ISA

SI

TR

IWU

LA

NIV

02

RE

AL

LSA

SI

TR

IWU

LA

N

I.

RE

AL

ISA

SI

TR

IWU

LA

N II

V)

1-4 •-• 41 Z 4(< SO —I n D

W I% . r-

10

TA

RG

ET

PN

BP

JE

NIS

PN

BP

(P

ER

MA

P)

PI

a _lers a a a .0to

9 N N J

jj CD t

F )... A ›. .

-a-, . w A w 0. . a A o. i 0 a_ IP

end

ap

atan

Sew

a R

umah

Din

as/R

umah

Nege

ri

Pen

dap

atan s

ewa

ged

ung,

ban

guna

n dan g

udan

g

Pen

dap

atan S

ewa

Ben

da-b

enda

Tak B

erge

rak

Lain

nya

IPen

dap

ata

n P

elaya

nan

Pe

rtana

han

I ,'Pend

ap

atan J

asa

Lem

baga

Ke

uang

an (Ja

sa G

iro)

Pe

ndap

atan

Jasa

La

inny

a P

endap

ata

n U

ang

Pen

didi

kan

J P

ene

rimaa

n K

emba

li Bel

an

ja P

egaw

ai

Pu

sat Tah

un A

ngga

ran

yang

La

in

Ct

Pen

erim

aa

n k

em

bali

Bel

an

ja P

ensi

un T

ah

un

Ang

gar

an y

an

g L

alu

Penerim

aan

Ke

mba

li B

elan

ja L

ain

nya

Rup

iah

Mum

i Tah

un

Ang

gara

n y

an

g L

alu

Pene

rimaa

n K

embali Bel

anja

La

inny

a P

inja

man L

uar

Ne

geri T

ah

un A

ngg

ara

n Y

ang

La

lu

Pen

erim

aan

Ke

mba

li

Bel

anja

La

inny

a H

ibah Tah

un A

ngga

ran

Yan

g L

alu

Pen

erim

aan

Kem

bali Bel

anja

Sw

ada

na T

ahu

n A

ngg

aran

Yan

g La

lu

Pen

dapa

tan

Pelu

nasa

n G

anti

Rug

i ala

s K

erug

ian

yang

did

erita

etch Neg

ara

(Mas

uk T

GR

)

t 5 X

LIJ 0 0 bg

Vi CA 0; Oe .-- N. v- .— N en v ■41 OD CO NVVV.— NI N N 7, 'cii '0 7 ) or c ,7 .1-cn '5 '-o) en. en cn re en ce, en ce) el en en en en en en NNINNNNNNNNNNNNOJN V V V V V V V V V V V V V V V

CV

crii en V*

2 ar. vl .— N r) v w r-. co a> ° ''' " " v 'a '° ,_ r. T. ,_ ,_ T. ,_ ,_

KE

PA

LA

KA

NT

OR

WIL

AY

AH

BA

DA

N P

ER

TA

NA

HA

N N

AS

ION

AL

Page 169: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

%T

ER

HA

DA

P

TA

RG

ET

= Q

2= =

CC

RE

AU

SA

SI

TR

IWU

LAN

IV

I

I I

I 1

RE

AU

SA

SI

TR

IWU

LA

N III

i

I

- RE

AL

ISA

SI

TR

IWU

LA

N II

III

RE

ALIS

AS

I T

RIW

ULA

N I

1

1

1

1

1

,

1

TA

RG

ET

PN

BP

J

EN

IS PN

BP

(PE

RM

AP

)

11. K

anto

r W

Ilayah

BP

N Pro

pIn

si

Pend

ap

ata

n P

enju

ala

n M

et Lain

nya

yang B

ede

bih

/Rusa

k/D

ihapusk

an

Pen

dap

ata

n S

ew

a R

um

ah Din

as/

Ru

mah !g

egen

Pen

dap

ata

n s

ew

a g

edun

g, b

angu

nan

dan g

udang

I Pend

ap

ata

n S

ew

a B

end

a-b

end

a T

ak B

erg

erak La

innya

Pen

dapa

tan

Pel

aya

nan P

ert

an

ahan

Pend

ap

ata

n J

asa

Le

mbag

a K

euanga

n (

Jasa

Giro)

an

a P

ega

wai

Pu

sat Ta

hun A

ngg

ara

n y

ang L

alu

a P

ensi

un T

ah

un

Angg

ara

n y

ang L

alu

ja L

ain

nya

Ru

piah

Mu

mi

Ta

hun A

ng

gara

n y

ang L

alu

Lain

nya

Pin

jam

an L

uar W

aged

Tah

un

An

gg

ara

n Y

ang L

alu

jPen

erim

aan

Ke

mbali

Bel

an

ja L

ain

nya

Hib

ah Ta

hun A

ng

ga

ran

Yan

g La

hr

Pe

ndap

ata

n P

elu

na

san

Ga

nti

Ru

gi a

las

Ker

ugia

nya

ng d

ideri

ta o

leh Nega

rajM

asuk TG

R)

JUM

LA

H

2. K

anto

r P

ert

an

ahan K

abup

ate

n/K

ota

Pen

dap

ata

n P

en

jua

lan M

et Lain

nya

yang B

erle

bih

/Ru

saW

Dih

ap

usk

an

Pen

dap

atan S

ew

a R

um

ah

Din

as/

Ru

ma

h N

e•e

ri

Pend

ap

ata

n s

ew

a g

eduno b

angunan d

an g

udang

P

end

ap

atan

Sew

a B

end

a-b

end

a T

ak B

erg

erak La

innya

Pe

ndap

atan

Jasa

Lem

baga K

eu

an

ga

n (

Jasa

Pe

ndap

atan U

an

g P

end

idtk

an

Pe

ne

rima

an

kem

bali Bel

anja

Pe

ga

wai

Pu

sat Tah

un

An

gg

aran y

an

g L

alu

Penerim

aa

n k

emba

li B

ela

nja

Pe

nsiu

n T

ahu

n A

ngg

aran y

ang L

alu

Pe

nerim

aa

n K

em

bali Bel

anja

La

innya

Ru

piah

Mu

mi

Ta

hun A

ngg

ara

n y

an

g L

alu

Pe

nerim

aa

n K

em

bali

Bel

anja

Lain

nya

Piri

am

an L

uar N

e.e

ri

Ta

hun M

• • a

ran

Ya

ng

Lalu

Pe

ner

ima

an K

em

bali Bel

an

ja L

ain

nya

Hib

ah Ta

hu

n A

ng

ga

ran

Ya

ng

La

lu

Pen

erim

aan K

em

bali Bel

anja

Sw

ada

na T

ah

un

An

gg

an

Yan

g La

lu

Pe

ne

rima

an

Ke

mba

li B

elanja

La

innya

Tah

un

Ang

gara

n Y

an

g L

alu

Pend

ap

ata

n P

elu

nasa

n G

anti

Ru

gi a

tas

Ker

ugi

an y

ang

did

erita

oleh

Neg

ara

(M

asu

k TG

R)

JU

MLA

H

Pe

ner

ima

an

ke

mbali Bel

anj

Pe

ner

ima

an

kem

bali Bel

anj

sc NVYNI OrN0,0,.......,—,—NM,SNUDON

F,Frirliv,W,P,P, NNNNNNNNNNNNNNNN ..rerV*VVY4—ettfl-4—.7—q—ct

- •- NO ,,,,mm minmenmmm

N 0, 0) 01 0) NOV,, .-

Y VVVV

04 -NM

04

V

0, N

MMMMVIMMMCIMMMMCOMM NNNNNNNNNNNNNNNN

N

LO 0) 0)

VOVV ,ItVtIVV

....... 07 ,t It) 0 cn c.4

N 0) 0) 0) 01 0) cn

.-NCIVCONWO°'-C‘"”W"".- rNMVCON.COM °r-Nr""""-

• -Jro QZ

1

1: O 0 .00C 4C1. zz za < 03 =r Q gc z>.

hc,§ zo ‹, oz ;g4

Page 170: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

0 1-

I ; 1

0

co

I--

w

N

4*

3. K

ant

or

Pert

anahan K

ab

up

ate

n/K

ota

inprid

anat

an

Peniv

ala

n A

set Lai

nnya

yan

g B

erle

bih

/Rus

akiD

iha

pusk

an

Pe

ndap

atan

Sew

a R

umah

Din

as/

Rum

ah

Neg

ed

Pe

ndanala

n s

ew

a a

ed

unq. b

angu

nan

dan

guda

ng

Pe

ndap

atan

Sew

a B

end

a-b

end

a T

ak B

erge

rak La

inny

a

opnc

iana

tan

Pp

lava

nan

Per

tana

han

ipan

eT

h7

n:tcn

.lnca

l em

baaa

Ke

uarm

an H

asa

Giro)

> C

I 2 I J

I CO

1 1 C ct li 1c It

2 j i .n

) N

iPe

ndan

atan

Ua

nn

Pe

ndid

ikan

-

.

el

Pen

erim

aa

n k

em

bali Bel

anj

a P

egaw

ai

Pus

at T

ahu

n A

ngg

ara

n y

ang L

alu

IPen

erim

aan

kem

bali

Bel

anj

a P

ensi

un T

ah

un A

ngg

ara

n y

ang L

alu

a L

ainn

ya R

upi

ah M

umi T

ah

un

Angg

ara

n y

ang L

alu

a L

ainn

ya P

inja

man L

uar N

egeri

Tah

un A

ng

gara

n Y

ang L

alu

a L

ainn

ya H

iba

h T

ahu

n A

ngg

aran

Yang L

alu

a S

wad

ana

Ta

hu

n A

ngga

ran Y

ang

Lal

u

a L

ain

nya

Ta

hun

Ang

gara

n Y

ang

Lalu

Pen

dap

atan P

eluna

san G

anti

Rug

i ata

s K

erug

lan y

ang

did

erita

ole

h N

ega

ra (

Mas

uk TG

R)

... o 4

JUM

LA

H

JU

MLA

H I sld

v

Pen

edm

aan

Kem

bali

Gal

an]

Pen

edm

aan K

em

bali Bel

anj

Pe

nedm

aan K

em

bali

Bel

anj

P

ene

dmaa

n K

embali Bel

anj

P

ene

rimaa

n K

emb

ali

Bel

anj

csi 0) r CNI 0) 0) r r r N 1r V V r N CO r .- ... r NNN L0 r) coC, CI ca 0 cc/ (a n

It Nt 11 NI" 1-4 V' <I' NNNNNNNCINNNNNNNN

r r 0) m

111'

CY •-• 0) c”

Cr, el' L0 r r r 01 cn cn er? C) Cf)

rct 11' V'

tD r 0) r)

tl

CI r 0) r)

11°

N N cn 07

V'

1- II+ el 14-1C0 CM Or , ,2 .7..1 ; ,... at

KE

PA

LA

KA

NW

IL B

AD

AN

PE

RT

AN

AH

AN

NA

SIO

NA

LP

RO

PIN

SI

Page 171: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

REKAPITULASI LAPORAN REAUSASI PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PMAK TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN

Lampiran 25

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI

KODE

1

JENIS PNBP (PERMAP) TARGET PNBP PERKIRAAN

S/D TRIWULAN IV 2 3 4

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lalnnya yang Berleblh/Rusak/Dihapuskan 423141 Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Neged 423142 Pendapatan sewa gedung bangunan dan gudang

Pendapatan Sawa Benda-benda Tak Bergerak Lalnnya 423149 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan 423221 Pendapatan 3asa Lembaga Keuangan (jasa Giro) 423291 Pendapatan Ina Lainnya 423511 Pendapatan Uang Pendidikan 423911 Penedmaan kemball Belanja Pegawal Pusat Tahun Anggaran yang Lalu 423912 Penedmaan kemball Belanja Penslun Tahun Anggaran yang Lalu 423913 Penedmaan Kemball Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Anggaran yang Lalu 423914 Penedmaan Kemball Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negerl Tahun Anqqaran Yang Lalu 423915 Penedmaan Kemball Belanja Lalnnya Hlbah Tahun Anggaran Yang Lalu 423916 Penedmaan Kemball Belanja Swadana Tahun Anqqaran Yang Lalu 423919 Penedmaan Kemball Belanla Lainnya Tahun Anggaran Yana Lalu 423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang cliderita oleh Negara (Masuk TGR)

3 UMLAH

KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Page 172: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

LAPORAN PERKIFtAAN REALISASI PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK S/D TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KANTOR WI ..._ •

KODE

___ .

JENIS PNBP (PERMAP) TARGET PNBP PERKIRAAN S/D TRiwULAN Iv

2 a 4 1. Kantor WIlayah BPN PropInel

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berleblh/Rusak/Dihapuskan 423141 Pendapatan Sewa Rumah DInas/Rumah Negeri

Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang 423142 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan

Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 423221 423291 Pendapatan Jasa Lainnya

Pendapatan Uanq Pendidikan Penerlmaan kembali Belanja Pegawai Pusat Tahun Anggaran yang Lalu Penerimaan kemball Belanja Penslun Tahun Anggaran yang Lalu

423511 423911 423912 423913 Penerimaan Kemball Belanja Lalnnya Rupiah Mum' Tahun Angqaran yang Lalu 423914 Penedmaan Kemball Belanja Lainnya Pinjaman Luar Neged Tahun Anggaran Yang Lalu 423915 Penerimaan Kemball Belanja Lalnnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu 423916 Penerimaan Kemball Belanja Swadana Tahun Anggaran Yang Lalu 423919 Penerimaan Kemball Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu

Pendapatan Pelunasan Gant' Rugi atas Kenigian yang diderita oleh Negara (Masuk TGR) 423922

JUMLAH

2. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Bedebih/Rusak/Dihapuskan 423141 Pendapatan Sewa Rumah DInas/Rumah Negeri 423142 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya 423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 423291 Pendapatan Jasa Lainnya

Pendapatan Uang Pendidikan 423511 423911 Penerimaan kemball Belanja Pegawal Pusat Tahun Anggaran yang Lalu

Penerimaan kemball Bela* Penslun Tahun Angqaran yang Lalu 423912 423913 Penedmaan Kemball Belanja Lainnya Rupiah Murni Tahun Angqaran yang Lalu 423914 Penerimaan Kemball Bela* Lainnya Pinjaman Luar Neged Tahun Anggaran Yang Lalu 423915 Penerimaan Kemball Belania Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu

Penerimaan Kemball Belanja Swadana Tahun Angqaran Yang Lalu 423916 423919 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Angqaran Yang Lalu 423922 Pendapatan Pelunasan Gantt Rugl atas Keruglan yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

JUMLAH

3. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berieblh/Rusak/DIhapuskan Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri 423141

423142 Pendapatan sewa gedung, banqunan dan gudang 423149 Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya

Pendapatan Pelayanan Pertanahan 423219 423221 Pendapatan Jasa Lembaqa Keuangan (Jasa Giro)

Pendapatan Jasa Lainnya 423291 423511 Pendapatan Uang Pendidikan 423911 Penerimaan kemball Belanja Pegawal Pusat Tahun Anggaran yang Lalu 423912 Penedmaan kemball Belanja Penslun Tahun Anggaran yang Lalu 423913 Penedmaan Kemball Belanja Lainnya Ruplah Muml Tahun Anggaran yang Lalu 423914 Penerimaan Kemball Belanja Lainnya Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Yang Lalu 423915 Penedmaan 'Cornball Belanja Lainnya Hibah Tahun Anggaran Yang Lalu 423916 Penerimaan Kemball Belanja Swadana Tahun Angqaran Yang Lalu 423919 Penedmaan Kemball Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu 423922 Pendapatan Pelunasan Gant' Rugi atas Keruglan yang diderita oleh Negara (Masuk TGR)

JUMLAH JUMLAH 'I aid 3

KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

NIP.

Page 173: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

LAAviran ae

SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI

I. LINGKUNGAN PENGENDALIAN

No. Uraian Ya Tidak Keterangan 1. Surat Keputusan Unit Akuntansi Instansi (SAI) SAK 2. Surat Keputusan Unit Akuntansi Instansi (SAI) SIMAK BMN 3. Struktur Organisasi Unit Akuntansi

Instansi (SAK) sesuai Perdirjen Perbendaharaan No. PER- 65/PB/2010 4. Struktur Organisasi Unit Akuntansi

Instansi :(SIMAK BMN) sesuai PMK No. 171/PMK.05/2007

5. Job Diskription Unit Akuntansi Instansi 6. Bagan Alur (flow chart) mekanisme Pelaporan Keuangan 7. Koordinasi dengan KPPN dan KPKNL 8. Pengelolaan Blanko Akta PPAT dan

Blanko Sertipikat di Bagian/Sub Bagian Tata Usaha 9. Telah melaksanakan Aplikasi SAK, SIMAK-BMN dan Persediaan 10. Pelaksana Unit Akuntansi Instansi

sudah mendapat pendidikan dan pelatihan

II. PENILAIAN RISIKO

No. Uraian A. Organisasi

Ya Tidak Keterangan

1. Pemisahan fungsi UAKPA dan UAPPA-W

B. SAK 1. akun

Entry data Belanja sudah sesuai

2. akun

Entry data pendapatan sudah sesuai

3. RekOnsiliasi yang tidak sama antara data SAU dengan SAI segera diperbaiki

4. Realisasi Belanja sama dengan fisik SP2D dan BAR

5. Realisasi pendapatan sama dengan SSBP dan BAR

6. Kas di Bendahara Pengeluaran sama dengan Uang Persediaan yang belum dipertanggungjawabkan/ disetor ke Kas Negara

7. Kas di Bendahara Penerima sama dengan penerimaan negara yang belum disetor

Page 174: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

8. Pencatatan TGR jatuh tempo 12 bulan dalam aset lancar

9. Pencatatan TGR lebih dari 12 bulan dalam aset lainnya

C. SIMAK BMN 10. Rekonsiliasi aset yang tidak sama

antara data UAPPBW dengan DJKN segera diperbaiki

11. Seluruh Aset tetap dicatat dalam SIMAK BMN

12. Aset tetap yang tidak masuk dalam SIMAK BMN dijelaskan dalam CaLK

13. Met dengan kondisi Rusak Berat segera dihapuskan dari SIMAK BMN

14. Belanja barang dan belanja pemeliharaan yang memenuhi syarat kapitalisasi aset dimasukkan dalam kategori belanja modal (Perdirjen Perbendaharaan No. PER- 33/PB/2008 tanggal 22 Jul 2008).

15. Nilai aset tetap sama dengan Laporan BMN dan BAR

16. Mai aset tetap lainnya sama dengan Laporan BMN dan BAR

17. Nilai aset lainnya sama dengan Laporan BMN dan BAR

D. PERSEDIAAN 18. Blanko Akta PPAT dan blanko

sertipikat sudah dimasukkan dalam akun persediaan

19. Pencatatan barang persediaan pada saat transaksi

III. KEGIATAN PENGENDALIAN

No. Uraian Ya Tidak Keterangan 1. Format Laporan Keuangan sesuai

Perdirjen 65/PB/2010 Lampiran IVa 2. Verifikasi dan Koreksi setiap akun LRA

dan neraca serta CaLK 3. Laporan Keuangan dan Barang Milik

negara disampaikan tepat waktu 4. Laporan Keuangan dan Barang Milik

Negara Lengkap. 5. Inventarisasi Barang Milik Negara 6. Revaluasi Barang Milk Negara 7. Opname Fisik Barang Persediaan 8. Pengelolaan dana. Pengguna lainnya

dilaporkan dalam CaLK 9. Tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP

dan BPK dilaporkan dalam CaLK

Page 175: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

IV. INFORMASI DAN KOMUNIKASI

No. Uraian Ya Tidak Keterangan 1. Rekonsiliasi SAKPA 2. Rekonsiliasi SIMAK-BMN dan

persediaan 3. Rekonsiliasi Internal SAKPA-SIMAK

BMN setiap bulan 4. Surat Edaran ke Satker mengenai

Laporan Keuangan dan Laporan BMN 5. Sosialisasi penyusunan Laporan

Keuangan

V. PEMANTAUAN

No. Uraian Ya Tidak Keterangan 1. Monitoring penyampaian Laporan

Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara secara tepat waktu

2. Monitoring kelengkapan Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara (ADK,BAR,CaLK, Laporan Kuasa Pengguna,Catatan Ringkas Barang)

3. Evaluasi terhadap pengendalian intern dilakukan secara berkala dan kelemahan yang ditemukan segera dicarikan solusinya.

4. Seluruh temuan audit dan reviu lainnya ditindaklanjuti dan dilaksanakan tindakan perbaikannya.

I

Page 176: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

LAPO

RAN

DA

FTA

R R

EK

EN

1NG

KA

NT

OR

PE

RT

AN

AH

AN

BA

DA

N PE

RT

AN

AH

AN

NA

S1O

NA

L

0

-o =

2 CO

azi 4,2

00

to cn

cal 4)

No

mo

r P

erse

tuju

an

Pen

ggun

aan

Rek

enin

g da

ri K

PPN

Ata

s N

ama

IN

ama

Ban

k N

omor

Rek

enin

g

1.- a) S tri v)

a Z

S C

'E. E

Ct

C C

Ct z C Ct _t Ct co

ci -o

Cd cO

Ii

ci Ci

ci t

Cd

Page 177: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

Ct N_

• (.7) cd (.)

C.> 1:4

Nom

or P

erse

tuju

an

Pen

ggun

aan

Rek

enin

g da

ri K

PP

N

I

Ata

s N

ama

Nam

a B

ank

Nom

or R

eken

ing

I- tr)

-Y 03 ll)

O Z

CO N C

5.

.5. > 03 2 -5 O. CO

Page 178: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

N N =

Mt (I)

.65

• iri cd v) ...-

T.:1 2

Nom

or P

erse

tuju

an

Peng

guna

an R

eken

ing

dar i

KP

PN

A

tas

Nam

a N

ama

Ban

k N

omor

Rek

enin

g

L a)

.-Y Cd Co

2

1

Page 179: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014

allimMEM

0 cc a

E co

05

It] 0-

3 'En

n

c E -5. 2 2-z SI " c . it m

“ a .)

'agte m e g 7 Le) o. Li) cc, zS,

es es cam it m gggg gM i kLt i ZZZZ Ziga g 00

- ouvora^"3 - Wrg=t1ng t4b4 2,-. sc3 1 (4 t ....

< 0000.1011...? g§g§,E§g2e. oe, zzzzzzga:IY.z

Bob

ot

Tert

imb

an

g

(N

cG

,•.": ... a

E

cod

a m c

a.

a. _

^.-.- 0-... .0

—1 a

—_ c

t5 a 2

0'

m I-..

i i

t''

E

a. Z a. r.

0 .-4

a. ‘0

,

ae TA

a it

N .1.

C., E o

m

a 5 0 2 2 en

E E 00 0 C c

7

r.

L'L

Page 180: Juknis Pedoman Pelaksanaan Anggaran Dan Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) TA 2014